SlideShare a Scribd company logo
1 of 13
Download to read offline
eJournal Pemerintahan Integratif, 2013, 1 (1): 38-50
ISSN 0000-0000, ejournal.pin.or.id
© Copyright 2013
PENINGKATAN KOMPETENSI GURU BIDANG
PENDIDIKAN DI KABUPATEN TANA TIDUNG
Jemmi Ardiansyah 1
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan kompetensi guru di
Kabupaten Tana Tidung. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan
kualitatif. Teknik pengambilan data melalui dokumentasi dan wawancara. Data
yang diperoleh di analisis untuk memperoleh hasil penelitian dengan cara
diidentifikasi masalah yang perlu pemecahan untuk menentukan kebijakan di
masa depan. Hasil penelitian menunjukan bahwa kompetensi guru di Kabupaten
Tana Tidung belum Maksimal karna masih banyaknya guru yang tidak layak
mengajar. Guru layak mengajar sebanyak 239 orang atau dengan persentase
49,07 sedangkan guru tidak layak mengajar sebanyak 248 orang atau dengan
persentase 50,92. Dengan kesimpulan kualifikasi akademik guru di Kabupaten
Tana Tidung sedang. Hal ini disebabkan karena adanya peningkatan kualifikasi
bahwa guru SD yang layak sebelumnya adalah mereka yang memiliki ijazah
Diploma II Kompetensi guru sudah baik karna sebagian basar sudah memenuhi
kriteria sesuai dengan Undang-undang no 14 Tahun 2005..
Kata Kunci: peningkatan kompetensi guru bidang pendidikan
Pendahuluan
Peningkatan kompetensi guru sebenarnya telah dilakukan oleh
Pemerintah Republik Indonesia, melalui berbagai bentuk kebijakan.
Ditetapkannya Undang Undang nomor 14 tahun 2005 tentang guru merupakan
dasar kebijakan untuk memperkuat eksistensi tenaga kependidikan sebagai
tenaga profesional, seperti profesi-profesi yang lainnya. Kualitas profesi tenaga
guru selalu diupayakan, baik melalui ketentuan kualifikasi pendidikannya
maupun kegiatan in-service training, dengan berbagai bentuknya, seperti:
pendidikan dan latihan (diklat), penataran dan pelibatan dalam berbagai seminar
untuk meng-update wawasannya dalam kompetensi pedagogik dan akademik.
1
Mahasiswa Program S1 Pemerintahan Integratif, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,
Universitas Mulawarman. Email: nama_pengarang@gmail.com
eJournal Pemerintahan Integratif, Volume 1, Nomor 1, 2013: 38-50
Peranan guru yang sangat penting dalam peningkatan kualitas pendidikan di
Indonesia sehingga Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan
Dosen pasal 1 guru adalah pendidik professional dengan tugas utama mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi
peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, dasar dan
menengah.
Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 16 Tahun 2007
tentang Standar Kompetensi Akademik dan Kompetensi guru dijelaskan bahwa
kualifikasi akademik guru SD/MI, SMP/MTs dan SMA/MA minimum diploma
empat(D-4) atau sarjana (S-1). Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
juga disebutkan bahwa guru harus menguasai empat kompetensi utama, yaitu
pedagogic, kepribadian, social dan professional. Keempat kompetensi ini
terintegrasi dalam kinerja guru.
Peningkatan mutu pendidikan saat ini menjadi salah satu wacana penting
yang mendesak untuk segera direalisasikan, apalagi dalam rangka
mempersiapkan diri guna menghadapi ketatnya persaingan era global. Dalam era
globalisasi ini, satu-satunya kualifikasi yang harus dipenuhi seluruh bangsa agar
mampu bersaing dalam kompetisi adalah dengan memiliki keunggulan
kompetitif, yakni terwujudnya sumber daya manusia yang berkualitas, tidak
hanya secara formal akademis, tetapi manusia yang memiliki pengetahuan dan
keahlian dalam suatu bidang tertentu. Komponen kunci dari upaya peningkatan
mutu pendidikan adalah keberadaan guru dan tenaga kependidikan. Guru
merupakan kunci dalam peningkatan mutu pendidikan dan mereka berada pada
posisi yang strategis bagi seluruh upaya reformasi pendidikan yang berorientasi
pada pencapaian kualitas.
Rendahnya kualifikasi pendidikan guru disebabkan oleh beragam factor,
pertama, rendahnya kesejahteraan guru. Gaji guru hanya cukup untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari, sehingga tidak ada alokasi dana untuk
melanjutkan pendidikan. Kedua, rendahnya kualitas, kualifikasi dan kompetensi
guru. Kompetensi guru yang rendah sering menjadi kendala guru untuk
memperoleh beasiswa yang jumlahnya terbatas, sehingga jangankan untuk
bersaing dalam tahap seleksi, untuk memenuhi persyaratan administrative saja
sudah tidak bisa. Ketiga, rendahnya komitmen guru untuk meraih pendidikan
lebih tinggi. Guru dapat melanjutkan sekolah dan menyelesaikan masalah
pendidikannya manakala dalam dirinya ada komitmen yang tinggi dan pemikiran
jauh kedepan. Guru rela hidup apa adanya, sederhana, demi meraih masa depan
yang lebih baik, karena ia yakin pendidikanlah yang dapat mengangkat harkat
dan martabat seorang guru. Singkatnya, guru yang rela menahan kesengsaraan
demi meraih kenikmatan di masa depan. Keempat, rendahnya motivasi guru
39
Peningkatan Kompetensi Guru di Kabupaten Tana Tidung (Jemmi Ardiansyah)
untuk meraih pendidikan lebih tinggi. Motivasi yang tinggi dapat mengalahkan
segala kendala yang melekat pada guru.
Rendahnya kualifikasi akademik dan kompetensi guru terjadi hampir di
seluruh wilayah Indonesia. Masih banyak guru yang belum berkualifikasi
akademik S-1 di Kabupaten Tana Tidung. Kondisi ini cukup memprihatinkan,
untuk itu diperlukan upaya lebih lanjut dalam rangka penyetaraan guru agar
sesuai dengan jenjang pendidikan yang dipersyaratkan pada UU No. 14/2005.
Sehingga Pemerintah Kabupaten Tana Tidung perlu melakukan peningkatan
kompetensi agar guru di Kabupaten Tana Tidung mengarah ke profesional dalam
mengemban amanah mendidik peserta didiknya. Rendahnya kualifikasi
akademik guru secara tidak langsung mempengaruhi kompetensi guru dalam
proses belajar mengajar sehingga perlu standarisasi kualifikasi akademik yang
berhubungan dengan peningkatan kompetensi guru di Kabupaten Tana Tidung.
Kondisi ini cukup memprihatinkan, untuk itu diperlukan upaya lebih
lanjut dalam rangka penyetaraan guru agar sesuai dengan jenjang pendidikan
yang dipersyaratkan pada UU No. 14/2005. Sehingga Pemerintah Kabupaten
Tana Tidung perlu melakukan peningkatan kompetensi agar guru di Kabupaten
Tana Tidung dapat lebih professional dalam mengemban amanah mendidik
peserta didiknya. Rendahnya kualifikasi akademik guru secara tidak langsung
mempengaruhi kompetensi guru dalam proses belajar mengajar sehingga perlu
standarisasi kualifikasi akademik yang berhubungan dengan peningkatan
kompetensi guru di Kabupaten Tana Tidung.
Kerangka Dasar Teori
Kompetensi Guru
Kompetensi merupakan suatu kemampuan yang mutelak dimiliki oleh
seseorang dalam setiap bidang profesi yang ditekuninya. Hal ini juga tidak dapat
dipisahkan dalam profesi keguruan, di mana dengan kompetensi yang
profesional guru dapat menjalankan tugas dan tanggung jawabnya dengan baik.
Oleh karena itu, kompetensi merupakan suatu hal yang tidak dapat dipisahkan
dari kegiatan pendidikan dan pengajaran di suatu satuan pendidikan.
Kompetensi yang harus dimiliki oleh setiap guru berdasarkan PP Nomor
74 Tahun 2008 tersebut, adalah ”Kompetensi Guru sebagaimana meliputi
kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan
kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi”.
Keempat bidang kompetensi di atas tidak berdiri sendiri-sendiri,
melainkan saling berhubungan dan saling mempengaruhi satu sama lain dan
mempunyai hubungan hirarkhis, artinya saling mendasari satu sama lainnya –
kompetensi yang satu mendasari kompetensi yang lainnya (Saud, 2009 : 49).
Sedangkan aspek-aspek yang menjadi bagian dari keempat kompetensi tersebut,
40
eJournal Pemerintahan Integratif, Volume 1, Nomor 1, 2013: 38-50
yang sekaligus menjadi indikator yang harus dicapai oleh setiap guru,
sebagaimana tertuang dalam PP Nomor 74 Tahun 2008.
Kualifikasi Akademik Guru
Guru sebagai tenaga pendidik yang berhubungan langsung dengan
peserta didik harus memiliki keahlian khusus atau kualifikasi khusus dibidang
akademik. Dengan kualifikasi akademik yang dimilikinya guru diharapkan dapat
menjalankan tugas secara professional untuk mencerdaskan peserta didik.
Kualifikasi akademik dan sertifikasi pendidik untuk guru pada dasarnya
merupakan komitmen maka guru merupakan pekerjaan professional yang
memerlukan keahlian khusus dalam proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh
seorang guru sebagai pekerjaan profesi yang membedakannya dengan pekerjaan
lainnya. Keahlian khusus yang menjadi profesi bagi guru sebenarnya bukan
hanya dibuktikan dengan ijazah secara formalistic saja karena guru tersebut
telah memperoleh gelar sarjana atau D4 sesuai dengan kompetensinya, tetapi
bagaimana menjiwai secara mendalam dari hasil proses kualifikasi akademikyang
ditempuhnya maupun hasil uji sertifikasi pendidik yang menyatakan guru itu
professional dan dapat diimplementasikan secara nyata dalam proses mengajar
dan pembelajaran di sekolahnya serta adanya social effect terhadap
masyarakatnya.
Hal serupa dikemukakan oleh Sarimaya (2008 : 15), bahwa : “Kualifikasi
akademik ini ditujukan dengan ijazah yang mereflesikan kemampuan yang
dipersyaratkan bagi guru untuk melaksanakan tugas sebagai pendidik pada
jenjang, jenis, dan satuan pendidikan atau mata pelajaran yang diajarkan sesuai
Standar nasional pendidikan.
Jadi seorang guru yang kompeten dan professional harus memiliki
kualifikasi minimum S1 atau D4 yang dibuktikan dengan ijazah atau sertifikat
pendidik. Bagi guru dalam jabatan yang belum memenuhi persyaratan tersebut,
maka dapat dilakukan dengan mengikuti pelatihan atau dengan menunjukan
prestasi akademik yang diakui serta memiliki pengalaman mengajar dengan
masa bakti dan prestasi tertentu.
Peningkatan Kompetensi Guru
Peningkatan Kompetensi guru secara berkesinambungan, “dimaksudkan
untuk merangsang, memelihara, dan meningkatkan kompetensi guru dalam
memecahkan masalah-masalah pendidikan dan pembelajaran yang berdampak
pada peningkatan mutu hasil belajar siswa” (Danim, 2010 : 5). Oleh karena itu,
peningkatan kompetensi guru untuk dapat melaksanakan tugas dan tanggung
