SlideShare a Scribd company logo
1 of 8
Download to read offline
TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian Pariwisata
Pariwisata merupakan salah satu industri yang mampu menyediakan
pertumbuhan ekonomi yang cepat dalam hal penyediaan lapangan kerja,
pendapatan, tarif hidup, dan dalam mengaktifkan sektor produksi lain di dalam
negara peneri ma wisatawan. Menurut Badrudin (2000) mendefinisikan pariwisata
sebagai kegiatan melakukan perjalanan dengan tujuan mencari kepuasan, mencari
sesuatu, memperbaiki kesehatan, menikmati olahraga atau istirahat, menunaikan
tugas, berziarah dan lain-lain.
Menurut Wahab (2003), pada dasarnya ruang lingkup kepariwisataan
terdiri atas 3 unsur yakni: manusia sebagai unsur insani pelaku kegiatan
pariwisata, tempat sebagai unsur fisik yang sebenarnya tercakup oleh kegiatan itu
sendiri dan waktu sebagai unsur tempo yang dihabiskan dalam perjalanan itu
sendiri dan selama berdiam di tempat tujuan wisata.
Pariwisata berasal dari dua kata, yakni Pari dan Wisata. Pari dapat
diartikan sebagai banyak, berkali-kali, berputar-putar atau lengkap. Kata wisata
dapat diartikan sebagai perjalanan atau berpergian yang dalam hal ini sinonim
dengan kata travel dalam Bahasa Inggris. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka
kata pariwisata dapat diartikan sebagai perjalanan yang dilakukan berkali-kali
atau berputar-putar dari suatu tempat ke tempat lain, yang dalam bahasa Inggris
disebut dengan tour (Yoeti, 1996).
Bila ditinjau dari segi ekonomi mikro, maka yang dimaksud dengan
industri pariwisata adalah setiap uniy produksi yang dapat menghasilkan produk
atau jasa tertentu. Atas dasar pengertian ini, maka hotel atau transport secara
Universitas Sumatera Utara
sendiri-sendiri dapat disebut sebagai industri pariwisata. Dalam pengertian
ekonomi makro, yang dimaksudkan dengan industri pariwisata adalah
keseluruhan unit-unit produksi seperti: pemandu, hotel, restoran, atraksi turis dan
took souvenir baik yang tempat kedudukannya di daerah, dalam negeri, atau luar
negeri yang ada kaitannya dengan perjalanan wisatawan yang bersangkutan.
Penilaian terhadap suatu kawasan wisata memiliki peranan yang dapat
menentukan pengembangan dari kawasan wisata tersebut yang mencakup
berbagai faktor yang berkaitan dengan nilai sosial dan politik. Menurut Ward
et.al, (2000) dalam Rahardjo (2002) metode penilaian khususnya untuk mengukur
nilai ekonomi wisata alam yang paling banyak dipakai adalah Travel Cost Method
(TCM). Metode ini menduga nilai ekonomi kawasan wisata berdasarkan penilaian
yang diberikan masing-masing individu atau masyarakat terhadap kenikmatan
yang tidak ternilai (dalam rupiah) dari biaya yang dikeluarkan untuk berkunjung
ke sebuah objek wisata, baik itu opportunity cost maupun biaya langsung yang
dikeluarkan seperti biaya transportasi, konsumsi makanan, minuman, hotel, tiket
masuk dan sebagainya.
Berikut adalah jenis-jenis pariwisata, menurut Spillane (1989) dalam
Badrudin (2000) yang terdapat di daerah tujuan wisata yang menarik wisatawan
untuk mengunjunginya sehingga dapat pula diketahui jenis pariwisata yang
mungkin layak untuk dikembangkan dan mengembangkan jenis sarana dan
prasarana yang mendukung kegiatan pariwisata tersebut.
a. Pariwisata untuk menikmati perjalanan (pleasure tourism).
Jenis pariwisata ini dilakukan oleh orang yang meninggalkan tempat
tinggalnya untuk berlibur, mencari udara segar yang baru, untuk
Universitas Sumatera Utara
mengendorkan ketegangan syarafnya, untuk menikmati keindahan alam,
untuk menikmati hikayat rakyat suatu daerah, untuk menikmati hiburan, dan
sebagainya.
b. Pariwisata untuk rekreasi (recreation sites)
Jenis pariwisata ini dilakukan oleh orang yang menghendaki pemanfaatan
hari-hari libur untuk istirahat, untuk memulihkan kembali kesegaran jasmani
dan rohani, yang akan menyegarkan keletihan dan kelelahannya.
c. Pariwisata untuk kebudayaan (cultural tourism)
Jenis pariwisata ini ditandai oleh adanya rangkaian motivasi seperti keinginan
untuk belajar di pusat-pusat pengajaran dan riset, untuk mempelajari adat
istiadat, cara hidup masyarakat negara lain dan sebagainya.
d. Pariwisata untuk olahraga (sports tourism)
Jenis pariwisata ini bertujuan untuk tujuan olahraga, baik hanya untuk
menarik penonton olahraga dan olahragawannya sendiri serta ditujukan bagi
mereka yang ingin mempraktikkannya sendiri.
e. Pariwisata untuk urusan dagang besar (business tourism)
Dalam jenis pariwisata ini, unsur yang ditekankan adalah kesempatan yang
digunakan oleh pelaku perjalanan ini yang menggunakan waktu-waktu
bebasnya untuk menikmati dirinya sebagai wisatawan yang mengunjungi
berbagai obyek wisata dan jenis pariwisata lain.
f. Pariwisata untuk konvensi (convention tourism)
Banyak negara yang tertarik dan menggarap jenis pariwisata ini dengan
banyaknya hotel atau bangunan-bangunan yang khusus dilengkapi untuk
menunjang convention tourism (Leonardo, 2008).
Universitas Sumatera Utara
Konsep Ekowisata (Wisata Alam)
Salah satu bentuk kegiatan wisata alam yang berkembang saat ini adalah
ekowisata. Ekowisata lebih popular dan banyak dipergunakan dibandingkan
dengan terjemahan yang seharusnya dari istilah ecoturism yaitu ekoturisme.
Dilihat dari tujuan orang-orang melakukan wisata maka pariwisata dapat
dikelompokkan sebagai berikut:
1. Pariwisata untuk menikmati perjalanan (pleasure tourism)
Jenis pariwisata ini dilakukan oleh orang-orang meninggalkan tempat
tinggalnya untuk berlibur, mencari udara segar yang baru, untuk memenuhi
kehendak ingin tahu, untuk mengendorkan ketegangan saraf, untuk melihat
sesuatu yang baru, untuk menikmati keindahan alam, untuk mengetahui hikayat
rakyat setempat, untuk mendapatkan ketengan dan kedamaian diluar kota, atau
bahkan sebaliknya untuk menikmati hiburan di kota-kota besar attaupun untuk
ikut serta dalam keramaian pusat-pusat wisatawan.
2. Pariwisata untuk rekreasi (recreation tourism)
Jenis pariwisata ini dilakukan oleh orang-orang memanfaatkan hari
liburnya untuk beristirahat, memulihkan kembali kesegaran jasmani dan
rohaninya. Biasanya mereka tinggal selama mungkin ditempat-tempat yang
dianggapnya benar-benar menjamin tujuan-tujuan rekreasi tersebut, misalnya
ditepi pantai, pegunungan, pusat-pusat peristirahatan, obyek-obyek wissata serta
