SlideShare a Scribd company logo
1 of 9
Download to read offline
“Islam Itu Agama yang rempong deeh..”

Sahabat qalcom, Semangat Subuh. “Wahh… masih pagi aja udah
ngatur-ngatur buat ibadah, wajib lagi..” Mungkin sahabat pernah
dengar ada orang yang mengatakan itu, atau sedana dengan itu.
dan itu diungkapkan dengan sepenuh hati..perhatikan saja nada
bicara dan ekspresinya.

Jika kita membandingkan, bisa jadi islam itu agama yang paling
banyak aturannya, paling lengkap kitabnya dan paling jelas
kebenarannya. Saya sengaja menyandingkan antara banyak
aturan dengan kekuatan kebenarannya, supaya kita memikirkan
esensinya bukan sulit atau mudahnya, berat atau ringannya.

Namun sifat dasar manusia itu tidak mau diatur, (setidaknya
itulah yang terlihat di sekitar kita).

Pengendara mobil, membuka kaca jendela lalu tiba-tiba
mengeluarkan plastik berwarna hitam dan melemparkannya
begitu saja kejalan.

Mahasiswa yang seenaknya datang terlambat, kemudian
beralasan macet, bu…(wow memang macetnya baru kemarin,
perasaan dari dulu macet deh, apalagi pas orang-orang
berangkat kerja atau sekolah).

Dosen yang melanggar aturannya sendiri, kalau mahasiswa
melanggar harus dihukum..kalau dosen melanggar, “heh..gue ini
dosen, bukan mahasiswa”.

Karyawan yang tiba-tiba lenyap tanpa kabar, padahal
seharusnya dia bekerja, memang hanya beberapa kali dalam
sebulan…eh di awal bulan menagih upah secara sempurna,
seperti pekerja yang lain yang penuh bekerja. Kalau tidak diberi,
melakukan demo
Anak yang pulang ke rumah seenaknya padahal sudah
disepakati bahwa harus pulang sebelum maghrib. Mungkin kita
belum pernah merasakan bagaimana khawatirnya orang tua
menunggu      buah     hatinya    pulang,    kalau   sudah
merasakan…berilah kabar pada orang tua anda.

Orang tua yang semena-mena terhadap anaknya, kalau anak
harus rajin, orang tua boleh malas. Kalau anak harus hapal
quran, orang tua boleh marah tapi ga perlu ikut menghapal
quran. Kalau anak harus shaleh dimasukkan ke pesantren, orang
tua boleh bebas nonton tv dan tidak perlu kepengajian. Kalau
anak harus rajin belajar, orang tua tidak perlu rajin mengajari.
Seolah-olah mengatakan “bapak sama ibu sudah capai bekerja,
jadi kamu harus jadi anak shaleh/shalehah”. Padahal bekerja
bukanlah alasan untuk menjadi malas, dan boleh jadi tidak
menjadi kebaikan ketika terlalu banyak kita mengingat dan
mengumumkan (yang kita rasa) kebaikan kita (padahal itu
belum tentu kebaikan), dan melupakan betapa banyak
kekurangan kita.

Melihat makanan yang terhidang, dan kita begitu
lapar…langsung habisi..lupa mengangkat tangan bersyukur dan
berdoa, lupa diri (makan segalanya, segalanya untuk saya), lupa
aturan (makan tidak seimbang nutrisi juga seratnya). Yang
penting kenyang. Sambil berdiri pun hajar saja….yang penting
heppppiii

Dalam skala yang lebih rumit lagi, orang depresi nyanyi-nyanyi
sambil minum minuman keras. Orang yang lelah butuh hiburan,
malah pergi nge-dugem atau dulalip atau duajepajep (dunia ajep
ajep). Orang sering gelisah, mengkonsumsi narkoba. Orang ingin
menyalurkan kebutuhan seksual yang normal sebagai manusia,
malah berzina. Orang ingin uang banyak, korupsi.
Semua aturan itu kita yang buat sendiri (nah ternyata orang
yang merasa ‘tidak punya aturan’ memiliki aturannya sendiri).
Tidak ada yang benar-benar merdeka. Karena selalu ada porsi
kita bisa memilih tapi pasti dibatasi oleh sebuah aturan, minimal
aturan waktu. Apapun yang kita kerjakan pasti menghabiskan
waktu. Itu aturan umumnya.

Pertanyaannya pernahkah kita menanyakan aturan,

    -   Makanlah makanan bergizi biar sehat
    -   Rajin pangkal pandai
    -   Semua pemenang pada awalnya hanyalah seorang
        amatir (beginner)
    -   Korupsi adalah kejahatan di dunia yang sulit meminta
        maafnya (diampuninya) kecuali memang harus
        dikembalikan semua, harta hasil korupsi itu.
    -   Tidur adalah kebutuhan setiap manusia
    -   Rokok itu merusak tubuh
    -   Narkoba itu nikmat tapi bikin otak jadi bloon dan
        merusak badan
    -   Gerakan rotasi bumi itu teratur
    -   Kalau jatuh kebawah, ga ke samping

Beberapa mungkin ada bantahannya, beberapa bisa jadi sangat
sulit dibantah. Tapi kesamaannya adalah setiap aturan memiliki
konsekuensi, dan itu harus diterima (atau dipaksa diterima).

“Setiap kali anda mengangkat ujung tongkat, maka akan
mengakibatkan berubahnya kedudukan pangkalnya” –Stephen
Covey.

Sahabat qalcom, aturan yang saya yakini adalah bahwa orang
yang sukses itu sedikit, orang yang mencapai puncak itu sedikit,
orang yang mencapai prestasi (dan dengan cara tidak perlu
mengalahkan orang lain) seringkali sedikit. Harapannya saya
termasuk golongan yang sedikit itu. jika anda menganggap ide
ini masuk akal, saya doakan andapun termasuk golongan yang
sedikit itu. aamiin. itulah kenapa nama pertemuan ini qalcom
(qalil community) komunitas yang sedikit.

