SlideShare a Scribd company logo
1 of 19
METODE
PEMISAHAN
By. Febri Hidayat
PROSES PEMISAHAN
 Proses pemisahan digunakan untuk mendapatkan
dua atau lebih produk yang lebih murni dari suatu
campuran senyawa kimia.
 Sebagian besar senyawa kimia ditemukan di alam
dalam keadaan yang tidak murni.
 Biasanya, suatu senyawa kimia berada dalam
keadaan tercampur dengan senyawa lain.
 Untuk beberapa keperluan seperti sintesis senyawa
kimia yang memerlukan bahan baku senyawa kimia
dalam keadaan murni atau proses produksi suatu
senyawa kimia dengan kemurnian tinggi, proses
pemisahan perlu dilakukan.
PROSES PEMISAHAN
 Proses pemisahan sangat penting dalam bidang
teknik kimia.
 Suatu contoh pentingnya proses pemisahan adalah
pada proses pengolahan minyak bumi.
 Minyak bumi merupakan campuran berbagai
hidrokarbon.
 Pemanfaatan hidrokarbon-hidrokarbon penyusun
minyak bumi akan lebih berharga bila memiliki
kemurnian yang tinggi.
 Proses pemisahan minyak bumi menjadi
komponen-komponennya akan menghasilkan
produk LPG, solar, avtur, pelumas, dan aspal.
PROSES PEMISAHAN
 Secara mendasar, proses pemisahan dapat diterangkan
sebagai proses perpindahan massa.
 Proses pemisahan sendiri dapat diklasifikasikan menjadi
proses pemisahan secara mekanis atau kimiawi.
 Pemilihan jenis proses pemisahan yang digunakan
bergantung pada kondisi yang dihadapi.
 Pemisahan secara mekanis dilakukan kapanpun
memungkinkan karena biaya operasinya lebih murah dari
pemisahan secara kimiawi.
 Untuk campuran yang tidak dapat dipisahkan melalui
proses pemisahan mekanis (seperti pemisahan minyak
bumi), proses pemisahan kimiawi harus dilakukan.
PROSES PEMISAHAN
 Proses pemisahan suatu campuran dapat dilakukan
dengan berbagai metode.
 Metode pemisahan yang dipilih bergantung pada fase
komponen penyusun campuran.
 Suatu campuran dapat berupa campuran homogen (satu
fase) atau campuran heterogen (lebih dari satu fase).
 Suatu campuran heterogen dapat mengandung dua atau
lebih fase: padat-padat, padat-cair, padat-gas, cair-cair,
cair-gas, gas-gas, campuran padat-cair-gas, dan
sebagainya.
 Pada berbagai kasus, dua atau lebih proses pemisahan
harus dikombinasikan untuk mendapatkan hasil
pemisahan yang diinginkan.
PRINSIP PROSES PEMISAHAN
Untuk proses pemisahan suatu campuran heterogen,
terdapat empat prinsip utama proses pemisahan,
yaitu:
• Sedimentasi
• Flotasi
• Sentrifugasi
• Filtrasi
PRINSIP PROSES PEMISAHAN
 Proses pemisahan suatu campuran homogen, prinsipnya
merupakan pemisahan dari terbentuknya suatu fase baru
sehingga campuran menjadi suatu campuran heterogen
yang mudah dipisahkan.
 Fasa baru terjadi / terbentuk dari adanya perbedaan sifat
fisik dan kimiawi masing-masing komponen.
METODE
Berbagai metode telah digunakan untuk terjadinya suatu fase
baru sehingga campuran homogen dapat dipisahkan adalah:
 Absorpsi
 Adsorpsi
 Kromatografi
 Kristalisasi
 Distilasi
 Evaporasi
 Elektroforesis
 Ekstraksi ( cair-cair, padat-cair )
 Pembekuan fraksional
 Presipitasi
 Rekristalisasi
 Sublimasi
METODE PEMISAHAN
A. Memisahkan zat padat dari suatu suspensi
Suatu suspensi dapat dipisahkan dengan
penyaringan (filtrasi) atau sentrifugasi (pemusingan).
1. Penyaringan
 Penyaringan didasarkan pada perbedaan ukuran
partikel.
 Penyaringan biasanya menggunakan kertas saring
yaitu kertas yang porinya relatif kecil sehingga akan
menahan partikel tersuspensi.
 Contoh menyaring suspensi kapur dalam air.
METODE PEMISAHAN
2. Sentrifugasi
 Sentrifugasi dapat digunakan untuk memisahkan
suspensi yang jumlahnya sedikit.
 Dalam hal ini yaitu suspensi tersebut dimasukkan ke
dalam tabung reaksi kemudian disentrifugasi
(dipusingkan).
 Pemusingan sangat cepat dan menghasilkan gaya
sentrifugal lebih besar dari gaya gravitasi sehingga
partikel tersuspensi akan menggumpa di dasar tabung
reaksi.
 Selanjutnya dapat didekantasi (dituang secara hati-hati)
atau dipipet sehingga terpisah dan zat padat di
bawahnya.
METODE PEMISAHAN
B. Memisahkan zat padat dari larutan
Larutan tidak dapat disaring atau disentrifugasi. Zat
padat terlarut dapat dipisahkan dengan penguapan
atau kristalisasi.
1. Penguapan
