Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai pengelolaan pekarangan untuk memenuhi gizi keluarga secara berkelanjutan. Pekarangan dapat ditanami berbagai tanaman pangan, sayuran, buah-buahan, obat-obatan dan ternak untuk memenuhi kebutuhan gizi harian. Tanaman yang cepat panen seperti bayam, kangkung dan tomat dapat menjadi sumber pendapatan tambahan.
2. Pekarangan adalah sebidang
tanah di sekitar rumah
(bagian depan, samping
maupun belakang) yang
mudah di usahakan dengan
tujuan untuk meningkatkan
pemenuhan gizi mikro melalui
perbaikan menu keluarga, dan
biasanya dibatasi dengan pagar.
Pemanfaatan Pekarangan adalah
pekarangan yang dikelola melalui
pendekatan terpadu berbagai
jenis tanaman, ternak dan ikan,
sehingga akan menjamin
ketersediaan bahan pangan yang
beranekaragam secara terus
menerus, guna pemenuhan gizi
keluarga.
3. TUJUAN
DAN
SASARAN
1. Memenuhi kebutuhan pangan dan gizi keluarga
secara lestari.
2. Meningkatkan kemampuan keluarga dan
masyarakat dalam memanfaatkan lahan
pekarangan untuk budidaya dan
pemanfaatan limbah rumah tangga
sebagai kompos.
3. Mengembangkan sumber benih atau bibit untuk
menjaga keberlanjutan pemanfaatan
pekarangan dan melestarikan tanaman pangan
lokal untuk masa depan.
4. Mengembangkan kegiatan ekonomi
produktif keluarga,menciptakan lingkungan
hijau yang bersih dan sehat;
5. Sebagai sumber pendapatan keluarga secara
mandiri.
SASARANNYA ADALAH :
Berkembangnya kemampuan anggota kelaurga dalam
mengelola pekarangannya dalam memenuhi kebutuhan
pangan dan gizi keluarganya.
4. SEMPIT : < 120 meter persegi
SEDANG : 120 – 400 meter persegi
LUAS : 400 – 1000 meter persegi
SANGAT LUAS: > 1000 meter persegi
5. Potensi yg sering dimiliki masyarakat
pedesaan
Masalahnya sering tidak dianggap
sebagai potensi Padahal dapat
dikembangkan sbg:
Sumber gizi keluarga
Keindahan ketentraman
Tanaman obat
kesehatan Kebersihan
6. BAGAIMANA
PENGELOLAAN
PEKARANGAN ?
Pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan
pekarangan
Untuk meningkatkan gizi terutama pada gizi mikro
masyarakat pada umumnya dan keluarga pada
khususnya, dapat dilakukan melalui pemberdayaan
masyarakat dengan memanfaatkan sumber daya yang
tersedia dilingkungannya.
Salah satu upaya pemberdayaan masyarakat tersebut
di atas adalah dengan pemanfaatan pekarangan yang
dikelola oleh keluarga sehingga mudah untuk
pemeliharaan dan pemanenan hasilnya.
7. FUNGSI
PEKARANGAN
Lahan pekarangan sudah lama dikenal dan memiliki fungsi
multiguna. Fungsi pekarangan adalah untuk menghasilkan :
1. Bahan makan sebagai tambahan dari hasil sawah dan
tegalnya;
2. Sayur dan buah-buahan;
3. Unggas, ternak kecil dan ikan;
4. Rempah, bumbu-bumbu dan wangi-wangian;
5. Bahan kerajinan tangan;
6. Obat keluarga, serta
7. Penghasil uang tunai.
Usaha di pekarangan jika dikelola secara intensif sesuai dengan
potensi pekarangan, disamping dapat memenuhi kebutuhan
konsumsi rumah tangga, juga dapat memberikan sumbangan
pendapatan bagi keluarga.
Dari hasil penelitian, secara umum pekarangan dapat
memberikan sumbangan pendapatan keluarga antara
7% sampai dengan 45%. Atau antara Rp.375.000 –
750.000 / bulan
8. Pekarangan sering juga disebut sebagai warung hidup, apotek
hidup, lumbung hidup maupun bank hidup.
Sebagai Warung Hidup
Pekarangan yang berfungsi sebagai warung hidup adalah
pekarangan yang dimanfaatkan dengan menanami dengan
tanaman, ternak maupun ikan yang dapat dipanen untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Warung hidup diartikan agar pekarangan menghasilkan yang
biasa dibeli sehari-hari dari warung.
Untuk pelaksanaannya pekarangan dapat ditanami berbagai
jenis tanaman sayuran seperti; bayam, kangkung, mentimun,
kacang panjang, terung, sawi dll, tanaman bumbu/ rempah
seperti; jahe, kencur, kunyit, serei dll, ternak penghasil daging
dan telur seperti; ayam, itik dll, maupun ikan seperti lele, nila
dsb.
