SlideShare a Scribd company logo
1 of 86
BAB. I
PENDAHULUAN
A. Deskripsi
Modul perbaikan sistem pengapian dan komponennya bertujuan untuk mempersiapkan Siswa
menjadi pelaksana pemeriksaan sistem pengapian yang memiliki pengetahuan dan keterampilan
melakukan rutinitas pemeriksaan sistem pengapian.
Modul ini terdiri atas tiga kegitan belajar. Kegiatan belajar 1 membahas tentang fungsi dan cara
kerja komponen sistem pengapian konvensional. Kegiatan belajar 2 membahas sistem pengapian
elektronik dan macammacamnya. Kegiatan belajar 3 membahas tentang: Perbaikan dan
penyetelan komponen sistem pengapian.
Setelah mempelajari modul diharapkan peserta diklat memperoleh pengetahuan dan
keterampilan sebagai berikut:
– Memberikan dasar-dasar pengetahuan dan keterampilan tentang pekerjaan pemeriksaan
sistem pengapian.
– Sasarannya adalah segala macam pekerjaan yang menggunakan proses pemeriksaan
sistem pengapian yang ada di industri maupun dibengkelbengkel kerja meliputi:
a) Menyiapkan peralatan
b) Mengoperasikan paralatan dan menyiapkan alat-alat Bantu
c) Melakukan pemeriksaan sistem pengapian
– Penekanan pembelajaran dari unit ini adalah hal-hal Araktik tentang melakukan rutinitas
pemeriksaan sistem pengapian sesuai dengan spesifikasi pabrik.
– Kondisi keselamatan dan kesehatan kerja yang selalu diperhatikan.
– Penggunaan alat-alat yang sesuai dengan fungsi dan kegunaannya.
– Bekerja berdasarkan prosedur operasi standar
– Lingkungan kerja yang sehat dan aman dengan sirkulasi tata udara yang memadai.
B. Prasyarat
Sebelum memulai modul ini, peserta diklat pada Bidang Keahlian Mekanik Otomotif harus
sudah menyelesaikan modul-modul prasyarat seperti terlihat dalam diagram pencapaian
kompetensi maupun peta kedudukan modul. Prasyarat mempelajari modul OPKR-50-011B
antara lain adalah OPKR-50-008B.
C. Petunjuk Penggunaan Modul
1. Rambu-rambu belajar bagi Peserta Diklat
Untuk memperoleh hasil belajar secara maksimal, dalam menggunakan modul ini maka langkah-
langkah yang perlu dilaksanakan antara lain:
a. Bacalah dan pahami dengan seksama uraian-uraian materi yang ada pada masing-masing
kegiatan belajar. Bila ada materi yang kurang jelas, peserta diklat dapat bertanya pada Guru atau
Instruktur yang mengampu kegiatan beiajar.
b. Kerjakan tugas test formatif (soal latihan) untuk mengetahui seberapa besar pemahaman
yang telah dimiliki terhadap materi-materi yang dibahas dalam setiap kegiatan belajar.
c. Untuk kegiatan belajar yang terdiri dari teori clan praktik, perhatikanlah hal-hal berikut ini:
1) Perhatikan petunjuk-petunjuk keselamatan kerja yang berlaku
2) Pahami setiap langkah kerja (prosedur praktikum) dengan baik
3) Sebelum melaksanakan praktikum, identifikasi (tentukan) peralatan dan bahan yang
diperlukan dengan cermat
4) Gunakan alat sesuai prosedur pemakaian yang benar
5) Untuk melakukan kegiatan praktikum yang belum jelas, harus meminta izin Guru atau
Instruktur terlebih dahulu
6) Setelah selesai, kembalikan alat dan bahan ke tempatnya.
d. Jika belum menguasai level materi yang diharapkan, ulangi lagi pada kegiatan belajar
sebelumnya atau bertanyalah kepada Guru atau Instruktur yang mengampu kegiatan
pembelajaran yang bersangkutan.
2. Peran bagi Guru/Instruktur pengampu:
1. Membantu peserta diklat dalam merencanakan proses belajar
2. Membimbing peserta diklat melalui tugas-tugas pelatihan yang dijelaskan dalam tahap
belajar
3. Membantu peserta diklat dalam memahami konsep, praktik baru, dan menjawab pertanyaan
peserta diklat mengenai proses belajar peserta diklat
4. Membantu peserta diklat untuk menentukan clan mengakses sumber tambahan lain yang
diperlukan untuk belajar
5. Mengorganisasikan kegiatan belajar kelompok
6. Merencanakan seorang ahli/pendamping Guru dari tempat kerja untuk membantu jika
diperlukan
7. Mencatat kemajuan belajar Siswa
8. Melakukan penilaian
9. Menjelaskan kepada Siswa, bagian-bagian yang perlu diulang/ diperbaiki dan merundingkan
rencana pemelajaran selanjutnya.
D. Tujuan Akhir
Tujuan akhir dari kegiatan belajar pada modul ini adalah:
1. Memberikan dasar-dasar pengetahuan clan keterampilan tentang melakukan pemeriksaan
sistem pengapian.
2. Sasarannya adalah segala macam pekerjaan yang berhubungan dengan melakukan
pemeriksaan sistem pengapian, yang terdiri dari:
a. Menyiapkan peralatan yang akan digunakan
b. Menyiapkan seperangkat sistem pengapian/Analiyzer engine
c. Menentukan peralatan tambahan yang akan digunakan
d. Melakukan kegiatan pemeriksaan sistem pengapian
3. Penekanan pembelajaran adalah pada hal-hal praktik tentang melakukan kegiatan
pemeriksaan sistem pengapian sesuai buku manual kendaraan.
4. Kondisi keselamatan dan kesehatan kerja yang selalu diperhatikan.
5. Penggunaan alat-alat yang sesuai dengan fungsi clan kegunaannya.
6. Bekerja berdasarkan prosedur operasi standar.
7. Lingkungan kerja yang sehat dan aman dengan sirkulasi tata udara yang memadai.
E. Kompetensi
Bidang Keahlian : Teknik Mesin
Program Keahlian : Teknik Mekanik Otomotif
Kompetensi : Perbaikan Sistem Pengapian
Kode : OPKR-50-011B
Alokasi Waktu : 60 Jam Pembelajaran @ 45 menit
SUB
KOMPETEN
SI
KRITERIA UNJUK
KERJA
LINGKU
P
BELAJA
R
MATERI POKOK PEMBELAJARAN
SIKA
P
PENGETAHUA
N
KETERAMPILA
N
Memperbaiki
Sistem
Pengapian dan
Komponennya
 Sistem Pengapian
diperbaiki tanpa
menyebabkan
kerusakan
terhadap
komponen atau
sistem lainnya
 Mengakses
informasi yang
benar tentang
spesifikasi pabrik
yang dapat
dipahami
 Perbaikan,
penyetelan dan
penggantian
komponen
dilaksanakan
dengan
menggunakan
peralatan, teknik
dan material yang
sesuai
 Sistem pengapian
diuji dan hasilnya
dicatat menurut
prosedur dan
kebijakan
perusahaan
SUB
KOMPETEN
SI
KRITERIA UNJUK
KERJA
LINGKU
P
BELAJA
R
MATERI POKOK PEMBELAJARAN
SIKA
P
PENGETAHUA
N
KETERAMPILA
N
 Perbaikan
seluruhnya
dilaksanakan
sesuai dengan
SOP, Undang-
undang K3 dan
Prosedur/kebijak
an Pemerintah
 Konstruksi dan
prinsip sistem
kerja pengapian
 Analisa
kerusakan
komponen sistem
pengapian
 Prosedur
perbaikan sistem
pengapian
 Standar prosedur
keselamatan kerja
 Melaksanakan
tugas rutin
dengan prosedur
yang ditetapkan
dimana
kemajuan,
keterampilan
seseorang
diawasi secara
berkala oleh
pengawas
 Melaksanakan
tugas yang lebih
luas dan sulit
dengan
peningkatan
kemandirian dan
tanggung jawab
individu. Hasil
pekerjaan
diperiksa oleh
SUB
KOMPETEN
SI
KRITERIA UNJUK
KERJA
LINGKU
P
BELAJA
R
MATERI POKOK PEMBELAJARAN
SIKA
P
PENGETAHUA
N
KETERAMPILA
N
pengawas
 Melaksanakan
tugas kompleks
dan non rutin
 Menjadi mandiri
dan tanggung
jawab pada
pekerjaan lain
 Konstruksi dan
cara kerja sistem
pengapian sesuai
penggunaanya
 Prosedur
pengukuran dan
pengujian
 Persyaratan
keamanan
kendaraan,
perlengkapan dan
keselamatan diri
 Pola pengapian
 Mengumpulkan,
menganalisa dan
mengorganisasi-
kan informasi
 Merencanakan
dan
mengorganisasi-
kan kegiatan
 Penggunaan
gagasan teknis
dan matematis
 Pemecahan
masalah
 Penggunaan
teknologi
F. Cek Kemampuan
Sebelum mempelajari modul OPKR-50-011B, isilah dengan cek list (√) kemampuan yang telah
dimiliki peserta diklat dengan sikap jujur dan dapat dipertanggungjawabkan:
KOMPETENSI/
SUB
KOMPETENSI
PERNYATAAN
JAWABAN
BILA JAWABAN “YA”
KERJAKANYA TIDAK
Memperbaiki
sistem pengapian
dan komponennya
Saya dapat menjelaskan
fungsi dan cara kerja
komponen sistem
pengapian elektronik.
