Transistor adalah komponen elektronik penting yang digunakan sebagai penguat sinyal dan saklar dalam sirkuit analog dan digital. Dokumen ini menjelaskan karakteristik utama transistor seperti kurva tegangan-arus, kurva basis, kurva beta, dan garis beban transistor yang menentukan titik operasi transistor.
1. KARAKTERISTIK TRANSISTOR
Disususn oleh :
Agus Sugiharto (1410502063)
Dosen pembimbing:
R. Suryoto Edy Raharjo, S.T.,M.Eng.
Fakultas Teknik
UNIVERSITAS TIDAR
2. DAFTAR ISI
Daftar isi.............................................1
Pendahuluan ......................................2
Karakteristik transistor.....................3
a. Kurva Tegangan-Arus................4
b. Kurva basis.................................7
c. Kurva beta (β).....................................8
d. Garis beban ................................9
Penutup ..............................................12
1
3. PENDAHULUAN
Transistor adalah alat semikonduktor yang dipakai
sebagai penguat, sebagai sirkuit pemutus dan penyambung
(switching), stabilisasi tegangan, modulasi sinyal atau sebagai
fungsi lainnya. Transistor dapat berfungsi semacam kran listrik,
dimana berdasarkan arus inputnya (BJT) atau tegangan
inputnya (FET), memungkinkan pengaliran listrik yang sangat
akurat dari sirkuit sumber listriknya.
Transistor merupakan komponen yang sangat penting
dalam dunia elektronik modern. Dalam rangkaian analog,
transistor digunakan dalam amplifier (penguat). Rangkaian
analog melingkupi pengeras suara, sumber listrik stabil
(stabilisator) dan penguat sinyal radio. Dalam rangkaian-
rangkaian digital, transistor digunakan sebagai saklar
berkecepatan tinggi. Beberapa transistor juga dapat dirangkai
sedemikian rupa sehingga berfungsi sebagai logic gate, memori
dan fungsi rangkaian-rangkaian lainnya. 2
4. KARAKTERISTIK TRANSISTOR
Sebelum membahas karakteristik dan daerah kerja Transistor,
perlu disepakati terlebih dahulu beberapa simbol tegangan yang
terdapat pada Transistor. Rangkaian Transistor memiliki tiga tipe
tegangan. Ketiga tipe tegangan itu adalah:
Sumber Tegangan Transistor : VBB dan VCC
Tegangan Terminal Transistor : VB, Vc dan VE
Tegangan Lintas Persambungan : VBE, VCE, dan VCB
3
5. A. KURVA TEGANGAN-ARUS (V-I CURVE)
Kurva Tegangan-Arus (V-I Curve)
menggambarkan arus Kolektor, IC,
dengan tegangan lintas persambungan
Kolektor – Emiter, VCE, dimana harga-
harga tersebut diukur dengan arus Basis,
IB, yang berbeda-beda. Kurva tersebut
mengindikasikan bahwa terdapat 4
(empat) buah daerah operasi, yaitu:
Daerah Potong (Cutoff Region)
Daerah Saturasi (Saturation Region)
Daerah Aktif (Active Region), dan
Daerah Breakdown.
4
6. Daerah Potong:
Dioda Emiter diberi prategangan mundur. Akibatnya, tidak
terjadi pergerakan elektron, sehingga arus Basis, IB = 0.
Demikian juga, arus Kolektor, IC = 0, atau disebut ICEO (Arus
Kolektor ke Emiter dengan harga arus Basis adalah 0).
Daerah Saturasi
Dioda Emiter diberi prategangan maju. Dioda Kolektor
juga diberi prategangan maju. Akibatnya, arus Kolektor, IC,
akan mencapai harga maksimum, tanpa bergantung kepada
arus Basis, IB, dan βdc. Hal ini, menyebabkan Transistor
menjadi komponen yang tidak dapat dikendalikan. Untuk
menghindari daerah ini, Dioda Kolektor harus diberi prateganan
mundur, dengan tegangan melebihi VCE(sat), yaitu tegangan
yang menyebabkan Dioda Kolektor saturasi.
5
7. Daerah Aktif
Dioda Emiter diberi prategangan maju. Dioda Kolektor diberi
prategangan mundur. Terjadi sifat-sifat yang diinginkan, dimana:
IE = IC + IB atau IC = βdc IB atau IC = αdc IE
Daerah Breakdown
Dioda Kolektor diberiprategangan mundur yang melebihi
tegangan Breakdown-nya, BVCEO (tegangan breakdown dimana
tegangan Kolektor ke Emiter saat Arus Basis adalah nol).
Sehingga arus Kolektor, IC, melebihi spesifikasi yang dibolehkan.
Transistor dapat mengalami kerusakan.
6
8. B. KURVA BASIS
Gambar 1
Pada gambar 1, terlihat dengan menghubung singkat kolektor – emiter (VCE =
0) dan emiter diberi bias maju, karakteristik basis dioda. Semakin tinggi tegangan
reverse, maka semakin tipis lebar basis dan semakin tinggi beta DC. Pada suatu saat
tegangan reverse dinaikkan, hingga lebar basis menyempit maka daerah tersebut
dinamakan breakdown. Kondisi inilah yang dinamakan earlyeffect.
7
9. C. KURVA BETA (Β)
Kurva beta menunjukkan bagaimana nilai β berubah
dengan suhu dan arus kolektor. Nilai β bertambah dengan naiknya
suhu. Nilai β juga bertambah dengan naiknya arus kolektor IC.
Tetapi bila IC naik diluar nilai tertentu β akan turun.
8
10. D. GARIS BEBAN (LOAD LINE) TRANSISTOR
Garis Beban (load line) dapat digambarkan pada kurva
karakteristik (Kurva Dioda Kolektor) untuk memberikan pandangan yang
lebih banyak mengenai Transistor bekerja dan daerah operasinya.
Pendekatan pembuatan Grafik Beban Transistor sama dengan pembuatan
Grafik Beban pada Dioda
Jika terdapat sebuah rangkaian Transistor Common Emitter
seperti ditampilkan pada Gambar di bawah ini
Gambar Rangkaian Common Emitter
9
11. Maka dapat diturunkan persamaan pada putaran outputnya, yaitu:
Jika diasumsikan bahwa RE = 0, maka:
persamaan diatas adalah persamaan Garis Beban dari Transistor.
Pada persamaan Garis Beban dari Transistor, akan terdapat 2 (dua) buah titik penting, yaitu Titik
Saturasi (Saturation Point) dan Titik Potong (Cut off Point). Jika, VCE = 0, maka akan didapat
Titik Saturasi pada:
Sedangkan jika IC = 0, maka akan diketahui Titik Potongnya pada:
0 CCCECC VVRI , atau
10
12. Dari kedua titik tersebut, jika saling dihubungkan, akan didapat
Garis Beban sebagaimana tampak pada Gambar .Pada gambar
tersebut, bahwa Garis Beban akan memotong salah satu titik dari IB
pada daerah aktif. Titik potong inilah yang merupakan Titik Operasi
(operating point) dari Transistor.
Gambar Garis Beban dan Titik Operasi Transistor
11