SlideShare a Scribd company logo
1 of 15
LATAR BELAKANG PENELITIAN
Keselamatan dan keamanan menjadi kondisi yang sangat
penting dalam industri pariwisata (István Kövári dan
Krisztina Zimányi, 2011).
Faktor ancaman keselamatan dan keamanan wisatawan:
aksi teroris
konflik lokal
bencana alam
perilaku sosial masyarakat
dan penyakit menular
Pertumbuhan industri pariwisata di Indonesia  permasalahan yang kompleks
(terkait dengan pemberian jaminan keselamatan dan rasa aman bagi wisatawan
(tourist safety and security).
Faktor penyebab: sikap dan perilaku tuan rumah atau host (pedagang asongan,
pelayanan parkir, penawaran jasa pijat (massage), dan yang lainnya.
Kasus seperti ini sering terjadi pada kawasan pariwisata yang sedang berkembang.
UNWTO (2004)
Mengemukakan bahwa “destinasi wisata di negara berkembang sudah saat untuk
memberikan alternatif berwisata dengan jaminan keselamatan dan rasa aman bagi
wisatawan selama berwisata.”
Penurunan rasa aman bagi wisatawan
PERDA No. 9/1989 menetapkan 15 kawasan pariwisata NTB
(RPJMD NTB 2009-2013).
1. Kawasan Pariwisata Suranadi dan sekitarnya (96 Ha)
2. Kawasan Pariwisata Sire, Gili Air, Senggigi dan sekitarnya (1.800 Ha)
3. Kawasan Pariwisata Gili Gede dan sekitarnya (2.590 Ha)
4. Kawasan Pariwisata Kuta, Seger, A'an dan sekitarnya (2.590 Ha)
5. Kawasan Pariwisata Selong Belanak dan sekitarnya (480 Ha)
6. Kawasan Pariwisata Gunung Rinjani dan sekitarnya (17.100 Ha)
7. Kawasan Pariwisata Gili Indah dan sekitarnya (650 Ha)
8. Kawasan Pariwisata Gili Sulat dan sekitarnya (1.317 Ha)
9. Kawasan Pariwisata Dusun Sade dan sekitarnya (315 Ha)
10.Kawasan Pariwisata Pulau Moyo dan sekitarnya (1.528 Ha)
11.Kawasan Pariwisata Pantai Maluk dan sekitarnya (376 Ha)
12.Kawasan Pariwisata Pantai Hu'u dan sekitarnya (2.756 Ha)
13.Kawasan Pariwisata Sape dan sekitarnya (203 Ha)
14.Kawasan Pariwisata Teluk Bima dan sekitarnya (201 Ha)
15.Kawasan Pariwisata Gunung Tambora dan sekitarnya (2.526 Ha)
Parmasalahan seperti, kurangnya pemahaman pelaku wisata akan
sadar wisata - sapta pesona (aman, tertib, bersih, sejuk, indah,
ramah, dan kenangan), masih kurangnya penataan dan pengamanan
objek pariwisata, dan belum terkaitnya sektor pariwisata dengan
sektor-sektor lainnya
RUMUSAN MASALAH
Bagaimana persepsi wisatawan terhadap keselamatan dan keamanan pada kawasan
pariwisata Kuta Lombok?
Apa faktor penjamin keselamatan dan keamanan bagi wisatawan pada kawasan
pariwisata Kuta Lombok?
Bagaimana perilaku pelaku pariwisata terhadap terjaminnya keselamatan dan rasa
aman bagi wisatawan pada kawasan pariwisata Kuta Lombok?
TUJUAN PENELITIAN
Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui indikator yang menyebabkan kurangnya rasa
keamanan dan keselamatan serta aspek-aspek yang berkaitan.
Tujuan Khusus
Merujuk pada rumusan masalah yang dikemukakan maka tujuan dalam penelitian yang
dilakukan adalah sebagai berikut:
Untuk mengetuahui persepsi wisatawan terhadap keselamatan dan keamanan
pada kawasan pariwisata Kuta Lombok.
Untuk mengidentifikasi faktor penjamin keselamatan dan keamanan bagi
wisatawan pada kawasan pariwisata Kutt, Seger, A’an dan sekitarnya.
Untuk mengetahui perilaku pelaku pariwisata terhadap terjaminnya
keselamatan dan rasa aman bagi wisatawan pada kawasan pariwisata
Kuta Lombok.
MANFAAAT PENELITIAN
Manfaat Akademis: Pengembangan dan pembangunan keilmuan
khususnya dalam Ilmu epariwisataan dimana informasi mengenai
keselamat dan keamanan wisatawan merupakan aspek yang
sangat penting dalam kelangsungan aktivitas wisata pada suatu
kawasan pariwisata. Serta penelitian ini diharapkan dapat
menjadi acuan dalam pengembangan penelitian pariwisata yang
akan datang.
Manfaat Praktis:
a. Memberi masukan kepada PemKab Lombok Tengah terkait
pentingnya keselamatan dan keamanan wisatawan yang
berkunjung ke wilayah pariwisata khususnya Kuta Lombok.
b. Memberi masukan kepada Dinas Pariwisata Kabupaten
Lombok Tengah dapat memanfaatkan hasil penelitian ini
sebagai petunjuk praktis dalam menjaga dan mengembangkan
kualitas kepariwisataan daerah.
c. Memberikan pemahaman kepada masyarakat lokal akan arti
pentingnya keselamatan dan keamanan wisatawan yang
berkunjung ke tempat mereka. Sehingga wisatawan
berkinginan untuk datang kembali.
KAJIAN PUSTAKA
Nompumelelo Mthembu (2009). Penelitian dengan
judul “Tourism Crime, Safety and Security
in the Umhlathuze District Municipality,
Kwazulu-Natal”
Mohamad Jumail (2011) tentang “Pencitraan
Kawasan Wisata Kuta Lombok Tengah”
Ira Resmayasari (2011) dengan topik “What is the
Preception of French Tourists about “The
Island of Paradise”?”
UNWTO 1994: 7: Visitor (org yg datang negara lain, tinggal slm
24jam dg tujuan bersenang2, berlibur, kesehatan,
belajar, keperluan agama & olahraga, bisnis, keluarga,
utusan dan pertemuan. Execurtion (pengunjung yang
hanya tinggal sehari di negara yang dikunjunginya
tanpa bermalam) (The United Nations Conference on
International Travel and Tourism (Rome, 1963)
Cooper (1996: 16) -
Menurut K. Cage (2002) wisatawan (tourist) sebagai berikut: “A
tourist is defined as a person who travels away from his or
her home for whatever reason, be it for holiday, to do
business, to represent his country in sport, to attend a
religious function or to attend a conference.”
UU Kepariwisataan R.I. No. 10/2009, Pasal 1 menetapkan kawasan stratetis
pariwisata adalah kawasan yang memiliki fungsi utama atau memiliki potensi untuk
pengembangan pariwisata yang mempunyai pengaruh penting dalam satu atau lebih
aspek, seperti pertumbuhan ekonomi, sosial dan budaya, pemberdayaan sumber
daya alam, daya dukung lingkungan hidup serta pertahanan dan keamanan (Hadi
Setia Tunggal, 2009: 3)
Keselamatan (safety) menurut Collier (1994), Mthembu (2009: 11),
beberapa penulis cenderung mengartikan keselamatan sabagai keadaan
yang bebas dari bahaya, atau yang lebih praktis, menggunakan metode dan
