Dokumen tersebut membahas tentang carbon pricing dan kesiapan penerapannya di Indonesia. Secara ringkas, dokumen tersebut menjelaskan pengertian carbon pricing, contoh penerapannya di berbagai negara, peluang dan tantangan penerapannya di Indonesia, serta peran perdagangan karbon dalam kerangka Paris Agreement.
Carbon Pricing dan kesiapan penerapannya di Indonesia
1. Carbon Pricing dan Kesiapan Penerapannya
KEMENTERIAN
LINGKUNGAN HIDUP
DAN KEHUTANAN
KEMENTERIAN
KOORDINATOR
BIDANG PEREKONOMIAN
KEMENTERIAN
PPN / BAPPENAS
KEMENTERIAN
ENERGI DAN SUMBER
DAYA MINERAL
KEMENTERIAN
PERINDUSTRIAN
KEMENTERIAN
KEUANGAN
PT. PLN
(PERSERO)
UNDP
INDONESIA
2. • Pengertian Carbon Pricing
• Penerapan Carbon Pricing di Dunia
• Peluang dan Tantangan Penerapan Carbon Pricing Domestik
• Perdagangan Karbon dalam Paris Agreement
KEMENTERIAN
KOORDINATOR
BIDANG PEREKONOMIAN
UNDP
INDONESIA
Outline
3. Apa itu Carbon Pricing?
• Pemberian harga (valuasi) atas emisi gas rumah kaca a.k.a karbon.
• Instrumen yang disukai ekonom untuk mengubah perilaku ekonomi atas suatu barang/jasa:
• Harga sebagai sinyal untuk aktivitas ekonomi
• Problem: Harga ≠ Nilai
• Ironisnya, banyak hal yang bernilai tetapi tidak punya harga
• Intervensi kebijakan untuk "market failure" dengan memanfaatkan kekuatan pasar.
• Praktek dari "polluters-pay-principle".
• Dapat menjadi sumber pendapatan bagi Pemerintah.
• Komisi ahli di Carbon Pricing Leadership Coalition berpendapat bahwa menjaga pemanasan global di
bawah 2 derajat Celcius memerlukan harga karbon sebesar USD 50-100 per ton karbon dioksida di
tahun 2030.
KEMENTERIAN
KOORDINATOR
BIDANG PEREKONOMIAN
UNDP
INDONESIA
4. Jenis-jenis Carbon Pricing
• Secara sederhana
dapat digolongkan
sebagai mekanisme
langsung
(pajak/cukai
karbon,
subsidi/RBP) dan
tidak langsung
(perdagangan
karbon).
• Payung hukum:
Peraturan
Pemerintah No.
46/2017 tentang
Instrumen
Ekonomi
Lingkungan Hidup
KEMENTERIAN
KOORDINATOR
BIDANG PEREKONOMIAN
UNDP
INDONESIA
5. Perdagangan Karbon
Non Perdagangan:
Tidak ada perpindahan hak atas karbon
Jenis-jenis Carbon Pricing KEMENTERIAN
KOORDINATOR
BIDANG PEREKONOMIAN
UNDP
INDONESIA
Pajak Karbon
Kandungan
Karbon
Emisi GRK
Result-Based
Payment
Negosiasi
Lelang
Perdagangan Izin Emisi (cap and trade)
Batas Atas Emisi
(emission cap)
A
B
A mempunyai
surplus izin
emisi yang
dijual ke B
A B
Offset Karbon
6. Kenapa Carbon Pricing? KEMENTERIAN
KOORDINATOR
BIDANG PEREKONOMIAN
UNDP
INDONESIA
Setiap pelaku mempunyai biaya mitigasi yang berbeda!
Kedua pelaku menghasilkan jumlah pengurangan emisi
yang sama dengan biaya yang berbeda!
Kedua pelaku menghasilkan jumlah pengurangan emisi yang
berbeda dengan biaya yang sama!
Upaya mitigasi dengan biaya yang lebih rendah akan selalu
dilakukan terlebih dahulu sehingga total biaya mitigasi akan
lebih rendah (cost-effective).