jawabnya secara profesional di satuan pendidikan, menjadi kebutuhan yang
41
Peningkatan Kompetensi Guru di Kabupaten Tana Tidung (Jemmi Ardiansyah)
amat mendesak dan tidak dapat ditunda-tunda. Hal ini mengingat
perkembangan atau kenyataan yang ada saat ini maupun di masa depan.
Peningkatan kompetensi keguruan, semakin dibutuhkan mengingat
terjadinya perkembangan dalam pemerintahan, dari sistem sentralisasi menjadi
desentralisasi. Pemberlakukan sistem otonomi daerah itu, juga diikuti oleh
perubahan sistem pengelolaan pendidikan dengan menganut pola desentralisasi.
“Pengelolaan pendidikan secara terdesenralisasi akan semakin mendekatkan
pendidikan kepada stakeholders pendidikan di daerah dan karena itu maka guru
semakin dituntut untuk menjabarkan keinginan dan kebutuhan-kebutuhan
masyarakat terhadap pendidikan melalui kompetensi yang dimilikinya” (Saud,
2009 : 99).
Peningkatan kompetensi guru akan sangat berarti atau bernilai guna
apabila dilaksanakan terkait langsung dengan tugas dan tanggung jawab
utamanya. Pelaksanaan pengembangan tersebut “ideal dilakukan atas dasar
prakarsa pemerintah, pemerintah daerah, penyelenggara satuan pendidikan,
asosiasi guru, guru secara pribadi, dan lain-lain” (Danim, 2010 : 4). Di samping
itu, dapat juga dilakukan oleh Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK)
dan pengguna jasa guru (Saud, 2009 : 121 – 127). Dari kesemua itu, yang paling
berperan penting dalam pelaksanaan pengembangan tersebut adalah guru itu
sendiri (guru sebagai pribadi). Tuntutan untuk meningkatkan kompetensi guru
bila tidak dibarengi dengan kemauan, tekad dan kreativitas yang tumbuh dari diri
sendiri.
Kewenangan Bidang Pendidikan
Kewenangan atau wewenang adalah suatu istilah yang biasa digunakan
dalam lapangan hukum publik. Namun sesungguhnya terdapat perbedaan
diantara keduanya. Kewenangan adalah apa yang disebut “kekuasaan formal”,
kekuasaan yang berasal dari kekuasaan yang diberikan oleh Undang-undang atau
legislatif dari kekuasaan eksekutif atau administratif. Karenanya, merupakan
kekuasaan dari segolongan orang tertentu atau kekuasaan terhadap suatu
bidang pemerintahan atau urusan pemerintahan tertentu yang bulat. Sedangkan
wewenang hanya mengenai suatu bagian tertentu saja dari kewenangan.
Wewenang (authority) adalah hak untuk memberi perintah, dan kekuasaan
untuk meminta dipatuhi.
Melalui UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan daerah, pada
Pasal 13 ayat (1) huruf (f) bahwa salah satu urusan wajib yang menjadi
kewenangan pemerintahan daerah provinsi adalah penyelenggaraan pendidikan
dan alokasi sumber daya manusia potensial sedangkan pada Pasal 14 ayat (1)
huruf (f) menetapkan bahwa penyelenggaraan pendidikan merupakan satu dari
16 belas urusan wajib yang menjadi kewenangan pemerintahan daerah
kabupaten/kota. Selanjutnya, dalam penjabaran melalui PP Nomor 38 Tahun
42
eJournal Pemerintahan Integratif, Volume 1, Nomor 1, 2013: 38-50
2007 tentang urusan pemerintahan antara pemerintah pusat, pemerintah
provinsi, dan pemerintahan kabupaten/kota, pada lampiran A ditegaskan bahwa
kewenangan pemerintah daerah dalam penyelenggaraan pendidikan khususnya
di bidang kebijakan dan standar pembiayaan, kurikulum, sarana dan prasarana,
guru, dan pengendalian penilaian hasil belajar, evaluasi, akreditasi, dan
penjaminan mutu.
Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Dinas Pendidikan Kabupaten Tana Tidung.
Peneliti memilih lokasi ini karena masih banyak guru yang belum memiliki
kompetensi yang baik, baik dari segi kualifikasi akademik maupun standar
kompetensi. Adapun pendekatan yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah
metode penelitian kualitatif. Dalam penelitian kualitatif, dasar penetapan subjek
penelitian adalah relevansi, artinya peneliti baru dapat menentukan siapa yang
menjadi subjek dan jumlahnya secara kongkret setelah berada dikancah
penelitian. Sumber data yang ada diambil secara purposif, untuk mendapatkan
informasi maksimal mengenai unsur-unsur yang diteliti. Sumber datanya berupa
manusia, meliputi Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Tana Tidung, Kepala
bidang Pendidikan Dasar, Kepala bidang Pendidikan Menengah, Pengawas Guru,
Kepala Sekolah, guru dan masyarakat lingkungan sekolah. Kemudian sumber
lainnya adalah benda-benda yang berupa dokumen, Renstra dan profil Dinas
Pendidikan Kabupaten Tana Tidung.
Data tersebut kemudian dikumpulkan dengan teknik wawancara secara
mendalam, dokumentasi dan observasi berperan serta. Kemudian analisis data
dilakukan sejak awal penelitian hingga akhir penelitian. Sementara itu, model
yang digunakan adalah analisis data interaktif, yakni (1) pengumpulan data, (2)
reduksi data (3) display data, dan (4) verifikasi. Untuk mengetahui sejauhmana
temuan-temuan dilapangan benar-benar representatif, maka digunakan teknik
triangulasi, yaitu membandingkan anrara hasil wawancara dengan hasil
observasi, antara ucapan sumber data di depan umum dan ketika sendirian
secara informal, antara hasil wawancara dan dokumentasi yang diperoleh.
Hasil Penelitian
1. Kualifikasi Akademik Guru di Kabupaten Tana Tidung
Pada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 16 Tahun 2007 kualifikasi
akademik yang harus dimiliki oleh guru meliputi:
• Kualifikasi akademik Guru SD / MI Guru pada SD dan MI harus memiliki
kualifikasi akademik minimum Diploma 4 ( D4 ) atau sarjana ( S1 ) dalam
bidang pendidikan SD/MI atau psikologi yang diperoleh dari program
studi yang ter akreditasi.
43
Peningkatan Kompetensi Guru di Kabupaten Tana Tidung (Jemmi Ardiansyah)
• Kualifikasi akademik Guru SMP / MTS Guru pada SMP dan MTS harus
memiliki kualifikasi akademik minimum Diploma 4 ( D4 ) atau sarjana ( S1
) program studi yang sesuai dengan mata pelajaran yang di ajarkan serta
diperoleh dari program studi yang ter akreditasi.
• Kualifikasi akademik Guru SMA / MA Guru pada SMA dan MA harus
memiliki kualifikasi akademik minimum Diploma 4 ( D4 ) atau sarjana ( S1
) program studi yang sesuai dengan mata pelajaran yang di ajarkan serta
diperoleh dari program studi yang ter akreditasi
Di Dinas Pendidikan Kabupaten Tana Tidung ada 2 Bidang yang mengatur
masalah pendidikan yang sesuai dengan pembahasan peneliti, yaitu Bidang
Pendidikan Dasar dan Bidang Pendidikan Menengah. Bidang Pendidikan Dasar
meliputi jenjang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) atau Taman Kanak-kanak (TK)
dan Sekolah Dasar (SD), Bidang Pendidikan Menengah meliputi jenjang Sekolah
Menengah Pertama (SMP) atau Sederajat dan Sekolah Menengah Atas (SMA)
atau sederajat.
a. Bidang Pendidikan Dasar
Kualifikasi akademik guru pada bidang pendidikan dasar di Kabupaten
Tana Tidung masih sangat rendah, sehingga perlu kerja keras dari Pemerintah
Daerah Kabupaten Tana Tidung untuk meningkatkannya. Untuk melihat kondisi
bidang pendidikan dasar yang ada di Kabupaten Tana Tidung pada jenjang
Sekolah Dasar, berikut data lengkapnya.
Tabel 1. Kualifikasi Akademik guru SD Negeri Menurut KecamatanTahun
2012
KECAMATAN SEKOLAH KUALIFIKASI
AKADEMIK
JUMLAH
GURU
PERSENTASE
GURU LAYAK
(%)
KETERANGAN
SMA D II S 1
Sesayap 13 39 84 35 158 22,15 RENDAH
Sesayap Hilir 9 37 47 22 106 20,75 RENDAH
Tana Lia 3 10 18 14 42 33.33 RENDAH
JUMLAH 25 86 149 71 306
PERSENTASE
(%)
28,10 48.6
9
23,2
0
100 RENDAH
Sumber: Profil Dikdasmen Kabupaten Tana Tidung 2012
Dari data tabel tersebut menunjukan kualifikasi akademik guru di bidang
pendidikan dasar masih rendah karna belum sesuai dengan Undang-undang No.
14 Tahun 2005. Dari tabel tersebut sebanyak 86 orang guru masih berkualifikasi
akademik SMA dengan persentase 28,10 persen dan sebanyak 149 orang guru
masih berkualifikasi akademik D II dengan persentase 48.69 persen. Sehingga
dari 306 guru sekolah dasar sebanyak 71 guru sudah memenuhi standar
44
eJournal Pemerintahan Integratif, Volume 1, Nomor 1, 2013: 38-50
kualifikasi akademik guru dengan persentase 23,20 persen dan 235 guru dengan
persentase 76,79 belum memenuhi standar kualifikasi akademik sesuai Undang-
undang No.14 Tahun 2005.
b. Bidang Pendidikan Menengah
Dinas Pendidika Khususnya pada Bidang Pendidikan menengah terus
berusaha meningkatkan kualifikasi akademik guru. Berdasarkan dengan Target
Kabupaten Tana Tidung pada tahun 2014 kualifikasi akademik guru pada jenjang
SMP sudah sekitar 90% dan kualifikasi akademik guru pada jenjang SMA atau
yang sederajat 100%.
Untuk melihat kondisi bidang pendidikan menengah yang ada di
Kabupaten Tana Tidung pada jenjang SMP atau sederajat dan SMA atau
sederajat, berikut dipaparkan data-data dari BPS Kabupaten Tana Tidung yang
memperlihatkan fakta dan kondisi yang ada.
Tabel 2. Kualifikasi Akademik guru SMP Negeri Menurut Kecamatan Tahun
2012
KECAMATAN SEKOLAH KUALIFIKASI AKADEMIK JUMLAH
GURU
PERSENTASE
GURU LAYAK
(%)
KETER
ANGA
N
SMA D II D III S 1
Sesayap 4 - 1 7 43 51 84,31 TINGGI
Sesayap Hilir 2 - 1 1 21 23 91,30 TINGGI
Tana Lia 2 1 - 1 20 22 90.90 TINGGI
JUMLAH 8 1 2 9 84 96
PERSENTASE
(%)
1,04 2,08 9,37 87,5 100 TINGGI
Sumber: Profil Dikdasmen Kabupaten Tana Tidung 2012
Berdasarkan dari data tabel tersebut menunjukan kualifikasi akademik
guru di Sekolah Menengah Pertama sudah memenuhi kelayakan, hanya
sebanyak 12 guru yang belum sesuai dengan Undang-undang No. 14 Tahun
2005. Dari tabel tersebut sebanyak 1 orang guru masih berkualifikasi akademik
SMA dengan persentase 1,04 dan sebanyak 2 orang guru masih berkualifikasi
akademik D II dengan persentase 2,08, sebanyak 9 orang guru masih
berkualifikasi D III dengan persentase 9,37 dan sebanyak 84 orang guru sudah
berkualifikasi S1 dengan persentase 84,5. Sehingga dari 96 orang guru sekolah
Menengah Pertama sebanyak 64 orang guru sudah memenuhi standar kualifikasi
akademik guru dengan persentase 87,5 dan sebanyak 12 guru dengan
persentase 12,5 belum memenuhi standar kualifikasi akademik sesuai Undang-
undang No.14 Tahun 2005.
45
Peningkatan Kompetensi Guru di Kabupaten Tana Tidung (Jemmi Ardiansyah)
Tabel 3. Kualifikasi Akademik guru SMA Negeri Menurut Kecamatan Tahun
2012
KECAMATAN SEKOLAH
KUALIFIKASI
AKADEMIK JUMLAH
GURU
PERSENTASE GURU
LAYAK
(%)
KETERANGAND III S 1
Sesayap 1 1 43 44 97,72 TINGGI
