2. PROSES PEMISAHAN
Proses pemisahan digunakan untuk mendapatkan
dua atau lebih produk yang lebih murni dari suatu
campuran senyawa kimia.
Sebagian besar senyawa kimia ditemukan di alam
dalam keadaan yang tidak murni.
Biasanya, suatu senyawa kimia berada dalam
keadaan tercampur dengan senyawa lain.
Untuk beberapa keperluan seperti sintesis senyawa
kimia yang memerlukan bahan baku senyawa kimia
dalam keadaan murni atau proses produksi suatu
senyawa kimia dengan kemurnian tinggi, proses
pemisahan perlu dilakukan.
3. PROSES PEMISAHAN
Proses pemisahan sangat penting dalam bidang
teknik kimia.
Suatu contoh pentingnya proses pemisahan adalah
pada proses pengolahan minyak bumi.
Minyak bumi merupakan campuran berbagai
hidrokarbon.
Pemanfaatan hidrokarbon-hidrokarbon penyusun
minyak bumi akan lebih berharga bila memiliki
kemurnian yang tinggi.
Proses pemisahan minyak bumi menjadi
komponen-komponennya akan menghasilkan
produk LPG, solar, avtur, pelumas, dan aspal.
4. PROSES PEMISAHAN
Secara mendasar, proses pemisahan dapat diterangkan
sebagai proses perpindahan massa.
Proses pemisahan sendiri dapat diklasifikasikan menjadi
proses pemisahan secara mekanis atau kimiawi.
Pemilihan jenis proses pemisahan yang digunakan
bergantung pada kondisi yang dihadapi.
Pemisahan secara mekanis dilakukan kapanpun
memungkinkan karena biaya operasinya lebih murah dari
pemisahan secara kimiawi.
Untuk campuran yang tidak dapat dipisahkan melalui
proses pemisahan mekanis (seperti pemisahan minyak
bumi), proses pemisahan kimiawi harus dilakukan.
5. PROSES PEMISAHAN
Proses pemisahan suatu campuran dapat dilakukan
dengan berbagai metode.
Metode pemisahan yang dipilih bergantung pada fase
komponen penyusun campuran.
Suatu campuran dapat berupa campuran homogen (satu
fase) atau campuran heterogen (lebih dari satu fase).
Suatu campuran heterogen dapat mengandung dua atau
lebih fase: padat-padat, padat-cair, padat-gas, cair-cair,
cair-gas, gas-gas, campuran padat-cair-gas, dan
sebagainya.
Pada berbagai kasus, dua atau lebih proses pemisahan
harus dikombinasikan untuk mendapatkan hasil
pemisahan yang diinginkan.
6. PRINSIP PROSES PEMISAHAN
Untuk proses pemisahan suatu campuran heterogen,
terdapat empat prinsip utama proses pemisahan,
yaitu:
• Sedimentasi
• Flotasi
• Sentrifugasi
• Filtrasi
7. PRINSIP PROSES PEMISAHAN
Proses pemisahan suatu campuran homogen, prinsipnya
merupakan pemisahan dari terbentuknya suatu fase baru
sehingga campuran menjadi suatu campuran heterogen
yang mudah dipisahkan.
Fasa baru terjadi / terbentuk dari adanya perbedaan sifat
fisik dan kimiawi masing-masing komponen.
8. METODE
Berbagai metode telah digunakan untuk terjadinya suatu fase
baru sehingga campuran homogen dapat dipisahkan adalah:
Absorpsi
Adsorpsi
Kromatografi
Kristalisasi
Distilasi
Evaporasi
Elektroforesis
Ekstraksi ( cair-cair, padat-cair )
Pembekuan fraksional
Presipitasi
Rekristalisasi
Sublimasi
9. METODE PEMISAHAN
A. Memisahkan zat padat dari suatu suspensi
Suatu suspensi dapat dipisahkan dengan
penyaringan (filtrasi) atau sentrifugasi (pemusingan).
1. Penyaringan
Penyaringan didasarkan pada perbedaan ukuran
partikel.
Penyaringan biasanya menggunakan kertas saring
yaitu kertas yang porinya relatif kecil sehingga akan
menahan partikel tersuspensi.
Contoh menyaring suspensi kapur dalam air.
10. METODE PEMISAHAN
2. Sentrifugasi
Sentrifugasi dapat digunakan untuk memisahkan
suspensi yang jumlahnya sedikit.
Dalam hal ini yaitu suspensi tersebut dimasukkan ke
dalam tabung reaksi kemudian disentrifugasi
(dipusingkan).
Pemusingan sangat cepat dan menghasilkan gaya
sentrifugal lebih besar dari gaya gravitasi sehingga
partikel tersuspensi akan menggumpa di dasar tabung
reaksi.
Selanjutnya dapat didekantasi (dituang secara hati-hati)
atau dipipet sehingga terpisah dan zat padat di
bawahnya.
11. METODE PEMISAHAN
B. Memisahkan zat padat dari larutan
Larutan tidak dapat disaring atau disentrifugasi. Zat
padat terlarut dapat dipisahkan dengan penguapan
atau kristalisasi.