alat untuk mengurangi, mengontrol, atau mencegah kecelakaan.
Hampir setiap pekerjaan, aktivitas rekreasi, lokal memiliki
resiko yang mungkin tidak bisa dicegah.
Keamanan dapat mengurangi stres dan meningkatkan kesehatan umum (Seti
Widodi dan Indarto, 2010)
Menurut Craven (2000) keamanan tidak hanya mencegah rasa sakit dan
cedera tetapi juga membuat individu merasa aman dalam aktifitasnya.
Talbot dan Jakeman (2009: 64), Suryana (2013) menjelaskan bahwa konsep
keamanan manusia sekarang ini banyak digunakan untuk menggambarkan
ancaman kompleks yang terkait dengan perang sipil, pembunuhan atau
pembantaian, serta intimidasi terhadap penduduk
Sarwono (1983;89): persepsi sbg suatu kemampuan ssorg utk
mengorganisir suatu pengamatan, kemampuan tersebut berupa:
kemampuan utk membedakan, mengelompokkan, & memfokuskan.
Siagian (2008) mengungkapan - persepsi mrpkn proses dmn ssorg
mengorganisasikan & menginterpretasikan kesan-kesan sensorisnya dlm
usahanya memberikan suatu makna tertentu dlm lingknya.
Robins (1999; 124), persepsi adl suatu proses dmn individu mengorganisasikan &
menafsirkan kesan-kesan indra mereka utk memberikan makna thdp lingknya.
Faktor dalam persepsi
Sikap
Motif
Pengalaman
Pengharapan
Faktor pada target
Hal baru
Gerakan
Bunyi
Ukuran latar belakang
Kedekatan
Persepsi
Faktor dalam situasi
Waktu
Keadaan/tempat kerja
Keadaan sosial
Robbins (2006:89)
Kotler (2000:198) Ben Fauzi Ramadhan (2009:7) mengemukakan
persepsi sebagai proses yang digunakan seorang individu untuk
memilih, mengorganisasikan, dan menginterprstasi masukan-
masukan informasi guna menciptakan gambaran dunia yang
memiliki arti
Tokoh2 pencetus T. Fungsionalisme:
August Comte (Perancis, 1798 – 1857),
Herbet Spencer (Inggris, 1820 – 1903),
Emile Durkheim (Perancis, 1858 – 1917), dan
Anthony Giddens (1938 – sekarang).
Garna (1996: 54), Cahyo (2011), Teori Fungsional-struktural:
1- bahwa fungsionalisme sbg kaidah/teori yg dpt m’jlskn gejala2 & institusi
sosial dg memfokuskan kpd fungsi yg dibentuk & disusun olh gejala sosial &
institusi sosial tsb. Maka fungsional memperhatikan sistem & pola
komunikasi sbg fakta sosial (social facts).
2- struktur sosial merujuk pd pola hubungan dlm setiap satuan sosial yg
mapan & sdh memiliki identitas sendiri; sedangkan fungsi merujuk pd
kegunaan/manfaat dari tiap satuan sosial.
3 asumsi dasar. 1) Suatu masy. terdiri dr brbg bagian yg saling mempengaruhi. 2) Suatu
masy. terbentuk atas substruktu2 dg fungsinya masing2, saling bergantungan shg
perubahan yg terjadi dlm fungsi satu substruktur dpt berpengaruh pd substruktur yg
lain. Dan 3) Setiap substruktur yg tlh mantap akn menopang aktivitas substruktuk
lainnya.
Keseluruhan asumsi tsb kemudian dijadikan sbg komponen dasar dlm menganalisis
penelitian ttg persepsi wisatawan thdp keselamatan & keamanan pd kawasan
pariwisata Kuta Lombok.
Kurangnya pemahaman
Sadar Wisata (Sapta
Pesona)
Kurangnya penataan dan
kemanan pada objek
pariwisata
Belum terkaitnya sektor
pariwisata dengan
sektor-sektor yang lain
Persepsi Wisatawan terhadap Keselamatan dan Keamanan
pada Kawasan Pariwisata Kuta Lombok
Persepsi Wisatawan Faktor Penjamin
Keselamatan dan
Keamanan Wisatawan
Perilaku Pelaku Wisata
Teori
Persepsi
Teori
Struktural-Fungsional
Pembahasan
Dan
Temuan-temuan
Kesimpulan
dan Saran
RANCANGAN PENELITIAN
Rancangan penelitian dikerangkakan berdasarkan perumusan masalah yang diteliti,
metode dan teknik yang digunakan. Penelitian dimulai dengan peninjauan
langsung ke kawasan pariwisata Kuta Lombok, kemudian mengamati fenomena
kepariwisataan yang terjadi, mengidentifikasi faktor keselamatan dan keamanan
wisatawan. Hingga mengamati perilaku pelaku wisata pada lokasi penelitian.
Teknik pengambilan data didukung oleh alat (instrument) penelitian seperti
kuesioner, pedoman wawancara, dan penggunaan alat elektronik. Analisis data
kualitatif merupakan langkah terakhir untuk mengolah data dalam penelitian ini,
kemudian diikuti dengan pemaparan hasil temuan.
Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis data kualitatif-deskriftif
mengenai fenomena kepariwisataan yang terjadi. Hal tersebut didasarkan atas
tujuan penelitian ini dilakukan, yaitu untuk mengetahui persepsi wisatawan
terhadap keselamatan dan keamanan, untuk mengetahui faktor penjamin
keselamatan wisatawan, serta mengetahui perilaku pelaku wisatawan pada
kawasan pariwisata Kuta Lombok.
LOKASI PENELITIAN
Kawasan Pariwisata Kuta Lombok, berdasarkan
Perda provinsi Nusa Tenggara Barat
No. 9 Tahun 1989 telah dijadikan
sebagai kawasan pariwisata nasional.
Pemilihan kawasan pariwisata Kuta Lombok
sebagai lokasi penelitian didasarkan isu dan
kendala pengembangan pariwisata di Pulau
Lombok khususnya Lombok Tengah, yaitu pada:
Isu konflik yang terjadi antar desa pada
kawasan pariwisata.
Perkembangan pariwisata yang begitu pesat
pada lima tahun terakhir.
Kurangnya penataan dan fasilitas keamanan
pada kawasan pariwisata Kuta
Lombok.
Rendahnya kualitas Sumber Daya Manusia
(SDM) masyarakat lokal yang kurang
menyadari pentingnya pariwisata.
LOKASI
PENELITIAN
JENIS DAN SUMBER DATA
Jenis data kualitatif dan kuantitatif
Sumber data primer dan sekunder
INSTRUMEN PENELITIAN
Kuesioner
Pedoman wawancara
Alat elektronik (gambar dan visual)
TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Observasi
Wawancara
Dokumentasi
TEKNIK ANALISIS DATA
Miles dan Huberman (1992)
memberikan tiga kesimpulan dalam
proses analisis data, yaitu reduksi data,
penyajian data, dan penarikan
kesimpulan.
TEKNIK PENYAJIAN HASIL TEMUAN
Penyajian hasil merupakan tahap akhir dalam penelitian, penyajian hasil dilakukan
dengan cara formal dan informal. Penyajian formal merupakan teknik penyajian
hasil menggunakan tabel, bagan, grafik, gambar (foto), audio visual, dan lainnya.
Sedangkan penyajian informal, hasil penelitian disajikan dengan kata-kata atau
kalimat verba sebagai sarana, dengan ragam bahasa ilmiah
T E R I M A K A S I H

