Dokumen tersebut membahas tentang vertigo perifer yang merupakan salah satu penyebab vertigo yang sering terjadi. Terdapat tiga jenis vertigo perifer yaitu BPPV, vestibular neuritis, dan penyakit Meniere. BPPV diakibatkan perubahan posisi kepala dan diagnosisnya dilakukan dengan tes Dix Hallpike.
4. PENDAHULUAN
1
2
Vertigo merupakan keluhan yang sering
dijumpai dalam praktek yang sering
digambarkan dengan rasa berputar, rasa
oleng, tak stabil (giddines, unsteadyness) atau
rasa pusing (dizziness)
Diagnosis banding vertigo meliputi penyebab perifer
vestibular (berasal dari system saraf perifer), dan
sentral vestibular (berasal dari system saraf pusat)
dan kondisi lain. 93% pasien pada primary care
mengalami BPPV, acute vestibular neuronitis, atau
menire disease
6. TINJAUAN PUSTAKA
Anatomi dan Fisiologi Alat Keseimbangan
Terdapat tiga sistem yang mengelola keseimbangan tubuh
yaitu : sistem vestibular, sistem proprioseptif, dan sistem
optik
Sistem vestibular meliputi :
Labirin (aparatus vestibularis), nervus vestibularis dan vestibularis sentral.
Labirin terletak dalam pars petrosa os temporalis dan dibagi atas koklea
(alat pendengaran) dan aparatus vestibularis (alat keseumbangan).
Labirin yang merupakan seri saluran, terdiri atas labirin membran yang
berisi endolimfe dan labirin tulang yang berisi perilimfe, dimana kedua
cairan ini mempunyai komposisi kimia berbeda dan tidak saling
berhubungan
01
7. 02
Aparatus vestibularis terdiri atas satu pasang organ otolith dan tiga pasang
kanalis semi sirkularis. Otolith terbagi atas sepasang kantong yang disebut sakulus
dan utrikulus. Sakulus dan utrikulus masing masing mempunyai suatu penebalan atau
makula sebagai mekanoreseptor khusus. Makula terdiri dari sel sel rambut dan sel
penyokong. Kanalis semisirkularis adalah saluran labirin selaput berisi endolimfe.
Ketiga duktus semisirkularis terletak saling tegak lurus
Sistem vestibularis memberi respon terhadap percepatan rotasional dan linear
(termasuk grafitasi) serta input visual proprioseptif dalam menjaga keseimbangan dan
orientasi tubuh di ruangan. Gerakan inersia endolimfe dalam kanalis
semisirkularisselama percepatan rotasional akan memindah kupula, mengaktifkan
silia dan transmisi potensial aksi ke divisi vestibuler nervus kranialis VIII.
03
8. VERTIGO PERIFER
Vertigo perifer adalah salah satu
penyebab vertigo yang paling
sering terjadi. Kondisi ini
disebabkan oleh masalah pada
mekanisme keseimbangan telinga
bagian dalam.
10. 1. BENIGN PAROXYSMAL POSITIONING VERTIGO (BPVV)
Contents
Contents
vertigo ini diakibatkan perubahan
posisi kepala seperti saat berguling
di tempat tidur, membungkuk, atau
menengadah ke atas serta adanya
debris yang terdapat pada kanalis
semisirkularis
Benign paroxysmal positional
vertigo (BPPV) merupakan
jenis vertigo vestibular perifer
yang paling sering ditemui,
kira-kira 107 kasus per
100.000 penduduk, dan lebih
banyak pada perempuan serta
usia tua (51-57 tahun). Jarang
ditemukan pada orang berusia
dibawah 35 tahun yang tidak
memiliki riwayat cedera kepala
Etiologi
11. Faktor risiko
Beberapa faktor yang berhubungan
dengan BPPV adalah :
• Depresi
• Hipertensi
• Peningkatan lipid darah
• Diabetes
• Penyakitjantung koroner
• Stroke
Manifestasi Klinis
• Gejala yang sering dikeluhkan
pasien BPPV seperti vertigo yang
timbul mendadak dan kadang
disertai nistagmus karena perubahan
posisi kepala misalnya miring ke satu
sisi saat berbaring, bangkit dari
posisi tidur, perubahan posisi saat
tidur, dan gerakan leher yang
hiperekstensi.
