SlideShare a Scribd company logo
1 of 33
Download to read offline
2 | Dalam Lingkaran Sembilan
Untuk-Mu....
Untuk ayah dan ibu...
dan semua yang ada
di bumi dan di langit
Dalam Lingkaran Sembilan | 3
Lingkaran Satu
Seorang Manusia
4 | Dalam Lingkaran Sembilan
erlahir. Awal seorang manusia memeluk takdirnya di dunia
setelah sinar kasih sayang Tuhan tiada terbatas menggenggamnya
melalui rahim seorang Ibu. Secara biologis, terciptanya seorang
manusia dimulai dari sperma, lalu menjadi embrio sampai menjadi bayi
dan terlahir ke dunia. Meskipun ada teknologi kloning, bayi tabung,
hingga teknologi apapun, hal itu tak sanggup menandingi kekuasaan
Tuhan sekalipun. Tiada satu pun manusia yang mampu meniru proses
penciptaan makhluk Tuhan.
Seseorang tak luput dari unsur nama dalam dirinya. Ya, nama
selalu hadir di setiap aspek kehidupan. Nama juga adalah keniscayaan.
Manusia yang dianugerahi akal dan pikiran adalah makhluk yang mampu
menamai sesuatu sehingga semuanya memiliki namanya masing-masing.
Nama juga sebuah indikasi bahwa setiap hal itu ada, baik yang berwujud
maupun tak berwujud. Siapa di antara kita yang tidak melihat satupun
benda atau makhluk di sekitarnya yang tidak memiliki nama? Pasti
semuanya memiliki nama bahkan dalam setiap kejadian yang kita alami
sehari-hari, nama tak pernah terluput dari itu semua.
terhampar dan tertata rapi
bagi siapa pun yang memilihnya, menatanya
hargailah ia, karya abadi: sebuah nama
manusia terlahir, lalu memiliki nama
Tuhan pun berkuasa dengan sebutan nama
meski berbeda bagi setiap pemeluknya
saat jatuh cinta, teringat sebuah nama
kala benci, terucap sebuah nama
ketika jatuh dan bangkit ada
dikelilingi oleh banyak nama
sebuah nama, tanda rupa dan warna
asa dari arti dan makna
walau bukan tumpuan segala
ia adalah cara bahwa kita manusia
untuk mengingat dan diingat
T
Dalam Lingkaran Sembilan | 5
dunia pun sebuah nama
ia pun adalah bacaan
kelak manusia membaca namanya
di setiap lembaran kehidupan
(Jakarta, 7 Mei 2008)
Ayah dan ibuku memberi nama dengan satu kata saja: Adhitama.
Adhi atau Tama, sebuah nama panggilan yang cukup memudahkan
teman-teman untuk memanggilku. Selain terdengar “enak” di telinga,
nama itu memang terdengar familiar dan populer. Walaupun
Shakespeare menyebutkan pepatah apalah arti sebuah nama, aku setuju
dengan pernyataan bahwa nama itu sebaiknya bermakna baik sebab
nama juga adalah sebuah doa dan harapan yang baik. Semoga nama
Adhitama selalu melahirkan hal-hal baik dari harapan baik pula dalam
hidupku.
saat ia meronta dan menangis
sebuah makna terselami
tersentuh air mata yang masih suci
tak pernah meletakkan dendam dalam lemari hati
rasa sesaknya dada tak mampu ia kunci
akan sekelilingnya yang kadang saling menyakiti
ia belum memahami perihnya kehidupan duniawi
yang melingkarinya suatu saat pasti
walau itu tak ia kehendaki
anak kecil, sifat baiknya cermin buat setiap diri
betapa segalanya dari hati
selalu merasa berarti setiap hari
(Jakarta, 7 Mei 2008)
6 | Dalam Lingkaran Sembilan
Lingkaran Dua
Menjalani Hidup
Dalam Lingkaran Sembilan | 7
Hidup bukan hanya berisi tentang kesuksesan belaka, namun juga
tentang kegagalan-kegagalan yang pernah bersinggah dalam hari-hari
kita, yang dulu pernah terjadi atau sekarang sedang terjadi bahkan yang
bisa saja terjadi kelak. Kita pernah gagal dan berkali-kali kita gagal. Kita
pun kadang merasa putus asa karena kegagalan kita. Kegagalan yang
benar-benar terjadi di luar kekuasaan kita yang terjadi begitu saja. Kita
juga semua pernah mengalami jatuh bangun karena kegagalan. Rasa
senang dan bahagia pasti ada, kecewa rasa marah dan benci terhadap
hidup sendiri pasti pernah bergemuruh. Namun, manusia yang baik
adalah manusia yang mampu mengubah kekecewaan, kemarahan dan
kebencian menjadi kebahagiaan dan semangat untuk memotivasi diri
sendiri dan/atau mendapatkan motivasi dari orang lain.
Sebenarnya banyak sekali kegagalan dalam kehidupanku. Namun
aku kadang terheran-heran saat ada pujian yang datang berlebihan
kepadaku. Banyak yang hanya melihat sebuah pencapaianku dan bukan
di balik itu. Aku banyak gagal dalam mendapatkan pekerjaan yang aku
impikan. Aku pernah gagal dalam persahabatanku yang paling indah dan
masih banyak lagi. Aku pernah merasa lelah dalam memperjuangkan hal
yang aku harapkan. Saat jatuh, aku biasanya bercerita dan berbagi
kepada Tuhan melalui doa-doaku. Setelah itu aku memotivasi dan
menyemangati diriku atau terkadang bertukar pikiran dengan seorang
sahabat dekatku. Biasanya rasa jatuh itu akan sirna seketika. Dengan
begitu, sahabat sangat berperan penting dalam mengubah kondisiku
yang sedang terjatuh menjadi bangkit dan semangat lagi.
Bila sahabat-sahabatku sedang sibuk dan aku ingin menyendiri,
aku memilih untuk merenung sendirian di suatu tempat yang tenang
atau mendengarkan lagu-lagu yang berirama tenang untuk membuat
pikiranku kembali segar. Kadang aku mengonsumsi es krim rasa cokelat
untuk membuat suasana hati menjadi tenang dan lebih baik. Bukan
hanya es krim, namun makanan dan kudapan dengan rasa manis pun
aku masukkan ke dalam rongga mulutku saat jenuh dan bad mood itu
melanda. Kadang aku menularkan kebiasaan yang menurutku unik ini
pada seorang sahabatku yang selalu galau karena urusan cinta dan
asmara.
8 | Dalam Lingkaran Sembilan
Bagiku, kegagalan bukanlah suatu penghalang untuk mencapai
segala impian dan hak-hak baik dan indah di masa depan. Meratapi
kegagalan terus menerus tanpa bergerak maju (baca: move on) adalah
sia-sia. Banyak orang di jagad dunia manapun akhirnya sukses besar
dengan karyanya dan itu bukan tanpa kegagalan. Mereka berkali-kali,
bahkan ribuan kali mengalami kegagalan. Namun, semangat yang
membara dalam darah mereka membisikkan hati dan pikiran mereka
agar bisa sukses sehingga kesuksesan mereka bisa bermanfaat bagi
dunia; yang karyanya kita rasakan sekarang ini. Oleh karena itu, pikiran
dan hati yang selalu berpikir serta yakin akan kesuksesan membuat kita
semua semangat menyongsong hari-hari ke depan sambil melupakan
kegagalan yang sebelumnya hampir mematikan kobaran semangat kita.
Mari kita tinggalkan kegagalan yang pernah bersinggah dalam hari-hari
kita dan mari bergerak maju ke depan dengan hati dan pikiran positif,
walaupun ada penyesalan yang tersisa dalam diri kita karena kegagalan
itu.
***
Pernahkah kita mengingat-mengingat lantas merenungi
kehidupan kita yang masih polos saat kita bayi, saat kecil, bahkan
kehidupan kita di masa tua kelak? Pernahkah kita merenungi pula
tentang tiga masa di mana kita berada? Masa lalu, masa kini dan masa
yang akan datang. Pernahkah kita merenungi itu semua? Bila pernah,
percayalah...niscaya kita akan menemukan jawabannya seperti apa dan
kita menjadi tahu tentang hakikat-hakikat yang ada dalam hidup. Lalu
apa hakikat hidup sebenarnya? Hidup ini hakikatnya adalah tentang
kesediaan dan kesiapan kita menghadapi kesenangan, kebahagiaan,
kepahitan, masalah, hal yang tidak pernah kita harapkan, yang biasa-
biasa atau yang datar-datar saja. Oleh karena itu, banyak orang yang
mengatakan hidup ini bak roda yang berputar, roller coaster atau apapun
itu istilahnya.
Sampai saat ini aku bersyukur masih semangat menjalani hidup
dalam rajutan benang suka dan duka yang ada. Semangat itu aku
tularkan kepada sahabat-sahabatku dengan menjadi pendengar yang
baik (good listener), terutama saat kegalauan melanda mereka. Galau
Dalam Lingkaran Sembilan | 9
karena hubungan percintaan yang rumit dan membingungkan, putus
cinta atau ada pula yang bercerita tentang urusan rumah tangga.
Semuanya siap aku dengarkan dan aku sediakan waktu untuk mereka,
dari yang menyenangkan sampai yang tidak menyenangkan. Aku pun
sebetulnya mendapatkan begitu banyak pelajaran hidup dari mereka,
selain mendengarkan, menenangkan, dan berusaha memberikan solusi
dan pendapat untuk mereka.
Momen penuh semangat adalah saat kita mampu berjalan di atas
serpihan-serpihan diri kita yang sempat terkoyak karena sesuatu yang
tidak kita harapkan menghampiri diri kita...bahkan karena kesalahan
kita mengambil keputusan untuk mengejar impian kita. Semangat
hakikatnya adalah senjata untuk “membasmi” keputusasaan dan
penyesalan yang pernah ada. Semangat juga sebuah “jembatan” atau
sarana agar kita bisa melewati lembaran kelam yang pernah kita lalui
dan beranjak ke halaman baru yang putih nan suci.
***
Hampir dari kita semua pernah merasakan gamang dalam hidup.
Ada yang berhasil melaluinya, ada pula yang membiarkannya
bersemayam dalam diri. Terombang-ambing dalam kehidupan. Itu pula
yang pasti dirasakan oleh sebagian manusia. Tak tahu harus ke mana,
arah yang tepat dan benar untuk hidupnya. Dalam beberapa fase
kehidupan, kita pernah (bahkan sering) meminta pada Tuhan untuk
menunjukkan jalan bagi kita. Kita hanya bisa berdoa dan berusaha agar
hidup kita semua menjadi lebih baik ke depan, bukan menjadi buruk dan
lebih buruk lagi.
10 | Dalam Lingkaran Sembilan
Lingkaran Tiga
Di Alam Semesta
Dalam Lingkaran Sembilan | 11
Bumi ini telah tua, semua orang sudah tahu itu. Sebagaimana
orang tua yang sudah memasuki masa senja, mereka membutuhkan
perhatian dan belaian kasih sayang dari anak-anaknya. Orang berusia
senja biasanya juga mulai mengalami banyak penyakit. Begitupun
dengan bumi, dengan usianya yang semakin senja, bumi membutuhkan
kasih sayang serta perhatian dari para penduduknya yang hari demi hari
semakin bertambah banyak. Bumi ini sudah mulai dipenuhi banyak
bencana alam sebagai wujud “penyakit” karena usianya yang semakin
senja. Ya, dengan cinta kasih dan sayang. Oleh karena itu, agar langit
selalu ramah dan bersahabat dengan kita, mari lindungi bumi kita ini
dengan kasih, sayang dan cinta kita pada bumi ini..tanpa akhir dan batas.
mekar dari kejauhan
kecil, tumbuh besar
merona warnanya teduh
nyawa manusia tersentuh
demi banyak jantung yang membutuhkan jiwanya
melindungi banyak kehidupan tumbuh berjuta-juta
tak tumbuh hanya untuk dirinya
ia jua diciptakan untuk semua yang ada
ia dinamai sebuah pohon
tegak menjulang dan merindang
disana rumput bergoyang bersama ilalang
terserabut dari alamnya
manusia terpenjara kesombongan, keangkuhan
asyik gelengkan kepala menghitung uang
dedaunan pun menangis
tak mampu melawan kebingungan
ke mana tempat tinggalnya
tak seperti burung yang bersayap
menghinggapinya saat hujan, saat kesusahan
seraya bersumpah serapah pada manusia
marah luapkan kesedihan, penderitaan
melayang keluar bergumulan
disulut ketamakan manusia
12 | Dalam Lingkaran Sembilan
menuruti kesesatan sesaat
kini yang tersisa keluh kesah manusia sendiri
menyesalkah manusia atau tiada sama sekali
atas kesalahan terbesarnya bagi alam semesta
alam yang sejagad raya
(Jakarta, 7 Mei 2008)
Menurutku, manusia berhutang kepada banyak pohon di sekitar
yang berfungsi memproduksi oksigen yang manusia hirup setiap
harinya. Sayangnya, banyak manusia yang tidak bersyukur dan tidak
menjaga alam ini dengan baik. Pepohonan banyak yang ditebang habis,
bahkan di hutan pun penebangan liar merajalela. Tak hanya itu,
pembakaran hutan secara sengaja juga terjadi untuk meloloskan
kepentingan bisnis yang sebenarnya suatu hari merugikan generasi saat
ini dan mendatang. Maka sesungguhnya manusia itu pula yang merugi
pada akhirnya karena merusak alam. Sebagai manusia yang berakal dan
beradab, mari bersyukur dan tak mengingkari bahwa alam sekitar begitu
besar jasanya terhadap hidup kita.
Manusia dan alam harus menghadirkan sebuah keharmonisan di
bumi. Menanam ribuan pohon dan merawat pohon yang sudah tumbuh
adalah salah satu cara terbaik agar keharmonisan itu tercapai, sehingga
alam menjadi seimbang dan kembali hijau. Tanpa keharmonisan itu,
manusia sesungguhnya tidak bisa hidup nyaman, sebab manusia
sejatinya juga bergantung pada alam semesta.
Dalam Lingkaran Sembilan | 13
Lingkaran Empat
Dengan Penuh Cinta
14 | Dalam Lingkaran Sembilan
isterius, gaib, dan tak diketahui kelak akan seperti apa. Begitu
kira-kira Tuhan menetapkan semua garis kehidupan manusia,
baik dalam jodoh, usia, umur, lamanya hidup dan waktu untuk
kembali pada-Nya.
Mungkin banyak di antara kita yang penasaran atau ingin tahu apa
yang akan terjadi esok hari atau beberapa tahun mendatang. Entah
misalnya akan menjadi apa kelak, siapa kekasih yang akan menjadi jodoh
atau pendamping sehidup semati, bahkan sampai mendatangi seseorang
yang memiliki kemampuan untuk menerawang masa depan melalui garis
tangan atau cara yang lainnya. Aku sendiri pun kadang-kadang bertanya:
aku akan menikah dengan siapa, aku akan punya anak berapa, apakah