More Related Content

What's hot

Prinsip Pariwisata Berkelanjutan - Partisipasi
Prinsip Pariwisata Berkelanjutan - PartisipasiPrinsip Pariwisata Berkelanjutan - Partisipasi
Prinsip Pariwisata Berkelanjutan - Partisipasifcsari
 
Komponen kegiatan pariwisata
Komponen kegiatan pariwisataKomponen kegiatan pariwisata
Komponen kegiatan pariwisataSekar Advianty
 
Sumber daya manusia pariwisata
Sumber daya manusia pariwisataSumber daya manusia pariwisata
Sumber daya manusia pariwisataNoersal Samad
 
Presentasi Power Point Kepariwisataaan
Presentasi Power Point KepariwisataaanPresentasi Power Point Kepariwisataaan
Presentasi Power Point Kepariwisataaantopik16
 
3.3. Menganalisis Dampak Industri Pariwisata
3.3. Menganalisis Dampak Industri Pariwisata3.3. Menganalisis Dampak Industri Pariwisata
3.3. Menganalisis Dampak Industri PariwisataSigitHaryadi3
 
Bab 1 Karakteristik Sumber Daya Manusia Industri Pariwisata
Bab 1 Karakteristik Sumber Daya Manusia Industri PariwisataBab 1 Karakteristik Sumber Daya Manusia Industri Pariwisata
Bab 1 Karakteristik Sumber Daya Manusia Industri PariwisataNoersal Samad
 
Model Pengembangan Pariwisata Berkelanjutan
Model Pengembangan Pariwisata BerkelanjutanModel Pengembangan Pariwisata Berkelanjutan
Model Pengembangan Pariwisata BerkelanjutanTogar Simatupang
 
contoh cara menghitung harga paket wisata
contoh cara menghitung harga paket wisatacontoh cara menghitung harga paket wisata
contoh cara menghitung harga paket wisataNur Agustin Mufarokhah
 
BIRO PERJALANAN WISATA (BPW)
BIRO PERJALANAN WISATA (BPW)BIRO PERJALANAN WISATA (BPW)
BIRO PERJALANAN WISATA (BPW)actnow2profit
 
Standar Kompetensi SDM Bidang Biro Perjalanan Wisata
Standar Kompetensi SDM Bidang Biro Perjalanan WisataStandar Kompetensi SDM Bidang Biro Perjalanan Wisata
Standar Kompetensi SDM Bidang Biro Perjalanan WisataNoersal Samad
 
Sesi 2 Industri pariwisata
Sesi 2 Industri pariwisataSesi 2 Industri pariwisata
Sesi 2 Industri pariwisataDedy Wijayanto
 