9. APAKAH SAYA
BISA?
Sebagai Apotek Hidup
Dapat pula pekarangan berfungsi sebagai apotek
hidup, dimana pekarangan ditanami berbagai jenis
tanaman yang dapat dijadikan obat keluarga
(TOGA).
Tanaman obat keluarga tersebut diantaranya
adalah; Temulawak, lengkuas, Jahe, Sereh,Kumis
kucing, kunyit, Marungga,Lombok, tomat,dll.
10. Sebagai Lumbung Hidup
Dalam memenuhi kebutuhan karbohidrat, pekarangan dapat berfungsi sebagai lumbung hidup, dimana
pekarangan ditanami dengan tanaman palawija yang banyak mengadung karbohidrat,
seperti ubikayu, ubijalar, jagung, talas dll.
Pada masa lalu, ketika masih ada musim “paceklik” dimana masa belum panen padi, peran pekarangan
sebagai lumbung hidup ini sangat berarti sekali, sebagai pengganti padi/ beras pekarangan dapat menghasilkan
jagung maupun umbi-umbian yang dapat dimasak sebagai pengganti nasi untuk konsumsi bahan makanan
pokok.
11. Sebagai Bank Hidup
Pekarangan dapat pula berfungsi sebagai bank hidup,
dimana pekarangan yang ditanami tanaman keras/
tahunan yang dapat menghasilkan uang,
tanaman ini merupakan investasi jangka
panjang, yakni pekarangan yang ditanami tanaman
buah-buahan seperti; rambutan, durian, sukun, mangga,
belimbing, salak, lengkeng, alpukat maupun tanaman
kayu seperti albasiah, mahoni, jati dll.
Dalam mengelola lahan pekarangan sebaiknya kita
menyusun suatu perencanaan penataan lahan pekarangan
sehingga areal lahan yang akan dikelola dapat
dimanfaatkan secara optimal dan produktif secara
berkelanjutan.
12. Pengolahan Lahan (Tanah) :
Tahap ini merupakan tahap awal dalam berkebun. Lahan perlu dibersihkan dari tanaman
liar.
Upayakan pembersihan lahan tidak menggunakan bahan kimia karena residunya dalam
tanah akan mengurangi produktivitas tanah.
Bila tanah berwarna gelap dan gembur, kita hanya perlu memberikan pupuk tambahan
pada saat penanaman.
Sedangkan bila tanah berwarna agak terang, pucat, dan padat maka kita perlu
mengolahnya secara intensif dengan mencangkul untuk mengemburkan tanah dilanjutkan
dengan memberikan pupuk organik (pupuk kandang atau kompos) dan pupuk kimia (TSP,
KCl, dan Urea maupun NPK) secara berimbang.
13. Penetuan jenis Tanaman
Pilihlah jenis tanaman yang bermanfaat bagi keperluan
rumah tangga baik untuk obat atau kesehatan keluarga
(jahe, lengkuas, Kunyit, Kumis Kucing, mengkudu, dll)
dan keperluan dapur (cabe, tomat, sayuran; bayam,
kangkung, mentimun, kacang panjang, terung, sawi)
Pelengkap gizi keluarga (dengan menanam pepaya ,
pisang, jeruk dan ternak ayam, itik serta ikan).
Untuk tujuan estetika/Indah, pilihan tanaman yang
memiliki figure menarik yakni berbagai jenis/ macam
tanaman hias lainnya.
14. Menentukan Tata Letak Tanaman
Pada prinsipnya semua tanaman memerlukan sinar
matahari yang cukup sepanjang hari.
Tempatkan jenis-jenis yang berukuran kecil mulai dari
bagian Timur dan tempatkan jenis tanaman yang
berukuran besar seperti buah-buahan di bagian sebelah
Barat. Hal ini dimaksudkan agar jenis tanaman yang
besar tidak menaungi/ menghalangi sinar matahari
terhadap tanaman yang kecil. Demikian pula kerapatan
dan populasi tanaman perlu diperhatikan karena
mempengaruhi efisiensi penggunaan cahaya matahari
serta persaingan antar tanaman dalam menggunakan air
dan unsur hara.
Aturlah tata letak sedemikian rupa yang disesuaikan
dengan kondisi lingkungan misalnya jangan sampai
menghalangi jalan masuk, menghalangi pandangan, dan
sebagian tanaman atau kotoran masuk ke areal kebun
tetangga.
Dari segi estetika, penempatan tanaman yang berukuran
lebih kecil seperti tanaman hias sebaiknya ditanam di
pekarangan paling depan, tanaman buah-buahan
sebaiknya ditanam dibelakang atau dipinggir letak
bangunan rumah.