usiaku panjang atau singkat, di usia berapa aku akan meninggal, dan
seterusnya. Aku tidak pernah akan tahu bagaimana jawabannya sebab
aku akan menyerahkannya pada sang waktu yang terlampau bisu.
Semoga Tuhan memberikan takdir dan nasib yang terbaik untuk kita
semua, dalam cinta/jodoh, rezeki dan sebagainya.
***
Banyak manusia yang kadang merasa sepi dan sendiri di tengah
keramaian, bahkan sampai harus memasang muka bahagia dan berpura-
pura bahwa ia baik-baik saja walau sebenarnya sedang memiliki masalah
dan tak ingin berbagi kepada orang lain. Namun, bisa saja itu bukanlah
sebuah akting, tapi sebuah bukti akan keinginan untuk menyimpan dan
merenunginya sendiri serta ketidakinginan membebani orang lain.
Mereka yang mencari kebahagiaan pun memiliki cara untuk meraih
kebahagiaannya walau harus memperjuangkannya sendiri.
Dari kecil aku selalu berusaha mandiri dan aku berusaha agar
orang lain tidak merasa repot karenaku. Saat lulus SD di usiaku yang
masih 12 tahun, aku memutuskan untuk sekolah asrama di daerah Bogor
dan terpisah dari orangtua dan keluarga. Begitupun saat aku punya
masalah yang cukup besar, aku jarang terbuka pada orang lain. Aku
terbiasa menyimpan dan memecahkan masalahku sendiri. Saat
seseorang tidak bisa membantuku akan suatu hal, aku pun tidak akan
memaksanya. Pun dalam mencari dan menciptakan kebahagiaan, aku
M
Dalam Lingkaran Sembilan | 15
selalu punya cara sendiri agar aku merasa bahagia dan terlihat bahagia.
Bahagia itu katanya harus diciptakan, bukan dengan sendirinya sudah
ada dari sananya.
Bahagia? Semua orang setuju bahwa bahagia itu harus. Namun,
kebahagiaan itu relatif. Artinya, tiap orang memiliki standar tentang
kebahagiaan dan perbedaan dalam mencapai kebahagiaan tersebut. Tapi
bagiku, bahagia itu adalah saat aku bisa membahagiakan orang tua,
sahabat-sahabat terdekatku dan orang-orang yang aku kasihi. Membuat
mereka tertawa dan bahagia adalah juga kebahagiaanku. Menurutku, ada
satu indikator yang pasti ada saat seseorang bahagia: hati selalu ringan
tanpa beban. Dari hati yang semacam itu, semuanya akan terasa
menyenangkan dan lantas membawa kita pada langit kebahagiaan.
Setiap orang memiliki hak untuk bahagia dan memiliki kewajiban
untuk membahagiakan dirinya sendiri. Hak dan kewajiban untuk bahagia
itu harus diberikan dan dipenuhi. Bukankah hak kita untuk berbahagia
itu sudah ada sejak kita dilahirkan? Bukankah kita memang dijanjikan
utuk hidup bahagia oleh orangtua kita sendiri? Bukankah kebahagiaan
itu juga menjadi bagian dari diri kita sebagai takdir dan nasib kita? Oleh
karena itu, mari kita berbahagia dengan cara menerima kekurangan dan
kelebihan dalam diri kita serta dengan mencintai hidup kita dengan
segala kelebihan dan kekurangannya pula. Saat seseorang memaknai
kebahagiaannya, maka sempurnalah impiannya sebab hakikat
kehidupan ini adalah kebahagiaan itu sendiri.
Salah satu hal yang paling mewarnai kehidupan seseorang agar
dirinya meraih kebahagiaan adalah cinta. Cinta yang kadang
menghadirkan pertanyaan penting dalam hati setiap manusia:
bagaimana rasanya jika tak ada kekasih dan belahan jiwa di sisi?
Mungkin ada yang merasa biasa-biasa saja, ada yang tenang, sedih, ada
pula yang galau, bahkan ada yang sangat kacau. Apalagi bagi yang
mencari dan menanti cintanya bertahun-tahun. Hanya manusia dengan
kesabaran, kepasrahan, doa dan usaha penuh pada Tuhan yang mampu
menjalani itu.
Cinta adalah jawaban bagi mereka yang mengharapkan kasih
sayangnya bisa dibagi kepada yang lainnya secara utuh. Cinta bisa juga
16 | Dalam Lingkaran Sembilan
berkisah tentang persepsi atas kesetujuan dan ketidaksetujuan akan
adanya kasih sayang terhadap yang lain. Bagi manusia yang menyetujui
sebuah cinta, dukunganlah yang akan dilakukan. Sebaliknya, bagi yang
tidak setuju dengan hubungan percintaan dua manusia, maka akan hadir
penentangan. Di atas semua itu, manusialah yang menentukan apakah
cinta itu yang akan membuat mereka berada dalam sikap setuju atau
tidak setuju. Bukan orang lain yang menentukan hidup kita, sebab hidup
yang baik bukanlah hidup dalam persepsi orang lain.
kini mengapa seolah takdir ingin menjauhkan
rasa padanya sering menggelora dalam pupusnya asa
mengapa ada manusia yang selalu iri,
dengki di antara cinta yang suci
cinta tak pernah salah, tak bisa diubah dalam misteri
meledakkan amarah pada diri sendiri
masa hidup di dunia di atas takdir prasasti
mengapa cinta hadir dalam penuhnya rasa bersalah, rasa sulit
terjebak norma-norma kehidupan
hadapi tekanan, hinaan dalam ketidakpastian
mengapa seperti ini
telah lama ku ingin tenang
menemui jalan terang tanpa terhalang
baiknya ku melupa semua yang ku cinta
biar tak ada jenuh perasaan menunggu balasan
tak kunjung datang bersalaman, hanya malu tersimpan
cinta ‘kan menjawab pertanyaan tentang nasibnya
cepat atau lambat menentukan eksistensinya
agar tiada lagi tangis dalam kesenangan
seakan tiada lagi datang dalam pikiran
menghampiri wajahnya dalam bayangan
yang sangat menenangkan
(Jakarta, 11 Februari 2008)
Dalam Lingkaran Sembilan | 17
Lingkaran Lima
Ujian dan Cobaan
18 | Dalam Lingkaran Sembilan
Fitnah dianggap lebih kejam dari pembunuhan. Benarkah begitu?
Menurut aku benar. Karena dampak yang dirasakan membidik hati dan
perasaan. Aku pernah difitnah, dijelek-jelekkan karena hanya satu alasan
yang tidak penting. Hari-hariku penuh dengan keanehan. Orang yang
dekat denganku tiba-tiba menjauh dan tidak ingin berteman denganku.
Aku pun saat itu tidak mengerti mengapa itu bisa terjadi padaku sambil
mengoreksi dan berkaca diri. Fitnah bisa terjadi karena rasa tidak suka
atau rasa benci. Dari situ pula akan terlahir kejahatan hati yang kelam.
Kita harus meyakini bahwa kita sanggup menghadapi orang-orang yang
tidak suka atau membenci kita. Pun kita sesungguhnya yakin jumlah
orang yang membenci kita tidak seberapa dibandingkan orang-orang
yang menyayangi kita. Jadi, tidak perlu kita takut menghadapi dunia yang
isinya lebih banyak bahkan didominasi oleh orang-orang yang baik dan
mencintai kita.
Aku pun sejak dulu sebenarnya sudah terbiasa menghadapi haters
(orang-orang yang membenciku) yang bisa saja melakukan umpatan,
hinaan, fitnah, meludah di belakang atau di depanku. Aku yakin di antara
1000 orang, pasti satu di antaranya ada yang tidak suka dan 999 orang
lainnya suka denganku atau sebaliknya.
dari mulut manusia lidahnya tak dapat dikunci
kata-kata sembarang menempati dahan-dahan nan mati
meski terbiasa menghadapi dusta
ku manusia biasa, mudah terluka hatinya
namun maaf itu tak kunjung tiba
sementara ku tetap diam membisu
mengeram dalam ruang dan waktu
ku belum terbunuh dengan fitnah itu
tersungkur karena dusta itu
lidah-lidah itu belum terdiam
di sisi yang lain ku tertikam
sungguh dahsyat manusia
menabur benih dusta secepat kilat
sementara kebenaran terbelenggu
sulit dilihat jauh atau dekat
Dalam Lingkaran Sembilan | 19
Engkau Maha Tahu atas semua rahasiaku
maka tutup dan simpanlah itu
dalam kitab rahasia-Mu, catatan-Mu
usir semua pencuri dan pembuka kitab-Mu
sebab mereka kan menyebarkan segala aibku
siapkanlah aku agar kuat melawan,
memerangi fitnah, apalagi gunjingan
mengingatkan benar dan salahku, baik dan burukku
kapan saja dapat membunyi di setiap waktu
ampunkanlah para penggunjing di belakang pundakku
maafkanlah para pefitnah di belakang mata kepalaku
(Jakarta, 7 Mei 2008)
***
Di setiap tempat dan pergaulan, pasti aku mengalami penolakan
sosial dan diskriminasi yang disebabkan hanya karena kekurangan-
kekurangan yang ada pada diriku. Sama halnya seperti bullying yang aku
rasakan, baik yang dilakukan secara diam-diam atau terang-terangan
pun semuanya dulu terasa menyakitkan. Tidak ada manusia satu pun di
muka bumi ini yang mau dan suka diperlakukan secara diskriminatif,
apalagi tidak diberi kesempatan sedikit pun untuk berinteraksi secara
positif. Bagiku ini adalah diskriminasi dan aku tidak setuju terhadap
segala bentuk diskriminasi di muka bumi karena dulu aku tahu rasanya
sungguh tidak nyaman dan cukup menyakitkan.
Semua diskriminasi itu aku rasakan saat duduk di bangku SD
hingga kuliah bahkan sampai saat aku bekerja. Di pergaulan sosial di luar
sekolah pun aku juga mengalami banyak penolakan walau itu
ditunjukkan secara halus dan tidak terang-terangan. Aku sebenarnya
juga tak ingin mengingat-ingat hal-hal yang tidak menyenangkan dalam
hidupku, namun ini perlu aku sampaikan bahwa diskriminasi (yang
ditunjukkan dengan bullying) itu perbuatan yang semena-mena dan
meniadakan hak-hak orang lain untuk hidup bahagia dan apa
adanya...dan aku menolak keras sebuah diskriminasi!
Aku yakin bukan aku sendirian yang menjadi korban diskriminasi,
banyak juga orang di luar sana yang merasakan hal serupa. Aku kerap
20 | Dalam Lingkaran Sembilan
bertanya mengapa banyak yang merasa dirinya paling benar seolah-olah
memiliki otoritas untuk menghakimi manusia lain padahal mereka
bukanlah Tuhan? Tak sadarkah bahwa semua manusia itu sama, hanya
porsi dan bentuk kekurangan dan kelebihannya yang berbeda-beda?
Sadarkanlah mereka, Tuhan.
Menurutku, orang yang suka berkomentar buruk terhadap orang
lain, selalu meremehkan orang lain serta menghakimi orang lain adalah
orang yang kurang bahagia dengan hidupnya. Mengapa demikian?
Karena ia tidak memiliki pandangan positif terhadap orang lain dan ia
terlalu fokus pada hidup orang lain, bukan dengan hidupnya dan caranya
dalam menggapai kebahagiaannya sendiri.
***
Sabar, sabar dan sabar. Begitu “didikan” dan pesan Tuhan dalam
semua aspek yang kita jalani. Kadang kita dizalimi, kadang kita menjadi
korban ejekan serta caci maki, penolakan, dan penindasan. Kadang kita
bangkit dari keterpurukan, kadang kita terpaku dalam diam sambil dan
termangu saat merenungi perjalanan hidup. Kita menjadi kuat karena
Tuhan selalu menguatkan kita dan sampai saat ini kesabaran menjadi
teman kita dan juga “vitamin” bagi kita menghadapi apapun. Kesabaran
adalah salah satu kunci bagi kita bisa menjalani semuanya dengan
tenang, ringan dan ikhlas. Aku yakin teman dan sahabat-sahabat kita pun
begitu. Ya, Tuhan bersama orang-orang yang bersabar. Kita tak perlu
ragu akan janji Tuhan tentang dan kepada orang-orang yang sabar.
Selain sabar, tentunya ada maaf yang terselip dalam rasa sabar itu.
Dalam Lingkaran Sembilan | 21
Lingkaran Enam
Bersama Kedua Orangtua
22 | Dalam Lingkaran Sembilan
ku adalah anak ke-enam dari enam bersaudara. Ayahku bekerja
sebagai penyapu sampah di jalanan dan tak jarang terlibat
dalam pengangkutan sampah ke mobil pengangkut sampah
yang besar dan aromanya tak sedap itu. Ibuku adalah seorang
ibu rumah tangga biasa. Kedua orangtuaku membesarkanku dalam
budaya dan lingkungan yang sederhana sebab kami adalah keluarga
yang sederhana pula, tidak ada yang istimewa dari keluarga kami.
Aku ingat sekali, gaji ayahku tidak besar saat itu. Oleh karena itu,
ibuku pernah membantu dengan membuat kue dadar gulung hijau dan
menitipkannya untuk dijual di warung tetangga. Setiap hari hasil
penjualannya digunakan untuk menambah kebutuhan keluarga kami
sehari-hari. Aku bisa bayangkan betapa besar pengorbanan dan usaha
yang dikerahkan kedua orangtuaku dalam membiayai hidup keluarga
saat itu. Namun, bisa dibilang hanya aku yang paling beruntung dalam
keluarga sebab hanya aku yang bisa memasuki salah satu universitas
terbaik di negeri ini yang terletak di Depok, Jawa Barat. Ya, betapa besar
perjuangan ayah dan ibuku dalam membesarkan keluarganya. Oleh
karena itu, Tuhan dan orangtua berpengaruh besar dalam kehidupan aku
sebagai seorang manusia. Apalagi kalau kita berbicara restu dari orang
tua, hampir semua dari kita tahu bahwa ridho (restu) Tuhan ada dalam
ridho kedua orangtua. Itu adalah keniscayaan yang tak terbantahkan.
Tanpa itu, hidup terasa tanpa berkah.
Mungkin banyak di antara kita yang terlalu sibuk dengan karir
dan urusan pribadi. Mungkin banyak dari kita yang terlalu sayang
dengan suami/istri atau pasangannya bahkan dengan anak-anaknya.
Mungkin juga banyak dari kita yang sudah menikah dan tiba-tiba
memilih untuk tinggal terpisah dari kedua orangtua....sampai-sampai kita
lupa bahkan mungkin tiada waktu menghubungi kedua orangtua kita
dari kejauhan.
Betapa indahnya mengingat masa-masa kecil kita dipeluk, diasuh,
dididik dan dido’akan dalam buaian curahan kasih sayang yang utuh
tanpa separuh. Lalu kita dihadapkan pada kenyataan yang
mengharuskan kita hidup mandiri dan terpisah dari kedua orangtua kita.
A
Dalam Lingkaran Sembilan | 23
Lingkaran Tujuh
Melakukan Kebaikan
24 | Dalam Lingkaran Sembilan