MANAJEMEN PERJALANAN WISATA RELIGI ke 1 (Erin N.P).pptx
MANAJEMEN PERJALANAN WISATA RELIGI ke 1 (Erin N.P).pptxMANAJEMEN PERJALANAN WISATA RELIGI ke 1 (Erin N.P).pptx
MANAJEMEN PERJALANAN WISATA RELIGI ke 1 (Erin N.P).pptxErinNurPutriani1
 
Kebijakan pengembangan pariwisata
Kebijakan pengembangan pariwisataKebijakan pengembangan pariwisata
Kebijakan pengembangan pariwisataJabalan Perang
 
9. Geografi Pariwisata - Faktor Geografi Sebagai Penentu Destinasi Wisata
9. Geografi Pariwisata - Faktor Geografi Sebagai Penentu Destinasi Wisata9. Geografi Pariwisata - Faktor Geografi Sebagai Penentu Destinasi Wisata
9. Geografi Pariwisata - Faktor Geografi Sebagai Penentu Destinasi WisataIrwan Haribudiman
 

What's hot (20)

Industri pariwisata.
Industri pariwisata.Industri pariwisata.
Industri pariwisata.
 
Prinsip Pariwisata Berkelanjutan - Partisipasi
Prinsip Pariwisata Berkelanjutan - PartisipasiPrinsip Pariwisata Berkelanjutan - Partisipasi
Prinsip Pariwisata Berkelanjutan - Partisipasi
 
Komponen kegiatan pariwisata
Komponen kegiatan pariwisataKomponen kegiatan pariwisata
Komponen kegiatan pariwisata
 
Hukum kepariwisataan
Hukum kepariwisataanHukum kepariwisataan
Hukum kepariwisataan
 
Sumber daya manusia pariwisata
Sumber daya manusia pariwisataSumber daya manusia pariwisata
Sumber daya manusia pariwisata
 
Presentasi Power Point Kepariwisataaan
Presentasi Power Point KepariwisataaanPresentasi Power Point Kepariwisataaan
Presentasi Power Point Kepariwisataaan
 
3.3. Menganalisis Dampak Industri Pariwisata
3.3. Menganalisis Dampak Industri Pariwisata3.3. Menganalisis Dampak Industri Pariwisata
3.3. Menganalisis Dampak Industri Pariwisata
 
1 Bisnis Pariwisata.ppt
1 Bisnis Pariwisata.ppt1 Bisnis Pariwisata.ppt
1 Bisnis Pariwisata.ppt
 
Keselamatan penerbangan
Keselamatan penerbanganKeselamatan penerbangan
Keselamatan penerbangan
 
Materi Manajemen Transportasi Pariwisata
Materi Manajemen Transportasi PariwisataMateri Manajemen Transportasi Pariwisata
Materi Manajemen Transportasi Pariwisata
 
Bab 1 Karakteristik Sumber Daya Manusia Industri Pariwisata
Bab 1 Karakteristik Sumber Daya Manusia Industri PariwisataBab 1 Karakteristik Sumber Daya Manusia Industri Pariwisata
Bab 1 Karakteristik Sumber Daya Manusia Industri Pariwisata
 
Model Pengembangan Pariwisata Berkelanjutan
Model Pengembangan Pariwisata BerkelanjutanModel Pengembangan Pariwisata Berkelanjutan
Model Pengembangan Pariwisata Berkelanjutan
 
contoh cara menghitung harga paket wisata
contoh cara menghitung harga paket wisatacontoh cara menghitung harga paket wisata
contoh cara menghitung harga paket wisata
 
BIRO PERJALANAN WISATA (BPW)
BIRO PERJALANAN WISATA (BPW)BIRO PERJALANAN WISATA (BPW)
BIRO PERJALANAN WISATA (BPW)
 
Standar Kompetensi SDM Bidang Biro Perjalanan Wisata
Standar Kompetensi SDM Bidang Biro Perjalanan WisataStandar Kompetensi SDM Bidang Biro Perjalanan Wisata
Standar Kompetensi SDM Bidang Biro Perjalanan Wisata
 
Sesi 2 Industri pariwisata
Sesi 2 Industri pariwisataSesi 2 Industri pariwisata
Sesi 2 Industri pariwisata
 
Daya tarik wisata
Daya tarik wisataDaya tarik wisata
Daya tarik wisata
 
MANAJEMEN PERJALANAN WISATA RELIGI ke 1 (Erin N.P).pptx
MANAJEMEN PERJALANAN WISATA RELIGI ke 1 (Erin N.P).pptxMANAJEMEN PERJALANAN WISATA RELIGI ke 1 (Erin N.P).pptx
MANAJEMEN PERJALANAN WISATA RELIGI ke 1 (Erin N.P).pptx
 
Kebijakan pengembangan pariwisata
Kebijakan pengembangan pariwisataKebijakan pengembangan pariwisata
Kebijakan pengembangan pariwisata
 
9. Geografi Pariwisata - Faktor Geografi Sebagai Penentu Destinasi Wisata
9. Geografi Pariwisata - Faktor Geografi Sebagai Penentu Destinasi Wisata9. Geografi Pariwisata - Faktor Geografi Sebagai Penentu Destinasi Wisata
9. Geografi Pariwisata - Faktor Geografi Sebagai Penentu Destinasi Wisata
 

Similar to Wahyu khalik safety and security tourism.pptx [autosaved]

Kajian desain keselamatan berbasis lokalitas dalam meningkatkan kepuasan wisa...
Kajian desain keselamatan berbasis lokalitas dalam meningkatkan kepuasan wisa...Kajian desain keselamatan berbasis lokalitas dalam meningkatkan kepuasan wisa...
Kajian desain keselamatan berbasis lokalitas dalam meningkatkan kepuasan wisa...hary hermawan
 
