Konferensi 2005 membahas berbagai strategi defibrilasi seperti precordial thump, CPR sebelum defibrilasi, penggunaan AED, posisi elektroda, level energi shock, dan analisis bentuk gelombang. Tidak ditemukan level energi atau bentuk gelombang tertentu yang jelas lebih optimal, namun defibrilasi biphasic cenderung lebih efektif dalam terminasi VF dengan level energi yang sama atau lebih rendah dibandingkan monophasic.
1. PENDAHULUAN
Konsesus Konferensi 2005 mempertimbangkan
pertanyaan yang terkait dengan serangkaian
penghantaran shock dan penggunaan serta
keefektifan berbagai , bentuk gelombang dan
energi :
1) strategi sebelum defibrilasi,
2) 2 penggunaan defibrillator eksternal otomatis
AED
3) interface elektroda-pasien
2. 4) perangkaian setelah kegagalan shock
awal (yaitu shock kedua dan selanjutnya
dan topik –topik lainnya,
5) penggunaan bentuk gelombang
elektrokardiograpik (ECG)
3. Strategi sebelum defibrilasi
Precordial thump (ketukan precardial/dada)
Dalam 3 rangkaian kasus VF atau VT
tanpagetaran diubah menjadi ritme perfusi
melalui precordial thump
Suatu thump/ketukan yang efektif dihantarkan
melalui kepalan tangan tertutup dari ketinggian
sebesar 5 hingga 40 cm,
Komplikasi potensial dari precordial thump
mencakupdeteriorasi ritme,akselerasi kecepatan
VT manjadi VF,blok jantung komplit dan asistole
4. CPR sebelum defibrilasi
1½ hingga 3 menit periode CPR oleh
paramedis atau dokter sebelum defibrilasi
yang diusahakan memperbaiki hasil
sirkulasi spontan bagi orang dewasa
dengan VT atau VF jika interfal respon
pengiriman ke RS cepat dan waktu untuk
defibrilasi kurang lebih 4 hingga 5 mnt
(studi dan percobaan random)
5. Penggunaan AEDS
Sebuah study atas orang dewasa
dengan cardiac arrest di rumah sakit
dengan ritme shockable memperlihatkan
tingkat keluar dari rumah sakit dengan
selamat yang lebih tinggi jika diberikan
defibrillator melalui program AED
dibandingkan dengan defibrilator manual
saja.
6. Program AED seharusnya
mengoptimalkan fungsi AED (analisis
ritme dan shock), kesiapan batteri/aki
dan pad, kinerja operator, dan kinerja
sistem (misalnya, mock code, time to
shock, hasil).
7. Posisi dan Ukuran
Pedal/Pad Elekroda
Pedal dan pad elektroda
seharusnya ditempatkan pada
dada yang ter-expose dengan
posisi anterolateral. Posisi
alternatif yang bisa diterima
adalah anteroposterior (pedal
dan pad) dan apex-posterior
(pad).
8. Pada pasien yang berdada-besar tepat
untuk menempatkan pad (atau pedal)
elektroda kiri menyamping ke atau di
bawah dada kiri. Keberhasilan defibrilasi
bisa lebih tinggi dengan elektroda 12-cm
dibandingkan elektroda 8-cm. Elektroda
kecil (4,3 cm) bisa berbahaya; dapat
terjadi luka myocardial
9. Level Energi untuk Defibrilasi
Delapan studi klinis pada
manusia menerangkan level
energi shock pilihan biphasic awal
yang berkisar dari 100 J hingga
200 J dengan alat yang berbeda
tapi tanpa mendemonstrasikan
suatu level energi optimal secara
jelas.
10. Study klinis pada manusia tersebut
juga menerangkan penggunaan
level energi shock pilihan berikutnya
dengan alat berbeda untuk shock-
refectory VF/VT yang berkisar dari
150 J hingga 360 K tapi tanpa
mendemonstrasikan level energi
optimal secara jelas.
11. Tujuh lagi study laboratorium
pada pasien yang stabil
mengevaluasi terminasi yang
disebabkan VF dengan level
energi sebesar 115 J hingga 200
J.
12. 1-Shock Protocol Versus
3-Shock Sequence
Besaran keberhasilan shock awal atau
berikutnya tergantung pada kelompok
pasien khusus, ritme awal, dan hasil
yang dipertimbangkan. Keberhasilan
shock ditetapkan sebagai terminasi/akhir
VF selama > 5 second setelah shock.
Keberhasilan resusitasi bisa mencakup
ROSC dan bertahan hidup (survival)
hingga keluar rumah sakit
13. Analisis Bentuk-Gelombang
(Waveform Analysis )
defibrilasi dengan bentuk
gelombang biphasic, yang
menggunakan level energi yang
sama atau lebih rendah, adalah
kurang seefektif terminasi VF
sebagaimana untuk bentuk
gelombang monophasic.
14. Tidak ada bentuk gelombang
spesifik (baik monophasic maupun
biphasic) yang terkait secara
konsisten dengan insidensi ROSC
yang lebih besar atau tingkat keluar
rumah sakit yang lebih besar dari
cardiac arrest dibandingkan dengan
bentuk gelombang spesifik apa pun