SlideShare a Scribd company logo
1 of 14
Homeschooling pertama kali muncul dipicu oleh filosofi
bahwa “manusia pada dasarnya adalah makhluk belajar dan
senang belajar, kita tidak perlu ditunjukkan bagaimana cara
belajar. Yang membunuh kesenangan belajar adalah orang-
orang yang berusaha menyelak, mengatur, atau
mengontrolnya” (John Cadlwell Holt dalam bukunya How
Children Fail,1964).
Homeschooling berkembang dengan berbagai alasan selain
keyakinan, pertumbuhan homeshooling juga banyak dipicu
oleh ketidakpuasan atas sistem pendidikan disekolah formal.
Homeschooling merupakan model pendidikan dimana
sebuah keluarga memilih untuk bertanggung jawab sendiri
atas pendidikan anaknya dengan menggunakan rumah
sebagai basis pendidikannya. Orang tua terlibat langsung
dalam proses penyelenggaraan pendidikan, penentuan arah
dan tujuan pendidikan, nilai-nilai yang hendak
dikembangkan, kecerdasan dan ketrampilan, kurikulum dan
materi, serta metode dan praktek belajar (bdk.
Sumardiono,2007:4)
Homeschooling bertujuan untuk mengembangkan setiap
potensi anak yang unik secara maksimal. Orangtua bisa
menekankan pendidikan moral atau
keagamaan, memperluas lingkungan sosial dan suasana
belajar yang lebih baik. Tidak ada batas yang
menghalangi mereka untuk tumbuh. Kesempatan untuk
menimba ilmu juga lebih luas sejalan dengan
perkembangan pendidikan sekarang ini.
 UU Nomor 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas, pendidikan adalah usaha
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian
diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta ketrampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.
 UUD pasal 28 ayat (1) menegaskan “Setiap orang berhak
mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak
mendapat pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu
pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya, dan meningkatkan
kualitas hidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia.”. Ayat ini
juga diperkuat oleh UU HAM 1999 Pasal 12: Setiap orang berhak atas
perlindungan bagi pengembangan pribadinya, untuk memperoleh
pendidikan, mencerdaskan dirinya sesuai dengan hak asasi manusia.
 UU Nomor 20 tahun 2003 pasal 27 ayat (1) dikatakan: “Kegiatan
pendidikan informal yang dilakukan oleh keluarga dan lingkungan
berbentuk kegiatan belajar secara mandiri.” Kemudian ayat (2)
dikatakan:”Hasil pendidikan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
diakui sama dengan pendidikan formal dan nonformal setelah peserta
didik lulus ujian sesuai dengan standar nasional pendidikan.” Dengan
demikian, homeschooling dilindungi oleh undang-undang.
 Homeschooling tunggal
Biasanya hanya melibatkan orang tua dalam satu keluarga tanpa bergabung
dengan yang lainnya. Orang tua harus benar-benar mengambil peran sebagai
pembimbing, teman belajar, sekaligus penilai. Homeschooling tunggal memiliki
fleksibilitas tinggi. Tempat, bentuk dan waktu belajar bisa disepakati oleh
pengajar dan peserta didik. Kelemahan homeschooling tunggal murni adalah
tidak adanya mitra (partner) untuk saling mendukung, terbagi atau
membandingkan keberhasilan dalam proses belajar.
 Homeschooling majemuk
Berada satu tingkat diatas homeschooling tunggal dalam pelibatan individu lain.
Dilaksanakan oleh dua atau lebih keluarga untuk kegiatan tertentu, sementara
kegiatan pokok tetap dilaksanakan oleh orang tua masing-masing
 Komunitas homeschooling
Gabungan beberapa homeschooling majemuk yang menyusun dan menentukan
silabus, bahan ajar, kegiatan pokok (olahraga, music / seni dan bahasa), sarana /
prasarana dan jadwal pembelajaran. Hal yang khas dari komunitas ini adalah
ruang gerak sosialisasi peserta didik lebih luas, tetapi dapat dikendalikan. Tipe ini
sesuai untuk peserta didik dengan usia 10 tahun ke bawah.
 Membangun kemandirian dan kreatifitas keindividual, bukan
pembelajaran secara klasikal.
 Memberi peluang untuk mencapai kompetensi individual semaksimal
mungkin, tidak di batasi oleh standar penilaian klasik, kemampuan
tertinggi, rata- rata atau bahkan rendah.
 Memberi perlindungan kepada anak didik dari berbagai bentuk
dampak negatif akibat pergaulan yang salah.
 Mengondisikan peserta didik lebih banyak bergaul dengan orang