Sap 1 ak hotel fix
Sap 1 ak hotel fixSap 1 ak hotel fix
Sap 1 ak hotel fixpritawanda
 
Pengertian_dan_Ruang_lingkup_Geografi_Pariwisata.pdf
Pengertian_dan_Ruang_lingkup_Geografi_Pariwisata.pdfPengertian_dan_Ruang_lingkup_Geografi_Pariwisata.pdf
Pengertian_dan_Ruang_lingkup_Geografi_Pariwisata.pdfjohan effendi
 
Makalah pariwisata
Makalah pariwisataMakalah pariwisata
Makalah pariwisataagus chasani
 
Sistem Perdagangan Jasa Pariwisata & Permasalahan Hukumnya.pptx
Sistem Perdagangan Jasa Pariwisata & Permasalahan Hukumnya.pptxSistem Perdagangan Jasa Pariwisata & Permasalahan Hukumnya.pptx
Sistem Perdagangan Jasa Pariwisata & Permasalahan Hukumnya.pptxIdaBagusMahendra2
 
Perhotelan modul 1 kb 1
Perhotelan modul 1 kb 1Perhotelan modul 1 kb 1
Perhotelan modul 1 kb 1Asep Wahyudin
 
2 Ilmu dan Paradigma Pariwisata.pdf
2 Ilmu dan Paradigma Pariwisata.pdf2 Ilmu dan Paradigma Pariwisata.pdf
2 Ilmu dan Paradigma Pariwisata.pdfDevaKurnia3
 
Geografi pariwisata indonesia (manajemen resort dan leisure) pendahuluan
Geografi pariwisata indonesia (manajemen resort dan leisure)    pendahuluanGeografi pariwisata indonesia (manajemen resort dan leisure)    pendahuluan
Geografi pariwisata indonesia (manajemen resort dan leisure) pendahuluanReiza Miftah
 
Makalah perkembangan keparawisataan di kuningan
Makalah perkembangan keparawisataan di kuninganMakalah perkembangan keparawisataan di kuningan
Makalah perkembangan keparawisataan di kuninganSeptian Muna Barakati
 
PENGEMBANGAN WISATA DANAU TOLIRE DI KOTA TERNATE PROVINSI MALUKU UTARA
PENGEMBANGAN WISATA DANAU TOLIRE DI KOTA TERNATE  PROVINSI MALUKU UTARAPENGEMBANGAN WISATA DANAU TOLIRE DI KOTA TERNATE  PROVINSI MALUKU UTARA
PENGEMBANGAN WISATA DANAU TOLIRE DI KOTA TERNATE PROVINSI MALUKU UTARADede Saputra
 
SEJARAH KEPARIWISATAAN DI SUMATERA UTARA
SEJARAH KEPARIWISATAAN DI SUMATERA UTARASEJARAH KEPARIWISATAAN DI SUMATERA UTARA
SEJARAH KEPARIWISATAAN DI SUMATERA UTARATAUFIKHIDAYATSITORUS
 
Pengelolaan pariwisata budaya dan harapan wisatawan
Pengelolaan pariwisata budaya dan harapan wisatawanPengelolaan pariwisata budaya dan harapan wisatawan
Pengelolaan pariwisata budaya dan harapan wisatawansamerdanta sinulingga
 

Similar to Wahyu khalik safety and security tourism.pptx [autosaved] (20)

Kajian desain keselamatan berbasis lokalitas dalam meningkatkan kepuasan wisa...
Kajian desain keselamatan berbasis lokalitas dalam meningkatkan kepuasan wisa...Kajian desain keselamatan berbasis lokalitas dalam meningkatkan kepuasan wisa...
Kajian desain keselamatan berbasis lokalitas dalam meningkatkan kepuasan wisa...
 
Chapter ii
Chapter iiChapter ii
Chapter ii
 
Chapter ii
Chapter iiChapter ii
Chapter ii
 
Sap 1 ak hotel fix
Sap 1 ak hotel fixSap 1 ak hotel fix
Sap 1 ak hotel fix
 
Pengertian_dan_Ruang_lingkup_Geografi_Pariwisata.pdf
Pengertian_dan_Ruang_lingkup_Geografi_Pariwisata.pdfPengertian_dan_Ruang_lingkup_Geografi_Pariwisata.pdf
Pengertian_dan_Ruang_lingkup_Geografi_Pariwisata.pdf
 
Manajemen_Usaha_Tourism.pptx
Manajemen_Usaha_Tourism.pptxManajemen_Usaha_Tourism.pptx
Manajemen_Usaha_Tourism.pptx
 
Makalah pariwisata
Makalah pariwisataMakalah pariwisata
Makalah pariwisata
 
1689-25377-1-PB.pdf
1689-25377-1-PB.pdf1689-25377-1-PB.pdf
1689-25377-1-PB.pdf
 
Sistem Perdagangan Jasa Pariwisata & Permasalahan Hukumnya.pptx
Sistem Perdagangan Jasa Pariwisata & Permasalahan Hukumnya.pptxSistem Perdagangan Jasa Pariwisata & Permasalahan Hukumnya.pptx
Sistem Perdagangan Jasa Pariwisata & Permasalahan Hukumnya.pptx
 
Perhotelan modul 1 kb 1
Perhotelan modul 1 kb 1Perhotelan modul 1 kb 1
Perhotelan modul 1 kb 1
 
2 Ilmu dan Paradigma Pariwisata.pdf
2 Ilmu dan Paradigma Pariwisata.pdf2 Ilmu dan Paradigma Pariwisata.pdf
2 Ilmu dan Paradigma Pariwisata.pdf
 
pertemuan 1
pertemuan 1pertemuan 1
pertemuan 1
 
Makalah
MakalahMakalah
Makalah
 
Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
 
Geografi pariwisata indonesia (manajemen resort dan leisure) pendahuluan
Geografi pariwisata indonesia (manajemen resort dan leisure)    pendahuluanGeografi pariwisata indonesia (manajemen resort dan leisure)    pendahuluan
Geografi pariwisata indonesia (manajemen resort dan leisure) pendahuluan
 