wisata lainnya.
3. Pariwisata untuk kebudayaan (cultural tourism)
Jenis wisata ini biasanya ditandai oleh adaya rangkaian motivasi, sepeti
keinginan untuk belajar dipusat-pusat pengajaran, untuk mempelajari adat istiadat,
Universitas Sumatera Utara
kelembagaan, monumen bersejarrah peninggalan pradaban masa lalu, atau
monumen besar masa kini, dan tempat-tempat bersejarah lainnya.
4. Pariwisata untuk olah raga (Sports Tourism)
Jenis pariwisata olah raga ini dapat di bagi menjadi dua kategori yaitu:
• Big sport event, yaitu peristiwa-peristiwa olahraga besar seperti Olimpiade
Games, kejuaraan ski di dunia atau turnamen olah raga lainnya yang
banyak menarik penonton
• Sport young tourism of the practioners, yaitu peristiwa bagi mereka yang
ingin berlatih dan mempraktikan sendiri olahraga tersebut untuk
kepentingan mereka sendiri. Seperti pendakigunung, naik kuda dan
olahraga pariwisata lainnya.
5. Pariwisata untuk urusan dagang (Busines Tourism)
Jenis pariwisata ini dilakukan untuk kegiatan atau urusan-urusan bisnis
atau dagang semata, dan berkaitan dengan urusan-urusan bisnis lainnya.
6. Pariwisata untuk urusan konferensi (Convention Turism)
Jenis pariwisata mencakup kegiatan konferensi pertemuan baiknasional
atau Internasional.
Konsep Nilai Ekonomi Sumber Daya Alam
Secara umum, nilai ekonomi didefiniskan sebagai pengukuran jumlah
maksimun seseorang untuk mengorbankan barang atau jasa guna memperoleh
barang atau jasa lain ya. Secara formal, konsep ini disebut sebagai keinginan
membayar (willingness to pay) seseorang terhadap barang atau jasa yang
dihasilkan oleh sumberdaya alam dan lingkungan (Djijono 2002).
Universitas Sumatera Utara
Kelayakan ekonomi pada suatu pengembangan memang harus dilihat dari
dua sisi yaitu potensi sumberdaya dan potensi pasarnya. Sumberdaya wisata alam
menghasilkan jasa untuk memuaskan kebutuhan manusia yang bersifat non mteriil
dan lebih banyak bersifat kejiwaan dan kesehatan. Taksiran berapa jumlah
pengunjung dan lamanya kunjungan (visitor days) sangat penting untuk analisa
prospek investasi di bidang wisata alam. (Sumitro, 2004).
Dengan menggunakan pengukuran ini, nilai ekologis dari ekosistem atau
sumberdaya alam akan dapat diterjemahkan ke dalam bahasa ekonomi dengan
mengukur nilai monoter dari barang atau jasa. Misalnya, apabila suatu ekosistem
pantai atau perairan mengalami kerusakan akibat polusi, maka nilai yang hilang
akibat degradasi lingkungan dapat diukur dari keinginan seseorang untuk
membayar agar lingkungan tersebut kembali menjadi seperti semula atau kondisi
sebelum terjadinya pencemaran (Fauzi 2004).
Pendekatan Biaya Perjalanan (Travel Cost Method)
Konsep dasar dari metode travel cost adalah waktu dan pengeluaran biaya
perjalanan (travel cost expenses) yang harus dibayarkan oleh para pengunjung
untuk mengunjungi tempat wisata tersebut yang merupakan hatga untuk akses ke
tempat wisata (Garrod dan Willis, 1999). Itulah yang disebut dengan willingness
to pay (WTP) yang diukur berdasarkan perbedaan biaya perjalanan.
Secara prinsip, metode ini mengkaji biaya yang dikeluarkan setiap
individu untuk mendatangi tempat rekreasi, misalnya untuk menyalurkan hobi
memancing atau berekreasi di pantai, seseorang akan mengorbankan biaya dalam
bentuk waktu dan uang untuk mendatangi tempat tersebut. Dengan mengetahui
Universitas Sumatera Utara
pola ekspenditure dari konsumen ini, maka akan dapat dikaji barapa nilai (value)
yang diberikan konsumen kepada sumberdaya alam dan lingkungan.
Dengan demikian, menurut Fauzi (2004) metode ini dapat digunakan
untuk mengukur manfaat dan biaya akibat dari : (i) perubahan biaya akses (tiket
masuk) bagi suatu tempat rekreasi; (ii) penambahan tempat rekreasi baru; (iii)
perubahan kualitas lingkungan tempat rekreasi; dan (iv) penutupan tempat
rekreasi yang ada. Tujuan dasar TCM adalah ingin mengatahui nilai kegunaan
dari sumberdaya alam melalui pendekatan proxy. Dengan kata lain, biaya yang
dikeluarkan untuk mengkonsumsi jasa dari sumberdaya alam digunakan sebagai
proxy untuk menentukan harga dari sumberdaya alam tersebut.
Terdapat beberapa pendekatan yang digunakan untuk memecahkan
permasalahan melalui metode travel cost menurut Garrod dan Willis (1999),
yaitu:
1. Pendekatan Zona Biaya Perjalanan (A simple zonal travel cost approach),
menggunakan data sekunder dan pengumpulan data dari para pengunjung
menurut daerah asal.
2. Pendekatan Biaya Perjalanan Individu (An individual travel cost approach),
menggunakan survei data dari para pengunjung secara individu.
Penelitian dengan menggunakan metode biaya perjalanan individu
(Individual Travel Cost Method) biasanya dilaksanakan melalui survey kuesioner
pengunjung mengenai biaya perjalanan yang harus dikeluarkan ke lokasi wisata,
kunjungan ke lokasi wisata yang lain (substitute sites), dan faktor-faktor sosial
ekonomi (Suparmoko, 1997). Data tersebut kemudian digunakan untuk
menurunkan kurva permintaan dimana surplus konsumen dihitung.
Universitas Sumatera Utara
Metode ini telah banyak dipakai dalam perkiraan nilai suatu taman
rekreasi denganmenggunakan berbagai variabel (Suparmoko, 2000). Pertama kali
dikumpulkan data mengenai jumlah pengunjung taman, biaya perjalanan yang
dikeluarkan, serta faktor-faktor lain seperti tingkat pendapatan, tingkat
pendidikan, dan mungkin juga agama dan kebudayaan serta kelompok etnik dan
sebagainya. Data atau informasi tersebut diperoleh dengan cara mewawancarai
para pengunjung taman rekreasi tersebut mengenai jarak tempuh mereka ke lokasi
taman rekreasi tersebut, biaya perjalanan yang dikeluarkan, lamanya waktu yang
digunakan, tujuan perjalanan, tingkat pendapatan rata-rata, dan faktor sosial
ekonomi lainnya.
Travel Cost Method berdasarkan pendekatan individual menggunakan
data yang sebagian besarnya berasal dari kegiatan survai di lapangan. Metodologi
pendekatan individual Travel Cost Method secara prinsip sama dengan sistem
zonasi, namun pada pendekatan ini analisis lebih didasarkan pada data primer
yang diperoleh melalui survai dan teknik statistika yang relatif kompleks.
Kelebihan dari metode Travel Cost Method dengan pendekatan individu adalah
hasil yang diperoleh relatif akurat daripada metode zonasi (Fauzi 2004).
Universitas Sumatera Utara