Sadarilah jika kita sudah memilih menjadi golongan yang
sedikit, maka janganlah kita mengambil kebiasaan atau
pemikiran kebanyakan orang, sebelum kita mengetahui
konsekuensinya dan siap menerima konsekuensi tersebut.

Saya sering merenung seperti ini, Jika kita mahasiswa dan
sangat memiliki keinginan untuk memiliki nilai bagus dengan
cara yang jujur,

Dan kebanyakan orang mengajak saya untuk bermalas-malasan
(bermain game contohnya), dan saya ikut-ikutan, kemudian nilai
saya jelek di kampus. Maka teman-teman yang mengajak hanya
akan mengatakan “salah sendiri kamu mau ikut, kita khan Cuma
ngajak”, atau lebih parah lagi mereka ‘menghibur’ kita :
”sudahlah jangan terlalu serius, kita khan teman, kita main saja”

Atau kalau kebanyakan orang mengajak saya untuk rajin
(mengerjakan tugas kuliah dan lain-lain), dan saya ikut-ikutan,
kemudian nilai saya menjadi bagus. Maka teman-teman yang
mengajak anda pun paling hanya bisa mengatakan “selamat ya”
dan tidak pernah nilai itu pindah ke teman-teman anda
meskipun anda mengatakan “nilai ini untuk kamu fulan”, tetap
saja di ijazah yang muncul nilai anda dan tidak dihibahkan ke
yang lain.

Intinya (aturan lainnya) orang lain tidak pernah merasa
bertanggungjawab terhadap prestasi atau kegagalan kita, kitalah
yang diberi tanggungjawab untuk memilih berjalan sukses atau
berjalan gagal.


ÏNθäó≈©Ü9$$Î/ öà õ3tƒ yϑù 4 Äcxöø9$# zÏΒ ß‰ô©”9$# t¨t6¨? ‰s% ( ÈÏe$!$# ’Îû oν#tø.Î) Iω
                          s

!$#uρ 3 $oλm; tΠ$|ÁÏ Ρ$# Ÿω 4’s+øOâθø9# Íοuρóãèø9$$Î/ y7|¡ôϑtGó™$# ωs)sù «!$$Î/ -∅ÏΒ÷σãƒuρ
ª                                     $

                                                                            ∩⊄∈∉∪ îΛÎ=tæ ìì‹Ïÿxœ


256. tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam);
Sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat.
karena itu Barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut[162] dan
beriman kepada Allah, Maka Sesungguhnya ia telah berpegang
kepada buhul tali yang Amat kuat yang tidak akan putus. dan Allah
Maha mendengar lagi Maha mengetahui.



[162] Thaghut ialah syaitan dan apa saja yang disembah selain dari
Allah s.w.t.

Barang siap bersukur maka nikmat akan ditambah, barang siapa
kufur ingatlah azab Allah sangat pedih. Ini janji Allah, bukan janji
manusia yang kadang bisa ditepati kadang tidak. Janji Allah pasti
benar dan ditepati.

Tapi menariknya Allah tidak berfirman secara linier dengan aturan
jika….maka…, tapi Dia yang Maha Agung berfirman.
’Î1#x‹tã ¨βÎ) ÷Λänöx Ÿ2 È⌡s9ρ ( Νä3‾Ρy‰ƒÎ—V{ óΟè?öx6x© È⌡s9 öΝä3š/u‘ šχ©Œr's? øŒÎ)uρ
                              u ö

                                                                         ∩∠∪ Ó‰ƒÏ‰t±s9


7. dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan;
"Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah
(nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), Maka
Sesungguhnya azab-Ku sangat pedih".

Jika….bersyukur…maka PASTI AKAN DITAMBAH nikmatnya,

Jika….kufur..maka SUNGGUH azabKu sangat pedih. Allah tidak
berfirman maka PASTI AKAN diazab, kenapa? Karena bisa jadi
salahsatunya jika kita taubat bisa jadi azab itu tidak akan
menimpa kita. Tapi kalau bersyukur, PASTI akan ditambah
nikmatnya.

“Lalu kenapa saya sudah bersyukur, tapi belum ditambah
nikmatnya?”, InsyaAllah semoga Allah memberikan rezekinya
untuk kita bahas tentang syukur ini di pertemuan berikutnya
(atau anda bisa mencari kajian-kajian tentang syukur). Karena
syukur yang benar bukan hanya mengucap syukur atau
“Alhamdulillah” atau terima kasih. Standar syukurnya bukan
standar kita, tapi standar Allah. seperti halnya standar penilaian
kerja itu standar perusahaan (atau atasan) bukan standar kita.
Tidak penting kita merasa sudah bersyukur, yang penting
adalah apakah Allah menerima sebagai kesyukuran atau tidak.

Topik kita hari ini adalah membongkar pernyataan bahwa islam
adalah agama yang rempong…kata siapa itu benar?

Kalau kata kebanyakan orang, itu tidak bisa dijadikan acuan
Kalau karena begitu banyaknya aturan islam, kata siapa banyak?
Atau jika memang terasa banyak, kata siapa berat? Atau jika
memang terasa berat, kata siapa tidak memberi manfaat?

Aturan itu bukan masalah banyak dan sedikitnya, tapi
bagaimana bisa membantu kehidupan lebih seimbang. Bahkan
tanpa tali saja, Allah membuat planet-planet itu beredar pada
jalurnya masing-masing.

Idenya adalah apakah aturan tersebut bermanfaat atau malah
merusak.

Ada teman saya yang vegetarian dan dia merasa nyaman dengan
pilihan hidupnya itu. “saya merasa lebih bebas, dengan
vegetarian” kata beliau. Koq bisa? “saya lebih merasa bertenaga
dan tidak cepat lelah, badan saya pun ideal, saya jarang sakit”.
Jadi dia merasa lebih bebas, karena efek dari aturan vegetarian
itu. anda boleh tidak setuju dengan ide vegetarian itu (termasuk
saya pun tidak setuju dengan ide vegetarian murni, meskipun
saya penikmat sayur dan buah), tapi maksud saya adalah bukan
berat atau ringannya aturan itu, tapi apa yang dilihat dari aturan
itu (atau apa hasil aturan itu).

