Memasuki rumah cahaya by putu yudiantara (ebook gratis)
Tulisan 1
1. Tulisan 1:
Jas Merah Untuk Masa Depan
My future is my past*
(*dipetik dari judul lagu band God Must Be Crazy)
Teks. Edo Wallad
Bila ada seseorang yang ingin saya temui sekarang namun tidak bisa karena sudah terlanjur
meninggalkan dunia, beliau adalah kepala sekolah saya ketika SMA dulu. Masih tergambar kepala saya
saat jam enam pagi, diiringi rintik hujan, beliau turun dari Vespa bututnya dengan hanya mengenakan
celana pendek dan sandal jepit dibalik jas hujan, sambil menenteng tas. Tak lama kemudian dia keluar
dari ruangannya dengan sudah mengenakan setelan safari abu-abu dan mulai bertugas.
Selain kepala sekolah beliau juga menjalani tugas sebagai guru sejarah. Dan saya selalu teringat ketika
beliau menceritakan betapa pentingnya sejarah buat kita, ketika dengan semangat dan guyon ia
bercerita tentang peninggalan lingga dan yoni yang menggambarkan alat kelamin manusia dan tidak
lupa ketika ia menampilkan jargon dari Pemimpin Besar Revolusi Bung Karno; Jas Merah. Jangan sekali -
kali melupakan sejarah, begitu kepanjangannya. Itulah tajuk pidato Ir. Soekarno sebelum lengser dari
kursi kepresidenan. Pesan singkat agar orang tidak melupakan sejarah berujung menjadi harapan
hampa. Ketika sejarah hanya sekedar menjadi tanggal yang diperingati sebagai seremoni. Arti sebenar-benarnya
dari peristiwanya itu sendiri jarang dipahami secara benar.
Bahkan demikian juga dengan Soekarno, presiden pertama RI yang juga dikenal sebagai founding father
republik ini. Di masa Orde Baru (Orba) peran Soekarno dikerdilkan sebatas sebagai proklamator atau
presiden pertama RI yang di akhir masa pemerintahan tersangkut dengan ideologi komunisme yang
dikembangkan oleh PKI, tidak pernah terungkap bagaimana pemikiran-pemikiran Soekarno dan jiwa
besarnya sebagai tokoh legendaris, ia dikenal sebagai orang yang visioner, populis, orator, dan
pemimpin yang karismatik. Hal inilah yang bisa terjadi kalau kita tidak mau benar-benar mempelajari
sejarah.
Secara general mempelajari sejarah bukan hanya berarti mempelajari kurikulum sejarah yang diajarkan
sekolah dengan buku keluaran PDK dan dibayar secara mencicil. Walaupun pada kenyataannya pelajaran
itu memang sangat menarik. Saya sendiri dulu sering tenggelam bersama komputer dan internet
menjelajahi sejarah kemanusiaan dengan timeline dan highlight-nya yang sangat menakjubkan. Karena
dengan mengetahui sejarahnya, Anda akan tahu kenapa Jerman dulu ingin menguasai Eropa, kenapa
Amerika Serikat, Inggris, dan Australia bersekutu dan hal -hal lainnya yang terjadi kemudian.
Dengan mempelajari sejarah kita juga bisa mengetahui kenapa suatu bangsa berkonflik, kenapa ada
perbedaan, kenapa Malcolm X sangat krusial, hingga akhirnya Anda akan berterima kasih pada Graham
Bell ketika menelepon pacar Anda, berterima kasih pada Thomas Edison ketika berjalan di trotoar
Sudirman malam-malam, Anda juga bisa tahu kenapa di Indonesia ada tujuh hari dan empat puluh hari -
2. an setelah orang meninggal padahal di Arab tidak ada, atau bahkan Anda akan mengucap syukur atas
diciptakannya Al Farabi ketika mendengar lagu Madonna.