More Related Content

What's hot

2. Geografi Pariwisata - Pengantar Perkuliahan
2. Geografi Pariwisata - Pengantar Perkuliahan2. Geografi Pariwisata - Pengantar Perkuliahan
2. Geografi Pariwisata - Pengantar PerkuliahanIrwan Haribudiman
 
Filsafat Pariwisata ( Pariwisata Sebagai Disiplin Ilmu )
Filsafat Pariwisata ( Pariwisata Sebagai Disiplin Ilmu )Filsafat Pariwisata ( Pariwisata Sebagai Disiplin Ilmu )
Filsafat Pariwisata ( Pariwisata Sebagai Disiplin Ilmu )DeviVerdyana
 
Sap 1 ak hotel fix
Sap 1 ak hotel fixSap 1 ak hotel fix
Sap 1 ak hotel fixpritawanda
 
Pariwisata
PariwisataPariwisata
Pariwisatatopik16
 
Studi Kelayakan Bisnis Pariwisata - Sumber Daya Alam
Studi Kelayakan Bisnis Pariwisata - Sumber Daya AlamStudi Kelayakan Bisnis Pariwisata - Sumber Daya Alam
Studi Kelayakan Bisnis Pariwisata - Sumber Daya AlamIrwan Haribudiman
 
Modul perkuliahan
Modul perkuliahanModul perkuliahan
Modul perkuliahanEko Efendi
 
05 pengembangan pariwisata bahari
05 pengembangan pariwisata bahari05 pengembangan pariwisata bahari
05 pengembangan pariwisata bahariEko Efendi
 
Kajian desain keselamatan berbasis lokalitas dalam meningkatkan kepuasan wisa...
Kajian desain keselamatan berbasis lokalitas dalam meningkatkan kepuasan wisa...Kajian desain keselamatan berbasis lokalitas dalam meningkatkan kepuasan wisa...
Kajian desain keselamatan berbasis lokalitas dalam meningkatkan kepuasan wisa...hary hermawan
 
Panduan praktikum ekowisata bahari2019
Panduan praktikum ekowisata bahari2019Panduan praktikum ekowisata bahari2019
Panduan praktikum ekowisata bahari2019Eko Efendi
 
Prinsip Pariwisata Berkelanjutan - Partisipasi
Prinsip Pariwisata Berkelanjutan - PartisipasiPrinsip Pariwisata Berkelanjutan - Partisipasi
Prinsip Pariwisata Berkelanjutan - Partisipasifcsari
 
9. Geografi Pariwisata - Faktor Geografi Sebagai Penentu Destinasi Wisata
9. Geografi Pariwisata - Faktor Geografi Sebagai Penentu Destinasi Wisata9. Geografi Pariwisata - Faktor Geografi Sebagai Penentu Destinasi Wisata
9. Geografi Pariwisata - Faktor Geografi Sebagai Penentu Destinasi WisataIrwan Haribudiman
 
Geografi pariwisata indonesia (manajemen resort dan leisure) pendahuluan
Geografi pariwisata indonesia (manajemen resort dan leisure)    pendahuluanGeografi pariwisata indonesia (manajemen resort dan leisure)    pendahuluan
Geografi pariwisata indonesia (manajemen resort dan leisure) pendahuluanReiza Miftah
 