7. • Pengertian Carbon Pricing
• Penerapan Carbon Pricing di Dunia
• Peluang dan Tantangan Penerapan Carbon Pricing Domestik
• Perdagangan Karbon dalam Paris Agreement
KEMENTERIAN
KOORDINATOR
BIDANG PEREKONOMIAN
UNDP
INDONESIA
Outline
8. Penerapan Carbon Pricing di
Dunia KEMENTERIAN
KOORDINATOR
BIDANG PEREKONOMIAN
UNDP
INDONESIA
Sumber: State and Trends of Carbon Pricing 2019, World Bank
9. Peta Penerapan Carbon Pricing KEMENTERIAN
KOORDINATOR
BIDANG PEREKONOMIAN
UNDP
INDONESIA
Sumber: State and Trends of Carbon Pricing 2019, World Bank
10. Harga Karbon di
berbagai Kebijakan
Carbon Pricing
KEMENTERIAN
KOORDINATOR
BIDANG PEREKONOMIAN
UNDP
INDONESIA
Sumber: State and Trends of Carbon Pricing 2019, World Bank
11. Partnership for Market
Readiness
• Program global yang dikelola Bank Dunia untuk meningkatkan kesiapan negara-negara peserta
dalam merencanakan dan/atau menerapkan carbon pricing.
• Berjalan di Indonesia sejak 2017 dalam koordinasi Kemenko Perekonomian dengan lingkup sektoral
pembangkitan listrik dan industri lahap energi dan tiga fokus kegiatan sebagai berikut:
• Pembuatan profil emisi GRK sektor dan sub sektor
• Peningkatan sistem pemantauan, pelaporan, dan verifikasi (MRV) inventori GRK
• Identifikasi opsi-opsi carbon pricing dan pengembangannya
KEMENTERIAN
KOORDINATOR
BIDANG PEREKONOMIAN
UNDP
INDONESIA
Website PMR global: www.thepmr.org Website PMR Indonesia: www.pmr-indonesia.org
12. • Pengertian Carbon Pricing
• Penerapan Carbon Pricing di Dunia
• Peluang dan Tantangan Penerapan Carbon Pricing Domestik
• Perdagangan Karbon dalam Paris Agreement
KEMENTERIAN
KOORDINATOR
BIDANG PEREKONOMIAN
UNDP
INDONESIA
Outline
13. Kesiapan Carbon Pricing
Domestik KEMENTERIAN
KOORDINATOR
BIDANG PEREKONOMIAN
UNDP
INDONESIA
• Indonesia telah memiliki
kesiapan kebijakan dan
teknis untuk ujicoba
penerapan carbon
pricing.
• Kesiapan kelembagaan
perlu ditingkatkan untuk
dapat mengantisipasi isu-
isu yang mengemuka
seperti dampaknya
terhadap harga
barang/jasa, daya beli
masyarakat dan daya
saing industri.
14. Kajian Opsi Instrumen Berbasis
Pasar
Berisikan berbagai informasi dan analisa untuk membantu Pemerintah
memilih, merancang dan menerapkan instrumen berbasis pasar karbon,
antara lain:
a. Kondisi pasar karbon global terkini
b. Jenis-jenis instrumen pasar karbon dan potensi pemanfaatannya
dalam konteks Indonesia
c. Pembelajaran dari penerapan instrumen pasar karbon di berbagai
negara
d. Kesiapan kebijakan eksisting untuk penerapan instrumen pasar karbon
e. Kajian skenario penerapan instrumen pasar karbon yaitu:
• Cap and trade
• Sertifikat energi efisiensi
• Cap and tax
• Offset karbon
f. Peta jalan pengembangan
KEMENTERIAN
KOORDINATOR
BIDANG PEREKONOMIAN
UNDP
INDONESIA
15. Ringkasan Hasil Kajian KEMENTERIAN
KOORDINATOR
BIDANG PEREKONOMIAN
UNDP
INDONESIA
Skenario
Cakupan
sektor
Tingkat
peserta
Penurunan
emisi
Harga karbon
Kenaikan
harga produk
Dampak
terhadap PDB
Pro/Cons*
ETS / cap
and trade
Pembangkit,
Semen,
Pupuk, Pulp &
Kertas
Instalasi 2,91 s.d.
58,13
MtCO2
Rp 2.387 -
Rp 189.120
per tCO2
-0,01% s.d.