 Pada penguapan, larutan dipanasakan sehingga
arutannya menguap dan meninggalkan zat terlarut.
 Pemisahan terjadi karena zat terlarut memiliki titik
didih yang lebih tinggi daripada pelarutnya.
 Contohnya adalah pembuatan garam dari air laut.
METODE PEMISAHAN
2. Kristalisasi (pengkristalan)
 Pada kristalisasi, larutan pekat didinginkan sehingga zat
terlarut mengkristal.
 Hal itu terjadi karena kelarutan berkurang ketika suhu
diturunkan. Apabila larutan tidak cukup pekat, dapat
dipekatkan terlebih dahulu dengan jalan penguapan,
kemudian dilanjutkan dengan pendinginan.
 Melalui kristalisasi diperoleh zat padat yang lebih murni
karena komposisi larutan lainnya yang kadarnya lebih kecil
tidak ikut mengkristal.
 Pemisahan gula dari tebu dan pemurnian berbagai macam zat
dilakukan dengan kristalisasi.
 Pemurnian garam dapur dapat dilakukan dengan rekristalisasi.
Dalam hal ini garam dilarutkan kedalam air bersih kemudian
disaring , lalu filtratnya dikristalkan.
METODE PEMISAHAN
C. Memisahkan zat cair
Zat cair dapat dipisahkan dari campurannya memalui
distilasi atau distilasi bertingkat. Campuran dua jenis
cairan yang tidak saling melarutkan dapat dipisahkan
dengan corong pisah.
1. Distilasi (penyulingan)
 Distilasi atau penyulingan adalah proses
penguapan yang diikuti pengembunan.
 Distilasi dilakukan untuk memisahkan suatu cairan
dari campurannya apabila komponen lain tidak ikut
menguap (titik didih komponen lain jauh lebih
tinggi), Misalnya adalah pengolahan air tawar dari
air laut
METODE PEMISAHAN
2. Distilasi bertingkat
 Untuk memisahkan dua jenis cairan yang sama-sama mudah
menguap atau sulit dimurnikanhingga mencapai tingkat
kemurnian tinggi dilakukan dnegan distilasi bertingkat.
 Distilasi bertingkat sebenarnya adalah suatu proses distilasi
berulang-ulang.
 Proses berulang ini terjadi pada kolom fraksinasi. Kolom
fraksinasi terdiri atas beberapa plat di mana pada setiap plat
terjadi pengembunan.
 Uap yang naik ke plat yang lebih tinggi lebih banyak
mengandung cairan yang lebih volatil(atsiri=mudah menguap)
sedangkan cairan yang kurang volatil lebih banyak dalam
kondensat.
 Contoh distilasi bertingkat pemisahan campuran alkohol-air.
METODE PEMISAHAN
D. Memisahkan campuran dua jenis padatan
Campuran dua jenis padatan dapat dilakukan dengan
sumbimasi atau pelarutan
1. Sublimasi
 Sublimasi dapat dilakukan untuk meisahkan
komponen yang dapat menyublim dari
campurannya yang tidak dapat menyublim.
 Misalnya pemisahan iodin dari campurannya
dengan pasir.
 Ketika campuran dipanasakan, iodin akan
menguap sedangkan komponen campuran yang
lain tidak. Dengan demikian didapatkan iodin murni.
METODE PEMISAHAN
2. Pelarutan
 Campuran dua jenis padatan juga dapat dipisahkan
dengan melarutkannya dapat suatu pelarut yang
dapat melarutkan salah satu komponen.
 Komponen yang tidak larut kemudian dapat
dipisahkan dengan penyaringan. Misalnya
memisahkan campuran garam dengan gula. Mula-
mula campuran dilarutkan dalam alkohol. Gula
akan larut sedangkan garam tidak. Garam dapat
dipisahkan dengan penyaringan. Sedangkan gula
dapat diperolah dengan menguapkan filtrat
METODE PEMISAHAN
E. Kromatografi
 Kromatografi adalah cara pemisahan di mana
komponen yang akan dipisahkan didistribusikan
diantara dua fase, salah satunya merupakan fase
stasioner (fase tetap) dan lainnya berupa fase mobil
(face bergerak).
 Fase mobil dialirkan menembus atau sepanjang fase
stasioner.
 fase stasioner cenderung menahan komponen
campuran, sedangkan face mobil cendering
melarutkannya.
 Berdasarkan faktor keterikatannya suatu komponen
pada fase stasioner dan perbedaan kelarutannya pada
fase mobil,komponen-komponen suatu campuran dapat
dipisahkan
METODE PEMISAHAN
 Komponen yang kurang larut dalam fase mobil atau
yang lebih kuat terjerap (teradsorbsi) pada fase
stasioner akan tertinggal, sedangkan komponen
yang lebih larut atau kurang terjerap akan bergerak
lebih cepat.
 Contoh kromatografi yang paling sederhana adalah
kromatografi kertas yang dapat dibuat dari kertas
saring biasa, bahkan dari kertas tisu. Kromatografi
kertas dapat digunakan untuk memisahkan zat
warna.
BERSAMBUNG....