dewasa sebagai panutan.
 Anak didik lebih siap menghadapi problematika kehidupan nyata.
 Memberi ruang lebih luas kepada peserta didik untuk melakukan
kegiatan keagamaan dan rekreasi / olahraga.
 Membantu anak lebih berkembang, memahami diri dan perannya
dalam dunia nyata, dan bebas berpendapat, menolak atau
menyepakati nilai-nilai tertentu.
 Mengondisikan anak-anak dengan berbagai situasi, kondisi, dan
lingkungan sosial.
Homeschooling menjadi sebuah
alternative yang layak untuk
dipertimbangkan karena hal-hal berikut
ini :
1. Interaksi orang tua dengan anak lebih intensif.
2. Anak menguasai kompetensi.
3. Kegiatan dan waktu belajar lebih luwes.
4. Kesempatan bersosialisasi meluas.
5. Belajar dari pengalaman.
6. Pengawasan lebih efektif.
Salah satu perbedaan homeschooling dengan sekolah
regular adalah pengelolaan di sekolah regular lebih terpusat
(kurikulumnya diatur) sedangkan kurikulum homeschooling
tergantung pada orang tua dan materi ajar untuk anaknya
Setiap keluarga Homeschooling memiliki pilihan
untuk menentukan kurikulum dan bahan ajar yang
digunakan sebagai acuan. Kurikulum akan menentukan pola
pendidikan dalam Homeschooling dan menentukan tahap-
tahap belajar peserta didik. Keluarga Homeschooling dapat
menggunakan kurikulum berbentuk bahan paket
(bundle), bahan terpisah (unbundle) ataupun dengan
menggunakan bahan yang dibeli dengan kreatifitas sendiri.
Di Indonesia belum ada penyedia kurikulum khusus untuk
homeschooling yang siap pakai, namun diluar negeri sudah
hal yang lazim jika kurikulum dijual secara umum.
 Lebih memberikan kemandirian dan kreatifitas individual
bukan pembelajaran secara klasikal.
 Memberikan peluang untuk mencapai kompetisi individual
semaksimal mungkin sehingga tidak selalu harus terbatasi
untuk membandingkan dengan kemampuan tertinggi, rata-rata
atau bahkan rendah.
 Terlindung dari tawuran, kenakalan, NAPZA, pergaulan yang
menyimpang, konsumerisme dan makanan / jajanan yang
malnutrisi.
 Lebih bergaul dengan orang dewasa sebagai panutan.
 Lebih disiapkan untuk kehidupan nyata.
 Menolak atau menyepakati nilai tertentu tanpa harus merasa
takut untuk mendapat celaan dari teman.
 Membelajarkan anak-anak dengan berbagai situasi, kondisi dan
lingkungan sosial.
 Memberikan peluang berinteraksi dengan teman sebaya diluar
jam belajarnya.
 Kurang berinteraksi dengan teman sebaya dari berbagai
status sosial yang dapat memberikan pengalaman berharga
untuk belajar hidup di masyarakat.
 Sekolah merupakan tempat belajar yang khas yang dapat
melatih anak untuk bersaing dan mencapai keberhasilan
setinggi-tingginya.
 Dapat mengisolasi peserta didik dari kenyataan yang
kurang menyenangkan sehingga dapat berpengaruh pada
perkembangan individu.
 Kemungkinan ia akan terisolasi dari lingkungan sosial yang
kurang menyenangkan sehingga ia akan kurang siap untuk
menghadapi berbagai kesalahan atau ketidakpastian.
Homeschooling
 Tanggung jawab pendidikan
anak sepenuhnya berada
ditangan orang tua.
 Sistem disesuaikan dengan
kebutuhan anak dan kondisi
keluarga.
 Jadwal belajar
fleksibel, tergantung pada
kesepakatan anak dan keluarga.
 Pengelolaan terdesentralisasi
kepada keinginan keluarga
homeschooling. Kurikulum dan
materi ajar dipilih dan
ditentukan oleh orang tua.
 Tanggung jawab pendidikan
anak diserahkan kepada guru
dan pengelola sekolah.
 Sistem standarisasi
kebutuhan anak disamakan
secara umum.
 Jadwal belajar telah
ditentukan untuk semua
siswa.
 Pengelolaan disekolah
terpusat, seperti pengaturan
dan penentuan kurikulum
dan materi ajar.
Sekolah Formal
 Anak-anak memiliki kemampuan serta cara belajar yang
berbeda-beda. Mereka tidak mungkin bisa untuk
disamakan dengan yang lainnya. Pendidikan yang
diberikan kepada anak juga harus sesuai dengan masing-
masing karakternya agar mereka nyaman dalam
melakukan kegiatan belajar. Setiap anak memiliki karakter
yang khas yang memungkinkan mereka berimajinasi
secara spesifik. Agar potensinya tergali dengan
sendirinya, bukan karena tekanan maupun keterpaksaan.
 Untuk itu orang tua harus mampu memilihkan pendidikan
untuk anak-anak yang sesuai dengan karakternya.
Mengingat begitu banyaknya alternatif-alternatif
pendidikan yang tersedia di Negara kita.
Homeschooling
Homeschooling

