1. Dokumen tersebut membahas implementasi 8 standar penilaian Badan Standar Nasional Pendidikan di SDN 08 Alang Lawas. Beberapa poin utama yang dijelaskan adalah:
2. Standar penilaian merupakan salah satu bagian dari Standar Nasional Pendidikan yang berkaitan dengan mekanisme penilaian hasil belajar siswa.
3. SDN 08 Alang Lawas telah mengimplementasikan beberapa standar penilaian seperti menetapkan standar kompetensi
1. 1
IMPLEMENTASI PENERAPAN 8 STANDAR PENILAIAN
BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN (BSNP)
DI SDN 08 ALANG LAWAS
RAHMI A.S.Pd
KECAMATAN PADANG SELATAN
DINAS PENDIDIKAN KOTA PADANG
2. 2
BAB I
PENDAHULUAN
Standar Penilaian Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) diberi
tugas untuk mengimplemen-tasikan SNP (Standar Nasional Pendidikan) agar dapat di
jadikan sebagai kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum
NKRI. Sehingga SNP berfungsi sebagai dasar dalam perencanaan, pelaksanaan dan
pengawasan pendidikan dalam rangka mewujudkan pendidikan nasional yang
bermutu. Dalam Pasal 1 ayat (17) Undang – undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional Yungto pasal 1 ayat (1) PP No. 19 2005 dinyatakan
bahwa lingkup dari SNP meliputi 8 standar yaitu : (1) standar kompetensi kelulusan,
(2) standar isi, (3) standar proses, (4) standar pendidik dan tenaga pendidikan, (5)
standar sarana dan prasarana, (6) standar pengolahan, (7) standar pembiyaan, dan (8)
standar penilaian.
Bila kita cermati bahwa standar peneliaian pendidikan adalah standar
nasional pendidikan yang berkaitan dengan mekanisme, prosedur dan instrumen
penilaian hasil belajar peserta didik. Pada Peraturan Pemerintah tersebut diamanatkan
tiga jenis penilaian yaitu : (1) penilaian yang dilakukan oleh pendidik secara
berkesinambungan untuk memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil
pembelajaran, (2) penilaian oleh satuan pendidikan bertujuan menilai pencapaian
standar kompetensi lulusan untuk semua mata pelajaran sesuai programnya sebagai
bentuk traspiransi, profesional dan akuntabel lembaga, (3) penilaian oleh pemerintah
bertujuan menilai pencapaian kompetensi secara nasional pada mata pelajaran
tertentu.
Standar penilaian merupakan salah satu bagian dari SNP tentang sistem
pendidikan di seluruh wilayah NKRI. Sebab itu, setiap pendidik harus memahami
landasan yuridis maupun filosofis yang melatarbelakangi munculnya standar
penilaian,mekanisme dan prosedur evaluasi. Termasuk dalam hal tersebut, bagaimana
pendidik menetapkan indikator keberhasilan pembelajaran dan merancang
pengalaman belajar siswa.
3. 3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Latar Belakang Standar Penilaian Pendidikan
1. Standar Penilaian dalam Standar Nasional Pendidikan
Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005, tentang Standar Nasional
Pendidikan merupakan Pelaksanaan dari Undang – Undang Nomor 20 tentang Sistem
Pendidikan Nasional. Ditetapkannya PP No 19 tersebut mengisyaratkan betapa
pentingnya standar yang terkait dengan masalah pendidikan yang dapat dijadikan
rujukan bagi siapapun yang berkepentingan terhadap maslah pendidikan di Negara
Republik Indonesia. Peraturan Pemerintah ini juga mengatur dan menentukan
berbagai standar dalam pendidikan yang dapat dijadikan panduan ataupun
pelaksanaan pendidikan di Indonesia.
Dalam pasal 1 ayat (17) Undang – Undang nomor 20 tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional Yungto pasal 1 ayat 91) PP No.19 Tahun 2005
dinyatakan bahwa lingkup dari SNP meliputi 8 standar yaitu :
1. Standar kompetensi lulusan : adalah kualifikasi kemampuan lulusan yang
mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Standar kompetensi lulusan
digunakan sebagai pedoman penilaian dalam menentukan kelulusan peserta didik
dari satuan pendidikan. Sehingga Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dapat
dikatakan sebagai kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap,
pengetahuan dan keterampilan yang di miliki peserta didik sesuai dengan standar
nasional yang telah disepakati, sebagaimana yang ditetapkan dengan Peraturan
menteri Pendidikan Nasional No. 23 Tahun 2006. Standar kompetensi lulusan
digunakan sebagai pedoman penilaian dalam penentuan kelulusan peserta didik
dari satuan pendidikan.
1. Fungsi Standar Kompetensi Lulusan (SKL)
Adapun fungsi dari Standar Kompetensi Lulusan (SKL), sebagai berikut:
4. 4
1. Standar kompetensi lulusan digunakan sebagai pedoman penilaian dalam
menentukan kelulusan peserta didik,dari satuan pendidikan
2. Standar kompetensi lulusan pada jenjang pendidikan dasar bertujuan untuk
meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta
ketrampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.
3. Standar kompetensi lulusan pada satuan pendidikan menengah umum
bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak
mulia, serta ketrampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih
lanjut.
4. Standar kompetensi lulusan pada satuan pendidikan menengah kejuruan untuk
meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta
ketrampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.
Ruang Lingkup Standar Kompetensi Lulusan (SKL)
Standar Kompetensi Lulusan (SKL) memiliki ruang lingkup, di antaranya:
1. Standar kompetensi lulusan (SKL) satuan pendidikan (SKL-SP)
2. Standar kompetensi lulusan (SKL) kelompok mata pelajaran (SKL-KMP)
3. Standar kompetensi lulusan (SKL) mata pelajaran (SKL-MP)
Adapun Standar Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan (SKL-SP) Yang telah
djalankan di SDN 08 alang lawas diantaranya.