More Related Content

Similar to METODE_PEMISAHAN.pptx

Similar to METODE_PEMISAHAN.pptx (20)

Destilasi 2
Destilasi 2Destilasi 2
Destilasi 2
 
LAPORAN PRAKTIKUM PEMISAHAN
LAPORAN PRAKTIKUM PEMISAHANLAPORAN PRAKTIKUM PEMISAHAN
LAPORAN PRAKTIKUM PEMISAHAN
 
Laporan Kimia Organik Syaiful (1) (2).docx
Laporan Kimia Organik Syaiful (1) (2).docxLaporan Kimia Organik Syaiful (1) (2).docx
Laporan Kimia Organik Syaiful (1) (2).docx
 
Kimia pemisahan campuran
Kimia pemisahan campuranKimia pemisahan campuran
Kimia pemisahan campuran
 
SMK YPPT Garut
SMK YPPT GarutSMK YPPT Garut
SMK YPPT Garut
 
Kimia pemisahan campuran
Kimia pemisahan campuranKimia pemisahan campuran
Kimia pemisahan campuran
 
Presentasi Pemisahan Campuran
Presentasi Pemisahan CampuranPresentasi Pemisahan Campuran
Presentasi Pemisahan Campuran
 
lapres pemisahan kimia umum
lapres pemisahan kimia umumlapres pemisahan kimia umum
lapres pemisahan kimia umum
 
Pemisahan campuran 1
Pemisahan campuran 1Pemisahan campuran 1
Pemisahan campuran 1
 
372319403-PREPARASI-SAMPEL-ppt.pptx
372319403-PREPARASI-SAMPEL-ppt.pptx372319403-PREPARASI-SAMPEL-ppt.pptx
372319403-PREPARASI-SAMPEL-ppt.pptx
 
Chemistry
ChemistryChemistry
Chemistry
 
Cu dengan gravimetri
Cu dengan gravimetriCu dengan gravimetri
Cu dengan gravimetri
 
laporan praktikum 3.docx
laporan praktikum 3.docxlaporan praktikum 3.docx
laporan praktikum 3.docx
 
Destilasi dan ekstraksi
Destilasi dan ekstraksiDestilasi dan ekstraksi
Destilasi dan ekstraksi
 
Teknik pemisahan campuran
Teknik pemisahan campuranTeknik pemisahan campuran
Teknik pemisahan campuran
 
Laporan hasil percobaan
Laporan hasil percobaanLaporan hasil percobaan
Laporan hasil percobaan
 
Sistem koloid
Sistem koloidSistem koloid
Sistem koloid
 
Makalah koloid 3
Makalah koloid 3Makalah koloid 3
Makalah koloid 3
 
Pemisahan Campuran
Pemisahan CampuranPemisahan Campuran
Pemisahan Campuran
 
Bab i kimia analisa & pemisahan
Bab i kimia analisa & pemisahanBab i kimia analisa & pemisahan
Bab i kimia analisa & pemisahan
 