14,16%
0,002% -
0,0019%
• Relatif sulit dikembangkan
sistemnya
• Kepastian jumlah
pengurangan emisi yang lebih
baik
• Sudah ada payung instrumen
ekonomi lingkungan hidup
Energy
Efficiency
Certificate
Pembangkit,
Semen,
Pupuk, Pulp &
Kertas
Instalasi 0,62 s.d.
12,33 TOE
(energi)
Rp 48.991 -
Rp 1.802.818
per TOE
(energi)
1% s.d.
32,61%
0% s.d. -0,11% • Sudah ada kewajiban
managemen energi
• Tidak bisa memberikan insentif
untuk seluruh aksi mitigasi
Cap and Tax Semen,
Pupuk, Pulp &
Kertas
Perusahaan 0,97 - 19,38
MtCO2
Rp 2.486 -
Rp 177.048
per tCO2
-0,01% s.d.
14,16%
0% • Mudah dikembangkan
sistemnya
• Tidak ada kepastian jumlah
pengurangan emisi
• Payung kebijakan sulit dibuat
Offset
mechanism
Semua sektor Aksi Mitigasi 120 MtCO2
pada harga
karbon USD
5/tCO2
- n/a n/a • Mudah dikembangkan
sistemnya
• Tidak ada kepastian jumlah
pengurangan emisi
16. Memilih Instrumen Pasar
• Keselarasan dengan kebijakan eksisting
• Dampak terhadap ekonomi
• Dampak terhadap emisi
• Dampak terhadap pembangunan rendah karbon
• Kemudahan penerapan (kelembagaan,
operasionalisasi, MRV, dan lain-lain)
• Kapasitas regulator dan operator
• Penerimaan calon regulator dan operator
• Penerimaan calon peserta
• Keberadaan contoh dan pembelajaran
• Kemungkinan linkage dengan sistem lain (domestik
dan internasional)
KEMENTERIAN
KOORDINATOR
BIDANG PEREKONOMIAN
UNDP
INDONESIA
Rekomendasi hasil studi:
Cap and Trade
17. Rencana Aksi Cap and Trade KEMENTERIAN
KOORDINATOR
BIDANG PEREKONOMIAN
UNDP
INDONESIA
Elemen Perencanaan Tindak Lanjut
Lingkup Sektoral Melakukan konsultasi dengan industri/asosiasi yang akan tercakup dalam fase
pertama untuk mengidentifikasi isu-isu dan mencari solusi atas concerns dari
industri.
Jenis GRK Mulai dengan CO2 dan secara bersamaan mempersiapkan tambahan cakupan
GRK jenis lainnya.
Tingkat peserta (point
of regulation)
Memastikan apakah tingkat peserta (instalasi atau perusahaan) yang digunakan
sudah sesuai dengan sistem MRV dan proses bisnis yang ada.
Batas keikutsertaan
(inclusion threshold)
Memastikan tata cara penentuan batas keikutsertaan (misalnya berdasarkan data
tahun terakhir atau rata-rata beberapa tahun terakhir) dan prosedur exit bila
peserta kemudian tidak lagi dalam threshold.
Kebijakan dan
Kelembagaan
Membuat aturan teknis yang memungkinkan pelaksanaan cap and trade, misalnya
prosedur dan pedoman yang dibutuhkan, dan memastikan keterlibatan sektor
melalui keterlibatan kementerian teknis masing-masing dalam kelembagaan cap
and trade.
18. Rencana Aksi Cap and Trade KEMENTERIAN
KOORDINATOR
BIDANG PEREKONOMIAN
UNDP
INDONESIA
Elemen Perencanaan Tindak Lanjut
MRV Memastikan sektor yang tercakup telah mempunyai sistem dan pedoman MRV
serta dapat melaksanakannya dengan baik.
Baseline Memastikan batas emisi yang diterapkan pada pelaku sudah selaras dengan
baseline dan target emisi sektor.
Cap Setting Menyepakati tatacara penentuan cap dan strategi penerapannya, misalnya
memulai dengan cap yang longgar untuk diperketat secara bertahap.
Alokasi izin emisi Menyepakati strategi alokasi izin emisi, misalnya apakah akan diberikan secara
gratis atau dengan lelang.
Opsi fleksibilitas Menyepakati kriteria, jumlah dan tata cara penggunaan unit karbon dari luar
cakupan cap and trade.