1. Menjalankan ajaran agama yang dianut sesuai dengan tahap perkembangan
anak
2. Mengenal kekurangan dan kelebihan diri sendiri
3. Mematuhi aturan-aturan sosial yang berlaku dalam lingkungannya
4. Menghargai keberagaman agama, budaya, suku, ras, dan golongan sosial
ekonomi di lingkungan sekitarnya
5. Menggunakan informasi tentang lingkungan sekitar secara logis, kritis, dan
kreatif
6. Menunjukkan kemampuan berpikir logis, kritis, dan kreatif, dengan
bimbingan guru/pendidik
7. Menunjukkan rasa keingintahuan yang tinggi dan menyadari potensinya 2
8. Menunjukkan kemampuan memecahkan masalah sederhana dalam kehidupan
sehari-hari
9. Menunjukkan kemampuan mengenali gejala alam dan sosial di lingkungan
sekitar
5. 5
10. Menunjukkan kecintaan dan kepedulian terhadap lingkungan
11. Menunjukkan kecintaan dan kebanggaan terhadap bangsa, negara, dan tanah
air Indonesia
12. Menunjukkan kemampuan untuk melakukan kegiatan seni dan budaya lokal
13. Menunjukkan kebiasaan hidup bersih, sehat, bugar, aman, dan memanfaatkan
waktu luang
14. Berkomunikasi secara jelas dan santun
15. Bekerja sama dalam kelompok, tolong-menolong, dan menjaga diri sendiri
dalam lingkungan keluarga dan teman sebaya
16. Menunjukkan kegemaran membaca dan menulis
17. Menunjukkan keterampilan menyimak, berbicara, membaca, menulis,
dan berhitung
2. Standar isi :
Adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang dituangkan dalam
kriteria tentang kompetensi tamatan, kompetensi bahan kajian, kompetensi
mata pelajaran, dan silabus pembelajaran yang harus dipenuhi oleh peserta
didik pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Standar isi ini memuat
kerangka dasar dan struktur kurikulum, beban belajar, kurikulum tingkat
satuan pendidikan, dan kalender pendidikan.
Dalam standar isi mencakup:
a. Kerangka dasar dan struktur kurikulum yang merupakan pedoman dalam
penyusunan kurikulum pada tingkat satuan pendidikan.
b. Beban belajar bagi peserta didik pada satuan pendidikan dasar dan
menengah.
c. Kurikulum tingkat satuan pendidikan yang akan dikembangkan oleh satuan
pendidikan berdasarkan panduan penyusunan kurikulum sebagai bagian
tidak terpisahkan standar isi.
d. Kalender pendidikan untuk penyelenggaraan pendidikan pada satuan
pendidikan jenjang pendidikan dasar dan menengah.
Dalam standar isi ini hal yang telah dikembangkan di SDN 08 alang lawas
diantaranya
6. 6
1. Pembuatan perangkat pembelajaran
Hal yang dilakukan diantaranya :
a. Melakukan Pemetaan Komptensi
Pemetaan kompetensi dilakukan dengan mencari dan mengumpulkan
beberapa kompetensi dasar (KD)/hasil belajar (HB)/indikator dari
mata pelajaran yang berbeda dan menentukan tema yang tepat.
Apabila ada yang tidak dapat dikumpulkan dalam satu tema, bisa
dipelajari terpisah dari tema. Guru sebaiknya tidak memaksakan agar
setiap pembahasan bisa masuk dalam satu tema.
b. Menyusun Program Tahunan/Semester (Rencana Jangka Panjang)
Setelah melakukan pemetaan kurikulum, diteruskan dengan menyusun
program tahunan dan program semester sebagai perencanaan jangka
panjang. Tema mana yang diprogramkan untuk semester 2 ? dalam
menentukan pembagian waktu di masing-masing tema, guru perlu
melihat kalender akademik untuk menghitung jumlah minggu yang
efektif, sehingga pembagian waktu di masing-masing tema dapat
terbagi efektif.
c. Menyusun Program Unit (Rencana Jangka Menengah/Rencana
Tematik)
Berdasarkan program semester yang telah disusun tersebut,
selanjutnya disusun program unit sebagai perencanaan jangka
menengah. Program unit disusun sebelumnya. program semester yang
telah di susun sebelumnya.
2. Pembuatan soal harian dan semester
Berdasarkan alat pelaksanaannya secara garis besar alat penilaian dengan
teknik ulangan dapat dikelompokkan sebagai berikut :
1. Ulangan Tertulis
Ulangan tertulis adalah suatu teknik penilaian yang menuntut jawaban
secara tertulis, baik berupa pilihan maupun isian. Ulangan tertulis dapat
berbentuk pilihan ganda, menjodohkan, benar-salah, isian singkat, atau
uraian (essay).
2. Ulangan Lisan
Ulangan lisan adalah teknik penilaian hasil belajar yang pertanyaan
dan jawabannya atau pernyataannya atau tanggapannya disampaikan dalam
7. 7
bentuk lisan dan spontan. Ulangan jenis ini memerlukan daftar pertanyaan
dan pedoman pensekoran.
3. Ulangan Praktik/Perbuatan
Ulangan praktik/perbuatan adalah teknik penilaian hasil belajar yang
menuntut peserta didik mendemontrasikan kemahirannya atau
menampilkan hasil belajarnya dalam bentuk unjuk kerja. Tes
praktik/perbuatan dapat berupa tes identifikasi, tes simulasi dan tes petik
kerja. Tes identifikasi dilakukan untuk mengukur kemahiran
mengidentifikasi sesuatu hal berdasarkan fenomena yang ditangkap melalui
alat indera. Tes simulasi digunakan .untuk mengukur kemahiran
bersimulasi memperagakan suatu tindakan. Tes petik kerja digunakan
untuk mengukur kemahiran mendemonstrasikan pekerjaan yang
sesungguhnya.
3. Penyebaran isi silabus
Prinsip Pengembangan Silabus
Silabus merupakan salah satu produk pengembangan kurikulum
dan pembeljaran yang berisikan garis-garis besar materi pembelajaran.
Beberapa prinsip yang mendasari pengembangan silabus adalah antara
laian :
1. Ilmiah
Keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam
silabus harus benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara keilmuan.
Untuk mencapai kebenaran ilmiah tersebut, dalam penyusunan silabus
selayaknya dilibatkan para pakar di bidang keilmuan masing-masing mata
pelajaran. Hal ini dimaksudkan agar materi pelajaran yang disajikan dalam
silabus valid.
2. Relevan
Cakupan, kedalam, tingkat kesukaran dan urutan penyajian materi
dalam silabus sesuai ada keterkaiatan dengan tingkat perkembangan fisik,
intelektual, sosial, emosional, dan spiritual peserta didik.
8. 8
3. Sistematis
Komponen-komponen silabus saling berhubungan secara
fungsional dalam mencapai kompetensi.
