Seekor kepiting ibu menasehati anaknya untuk berjalan lurus ke depan dengan jari-jari kaki menghadap keluar. Namun, ketika mencoba mendemonstrasikan cara berjalan yang benar, ibu kepiting justru tersandung dan jatuh karena ternyata dia sendiri tidak bisa berjalan dengan benar. Ini mengajarkan bahwa seseorang tidak seharusnya menasehati orang lain tentang cara bertindak kecuali dia sendiri bisa memberikan
1. Anjing yang nakal, bangga akan kalung yang diikatkan pada balok beratAda seekor
anjing yang sangat nakal dan jahat sehingga majikannya mengikatkan sebuah balok
yang cukup berat di lehernya agar orang mengetahui kehadiran anjing tersebut dan
bisa menghindari anjing itu.
Tetapi sang Anjing yang nakal itu sangat bangga akan kalung dan balok kayu itu, dia
bahkan berlari-larian sambil menyeret-nyeret balok kayu tersebut dengan ributnya
untuk menarik perhatian orang lain. Tetapi tak ada satupun orang yang senang
melihat anjing itu.
Seekor anjing lain yang melihatnya kemudian berkata "Kamu seharusnya lebih
bijaksana dan berdiam diri di rumah agar orang tidak melihat balok yang
dikalungkan di lehermu. Apakah kamu senang bahwa semua orang tahu betapa
nakal dan jahatnya kamu?"
Terkenal karena kebaikan, sangatlah berbeda dengan terkenal karena kejahatan.
2. Katak yang tinggal di kolam gemetar ketakutan saat anak-anak bermain dengan cara
melempar batu ke dalam kolamPada suatu hari, beberapa orang anak laki-laki
bermain-main di pinggiran sebuah kolam di mana pada kolam tersebut hiduplah
beberapa keluarga katak. Anak laki-laki tersebut bermain-main dengan cara
melemparkan batu-batu ke atas permukaan kolam.
Batu-batu yang beterbangan dengan cepat di atas permukaan kolam membuat anak-
anak tersebut tertawa terbahak-bahak; sedangkan katak-katak yang menghuni kolam
tersebut gemetar ketakutan.
Lalu seekor katak yang paling tua dan paling berani, mengeluarkan kepalanya dari
dalam air dan berkata, "Oh, anak-anak, mohon hentikanlah permainan kalian!
walaupun permainan kalian merupakan hiburan bagi kalian, permainan itu bisa
menyebabkan kematian bagi kami!"
Pertimbangkan dengan baik sebelum melakukan sesuatu, apakah yang anda anggap
sebagai hiburan, tidak akan menyebabkan orang lain menderita.
3. Angin Utara meniupkan angin dingin ke tubuh pengembara
Angin Utara dan Matahari berdebat tentang siapa diantara mereka yang lebih kuat. Sementara
mereka berdebat dengan hebat, seorang pengembara berjalan melewati suatu jalan dengan
badan terbungkus jubah.
"Mari kita buktikan" kata Matahari, "bahwa yang terkuat diantara kita adalah siapa saja yang
bisa membuat pengembara itu membuka jubahnya. "
"Baiklah," kata Angin Utara , dan seketika itu juga meniupkan angin kencang yang dingin
kepada pengembara itu.
Matahari bersinar terik dan memaksa pengembara untuk berteduhDengan hembusan angin
yang kencang, ujung jubah yang dipakai pengembara, tertiup ke belakang. Tetapi ia segera
membungkus erat jubah itu ke tubuhnya, dan semakin kuat angin bertiup, semakin erat ia
membungkus tubuhnya. Angin utara berusaha merobek jubah pengembara itu dengan tiupan
anginnya, namun semua usahanya sia-sia.
Tibalah giliran matahari. Matahari mulai memancarkan sinarnya. Pada awalnya sinar yang
dikeluarkan cukup lembut , dan dalam sekejap, kehangatan menggantikan rasa dingin dari
Angin Utara. Sang Pengembara kemudian melonggarkan jubahnya dan membiarkannya
tergantung dari bahunya. Sinar matahari kemudian bersinar lebih terik dan makin terik. Pria itu
melepaskan topinya dan mengusap alisnya yang basah oleh keringat. Akhirnya ia menjadi
kepanasan sehingga ia melepaskan jubahnya, dan untuk menghindari sinar matahari yang terik,
ia berteduh di bawah naungan bayangan pohon di pinggir jalan.