More Related Content

What's hot

Silabus mentoring remaja lp2 i
Silabus mentoring remaja lp2 iSilabus mentoring remaja lp2 i
Silabus mentoring remaja lp2 iAbu Jakaria
 
Teori Belajar Kognitif dan Penerapannya dalam Pembelajaran
Teori Belajar Kognitif dan Penerapannya dalam PembelajaranTeori Belajar Kognitif dan Penerapannya dalam Pembelajaran
Teori Belajar Kognitif dan Penerapannya dalam PembelajaranFitri Yusmaniah
 
Ppt administrasi pendidikan
Ppt administrasi pendidikanPpt administrasi pendidikan
Ppt administrasi pendidikanLhya Baha
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan.pptx
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan.pptxKanvas BAGJA prakarsa perubahan.pptx
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan.pptxKartinaKartina4
 
Konsep Pendidikan Islam
Konsep Pendidikan Islam Konsep Pendidikan Islam
Konsep Pendidikan Islam m10ehebat
 
Naskah pidato; berbakti kepada kedua orang tua
Naskah pidato; berbakti kepada kedua orang tuaNaskah pidato; berbakti kepada kedua orang tua
Naskah pidato; berbakti kepada kedua orang tuaAlvin 'Holocoust'
 
Modul 1.1 Pemikiran KHD konteks lokal sosial budaya - Muhammad Riyanto.pptx
Modul 1.1 Pemikiran KHD konteks lokal sosial budaya - Muhammad Riyanto.pptxModul 1.1 Pemikiran KHD konteks lokal sosial budaya - Muhammad Riyanto.pptx
Modul 1.1 Pemikiran KHD konteks lokal sosial budaya - Muhammad Riyanto.pptxNurilFile
 
Lembar Kerja 2_Rencana Penguatan Kompetensi Diri (2).docx
Lembar Kerja 2_Rencana Penguatan Kompetensi Diri (2).docxLembar Kerja 2_Rencana Penguatan Kompetensi Diri (2).docx
Lembar Kerja 2_Rencana Penguatan Kompetensi Diri (2).docxAvepAhmadMuasirSpd
 
Tugas RuKol Modul 1.1_Diskusi Kelompok.pdf
Tugas RuKol Modul 1.1_Diskusi Kelompok.pdfTugas RuKol Modul 1.1_Diskusi Kelompok.pdf
Tugas RuKol Modul 1.1_Diskusi Kelompok.pdfMargaretaSusanti
 
Model dan strategi pembelajaran bagi siswa berbakat
Model dan strategi pembelajaran bagi siswa berbakatModel dan strategi pembelajaran bagi siswa berbakat
Model dan strategi pembelajaran bagi siswa berbakatMichaelLee1007
 
Asas-Asas Pendidikan
Asas-Asas PendidikanAsas-Asas Pendidikan
Asas-Asas PendidikanIntan Irawati
 
OK Lembar Umpan Balik dari Kepala Sekolah_A5 FINAL 150522.docx
OK Lembar Umpan Balik dari Kepala Sekolah_A5 FINAL 150522.docxOK Lembar Umpan Balik dari Kepala Sekolah_A5 FINAL 150522.docx
OK Lembar Umpan Balik dari Kepala Sekolah_A5 FINAL 150522.docxkwartircabangmempawa
 