MAKALAH WADUK JATILUHUR KELOMPOK 4
MAKALAH WADUK JATILUHUR KELOMPOK 4MAKALAH WADUK JATILUHUR KELOMPOK 4
MAKALAH WADUK JATILUHUR KELOMPOK 4
 
Makalah perkembangan keparawisataan di kuningan
Makalah perkembangan keparawisataan di kuninganMakalah perkembangan keparawisataan di kuningan
Makalah perkembangan keparawisataan di kuningan
 
PENGEMBANGAN WISATA DANAU TOLIRE DI KOTA TERNATE PROVINSI MALUKU UTARA
PENGEMBANGAN WISATA DANAU TOLIRE DI KOTA TERNATE  PROVINSI MALUKU UTARAPENGEMBANGAN WISATA DANAU TOLIRE DI KOTA TERNATE  PROVINSI MALUKU UTARA
PENGEMBANGAN WISATA DANAU TOLIRE DI KOTA TERNATE PROVINSI MALUKU UTARA
 
SEJARAH KEPARIWISATAAN DI SUMATERA UTARA
SEJARAH KEPARIWISATAAN DI SUMATERA UTARASEJARAH KEPARIWISATAAN DI SUMATERA UTARA
SEJARAH KEPARIWISATAAN DI SUMATERA UTARA
 
Pengelolaan pariwisata budaya dan harapan wisatawan
Pengelolaan pariwisata budaya dan harapan wisatawanPengelolaan pariwisata budaya dan harapan wisatawan
Pengelolaan pariwisata budaya dan harapan wisatawan
 

Recently uploaded

CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxCASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxresidentcardio13usk
 
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfmateri+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfkaramitha
 
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxTEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxSyabilAfandi
 
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...laila16682
 
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptxMateri Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptxIKLASSENJAYA
 
hormon Asam Jasmonat dan Lainnya, pengatur tumbuh tanaman
hormon Asam Jasmonat dan Lainnya, pengatur tumbuh tanamanhormon Asam Jasmonat dan Lainnya, pengatur tumbuh tanaman
hormon Asam Jasmonat dan Lainnya, pengatur tumbuh tanamanAprissiliaTaifany1
 
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptxPower Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptxSitiRukmanah5
 
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannyaModul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannyaAnggrianiTulle
 
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptxPPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptxSDN1Wayhalom
 
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfDampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfssuser4743df
 

Recently uploaded (10)

CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxCASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
 
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfmateri+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
 
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxTEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
 
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
 
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptxMateri Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
 
hormon Asam Jasmonat dan Lainnya, pengatur tumbuh tanaman
hormon Asam Jasmonat dan Lainnya, pengatur tumbuh tanamanhormon Asam Jasmonat dan Lainnya, pengatur tumbuh tanaman
hormon Asam Jasmonat dan Lainnya, pengatur tumbuh tanaman
 
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptxPower Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
 
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannyaModul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
 
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptxPPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
 
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfDampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
 

Wahyu khalik safety and security tourism.pptx [autosaved]