PPT Potensi dan Pengelolaan Sumber Daya Pariwisata
PPT Potensi dan Pengelolaan Sumber Daya PariwisataPPT Potensi dan Pengelolaan Sumber Daya Pariwisata
PPT Potensi dan Pengelolaan Sumber Daya PariwisataDoris Agusnita
 

What's hot (20)

2. Geografi Pariwisata - Pengantar Perkuliahan
2. Geografi Pariwisata - Pengantar Perkuliahan2. Geografi Pariwisata - Pengantar Perkuliahan
2. Geografi Pariwisata - Pengantar Perkuliahan
 
Filsafat Pariwisata ( Pariwisata Sebagai Disiplin Ilmu )
Filsafat Pariwisata ( Pariwisata Sebagai Disiplin Ilmu )Filsafat Pariwisata ( Pariwisata Sebagai Disiplin Ilmu )
Filsafat Pariwisata ( Pariwisata Sebagai Disiplin Ilmu )
 
Geografi pariwisata
Geografi pariwisataGeografi pariwisata
Geografi pariwisata
 
Industri pariwisata
Industri pariwisataIndustri pariwisata
Industri pariwisata
 
Sap 1 ak hotel fix
Sap 1 ak hotel fixSap 1 ak hotel fix
Sap 1 ak hotel fix
 
Pariwisata
PariwisataPariwisata
Pariwisata
 
Studi Kelayakan Bisnis Pariwisata - Sumber Daya Alam
Studi Kelayakan Bisnis Pariwisata - Sumber Daya AlamStudi Kelayakan Bisnis Pariwisata - Sumber Daya Alam
Studi Kelayakan Bisnis Pariwisata - Sumber Daya Alam
 
pertemuan 2
pertemuan 2pertemuan 2
pertemuan 2
 
Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
 
Hukum kepariwisataan
Hukum kepariwisataanHukum kepariwisataan
Hukum kepariwisataan
 
Modul perkuliahan
Modul perkuliahanModul perkuliahan
Modul perkuliahan
 
Daya tarik wisata
Daya tarik wisataDaya tarik wisata
Daya tarik wisata
 
Materi geopark
Materi geoparkMateri geopark
Materi geopark
 
05 pengembangan pariwisata bahari
05 pengembangan pariwisata bahari05 pengembangan pariwisata bahari
05 pengembangan pariwisata bahari
 
Kajian desain keselamatan berbasis lokalitas dalam meningkatkan kepuasan wisa...
Kajian desain keselamatan berbasis lokalitas dalam meningkatkan kepuasan wisa...Kajian desain keselamatan berbasis lokalitas dalam meningkatkan kepuasan wisa...
Kajian desain keselamatan berbasis lokalitas dalam meningkatkan kepuasan wisa...
 
Panduan praktikum ekowisata bahari2019
Panduan praktikum ekowisata bahari2019Panduan praktikum ekowisata bahari2019
Panduan praktikum ekowisata bahari2019
 
Prinsip Pariwisata Berkelanjutan - Partisipasi
Prinsip Pariwisata Berkelanjutan - PartisipasiPrinsip Pariwisata Berkelanjutan - Partisipasi
Prinsip Pariwisata Berkelanjutan - Partisipasi
 
9. Geografi Pariwisata - Faktor Geografi Sebagai Penentu Destinasi Wisata
9. Geografi Pariwisata - Faktor Geografi Sebagai Penentu Destinasi Wisata9. Geografi Pariwisata - Faktor Geografi Sebagai Penentu Destinasi Wisata
9. Geografi Pariwisata - Faktor Geografi Sebagai Penentu Destinasi Wisata
 
Geografi pariwisata indonesia (manajemen resort dan leisure) pendahuluan
Geografi pariwisata indonesia (manajemen resort dan leisure)    pendahuluanGeografi pariwisata indonesia (manajemen resort dan leisure)    pendahuluan
Geografi pariwisata indonesia (manajemen resort dan leisure) pendahuluan
 
PPT Potensi dan Pengelolaan Sumber Daya Pariwisata
PPT Potensi dan Pengelolaan Sumber Daya PariwisataPPT Potensi dan Pengelolaan Sumber Daya Pariwisata
PPT Potensi dan Pengelolaan Sumber Daya Pariwisata
 

Viewers also liked

Cara cepat-menguasai-access-2007
Cara cepat-menguasai-access-2007Cara cepat-menguasai-access-2007
Cara cepat-menguasai-access-2007Rahmat Mend
 
Evaluation question 2
Evaluation question 2 Evaluation question 2
Evaluation question 2 Shianne Black
 
Evaluation question 1
Evaluation question 1Evaluation question 1
Evaluation question 1Shianne Black
 
Kpt 6044 ulasan jurnal
Kpt 6044 ulasan jurnalKpt 6044 ulasan jurnal
Kpt 6044 ulasan jurnalGary Chew
 
Trading Currency
Trading CurrencyTrading Currency
Trading Currencysandrisssf
 
Munkahelyi kommunikáció Merényi Oszkár
Munkahelyi kommunikáció Merényi OszkárMunkahelyi kommunikáció Merényi Oszkár
Munkahelyi kommunikáció Merényi OszkárMerényi Oszkár
 

Viewers also liked (12)

Cara cepat-menguasai-access-2007
Cara cepat-menguasai-access-2007Cara cepat-menguasai-access-2007
Cara cepat-menguasai-access-2007
 
Distribution 2
Distribution 2Distribution 2
Distribution 2
 
loZ \zs asd
loZ \zs asdloZ \zs asd
loZ \zs asd
 
Evaluation question 2
Evaluation question 2 Evaluation question 2
Evaluation question 2
 
Evaluation question 1
Evaluation question 1Evaluation question 1
Evaluation question 1
 