Menghindari kenikmatan memakan daging, buat saya
penyiksaan, tapi bisa jadi adalah penyiksaan buat teman saya itu
jika memakan daging. Dengan ide ini, harapannya adalah aturan
tidak dilihat dari apa saja komponen yang dibatasi atau berapa
banyak komponen yang dibatasi, tapi bagaimana hasilnya
keharmonisan hidup kita setelah melakukannya.

Dengan kata lain : “Apa konsekuensianya”.

Pernahkan kita pertanyakan aturan pemerintah yang banyak,
bahkan lampu saja bisa menghentikan orang (lampu merah itu
khan hanya menyala dan berwarna merah) di jalan raya
Pernahkan kita pertanyakan aturan pendidikan yang harus SD,
SMP, SMA, Kuliah…Meskipun ada yang mempertanyakan,
kenapa aturan ini masih tetap ada?

Pernahkan kita mempertanyakan kenapa harus berstrategi
(yang adil tentu saja) untuk menjadikan perusahaan kita
bertahan bagus, atau untuk mendapatkan pekerjaan yang
terbaik.

Bukankah setiap langkah kita ada aturan yang secara rinci
mengikat. Pertanyaannya kenapa kita ikuti? Apakah karena
tidak rempong? Bukan, menurut saya karena kita sadar dan
merasakan KONSEKUENSINYA atau minimal mengikuti orang
banyak yang mengikutinya.

Mari kita renungkan hal ini, betapa sering kita diajari cara untuk
shalat, tapi jarang diajari kenapa kita harus shalat, jarang
dikenalkan kepada zat yang memerintahkan shalat, jarang
diajarkan untuk beriman pada yang ghaib, jarang diingatkan
tentang surga dan neraka, jarang diingatkan tentang akhirat,
jarang diingatkan tentang manfaat shalat.

Memang bisa jadi belum diketahui manfaat dari sebagian
perintah Allah itu, tapi sebenarnya selalu ada manfaat dari
setiap perintah yaitu berhubungan dengan Allah. Tubuh ini
punya aturannya untuk makan dan minum, pikiran punya
aturannya untuk bernalar, jiwa kita punya aturannya untuk
berkomunikasi dengan Allah. Dan Allah sudah memberikan
petunjuk, bagaimana caranya dan apa manfaatnya untuk dunia
akhirat kita.

Sudahkah kita mencari ilmu dan kebenaran?

Sudahkah kita mengenal Allah?
Sudahkan kita mendekat kepada Allah?

Karena hakikat hidup di dunia ini, adalah menjadi pelayan Allah
baik dengan beribadah langsung kepadaNya maupun dengan
menjaga harmonisasi alam ini dengan tidak merusak dan
menyebarkan semangat perbaikan. Meski pelayan terkesan
rendah, tapi inilah pekerjaan tertinggi di sisi Allah. dan orang-
orang yang durhaka itu tidak akan mendapatkan hasil kecuali
hasil dari kedurhakaan mereka itu.

Jadi apakah islam itu agama yang rempong?

Silakan saja berfikir seperti itu, tapi jangan-jangan malah orang-
orang yang tidak mau menjalankan islam-lah yang rempong.

Ada sebuah cara untuk merenungkan hakekat hidup yang bisa
jadi mengarahkan hidup kita lebih baik.

“Berfikirlah dalam keadaan cukup lapar”

Itulah mengapa pemimpin-pemimpin besar dunia, tidak pernah
terlalu sering dalam kekenyangan. Karena bisa jadi
kekenyangan perut membuat kelemahan berfikir. Saya tidak
katakan bahwa anda harus sangat lapar, tapi cukup lapar.

Seringlah shaum sebagai jalan agar Allah mengkaruniakan
hidayah pada diri kita.

Wallahu a’lam

29 Dzulkaidah 1433 / Oktober 2012

@HYuniarsa

More Related Content

What's hot

Aku tidak-lebih-dulu-ke-surga
Aku tidak-lebih-dulu-ke-surgaAku tidak-lebih-dulu-ke-surga
Aku tidak-lebih-dulu-ke-surgaRatna Maula
 
Aku tidak-lebih-dulu-ke-surga
Aku tidak-lebih-dulu-ke-surgaAku tidak-lebih-dulu-ke-surga
Aku tidak-lebih-dulu-ke-surgatatautamiayu
 
Aku tidak lebih dulu ke surga
Aku tidak lebih dulu ke surgaAku tidak lebih dulu ke surga
Aku tidak lebih dulu ke surgaedison1958
 
Aku tidak-lebih-dulu-ke-surga
Aku tidak-lebih-dulu-ke-surgaAku tidak-lebih-dulu-ke-surga
Aku tidak-lebih-dulu-ke-surgaTotok Darwoto
 
(18) getar rasa tanpa swara
(18) getar rasa tanpa swara(18) getar rasa tanpa swara
(18) getar rasa tanpa swaraDr. Maman SW
 
Percaturan allah tidak pernah silap
Percaturan allah tidak pernah silapPercaturan allah tidak pernah silap
Percaturan allah tidak pernah silapNadia Akma
 
Sebuah renungan (aku & surga)
Sebuah renungan (aku & surga)Sebuah renungan (aku & surga)
Sebuah renungan (aku & surga)Sirajuddin Putra
 
Quotes materi social media
Quotes materi social mediaQuotes materi social media
Quotes materi social mediaDian Angraini
 
(18) getar rasa tanpa swara
(18) getar rasa tanpa swara(18) getar rasa tanpa swara
(18) getar rasa tanpa swaraDr. Maman SW
 
Aku tidak lebih dulu ke surga
Aku tidak lebih dulu ke surgaAku tidak lebih dulu ke surga
Aku tidak lebih dulu ke surgaDeddy Sussantho
 