Soal Tes Formatif 1.
Saya dapat menjelaskan
macam-macam dan
cara kerja sistem
pengapian elektronik.
Soal Tes Formatif 2.
Saya dapat melakukan
perbaikan dan
penyetelan sistem
pengapian.
Soal Tes Formatif 3.
Apabila peserta diklat menjawab Tidak, pelajari modul ini.
BAB. II
PEMELAJARAN
A. RENCANA BELAJAR PESERTA DIKLAT
Suatu kegiatan pendidikan clan latihan (Diklat) menjadi jelas dan terlihat titik bidiknya hingga
dapat membuahkan hasil kompetensi clan sub kompetensi yang baik bagi para peserta Diklat,
maka peserta Diklat terlebih dahuiu harus menentukan sasaran dengan menjabarkan sebuah
rencana kegiatan belajar.
Untuk itu isilah format berikut ini sesuai maksud dari masing-masing kolom pada table di bawah
ini. lakukanlah konsultasi secara kontinyu kepada Guru/Pembimbing.
Kompetensi : Perbaikan Sistem Pengapian
Sub Kompetensi : Memperbaiki Sistem Pengapian dan Komponennya
Kode Modul : OPKR 50.011B
Alokasi Waktu : 60 Jam Pembelajaran
Tahun Pelajaran : …………/……………..
Jenis Kegiatan Tanggal Waktu
Tempat
Belajar
Alasan
Perubahan
Paraf
Guru
Memperbaiki Sistem
Pengapian dan
Komponennya
1.1. Sistem
Pengapian
Diperbaiki tanpa
menyebabkan
kerusakan terhadap
komponen atau sistem
lainnya.
1.2. Mengakses
Informasi yang benar
dari spesifikasi pabrik
dan dapat dipahami.
1.3. Pelaksanaan
perbaikan, penyetelan
dan penggantian
komponen
dilaksanakan dengan
menggunakan
peralatan, teknik dan
material yang sesuai.
PesertaDiklat harus selalu mengkonsultasikan setiap pengisian uraian pada Guru/pembimbing
tentang “Jenis Kegiatan, Tanggal, Waktu, Tempat, dan alasan perubahaan” untuk mendapatkan
kompetensi atau sub kompetensi yang sesuai dengan standard kompetensi prosedur
pelaksanaan/SOP.
B. KEGIATAN BELAJAR
Kegiatan Belajar 1. Sistem Pengapian Diperbaiki Tanpa Menyebabkan Kerusakan
Terhadap Komponen Atau Ssistem Lainnya
a. Tujuan Kegiatan Pembelajaran
Setelah selesai pembelajaran modul ini tanpa bantuan Guru/Pembimbing para peserta diklat
diharapkan dapat:
1. Menjelaskan fungsi sistem pengapian
2. Menjelaskan fungsi komponen-komponen pengapian
3. Menjelaskan cara kerja koil pengapian
4. Menjelaskan cara kerja kondensor
5. Menjelaskan cara kerja mekanisme sistem edvancer pengapian
6. Menjelaskan pengertian sudut dwell
7. Membedakan nilai panas busi
b. Uraian Materi
1. Tujuan Sistem Pengapian
Tujuan penggunaan system pengapian pada kendaraan adalah menyediakan percikan bunga api
bertegangan tinggi pada busi untuk membakar campuran udara/bahan bakar di dalam ruang
bakar engine.
Gambar 1. Sistem Pengapian Konvesional
2. Fungsi bagian-bagian komponen Baterai
a. Baterai
Menyediakan arus listrik tegangan rendah untuk ignation coil.
b. Ignation Coil
Menaikan tegangan yang di terima dari baterai menjadi tegangan tinggi yang diperlukan untuk
pengapian.
c. Distributor
Berfungsi membagikan (mendistribusikan) arus tegangan tinggi yang dihasilkan (dibangkitkan)
oleh kumparan skunder pada ignation coil ke busi pada tiap-tiap selinder sesuai dengan urutan
pengapian.
Bagian-bagian ini terdiri dari:
– Cam (nok)
Membuka Kontak point (platina) pada sudut cam shaftt yang tepat untuk masing-masing
selinder.
– Kontak point
Memutuskan arus listrik yang mengalir melalui kumparan primer dari ignation coil untuk
menghasilkan arus listrik tegangan tinggi.
– Capasitor (condensor)
Menyerap lompatan bunga api yang terjadi antara breaker point pada Saat membuka dengan
tujuan menaikan tegangan coil skunder.
– Centrifugal governor advancer
Memajukan saat pengapian sesuai dengan putaran mesin.
– Vacuum Advancer
Memajukan saat pengapian sesuai dengan beban mesin (vacuum Intake manifold)
– Rotor
Membagikan arus listrik tegangan tinggi yang di hasilkan oleh ignation coil ke tiap-tiap busi.
– Distributor Cap
Membagikan arus listrik tegangan tinggi dari rotor ke kabel tegangan tinggi untuk masing-
masing selinder.
d. Kabel tegangan tinggi
Mengalirkan arus listrik tegangan tinggi dari ignation coil ke busi.
e. Busi
Mengeluarkan arus listrik tegangan tinggi menajdi loncatan bunga api melalui elektroda.
3. Prosedur Cara Kerja dan Karakteristik Komponen Pengapian
a. Coil Pengapian
Konstruksi
Gambar 2. Konstruksi Coil Pengapian yang umum
Coil pengapian terdiri dari rumah logam yang meliputi lembar pelapis logam untuk mengurangi
kebocoran medan magnet. Lilitan sekunder, yamg mempunyai lilitan lebih kurang 20.000 lilitan
kawat tembaga halus dililitkan secara langsung ke inti besi yang dilaminasi dan disambungkan
ke terminal tegangan tinggi yang terdapat pada bagian tutup coil. Karena tegangan tinggi
diberikan pada inti besi, inti harus diisolasi oleh tutup dan insolator tambahan diberikan di
bagian dasar.
Lilitan primer, terdiri dari 200-500 lilitan kawat tembaga yang relatif tebal, di tempatkan dekat
dengan bagian luar sekelililng lilitan sekunder. Panjang dan lebar kawat akan menyebabkan
resistansi lilitan primer berubah tergantung pada penggunaannya.
Coil pengapian adalah transformator peningkat tegangan. Coil menghasilkan pulsa-pulsa
tegangan tinggi yang dikirimkan ke busi-busi untuk menyulut campuran bahan bakar/udara di
tabung engine.
Lilitan primer coil, menyimpan energi dalam bentuk medan magnet. Pada waktu yang ditentukan
kontak poin terbuka, arus primer berhenti mengalir dan medan magnet kolap memotong coil
sekunder menghasilkan tegangan tinggi ke dalamnya. Tegangan sekunder menyalakan busi.
Cara Kerja Sistem Pengapian
§ Rangkaian Primer
Gambar 3. Rangkaian Primer Sistem Pengapian
Rangkaian primer merupakan jalur untuk arus tegangan rendah dari baterai (lihat diagram) dan
terdiri dari komponen-komponen berikut:
– Saklar Pengapian Lilitan
– Lilitan Primer Coil
– Kontak Poin Distributor
– Kondensor
§ Rangkaian Sekunder
Gambar 4. Rangkaian Sekunder Sistem Pengapian
Rangkaian sekunder merupakan jalur untuk arus tegangan tinggi yang ditingkatkan oleh coil dan
terdiri dari komponen-komponen berikut:
– Lilitan Sekunder Coil
– Lengan Rotor Distributor
– Tutup Distributor
– Busi-Busi
§ Cara Kerja Pengapian induktif
a. Cara Kerja Kontak Poin tertutup
Arus dari baterai mengalir melalui lilitan-lilitan primer coil, membentuk medan magnit, metalui
kontak poin ke massa.