• Gejala lainnya seperti mual, muntah,
tidak seimbang seperti melayang,
takut jatuh, sakit kepala, cemas,
gangguan tidur, tinnitus, gangguan
mengingat, hipersensitif terhadap
suara, dan lain sebagainya
12. Diagnosis
Salah satu cara yang
sangat mudah dikerjakan
untuk mendiagnosis
BPPV adalah uji Dix-
Hallpike, yaitu dengan
menggerakkan kepala
pasien dengan cepat ke
kanan, kiri dan kembali
ke tengah
Penatalaksanaan
Obat tidak diberikan secara
rutin pada BPPV. Malah
cenderung dihindari karena
penggunaan obat vestibular
suppresant yang
berkepanjangan hingga lebih
dari 2 minggu dapat
mengganggu mekanisme
adaptasi susunan saraf pusat
terhadap abnormalitas
vestibular perifer yang sudah
terjadi
13. 2. Vestibular neuritis
• Vertigo rotasional yang berat dengan onset akut, disertai
nistagmus spontan, ketidakstabilan postur, dan nausea
tanpa diikuti disfungsi auditorik.
• Gejala biasanya mencapai puncak dalam 24 jam, membaik
setelah beberapa hari- minggu. Meski kerusakan berupa
hilangnya fungsi vestibular unilateral permanen, tetap terjadi
perbaikan dengan adanya perbaikan otak.
• Vestibular neuritis dianggap sebagai akibat virus, meski sulit
untuk membuktikan
14. 3. Penyakit menierre
• Serangan yang khas dengan rasa penuh ditelinga,
penurunan daya pendengaran serta tinitus, sebelum
muncul vertigo rotasional.
• Disertai keluhan ketidakstabilan postur, nistagmus, dan
mual selama beberapa menit – beberapa jam.
• Penyakit menierre disebabkan oleh hidrops indolimfatik
yang berakhir dengan degenerasi sel-sel rambut pada
koklea dan neuro epitel di kanalis semi sirkularis.
• Sering terjadi pada usia 30-50 tahun
15. Ada 3 tingkat derajat keparahan penyakit Meniere
Derajat I
Derajat 2 Derajat 3
Gejala awal berupa vertigo
yang disertai mual dan
muntah. Gangguan vagal
seperti pucat dan
berkeringat dapat terjadi.
Sebelum gejala vertigo
menyerang, pasien dapat
merasakan sensasi di
telinga yang berlangsung
selama 20 menit hingga
beberapa jam. Diantara
serangan, pasien sama
sekali normal.
Gangguan
pendengaran
semakin menjadi-
jadi dan
berfluktuasi.
Muncul gejala tuli
sensorineural
terhadap frekuensi
rendah.
Gangguan pendengaran tidak lagi
berfluktuasi namun progresif
memburuk. Kali ini mengenai kedua
telinga sehingga pasien seolah
mengalami tuli total. Vertigo mulai
berkurang atau menghilang.
Obat-obatan seperti proklorperasin,
sinnarizin, prometasin, dan
diazepam berguna untuk menekan
gejala.
16. Prognosis penyakit meniera tergantung
dari penyakit yang mendasarinya.