(18) getar rasa tanpa swara
(18) getar rasa tanpa swara(18) getar rasa tanpa swara
(18) getar rasa tanpa swaraDr. Maman SW
 
(23) do’a dan dongeng
(23) do’a  dan dongeng(23) do’a  dan dongeng
(23) do’a dan dongengDr. Maman SW
 
bahagia terletak pada sifat reda
bahagia terletak pada sifat redabahagia terletak pada sifat reda
bahagia terletak pada sifat redaR&R Darulkautsar
 
Khutbah idul fitri ramadhan membentuk kepribadian yang shalih
Khutbah idul fitri  ramadhan membentuk kepribadian yang shalihKhutbah idul fitri  ramadhan membentuk kepribadian yang shalih
Khutbah idul fitri ramadhan membentuk kepribadian yang shalihOpissen Yudisyus
 

What's hot (20)

Aku tidak-lebih-dulu-ke-surga
Aku tidak-lebih-dulu-ke-surgaAku tidak-lebih-dulu-ke-surga
Aku tidak-lebih-dulu-ke-surga
 
Aku tidak-lebih-dulu-ke-surga
Aku tidak-lebih-dulu-ke-surgaAku tidak-lebih-dulu-ke-surga
Aku tidak-lebih-dulu-ke-surga
 
Aku tidak lebih dulu ke surga
Aku tidak lebih dulu ke surgaAku tidak lebih dulu ke surga
Aku tidak lebih dulu ke surga
 
Aku tidak-lebih-dulu-ke-surga
Aku tidak-lebih-dulu-ke-surgaAku tidak-lebih-dulu-ke-surga
Aku tidak-lebih-dulu-ke-surga
 
Cerpen Berhenti Berdoa
Cerpen Berhenti BerdoaCerpen Berhenti Berdoa
Cerpen Berhenti Berdoa
 
Aku dan surga
Aku dan surgaAku dan surga
Aku dan surga
 
Ice breaking reflektif_aku_
Ice breaking reflektif_aku_Ice breaking reflektif_aku_
Ice breaking reflektif_aku_
 
(18) getar rasa tanpa swara
(18) getar rasa tanpa swara(18) getar rasa tanpa swara
(18) getar rasa tanpa swara
 
Percaturan allah tidak pernah silap
Percaturan allah tidak pernah silapPercaturan allah tidak pernah silap
Percaturan allah tidak pernah silap
 
Allah tak pernah janji
Allah tak pernah janjiAllah tak pernah janji
Allah tak pernah janji
 
Sebuah renungan (aku & surga)
Sebuah renungan (aku & surga)Sebuah renungan (aku & surga)
Sebuah renungan (aku & surga)
 
Quotes materi social media
Quotes materi social mediaQuotes materi social media
Quotes materi social media
 
Syukur man
Syukur manSyukur man
Syukur man
 
(18) getar rasa tanpa swara
(18) getar rasa tanpa swara(18) getar rasa tanpa swara
(18) getar rasa tanpa swara
 
Aku tidak lebih dulu ke surga
Aku tidak lebih dulu ke surgaAku tidak lebih dulu ke surga
Aku tidak lebih dulu ke surga
 
(18) getar rasa tanpa swara
(18) getar rasa tanpa swara(18) getar rasa tanpa swara
(18) getar rasa tanpa swara
 
(23) do’a dan dongeng
(23) do’a  dan dongeng(23) do’a  dan dongeng
(23) do’a dan dongeng
 
Puisi Al Aninu Fihabbatirroja
Puisi Al Aninu FihabbatirrojaPuisi Al Aninu Fihabbatirroja
Puisi Al Aninu Fihabbatirroja
 
bahagia terletak pada sifat reda
bahagia terletak pada sifat redabahagia terletak pada sifat reda
bahagia terletak pada sifat reda
 
Khutbah idul fitri ramadhan membentuk kepribadian yang shalih
Khutbah idul fitri  ramadhan membentuk kepribadian yang shalihKhutbah idul fitri  ramadhan membentuk kepribadian yang shalih
Khutbah idul fitri ramadhan membentuk kepribadian yang shalih
 

Viewers also liked

Ki uc mot thoi dang iu
Ki uc mot thoi dang iuKi uc mot thoi dang iu
Ki uc mot thoi dang iuDiem Daothi
 
How VC/PE firms value businesses
How VC/PE firms value businessesHow VC/PE firms value businesses
How VC/PE firms value businessesKaustubh Kokane
 
Lq#4 belajar dari ibrahim
Lq#4 belajar dari ibrahimLq#4 belajar dari ibrahim
Lq#4 belajar dari ibrahimHaris Yuniarsa
 
Ki uc mot thoi dang iu 7a5
Ki uc mot thoi dang iu 7a5Ki uc mot thoi dang iu 7a5
Ki uc mot thoi dang iu 7a5Diem Daothi
 
Sap terminology
Sap terminologySap terminology
Sap terminologyakatmel
 
Hikmah bersama Ust Felix Siaw
Hikmah bersama Ust Felix SiawHikmah bersama Ust Felix Siaw
Hikmah bersama Ust Felix SiawHaris Yuniarsa
 
Diapos para costos
Diapos para costosDiapos para costos
Diapos para costosKenyi Arcana
 
PK Meiosis Project
PK Meiosis ProjectPK Meiosis Project
PK Meiosis Projecthamishac27
 
Areva t&d india ltd.pdf (ankush1)
Areva t&d india ltd.pdf (ankush1)Areva t&d india ltd.pdf (ankush1)
Areva t&d india ltd.pdf (ankush1)Abhimanu Mahajan
 
The sacrament of the holy orders
The sacrament of the holy ordersThe sacrament of the holy orders
The sacrament of the holy ordersJared Alano
 

Viewers also liked (17)

Lq#3 idul adha
Lq#3 idul adhaLq#3 idul adha
Lq#3 idul adha
 
Ki uc mot thoi dang iu
Ki uc mot thoi dang iuKi uc mot thoi dang iu
Ki uc mot thoi dang iu
 
