1) Tulisan ini membahas tentang transformasi nilai demokrasi dalam keluarga dan masyarakat, mencakup hak dan tanggung jawab, bentuk dukungan dan perlindungan, pengembangan nilai-nilai akhlak, serta kesetaraan gender.
2) Hak dan tanggung jawab ada di dalam keluarga dan masyarakat, sedangkan bentuk dukungan dan perlindungan meliputi dukungan moral, psikologis, sosial, dan pemenuhan kebutuhan.
1. Assalamualaikum
wr. wb
P R E S E N T A T I O N
“TRANSFORMASI NILAI
DEMOKRASI DALAM KELUARGA
DAN MASYARAKAT”
KELOMPOK 10
PKN
Dosen pengampu : Edora S.Pd, M.Pd
2. B A B 1 P E N D A H U L U A N
D A F T A R I S I
B A B 2 P E M B A H A S A N
DAFTAR ISI
2.1 Hak dan Tanggung Jawab
2.2 Bentuk bentuk dukungan dan perlindungan
2.3 Pengembangan nilai nilai akhlak
2.4 Kesetaraan gender dalam masyarakat
I. Latar Belakang
II. Rumusan Masalah
III. Maksud dan Tujuan Penulisan
B A B 3 P E N U T U P
K E S I M P U L A N
S A R A N
4. BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kehidupan bangsa Indonesia di masa depan semakin mengarah kepada model
interaksi sosial yang mendambahkan terwujudnya nilai nilai demokrasi. Fenomena baru ini
merupakan peluang emas yang terlalu mahal untuk diabaikan, dengan demikian upaya
pengembangan nilai nilai demokrasi, khususnya melalui domain keluarga maupun
kehidupan sosial kemasyarakatan meupakan hal yang amat signifikan. Demokrasi di tingkat
negara sangatlah membutuhkan adanya dukungan dari berbagai lapisan sosial, terutama
dukungan unit unit keluarga maupun berbagai komunitas sosial lainnya.
Demi terwujudnya cita cita kehidupan demokrasi diatas, maka setiap warga
sebagaimana tercermin dalam struktur keluarga, sejak dini harus dapat memahami tentang
berbagai komponen yang dapat menopang terealisasinya kehidupan demokratis dimaksut,
di antaranya pemahaman tentang hak dan tanggung jawab dalam sebuah keluarga
maupun dalam kehidupan sosial masyarakat. Demikian pula betapa pentingnya setiap
anggota keluarga maupuan anggota masyarakat mendapatkan sekaligus memberikan
berbagai bentuk dukungan maupun pelindungan terutama yang bersifat moril demi
terwujudnya akselerasi kehidupan sosial yang demokratis dan berkeadapan.
Selain itu upaya penanaman nilai nilai akhlak mulia bagi segenap anggota
keluarga dan masyarakat juga tidak kalah pentingnya, karena hal ini menyangkut tentang
munculnya wawasan moral sebagai salah satu tiang penyangga kehidupan negara yang
demokratis di masa depan. Ditambah lagi pentingnya memahami nilai nilai kesetaraan
gender relasi yang adil antara pria dan perempuan sebagai salah satu simbul interaksi
sosial yang egaliter dimasa depan.
5. 1.2 Rumusan Masalah
Apa saja hak dan tanggung jawab ?
Bagaimana bentuk bentuk dukungan dan
perlindungan dalam keluarga,masyarakat ?
Bagaimana pengembangan nilai nilai
akhlak dalam keluarga dan masyarakat ?
Bagaimanakah kesetaraan gender dalam
masyarakat ?
1.3 Maksud dan Tujuan
Untuk memenuhi tugas Kewarganegaraan
Untuk menambah pengetahuan dan
wawasan tentang transformasi nilai
demokrasi dalam kehidupan masyarakat
6. BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Hak dan tanggung jawab
2.1.1 Hak dan tanggung jawab dalam keluarga
Masing masing anggota keluarga memiliki hak dan tanggung jawab yang
sama. Bapak sebagi kepala keluarga mempunyai hak untuk ditaati selama tidak
bertentangan dengan ketaatan kepada perintah Allah SWT sekaligus pula bapak memiliki
tanggung jawab yang setimpal untuk melindungi dan menafkahi segenap anggota
keluarga demikian pula para Ibu memiliki hak untuk dilindungi dan dinafkahi oleh bapak
tetapi juga sekaligus memiliki tanggung jawab untuk menjaga keutuhan rumah tangga
terutama pada saat suami tidak ada dirumah. Selain itu istri termasuk suami juga memiliki
tanggung jawab yang sama dalam mendidik anak sekaligus melindungi dan menyayangi
anggota keluarga laiannya.