Infark arteri basilar atau vertebral,
misalnya, menandakan prognosis yang
buruk
17. Diagnosis
Terlebih dahulu pemeriksaan
Anamnesis
• Pasien biasanya mengeluh vertigo
dengan onset akut kurang dari 10-30
detik akibat perubahan posisi kepala dan
tidak disertai dengan gejala tambahan
selain mual pada beberapa pasien
• Posisi yang memicu adalah berbalik di
tempat tidur pada posisi lateral, bangun
dari tempat tidur, melihat ke atas dan
belakang, dan membungkuk
• Beberapa pasien yang rentan terhadap
mabuk (motion sickness) mungkin
merasa mual dan pusing selama berjam-
jam setelah serangan vertigo
• Jika pasien melaporkan episode
vertigo spontan, atau vertigo yang
berlangsung lebih dari 1 atau 2
menit, atau jika episode vertigo
tidak pernah terjadi di tempat tidur
atau dengan perubahan posisi
kepala, maka kita harus
mempertanyakan diagnosis dari
BPPV
19. Tes Dix-Hallpike
• Tes ini tidak boleh dilakukan
pada pasien yang memiliki
masalah dengan leher dan
punggung.
• Tujuan tes ini adalah untuk
memprovokasi serangan
vertigo dan untuk melihat
adanya nistagmus
21. Interpretasi Tes Dix-Hallpike
Jika normal : tidak timbul vertigo dan nistagmus dengan mata
terbuka. Kadang-kadang dengan mata tertutup bisa terekam
dengan elektronistagmografi adanya beberapa detak
nistagmus
Abnormal : timbulnya nistagmus posisional yang pada BPPV mempunyai 4
ciri, yaitu: ada masa laten, lamanya kurang dari 30 detik, disertai vertigo yang
lamanya sama dengan nistagmus, dan adanya fatigue, yaitu nistagmus dan
vertigo yang makin berkurang setiap kali manuver diulang
22. Tes Supine Roll
57%
34%
53%
82%
Tes ini dilakukan dengan
memposisikan pasien dalam posisi
supinasi atau berbaring terlentang dengan
kepala pada posisi netral diikuti dengan
rotasi kepala 90 derajat dengan cepat ke
satu sisi dan dokter mengamati mata
pasien untuk memeriksa ada tidaknya
nistagmus. Setelah nistagmus mereda
(atau jika tidak ada nistagmus), kepala
kembali menghadap ke atas dalam posisi
supinasi. Setelah nistagmus lain mereda,
kepala kemudian diputar/ dimiringkan 90
derajat ke sisi yang berlawanan, dan mata
pasien diamati lagi untuk memeriksa ada
tidaknya nistagmus
23. Tes ini ditujukan untuk meneliti
faktor-faktor penyebab, baik
kelainan sistemik, otologik atau
neurologik – vestibuler atau
serebeler; dapat berupa
pemeriksaan fungsi pendengaran
dan keseimbangan, gerak bola
mata/nistagmus dan fungsi
serebelum
25. Pemeriksaan neurologis dilakukan dengan perhatian khusus pada
Uji Romberg :
• Penderita berdiri dengan kedua kaki
dirapatkan, mula-mula dengan kedua mata
terbuka kemudian tertutup. Biarkan pada
posisi demikian selama 20-30 detik.
• Pada kelainan vestibuler hanya pada mata
tertutup badan penderita akan bergoyang
menjauhi garis tengah kemudian kembali
lagi, pada mata terbuka badan penderita
tetap tegak. Sedangkan pada kelainan
serebeler badan penderita akan bergoyang
baik pada mata terbuka maupun pada mata
tertutup
Fungsi vestibuler/serebeler
26. Tandem Gait
Penderita berjalan lurus dengan tumit kaki kiri/kanan diletakkan pada ujung jari kaki
kanan/kiri ganti berganti. Pada kelainan vestibuler perjalanannya akan menyimpang, dan
pada kelainan serebeler penderita akan cenderung jatuh.
Uji Unterberger.
Berdiri dengan kedua lengan lurus horisontal ke depan dan jalan di tempat dengan
mengangkat lutut setinggi mungkin selama satu menit. Pada kelainan vestibuler
posisi penderita akan menyimpang/berputar ke arah lesi dengan gerakan seperti
orang melempar cakram; kepala dan badan berputar ke arah lesi, kedua lengan bergerak
ke arah lesi dengan lengan pada sisi lesi turun dan yang lainnya naik. Keadaan ini disertai
nistagmus dengan fase lambat ke arah lesi.