uhan sering menyadarkan dan mengingatkan manusia melalui
banyak kejadian atau peristiwa secara tiba-tiba dan tak terduga
dengan cara apapun, kapanpun, di mana pun...sehingga tersadar
betapa kecil manusia lalu akhirnya mengaku bahwa manusia
cuma setitik debu dalam kebesaran alam semesta. Namun, manusia
kadang tidak sadar dan lupa, seolah-olah apa yang mereka miliki itu
abadi dalam genggaman mereka.
Aku ingin berubah, sebuah perubahan dari dalam hatiku dan
diriku atas niat dan inisiatifku, bukan karena terpaksa atau dipaksa
orang lain, bahkan oleh kekasih atau sahabatku sekalipun. Sesungguhnya
waktulah yang akan memberikan kesempatan kepada kita untuk
memahami makna perubahan dan melakukan perubahan itu.
Hal yang paling penting bagi kita adalah saat kita ingin berubah
dan saat adanya perubahan dalam diri kita, sebaiknya kita tidak pamer
dan gembar-gembor (show off) pada orang lain. Aku tak pernah suka
melakukan sesuatu yang hasilnya belum nyata di mataku. Ada ketakutan
dalam diriku jika sebuah hal yang aku niatkan nantinya tak berjalan
lancar jika di awal aku sudah pamer dan gembar-gembor. Bagiku, biarlah
orang yang menilai perubahan diriku, sebab yang tahu gelap dan
terangnya aku hanya diriku dan Tuhan.
Saat manusia merasa bahwa dalam dirinya perlu ada yang diubah,
penting baginya untuk segera mengambil langkah atau tindakan untuk
melakukan perubahan dalam dirinya. Perubahan positif atau ke arah
lebih baik ini bisa disebut dengan hijrah. Hijrah bukan saja berpindah
dari satu tempat lain, namun lebih dari itu. Salah satunya mengubah diri
dan suatu hal dari yang tidak baik/negatif menjadi baik/positif.
Dalam konteks tempat, hijrah berarti pindah dari satu tempat ke
tempat yang lainnya. Misalnya berpindah dari satu wilayah ke wilayah
lainnya untuk mendapatkan suasana kehidupan yang lebih baik. Aku pun
pernah berpikir apa sebaiknya aku berhijrah keluar negeri saja jika aku
sudah “mati gaya” dengan suasana di negeri ini. Sejujurnya, aku ingin
sekali terjadi perubahan besar dalam negeri ini. Kalau tidak ada
perubahan positif yang sangat besar, sepertinya aku harus hijrah keluar
T
Dalam Lingkaran Sembilan | 25
negeri suatu saat nanti. Aku akan berhijrah ke negeri yang aku mau jika
seolah negeri ini tak lagi nyaman bagiku.
***
“Kenapa ada saja ya cobaan dan rintangan saat mau berbuat
baik?” begitu kira-kira kalimat yang pernah terpatri dalam hatiku saat
aku ingin berbuat hal yang positif; ada saja halangan dan cobaannya.
Misalnya, saat ingin bekerjasama melakukan aktifitas positif, aku
membuat janji dengan orang lain dan aku sudah tiba di tempat
pertemuan lebih dulu. Tiba-tiba orang ini membatalkan janjinya. Aku
menganggapnya sebagai cobaan atau ujian untuk berbuat kebaikan.
Kebaikan adalah kebaikan. Kita tidak usah menghitung berapa
banyak kebaikan yang kita lakukan setiap harinya. Ikhlaskan, relakan
dan “lepas” begitu saja. Walaupun mungkin segala hal baik yang kita
lakukan belum tentu ditanggapi dan disambut dengan baik oleh orang
lain, yang paling penting adalah bahwa kita melakukannya tanpa pamrih,
kita melakukannya untuk Tuhan dan banyak orang. Menuju Tuhan,
bukan menuju aku, begitu yang diajarkan oleh ahli spiritualku.
Dalam melakukan banyak tindakan dan perbuatan, terutama
dalam hal-hal yang baik dan positif, begitu banyak yang diperjuangkan
dan diupayakan manusia, tapi realitasnya manusia tidak sendiri: mereka
pada akhirnya juga menyadari bahwa mereka dibantu Tuhan dalam
melaksanakan itu semua. Banyak manusia memasrahkan diri kepada
Tuhan setelah berjuang dan berusaha keras untuk mencapai sesuatu.
Pasrah akan seperti apa hasilnya, seakan menyerahkan dirinya atas
ketidakberdayaannya. Pasrah dengan hati yang utuh dan ikhlas, dengan
harapan yang bulat dan penuh. Pasrah bukanlah suatu hal yang salah,
bukan juga untuk dijadikan pembenaran atas upaya yang belum
dimaksimalkan. Ya, hanya pasrah yang bisa aku lakukan setelah
semuanya aku usahakan dengan maksimal.
Tuhan, kami pasrah dengan semua yang terjadi pada hidup
kami, pahit manis dan jatuh bangun kami. Kami pasrah setelah kami
perjuangkan semuanya dengan segala yang terbaik dari diri kami.
26 | Dalam Lingkaran Sembilan
Lingkaran Delapan
Hanya Untuk-Nya
Dalam Lingkaran Sembilan | 27
Petunjuk dari Tuhan adalah satu anugerah berharga bagi siapapun yang
mencarinya. Tuhan tak segan-segan memberikannya ke segenap
manusia yang mencarinya. Kita sudah diberikan akal dan pikiran dan
kita seharusnya mencari tahu saat ada peristiwa dalam kehidupan
sehari-hari yang seolah memberi petunjuk atau makna tertentu, sebab
itu merupakan cara yang paling ampuh apakah kita dapat menangkap
atau tidak terhadap apa yang Tuhan maksud pada hidup kita, dalam
segala aspek hidup dan hubungan kita dengan manusia lainnya. Kita pun
semakin tahu, petunjuk itu bukan hanya ditunggu sambil termangu,
namun kita harus mencari dan memburunya.
Betapa banyaknya manusia yang lupa bersyukur. Padahal begitu
banyak anugerah yang Tuhan berikan kepada manusia. Kesehatan, iman,
fisik yang dapat dikatakan mendekati sempurna, rezeki, ilmu
pengetahuan dan sebagainya. Betapa banyak manusia yang belum
mengerti makna syukur yang sesungguhnya, buktinya mereka kecewa
seketika dan memilih jauh dari Tuhan ketika harapan dan keinginannya
tak tercapai. Oleh karena itu, sungguh sangat keterlaluan kalau manusia
tak bersyukur dan lupa untuk bersyukur pada Tuhan.
Tuhan, kami belum bisa maksimal dalam bersyukur dan bersabar
atas segala doa yang belum Engkau kabulkan untuk kami. Namun, kami
bersyukur karena Engkau memberikan kami kemampuan dalam banyak
hal. Kami bersyukur masih bisa diberi kesempatan untuk berkarya di
dunia ini. Kami bersyukur masih memiliki banyak teman yang baik. Kami
bersyukur masih ada yang membenci, jadi kami bisa mengoreksi diri. Kami
bersyukur secara keseluruhan kami masih sehat secara jiwa dan raga. Pun
kami bersyukur masih bisa menjalin hubungan baik dengan banyak orang.
Kami amat sadar bahwa apa yang kami miliki sampai saat ini merupakan
anugerah dari Engkau dan kami harus mengingatkan diri bersyukur akan
itu. Ya, kami harus pintar mengingatkan diri untuk terus bersyukur.
Kadang kita merasa jauh dengan Tuhan, tidak membaca sabda-
Nya di keseharian karena terlalu sibuk dengan urusan pekerjaan, karir,
dan uang. Kita juga jarang memperlakukan Tuhan jauh dari perlakuan
kita pada seseorang yang kita kasihi. Manusia yang jadi kekasih hati kita
28 | Dalam Lingkaran Sembilan
saja kita perlakukan melebihi perlakuan kita kepada Tuhan. Dalam hati
kita belum begitu serius kita khususkan ruang untuk Tuhan. Egoiskah
kita memperlakukan Tuhan seperti itu? Tuhan mengasihi kita dengan
sangat, tapi mengapa kita tidak membalas kasih sayang-Nya secara utuh?
Sungguh hinakah kita yang tidak tahu terima kasih kepada-Nya? Bahkan
kita masih melakukan dosa-dosa padahal kita tahu itu dilarang oleh-Nya.
Namun begitu, kita tetaplah manusia yang selalu berkeinginan untuk
tahu tentang Tuhan, untuk tahu bagaimana mencintai-Nya, bagaimana
kita harus menjalankan perintah-Nya, untuk siapa hidup kita berikan
dan seterusnya. Tentu kita tahu jawabannya. Kalau sudah begini, pastilah
kita tetap menyerahkan segalanya pada Tuhan, apalagi saat masalah
mendera kita.
***
Ada saat tertentu ketika kita pernah merasa jauh dari Tuhan dan
setelah itu kita kembali mendekat kepada-Nya. Ibadah yang harusnya
kita lakukan secara rutin, malah bolong-bolong, tidak sempurna, atau
malah kita tinggalkan dengan sengaja saking sibuknya kita dengan
urusan dunia. Ini sesuai dengan yang pernah dinyatakan ahli spiritual
yang selalu membimbingku. Ia menyatakan bahwa seringkali manusia
akan mencari Tuhan dan mendekat kepada Tuhan ketika dirinya mulai
"terdesak" oleh situasi yang membuatnya susah, sedih dan tak berdaya.
Sebaliknya, manusia mudah melupakan Tuhan saat merasakan dan
mengalami "kesenangan sesaat". Betapa manusia ternyata dipenuhi
pamrih untuk mendekat kepada Tuhan. Tidak adakah keikhlasan
mendekat kepada-Nya? Ia menambahkan bahwa alangkah indah bila kita
menyadari bahwa kita perlu Tuhan setiap saat, menghadirkan-Nya
setiap saat, sehingga tiada kekhawatiran, tiada kesedihan, tiada
ketakutan karena selalu merasa sedang bersama Dia Yang Maha
Sempurna. Karena kesempurnaan-Nya, Tuhan Maha Tahu akan
kebutuhan kita untuk berbahagia, damai, nyaman dan berfungsi sesuai
Kehendak-Nya setiap saat. Tuhan tidak akan mengabaikan umat-Nya
yang selalu di dekat-Nya. Semoga kita termasuk orang-orang yang
bersedia mendekat kepada Tuhan tanpa pamrih apapun.
Dalam Lingkaran Sembilan | 29
Setiap kali memiliki masalah, kita berbagi cerita (sharing) ke
teman kita dahulu baru setelah itu kita mengadu kepada Tuhan, bahkan
mungkin ada dari kita yang malah curhat kepada manusia lain tanpa
mengadu kepada Tuhan. Dalam pandanganku, ini tidak menjadikan-Nya
sebagai prioritas dalam menyerahkan dan mengembalikan semua
urusan kita. Padahal menurutku, seharusnya kita mengadu dan berbagi
dahulu ke Tuhan baru setelah itu kita bisa berbagi ke teman atau sahabat
kita (atau bisa jadi hanya mengadu ke Tuhan) sebab Tuhan adalah Maha
Utama sebagai tempat berpulang dan bersandar atas segala sesuatu.
Mungkin suatu saat (akan) ada peristiwa yang pada akhirnya
menyadarkan bahwa kita ini salah karena pernah melupakan-Nya,
menomorduakan-Nya, menjauh dari-Nya, tidak memasrahkan segalanya
pada-Nya, tidak bergantung kepada-Nya dan tidak menjadikan-Nya
sebagai sandaran utama. Oleh karena itu, mari bersyukur bahwa suatu
saat kita akan diberi kesempatan untuk bisa kembali (dekat) lagi
dengan-Nya.
30 | Dalam Lingkaran Sembilan
Lingkaran Sembilan
Karena Semua Hanya Sementara
Dalam Lingkaran Sembilan | 31
esadaran penuh manusia berada pada titik bahwa tak ada yang
abadi di dunia yang fana ini. Semuanya hanya sementara.
Siapapun yang sekarang hidupnya dipenuhi kesenangan dan
kenikmatan, itu semuanya hanya sementara, begitupun
sebaliknya. Pada akhirnya kita semua akan kembali kepada-Nya. Ya,
kematian adalah permulaan bagi kehidupan di alam sana, alam yang
tidak kita tahu rupanya seperti apa. Kematian sejatinya adalah cinta dan
penghormatan terhadap keabadian, selama-lamanya. Mengingat
kematian sungguh membuat kita tahu pada akhirnya kita pun berakhir
dan selesai di dunia kelak.
Sebagai manusia, kita hanya bisa mendoakan manusia lain yang
lebih dulu berpulang dan mengenang segala kebaikannya. Niscaya kita
semua pasti berpulang kepada-Nya dan banyak orang yang berdoa untuk
kita nanti. Aku berpikir dan bisa merasakan seperti itu karena aku tahu
suatu saat aku pasti berpulang kepada-Nya. Namun, aku tak tahu kapan.
Kita tak pernah tahu kapan kita kembali ke hadirat Tuhan, apakah di usia
muda kita? Atau di usia renta kita? Tak pernah kita tahu itu. Kita hanya
berharap kita dipanggil Tuhan dalam akhir yang baik. Oleh karena itu,
aku ingin menyempatkan diriku menyiapkan sesuatu yang akan
membungkus jasadku nanti. Sebuah kain putih bersih dan suci. Ya, kain
kafan itu ingin aku siapkan, aku ingin membelinya saat aku masih
bernafas. Niat untuk membeli kafan itu akan aku lakukan, nyata dalam
tindakan. Mungkin aku pun dari sekarang bisa menentukan batu nisanku
akan seperti apa bentuknya. Semuanya akan aku siapkan.
Saat kita sudah tidak bernafas lagi, kita akan menuju satu tempat
yang akan kita diami saat sudah tidak hidup lagi di dunia, kala raga kita
akan terbujur kaku dan mempertanggungjawabkan atas semua yang kita
lakukan selama hidup. Ukurannya hanya 2x1 meter, bahkan
kedalamannya pun hanya kira-kira hampir dua meter. Kita pun berharap
semua yang mengenal kita mendoakan kita dan berharap yang terbaik
untuk kita saat mengunjungi makam kita. Mereka yang berkunjung ke
makam kita juga ingat bahwa suatu saat mereka akan seperti kita yang
telah lebih dahulu pergi.
Saat kita kembali pada-Nya, semoga Tuhan mengampuni semua
K
32 | Dalam Lingkaran Sembilan
kesalahan dan dosa-dosa kita selama hidup di dunia. Tuhan, ampuni
kami atas segala dosa-dosa ini, atas segala dosa kecil yang pernah kami
lakukan, bahkan dosa-dosa besar kami, dosa kepada orangtua kami,
kepada guru-guru kami, kepada teman-teman dan sahabat-sahabat kami,
kepada rumput yang pernah kami injak, dan dosa kami pada semua
makhluk di bumi dan di langit. Ampuni kami Tuhan. Dengan kasih
sayang-Mu, kami yakin Engkau akan mengampuni kami. Amin.
Dalam Lingkaran Sembilan | 33
“Lingkaran 9. Itulah yang akan dilewati manusia semasa
hidupnya. Maka nikmatilah segala apa yang menari,
yang diam, yang menyakitkan, menyenangkan dan
membahagiakan dalam lingkaran itu”