Dewi drupadi
Dewi drupadiDewi drupadi
Dewi drupadi
 
Kpt 6044 ulasan jurnal
Kpt 6044 ulasan jurnalKpt 6044 ulasan jurnal
Kpt 6044 ulasan jurnal
 
Qeustion 2 media
Qeustion 2 mediaQeustion 2 media
Qeustion 2 media
 
Magazine analysis
Magazine analysisMagazine analysis
Magazine analysis
 
Trading Currency
Trading CurrencyTrading Currency
Trading Currency
 
Janitorial
JanitorialJanitorial
Janitorial
 
Munkahelyi kommunikáció Merényi Oszkár
Munkahelyi kommunikáció Merényi OszkárMunkahelyi kommunikáció Merényi Oszkár
Munkahelyi kommunikáció Merényi Oszkár
 

Similar to Chapter ii

kata pengantar definisi Konsep_Pariwisata.pdf
kata pengantar definisi Konsep_Pariwisata.pdfkata pengantar definisi Konsep_Pariwisata.pdf
kata pengantar definisi Konsep_Pariwisata.pdfjohan effendi
 
3.2. Jenis Pariwisata dan Wisatawan
3.2. Jenis Pariwisata dan Wisatawan3.2. Jenis Pariwisata dan Wisatawan
3.2. Jenis Pariwisata dan WisatawanSigitHaryadi3
 
PRODUK PARIWISATA (3A) ATRAKSI, AKSESIBILITAS, AMENITAS
PRODUK PARIWISATA (3A) ATRAKSI, AKSESIBILITAS, AMENITASPRODUK PARIWISATA (3A) ATRAKSI, AKSESIBILITAS, AMENITAS
PRODUK PARIWISATA (3A) ATRAKSI, AKSESIBILITAS, AMENITASdewigita16
 
Materi Perkuliahan Pengantar Pariwisata 2
Materi Perkuliahan Pengantar Pariwisata 2Materi Perkuliahan Pengantar Pariwisata 2
Materi Perkuliahan Pengantar Pariwisata 2FirmanJuliansyah1
 
MANAJEMEN PERJALANAN WISATA RELIGI ke 1 (Erin N.P).pptx
MANAJEMEN PERJALANAN WISATA RELIGI ke 1 (Erin N.P).pptxMANAJEMEN PERJALANAN WISATA RELIGI ke 1 (Erin N.P).pptx
MANAJEMEN PERJALANAN WISATA RELIGI ke 1 (Erin N.P).pptxErinNurPutriani1
 
Pengertian_dan_Ruang_lingkup_Geografi_Pariwisata.pdf
Pengertian_dan_Ruang_lingkup_Geografi_Pariwisata.pdfPengertian_dan_Ruang_lingkup_Geografi_Pariwisata.pdf
Pengertian_dan_Ruang_lingkup_Geografi_Pariwisata.pdfjohan effendi
 
Makalah pariwisata
Makalah pariwisataMakalah pariwisata
Makalah pariwisataagus chasani
 
POPW Pertemuan 1.pptx
POPW Pertemuan 1.pptxPOPW Pertemuan 1.pptx
POPW Pertemuan 1.pptxAgiSantri1
 
kawasan dan daya tarik wisata.pdf
kawasan dan daya tarik wisata.pdfkawasan dan daya tarik wisata.pdf
kawasan dan daya tarik wisata.pdfsaydewiknow
 
Manajemen Pariwisata dan Biro Perjalanan Wisata
Manajemen Pariwisata dan Biro Perjalanan WisataManajemen Pariwisata dan Biro Perjalanan Wisata
Manajemen Pariwisata dan Biro Perjalanan WisataRafaella Matitaputty
 
Analisis potensi-wisata-alam-bahari
Analisis potensi-wisata-alam-bahariAnalisis potensi-wisata-alam-bahari
Analisis potensi-wisata-alam-baharimoharifbahtiar
 
Konsep_Pengembangan_Kawasa_Pariwisata.pptx
Konsep_Pengembangan_Kawasa_Pariwisata.pptxKonsep_Pengembangan_Kawasa_Pariwisata.pptx
Konsep_Pengembangan_Kawasa_Pariwisata.pptxamrin syahrafi
 
Manajemen Transportasi Materi 14
Manajemen Transportasi Materi 14Manajemen Transportasi Materi 14
Manajemen Transportasi Materi 14Arjuna Ahmadi
 
KONSEP_DASAR_EKOWISATA.docx
KONSEP_DASAR_EKOWISATA.docxKONSEP_DASAR_EKOWISATA.docx
KONSEP_DASAR_EKOWISATA.docxVitusAntonio
 
Tips dan Trik Mengenal Produk Industri dan Modal Pariwisata
Tips dan Trik Mengenal Produk Industri dan Modal PariwisataTips dan Trik Mengenal Produk Industri dan Modal Pariwisata
Tips dan Trik Mengenal Produk Industri dan Modal Pariwisatapemaadeline
 
Wisata Minat Khusus.pptx
Wisata Minat Khusus.pptxWisata Minat Khusus.pptx
Wisata Minat Khusus.pptxaguswayan
 

Similar to Chapter ii (20)

kata pengantar definisi Konsep_Pariwisata.pdf
kata pengantar definisi Konsep_Pariwisata.pdfkata pengantar definisi Konsep_Pariwisata.pdf
kata pengantar definisi Konsep_Pariwisata.pdf
 
3.2. Jenis Pariwisata dan Wisatawan
3.2. Jenis Pariwisata dan Wisatawan3.2. Jenis Pariwisata dan Wisatawan
3.2. Jenis Pariwisata dan Wisatawan
 
PRODUK PARIWISATA (3A) ATRAKSI, AKSESIBILITAS, AMENITAS
PRODUK PARIWISATA (3A) ATRAKSI, AKSESIBILITAS, AMENITASPRODUK PARIWISATA (3A) ATRAKSI, AKSESIBILITAS, AMENITAS
PRODUK PARIWISATA (3A) ATRAKSI, AKSESIBILITAS, AMENITAS
 