4. Memadai
Cakupan indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber
belajar, dan sistem penilaian cukup untuk menujang pencapaian
kompetensi dasar.
5. Konsisten
Adanya hubungan yang konsisten (ajek, taat asas) antara
kompetensi dasar, indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber
belajar, dan sistem penilaian.
6. Aktual dan Kontekstual
Cakupan indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber
belajar, dan sistem penilaian memerhatikan pengembangan ilmu, teknologi,
dan seni mukhtahir dalam kehidupan nyata, dan peristiwa yang terjadi.
7. Fleksibel
Keseluruhan komponen silabus dapat mengakomodasi keragaman
peserta didik, pendidik, serta dinamika perubahan yang terjadi di sekolah
dan tuntutan masyarakat.
8. Menyeluruh
Komponen silabus mencakup keseluruhan ranah kompetensi (
kognitif, afektif, dan psikomotor ).
4. Pemgembangan rencana pembelajaran
5. Pengembangan sistim penilaian
9. 9
3. Standar proses : adalah standar berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran
pada satuan pendidikan untuk mencapai stanndar kompetensi lulusan.
4. Standar pendidik dan tenaga kependidikan : adalah kriteria pendidikan
prajabatan dan kelayakan fisik maupun mental, serta pendidikan dalam
jabatan, pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi
sebagai agen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki
kemampuan yang mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
5. Standar sarana dan prasarana : adalah standar nasional pendidikan yang
berkaitan dengan kriteria minimal tentang ruang belajar, tempat berolahraga,
tempat beribadah, dll.
6. Standar pengolahan : adalah standar nasional pendidikan yang berkaiatan
dengan perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan kegiatan pendidikan pada
tingkat satuan pendidikan.
7. Standar pembiayaan : adalah standar yang mengatur komponen dan besarnya
operasi satuan pendidikan yang berlaku selama satu tahun. Dijelaskan bahwa
pembiayaan pendidikan meliputi biaya investasi, biaya operasi, dan biaya
personal.
8. Standar penilaian pendidikan : adalah standar nasional pendidikan yang
berkaitan dengan mekanisme, prosedur dan instrumen penilaian hasil belajar
peserta didik.
1. 2. Landasan Filosofis dan Yuridis Standar Penilaian
1. a. Landasan Filosofis
Proses pendidikan adalah proses untuk mengembangkan potensi siswa menjadi
kemampuan dan keterampilan tertentu, namun harus menjadi pemahaman setiap
siswa mendapatkan dan diperlakukan secara adil dalam proses pembelajaran dan
termasuk dalam pemberian nilai.
1. b. Landasan Yuridis
Dalam Undang – Undang Nomor 20 Tahun 2003, pasal 57 Ayat (1) dinyatakan
bahwa evaluasi dilakukan dalam rangka pengendalian mutu pendidikan secara
nasional, sebagai akuntabilitas penyelenggara pendidikan kepada pihak – pihak yang
berkepentingan, kemudian pada Ayat (2) dijelaskan bahwa evaluasi dilakukan
terhadap peserta didik, lembaga, dan program pendidikan pada jalur formal dan non
formal untuk semua jenjang, satuan dan jenis pendidikan. Selanjutnya pada pasal 58
Ayat (1) dijelaskan bahwa evaluasi proses dan hasil belajar peserta didik di lakukan
10. 10
oleh pendidik untuk memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil belajar peserta
didik secara berkesinambungan, sedangkan pada ayat (2) menjelaskan secara lebih
jauh bahwa evaluasi peserta didik, satuan pendidikan dan program pendidikan
dilakukan oleh lembaga mandiri secara berkala, menyeluruh, transparan dan sistemik
mencapai standar nasional pendidikan.
1. Badan Standar nasional Pendidikan
Dalam UU Nomor 20 tahun 2003, pasal 35 Ayat (3) dijelaskan bahwa pengembangan
standar nasional pendidikan serta pemantauan dan pelaporan pencapaianya secara
nasional dilaksanakan oleh suatu badan standarisasi, penjaminan dan pengendalian
mutu pendidikan, yang kemudian eksistensi dari badan tersebut dijelaskan dalam
Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005, pada pasal 73 sampai pasal 77, badan
standarisasi, penjaminan dan pengendalian mutu pendidikan tersebut, disebut dengan
Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).
Pasal 76, PP No. 19 Tahun 2005 dinyatakan bahwa tugas utama BSNP adalah
membantu Menteri dalam mengembangkan, memantau, dan mengendalikan standar
nasional pendidikan. Ditegaskan pada ayat berikutnya semua satuan yang
dikembangkan oleh BSNP berlaku efektif dan mengikat semua satuan pendidikan
secara nasional setelah ditetapkan dengan peraturan Menteri. Ketentuan tentang tugas
dan wewenang BSNP tertuang pada ayat (3) yang menyatakan bahwa untuk
melaksanakan tugas – tugasnya BSNP mempunyai wewenang untuk :
1. mengembangkan Standar Nasional Pendidikan;
2. menyelenggarakan ujian nasional;
3. memberikan rekomendasi kepada pemerintah daerah dalam penjaminan dan
pengendalian mutu pendidikan;
4. merumuskan kriteria kelulusan dari satuan pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah.
Ditambahkan pada pasal 77 bahwa dalam menjalankan tugasnya, BSNP
didukung dan berkoordinasi dengan departemen yang menangani urusan
pemerintah di bidang agama, dan dinas yang menangani pendidikan di
provinsi/kabupaten/kota.
B. Standar Penilaian Pendidikan menurut Badan Standar Nasional Pendidikan
11. 11
1. 1. Prinsip Penilaian menurut BSNP
Pelaksanaan penialaian hasil belajar peserta didik didasarkan pada data sahih yang
diperoleh melalui prosedur dan instrument yang memenuhi persyaratan dengan
mendasarkan diri pada prinsip – prinsip sebagai berikut :
1. Mendidik, artinya proses penilaian hasil belajar harus mampu memberikan
sumbangan positif pada peningkatan pencapaian hasil belajar peserta didik.
2. Terbuka atau transparan, artinya bahwa prosedur penilaian, kriteria penilaian
ataupun pengembilan keputusan harus disampaikan secara terbuka dan
diketahui oleh pihak – pihak terkait secara obyektif.