Presentasi Ruang Kolaborasi – Modul 1 Kelompok A2.pptx
Presentasi Ruang Kolaborasi – Modul 1 Kelompok A2.pptxPresentasi Ruang Kolaborasi – Modul 1 Kelompok A2.pptx
Presentasi Ruang Kolaborasi – Modul 1 Kelompok A2.pptxCasmadiCasmadi1
 
Faktor Eksternal Yang Mempengaruhi Belajar Siswa
Faktor Eksternal Yang Mempengaruhi Belajar SiswaFaktor Eksternal Yang Mempengaruhi Belajar Siswa
Faktor Eksternal Yang Mempengaruhi Belajar SiswaMelda Amelia
 
Modul 2.2. Angkatan 5 Reguler. Pembelajaran Sosial dan Emosional - Final.pdf
Modul 2.2. Angkatan 5 Reguler. Pembelajaran Sosial dan Emosional - Final.pdfModul 2.2. Angkatan 5 Reguler. Pembelajaran Sosial dan Emosional - Final.pdf
Modul 2.2. Angkatan 5 Reguler. Pembelajaran Sosial dan Emosional - Final.pdfIrman Ramly
 
instrumen penilaian sikap pengetahuan dan ketrampilan
instrumen penilaian sikap pengetahuan dan ketrampilaninstrumen penilaian sikap pengetahuan dan ketrampilan
instrumen penilaian sikap pengetahuan dan ketrampilanSurya Eka
 
Strategi Pembelajaran Dalam Perspektif al-Quran
Strategi Pembelajaran Dalam Perspektif al-QuranStrategi Pembelajaran Dalam Perspektif al-Quran
Strategi Pembelajaran Dalam Perspektif al-QuranLukmanul Hakim
 
RPP MTs Quran Hadits Kelas VIII
RPP MTs Quran Hadits Kelas VIIIRPP MTs Quran Hadits Kelas VIII
RPP MTs Quran Hadits Kelas VIIIDiva Pendidikan
 
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi Diri (Wahyu).docx
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi Diri (Wahyu).docxLampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi Diri (Wahyu).docx
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi Diri (Wahyu).docxWahyouJuztyn
 

What's hot (20)

Silabus mentoring remaja lp2 i
Silabus mentoring remaja lp2 iSilabus mentoring remaja lp2 i
Silabus mentoring remaja lp2 i
 
Teori Belajar Kognitif dan Penerapannya dalam Pembelajaran
Teori Belajar Kognitif dan Penerapannya dalam PembelajaranTeori Belajar Kognitif dan Penerapannya dalam Pembelajaran
Teori Belajar Kognitif dan Penerapannya dalam Pembelajaran
 
Ppt administrasi pendidikan
Ppt administrasi pendidikanPpt administrasi pendidikan
Ppt administrasi pendidikan
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan.pptx
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan.pptxKanvas BAGJA prakarsa perubahan.pptx
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan.pptx
 
Konsep Pendidikan Islam
Konsep Pendidikan Islam Konsep Pendidikan Islam
Konsep Pendidikan Islam
 
Naskah pidato; berbakti kepada kedua orang tua
Naskah pidato; berbakti kepada kedua orang tuaNaskah pidato; berbakti kepada kedua orang tua
Naskah pidato; berbakti kepada kedua orang tua
 
Modul 1.1 Pemikiran KHD konteks lokal sosial budaya - Muhammad Riyanto.pptx
Modul 1.1 Pemikiran KHD konteks lokal sosial budaya - Muhammad Riyanto.pptxModul 1.1 Pemikiran KHD konteks lokal sosial budaya - Muhammad Riyanto.pptx
Modul 1.1 Pemikiran KHD konteks lokal sosial budaya - Muhammad Riyanto.pptx
 
Lembar Kerja 2_Rencana Penguatan Kompetensi Diri (2).docx
Lembar Kerja 2_Rencana Penguatan Kompetensi Diri (2).docxLembar Kerja 2_Rencana Penguatan Kompetensi Diri (2).docx
Lembar Kerja 2_Rencana Penguatan Kompetensi Diri (2).docx
 