Jemuran pakaian juga perlu mendapat perhatian
penempatannya, jangan sampai didepan rumah,
usahakan dihalaman bagian belakang. Dan apabila dari
sudut pandang kesehatan, penempatan kandang ternak
sebaiknya di halaman bagian belakang.
15. Tahap Pemeliharaan
Penyiangan dilakukan dengan
membersihkan lahan dari rumput-
rumput liar, bertujuan untuk mencegah
kompetisi nutrisi tanaman dari tanah selain
untuk kebersihan dan keindahan.
Sisa-sisa tanaman dan rumput
sebaiknya dikeringkan lalu dikubur
ke dalam tanah dalam-dalam karena dapat
meningkatkan kesuburan tanah. Sisa tanaman
ini dapat juga diproses untuk dijadikan pupuk
organik atau kompos.
Pemberian air dengan cara
penyiraman secara kontinyu sangat
penting terutama pada tanaman
yang berumur muda dan baru tumbuh,
untuk selanjutnya aktivitas penyiraman ini dapat
disesuaikan dengan kondisi lingkungan lahan
pekarangan apakah kekeringan atau basah
(lembab).
Salah satu upaya untuk mempertahankan
ketersediaan air di lahan pekarangan adalah
dengan membuat kolam.
16. MENYEDIAKAN SUMBER GIZI KELUARGA
SAYURAN LEBIH SEHAT
PEMANFAATAN LIMBAH DAPUR
MENJAGA LINGKUNGAN MENJADI BERSIH DAN
SEHAT
DIPEROLEHNYA GIZI KELUARG MURAH
PENGEMBANGAN TOGA MENYEDIAKAN OBAT
KELUARGA
DAPAT DIKEMBANGKAN SEBAGAI SUMBER
PENDAPATAN KELUARGA JIKA LAHAN LUAS
17. UMUR PANEN CEPAT (CAISIM, KACANG
PANJANG, TOMAT, CABE, BAYAM,
KANGKUNG, SINGKONG DAUN)
BAHAN SAYURAN (BAYAM, KANGKUNG, KC
PANJANG)
SUMBER PROTEIN (KACANG PANJANG,
KACANG-KACANGAN LAIN)
SUMBER VITAMIN (PEPAYA, TOMAT)
CASH CROP: Pohon Buah2-an (JIKA LAHAN
LUAS)
18. Sangat membantu masyarakat untuk
pertolongan pertama
Sarana menuju sehat yang murah
Saat ini jenis penyakit (non infeksi)
semakin banyak Biaya pengobatan
semakin mahal
Pengetahuan masyarakat semakin
berkurang
Keyakinan masyarakat akan
khasiatnya semakin rendah
19. DLM SITUASI PANDEMI
SAAT INI KITA HARUS
PINTAR MENCARI
PEMASUKAN UTK
MEMPERTAHANKAN DAN
MEMPERBAIKI EKONOMI
KITA. AGAR CEPAT
MENDAPATKAN
KEUNTUNGAN, KITA
HARUS MEMILIH SAYURAN
YANG CEPAT PANEN.
20. N
o
Nama Tanaman Cara Penanaman Masa Panen
1
Caisim/Sawi Hijau, sawi pahit
dan pak choy
Disemai setelah tumbuh 3-4 daun sejati
kemudian ditanam (dijadikan bibit terlebih
dahulu) /Tanam langsung dengan disebar di
media tanam
– 40-60 hari dari biji
atau 25-30 hari setelah
tanam dari bibit.
2 Petsai /Sawi Putih
Disemai setelah tumbuh 3-4 daun sejati
kemudian ditanam (dijadikan bibit terlebih
dahulu)
– 30-60 hari setelah
tanam dari bibit
(tergantung varietas)
3 Kol hijau , kol merah
Disemai setelah tumbuh 3-4 daun sejati
kemudian ditanam (dijadikan bibit terlebih
dahulu)
3-4 bulan dari
penyemaian biji
4 Kembang Kol dan Brokoli
Disemai setelah tumbuh 3-4 daun sejati
kemudian ditanam (dijadikan bibit terlebih
dahulu)
55- 100 hari (tergantung
5 Selada Keriting, Selada krop
Disemai setelah tumbuh 3-4 daun sejati
kemudian ditanam (dijadikan bibit terlebih
dahulu)
2-3 bulan setelah semai
21. N
o
Nama Tanaman Cara Penanaman Masa Panen
6 Bayam (hijau/merah)
Tanam langsung dengan disebar di media
tanam tutup dengan tanah halus setengah cm
Mulai umur 25 hari,
bertahap setiap 5 hari
sekali.