How VC/PE firms value businesses
How VC/PE firms value businessesHow VC/PE firms value businesses
How VC/PE firms value businesses
 
Lq#1 keputusan
Lq#1 keputusanLq#1 keputusan
Lq#1 keputusan
 
Lq#4 belajar dari ibrahim
Lq#4 belajar dari ibrahimLq#4 belajar dari ibrahim
Lq#4 belajar dari ibrahim
 
Ki uc mot thoi dang iu 7a5
Ki uc mot thoi dang iu 7a5Ki uc mot thoi dang iu 7a5
Ki uc mot thoi dang iu 7a5
 
Light present
Light presentLight present
Light present
 
Lq#5 iman ituketaatan
Lq#5 iman ituketaatanLq#5 iman ituketaatan
Lq#5 iman ituketaatan
 
Sap terminology
Sap terminologySap terminology
Sap terminology
 
Hikmah bersama Ust Felix Siaw
Hikmah bersama Ust Felix SiawHikmah bersama Ust Felix Siaw
Hikmah bersama Ust Felix Siaw
 
Diapos para costos
Diapos para costosDiapos para costos
Diapos para costos
 
PK Meiosis Project
PK Meiosis ProjectPK Meiosis Project
PK Meiosis Project
 
Ch08
Ch08Ch08
Ch08
 
Areva t&d india ltd.pdf (ankush1)
Areva t&d india ltd.pdf (ankush1)Areva t&d india ltd.pdf (ankush1)
Areva t&d india ltd.pdf (ankush1)
 
The sacrament of the holy orders
The sacrament of the holy ordersThe sacrament of the holy orders
The sacrament of the holy orders
 
Forecasting @ Wockhardt
Forecasting @ WockhardtForecasting @ Wockhardt
Forecasting @ Wockhardt
 
Welfare eonomics final
Welfare eonomics finalWelfare eonomics final
Welfare eonomics final
 

Similar to Lq#2 islam "agama yang rempong deeh"

Majalah Kekuatan Sugesti Edisi Maret 2015
Majalah Kekuatan Sugesti Edisi Maret 2015Majalah Kekuatan Sugesti Edisi Maret 2015
Majalah Kekuatan Sugesti Edisi Maret 2015Firman Pratama
 
02 Pengembangan Diri dan Strategi (Kewirausahaan)
02 Pengembangan Diri dan Strategi (Kewirausahaan)02 Pengembangan Diri dan Strategi (Kewirausahaan)
02 Pengembangan Diri dan Strategi (Kewirausahaan)Pristiyanto SS
 
Majalah Kekuatan Sugesti Edisi Nopember 2015
Majalah Kekuatan Sugesti Edisi Nopember 2015Majalah Kekuatan Sugesti Edisi Nopember 2015
Majalah Kekuatan Sugesti Edisi Nopember 2015Firman Pratama
 
Majalah Kekuatan Sugesti Edisi Mei 2015
Majalah Kekuatan Sugesti Edisi Mei 2015Majalah Kekuatan Sugesti Edisi Mei 2015
Majalah Kekuatan Sugesti Edisi Mei 2015Firman Pratama
 
Dalam Lingkaran Sembilan Teaser
Dalam Lingkaran Sembilan TeaserDalam Lingkaran Sembilan Teaser
Dalam Lingkaran Sembilan TeaserZay Arzio
 
E book cara mengatasi over thinking (www.synergyperforma.com)
E book cara mengatasi over thinking  (www.synergyperforma.com)E book cara mengatasi over thinking  (www.synergyperforma.com)
E book cara mengatasi over thinking (www.synergyperforma.com)MAKHMUD KUNCAHYO
 
8 kebiasaan yang membuat hidup menjadi kaya
8 kebiasaan yang membuat hidup menjadi kaya8 kebiasaan yang membuat hidup menjadi kaya
8 kebiasaan yang membuat hidup menjadi kayaHelmon Chan
 
06 B E D A H B U K U 7 L A W S H A P P I N E S S
06  B E D A H  B U K U 7  L A W S  H A P P I N E S S06  B E D A H  B U K U 7  L A W S  H A P P I N E S S
06 B E D A H B U K U 7 L A W S H A P P I N E S Sbahrani237
 
Bedah Buku 7 Laws Happiness
Bedah Buku 7 Laws HappinessBedah Buku 7 Laws Happiness
Bedah Buku 7 Laws HappinessBer Bahrani
 
Tips meningkatkan kepercayaan diri
Tips meningkatkan kepercayaan diriTips meningkatkan kepercayaan diri
Tips meningkatkan kepercayaan diriafifahdhaniyah
 
Memperbaiki bisnis dimulai dari memperbaiki diri
Memperbaiki bisnis dimulai dari memperbaiki diriMemperbaiki bisnis dimulai dari memperbaiki diri
Memperbaiki bisnis dimulai dari memperbaiki diriAhmad Suaidi THE GREAT
 

Similar to Lq#2 islam "agama yang rempong deeh" (20)

Kata
KataKata
Kata
 
Sedar diri
Sedar diriSedar diri
Sedar diri
 
Being ordinary
Being ordinaryBeing ordinary
Being ordinary
 
Majalah Kekuatan Sugesti Edisi Maret 2015
Majalah Kekuatan Sugesti Edisi Maret 2015Majalah Kekuatan Sugesti Edisi Maret 2015
Majalah Kekuatan Sugesti Edisi Maret 2015
 
Kenapa harus belajar (2)
Kenapa harus belajar (2)Kenapa harus belajar (2)
Kenapa harus belajar (2)
 
02 Pengembangan Diri dan Strategi (Kewirausahaan)
02 Pengembangan Diri dan Strategi (Kewirausahaan)02 Pengembangan Diri dan Strategi (Kewirausahaan)
02 Pengembangan Diri dan Strategi (Kewirausahaan)
 