Past-pointing test (Uji Tunjuk Barany)
Dengan jari telunjuk ekstensi dan lengan lurus ke depan, penderita disuruh mengangkat
lengannya ke atas, kemudian diturunkan sampai menyentuh telunjuk tangan pemeriksa.
Hal ini dilakukan berulang-ulang dengan mata terbuka dan tertutup. Pada kelainan
vestibuler akan terlihat penyimpangan lengan penderita ke arah lesi.
27. Tes ini digunakan untuk membedakan
tuli konduktif dan tuli perseptif, dengan
tes-tes Rinne, Weber dan Schwabach.
Pada tuli konduktif tes Rinne negatif,
Weber lateralisasi ke sisi yang tuli, dan
Schwabach memendek.
Ada beberapa macam pemeriksaan audiometri
seperti Loudness Balance Test, SISI, Bekesy
Audiometry, Tone Decay. Pemeriksaan saraf-
saraf otak lain meliputi: acies visus, kampus
visus, okulomotor, sensorik wajah, otot wajah,
pendengaran, dan fungsi menelan
Tes garpu tala
Audiometri
PEMERIKSAAN FUNGSI
PENDENGARAN
28. Pemeriksaan ini terutama untuk menentukan apakah
letak lesinya di sentral atau perifer Dari posisi duduk di
atas tempat tidur, penderita dibaring-kan ke belakang
dengan cepat, sehingga kepalanya meng-gantung 45º
di bawah garis horisontal, kemudian kepalanya
dimiringkan 45º ke kanan lalu ke kiri. Perhatikan saat
timbul dan hilangnya vertigo dan nistagmus, dengan
uji ini dapat dibedakan apakah lesinya perifer atau
sentral. Perifer (benign positional vertigo): vertigo dan
nistagmus timbul setelah periode laten 2-10 detik,
hilang dalam waktu kurang dari 1 menit, akan
berkurang atau menghilang bila tes diulang-ulang
beberapa kali (fatigue).
Pemeriksaan Khusus Oto-Neurologis
29. Pemeriksaan Penunjang
• Pemeriksaan laboratorium untuk gula darah, darah
hitungan, elektrolit dan fungsi tiroid membantu
mengidentifikasi kasus pusing. Misalnya anemia dan gula
darah rendah diketahui menyebabkan pusing. Ini harus
di bedakan dengan Vertigo.
• Audiometri tes digunakan untuk mendeteksi penyakit
menierre.
• Neurofisiologi : Elektroensefalografi(EEG), Elektromiografi
(EMG), Brainstem Auditory Evoked Pontential (BAEP).
• Pencitraan: CT Scan, Arteriografi, Magnetic Resonance
Imaging (MRI).
30. Penatalaksanaan
Rehabilitasi Vertigo
Tujuan dari pengobatan ini adalah untuk
meminimalkan dizziness
Terapi simptomatik
• Ca-entry blocker : flunarisin (sibelium) 3 x 5-10 mg/hr.
• Antihistamin : sinarsin (stugeron) 3 x 25 mg/hr,
dimenhidrinat (dramamine) 3 x 50 mg/hr
• Histaminik : betahistine (meriston) 3 x 8 mg
• Fenotiazine (largaktil) 3 x 25 mg/hr
• Benzodiasepin 3 x 2-5 mg/hr
• Antiepileptik bila ada tanda kelainan epilepsi dan
kelainan EEG
• Metoclopramide (primperan, raclonid) 3 x 10 mg/hr,
bila ada muntah.(1)
• Selain itu dapat dicoba metode Brandt-Daroff sebagai
upaya desensitisasi reseptor semisirkularis.(4)
Operasi
Terdapat dua pilihan intervensi dengan
teknik operasi yang dapat dipilih, yaitu
transeksi saraf ampula posterior (singular
neurectomy) dan oklusi (plugging) kanal
posterior semisirkular.
