SlideShare a Scribd company logo
1 of 44
RESUME
EKONOMI INTERNASIONAL
Dosen : Bpk. Ade Fauji, SE, MM.
Oleh :
Yulinar Gitaningrum
11150047
6L-MKP
i
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt, karena atas ridho-Nya kami dapat
menyelesaikan makalah ini, selawat dan salam tak lupa kami sanjungkan kepada Nabi
Muhammad Swa.
Makalah ini kami susun dengan tujuan agar memudahkan kita dalam proses belajar
mengajar, guna menambah wawasan bagi teman-teman sehingga kita semua mampu untuk
berfikir agar menjadi lebih maju.
Terima kasih kepada Bapak selaku dosen mata kuliah Ekonomi Internasional, serta terima
kasih pula kepada teman-teman yang telah berpartisipasi sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini.
Serang, 19 Mei 2018
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................. ii
BAB 1 ........................................................................................................................................1
KEBIJAKAN NON TARIF .......................................................................................................1
1.1. KEBIJAKAN IMPOR ....................................................................................................1
1.1.1. Hambatan Tarif (Tariff Barrier) ..............................................................................1
1.1.2. Hambatan Non-Tarif (Non-Tariff Barrier)..............................................................4
1.1.3. Produk Impor ...........................................................................................................6
1.1.4. Cara-cara suatu negara dalam menerapkan hambatan non tarif ........................... 6
1.1.5. Berbagai Hambatan Nontarif...................................................................................7
1.1.6. Tujuan suatu negara menerapkan kebijakan non tarif barrier ...............................10
1.1.7. Tujuan kebijakan proteksi adalah:.........................................................................11
BAB 2 ......................................................................................................................................12
VALUTA ASING....................................................................................................................12
2.1. SISTEM KURS VALUTA ASING ..................................................................................12
2.2. ISTILAH-ISTILAH DALAM KURS VALUTA ASING ................................................16
2.3. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KURS VALUTA ASING.................18
BAB 3 ......................................................................................................................................21
TEORI TENTANG PERUSAHAAN MULTINASIONAL (MNC) .......................................21
3.1. SIFAT PERUSAHAAN MULTINASIONAL .............................................................21
3.2. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN MNC .....................................22
3.3. FAKTOR NONEKONOMI..........................................................................................23
3.4. KEKUATAN BERSAING MNC .................................................................................24
3.5. EFEK GLOBAL MNC .................................................................................................25
3.6. MANFAAT MNC BAGI NEGARA INDUK ..............................................................25
BAB 4 ......................................................................................................................................27
NERACA PEMBAYARAN INTERNASIONAL...................................................................27
4.1. PENGERTIAN NERACA PEMBAYARAN INTERNASIONAL..............................27
4.1.1. Tujuan Neraca Pembayaran Internasional.............................................................27
iii
4.2. MASALAH DALAM ANALISIS NERACA PEMBAYARAN INTERNASIONAL 28
4.3. POS-POS DALAM NERACA PEMBAYARAN ........................................................29
4.4. MEKANISME PEMBUKUAN ....................................................................................33
4.5. KLASIFIKASI POS-POS DALAM NERACA PEMBAYARAN...............................34
BAB 5 ......................................................................................................................................36
CARA-CARA PEMBAYARAN TRANSAKSI INTERNASIONAL ....................................36
5.1. CARA-CARA MELAKUKAN PEMBAYARAN INTERNASIONAL ......................36
5.1.1. Cash .......................................................................................................................36
5.1.2. Open Account ........................................................................................................36
5.1.3. Commercial Bills of Exchange..............................................................................37
5.1.4. Letters of Credit.....................................................................................................38
5.1.5. Private Compensation............................................................................................39
DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................................40
1
BAB 1
KEBIJAKAN NON TARIF
1.1. KEBIJAKAN IMPOR
Untuk melindungi produksi dalam negerinya dari ancaman produk sejenis
yang diproduksi di luar negeri, maka pemerintah suatu negara biasanya akan
menerapkan atau mangeluarkan suatu kebijakan perdagangan internasional di
bidang impor . Kebijakan ini, secara langsung maupun tidak langsung pasti
akan mempengaruhi struktur, komposisi, dan kelancaran usaha untuk
mendorong/melindungi pertumbuhan industri dalam negeri (domestik) dan
penghematan devisa negara.
Kebijakan perdagangan internasional di bidang impor dapat
dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu kebijakan hambatan tarif (tariff
barrier) dan kebijakan hambatan non-tarif (non-tariff barrier).
1.1.1. Hambatan Tarif (Tariff Barrier)
Hambatan tarif (tariff barrier) adalah suatu kebijakan proteksionis
terhadap barang-barang produksi dalam negeri dari ancaman membanjirnya
barang-barang sejenis yang diimpor dari luar negeri. Tarif adalah hambatan
perdagangan yang berupa penetapan pajak atas barang-barang impor
atau barang-barang dagangan yang melintasi daerah pabean (custom
area). Sementara itu, barang-barang yang masuk ke wilayah negara dikenakan
bea masuk. Efek kebijakan ini terlihat langsung pada kenaikan harga
barang. Dengan pengenaan bea masuk yang besar, pendapatan negara akan
meningkat sekaligus membatasi permintaan konsumen terhadap produk impor
dan mendorong konsumen menggunakan produk domestik.
 Macam-macam Penentuan Tarif, yaitu:
1. Bea Ekspor (export duties) adalah pajak/bea yang dikenakan terhadap barang
yang diangkut menuju negara lain (di luar costum area).
2
2. Bea Transito (transit duties) adalah pajak/bea yang dikenakan terhadap barang-
barang yang melalui batas wilayah suatu negara dengan tujuan akhir barang
tersebut negara lain.
3. Bea Impor (import duties) adalah pajak/bea yang dikenakan terhadap barang-
barang yang masuk dalam suatu negara (tom area).
 Jenis Tarif:
1. Ad valorem duties, yakni bea pabean yang tingginya dinyatakan dalam
presentase dari nilai barang yang dikenakan bea tersebut.
2. Specific duties, yakni bea pabean yang tingginya dinyatakan untuk tiap ukuran
fisik daripada barang.
3. Specific ad valorem atau compound duties, yakni bea yang merupakan
kombinasi antara specific dan ad valorem. Misalnya suatu barang tertentu
dikenakan 10% tarif ad valorem ditambah Rp 20,00 untuk setiap unit.
 Sistem Tarif :
1. Single-column tariffs : sistem di mana untuk masing-masing barang hanya
mempunyai satu macam tarif. Biasanya sifatnya autonomous tariffs (tarif yang
tingginya ditentukan sendiri oleh sesuatu negara tanpa persetujuan dengan
negara lain). Kalau tingginya tarif ditentukan dengan perjanjian dengan negara
lain disebut conventional tariffs.
2. Double-column tariffs : sistem di mana untuk setiap barang mempunyai 2 (dua)
tarif. Apabila kedua tarif tersebut ditentukan sendiri dengan undang-undang,
maka namanya : “bentuk maksimum dan minimum”.
3. Triple-column tariffs : biasanya sistem ini digunakan oleh negara penjajah.
Sebenarnya sistem ini hanya perluasan daripada double column tariffs, yakni
dengan menambah satu macam tariff preference untuk negara-negara bekas
jajahan atau afiliasi politiknya. Sistem ini sering disebut dengan nama
“preferential system”.
 Efek tarif :
Pembebanan tarif terhadap sesuatu barang dapat mempunyai efek terhadap
perekonomian suatu negara, khususnya terhadap pasar barang tersebut. Beberapa
sfek tarif tersebut adalah :
3
1. Efek terhadap harga (price effect)
2. Efek terhadap konsumsi (consumption effect)
3. Efek terhadap produk (protective/import substitution effect)
4. Efek terhadap redistribusi pendapatan (redistribution effect)
 Effective Rate of Protection
Tarif terhadap bahan mentah akan menaikkan ongkos produksi. Apabila tarif
hanya dikenakan pada barang jadi maka harga barang tersebut akan naik.
Hubungan antara tarif terhadap barang jadi dan tarif terhadap bahan mentah dapat
dinyatakan dengan adanya “effective rate of protection” yang dinikmati oleh
produsen yang memproses barang jadi tersebut. apabila barang jadi dan juga
bahan mentah impor itu dikenakan tarif, maka effective rate of protection bagi
produsen barang tersebut makin tinggi apabila makin rendah tarif terhadap bahan
mentah.
 Alasan pembebanan tarif :
1. Yang secara ekonomis dapat dipertanggungjawabkan
a. Memperbaiki dasar tukar
Pembebanan tarif dapat mengurangi keinginan untuk mengimpor. Ini berarti
bahwa untuk sejumlah tertentu ekspor menghendaki jumlah impor yang lebih
besar, sebagian daripadanya diserahkan kepada pemerintah sebagai pembayaran
tarif.
b. Infant-industry
Pembebanan terif terhadap barang dari luar negeri dapat memberi perlindungan
terhadap industri dalam negeri yang sedang tumbuh ini.
c. Diversifikasi
Pembebanan tarif industry dalam negeri dapat berkembang sehingga dapat
memperbanyak jumlah serta jenis barang yang dihasilkan terutama oleh negara
yang hanya menghasilkan satu atau beberapa macam barang saja
d. Employment
Pembebanan tarif mengakibatkan turunnya impor dan menaikkan produksi
dalam negeri.
e. Anti dumping
4
Pembebanan tarif terhadap barang yang berasal dari negara yang menjalankan
politik dumping supaya tidak terkena akibat jelek daripada politik tersebut.
2. Yang secara ekonomis tidak dapat dipertanggung jawabkan
a. To keep money at home
Pembebanan tarif impor, maka impor akan berkurang sehingga akan mencegah
larinya uang ke luar negeri.
b. The low-wage
Negara yang tingkat upahnya tinggi tidak dapat mengadakan hubungan dengan
negara yang tingkat upahnya rendah tanpa menanggung risiko akan turunnya
tingkat upah. Untuk melindungi para pekerja yang upahnya tinggi dari persaingan
para pekerja yang upahnya rendah maka negara yang tingkat upahnya tinggi
tersebut perlu membebankan tarif bagi barang yang berasal dari negara yang
tingkat upahnya rendah.
c. Home market
3. Yang tidak dapat diuji atau dibuktikan, karena mengandung premis ekonomi
yang salah.
Tarif akan mengakibatkan turunnya atau hilangnya impor dan diganti dengan
prosuksi dalam negeri. Kenaikan produksi berarti tambahnya kesempatan kerja
yang akhirnya berarti pula kenaikan kegiatan ekonomi.
1.1.2. Hambatan Non-Tarif (Non-Tariff Barrier)
Hambatan non-tarif (non-tarif barrier) adalah berbagai kebijakan perdagangan
selain bea masuk yang dapat menimbulkan distorsi, sehingga mengurangi potensi
manfaat perdagangan internasional (Dr. Hamdy Hady). A.M. Rugman dan R.M.
Hodgetts mengelompokkan hambatan non-tarif (non-tariff barrier) sebagai
berikut :
1. Pembatasan spesifik (specific limitation) :
a. Larangan impor secara mutlak
b. Pembatasan impor (quota system)
Kuota adalah pembatasan fisik secara kuantitatif yang dilakukan atas pemasukan
barang (kuota impor) dan pengeluaran barang (kuota ekspor) dari / ke suatu
negara untuk melindungi kepentingan industri dan konsumen.
5
c. Peraturan atau ketentuan teknis untuk impor produk tertentu
d. Peraturan kesehatan / karantina
e. Peraturan pertahanan dan keamanan negara
f. Peraturan kebudayaan
g. Perizinan impor (import licence)
h. Embargo
i. Hambatan pemasaran / marketing
2. Peraturan bea cukai (customs administration rules)
a. Tatalaksana impor tertentu (procedure)
b. Penetapan harga pabean
c. Penetapan forex rate (kurs valas) dan pengawasan devisa (forex control)
d. Consulate formalities
e. Packaging / labelling regulations
f. Documentation needed
g. Quality and testing standard
h. Pungutan administasi (fees)
i. Tariff classification
3. Partisipasi pemerintah (government participation)
a. Kebijakan pengadaan pemerintah
b. Subsidi dan insentif ekspor
Subsidi adalah kebijakan pemerintah untuk memberikan perlindungan atau
bantuan kepada indusrti dalam negeri dalam bentuk keringanan pajak,
pengembalian pajak, fasilitas kredit, subsidi harga, dll.
c. Countervaling duties
d. Domestic assistance programs
e. Trade-diverting
4. Import charges
a. Import deposits
b. Supplementary duties
c. Variable levies
6
1.1.3. Produk Impor
Indonesia mengimpor barang-barang konsumsi bahan baku dan bahan
penolong serta bahan modal. Barang-barang konsumsi merupakan barang-barang
yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari,seperti makanan,
minuman, susu, mentega, beras, dan daging. Bahan baku dan bahan penolong
merupakan barang- barang yang diperlukan untuk kegiatan industri baik sebagai
bahan baku maupun bahan pendukung, seperti kertas, bahan-bahan kimia, obat-
obatan dan kendaraan bermotor.
Barang modal adalah barang yang digunakan untuk modal usaha seperti
mesin, suku cadang, komputer, pesawat terbang, dan alat-alat berat.
Produk impor Indonesia yang berupa hasil pertanian, antara lain, beras, terigu,
kacang kedelai dan buah-buahan. Produk impor Indonesia yang berupa hasil
peternakan antara lain daging dan susu.
Produk impor Indonesia yang berupa hasil pertambangan antara lain adalah
minyak bumi dan gas, produk impor Indonesia yang berupa barng industri antara
lain adalah barang-barang elektronik, bahan kimia, kendaraan. dalam bidang jasa
indonesia mendatangkan tenaga ahli dari luar negeri.
1.1.4. Cara-cara suatu negara dalam menerapkan hambatan non tarif (non-
tarif barrier)
Beberapa cara yang dilakukan oleh suau negara dalam menerapkan
hambatan non tarif adalah sebagai berikut:
1. Standardisasi Kualitas Produk atau Jasa
2. Pembatasan Kuota Impor
3. Prosedur atau Peraturan Khusus
4. Struktur Pasar
5. Kondisi Politik, Ekonomi, dan Sosial Budaya
 Standardisasi Kualitas Produk atau Jasa
Cara ini dilakukan dengan membuat standard kualitas khusus  produk atau
jasa yang akan masuk ke suatu negara tertentu harus memenuhi standar kualitas
negara tersebut. Pembatasan ini sama sekali tidak terkait dengan aspek-aspek
finansial.
7
 Pembatasan Kuota Impor:
Dilakukan dengan membatasi kuantitas barang yang boleh masuk ke suatu
negara. Pembatasan jumlah barang dilakukan dengan tujuan produk-produk
impor tidak membanjiri pasar dalam negeri. Dengan pembatasan ini diharapkan
produk-produk dalam negeri bisa bersaing di negerinya sendiri.
 Prosedur atau Peraturan Khusus:
Prosedur atau peraturan khusus yang dikeluarkan oleh pemerintah setempat
bisa jadi menjadi hambatan terbesar yang dihadapi produk luar negeri. Peraturan
atau prosedur yang dikeluarkan pemerintah merupakan kunci masuknya produk
luar negeri. Dengan adanya peraturan khusus tersebut, gerak produk luar negeri di
dalam negeri bisa terbatas.
 Struktur Pasar:
Pasar merupakan tempat terjadinya transaksi antara penjual dan pembeli. Pasar
memiliki struktur tersendiri yang membuat dirinya khas dan berbeda
dibandingkan dengan pasar lainnya. Hal ini menjadi pembatas yang cukup nyata
terhadap produk luar yang akan masuk ke dalam negeri.
 Kondisi Politik, Ekonomi, Dan Sosial Budaya
Suatu produk atau jasa dari luar negeri harus memperhatikan faktor-faktor
seperti politik, ekonomi, dan sosial budaya negara tujuan. Dengan memperhatikan
faktor-faktor tersebut, diharapkan usaha pemasaran akan lebih mudah. Namun
demikian, biasanya dengan adanya faktor-faktor tersebut justru menghambat
gerak langkah pemasaran perusahaan.
1.1.5. Berbagai Hambatan Nontarif
1) Kuota impor
Kuota impor adalah pembatasan secara langsung terhadap jumlah barang yang
boleh diimpor dari luar negeri untuk melindungi kepentingan industri dan
konsumen. Pembatasan ini biasanya diberlakukan dengan memberikan lisensi
kepada beberapa kelompok individu atau perusahaan domestik untuk mengimpor
suatu produk yang jumlahnya dibatasi secara langsung. Kuota impor dapat
digunakan untuk melindungi sektor industri tertentu dan neraca pembayaran suatu
negara. Negara maju pada umumnya memberlakukan kuota impor untuk
8
melindungi sektor pertaniannya. Sedangkan negara-negara berkembang
melakukan kebijakan kuota impor untuk melindungi sektor industri
manufakturnya atau untuk melindungi kondisi neraca pembayarannya yang
seringkali mengalami defisit akibat lebih besarnya impor daripada ekspor.
1) Perbedaan kuota impor dan tarif impor yang setara :
a. Pemberlakuan kuota impor akan memperbesar permintaan yang
selanjutnya akan diikuti kenaikan harga domestik dan produksi domestik
yang lebih besar daripada yang diakibatkan oleh pemberlakuan tarif impor
yang setara.
b. Dalam pemberlakuan kuota impor, jika pemerintah melakukan pemilihan
perusahaan yang berhak memperoleh lisensi impor tanpa
mempertimbangkan efisiensi, maka akan menyebabkan timbulnya
monopoli dan distorsi.
c. Pada kuota impor, pemerintah akan memperoleh pendapatan secara
lansung melalui pemungutan secara lansung pada penerima lisensi impor.
d. Kuota impor membatasi arus masuk impor dalam jumlah yang pasti,
sedangkan tarif impor membatasi arus masuk impor dalm jumlah yang
tidak dapat dipastikan.
2) Macam-macam kuota impor :
a. Absolute/ uniteral quota, yaitu sistem kuota yang ditetapkan secara sepihak
(tanpa negoisasi).
b. Negotiated/ bilateral quota, yaitu sistem kuota yang ditetapkan atas
kesepakatan atau menurut perjanjian.
c. Tarif kuota, yaitu pembatasan impor yang dilakukan dengan
mengkombinasikan sistem tarif dengan sistem kuota.
d. Mixing quota, yaitu pembatasan impor bahan baku tertent untuk
melindungi industri dalam negeri.
9
3) Pembatasan Ekspor Secara Sukarela
Konsep ini mengacu pada kasus di mana negara pengimpor mendorong
atau bahkan memaksa negara lain mengurangi ekspornya secara sukarela
dengan ancaman bahwa negara pengimpor tersebut akan melakukan hambatan
perdagangan yang lebih keras lagi. Kebijakan ini dilakukan berdasarkan
kekhawatiran akan lumpuhnya sektor tertentu dalam perekonomian domestik
akibat impor yang berlebih.
Pembatasan ekspor secara sukarela ini kurang efektif, karena pada
umumnya negara pengekspor enggan membatasi arus ekspornya secara
sukarela. Pembatasan ekspor ini justru membebankan biaya yang lebih mahal
bagi negar pengimpor karena lisensi impor yang bernilai tinggi itu justru
diberikan pada pemerintah atau perusahaan asing.
4) Kartel-kartel Internasional
Kartel internasional adalah sebuah organisasi produsen komoditi tertentu
dari berbagai negara. Mereka sepakat untuk membatasi outputnya dan juga
mengendalikan ekspor komoditi tersebut dengan tujuan memaksimalkan dan
meningkatkan total keuntungan mereka. Berpengaruh tidaknya suatu kartel
ditentukan oleh hal-hal berikut:
a. Sebuah kartel internasional berpeluang lebih besar untuk berhasil
dalam menentukan harga jika komoditi yang mereka kuasai tidak
memiliki subtitusi.
b. Peluang tersebut akan semakin besar apabila jumlah produsen, negara,
atau pihak yang terhimpun dalam kartel relatif sedikit.
5) Dumping
Dumping adalah ekspor dari suatu komoditi dengan harga jauh di bawah
pasaran, atau penjualan komoditi ke luar negeri dengan harga jauh lebih
murah dibandingkan dengan harga penjualan domestiknya. Dumping
diklasifikasikan menjadi tiga golongan, yaitu:
a. Dumping terus-menerus atau international price discrimination adalah
kecenderungan terus-menerus dari suatu perusahaan monopolis domestik
10
untuk memaksimalkan keuntungannya dengan menjual suatu komoditi
dengan harga yang lebih tinggi di pasaran domestik, sedangkan harga
yang dipasangnya di pasar luar negeri sengaja dibuat lebih murah.
b. Dumping harga yang bersifat predator atau predatory dumping praktek
penjualan komoditi di bawah harga yang jauh lebih murah ketimbang
harga domestiknya. Proses dumping ini pada umumnya berlansung
sementara, namun diskriminasi harganya sangat tajam sehingga dapat
mematikan produk pesaing dalam waktu singkat.
c. Dumping sporadis atau sporadic dumping adalah suatu komoditi di
bawah harga atau penjualan komoditi itu ke luar negeri dengan harga
yang sedikit lebih murah daripada produk domestik, namun hanya terjadi
saat ingin mengatasi surplus komoditi yang sesekali terjadi tanpa
menurunkan harga domestik.
6) Subsidi Ekspor
Subsidi ekspor adalah pembayaran lansung atau pemberian keringanan
pajak dan bantuan subsidi pada para eksportir atau calon eksportir nasional,
dan atau pemberian pinjaman berbunga rendah kepada para pengimpor
asing dalam rangka memacu ekspor suatu negara.
1.1.6. Tujuan suatu negara menerapkan kebijakan non tarif barrier
Ada beberapa tujuan penting dari proteksi :
a. Mengatasi masalah deflasi dan pengangguran.
b. Mendorong perkembangan industri baru
c. Mendiversifikasikan perekonomian
d. Menghindari kemerosotan industri-industri tertentu
e. Memperbaiki neraca pembayaran
f. Menghindari neraca pembayaran
g. Menghindari dumping
h. Menambah pendapatan pemerintah
11
1.1.7. Tujuan kebijakan proteksi
Tujuan kebijakan proteksi adalah sebagai berikut :
 Memaksimalkan produksi dalam negri.
 Memperluas lapangan kerja.
 Memelihara tradisional.
 Menghindari resiko yang mungkin timbul jika hanya menggantungkan
diri pada satu komoditi andalan.