Pengembangan diri
Pengembangan diriPengembangan diri
Pengembangan diri
 
Majalah Kekuatan Sugesti Edisi Nopember 2015
Majalah Kekuatan Sugesti Edisi Nopember 2015Majalah Kekuatan Sugesti Edisi Nopember 2015
Majalah Kekuatan Sugesti Edisi Nopember 2015
 
Ikhtiar menggapai bening hati
Ikhtiar menggapai bening hatiIkhtiar menggapai bening hati
Ikhtiar menggapai bening hati
 
Termotifasi
TermotifasiTermotifasi
Termotifasi
 
Majalah Kekuatan Sugesti Edisi Mei 2015
Majalah Kekuatan Sugesti Edisi Mei 2015Majalah Kekuatan Sugesti Edisi Mei 2015
Majalah Kekuatan Sugesti Edisi Mei 2015
 
Dalam Lingkaran Sembilan Teaser
Dalam Lingkaran Sembilan TeaserDalam Lingkaran Sembilan Teaser
Dalam Lingkaran Sembilan Teaser
 
E book cara mengatasi over thinking (www.synergyperforma.com)
E book cara mengatasi over thinking  (www.synergyperforma.com)E book cara mengatasi over thinking  (www.synergyperforma.com)
E book cara mengatasi over thinking (www.synergyperforma.com)
 
Assalamualaikum wr
Assalamualaikum wrAssalamualaikum wr
Assalamualaikum wr
 
Jaim Itu Penting
Jaim Itu PentingJaim Itu Penting
Jaim Itu Penting
 
8 kebiasaan yang membuat hidup menjadi kaya
8 kebiasaan yang membuat hidup menjadi kaya8 kebiasaan yang membuat hidup menjadi kaya
8 kebiasaan yang membuat hidup menjadi kaya
 
06 B E D A H B U K U 7 L A W S H A P P I N E S S
06  B E D A H  B U K U 7  L A W S  H A P P I N E S S06  B E D A H  B U K U 7  L A W S  H A P P I N E S S
06 B E D A H B U K U 7 L A W S H A P P I N E S S
 
Bedah Buku 7 Laws Happiness
Bedah Buku 7 Laws HappinessBedah Buku 7 Laws Happiness
Bedah Buku 7 Laws Happiness
 
Tips meningkatkan kepercayaan diri
Tips meningkatkan kepercayaan diriTips meningkatkan kepercayaan diri
Tips meningkatkan kepercayaan diri
 
Memperbaiki bisnis dimulai dari memperbaiki diri
Memperbaiki bisnis dimulai dari memperbaiki diriMemperbaiki bisnis dimulai dari memperbaiki diri
Memperbaiki bisnis dimulai dari memperbaiki diri
 

Lq#2 islam "agama yang rempong deeh"