Distributor
Gambar 5. Cara Keya Pengapian Poin-Poin Tertutup
b. Cara Kerja Pengapian Kontak Poin Terbuka
Pada saat poin-poin terbuka oleh bubungan pemutus yang berputar, aliran arus primer terputus.
Medan magnit di sekitar lilitan primer coil kolap dan menyebabkan tegangan tinggi (4000-
30.000 volt) pada lititan-lilitan sekunder. Sentakan tegangan tinggi ini ‘mendorong’ arus melalui
kabel coil tegangan tinggi ke distributor dan kemudian ke busi-busi. Siklus keseluruhan ini
terjadi 50 sampai 150 kali per detik tergantung pada kecepatan engine.
Distributor
Gambar 6. Cara Kerja Pengapian Kontak-Poin Terbuka
b. Kondensor
Konden
sor
Gambar
7.
Konden
sor
Dipasan
g Pada
Distribu
tor
Kondensor mencegah percikan bunga api pada poin-poin pada saat poin-poin tersebut mulai
membuka. Arus yang berlebihan mengalir ke dalam kondensor pada saat poin-poin terpisah.
Sebuah Kondensor terdiri dari beberapa lembar kertas timah masing-masing lapisan diberi isolasi
kertas paraffin, lembar tersebut digulung dengan ketat sehingga berbentuk silinder, masing-
masing kumpulan plat dihubungkan dengan satu kawat sebagai kutub positif dan negatif.
Kondensor biasanya dipasang didalam distributor dan ada juga yang dipasang diluar distributor.
Kondensor itu diperlukan karena:
– Poin-poin membuka dan menutup secara mekanis; gerakan tersebut sangat lambat
dibandingkan dengan kecepatan aliran arus
– Poin-poin tersebut hanya membuka sedikit
– Tegangan di dalam coil dapat menjadi sangat tinggi
Tanpa kondensor, yang terjadi adalah:
– Tegangan induksi di dalam lilitan primer menjadi sangat tinggi mendorong arus
meloncati celah membakar permukaan kontak poin. Aliran arus tidak dapat cepat berhenti, dan
medan magnit kolap sangat lambat. Karenanya tegangan sekunder terlalu rendah untuk
menyalakan busi.
Cara Kerja Kondensor
Tahap 1. Poin Tertutup
Gamb
rar 8.
Cara
Kerja
Kond
ensor
Konta
k-
Poin Tertutup. Dan Osiloskop MenunjukkanTegangan Kondensor
Arus mengalir melalui lilitan primer ke masa melalui poin yang tertutup. Medan magnit
terbentuk di sekeliling coil pengapian. Pola osiloskop mengilustrasikan perubahan polaritas
tegangan pada rangkaian kondensor coil. Tingkat tegangan adalah 12 V pada satu arah.
Tahap 2. Poin Terbuka
Gambar 9. Cara Kerja Kondensor Poin Terbuka. Dan Ositoskop Tegangan Kondenwr Naik
Medan magnit kolap, menginduksi tegangan ke dalam lilitan sekunder. Karena medan magnit
juga kolap memotong lilitan primer maka tegangan tinggi (kira-kira 300 V) diinduksi
kedalamnya juga. Tegangan ini akan menyebabkan arus mengalir ke dalam kondensor. Tegangan
kondensor akan naik sampai tegangannya sama dengan tegangan coil.
Tahap 3.
Gambar 10. Pengosongan
Kondensor dan Osiloskop Tegangan Kondensor turun
Tegangan primer mulai menurun. Tegangan kondensor sekarang akan mendorong balik arus
listrik kembali ke lilitan primer coil, hal ini memaksa medan magnet yang kolap mengalami
kolap lebih cepat yang akan menghasilkan percikan bunga api sekunder yang lebih besar. Gaya
medan magnet yang kolap menghasilkan tegangan induksi dengan arah yang berlawanan.
Tahap 4
Gambar 11. Langkah Pengisian/dan Osiloskop Pengosongan Kondensor
Berkaitan dengan pengaruh medan magnet kondensor dan arus pada lilitan sekunder, gerak gaya
listrik balik dihasilkan pada lilitan primer beberapa kali. Arus akan mengalir masuk dan keluar
pada kondensor melalui lilitan sampai energi listriknya hilang. Hal ini menimbulkan efek osilasi.
c. Pengendali Pengapian Sentrifugal
Untuk mendapatkan saat pemajuan yang diperlukan saat putaran engine naik, distributor
mempunyai mekanisme sentrifugal yang terdiri dari dua buah pemberat yang mempunyai titik
tumpu di bagian bawah distributor. Kedua pemberat ini ditahan pada dudukannya oleh pegas dan
berputar dengan sumbu distributor. Jika kecepatan putar naik, pemberat terlempar ke arah luar
(karena pengaruh gaya sentrifugal) melawan tarikan pegas dan akhirnya memajukan bubungan
kontak point.
Gambar 12. Salah satu contoh Mekanisme Pemaju Pengapian Jenis Sentrifugal
Bubungan dapat bergerak bebas pada poros distributor dan saat pemberat bergerak ke arah luar
akibat gaya sentrifugal, bubungan bergeser, atau berputar, searah dengan perputaran poros. Hal
ini membuat bubungan kontak poin bersinggungan lebih cepat dengan kontak poin, dengan
demikian terjadilah pemajuan pengapian.
d. Pengendali Pengapian Vacuum
Interval waktu antara saat terjadinya penyalaan dan saat diperoleh tekanan kompresi maksimum
adalah tidak tetap, tetapi berubah-ubah sesuai kecepatan pembakaran.
– Jika campuran kaya dan tekanan kompresi tinggi, dia akan terbakar dengan sangat cepat
sewaktu di sulut
– Jika campuran miskin dan tekanan kompresi rendah, campuran akan terbakar dengan lambat
Walaupun perbandingan kompresi tidak berubah-ubah pada suatu engine, jumlah campuran
udara/bahan bakar di dalam silinder (pada awal langkah kompresi) berubah-ubah sesuai posisi
pembukaan katup throttle, dengan demikian terjadi perubahan pada tekanan kompresi pada
rentang kerja engine.
Mekanisme pengendali pemajuan pengapian vacuum terdiri dari unit diafragma vacuum,
dihubungkan dengan pelat dudukan distributor dan sisi lain diafragma dihubungkan dengan
saluran vacuum karburator melalui selang vacuum.
Diafragma ditahan pada posisinya oleh pegas. Pelat dudukan dan kontak poin akan berputar saat
diafragma berhubungan dengan kevacuuman saluran masuk engine.
§ Cara Kerja
Pembukaan katup throttle yang kecil akan memberikan tingkat kevacuuman yang tinggi pada
diafragma yang mengakibatkan pelat dudukan berputar mempercepat saat pengapian. Saat
pembukaan katup throttle membuka semakin lebar, pengaruh kevacuuman akan menurun
mengurangi pemajuan saat pengapian. Pembukaan penuh katup throttle akan memberikan
tekanan udara luar (tidak ada kevacuuman) terhadap diafragma mengakibatkan tidak terjadi
pemajuan saat pengapian.
Catatan:
Kerjasama antara pemaju pengapian sentrifugal dan kevacuuman secara otomatis memberikan
perubahan yang pasti terhadap saat pengapian pada setiap rentang kerja engine.
Sudut Dwell
Sudut Dwell adalah besarnya sudut putaran bubungan distributor saat kontak poin menutup.
Sudut Dwell yang tepat sangat penting pada coil pengapian. Coil pengapian, agar dapat bekerja
dengan baik memerlukan waktu aliran arus yang mengalir pada lilitan primer cukup lama agar
mampu membangkitkan medan magnet yang kuat di sekitarnya. Kekuatan medan magnet
digunakan untuk memotong liiitan sekunder agar menghasilkan tegangan yang diperlukan untuk
menyalakan busi.
a.
b.
c.
Gambar 13. Sudut Dwell
Keterangan:
a) Kontak Poin Tertutup
b) Celah Kontak Poin Besar, sudut Dwell kecil
c) Celah kontak Poin kecil, sudut Dwell besar
Celah kontak poin dapat merubah sudut dwell. Celah kontak poin yang sempit akan menaikkan
sudut dwell. Ini berarti kontak poin tertutup lebih cepat dan menutupnya terlambat dan ini
meningkatkan sudut dwell.
Besarnya sudut dwell dapat di tentukan dengan rumus:
60% x 360/n.
n = jumlah selinder.