More from Khoirunnisa397549

8_Solid_Phase_Extraction_Issues_2 (1).ppt
8_Solid_Phase_Extraction_Issues_2 (1).ppt8_Solid_Phase_Extraction_Issues_2 (1).ppt
8_Solid_Phase_Extraction_Issues_2 (1).pptKhoirunnisa397549
 
kuliah-6-fotosintesis-1-hand.ppt
kuliah-6-fotosintesis-1-hand.pptkuliah-6-fotosintesis-1-hand.ppt
kuliah-6-fotosintesis-1-hand.pptKhoirunnisa397549
 
Pendahuluan Fitoterapi (1).pptx
Pendahuluan Fitoterapi (1).pptxPendahuluan Fitoterapi (1).pptx
Pendahuluan Fitoterapi (1).pptxKhoirunnisa397549
 
0evidencebasedmedicine-190908082318 (1).pptx
0evidencebasedmedicine-190908082318 (1).pptx0evidencebasedmedicine-190908082318 (1).pptx
0evidencebasedmedicine-190908082318 (1).pptxKhoirunnisa397549
 
1-traditional-drugs-and-herbal-medicines-phytotherapy.ppt
1-traditional-drugs-and-herbal-medicines-phytotherapy.ppt1-traditional-drugs-and-herbal-medicines-phytotherapy.ppt
1-traditional-drugs-and-herbal-medicines-phytotherapy.pptKhoirunnisa397549
 

More from Khoirunnisa397549 (6)

8_Solid_Phase_Extraction_Issues_2 (1).ppt
8_Solid_Phase_Extraction_Issues_2 (1).ppt8_Solid_Phase_Extraction_Issues_2 (1).ppt
8_Solid_Phase_Extraction_Issues_2 (1).ppt
 
kuliah-6-fotosintesis-1-hand.ppt
kuliah-6-fotosintesis-1-hand.pptkuliah-6-fotosintesis-1-hand.ppt
kuliah-6-fotosintesis-1-hand.ppt
 
Murni-Setyo-Rahayu.pptx
Murni-Setyo-Rahayu.pptxMurni-Setyo-Rahayu.pptx
Murni-Setyo-Rahayu.pptx
 
Pendahuluan Fitoterapi (1).pptx
Pendahuluan Fitoterapi (1).pptxPendahuluan Fitoterapi (1).pptx
Pendahuluan Fitoterapi (1).pptx
 
0evidencebasedmedicine-190908082318 (1).pptx
0evidencebasedmedicine-190908082318 (1).pptx0evidencebasedmedicine-190908082318 (1).pptx
0evidencebasedmedicine-190908082318 (1).pptx
 
1-traditional-drugs-and-herbal-medicines-phytotherapy.ppt
1-traditional-drugs-and-herbal-medicines-phytotherapy.ppt1-traditional-drugs-and-herbal-medicines-phytotherapy.ppt
1-traditional-drugs-and-herbal-medicines-phytotherapy.ppt
 