 Menjaga stabilitas nasional, dan tidak menggantungkan diri pada negara
lain.
12
BAB 2
VALUTA ASING
2.1. SISTEM KURS VALUTA ASING
Sifat kurs valuta asing sangat tergantung dari sifat pasar. Apabila
transaksi jual beli valuta asing dapat dilakukan secara bebas di pasar, maka
kurs valuta asing akan berubah – ubah sesuai dengan perubahan permintaan
dan penawaran. Apabila pemerintah menjalankan kebijaksanaan stabilisasi
kurs, tetapi tidak dengan mempengaruhi transaksi swasta, maka kurs ini hanya
akan berubah – ubah di dalam batas yang kecil, meskipun batas – batas ini
dapat diubah dari waktu ke waktu. Pemerintah dapat juga menguasai
sepenuhnya transaksi valuta asing. Dalam hal ini kurs tidak lagi dipengaruhi
oleh permintaan dan penawaran. System ini disebut exchange control. Di
dalam sistem moneter standar emas kurs valuta asing relatif tetap atau hanya
berubah – ubah dalam batas – batas yang di tentukan oleh ongkos angkut
emas. Adapun sistem kurs valuta asing adalah sebagai berikut :
a. Sistem kurs yang berubah – ubah
Di dalam pasar bebas perubahan kurs tergantung pada beberapa factor
yang mempengaruhi permintaan dan penawaran valuta asing. Bahwa
permintaan valuta asing diperlukan guna melakukan transaksi pembayaran ke
luar negeri (impor). Permintaan valuta asing diturunkan dari transaksi debit
dalam neraca pembayaran internasional. Sedangkan penawaran valuta asing
berasal dari eksportir, yakni berasal dari transaksi kredit neraca pembayaran
internasional. Suatu mata uang dikatakan “kuat” apabila transaksi autonomous
kredit lebih besar dari transaksi autonomous debit, sebaliknya dikatakan
“lemah” apabila neraca pembayarannya mengalami defisit. Selanjutnya,
transaksi autonomous debit dan kredit dipengaruhi oleh factor – factor yang
berasal dari dalam maupun luar negeri, termasuk harga, pendapatan dan tingkat
bunga. Segala sesuatu yang mempengaruhi ketiga factor ini, baik dari dalam
13
maupun luar negeri, akan mempengaruhi permintaan dan penawaran yang pada
gilirannya akan mempengaruhi kurs valuta asing.
Makin tinggi tingkat pertumbuhan pendapatan, makin besar kemungkinan
untuk impor yang berarti makin besar pula permintaan akan valuta asing. Kurs
valuta asing cenderung naik dan harga mata uang sendiri akan turun. Demikian
juga inflasi, akan menyebabkan impor naik dan ekspor turun yang akan
mengakibatkan kurs valuta asing naik. Kenaikan tingkat bunga dalam negeri
cenderung menarik modal masuk dari luar negeri. Kurs valuta asing akan turun
dan nilai mata uang sendiri naik relatif terhadap valuta asing. Bahwa semua
kegiatan ekonomi dan kebijakan pemerintah yang mempengaruhi pendapatan,
harga serta tingkat bunga secara tidak langsung akan mempengaruhi kurs.
Kebijaksanaan pemerintah akan menaikkan pendapatan dan harga.
Kenaikan pendapatan dan harga ini akan menyebabkan impor naik, yang
berarti akan menaikkan permintaan valuta asing. Akibat selanjutnya, kurs
valuta asing akan naik. Disamping factor – factor ekonomi tersebut, ada factor
– factor nonekonomi yang dapat mempengaruhi perubahan kurs, seperti factor
politis dan psykologi. Misalnya, kepanikan yang terjadi di dalam negeri akan
menyebabkan larinya dana ke luar negeri, sehingga kurs valuta asing akan
naik.
b. Sistem Kurs yang Stabil
Sistem kurs bebas sering menimbulkan adanya tindakan spekulasi sebagai
akibat ketidaktentuan di dalam kurs valuta asing. Oleh karena itu banyak
Negara yang kemudian menjalankan suatu kebijaksanaan untuk menstabilkan
kurs. Pada dasarnya kurs yang stabil dapat timbul secara :
1. Aktif yakni pemerintah menyediakan dana untuk tujuan stabilisasi kurs.
2. Pasif yakni di dalam suatu Negara yang menggunakan system standar
emas.
14
 Stabilisasi kurs
Kegiatan stabilisasi kurs dapat dijalankan dengan cara, apabila tendensi
kurs valuta asing akan turun maka pemerintah membeli valuta asing di pasar.
Dengan tambahnya permintaan dari pemerintah maka tendensi kurs turun dapat
dicegah. Sebaliknya apabila tendensi kurs naik, maka pemerintah menjual
valuta asing di pasar sehingga penawaran valuta asing bertambah dan kenaikan
kurs dapat dicegah. Usaha untuk mencegah kenaikkan kurs valuta asing ini
bagi pemerintah lebih sukar, Karena cadangan valuta asing yang dimiliki
terbatas. Keterbatasan ini mungkin menyebabkan pemerintah tidak bisa
sepenuhnya untuk mengembalikan kurs ke tingkat yang dikehendaki.
Sedangkan usaha untuk mencegah penurunan kurs lebih mudah dijalankan
sebab pembelian valuta asing oleh pemerintah dilakukan dengan menggunakan
cadangan mata uang sendiri. Besarnya cadangan mata uang sendiri di bawah
kekuasaan/pengawasan pemerintah, bahkan kalau kekurangan pemerintah
dapat mencetak uang.
 Standar emas
Suatu Negara dikatakan memakai standar emas apabila :
1. Nilai mata uangnya dijamin dengan nilai seberat emas tertentu.
2. Setiap orang boleh membuat serta melebur uang emas.
3. Pemerintah sanggup membeli atau menjual emas dalam jumlah yang tidak
terbatas pada harga tertentu (yang sudah ditetapkan pemerintah).
c. Pengawasan Devisa (Exchange Control)
Dalam system ini pemerintah memonopoli seluruh transaksi valuta asing.
Tujuannya adalah untuk mencegah adanya aliran modal keluar dan melindungi
pengaruh depresi dari Negara lain, terutama dalam hal Negara tersebut
menghadapi keterbatasan cadangan valuta asing dibanding dengan permintaannya.
Menghadapi jumlah valuta asing yang relatif lebih sedikit dibandingkan dengan
permintaannya, pemerintah perlu mengadakan alokasi di dalam penggunaannya,
yakni untuk tujuan – tujuan yang sesuai dengan program pemerintah. Alokasi
biasanya dilakukan dengan menggunakan lisensi impor.
15
Di dalam pengawasan devisa (exchange control) pemerintah dapat menetapkan
kurs suatu mata uang itu :
a) Hanya satu jenis saja, tidak tergantung pada tujuan penggunaan devisa
tersebut. System ini disebut single exchange rate system.
b) Lebih dari satu macam kurs, tergantung daripada tujuan penggunaannya.
System ini disebut multiple exchange rate.
Sebenarnya didalam system ini terdapat banyak sekali cara penentuan exchange
rate. Bentuk yang extreme ada dua yakni :
 Dua atau lebih kurs / exchange rate yang bebas untuk mengalokasi devisa
dengan beberapa pengawasan yang tidak ketat.
 Dua atau lebih kurs resmi (official rate) yang tetap, yang biasanya
dilengkapi dengan system lisensi impor serta impor quota.
Didalam mengadakan alokasi penggunaan devisa, pemerintah dapat menggunakan
beberapa cara, antara lain :
1. Individual allocation : setiap pemohon devisa diadakan penelitian tentang
penggunaannya. Apabila pemohon tersebut disetujui lalu diberikan izin
untuk membeli sejumlah tertentu devisa.
2. Exchange quota : untuk setiap kategori impor ditentukan jumlah devisanya
berdasarkan devisa yang akan diperoleh dari ekspor dalam waktu tertentu.
Apabila devisa sudah tersedia, lalu dijual dengan prinsip yang datang dulu
dilayani sampai jatah untuk kategori impor tersebut habis.
3. Waiting list : ini merupakan pelengkap cara Exchange quota. Setiap surat
permohonan pembelian devisa ditempatkan dalam daftar menunggu
sampai devisa tersedia.
Pada umumnya tujuan suatu Negara menjalankan pengawasan devisa adalah :
a) Mencegah terjadinya aliran modal ke luar negeri dan menekankan Neraca
Pembayaran Internasional (NPI) yang disequilibrium.
b) Melindungi industry di dalam negeri.
16
c) Memperoleh pendapatan bagi pemerintah.
d) Tie In Import Arrangement : penggunaan devisa untuk impor barang
tertentu, tetapi dengan syarat importer harus juga membeli barang
pelengkap atau barang yang sama hasil produksi di dalam proporsi
tertentu.
Jadi, dengan pengawasan devisa maka penggunaan dapat diatur sebaik
mungkin sehingga disequilibrium di dalam NPI pun dapat dikurangi/ditekan.
2.2. ISTILAH-ISTILAH DALAM KURS VALUTA ASING
Adapun istilah-istilah dalam kurs valuta asing adalah sebagai berikut :
1. Atribut, karakteristik kuantitatif suatu pos yang diukur untuk keperluan
akuntansi. Contoh, biaya histories dan biaya penggantian yang merupakan
atribut suatu aktiva.
2. Konversi, pertukatan suatu mata uang ke dalam mata uang lain.
3. Kurs kini, nilai tukar yang berlaku pada tanggal laporan keuangan yang
relevan.
4. Diskonto, ketika tingkat pertukaran yang berikutnya lebih rendah daripada
tingkat yang berlaku sekarang.
5. Posisi aktiva bersih yang beresiko, kelebihan aktiva yang diukur dalam
atau berdenominasi dalam mata uang asing dan ditranslasikan dengan
menggunakan kurs kini dari kewajiban yang diukur atau berdenominasi
dalam mata uang asing dan ditranslasikan dengan menggunakan kurs kini.
6. Mata uang asing, suatu mata uang selain mata uang yang digunakan oleh
suatu Negara, mata uang selain mata uang pelaporan yang digunakan oleh
perusahaan.
7. Laporan keuangan dalam mata uang asing, laporan keuangan yang
menggunakan mata uang asing sebagai unit pengukuran.
8. Transaksi mata uang asing, transaksi (yaitu penjualan atau pembelian
barang atau jasa, atau utang pinjaman atau piutang usaha) dengan syarat-
17
syarat yang dinyatakan dalam mata uang selain mata uang fungsional
perusahaan.
9. Translasi mata uang asing, proses untuk menyatakan jumlah-jumlah yang
berdenominasi atau diukur dalam suatu mata uang ke dalam mata uang
yang lain dengan menggunakan kurs nilai tukar diantara dua mata uang
tersebut.
10. Operasi luar negri, suatu operasi yang menghasilkan laporan keuangan
yang (1) dikombinasikan atau dikonsolidasikan atau diperhitungkan
berdasarkan metode ekuitas dalam laporan keuangan perusahaan pelapor
dan (2) disusun dalam mata uang asing selain mata uang pelaporan
perusahaan pelapor.
11. Kontak pertukaran forward, suatu perjanjian untuk mempertukarkan mata
uang dari Negara yang berbeda dengan menggunakan kurs tertentu (kurs
forward) pada tanggal tertentu di masa depan.
12. Mata uang fungsional, mata uang utama yanga digunakan oleh suatau
perusahaan dalam menjalankan kegiatan usaha, dan dalam menghasilkan
atau menggunakan kasnya.
13. Kurs histories, kurs nilai tukar mata uang asing yang digunakan pada saat
suatu aktiva atau kewajiban dalam mata uang asing dibeli atau terjadi.
14. Mata uang local, mata uang suatu Negara tertentu yang digunakan; mata
uang pelaporan yang digunakan oleh suatu operasi domestic atau luar
negeri.
15. Pos-pos moneter, kewajiban untuk membayar atau hak untuk menerima
sejumlah unit mata uang dalam nilai yang tetap di masa depan.
16. Mata uang pelaporan, mata uang yang digunakan perusahaan dalam
menyusun laporan keuangan.
17. Tanggal penyelesaian, tanggal saat suatu utang dibayarkan oleh suatu
piutang tertagih.
18. Kurs spot, nilai tukar untuk pertukaran mata uang dalam waktu segera.
19. Tanggal transaksi, tanggal saat suatu transaksi dicatat dalam catatan
akuntansi perusahaan pelapor.
18
20. Penyesuaian translasi, penyesuaian yang timbul dari proses translasi
laporan keuangan dari mata uang fungsional suatu perusahaan menjadi
mata uang pelaporannya.
21. Unit pengukuran, mata uang yang digunakan untuk mengukur aktiva,
kewajiban, pendapatan dan beban.
2.3. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KURS VALUTA
ASING
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi valuta asing adalah sebagai
berikut:
1. Perdagangan Internasional
Tingkat perdagangan antara negara berfungsi sebagai proxy untuk permintaan
relatif barang dari suatu negara dengan barang atau jasa yang
permintaan internasionalnya tinggi biasanya akan melihat sebuah apresiasi mata
uangnya. Sebagai contoh, untuk membeli barang dari Australia, pembeli harus
mengkonversi mata uang mereka ke dalam dolar Australia (AUD) untuk
melakukan pembelian. Meningkatnya permintaan AUD akan memberikan tekanan
ke atas di atasnya. Trade surplus dan defisit memberikan contoh kompetitifnya
suatu negara dalam perdagangan internasional. Negara-negara dengan defisit
perdagangan yang besar adalah pembeli net / importir barang internasional,
menghasilkan lebih banyak mata uang mereka yang dijual untuk membeli mata
uang negara lain untuk membayar barang internasional. Situasi seperti ini
cenderung berdampak negatif terhadap nilai mata uang negara pengimpor.
2. Kondisi Politik
Pemandangan politik suatu negara memainkan peran utama dalam prospek
ekonomi untuk negara itu dan, akibatnya, nilai yang dirasakan dari mata uangnya.
Trader Forex terus menerus memonitor berita politik dan peristiwa untuk
mengukur apa yang bergerak, jika ada, pemerintah suatu negara dapat
mengambil langkah dalam perekonomian. Hal ini termasuk ukuran dari
19
peningkatan belanja pemerintah untuk pembatasan pengetatan pada satu sektor
tertentu atau industri.
3. Kebijakan Fiskal dan Moneter suatu Negara
Kebijakan fiskal dan moneter pemerintah manapun merupakan faktor penting
dalam pengambilan keputusan ekonomi. Keputusan Bank sentral yang
mempengaruhi tingkat suku bunga yang tajam diawasi oleh pasar forex untuk
setiap perubahan tarif kunci atau pandangan masa depan.
4. Laporan Ekonomi
Laporan ekonomi adalah tulang punggung pedoman trader forex.
Mempertahankan kalender laporan ekonomi sangat penting untuk saat ini dalam
pasar serba ultra-cepat. PDB mungkin laporan ekonomi yang paling jelas, karena
ini adalah dasar dari kinerja ekonomi suatu negara dan kekuatannya. GDP
mengukur output total barang dan jasa yang dihasilkan dalam suatu
perekonomian. Satu hal kunci untuk diingat, bagaimanapun, adalah bahwa GDP
merupakan indikator lagging, artinya laporan tentang peristiwa dan tren yang
telah terjadi.
5. Inflasi
Inflasi juga merupakan indikator yang sangat penting karena mengirimkan
sinyal untuk tingkat kenaikan harga dan daya beli jatuh. Namun, inflasi adalah
pedang bermata dua, karena melihat banyak sebagai menempatkan tekanan pada
mata uang karena daya beli mundur. Di sisi lain, juga dapat menyebabkan
apresiasi mata uang karena dapat memaksa bank sentral untuk meningkatkan
tingkat untuk menekan tingkat inflasi meningkat. Inflasi adalah masalah yang
diperebutkan antara ahli ekonomi dan dampaknya pada mata uang tidak pernah
hitam dan putih.
20
6. Lain-Lain
Laporan lainnya seperti tingkat pekerjaan, penjualan ritel, indeks manufaktur
dan utilisasi kapasitas juga membawa informasi penting tentang kekuatan saat ini
dan diperkirakan suatu ekonomi dan mata uangnya.
21
BAB 3
TEORI TENTANG PERUSAHAAN MULTINASIONAL (MNC)
3.1. SIFAT PERUSAHAAN MULTINASIONAL
Karena begitu banyaknya karakteristik Multinational Company (MNC)
maka sangat sukar untuk memberi definisi yang dapat mencangkup semua
kriteria sehingga suatu perusahaan dapat dengan pasti disebut MNC.
Beberapa definisi menyebutkan criteria kualitatif yang harus dipenuhi
sehingga perusahaan tersebut digolongkan sebagai MNC, seperti misalnya
apakah perusahaan itu beroperasi dan mengendalikan semua aktivitas yang
mendatangkan pendapatan dibeberapa negara. Sedangkan yang lain memberi
definisi lebih pragmatic seperti misalnya jumlah negara dimana perusahaan
itu beroperasi atau total assets atau penjualan yang dilakukan oleh cabangnya
di negara lain. Untuk lebih sederhananya baiklah MNC kita beri definisi saja
sebagai perusahaan yang kegiatan bisnisnya bersifat internasional dan lokasi
produksinya terletak di beberapa negara. Cabang di luar negri tidak hanya
dimiliki oleh perusahaan induk, tetapi juga operasi/kegiatan cabang tersebut
dikontrol dan diawasi oleh perusahaan induk.
Karakteristik MNC sangat bervariasi, tergantung dari cara pendirian
cabang di luar negeri, pola pemilikan dan tujuan operasi di luar negeri.
Pendirian cabang di luar negeri biasanya dilakukan dengan investasi langsung
yakni dengan cara mendirikan perusahaan baru, ekspansi atau membeli
perusahaan di luar negeri. Peraturan pemilikan dan cabang luar negeri
bervariasi antara MNC yang satu dengan yang lain. Dengan beberapa
pertimbangan perusahaan induk mungkin menghendaki pemilikan kurang
dari 100% modalnya. Namun yang banyak dilakukan adalah melalui
patungan (joint ventures)
Tujuan dan motif MNC melakukan investasi langsung di luar negeri juga
bebeda. Ada MNC yang bermaksud untuk melakukan ekspansi secara
22
vertical. Perusahaan induk (yang memproses lebih lanjut) mendirikan cabang
di luar negeri untuk menghasilkan input untuk dip roses lebih lanjut oleh
perusahaan induk. Contoh untuk ekspansi vertical ini misalnya perusahaan
minyak dengan mendirikan cabang di luar negeri dimana terdapat sumber
minyak yang kemudian dapat diproses lebih lanjut oleh perusahaan induk.
MNC dapat dilakukan ekspansi horizontal dengan cara mendirikan cabang di
luar negeri dengan melakukan kegiatan yang hamper sama dengan
perusahaan induk.
Sebelum Produsen itu mempertimbangkan untuk menghasilkan barang di
luar negeri seyogyanya telah mempunyai pengalaman di bidang bisnis
internasional seperti misalnya ekspor barang hasil produksinya ke pasar
internasional yang selalu menunjukan peningkatan. Dengan berkembangnya
ekspor ini perusahaan kemudian dapat menempatkan staf pemasaran di pasar
luar negeri. Pada waktu yang bersamaan dapat melakukan penelitian pasar
dan bahkan perusahaan dapat membukakantor pemasaran.
Perusahaan dapat pula melakukan penetrasi pasar dengan cara
mengadakan perjanjian lisensi dengan perusahaan luar negeri, misalnya untuk
pemasaran produk menggunakan teknologi atau pemakai nama
perusahaannya. Akhirnya perusahaan mempertimbangkan dapat tidaknya
mendirikan cabang produksi di luar negeri.
Alakah ini perlu dengan perhitungan yang cermat menyangkut
karakteristik dan tingkah laku konsumen serta pemerintah negara di mana
cabang itu akan didirikan. Pertimbangan tersebut hanya merupakan sebagian
kecil saja dari faktor social, budaya dan politik yang dapat menyebabkan
investasi di luar negeri lebih riskan dari pada di dalam negeri. Oleh karena itu
keuntungan ekonomis investasi di luar negeri ini harus cukup sehingga dapat
mengimbangi risiko yang tinggi.
3.2. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN MNC
Untuk mudahnya, kita anggap saja tujuan investasi langsung di luar negeri
adalah mencari keuntungan maksimum, penjualan maksimum atau kedua-
23
duanya. Dalam kaitannya dengan tujuan penjualan maksimum, mendirikan
cabang di luar negeri dapat memperoleh beberapa manfaat, antara lain :
a) Apabila perusahaan tersebut telah melayani pasar luar negeri melalui
ekspor, mungkin di perlukan hubungan yang lebih dekat dengan langganan
untuk mengetahui kebutuhan dan selera konsumen. Disanping itu cabang
di luar negeri dapat merupakan basis untuk memberikan pelayanan kepada
konsumen. Untuk produk dengan teknologi tinggi, seperti computer maka
pelayanan purna jual sangat penting. Pelayanan purna jual ini akan lebih
efesien apabila di lakukan oleh cabang luar negeri.
b) Ekspor keluar negeri sering dihambat oleh kebijaksanaan tarif negara.
Dengan mendirikan cabang di luar negeri yang dapat menghasilkan
produk di negara tersebut maka masalah hambatan tarif dapat teratasi.
Masalah lain yang berkaitan dengan ini adalah pengaruh perubahaan kurs
mata uang. Apabila mata uang negara asal perusahaan induk mengalami
apresiasi maka harga barang ekspornya akan naik sehingga dapat
menurunkan volume ekspor. Masalah ini dapat teratasi apabila perusahaan
tersebut mendirikan cabang di luar negeri.
Faktor biaya lain yang kerap lain di pertimbangkan adalah biaya transport,
dengan membuka cabang, biaya transport dapat di tekan. Di samping biaya
transport, pajak yang relative lebih rendah dapat merupakan daya tarif bagi
MNC.
3.3. FAKTOR NONEKONOMI
Disamping faktor ekonomi yang mempengaruhi keputusan MNC untuk
ekspansi, faktor sosial dan politik di negara yang hendak di tuju perlu
diperhatikan. Sikap pemerintah terhadap perusahaan asing perlu dipelajari.
Negara penerima MNC sering mengadakan pengaturan terhadap perusahaan
asing. Aturan ini biasanya berupa pembatasan keuntungan yang dapat di
kirim ke perusahaan induk atau pengaturan mengenai keharusan
menggunakan sebagian tenaga kerja dan bahan yang berasal dari negara
penerima MNC.
24
Jelas bahwa pengaturan ini dapat menghambat perkembangan MNC.
Oleh karena itu MNC terlebih dahulu mempelajari pengalaman (sejarah)
kebijaksanaan negara penerima terhadap perusahaan asing sebelum MNC
tersebut melakukan ekspansi kesana. Hal lain yang tak kalah pentingnya
adalah kestabilan politik negara penerima. Keadaan politik yang tidak stabil
akan sangat mengganggu kegiatan MNC di negara itu.
3.4. KEKUATAN BERSAING MNC
Sumber kekuatan bersaing MNC dapat dijelaskan sebagai berikut :
a) MNC di pandang sebagai perusahaan yang superior. Sifat transaksi
internasional yang dilakukan adalah barangnya relatif sophisticated, sangat
berfariasi, kompleks, penggunaan teknologi canggih dan dilakukan oleh
beberapa perusahaan besar saja.
b) MNC dipandang memilki kekuatan monopoli yang diperoleh karena
penggunaan teknologi melalui riset dan pengembangan (R & D).
c) MNC kadang disebut sebagai “perusahaan informasi”, yakni
mengorganisir dan secara sistematis mengumpulkan imformasi tentang
perkembangan pasar, biaya dan teknologi melalui cabang-cabang nya
diluar negeri. Informasi ini secara terus menerus disebarkan kesemua
cabang untuk dievaluasi dan implementasikan.
d) MNC biasanya dapat menimakti adanya skala yang ekonomis dengan cara
misalnya, melalui pemutusan seluruh mesin produksi pada satu bagian
tertentu dari proses produksi.
e) MNC juga memperoleh manfaat dari besarnya/luasnya jaringan keuangan
internasional.
f) MNC sering mempunyai monopoli pemasaran baik melalui integrasi
horizontal maupun vertical dan tidak jarang mereka melakukan perang
harga atau subsidi untuk membuat pasar.
g) MNC sering dapat menghindar dari kebijaksanaan tarif atau quota yang
di ambil oleh negara lain.
25
3.5. EFEK GLOBAL MNC
Apakah kehadiran MNC itu menaikkan atau bahkan menurunkan
kesejatraan dunia, merupakan pertanyaan yang jawabnya belum pasti. MNC
dapat mempunyain efek positif maupun negatif terhadap perekonomian dunia
secara keseluruhan.
MNC akan mempengaruhi alokasi investasi antar negara. Jumlah total
investor dunia mungkin dapat naik dengan munculnya MNC apabila naiknya
investasi di cabang luar negeri tidak mengakibatkan turunnya investasi di
negara asal. MNC juga mempunyai ekses sumberdana internasional yang lebih