Materi Perkuliahan Pengantar Pariwisata 2
Materi Perkuliahan Pengantar Pariwisata 2Materi Perkuliahan Pengantar Pariwisata 2
Materi Perkuliahan Pengantar Pariwisata 2
 
MANAJEMEN PERJALANAN WISATA RELIGI ke 1 (Erin N.P).pptx
MANAJEMEN PERJALANAN WISATA RELIGI ke 1 (Erin N.P).pptxMANAJEMEN PERJALANAN WISATA RELIGI ke 1 (Erin N.P).pptx
MANAJEMEN PERJALANAN WISATA RELIGI ke 1 (Erin N.P).pptx
 
Pengertian_dan_Ruang_lingkup_Geografi_Pariwisata.pdf
Pengertian_dan_Ruang_lingkup_Geografi_Pariwisata.pdfPengertian_dan_Ruang_lingkup_Geografi_Pariwisata.pdf
Pengertian_dan_Ruang_lingkup_Geografi_Pariwisata.pdf
 
Makalah pariwisata
Makalah pariwisataMakalah pariwisata
Makalah pariwisata
 
POPW Pertemuan 1.pptx
POPW Pertemuan 1.pptxPOPW Pertemuan 1.pptx
POPW Pertemuan 1.pptx
 
kawasan dan daya tarik wisata.pdf
kawasan dan daya tarik wisata.pdfkawasan dan daya tarik wisata.pdf
kawasan dan daya tarik wisata.pdf
 
pertemuan 1
pertemuan 1pertemuan 1
pertemuan 1
 
Manajemen Pariwisata dan Biro Perjalanan Wisata
Manajemen Pariwisata dan Biro Perjalanan WisataManajemen Pariwisata dan Biro Perjalanan Wisata
Manajemen Pariwisata dan Biro Perjalanan Wisata
 
Analisis potensi-wisata-alam-bahari
Analisis potensi-wisata-alam-bahariAnalisis potensi-wisata-alam-bahari
Analisis potensi-wisata-alam-bahari
 
Konsep_Pengembangan_Kawasa_Pariwisata.pptx
Konsep_Pengembangan_Kawasa_Pariwisata.pptxKonsep_Pengembangan_Kawasa_Pariwisata.pptx
Konsep_Pengembangan_Kawasa_Pariwisata.pptx
 
1 Bisnis Pariwisata.ppt
1 Bisnis Pariwisata.ppt1 Bisnis Pariwisata.ppt
1 Bisnis Pariwisata.ppt
 
Aqi
AqiAqi
Aqi
 
Manajemen Transportasi Materi 14
Manajemen Transportasi Materi 14Manajemen Transportasi Materi 14
Manajemen Transportasi Materi 14
 
KONSEP_DASAR_EKOWISATA.docx
KONSEP_DASAR_EKOWISATA.docxKONSEP_DASAR_EKOWISATA.docx
KONSEP_DASAR_EKOWISATA.docx
 
Tips dan Trik Mengenal Produk Industri dan Modal Pariwisata
Tips dan Trik Mengenal Produk Industri dan Modal PariwisataTips dan Trik Mengenal Produk Industri dan Modal Pariwisata
Tips dan Trik Mengenal Produk Industri dan Modal Pariwisata
 
1689-25377-1-PB.pdf
1689-25377-1-PB.pdf1689-25377-1-PB.pdf
1689-25377-1-PB.pdf
 
Wisata Minat Khusus.pptx
Wisata Minat Khusus.pptxWisata Minat Khusus.pptx
Wisata Minat Khusus.pptx
 