METODE_PEMISAHAN.pptx

  • 2. PROSES PEMISAHAN  Proses pemisahan digunakan untuk mendapatkan dua atau lebih produk yang lebih murni dari suatu campuran senyawa kimia.  Sebagian besar senyawa kimia ditemukan di alam dalam keadaan yang tidak murni.  Biasanya, suatu senyawa kimia berada dalam keadaan tercampur dengan senyawa lain.  Untuk beberapa keperluan seperti sintesis senyawa kimia yang memerlukan bahan baku senyawa kimia dalam keadaan murni atau proses produksi suatu senyawa kimia dengan kemurnian tinggi, proses pemisahan perlu dilakukan.
  • 3. PROSES PEMISAHAN  Proses pemisahan sangat penting dalam bidang teknik kimia.  Suatu contoh pentingnya proses pemisahan adalah pada proses pengolahan minyak bumi.  Minyak bumi merupakan campuran berbagai hidrokarbon.  Pemanfaatan hidrokarbon-hidrokarbon penyusun minyak bumi akan lebih berharga bila memiliki kemurnian yang tinggi.  Proses pemisahan minyak bumi menjadi komponen-komponennya akan menghasilkan produk LPG, solar, avtur, pelumas, dan aspal.
  • 4. PROSES PEMISAHAN  Secara mendasar, proses pemisahan dapat diterangkan sebagai proses perpindahan massa.  Proses pemisahan sendiri dapat diklasifikasikan menjadi proses pemisahan secara mekanis atau kimiawi.  Pemilihan jenis proses pemisahan yang digunakan bergantung pada kondisi yang dihadapi.  Pemisahan secara mekanis dilakukan kapanpun memungkinkan karena biaya operasinya lebih murah dari pemisahan secara kimiawi.  Untuk campuran yang tidak dapat dipisahkan melalui proses pemisahan mekanis (seperti pemisahan minyak bumi), proses pemisahan kimiawi harus dilakukan.
  • 5. PROSES PEMISAHAN  Proses pemisahan suatu campuran dapat dilakukan dengan berbagai metode.  Metode pemisahan yang dipilih bergantung pada fase komponen penyusun campuran.  Suatu campuran dapat berupa campuran homogen (satu fase) atau campuran heterogen (lebih dari satu fase).  Suatu campuran heterogen dapat mengandung dua atau lebih fase: padat-padat, padat-cair, padat-gas, cair-cair, cair-gas, gas-gas, campuran padat-cair-gas, dan sebagainya.  Pada berbagai kasus, dua atau lebih proses pemisahan harus dikombinasikan untuk mendapatkan hasil pemisahan yang diinginkan.
  • 6. PRINSIP PROSES PEMISAHAN Untuk proses pemisahan suatu campuran heterogen, terdapat empat prinsip utama proses pemisahan, yaitu: • Sedimentasi • Flotasi • Sentrifugasi • Filtrasi
  • 7. PRINSIP PROSES PEMISAHAN  Proses pemisahan suatu campuran homogen, prinsipnya merupakan pemisahan dari terbentuknya suatu fase baru sehingga campuran menjadi suatu campuran heterogen yang mudah dipisahkan.  Fasa baru terjadi / terbentuk dari adanya perbedaan sifat fisik dan kimiawi masing-masing komponen.
  • 8. METODE Berbagai metode telah digunakan untuk terjadinya suatu fase baru sehingga campuran homogen dapat dipisahkan adalah:  Absorpsi  Adsorpsi  Kromatografi  Kristalisasi  Distilasi  Evaporasi  Elektroforesis  Ekstraksi ( cair-cair, padat-cair )  Pembekuan fraksional  Presipitasi  Rekristalisasi  Sublimasi
  • 9. METODE PEMISAHAN A. Memisahkan zat padat dari suatu suspensi Suatu suspensi dapat dipisahkan dengan penyaringan (filtrasi) atau sentrifugasi (pemusingan). 1. Penyaringan  Penyaringan didasarkan pada perbedaan ukuran partikel.  Penyaringan biasanya menggunakan kertas saring yaitu kertas yang porinya relatif kecil sehingga akan menahan partikel tersuspensi.  Contoh menyaring suspensi kapur dalam air.
  • 10. METODE PEMISAHAN 2. Sentrifugasi  Sentrifugasi dapat digunakan untuk memisahkan suspensi yang jumlahnya sedikit.  Dalam hal ini yaitu suspensi tersebut dimasukkan ke dalam tabung reaksi kemudian disentrifugasi (dipusingkan).  Pemusingan sangat cepat dan menghasilkan gaya sentrifugal lebih besar dari gaya gravitasi sehingga partikel tersuspensi akan menggumpa di dasar tabung reaksi.  Selanjutnya dapat didekantasi (dituang secara hati-hati) atau dipipet sehingga terpisah dan zat padat di bawahnya.
  • 11. METODE PEMISAHAN B. Memisahkan zat padat dari larutan Larutan tidak dapat disaring atau disentrifugasi. Zat padat terlarut dapat dipisahkan dengan penguapan atau kristalisasi. 1. Penguapan  Pada penguapan, larutan dipanasakan sehingga arutannya menguap dan meninggalkan zat terlarut.  Pemisahan terjadi karena zat terlarut memiliki titik didih yang lebih tinggi daripada pelarutnya.  Contohnya adalah pembuatan garam dari air laut.