luas dan kemudian menanamkan di negara yang menjajikan pendapatan tinggi
serta risiko yang rendah. Banyak studi empiris dilakukan untuk meneliti
apakah investasi luar negeri yang dilakukan oleh MNC untuk menambah atau
justru malah menggeser/mengganti investasi di negara yang didatangi.
Umumnya menyimpulkan bahwa investasi luar negeri ini sebagai suplemen
(menambah) investasi di negara itu. Sebaliknya ada pula yang berkesimpulkan
bahwa investasi MNC tersebut menggeser pembentukan modal di negara yang
didatangi. Oleh karena itu efek netonya terhadap investasi global masih
dipertanyakan.
3.6. MANFAAT MNC BAGI NEGARA INDUK
Dalam kerangka analisa general equilibrium, manfaat kegiatan MNC di
luar negeri adalah dalam bentuk kenaikan pendapatan ataupun risiko yang
lebih kecil dari pemilik faktor produksi. Pendapatan ini dapat berbentuk
kenaikan : divenden bagi pemilik saham, gaji bagi pimpinan serta upah bagi
karyawan. Menurut prediksi teori klasik tentang perdagangan internasional,
faktor produksi yang melimpah di nega induk akan memperoleh manfaat
sedang faktor produksi yang jarang akan rugi. Namun secara keseluruhan
manfaatnya akan lebih besar dari kerugiannya.
Manfaat lain adalah dapat diperolehnya produk dengan harga yang lebih
murah yang di hasilkan di negara lain yang biaya produksinya lebih rendah.
26
Biasanya MNC mengalihkan sebagian kegiatannya di luar negeri untuk
memperoleh biaya yang lebih murah. Untuk perusahaan yang bergerak di
bidang pertambangan manfaat ini jelas Nampak. Produksi di negara lain di
mana terdapat tambang tersebut akan jauh lebih murah.
27
BAB 4
NERACA PEMBAYARAN INTERNASIONAL
4.1. PENGERTIAN NERACA PEMBAYARAN INTERNASIONAL
Neraca pembayaran internasional biasa didefinisikan sebagai suatu
ikhtisar atau catatan sistematis yang berisi hubungan ekonomi atau transaksi
antarpenduduk dari suatu Negara dengan Negara lainnya yang dinilai dalam
mata uang pada kurun waktu tertentu, biasanya satu tahun.
Seperti dijelaskan diatas bahwa neraca pembayaran suatu negara
mencatat transaksi yang dilakukan oleh penduduknya dengan penduduk negara
yang lain. penduduk disini dalam artian adalah :
1. Orang perorangan/individu
Orang perorangan yang tidak mewakili pemerintah suatu negara (misalnya
para turis) dianggap sebagai penduduk di mana mereka mempunyai tempat
tinggal tetap atau tempat dimana mereka memperoleh center of interest.
2. Badan hukum
Suatu Badan Hukum dianggap sebagai penduduk dari negara dimana Badan
Hukum tersebut memperoleh status sebagai Badan Hukum. Cabang-
cabangnya yang ada di luar negeri dianggap sebagai penduduk luar negeri.
3. Pemerintah
Badan-badan pemerintah adalah jelas sebagai penduduk dari negara yang
diwakilinya. Misalnya, para diplomat kedutaan besar dianggap sebagai
penduduk dari negara yang mereaka wakili. Transaksi yang mereka adakan di
negara lain merupakan transaksi ekonomi internasional.
4.1.1. Tujuan Neraca Pembayaran Internasional
Penyusunan neraca pembayaran mempunyai beberapa tujuan,
yaitu sebagai berikut :
1. Sebagai bahan pertimbangan bagi pemerintah untuk mengambil
langkah-langkah di bidang ekonomi. Bidang ekonomi di sini
28
termasuk ekspor dan impor, hubungan utang piutang, hubungan
penanaman modal, dan hubungan lainnya yang menyangkut neraca
pembayaran.
2. Sebagai bahan pertimbnagan bagi pemerintah untuk mengambil
kebijkan di bidang moneter dan fiscal.
3. Sebagai bahan pertimbnagan bagi pemerintah untuk mengetahui
pengaruh hubungan ekonomi internasional terhadap pendapatan
nasional.
4. Sebagai bahan pertimbangan bagi pemerintah untuk mengambil
kebijakn di bidang politik perdagangan Internasional.
4.2. MASALAH DALAM ANALISIS NERACA PEMBAYARAN
INTERNASIONAL
Basic balance, balance transaksi autonomous, liquidity balance, dan balance
transaksi pemerintah jangka pendek merupakan hal yang sangat membantu di
dalam analisis suatu neraca pembayaran. Namun sangat sukar untuk menentukan
konsep balance yang relevan karena setiap konsep balance menunjukkan aspek
yang berbeda, misalnya untuk pengambilan keputusan bagi pemerintah.
Beberapa masalah yang timbul dalam analisis neraca pembayaran:
1. Sering mengabaikan saling hubungan antara transaksi internasional yang
satu dengan yang lain, sehingga ketidakseimbangan dalam neraca
pembayaran diasosiasikan dengan satu transaksi saja tanpa melihat
hubungannya denagn yang lain.
2. Surplus dalam transaksi yang sedang berjalan sering dianggap baik,
sebaliknya jika mengalami deficit maka akan dianggap jelek. Anggpan
semacam ini tidak selalu benar. Sebagai contoh, Amerika Serikat,
penerimaan keuntungan dari investasi luar negerinya lebih besart
daripadainvestasinya. Untuk mengimbangi aliran keuntungan yang
masuk, maka transaksi yang sedang berjalan harus deficit. Dalam hal ini,
bahwa deficit tidak selalu buruk.
29
3. Keputusan untuk member bantuan seharusnya lebih didasarkan pada
kekuatan ekonomi Negara secara keseluruhan bukan atas dasar
pertimbangan neraca pembayaran. misalnya, Indonesia mempunyai
surplus neraca pembayaran dan inggris mengalami deficit, tidak berarti
Indonesia harus memberi bantuan pada Inggris.
4.3. POS-POS DALAM NERACA PEMBAYARAN
Terdapat beberapa pos yang ada dalam neraca pembayaran internasional,
antara lain :
1. Pos Transaksi Dagang
Pos transaksi dagang mencatat seluruh ekspor dan impor barang dan jasa.
Impor barang dan jasa dicatat di sebelah debet, sedangkan ekspor barang dan
jasa dicatat di sebelah kredit. Apabila pos ini meliputi barang-barang yang
berwujud atau nyata disebut sebagai transaksi dagang nyata (visible trade
transaction), sebaliknya jika meliputi barang-barang yang tidak nyata atau
transaksi jasa (invisible trade transaction). Contohnya ekspor kopi Indonesia
ke luar negeri dijumpai dalam pos transaksi dagang yang nyata pada sebelah
kredit neraca pembayaran Indonesia. Sebaliknya apabila orang Malaysia yang
menaiki pesawat Garuda Indonesia Airways dari Kuala Lumpur ke Jakarta,
pos transaksinya termasuk dalam transaksi jasa di sebelah kredit.
Dalam pos transaksi jasa (invisible trade transaction) termasuk juga biaya-
biaya transport lainnya dan semua pengeluaran turis asing. Transaksi jasa
lainnya ialah langganan publikasi-publikasi luar negeri, sewa tanah, dan sewa
bangunan. Impor ekspor emas sebagai barang dagangan yang biasanya
dipergunakan untuk bahan pembuatan perhiasan dimasukkan ke dalam pos
transaksi dagang yang nyata, sebaliknya impor ekspor emas dalam arti
moneter atau berfungsi sebagai uang tidak akan dimasukkan ke dalam pos
transaksi dagang yang nyata, tetapi akan dimasukkan ke dalam pos tersendiri.
Dalam pos transaksi dagang nyata (visible trade transaction) termasuk
pula pengeluaran-pengeluaran pemerintah yang belum termasuk dalam pos-
pos lainnya, seperti gaji pegawai asing di luar negeri.
30
2. Pos Pendapatan Modal
Pos pendapatan modal (income on investment) adalah semua transaksi
penerimaan hasil modal penduduk yang ditanam di luar negeri mereka, dan
penerimaan pendapatan oleh penduduk negara lain yang menanam modalnya
di dalam negeri kita. Umumnya berbentuk keuntungan deviden dan bunga.
Keuntungan, dividen dan bunga yang diterima dari hasil penanaman modal di
luar negeri dalam neraca pembayaran akan terlihat pada transaksi kredit,
dalam pos pendapatan modal. Sebaliknya, keuntungan, deviden dan bunga
yang dikirim ke luar negeri, sebagai hasil dari penanaman modal di dalam
negeri kita, akan ditemui dalam transaksi debet pada pos pendapatan modal.
3. Pos Transaksi-transaksi Unilateral
Transaksi unilateral (unilateral transaction), antara lain termasuk di
dalamnya hadiah (gift), bantuan (aids), dan transfer unilateral (unilateral
transfer).
a) Transaksi hadiah berbeda dengan transaksi lain. Transaksi ini tidak
mengakibatkan timbulnya kewajiban bagi si penerima untuk
membayar harga hadiah yang telah diterima tersebut. Begitu juga bagi
si pemberi hadiah, transaksi penyerahan barang tidak menimbulkan
hak baginya untuk menerima pembayaran. Transaksi yang tidak
menimbulkan hak dan kewajiban ini disebut sebagai transaksi
unilateral (unilateral transaction), atau sering pula disebut sebagai
transaksi sepihak (one way transaction), atau “transaksi tanpa quit pro
quo”, dimana suatu prestasi tidak diimbangi dengan prestasi balasan.
b) Bantuan (aids) yang sering kita jumpai dalam pemberitaan media
massa, seperti bantuan makanan dan obat-obatan ke negara-negara
tertentu yang sedang dilanda bencana alam juga termasuk transaksi
sepihak.
c) Pos transaksi transfer unilateral adalah pos pengimbang dari transaksi
unilateral atau transaksi sepihak. Untuk mengimbangi transaksi
sepeihak debet atau kredit, maka pos transfer akan menjadi debet dan
kredit.
31
4. Pos Penanaman Modal Langsung
Yang tergolong dalam pos penanaman modal langsung (direct investment),
ialah seluruh transaksi yang berhubungan dengan jual beli saham atau
perusahaan antara penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain,
termasuk dalam hal ini adalah penanaman modal langsung oleh penduduk
suatu negara seperti mendirikan perusahan baru di negara lain.
Bila terjadi pembelian saham atau pembelian perusahaan oleh penduduk suatu
negara dari penduduk negara lain, maka pos penanaman modal langsung akan
di debet. Sebaliknya akan di kredit jika terjadi penjualan saham kepada
penduduk negara lain atau ada penduduk negara lain yang mendirikaan
perusahaan di dalam negeri.
5. Pos Hutang Piutang Jangka Panjang
Pos hutang piutang jangka panjang (long term loan), meliputi kredit yang
jangkanya lebih dari satu tahun. Termasuk juga di dalamnya jual beli surat
obligasi antara penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain.
Penjualan obligasi oleh penduduk Indonesia kepada penduduk negara lain,
akan terlihat dalam pos hutang piutang jangka panjang dalam neraca
pembayaran Indonesia di sebelah kredit, sebaliknya akan terlihat di debet pos
hutang piutang jangka panjang apabila penduduk Indonesia membeli obligasi
dari penduduk negara lain. Pos hutang piutang jangka panjang ini dipisahkan
menjadi dua bagian:
a) Pos hutang piutang jangka panjang pemerintah (official long term loan)
b) Pos hutang piutang jangka panjang swasta (private long term loan)
6. Pos Hutang Piutang Jangka Pendek
Hutang piutang jangka pendek (short term loan) merupakan kredit yang
jangka waktunya tidak lebih dari satu tahun. Umumnya terdiri dari penarikan
dan pembayaran surat-surat wesel. Hal-hal lainnya sama dengan pos hutang
piutang jangka panjang. Pos hutang piutang jangka pendek sering diusahakan
menjadi:
a) Pos hutang piutang jangka pendek pemerintah (official short term loan)
b) Pos hutang piutang jangka pendek swasta (private short term loan)
32
7. Pos Sektor Moneter
Pos sektor moneter (monetary sector) atau biasa disebut lalu-lintas
moneter (Monetary Acomodating) pada dasarnya adalah transaksi-transaksi
pembayaran. Pembayaran itu meliputi pembayaran-pembayaran terhadap
transaksi-transaksi yang tercatat dalam rekening berjalan (current account),
seperti transaksi-transaksi perdagangan, pendapatan modal dan transfer
unilateral. Di samping itu termasuk pula transaksi-transaksi penanaman modal
langsung (investment account), seperti hutang piutang jangka panjang dan
hutang piutang jangka pendek bukan moneter. Jika pengeluaran current
account dan investment account lebih besar dari penerimaan pada current
account dan investment account, maka akan terdapat suatu perbedaan tersebut
merupakan defisit yang harus ditutup dengan saldo kredit pada pos sektor
moneter (monetary sector) atau sering juga disebut sebagai neraca
pembayaran sektor moneter (monetary sector account).
Biasanya dalam neraca pembayaran sektor moneter ini terdiri dari :
a. Bank Sentral
1) Hubungan dengan Dana Moneter Internasional (IMF)
2) Kewajiban-kewajiban jangka pendek
3) Mutasi cadangan devisa
4) Mutasi cadangan emas moneter
b. Bank-bank Devisa
1) Kewajiban-kewajiban jangka pendek
2) Mutasi cadangan devisa
Pos hubungan dengan Dana Moneter Internasional akan terdapat jika
cadangan pada badan tersebut dan saldo hak dari SDR (Special Drawing
Right) mengalami perubahan. Kerjasama antar bank sentral berbagai negara
akan membantu memecahkan kesulitan-kesulitan likuiditas luar negeri negara-
negara anggota yang sangat mendesak dan berjangka pendek, hal ini dapat
dilakukan dengan fasilitas-fasilitas yang disebut swap. Transaksi-transaksi
swap ini akan dicatat pula dalam kewajiban-kewajiban jangka pendek.
33
Mutasi cadangan devisa merupakan pos dimana dicatat transaksi-transaksi
penerimaan dan pemakaian valuta asing. Baik untuk bank sentral maupun
untuk bank-bank swasta, penerimaan valuta asing dari luar negeri akan
merupakan transaksi debet, sedangkan pemakaian valuta asing ke luar negeri
merupakan transaksi kredit pada masing-masing pos.
Dalam pos mutasi cadangan emas moneter dicatat perubahan-perubahan yang
terjadi pada besarnya cadangan emas moneter. Yaitu gold out flow atau aliran
emas ke luar negeri dicatat sebagai kredit, sedangkan gold in flow atau aliran
emas ke dalam negeri dicatat di sebelah debet.
8. Pos Selisih Perhitungan (Errors and Omissions)
Pos ini merupakan pos penyeimbang apabila nilai transaksi-transaksi
kredit tidak sama dengan nilai transaksi-transaksi debet. Dengan adanya pos
selisih perhitungan ini, maka jumlah total nilai sebelah kredit dan debet dalam
neraca pembayaran internasional akan selalu sama (balance).
4.4. MEKANISME PEMBUKUAN
Dalam teori neraca pembayaran, BP selain seimbang secara tata buku
berpasangan, artinya menimbulkan hutang piutang (clain or counter claim for
payment). Transaksi kredit adalah suatu transaksi yang mengakibatkan timbulnya
atau bertambahnya hak bagi penduduk negara asing (payment obligation) bagi
penduduk negara asing.
 Pos Pengimbang
Bentuk pos pengimbang yang dibuat bergantung pada transaksi yang
terjadi
 Pembedaan Transaksi-Transaksi dalam BP
Selama debet dan kredit itu seimbang berbagai transaksi yang panjang di
bawah debet dan kredit dalam BP suatu negara tidak memberikan arti
penting kepada kita tentang aspek ekonomi internasional negara yang
bersangkutan.
 Visible dan Invisible
34
Visible dan Invisible transaction adalah suatu cara untuk membedakan
transaksi-transaksi dalam BP
 Current Account dan Capital Account
Current account dan capital account adalah cara lain untuk membedakan
transaksi dalam BP
4.5. KLASIFIKASI POS-POS DALAM NERACA PEMBAYARAN
Bila secara mendatar neraca pembayaran (BP) dibagi dalam kredit dan debit
maka secara vertikal BP dibagi dalam berbagai kategori, yaitu sebagai berikut :
a. General Classification
1. Current Accounts
a. Trade (Visible and Invisible)
b. Income on Investment
2. Unilateral Accounts
a. Gift
b. Aid
c. Unilateral Transfer
3. Capital accounts
a. Direct on Investment
b. Long Term Loan
c. Short Term Capital
d. Bank Deposits and Currencies
e. Inonetary Gold
b. Klasifikasi untuk analisis investasi luar negeri
1. Saving Accounts
a. Trade Invisible and Visible
b. Income on Investment
c. Gift, Aid and Unilateral Transfer
2. Investment Accounts
a. Direct on Investment
35
b. Long Term Loan
c. Short Term Capital
3. Cash Accounts
a. Bank Deposits and Currencies
b. Monetary Gold
c. Klasifikasi untuk menganalisis keseimbangan neraca pembayaran
1. Current accounts
a. Trade
b. Income on Investment
2. Long tern Accounts
a. Direct on Investment
b. Long Term Loan
3. Short term Accounts
a. Short Term Capital
b. Bank Deposits and Currencies
Penyusunan itu yang penting adalah mengetahui posisi devisa kita sendiri.
Keadaan posisi devisa tersebut menunjukkan kemajuan dan kemunduran finansial
kita dalam hubungannya dengan lalu lintas perdagangan dan pembayaran
internasional.
36
BAB 5
CARA-CARA PEMBAYARAN TRANSAKSI INTERNASIONAL
5.1.CARA-CARA MELAKUKAN PEMBAYARAN INTERNASIONAL
Dalam melakukan pembayaran transaksi ekonomi luar negeri, seorang
pengusaha dapat menggunakan beberapa cara. Cara-cara ini antara lain:
1. Cash
2. Open account
3. Commercial bills of exchange
4. Letters of credit
5. Private compensation
5.1.1.Cash
Pembayaran ini dilakukan dengan menggunakan check atau bank draft, pada
saat barang dikirim oleh eksportir atau sebelumnya. Cara ini biasanya tidak
disukai oleh pembeli (importir) karena:
 harus tersedia uang kas yang cukup besar
 kehilangan penggunaan modal kerja karena barang diterima kemudian
 harus berdasarkan kepercayaan dan kejujuran eksportir
tetapi cara ini sangat baik bagi eksportir yang keadaan keuangannya lemah dan
belum kenal baik dengan importir.
5.1.2.Open Account
Cara ini merupakan kebalikan daripada cash. Sebab dengan cara open account
barang telah dikirim kepada importir tanpa disertai surat perintah membayar serta
dokumen-dokumen. Pembayaran dilakukan setelah beberapa waktu atau terserah
kebijaksanaan importir. Dalam hal ini risiko sebagian besar ditanggung eksportir,
misalnya:
37
 eksportir harus mempunyai banyak modal dan apabila pembayran akan
dilakukan dengan mata uang asing maka resiko perubahan kurs menjadi
tanggungannya.
Cara ini akan baik digunakan apabila:
 pembeli sudah kenal dengan baik
 keadaan ekonomi dan ekonomi yang stabil
 dekat dengan pasar
5.1.3.Commercial Bills of Exchange
Cara ini yang paling umum dipakai. Commercial Bills of Exchange sering
disebut draft atau trade bills, adalah surat yang ditulis oleh penjual yang berisi
perintah kepada pembeli untuk membayar sejumlah uang tertentu pada waktu
tertentu di masa datang. Surat perintah semacam ini sering disebut wesel. Apabila
si pembeli menyetujui maka dia lalu membubuhkan tanda tangan pada draft
tersebut, sehingga drafts tersebut dapat diperjualbelikan (disebut trade drafts).
Jenis/macam daripada drafts ini ada:
 Clean Drafts yakni draft yang tidak disertai jaminan dokumen barang
 Documentary Drafts yakni draft yang disertai jaminan dokumen
pengiriman serta asuransi barang
Waktu kapan pembayaran draft itu dilakukan disebut tenor atau usance. Dalam
hubungan dengan tenor/usance, maka draft dapat dibagi dalam:
 Sight Draft: yakni draft yang dibayar sesaat setelah diperlihatkan pada
pembeli. Jadi mungkin pembayarannya sebelum barangnya tiba di tempat
pembeli sebab draft dikirim melalui kapal laut
 Arrival Draft: yakni draft yang dibayar sesaat setelah barang-barangnya
dating
 Date Draft: yakni draft yang pembayarannya dilakukan pada tanggal
tertentu atau beberapa hari setelah tanggal tersebut
38
5.1.4.Letters of Credit
Dalam cara dengan letter of credit wesel ditarik kepadaBank bukan importir,
sehingga transaksinya akan lebih terjamin. Yang dimaksud dengan letter of credit
adalah suatu surat yang dikeluarkan oleh bank atas permintaan pebeli barang
(importir) dimana bank tersebut yang menyetujui dan membayar wesel yang
ditarik oleh penjual barang (eksportir). Dengan demikian letter of credit
merupakan suatu alat pengganti kredit bank dan dapat menjamin pembayarannya
bagi eksportir.
Pihak-pihak di dalam letter of credit
 Opener (importir) adalah pembeli yang membuka L/C
 Issuer adalah Bank yang mengeluarkan L/C tersebut
 Beneficiary atau Acreditee adalah penjual (eksportir)
Dalam kenyataannya sering terdapat satu pihak lagi di dalam transaksi dengan
L/C ini, yakni confirming bank. Confirming Bank adalah bank di Negara
eksportir, yang atas permintaan eksportir, menjamin pembayaran L/C yang
dikeluarkan oleh Issuer.
Langkah-langkah pembayaran dengan L/C
 Perjanjian tentang cara pembayaran dengan L/C oleh importir dan
eksportir
 Importir membuka L/C dengan bank di negaranya dengan mengisi
permohonan pembukaan L/C
 Apabila permohonan tersebut disetujui, lalu L/C ditandatangani oleh bank.
Dengan demikian bank akan menjamin pembayaran kepada eksportir,
sebaliknya importir akan menjamin pula semua pembayaran yang
dilakukan oleh bank
 Dengan ditandatangani permohonan L/C tersebut maka kredit telah
bersedia bagi importir untuk mengimpor barang dari eksportir
39
 Kemudian bank (Issuer) tersebut memerintahkan confirming bank untuk
memberikan advice of L/C kepada eksportir. Confirming Bank lalu
membubuhkan namanya pada L/C tersebut untuk memperkuat jaminan
pembayaran L/C
 Barang kemudian dikirim oleh eksportir. Eksportir menarik wesel atas
Issuing Bank dan mengirimkan wesel tersebut beserta dokumen-dokumen
pengiriman barang. Confirming bank memeriksa dokumen-dokumen
tersebut
 Wesel dan dokumen-dokumen tersebut oleh confirming bank dikirimkan
kepada Issuing Bank
 Setelah wesel tersebut ditandatangani oleh Issuing bank maka barang
dikeluarkan dari pelabuhan dan dikirimkan ketempat importir setelah
menandatangani trust receipt
 Pada tanggal yang telah ditentukan dalam wesel tersebut, importir
membayar kepada Issuing Bank. Dengan demikian selesailah pembayaran
dengan menggunakan L/C
5.1.5.Private Compensation
Cara pembayaran ini dapat digambarkan sebagai berikut:
Indonesia Amerika
Amar Berutang $(= Rp.166.000,00)kepada John
Ranu Berpiutang $400 (= Rp.166.000,00)kepada Arien
Penyelesaian pembayaran dapat dilakukan dengan cara: Amat membayar
utangnya dalam rupiah sebesar Rp.166.000,00 (= $400) kepada Ranu dan Arlen
membayar utang dengan dolar sebesar $400 (= Rp.166.000,00) kepada John.
Dengan demikian utang piutang tersebut dapat diselesaikan pembayarannya tanpa
perpindahan mata uang ke Negara lain. Hanya saja kesulitannya dalam
mendapatkan orang-orang yang persis mempunyai utang piutang dalam jumlah
yang sama.
40
DAFTAR PUSTAKA
https://widyago.wordpress.com/2011/03/27/cara-cara-melakukan-pembayaran-
internasional-2/
http://www.ssbelajar.net/2012/03/neraca-pembayaran.html
http://poernomoagusto.blogspot.co.id/2012/03/neraca-pembayaran-
internasional.html
http://miadwi200594.blogspot.co.id/2015/04/perusahaan-multinasional.html
Nopirin. 1997. Ekonomi Internasional. Yogyakarta: BPFE.
http://nariska21.blogspot.co.id/2015/04/perusahaan-multinasional-
multinational.html
https://widyasravishta.wordpress.com/2012/02/24/lanjutan-pasar-valuta-asing/
http://bunda-bisa.blogspot.co.id/2013/03/kebijakan-impor-hambatan-tarif-
hambatan.html
http://mochtriyanto.blogspot.co.id/2014/11/kebijakan-non-tarif-barierr.html