More Related Content

What's hot

Kata kata bijak
Kata kata bijakKata kata bijak
Kata kata bijakzara
 
Alloh maha besar dgn sgala keagungan milik mu
Alloh maha besar dgn sgala keagungan milik muAlloh maha besar dgn sgala keagungan milik mu
Alloh maha besar dgn sgala keagungan milik muYuni Ridaning Wahyu
 
Kata hikmah 1
Kata hikmah 1Kata hikmah 1
Kata hikmah 1kurie1980
 
Rubrik Jendela Keluarga Majalah Hidayatullah
Rubrik Jendela Keluarga Majalah HidayatullahRubrik Jendela Keluarga Majalah Hidayatullah
Rubrik Jendela Keluarga Majalah HidayatullahMAJALAH HIDAYATULLAH
 
Rubrik Jendela Keluarga Majalah Hidayatullah
Rubrik Jendela Keluarga Majalah HidayatullahRubrik Jendela Keluarga Majalah Hidayatullah
Rubrik Jendela Keluarga Majalah HidayatullahMAJALAH HIDAYATULLAH
 
Kata kata bijak mario teguh
Kata kata bijak mario teguhKata kata bijak mario teguh
Kata kata bijak mario teguhPertasi Kencana
 
99 KATA-KATA MUTIARA KEHIDUPAN
99 KATA-KATA MUTIARA KEHIDUPAN99 KATA-KATA MUTIARA KEHIDUPAN
99 KATA-KATA MUTIARA KEHIDUPANandri zulfikar
 
Koleksi Mutiara Kata
Koleksi Mutiara KataKoleksi Mutiara Kata
Koleksi Mutiara KataMaMaT CyBeR
 
M O T I V A S I K E I B U B A P A A N P E N D I D I K A N K H A S
M O T I V A S I  K E I B U B A P A A N  P E N D I D I K A N  K H A SM O T I V A S I  K E I B U B A P A A N  P E N D I D I K A N  K H A S
M O T I V A S I K E I B U B A P A A N P E N D I D I K A N K H A SImsamad
 
Rahasia menyelesaikan-hutang-segunung
Rahasia menyelesaikan-hutang-segunungRahasia menyelesaikan-hutang-segunung
Rahasia menyelesaikan-hutang-segunungHusnul Fuad G
 
7 Jurus Ampuh Bebas Hutang Oleh Saptuari Sugiharto
7 Jurus Ampuh Bebas Hutang Oleh Saptuari Sugiharto7 Jurus Ampuh Bebas Hutang Oleh Saptuari Sugiharto
7 Jurus Ampuh Bebas Hutang Oleh Saptuari SugihartoEko Mardianto
 

What's hot (18)

Buletin lds 01
Buletin lds 01Buletin lds 01
Buletin lds 01
 
Kata kata bijak
Kata kata bijakKata kata bijak
Kata kata bijak
 
Alloh maha besar dgn sgala keagungan milik mu
Alloh maha besar dgn sgala keagungan milik muAlloh maha besar dgn sgala keagungan milik mu
Alloh maha besar dgn sgala keagungan milik mu
 
Kata hikmah 1
Kata hikmah 1Kata hikmah 1
Kata hikmah 1
 
Kalimat bijak
Kalimat bijak Kalimat bijak
Kalimat bijak
 
Ceramah aby
Ceramah abyCeramah aby
Ceramah aby
 
Apa kabar dunia
Apa kabar duniaApa kabar dunia
Apa kabar dunia
 
Rubrik Jendela Keluarga Majalah Hidayatullah
Rubrik Jendela Keluarga Majalah HidayatullahRubrik Jendela Keluarga Majalah Hidayatullah
Rubrik Jendela Keluarga Majalah Hidayatullah
 