3. Menyeluruh, artinya penilaian hasil belajar peserta didik yang dilakkan harus
meliputi berbagai aspek kompetensi yang dinilai yang terdiri dari ranah
pengetahuan kognitif, keterampilan psikomotor, sikap dan nilai afektif.
4. Terpadu dengan pembelajaran, artinya bahwa dalam melakukan penilaian
kegiatan pembelaran harus mempertimbangkan kognitif, afektif, dan
psikomotor.
5. Obyektif, artinya proses penilaian yang dilakukan harus meminimalkan
pengaruh – pengaruh atau pertimbangan subyektif dari penilai.
6. Sistematis, yaitu penilaian harus dilakuakn secara terencana dan bertahap
serta berkelanjutan.
7. Berkesinambungan, yaitu evaluasi harus dilakukan secara terus menerus
sepanjang rentang waktu pembelajaran.
8. Adil, mengandung pengertian bahwa dalam proses penilaian tidak ada siswa
yang diuntungkan atau dirugikan.
9. Pelaksanaan penilaian menggunakan acuan kriteria yaitu menggunakan
kriteria tertentu dalam menentukan kelulusan yang telah ditetapkan.
1. Pedoman Penilaian oleh Pendidik
BSNP dalam pedoman umum penilaian mengemukakan adanya standar penilaian
oleh pendidik dan standar penilaian oleh satuan pendidikan. Standar penilaian oleh
pendidik merupakan standar yang mencakup standar umum, standar perencanaan,
12. 12
standar pelaksanaan penilaian, standar pengolahan dan penyajian hasil penilaian serta
tindak lanjut, yang masing – masing bagian dapat dijabarkan sebagai berikut :
1. Standar umum penilaian
Standar umum penilaian adalah aturan main dari aspek – aspek umum dalam
pelaksanaan penilaian, BSNP menjabarkan standar umum penilaian ini dalam prinsip
– prinsip sebagai berikut:
1) Pemilihan teknik penilaian yang disusuaiakan dengan karakteristik mata
pelajaran.
2) Informasi yang dihimpun mencakup ranah – ranah yang sesuai dengan standar
isi dan standar kompetensi lulusan.
3) Informasi mengenai perkembangan perilaku siswa dilakukan secara berkala
pada kelompok mata pelajaran masing – masing.
4) Pendidik harus selalu mencatat perilaku siswa yang menonjol baik yang bersifat
positif ataupun negatif.
5) Melakukan sekurang – kurangnya tiga kali ulangan harian menjelang ulangan
tengah semester dan tiga kali menjelang ujian akhir semester.
6) Pendidik harus menggunakan teknik penilaian yang bervariasi sesuai dengan
kebutuhan.
7) Pendidik harus selalu memeriksa dan memberikan balikan kepada peserta didik
atas hasil kerjanya.
8) Pendidik harus memiliki catatan komulatif tentang hasil penilaian setiap siswa
yang berada dibawah tanggung jawabnya.
9) Pendidik melakukan ulangan tengah semester dan akhir semester.
10) Pendidik yang diberi tugas menangani pengembangan diri harus melaporkan
kegiatan siswa pada wali kelas.
13. 13
11) Pendidik menjaga kerahasiaan pribadi siswa dan tidak disampaikan pada pihak
manapun tanpa seijin yang bersangkutan maupun orang tua murid/wali.
b. Standar perencanaan penilaian oleh pendidik
Standar perencanaan penilaian oleh pendidik merupakan prinsip – prinsip yang harus
dipedomi oleh pendidik dalam melakukan perencanaan penilaian,prinsip – prinsip
tersebut adalah sebagai berikut :
1) Pendidik harus membuat perencanaan penilaian secara terpadu dengan silabus
dan rencana pembelajarannya.
2) Pendidik harus mengembangakan kriteria pencapaian kompetensi dasr sebagai
dasar untuk penilaian.
3) Pendidik menentukan teknik penilaian dan instrumen penilaiannya.
4) Pendidik harus menginformasikan se awal mungkin kepada serdik tentang aspek
– aspek yang dinilai.
5) Pendidik menuangkan seluruh komponen penilaian kedalam kisi – kisi
penilaian.
6) Pendidik membuat instrumen penilaian berdasarkan kisi – kisi.
7) Pendidik menggunakan acuan kriteria dalam menentukan nilai siswa.
1. c. Standar pelaksanaan penilaian oleh pendidik
Menurut pedoman umum yang disusun BSNP standar pelaksanaan penilaian oleh
pendidik meliputi:
1) Pendidik melakukan penilaian sesuai dengan rencana penilaian yang ada.
2) Pendidik menganalsis kualitas instrumen dengan mengacu persyaratan
instrumen.
14. 14
3) Pendidik menjamin pelaksanaan ulangan dan ujian bebas dari kecurangan.
4) Pendidik memeriksa pekerjaan serdik dan memberikan umpan balik.
1. d. Standar pengolahan dan pelaporan hasil penilaian oleh pendidik
Standar pengolahan dan pelaporan hasil penilaian, yang ada pada pedoman umum
penilaian yang disusun oleh BSNP meliputi;
1) Pemberian skor pada tiap komponen yang dinilai.
2) Penggabungan skor nilai yang diperoleh dari berbagai teknik dengan bobot
tertentu sesuai dengan aturan yang berlaku.
3) Penentuan satu nilai dalam bentuk angka untuk setiap mata pelajaran.
4) Pendidik menulis deskripsi naratif tentang kepribadian serdik.
5) Pendidik bersama dengan wali kelas menyampaikan hasil penilaiannya dalam
rapat untuk menentukan kenaikan kelas.
6) Pendidik bersama wali kelas menyampaikan hasil penilaian kepada rapat dewan
guru untuk menentukan kelulusan serdik pada akhir satuan pendidikan.
7) Pendidik bersama wali kelas menyampiakan hasil penilaiannya kepada orang
tua murid/wali murid.
8) Standar pemanfaatan hasil penilaian
Berdasarkan pedoman umum penilaian yang dikeluarkan oleh BSNP, ada lima
standar yaitu :
1) Pendidik mengklasifikasi siswa berdasar tingkat ketuntasan pencapaian standar
kompetensi dan kompetensi dasar.
2) Pendidik menyampaikan balikan kepada serdik tentang tingkat pencapaian hasil
belajar pada setiap KD.
3) Bagi siswa yang belum mencapai standar ketuntasan, pendidik harus melakuka
pembelajaran remedial.