Sesayap Hilir 1 - 21 21 100 TINGGI
Tana Lia 1 - 20 20 100 TINGGI
JUMLAH 3 1 84 85
PERSENTASE
(%)
1,17 98,82 100 TINGGI
Sumber: Profil Dikdasmen Kabupaten Tana Tidung 2012
Berdasarkan dari data tabel tersebut menunjukan kualifikasi akademik
guru di Sekolah Menengah Pertama sudah memenuhi kelayakan, hanya
sebanyak 1 guru yang belum sesuai dengan Undang-undang No. 14 Tahun 2005.
Dari tabel tersebut sebanyak 1 orang guru masih berkualifikasi akademik D III.
Sehingga dari 85 orang guru sekolah Menengah Pertama sebanyak 84 orang guru
sudah memenuhi standar kualifikasi akademik guru dengan persentase 98,82
dan sebanyak 1 guru dengan persentase 1,17 belum memenuhi standar
kualifikasi akademik sesuai Undang-undang No.14 Tahun 2005.
2. Kompetensi Guru di Kabupaten Tana Tidung
Dalam perspektif kebijakan nasional, Menurut Undang-undang No. 14
tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Pasal 1 ayat (10), kompetensi adalah
seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki,
dihayati dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas
keprofesionalan.
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia
No. 16 tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru.
Dijelaskan bahwa Standar Kompetensi Guru dikembangkan secara utuh dari 4
kompetensi utama, yaitu (a) kompetensi pedagogik, (b) kompetensi kepribadian,
(c) kompetensi sosial, (d) kompetensi professional. Berikut dijelaskan mengenai
kompetensi guru di Kabupaten Tana Tidung:
a. Kompetensi Pedagogik
Kompetensi Pedagogik merupakan salah satu jenis kompetensi
yang mutlak perlu dikuasai guru. Kompetensi Pedagogik pada
dasarnya adalah kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran
peserta didik. Kompetensi Pedagogik merupakan kompetensi khas,
yang akan membedakan guru dengan profesi lainnya dan akan
menentukan tingkat keberhasilan proses dan hasil pembelajaran
46
eJournal Pemerintahan Integratif, Volume 1, Nomor 1, 2013: 38-50
peserta didiknya.Kompetensi ini tidak diperoleh secara tiba-tiba tetapi
melalui upaya belajar secara terus menerus dan sistematis, baik pada
masa pra jabatan (pendidikan calon guru) maupun selama dalam
jabatan, yang didukung oleh bakat, minat dan potensi keguruan
lainnya dari masing-masing individu yang bersangkutan.
Dengan melihat kondisi riil guru-guru kompetensi pedagogic guru
di Kabupaten Tana Tidung sudah baik. Hanya saja dalam penggunaan
fasilitas dalam pembelajaran masih kurang. Tetapi secara keseluruhan
sudah sesuai dengan kriteria yang di atur dalam Undang-undang no 14
tahun 2005.
b. Kompetensi Kepribadian
Esensi pembelajaran adalah perubahan prilaku kearah yang lebih
baik. Guru akan mampu mengubah perilaku muridnya kea rah yang
baik apabila dirinya telah menjadi manusia yang baik pula. Pribadi
guru harus baik karena inti dari pendidikan adalah perubahan
perilaku. Tata nilai termasuk norma, moral, estetika dan ilmu
pengetahuan, mempengaruhi perilaku etik siswa sebagai peribadi dan
sebagai anggota masyarakat.
Dengan melihat kondisi riil guru-guru sebagian besar sudah
memenuhi kriteria tersebut, hanya beberapa saja yang kurang seperti
masih adanya guru yang merokok di lingkungan sekolah dan kriteria
religious hanya ditekankan pada guru agama. Berdasarkan
pengamatan penulis pada saat pelatihan guru, materi yang paling
banyak dibahas cenderung lebih bersifat penguatan kompetensi
pedagogic dan akademik ketimbang kepribadian. Begitu juga dalam
hal kebijakan pemerintah dalam Uji Kompetensi Guru (UKG) dan
Penilaian Kinerja Guru, semuanya menekankan pada penguasaan
kompetensi pedagogic dan akademik (professional).
c. Kompetensi Sosial
Kompetensi social guru berkaitan erat dengan kemampuan guru
dalam berkomunikasi dengan masyarakat, baik yang ada dilingkungan
sekolah maupun yang ada di lingkungan tempet tinggal guru. Dalam
bermasyarakat, peran guru dan cara berkomunikasi tentulah memiliki
perbedaan dengan orang lain yang bukan guru. Guru adalah tokoh di
masyarakat dan type manusia yang mengemban tugas untuk
membina dan membimbing masyarakat agar memiliki nilai dan norma
yang baik. Itulah sebabnya misi yang diemban guru sebenarnya adalah
suatu misi kemasyarakatan. Karna guru merupakan bagian yang tak
47
Peningkatan Kompetensi Guru di Kabupaten Tana Tidung (Jemmi Ardiansyah)
terpisahkan dari masyarakat dan mampu mengembangkan tugas
sebagai anggota masyarakat dan warga Negara.
Dengan melihat kondisi riil guru-guru sebagian besar sudah
memenuhi kriteria tersebut, hanya beberapa kriteria yang belum
terpenuhi seperti dalam penggunaan teknologi komunikasi dan
informasi, guru masih kurang karna belum tersedianya fasilitas yang
memadai. Dalam mengekspresikan hasil karyanya guru belum
mengunakan media online seperti di internet atau blog pribadinya.
Selain itu pula kurangnya fasilitas dalam hal teknologi, informasi dan
komunikasi merupakan hal yang menghambat guru untuk terus
berkreasi.
d. Kompetensi Profesional
Tugas guru merupakan sebuah tugas yang mulia, tugas yang
mengajarkan ilmu pengetahuan kepada peserta didik maupun
masyarakat di sekelilingnya. Sehingga guru tidak sekedar mengetahui
materi yang akan diajarkannya tetapi juga harus memahaminya secara
luas dan mendalam. Oleh karena itu, peserta didik juga harus selalu
belajar untuk memperdalam dan memperluas pengetahuannya terkait
mata pelajaran yang di ampunya.
Dengan melihat kondisi riil guru-guru sebagian besar sudah
memenuhi kriteria kompetensi profesional tersebut. Untuk guru di
SDN 001 Sesayap, sebagian besar sudah berkualifikasi akademik S1,
yang belum memenuhi standar kualifikasi tersebut sedang dalam
proses perkuliahan. Syarat kualifikasi akademik tersebut merupakan
salah satu syarat untuk mencapai guru profesional. Jadi
profesionalisme guru sudah cukup baik
3.. Faktor Pendukung dan Penghambat Peningkatan Kompetensi Guru di
Kabupaten Tana Tidung
a. Faktor Pendukung
Faktor yang mendukung dalam peningkatan kompetensi di Kabupaten
Tana Tidung adalah Pertama, kebijakan pengembangan kualifikasi dan
kompetensi guru didukung adanya kebijakan pemerintah dengan lahirnya
Undang-Undang Guru dan Dosen, dalam pasal-pasalnya dijelaskan bahwa
syarat guru mendapat tunjangan profesi adalah dengan pendidikan minimal
strata satu (S1) atau Diploma Empat (D-IV). Kompetensinya guru harus
mengikuti uji kompetensi untuk mendapatkan sertifikasi penduduk sebagai
syarat mendapat tunjangan profesi, baik guru Negeri (PNS) maupun non PNS.
48
eJournal Pemerintahan Integratif, Volume 1, Nomor 1, 2013: 38-50
Faktor ini merupakan faktor intern yang menjadi motivasi utama para guru
pada umumnya dan pada guru di Kabupaten Tana Tidung pada khususnya.
kedua, dengan adanya dukungan Pemerintah Desa, Pemerintah Daerah, dan
Masyarakat di Kabupaten Tana Tidung sehingga memotivasi guru untuk
menjadi lebih baik. Ketiga, besarnya gaji dan tunjangan yang diberikan
Pemerinah Daerah kepada guru sehingga memberikan semangat kepada
guru dengan itu guru tak mencari mata pencaharian lain sehingga dapat
lebih fokus pada peningkatan kompetensinya.
b Faktor Penghambat
Faktor yang mendukung dalam peningkatan kompetensi di Kabupaten
Tana Tidung adalah Pertama, keterbatasan dana untuk operasional
penyelenggaraan pendidikan. sehingga guru sulit untuk mengembangkan
kompetensinya. Kedua, masih banyak guru yang belum sadar akan tugas
dan tanggung jawabnya sebagai pendidik. Apabila guru sadar karna dia
adalah seorang guru, maka guru akan selalu mengembangkan
kompetensinya walau tanpa paksaan dari Pemerintah Daerah maupun pihak
Sekolah. ketiga, kurangnya pengawasan bagi guru yang berada di daerah
terencil sehingga guru masih sering bermalas-malasan dan banyak
menggunakan waktunya di luar jam kegiatan mengajar.
Kesimpulan
Kompetensi guru di Kabupaten Tana Tidung pada tahun 2012 masih
kurang baik karna kualifikasi akademik guru pada tahun itu masih rendah. Masih
banyaknya Guru yang belum memenuhi standar kualifikasi akademik sesuai
dengan UU No 14 Tahun 2005. Sebagaiman diketahui bahwa guru adalah jantung
dan ruh lembaga pendidikan di sekolah. Oleh karena itu profesionalisme juga
diukur dari tingkat pendidikan, bukan sekedar pelatihan. Semakin tinggi tingkat
pendidikannya, akan semakin tinggi pula tingkat profesionalismenya.
Kompetensi guru merupakan hal yang kompleks mencakup komponen
kompetensi pedagogic, kepribadian, social dan professional. Keempat komponen
itu merupakan kesatuan yang harus menjadi bagian yang integral dalam diri dan
pelaksanaan tugas seorang guru. Guru yang memiliki kompetensi yang baik
misalnya, kompetensi itu tidak cukup menjadi dasar pelaksanaan tugas guna
memperoleh hasil belajar peserta didik yang baik, apabila tidak disertai dengan
kepemilikan kompetensi kepribadian, professional dan social yang memadai
pula.
Faktor pendukung dalam Peningkatan Kompetensi Guru bidang
Pendidikan oleh Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Tana
Tidung diantaranya adalah peningkatan kompetensi guru merupakan program
dari pemerintah daerah, tingginya komitmen pimpinan terhadap dunia
49
Peningkatan Kompetensi Guru di Kabupaten Tana Tidung (Jemmi Ardiansyah)
pendidikan, sesuai dengan amandemen UUD 1945 mengenai dana bidang
pendidikan minimal 20% dari APBD dan APBN. Adapun yang menjadi faktor
penghambat dalam Peningkatan Kompetensi Guru bidang Pendidikan oleh Dinas
Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Tana Tidung adalah
Keterbatasan dana untuk operasional penyelenggaraan pendidikan, Terbatasnya
sarana dan prasarana penunjang proses belajar mengajar, Masih banyak guru
yang kurang kompeten untuk mengajar, Kurangnya pembinaan dan pengawasan
terhadap pelaksanaan tugas guru sekolah.
Daftar Pustaka
Badan Pusat Statistik. 2010. Kabupaten Tana Tidung Dalam Angka . 2010
Danim, Sudarwan, (2010), Karya Tulis Inovatif Sebuah Pengembangan Profesi
Guru, Penerbit : PT. Remaja Rosdakarya, Bandung hal 5
Mulyasa, E, (2004), Menjadi Kepala Sekolah Profesional dalam Konteks
Menyukseskan MBS dan KBK, Penerbit : PT Remaja Rosdakarya,
Bandung. Hal 154
Saud, Udin Saefudin, (2009), Pengembangan Profesi Guru, Penerbit : CV.
Alfabeta, Bandung. Hal 49, 99, 121-127
50