Rubrik Jendela Keluarga Majalah Hidayatullah
Rubrik Jendela Keluarga Majalah HidayatullahRubrik Jendela Keluarga Majalah Hidayatullah
Rubrik Jendela Keluarga Majalah Hidayatullah
 
Kata kata bijak mario teguh
Kata kata bijak mario teguhKata kata bijak mario teguh
Kata kata bijak mario teguh
 
Termotifasi
TermotifasiTermotifasi
Termotifasi
 
Mario teguh
Mario teguhMario teguh
Mario teguh
 
99 KATA-KATA MUTIARA KEHIDUPAN
99 KATA-KATA MUTIARA KEHIDUPAN99 KATA-KATA MUTIARA KEHIDUPAN
99 KATA-KATA MUTIARA KEHIDUPAN
 
Koleksi Mutiara Kata
Koleksi Mutiara KataKoleksi Mutiara Kata
Koleksi Mutiara Kata
 
Pidato perpisahan siswa kelas vi
Pidato perpisahan siswa kelas viPidato perpisahan siswa kelas vi
Pidato perpisahan siswa kelas vi
 
M O T I V A S I K E I B U B A P A A N P E N D I D I K A N K H A S
M O T I V A S I  K E I B U B A P A A N  P E N D I D I K A N  K H A SM O T I V A S I  K E I B U B A P A A N  P E N D I D I K A N  K H A S
M O T I V A S I K E I B U B A P A A N P E N D I D I K A N K H A S
 
Rahasia menyelesaikan-hutang-segunung
Rahasia menyelesaikan-hutang-segunungRahasia menyelesaikan-hutang-segunung
Rahasia menyelesaikan-hutang-segunung
 
7 Jurus Ampuh Bebas Hutang Oleh Saptuari Sugiharto
7 Jurus Ampuh Bebas Hutang Oleh Saptuari Sugiharto7 Jurus Ampuh Bebas Hutang Oleh Saptuari Sugiharto
7 Jurus Ampuh Bebas Hutang Oleh Saptuari Sugiharto
 

Similar to Nature Documentary (20)

Ibu (Tugas Pak Marlianes)
Ibu (Tugas Pak Marlianes)Ibu (Tugas Pak Marlianes)
Ibu (Tugas Pak Marlianes)
 
Lq#2 islam "agama yang rempong deeh"
Lq#2 islam "agama yang rempong deeh"Lq#2 islam "agama yang rempong deeh"
Lq#2 islam "agama yang rempong deeh"
 
Surat Untuk Negarawan Muda
Surat Untuk Negarawan MudaSurat Untuk Negarawan Muda
Surat Untuk Negarawan Muda
 
Artikel
ArtikelArtikel
Artikel
 
The secret of success
The secret of successThe secret of success
The secret of success
 
Wisdoms, membuka mata, menangkap makna
Wisdoms, membuka mata, menangkap maknaWisdoms, membuka mata, menangkap makna
Wisdoms, membuka mata, menangkap makna
 
Doaku untukmu
Doaku untukmuDoaku untukmu
Doaku untukmu
 
Pidato perpisahan
Pidato perpisahanPidato perpisahan
Pidato perpisahan
 
Tulisan 1
Tulisan 1Tulisan 1
Tulisan 1
 
Don't stop study
Don't stop studyDon't stop study
Don't stop study
 
Cita cita
Cita citaCita cita
Cita cita
 
Ppt filsafat ilmu
Ppt filsafat ilmuPpt filsafat ilmu
Ppt filsafat ilmu
 
Zzzz
ZzzzZzzz
Zzzz
 
Dongeng sebelum tidur oleh Tami Prastowo
Dongeng sebelum tidur oleh Tami PrastowoDongeng sebelum tidur oleh Tami Prastowo
Dongeng sebelum tidur oleh Tami Prastowo
 
Dongeng Sebelum Tidur
Dongeng Sebelum Tidur Dongeng Sebelum Tidur
Dongeng Sebelum Tidur
 
Disiplin dan Kerohanian
Disiplin dan KerohanianDisiplin dan Kerohanian
Disiplin dan Kerohanian
 
Jalan menuju hidup sukses
Jalan menuju hidup suksesJalan menuju hidup sukses
Jalan menuju hidup sukses
 
Majalah Kekuatan Sugesti Edisi Maret 2015
Majalah Kekuatan Sugesti Edisi Maret 2015Majalah Kekuatan Sugesti Edisi Maret 2015
Majalah Kekuatan Sugesti Edisi Maret 2015
 
Pidato bahasa indonesia
Pidato bahasa indonesiaPidato bahasa indonesia
Pidato bahasa indonesia
 
Pidato bahasa indonesia
Pidato bahasa indonesiaPidato bahasa indonesia
Pidato bahasa indonesia
 