Bagaimana mempelajarinya? Dan apa yang gunanya langsung terasa bagi hidup kita? Tidak perlu jauh-jauh,
pelajari dulu sejarah diri kita masing-masing. Setelah mempelajarinya barulah Anda tahu
bagaimana Anda terbentuk menjadi manusia yang sekarang ini. Karena mau tidak mau masa lalulah
yang membentuk Anda. Belajar dari pengalaman, karena pengalaman adalah guru yang terbaik, begitu
kira-kira orang tua kita dulu menjabarinya. Kita hidup dan belajar, “Learning is like breathing – we do it
all the time”. Kita harus bisa belajar melalui dari hidup dan diri kita sendiri. Beberapa dari pembelajaran
ini didapatkan dengan sengaja dan direncanakan, dan beberapa datang sebagai hasil yang kita peroleh
dari pengalaman kita dengan alami.
Meskipun banyak orang yang telah menyadari nilai pembelajaran yang kita dapat dari pendidikan
formal, kita tidak selalu bisa menempatkan nilai yang setara dengan pepmbelajaran melalui informal
learning. Padahal pada kenyataannya, justru hampir seluruh hidup kita ilmu yang diperoleh didapat dar i
pengalaman dalam menghadapi hidup sehari-hari dengan mengamati orang lain, bertanya,
menyelesaikan masalah, mengalami kesuksesan dan kegagalan. Bahkan pada kenyataannya semua teori
yang kita dapat dari buku, hanyalah sebuah opsi shortcut hasil dari pengalaman hidup pembuat teori.
Ingat guru tidak pernah mengajarkan kita bagaimana mengendarai sepeda atau mobil, mereka juga tidak
pernah mengajarkan bagaimana cara memakaikan kondom, atau mengajarkan selera Anda terhadap
lukisan abstrak atau lagu house. Mereka juga tidak pernah mengajarkan bagaimana harus beretika
terhadap atasan atau bawahan. Atau jika Anda seorang olahragawan, Anda tidak pernah diajarkan
bagaimana harus menendang penalti di bawah tekanan sepuluh ribu penonton. Anda juga bisa
mempunyai trik-trik selingkuh tanpa ketahuan secara sempurna, bukan dari siapa-siapa. Semuanya Anda
dapatkan melalui pengalaman.
Yang lebih gila lagi seringkali fakta menyatakan bahwa kita tidak mau mempercayai teori itu sebelum
kita mengalaminya sendiri. Satu contoh masih ingat ketika orang tua kita atau guru berkata; “hidup itu
sudah susah, jangan ditambah susah!” Dan ketika kita remaja sambil melengos pergi ‘nongkrong’dengan
teman-teman kita mengabaikannya. Lalu kita mencoba bermain-main dengan kesusahan itu dengan
melakukan kenakalan-kenakalan, yang akhirnya menyusahkan diri kita sendiri juga. Sampai akhirnya kita
dewasa dan sambil tertawa kecil berkata, “ternyata memang benar apa kata bokap!”. Sementara ayah
kita juga tertawa mengejek; “kata babe juga ape!”
Belajar dari pengalaman melibatkan lebih dari sekedar pengalaman itu sendiri. Ini juga melibatkan
berpikir melalui pengalaman untuk menginterpretasi dan menjabarkan artinya, untuk meningkatkan
pengertian, pengetahuan. dan keahlian kita.
Pepatah tak berhenti mengingatkan, seperti ‘bahkan keledai tidak akan jatuh di lubang yang sama’.
Begitu juga kita harus mengambil pelajaran dari kegagalan yang pernah kita alami. Hal ini harus
dipraktekkan dalam segala aspek kehidupan. Baik urusan kerjaan, gaya hidup, bercinta, atau bahkan
dalam memilih calon pemimpin kita di Negara tercinta. Kalau sudah pengalaman dipimpin yang seperti A
gagal, maka jangan lagi memilih yang setipe dengan si A tadi. Atau untuk urusan fisik dan kesehatan,
3. kalau sudah tahu makan kerang rebus akan menimbulkan gatal-gatal dikulit Anda, ya jangan mentang-mentang
seafood di Gunung Sahari paling terkenal dengan kerang rebusnya yang ‘mantap’, Anda latah
ikut memesan makanan itu.