2.1.2 Hak dan tanggung jawab dalam masyarakat
Setiap anggota masyarakat wajib menyadari bahwa demokrasi
mensyaratkan asana pemerintahan mandiri yang bertanggung jawab dari setiap
individu.karakter privat seperti tanggung jawab moral disiplin diri dan penghargaan
terhadap harkat dan martabat manusia dari setiap individu adalah wajib. Karakter publik
juga tidak kalah penting, kepedulian sebagai warga negara, kesopanan, mengindahkan
aturan main, berfikir kritis dan kemauan untuk mendengar, bernegosiasi dan berkompromo
merupakan karakter yang sangat diperlukan agar demokrasi berjalan sukses.
7. 2.2 Bentuk bentuk dukungan dan perlindungan
2.2.1 Bentuk bentuk dukungan dan perlindungan dalam
keluarga.
setiap keluarga hendanya dapat berupaya mencipatakan
kehidupan internal keluarga yang penuh dengan kenyamanan
eksistensial maupun ekspeimental. Setiap anggota keluarga dapat terus
mendorong untuk saling belajar dengan resiko trial and error. Karena
untuk mendapatkan sebuah pengalaman berkeluarga secara baru diera
transisi ini tidak bisa lepas dari proses real and error. Keinginan sebuah
keluarga untuk menjadi keluarga tidaklah dapat di wujudkan dalam
bentuk sekali jadi. Bagaimanapun juga hal ini sangat membutuhkan
berbagai pengayaan pengalaman dan proses yang relatif lama. Bentuk
bentuk dukungan moral dan psikologis terutama dari bapak sebagai
kepala keluarga amatlah di butuhkan.
2.2.2 Bentuk bentuk dukungan dan perlindungan dalam masyarakat
Demi terjaminya perlindungan sosial bagi setiap anggota masyarakat,
maka tugas para pemimpin formal dan inforaml untuk selalu menjaga
dan mengantisipasi berbagai kecenderungan negatif yang akan muncul
di masyarakat. Setiap segmen kepemimpinan di atas memiliki kewajiban
moral untuk melakukan empowering bangsa, ilmu, sosial maupun
santunan di bidang pemenuhan kebutuhan fisik material lainnya
terutama disaat Bangsa dilanda berbagai bentuk krisis sekarang ini.
Demi terpenihinya berbagai bentuk dukungan dan perlindungan, maka
upaya pengembangan nilai nilai akhlak dalam keluarga dan masyarakat
menjadi sangat signifikan.
8. 2.3 Pengembangan nilai nilai akhlak
2.3.1 pengembangan niali nilai akhlak dalam keluarga
Setiap keluarga muslim,disamping memiliki
kewajiban untuk mensosialisasikan nilai nilai islami,
keluarga muslim juga berfungsi sebagai media kaderisasi
kepemimpinan umat dan bangsa.keluarga muslim yang
demokratis juga dituntut keteladanannya untuk
menunjukkan penghormatan dan perlakuan yang ikhsan
terhadap anak-anak dan perempuan,para pembantu
rumah tangga serta menjauhkan diri dari praktik-praktik
kekerasan maupun menelantarkan kehidupan terhadap
keluarga.
2.3.2 Pengembangan nilai nilai akhlaq dalam
masyarakat
Setiap anggota keluarga maupun warga
masyarakat haruslah menunujukkan sikap sikap yang
sosial yang didasarkan atas prinsip menjujung tinggi nilai
kehormatan manusia, memupuk rasa persaudaraan dan
rasa persatuan kemanusiaan, mewujudkan kerjasama
manusia menuju kemasyarakatan sejahtera lahir dan
batin,memupuk jiwa toleransi , menghormati kebebasan
orang lain, menegakkan budi baik, menegakkan amanat
dan keadalin,perlakuan yang sama, menepati janji,
menanamkan kasih sayang dan mencegah kerusakan,
menjadikan masyarakat menjadi masyarakat yang sholeh
dan utama, bertanggung jawab atas baik dan buruknya
masyarakat dengan melakukan amar makruf nahi
mungkar, berusaha untuk menyatu dan bermanfaat bagi
masyrakat, dan hubungan hubungan sosial lainnya yang
bersifat islaminya.