More Related Content

What's hot

Kelayakan Guru
Kelayakan GuruKelayakan Guru
Kelayakan Gurumiezy1989
 
Pengaruh sertifikasi Terhadap mutu pendidikan bab III by HELDY ERISTON
Pengaruh sertifikasi Terhadap mutu pendidikan bab III by HELDY ERISTONPengaruh sertifikasi Terhadap mutu pendidikan bab III by HELDY ERISTON
Pengaruh sertifikasi Terhadap mutu pendidikan bab III by HELDY ERISTONHeldy Eriston
 
Tugas 1. isu2 lama dalam pendidikan
Tugas 1. isu2 lama dalam pendidikanTugas 1. isu2 lama dalam pendidikan
Tugas 1. isu2 lama dalam pendidikanJanawir Mrr
 
Pengaruh sertifikasi Terhadap mutu pendidikan bab IV by HELDY ERISTON
Pengaruh sertifikasi Terhadap mutu pendidikan bab IV by HELDY ERISTONPengaruh sertifikasi Terhadap mutu pendidikan bab IV by HELDY ERISTON
Pengaruh sertifikasi Terhadap mutu pendidikan bab IV by HELDY ERISTONHeldy Eriston
 
Pengertian profesi pendidikan
Pengertian profesi pendidikanPengertian profesi pendidikan
Pengertian profesi pendidikanronald valther
 
makalah profesi keguruan
makalah profesi keguruanmakalah profesi keguruan
makalah profesi keguruanSanti Susanti
 
Makalah profesi kependidikan di indonesia SMA 1 RAHA KABUPATEN MUNA
Makalah profesi kependidikan di indonesia SMA 1 RAHA KABUPATEN MUNA Makalah profesi kependidikan di indonesia SMA 1 RAHA KABUPATEN MUNA
Makalah profesi kependidikan di indonesia SMA 1 RAHA KABUPATEN MUNA Operator Warnet Vast Raha
 
Pengaruh sertifikasi Terhadap mutu pendidikan bab I by HELDY ERISTON
Pengaruh sertifikasi Terhadap mutu pendidikan bab I by HELDY ERISTONPengaruh sertifikasi Terhadap mutu pendidikan bab I by HELDY ERISTON
Pengaruh sertifikasi Terhadap mutu pendidikan bab I by HELDY ERISTONHeldy Eriston
 
Kriteria kurikulum (program) pendidikan profesi keguruan
Kriteria kurikulum (program) pendidikan profesi keguruanKriteria kurikulum (program) pendidikan profesi keguruan
Kriteria kurikulum (program) pendidikan profesi keguruanAnis Ilahi
 
Membangun profesionalisme guru dalam meningkatkan mutu pendidikan
Membangun profesionalisme guru dalam meningkatkan mutu pendidikanMembangun profesionalisme guru dalam meningkatkan mutu pendidikan
Membangun profesionalisme guru dalam meningkatkan mutu pendidikanAmalinaAzizah
 
Hakekat profesi kependidikan
Hakekat profesi kependidikanHakekat profesi kependidikan
Hakekat profesi kependidikanNdang Pratama
 
Profesi kependidikan
Profesi kependidikanProfesi kependidikan
Profesi kependidikanLeo Da Mees
 
Makalah Profesi Kependidikan
Makalah Profesi KependidikanMakalah Profesi Kependidikan
Makalah Profesi Kependidikanwahyusrisayekti
 
Profesional guru dalam peningkatan mutu kependidikan
Profesional guru dalam peningkatan mutu kependidikanProfesional guru dalam peningkatan mutu kependidikan
Profesional guru dalam peningkatan mutu kependidikanNoldy Lasmana
 

What's hot (19)

Kelayakan Guru
Kelayakan GuruKelayakan Guru
Kelayakan Guru
 
Pengaruh sertifikasi Terhadap mutu pendidikan bab III by HELDY ERISTON
Pengaruh sertifikasi Terhadap mutu pendidikan bab III by HELDY ERISTONPengaruh sertifikasi Terhadap mutu pendidikan bab III by HELDY ERISTON
Pengaruh sertifikasi Terhadap mutu pendidikan bab III by HELDY ERISTON
 
Tugas 1. isu2 lama dalam pendidikan
Tugas 1. isu2 lama dalam pendidikanTugas 1. isu2 lama dalam pendidikan
Tugas 1. isu2 lama dalam pendidikan
 
Pengaruh sertifikasi Terhadap mutu pendidikan bab IV by HELDY ERISTON
Pengaruh sertifikasi Terhadap mutu pendidikan bab IV by HELDY ERISTONPengaruh sertifikasi Terhadap mutu pendidikan bab IV by HELDY ERISTON
Pengaruh sertifikasi Terhadap mutu pendidikan bab IV by HELDY ERISTON
 
Pengertian profesi pendidikan
Pengertian profesi pendidikanPengertian profesi pendidikan
Pengertian profesi pendidikan
 
makalah profesi keguruan
makalah profesi keguruanmakalah profesi keguruan
makalah profesi keguruan
 
Makalah profesi kependidikan di indonesia SMA 1 RAHA KABUPATEN MUNA
Makalah profesi kependidikan di indonesia SMA 1 RAHA KABUPATEN MUNA Makalah profesi kependidikan di indonesia SMA 1 RAHA KABUPATEN MUNA
Makalah profesi kependidikan di indonesia SMA 1 RAHA KABUPATEN MUNA
 
Pengaruh sertifikasi Terhadap mutu pendidikan bab I by HELDY ERISTON
Pengaruh sertifikasi Terhadap mutu pendidikan bab I by HELDY ERISTONPengaruh sertifikasi Terhadap mutu pendidikan bab I by HELDY ERISTON
Pengaruh sertifikasi Terhadap mutu pendidikan bab I by HELDY ERISTON
 
Karya ilmiah5
Karya ilmiah5Karya ilmiah5
Karya ilmiah5
 
Kriteria kurikulum (program) pendidikan profesi keguruan
Kriteria kurikulum (program) pendidikan profesi keguruanKriteria kurikulum (program) pendidikan profesi keguruan
Kriteria kurikulum (program) pendidikan profesi keguruan
 
Membangun profesionalisme guru dalam meningkatkan mutu pendidikan
Membangun profesionalisme guru dalam meningkatkan mutu pendidikanMembangun profesionalisme guru dalam meningkatkan mutu pendidikan
Membangun profesionalisme guru dalam meningkatkan mutu pendidikan
 
Hakekat profesi kependidikan
Hakekat profesi kependidikanHakekat profesi kependidikan
Hakekat profesi kependidikan
 
Profesi kependidikan
Profesi kependidikanProfesi kependidikan
Profesi kependidikan
 
Makalah Masalah Profesi Guru
Makalah Masalah Profesi GuruMakalah Masalah Profesi Guru
Makalah Masalah Profesi Guru
 
Makalah Profesi Kependidikan
Makalah Profesi KependidikanMakalah Profesi Kependidikan
Makalah Profesi Kependidikan
 
Profesional guru dalam peningkatan mutu kependidikan
Profesional guru dalam peningkatan mutu kependidikanProfesional guru dalam peningkatan mutu kependidikan
Profesional guru dalam peningkatan mutu kependidikan
 
Etika Profesi_7 strategi pengembangan profesi guru
Etika Profesi_7 strategi pengembangan profesi guruEtika Profesi_7 strategi pengembangan profesi guru
Etika Profesi_7 strategi pengembangan profesi guru
 
Etika Profesi_9 sertifikasi guru
Etika Profesi_9 sertifikasi guruEtika Profesi_9 sertifikasi guru
Etika Profesi_9 sertifikasi guru
 
Artikel Ilmiah Non Penelitian
Artikel Ilmiah Non PenelitianArtikel Ilmiah Non Penelitian
Artikel Ilmiah Non Penelitian
 

Viewers also liked

Gloriaadiosparati
GloriaadiosparatiGloriaadiosparati
Gloriaadiosparatiguest6b2268
 
1 hubungan antara kualitas interaksi atasan= bawahan dan quality of worklife ...
1 hubungan antara kualitas interaksi atasan= bawahan dan quality of worklife ...1 hubungan antara kualitas interaksi atasan= bawahan dan quality of worklife ...
1 hubungan antara kualitas interaksi atasan= bawahan dan quality of worklife ...AGUS SETIYONO
 
Proposal gerak jalan paelangkuta raha
Proposal gerak jalan paelangkuta rahaProposal gerak jalan paelangkuta raha
Proposal gerak jalan paelangkuta rahaSeptian Muna Barakati
 
Aimglobal business presentation2
Aimglobal business presentation2Aimglobal business presentation2
Aimglobal business presentation2Lisa Verana
 
Innovative processes in organizations
Innovative processes in organizationsInnovative processes in organizations
Innovative processes in organizationsTomislav Rozman
 
Sly and the RoarVM: Exploring the Manycore Future of Programming
Sly and the RoarVM: Exploring the Manycore Future of ProgrammingSly and the RoarVM: Exploring the Manycore Future of Programming
Sly and the RoarVM: Exploring the Manycore Future of ProgrammingStefan Marr
 

Viewers also liked (11)

Berlaku istiqomah
Berlaku istiqomahBerlaku istiqomah
Berlaku istiqomah
 
15624 15622-1-pb
15624 15622-1-pb15624 15622-1-pb
15624 15622-1-pb
 
Gloriaadiosparati
GloriaadiosparatiGloriaadiosparati
Gloriaadiosparati
 
1 hubungan antara kualitas interaksi atasan= bawahan dan quality of worklife ...
1 hubungan antara kualitas interaksi atasan= bawahan dan quality of worklife ...1 hubungan antara kualitas interaksi atasan= bawahan dan quality of worklife ...
1 hubungan antara kualitas interaksi atasan= bawahan dan quality of worklife ...
 
Proposal gerak jalan paelangkuta raha
Proposal gerak jalan paelangkuta rahaProposal gerak jalan paelangkuta raha
Proposal gerak jalan paelangkuta raha
 
Bi paper 2 yr 4
Bi paper 2 yr 4Bi paper 2 yr 4
Bi paper 2 yr 4
 
Proposal mebel
Proposal mebelProposal mebel
Proposal mebel
 
42 144-1-pb-1
42 144-1-pb-142 144-1-pb-1
42 144-1-pb-1
 
Aimglobal business presentation2
Aimglobal business presentation2Aimglobal business presentation2
Aimglobal business presentation2
 
Innovative processes in organizations
Innovative processes in organizationsInnovative processes in organizations
Innovative processes in organizations
 
Sly and the RoarVM: Exploring the Manycore Future of Programming
Sly and the RoarVM: Exploring the Manycore Future of ProgrammingSly and the RoarVM: Exploring the Manycore Future of Programming
Sly and the RoarVM: Exploring the Manycore Future of Programming
 

Similar to Ejournal 2 peningkatan kompetensi guru bidang pendidikan_jemmi ardiansyah

Ejournal 10 studi tentang tupoksi dinas pendidikan_evolonia dypury dewi
Ejournal 10 studi tentang tupoksi dinas pendidikan_evolonia dypury dewiEjournal 10 studi tentang tupoksi dinas pendidikan_evolonia dypury dewi
Ejournal 10 studi tentang tupoksi dinas pendidikan_evolonia dypury dewiAGUS SETIYONO
 
Ejournal 10 studi tentang tupoksi dinas pendidikan_evolonia dypury dewi
Ejournal 10 studi tentang tupoksi dinas pendidikan_evolonia dypury dewiEjournal 10 studi tentang tupoksi dinas pendidikan_evolonia dypury dewi
Ejournal 10 studi tentang tupoksi dinas pendidikan_evolonia dypury dewiMbakyu Sarah
 
Ejournal 10 studi tentang tupoksi dinas pendidikan_evolonia dypury dewi
Ejournal 10 studi tentang tupoksi dinas pendidikan_evolonia dypury dewiEjournal 10 studi tentang tupoksi dinas pendidikan_evolonia dypury dewi
Ejournal 10 studi tentang tupoksi dinas pendidikan_evolonia dypury dewiAGUS SETIYONO
 
Implementasi tugas dan fungsi pengawas dalam pendidikan islam dalam meningkat...
Implementasi tugas dan fungsi pengawas dalam pendidikan islam dalam meningkat...Implementasi tugas dan fungsi pengawas dalam pendidikan islam dalam meningkat...
Implementasi tugas dan fungsi pengawas dalam pendidikan islam dalam meningkat...Drs. HM. Yunus
 
DDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDD
DDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDD
DDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDssuser60f944
 
Jurnal-Tesis_HendraSetiyawan_Universitas Gresik.docx
Jurnal-Tesis_HendraSetiyawan_Universitas Gresik.docxJurnal-Tesis_HendraSetiyawan_Universitas Gresik.docx
Jurnal-Tesis_HendraSetiyawan_Universitas Gresik.docxHendraSetiyawan6
 
Hbef2803 professional development
Hbef2803 professional developmentHbef2803 professional development
Hbef2803 professional developmentSuzzita Esa
 
PRESENTASI SEMINAR PROPOSAL TESIS_R.ABDURRAKHIM A.pptx
PRESENTASI SEMINAR PROPOSAL TESIS_R.ABDURRAKHIM A.pptxPRESENTASI SEMINAR PROPOSAL TESIS_R.ABDURRAKHIM A.pptx
PRESENTASI SEMINAR PROPOSAL TESIS_R.ABDURRAKHIM A.pptxradenabdurrakhim1
 
Artikel Keguruan
Artikel KeguruanArtikel Keguruan
Artikel Keguruanarsyad20
 
Tugas Profesi Pendidikan - PENINGKATAN PROFESI KEGURUAN
Tugas Profesi Pendidikan - PENINGKATAN PROFESI KEGURUANTugas Profesi Pendidikan - PENINGKATAN PROFESI KEGURUAN
Tugas Profesi Pendidikan - PENINGKATAN PROFESI KEGURUANRofidatul Mu'afiyah
 
Peningkatan Kualitas Guru Untuk Mencetak Peserta Didik Berkualitas Demi Penca...
Peningkatan Kualitas Guru Untuk Mencetak Peserta Didik Berkualitas Demi Penca...Peningkatan Kualitas Guru Untuk Mencetak Peserta Didik Berkualitas Demi Penca...
Peningkatan Kualitas Guru Untuk Mencetak Peserta Didik Berkualitas Demi Penca...Pipit Wijaya
 
Pembahasan Profesi Pendidikan
Pembahasan Profesi PendidikanPembahasan Profesi Pendidikan
Pembahasan Profesi PendidikanRiris Purbosari
 

Similar to Ejournal 2 peningkatan kompetensi guru bidang pendidikan_jemmi ardiansyah (20)

Ejournal 10 studi tentang tupoksi dinas pendidikan_evolonia dypury dewi
Ejournal 10 studi tentang tupoksi dinas pendidikan_evolonia dypury dewiEjournal 10 studi tentang tupoksi dinas pendidikan_evolonia dypury dewi
Ejournal 10 studi tentang tupoksi dinas pendidikan_evolonia dypury dewi
 
Ejournal 10 studi tentang tupoksi dinas pendidikan_evolonia dypury dewi
Ejournal 10 studi tentang tupoksi dinas pendidikan_evolonia dypury dewiEjournal 10 studi tentang tupoksi dinas pendidikan_evolonia dypury dewi
Ejournal 10 studi tentang tupoksi dinas pendidikan_evolonia dypury dewi
 
Ejournal 10 studi tentang tupoksi dinas pendidikan_evolonia dypury dewi
Ejournal 10 studi tentang tupoksi dinas pendidikan_evolonia dypury dewiEjournal 10 studi tentang tupoksi dinas pendidikan_evolonia dypury dewi
Ejournal 10 studi tentang tupoksi dinas pendidikan_evolonia dypury dewi
 
Implementasi tugas dan fungsi pengawas dalam pendidikan islam dalam meningkat...
Implementasi tugas dan fungsi pengawas dalam pendidikan islam dalam meningkat...Implementasi tugas dan fungsi pengawas dalam pendidikan islam dalam meningkat...
Implementasi tugas dan fungsi pengawas dalam pendidikan islam dalam meningkat...
 
Masalah Pendidikan
Masalah PendidikanMasalah Pendidikan
Masalah Pendidikan
 
Bab I_Tesis
Bab I_TesisBab I_Tesis
Bab I_Tesis
 
Isu global sdm pendidikan
Isu global sdm pendidikanIsu global sdm pendidikan
Isu global sdm pendidikan
 
DDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDD
DDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDD
DDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDD
 
Pedoman s1 kkt upi
Pedoman s1 kkt upiPedoman s1 kkt upi
Pedoman s1 kkt upi
 
Jurnal-Tesis_HendraSetiyawan_Universitas Gresik.docx
Jurnal-Tesis_HendraSetiyawan_Universitas Gresik.docxJurnal-Tesis_HendraSetiyawan_Universitas Gresik.docx
Jurnal-Tesis_HendraSetiyawan_Universitas Gresik.docx
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Hbef2803 professional development
Hbef2803 professional developmentHbef2803 professional development
Hbef2803 professional development
 
Makalah daspen
Makalah daspenMakalah daspen
Makalah daspen
 
PRESENTASI SEMINAR PROPOSAL TESIS_R.ABDURRAKHIM A.pptx
PRESENTASI SEMINAR PROPOSAL TESIS_R.ABDURRAKHIM A.pptxPRESENTASI SEMINAR PROPOSAL TESIS_R.ABDURRAKHIM A.pptx
PRESENTASI SEMINAR PROPOSAL TESIS_R.ABDURRAKHIM A.pptx
 
Modul 4 kb 2
Modul 4 kb 2Modul 4 kb 2
Modul 4 kb 2
 
Artikel Keguruan
Artikel KeguruanArtikel Keguruan
Artikel Keguruan
 
Tugas Profesi Pendidikan - PENINGKATAN PROFESI KEGURUAN
Tugas Profesi Pendidikan - PENINGKATAN PROFESI KEGURUANTugas Profesi Pendidikan - PENINGKATAN PROFESI KEGURUAN
Tugas Profesi Pendidikan - PENINGKATAN PROFESI KEGURUAN
 
Peningkatan Kualitas Guru Untuk Mencetak Peserta Didik Berkualitas Demi Penca...
Peningkatan Kualitas Guru Untuk Mencetak Peserta Didik Berkualitas Demi Penca...Peningkatan Kualitas Guru Untuk Mencetak Peserta Didik Berkualitas Demi Penca...
Peningkatan Kualitas Guru Untuk Mencetak Peserta Didik Berkualitas Demi Penca...
 
Buku 3 final 2016
Buku 3 final 2016Buku 3 final 2016
Buku 3 final 2016
 
Pembahasan Profesi Pendidikan
Pembahasan Profesi PendidikanPembahasan Profesi Pendidikan
Pembahasan Profesi Pendidikan
 

More from AGUS SETIYONO

Koleksi soal ekonomii
Koleksi soal ekonomiiKoleksi soal ekonomii
Koleksi soal ekonomiiAGUS SETIYONO
 
Koleksi soal ekonomi 21
Koleksi soal ekonomi 21Koleksi soal ekonomi 21
Koleksi soal ekonomi 21AGUS SETIYONO
 
Koleksi soal ekonomi 2
Koleksi soal ekonomi 2Koleksi soal ekonomi 2
Koleksi soal ekonomi 2AGUS SETIYONO
 
Koleksi soal ekonomi
Koleksi soal ekonomiKoleksi soal ekonomi
Koleksi soal ekonomiAGUS SETIYONO
 
Silabus ekonomi Ekonomi Kelas XI IPS MAN Lombok Barat 2018
Silabus ekonomi Ekonomi Kelas XI IPS MAN Lombok Barat 2018Silabus ekonomi Ekonomi Kelas XI IPS MAN Lombok Barat 2018
Silabus ekonomi Ekonomi Kelas XI IPS MAN Lombok Barat 2018AGUS SETIYONO
 
RPP Pendapatan nasional 4
RPP Pendapatan nasional 4RPP Pendapatan nasional 4
RPP Pendapatan nasional 4AGUS SETIYONO
 
RPP Pendapatan nasional 3
RPP Pendapatan nasional 3RPP Pendapatan nasional 3
RPP Pendapatan nasional 3AGUS SETIYONO
 
RPP Pendapatan nasional 2
RPP Pendapatan nasional 2RPP Pendapatan nasional 2
RPP Pendapatan nasional 2AGUS SETIYONO
 
RPP Pendapatan nasional 1
RPP Pendapatan nasional 1RPP Pendapatan nasional 1
RPP Pendapatan nasional 1AGUS SETIYONO
 
silabus ekonomi sma dan ma
silabus ekonomi sma dan masilabus ekonomi sma dan ma
silabus ekonomi sma dan maAGUS SETIYONO
 
04. kd ekonomi sma ma (update 09052013) final
04. kd ekonomi sma ma (update 09052013) final04. kd ekonomi sma ma (update 09052013) final
04. kd ekonomi sma ma (update 09052013) finalAGUS SETIYONO
 
02. final silabus ekonomi xi (update 10052013)
02. final silabus ekonomi xi (update 10052013)02. final silabus ekonomi xi (update 10052013)
02. final silabus ekonomi xi (update 10052013)AGUS SETIYONO
 
final silabus ekonomi x ( update 10052013)
final silabus ekonomi x ( update 10052013)final silabus ekonomi x ( update 10052013)
final silabus ekonomi x ( update 10052013)AGUS SETIYONO
 
Perhitungan pendapatan-nasional
Perhitungan pendapatan-nasionalPerhitungan pendapatan-nasional
Perhitungan pendapatan-nasionalAGUS SETIYONO
 
Perhitungan pendapatan-nasional
Perhitungan pendapatan-nasionalPerhitungan pendapatan-nasional
Perhitungan pendapatan-nasionalAGUS SETIYONO
 
Kd 3.1 menganalisis konsep dan metode perhitungan pendapatan nasional
Kd 3.1 menganalisis konsep dan metode perhitungan pendapatan nasionalKd 3.1 menganalisis konsep dan metode perhitungan pendapatan nasional
Kd 3.1 menganalisis konsep dan metode perhitungan pendapatan nasionalAGUS SETIYONO
 

More from AGUS SETIYONO (20)

RPP BAHASA INGGRIS
RPP BAHASA INGGRISRPP BAHASA INGGRIS
RPP BAHASA INGGRIS
 
Rpp eko xi 2
Rpp eko xi   2Rpp eko xi   2
Rpp eko xi 2
 
Koleksi soal ekonomii
Koleksi soal ekonomiiKoleksi soal ekonomii
Koleksi soal ekonomii
 
Koleksi soal ekonomi 21
Koleksi soal ekonomi 21Koleksi soal ekonomi 21
Koleksi soal ekonomi 21
 
Koleksi soal ekonomi 2
Koleksi soal ekonomi 2Koleksi soal ekonomi 2
Koleksi soal ekonomi 2
 
Koleksi soal ekonomi
Koleksi soal ekonomiKoleksi soal ekonomi
Koleksi soal ekonomi
 
Silabus ekonomi Ekonomi Kelas XI IPS MAN Lombok Barat 2018
Silabus ekonomi Ekonomi Kelas XI IPS MAN Lombok Barat 2018Silabus ekonomi Ekonomi Kelas XI IPS MAN Lombok Barat 2018
Silabus ekonomi Ekonomi Kelas XI IPS MAN Lombok Barat 2018
 
RPP Ketenagakerjaan
RPP KetenagakerjaanRPP Ketenagakerjaan
RPP Ketenagakerjaan
 
RPP Pendapatan nasional 4
RPP Pendapatan nasional 4RPP Pendapatan nasional 4
RPP Pendapatan nasional 4
 
RPP Pendapatan nasional 3
RPP Pendapatan nasional 3RPP Pendapatan nasional 3
RPP Pendapatan nasional 3
 
RPP Pendapatan nasional 2
RPP Pendapatan nasional 2RPP Pendapatan nasional 2
RPP Pendapatan nasional 2
 