Sudut dwell yang terlalu besar dapat menimbulkan kerugian. Kontak poin menutup lebih cepat
dapat mempengaruhi kerja coil pengapian dan kondensor menyebabkan pembakaran yang jelek
dan kontak poin terbakar karena percikan yang berlebihan. Celah yang besar atau sudut dwell
yang kecil, menyebabkan kontak poin menutup lambat dan membuka lebih cepat, coil tidak
punya waktu untuk memperoleh kejenuhan medan magnet dengan demikian menimbulkan
pembakaran yang jelek.
e. Busi
Busi berguna untuk menghasilkan bunga api dengan menggunakan tegangan tinggi yang
dihasilkan oleh koil. Bunga api yang dihasilkan oleh busi kemudian di pergunakan untuk
memulai pembakaran campuran bahan bakar dengan udara yang telah di kompresikan di dalam
selinder.
§ Konstruksi busi
Gambar 14. Konstruksi Busi
Pada busi terdapat dua buah elektroda yaitu elektroda tengah dan samping elektroda tengah
mengalirkan arus listrik dari distributor yang kemudian akan melompat menuju elektroda
samping.
Isolator yang ada pada busi untuk mencegah bocornya arus listrik tegangan tinggi, sehingga tetap
mengalir melalui elektroda tengah dan elektroda samping terus ke masa sambil menghasilkan
bunga api dari elektroda tengah ke elektroda samping.
§ Nilai panas busi
Yang dimaksud dengan nilai panas busi adalah kemampuan meradiasikan sejumlah panas oleh
busi. Busi yang meradiasikan panas yang lebih banyak disebut busi dingin sebab busi tersebut
akan tetap dingin, sedangkan busi yang meradiasikan panas sedikit disebut dengan busi panas.
Busi dingin mempunyai ujung isolator yang lebih pendek karena permukaan persinggungan
dengan api lebih kecil dan jalur radiasi panasnya pendek, maka perambatan panas sangat baik
dan temperatur elektroda tengah tidak akan naik terlalu tinggi.
Sedangkan busi panas mempunyai ujung isolator yang panjang dan permukaan singgung dengan
api yang luas sehingga jalur perambatan panas menjadi panjang dan radiasi panas menjadi kecil.
Akibatnya temperatur elektroda tengah menjadi naik.
Nilai panas busi juga dapat ditentukan dengan nomor yang ada pada busi, semakin tinggi angka
atau nomor suatu busi maka semakin tinggi nilai panas busi.
c. Rangkuman
Distributor berfungsi membagikan (mendistribusikan) arus tegangan tinggi yang dihasilkan
(dibangkitkan) oleh kumparan sekunder pada ignation coil ke busi pada tiap-tiap selinder sesuai
dengan urutan pengapian. Coil pengapian terdiri dari rumah logam yang meliputi lembar pelapis
logam untuk mengurangi kebocoran medan magnet. Lilitan sekunder, yang mempunyai lilitan
lebih kurang 20.000 lilitan kawat tembaga halus dililitkan secara langsung ke inti besi yang
dilaminasi dan disambungkan ke terminal tegangan tinggi yang terdapat pada bagian tutup coil.
Lilitan primer, terdiri dari 200-500 lilitan kawat tembaga yang relatif tebal, ditempatkan dekat
dengan bagian luar sekeliling lilitan sekunder. Panjang dan lebar kawat akan menyebabkan
resistansi lilitan primer berubah tergantung pada penggunaannya.
Rangkaian primer merupakan jalur untuk arus tegangan rendah dari baterai (lihat diagram) dan
terdiri dari komponen-komponen berikut:
– Saklar Pengapian
– Lilitan Primer Coil
– Kontak Point Distributor
– Kondensor
Rangkaian sekunder merupakan jalur untuk arus tegangan tinggi yang ditingkatkan oleh coil dan
terdiri dari komponen-komponen berikut:
– Lilitan Sekunder Coil
– Lengan Rotor Distributor
– Tutup Distributor
– Busi-busi
Kondensor mencegah percikan bunga api pada kontak poin pada saat kontak poin tersebut mulai
membuka. Arus yang berlebihan mengalir ke dalam kondensor pada saat kontak point terpisah.
Sudut Dwell adalah besarnya sudut putaran bubungan distributor saat kontak poin menutup.
Besarnya sudut dwell dapat ditentukan dengan rumus:
Sudut Dwell = 60 % x 360
n
n = jumlah selinder
Sudut dwell yang terlalu besar, Kontak poin menutup lebih cepat dan dapat mempengaruhi kerja
coil pengapian. Yang menyebabkan pembakaran yang jelek dan kontak poin terbakar karena
percikan yang berlebihan.
Celah kontak point yang besar atau sudut dwell yang kecil, menyebabkan kontak poin menutup
lambat dan membuka lebih cepat, coil tidak punya waktu untuk memperoleh kejenuhan medan
magnet dengan demikian menimbulkan pembakaran yang jelek.
Mekanisme sentrifugal advancer berfungsi untuk memajukan saat pengapian sesuai dengan
pertambahan putaran mesin. Mekanisme Vacuum advancer berfungsi memajukan saat pengapian
pada saat beban mesin bertambah atau berkurang.
Busi mengeluarkan arus listrik tegangan tinggi menjadi loncatan bunga api melalui elektroda.
Nilai panas busi adalah kemampuan meradiasikan sejumlah panas oleh busi. Nilai panas busi
dapat ditentukan dengan nomor yang ada pada busi, semakin tinggi angka atau nomor suatu busi
maka semakin tinggi nilai panas busi.
d. Tugas
1. Pelajari modul sistem pengapian konvensional secara seksama!
2. Gambarkan rangkaian sistem pengapian konvensional!
3. Buatlah analisa gangguan sistem pengapian!
4. Lakukan kegiatan praktik sesuai dengan buku panduan (manual book)!
5. Diskusikan dengan teman tentang hal-hal yang baru Anda dapatkan!
e. Tes Formatif
1. Jelaskan fungsi dari sistem pengapian pada kendaraan?
2. Gambarkan rangkaian sistem pengapian konvensional?
3. Sebutkan fungsi dari komponen sistem pengapian berikut:
a. Baterai
b. Coil
c. Distributor
d. Busi
4. Sebutkan komponen-komponen dari rangkaian sekunder merupakan jalur untuk arus
tegangan tinggi yang ditingkatkan oleh coil?
5. Jelaskan cara kerja Coil pangapian pada tertutup dan terbuka?
6. Apa fungsi dari kondensor pada sistem pengapian?
7. Jelaskan cara kerja Vacuum advancer?
8. Jelaskan fungsi sentrifugal advancer?
9. Jelaskan kerugian yang diakibatkan jika sudut dwell terlalu besar?
10. Jelaskan perbedaan busi panas dengan busi dingin?
f. Kunci Jawaban
1. Fungsi sistem Pengapian adalah menyediakan percikan bunga api bertegangan tinggi pada
busi untuk membakar campuran udara/bahan bakar di dalam ruang bakar engine.
2. Gambar rangkaian sistem pengapian konvensioal.
3. Fungsi komponen pengapian:
– Baterai menyediakan arus
listrik tegangan rendah untuk ignition coil
– Ignition Coil menaikan tegangan yang di teria dari baterai menjadi tegangan tinggi yang
diperlukan untuk pengapian
– Distributor membagikan (mendistribusikan) arus tegangan tinggi yang dihasilkan
(dibangkitkan) oleh kumparan sekunder pada ignation coil ke busi pada tiap-tiap selinder sesuai
dengan urutan pangapian
– Busi mengeluarkan arus listrik tegangan tinggi menjadi loncatan bunga api melalui
elektroda
4. Rangkaian sekunder merupakan jalur untuk arus tegangan tinggi yang ditingkatkan oleh coil
dan terdiri dari komponen-komponen berikut:
– Lilitan Sekunder Coil
– Rotor
– Tutup Distributor
– Busi-busi
5. Cara kerja coil pengapian pada saat:
a. Cara kerja-Poin tertutup
Arus dari baterai mengalir melalui lilitan-lilitan primer coil, membentuk medan magnit, melalui
kontak poin ke masa.
b. Cara kerja Pengapian Poin-poin terbuka
Pada saat poin-poin terbuka oleh bubungan pemutus yang berputar, aliran arus primer terputus.
Medan magnit di sekitar lilitan primer coil kolap dan menyebabkan tegangan tinggi pada lilitan-
lilitan sekunder. Sentakan tegangan tinggi ini ‘mendorong’ arus melalui kabel coil tegangan
tinggi ke distributor dan kemudian ke busi-busi.
6. Fungsi kondensor adalah mencegah percikan bunga api pada kontak poin pada saat kontak
poin tersebut mulai membuka, dengan cara menyerap arus induksi dini dari kumparan primer
coil.
