1. Belajar Dari Masa
Lalu
Setelah sekian lama waktu yang telah aku lalui bersama doi yang aku sukai dari awal kelas XI IPA 3
hingga aku menghabiskan waktu masa SMA-ku dengan hanya menunggu yang doi masih belum bisa
tergantikan di hatiku. Rasanya aku bakalan sangat merindukannya setelah libur panjang sebelum aku pergi
jauh untuk melanjutkan pendidikanku ke Universitas yang aku idolakan. Aku ingin sekali bisa berphoto bareng
doi sebelum jauh melangkah meninggalknanya yang takmengerti akan apa yang telahaku alami, tapi aku
terkadang masihminder kalau dekat denganya karena aku masihbelum bisa mengendalikan perasaanku.
Beralih dari doi Aku masihterpikir mengenai masalahku dengan sahabatku yang seakan sepele yang
berujung permusuhan. Berawal dari rasa ketidaksenanganku yang aku rasa sudah takdapat termaafkan lagi
karena aku merasa telahdiabaikannyasaat aku sedang membutuhkan bantuan darinya. Aku sebernanya
bingung dalam memahami karakternya sebenarnya walaupun kami udah saling kenal lama. Kadangkala Aku
merasa kalau dia bisa menjadi seorang yang dapat dipercayai dan dekat denganku yang sukar bergaul, tetapi
aku juga merasa kalau aku dan dia seakan dua karakter yang berbeda bagaikan air danminyak bisa
berdampingan tapi takbisa bersatu.
Doi cowok idamanku yang sangat aku sukai yang telah mengubah dunia Cewek Polos menjadi Cowok
Fashionable. Tak ada hal yang berarti yang membuatku sedikitpun takmemikirkan dalam seharipun. Cuma
Doi yang bisa mengubah karakterku dari yang takut sama kamera malah jadi Ratu GilPot (Gila Photo). Kecewa
karena doi nggak menanggapi perasaanku yang selalu mengebu-gebu dengan harapan doi cepat/lambat akan
mengerti membuatku lupa kalau UN (UjianNasional) tinggal menghitung detiklagi akan tiba. Hari ini tanggal
09 April2015 akuakhirnya memberanikan diri untuk bertanya pada temansebangku doi Roy Londo Ambarita
yang ada di depan meja belajarku di sekolah.
“Roy, kau masihingatkan waktu itupernah aku membuat cerpen tentang dia? Tanyaku sambil
memerhatikan raut wajahnya yang sedang teralihkan oleh HP Smartfren Andomax C2 temansekelasku
Hansen Aruan.
“Ya, kenapa rupanya” jawabnya padaku yang masihsaja asyik mengotak-atik Facebooknya yang telah
lama takdibukanya.
2. ”Aku Cuma penasaran aja gimanresponya saat mendengar cerpenku itu” jawabku
“Ya, biasa saja” jawabnya dengan enteng.
Mendengar pernyataannya sejenak membuat jantungku seakan berhenti berdetak sejenak. Rasanya
begitu menyakitkan aku masihingat waktu ituaku begitumalu saat Ibu Debby PPLT Bahasa Indonesia kami
dari UNIMED membacakan cerpenku dan ternyata doi malah menganggap hal itubiasa aja.
Sungguh mengejutkan sekaligus mengerikan bukan ternyata jawaban dari penantianku ternyata
hanyalah rasa kesi-sian. Pantas saja ternyata doi takpernah merespon perasaan sukaku. Ternyata baginya aku
hanyalah,,,,,,,,,,
Bodohhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh Widia Ratnasari Samosirrrrrrrrrrrrrrr
Waktu yang kau telah kau abaikan sekarang telah membalas keburukan yang telah kau lakukan.
Jadikanlah doi sebagai pejaran supaya nanti kau taktertipu lagi dengan cinta palsu.
Mulai hari ini akuudah sadar dan bertekad takmau lagi memulai mengungkapkan namanya perasaan
lagi karena aku telah memilihuntuk menyimpannya saja daripada malu seumur hidup karena di tolak seorang
cowok itulah prinsipcintaku saat ini.