RPP Pendapatan nasional 1
RPP Pendapatan nasional 1RPP Pendapatan nasional 1
RPP Pendapatan nasional 1
 
silabus ekonomi sma dan ma
silabus ekonomi sma dan masilabus ekonomi sma dan ma
silabus ekonomi sma dan ma
 
04. kd ekonomi sma ma (update 09052013) final
04. kd ekonomi sma ma (update 09052013) final04. kd ekonomi sma ma (update 09052013) final
04. kd ekonomi sma ma (update 09052013) final
 
02. final silabus ekonomi xi (update 10052013)
02. final silabus ekonomi xi (update 10052013)02. final silabus ekonomi xi (update 10052013)
02. final silabus ekonomi xi (update 10052013)
 
final silabus ekonomi x ( update 10052013)
final silabus ekonomi x ( update 10052013)final silabus ekonomi x ( update 10052013)
final silabus ekonomi x ( update 10052013)
 
Perhitungan pendapatan-nasional
Perhitungan pendapatan-nasionalPerhitungan pendapatan-nasional
Perhitungan pendapatan-nasional
 
Perhitungan pendapatan-nasional
Perhitungan pendapatan-nasionalPerhitungan pendapatan-nasional
Perhitungan pendapatan-nasional
 
Pendapatan nasional
Pendapatan nasionalPendapatan nasional
Pendapatan nasional
 
Kd 3.1 menganalisis konsep dan metode perhitungan pendapatan nasional
Kd 3.1 menganalisis konsep dan metode perhitungan pendapatan nasionalKd 3.1 menganalisis konsep dan metode perhitungan pendapatan nasional
Kd 3.1 menganalisis konsep dan metode perhitungan pendapatan nasional
 

Recently uploaded

tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptxMiftahunnajahTVIBS
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 

Recently uploaded (20)

tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 

Ejournal 2 peningkatan kompetensi guru bidang pendidikan_jemmi ardiansyah

  • 1. eJournal Pemerintahan Integratif, 2013, 1 (1): 38-50 ISSN 0000-0000, ejournal.pin.or.id © Copyright 2013 PENINGKATAN KOMPETENSI GURU BIDANG PENDIDIKAN DI KABUPATEN TANA TIDUNG Jemmi Ardiansyah 1 Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan kompetensi guru di Kabupaten Tana Tidung. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif. Teknik pengambilan data melalui dokumentasi dan wawancara. Data yang diperoleh di analisis untuk memperoleh hasil penelitian dengan cara diidentifikasi masalah yang perlu pemecahan untuk menentukan kebijakan di masa depan. Hasil penelitian menunjukan bahwa kompetensi guru di Kabupaten Tana Tidung belum Maksimal karna masih banyaknya guru yang tidak layak mengajar. Guru layak mengajar sebanyak 239 orang atau dengan persentase 49,07 sedangkan guru tidak layak mengajar sebanyak 248 orang atau dengan persentase 50,92. Dengan kesimpulan kualifikasi akademik guru di Kabupaten Tana Tidung sedang. Hal ini disebabkan karena adanya peningkatan kualifikasi bahwa guru SD yang layak sebelumnya adalah mereka yang memiliki ijazah Diploma II Kompetensi guru sudah baik karna sebagian basar sudah memenuhi kriteria sesuai dengan Undang-undang no 14 Tahun 2005.. Kata Kunci: peningkatan kompetensi guru bidang pendidikan Pendahuluan Peningkatan kompetensi guru sebenarnya telah dilakukan oleh Pemerintah Republik Indonesia, melalui berbagai bentuk kebijakan. Ditetapkannya Undang Undang nomor 14 tahun 2005 tentang guru merupakan dasar kebijakan untuk memperkuat eksistensi tenaga kependidikan sebagai tenaga profesional, seperti profesi-profesi yang lainnya. Kualitas profesi tenaga guru selalu diupayakan, baik melalui ketentuan kualifikasi pendidikannya maupun kegiatan in-service training, dengan berbagai bentuknya, seperti: pendidikan dan latihan (diklat), penataran dan pelibatan dalam berbagai seminar untuk meng-update wawasannya dalam kompetensi pedagogik dan akademik. 1 Mahasiswa Program S1 Pemerintahan Integratif, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman. Email: nama_pengarang@gmail.com
  • 2. eJournal Pemerintahan Integratif, Volume 1, Nomor 1, 2013: 38-50 Peranan guru yang sangat penting dalam peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia sehingga Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen pasal 1 guru adalah pendidik professional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, dasar dan menengah. Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kompetensi Akademik dan Kompetensi guru dijelaskan bahwa kualifikasi akademik guru SD/MI, SMP/MTs dan SMA/MA minimum diploma empat(D-4) atau sarjana (S-1). Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional juga disebutkan bahwa guru harus menguasai empat kompetensi utama, yaitu pedagogic, kepribadian, social dan professional. Keempat kompetensi ini terintegrasi dalam kinerja guru. Peningkatan mutu pendidikan saat ini menjadi salah satu wacana penting yang mendesak untuk segera direalisasikan, apalagi dalam rangka mempersiapkan diri guna menghadapi ketatnya persaingan era global. Dalam era globalisasi ini, satu-satunya kualifikasi yang harus dipenuhi seluruh bangsa agar mampu bersaing dalam kompetisi adalah dengan memiliki keunggulan kompetitif, yakni terwujudnya sumber daya manusia yang berkualitas, tidak hanya secara formal akademis, tetapi manusia yang memiliki pengetahuan dan keahlian dalam suatu bidang tertentu. Komponen kunci dari upaya peningkatan mutu pendidikan adalah keberadaan guru dan tenaga kependidikan. Guru merupakan kunci dalam peningkatan mutu pendidikan dan mereka berada pada posisi yang strategis bagi seluruh upaya reformasi pendidikan yang berorientasi pada pencapaian kualitas. Rendahnya kualifikasi pendidikan guru disebabkan oleh beragam factor, pertama, rendahnya kesejahteraan guru. Gaji guru hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, sehingga tidak ada alokasi dana untuk melanjutkan pendidikan. Kedua, rendahnya kualitas, kualifikasi dan kompetensi guru. Kompetensi guru yang rendah sering menjadi kendala guru untuk memperoleh beasiswa yang jumlahnya terbatas, sehingga jangankan untuk bersaing dalam tahap seleksi, untuk memenuhi persyaratan administrative saja sudah tidak bisa. Ketiga, rendahnya komitmen guru untuk meraih pendidikan lebih tinggi. Guru dapat melanjutkan sekolah dan menyelesaikan masalah pendidikannya manakala dalam dirinya ada komitmen yang tinggi dan pemikiran jauh kedepan. Guru rela hidup apa adanya, sederhana, demi meraih masa depan yang lebih baik, karena ia yakin pendidikanlah yang dapat mengangkat harkat dan martabat seorang guru. Singkatnya, guru yang rela menahan kesengsaraan demi meraih kenikmatan di masa depan. Keempat, rendahnya motivasi guru 39
  • 3. Peningkatan Kompetensi Guru di Kabupaten Tana Tidung (Jemmi Ardiansyah) untuk meraih pendidikan lebih tinggi. Motivasi yang tinggi dapat mengalahkan segala kendala yang melekat pada guru. Rendahnya kualifikasi akademik dan kompetensi guru terjadi hampir di seluruh wilayah Indonesia. Masih banyak guru yang belum berkualifikasi akademik S-1 di Kabupaten Tana Tidung. Kondisi ini cukup memprihatinkan, untuk itu diperlukan upaya lebih lanjut dalam rangka penyetaraan guru agar sesuai dengan jenjang pendidikan yang dipersyaratkan pada UU No. 14/2005. Sehingga Pemerintah Kabupaten Tana Tidung perlu melakukan peningkatan kompetensi agar guru di Kabupaten Tana Tidung mengarah ke profesional dalam mengemban amanah mendidik peserta didiknya. Rendahnya kualifikasi akademik guru secara tidak langsung mempengaruhi kompetensi guru dalam proses belajar mengajar sehingga perlu standarisasi kualifikasi akademik yang berhubungan dengan peningkatan kompetensi guru di Kabupaten Tana Tidung. Kondisi ini cukup memprihatinkan, untuk itu diperlukan upaya lebih lanjut dalam rangka penyetaraan guru agar sesuai dengan jenjang pendidikan yang dipersyaratkan pada UU No. 14/2005. Sehingga Pemerintah Kabupaten Tana Tidung perlu melakukan peningkatan kompetensi agar guru di Kabupaten Tana Tidung dapat lebih professional dalam mengemban amanah mendidik peserta didiknya. Rendahnya kualifikasi akademik guru secara tidak langsung mempengaruhi kompetensi guru dalam proses belajar mengajar sehingga perlu standarisasi kualifikasi akademik yang berhubungan dengan peningkatan kompetensi guru di Kabupaten Tana Tidung. Kerangka Dasar Teori Kompetensi Guru Kompetensi merupakan suatu kemampuan yang mutelak dimiliki oleh seseorang dalam setiap bidang profesi yang ditekuninya. Hal ini juga tidak dapat dipisahkan dalam profesi keguruan, di mana dengan kompetensi yang profesional guru dapat menjalankan tugas dan tanggung jawabnya dengan baik. Oleh karena itu, kompetensi merupakan suatu hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan pendidikan dan pengajaran di suatu satuan pendidikan. Kompetensi yang harus dimiliki oleh setiap guru berdasarkan PP Nomor 74 Tahun 2008 tersebut, adalah ”Kompetensi Guru sebagaimana meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi”. Keempat bidang kompetensi di atas tidak berdiri sendiri-sendiri, melainkan saling berhubungan dan saling mempengaruhi satu sama lain dan mempunyai hubungan hirarkhis, artinya saling mendasari satu sama lainnya – kompetensi yang satu mendasari kompetensi yang lainnya (Saud, 2009 : 49). Sedangkan aspek-aspek yang menjadi bagian dari keempat kompetensi tersebut, 40
  • 4. eJournal Pemerintahan Integratif, Volume 1, Nomor 1, 2013: 38-50 yang sekaligus menjadi indikator yang harus dicapai oleh setiap guru, sebagaimana tertuang dalam PP Nomor 74 Tahun 2008. Kualifikasi Akademik Guru Guru sebagai tenaga pendidik yang berhubungan langsung dengan peserta didik harus memiliki keahlian khusus atau kualifikasi khusus dibidang akademik. Dengan kualifikasi akademik yang dimilikinya guru diharapkan dapat menjalankan tugas secara professional untuk mencerdaskan peserta didik. Kualifikasi akademik dan sertifikasi pendidik untuk guru pada dasarnya merupakan komitmen maka guru merupakan pekerjaan professional yang memerlukan keahlian khusus dalam proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh seorang guru sebagai pekerjaan profesi yang membedakannya dengan pekerjaan lainnya. Keahlian khusus yang menjadi profesi bagi guru sebenarnya bukan hanya dibuktikan dengan ijazah secara formalistic saja karena guru tersebut telah memperoleh gelar sarjana atau D4 sesuai dengan kompetensinya, tetapi bagaimana menjiwai secara mendalam dari hasil proses kualifikasi akademikyang ditempuhnya maupun hasil uji sertifikasi pendidik yang menyatakan guru itu professional dan dapat diimplementasikan secara nyata dalam proses mengajar dan pembelajaran di sekolahnya serta adanya social effect terhadap masyarakatnya. Hal serupa dikemukakan oleh Sarimaya (2008 : 15), bahwa : “Kualifikasi akademik ini ditujukan dengan ijazah yang mereflesikan kemampuan yang dipersyaratkan bagi guru untuk melaksanakan tugas sebagai pendidik pada jenjang, jenis, dan satuan pendidikan atau mata pelajaran yang diajarkan sesuai Standar nasional pendidikan. Jadi seorang guru yang kompeten dan professional harus memiliki kualifikasi minimum S1 atau D4 yang dibuktikan dengan ijazah atau sertifikat pendidik. Bagi guru dalam jabatan yang belum memenuhi persyaratan tersebut, maka dapat dilakukan dengan mengikuti pelatihan atau dengan menunjukan prestasi akademik yang diakui serta memiliki pengalaman mengajar dengan masa bakti dan prestasi tertentu. Peningkatan Kompetensi Guru Peningkatan Kompetensi guru secara berkesinambungan, “dimaksudkan untuk merangsang, memelihara, dan meningkatkan kompetensi guru dalam memecahkan masalah-masalah pendidikan dan pembelajaran yang berdampak pada peningkatan mutu hasil belajar siswa” (Danim, 2010 : 5). Oleh karena itu, peningkatan kompetensi guru untuk dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya secara profesional di satuan pendidikan, menjadi kebutuhan yang 41
  • 5. Peningkatan Kompetensi Guru di Kabupaten Tana Tidung (Jemmi Ardiansyah) amat mendesak dan tidak dapat ditunda-tunda. Hal ini mengingat perkembangan atau kenyataan yang ada saat ini maupun di masa depan. Peningkatan kompetensi keguruan, semakin dibutuhkan mengingat terjadinya perkembangan dalam pemerintahan, dari sistem sentralisasi menjadi desentralisasi. Pemberlakukan sistem otonomi daerah itu, juga diikuti oleh perubahan sistem pengelolaan pendidikan dengan menganut pola desentralisasi. “Pengelolaan pendidikan secara terdesenralisasi akan semakin mendekatkan pendidikan kepada stakeholders pendidikan di daerah dan karena itu maka guru semakin dituntut untuk menjabarkan keinginan dan kebutuhan-kebutuhan masyarakat terhadap pendidikan melalui kompetensi yang dimilikinya” (Saud, 2009 : 99). Peningkatan kompetensi guru akan sangat berarti atau bernilai guna apabila dilaksanakan terkait langsung dengan tugas dan tanggung jawab utamanya. Pelaksanaan pengembangan tersebut “ideal dilakukan atas dasar prakarsa pemerintah, pemerintah daerah, penyelenggara satuan pendidikan, asosiasi guru, guru secara pribadi, dan lain-lain” (Danim, 2010 : 4). Di samping itu, dapat juga dilakukan oleh Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) dan pengguna jasa guru (Saud, 2009 : 121 – 127). Dari kesemua itu, yang paling berperan penting dalam pelaksanaan pengembangan tersebut adalah guru itu sendiri (guru sebagai pribadi). Tuntutan untuk meningkatkan kompetensi guru bila tidak dibarengi dengan kemauan, tekad dan kreativitas yang tumbuh dari diri sendiri. Kewenangan Bidang Pendidikan Kewenangan atau wewenang adalah suatu istilah yang biasa digunakan dalam lapangan hukum publik. Namun sesungguhnya terdapat perbedaan diantara keduanya. Kewenangan adalah apa yang disebut “kekuasaan formal”, kekuasaan yang berasal dari kekuasaan yang diberikan oleh Undang-undang atau legislatif dari kekuasaan eksekutif atau administratif. Karenanya, merupakan kekuasaan dari segolongan orang tertentu atau kekuasaan terhadap suatu bidang pemerintahan atau urusan pemerintahan tertentu yang bulat. Sedangkan wewenang hanya mengenai suatu bagian tertentu saja dari kewenangan. Wewenang (authority) adalah hak untuk memberi perintah, dan kekuasaan untuk meminta dipatuhi. Melalui UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan daerah, pada Pasal 13 ayat (1) huruf (f) bahwa salah satu urusan wajib yang menjadi kewenangan pemerintahan daerah provinsi adalah penyelenggaraan pendidikan dan alokasi sumber daya manusia potensial sedangkan pada Pasal 14 ayat (1) huruf (f) menetapkan bahwa penyelenggaraan pendidikan merupakan satu dari 16 belas urusan wajib yang menjadi kewenangan pemerintahan daerah kabupaten/kota. Selanjutnya, dalam penjabaran melalui PP Nomor 38 Tahun 42
  • 6. eJournal Pemerintahan Integratif, Volume 1, Nomor 1, 2013: 38-50 2007 tentang urusan pemerintahan antara pemerintah pusat, pemerintah provinsi, dan pemerintahan kabupaten/kota, pada lampiran A ditegaskan bahwa kewenangan pemerintah daerah dalam penyelenggaraan pendidikan khususnya di bidang kebijakan dan standar pembiayaan, kurikulum, sarana dan prasarana, guru, dan pengendalian penilaian hasil belajar, evaluasi, akreditasi, dan penjaminan mutu. Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan di Dinas Pendidikan Kabupaten Tana Tidung. Peneliti memilih lokasi ini karena masih banyak guru yang belum memiliki kompetensi yang baik, baik dari segi kualifikasi akademik maupun standar kompetensi. Adapun pendekatan yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif. Dalam penelitian kualitatif, dasar penetapan subjek penelitian adalah relevansi, artinya peneliti baru dapat menentukan siapa yang menjadi subjek dan jumlahnya secara kongkret setelah berada dikancah penelitian. Sumber data yang ada diambil secara purposif, untuk mendapatkan informasi maksimal mengenai unsur-unsur yang diteliti. Sumber datanya berupa manusia, meliputi Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Tana Tidung, Kepala bidang Pendidikan Dasar, Kepala bidang Pendidikan Menengah, Pengawas Guru, Kepala Sekolah, guru dan masyarakat lingkungan sekolah. Kemudian sumber lainnya adalah benda-benda yang berupa dokumen, Renstra dan profil Dinas Pendidikan Kabupaten Tana Tidung. Data tersebut kemudian dikumpulkan dengan teknik wawancara secara mendalam, dokumentasi dan observasi berperan serta. Kemudian analisis data dilakukan sejak awal penelitian hingga akhir penelitian. Sementara itu, model yang digunakan adalah analisis data interaktif, yakni (1) pengumpulan data, (2) reduksi data (3) display data, dan (4) verifikasi. Untuk mengetahui sejauhmana temuan-temuan dilapangan benar-benar representatif, maka digunakan teknik triangulasi, yaitu membandingkan anrara hasil wawancara dengan hasil observasi, antara ucapan sumber data di depan umum dan ketika sendirian secara informal, antara hasil wawancara dan dokumentasi yang diperoleh. Hasil Penelitian 1. Kualifikasi Akademik Guru di Kabupaten Tana Tidung Pada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 16 Tahun 2007 kualifikasi akademik yang harus dimiliki oleh guru meliputi: • Kualifikasi akademik Guru SD / MI Guru pada SD dan MI harus memiliki kualifikasi akademik minimum Diploma 4 ( D4 ) atau sarjana ( S1 ) dalam bidang pendidikan SD/MI atau psikologi yang diperoleh dari program studi yang ter akreditasi. 43