Chapter ii

  • 1. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Pariwisata Pariwisata merupakan salah satu industri yang mampu menyediakan pertumbuhan ekonomi yang cepat dalam hal penyediaan lapangan kerja, pendapatan, tarif hidup, dan dalam mengaktifkan sektor produksi lain di dalam negara peneri ma wisatawan. Menurut Badrudin (2000) mendefinisikan pariwisata sebagai kegiatan melakukan perjalanan dengan tujuan mencari kepuasan, mencari sesuatu, memperbaiki kesehatan, menikmati olahraga atau istirahat, menunaikan tugas, berziarah dan lain-lain. Menurut Wahab (2003), pada dasarnya ruang lingkup kepariwisataan terdiri atas 3 unsur yakni: manusia sebagai unsur insani pelaku kegiatan pariwisata, tempat sebagai unsur fisik yang sebenarnya tercakup oleh kegiatan itu sendiri dan waktu sebagai unsur tempo yang dihabiskan dalam perjalanan itu sendiri dan selama berdiam di tempat tujuan wisata. Pariwisata berasal dari dua kata, yakni Pari dan Wisata. Pari dapat diartikan sebagai banyak, berkali-kali, berputar-putar atau lengkap. Kata wisata dapat diartikan sebagai perjalanan atau berpergian yang dalam hal ini sinonim dengan kata travel dalam Bahasa Inggris. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka kata pariwisata dapat diartikan sebagai perjalanan yang dilakukan berkali-kali atau berputar-putar dari suatu tempat ke tempat lain, yang dalam bahasa Inggris disebut dengan tour (Yoeti, 1996). Bila ditinjau dari segi ekonomi mikro, maka yang dimaksud dengan industri pariwisata adalah setiap uniy produksi yang dapat menghasilkan produk atau jasa tertentu. Atas dasar pengertian ini, maka hotel atau transport secara Universitas Sumatera Utara
  • 2. sendiri-sendiri dapat disebut sebagai industri pariwisata. Dalam pengertian ekonomi makro, yang dimaksudkan dengan industri pariwisata adalah keseluruhan unit-unit produksi seperti: pemandu, hotel, restoran, atraksi turis dan took souvenir baik yang tempat kedudukannya di daerah, dalam negeri, atau luar negeri yang ada kaitannya dengan perjalanan wisatawan yang bersangkutan. Penilaian terhadap suatu kawasan wisata memiliki peranan yang dapat menentukan pengembangan dari kawasan wisata tersebut yang mencakup berbagai faktor yang berkaitan dengan nilai sosial dan politik. Menurut Ward et.al, (2000) dalam Rahardjo (2002) metode penilaian khususnya untuk mengukur nilai ekonomi wisata alam yang paling banyak dipakai adalah Travel Cost Method (TCM). Metode ini menduga nilai ekonomi kawasan wisata berdasarkan penilaian yang diberikan masing-masing individu atau masyarakat terhadap kenikmatan yang tidak ternilai (dalam rupiah) dari biaya yang dikeluarkan untuk berkunjung ke sebuah objek wisata, baik itu opportunity cost maupun biaya langsung yang dikeluarkan seperti biaya transportasi, konsumsi makanan, minuman, hotel, tiket masuk dan sebagainya. Berikut adalah jenis-jenis pariwisata, menurut Spillane (1989) dalam Badrudin (2000) yang terdapat di daerah tujuan wisata yang menarik wisatawan untuk mengunjunginya sehingga dapat pula diketahui jenis pariwisata yang mungkin layak untuk dikembangkan dan mengembangkan jenis sarana dan prasarana yang mendukung kegiatan pariwisata tersebut. a. Pariwisata untuk menikmati perjalanan (pleasure tourism). Jenis pariwisata ini dilakukan oleh orang yang meninggalkan tempat tinggalnya untuk berlibur, mencari udara segar yang baru, untuk Universitas Sumatera Utara
  • 3. mengendorkan ketegangan syarafnya, untuk menikmati keindahan alam, untuk menikmati hikayat rakyat suatu daerah, untuk menikmati hiburan, dan sebagainya. b. Pariwisata untuk rekreasi (recreation sites) Jenis pariwisata ini dilakukan oleh orang yang menghendaki pemanfaatan hari-hari libur untuk istirahat, untuk memulihkan kembali kesegaran jasmani dan rohani, yang akan menyegarkan keletihan dan kelelahannya. c. Pariwisata untuk kebudayaan (cultural tourism) Jenis pariwisata ini ditandai oleh adanya rangkaian motivasi seperti keinginan untuk belajar di pusat-pusat pengajaran dan riset, untuk mempelajari adat istiadat, cara hidup masyarakat negara lain dan sebagainya. d. Pariwisata untuk olahraga (sports tourism) Jenis pariwisata ini bertujuan untuk tujuan olahraga, baik hanya untuk menarik penonton olahraga dan olahragawannya sendiri serta ditujukan bagi mereka yang ingin mempraktikkannya sendiri. e. Pariwisata untuk urusan dagang besar (business tourism) Dalam jenis pariwisata ini, unsur yang ditekankan adalah kesempatan yang digunakan oleh pelaku perjalanan ini yang menggunakan waktu-waktu bebasnya untuk menikmati dirinya sebagai wisatawan yang mengunjungi berbagai obyek wisata dan jenis pariwisata lain. f. Pariwisata untuk konvensi (convention tourism) Banyak negara yang tertarik dan menggarap jenis pariwisata ini dengan banyaknya hotel atau bangunan-bangunan yang khusus dilengkapi untuk menunjang convention tourism (Leonardo, 2008). Universitas Sumatera Utara
  • 4. Konsep Ekowisata (Wisata Alam) Salah satu bentuk kegiatan wisata alam yang berkembang saat ini adalah ekowisata. Ekowisata lebih popular dan banyak dipergunakan dibandingkan dengan terjemahan yang seharusnya dari istilah ecoturism yaitu ekoturisme. Dilihat dari tujuan orang-orang melakukan wisata maka pariwisata dapat dikelompokkan sebagai berikut: 1. Pariwisata untuk menikmati perjalanan (pleasure tourism) Jenis pariwisata ini dilakukan oleh orang-orang meninggalkan tempat tinggalnya untuk berlibur, mencari udara segar yang baru, untuk memenuhi kehendak ingin tahu, untuk mengendorkan ketegangan saraf, untuk melihat sesuatu yang baru, untuk menikmati keindahan alam, untuk mengetahui hikayat rakyat setempat, untuk mendapatkan ketengan dan kedamaian diluar kota, atau bahkan sebaliknya untuk menikmati hiburan di kota-kota besar attaupun untuk ikut serta dalam keramaian pusat-pusat wisatawan. 2. Pariwisata untuk rekreasi (recreation tourism) Jenis pariwisata ini dilakukan oleh orang-orang memanfaatkan hari liburnya untuk beristirahat, memulihkan kembali kesegaran jasmani dan rohaninya. Biasanya mereka tinggal selama mungkin ditempat-tempat yang dianggapnya benar-benar menjamin tujuan-tujuan rekreasi tersebut, misalnya ditepi pantai, pegunungan, pusat-pusat peristirahatan, obyek-obyek wissata serta wisata lainnya. 3. Pariwisata untuk kebudayaan (cultural tourism) Jenis wisata ini biasanya ditandai oleh adaya rangkaian motivasi, sepeti keinginan untuk belajar dipusat-pusat pengajaran, untuk mempelajari adat istiadat, Universitas Sumatera Utara