4. Di suatu daerah pertanian, hiduplah dua ekor ayam jantan yang saling bermusuhan dan
sering berkelahi antara keduanya. Pada suatu hari, mereka memulai pertengkaran dan
kembali berkelahi, saling mematuk dan mencakar. Mereka berkelahi terus hingga salah
satunya di kalahkan dan lari menjauh ke sudut untuk bersembunyi.
Ayam jantan yang memenangkan perkelahian itu dengan bangganya terbang ke atas atap
kandang, dan mengkepak-kepakkan sayapnya, berkokok dengan sangat bangga dan kerasnya
seolah-olah dia ingin memberi tahukan ke seluruh dunia tentang kemenangannya. Tetapi saat
itu seekor burung elang yang terbang di udara mendengar dan akhirnya melihat ayam
tersebut di atas atap. Burung elang tersebut akhirnya turun dan menyambar dan menerkam
ayam jantan yang jadi pemenang tadi untuk dibawa ke sarangnya.
Ayam yang satunya yang tadinya dikalahkan, melihat seluruh kejadian itu dan keluar dari
tempat persembunyiannya dan mengambil tempat sebagai pemenang di perkelahian tadi.
Rasa sombong menyebabkan kejatuhan
5. Seorang anak laki-laki diijinkan oleh ibunya untuk memasukkan tangannya ke dalam
sebuah toples dan mengambil kacang yang ada di dalamnya. Dan anak laki-laki itu
memasukkan tangannya ke dalam toples untuk mengambil kacang, tetapi karena
anak laki-laki itu mengambil kacang tersebut dengan genggaman yang sangat besar,
dia tidak dapat menarik tangannya keluar, dan disana dia berdiri terus, tidak rela
untuk melepaskan sebiji kacangpun dari genggamannya karena dia ingin mengambil
semuanya sekaligus. Karena rasa penasaran dan kecewa dia mulai menangis.
"Putraku," kata ibunya ,"Ambillah kacang tersebut setengah genggam saja, sehingga
kamu akan lebih mudah mengeluarkan tanganmu dari toples tersebut, dan mungkin
kamu akan bisa memiliki lebih banyak kacang lagi jika kamu mengambilnya
berulang-ulang."
Jangan mengerjakan sesuatu yang terlalu banyak sekaligus.
6. Sang Rubah mengolok-olok babi hutan yang sedang mengasah taringnyaSeekor babi hutan
sedang sibuk mengasah taringnya pada sebuah batang pohon. Bertepatan dengan saat itu,
secara kebetulan lewatlah seekor rubah. Rubah yang suka mengolok-olok teman-teman dan
tetangganya, langsung mengoloknya dengan berpura-pura melihat kesana-kemari, seolah-olah
takut pada musuh yang tidak terlihat. Tetapi sang Babi Hutan tidak memperdulikan tingkah
sang Rubah dan tetap melanjutkan pekerjaannya.
"Mengapa engkau melakukan hal tersebut?" kata sang Rubah dengan senyum mengejek. "Saya
tidak melihat ada musuh dan bahaya di sini."
"Kamu benar, memang sekarang tidak ada musuh dan bahaya yang mengancam" jawab sang
Babi Hutan, "tetapi ketika musuh benar-benar datang, saya tidak akan sempat mengasah taring
saya lagi seperti sekarang. Saat musuh dan bahaya datang ke sini nantinya, setidak-tidaknya
saya telah memiliki senjata untuk menghadapinya."
Selalulah siap siaga dan waspada.
7. Semua yang diciptakan oleh Tuhan adalah sempurna, untuk membuktikannya saya tidak perlu
mengelilingi dunia untuk mencarinya, Saya dapat menemukan kesempurnaan itu di dalam sebuah labu.
Orang desa yang sedang berpikir tentang batang labu yang kecil dan kurusSeorang petani yang tinggal di
desa suatu saat berpikir tentang besarnya sebuah labu dan kecilnya batang dimana labu tersebut tumbuh.
"Apa yang Tuhan pikirkan kira-kira ya?" katanya pada diri sendiri. "Tuhan mungkin menumbuhkan labu
tersebut di batang yang kurang sesuai. Seandainya saya yang menciptakan labu ini, saya akan
menumbuhkan dan menggantungnya di pohon oak. Seharusnya disanalah tempat yang tepat. Buah yang
besar, sepantasnya berasal dari pohon yang besar! sayang sekali!" katanya kepada diri sendiri, "Sebagai
contoh, biji pohon oak ini, yang sekecil jari tangan saya, seharusnya di gantungkan pada batang labu yang
kurus ini."