  • 1. “Islam Itu Agama yang rempong deeh..” Sahabat qalcom, Semangat Subuh. “Wahh… masih pagi aja udah ngatur-ngatur buat ibadah, wajib lagi..” Mungkin sahabat pernah dengar ada orang yang mengatakan itu, atau sedana dengan itu. dan itu diungkapkan dengan sepenuh hati..perhatikan saja nada bicara dan ekspresinya. Jika kita membandingkan, bisa jadi islam itu agama yang paling banyak aturannya, paling lengkap kitabnya dan paling jelas kebenarannya. Saya sengaja menyandingkan antara banyak aturan dengan kekuatan kebenarannya, supaya kita memikirkan esensinya bukan sulit atau mudahnya, berat atau ringannya. Namun sifat dasar manusia itu tidak mau diatur, (setidaknya itulah yang terlihat di sekitar kita). Pengendara mobil, membuka kaca jendela lalu tiba-tiba mengeluarkan plastik berwarna hitam dan melemparkannya begitu saja kejalan. Mahasiswa yang seenaknya datang terlambat, kemudian beralasan macet, bu…(wow memang macetnya baru kemarin, perasaan dari dulu macet deh, apalagi pas orang-orang berangkat kerja atau sekolah). Dosen yang melanggar aturannya sendiri, kalau mahasiswa melanggar harus dihukum..kalau dosen melanggar, “heh..gue ini dosen, bukan mahasiswa”. Karyawan yang tiba-tiba lenyap tanpa kabar, padahal seharusnya dia bekerja, memang hanya beberapa kali dalam sebulan…eh di awal bulan menagih upah secara sempurna, seperti pekerja yang lain yang penuh bekerja. Kalau tidak diberi, melakukan demo
  • 2. Anak yang pulang ke rumah seenaknya padahal sudah disepakati bahwa harus pulang sebelum maghrib. Mungkin kita belum pernah merasakan bagaimana khawatirnya orang tua menunggu buah hatinya pulang, kalau sudah merasakan…berilah kabar pada orang tua anda. Orang tua yang semena-mena terhadap anaknya, kalau anak harus rajin, orang tua boleh malas. Kalau anak harus hapal quran, orang tua boleh marah tapi ga perlu ikut menghapal quran. Kalau anak harus shaleh dimasukkan ke pesantren, orang tua boleh bebas nonton tv dan tidak perlu kepengajian. Kalau anak harus rajin belajar, orang tua tidak perlu rajin mengajari. Seolah-olah mengatakan “bapak sama ibu sudah capai bekerja, jadi kamu harus jadi anak shaleh/shalehah”. Padahal bekerja bukanlah alasan untuk menjadi malas, dan boleh jadi tidak menjadi kebaikan ketika terlalu banyak kita mengingat dan mengumumkan (yang kita rasa) kebaikan kita (padahal itu belum tentu kebaikan), dan melupakan betapa banyak kekurangan kita. Melihat makanan yang terhidang, dan kita begitu lapar…langsung habisi..lupa mengangkat tangan bersyukur dan berdoa, lupa diri (makan segalanya, segalanya untuk saya), lupa aturan (makan tidak seimbang nutrisi juga seratnya). Yang penting kenyang. Sambil berdiri pun hajar saja….yang penting heppppiii Dalam skala yang lebih rumit lagi, orang depresi nyanyi-nyanyi sambil minum minuman keras. Orang yang lelah butuh hiburan, malah pergi nge-dugem atau dulalip atau duajepajep (dunia ajep ajep). Orang sering gelisah, mengkonsumsi narkoba. Orang ingin menyalurkan kebutuhan seksual yang normal sebagai manusia, malah berzina. Orang ingin uang banyak, korupsi.
  • 3. Semua aturan itu kita yang buat sendiri (nah ternyata orang yang merasa ‘tidak punya aturan’ memiliki aturannya sendiri). Tidak ada yang benar-benar merdeka. Karena selalu ada porsi kita bisa memilih tapi pasti dibatasi oleh sebuah aturan, minimal aturan waktu. Apapun yang kita kerjakan pasti menghabiskan waktu. Itu aturan umumnya. Pertanyaannya pernahkah kita menanyakan aturan, - Makanlah makanan bergizi biar sehat - Rajin pangkal pandai - Semua pemenang pada awalnya hanyalah seorang amatir (beginner) - Korupsi adalah kejahatan di dunia yang sulit meminta maafnya (diampuninya) kecuali memang harus dikembalikan semua, harta hasil korupsi itu. - Tidur adalah kebutuhan setiap manusia - Rokok itu merusak tubuh - Narkoba itu nikmat tapi bikin otak jadi bloon dan merusak badan - Gerakan rotasi bumi itu teratur - Kalau jatuh kebawah, ga ke samping Beberapa mungkin ada bantahannya, beberapa bisa jadi sangat sulit dibantah. Tapi kesamaannya adalah setiap aturan memiliki konsekuensi, dan itu harus diterima (atau dipaksa diterima). “Setiap kali anda mengangkat ujung tongkat, maka akan mengakibatkan berubahnya kedudukan pangkalnya” –Stephen Covey. Sahabat qalcom, aturan yang saya yakini adalah bahwa orang yang sukses itu sedikit, orang yang mencapai puncak itu sedikit, orang yang mencapai prestasi (dan dengan cara tidak perlu
  • 4. mengalahkan orang lain) seringkali sedikit. Harapannya saya termasuk golongan yang sedikit itu. jika anda menganggap ide ini masuk akal, saya doakan andapun termasuk golongan yang sedikit itu. aamiin. itulah kenapa nama pertemuan ini qalcom (qalil community) komunitas yang sedikit. Sadarilah jika kita sudah memilih menjadi golongan yang sedikit, maka janganlah kita mengambil kebiasaan atau pemikiran kebanyakan orang, sebelum kita mengetahui konsekuensinya dan siap menerima konsekuensi tersebut. Saya sering merenung seperti ini, Jika kita mahasiswa dan sangat memiliki keinginan untuk memiliki nilai bagus dengan cara yang jujur, Dan kebanyakan orang mengajak saya untuk bermalas-malasan (bermain game contohnya), dan saya ikut-ikutan, kemudian nilai saya jelek di kampus. Maka teman-teman yang mengajak hanya akan mengatakan “salah sendiri kamu mau ikut, kita khan Cuma ngajak”, atau lebih parah lagi mereka ‘menghibur’ kita : ”sudahlah jangan terlalu serius, kita khan teman, kita main saja” Atau kalau kebanyakan orang mengajak saya untuk rajin (mengerjakan tugas kuliah dan lain-lain), dan saya ikut-ikutan, kemudian nilai saya menjadi bagus. Maka teman-teman yang mengajak anda pun paling hanya bisa mengatakan “selamat ya” dan tidak pernah nilai itu pindah ke teman-teman anda meskipun anda mengatakan “nilai ini untuk kamu fulan”, tetap saja di ijazah yang muncul nilai anda dan tidak dihibahkan ke yang lain. Intinya (aturan lainnya) orang lain tidak pernah merasa bertanggungjawab terhadap prestasi atau kegagalan kita, kitalah