31. Brandt-Daroff exercises
Latihan ini dapat dilakukan pasien di rumah
tanpa bantuan therapist. Caranya :
• Pasien dalam posisi duduk kepala
menoleh ke arah berlawanan dari posisi
pencetus vertigo (misalnya kepala
menoleh ke kanan). Tahan selama 30
detik.
• Kemudian berbaring dengan cepat ke
sisi berlawanan (sisi kiri). Tahan selama
30 detik.
• Secara cepat duduk kembali.
• Selanjutnya posisi kepala menoleh ke
sisi sebelahnya (ke kiri). Tahan selama
30 detik.
• Berbaring ke sisi berlawanan (kanan)
selama 30 detik dan kembali duduk
seperti semula. Latihan ini dilakukan
secara rutin 10-20 kali, 3 kali sehari
minimal 2 hari.sampai vertigo
menghilang.
Terapi Non Farmakologi
33. Kesimpul
an
Vertigo adalah perasaan seolah-olah penderita bergerak atau berputar,
atau seolah-olah benda di sekitar penderita bergerak atau berputar, yang
biasanya disertai dengan mual dan kehilangan keseimbangan. Vertigo bisa
berlangsung hanya beberapa saat atau bisa berlanjut sampai beberapa jam
bahkan hari. Penderita kadang merasa lebih baik jika berbaring diam, tetapi
vertigo bisa terus berlanjut meskipun penderita tidak bergerak sama sekali.
Vertigo diklasifikasikan menjadi dua kategori berdasarkan saluran
vestibular yang mengalami kerusakan, yaitu vertigo periferal dan vertigo
sentral. Vertigo periferal terjadi jika terdapat gangguan di saluran yang
disebut kanalis semisirkularis, yaitu telinga bagian tengah yang bertugas
mengontrol keseimbangan. Gangguan kesehatan yang berhubungan dengan
vertigo periferal antara lain penyakitpenyakit seperti benign parozysmal
positional vertigo (gangguan akibat kesalahan pengiriman pesan), penyakit
meniere (gangguan keseimbangan yang sering kali menyebabkan hilang
pendengaran), vestibular neuritis (peradangan pada sel-sel saraf keseimbangan),
dan labyrinthitis (radang di bagian dalam pendengaran).
34. DAFTAR
PUSTAKA
You can simply impress your audience
and add a unique zing and appeal to
your Presentations.
1. Harsono (Ed.), Kapita Selekta Neourologi edisi ke 2,
jogjakarta, 2007
2. Bintoro Aris catur, Kecepatan Rerata Aliran Darah
Otak Sistem Vertebrobasilar Pada Pasien Vertigo Sentral,
Tesis, Program pendidikan dikter spesialis I Ilmu Penyakit
Saraf Universitas Diponegoro Semarang, 2000.
3. Conrad Melissa, Vertigo cause, simptom,treatment online : 15
maret 2013 avaible at http://www.emedichine.com
4. Fife D.T. Benign Paroxysmal Positional Vertigo. Semin Neurol
Journal. 2009;29:500-508
5. Lumbantobing SM. Vertigo Tujuh Keliling. Edisi pertama.
Jakarta:BalaiPenerbit FK-UI.1996
6. Parnes et al. Diagnosis and Management of Benign
Paroxysmal Positional Vertigo (BPPV). CMAJ. 2003;169 (7):
681-93
7. Bhattacharyya N, Baugh F R, Orvidas L. Clinical Practice
Guideline: Benign Paroxysmal Positional Vertigo.
Otolaryngology-Head and Neck Surgery. 2008;139: S47-S81
8. Hain, Timothy C. Benign Paroxysmal Positional Vertigo
(BPPV). Northwestern University Medical School. Chicago
Illinois and the Vestibular Disorders Association. 2009. Hal 1-
10