2.4 Kesetaraan gender dalam masyarakat
2.4.1 Perspektif gender secara umum
Pentingnyanyang di bahas disini bahwa yang
akan digugat bukanlah soal soal natural dari posisi kaum
perempuan seperti kehamilan, melahirkan, menyusui,
merawat, mengasuh dan mendidik anak tetapi yang
menjadi fokus di sini adalah struktur ketidakadilan
sebagaimana yang diyakini aliran kedua sebagai tersebut
diatas. Gugatan ketidakadilan ini sejalan dengan
derasnya gelombang tuntutan demokratisasi di segala
bidang, khususnya yang berkaitan dengan aspek relasi
gender kaum pria dan perempuan.
2.4.2 Relasi gender dalam perspektif Islam
Masalah normatif ajaran islam lebih bersifat
universal, baku dan sangat tekstual.model islam yang
relatif ini sering di kaitkan dengan ajaran islam yang
absolut yang tidak mungkin mengalami perubahan
sepanjang masa.Sedangkan masalah interpretatif lebih
bersifat parsial partikular,relatif dan konstektual. Model
ini sering disebut ajaran islam yang zhanny. Ulama
tradisional menyatakan bahwa islam normatif bukan
hanya menyangkut nilai nilai umum atau dasar dari
ajaran islam tetapi juga menyangkut hal hal yang sudah
tertulis secara tekstual dalam Al quran dan Hadits.
Berdasarkan keterangan di atas, pemahaman islam yang
sudah bagus atau normatif di kalangan
ulama tradisional bagi ulama rasional masih bisa di
alihkan kepada pandangan yang interpretatif.
9. 2.4.3 Contoh kasus: Masalah kepemimpinan perempuan
Untuk lebih memperluas pandangan kita tentang pelarangan kaum perempuan menjadi
pemempin terutama yang berkaitan dengan pemahaman terhadap ayat al-rijalu qawwamuna ‘ala al-
nisa’ ,ada ulama sebagian mengartikan bahwa ayat tersebut sebagai larangan total bagi perempuan dalam
hal kepemimpinan. Sedangkan sebagian ulama yang lain menyatakan bahwa kata kata al-rijalu lebih di
kaitkan dengan status seorang suami di rumah tangga, sedangkan di ruang publik, perempuan bisa saja
menjadi pemimpin.
Di zaman Rosulullah sendiri, Khotijah merupan figur konglomerawati di mana Nabi sendiri
sebagai selesnya. Aisya juga tampil sebagai cendekiawan muslim di saat itu serta banyakm lagi tokoh
perempuan yang tampil sebagai leader dalam sejarah islam. Dimana kaum perempuan tetap mempunyai
hak politik yang sama, hanya saja hak hak tersebut sampai saat ini masih mengalami kendala baik secara
psikologis, sosiolgis dan kultural bahkan kendala interprestasi keagamaan yang cenderung masih bersifat
deduktif rasionalistik.
11. 3.1 Kesimpulan
Hak dan tanggung jawab ada dua yaitu:
1). Hak dan tanggung jawab dalam keluarga
2). Hak dan tanggung jawab dalam masyarakat
Bentuk bentuk dukungan dan perlindungan
ada dua yaitu:
1) Bentuk bentuk dukungan dan perlindungan
dalam keluarga
2) Bentuk bentuk dukungan dan perlindungan
dalam masyarakat
Pengembangan nilai nilai akhlak ada dua yaitu:
1). Pengembangan nilai nilai akhlak dalam
masyarakat
2). Pengembangan nilai nilai akhlak dalam
keluarga
12. 3.2 Saran
Diharapkan para pembaca,khususnya pada
penulis dapat mengambil manfaat dari pembuatan
makalah ini, serta menambah wawasan dan
pengetahuan tentang “transformasi nilai
demokrasi dalam kehidupan masyarakat”.