Nature Documentary

  • 1.
  • 2. 2 | Dalam Lingkaran Sembilan Untuk-Mu.... Untuk ayah dan ibu... dan semua yang ada di bumi dan di langit
  • 3. Dalam Lingkaran Sembilan | 3 Lingkaran Satu Seorang Manusia
  • 4. 4 | Dalam Lingkaran Sembilan erlahir. Awal seorang manusia memeluk takdirnya di dunia setelah sinar kasih sayang Tuhan tiada terbatas menggenggamnya melalui rahim seorang Ibu. Secara biologis, terciptanya seorang manusia dimulai dari sperma, lalu menjadi embrio sampai menjadi bayi dan terlahir ke dunia. Meskipun ada teknologi kloning, bayi tabung, hingga teknologi apapun, hal itu tak sanggup menandingi kekuasaan Tuhan sekalipun. Tiada satu pun manusia yang mampu meniru proses penciptaan makhluk Tuhan. Seseorang tak luput dari unsur nama dalam dirinya. Ya, nama selalu hadir di setiap aspek kehidupan. Nama juga adalah keniscayaan. Manusia yang dianugerahi akal dan pikiran adalah makhluk yang mampu menamai sesuatu sehingga semuanya memiliki namanya masing-masing. Nama juga sebuah indikasi bahwa setiap hal itu ada, baik yang berwujud maupun tak berwujud. Siapa di antara kita yang tidak melihat satupun benda atau makhluk di sekitarnya yang tidak memiliki nama? Pasti semuanya memiliki nama bahkan dalam setiap kejadian yang kita alami sehari-hari, nama tak pernah terluput dari itu semua. terhampar dan tertata rapi bagi siapa pun yang memilihnya, menatanya hargailah ia, karya abadi: sebuah nama manusia terlahir, lalu memiliki nama Tuhan pun berkuasa dengan sebutan nama meski berbeda bagi setiap pemeluknya saat jatuh cinta, teringat sebuah nama kala benci, terucap sebuah nama ketika jatuh dan bangkit ada dikelilingi oleh banyak nama sebuah nama, tanda rupa dan warna asa dari arti dan makna walau bukan tumpuan segala ia adalah cara bahwa kita manusia untuk mengingat dan diingat T
  • 5. Dalam Lingkaran Sembilan | 5 dunia pun sebuah nama ia pun adalah bacaan kelak manusia membaca namanya di setiap lembaran kehidupan (Jakarta, 7 Mei 2008) Ayah dan ibuku memberi nama dengan satu kata saja: Adhitama. Adhi atau Tama, sebuah nama panggilan yang cukup memudahkan teman-teman untuk memanggilku. Selain terdengar “enak” di telinga, nama itu memang terdengar familiar dan populer. Walaupun Shakespeare menyebutkan pepatah apalah arti sebuah nama, aku setuju dengan pernyataan bahwa nama itu sebaiknya bermakna baik sebab nama juga adalah sebuah doa dan harapan yang baik. Semoga nama Adhitama selalu melahirkan hal-hal baik dari harapan baik pula dalam hidupku. saat ia meronta dan menangis sebuah makna terselami tersentuh air mata yang masih suci tak pernah meletakkan dendam dalam lemari hati rasa sesaknya dada tak mampu ia kunci akan sekelilingnya yang kadang saling menyakiti ia belum memahami perihnya kehidupan duniawi yang melingkarinya suatu saat pasti walau itu tak ia kehendaki anak kecil, sifat baiknya cermin buat setiap diri betapa segalanya dari hati selalu merasa berarti setiap hari (Jakarta, 7 Mei 2008)
  • 6. 6 | Dalam Lingkaran Sembilan Lingkaran Dua Menjalani Hidup
  • 7. Dalam Lingkaran Sembilan | 7 Hidup bukan hanya berisi tentang kesuksesan belaka, namun juga tentang kegagalan-kegagalan yang pernah bersinggah dalam hari-hari kita, yang dulu pernah terjadi atau sekarang sedang terjadi bahkan yang bisa saja terjadi kelak. Kita pernah gagal dan berkali-kali kita gagal. Kita pun kadang merasa putus asa karena kegagalan kita. Kegagalan yang benar-benar terjadi di luar kekuasaan kita yang terjadi begitu saja. Kita juga semua pernah mengalami jatuh bangun karena kegagalan. Rasa senang dan bahagia pasti ada, kecewa rasa marah dan benci terhadap hidup sendiri pasti pernah bergemuruh. Namun, manusia yang baik adalah manusia yang mampu mengubah kekecewaan, kemarahan dan kebencian menjadi kebahagiaan dan semangat untuk memotivasi diri sendiri dan/atau mendapatkan motivasi dari orang lain. Sebenarnya banyak sekali kegagalan dalam kehidupanku. Namun aku kadang terheran-heran saat ada pujian yang datang berlebihan kepadaku. Banyak yang hanya melihat sebuah pencapaianku dan bukan di balik itu. Aku banyak gagal dalam mendapatkan pekerjaan yang aku impikan. Aku pernah gagal dalam persahabatanku yang paling indah dan masih banyak lagi. Aku pernah merasa lelah dalam memperjuangkan hal yang aku harapkan. Saat jatuh, aku biasanya bercerita dan berbagi kepada Tuhan melalui doa-doaku. Setelah itu aku memotivasi dan menyemangati diriku atau terkadang bertukar pikiran dengan seorang sahabat dekatku. Biasanya rasa jatuh itu akan sirna seketika. Dengan begitu, sahabat sangat berperan penting dalam mengubah kondisiku yang sedang terjatuh menjadi bangkit dan semangat lagi. Bila sahabat-sahabatku sedang sibuk dan aku ingin menyendiri, aku memilih untuk merenung sendirian di suatu tempat yang tenang atau mendengarkan lagu-lagu yang berirama tenang untuk membuat pikiranku kembali segar. Kadang aku mengonsumsi es krim rasa cokelat untuk membuat suasana hati menjadi tenang dan lebih baik. Bukan hanya es krim, namun makanan dan kudapan dengan rasa manis pun aku masukkan ke dalam rongga mulutku saat jenuh dan bad mood itu melanda. Kadang aku menularkan kebiasaan yang menurutku unik ini pada seorang sahabatku yang selalu galau karena urusan cinta dan asmara.
  • 8. 8 | Dalam Lingkaran Sembilan Bagiku, kegagalan bukanlah suatu penghalang untuk mencapai segala impian dan hak-hak baik dan indah di masa depan. Meratapi kegagalan terus menerus tanpa bergerak maju (baca: move on) adalah sia-sia. Banyak orang di jagad dunia manapun akhirnya sukses besar dengan karyanya dan itu bukan tanpa kegagalan. Mereka berkali-kali, bahkan ribuan kali mengalami kegagalan. Namun, semangat yang membara dalam darah mereka membisikkan hati dan pikiran mereka agar bisa sukses sehingga kesuksesan mereka bisa bermanfaat bagi dunia; yang karyanya kita rasakan sekarang ini. Oleh karena itu, pikiran dan hati yang selalu berpikir serta yakin akan kesuksesan membuat kita semua semangat menyongsong hari-hari ke depan sambil melupakan kegagalan yang sebelumnya hampir mematikan kobaran semangat kita. Mari kita tinggalkan kegagalan yang pernah bersinggah dalam hari-hari kita dan mari bergerak maju ke depan dengan hati dan pikiran positif, walaupun ada penyesalan yang tersisa dalam diri kita karena kegagalan itu. *** Pernahkah kita mengingat-mengingat lantas merenungi kehidupan kita yang masih polos saat kita bayi, saat kecil, bahkan kehidupan kita di masa tua kelak? Pernahkah kita merenungi pula tentang tiga masa di mana kita berada? Masa lalu, masa kini dan masa yang akan datang. Pernahkah kita merenungi itu semua? Bila pernah, percayalah...niscaya kita akan menemukan jawabannya seperti apa dan kita menjadi tahu tentang hakikat-hakikat yang ada dalam hidup. Lalu apa hakikat hidup sebenarnya? Hidup ini hakikatnya adalah tentang kesediaan dan kesiapan kita menghadapi kesenangan, kebahagiaan, kepahitan, masalah, hal yang tidak pernah kita harapkan, yang biasa- biasa atau yang datar-datar saja. Oleh karena itu, banyak orang yang mengatakan hidup ini bak roda yang berputar, roller coaster atau apapun itu istilahnya. Sampai saat ini aku bersyukur masih semangat menjalani hidup dalam rajutan benang suka dan duka yang ada. Semangat itu aku tularkan kepada sahabat-sahabatku dengan menjadi pendengar yang baik (good listener), terutama saat kegalauan melanda mereka. Galau
  • 9. Dalam Lingkaran Sembilan | 9 karena hubungan percintaan yang rumit dan membingungkan, putus cinta atau ada pula yang bercerita tentang urusan rumah tangga. Semuanya siap aku dengarkan dan aku sediakan waktu untuk mereka, dari yang menyenangkan sampai yang tidak menyenangkan. Aku pun sebetulnya mendapatkan begitu banyak pelajaran hidup dari mereka, selain mendengarkan, menenangkan, dan berusaha memberikan solusi dan pendapat untuk mereka. Momen penuh semangat adalah saat kita mampu berjalan di atas serpihan-serpihan diri kita yang sempat terkoyak karena sesuatu yang tidak kita harapkan menghampiri diri kita...bahkan karena kesalahan kita mengambil keputusan untuk mengejar impian kita. Semangat hakikatnya adalah senjata untuk “membasmi” keputusasaan dan penyesalan yang pernah ada. Semangat juga sebuah “jembatan” atau sarana agar kita bisa melewati lembaran kelam yang pernah kita lalui dan beranjak ke halaman baru yang putih nan suci. *** Hampir dari kita semua pernah merasakan gamang dalam hidup. Ada yang berhasil melaluinya, ada pula yang membiarkannya bersemayam dalam diri. Terombang-ambing dalam kehidupan. Itu pula yang pasti dirasakan oleh sebagian manusia. Tak tahu harus ke mana, arah yang tepat dan benar untuk hidupnya. Dalam beberapa fase kehidupan, kita pernah (bahkan sering) meminta pada Tuhan untuk menunjukkan jalan bagi kita. Kita hanya bisa berdoa dan berusaha agar hidup kita semua menjadi lebih baik ke depan, bukan menjadi buruk dan lebih buruk lagi.
  • 10. 10 | Dalam Lingkaran Sembilan Lingkaran Tiga Di Alam Semesta
  • 11. Dalam Lingkaran Sembilan | 11 Bumi ini telah tua, semua orang sudah tahu itu. Sebagaimana orang tua yang sudah memasuki masa senja, mereka membutuhkan perhatian dan belaian kasih sayang dari anak-anaknya. Orang berusia senja biasanya juga mulai mengalami banyak penyakit. Begitupun dengan bumi, dengan usianya yang semakin senja, bumi membutuhkan kasih sayang serta perhatian dari para penduduknya yang hari demi hari semakin bertambah banyak. Bumi ini sudah mulai dipenuhi banyak bencana alam sebagai wujud “penyakit” karena usianya yang semakin senja. Ya, dengan cinta kasih dan sayang. Oleh karena itu, agar langit selalu ramah dan bersahabat dengan kita, mari lindungi bumi kita ini dengan kasih, sayang dan cinta kita pada bumi ini..tanpa akhir dan batas. mekar dari kejauhan kecil, tumbuh besar merona warnanya teduh nyawa manusia tersentuh demi banyak jantung yang membutuhkan jiwanya melindungi banyak kehidupan tumbuh berjuta-juta tak tumbuh hanya untuk dirinya ia jua diciptakan untuk semua yang ada ia dinamai sebuah pohon tegak menjulang dan merindang disana rumput bergoyang bersama ilalang terserabut dari alamnya manusia terpenjara kesombongan, keangkuhan asyik gelengkan kepala menghitung uang dedaunan pun menangis tak mampu melawan kebingungan ke mana tempat tinggalnya tak seperti burung yang bersayap menghinggapinya saat hujan, saat kesusahan seraya bersumpah serapah pada manusia marah luapkan kesedihan, penderitaan melayang keluar bergumulan disulut ketamakan manusia
  • 12. 12 | Dalam Lingkaran Sembilan menuruti kesesatan sesaat kini yang tersisa keluh kesah manusia sendiri menyesalkah manusia atau tiada sama sekali atas kesalahan terbesarnya bagi alam semesta alam yang sejagad raya (Jakarta, 7 Mei 2008) Menurutku, manusia berhutang kepada banyak pohon di sekitar yang berfungsi memproduksi oksigen yang manusia hirup setiap harinya. Sayangnya, banyak manusia yang tidak bersyukur dan tidak menjaga alam ini dengan baik. Pepohonan banyak yang ditebang habis, bahkan di hutan pun penebangan liar merajalela. Tak hanya itu, pembakaran hutan secara sengaja juga terjadi untuk meloloskan kepentingan bisnis yang sebenarnya suatu hari merugikan generasi saat ini dan mendatang. Maka sesungguhnya manusia itu pula yang merugi pada akhirnya karena merusak alam. Sebagai manusia yang berakal dan beradab, mari bersyukur dan tak mengingkari bahwa alam sekitar begitu besar jasanya terhadap hidup kita. Manusia dan alam harus menghadirkan sebuah keharmonisan di bumi. Menanam ribuan pohon dan merawat pohon yang sudah tumbuh adalah salah satu cara terbaik agar keharmonisan itu tercapai, sehingga alam menjadi seimbang dan kembali hijau. Tanpa keharmonisan itu, manusia sesungguhnya tidak bisa hidup nyaman, sebab manusia sejatinya juga bergantung pada alam semesta.
  • 13. Dalam Lingkaran Sembilan | 13 Lingkaran Empat Dengan Penuh Cinta