Ujicoba secara sukarela (voluntary pilot)
19. Peta Jalan Cap and Trade KEMENTERIAN
KOORDINATOR
BIDANG PEREKONOMIAN
UNDP
INDONESIA
2020 2021-2022 2023
20. • Pengertian Carbon Pricing
• Penerapan Carbon Pricing di Dunia
• Peluang dan Tantangan Penerapan Carbon Pricing Domestik
• Perdagangan Karbon dalam Paris Agreement
KEMENTERIAN
KOORDINATOR
BIDANG PEREKONOMIAN
UNDP
INDONESIA
Outline
21. Paris Agreement KEMENTERIAN
KOORDINATOR
BIDANG PEREKONOMIAN
UNDP
INDONESIA
Article 6:
• Kerjasama sukarela antar Pihak dapat
digunakan untuk meningkatkan ambisi
mitigasi.
• Penggunaan pengalihan hasil mitigasi
(Internationally Transferred Mitigation
Outcomes / ITMOs) untuk NDC harus
bersifat sukarela dan diotorisasi oleh
Pihak terkait.
• Penghindaran double counting.
• Pembentukan sustainable
development mechanism.
• Pembentukan kerangka kerja
pendekatan non-pasar.
CP21 Para. 36:
Meminta SBSTA untuk merumuskan panduan
corresponding adjustment untuk menghindari
double counting.
22. Potensi Pasar Karbon
Internasional KEMENTERIAN
KOORDINATOR
BIDANG PEREKONOMIAN
UNDP
INDONESIA
• UNEP Emission Gap Report memperkirakan komitmen saat ini masih kurang 15 Gt CO2
untuk target 2°C; dan kurang 32 Gt CO2 untuk target 1.5°C. Perlu peningkatan ambisi
NDC tiga kali lipat dan lima kali lipat untuk target 2°C dan 1.5°C.
• 134 negara menyebut instrumen pasar dan/atau carbon pricing dalam dokumen NDC-nya.
• Belum ada rulebook untuk pelaksanaan Article 6.
• Pasar karbon sukarela masih berjalan.
• Kesimpulan:
• Pasar karbon untuk pemenuhan NDC belum dapat berjalan.
• Perkiraan nilai pasar karbon di tahun 2030 adalah USD 58 - 400 milyar per tahun.
• Walaupun potensi tampak besar namun realisasinya sulit diperkirakan karena gap untuk target 2°C masih
sangat besar.
• Diperkirakan kerjasama karbon bilateral akan lebih menarik bagi banyak negara.
• Pasar karbon sukarela dan CORSIA dapat menjadi sumber insentif bagi aksi mitigasi selama tidak
mengganggu pencapaian target NDC.
23. Pasar Karbon Sukarela KEMENTERIAN
KOORDINATOR
BIDANG PEREKONOMIAN
UNDP
INDONESIA
• Pasar karbon sukarela relatif kecil namun masih
tumbuh dan di tahun 2018 mencapai total
volume 98,4 Mt CO2.
• Per 2019, ada 13 proyek pasar karbon sukarela
di Indonesia dengan jumlah karbon kredit yang
dihasilkan sebesar > 14 juta ton CO2. Sebagian
besarnya dari proyek kehutanan.
• Hasil dari perdagangan di pasar karbon sukarela
tidak dapat diklaim oleh negara pembeli untuk
NDC tanpa otorisasi dari negara penjual.
• Opsi offset di pasar sukarela dalam era non double counting Paris Agreement:
a) Offset dilakukan hanya bila negara asal tidak menghitung pengurangan emisi tersebut dalam
NDC-nya.
b) Bila negara pembeli tidak mengklaimnya dalam NDC (i.e. tidak mungkin tanpa otorisasi).
c) Dengan rekognisi dari negara asal.
24. Terimakasih
Laporan dan publikasi lainnya dapat diakses melalui:
www.pmr-indonesia.org/publikasi
KEMENTERIAN
LINGKUNGAN HIDUP
DAN KEHUTANAN
KEMENTERIAN
KOORDINATOR
BIDANG PEREKONOMIAN
KEMENTERIAN
PPN / BAPPENAS
KEMENTERIAN
ENERGI DAN SUMBER
DAYA MINERAL
KEMENTERIAN
PERINDUSTRIAN
KEMENTERIAN
KEUANGAN
PT. PLN
(PERSERO)
UNDP
INDONESIA