7. Cara kerja vacuum adalah:
Pada saat pembukaan katup throttle kecil akan memberikan tingkat kevacuuman yang tinggi
pada diafragma yang mengakibatkan pelat dudukan berputar mempercepat saat pengapian.
Saat pembukaan katup throttle membuka semakin lebar, pengaruh kevacuuman akan menurun
mengurangi pemajuan saat pengapian. Pembukaan penuh katup throttle akan memberikan
tekanan udara luar (tidak ada kevacuuman) terhadap diafragma mengakibatkan tidak terjadi
pemajuan saat pengapian.
8. Sentrifugal advancer berfungsi Untuk memajukan pengapian yang diperlukan saat putaran
engine naik.
9. Akibat Sudut dwell yang terlalu besar adalah:
Kontak poin menutup lebih cepat dan dapat mempengaruhi kerja coil pengapian. Yang
menyebabkan pembakaran yang tidak sempurna dan kontak poin terbakar karena percikan yang
berlebihan.
10. Perbedaan Busi panas dengan busi dingin adalah:
– Busi panas adalah busi yang mempunyai ujung isolator yang panjang dan permukaan
singgung dengan api yang luas sehingga jalur perambatan panas sangat lambat sehingga
meradiasikan panas yang lebih sedikit ke kepala selinder.
– Busi dingin busi yang mempunyai ujung insulator yang lebih pendek sehingga permukaan
persinggungan dengan api lebih kecil dan jalur radiasi panasnya pendek, maka perambatan panas
sangat baik dan temperatur elektroda tengah tidak akan naik terlalu tinggi.
g. Lembar Kerja
1. Alat dan bahan
a) 1 Unit engine stand
b) Peralatan tangan
c) Tool box
d) Avo meter
e) Lap/majun
f) Dwell tester
g) Tacho meter
h) Timming light
2. Keselamatan kerja
a) Gunakanlah peralatan sesuai dengan fungsinya
b) Ikuti instruksi dari Instruktur
c) Ataupun prosedur kerja yang tertera pada lembar kerja
d) Mintalah izin dari Instruktur Anda bila hendak melakukan pekerjaan yang tidak tertera pada
lembar kerja
e) Bila perlu mintalah buku manual
3. Langkah kerja
a) Persiapkan alat dan bahan praktik sesuai yang dibutuhkan
b) Perhatikan instruksi praktik yang disampaikan oleh Guru/Instruktur
c) Lakukan pemeriksaan dan pemeliharaan sistem pengapian
d) Perhatikan komponen-komponen sistem pengapian
e) Gambarkan wearing sistem pengapian sesuai dengan bahan yang dipraktikkan
f) Diskusikan dan buatlah catatan penting kegiatan praktik
g) Setelah selesai praktik bereskan kembali peralatan dan bahan yang telah digunakan.
4. Tugas
a) Buatlah laporan praktikum secara ringkas dan jelas!
b) Buatlah rangkuman pengetahuan yang baru Anda peroleh setelah mempelajari materi
kegiatan pelajaran
c) Jika belum mengerti tanyakan pada Instruktur dan pelajari kembali materi
Kegiatan Belajar 2. Mengakses Informasi Yang Benar Dari Spesifikasi Pabrik Dan Dapat
Dipahami
a. Tujuan Kegiatan Pembelajaran
Setelah mempelajari kegiatan belajar ini, peserta diklat diharapkan dapat:
1. Membedakan rangkaian pengapian elektronik dengan pengapian konvensional
2. Memjelaskan keuntungan sistem pengapian elektronik
3. Menyebutkan macam-macam pegapian elektronik
4. Menjelaskan kontruksi clan cara kerja sistem pengapian elektronik
b. Uraian materi
1. Perbandingan Rangkaian Pengapian
Perbedaan utama antara pengapian elektronik dengan yang menggunakan kontak poin adalah
pada bagian rangkaian primer. Kontak poin digantikan oleh pembangkit sinyal elektronik dlan
sebuah unit pengendaii pengapian elektronik.
Pembangkit sinyal digunakan untuk memberikan impuls listrik untuk memberikan sinyal saat
pengapian pada inti pengendali pengapian elektronik.
Unit pengendali akan mensaklarkan rangkaian primer pengapian sebagai sinyal oleh pembangkit
sinyal.
Gambar 15. Perbandingan Rangkaian
Keuntungan sistem pengapian elektronik:
§ Tidak menggunakan kontak poin
§ Tidak memerlukan perawatan kontak poin
§ Sudut Dwell ditetapkan oleh unit pengapian
§ Saat pengapian lebih tepat
§ Percikan bunga api lebih besar dan lebih lama sangat berguna untuk mengendalikan emisi gas
buang.
v Pembangkit Pulsa sistem pengapian elektronik
Ada beberapa cara untuk menghasilkan pulsa sinyal pada distributor:
1. Pembangkit pulsa
2. Pembangkit efek Hall
3. Sensor optik
1. Sensor Penghimpun Magnet (Pembangkit Pulsa)
a. Konstruksi
Sensor penghimpun magnet (Magnetic Pick-Up Sensor) terdiri dari lilitan kawat dan inti magnet
permanen. Magnet permanen membentuk medan magnet di sekeliling lilitan kawat.
b. Cara kerja
Ketika benda logam mengganggu keseimbangan medan magnet, tegangan listrik terbentuk pada
lilitan kawat. Tegangan ini dibangkitkan pada lilitan kawat. Sinyal tegangan ini diperkuat oleh
mikrokomputer.
Gambar 16. konstruksi Sensor posisi poros engkol
Sensor posisi poros engkol (CP, Crankshaft position) adalah salah satu contoh dari penghimpun
magnet. Sensor CP mempunyai perangkat penghimpun magnet. Sensor CP biasanya di
tempatkan pada blok engine. Cincin pulsa poros engkol ditempatkan pada poros engkol.
Tonjolan logam ditempatkan di bagian pinggiran cincin pulsa.
Saat cincin pulsa berputar, tonjolan sejajar dengan ujung sensor posisi poros engkol. Tonjolan
logam tersebut memotong medan magnet. Gangguan terhadap medan magnet membangkitkan
tegangan sinyal tegangan pada lilitan kawat. Sinyal tegangan ini diperkuat oleh ECU.
Penghimpun magnet yang digunakan pada system pengendali elektronik mencakup:
– Sensor posisi poros engkol
– Sensor kecepatan kendaraan
– Penghimpun saat pengapian
Tegangan yang dihasilkan pembangkit pulsa adalah arus bolak-balik (AC). Saat kecepatan
meningkat, tegangan dan frekuensinya juga meningkat. CPU memantau frekuensi sinyal untuk
menghitung kecepatan poros dan posisinya.
Gambar 17. Bentuk gelombang pembangkit pulsa
Perubahan terjadi dalam perencanaan pembangkit pulsa, tetapi semuanya menggunakan dasar
kerja yang sama.
Gambar 18. Perubahan Rancangan Pembangkit Pulsa
2. Pembangkit Efek Hall
a. Dasar Kerja efek Hall
Efek hall adalah nama yang diberikan berdasarkan E.H. Hall yang menemukan efek ini pada
tahun 1879.
Bahan semi konduktor tipis yang berbentuk garis (pembangkit hall) mempunyai aliran arus
konstan yang mengalirinya. Ketika medan magnet didekatkan pada pembangkit hall sehingga
medan magnet tegak lurus terhadap bahan semi konduktor (pembangkit hall), akan muncul
tegangan rendah pada sisi semi konduktor yang berbentuk garis. Tegangan ini disebut “Tegangan
Hall”. Saat magnet dijauhkan tegangan hall akan turun pada titik nol. Kedua hal tersebut di atas,
arus yang konstan dan medan magnet yang tegak lurus terhadap bahan semi konduktor
diperlukan untuk membangkitkan tegangan hall. Jika salah satu atau keduanya tidak ada maka
tegangan hall tidak akan dapat dihasilkan.
Gambiar 19. Tidak ada magnet, tidak ada efek hall
Gambar 20. Kemagnetan 900 tegangan hall muncul
Bentuk gelombang output sensor hall disebut gelombang digital sebab perubahan magnet
terhadap bahan semi konduktor yang berbentuk garis dari 90° akan mematikan tegangan hall.
Tegangan keluaran adalah “Ada atau tidak Ada”.
Signal
Outpu
t:
V1 =
Kecep
atan
Renda
h
V2 =
Kecep
atan
Tinggi
Gambar 21. Prinsip Kerja Sensor Kecepatan dan Sinyal Keluarannya
Sensor yang ditempatkan pada distributor digunakan untuk menentukan putaran engine dan saat
pengapian. Saat poros distributor berputar, sensor memberikan sinyal kepada mikrokomputer
informasi tentang posisi poros distributor.