  • 14. 14 | Dalam Lingkaran Sembilan isterius, gaib, dan tak diketahui kelak akan seperti apa. Begitu kira-kira Tuhan menetapkan semua garis kehidupan manusia, baik dalam jodoh, usia, umur, lamanya hidup dan waktu untuk kembali pada-Nya. Mungkin banyak di antara kita yang penasaran atau ingin tahu apa yang akan terjadi esok hari atau beberapa tahun mendatang. Entah misalnya akan menjadi apa kelak, siapa kekasih yang akan menjadi jodoh atau pendamping sehidup semati, bahkan sampai mendatangi seseorang yang memiliki kemampuan untuk menerawang masa depan melalui garis tangan atau cara yang lainnya. Aku sendiri pun kadang-kadang bertanya: aku akan menikah dengan siapa, aku akan punya anak berapa, apakah usiaku panjang atau singkat, di usia berapa aku akan meninggal, dan seterusnya. Aku tidak pernah akan tahu bagaimana jawabannya sebab aku akan menyerahkannya pada sang waktu yang terlampau bisu. Semoga Tuhan memberikan takdir dan nasib yang terbaik untuk kita semua, dalam cinta/jodoh, rezeki dan sebagainya. *** Banyak manusia yang kadang merasa sepi dan sendiri di tengah keramaian, bahkan sampai harus memasang muka bahagia dan berpura- pura bahwa ia baik-baik saja walau sebenarnya sedang memiliki masalah dan tak ingin berbagi kepada orang lain. Namun, bisa saja itu bukanlah sebuah akting, tapi sebuah bukti akan keinginan untuk menyimpan dan merenunginya sendiri serta ketidakinginan membebani orang lain. Mereka yang mencari kebahagiaan pun memiliki cara untuk meraih kebahagiaannya walau harus memperjuangkannya sendiri. Dari kecil aku selalu berusaha mandiri dan aku berusaha agar orang lain tidak merasa repot karenaku. Saat lulus SD di usiaku yang masih 12 tahun, aku memutuskan untuk sekolah asrama di daerah Bogor dan terpisah dari orangtua dan keluarga. Begitupun saat aku punya masalah yang cukup besar, aku jarang terbuka pada orang lain. Aku terbiasa menyimpan dan memecahkan masalahku sendiri. Saat seseorang tidak bisa membantuku akan suatu hal, aku pun tidak akan memaksanya. Pun dalam mencari dan menciptakan kebahagiaan, aku M
  • 15. Dalam Lingkaran Sembilan | 15 selalu punya cara sendiri agar aku merasa bahagia dan terlihat bahagia. Bahagia itu katanya harus diciptakan, bukan dengan sendirinya sudah ada dari sananya. Bahagia? Semua orang setuju bahwa bahagia itu harus. Namun, kebahagiaan itu relatif. Artinya, tiap orang memiliki standar tentang kebahagiaan dan perbedaan dalam mencapai kebahagiaan tersebut. Tapi bagiku, bahagia itu adalah saat aku bisa membahagiakan orang tua, sahabat-sahabat terdekatku dan orang-orang yang aku kasihi. Membuat mereka tertawa dan bahagia adalah juga kebahagiaanku. Menurutku, ada satu indikator yang pasti ada saat seseorang bahagia: hati selalu ringan tanpa beban. Dari hati yang semacam itu, semuanya akan terasa menyenangkan dan lantas membawa kita pada langit kebahagiaan. Setiap orang memiliki hak untuk bahagia dan memiliki kewajiban untuk membahagiakan dirinya sendiri. Hak dan kewajiban untuk bahagia itu harus diberikan dan dipenuhi. Bukankah hak kita untuk berbahagia itu sudah ada sejak kita dilahirkan? Bukankah kita memang dijanjikan utuk hidup bahagia oleh orangtua kita sendiri? Bukankah kebahagiaan itu juga menjadi bagian dari diri kita sebagai takdir dan nasib kita? Oleh karena itu, mari kita berbahagia dengan cara menerima kekurangan dan kelebihan dalam diri kita serta dengan mencintai hidup kita dengan segala kelebihan dan kekurangannya pula. Saat seseorang memaknai kebahagiaannya, maka sempurnalah impiannya sebab hakikat kehidupan ini adalah kebahagiaan itu sendiri. Salah satu hal yang paling mewarnai kehidupan seseorang agar dirinya meraih kebahagiaan adalah cinta. Cinta yang kadang menghadirkan pertanyaan penting dalam hati setiap manusia: bagaimana rasanya jika tak ada kekasih dan belahan jiwa di sisi? Mungkin ada yang merasa biasa-biasa saja, ada yang tenang, sedih, ada pula yang galau, bahkan ada yang sangat kacau. Apalagi bagi yang mencari dan menanti cintanya bertahun-tahun. Hanya manusia dengan kesabaran, kepasrahan, doa dan usaha penuh pada Tuhan yang mampu menjalani itu. Cinta adalah jawaban bagi mereka yang mengharapkan kasih sayangnya bisa dibagi kepada yang lainnya secara utuh. Cinta bisa juga
  • 16. 16 | Dalam Lingkaran Sembilan berkisah tentang persepsi atas kesetujuan dan ketidaksetujuan akan adanya kasih sayang terhadap yang lain. Bagi manusia yang menyetujui sebuah cinta, dukunganlah yang akan dilakukan. Sebaliknya, bagi yang tidak setuju dengan hubungan percintaan dua manusia, maka akan hadir penentangan. Di atas semua itu, manusialah yang menentukan apakah cinta itu yang akan membuat mereka berada dalam sikap setuju atau tidak setuju. Bukan orang lain yang menentukan hidup kita, sebab hidup yang baik bukanlah hidup dalam persepsi orang lain. kini mengapa seolah takdir ingin menjauhkan rasa padanya sering menggelora dalam pupusnya asa mengapa ada manusia yang selalu iri, dengki di antara cinta yang suci cinta tak pernah salah, tak bisa diubah dalam misteri meledakkan amarah pada diri sendiri masa hidup di dunia di atas takdir prasasti mengapa cinta hadir dalam penuhnya rasa bersalah, rasa sulit terjebak norma-norma kehidupan hadapi tekanan, hinaan dalam ketidakpastian mengapa seperti ini telah lama ku ingin tenang menemui jalan terang tanpa terhalang baiknya ku melupa semua yang ku cinta biar tak ada jenuh perasaan menunggu balasan tak kunjung datang bersalaman, hanya malu tersimpan cinta ‘kan menjawab pertanyaan tentang nasibnya cepat atau lambat menentukan eksistensinya agar tiada lagi tangis dalam kesenangan seakan tiada lagi datang dalam pikiran menghampiri wajahnya dalam bayangan yang sangat menenangkan (Jakarta, 11 Februari 2008)
  • 17. Dalam Lingkaran Sembilan | 17 Lingkaran Lima Ujian dan Cobaan
  • 18. 18 | Dalam Lingkaran Sembilan Fitnah dianggap lebih kejam dari pembunuhan. Benarkah begitu? Menurut aku benar. Karena dampak yang dirasakan membidik hati dan perasaan. Aku pernah difitnah, dijelek-jelekkan karena hanya satu alasan yang tidak penting. Hari-hariku penuh dengan keanehan. Orang yang dekat denganku tiba-tiba menjauh dan tidak ingin berteman denganku. Aku pun saat itu tidak mengerti mengapa itu bisa terjadi padaku sambil mengoreksi dan berkaca diri. Fitnah bisa terjadi karena rasa tidak suka atau rasa benci. Dari situ pula akan terlahir kejahatan hati yang kelam. Kita harus meyakini bahwa kita sanggup menghadapi orang-orang yang tidak suka atau membenci kita. Pun kita sesungguhnya yakin jumlah orang yang membenci kita tidak seberapa dibandingkan orang-orang yang menyayangi kita. Jadi, tidak perlu kita takut menghadapi dunia yang isinya lebih banyak bahkan didominasi oleh orang-orang yang baik dan mencintai kita. Aku pun sejak dulu sebenarnya sudah terbiasa menghadapi haters (orang-orang yang membenciku) yang bisa saja melakukan umpatan, hinaan, fitnah, meludah di belakang atau di depanku. Aku yakin di antara 1000 orang, pasti satu di antaranya ada yang tidak suka dan 999 orang lainnya suka denganku atau sebaliknya. dari mulut manusia lidahnya tak dapat dikunci kata-kata sembarang menempati dahan-dahan nan mati meski terbiasa menghadapi dusta ku manusia biasa, mudah terluka hatinya namun maaf itu tak kunjung tiba sementara ku tetap diam membisu mengeram dalam ruang dan waktu ku belum terbunuh dengan fitnah itu tersungkur karena dusta itu lidah-lidah itu belum terdiam di sisi yang lain ku tertikam sungguh dahsyat manusia menabur benih dusta secepat kilat sementara kebenaran terbelenggu sulit dilihat jauh atau dekat
  • 19. Dalam Lingkaran Sembilan | 19 Engkau Maha Tahu atas semua rahasiaku maka tutup dan simpanlah itu dalam kitab rahasia-Mu, catatan-Mu usir semua pencuri dan pembuka kitab-Mu sebab mereka kan menyebarkan segala aibku siapkanlah aku agar kuat melawan, memerangi fitnah, apalagi gunjingan mengingatkan benar dan salahku, baik dan burukku kapan saja dapat membunyi di setiap waktu ampunkanlah para penggunjing di belakang pundakku maafkanlah para pefitnah di belakang mata kepalaku (Jakarta, 7 Mei 2008) *** Di setiap tempat dan pergaulan, pasti aku mengalami penolakan sosial dan diskriminasi yang disebabkan hanya karena kekurangan- kekurangan yang ada pada diriku. Sama halnya seperti bullying yang aku rasakan, baik yang dilakukan secara diam-diam atau terang-terangan pun semuanya dulu terasa menyakitkan. Tidak ada manusia satu pun di muka bumi ini yang mau dan suka diperlakukan secara diskriminatif, apalagi tidak diberi kesempatan sedikit pun untuk berinteraksi secara positif. Bagiku ini adalah diskriminasi dan aku tidak setuju terhadap segala bentuk diskriminasi di muka bumi karena dulu aku tahu rasanya sungguh tidak nyaman dan cukup menyakitkan. Semua diskriminasi itu aku rasakan saat duduk di bangku SD hingga kuliah bahkan sampai saat aku bekerja. Di pergaulan sosial di luar sekolah pun aku juga mengalami banyak penolakan walau itu ditunjukkan secara halus dan tidak terang-terangan. Aku sebenarnya juga tak ingin mengingat-ingat hal-hal yang tidak menyenangkan dalam hidupku, namun ini perlu aku sampaikan bahwa diskriminasi (yang ditunjukkan dengan bullying) itu perbuatan yang semena-mena dan meniadakan hak-hak orang lain untuk hidup bahagia dan apa adanya...dan aku menolak keras sebuah diskriminasi! Aku yakin bukan aku sendirian yang menjadi korban diskriminasi, banyak juga orang di luar sana yang merasakan hal serupa. Aku kerap
  • 20. 20 | Dalam Lingkaran Sembilan bertanya mengapa banyak yang merasa dirinya paling benar seolah-olah memiliki otoritas untuk menghakimi manusia lain padahal mereka bukanlah Tuhan? Tak sadarkah bahwa semua manusia itu sama, hanya porsi dan bentuk kekurangan dan kelebihannya yang berbeda-beda? Sadarkanlah mereka, Tuhan. Menurutku, orang yang suka berkomentar buruk terhadap orang lain, selalu meremehkan orang lain serta menghakimi orang lain adalah orang yang kurang bahagia dengan hidupnya. Mengapa demikian? Karena ia tidak memiliki pandangan positif terhadap orang lain dan ia terlalu fokus pada hidup orang lain, bukan dengan hidupnya dan caranya dalam menggapai kebahagiaannya sendiri. *** Sabar, sabar dan sabar. Begitu “didikan” dan pesan Tuhan dalam semua aspek yang kita jalani. Kadang kita dizalimi, kadang kita menjadi korban ejekan serta caci maki, penolakan, dan penindasan. Kadang kita bangkit dari keterpurukan, kadang kita terpaku dalam diam sambil dan termangu saat merenungi perjalanan hidup. Kita menjadi kuat karena Tuhan selalu menguatkan kita dan sampai saat ini kesabaran menjadi teman kita dan juga “vitamin” bagi kita menghadapi apapun. Kesabaran adalah salah satu kunci bagi kita bisa menjalani semuanya dengan tenang, ringan dan ikhlas. Aku yakin teman dan sahabat-sahabat kita pun begitu. Ya, Tuhan bersama orang-orang yang bersabar. Kita tak perlu ragu akan janji Tuhan tentang dan kepada orang-orang yang sabar. Selain sabar, tentunya ada maaf yang terselip dalam rasa sabar itu.
  • 21. Dalam Lingkaran Sembilan | 21 Lingkaran Enam Bersama Kedua Orangtua
  • 22. 22 | Dalam Lingkaran Sembilan ku adalah anak ke-enam dari enam bersaudara. Ayahku bekerja sebagai penyapu sampah di jalanan dan tak jarang terlibat dalam pengangkutan sampah ke mobil pengangkut sampah yang besar dan aromanya tak sedap itu. Ibuku adalah seorang ibu rumah tangga biasa. Kedua orangtuaku membesarkanku dalam budaya dan lingkungan yang sederhana sebab kami adalah keluarga yang sederhana pula, tidak ada yang istimewa dari keluarga kami. Aku ingat sekali, gaji ayahku tidak besar saat itu. Oleh karena itu, ibuku pernah membantu dengan membuat kue dadar gulung hijau dan menitipkannya untuk dijual di warung tetangga. Setiap hari hasil penjualannya digunakan untuk menambah kebutuhan keluarga kami sehari-hari. Aku bisa bayangkan betapa besar pengorbanan dan usaha yang dikerahkan kedua orangtuaku dalam membiayai hidup keluarga saat itu. Namun, bisa dibilang hanya aku yang paling beruntung dalam keluarga sebab hanya aku yang bisa memasuki salah satu universitas terbaik di negeri ini yang terletak di Depok, Jawa Barat. Ya, betapa besar perjuangan ayah dan ibuku dalam membesarkan keluarganya. Oleh karena itu, Tuhan dan orangtua berpengaruh besar dalam kehidupan aku sebagai seorang manusia. Apalagi kalau kita berbicara restu dari orang tua, hampir semua dari kita tahu bahwa ridho (restu) Tuhan ada dalam ridho kedua orangtua. Itu adalah keniscayaan yang tak terbantahkan. Tanpa itu, hidup terasa tanpa berkah. Mungkin banyak di antara kita yang terlalu sibuk dengan karir dan urusan pribadi. Mungkin banyak dari kita yang terlalu sayang dengan suami/istri atau pasangannya bahkan dengan anak-anaknya. Mungkin juga banyak dari kita yang sudah menikah dan tiba-tiba memilih untuk tinggal terpisah dari kedua orangtua....sampai-sampai kita lupa bahkan mungkin tiada waktu menghubungi kedua orangtua kita dari kejauhan. Betapa indahnya mengingat masa-masa kecil kita dipeluk, diasuh, dididik dan dido’akan dalam buaian curahan kasih sayang yang utuh tanpa separuh. Lalu kita dihadapkan pada kenyataan yang mengharuskan kita hidup mandiri dan terpisah dari kedua orangtua kita. A
  • 23. Dalam Lingkaran Sembilan | 23 Lingkaran Tujuh Melakukan Kebaikan