  • 12. METODE PEMISAHAN 2. Kristalisasi (pengkristalan)  Pada kristalisasi, larutan pekat didinginkan sehingga zat terlarut mengkristal.  Hal itu terjadi karena kelarutan berkurang ketika suhu diturunkan. Apabila larutan tidak cukup pekat, dapat dipekatkan terlebih dahulu dengan jalan penguapan, kemudian dilanjutkan dengan pendinginan.  Melalui kristalisasi diperoleh zat padat yang lebih murni karena komposisi larutan lainnya yang kadarnya lebih kecil tidak ikut mengkristal.  Pemisahan gula dari tebu dan pemurnian berbagai macam zat dilakukan dengan kristalisasi.  Pemurnian garam dapur dapat dilakukan dengan rekristalisasi. Dalam hal ini garam dilarutkan kedalam air bersih kemudian disaring , lalu filtratnya dikristalkan.
  • 13. METODE PEMISAHAN C. Memisahkan zat cair Zat cair dapat dipisahkan dari campurannya memalui distilasi atau distilasi bertingkat. Campuran dua jenis cairan yang tidak saling melarutkan dapat dipisahkan dengan corong pisah. 1. Distilasi (penyulingan)  Distilasi atau penyulingan adalah proses penguapan yang diikuti pengembunan.  Distilasi dilakukan untuk memisahkan suatu cairan dari campurannya apabila komponen lain tidak ikut menguap (titik didih komponen lain jauh lebih tinggi), Misalnya adalah pengolahan air tawar dari air laut
  • 14. METODE PEMISAHAN 2. Distilasi bertingkat  Untuk memisahkan dua jenis cairan yang sama-sama mudah menguap atau sulit dimurnikanhingga mencapai tingkat kemurnian tinggi dilakukan dnegan distilasi bertingkat.  Distilasi bertingkat sebenarnya adalah suatu proses distilasi berulang-ulang.  Proses berulang ini terjadi pada kolom fraksinasi. Kolom fraksinasi terdiri atas beberapa plat di mana pada setiap plat terjadi pengembunan.  Uap yang naik ke plat yang lebih tinggi lebih banyak mengandung cairan yang lebih volatil(atsiri=mudah menguap) sedangkan cairan yang kurang volatil lebih banyak dalam kondensat.  Contoh distilasi bertingkat pemisahan campuran alkohol-air.
  • 15. METODE PEMISAHAN D. Memisahkan campuran dua jenis padatan Campuran dua jenis padatan dapat dilakukan dengan sumbimasi atau pelarutan 1. Sublimasi  Sublimasi dapat dilakukan untuk meisahkan komponen yang dapat menyublim dari campurannya yang tidak dapat menyublim.  Misalnya pemisahan iodin dari campurannya dengan pasir.  Ketika campuran dipanasakan, iodin akan menguap sedangkan komponen campuran yang lain tidak. Dengan demikian didapatkan iodin murni.
  • 16. METODE PEMISAHAN 2. Pelarutan  Campuran dua jenis padatan juga dapat dipisahkan dengan melarutkannya dapat suatu pelarut yang dapat melarutkan salah satu komponen.  Komponen yang tidak larut kemudian dapat dipisahkan dengan penyaringan. Misalnya memisahkan campuran garam dengan gula. Mula- mula campuran dilarutkan dalam alkohol. Gula akan larut sedangkan garam tidak. Garam dapat dipisahkan dengan penyaringan. Sedangkan gula dapat diperolah dengan menguapkan filtrat
  • 17. METODE PEMISAHAN E. Kromatografi  Kromatografi adalah cara pemisahan di mana komponen yang akan dipisahkan didistribusikan diantara dua fase, salah satunya merupakan fase stasioner (fase tetap) dan lainnya berupa fase mobil (face bergerak).  Fase mobil dialirkan menembus atau sepanjang fase stasioner.  fase stasioner cenderung menahan komponen campuran, sedangkan face mobil cendering melarutkannya.  Berdasarkan faktor keterikatannya suatu komponen pada fase stasioner dan perbedaan kelarutannya pada fase mobil,komponen-komponen suatu campuran dapat dipisahkan
  • 18. METODE PEMISAHAN  Komponen yang kurang larut dalam fase mobil atau yang lebih kuat terjerap (teradsorbsi) pada fase stasioner akan tertinggal, sedangkan komponen yang lebih larut atau kurang terjerap akan bergerak lebih cepat.  Contoh kromatografi yang paling sederhana adalah kromatografi kertas yang dapat dibuat dari kertas saring biasa, bahkan dari kertas tisu. Kromatografi kertas dapat digunakan untuk memisahkan zat warna.