1. Penguapan
Pada penguapan, larutan dipanasakan sehingga
arutannya menguap dan meninggalkan zat terlarut.
Pemisahan terjadi karena zat terlarut memiliki titik
didih yang lebih tinggi daripada pelarutnya.
Contohnya adalah pembuatan garam dari air laut.
12. METODE PEMISAHAN
2. Kristalisasi (pengkristalan)
Pada kristalisasi, larutan pekat didinginkan sehingga zat
terlarut mengkristal.
Hal itu terjadi karena kelarutan berkurang ketika suhu
diturunkan. Apabila larutan tidak cukup pekat, dapat
dipekatkan terlebih dahulu dengan jalan penguapan,
kemudian dilanjutkan dengan pendinginan.
Melalui kristalisasi diperoleh zat padat yang lebih murni
karena komposisi larutan lainnya yang kadarnya lebih kecil
tidak ikut mengkristal.
Pemisahan gula dari tebu dan pemurnian berbagai macam zat
dilakukan dengan kristalisasi.
Pemurnian garam dapur dapat dilakukan dengan rekristalisasi.
Dalam hal ini garam dilarutkan kedalam air bersih kemudian
disaring , lalu filtratnya dikristalkan.
13. METODE PEMISAHAN
C. Memisahkan zat cair
Zat cair dapat dipisahkan dari campurannya memalui
distilasi atau distilasi bertingkat. Campuran dua jenis
cairan yang tidak saling melarutkan dapat dipisahkan
dengan corong pisah.
1. Distilasi (penyulingan)
Distilasi atau penyulingan adalah proses
penguapan yang diikuti pengembunan.
Distilasi dilakukan untuk memisahkan suatu cairan
dari campurannya apabila komponen lain tidak ikut
menguap (titik didih komponen lain jauh lebih
tinggi), Misalnya adalah pengolahan air tawar dari
air laut
14. METODE PEMISAHAN
2. Distilasi bertingkat
Untuk memisahkan dua jenis cairan yang sama-sama mudah
menguap atau sulit dimurnikanhingga mencapai tingkat
kemurnian tinggi dilakukan dnegan distilasi bertingkat.
Distilasi bertingkat sebenarnya adalah suatu proses distilasi
berulang-ulang.
Proses berulang ini terjadi pada kolom fraksinasi. Kolom
fraksinasi terdiri atas beberapa plat di mana pada setiap plat
terjadi pengembunan.
Uap yang naik ke plat yang lebih tinggi lebih banyak
mengandung cairan yang lebih volatil(atsiri=mudah menguap)
sedangkan cairan yang kurang volatil lebih banyak dalam
kondensat.
Contoh distilasi bertingkat pemisahan campuran alkohol-air.
15. METODE PEMISAHAN
D. Memisahkan campuran dua jenis padatan
Campuran dua jenis padatan dapat dilakukan dengan
sumbimasi atau pelarutan
1. Sublimasi
Sublimasi dapat dilakukan untuk meisahkan
komponen yang dapat menyublim dari
campurannya yang tidak dapat menyublim.
Misalnya pemisahan iodin dari campurannya
dengan pasir.
Ketika campuran dipanasakan, iodin akan
menguap sedangkan komponen campuran yang
lain tidak. Dengan demikian didapatkan iodin murni.
16. METODE PEMISAHAN
2. Pelarutan
Campuran dua jenis padatan juga dapat dipisahkan
dengan melarutkannya dapat suatu pelarut yang
dapat melarutkan salah satu komponen.
Komponen yang tidak larut kemudian dapat
dipisahkan dengan penyaringan. Misalnya
memisahkan campuran garam dengan gula. Mula-
mula campuran dilarutkan dalam alkohol. Gula
akan larut sedangkan garam tidak. Garam dapat
dipisahkan dengan penyaringan. Sedangkan gula
dapat diperolah dengan menguapkan filtrat
17. METODE PEMISAHAN
E. Kromatografi
Kromatografi adalah cara pemisahan di mana
komponen yang akan dipisahkan didistribusikan
diantara dua fase, salah satunya merupakan fase
stasioner (fase tetap) dan lainnya berupa fase mobil
(face bergerak).
Fase mobil dialirkan menembus atau sepanjang fase
stasioner.
fase stasioner cenderung menahan komponen
campuran, sedangkan face mobil cendering
melarutkannya.
Berdasarkan faktor keterikatannya suatu komponen
pada fase stasioner dan perbedaan kelarutannya pada
fase mobil,komponen-komponen suatu campuran dapat
dipisahkan
18. METODE PEMISAHAN
Komponen yang kurang larut dalam fase mobil atau
yang lebih kuat terjerap (teradsorbsi) pada fase
stasioner akan tertinggal, sedangkan komponen
yang lebih larut atau kurang terjerap akan bergerak
lebih cepat.
Contoh kromatografi yang paling sederhana adalah
kromatografi kertas yang dapat dibuat dari kertas
saring biasa, bahkan dari kertas tisu. Kromatografi
kertas dapat digunakan untuk memisahkan zat
warna.