Pada dasarnya tulisan ini kembali hanya sekedar mengingatkan, karena pada prakteknya saya yakin para
pembaca sudah melakukan hal ini. Namun ketika rutinitas datang dan masalah datang silih berganti, kita
akhirnya sering memiliki kecenderungan mengulangi kesalahan yang sama dalam hidup. Pentingnya
belajar dari sejarah dan pengalaman membuat kita mengerti dan dapat membedakan yang baik dan
benar buat kita, dan mana yang tidak. Kita juga dapat menyaring nilai -nilai yang baik dan masih relevan
untuk diusung dan mana yang tidak, karena seperti kita ketahui, nilai juga bergeser seiring dengan
waktu.
Akhirnya kembali lagi pada objektif kita dalam hidup apa, dan kita akan ‘menyetel’ arah kemana kita
akan melangkah, karena masa depan kita mau tidak mau juga ditentukan oleh masa lalu, dan masa
sekarang. Memang ada baiknya menjalani hidup apa adanya, namun sedikit rencana akan membuatnya
terasa lebih terarah dan teratur.
Dan ingat kata lirik sebuah evergreen itu…“don’t forget to remember…”
4. Fakta sejarah unik:
Sultan Selim II dari Kesultanan Ottoman meninggal di tahun 1574 akibat tergelincir lantai basah saat
sedang berjalan di hamam (tempat mandi uap gaya Turki).
Cleopatra lahir pada tahun 69 SM, sementara Piramida Besar Giza dibangun sekitar tahun 2560 SM, dan
pendaratan di Bulan terjadi pada tahun 1969. Ini berarti jarak waktu antara kelahiran sang firaun terakhir
Mesir ini dengan pembangunan Piramida Besar Giza jauh lebih panjang dibandingkan dengan saat
pendaratan di Bulan!
USS Pueblo, kapal milik angkatan laut Amerika Serikat direbut oleh Korea Utara pada tahun 1968, dan
tidak pernah dikembalikan sampai sekarang. Kapal tersebut kini dijadikan museum oleh pemerintah
Korea Utara.
5. Akhwatmuslimah.com – Pada suatu hari, seorang pemuda yang bernama Faizal terlibat dalam kecelakaan. Dia
ditabrak oleh sebuah taksi di sebuah jalan raya. Akibat dari kecelakaan itu dia cedera parah. Kepalanya luka,
tangannya patah dan perutnya terburai. Setelah dibawa ke rumah sakit, dokter menemukan adanya terlalu parah dan
berharap dia tidak ada harapan lagi untuk hidup. Ibunya, Jamilah segera dihubungi dan diberitahu tentang
kecelakaan yang menimpa anaknya.
Hampir pingsan Jamilah mendengar berita tentang anaknya itu. Dia segera bergegas ke rumah sakit tempat anaknya
dimasukkan. Berlinang air mata ibu melihat kondisi anaknya. Meskipun telah diberitahu bahwa anaknya sudah tiada
harapan lagi untuk diselamatkan, Jamilah tetap tidak henti -hentinya berdoa dan bermohon kepada Allah agar
anaknya itu selamat.
Hari berganti minggu, minggu berganti bulan, kondisi Faizal tidak banyak berubah. Saban hari Jamilah akan datang
menjenguk anaknya itu tanpa jemu. Saban malam pula Jamilah bangun untuk menunaikan shalat malam bertahajjud
kepada Allah memohon keselamatan anaknya. Dalam keheningan malam, sambil berlinangan air mata, Jamilah
merintih meminta agar anaknya disembuhkan oleh Allah.