15. 15
4) Kepada siswa yang telah mencapai standar ketuntasan yang dipersyaratkan
dianggap memiliki keunggulan.
5) Pendidik menggunakan hasil penilaian untuk mengevaluasi dan merencanakan
berbagai upaya tindak lanjut.
1. Standar Penilaian Oleh Satuan pendidikan
Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 63
PP No 19, Tahun 2005, bertujuan menilai pencapaian kompetensi lulusan untuk
semua mata pelajaran pada kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia,
kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian dsb.
Dalam memberikan batasan standar penilaian hasil belajar yang harus dilakukan oleh
satuan pendidikan BSNP menegemukakan dua standar pokok yaitu (a) standar
penentuan kenaikan kelas dan (b) standar penentuan kelulusan.
Penjelasan tentang kedua standar penilaian tersebut adalah sebagai berikut.
1. a. Standar Penentuan Kenaikan Kelas
Standar penentuan kenaikan kelas yang dikeluarkan oleh BSNP dalam pedoman
penilaian umum terdiri dari tiga hal pokok yaitu :
1) Pada akhir tahun pelajaran, satuan pendidikan menyelenggarakan ulangan
kenaikan kelas.
2) Satuan pendidikan menetapkan Standar Ketuntasan Belajar Minimal (SKBM)
pada setiap mata pelajaran, SKBM tersebut harus di tingkatkan secara berkala.
3) Satuan pendidikan menyelenggarakan rapat Dewan pendidik untuk menentukan
kenaikan kelas setiap siswa.
1. b. Standar penentuan kelulusan
16. 16
Dalam menetapkan standar kelulusan, BSNP membuat ketetapan yang meliputi :
1) Pada akhir jenjang pendidikan satuan pendidikan menyelenggarakan ujian
sekolah pada kelompok mata pelajaran IPTEKS.
2) Satuan pendidikan menyelenggarakan rapat dewan pendidik untuk menentukan
nilai akhir peserta didik pada (a) Kelompok mata pelajaran agama, (b) kelompok
mata pelajaran kewargwnwgaraan, (c) kelompok mata pelajaran estitika dan (d)
kelompok mata pelajaran jasmani dan olahraga.
3) Satuan pendidikan menentukan kelulusan serdik berdasarkan kriteria kelulusan
yang telah ditetapkan dalam Peraturan Pemeritah Nomor 19 Tahun 2005.
C. Mekanisme dan Prosedur Penilaian Menurut BSNP
1. 1. Mekanisme dan Prosedur Penilaian
Dalam pedoman penilaian yang dikeluarkan oleh BSNP ditegaskan bahwa dalam
proses penilaian perlu diperhatikan beberapa prinsip sebagai berikut :
1. Penilaian ditujukan untuk mengukur pencapaian kompetensi. Untuk itu harus
dipahami bahwa proses penilaian merupakan bagian integral dari kegiatan
pembelajaran yang dilakukan oleh pendidik untuk mengetahui tingkat
pencapaian standar kompetensi lulusan.
2. Penilaian menggunakan acuan kriteria, yakni keputusan diambil bedasar apa
yang seharusnya dapat dilakukan oleh serdik setelah mengikuti proses
pembelajaran, sesuai dengan penerapan dari kurikulum yang berbasis
kompetensi, penilaian harus berdasarkan pada kriteria yaitu membadingkan
hasil yang telah dicapai serdik dengan kriteria yang telah ditetapkan.
3. Penilaian dilakukan secara keseluruhan dan berkelanjutan.
4. Hasil penilaian digunakan untuk menentukan tindak lanjut.
5. Penilaian harus sesuai dengan pengalaman belajar yang ditempuh dengan
proses pembelajaran.
17. 17
Sesuai dengan amanat PP No.19 Tahun 2005, penilaian dalam proses pendidikan
terbagi menjadi 3 kelompok yaitu : penilaian hasil belajar oleh pendidik, penilaian
hasil belajar oleh satuan pendidikan, dan penilaian hasil belajar oleh pemerintah.
1. Penilaian Hasil Belajar Oleh Pendidik
Penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan secara berkesinambungan untuk
membantu proses, kemajuan dan perbaikan hasil belajar, sehingga secara terperinci
dapat dijelaskan bahwa penilaian oleh pendidik ini digunakan untuk :
1. Menilai pencapaian kompetensi serdik, dimana penilaian yang dilakukan oleh
pendidik harus berbasis kompetensi, terencana,terpadu, menyeluruh dan
berkesinambungan.
2. Sebagi bahan penyusunan laporan hasil belajar.
3. Memperbaiki proses pembelajaran.
4. Fungsi penilaian dalam kegiatan pembelajaran ataupun pendidikan diharapkan
akan mampu menyediakan informasi yang membantu pendidik meningkatkan
kemampuannya dalam mengajar, serta membantu siswa untuk mencapai
perkembangan optimal dalam proses dan hasil pembelajaran.
5. Penilaian kelas merupakan salah satu pilar dalam kurikulum berbasis
kompetensi.
Untuk mendapatkan hasil optimal guru harus menyediakan dan
mengkomunikasikan hasil penilaian kelas serta umpan baliknya secara priodik
kepada orang tua murid/wali kelas untuk dapat meningkatkan dan
mempertahankan proses dan hasil belajar yang sudah dicapai oleh peserta
didik.
1. 3. Penilaian Hasil Belajar Oleh Satuan Pendidikan
Penilaian oleh satuan pendidikan bertujuan untuk menilai pencapaian standar
kompetensi lulusan untuk semua mata pelajaran dimana penilaian hasil belajar untuk
semua mata pelajaran ini merupakan penilaian akhir dalam menentukan kelulusan
siswa dari satuan pendidikan tertentu. Dijelaskan lebih jauh bahwa ada dua sistem
yang dapat dilakukan oleh sekolah untuk mempromosikan siswanya ke tingkat
pendidikan yang lebih tinggi yaitu:
18. 18
1. Sistem kredit atau beban belajar: yaitu sistem yang tidak mengenal kelas
dimana siswa dapat menyelesaikan program belajarnya sesuai dengan
kemampuan individual.
2. Sistem kenaikan kelas adalah sistem yang program belajar siswanya
terstruktur, dimana siswa yang dapat menyelesaikan beban belajar lebih cepat
karena memiliki kemampuan dan kemauan yang tinggi, tetapi ada pula siswa
yang membutuhkan waktu lebih lama dibanding teman yang lain.