More Related Content

Similar to KEBIJAKAN NON TARIF

Tugas Compilation Microeconomics
Tugas Compilation Microeconomics Tugas Compilation Microeconomics
Tugas Compilation Microeconomics aldyjoshua
 
Resume Pertemuan 9-15 Ekonomi Internasional
Resume Pertemuan 9-15 Ekonomi InternasionalResume Pertemuan 9-15 Ekonomi Internasional
Resume Pertemuan 9-15 Ekonomi Internasionalyeniok11
 
Microeconomic homework
Microeconomic homeworkMicroeconomic homework
Microeconomic homeworkfebrian22
 
Compilation MICRO
Compilation MICROCompilation MICRO
Compilation MICROJeremi Jem
 
Tugas compilation fernando sudio_LA28_2101640593
Tugas compilation fernando sudio_LA28_2101640593Tugas compilation fernando sudio_LA28_2101640593
Tugas compilation fernando sudio_LA28_2101640593fersudio
 
Tugas makalah tik
Tugas makalah tikTugas makalah tik
Tugas makalah tiknuuu23
 
New compilation microeconomics
New compilation microeconomicsNew compilation microeconomics
New compilation microeconomicsReynold Reynold
 
Compilation micro Alec LA28_2101641034
Compilation micro Alec LA28_2101641034Compilation micro Alec LA28_2101641034
Compilation micro Alec LA28_2101641034Alec_22
 
Penentuan Harga Transfer
Penentuan Harga TransferPenentuan Harga Transfer
Penentuan Harga Transferwidya adhy
 
Microeconomics compilation semester 2
Microeconomics compilation semester 2Microeconomics compilation semester 2
Microeconomics compilation semester 2imanuel yosua
 
