Dokumen tersebut membahas tentang manajemen pariwisata yang meliputi:
1. Definisi manajemen pariwisata sebagai proses pembimbingan dan pemberian arah dalam pencapaian tujuan pariwisata.
2. Langkah-langkah manajemen pariwisata seperti perencanaan, pengorganisasian, perekrutan, pengarahan, pengendalian, dan anggaran.
3. Jenis-jenis usaha yang terkait dengan pariwisata seperti jasa, ob
1. Pelatihan
Business Technology Center (BTC)
Manajemen Usaha Kepariwisataan
Oleh : Deskart Sotyo Djatmiko, SH, MSi
Dinporabudpar Kabupaten Banyumas
2. Kepariwisataan
Keseluruhan kegiatan yang terkait dengan
pariwisata dan bersifat multidimensi serta
multidisiplin yang muncul sebagai wujud
kebutuhan setiap orang dan negara serta
interaksi antara wisatawan dan masyarakat
setempat, sesama wisatawan, pemerintah,
pemerintah daerah dan pengusaha
(Bab 1 Ketentuan umum pasal 1 ayat 4 Undang undang nomor : 10
Tahun 2009, tetang Kepariwisataan).
3. Difinisi manajemen
1. Proses pembimbingan dan pemberian
fasilitas terhadap pekerjaan orang-orang
yang terorganisir dalam kelompok formil
untuk mencapai suatu tujuanyang
dikehendaki (John D Miller).
2. Manajemen bertalian dengan
pembimbingan orang-orang dan fungsi
fungsi untuk mencapai tujuan yang
dikehendaki (John M. Pfiffner).
3. Manajemen ialah pelaksanaan pekerjaan
bersama sama orang lain ( Harold Koontz
and Cyril O’Donnell).
4. Rangkuman Manajemen
1. Manajemen diperlukan untuk
pencapaian tujuan dan pelaksanaan
pekerjaan;
2. Manajemen merupakan sistem kerja
sama yang kooperatif dan rasional;
3. Manjemen menekankan perlunya
prinsip-prinsip efficiency;
4. Manajemen tidak dapat dilepaskan dari
pada kepemimpinan dan
pembimbingan
(Sukarna, Dasar-dasar manajemen, 1992)
5. Langkah manajemen
Posdcorb :
Planning, Organizing, Staffing, Directing,
Controlling, Budgeting)
Alat :
men, money, material, machines, methods,
markets.
manajemen usaha kepariwisataan :
Proses pembimbingan dan pemberian arah
dalam pencapaian tujuan pariwisata melalui
upaya mengorganisasikan orang-orang dalam
mencapai tujuan.
6. Tourism sustainable development
1. Kepariwisataan berorientasi “wholelistic
approach”.
2. Kepariwisataan berorientasi jangka
panjang dengan pengaruh lingkungan
strategic yang berkembang dan
berubah.
3. Kepariwisataan sebagai interaksi yang
“borderless” dalam semua bidang, baik
menyangkut batas wilayah, ilmu
pengetahuan, kepentingan manusia.
8. Usaha kepariwisataan
1. Usaha Jasa Pariwisata,
2). Usaha Obyek dan Daya Tarik Wisata,
3). Usaha Sarana Pariwisata.
(Kursus majemen pariwisata Disbudpar jateng, 2006)
9. Usaha Jasa Pariwisata
1. Biro Perjalanan Wisata (BPW),
2. Agen Perjalanan Wisata (APW),
3. Pramuwisata,
4. MICE (mitting Intensiffe conffrence
exebition),
5. Impresariat (pengiriman tenaga hiburan
lokal, regional, Internasional),
6. Konsultan Pariwisata (Penasihat dan
perencana penyelenggaraan pariwisata,
7. Informasi Pariwisata (akurasi data
kepariwisataan).
11. Usaha sarana wisata
1. Penginapan dalam berbagai bentuknya,
juga;
2. Usaha yang berhubungan dengan
makan dan minum dalam berbagai
bentuknya.
12. Pendekatan Psikologis
Kepariwisataan bertujuan untuk mengelola
”mind stream” (aliran berpikir) manusia untuk
menemukan hal berbeda (looking for
something difference) dibanding keseharian
mereka,
Mendorong manusia melakukan perjalanan
dan membelanjakan uang membayar sarana
dan akomodasi yang dibutuhkan,
Mendatangkan kesejahteraan masyarakat
melalui dampak “multiplier effect” di sektor
sekelilingnya.
13. Kepariwisataan Berbasis
Pembangunan Wilayah
Dengan kata kunci ”distribusi kemakmuran
partisipasi politik dan ekonomi”,
menjadikan titik strategis kepariwisataan
diarahkan untuk kemakmuran rakyat, yang
diindikator oleh :
1). Potensi obyek pariwisata ,
2). Sarana prasarana ,
3) Akomodasi.,
4). Aksestabilitas.
14. Pendekatan
Industri Pariwisata
Kumpulan usaha pariwisata yang saling
terkait dalam rangka menghasilkan barang
dan / atau jasa bagi pemenuhan
kebutuhan wisatawan dalam
penyelenggaraan pariwisata.
(Bab 1 Pasal 1 ayat 9 U.U. No.10 Tahun 2009 ttg
Kepariwisataan).
Semua aspek kegiatan usaha pariwisata
diharapkan dapat menjadi kesatuan sistem
dalam menyelenggarakan pariwisata yang
berhasil.
15. WILAYAH PERTUMBUHAN PARIWISATA
BERDASARKAN JUMLAH KUNJUNGAN TERBESAR WISMAN/WISNUS
263 KM
226
KM
Pengembangan wisata budaya
tradisional Jawa/grand culture
Pengembangan wisata spiritual,
ekologi dan budaya pedesaan
Pengembangan wisata
alam, goa dan perairan
Pengembangan wisata
alam pegunungan dan
perairan
Pengembangan wisata budaya
Muslim, kota lama pesisir utara,
pecinan
RENCANA PENGEMBANGAN wilayah pariwisata unggulan
Bahari
Alam dan budaya pantai
Alam
Alam, agro dan pegunungan
Alam dan speleologi
Alam dan agro
Minat
khusus,batik
dan agro
RENCANA PENGEMBANGAN wilayah pariwisata potensial
POLA PERGERAKAN WISATAWAN
D2/PROGRAM/MUSDA DEPARI04/0604
17. Managemen Wilayah
Aspek managemen kwilayahan dalam
rangka menciptakan daerah tujuan wisata
dan obyek wisata yang ada, dapat
didorong ke arah :
a. Deversifikasi produk dan pengkayaan;
b. Segmentasi dan spesialisasi pasar yang terus
diupayakan;
c. Menghindarkan dari pola pemasaran “Deathly
competition”.
18. Issue Kepariwisataan Jateng
1. Kesan dunia, terorisme dan hak asasi manusia
2. Pariwisata masal dan minat khusus
3. Pembangunan pariwisata berkelanjutan
4. Pembangunan yg memberdayakan dan
melibatkan masyarakat
5. Revolusi teknologi informasi
6. Terbukanya pergerakan dan perjalanan
masyarakat lintas batas negara/wilayah
(borderless tourism)
7. Perlindungan konsumen semakin ketat
8. Era perdagangan bebas dan liberalisasi industri