  • 5. yang diberi tanggungjawab untuk memilih berjalan sukses atau berjalan gagal. ÏNθäó≈©Ü9$$Î/ öà õ3tƒ yϑù 4 Äcxöø9$# zÏΒ ß‰ô©”9$# t¨t6¨? ‰s% ( ÈÏe$!$# ’Îû oν#tø.Î) Iω s !$#uρ 3 $oλm; tΠ$|ÁÏ Ρ$# Ÿω 4’s+øOâθø9# Íοuρóãèø9$$Î/ y7|¡ôϑtGó™$# ωs)sù «!$$Î/ -∅ÏΒ÷σãƒuρ ª $ ∩⊄∈∉∪ îΛÎ=tæ ìì‹Ïÿxœ 256. tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); Sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. karena itu Barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut[162] dan beriman kepada Allah, Maka Sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang Amat kuat yang tidak akan putus. dan Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui. [162] Thaghut ialah syaitan dan apa saja yang disembah selain dari Allah s.w.t. Barang siap bersukur maka nikmat akan ditambah, barang siapa kufur ingatlah azab Allah sangat pedih. Ini janji Allah, bukan janji manusia yang kadang bisa ditepati kadang tidak. Janji Allah pasti benar dan ditepati. Tapi menariknya Allah tidak berfirman secara linier dengan aturan jika….maka…, tapi Dia yang Maha Agung berfirman.
  • 6. ’Î1#x‹tã ¨βÎ) ÷Λänöx Ÿ2 È⌡s9ρ ( Νä3‾Ρy‰ƒÎ—V{ óΟè?öx6x© È⌡s9 öΝä3š/u‘ šχ©Œr's? øŒÎ)uρ u ö ∩∠∪ Ó‰ƒÏ‰t±s9 7. dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), Maka Sesungguhnya azab-Ku sangat pedih". Jika….bersyukur…maka PASTI AKAN DITAMBAH nikmatnya, Jika….kufur..maka SUNGGUH azabKu sangat pedih. Allah tidak berfirman maka PASTI AKAN diazab, kenapa? Karena bisa jadi salahsatunya jika kita taubat bisa jadi azab itu tidak akan menimpa kita. Tapi kalau bersyukur, PASTI akan ditambah nikmatnya. “Lalu kenapa saya sudah bersyukur, tapi belum ditambah nikmatnya?”, InsyaAllah semoga Allah memberikan rezekinya untuk kita bahas tentang syukur ini di pertemuan berikutnya (atau anda bisa mencari kajian-kajian tentang syukur). Karena syukur yang benar bukan hanya mengucap syukur atau “Alhamdulillah” atau terima kasih. Standar syukurnya bukan standar kita, tapi standar Allah. seperti halnya standar penilaian kerja itu standar perusahaan (atau atasan) bukan standar kita. Tidak penting kita merasa sudah bersyukur, yang penting adalah apakah Allah menerima sebagai kesyukuran atau tidak. Topik kita hari ini adalah membongkar pernyataan bahwa islam adalah agama yang rempong…kata siapa itu benar? Kalau kata kebanyakan orang, itu tidak bisa dijadikan acuan
  • 7. Kalau karena begitu banyaknya aturan islam, kata siapa banyak? Atau jika memang terasa banyak, kata siapa berat? Atau jika memang terasa berat, kata siapa tidak memberi manfaat? Aturan itu bukan masalah banyak dan sedikitnya, tapi bagaimana bisa membantu kehidupan lebih seimbang. Bahkan tanpa tali saja, Allah membuat planet-planet itu beredar pada jalurnya masing-masing. Idenya adalah apakah aturan tersebut bermanfaat atau malah merusak. Ada teman saya yang vegetarian dan dia merasa nyaman dengan pilihan hidupnya itu. “saya merasa lebih bebas, dengan vegetarian” kata beliau. Koq bisa? “saya lebih merasa bertenaga dan tidak cepat lelah, badan saya pun ideal, saya jarang sakit”. Jadi dia merasa lebih bebas, karena efek dari aturan vegetarian itu. anda boleh tidak setuju dengan ide vegetarian itu (termasuk saya pun tidak setuju dengan ide vegetarian murni, meskipun saya penikmat sayur dan buah), tapi maksud saya adalah bukan berat atau ringannya aturan itu, tapi apa yang dilihat dari aturan itu (atau apa hasil aturan itu). Menghindari kenikmatan memakan daging, buat saya penyiksaan, tapi bisa jadi adalah penyiksaan buat teman saya itu jika memakan daging. Dengan ide ini, harapannya adalah aturan tidak dilihat dari apa saja komponen yang dibatasi atau berapa banyak komponen yang dibatasi, tapi bagaimana hasilnya keharmonisan hidup kita setelah melakukannya. Dengan kata lain : “Apa konsekuensianya”. Pernahkan kita pertanyakan aturan pemerintah yang banyak, bahkan lampu saja bisa menghentikan orang (lampu merah itu khan hanya menyala dan berwarna merah) di jalan raya
  • 8. Pernahkan kita pertanyakan aturan pendidikan yang harus SD, SMP, SMA, Kuliah…Meskipun ada yang mempertanyakan, kenapa aturan ini masih tetap ada? Pernahkan kita mempertanyakan kenapa harus berstrategi (yang adil tentu saja) untuk menjadikan perusahaan kita bertahan bagus, atau untuk mendapatkan pekerjaan yang terbaik. Bukankah setiap langkah kita ada aturan yang secara rinci mengikat. Pertanyaannya kenapa kita ikuti? Apakah karena tidak rempong? Bukan, menurut saya karena kita sadar dan merasakan KONSEKUENSINYA atau minimal mengikuti orang banyak yang mengikutinya. Mari kita renungkan hal ini, betapa sering kita diajari cara untuk shalat, tapi jarang diajari kenapa kita harus shalat, jarang dikenalkan kepada zat yang memerintahkan shalat, jarang diajarkan untuk beriman pada yang ghaib, jarang diingatkan tentang surga dan neraka, jarang diingatkan tentang akhirat, jarang diingatkan tentang manfaat shalat. Memang bisa jadi belum diketahui manfaat dari sebagian perintah Allah itu, tapi sebenarnya selalu ada manfaat dari setiap perintah yaitu berhubungan dengan Allah. Tubuh ini punya aturannya untuk makan dan minum, pikiran punya aturannya untuk bernalar, jiwa kita punya aturannya untuk berkomunikasi dengan Allah. Dan Allah sudah memberikan petunjuk, bagaimana caranya dan apa manfaatnya untuk dunia akhirat kita. Sudahkah kita mencari ilmu dan kebenaran? Sudahkah kita mengenal Allah?
  • 9. Sudahkan kita mendekat kepada Allah? Karena hakikat hidup di dunia ini, adalah menjadi pelayan Allah baik dengan beribadah langsung kepadaNya maupun dengan menjaga harmonisasi alam ini dengan tidak merusak dan menyebarkan semangat perbaikan. Meski pelayan terkesan rendah, tapi inilah pekerjaan tertinggi di sisi Allah. dan orang- orang yang durhaka itu tidak akan mendapatkan hasil kecuali hasil dari kedurhakaan mereka itu. Jadi apakah islam itu agama yang rempong? Silakan saja berfikir seperti itu, tapi jangan-jangan malah orang- orang yang tidak mau menjalankan islam-lah yang rempong. Ada sebuah cara untuk merenungkan hakekat hidup yang bisa jadi mengarahkan hidup kita lebih baik. “Berfikirlah dalam keadaan cukup lapar” Itulah mengapa pemimpin-pemimpin besar dunia, tidak pernah terlalu sering dalam kekenyangan. Karena bisa jadi kekenyangan perut membuat kelemahan berfikir. Saya tidak katakan bahwa anda harus sangat lapar, tapi cukup lapar. Seringlah shaum sebagai jalan agar Allah mengkaruniakan hidayah pada diri kita. Wallahu a’lam 29 Dzulkaidah 1433 / Oktober 2012 @HYuniarsa