Resume tugas ke 1 per 2 7 ekonomi internasional
Resume tugas ke 1 per 2   7 ekonomi internasionalResume tugas ke 1 per 2   7 ekonomi internasional
Resume tugas ke 1 per 2 7 ekonomi internasionalekakurnia16
 
Tugas 2 ekonomi internasional
Tugas 2 ekonomi internasionalTugas 2 ekonomi internasional
Tugas 2 ekonomi internasionalyusuf martias
 
Makalah Bisnis Perdagangan Internasional
Makalah Bisnis Perdagangan InternasionalMakalah Bisnis Perdagangan Internasional
Makalah Bisnis Perdagangan InternasionalThomasmalua Thomasmalua
 

Similar to KEBIJAKAN NON TARIF (20)

Resume i
Resume iResume i
Resume i
 
Tugas Compilation Microeconomics
Tugas Compilation Microeconomics Tugas Compilation Microeconomics
Tugas Compilation Microeconomics
 
Resume Pertemuan 9-15 Ekonomi Internasional
Resume Pertemuan 9-15 Ekonomi InternasionalResume Pertemuan 9-15 Ekonomi Internasional
Resume Pertemuan 9-15 Ekonomi Internasional
 
Microeconomic homework
Microeconomic homeworkMicroeconomic homework
Microeconomic homework
 
Compilation MICRO
Compilation MICROCompilation MICRO
Compilation MICRO
 
Tugas resume 2
Tugas resume 2Tugas resume 2
Tugas resume 2
 
Tugas compilation fernando sudio_LA28_2101640593
Tugas compilation fernando sudio_LA28_2101640593Tugas compilation fernando sudio_LA28_2101640593
Tugas compilation fernando sudio_LA28_2101640593
 
Tugas makalah tik
Tugas makalah tikTugas makalah tik
Tugas makalah tik
 
New compilation microeconomics
New compilation microeconomicsNew compilation microeconomics
New compilation microeconomics
 
Resume II
Resume IIResume II
Resume II
 
Resume ii
Resume iiResume ii
Resume ii
 
Tugas resume 1
Tugas resume 1Tugas resume 1
Tugas resume 1
 
Compilation micro Alec LA28_2101641034
Compilation micro Alec LA28_2101641034Compilation micro Alec LA28_2101641034
Compilation micro Alec LA28_2101641034
 
Resume ii
Resume iiResume ii
Resume ii
 
Penentuan Harga Transfer
Penentuan Harga TransferPenentuan Harga Transfer
Penentuan Harga Transfer
 
Microeconomics compilation semester 2
Microeconomics compilation semester 2Microeconomics compilation semester 2
Microeconomics compilation semester 2
 
Resume i
Resume iResume i
Resume i
 
Resume tugas ke 1 per 2 7 ekonomi internasional
Resume tugas ke 1 per 2   7 ekonomi internasionalResume tugas ke 1 per 2   7 ekonomi internasional
Resume tugas ke 1 per 2 7 ekonomi internasional
 
Tugas 2 ekonomi internasional
Tugas 2 ekonomi internasionalTugas 2 ekonomi internasional
Tugas 2 ekonomi internasional
 
Makalah Bisnis Perdagangan Internasional
Makalah Bisnis Perdagangan InternasionalMakalah Bisnis Perdagangan Internasional
Makalah Bisnis Perdagangan Internasional
 

Recently uploaded

tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxPurmiasih
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptxMiftahunnajahTVIBS
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 

Recently uploaded (20)

tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 

KEBIJAKAN NON TARIF

  • 1. RESUME EKONOMI INTERNASIONAL Dosen : Bpk. Ade Fauji, SE, MM. Oleh : Yulinar Gitaningrum 11150047 6L-MKP
  • 2. i KATA PENGANTAR Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt, karena atas ridho-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini, selawat dan salam tak lupa kami sanjungkan kepada Nabi Muhammad Swa. Makalah ini kami susun dengan tujuan agar memudahkan kita dalam proses belajar mengajar, guna menambah wawasan bagi teman-teman sehingga kita semua mampu untuk berfikir agar menjadi lebih maju. Terima kasih kepada Bapak selaku dosen mata kuliah Ekonomi Internasional, serta terima kasih pula kepada teman-teman yang telah berpartisipasi sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Serang, 19 Mei 2018
  • 3. ii DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ................................................................................................................i DAFTAR ISI.............................................................................................................................. ii BAB 1 ........................................................................................................................................1 KEBIJAKAN NON TARIF .......................................................................................................1 1.1. KEBIJAKAN IMPOR ....................................................................................................1 1.1.1. Hambatan Tarif (Tariff Barrier) ..............................................................................1 1.1.2. Hambatan Non-Tarif (Non-Tariff Barrier)..............................................................4 1.1.3. Produk Impor ...........................................................................................................6 1.1.4. Cara-cara suatu negara dalam menerapkan hambatan non tarif ........................... 6 1.1.5. Berbagai Hambatan Nontarif...................................................................................7 1.1.6. Tujuan suatu negara menerapkan kebijakan non tarif barrier ...............................10 1.1.7. Tujuan kebijakan proteksi adalah:.........................................................................11 BAB 2 ......................................................................................................................................12 VALUTA ASING....................................................................................................................12 2.1. SISTEM KURS VALUTA ASING ..................................................................................12 2.2. ISTILAH-ISTILAH DALAM KURS VALUTA ASING ................................................16 2.3. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KURS VALUTA ASING.................18 BAB 3 ......................................................................................................................................21 TEORI TENTANG PERUSAHAAN MULTINASIONAL (MNC) .......................................21 3.1. SIFAT PERUSAHAAN MULTINASIONAL .............................................................21 3.2. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN MNC .....................................22 3.3. FAKTOR NONEKONOMI..........................................................................................23 3.4. KEKUATAN BERSAING MNC .................................................................................24 3.5. EFEK GLOBAL MNC .................................................................................................25 3.6. MANFAAT MNC BAGI NEGARA INDUK ..............................................................25 BAB 4 ......................................................................................................................................27 NERACA PEMBAYARAN INTERNASIONAL...................................................................27 4.1. PENGERTIAN NERACA PEMBAYARAN INTERNASIONAL..............................27 4.1.1. Tujuan Neraca Pembayaran Internasional.............................................................27
  • 4. iii 4.2. MASALAH DALAM ANALISIS NERACA PEMBAYARAN INTERNASIONAL 28 4.3. POS-POS DALAM NERACA PEMBAYARAN ........................................................29 4.4. MEKANISME PEMBUKUAN ....................................................................................33 4.5. KLASIFIKASI POS-POS DALAM NERACA PEMBAYARAN...............................34 BAB 5 ......................................................................................................................................36 CARA-CARA PEMBAYARAN TRANSAKSI INTERNASIONAL ....................................36 5.1. CARA-CARA MELAKUKAN PEMBAYARAN INTERNASIONAL ......................36 5.1.1. Cash .......................................................................................................................36 5.1.2. Open Account ........................................................................................................36 5.1.3. Commercial Bills of Exchange..............................................................................37 5.1.4. Letters of Credit.....................................................................................................38 5.1.5. Private Compensation............................................................................................39 DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................................40
  • 5. 1 BAB 1 KEBIJAKAN NON TARIF 1.1. KEBIJAKAN IMPOR Untuk melindungi produksi dalam negerinya dari ancaman produk sejenis yang diproduksi di luar negeri, maka pemerintah suatu negara biasanya akan menerapkan atau mangeluarkan suatu kebijakan perdagangan internasional di bidang impor . Kebijakan ini, secara langsung maupun tidak langsung pasti akan mempengaruhi struktur, komposisi, dan kelancaran usaha untuk mendorong/melindungi pertumbuhan industri dalam negeri (domestik) dan penghematan devisa negara. Kebijakan perdagangan internasional di bidang impor dapat dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu kebijakan hambatan tarif (tariff barrier) dan kebijakan hambatan non-tarif (non-tariff barrier). 1.1.1. Hambatan Tarif (Tariff Barrier) Hambatan tarif (tariff barrier) adalah suatu kebijakan proteksionis terhadap barang-barang produksi dalam negeri dari ancaman membanjirnya barang-barang sejenis yang diimpor dari luar negeri. Tarif adalah hambatan perdagangan yang berupa penetapan pajak atas barang-barang impor atau barang-barang dagangan yang melintasi daerah pabean (custom area). Sementara itu, barang-barang yang masuk ke wilayah negara dikenakan bea masuk. Efek kebijakan ini terlihat langsung pada kenaikan harga barang. Dengan pengenaan bea masuk yang besar, pendapatan negara akan meningkat sekaligus membatasi permintaan konsumen terhadap produk impor dan mendorong konsumen menggunakan produk domestik.  Macam-macam Penentuan Tarif, yaitu: 1. Bea Ekspor (export duties) adalah pajak/bea yang dikenakan terhadap barang yang diangkut menuju negara lain (di luar costum area).
  • 6. 2 2. Bea Transito (transit duties) adalah pajak/bea yang dikenakan terhadap barang- barang yang melalui batas wilayah suatu negara dengan tujuan akhir barang tersebut negara lain. 3. Bea Impor (import duties) adalah pajak/bea yang dikenakan terhadap barang- barang yang masuk dalam suatu negara (tom area).  Jenis Tarif: 1. Ad valorem duties, yakni bea pabean yang tingginya dinyatakan dalam presentase dari nilai barang yang dikenakan bea tersebut. 2. Specific duties, yakni bea pabean yang tingginya dinyatakan untuk tiap ukuran fisik daripada barang. 3. Specific ad valorem atau compound duties, yakni bea yang merupakan kombinasi antara specific dan ad valorem. Misalnya suatu barang tertentu dikenakan 10% tarif ad valorem ditambah Rp 20,00 untuk setiap unit.  Sistem Tarif : 1. Single-column tariffs : sistem di mana untuk masing-masing barang hanya mempunyai satu macam tarif. Biasanya sifatnya autonomous tariffs (tarif yang tingginya ditentukan sendiri oleh sesuatu negara tanpa persetujuan dengan negara lain). Kalau tingginya tarif ditentukan dengan perjanjian dengan negara lain disebut conventional tariffs. 2. Double-column tariffs : sistem di mana untuk setiap barang mempunyai 2 (dua) tarif. Apabila kedua tarif tersebut ditentukan sendiri dengan undang-undang, maka namanya : “bentuk maksimum dan minimum”. 3. Triple-column tariffs : biasanya sistem ini digunakan oleh negara penjajah. Sebenarnya sistem ini hanya perluasan daripada double column tariffs, yakni dengan menambah satu macam tariff preference untuk negara-negara bekas jajahan atau afiliasi politiknya. Sistem ini sering disebut dengan nama “preferential system”.  Efek tarif : Pembebanan tarif terhadap sesuatu barang dapat mempunyai efek terhadap perekonomian suatu negara, khususnya terhadap pasar barang tersebut. Beberapa sfek tarif tersebut adalah :
  • 7. 3 1. Efek terhadap harga (price effect) 2. Efek terhadap konsumsi (consumption effect) 3. Efek terhadap produk (protective/import substitution effect) 4. Efek terhadap redistribusi pendapatan (redistribution effect)  Effective Rate of Protection Tarif terhadap bahan mentah akan menaikkan ongkos produksi. Apabila tarif hanya dikenakan pada barang jadi maka harga barang tersebut akan naik. Hubungan antara tarif terhadap barang jadi dan tarif terhadap bahan mentah dapat dinyatakan dengan adanya “effective rate of protection” yang dinikmati oleh produsen yang memproses barang jadi tersebut. apabila barang jadi dan juga bahan mentah impor itu dikenakan tarif, maka effective rate of protection bagi produsen barang tersebut makin tinggi apabila makin rendah tarif terhadap bahan mentah.  Alasan pembebanan tarif : 1. Yang secara ekonomis dapat dipertanggungjawabkan a. Memperbaiki dasar tukar Pembebanan tarif dapat mengurangi keinginan untuk mengimpor. Ini berarti bahwa untuk sejumlah tertentu ekspor menghendaki jumlah impor yang lebih besar, sebagian daripadanya diserahkan kepada pemerintah sebagai pembayaran tarif. b. Infant-industry Pembebanan terif terhadap barang dari luar negeri dapat memberi perlindungan terhadap industri dalam negeri yang sedang tumbuh ini. c. Diversifikasi Pembebanan tarif industry dalam negeri dapat berkembang sehingga dapat memperbanyak jumlah serta jenis barang yang dihasilkan terutama oleh negara yang hanya menghasilkan satu atau beberapa macam barang saja d. Employment Pembebanan tarif mengakibatkan turunnya impor dan menaikkan produksi dalam negeri. e. Anti dumping
  • 8. 4 Pembebanan tarif terhadap barang yang berasal dari negara yang menjalankan politik dumping supaya tidak terkena akibat jelek daripada politik tersebut. 2. Yang secara ekonomis tidak dapat dipertanggung jawabkan a. To keep money at home Pembebanan tarif impor, maka impor akan berkurang sehingga akan mencegah larinya uang ke luar negeri. b. The low-wage Negara yang tingkat upahnya tinggi tidak dapat mengadakan hubungan dengan negara yang tingkat upahnya rendah tanpa menanggung risiko akan turunnya tingkat upah. Untuk melindungi para pekerja yang upahnya tinggi dari persaingan para pekerja yang upahnya rendah maka negara yang tingkat upahnya tinggi tersebut perlu membebankan tarif bagi barang yang berasal dari negara yang tingkat upahnya rendah. c. Home market 3. Yang tidak dapat diuji atau dibuktikan, karena mengandung premis ekonomi yang salah. Tarif akan mengakibatkan turunnya atau hilangnya impor dan diganti dengan prosuksi dalam negeri. Kenaikan produksi berarti tambahnya kesempatan kerja yang akhirnya berarti pula kenaikan kegiatan ekonomi. 1.1.2. Hambatan Non-Tarif (Non-Tariff Barrier) Hambatan non-tarif (non-tarif barrier) adalah berbagai kebijakan perdagangan selain bea masuk yang dapat menimbulkan distorsi, sehingga mengurangi potensi manfaat perdagangan internasional (Dr. Hamdy Hady). A.M. Rugman dan R.M. Hodgetts mengelompokkan hambatan non-tarif (non-tariff barrier) sebagai berikut : 1. Pembatasan spesifik (specific limitation) : a. Larangan impor secara mutlak b. Pembatasan impor (quota system) Kuota adalah pembatasan fisik secara kuantitatif yang dilakukan atas pemasukan barang (kuota impor) dan pengeluaran barang (kuota ekspor) dari / ke suatu negara untuk melindungi kepentingan industri dan konsumen.
  • 9. 5 c. Peraturan atau ketentuan teknis untuk impor produk tertentu d. Peraturan kesehatan / karantina e. Peraturan pertahanan dan keamanan negara f. Peraturan kebudayaan g. Perizinan impor (import licence) h. Embargo i. Hambatan pemasaran / marketing 2. Peraturan bea cukai (customs administration rules) a. Tatalaksana impor tertentu (procedure) b. Penetapan harga pabean c. Penetapan forex rate (kurs valas) dan pengawasan devisa (forex control) d. Consulate formalities e. Packaging / labelling regulations f. Documentation needed g. Quality and testing standard h. Pungutan administasi (fees) i. Tariff classification 3. Partisipasi pemerintah (government participation) a. Kebijakan pengadaan pemerintah b. Subsidi dan insentif ekspor Subsidi adalah kebijakan pemerintah untuk memberikan perlindungan atau bantuan kepada indusrti dalam negeri dalam bentuk keringanan pajak, pengembalian pajak, fasilitas kredit, subsidi harga, dll. c. Countervaling duties d. Domestic assistance programs e. Trade-diverting 4. Import charges a. Import deposits b. Supplementary duties c. Variable levies
  • 10. 6 1.1.3. Produk Impor Indonesia mengimpor barang-barang konsumsi bahan baku dan bahan penolong serta bahan modal. Barang-barang konsumsi merupakan barang-barang yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari,seperti makanan, minuman, susu, mentega, beras, dan daging. Bahan baku dan bahan penolong merupakan barang- barang yang diperlukan untuk kegiatan industri baik sebagai bahan baku maupun bahan pendukung, seperti kertas, bahan-bahan kimia, obat- obatan dan kendaraan bermotor. Barang modal adalah barang yang digunakan untuk modal usaha seperti mesin, suku cadang, komputer, pesawat terbang, dan alat-alat berat. Produk impor Indonesia yang berupa hasil pertanian, antara lain, beras, terigu, kacang kedelai dan buah-buahan. Produk impor Indonesia yang berupa hasil peternakan antara lain daging dan susu. Produk impor Indonesia yang berupa hasil pertambangan antara lain adalah minyak bumi dan gas, produk impor Indonesia yang berupa barng industri antara lain adalah barang-barang elektronik, bahan kimia, kendaraan. dalam bidang jasa indonesia mendatangkan tenaga ahli dari luar negeri. 1.1.4. Cara-cara suatu negara dalam menerapkan hambatan non tarif (non- tarif barrier) Beberapa cara yang dilakukan oleh suau negara dalam menerapkan hambatan non tarif adalah sebagai berikut: 1. Standardisasi Kualitas Produk atau Jasa 2. Pembatasan Kuota Impor 3. Prosedur atau Peraturan Khusus 4. Struktur Pasar 5. Kondisi Politik, Ekonomi, dan Sosial Budaya  Standardisasi Kualitas Produk atau Jasa Cara ini dilakukan dengan membuat standard kualitas khusus  produk atau jasa yang akan masuk ke suatu negara tertentu harus memenuhi standar kualitas negara tersebut. Pembatasan ini sama sekali tidak terkait dengan aspek-aspek finansial.
  • 11. 7  Pembatasan Kuota Impor: Dilakukan dengan membatasi kuantitas barang yang boleh masuk ke suatu negara. Pembatasan jumlah barang dilakukan dengan tujuan produk-produk impor tidak membanjiri pasar dalam negeri. Dengan pembatasan ini diharapkan produk-produk dalam negeri bisa bersaing di negerinya sendiri.  Prosedur atau Peraturan Khusus: Prosedur atau peraturan khusus yang dikeluarkan oleh pemerintah setempat bisa jadi menjadi hambatan terbesar yang dihadapi produk luar negeri. Peraturan atau prosedur yang dikeluarkan pemerintah merupakan kunci masuknya produk luar negeri. Dengan adanya peraturan khusus tersebut, gerak produk luar negeri di dalam negeri bisa terbatas.  Struktur Pasar: Pasar merupakan tempat terjadinya transaksi antara penjual dan pembeli. Pasar memiliki struktur tersendiri yang membuat dirinya khas dan berbeda dibandingkan dengan pasar lainnya. Hal ini menjadi pembatas yang cukup nyata terhadap produk luar yang akan masuk ke dalam negeri.  Kondisi Politik, Ekonomi, Dan Sosial Budaya Suatu produk atau jasa dari luar negeri harus memperhatikan faktor-faktor seperti politik, ekonomi, dan sosial budaya negara tujuan. Dengan memperhatikan faktor-faktor tersebut, diharapkan usaha pemasaran akan lebih mudah. Namun demikian, biasanya dengan adanya faktor-faktor tersebut justru menghambat gerak langkah pemasaran perusahaan. 1.1.5. Berbagai Hambatan Nontarif 1) Kuota impor Kuota impor adalah pembatasan secara langsung terhadap jumlah barang yang boleh diimpor dari luar negeri untuk melindungi kepentingan industri dan konsumen. Pembatasan ini biasanya diberlakukan dengan memberikan lisensi kepada beberapa kelompok individu atau perusahaan domestik untuk mengimpor suatu produk yang jumlahnya dibatasi secara langsung. Kuota impor dapat digunakan untuk melindungi sektor industri tertentu dan neraca pembayaran suatu negara. Negara maju pada umumnya memberlakukan kuota impor untuk
  • 12. 8 melindungi sektor pertaniannya. Sedangkan negara-negara berkembang melakukan kebijakan kuota impor untuk melindungi sektor industri manufakturnya atau untuk melindungi kondisi neraca pembayarannya yang seringkali mengalami defisit akibat lebih besarnya impor daripada ekspor. 1) Perbedaan kuota impor dan tarif impor yang setara : a. Pemberlakuan kuota impor akan memperbesar permintaan yang selanjutnya akan diikuti kenaikan harga domestik dan produksi domestik yang lebih besar daripada yang diakibatkan oleh pemberlakuan tarif impor yang setara. b. Dalam pemberlakuan kuota impor, jika pemerintah melakukan pemilihan perusahaan yang berhak memperoleh lisensi impor tanpa mempertimbangkan efisiensi, maka akan menyebabkan timbulnya monopoli dan distorsi. c. Pada kuota impor, pemerintah akan memperoleh pendapatan secara lansung melalui pemungutan secara lansung pada penerima lisensi impor. d. Kuota impor membatasi arus masuk impor dalam jumlah yang pasti, sedangkan tarif impor membatasi arus masuk impor dalm jumlah yang tidak dapat dipastikan. 2) Macam-macam kuota impor : a. Absolute/ uniteral quota, yaitu sistem kuota yang ditetapkan secara sepihak (tanpa negoisasi). b. Negotiated/ bilateral quota, yaitu sistem kuota yang ditetapkan atas kesepakatan atau menurut perjanjian. c. Tarif kuota, yaitu pembatasan impor yang dilakukan dengan mengkombinasikan sistem tarif dengan sistem kuota. d. Mixing quota, yaitu pembatasan impor bahan baku tertent untuk melindungi industri dalam negeri.
  • 13. 9 3) Pembatasan Ekspor Secara Sukarela Konsep ini mengacu pada kasus di mana negara pengimpor mendorong atau bahkan memaksa negara lain mengurangi ekspornya secara sukarela dengan ancaman bahwa negara pengimpor tersebut akan melakukan hambatan perdagangan yang lebih keras lagi. Kebijakan ini dilakukan berdasarkan kekhawatiran akan lumpuhnya sektor tertentu dalam perekonomian domestik akibat impor yang berlebih. Pembatasan ekspor secara sukarela ini kurang efektif, karena pada umumnya negara pengekspor enggan membatasi arus ekspornya secara sukarela. Pembatasan ekspor ini justru membebankan biaya yang lebih mahal bagi negar pengimpor karena lisensi impor yang bernilai tinggi itu justru diberikan pada pemerintah atau perusahaan asing. 4) Kartel-kartel Internasional Kartel internasional adalah sebuah organisasi produsen komoditi tertentu dari berbagai negara. Mereka sepakat untuk membatasi outputnya dan juga mengendalikan ekspor komoditi tersebut dengan tujuan memaksimalkan dan meningkatkan total keuntungan mereka. Berpengaruh tidaknya suatu kartel ditentukan oleh hal-hal berikut: a. Sebuah kartel internasional berpeluang lebih besar untuk berhasil dalam menentukan harga jika komoditi yang mereka kuasai tidak memiliki subtitusi. b. Peluang tersebut akan semakin besar apabila jumlah produsen, negara, atau pihak yang terhimpun dalam kartel relatif sedikit. 5) Dumping Dumping adalah ekspor dari suatu komoditi dengan harga jauh di bawah pasaran, atau penjualan komoditi ke luar negeri dengan harga jauh lebih murah dibandingkan dengan harga penjualan domestiknya. Dumping diklasifikasikan menjadi tiga golongan, yaitu: a. Dumping terus-menerus atau international price discrimination adalah kecenderungan terus-menerus dari suatu perusahaan monopolis domestik
  • 14. 10 untuk memaksimalkan keuntungannya dengan menjual suatu komoditi dengan harga yang lebih tinggi di pasaran domestik, sedangkan harga yang dipasangnya di pasar luar negeri sengaja dibuat lebih murah. b. Dumping harga yang bersifat predator atau predatory dumping praktek penjualan komoditi di bawah harga yang jauh lebih murah ketimbang harga domestiknya. Proses dumping ini pada umumnya berlansung sementara, namun diskriminasi harganya sangat tajam sehingga dapat mematikan produk pesaing dalam waktu singkat. c. Dumping sporadis atau sporadic dumping adalah suatu komoditi di bawah harga atau penjualan komoditi itu ke luar negeri dengan harga yang sedikit lebih murah daripada produk domestik, namun hanya terjadi saat ingin mengatasi surplus komoditi yang sesekali terjadi tanpa menurunkan harga domestik. 6) Subsidi Ekspor Subsidi ekspor adalah pembayaran lansung atau pemberian keringanan pajak dan bantuan subsidi pada para eksportir atau calon eksportir nasional, dan atau pemberian pinjaman berbunga rendah kepada para pengimpor asing dalam rangka memacu ekspor suatu negara. 1.1.6. Tujuan suatu negara menerapkan kebijakan non tarif barrier Ada beberapa tujuan penting dari proteksi : a. Mengatasi masalah deflasi dan pengangguran. b. Mendorong perkembangan industri baru c. Mendiversifikasikan perekonomian d. Menghindari kemerosotan industri-industri tertentu e. Memperbaiki neraca pembayaran f. Menghindari neraca pembayaran g. Menghindari dumping h. Menambah pendapatan pemerintah