Gambar 22. Konstruksi/Tempat Sensor PenghimpunPengapian
Sensor ini terdiri dari tutup sudu yang berputar dan saklar efek Hall. Tutup sudu yang berputar di
tempatkan di bagian atas poros distributor. Saklar efek Hall berada di bagian dasar distributor.
Gambar 23. Tutup Sudu berputar, sakelar efek hall
Tutup sudu berputar clan sakelar efek Hall ditempatkan sedemikian rupa sehingga sudu-sudu
dapat melalui celah sakelar saat sudu-sudu berputar. Bila tidak ada sudu yang berada di celah
medan magnet menyebabkan munculnya tegangan hall.
Bila sudu berada diantara celah, medan magnet terhalang dari bagian sensor. Tidak akan ada
tegangan Hall yang muncul. Frekuensi (kecepatan) tegangan sinyal akan tergantung pada putaran
poros dan jumlah sudu-sudu. Lebar sinyal akan beragam tergantung pada ukuran sudu.
3. Sensor Posisi Poros Engkol Optik
Hampir sama dengan sensor Hall, sensor posisi poros engkoi optik menggunakan piringan yang
secara langsung dihubungkan dengan poros pemutar. Sebagai pengganti sudu, piringan
dilengkapi dengan lubang-lubang yang posisinya berhubungan dengan derajat perputaran.
Contoh:
– 90° untuk engine 4 silinder
– 60° untuk engine 6 silinder
– 45° untuk engine V 8 silinder
Sensor-sensor modern mungkin mempunyai perputaran poros 360°.
Gambar 24. Sensor Posisi Poros Engkol Optik
Ditempatkan pada setiap sisi piringan sebuah LED (Light Emitting Diode) dan sebuah
Phototransistor. Lubang pada piringan memungkinkan cahaya dari LED mencapai
phototransistor, digunakan sebagai sensor. Output phototransistor diperkuat untuk memberikan
sinyal tegangan ke ECU.
Gambar 25. Output Pulsa
2. Sistem Pewaktu Pengapian Elektronik
(EST)
Sistem pewaktu pengapian elektronik menggantikan system pemaju saat pengapian konvensional
yaitu sistem sentrifugal dan vacuum. Ini memberikan saat pengapian yang optimum yang
diperlukan oleh engine yang dipengaruhi oleh kecepatan, beban, temperatur pendingin engine,
posisi throttle dan kondisi kerja motor starter dan kompresor system penyejuk udara.
Sistem ini terdiri dari:
1) Distributor dengan pembangkit sinyal
2) Sensor Tekanan mutlak manifold (MAP)
3) Sensor Temperatur pendingin engine
4) Sakelar posisi throttle
5) Modul Pengendali Elektronik
6) Coil Pengapian
7) Kabel Tegangan Tinggi
8) Busi
9) Masukan dari rangkaian solenoid motor starter
10) Masukan dari rangkaian kompling kompresor AC
Gambar 26. Sistem EST
Sensor-sensor memberikan informasi kerja engine kepada modul, yang akan menghitung saat
pengapian yang diperlukan dan merubah sinyal keluaran kepada coil pengapian untuk
memberikan pengendaiian saat pengapian.
§ Alternatif Sistem Pengapian
a) Capacitor Discharge Ignition (CDI)
CDI berkerja dengan prinsip kerja yang berbeda dengnan system pengapian yang telah dijelaskan
sebelumnya. Ini dikembangkan untuk engine yang mempunyai unjuk kerja yang tinggi.
Perbedaan utama dengan system pengapian elektronik adalah pada kapasitor penyimpan dan cara
kerja modul elektronik.
Cara Kerja
Modul elektronik mengendalikan perubahan catudaya 12 V ke 400 V yang digunakan untuk
mengisi kapasitor penyimpan yang besar. 400 V diperlukan untuk mencapai tingkat energi yang
diperlukan untuk mengoperasikan system.
1.Batere 2.Kunci Kontak 3. Kotak Pemicu 3a.Bagian Pengisian 3b.Bagian Pengendali
3c.Pembentuk Pulsa 4.Transfarmator Pengapian 5. Pembangkit Pulsa jenis Induksi 6.Distributor
D.Dioda C.Kaparitor Penyimpan The.Theristar dengan gerbang G L1. Lilitan Primer L2. Lilitan
Sekunder
Gambar 27. Diagram Rangkaian. CDI yang tidak memakai kontak poin dengan Pulsa Induktif
System Generator dalam Distributor
Pada titik pengapian theristor dipicu, muatan kapasitor dikosongkan melalui lilitan utama coil
pengapian. Kecepatan pertumbuhan medan magnit jauh lebih cepat daripada system pengapian
tradisional dengan efek tegangan yang cepat terjadi pada lilitan sekunder untuk menghasilkan
bunga api untuk busi. Begitu muatan kapasitor dikosongkan theristor mati untuk kemudian
memulai kembali siklus pengapian.
v Keuntungan-keuntungan:
a) System CDI tidak tergantung waktu (sudut dwell) untuk memastikan magnetic coil
pengapian terpenuhi sepenuhnya.
b) Dapat beroperasi pada frekuensi yang jauh lebih tinggi dibandingkan system pengapian
elektronik dan kontak tradisional.
b) Sistem Pengapian Magnet
§ Tujuan
Sistem pengapian magnet bekerja tidak tergantung pada sumber baterai dan memberikan
tegangan tinggi yang diperlukan untuk membakar campuran udara/bahan bakar di dalam ruang
pembakaran.
§ Penerapan
Sistem magnet dikenal sangat kompak, bobotnya ringan dan sangat sesuai untuk digunakan pada
engine yang dirancang untuk menggerakkan:
(a) Kendaraan kecil
(b) Perangkat daya
(c) Sepeda motor
(d) Kendaraan salju
(e) Pemotong rumput
(f) Mesin gergaji
(g) Engine untuk perahu motor
(h) Mesin pertanian
(i) Engine stasioner
§ Konstruksi
Gambar 28. Konstruksi Fly Wheel Magnet
Sistem magnet ini terdiri dari:
(a) Fly-wheel baja yang berputar yang dilengkapi dengan magnet permanen, dipasangkan
pada poros engkol engine.
Gambar 29. Pelat dudukan Magnet
(b) Pelat dudukan yang tidak bergerak (tetap) menyangga armatur pengapian (coil), kontak
poin clan kapasitor. (Sistem yang dikendalikan elektronik mempunyai pembangkit pulsa yang
dipasangkan pada pelat dudukan.
Cara Kerja
Medan magnet yang terdapat pada fly-wheel sejajar dengan inti armatur pengapian. Pada saat
fly-wheel berputar tegangan AC diinduksikan pada rangkaian primer.
Gambar 30. Kerja magnet saat kontak poin tertutup
Saat kontak poin tertutup arus induksi mengalir pada lilitan primer armatur pengapian
menghasilkan medan magnet.
Gambar 31. Kerja Magnet saat kontak poin terbuka
Dalam waktu yang singkat kontak poin terbuka dan aliran arus induksi berhenti, medan magnet
kolap dan menghasilkan induksi tegangan tinggi pada lilitan sekunder coil, menghasilkan
percikan bunga api pada busi.
Catatan:
Untuk mendapatkan output yang maksimal, system magnet dirancang untuk membuka kontak
poin saat arus induksi maksimum mengalir pada lilitan primer coil.
Beragam bentuk rancangan akan kita temui sesuai dengan bentuk rancangan engine dan
penggunaan perangkat pemicu elektronik. Sistem magnet juga dapat digunakan pada engine
bersilinder banyak, menggantikan distributor tradisional atau digerakkan oleh poros bubungan
engine.
Gambar 32. Unit Magnet untuk engine bersilinder banyak
c. Rangkuman
Perbedaan utama antara pengapian elektronik dengan yang menggunakan kontak poin adalah
pada bagian rangkaian primer. Kontak poin digantikan oleh pembangkit sinyal elektronik dan
sebuah unit pengendali pengapian elektronik. Pembangkit sinyal digunakan untuk memberikan
impuls listrik untuk memberikan sinyal saat pengapian pada inti pengendali pengapian
elektronik. Unit pengendali akan mensaklarkan rangkaian primer pengapian sebagai sinyal oleh
pembangkit sinyal.