Tugas RuKol Modul 1.1_Diskusi Kelompok.pdf
Tugas RuKol Modul 1.1_Diskusi Kelompok.pdfTugas RuKol Modul 1.1_Diskusi Kelompok.pdf
Tugas RuKol Modul 1.1_Diskusi Kelompok.pdf
 
Model dan strategi pembelajaran bagi siswa berbakat
Model dan strategi pembelajaran bagi siswa berbakatModel dan strategi pembelajaran bagi siswa berbakat
Model dan strategi pembelajaran bagi siswa berbakat
 
Asas-Asas Pendidikan
Asas-Asas PendidikanAsas-Asas Pendidikan
Asas-Asas Pendidikan
 
OK Lembar Umpan Balik dari Kepala Sekolah_A5 FINAL 150522.docx
OK Lembar Umpan Balik dari Kepala Sekolah_A5 FINAL 150522.docxOK Lembar Umpan Balik dari Kepala Sekolah_A5 FINAL 150522.docx
OK Lembar Umpan Balik dari Kepala Sekolah_A5 FINAL 150522.docx
 
Presentasi Ruang Kolaborasi – Modul 1 Kelompok A2.pptx
Presentasi Ruang Kolaborasi – Modul 1 Kelompok A2.pptxPresentasi Ruang Kolaborasi – Modul 1 Kelompok A2.pptx
Presentasi Ruang Kolaborasi – Modul 1 Kelompok A2.pptx
 
Faktor Eksternal Yang Mempengaruhi Belajar Siswa
Faktor Eksternal Yang Mempengaruhi Belajar SiswaFaktor Eksternal Yang Mempengaruhi Belajar Siswa
Faktor Eksternal Yang Mempengaruhi Belajar Siswa
 
Modul 2.2. Angkatan 5 Reguler. Pembelajaran Sosial dan Emosional - Final.pdf
Modul 2.2. Angkatan 5 Reguler. Pembelajaran Sosial dan Emosional - Final.pdfModul 2.2. Angkatan 5 Reguler. Pembelajaran Sosial dan Emosional - Final.pdf
Modul 2.2. Angkatan 5 Reguler. Pembelajaran Sosial dan Emosional - Final.pdf
 
instrumen penilaian sikap pengetahuan dan ketrampilan
instrumen penilaian sikap pengetahuan dan ketrampilaninstrumen penilaian sikap pengetahuan dan ketrampilan
instrumen penilaian sikap pengetahuan dan ketrampilan
 
Strategi Pembelajaran Dalam Perspektif al-Quran
Strategi Pembelajaran Dalam Perspektif al-QuranStrategi Pembelajaran Dalam Perspektif al-Quran
Strategi Pembelajaran Dalam Perspektif al-Quran
 
RPP MTs Quran Hadits Kelas VIII
RPP MTs Quran Hadits Kelas VIIIRPP MTs Quran Hadits Kelas VIII
RPP MTs Quran Hadits Kelas VIII
 
Karya Inovatif Guru PAI (Siti Khadijah Ibrahim)
Karya Inovatif Guru PAI (Siti Khadijah Ibrahim)Karya Inovatif Guru PAI (Siti Khadijah Ibrahim)
Karya Inovatif Guru PAI (Siti Khadijah Ibrahim)
 
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi Diri (Wahyu).docx
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi Diri (Wahyu).docxLampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi Diri (Wahyu).docx
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi Diri (Wahyu).docx
 

Viewers also liked

Homeschooling 
Homeschooling Homeschooling 
Homeschooling crystal513
 
Home schooling education
Home schooling educationHome schooling education
Home schooling educationlightbluepen
 
Homeschooling power point
Homeschooling power pointHomeschooling power point
Homeschooling power pointana90sedano
 
Home vs public school
Home vs public schoolHome vs public school
Home vs public school103632
 
Homeschooling freedom of learning
Homeschooling freedom of learningHomeschooling freedom of learning
Homeschooling freedom of learningRumah Inspirasi
 
Homeschooling presentation
Homeschooling presentationHomeschooling presentation
Homeschooling presentationjbarga
 

Viewers also liked (11)

Home schooling
Home schoolingHome schooling
Home schooling
 
Homeschool program presentation
Homeschool program presentationHomeschool program presentation
Homeschool program presentation
 
Homeschooling.pptx
Homeschooling.pptxHomeschooling.pptx
Homeschooling.pptx
 
Homeschooling
HomeschoolingHomeschooling
Homeschooling
 
Homeschool Powerpoint
Homeschool PowerpointHomeschool Powerpoint
Homeschool Powerpoint
 