  • 15. 11 1.1.7. Tujuan kebijakan proteksi Tujuan kebijakan proteksi adalah sebagai berikut :  Memaksimalkan produksi dalam negri.  Memperluas lapangan kerja.  Memelihara tradisional.  Menghindari resiko yang mungkin timbul jika hanya menggantungkan diri pada satu komoditi andalan.  Menjaga stabilitas nasional, dan tidak menggantungkan diri pada negara lain.
  • 16. 12 BAB 2 VALUTA ASING 2.1. SISTEM KURS VALUTA ASING Sifat kurs valuta asing sangat tergantung dari sifat pasar. Apabila transaksi jual beli valuta asing dapat dilakukan secara bebas di pasar, maka kurs valuta asing akan berubah – ubah sesuai dengan perubahan permintaan dan penawaran. Apabila pemerintah menjalankan kebijaksanaan stabilisasi kurs, tetapi tidak dengan mempengaruhi transaksi swasta, maka kurs ini hanya akan berubah – ubah di dalam batas yang kecil, meskipun batas – batas ini dapat diubah dari waktu ke waktu. Pemerintah dapat juga menguasai sepenuhnya transaksi valuta asing. Dalam hal ini kurs tidak lagi dipengaruhi oleh permintaan dan penawaran. System ini disebut exchange control. Di dalam sistem moneter standar emas kurs valuta asing relatif tetap atau hanya berubah – ubah dalam batas – batas yang di tentukan oleh ongkos angkut emas. Adapun sistem kurs valuta asing adalah sebagai berikut : a. Sistem kurs yang berubah – ubah Di dalam pasar bebas perubahan kurs tergantung pada beberapa factor yang mempengaruhi permintaan dan penawaran valuta asing. Bahwa permintaan valuta asing diperlukan guna melakukan transaksi pembayaran ke luar negeri (impor). Permintaan valuta asing diturunkan dari transaksi debit dalam neraca pembayaran internasional. Sedangkan penawaran valuta asing berasal dari eksportir, yakni berasal dari transaksi kredit neraca pembayaran internasional. Suatu mata uang dikatakan “kuat” apabila transaksi autonomous kredit lebih besar dari transaksi autonomous debit, sebaliknya dikatakan “lemah” apabila neraca pembayarannya mengalami defisit. Selanjutnya, transaksi autonomous debit dan kredit dipengaruhi oleh factor – factor yang berasal dari dalam maupun luar negeri, termasuk harga, pendapatan dan tingkat bunga. Segala sesuatu yang mempengaruhi ketiga factor ini, baik dari dalam
  • 17. 13 maupun luar negeri, akan mempengaruhi permintaan dan penawaran yang pada gilirannya akan mempengaruhi kurs valuta asing. Makin tinggi tingkat pertumbuhan pendapatan, makin besar kemungkinan untuk impor yang berarti makin besar pula permintaan akan valuta asing. Kurs valuta asing cenderung naik dan harga mata uang sendiri akan turun. Demikian juga inflasi, akan menyebabkan impor naik dan ekspor turun yang akan mengakibatkan kurs valuta asing naik. Kenaikan tingkat bunga dalam negeri cenderung menarik modal masuk dari luar negeri. Kurs valuta asing akan turun dan nilai mata uang sendiri naik relatif terhadap valuta asing. Bahwa semua kegiatan ekonomi dan kebijakan pemerintah yang mempengaruhi pendapatan, harga serta tingkat bunga secara tidak langsung akan mempengaruhi kurs. Kebijaksanaan pemerintah akan menaikkan pendapatan dan harga. Kenaikan pendapatan dan harga ini akan menyebabkan impor naik, yang berarti akan menaikkan permintaan valuta asing. Akibat selanjutnya, kurs valuta asing akan naik. Disamping factor – factor ekonomi tersebut, ada factor – factor nonekonomi yang dapat mempengaruhi perubahan kurs, seperti factor politis dan psykologi. Misalnya, kepanikan yang terjadi di dalam negeri akan menyebabkan larinya dana ke luar negeri, sehingga kurs valuta asing akan naik. b. Sistem Kurs yang Stabil Sistem kurs bebas sering menimbulkan adanya tindakan spekulasi sebagai akibat ketidaktentuan di dalam kurs valuta asing. Oleh karena itu banyak Negara yang kemudian menjalankan suatu kebijaksanaan untuk menstabilkan kurs. Pada dasarnya kurs yang stabil dapat timbul secara : 1. Aktif yakni pemerintah menyediakan dana untuk tujuan stabilisasi kurs. 2. Pasif yakni di dalam suatu Negara yang menggunakan system standar emas.
  • 18. 14  Stabilisasi kurs Kegiatan stabilisasi kurs dapat dijalankan dengan cara, apabila tendensi kurs valuta asing akan turun maka pemerintah membeli valuta asing di pasar. Dengan tambahnya permintaan dari pemerintah maka tendensi kurs turun dapat dicegah. Sebaliknya apabila tendensi kurs naik, maka pemerintah menjual valuta asing di pasar sehingga penawaran valuta asing bertambah dan kenaikan kurs dapat dicegah. Usaha untuk mencegah kenaikkan kurs valuta asing ini bagi pemerintah lebih sukar, Karena cadangan valuta asing yang dimiliki terbatas. Keterbatasan ini mungkin menyebabkan pemerintah tidak bisa sepenuhnya untuk mengembalikan kurs ke tingkat yang dikehendaki. Sedangkan usaha untuk mencegah penurunan kurs lebih mudah dijalankan sebab pembelian valuta asing oleh pemerintah dilakukan dengan menggunakan cadangan mata uang sendiri. Besarnya cadangan mata uang sendiri di bawah kekuasaan/pengawasan pemerintah, bahkan kalau kekurangan pemerintah dapat mencetak uang.  Standar emas Suatu Negara dikatakan memakai standar emas apabila : 1. Nilai mata uangnya dijamin dengan nilai seberat emas tertentu. 2. Setiap orang boleh membuat serta melebur uang emas. 3. Pemerintah sanggup membeli atau menjual emas dalam jumlah yang tidak terbatas pada harga tertentu (yang sudah ditetapkan pemerintah). c. Pengawasan Devisa (Exchange Control) Dalam system ini pemerintah memonopoli seluruh transaksi valuta asing. Tujuannya adalah untuk mencegah adanya aliran modal keluar dan melindungi pengaruh depresi dari Negara lain, terutama dalam hal Negara tersebut menghadapi keterbatasan cadangan valuta asing dibanding dengan permintaannya. Menghadapi jumlah valuta asing yang relatif lebih sedikit dibandingkan dengan permintaannya, pemerintah perlu mengadakan alokasi di dalam penggunaannya, yakni untuk tujuan – tujuan yang sesuai dengan program pemerintah. Alokasi biasanya dilakukan dengan menggunakan lisensi impor.
  • 19. 15 Di dalam pengawasan devisa (exchange control) pemerintah dapat menetapkan kurs suatu mata uang itu : a) Hanya satu jenis saja, tidak tergantung pada tujuan penggunaan devisa tersebut. System ini disebut single exchange rate system. b) Lebih dari satu macam kurs, tergantung daripada tujuan penggunaannya. System ini disebut multiple exchange rate. Sebenarnya didalam system ini terdapat banyak sekali cara penentuan exchange rate. Bentuk yang extreme ada dua yakni :  Dua atau lebih kurs / exchange rate yang bebas untuk mengalokasi devisa dengan beberapa pengawasan yang tidak ketat.  Dua atau lebih kurs resmi (official rate) yang tetap, yang biasanya dilengkapi dengan system lisensi impor serta impor quota. Didalam mengadakan alokasi penggunaan devisa, pemerintah dapat menggunakan beberapa cara, antara lain : 1. Individual allocation : setiap pemohon devisa diadakan penelitian tentang penggunaannya. Apabila pemohon tersebut disetujui lalu diberikan izin untuk membeli sejumlah tertentu devisa. 2. Exchange quota : untuk setiap kategori impor ditentukan jumlah devisanya berdasarkan devisa yang akan diperoleh dari ekspor dalam waktu tertentu. Apabila devisa sudah tersedia, lalu dijual dengan prinsip yang datang dulu dilayani sampai jatah untuk kategori impor tersebut habis. 3. Waiting list : ini merupakan pelengkap cara Exchange quota. Setiap surat permohonan pembelian devisa ditempatkan dalam daftar menunggu sampai devisa tersedia. Pada umumnya tujuan suatu Negara menjalankan pengawasan devisa adalah : a) Mencegah terjadinya aliran modal ke luar negeri dan menekankan Neraca Pembayaran Internasional (NPI) yang disequilibrium. b) Melindungi industry di dalam negeri.
  • 20. 16 c) Memperoleh pendapatan bagi pemerintah. d) Tie In Import Arrangement : penggunaan devisa untuk impor barang tertentu, tetapi dengan syarat importer harus juga membeli barang pelengkap atau barang yang sama hasil produksi di dalam proporsi tertentu. Jadi, dengan pengawasan devisa maka penggunaan dapat diatur sebaik mungkin sehingga disequilibrium di dalam NPI pun dapat dikurangi/ditekan. 2.2. ISTILAH-ISTILAH DALAM KURS VALUTA ASING Adapun istilah-istilah dalam kurs valuta asing adalah sebagai berikut : 1. Atribut, karakteristik kuantitatif suatu pos yang diukur untuk keperluan akuntansi. Contoh, biaya histories dan biaya penggantian yang merupakan atribut suatu aktiva. 2. Konversi, pertukatan suatu mata uang ke dalam mata uang lain. 3. Kurs kini, nilai tukar yang berlaku pada tanggal laporan keuangan yang relevan. 4. Diskonto, ketika tingkat pertukaran yang berikutnya lebih rendah daripada tingkat yang berlaku sekarang. 5. Posisi aktiva bersih yang beresiko, kelebihan aktiva yang diukur dalam atau berdenominasi dalam mata uang asing dan ditranslasikan dengan menggunakan kurs kini dari kewajiban yang diukur atau berdenominasi dalam mata uang asing dan ditranslasikan dengan menggunakan kurs kini. 6. Mata uang asing, suatu mata uang selain mata uang yang digunakan oleh suatu Negara, mata uang selain mata uang pelaporan yang digunakan oleh perusahaan. 7. Laporan keuangan dalam mata uang asing, laporan keuangan yang menggunakan mata uang asing sebagai unit pengukuran. 8. Transaksi mata uang asing, transaksi (yaitu penjualan atau pembelian barang atau jasa, atau utang pinjaman atau piutang usaha) dengan syarat-
  • 21. 17 syarat yang dinyatakan dalam mata uang selain mata uang fungsional perusahaan. 9. Translasi mata uang asing, proses untuk menyatakan jumlah-jumlah yang berdenominasi atau diukur dalam suatu mata uang ke dalam mata uang yang lain dengan menggunakan kurs nilai tukar diantara dua mata uang tersebut. 10. Operasi luar negri, suatu operasi yang menghasilkan laporan keuangan yang (1) dikombinasikan atau dikonsolidasikan atau diperhitungkan berdasarkan metode ekuitas dalam laporan keuangan perusahaan pelapor dan (2) disusun dalam mata uang asing selain mata uang pelaporan perusahaan pelapor. 11. Kontak pertukaran forward, suatu perjanjian untuk mempertukarkan mata uang dari Negara yang berbeda dengan menggunakan kurs tertentu (kurs forward) pada tanggal tertentu di masa depan. 12. Mata uang fungsional, mata uang utama yanga digunakan oleh suatau perusahaan dalam menjalankan kegiatan usaha, dan dalam menghasilkan atau menggunakan kasnya. 13. Kurs histories, kurs nilai tukar mata uang asing yang digunakan pada saat suatu aktiva atau kewajiban dalam mata uang asing dibeli atau terjadi. 14. Mata uang local, mata uang suatu Negara tertentu yang digunakan; mata uang pelaporan yang digunakan oleh suatu operasi domestic atau luar negeri. 15. Pos-pos moneter, kewajiban untuk membayar atau hak untuk menerima sejumlah unit mata uang dalam nilai yang tetap di masa depan. 16. Mata uang pelaporan, mata uang yang digunakan perusahaan dalam menyusun laporan keuangan. 17. Tanggal penyelesaian, tanggal saat suatu utang dibayarkan oleh suatu piutang tertagih. 18. Kurs spot, nilai tukar untuk pertukaran mata uang dalam waktu segera. 19. Tanggal transaksi, tanggal saat suatu transaksi dicatat dalam catatan akuntansi perusahaan pelapor.
  • 22. 18 20. Penyesuaian translasi, penyesuaian yang timbul dari proses translasi laporan keuangan dari mata uang fungsional suatu perusahaan menjadi mata uang pelaporannya. 21. Unit pengukuran, mata uang yang digunakan untuk mengukur aktiva, kewajiban, pendapatan dan beban. 2.3. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KURS VALUTA ASING Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi valuta asing adalah sebagai berikut: 1. Perdagangan Internasional Tingkat perdagangan antara negara berfungsi sebagai proxy untuk permintaan relatif barang dari suatu negara dengan barang atau jasa yang permintaan internasionalnya tinggi biasanya akan melihat sebuah apresiasi mata uangnya. Sebagai contoh, untuk membeli barang dari Australia, pembeli harus mengkonversi mata uang mereka ke dalam dolar Australia (AUD) untuk melakukan pembelian. Meningkatnya permintaan AUD akan memberikan tekanan ke atas di atasnya. Trade surplus dan defisit memberikan contoh kompetitifnya suatu negara dalam perdagangan internasional. Negara-negara dengan defisit perdagangan yang besar adalah pembeli net / importir barang internasional, menghasilkan lebih banyak mata uang mereka yang dijual untuk membeli mata uang negara lain untuk membayar barang internasional. Situasi seperti ini cenderung berdampak negatif terhadap nilai mata uang negara pengimpor. 2. Kondisi Politik Pemandangan politik suatu negara memainkan peran utama dalam prospek ekonomi untuk negara itu dan, akibatnya, nilai yang dirasakan dari mata uangnya. Trader Forex terus menerus memonitor berita politik dan peristiwa untuk mengukur apa yang bergerak, jika ada, pemerintah suatu negara dapat mengambil langkah dalam perekonomian. Hal ini termasuk ukuran dari
  • 23. 19 peningkatan belanja pemerintah untuk pembatasan pengetatan pada satu sektor tertentu atau industri. 3. Kebijakan Fiskal dan Moneter suatu Negara Kebijakan fiskal dan moneter pemerintah manapun merupakan faktor penting dalam pengambilan keputusan ekonomi. Keputusan Bank sentral yang mempengaruhi tingkat suku bunga yang tajam diawasi oleh pasar forex untuk setiap perubahan tarif kunci atau pandangan masa depan. 4. Laporan Ekonomi Laporan ekonomi adalah tulang punggung pedoman trader forex. Mempertahankan kalender laporan ekonomi sangat penting untuk saat ini dalam pasar serba ultra-cepat. PDB mungkin laporan ekonomi yang paling jelas, karena ini adalah dasar dari kinerja ekonomi suatu negara dan kekuatannya. GDP mengukur output total barang dan jasa yang dihasilkan dalam suatu perekonomian. Satu hal kunci untuk diingat, bagaimanapun, adalah bahwa GDP merupakan indikator lagging, artinya laporan tentang peristiwa dan tren yang telah terjadi. 5. Inflasi Inflasi juga merupakan indikator yang sangat penting karena mengirimkan sinyal untuk tingkat kenaikan harga dan daya beli jatuh. Namun, inflasi adalah pedang bermata dua, karena melihat banyak sebagai menempatkan tekanan pada mata uang karena daya beli mundur. Di sisi lain, juga dapat menyebabkan apresiasi mata uang karena dapat memaksa bank sentral untuk meningkatkan tingkat untuk menekan tingkat inflasi meningkat. Inflasi adalah masalah yang diperebutkan antara ahli ekonomi dan dampaknya pada mata uang tidak pernah hitam dan putih.
  • 24. 20 6. Lain-Lain Laporan lainnya seperti tingkat pekerjaan, penjualan ritel, indeks manufaktur dan utilisasi kapasitas juga membawa informasi penting tentang kekuatan saat ini dan diperkirakan suatu ekonomi dan mata uangnya.
  • 25. 21 BAB 3 TEORI TENTANG PERUSAHAAN MULTINASIONAL (MNC) 3.1. SIFAT PERUSAHAAN MULTINASIONAL Karena begitu banyaknya karakteristik Multinational Company (MNC) maka sangat sukar untuk memberi definisi yang dapat mencangkup semua kriteria sehingga suatu perusahaan dapat dengan pasti disebut MNC. Beberapa definisi menyebutkan criteria kualitatif yang harus dipenuhi sehingga perusahaan tersebut digolongkan sebagai MNC, seperti misalnya apakah perusahaan itu beroperasi dan mengendalikan semua aktivitas yang mendatangkan pendapatan dibeberapa negara. Sedangkan yang lain memberi definisi lebih pragmatic seperti misalnya jumlah negara dimana perusahaan itu beroperasi atau total assets atau penjualan yang dilakukan oleh cabangnya di negara lain. Untuk lebih sederhananya baiklah MNC kita beri definisi saja sebagai perusahaan yang kegiatan bisnisnya bersifat internasional dan lokasi produksinya terletak di beberapa negara. Cabang di luar negri tidak hanya dimiliki oleh perusahaan induk, tetapi juga operasi/kegiatan cabang tersebut dikontrol dan diawasi oleh perusahaan induk. Karakteristik MNC sangat bervariasi, tergantung dari cara pendirian cabang di luar negeri, pola pemilikan dan tujuan operasi di luar negeri. Pendirian cabang di luar negeri biasanya dilakukan dengan investasi langsung yakni dengan cara mendirikan perusahaan baru, ekspansi atau membeli perusahaan di luar negeri. Peraturan pemilikan dan cabang luar negeri bervariasi antara MNC yang satu dengan yang lain. Dengan beberapa pertimbangan perusahaan induk mungkin menghendaki pemilikan kurang dari 100% modalnya. Namun yang banyak dilakukan adalah melalui patungan (joint ventures) Tujuan dan motif MNC melakukan investasi langsung di luar negeri juga bebeda. Ada MNC yang bermaksud untuk melakukan ekspansi secara
  • 26. 22 vertical. Perusahaan induk (yang memproses lebih lanjut) mendirikan cabang di luar negeri untuk menghasilkan input untuk dip roses lebih lanjut oleh perusahaan induk. Contoh untuk ekspansi vertical ini misalnya perusahaan minyak dengan mendirikan cabang di luar negeri dimana terdapat sumber minyak yang kemudian dapat diproses lebih lanjut oleh perusahaan induk. MNC dapat dilakukan ekspansi horizontal dengan cara mendirikan cabang di luar negeri dengan melakukan kegiatan yang hamper sama dengan perusahaan induk. Sebelum Produsen itu mempertimbangkan untuk menghasilkan barang di luar negeri seyogyanya telah mempunyai pengalaman di bidang bisnis internasional seperti misalnya ekspor barang hasil produksinya ke pasar internasional yang selalu menunjukan peningkatan. Dengan berkembangnya ekspor ini perusahaan kemudian dapat menempatkan staf pemasaran di pasar luar negeri. Pada waktu yang bersamaan dapat melakukan penelitian pasar dan bahkan perusahaan dapat membukakantor pemasaran. Perusahaan dapat pula melakukan penetrasi pasar dengan cara mengadakan perjanjian lisensi dengan perusahaan luar negeri, misalnya untuk pemasaran produk menggunakan teknologi atau pemakai nama perusahaannya. Akhirnya perusahaan mempertimbangkan dapat tidaknya mendirikan cabang produksi di luar negeri. Alakah ini perlu dengan perhitungan yang cermat menyangkut karakteristik dan tingkah laku konsumen serta pemerintah negara di mana cabang itu akan didirikan. Pertimbangan tersebut hanya merupakan sebagian kecil saja dari faktor social, budaya dan politik yang dapat menyebabkan investasi di luar negeri lebih riskan dari pada di dalam negeri. Oleh karena itu keuntungan ekonomis investasi di luar negeri ini harus cukup sehingga dapat mengimbangi risiko yang tinggi. 3.2. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN MNC Untuk mudahnya, kita anggap saja tujuan investasi langsung di luar negeri adalah mencari keuntungan maksimum, penjualan maksimum atau kedua-
  • 27. 23 duanya. Dalam kaitannya dengan tujuan penjualan maksimum, mendirikan cabang di luar negeri dapat memperoleh beberapa manfaat, antara lain : a) Apabila perusahaan tersebut telah melayani pasar luar negeri melalui ekspor, mungkin di perlukan hubungan yang lebih dekat dengan langganan untuk mengetahui kebutuhan dan selera konsumen. Disanping itu cabang di luar negeri dapat merupakan basis untuk memberikan pelayanan kepada konsumen. Untuk produk dengan teknologi tinggi, seperti computer maka pelayanan purna jual sangat penting. Pelayanan purna jual ini akan lebih efesien apabila di lakukan oleh cabang luar negeri. b) Ekspor keluar negeri sering dihambat oleh kebijaksanaan tarif negara. Dengan mendirikan cabang di luar negeri yang dapat menghasilkan produk di negara tersebut maka masalah hambatan tarif dapat teratasi. Masalah lain yang berkaitan dengan ini adalah pengaruh perubahaan kurs mata uang. Apabila mata uang negara asal perusahaan induk mengalami apresiasi maka harga barang ekspornya akan naik sehingga dapat menurunkan volume ekspor. Masalah ini dapat teratasi apabila perusahaan tersebut mendirikan cabang di luar negeri. Faktor biaya lain yang kerap lain di pertimbangkan adalah biaya transport, dengan membuka cabang, biaya transport dapat di tekan. Di samping biaya transport, pajak yang relative lebih rendah dapat merupakan daya tarif bagi MNC. 3.3. FAKTOR NONEKONOMI Disamping faktor ekonomi yang mempengaruhi keputusan MNC untuk ekspansi, faktor sosial dan politik di negara yang hendak di tuju perlu diperhatikan. Sikap pemerintah terhadap perusahaan asing perlu dipelajari. Negara penerima MNC sering mengadakan pengaturan terhadap perusahaan asing. Aturan ini biasanya berupa pembatasan keuntungan yang dapat di kirim ke perusahaan induk atau pengaturan mengenai keharusan menggunakan sebagian tenaga kerja dan bahan yang berasal dari negara penerima MNC.
  • 28. 24 Jelas bahwa pengaturan ini dapat menghambat perkembangan MNC. Oleh karena itu MNC terlebih dahulu mempelajari pengalaman (sejarah) kebijaksanaan negara penerima terhadap perusahaan asing sebelum MNC tersebut melakukan ekspansi kesana. Hal lain yang tak kalah pentingnya adalah kestabilan politik negara penerima. Keadaan politik yang tidak stabil akan sangat mengganggu kegiatan MNC di negara itu. 3.4. KEKUATAN BERSAING MNC Sumber kekuatan bersaing MNC dapat dijelaskan sebagai berikut : a) MNC di pandang sebagai perusahaan yang superior. Sifat transaksi internasional yang dilakukan adalah barangnya relatif sophisticated, sangat berfariasi, kompleks, penggunaan teknologi canggih dan dilakukan oleh beberapa perusahaan besar saja. b) MNC dipandang memilki kekuatan monopoli yang diperoleh karena penggunaan teknologi melalui riset dan pengembangan (R & D). c) MNC kadang disebut sebagai “perusahaan informasi”, yakni mengorganisir dan secara sistematis mengumpulkan imformasi tentang perkembangan pasar, biaya dan teknologi melalui cabang-cabang nya diluar negeri. Informasi ini secara terus menerus disebarkan kesemua cabang untuk dievaluasi dan implementasikan. d) MNC biasanya dapat menimakti adanya skala yang ekonomis dengan cara misalnya, melalui pemutusan seluruh mesin produksi pada satu bagian tertentu dari proses produksi. e) MNC juga memperoleh manfaat dari besarnya/luasnya jaringan keuangan internasional. f) MNC sering mempunyai monopoli pemasaran baik melalui integrasi horizontal maupun vertical dan tidak jarang mereka melakukan perang harga atau subsidi untuk membuat pasar. g) MNC sering dapat menghindar dari kebijaksanaan tarif atau quota yang di ambil oleh negara lain.