Keuntungan system pengapian elektronik:
1. Tidak menggunakan kontak poin
2. Tidak memerlukan perawatan kontak poin
3. Sudut Dwell ditetapkan oleh unit pengapian
4. Saat pengapian lebih tepat
5. Percikan bunga api lebih besar dan lebih lama sangat berguna untuk mengendalikan emisi
gas buang
cara untuk menghasilkan pulsa sinyal pada distributor:
1. Pembangkit pulsa
2. Pembangkit efek hall
3. Sensor optik
Sensor penghimpun magnet (Magnetic Pick-up Sensor) terdiri dari lilitan kawat dan inti magnet
permanen. Magnet permanen membentuk medan magnet di sekeliling lilitan kawat.
Ketika benda logam mengganggu keseimbangan medan magnet, tegangan listrik terbentuk pada
lilitan kawat. Tegangan ini dibangkitkan pada lilitan kawat. Sinyal tegangan ini diperkuat oleh
mikrokomputer.
Bahan semi konduktor tipis yang berbentuk garis (pembangkit hall) mempunyai aliran arus
konstan yang mengalirinya. Ketika medan magnet didekatkan pada pembangkit hall sehingga
medan magnet tegak lurus terhadap bahan semi konduktor (pembangkit hall), akan muncul
tegangan rendah pada sisi semi konduktor yang berbentuk garis. Tegangan ini disebut “Tegangan
Hall”. Saat magnet dijauhkan tegangan hall akan turun pada titik nol. Kedua hal tersebut di atas,
arus yang konstan dan medan magnet yang tegak lurus terhadap bahan semi konduktor
diperlukan untuk membangkitkan tegangan hall. Jika salah satu atau keduanya tidak ada maka
tegangan hall tidak akan dapat dihasiikan.
Sistem pengapian CDI berkerja dengan prinsip kerja yang berbeda dengan system pengapian
elektronik yang lain. Sistem ini dikembangkan untuk engine yang mempunyai unjuk kerja yang
tinggi. Perbedaan utama dengan sistem pengapian elektronik adalah pada kapasitor penyimpan
dan cara kerja modul elektronik.
d. Tugas
1. Pelajari sistem pengapian elektronik secara
seksama!
2. Gambarkan rangkaian sistem pengapian
elektronik!
3. Buatlah analisa gangguan pada sistem
pengapian elektronik!
4. Diskusikan dengan teman tentang hal-hal yang baru Anda dapatkan mengenai sistem
pengapian dan kendala-kendalanya!
e. Test Formatif
1. Sebutkan keuntungan pengapian elektronik?
2. Sebutkan komponen sensor penghimpun magnet (Magnetic Pick-up Sensor)?
3. Sebutkan macam-macam sensor pengendali elektronik ECU menghimpun magnet?
4. Jelaskan cara kerja pembangkit hall efek!
5. Sebutkan keunggulan dan kelemahan sistem
pengapian CDI!
f. Kunci Jawaban
1. Keuntungan system pengapian
elektronik:
– Tidak menggunakan kontak poin
– Tidak memerlukan perawatan kontak poin
– Sudut Dwell ditetapkan oleh unit pengapian
– Saat pengapian tebih tepat
– Percikan bunga api lebih besar dan lebih lama sangat berguna untuk mengendalikan emisi
gas buang
2. Komponen Sensor penghimpun magnet
(Magnetic Pick-up Sensor) adalah:
lilitan kawat dan inti magnet permanen. Magnet permanen membentuk medan magnet di
sekeliling lilitan kawat.
3. Sinyal tegangan ini diperkuat oleh ECU.Penghimpun magnet yang digunakan pada system
pengendali elektronik mencakup:
– Sensor posisi poros engkol
– Sensor kecepatan kendaraan
– Penghimpun saat pengapian
4. Cara kerja pembangkit pulsa Hall efek adalah tutup sudu berputar dan sakelar efek Hall
ditempatkan sedemikian rupa sehingga sudu-sudu dapat melalui celah sakelar saat sudu-sudu
berputar. Bila tidak ada sudu yang berada di celah medan magnet menyebabkan munculnya
tegangan hall. Bila sudu berada diantara celah, medan magnet terhalang dari bagian sensor.
Tidak akan ada tegangan Hall yang muncul. Frekuensi (kecepatan) tegangan sinyal akan
tergantung pada putaran poros dan jumlah sudu-sudu. Lebar sinyal akan beragam tergantung
pada ukuran sudu.
5. Keungulan dan kelemahan sistem pengapian CD:
Keunggulan-keunggulan:
a) System CDI tidak tergantung waktu (sudut dwell) untuk memastikan magnetic coil
pengapian terpenuhi sepenuhnya.
b) Dapat beroperasi pada frekuensi yang jauh lebih tinggi dibandingkan system pengapian
elektronik dan kontak tradisional.
Kelemahan-Kelemahan:
Untuk banyak aplikasi durasi bunga api terlalu singkat untuk memperoleh pengaian yang dapat
diandalkan.
g. Lembar Kerja
1. Alat dan bahan
– 1 Unit engine stand
– Peralatan tangan
– Avo meter
– Lap/majun
– Tool box
– Tacho meter
– Dwell tester
– Timming light
2. Keselamatan kerja
– Gunakanlah peralatan sesuai dengan fungsinya
– Ikuti instruksi dari Instruktur
– Ataupun prosedur kerja yang tertera pada lembar kerja
– Mintalah izin dari Instruktur Anda bila hendak melakukan pekerjaan yang tidak tertera
pada lembar kerja
– Bila perlu mintalah buku manual
3. Langkah kerja
– Persiapkan alat dan bahan praktik sesuai yang di butuhkan
– Perhatikan instruksi Praktik yang disampaikan oleh oleh Guru/Instruktur
– Lakukan pemeriksaan dan pemeliharaan sistem pengapian
– Perhatikan komponen-komponen sistem pengapian
– Gambarkan wiring sistem pengapian sesuai dengan bahan yang dipraktikkan
– Diskusikan dan buatlah catataan penting kegiatan praktik
– Setelah selesai praktik bereskan kembali peralatan dan bahan yang telah digunakan
4. Tugas
1. Buatlah laporan praktikum secara ringkas dan jelas!
2. Buatlah rangkuman pengetahuan yang baru Anda peroleh setelah mempelajari materi
kegiatan pelajaran
3. Jika belum mengerti tanyakan pada Instruktur dan pelajari kembali materi
Kegiatan Belajar 3. Pelaksanaan Perbaikan, Penyetelan Dan Penggantian Komponen
Dilaksanakan Dengan Menggunakan Peralatan, Teknik Dan Material Yang Sesuai
a. Tujuan Kegiatan Pembelajaran
Setelah selesai pemelajaran modul ini tanpa bantuan Guru/Pembimbing para peserta diklat
diharapkan dapat:
1. Melakukan pemeriksaan sitem pengapian
2. Melakukan penyetelan sistem pengapian berdasarkan SOP
3. Melakukan service/perbaikan sistem pengapian
4. Melepas dan memasang distributor
5. Memeriksa urutan pengapian (FO)
6. Menggunakan alat uji sistem pengapian
b. Uraian materi
Sistem pengapian kendaraan bermotor sangatlah tahan uji, tetapi sebagaimana ditetapkan pabrik
pembuatnya, pemeliharaannya harus dilakukan secara berkala agar tetap tahan uji. Untuk
memeriksa system pengapian lakukan hal berikut:
1. Secara visual periksalah
– Kabel-kabel tegangan tinggi, apakah isolasinya robek, terbakar atau aus
– Kabel-kabel tegangan rendah, apakah terbakar, aus atau retak dan rusak atau bagian-
bagian tengah pada terminal-terminalnya berjuntai
– Koil pengapian oli bocor, retak atau isolasinya teriris dan kontainer bagian luarnya rusak
– Tutup distributornya retak, isolasinya teriris dan lemah atau klip (jepitan) pengkelemnya
patah
– Selang-selang vacuumnya retak, terbakar atau ada tanda-tanda aus
2. Secara phisik periksalah sambungan-sambungan
– Perlahan-lahan tarik atau tekan masing-masing kabel listrik (baik yang bertegangan tinggi
maupun yang bertegangan rendah) untuk memastikan bahwa kabel-kabel tersebut terpasang
dengan kuat pada sambungannya
– Dengan cara yang sama periksalah sambungan-sambungan selang vacuum
– Pastikan bahwa coil pengapian dan resistor ballast terkelem kuat pada engine atau pada
panel di bawah bonet
– Periksalah saklar pengapian
– Haruslah dipasang dengan kencang di panel instrument
– Kuncinya tidak boleh longgar pada barrelnya dan gerakan untuk semua tahap
pengoperasian harus positif
3. Menservis bagian systempengapian yang berbegangan tinggi
– Lepaskan tutup distributor dan kabel-kabel tegangan tinggi
– Lepaskan tombol rotor
Gambar 33. Servis Rotor Button (tombol rotor)
Cabutlah secara langsung dari distributor shaftnya, periksalah rotor button bila:
a. Bilahnya aus atau longgar
b. Karbon tracking atau isolasinya retak
c. Lug atau locating clip atau atau rusak
– Bersihkan rotor button
– Keriklah karbon dari ujung bilahnya tetapi jangan melepaskan logamnya
– Laplah buttonnya dengan kain yang bersih
Gambar 34. Pemeriksaan Cap (Tutup) Bagian Dalam
– Periksalah bagian dalam dari distributor cap
a. Bila terminal-terminalnya aus atau terbakar
b. Bila kontak karbonnya rusak, aus atau longgar
c. Karbon tracking
– Bersihkan distributor cap dan kabel-kabel tegangan tinggi.