  • 24. 24 | Dalam Lingkaran Sembilan uhan sering menyadarkan dan mengingatkan manusia melalui banyak kejadian atau peristiwa secara tiba-tiba dan tak terduga dengan cara apapun, kapanpun, di mana pun...sehingga tersadar betapa kecil manusia lalu akhirnya mengaku bahwa manusia cuma setitik debu dalam kebesaran alam semesta. Namun, manusia kadang tidak sadar dan lupa, seolah-olah apa yang mereka miliki itu abadi dalam genggaman mereka. Aku ingin berubah, sebuah perubahan dari dalam hatiku dan diriku atas niat dan inisiatifku, bukan karena terpaksa atau dipaksa orang lain, bahkan oleh kekasih atau sahabatku sekalipun. Sesungguhnya waktulah yang akan memberikan kesempatan kepada kita untuk memahami makna perubahan dan melakukan perubahan itu. Hal yang paling penting bagi kita adalah saat kita ingin berubah dan saat adanya perubahan dalam diri kita, sebaiknya kita tidak pamer dan gembar-gembor (show off) pada orang lain. Aku tak pernah suka melakukan sesuatu yang hasilnya belum nyata di mataku. Ada ketakutan dalam diriku jika sebuah hal yang aku niatkan nantinya tak berjalan lancar jika di awal aku sudah pamer dan gembar-gembor. Bagiku, biarlah orang yang menilai perubahan diriku, sebab yang tahu gelap dan terangnya aku hanya diriku dan Tuhan. Saat manusia merasa bahwa dalam dirinya perlu ada yang diubah, penting baginya untuk segera mengambil langkah atau tindakan untuk melakukan perubahan dalam dirinya. Perubahan positif atau ke arah lebih baik ini bisa disebut dengan hijrah. Hijrah bukan saja berpindah dari satu tempat lain, namun lebih dari itu. Salah satunya mengubah diri dan suatu hal dari yang tidak baik/negatif menjadi baik/positif. Dalam konteks tempat, hijrah berarti pindah dari satu tempat ke tempat yang lainnya. Misalnya berpindah dari satu wilayah ke wilayah lainnya untuk mendapatkan suasana kehidupan yang lebih baik. Aku pun pernah berpikir apa sebaiknya aku berhijrah keluar negeri saja jika aku sudah “mati gaya” dengan suasana di negeri ini. Sejujurnya, aku ingin sekali terjadi perubahan besar dalam negeri ini. Kalau tidak ada perubahan positif yang sangat besar, sepertinya aku harus hijrah keluar T
  • 25. Dalam Lingkaran Sembilan | 25 negeri suatu saat nanti. Aku akan berhijrah ke negeri yang aku mau jika seolah negeri ini tak lagi nyaman bagiku. *** “Kenapa ada saja ya cobaan dan rintangan saat mau berbuat baik?” begitu kira-kira kalimat yang pernah terpatri dalam hatiku saat aku ingin berbuat hal yang positif; ada saja halangan dan cobaannya. Misalnya, saat ingin bekerjasama melakukan aktifitas positif, aku membuat janji dengan orang lain dan aku sudah tiba di tempat pertemuan lebih dulu. Tiba-tiba orang ini membatalkan janjinya. Aku menganggapnya sebagai cobaan atau ujian untuk berbuat kebaikan. Kebaikan adalah kebaikan. Kita tidak usah menghitung berapa banyak kebaikan yang kita lakukan setiap harinya. Ikhlaskan, relakan dan “lepas” begitu saja. Walaupun mungkin segala hal baik yang kita lakukan belum tentu ditanggapi dan disambut dengan baik oleh orang lain, yang paling penting adalah bahwa kita melakukannya tanpa pamrih, kita melakukannya untuk Tuhan dan banyak orang. Menuju Tuhan, bukan menuju aku, begitu yang diajarkan oleh ahli spiritualku. Dalam melakukan banyak tindakan dan perbuatan, terutama dalam hal-hal yang baik dan positif, begitu banyak yang diperjuangkan dan diupayakan manusia, tapi realitasnya manusia tidak sendiri: mereka pada akhirnya juga menyadari bahwa mereka dibantu Tuhan dalam melaksanakan itu semua. Banyak manusia memasrahkan diri kepada Tuhan setelah berjuang dan berusaha keras untuk mencapai sesuatu. Pasrah akan seperti apa hasilnya, seakan menyerahkan dirinya atas ketidakberdayaannya. Pasrah dengan hati yang utuh dan ikhlas, dengan harapan yang bulat dan penuh. Pasrah bukanlah suatu hal yang salah, bukan juga untuk dijadikan pembenaran atas upaya yang belum dimaksimalkan. Ya, hanya pasrah yang bisa aku lakukan setelah semuanya aku usahakan dengan maksimal. Tuhan, kami pasrah dengan semua yang terjadi pada hidup kami, pahit manis dan jatuh bangun kami. Kami pasrah setelah kami perjuangkan semuanya dengan segala yang terbaik dari diri kami.
  • 26. 26 | Dalam Lingkaran Sembilan Lingkaran Delapan Hanya Untuk-Nya
  • 27. Dalam Lingkaran Sembilan | 27 Petunjuk dari Tuhan adalah satu anugerah berharga bagi siapapun yang mencarinya. Tuhan tak segan-segan memberikannya ke segenap manusia yang mencarinya. Kita sudah diberikan akal dan pikiran dan kita seharusnya mencari tahu saat ada peristiwa dalam kehidupan sehari-hari yang seolah memberi petunjuk atau makna tertentu, sebab itu merupakan cara yang paling ampuh apakah kita dapat menangkap atau tidak terhadap apa yang Tuhan maksud pada hidup kita, dalam segala aspek hidup dan hubungan kita dengan manusia lainnya. Kita pun semakin tahu, petunjuk itu bukan hanya ditunggu sambil termangu, namun kita harus mencari dan memburunya. Betapa banyaknya manusia yang lupa bersyukur. Padahal begitu banyak anugerah yang Tuhan berikan kepada manusia. Kesehatan, iman, fisik yang dapat dikatakan mendekati sempurna, rezeki, ilmu pengetahuan dan sebagainya. Betapa banyak manusia yang belum mengerti makna syukur yang sesungguhnya, buktinya mereka kecewa seketika dan memilih jauh dari Tuhan ketika harapan dan keinginannya tak tercapai. Oleh karena itu, sungguh sangat keterlaluan kalau manusia tak bersyukur dan lupa untuk bersyukur pada Tuhan. Tuhan, kami belum bisa maksimal dalam bersyukur dan bersabar atas segala doa yang belum Engkau kabulkan untuk kami. Namun, kami bersyukur karena Engkau memberikan kami kemampuan dalam banyak hal. Kami bersyukur masih bisa diberi kesempatan untuk berkarya di dunia ini. Kami bersyukur masih memiliki banyak teman yang baik. Kami bersyukur masih ada yang membenci, jadi kami bisa mengoreksi diri. Kami bersyukur secara keseluruhan kami masih sehat secara jiwa dan raga. Pun kami bersyukur masih bisa menjalin hubungan baik dengan banyak orang. Kami amat sadar bahwa apa yang kami miliki sampai saat ini merupakan anugerah dari Engkau dan kami harus mengingatkan diri bersyukur akan itu. Ya, kami harus pintar mengingatkan diri untuk terus bersyukur. Kadang kita merasa jauh dengan Tuhan, tidak membaca sabda- Nya di keseharian karena terlalu sibuk dengan urusan pekerjaan, karir, dan uang. Kita juga jarang memperlakukan Tuhan jauh dari perlakuan kita pada seseorang yang kita kasihi. Manusia yang jadi kekasih hati kita
  • 28. 28 | Dalam Lingkaran Sembilan saja kita perlakukan melebihi perlakuan kita kepada Tuhan. Dalam hati kita belum begitu serius kita khususkan ruang untuk Tuhan. Egoiskah kita memperlakukan Tuhan seperti itu? Tuhan mengasihi kita dengan sangat, tapi mengapa kita tidak membalas kasih sayang-Nya secara utuh? Sungguh hinakah kita yang tidak tahu terima kasih kepada-Nya? Bahkan kita masih melakukan dosa-dosa padahal kita tahu itu dilarang oleh-Nya. Namun begitu, kita tetaplah manusia yang selalu berkeinginan untuk tahu tentang Tuhan, untuk tahu bagaimana mencintai-Nya, bagaimana kita harus menjalankan perintah-Nya, untuk siapa hidup kita berikan dan seterusnya. Tentu kita tahu jawabannya. Kalau sudah begini, pastilah kita tetap menyerahkan segalanya pada Tuhan, apalagi saat masalah mendera kita. *** Ada saat tertentu ketika kita pernah merasa jauh dari Tuhan dan setelah itu kita kembali mendekat kepada-Nya. Ibadah yang harusnya kita lakukan secara rutin, malah bolong-bolong, tidak sempurna, atau malah kita tinggalkan dengan sengaja saking sibuknya kita dengan urusan dunia. Ini sesuai dengan yang pernah dinyatakan ahli spiritual yang selalu membimbingku. Ia menyatakan bahwa seringkali manusia akan mencari Tuhan dan mendekat kepada Tuhan ketika dirinya mulai "terdesak" oleh situasi yang membuatnya susah, sedih dan tak berdaya. Sebaliknya, manusia mudah melupakan Tuhan saat merasakan dan mengalami "kesenangan sesaat". Betapa manusia ternyata dipenuhi pamrih untuk mendekat kepada Tuhan. Tidak adakah keikhlasan mendekat kepada-Nya? Ia menambahkan bahwa alangkah indah bila kita menyadari bahwa kita perlu Tuhan setiap saat, menghadirkan-Nya setiap saat, sehingga tiada kekhawatiran, tiada kesedihan, tiada ketakutan karena selalu merasa sedang bersama Dia Yang Maha Sempurna. Karena kesempurnaan-Nya, Tuhan Maha Tahu akan kebutuhan kita untuk berbahagia, damai, nyaman dan berfungsi sesuai Kehendak-Nya setiap saat. Tuhan tidak akan mengabaikan umat-Nya yang selalu di dekat-Nya. Semoga kita termasuk orang-orang yang bersedia mendekat kepada Tuhan tanpa pamrih apapun.
  • 29. Dalam Lingkaran Sembilan | 29 Setiap kali memiliki masalah, kita berbagi cerita (sharing) ke teman kita dahulu baru setelah itu kita mengadu kepada Tuhan, bahkan mungkin ada dari kita yang malah curhat kepada manusia lain tanpa mengadu kepada Tuhan. Dalam pandanganku, ini tidak menjadikan-Nya sebagai prioritas dalam menyerahkan dan mengembalikan semua urusan kita. Padahal menurutku, seharusnya kita mengadu dan berbagi dahulu ke Tuhan baru setelah itu kita bisa berbagi ke teman atau sahabat kita (atau bisa jadi hanya mengadu ke Tuhan) sebab Tuhan adalah Maha Utama sebagai tempat berpulang dan bersandar atas segala sesuatu. Mungkin suatu saat (akan) ada peristiwa yang pada akhirnya menyadarkan bahwa kita ini salah karena pernah melupakan-Nya, menomorduakan-Nya, menjauh dari-Nya, tidak memasrahkan segalanya pada-Nya, tidak bergantung kepada-Nya dan tidak menjadikan-Nya sebagai sandaran utama. Oleh karena itu, mari bersyukur bahwa suatu saat kita akan diberi kesempatan untuk bisa kembali (dekat) lagi dengan-Nya.
  • 30. 30 | Dalam Lingkaran Sembilan Lingkaran Sembilan Karena Semua Hanya Sementara
  • 31. Dalam Lingkaran Sembilan | 31 esadaran penuh manusia berada pada titik bahwa tak ada yang abadi di dunia yang fana ini. Semuanya hanya sementara. Siapapun yang sekarang hidupnya dipenuhi kesenangan dan kenikmatan, itu semuanya hanya sementara, begitupun sebaliknya. Pada akhirnya kita semua akan kembali kepada-Nya. Ya, kematian adalah permulaan bagi kehidupan di alam sana, alam yang tidak kita tahu rupanya seperti apa. Kematian sejatinya adalah cinta dan penghormatan terhadap keabadian, selama-lamanya. Mengingat kematian sungguh membuat kita tahu pada akhirnya kita pun berakhir dan selesai di dunia kelak. Sebagai manusia, kita hanya bisa mendoakan manusia lain yang lebih dulu berpulang dan mengenang segala kebaikannya. Niscaya kita semua pasti berpulang kepada-Nya dan banyak orang yang berdoa untuk kita nanti. Aku berpikir dan bisa merasakan seperti itu karena aku tahu suatu saat aku pasti berpulang kepada-Nya. Namun, aku tak tahu kapan. Kita tak pernah tahu kapan kita kembali ke hadirat Tuhan, apakah di usia muda kita? Atau di usia renta kita? Tak pernah kita tahu itu. Kita hanya berharap kita dipanggil Tuhan dalam akhir yang baik. Oleh karena itu, aku ingin menyempatkan diriku menyiapkan sesuatu yang akan membungkus jasadku nanti. Sebuah kain putih bersih dan suci. Ya, kain kafan itu ingin aku siapkan, aku ingin membelinya saat aku masih bernafas. Niat untuk membeli kafan itu akan aku lakukan, nyata dalam tindakan. Mungkin aku pun dari sekarang bisa menentukan batu nisanku akan seperti apa bentuknya. Semuanya akan aku siapkan. Saat kita sudah tidak bernafas lagi, kita akan menuju satu tempat yang akan kita diami saat sudah tidak hidup lagi di dunia, kala raga kita akan terbujur kaku dan mempertanggungjawabkan atas semua yang kita lakukan selama hidup. Ukurannya hanya 2x1 meter, bahkan kedalamannya pun hanya kira-kira hampir dua meter. Kita pun berharap semua yang mengenal kita mendoakan kita dan berharap yang terbaik untuk kita saat mengunjungi makam kita. Mereka yang berkunjung ke makam kita juga ingat bahwa suatu saat mereka akan seperti kita yang telah lebih dahulu pergi. Saat kita kembali pada-Nya, semoga Tuhan mengampuni semua K
  • 32. 32 | Dalam Lingkaran Sembilan kesalahan dan dosa-dosa kita selama hidup di dunia. Tuhan, ampuni kami atas segala dosa-dosa ini, atas segala dosa kecil yang pernah kami lakukan, bahkan dosa-dosa besar kami, dosa kepada orangtua kami, kepada guru-guru kami, kepada teman-teman dan sahabat-sahabat kami, kepada rumput yang pernah kami injak, dan dosa kami pada semua makhluk di bumi dan di langit. Ampuni kami Tuhan. Dengan kasih sayang-Mu, kami yakin Engkau akan mengampuni kami. Amin.
  • 33. Dalam Lingkaran Sembilan | 33 “Lingkaran 9. Itulah yang akan dilewati manusia semasa hidupnya. Maka nikmatilah segala apa yang menari, yang diam, yang menyakitkan, menyenangkan dan membahagiakan dalam lingkaran itu”