Secara konseptual kegiatan kenaikan kelas memegang peranan strategis untuk
pengendalian kualitas dan sekaligus menjadi motivasi bagi siswa dan pendidik dalam
upaya peningkatan kualitas pembelajarannya.
Dijelaskan dalam panduan penilaian BSNP bahwa secara teoritik kenaikan kelas
dapat dilakukan dalam beberapa hal yaitu :
1. Menggunakan kriteria untuk dapat membedakan antara yang sudah dapat
mencapai standar kemampuan minimal dengan siswa yang belum mencapai
standar kompetensi minimal tersebut.
2. Menerapkan prinsip kenaikan kelas secara otomatis, dimana setiap siswa
dapat naik kelas secara otomatis pada setiap akhir tahun pelajaran dengan
predikat – predikat tertentu.
3. Mengunakan bentuk perpaduan antara dua pendekatan tersebut, dimana siswa
dapat naik kelas secara otomatis pada setiap akhir tahun pekajaran, tetapi
harus mengulang sejumlah mata pelajaran yang dianggap belum memenuhi
standar kemampuan minimal meskipun cukup bagus.
1. 4. Penilaian hasil Belajar Oleh Pemerintah
Dalam menyelenggarakan ujian nasional BSNP bekerja sama dengan instansi terkait
dilingkungan pemerintah, pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten serta satuan
pendidikan. Pada Pasal 68 ditegaskan bahwa hasil ujian nasional digunakan sebagai
salah satu pertimbangan untuk:
1. Pemetaan mutu program dan mutu satuan pendidikan.
2. Dasar seleksi masuk jenjang pendidikan berikutnya.
3. Penentuan kelulusan peserta didik dari program satuan pendidikan.
4. Pembinaan dan pemberian bantuan kepada satuan pendidikan dalam upaya
meningkatkan mutu pendidikan.
1. 5. Teknik Penilaian Menurut BSNP
19. 19
Menurut pedoman umum BSNP, teknik penilaian yang dapat dilakukan secara
komplementer ataupun sendiri – sendiri sesuai dengan kompetensi yang akan dinilai
anatara lain:
1. Tes Kinerja adalah berbagai jenis tes yang dapat berbentuk tes keterampilan
tertulis, tes identifikasi, tes simulasi, tes petik kerja dan sebagainya. Melalui
tes kinerja ini serdik mendemontrasikan unjuk kerja sebagai perwujutan
kompetensi yang telah dikuasai.
2. Demonstrasi adalah teknik yang dapat dilakukan dengan cara mengumpulkan
data kuantitatif dan kualitatif sesuai dengan kompetensi yang dinilai.
3. Observasi adalah teknik dengan kegiatan evaluasi proses dan hasil belajar
dapat dilakukan secara formal.
4. Penugasan adalah teknik yang dapat dilakukan dengan model proyek yang
berupa sejumlah kegiatan yang dirancang, dilakukan dan diselesaikan oleh
serdik di luar kegiatan kelas dan dilaporkan secara tertulis maupun lisan.
5. Portofolio adalah kumpulan dokumen dan karya – karya serdik dalam karya
tertentu yang diorganisasikan untuk mengetahui minat perkembangan belajar
dan prestasi siswa.
6. Tes tertulis adalah teknik penilaian yang paling banyak dilakukan oleh
pendidik, tes ini bisa berupa tes dengan jawaban pilihan atau isian.
7. Tes lisan adalah tes yang dilaksanakan melalui komunikasi langsung tatap
muka antara serdik dengan pendidik.
8. Jurnal adalah merupakan catatan siswa selama berlangsungnya proses
pembelajaran, sehingga jurnal berisi deskripsi proses pembelajran dengan
kekuatan dan kelemahan siswa terkait dengan kinerja atau sikap.
9. Wawancara adalah cara untuk memperoleh informasi mendalam yang
diberikan secara lisan dan spontan, tentang wawasan, pandangan atau aspek
kepribadian serdik.
10. Inventori adalah skala psikologis yang digunakan untuk mengungkap sikap,
minat, dan persepsi serdik terhadap obyek psikologis ataupun fenomena yang
terjadi.
11. Penilaian diri adalah teknik yang digunakan agar serdik dapat mengemukakan
kelebihan dan kekurangan diri dalam berbagai hal.
12. Penilaian antar teman (penilaian sejawat) dapat dilakukan dengan meminta
siswa mengemukakan kelebihan dan kekurangan teman dalam berbagai hal,
penilaian ini dapat berupa sosiometri untuk mendapat informasi anak – anak
yang favorit dan anak – anak yang terisolasi dalam kelompoknya.
20. 20
Berbagai teknik penilaian tersebut dapat dilakukan secara kombinasi untuk bisa
memperoleh informasi yang selengkapnya dan sedetail mungkin tentang proses,
kemajuan dan hasil belajar peserta didik.
D. Ujian Nasional Sebagai Standar Penilaian
1. Evaluasi Hasil Oleh Pemerintah
Sampai tahun 2000 pemerintah dalam hal ini Departemen Pendidikan Nasional telah
menyelenggarakan evaluasi hasil belajar yang diberlakukan secara nasional yang
disebut dengan EBTANAS. Pada sekitar tahun 2000, banyak sekali kritik dari
berbagai lapisan masyarakat terhadap Evaluasi Belajar Tahap Akhir yang
dilaksanakan secara nasional tersebut. Ada kelompok yang menilai bahwa banyak
sekali kelemahan yang ada dalam penyelenggaraan EBTANAS tersebut, diantaranya
adalah:
1) bentuk soal yang sebagaian digunakan pilihan ganda dianggap kurang mendidik
siswa untuk menggunakan penalarannya untuk menjawab soal.
2) sering terjadi kebocoran soal sehingga hasilnya kurang obyektif
3) nilai EBTANAS murni merupakan satu – satunya alat seleksi untuk masuk ke
jenjang pendidikan yang lebih tinggi
4) penyelenggraan memerlukan biaya yang cukup besar sehingga dirasa tidak
sebanding dengan manfaat ebtanas. Untuk merespon berbagai kritik yang muncul ini
pemerintah mengumpulkan berbagai informasi dari berbagai lapisan yang kemudian
menjadi landasan dikeluarkanya Surat Keputusan Menteri Pendidikan Nasional
Nomor: 001/U/2002, Tanggal 28 Januari 2002 yang berisi penghapusan EBTANAS
untuk SD, SDLB, SLB tingkat Dasar dan MI. Pemerintah juga menguluarkan Surat
keputusan Mendiknas Nomor; 047/U/2002, Tanggal 4 April 2002 yang berisi
pernyataan bahwa nama EBTANAS untuk tingkat SLTP, SLTPLB, SMU, SMLB,
MA dan SMK diganti dengan menjadi Ujian Akhir Nasional atau disebut dengan
UAN.