Berikut adalah antara doa Jamilah untuk anaknya itu;
“Ya Allah ya Tuhanku, kas ihanilah aku dan kas ihanilah anak aku. Sus ah payah aku membesarkannya, dengan s usu
aku yang Engkau anugerahkan kepadaku, aku suapkan ke dalam mulutnya. Ya Allah, aku pasrah dengan apapun
keputusan-Mu! Aku redho dengan qada ‘dan qadar Mu yaa Allah. “
“Yaa Allah, dengan air mataku ini, aku berm ohon kepadaMu, Engkau s embuhkanlah anakku dan janganlah Engkau
cabut nyawanya. Aku sangat sayang kepadanya. Aku sangat rindu kepadanya. Susah rasanya bagiku untuk hidup
tanpa anakku ini. Mengiang suaranya terdengar di telingaku memanggil-manggil aku ibunya. ”
“Ya Allah, tidak ada Tuhan melainkan hanya Engkau s aja. Tunjukkanlah kuas a Mu ya Allah. Aku reda kalau anggota
badanku dapat didermakan kepadanya agar dengannya dia dapat hidup s empurna kembali. ”
“Ya Allah, aku redho nyawaku Engkau ambil s ebagai ganti as alkan Engkau hidupkan anakku. Engkaulah yang Maha
s egala hal, berkat kebes aran Mu ya Allah, terimalah doaku ini …. aamiin “.
Keyakinan Jamilah terhadap kekuasaan Ilahi sangat kuat meskipun tubuh anaknya hancur cedera dan dikatakan
sudah tidak ada harapan lagi untuk hidup. Namun, Allah benar -benar mau menunjukkan kebesaran dan kekuasaan.
Setelah 5 bulan terlantar, akhirnya Faizal menampakkan tanda-tanda kesembuhan dan akhirnya dia sembuh
sepenuhnya. Berkat doa seorang ibu yang ikhlas.
Faizal dapat terus hidup sampai berumahtangga dan beranak-pinak. Ibunya, Jamilah semakin hari semakin tua dan
uzur.
Suatu hari, Jamilah yang berusia hampir 75 tahun jatuh sakit dan masuk rumah sakit. Awalnya, Faizal masih
mengunjungi dan menjaga ibunya di rumah sakit. Tetapi semakin hari semakin jarang dia datang menjenguk ibunya
sampai pada suatu hari pihak rumah sakit menghubunginya untuk memberitahukan kondisi ibunya yang semakin
parah.
Faizal segera bergegas ke rumah sakit. Di situ, Faizal temukan kondisi ibunya semakin lemah. Nafas ibunya turun
naik. Dokter memberitahu bahwa ibunya sudah tidak ada waktu yang lama untuk hidup. Ibunya akan
menghembuskan nafasnya yang terakhir pada setiap saat saja.
Melihat kondisi ibunya yang sedemikian dan konon beranggapan ibunya sedang tersiksa, lantas Faizal terus
menadah tangan dan berdoa seperti ini;
6. “Yaa Allah, s eandainya mati lebih baik untuk ibu, maka Engkau matikan lah ibuku! Aku tidak sanggup melihat
penderitaannya. Yaa Allah, aku akan redho dengan kepergiannya … aamin. ”
Begitulah bedanya doa ibu terhadap anak dan doa anak terhadap orang tuanya. Ketika anak sakit, walau seteruk
mana sekalipun, walau badan hancur sekalipun, walau anak tinggal nyawa-nyawa ikan sekalipun, namun orang tua
akan tetap mendoakan semoga anaknya diselamatkan dan dipanjangkan umur.
Tetapi anak-anak yang dikatakan ‘baik’ pada hari ini akan mendoakan agar ibu atau bapaknya yang s akit agar
segera diambil oleh ALLAH, padahal orang tua itu baru saja sakit. Mereka meminta pada Allah agar segera
menonaktifkan ibu atau bapaknya karena konon s udah tidak tahan melihat ‘penderitaan’ orang tuanya. [ ]