  • 5. kelembagaan, monumen bersejarrah peninggalan pradaban masa lalu, atau monumen besar masa kini, dan tempat-tempat bersejarah lainnya. 4. Pariwisata untuk olah raga (Sports Tourism) Jenis pariwisata olah raga ini dapat di bagi menjadi dua kategori yaitu: • Big sport event, yaitu peristiwa-peristiwa olahraga besar seperti Olimpiade Games, kejuaraan ski di dunia atau turnamen olah raga lainnya yang banyak menarik penonton • Sport young tourism of the practioners, yaitu peristiwa bagi mereka yang ingin berlatih dan mempraktikan sendiri olahraga tersebut untuk kepentingan mereka sendiri. Seperti pendakigunung, naik kuda dan olahraga pariwisata lainnya. 5. Pariwisata untuk urusan dagang (Busines Tourism) Jenis pariwisata ini dilakukan untuk kegiatan atau urusan-urusan bisnis atau dagang semata, dan berkaitan dengan urusan-urusan bisnis lainnya. 6. Pariwisata untuk urusan konferensi (Convention Turism) Jenis pariwisata mencakup kegiatan konferensi pertemuan baiknasional atau Internasional. Konsep Nilai Ekonomi Sumber Daya Alam Secara umum, nilai ekonomi didefiniskan sebagai pengukuran jumlah maksimun seseorang untuk mengorbankan barang atau jasa guna memperoleh barang atau jasa lain ya. Secara formal, konsep ini disebut sebagai keinginan membayar (willingness to pay) seseorang terhadap barang atau jasa yang dihasilkan oleh sumberdaya alam dan lingkungan (Djijono 2002). Universitas Sumatera Utara
  • 6. Kelayakan ekonomi pada suatu pengembangan memang harus dilihat dari dua sisi yaitu potensi sumberdaya dan potensi pasarnya. Sumberdaya wisata alam menghasilkan jasa untuk memuaskan kebutuhan manusia yang bersifat non mteriil dan lebih banyak bersifat kejiwaan dan kesehatan. Taksiran berapa jumlah pengunjung dan lamanya kunjungan (visitor days) sangat penting untuk analisa prospek investasi di bidang wisata alam. (Sumitro, 2004). Dengan menggunakan pengukuran ini, nilai ekologis dari ekosistem atau sumberdaya alam akan dapat diterjemahkan ke dalam bahasa ekonomi dengan mengukur nilai monoter dari barang atau jasa. Misalnya, apabila suatu ekosistem pantai atau perairan mengalami kerusakan akibat polusi, maka nilai yang hilang akibat degradasi lingkungan dapat diukur dari keinginan seseorang untuk membayar agar lingkungan tersebut kembali menjadi seperti semula atau kondisi sebelum terjadinya pencemaran (Fauzi 2004). Pendekatan Biaya Perjalanan (Travel Cost Method) Konsep dasar dari metode travel cost adalah waktu dan pengeluaran biaya perjalanan (travel cost expenses) yang harus dibayarkan oleh para pengunjung untuk mengunjungi tempat wisata tersebut yang merupakan hatga untuk akses ke tempat wisata (Garrod dan Willis, 1999). Itulah yang disebut dengan willingness to pay (WTP) yang diukur berdasarkan perbedaan biaya perjalanan. Secara prinsip, metode ini mengkaji biaya yang dikeluarkan setiap individu untuk mendatangi tempat rekreasi, misalnya untuk menyalurkan hobi memancing atau berekreasi di pantai, seseorang akan mengorbankan biaya dalam bentuk waktu dan uang untuk mendatangi tempat tersebut. Dengan mengetahui Universitas Sumatera Utara
  • 7. pola ekspenditure dari konsumen ini, maka akan dapat dikaji barapa nilai (value) yang diberikan konsumen kepada sumberdaya alam dan lingkungan. Dengan demikian, menurut Fauzi (2004) metode ini dapat digunakan untuk mengukur manfaat dan biaya akibat dari : (i) perubahan biaya akses (tiket masuk) bagi suatu tempat rekreasi; (ii) penambahan tempat rekreasi baru; (iii) perubahan kualitas lingkungan tempat rekreasi; dan (iv) penutupan tempat rekreasi yang ada. Tujuan dasar TCM adalah ingin mengatahui nilai kegunaan dari sumberdaya alam melalui pendekatan proxy. Dengan kata lain, biaya yang dikeluarkan untuk mengkonsumsi jasa dari sumberdaya alam digunakan sebagai proxy untuk menentukan harga dari sumberdaya alam tersebut. Terdapat beberapa pendekatan yang digunakan untuk memecahkan permasalahan melalui metode travel cost menurut Garrod dan Willis (1999), yaitu: 1. Pendekatan Zona Biaya Perjalanan (A simple zonal travel cost approach), menggunakan data sekunder dan pengumpulan data dari para pengunjung menurut daerah asal. 2. Pendekatan Biaya Perjalanan Individu (An individual travel cost approach), menggunakan survei data dari para pengunjung secara individu. Penelitian dengan menggunakan metode biaya perjalanan individu (Individual Travel Cost Method) biasanya dilaksanakan melalui survey kuesioner pengunjung mengenai biaya perjalanan yang harus dikeluarkan ke lokasi wisata, kunjungan ke lokasi wisata yang lain (substitute sites), dan faktor-faktor sosial ekonomi (Suparmoko, 1997). Data tersebut kemudian digunakan untuk menurunkan kurva permintaan dimana surplus konsumen dihitung. Universitas Sumatera Utara
  • 8. Metode ini telah banyak dipakai dalam perkiraan nilai suatu taman rekreasi denganmenggunakan berbagai variabel (Suparmoko, 2000). Pertama kali dikumpulkan data mengenai jumlah pengunjung taman, biaya perjalanan yang dikeluarkan, serta faktor-faktor lain seperti tingkat pendapatan, tingkat pendidikan, dan mungkin juga agama dan kebudayaan serta kelompok etnik dan sebagainya. Data atau informasi tersebut diperoleh dengan cara mewawancarai para pengunjung taman rekreasi tersebut mengenai jarak tempuh mereka ke lokasi taman rekreasi tersebut, biaya perjalanan yang dikeluarkan, lamanya waktu yang digunakan, tujuan perjalanan, tingkat pendapatan rata-rata, dan faktor sosial ekonomi lainnya. Travel Cost Method berdasarkan pendekatan individual menggunakan data yang sebagian besarnya berasal dari kegiatan survai di lapangan. Metodologi pendekatan individual Travel Cost Method secara prinsip sama dengan sistem zonasi, namun pada pendekatan ini analisis lebih didasarkan pada data primer yang diperoleh melalui survai dan teknik statistika yang relatif kompleks. Kelebihan dari metode Travel Cost Method dengan pendekatan individu adalah hasil yang diperoleh relatif akurat daripada metode zonasi (Fauzi 2004). Universitas Sumatera Utara