Dalam Surat Keputusan tersebut dijelaskan bahwa tujuan penyelenggaraan UAN
adalah:
1. Alat pengendali mutu pendidikan secara nasional, dengan diselenggarakannya
UAN ini diharapkan mutu pendidikan secara nasional dapat dikendalikan.
21. 21
2. Mendorong peningkatan mutu pendidikan, dengan penyelenggaraan UAN ini
diharapkan memotivasi sekolah untuk meningkatkan kualitas
pembelajaraannya dan berusaha untuk mencapai hasil UAN yang optimal.
3. c. Bahan pertimbangan untuk mementukan tamat belajar dan predikat
prestasi siswa.
4. Pertimbangan dalam seleksi penerimaan siswa baru pada jenjang pendidikan
yang lebih tinggi.
Pada Tahun 2004 UAN juga banyak mendapatkan kritikan dari berbagai kalangan
masyarakat bahkan ada sebagian besar anggota DPR tidak menyetujuinya, ketidak
setujuan anggota Dewan ini terutama terhadap besarnya usulan anggaran pelaksanaan
UAN, kritikan – kritikan dalam pelaksanaan UAN tersebut secara garis besar dapat
dikelompokkan menjadi permasalahan utama, yaitu:
1) UAN dianggap bertentangan dengan Undang – Undang Nomor 20 Tahun 2003,
Pasal 58, dalam pasal tersebut dijelaskan bahwa evaluasi hasil belajar serdik
dilakukan oleh pendidik untuk memantau proses kemajuan dan perbaikan hasil
belajar serdik secara berkesinambungan.
2) UAN dianggap tidak bermanfaat dan hanya menghambur – hamburkan biaya.
3) Konversi skor yang digunakan dalam pelaksanaan UAN dianggap membodohi
masyarakat, karena memotong skor anak pandai diberikan kepada siswa yang kurang.
Menganggapi kritikan tersebut hasil penelitian Mardapi juga merekomendasikan
perlunya kegiatan – kegiatan yang bermanfaat untuk penyempurnaan pelaksanaan
UAN diantaranya adalah:
1. Dalam penyelenggaraan UAN hendaknya;
1) Mengikutsertakan daerah dalam penyusunan soal
2) Biaya ujian sepenuhnya ditanggung pemerintah
3) Peningkatan kualitas soal
4) Peningkatan obyektivitas sistem scoring
5) Peningkatan keamanan soal
6) Pengamanan dan koreksi silang antar sekolah yang setingkat
22. 22
7) Pengiriman hasil UAN segera mungkin
8) Pemenuhan fasilitas minimum dalam penyelenggaraan UAN
1. Diperlukan adanya pelatihan penyusunan soal bagi guru daerah untuk
meningkatkan kualitas soal ujian
2. Perlunya inovasi dalam pembelajaran dengan menggunakan berbagai media
untuk meningkatkan motivasi dan minat siswa dalam memepelajarai materi
yang dianggap sulit
3. Analisis UAN secara rinci sesegera mungkin disampaikan ke sekolah agar
informasi tentang pokok bahasan atau materi yang sulit dapat diketaui pihak
sekolah dan para guru dapat mengambil strategi untuk mengatasinya.
4. Sosialisasi dan informasi UAN perlu dilakukan seawal mungkin yang
meliputi kisi – kisi ujian, bentuk soal, proses penskoran dan kriteria
kelulusannya sehingga sekolah maupun siswa dapat lebih mempersiapkan diri
menghadapi UAN
5. Pemerintah perlu membantu fasilitas dan peralatan yang memadai dalan
pelaksanaan ujian sehingga mata pelajaran yang memerlukan media tertentu
dapat dilaksanakan sesuai dengan tujuan UAN.
6. 2. Pro dan Kontra Pelaksanaan Ujian Nasional
Dengan mempertimbangkan bahwa dalam pengembangan pembelajaran di berbagai
sekolah di Indonesia masih menggunakan kurikulum yang bervariasi, dimana
sebagian sekolah masih menggunakan Kurikulum 1994, ada sekolah yang secara
bertahap menggunakan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) pada kelas tertentu
dan kelas yang lain masih menggunakan Kurikulum 1994, ada pula sekolah secara
keseluruhan telah meleksanakan KBK, dan ada sekolah yang telah mengembangkan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Dengan mulai berlakunya PP 22
Tahun 2006 tentang standar isi, maka dalam sosialisasi pelaksanaan Ujian Nasional
telah ditetapkan bahwa ; soal- soal ujian yang dikembangkan untuk Ujian Nasional
Tahun 2007, didasarkan pada irisan antara ; (1) Kurikulum Berbasis Kompetensi, (2)
Kurikulum 1994, dan (3) KTSP, yang secara visual dapat digambarkan sebagai
berikut:
Dengan gambaran tersebut maka diharapkan bahwa tidak akan muncul kecaman
terhadap soal UNAS dari sekolah – sekolah yang menggunakan berbagai kurikulum.
Dalam penentuan kelulusan BSNP juga menetapkan nilai sebagai standar ketuntasan
atau standar kelulusan yang akan dinaikkan secara bertahap setiap tahun. Perlu
dipahami juga oleh semua pihak bahwa Ujian Nasional adalah penilaian hasil belajar
23. 23
oleh pemerintah yang bertujuan untuk menilai pencapaian kompetensi lulusan secara
nasional pada mata pelajaran tertentu pada kelompok mata pelajaran pengetahuan dan
teknologi.
Hasil ujian nasional digunakan sebagai salah satu pertimbangan untuk pemetaan mutu
program atau satuan pendidikan, sebagai dasar seleksi masuk jenjang pendidikan
berikutnya.