  • 1.
  • 2. LATAR BELAKANG PENELITIAN Keselamatan dan keamanan menjadi kondisi yang sangat penting dalam industri pariwisata (István Kövári dan Krisztina Zimányi, 2011). Faktor ancaman keselamatan dan keamanan wisatawan: aksi teroris konflik lokal bencana alam perilaku sosial masyarakat dan penyakit menular Pertumbuhan industri pariwisata di Indonesia  permasalahan yang kompleks (terkait dengan pemberian jaminan keselamatan dan rasa aman bagi wisatawan (tourist safety and security). Faktor penyebab: sikap dan perilaku tuan rumah atau host (pedagang asongan, pelayanan parkir, penawaran jasa pijat (massage), dan yang lainnya. Kasus seperti ini sering terjadi pada kawasan pariwisata yang sedang berkembang. UNWTO (2004) Mengemukakan bahwa “destinasi wisata di negara berkembang sudah saat untuk memberikan alternatif berwisata dengan jaminan keselamatan dan rasa aman bagi wisatawan selama berwisata.” Penurunan rasa aman bagi wisatawan
  • 3. PERDA No. 9/1989 menetapkan 15 kawasan pariwisata NTB (RPJMD NTB 2009-2013). 1. Kawasan Pariwisata Suranadi dan sekitarnya (96 Ha) 2. Kawasan Pariwisata Sire, Gili Air, Senggigi dan sekitarnya (1.800 Ha) 3. Kawasan Pariwisata Gili Gede dan sekitarnya (2.590 Ha) 4. Kawasan Pariwisata Kuta, Seger, A'an dan sekitarnya (2.590 Ha) 5. Kawasan Pariwisata Selong Belanak dan sekitarnya (480 Ha) 6. Kawasan Pariwisata Gunung Rinjani dan sekitarnya (17.100 Ha) 7. Kawasan Pariwisata Gili Indah dan sekitarnya (650 Ha) 8. Kawasan Pariwisata Gili Sulat dan sekitarnya (1.317 Ha) 9. Kawasan Pariwisata Dusun Sade dan sekitarnya (315 Ha) 10.Kawasan Pariwisata Pulau Moyo dan sekitarnya (1.528 Ha) 11.Kawasan Pariwisata Pantai Maluk dan sekitarnya (376 Ha) 12.Kawasan Pariwisata Pantai Hu'u dan sekitarnya (2.756 Ha) 13.Kawasan Pariwisata Sape dan sekitarnya (203 Ha) 14.Kawasan Pariwisata Teluk Bima dan sekitarnya (201 Ha) 15.Kawasan Pariwisata Gunung Tambora dan sekitarnya (2.526 Ha) Parmasalahan seperti, kurangnya pemahaman pelaku wisata akan sadar wisata - sapta pesona (aman, tertib, bersih, sejuk, indah, ramah, dan kenangan), masih kurangnya penataan dan pengamanan objek pariwisata, dan belum terkaitnya sektor pariwisata dengan sektor-sektor lainnya
  • 4. RUMUSAN MASALAH Bagaimana persepsi wisatawan terhadap keselamatan dan keamanan pada kawasan pariwisata Kuta Lombok? Apa faktor penjamin keselamatan dan keamanan bagi wisatawan pada kawasan pariwisata Kuta Lombok? Bagaimana perilaku pelaku pariwisata terhadap terjaminnya keselamatan dan rasa aman bagi wisatawan pada kawasan pariwisata Kuta Lombok? TUJUAN PENELITIAN Tujuan Umum Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui indikator yang menyebabkan kurangnya rasa keamanan dan keselamatan serta aspek-aspek yang berkaitan. Tujuan Khusus Merujuk pada rumusan masalah yang dikemukakan maka tujuan dalam penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut: Untuk mengetuahui persepsi wisatawan terhadap keselamatan dan keamanan pada kawasan pariwisata Kuta Lombok. Untuk mengidentifikasi faktor penjamin keselamatan dan keamanan bagi wisatawan pada kawasan pariwisata Kutt, Seger, A’an dan sekitarnya. Untuk mengetahui perilaku pelaku pariwisata terhadap terjaminnya keselamatan dan rasa aman bagi wisatawan pada kawasan pariwisata Kuta Lombok.
  • 5. MANFAAAT PENELITIAN Manfaat Akademis: Pengembangan dan pembangunan keilmuan khususnya dalam Ilmu epariwisataan dimana informasi mengenai keselamat dan keamanan wisatawan merupakan aspek yang sangat penting dalam kelangsungan aktivitas wisata pada suatu kawasan pariwisata. Serta penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan dalam pengembangan penelitian pariwisata yang akan datang. Manfaat Praktis: a. Memberi masukan kepada PemKab Lombok Tengah terkait pentingnya keselamatan dan keamanan wisatawan yang berkunjung ke wilayah pariwisata khususnya Kuta Lombok. b. Memberi masukan kepada Dinas Pariwisata Kabupaten Lombok Tengah dapat memanfaatkan hasil penelitian ini sebagai petunjuk praktis dalam menjaga dan mengembangkan kualitas kepariwisataan daerah. c. Memberikan pemahaman kepada masyarakat lokal akan arti pentingnya keselamatan dan keamanan wisatawan yang berkunjung ke tempat mereka. Sehingga wisatawan berkinginan untuk datang kembali.
  • 6. KAJIAN PUSTAKA Nompumelelo Mthembu (2009). Penelitian dengan judul “Tourism Crime, Safety and Security in the Umhlathuze District Municipality, Kwazulu-Natal” Mohamad Jumail (2011) tentang “Pencitraan Kawasan Wisata Kuta Lombok Tengah” Ira Resmayasari (2011) dengan topik “What is the Preception of French Tourists about “The Island of Paradise”?”
  • 7. UNWTO 1994: 7: Visitor (org yg datang negara lain, tinggal slm 24jam dg tujuan bersenang2, berlibur, kesehatan, belajar, keperluan agama & olahraga, bisnis, keluarga, utusan dan pertemuan. Execurtion (pengunjung yang hanya tinggal sehari di negara yang dikunjunginya tanpa bermalam) (The United Nations Conference on International Travel and Tourism (Rome, 1963) Cooper (1996: 16) - Menurut K. Cage (2002) wisatawan (tourist) sebagai berikut: “A tourist is defined as a person who travels away from his or her home for whatever reason, be it for holiday, to do business, to represent his country in sport, to attend a religious function or to attend a conference.” UU Kepariwisataan R.I. No. 10/2009, Pasal 1 menetapkan kawasan stratetis pariwisata adalah kawasan yang memiliki fungsi utama atau memiliki potensi untuk pengembangan pariwisata yang mempunyai pengaruh penting dalam satu atau lebih aspek, seperti pertumbuhan ekonomi, sosial dan budaya, pemberdayaan sumber daya alam, daya dukung lingkungan hidup serta pertahanan dan keamanan (Hadi Setia Tunggal, 2009: 3)