Homeschooling 
Homeschooling Homeschooling 
Homeschooling 
 
Home schooling education
Home schooling educationHome schooling education
Home schooling education
 
Homeschooling power point
Homeschooling power pointHomeschooling power point
Homeschooling power point
 
Home vs public school
Home vs public schoolHome vs public school
Home vs public school
 
Homeschooling freedom of learning
Homeschooling freedom of learningHomeschooling freedom of learning
Homeschooling freedom of learning
 
Homeschooling presentation
Homeschooling presentationHomeschooling presentation
Homeschooling presentation
 

Similar to Homeschooling

Similar to Homeschooling (20)

Perkembangan Sosial Pada Anak Homeschooling
Perkembangan Sosial Pada Anak HomeschoolingPerkembangan Sosial Pada Anak Homeschooling
Perkembangan Sosial Pada Anak Homeschooling
 
Pendidikan dalam lingkungan sekolah
Pendidikan dalam lingkungan sekolahPendidikan dalam lingkungan sekolah
Pendidikan dalam lingkungan sekolah
 
Makalah pengaruh sosial ekonomi terhadap prestasi belajar siswa sd di sd
Makalah pengaruh sosial ekonomi terhadap prestasi belajar siswa sd di sdMakalah pengaruh sosial ekonomi terhadap prestasi belajar siswa sd di sd
Makalah pengaruh sosial ekonomi terhadap prestasi belajar siswa sd di sd
 
Lingkungan pendidikan dan hubungan timbal balik nya
Lingkungan pendidikan dan hubungan timbal balik nyaLingkungan pendidikan dan hubungan timbal balik nya
Lingkungan pendidikan dan hubungan timbal balik nya
 
Proposal fix
Proposal fixProposal fix
Proposal fix
 
Homeschooling
HomeschoolingHomeschooling
Homeschooling
 
Alam belajar
Alam belajarAlam belajar
Alam belajar
 
Alam belajar
Alam belajarAlam belajar
Alam belajar
 
Makalah belum jadi
Makalah belum jadiMakalah belum jadi
Makalah belum jadi
 
Makalah belum jadi
Makalah belum jadiMakalah belum jadi
Makalah belum jadi
 
MATERI WAWASAN WIYATA MANDALA (MPLS).pptx
MATERI WAWASAN WIYATA MANDALA (MPLS).pptxMATERI WAWASAN WIYATA MANDALA (MPLS).pptx
MATERI WAWASAN WIYATA MANDALA (MPLS).pptx
 
Makalah lingkungan pendidikan
Makalah lingkungan pendidikanMakalah lingkungan pendidikan
Makalah lingkungan pendidikan
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
[==
[==[==
[==
 
[==
[==[==
[==
 
Kak seto home scooling seri 2
Kak  seto  home  scooling  seri  2Kak  seto  home  scooling  seri  2
Kak seto home scooling seri 2
 
Jurnal Homeschooling hj. Ade Muslimat
Jurnal Homeschooling hj. Ade MuslimatJurnal Homeschooling hj. Ade Muslimat
Jurnal Homeschooling hj. Ade Muslimat
 
Makalah belum jadi
Makalah belum jadiMakalah belum jadi
Makalah belum jadi
 
Modal asiment
Modal asimentModal asiment
Modal asiment
 
Makalah belum jadi
Makalah belum jadiMakalah belum jadi
Makalah belum jadi
 

Recently uploaded

MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfIndri117648
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023DodiSetiawan46
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 

Recently uploaded (20)

MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 

Homeschooling

  • 1.
  • 2. Homeschooling pertama kali muncul dipicu oleh filosofi bahwa “manusia pada dasarnya adalah makhluk belajar dan senang belajar, kita tidak perlu ditunjukkan bagaimana cara belajar. Yang membunuh kesenangan belajar adalah orang- orang yang berusaha menyelak, mengatur, atau mengontrolnya” (John Cadlwell Holt dalam bukunya How Children Fail,1964). Homeschooling berkembang dengan berbagai alasan selain keyakinan, pertumbuhan homeshooling juga banyak dipicu oleh ketidakpuasan atas sistem pendidikan disekolah formal. Homeschooling merupakan model pendidikan dimana sebuah keluarga memilih untuk bertanggung jawab sendiri atas pendidikan anaknya dengan menggunakan rumah sebagai basis pendidikannya. Orang tua terlibat langsung dalam proses penyelenggaraan pendidikan, penentuan arah dan tujuan pendidikan, nilai-nilai yang hendak dikembangkan, kecerdasan dan ketrampilan, kurikulum dan materi, serta metode dan praktek belajar (bdk. Sumardiono,2007:4)
  • 3. Homeschooling bertujuan untuk mengembangkan setiap potensi anak yang unik secara maksimal. Orangtua bisa menekankan pendidikan moral atau keagamaan, memperluas lingkungan sosial dan suasana belajar yang lebih baik. Tidak ada batas yang menghalangi mereka untuk tumbuh. Kesempatan untuk menimba ilmu juga lebih luas sejalan dengan perkembangan pendidikan sekarang ini.
  • 4.  UU Nomor 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.  UUD pasal 28 ayat (1) menegaskan “Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak mendapat pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya, dan meningkatkan kualitas hidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia.”. Ayat ini juga diperkuat oleh UU HAM 1999 Pasal 12: Setiap orang berhak atas perlindungan bagi pengembangan pribadinya, untuk memperoleh pendidikan, mencerdaskan dirinya sesuai dengan hak asasi manusia.  UU Nomor 20 tahun 2003 pasal 27 ayat (1) dikatakan: “Kegiatan pendidikan informal yang dilakukan oleh keluarga dan lingkungan berbentuk kegiatan belajar secara mandiri.” Kemudian ayat (2) dikatakan:”Hasil pendidikan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diakui sama dengan pendidikan formal dan nonformal setelah peserta didik lulus ujian sesuai dengan standar nasional pendidikan.” Dengan demikian, homeschooling dilindungi oleh undang-undang.
  • 5.  Homeschooling tunggal Biasanya hanya melibatkan orang tua dalam satu keluarga tanpa bergabung dengan yang lainnya. Orang tua harus benar-benar mengambil peran sebagai pembimbing, teman belajar, sekaligus penilai. Homeschooling tunggal memiliki fleksibilitas tinggi. Tempat, bentuk dan waktu belajar bisa disepakati oleh pengajar dan peserta didik. Kelemahan homeschooling tunggal murni adalah tidak adanya mitra (partner) untuk saling mendukung, terbagi atau membandingkan keberhasilan dalam proses belajar.  Homeschooling majemuk Berada satu tingkat diatas homeschooling tunggal dalam pelibatan individu lain. Dilaksanakan oleh dua atau lebih keluarga untuk kegiatan tertentu, sementara kegiatan pokok tetap dilaksanakan oleh orang tua masing-masing  Komunitas homeschooling Gabungan beberapa homeschooling majemuk yang menyusun dan menentukan silabus, bahan ajar, kegiatan pokok (olahraga, music / seni dan bahasa), sarana / prasarana dan jadwal pembelajaran. Hal yang khas dari komunitas ini adalah ruang gerak sosialisasi peserta didik lebih luas, tetapi dapat dikendalikan. Tipe ini sesuai untuk peserta didik dengan usia 10 tahun ke bawah.
  • 6.  Membangun kemandirian dan kreatifitas keindividual, bukan pembelajaran secara klasikal.  Memberi peluang untuk mencapai kompetensi individual semaksimal mungkin, tidak di batasi oleh standar penilaian klasik, kemampuan tertinggi, rata- rata atau bahkan rendah.  Memberi perlindungan kepada anak didik dari berbagai bentuk dampak negatif akibat pergaulan yang salah.  Mengondisikan peserta didik lebih banyak bergaul dengan orang dewasa sebagai panutan.  Anak didik lebih siap menghadapi problematika kehidupan nyata.  Memberi ruang lebih luas kepada peserta didik untuk melakukan kegiatan keagamaan dan rekreasi / olahraga.  Membantu anak lebih berkembang, memahami diri dan perannya dalam dunia nyata, dan bebas berpendapat, menolak atau menyepakati nilai-nilai tertentu.  Mengondisikan anak-anak dengan berbagai situasi, kondisi, dan lingkungan sosial.