Kebijakan pemerintah dalam penyelenggaraan ujian nasional ini menjadi polemik
berkepanjangan, sikap pro dan kontra muncul di berbagai media dengan berbagai
alasan rasional maupun sekedar rasionalisasi. Persoalan sebenarnya bukan ujian
nasional itu sendiri, tetapi perlu kajian dari berbagai sudut pandang diantaranya
adalah:
(1) ketidaksiapan siswa, guru ataupun sekolah menghadapi kenyataan dari “cermin
prestasi diri” yang disebut ujian nasional tersebut
(2) proses pendidikan yang selama ini berlangsung banyak memberikan kemudahan,
termasuk dalam pembelajaran, yang menyebabkan banyak pihak baik siswa, guru
maupun orang tua yang terbuai oleh keberhasilan semu yang berupa angka – angka
yang bisa dibuat oleh siapa saja
(3) adanya kecenderungan umum bahwa evaluasi yang kehilangan makna, karena
evaluasi yang seharusnya menjadi sarana atau cerminan diri, selama ini bukan lagi
menjadi sarana tetapi menjadi tujuan.
Selanjutnya, yang perlu mendapat perhatian adanya upaya sosialisasi dan penyadaran
kepada semua stakeholder tentang pemahaman fungsi UNAS dan Standar
Kompetensi Lulusan kepada siswa, orang tua,guru maupun semua staf sekolah. Agar
semua termotivasi untuk mengarahkan pembelajaran ke pencapaian standar
komptensi minimal yang harus dikuasai siswa; orang tua akan memotivasi dan
membimbing belajar anaknya, guru akan mengoptimalkan proses pembelajarannya
untuk membelajarkan siswa mencapainya, demikian juga staf sekolah maupun
berbagai pihak terkait. Bila secara nyata standar kompetensi ini telah dicapai,
kapanpun di evaluasi, siapapun yang melakukan evaluasi, bentuk soal manapun,
termasuk penyelenggaraan UNAS bukan lagi menjadi permasalahan yang besar.
BAB III
24. 24
PENUTUP
Kesimpulan
Standar Penilaian Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) diberi tugas untuk
mengimplemen-tasikan SNP (Standar Nasional Pendidikan) agar dapat di jadikan
sebagai kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum NKRI.
Sehingga SNP berfungsi sebagai dasar dalam perencanaan, pelaksanaan dan
pengawasan pendidikan dalam rangka mewujudkan pendidikan nasional yang
bermutu.
Dalam pasal 1 ayat (17) Undang – Undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional Yungto pasal 1 ayat 91) PP No.19 Tahun 2005 dinyatakan
bahwa lingkup dari SNP meliputi 8 standar yaitu :
a. Standar kompetensi lulusan
b. Standar isi
c. Standar proses
d. Standar pendidik dan tenaga kependidikan
e. Standar sarana dan prasarana
f. Standar pengolahan
g. Standar pembiayaan
h. Standar penilaian pendidikan
Surat Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor: 001/U/2002, Tanggal 28
Januari 2002 yang berisi penghapusan EBTANAS untuk SD, SDLB, SLB tingkat
Dasar dan MI. Pemerintah juga menguluarkan Surat keputusan Mendiknas Nomor;
047/U/2002, Tanggal 4 April 2002 yang berisi pernyataan bahwa nama EBTANAS
untuk tingkat SLTP, SLTPLB, SMU, SMLB, MA dan SMK diganti dengan menjadi
Ujian Akhir Nasional atau disebut dengan UAN.
Dengan mulai berlakunya PP 22 Tahun 2006 tentang standar isi, maka dalam
25. 25
sosialisasi pelaksanaan Ujian Nasional telah ditetapkan bahwa ; soal- soal ujian yang
dikembangkan untuk Ujian Nasional Tahun 2007, didasarkan pada irisan antara ;
(1) Kurikulum Berbasis Kompetensi,
(2) Kurikulum 1994, dan
(3) KTSP.
DAFTAR PUSTAKA
2005. Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005, tentang Standar Nasional
Pendidikan. Jakarta: Depdiknas.
2003. Undang – undang Nomor 20 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta:
Depdiknas.
Naskah akademik. Jakarta: BSNP.
Pedoman Umum Penilaian Hasil Belajar.Jakarta: BSNP.
Departemen Pendidikan Nasional. 2006. Panduan Penilaian Kelompok Mata
Pelajaran Kewarganegaraan dan Kepribadian. Jakarta: BSNP
2006. Panduan Penilaian Kelompok Mata Pelajaran Agama dan Akhlak Mulia.
Jakarta: BSNP.
2006. Panduan Penilaian Kelompok Mata Pelajaran Estetika. Jakarta: BSNP.
26. 26
2006. Panduan Penilaian Kelompok Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi. Jakarta: BSNP.
2006. Panduan Penilaian Kelompok Mata Pelajaran Jasmani, Olah raga, dan
kesehatan. Jakarta: BSNP.
2006. Rencana Strategis Depertemen Pendidikan Nasional Tahun 2005-2009 Menuju
Pengembangan Pendidikan Nasional Jangka Panjang. Jakarta: Depdiknas.
http://www.papantulisku.com/2010/12/makalah-tentang-badan-standar-nasional.html
Iklan
Report this ad
Report this ad
Terkait
Peran Pelaku Ekonomi
Penerapan TP di Negara Maju dan Berkembangdalam "Pengantar Teknologi
Pendidikan"
Upacara Pelantikan Pengurus Penggalang dan Penyematan Pramuka Garuda
Navigasi tulisan
Tulisan SebelumnyaPenerapan TP di Negara Maju dan BerkembangTulisan
SelanjutnyaUstadz Jefri Al-Buchari dan Abdul Rauf
2 tanggapan untuk “8 STANDAR NASIONAL
PENDIDIKAN (SNP)”
1. riosantosa
Oktober 14, 2017 pukul 1:40 am
27. 27
1
0
Rate This
makasih atas wawsannya mugi bermanfaat
Balas
1. abdrauf
Oktober 21, 2017 pukul 7:33 am
0
0
Rate This
Trims kembali
Balas
Tinggalkan Balasan
28. 28
Capai Harapan Tinggalkan Hayalan
Home
About
My Profile
Gerakan Pramuka
SMPN 2 Karimun
Software Computer
FaceBook
Yahoo! Messenger
My Picture
My Music
My Bisnis
Buat situs web atau blog gratis di WordPress.com.
Privasi & Cookie: Situs ini menggunakan cookie. Dengan melanjutkan menggunakan
situs web ini, Anda setuju dengan penggunaan mereka.
Untuk mengetahui lebih lanjut, termasuk cara mengontrol cookie, lihat di sini:
Kebijakan Cookie
Ikuti