7 Spinach/Bayam
Tanam langsung dengan disebar di media
tanam tutup dengan tanah halus setengah cm
Mulai umur 30 hari
bertahap setiap 5 hari
sekali
8 Kangkung
Tanam langsung dengan disebar di media
tanam tutup dengan tanah halus setengah cm
Mulai umur 27 hari
bertahap setiap 5 hari
9 Bawang daun
Disemai setelah tinggi 10-15 cm kemudian
ditanam (dijadikan bibit terlebih dahulu)
3 bulan setelah tanam
1
0
Terong
Disemai setelah tumbuh 4 daun sejati
kemudian ditanam (dijadikan bibit terlebih
dahulu)
Panen dimulai pada 70-80
hari setelah semai
selanjutnya setiap 5 hari.
22. N
o
Nama Tanaman Cara Penanaman Masa Panen
11 Tomat
Disemai setelah tumbuh 4 daun sejati
kemudian ditanam (dijadikan bibit terlebih
dahulu)
Panen dimulai usia 9
minggu setelah tanam
selanjutnya setiap 5 hari
1
2
Cabe
Disemai setelah tumbuh 4 daun sejati
kemudian ditanam (dijadikan bibit terlebih
dahulu)
Panen dimulai usia 9
minggu setelah tanam
selanjutnya setiap 5 hari
1
3
Pare
Tanam langsung dengan memasukan 2 biji
kedalam lubang sedalam 1- 2 cm kemudian
ditimbun tanah
Panen muali usia 2 bulan
dan diulangi setiap
seminggu sekali
1
4
Gambas/oyong
Tanam langsung dengan memasukan 2 biji
kedalam lubang sedalam 1- 2 cm kemudian
ditimbun tanah
Panen muali usia 3 bulan
dan diulangi setiap
seminggu sekali
1
5
Timun
Tanam langsung dengan memasukan 2-3
biji kedalam lubang sedalam 1- 2 cm
kemudian ditimbun tanah
Panen muali usia 2 bulan
dan diulangi setiap
seminggu sekali
23. No Nama Tanaman Cara Penanaman Masa Panen
11 Tomat
Disemai setelah tumbuh 4 daun sejati kemudian
ditanam (dijadikan bibit terlebih dahulu)
Panen dimulai usia 9
minggu setelah tanam
selanjutnya setiap 5 hari
12 Cabe
Disemai setelah tumbuh 4 daun sejati kemudian
ditanam (dijadikan bibit terlebih dahulu)
Panen dimulai usia 9
minggu setelah tanam
selanjutnya setiap 5 hari
13 Pare
Tanam langsung dengan memasukan 2 biji kedalam
lubang sedalam 1- 2 cm kemudian ditimbun tanah
Panen muali usia 2 bulan
dan diulangi setiap
seminggu sekali
14 Gambas/oyong
Tanam langsung dengan memasukan 2 biji kedalam
lubang sedalam 1- 2 cm kemudian ditimbun tanah
Panen muali usia 3 bulan
dan diulangi setiap
seminggu sekali
15 Timun
Tanam langsung dengan memasukan 2-3 biji
kedalam lubang sedalam 1- 2 cm kemudian ditimbun
tanah
Panen muali usia 2 bulan
dan diulangi setiap
seminggu sekali
24. FUNGSI PEKARANGAN ADALAH :
Sebagai Apotek Hidup Dapat pula pekarangan berfungsi sebagai apotek
hidup, dimana pekarangan ditanami berbagai jenis tanaman yang dapat dijadikan
obat keluarga (TOGA). Tanaman obat keluarga tersebut diantaranya adalah;
sembung, saga, tapak dara, mahkota dewa, daun dewa, brotowali, temu-temuan,
mengkudu, mangkokan, meniran, dll.
Sebagai Lumbung Hidup Dalam memenuhi kebutuhan karbohidrat,
pekarangan dapat berfungsi sebagai lumbung hidup, dimana pekarangan ditanami
dengan tanaman palawija yang banyak mengadung karbohidrat, seperti ubikayu,
ubijalar, jagung, talas dll. Pada masa lalu, ketika masih ada musim “paceklik” dimana
masa belum panen padi, peran pekarangan sebagai lumbung hidup ini sangat berarti
sekali, sebagai pengganti padi/ beras pekarangan dapat menghasilkan jagung
maupun umbi-umbian yang dapat dimasak sebagai pengganti nasi untuk konsumsi
bahan makanan pokok.
Sebagai Bank Hidup Pekarangan dapat pula berfungsi sebagai bank
hidup, dimana pekarangan yang ditanami tanaman keras/ tahunnan yang dapat
menghasilkan uang, tanaman ini merupakan investasi jangka panjang, yakni
pekarangan yang ditanami tanaman buah-buahan seperti; rambutan, durian, sukun,
mangga, belimbing, salak, lengkeng, alpukat maupun tanaman kayu seperti
albasiah, mahoni, jati dll.