  • 7. Peningkatan Kompetensi Guru di Kabupaten Tana Tidung (Jemmi Ardiansyah) • Kualifikasi akademik Guru SMP / MTS Guru pada SMP dan MTS harus memiliki kualifikasi akademik minimum Diploma 4 ( D4 ) atau sarjana ( S1 ) program studi yang sesuai dengan mata pelajaran yang di ajarkan serta diperoleh dari program studi yang ter akreditasi. • Kualifikasi akademik Guru SMA / MA Guru pada SMA dan MA harus memiliki kualifikasi akademik minimum Diploma 4 ( D4 ) atau sarjana ( S1 ) program studi yang sesuai dengan mata pelajaran yang di ajarkan serta diperoleh dari program studi yang ter akreditasi Di Dinas Pendidikan Kabupaten Tana Tidung ada 2 Bidang yang mengatur masalah pendidikan yang sesuai dengan pembahasan peneliti, yaitu Bidang Pendidikan Dasar dan Bidang Pendidikan Menengah. Bidang Pendidikan Dasar meliputi jenjang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) atau Taman Kanak-kanak (TK) dan Sekolah Dasar (SD), Bidang Pendidikan Menengah meliputi jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) atau Sederajat dan Sekolah Menengah Atas (SMA) atau sederajat. a. Bidang Pendidikan Dasar Kualifikasi akademik guru pada bidang pendidikan dasar di Kabupaten Tana Tidung masih sangat rendah, sehingga perlu kerja keras dari Pemerintah Daerah Kabupaten Tana Tidung untuk meningkatkannya. Untuk melihat kondisi bidang pendidikan dasar yang ada di Kabupaten Tana Tidung pada jenjang Sekolah Dasar, berikut data lengkapnya. Tabel 1. Kualifikasi Akademik guru SD Negeri Menurut KecamatanTahun 2012 KECAMATAN SEKOLAH KUALIFIKASI AKADEMIK JUMLAH GURU PERSENTASE GURU LAYAK (%) KETERANGAN SMA D II S 1 Sesayap 13 39 84 35 158 22,15 RENDAH Sesayap Hilir 9 37 47 22 106 20,75 RENDAH Tana Lia 3 10 18 14 42 33.33 RENDAH JUMLAH 25 86 149 71 306 PERSENTASE (%) 28,10 48.6 9 23,2 0 100 RENDAH Sumber: Profil Dikdasmen Kabupaten Tana Tidung 2012 Dari data tabel tersebut menunjukan kualifikasi akademik guru di bidang pendidikan dasar masih rendah karna belum sesuai dengan Undang-undang No. 14 Tahun 2005. Dari tabel tersebut sebanyak 86 orang guru masih berkualifikasi akademik SMA dengan persentase 28,10 persen dan sebanyak 149 orang guru masih berkualifikasi akademik D II dengan persentase 48.69 persen. Sehingga dari 306 guru sekolah dasar sebanyak 71 guru sudah memenuhi standar 44
  • 8. eJournal Pemerintahan Integratif, Volume 1, Nomor 1, 2013: 38-50 kualifikasi akademik guru dengan persentase 23,20 persen dan 235 guru dengan persentase 76,79 belum memenuhi standar kualifikasi akademik sesuai Undang- undang No.14 Tahun 2005. b. Bidang Pendidikan Menengah Dinas Pendidika Khususnya pada Bidang Pendidikan menengah terus berusaha meningkatkan kualifikasi akademik guru. Berdasarkan dengan Target Kabupaten Tana Tidung pada tahun 2014 kualifikasi akademik guru pada jenjang SMP sudah sekitar 90% dan kualifikasi akademik guru pada jenjang SMA atau yang sederajat 100%. Untuk melihat kondisi bidang pendidikan menengah yang ada di Kabupaten Tana Tidung pada jenjang SMP atau sederajat dan SMA atau sederajat, berikut dipaparkan data-data dari BPS Kabupaten Tana Tidung yang memperlihatkan fakta dan kondisi yang ada. Tabel 2. Kualifikasi Akademik guru SMP Negeri Menurut Kecamatan Tahun 2012 KECAMATAN SEKOLAH KUALIFIKASI AKADEMIK JUMLAH GURU PERSENTASE GURU LAYAK (%) KETER ANGA N SMA D II D III S 1 Sesayap 4 - 1 7 43 51 84,31 TINGGI Sesayap Hilir 2 - 1 1 21 23 91,30 TINGGI Tana Lia 2 1 - 1 20 22 90.90 TINGGI JUMLAH 8 1 2 9 84 96 PERSENTASE (%) 1,04 2,08 9,37 87,5 100 TINGGI Sumber: Profil Dikdasmen Kabupaten Tana Tidung 2012 Berdasarkan dari data tabel tersebut menunjukan kualifikasi akademik guru di Sekolah Menengah Pertama sudah memenuhi kelayakan, hanya sebanyak 12 guru yang belum sesuai dengan Undang-undang No. 14 Tahun 2005. Dari tabel tersebut sebanyak 1 orang guru masih berkualifikasi akademik SMA dengan persentase 1,04 dan sebanyak 2 orang guru masih berkualifikasi akademik D II dengan persentase 2,08, sebanyak 9 orang guru masih berkualifikasi D III dengan persentase 9,37 dan sebanyak 84 orang guru sudah berkualifikasi S1 dengan persentase 84,5. Sehingga dari 96 orang guru sekolah Menengah Pertama sebanyak 64 orang guru sudah memenuhi standar kualifikasi akademik guru dengan persentase 87,5 dan sebanyak 12 guru dengan persentase 12,5 belum memenuhi standar kualifikasi akademik sesuai Undang- undang No.14 Tahun 2005. 45
  • 9. Peningkatan Kompetensi Guru di Kabupaten Tana Tidung (Jemmi Ardiansyah) Tabel 3. Kualifikasi Akademik guru SMA Negeri Menurut Kecamatan Tahun 2012 KECAMATAN SEKOLAH KUALIFIKASI AKADEMIK JUMLAH GURU PERSENTASE GURU LAYAK (%) KETERANGAND III S 1 Sesayap 1 1 43 44 97,72 TINGGI Sesayap Hilir 1 - 21 21 100 TINGGI Tana Lia 1 - 20 20 100 TINGGI JUMLAH 3 1 84 85 PERSENTASE (%) 1,17 98,82 100 TINGGI Sumber: Profil Dikdasmen Kabupaten Tana Tidung 2012 Berdasarkan dari data tabel tersebut menunjukan kualifikasi akademik guru di Sekolah Menengah Pertama sudah memenuhi kelayakan, hanya sebanyak 1 guru yang belum sesuai dengan Undang-undang No. 14 Tahun 2005. Dari tabel tersebut sebanyak 1 orang guru masih berkualifikasi akademik D III. Sehingga dari 85 orang guru sekolah Menengah Pertama sebanyak 84 orang guru sudah memenuhi standar kualifikasi akademik guru dengan persentase 98,82 dan sebanyak 1 guru dengan persentase 1,17 belum memenuhi standar kualifikasi akademik sesuai Undang-undang No.14 Tahun 2005. 2. Kompetensi Guru di Kabupaten Tana Tidung Dalam perspektif kebijakan nasional, Menurut Undang-undang No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Pasal 1 ayat (10), kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan. Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 16 tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru. Dijelaskan bahwa Standar Kompetensi Guru dikembangkan secara utuh dari 4 kompetensi utama, yaitu (a) kompetensi pedagogik, (b) kompetensi kepribadian, (c) kompetensi sosial, (d) kompetensi professional. Berikut dijelaskan mengenai kompetensi guru di Kabupaten Tana Tidung: a. Kompetensi Pedagogik Kompetensi Pedagogik merupakan salah satu jenis kompetensi yang mutlak perlu dikuasai guru. Kompetensi Pedagogik pada dasarnya adalah kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran peserta didik. Kompetensi Pedagogik merupakan kompetensi khas, yang akan membedakan guru dengan profesi lainnya dan akan menentukan tingkat keberhasilan proses dan hasil pembelajaran 46
  • 10. eJournal Pemerintahan Integratif, Volume 1, Nomor 1, 2013: 38-50 peserta didiknya.Kompetensi ini tidak diperoleh secara tiba-tiba tetapi melalui upaya belajar secara terus menerus dan sistematis, baik pada masa pra jabatan (pendidikan calon guru) maupun selama dalam jabatan, yang didukung oleh bakat, minat dan potensi keguruan lainnya dari masing-masing individu yang bersangkutan. Dengan melihat kondisi riil guru-guru kompetensi pedagogic guru di Kabupaten Tana Tidung sudah baik. Hanya saja dalam penggunaan fasilitas dalam pembelajaran masih kurang. Tetapi secara keseluruhan sudah sesuai dengan kriteria yang di atur dalam Undang-undang no 14 tahun 2005. b. Kompetensi Kepribadian Esensi pembelajaran adalah perubahan prilaku kearah yang lebih baik. Guru akan mampu mengubah perilaku muridnya kea rah yang baik apabila dirinya telah menjadi manusia yang baik pula. Pribadi guru harus baik karena inti dari pendidikan adalah perubahan perilaku. Tata nilai termasuk norma, moral, estetika dan ilmu pengetahuan, mempengaruhi perilaku etik siswa sebagai peribadi dan sebagai anggota masyarakat. Dengan melihat kondisi riil guru-guru sebagian besar sudah memenuhi kriteria tersebut, hanya beberapa saja yang kurang seperti masih adanya guru yang merokok di lingkungan sekolah dan kriteria religious hanya ditekankan pada guru agama. Berdasarkan pengamatan penulis pada saat pelatihan guru, materi yang paling banyak dibahas cenderung lebih bersifat penguatan kompetensi pedagogic dan akademik ketimbang kepribadian. Begitu juga dalam hal kebijakan pemerintah dalam Uji Kompetensi Guru (UKG) dan Penilaian Kinerja Guru, semuanya menekankan pada penguasaan kompetensi pedagogic dan akademik (professional). c. Kompetensi Sosial Kompetensi social guru berkaitan erat dengan kemampuan guru dalam berkomunikasi dengan masyarakat, baik yang ada dilingkungan sekolah maupun yang ada di lingkungan tempet tinggal guru. Dalam bermasyarakat, peran guru dan cara berkomunikasi tentulah memiliki perbedaan dengan orang lain yang bukan guru. Guru adalah tokoh di masyarakat dan type manusia yang mengemban tugas untuk membina dan membimbing masyarakat agar memiliki nilai dan norma yang baik. Itulah sebabnya misi yang diemban guru sebenarnya adalah suatu misi kemasyarakatan. Karna guru merupakan bagian yang tak 47
  • 11. Peningkatan Kompetensi Guru di Kabupaten Tana Tidung (Jemmi Ardiansyah) terpisahkan dari masyarakat dan mampu mengembangkan tugas sebagai anggota masyarakat dan warga Negara. Dengan melihat kondisi riil guru-guru sebagian besar sudah memenuhi kriteria tersebut, hanya beberapa kriteria yang belum terpenuhi seperti dalam penggunaan teknologi komunikasi dan informasi, guru masih kurang karna belum tersedianya fasilitas yang memadai. Dalam mengekspresikan hasil karyanya guru belum mengunakan media online seperti di internet atau blog pribadinya. Selain itu pula kurangnya fasilitas dalam hal teknologi, informasi dan komunikasi merupakan hal yang menghambat guru untuk terus berkreasi. d. Kompetensi Profesional Tugas guru merupakan sebuah tugas yang mulia, tugas yang mengajarkan ilmu pengetahuan kepada peserta didik maupun masyarakat di sekelilingnya. Sehingga guru tidak sekedar mengetahui materi yang akan diajarkannya tetapi juga harus memahaminya secara luas dan mendalam. Oleh karena itu, peserta didik juga harus selalu belajar untuk memperdalam dan memperluas pengetahuannya terkait mata pelajaran yang di ampunya. Dengan melihat kondisi riil guru-guru sebagian besar sudah memenuhi kriteria kompetensi profesional tersebut. Untuk guru di SDN 001 Sesayap, sebagian besar sudah berkualifikasi akademik S1, yang belum memenuhi standar kualifikasi tersebut sedang dalam proses perkuliahan. Syarat kualifikasi akademik tersebut merupakan salah satu syarat untuk mencapai guru profesional. Jadi profesionalisme guru sudah cukup baik 3.. Faktor Pendukung dan Penghambat Peningkatan Kompetensi Guru di Kabupaten Tana Tidung a. Faktor Pendukung Faktor yang mendukung dalam peningkatan kompetensi di Kabupaten Tana Tidung adalah Pertama, kebijakan pengembangan kualifikasi dan kompetensi guru didukung adanya kebijakan pemerintah dengan lahirnya Undang-Undang Guru dan Dosen, dalam pasal-pasalnya dijelaskan bahwa syarat guru mendapat tunjangan profesi adalah dengan pendidikan minimal strata satu (S1) atau Diploma Empat (D-IV). Kompetensinya guru harus mengikuti uji kompetensi untuk mendapatkan sertifikasi penduduk sebagai syarat mendapat tunjangan profesi, baik guru Negeri (PNS) maupun non PNS. 48
  • 12. eJournal Pemerintahan Integratif, Volume 1, Nomor 1, 2013: 38-50 Faktor ini merupakan faktor intern yang menjadi motivasi utama para guru pada umumnya dan pada guru di Kabupaten Tana Tidung pada khususnya. kedua, dengan adanya dukungan Pemerintah Desa, Pemerintah Daerah, dan Masyarakat di Kabupaten Tana Tidung sehingga memotivasi guru untuk menjadi lebih baik. Ketiga, besarnya gaji dan tunjangan yang diberikan Pemerinah Daerah kepada guru sehingga memberikan semangat kepada guru dengan itu guru tak mencari mata pencaharian lain sehingga dapat lebih fokus pada peningkatan kompetensinya. b Faktor Penghambat Faktor yang mendukung dalam peningkatan kompetensi di Kabupaten Tana Tidung adalah Pertama, keterbatasan dana untuk operasional penyelenggaraan pendidikan. sehingga guru sulit untuk mengembangkan kompetensinya. Kedua, masih banyak guru yang belum sadar akan tugas dan tanggung jawabnya sebagai pendidik. Apabila guru sadar karna dia adalah seorang guru, maka guru akan selalu mengembangkan kompetensinya walau tanpa paksaan dari Pemerintah Daerah maupun pihak Sekolah. ketiga, kurangnya pengawasan bagi guru yang berada di daerah terencil sehingga guru masih sering bermalas-malasan dan banyak menggunakan waktunya di luar jam kegiatan mengajar. Kesimpulan Kompetensi guru di Kabupaten Tana Tidung pada tahun 2012 masih kurang baik karna kualifikasi akademik guru pada tahun itu masih rendah. Masih banyaknya Guru yang belum memenuhi standar kualifikasi akademik sesuai dengan UU No 14 Tahun 2005. Sebagaiman diketahui bahwa guru adalah jantung dan ruh lembaga pendidikan di sekolah. Oleh karena itu profesionalisme juga diukur dari tingkat pendidikan, bukan sekedar pelatihan. Semakin tinggi tingkat pendidikannya, akan semakin tinggi pula tingkat profesionalismenya. Kompetensi guru merupakan hal yang kompleks mencakup komponen kompetensi pedagogic, kepribadian, social dan professional. Keempat komponen itu merupakan kesatuan yang harus menjadi bagian yang integral dalam diri dan pelaksanaan tugas seorang guru. Guru yang memiliki kompetensi yang baik misalnya, kompetensi itu tidak cukup menjadi dasar pelaksanaan tugas guna memperoleh hasil belajar peserta didik yang baik, apabila tidak disertai dengan kepemilikan kompetensi kepribadian, professional dan social yang memadai pula. Faktor pendukung dalam Peningkatan Kompetensi Guru bidang Pendidikan oleh Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Tana Tidung diantaranya adalah peningkatan kompetensi guru merupakan program dari pemerintah daerah, tingginya komitmen pimpinan terhadap dunia 49
  • 13. Peningkatan Kompetensi Guru di Kabupaten Tana Tidung (Jemmi Ardiansyah) pendidikan, sesuai dengan amandemen UUD 1945 mengenai dana bidang pendidikan minimal 20% dari APBD dan APBN. Adapun yang menjadi faktor penghambat dalam Peningkatan Kompetensi Guru bidang Pendidikan oleh Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Tana Tidung adalah Keterbatasan dana untuk operasional penyelenggaraan pendidikan, Terbatasnya sarana dan prasarana penunjang proses belajar mengajar, Masih banyak guru yang kurang kompeten untuk mengajar, Kurangnya pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas guru sekolah. Daftar Pustaka Badan Pusat Statistik. 2010. Kabupaten Tana Tidung Dalam Angka . 2010 Danim, Sudarwan, (2010), Karya Tulis Inovatif Sebuah Pengembangan Profesi Guru, Penerbit : PT. Remaja Rosdakarya, Bandung hal 5 Mulyasa, E, (2004), Menjadi Kepala Sekolah Profesional dalam Konteks Menyukseskan MBS dan KBK, Penerbit : PT Remaja Rosdakarya, Bandung. Hal 154 Saud, Udin Saefudin, (2009), Pengembangan Profesi Guru, Penerbit : CV. Alfabeta, Bandung. Hal 49, 99, 121-127 50