Karena terlalu banyak berpikir dan berangan-angan, petani tersebut menjadi mengantuk dan berbaring di
bawah pohon Oak, dan tidak berapa lama kemudian, dia tertidur dengan pulas.
Saat itulah sebuah biji pohon oak jatuh tepat di atas hidungnya. Petani itu terkejut dan terbangun dari
tidurnya sambil mengusap hidungnya yang kesakitan dan mengeluarkan darah. "Aduh.. aduh..!"
teriaknya, "Hidungku berdarah, bagaimana seandainya sesuatu yang lebih berat jatuh dari pohon ini dan
menimpa kepala saya; bagaimana seandainya biji pohon oak ini adalah sebuah labu? Saya tadinya
meragukan ciptaanNya, sekarang saya telah mengerti semuanya dengan sempurna."
Lalu sang Petani itupun memuji dan bersyukur kepada Tuhan sambil berjalan pulang ke rumahnya.
8. Katak melihat perkelahian banteng dengan hati was-wasDua ekor banteng berkelahi dengan
sengitnya di dekat suatu rawa-rawa. Katak tua yang hidup di rawa-rawa menjadi gemetar
ketakutan saat melihat perkelahian sengit itu.
"Apa yang kamu takutkan?" kata katak yang masih muda.
"Tidakkah kamu melihat," balas sang Katak Tua, "bahwa banteng yang kalah akan terdorong
menuju ke rawa-rawa di sini, dan kita semua akan terinjak sampai masuk ke dalam lumpur?"
Benar apa kata sang Katak Tua itu, tidak berapa lama kemudian, banteng yang kalah terdorong
sampai ke rawa-rawa, dan telapak kakinya yang besar dan keras tanpa sengaja menginjak
beberapa katak di rawa-rawa tersebut hingga tewas.
Saat sesuatu yang besar berkelahi dan terjatuh, yang kecil turut mengalami penderitaan.
9. Sang Bangau mencari ikan besar di sungai yang dangkalSeekor bangau berjalan dengan
langkah yang anggun di sepanjang sebuah sungai kecil, matanya menatap air sungai yang
jernih, leher dan paruhnya yang panjang siap untuk menangkap mangsa di air sebagai
sarapan paginya. Saat itu, sungai di penuhi dengan ikan-ikan yang berenang, tetapi sang
Bangau merasa sedikit angkuh di pagi hari itu.
"Saya tak mau makan ikan-ikan yang kecil," katanya kepada diri sendiri. "Ikan yang kecil tidak
pantas dimakan oleh bangau yang anggun seperti saya."
Sekarang, seekor ikan yang sedikit lebih besar dari ikan lain, lewat di dekatnya.
"Tidak," kata sang Bangau. "Saya tidak akan merepotkan diri saya untuk membuka paruh dan
memakan ikan sebesar itu!"
Saat matahari mulai meninggi, ikan-ikan yang berada pada air yang dangkal dekat pinggiran
sungai, akhirnya berenang pindah ke tengah sungai yang lebih dalam dan dingin. Sang Bangau
yang tidak melihat ikan lagi, terpaksa harus puas dengan memakan siput kecil di pinggiran
sungai.
Jangan bersikap terlalu angkuh dan menolak sesuatu yang kecil, karena bisa saja kamu tidak
mendapatkan apa-apa karena keangkuhanmu
10. "Mengapa kamu berjalan ke arah samping seperti itu?" tanya ibu kepiting kepada anaknya.
"Kamu harus berjalan lurus ke depan dengan jari-jari kaki yang menghadap keluar."
"Perlihatkanlah saya cara berjalan yang baik bu," kata kepiting kecil itu kepada ibunya, "Saya
sangat ingin belajar."
Mendengar kata anaknya, ibu kepiting tersebut mencoba untuk berjalan lurus ke depan.
Tetapi dia hanya bisa juga berjalan ke arah samping, seperti cara anaknya berjalan. Dan
ketika ibu kepiting tersebut mencoba untuk memutar jari-jari kakinya ke arah luar, dia malah
tersandung dan terjatuh ke tanah dengan hidung terlebih dahulu.
Jangan menjelaskan bagaimana orang harus bertindak kecuali kamu dapat memberikan
contoh yang baik