  • 29. 25 3.5. EFEK GLOBAL MNC Apakah kehadiran MNC itu menaikkan atau bahkan menurunkan kesejatraan dunia, merupakan pertanyaan yang jawabnya belum pasti. MNC dapat mempunyain efek positif maupun negatif terhadap perekonomian dunia secara keseluruhan. MNC akan mempengaruhi alokasi investasi antar negara. Jumlah total investor dunia mungkin dapat naik dengan munculnya MNC apabila naiknya investasi di cabang luar negeri tidak mengakibatkan turunnya investasi di negara asal. MNC juga mempunyai ekses sumberdana internasional yang lebih luas dan kemudian menanamkan di negara yang menjajikan pendapatan tinggi serta risiko yang rendah. Banyak studi empiris dilakukan untuk meneliti apakah investasi luar negeri yang dilakukan oleh MNC untuk menambah atau justru malah menggeser/mengganti investasi di negara yang didatangi. Umumnya menyimpulkan bahwa investasi luar negeri ini sebagai suplemen (menambah) investasi di negara itu. Sebaliknya ada pula yang berkesimpulkan bahwa investasi MNC tersebut menggeser pembentukan modal di negara yang didatangi. Oleh karena itu efek netonya terhadap investasi global masih dipertanyakan. 3.6. MANFAAT MNC BAGI NEGARA INDUK Dalam kerangka analisa general equilibrium, manfaat kegiatan MNC di luar negeri adalah dalam bentuk kenaikan pendapatan ataupun risiko yang lebih kecil dari pemilik faktor produksi. Pendapatan ini dapat berbentuk kenaikan : divenden bagi pemilik saham, gaji bagi pimpinan serta upah bagi karyawan. Menurut prediksi teori klasik tentang perdagangan internasional, faktor produksi yang melimpah di nega induk akan memperoleh manfaat sedang faktor produksi yang jarang akan rugi. Namun secara keseluruhan manfaatnya akan lebih besar dari kerugiannya. Manfaat lain adalah dapat diperolehnya produk dengan harga yang lebih murah yang di hasilkan di negara lain yang biaya produksinya lebih rendah.
  • 30. 26 Biasanya MNC mengalihkan sebagian kegiatannya di luar negeri untuk memperoleh biaya yang lebih murah. Untuk perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan manfaat ini jelas Nampak. Produksi di negara lain di mana terdapat tambang tersebut akan jauh lebih murah.
  • 31. 27 BAB 4 NERACA PEMBAYARAN INTERNASIONAL 4.1. PENGERTIAN NERACA PEMBAYARAN INTERNASIONAL Neraca pembayaran internasional biasa didefinisikan sebagai suatu ikhtisar atau catatan sistematis yang berisi hubungan ekonomi atau transaksi antarpenduduk dari suatu Negara dengan Negara lainnya yang dinilai dalam mata uang pada kurun waktu tertentu, biasanya satu tahun. Seperti dijelaskan diatas bahwa neraca pembayaran suatu negara mencatat transaksi yang dilakukan oleh penduduknya dengan penduduk negara yang lain. penduduk disini dalam artian adalah : 1. Orang perorangan/individu Orang perorangan yang tidak mewakili pemerintah suatu negara (misalnya para turis) dianggap sebagai penduduk di mana mereka mempunyai tempat tinggal tetap atau tempat dimana mereka memperoleh center of interest. 2. Badan hukum Suatu Badan Hukum dianggap sebagai penduduk dari negara dimana Badan Hukum tersebut memperoleh status sebagai Badan Hukum. Cabang- cabangnya yang ada di luar negeri dianggap sebagai penduduk luar negeri. 3. Pemerintah Badan-badan pemerintah adalah jelas sebagai penduduk dari negara yang diwakilinya. Misalnya, para diplomat kedutaan besar dianggap sebagai penduduk dari negara yang mereaka wakili. Transaksi yang mereka adakan di negara lain merupakan transaksi ekonomi internasional. 4.1.1. Tujuan Neraca Pembayaran Internasional Penyusunan neraca pembayaran mempunyai beberapa tujuan, yaitu sebagai berikut : 1. Sebagai bahan pertimbangan bagi pemerintah untuk mengambil langkah-langkah di bidang ekonomi. Bidang ekonomi di sini
  • 32. 28 termasuk ekspor dan impor, hubungan utang piutang, hubungan penanaman modal, dan hubungan lainnya yang menyangkut neraca pembayaran. 2. Sebagai bahan pertimbnagan bagi pemerintah untuk mengambil kebijkan di bidang moneter dan fiscal. 3. Sebagai bahan pertimbnagan bagi pemerintah untuk mengetahui pengaruh hubungan ekonomi internasional terhadap pendapatan nasional. 4. Sebagai bahan pertimbangan bagi pemerintah untuk mengambil kebijakn di bidang politik perdagangan Internasional. 4.2. MASALAH DALAM ANALISIS NERACA PEMBAYARAN INTERNASIONAL Basic balance, balance transaksi autonomous, liquidity balance, dan balance transaksi pemerintah jangka pendek merupakan hal yang sangat membantu di dalam analisis suatu neraca pembayaran. Namun sangat sukar untuk menentukan konsep balance yang relevan karena setiap konsep balance menunjukkan aspek yang berbeda, misalnya untuk pengambilan keputusan bagi pemerintah. Beberapa masalah yang timbul dalam analisis neraca pembayaran: 1. Sering mengabaikan saling hubungan antara transaksi internasional yang satu dengan yang lain, sehingga ketidakseimbangan dalam neraca pembayaran diasosiasikan dengan satu transaksi saja tanpa melihat hubungannya denagn yang lain. 2. Surplus dalam transaksi yang sedang berjalan sering dianggap baik, sebaliknya jika mengalami deficit maka akan dianggap jelek. Anggpan semacam ini tidak selalu benar. Sebagai contoh, Amerika Serikat, penerimaan keuntungan dari investasi luar negerinya lebih besart daripadainvestasinya. Untuk mengimbangi aliran keuntungan yang masuk, maka transaksi yang sedang berjalan harus deficit. Dalam hal ini, bahwa deficit tidak selalu buruk.
  • 33. 29 3. Keputusan untuk member bantuan seharusnya lebih didasarkan pada kekuatan ekonomi Negara secara keseluruhan bukan atas dasar pertimbangan neraca pembayaran. misalnya, Indonesia mempunyai surplus neraca pembayaran dan inggris mengalami deficit, tidak berarti Indonesia harus memberi bantuan pada Inggris. 4.3. POS-POS DALAM NERACA PEMBAYARAN Terdapat beberapa pos yang ada dalam neraca pembayaran internasional, antara lain : 1. Pos Transaksi Dagang Pos transaksi dagang mencatat seluruh ekspor dan impor barang dan jasa. Impor barang dan jasa dicatat di sebelah debet, sedangkan ekspor barang dan jasa dicatat di sebelah kredit. Apabila pos ini meliputi barang-barang yang berwujud atau nyata disebut sebagai transaksi dagang nyata (visible trade transaction), sebaliknya jika meliputi barang-barang yang tidak nyata atau transaksi jasa (invisible trade transaction). Contohnya ekspor kopi Indonesia ke luar negeri dijumpai dalam pos transaksi dagang yang nyata pada sebelah kredit neraca pembayaran Indonesia. Sebaliknya apabila orang Malaysia yang menaiki pesawat Garuda Indonesia Airways dari Kuala Lumpur ke Jakarta, pos transaksinya termasuk dalam transaksi jasa di sebelah kredit. Dalam pos transaksi jasa (invisible trade transaction) termasuk juga biaya- biaya transport lainnya dan semua pengeluaran turis asing. Transaksi jasa lainnya ialah langganan publikasi-publikasi luar negeri, sewa tanah, dan sewa bangunan. Impor ekspor emas sebagai barang dagangan yang biasanya dipergunakan untuk bahan pembuatan perhiasan dimasukkan ke dalam pos transaksi dagang yang nyata, sebaliknya impor ekspor emas dalam arti moneter atau berfungsi sebagai uang tidak akan dimasukkan ke dalam pos transaksi dagang yang nyata, tetapi akan dimasukkan ke dalam pos tersendiri. Dalam pos transaksi dagang nyata (visible trade transaction) termasuk pula pengeluaran-pengeluaran pemerintah yang belum termasuk dalam pos- pos lainnya, seperti gaji pegawai asing di luar negeri.
  • 34. 30 2. Pos Pendapatan Modal Pos pendapatan modal (income on investment) adalah semua transaksi penerimaan hasil modal penduduk yang ditanam di luar negeri mereka, dan penerimaan pendapatan oleh penduduk negara lain yang menanam modalnya di dalam negeri kita. Umumnya berbentuk keuntungan deviden dan bunga. Keuntungan, dividen dan bunga yang diterima dari hasil penanaman modal di luar negeri dalam neraca pembayaran akan terlihat pada transaksi kredit, dalam pos pendapatan modal. Sebaliknya, keuntungan, deviden dan bunga yang dikirim ke luar negeri, sebagai hasil dari penanaman modal di dalam negeri kita, akan ditemui dalam transaksi debet pada pos pendapatan modal. 3. Pos Transaksi-transaksi Unilateral Transaksi unilateral (unilateral transaction), antara lain termasuk di dalamnya hadiah (gift), bantuan (aids), dan transfer unilateral (unilateral transfer). a) Transaksi hadiah berbeda dengan transaksi lain. Transaksi ini tidak mengakibatkan timbulnya kewajiban bagi si penerima untuk membayar harga hadiah yang telah diterima tersebut. Begitu juga bagi si pemberi hadiah, transaksi penyerahan barang tidak menimbulkan hak baginya untuk menerima pembayaran. Transaksi yang tidak menimbulkan hak dan kewajiban ini disebut sebagai transaksi unilateral (unilateral transaction), atau sering pula disebut sebagai transaksi sepihak (one way transaction), atau “transaksi tanpa quit pro quo”, dimana suatu prestasi tidak diimbangi dengan prestasi balasan. b) Bantuan (aids) yang sering kita jumpai dalam pemberitaan media massa, seperti bantuan makanan dan obat-obatan ke negara-negara tertentu yang sedang dilanda bencana alam juga termasuk transaksi sepihak. c) Pos transaksi transfer unilateral adalah pos pengimbang dari transaksi unilateral atau transaksi sepihak. Untuk mengimbangi transaksi sepeihak debet atau kredit, maka pos transfer akan menjadi debet dan kredit.
  • 35. 31 4. Pos Penanaman Modal Langsung Yang tergolong dalam pos penanaman modal langsung (direct investment), ialah seluruh transaksi yang berhubungan dengan jual beli saham atau perusahaan antara penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain, termasuk dalam hal ini adalah penanaman modal langsung oleh penduduk suatu negara seperti mendirikan perusahan baru di negara lain. Bila terjadi pembelian saham atau pembelian perusahaan oleh penduduk suatu negara dari penduduk negara lain, maka pos penanaman modal langsung akan di debet. Sebaliknya akan di kredit jika terjadi penjualan saham kepada penduduk negara lain atau ada penduduk negara lain yang mendirikaan perusahaan di dalam negeri. 5. Pos Hutang Piutang Jangka Panjang Pos hutang piutang jangka panjang (long term loan), meliputi kredit yang jangkanya lebih dari satu tahun. Termasuk juga di dalamnya jual beli surat obligasi antara penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain. Penjualan obligasi oleh penduduk Indonesia kepada penduduk negara lain, akan terlihat dalam pos hutang piutang jangka panjang dalam neraca pembayaran Indonesia di sebelah kredit, sebaliknya akan terlihat di debet pos hutang piutang jangka panjang apabila penduduk Indonesia membeli obligasi dari penduduk negara lain. Pos hutang piutang jangka panjang ini dipisahkan menjadi dua bagian: a) Pos hutang piutang jangka panjang pemerintah (official long term loan) b) Pos hutang piutang jangka panjang swasta (private long term loan) 6. Pos Hutang Piutang Jangka Pendek Hutang piutang jangka pendek (short term loan) merupakan kredit yang jangka waktunya tidak lebih dari satu tahun. Umumnya terdiri dari penarikan dan pembayaran surat-surat wesel. Hal-hal lainnya sama dengan pos hutang piutang jangka panjang. Pos hutang piutang jangka pendek sering diusahakan menjadi: a) Pos hutang piutang jangka pendek pemerintah (official short term loan) b) Pos hutang piutang jangka pendek swasta (private short term loan)
  • 36. 32 7. Pos Sektor Moneter Pos sektor moneter (monetary sector) atau biasa disebut lalu-lintas moneter (Monetary Acomodating) pada dasarnya adalah transaksi-transaksi pembayaran. Pembayaran itu meliputi pembayaran-pembayaran terhadap transaksi-transaksi yang tercatat dalam rekening berjalan (current account), seperti transaksi-transaksi perdagangan, pendapatan modal dan transfer unilateral. Di samping itu termasuk pula transaksi-transaksi penanaman modal langsung (investment account), seperti hutang piutang jangka panjang dan hutang piutang jangka pendek bukan moneter. Jika pengeluaran current account dan investment account lebih besar dari penerimaan pada current account dan investment account, maka akan terdapat suatu perbedaan tersebut merupakan defisit yang harus ditutup dengan saldo kredit pada pos sektor moneter (monetary sector) atau sering juga disebut sebagai neraca pembayaran sektor moneter (monetary sector account). Biasanya dalam neraca pembayaran sektor moneter ini terdiri dari : a. Bank Sentral 1) Hubungan dengan Dana Moneter Internasional (IMF) 2) Kewajiban-kewajiban jangka pendek 3) Mutasi cadangan devisa 4) Mutasi cadangan emas moneter b. Bank-bank Devisa 1) Kewajiban-kewajiban jangka pendek 2) Mutasi cadangan devisa Pos hubungan dengan Dana Moneter Internasional akan terdapat jika cadangan pada badan tersebut dan saldo hak dari SDR (Special Drawing Right) mengalami perubahan. Kerjasama antar bank sentral berbagai negara akan membantu memecahkan kesulitan-kesulitan likuiditas luar negeri negara- negara anggota yang sangat mendesak dan berjangka pendek, hal ini dapat dilakukan dengan fasilitas-fasilitas yang disebut swap. Transaksi-transaksi swap ini akan dicatat pula dalam kewajiban-kewajiban jangka pendek.
  • 37. 33 Mutasi cadangan devisa merupakan pos dimana dicatat transaksi-transaksi penerimaan dan pemakaian valuta asing. Baik untuk bank sentral maupun untuk bank-bank swasta, penerimaan valuta asing dari luar negeri akan merupakan transaksi debet, sedangkan pemakaian valuta asing ke luar negeri merupakan transaksi kredit pada masing-masing pos. Dalam pos mutasi cadangan emas moneter dicatat perubahan-perubahan yang terjadi pada besarnya cadangan emas moneter. Yaitu gold out flow atau aliran emas ke luar negeri dicatat sebagai kredit, sedangkan gold in flow atau aliran emas ke dalam negeri dicatat di sebelah debet. 8. Pos Selisih Perhitungan (Errors and Omissions) Pos ini merupakan pos penyeimbang apabila nilai transaksi-transaksi kredit tidak sama dengan nilai transaksi-transaksi debet. Dengan adanya pos selisih perhitungan ini, maka jumlah total nilai sebelah kredit dan debet dalam neraca pembayaran internasional akan selalu sama (balance). 4.4. MEKANISME PEMBUKUAN Dalam teori neraca pembayaran, BP selain seimbang secara tata buku berpasangan, artinya menimbulkan hutang piutang (clain or counter claim for payment). Transaksi kredit adalah suatu transaksi yang mengakibatkan timbulnya atau bertambahnya hak bagi penduduk negara asing (payment obligation) bagi penduduk negara asing.  Pos Pengimbang Bentuk pos pengimbang yang dibuat bergantung pada transaksi yang terjadi  Pembedaan Transaksi-Transaksi dalam BP Selama debet dan kredit itu seimbang berbagai transaksi yang panjang di bawah debet dan kredit dalam BP suatu negara tidak memberikan arti penting kepada kita tentang aspek ekonomi internasional negara yang bersangkutan.  Visible dan Invisible
  • 38. 34 Visible dan Invisible transaction adalah suatu cara untuk membedakan transaksi-transaksi dalam BP  Current Account dan Capital Account Current account dan capital account adalah cara lain untuk membedakan transaksi dalam BP 4.5. KLASIFIKASI POS-POS DALAM NERACA PEMBAYARAN Bila secara mendatar neraca pembayaran (BP) dibagi dalam kredit dan debit maka secara vertikal BP dibagi dalam berbagai kategori, yaitu sebagai berikut : a. General Classification 1. Current Accounts a. Trade (Visible and Invisible) b. Income on Investment 2. Unilateral Accounts a. Gift b. Aid c. Unilateral Transfer 3. Capital accounts a. Direct on Investment b. Long Term Loan c. Short Term Capital d. Bank Deposits and Currencies e. Inonetary Gold b. Klasifikasi untuk analisis investasi luar negeri 1. Saving Accounts a. Trade Invisible and Visible b. Income on Investment c. Gift, Aid and Unilateral Transfer 2. Investment Accounts a. Direct on Investment
  • 39. 35 b. Long Term Loan c. Short Term Capital 3. Cash Accounts a. Bank Deposits and Currencies b. Monetary Gold c. Klasifikasi untuk menganalisis keseimbangan neraca pembayaran 1. Current accounts a. Trade b. Income on Investment 2. Long tern Accounts a. Direct on Investment b. Long Term Loan 3. Short term Accounts a. Short Term Capital b. Bank Deposits and Currencies Penyusunan itu yang penting adalah mengetahui posisi devisa kita sendiri. Keadaan posisi devisa tersebut menunjukkan kemajuan dan kemunduran finansial kita dalam hubungannya dengan lalu lintas perdagangan dan pembayaran internasional.
  • 40. 36 BAB 5 CARA-CARA PEMBAYARAN TRANSAKSI INTERNASIONAL 5.1.CARA-CARA MELAKUKAN PEMBAYARAN INTERNASIONAL Dalam melakukan pembayaran transaksi ekonomi luar negeri, seorang pengusaha dapat menggunakan beberapa cara. Cara-cara ini antara lain: 1. Cash 2. Open account 3. Commercial bills of exchange 4. Letters of credit 5. Private compensation 5.1.1.Cash Pembayaran ini dilakukan dengan menggunakan check atau bank draft, pada saat barang dikirim oleh eksportir atau sebelumnya. Cara ini biasanya tidak disukai oleh pembeli (importir) karena:  harus tersedia uang kas yang cukup besar  kehilangan penggunaan modal kerja karena barang diterima kemudian  harus berdasarkan kepercayaan dan kejujuran eksportir tetapi cara ini sangat baik bagi eksportir yang keadaan keuangannya lemah dan belum kenal baik dengan importir. 5.1.2.Open Account Cara ini merupakan kebalikan daripada cash. Sebab dengan cara open account barang telah dikirim kepada importir tanpa disertai surat perintah membayar serta dokumen-dokumen. Pembayaran dilakukan setelah beberapa waktu atau terserah kebijaksanaan importir. Dalam hal ini risiko sebagian besar ditanggung eksportir, misalnya:
  • 41. 37  eksportir harus mempunyai banyak modal dan apabila pembayran akan dilakukan dengan mata uang asing maka resiko perubahan kurs menjadi tanggungannya. Cara ini akan baik digunakan apabila:  pembeli sudah kenal dengan baik  keadaan ekonomi dan ekonomi yang stabil  dekat dengan pasar 5.1.3.Commercial Bills of Exchange Cara ini yang paling umum dipakai. Commercial Bills of Exchange sering disebut draft atau trade bills, adalah surat yang ditulis oleh penjual yang berisi perintah kepada pembeli untuk membayar sejumlah uang tertentu pada waktu tertentu di masa datang. Surat perintah semacam ini sering disebut wesel. Apabila si pembeli menyetujui maka dia lalu membubuhkan tanda tangan pada draft tersebut, sehingga drafts tersebut dapat diperjualbelikan (disebut trade drafts). Jenis/macam daripada drafts ini ada:  Clean Drafts yakni draft yang tidak disertai jaminan dokumen barang  Documentary Drafts yakni draft yang disertai jaminan dokumen pengiriman serta asuransi barang Waktu kapan pembayaran draft itu dilakukan disebut tenor atau usance. Dalam hubungan dengan tenor/usance, maka draft dapat dibagi dalam:  Sight Draft: yakni draft yang dibayar sesaat setelah diperlihatkan pada pembeli. Jadi mungkin pembayarannya sebelum barangnya tiba di tempat pembeli sebab draft dikirim melalui kapal laut  Arrival Draft: yakni draft yang dibayar sesaat setelah barang-barangnya dating  Date Draft: yakni draft yang pembayarannya dilakukan pada tanggal tertentu atau beberapa hari setelah tanggal tersebut
  • 42. 38 5.1.4.Letters of Credit Dalam cara dengan letter of credit wesel ditarik kepadaBank bukan importir, sehingga transaksinya akan lebih terjamin. Yang dimaksud dengan letter of credit adalah suatu surat yang dikeluarkan oleh bank atas permintaan pebeli barang (importir) dimana bank tersebut yang menyetujui dan membayar wesel yang ditarik oleh penjual barang (eksportir). Dengan demikian letter of credit merupakan suatu alat pengganti kredit bank dan dapat menjamin pembayarannya bagi eksportir. Pihak-pihak di dalam letter of credit  Opener (importir) adalah pembeli yang membuka L/C  Issuer adalah Bank yang mengeluarkan L/C tersebut  Beneficiary atau Acreditee adalah penjual (eksportir) Dalam kenyataannya sering terdapat satu pihak lagi di dalam transaksi dengan L/C ini, yakni confirming bank. Confirming Bank adalah bank di Negara eksportir, yang atas permintaan eksportir, menjamin pembayaran L/C yang dikeluarkan oleh Issuer. Langkah-langkah pembayaran dengan L/C  Perjanjian tentang cara pembayaran dengan L/C oleh importir dan eksportir  Importir membuka L/C dengan bank di negaranya dengan mengisi permohonan pembukaan L/C  Apabila permohonan tersebut disetujui, lalu L/C ditandatangani oleh bank. Dengan demikian bank akan menjamin pembayaran kepada eksportir, sebaliknya importir akan menjamin pula semua pembayaran yang dilakukan oleh bank  Dengan ditandatangani permohonan L/C tersebut maka kredit telah bersedia bagi importir untuk mengimpor barang dari eksportir
  • 43. 39  Kemudian bank (Issuer) tersebut memerintahkan confirming bank untuk memberikan advice of L/C kepada eksportir. Confirming Bank lalu membubuhkan namanya pada L/C tersebut untuk memperkuat jaminan pembayaran L/C  Barang kemudian dikirim oleh eksportir. Eksportir menarik wesel atas Issuing Bank dan mengirimkan wesel tersebut beserta dokumen-dokumen pengiriman barang. Confirming bank memeriksa dokumen-dokumen tersebut  Wesel dan dokumen-dokumen tersebut oleh confirming bank dikirimkan kepada Issuing Bank  Setelah wesel tersebut ditandatangani oleh Issuing bank maka barang dikeluarkan dari pelabuhan dan dikirimkan ketempat importir setelah menandatangani trust receipt  Pada tanggal yang telah ditentukan dalam wesel tersebut, importir membayar kepada Issuing Bank. Dengan demikian selesailah pembayaran dengan menggunakan L/C 5.1.5.Private Compensation Cara pembayaran ini dapat digambarkan sebagai berikut: Indonesia Amerika Amar Berutang $(= Rp.166.000,00)kepada John Ranu Berpiutang $400 (= Rp.166.000,00)kepada Arien Penyelesaian pembayaran dapat dilakukan dengan cara: Amat membayar utangnya dalam rupiah sebesar Rp.166.000,00 (= $400) kepada Ranu dan Arlen membayar utang dengan dolar sebesar $400 (= Rp.166.000,00) kepada John. Dengan demikian utang piutang tersebut dapat diselesaikan pembayarannya tanpa perpindahan mata uang ke Negara lain. Hanya saja kesulitannya dalam mendapatkan orang-orang yang persis mempunyai utang piutang dalam jumlah yang sama.
  • 44. 40 DAFTAR PUSTAKA https://widyago.wordpress.com/2011/03/27/cara-cara-melakukan-pembayaran- internasional-2/ http://www.ssbelajar.net/2012/03/neraca-pembayaran.html http://poernomoagusto.blogspot.co.id/2012/03/neraca-pembayaran- internasional.html http://miadwi200594.blogspot.co.id/2015/04/perusahaan-multinasional.html Nopirin. 1997. Ekonomi Internasional. Yogyakarta: BPFE. http://nariska21.blogspot.co.id/2015/04/perusahaan-multinasional- multinational.html https://widyasravishta.wordpress.com/2012/02/24/lanjutan-pasar-valuta-asing/ http://bunda-bisa.blogspot.co.id/2013/03/kebijakan-impor-hambatan-tarif- hambatan.html http://mochtriyanto.blogspot.co.id/2014/11/kebijakan-non-tarif-barierr.html