  • 8. Keselamatan (safety) menurut Collier (1994), Mthembu (2009: 11), beberapa penulis cenderung mengartikan keselamatan sabagai keadaan yang bebas dari bahaya, atau yang lebih praktis, menggunakan metode dan alat untuk mengurangi, mengontrol, atau mencegah kecelakaan. Hampir setiap pekerjaan, aktivitas rekreasi, lokal memiliki resiko yang mungkin tidak bisa dicegah. Keamanan dapat mengurangi stres dan meningkatkan kesehatan umum (Seti Widodi dan Indarto, 2010) Menurut Craven (2000) keamanan tidak hanya mencegah rasa sakit dan cedera tetapi juga membuat individu merasa aman dalam aktifitasnya. Talbot dan Jakeman (2009: 64), Suryana (2013) menjelaskan bahwa konsep keamanan manusia sekarang ini banyak digunakan untuk menggambarkan ancaman kompleks yang terkait dengan perang sipil, pembunuhan atau pembantaian, serta intimidasi terhadap penduduk
  • 9. Sarwono (1983;89): persepsi sbg suatu kemampuan ssorg utk mengorganisir suatu pengamatan, kemampuan tersebut berupa: kemampuan utk membedakan, mengelompokkan, & memfokuskan. Siagian (2008) mengungkapan - persepsi mrpkn proses dmn ssorg mengorganisasikan & menginterpretasikan kesan-kesan sensorisnya dlm usahanya memberikan suatu makna tertentu dlm lingknya. Robins (1999; 124), persepsi adl suatu proses dmn individu mengorganisasikan & menafsirkan kesan-kesan indra mereka utk memberikan makna thdp lingknya. Faktor dalam persepsi Sikap Motif Pengalaman Pengharapan Faktor pada target Hal baru Gerakan Bunyi Ukuran latar belakang Kedekatan Persepsi Faktor dalam situasi Waktu Keadaan/tempat kerja Keadaan sosial Robbins (2006:89) Kotler (2000:198) Ben Fauzi Ramadhan (2009:7) mengemukakan persepsi sebagai proses yang digunakan seorang individu untuk memilih, mengorganisasikan, dan menginterprstasi masukan- masukan informasi guna menciptakan gambaran dunia yang memiliki arti
  • 10. Tokoh2 pencetus T. Fungsionalisme: August Comte (Perancis, 1798 – 1857), Herbet Spencer (Inggris, 1820 – 1903), Emile Durkheim (Perancis, 1858 – 1917), dan Anthony Giddens (1938 – sekarang). Garna (1996: 54), Cahyo (2011), Teori Fungsional-struktural: 1- bahwa fungsionalisme sbg kaidah/teori yg dpt m’jlskn gejala2 & institusi sosial dg memfokuskan kpd fungsi yg dibentuk & disusun olh gejala sosial & institusi sosial tsb. Maka fungsional memperhatikan sistem & pola komunikasi sbg fakta sosial (social facts). 2- struktur sosial merujuk pd pola hubungan dlm setiap satuan sosial yg mapan & sdh memiliki identitas sendiri; sedangkan fungsi merujuk pd kegunaan/manfaat dari tiap satuan sosial. 3 asumsi dasar. 1) Suatu masy. terdiri dr brbg bagian yg saling mempengaruhi. 2) Suatu masy. terbentuk atas substruktu2 dg fungsinya masing2, saling bergantungan shg perubahan yg terjadi dlm fungsi satu substruktur dpt berpengaruh pd substruktur yg lain. Dan 3) Setiap substruktur yg tlh mantap akn menopang aktivitas substruktuk lainnya. Keseluruhan asumsi tsb kemudian dijadikan sbg komponen dasar dlm menganalisis penelitian ttg persepsi wisatawan thdp keselamatan & keamanan pd kawasan pariwisata Kuta Lombok.
  • 11. Kurangnya pemahaman Sadar Wisata (Sapta Pesona) Kurangnya penataan dan kemanan pada objek pariwisata Belum terkaitnya sektor pariwisata dengan sektor-sektor yang lain Persepsi Wisatawan terhadap Keselamatan dan Keamanan pada Kawasan Pariwisata Kuta Lombok Persepsi Wisatawan Faktor Penjamin Keselamatan dan Keamanan Wisatawan Perilaku Pelaku Wisata Teori Persepsi Teori Struktural-Fungsional Pembahasan Dan Temuan-temuan Kesimpulan dan Saran
  • 12. RANCANGAN PENELITIAN Rancangan penelitian dikerangkakan berdasarkan perumusan masalah yang diteliti, metode dan teknik yang digunakan. Penelitian dimulai dengan peninjauan langsung ke kawasan pariwisata Kuta Lombok, kemudian mengamati fenomena kepariwisataan yang terjadi, mengidentifikasi faktor keselamatan dan keamanan wisatawan. Hingga mengamati perilaku pelaku wisata pada lokasi penelitian. Teknik pengambilan data didukung oleh alat (instrument) penelitian seperti kuesioner, pedoman wawancara, dan penggunaan alat elektronik. Analisis data kualitatif merupakan langkah terakhir untuk mengolah data dalam penelitian ini, kemudian diikuti dengan pemaparan hasil temuan. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis data kualitatif-deskriftif mengenai fenomena kepariwisataan yang terjadi. Hal tersebut didasarkan atas tujuan penelitian ini dilakukan, yaitu untuk mengetahui persepsi wisatawan terhadap keselamatan dan keamanan, untuk mengetahui faktor penjamin keselamatan wisatawan, serta mengetahui perilaku pelaku wisatawan pada kawasan pariwisata Kuta Lombok.
  • 13. LOKASI PENELITIAN Kawasan Pariwisata Kuta Lombok, berdasarkan Perda provinsi Nusa Tenggara Barat No. 9 Tahun 1989 telah dijadikan sebagai kawasan pariwisata nasional. Pemilihan kawasan pariwisata Kuta Lombok sebagai lokasi penelitian didasarkan isu dan kendala pengembangan pariwisata di Pulau Lombok khususnya Lombok Tengah, yaitu pada: Isu konflik yang terjadi antar desa pada kawasan pariwisata. Perkembangan pariwisata yang begitu pesat pada lima tahun terakhir. Kurangnya penataan dan fasilitas keamanan pada kawasan pariwisata Kuta Lombok. Rendahnya kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) masyarakat lokal yang kurang menyadari pentingnya pariwisata. LOKASI PENELITIAN
  • 14. JENIS DAN SUMBER DATA Jenis data kualitatif dan kuantitatif Sumber data primer dan sekunder INSTRUMEN PENELITIAN Kuesioner Pedoman wawancara Alat elektronik (gambar dan visual) TEKNIK PENGUMPULAN DATA Observasi Wawancara Dokumentasi TEKNIK ANALISIS DATA Miles dan Huberman (1992) memberikan tiga kesimpulan dalam proses analisis data, yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. TEKNIK PENYAJIAN HASIL TEMUAN Penyajian hasil merupakan tahap akhir dalam penelitian, penyajian hasil dilakukan dengan cara formal dan informal. Penyajian formal merupakan teknik penyajian hasil menggunakan tabel, bagan, grafik, gambar (foto), audio visual, dan lainnya. Sedangkan penyajian informal, hasil penelitian disajikan dengan kata-kata atau kalimat verba sebagai sarana, dengan ragam bahasa ilmiah
  • 15. T E R I M A K A S I H