  • 7. Homeschooling menjadi sebuah alternative yang layak untuk dipertimbangkan karena hal-hal berikut ini : 1. Interaksi orang tua dengan anak lebih intensif. 2. Anak menguasai kompetensi. 3. Kegiatan dan waktu belajar lebih luwes. 4. Kesempatan bersosialisasi meluas. 5. Belajar dari pengalaman. 6. Pengawasan lebih efektif.
  • 8. Salah satu perbedaan homeschooling dengan sekolah regular adalah pengelolaan di sekolah regular lebih terpusat (kurikulumnya diatur) sedangkan kurikulum homeschooling tergantung pada orang tua dan materi ajar untuk anaknya Setiap keluarga Homeschooling memiliki pilihan untuk menentukan kurikulum dan bahan ajar yang digunakan sebagai acuan. Kurikulum akan menentukan pola pendidikan dalam Homeschooling dan menentukan tahap- tahap belajar peserta didik. Keluarga Homeschooling dapat menggunakan kurikulum berbentuk bahan paket (bundle), bahan terpisah (unbundle) ataupun dengan menggunakan bahan yang dibeli dengan kreatifitas sendiri. Di Indonesia belum ada penyedia kurikulum khusus untuk homeschooling yang siap pakai, namun diluar negeri sudah hal yang lazim jika kurikulum dijual secara umum.
  • 9.  Lebih memberikan kemandirian dan kreatifitas individual bukan pembelajaran secara klasikal.  Memberikan peluang untuk mencapai kompetisi individual semaksimal mungkin sehingga tidak selalu harus terbatasi untuk membandingkan dengan kemampuan tertinggi, rata-rata atau bahkan rendah.  Terlindung dari tawuran, kenakalan, NAPZA, pergaulan yang menyimpang, konsumerisme dan makanan / jajanan yang malnutrisi.  Lebih bergaul dengan orang dewasa sebagai panutan.  Lebih disiapkan untuk kehidupan nyata.  Menolak atau menyepakati nilai tertentu tanpa harus merasa takut untuk mendapat celaan dari teman.  Membelajarkan anak-anak dengan berbagai situasi, kondisi dan lingkungan sosial.  Memberikan peluang berinteraksi dengan teman sebaya diluar jam belajarnya.
  • 10.  Kurang berinteraksi dengan teman sebaya dari berbagai status sosial yang dapat memberikan pengalaman berharga untuk belajar hidup di masyarakat.  Sekolah merupakan tempat belajar yang khas yang dapat melatih anak untuk bersaing dan mencapai keberhasilan setinggi-tingginya.  Dapat mengisolasi peserta didik dari kenyataan yang kurang menyenangkan sehingga dapat berpengaruh pada perkembangan individu.  Kemungkinan ia akan terisolasi dari lingkungan sosial yang kurang menyenangkan sehingga ia akan kurang siap untuk menghadapi berbagai kesalahan atau ketidakpastian.
  • 11. Homeschooling  Tanggung jawab pendidikan anak sepenuhnya berada ditangan orang tua.  Sistem disesuaikan dengan kebutuhan anak dan kondisi keluarga.  Jadwal belajar fleksibel, tergantung pada kesepakatan anak dan keluarga.  Pengelolaan terdesentralisasi kepada keinginan keluarga homeschooling. Kurikulum dan materi ajar dipilih dan ditentukan oleh orang tua.  Tanggung jawab pendidikan anak diserahkan kepada guru dan pengelola sekolah.  Sistem standarisasi kebutuhan anak disamakan secara umum.  Jadwal belajar telah ditentukan untuk semua siswa.  Pengelolaan disekolah terpusat, seperti pengaturan dan penentuan kurikulum dan materi ajar. Sekolah Formal
  • 12.  Anak-anak memiliki kemampuan serta cara belajar yang berbeda-beda. Mereka tidak mungkin bisa untuk disamakan dengan yang lainnya. Pendidikan yang diberikan kepada anak juga harus sesuai dengan masing- masing karakternya agar mereka nyaman dalam melakukan kegiatan belajar. Setiap anak memiliki karakter yang khas yang memungkinkan mereka berimajinasi secara spesifik. Agar potensinya tergali dengan sendirinya, bukan karena tekanan maupun keterpaksaan.  Untuk itu orang tua harus mampu memilihkan pendidikan untuk anak-anak yang sesuai dengan karakternya. Mengingat begitu banyaknya alternatif-alternatif pendidikan yang tersedia di Negara kita.