Gambar 35. Pemeriksaan Kontak-Kontak Tegangan tinggi
– Periksalah kontak diantara kabel tegangan tinggi dan terminal distributor cap
– Bebaskan peiindung kabel dengan memelintirnya pada cap tower
– Cabutlah kabel keluar tower sambil memegang pelindungnya
– Periksalah bagian dalam dari cap tower dan terminal kabel tegangan tinggi bila terjadi
korosi
– Dengan hati-hati keriklah setiap karat dari contact points
– Pasanglah kabel dan pelindung ke distributor cap. Pastikan bahwa kabel terpasang
dengan kuat di dalam capnya
– Ulangi proses sepera ini pada kabel-kabel yang lain
Catatan;
Ceklah dan gantilah satu kabel setiap saat untuk mencegah susunan pengapian tertukar.
Inhibitor uap lembab seringkali tersemprot ke kabel-kabel dan konektor-konektomya.
– Periksalah resistasi kabel-kabel tegangan tinggi
– Ganti kabel-kabel bila resistansinya telah melampaui batas yang ditentukan
– Pasanglah rottor button
– Luruskan locating lug atau klip di bagian dalam rotor dengan alur pada poros
distributornya
– Tekanlah rotor pada porosnya dan pastikan bahwa rotor tersebut terpasang dengan kuat
pada cam lobes
– Periksalah apakah rotor berada tepat pada porosnya dan harus kencang
Catatan;
Beberapa distributor mempunyai penutup debu diantara bagian sekunder dan bagian primernya.
Penutup debu ini harus dipasang sebelum rotor dipasang.
– Pasangfah tutup distributor tetapi jangan menghubungkan kabelkabel tegangan tinggi ke
busi
– Lepaskan busi
– Periksalah busi terhadap:
1. Isolasinya rusak atau retak
2. Kerusakan elektroda-elektrodanya
3. Jumlahnya, wamanya, penampilan endapan karbon
4. Kerusakan seal atau thread (ulir)nya
Gambiar 36. Kerusakan Busi Yang Dapat Dilihat
Catatan;
Kondisi engine dapat ditentukan dengan cara membedakan busi dengan tabel kondisi busi.
Warna dan Kondisi Elektroda Kondisi Engine yang dapat diindikasi
Bersih, kekuning-kuningan, coklat atau
putih kusam
Kondisi baik, tingkat panas stekernya pas
Lapisan permukaan melepuh
Campuran bahan baker terlalu encer; steker
tidak terpasang dengan tepat; katup-katup
engine bocor
Elektroda-elektroda dan permukaan steker
kotor oleh oli
Stekernya macet; silinder-silindernya, kendali
katup dan piston-pistonnya aus
Elektroda-elektroda dan permukaan steker
tercemar/kotor oleh jelaga
Campuran bahan baker terlalu pekat, celah
terlalu lebar diantara elektroda-elektroda busi,
tingkat panas stekernya tidak tepat
– Bersihkan busi
Gambar 37. Mengikir Elektroda Busi
– Kikirlah elektroda-elektroda busi
– Gunakan kikir dengan ujung-ujungnya yang kecil untuk menipiskan kedua elektroda
– Buanglah busi bila pengikiran ringan (kedalaman 0.10 mm) gagal menghilangkan
erosinya
Gambar 38. Pengaturan Celah Busi
– Aturlah celah-celah busi
a) Pilihlah ukuran kawat yang telah direkomendasi pabrik pembuatnya
b) Bengkokkan elektroda massa sampai sight resistance (resistansi yang terlihat) terasa pada
wire gauge pada saat elektroda tersebut melewati celah.
–
Cuc
i
dan
keri
ngkan busi
a) Cucilah busi-busi dengan solvent dan keringkanlah busi-busi tersebut dengan udara tekan
b) Lindungi mata anda dengan kacamata las bila menggunakan penyemprot udara
– Pasanglah busi-busi tersebut ke dalam kepala silinder. Hubungkan kabel-kabel tegangan
tinggi.
– Tekan kabel-kabel tegangan tinggi ke penjepit-penjepitnya. Masukkan pelindung-
pelindung pada busi dan tekanlah pelindung tersebut kuat pada tempatnya.
Peringatan:
Jangan mengetok elektroda pusat atau mengaturnya.
– Ceklah firing order (susunan pembakaran) pada kabel-kabel tegangan tinggi untuk
memastikan bahwa kabel-kabel tersebut telah dipasang pada busi yang sesuai/tepat.
– Pasanglah koil kabel tegangan tinggi.
4. Memeriksa susunan pembakaran
– Pastikan firing order dari engine.
– Seringkali firing order tersebut timbul pada inlet manifold tetapi bila tidak dapat
ditemukan, baca lagi manual bengkelnya.
– Pastikan posisi silinder nomor satu dalam balok silinder.
– Untuk kebanyakan deretan engine-engine, silinder nomor satu berada di depan balok dan
silinder-silinder lainnya ada di bagian belakang. Pada beberapa engine nomor silinder
menyembul pada kepala silinder, atau pada manifold dekat dengan businya masingmasing. Bila
meragukan, bacalah kembali manual bengkel dari pabriknya.
– Ikuti alur kabel tegangan tinggi yang dihubungkan pada busi nomor satu kembali menuju
tutup distributor.
– Dalam mengarahkan rotasi rotor, ikuti alur kabel tegangan tinggi berikutnya ke busi.
Gambar 39. Pemeriksaan Firing Order
– Nomor silinder harus cocok dengan nomor berikutnya pada firing order.
– Periksalah arah rotasi dari rotor.
– Lepaskan kabel tegangan tinngi dan sambunglah kabel terebut ke busi dari silindernya.
– Ulangi sampai semua silinder tetah diperiksa.
5. Menservis bagian systempengapian yang bertegangan rendah
Catatan:
Servis ini dapat dilakukan pada saat bagian (section) bertegangan tinggi sedang diservis. Servis
tersebut dilakukan sebelum rotor dan tutup distributornya diganti.
– Lepaskan tutup distributur dengan kabel-kabel tegangan tingginya
– Lepaskan rotor
– Lepaskan penutup debu bila dilengkapi
– Lepaskan contact breaker points
– Lepaskan skrup-skrup yang mengencangkan point-point pada plat breaker
– Lepaskan sambungan kabel tegangan rendah dari point-pointnya. Kunci pas pengapian
atau obeng mungkin diperlukan.
Gambar 40. Memeriksa kontak poin
Catatan:
Pada beberapa distributor, terminal pada sisi badan harus dilonggarkan agar kabelnya dapat
dilepaskan.
– Tariklah kontak point dari distributor.
Gambar 41. Memeriksa Kontak Poin
Catatan:
Gantilah kontak point sesuai jadwal waktu servisnya.
– Periksalah kontak point.
– Kontak point bila lebih dari 1/3 daerah permukaan kontak terbakar atau pitted.
– Pastikan bahwa pegasnya dengan kuat terpasang pada lever moving kontak point. Jangan
mencoba untuk mengkeling ulang pegas ke lever, pasang point baru.
– Bila kabel tegangan rendah disambungkan ke kontak point, pastikan bahwa kabel tersebut
tidak telanjang, terjuntai atau putus dan karenanya harus dengan tepat diisolasi dari point yang
tepat.
– Pastikan bahwa moving points bebas bergerak pada pivotnya.
– Periksalah kabel-kabel tegangan rendah dalam distributor.
– Kabel plat breaker tidak boleh terjuntai atau putus dab secara kuat harus disambungkan
pada badan dan plat breakernya.
– Periksalah bila cam aus atau kasar.
– Pastikan bahwa kapasitornya kencang, kondisi kabelnya baik dan kontak listrik mounting
clampnya baik.
6. Mengetes alat advance mekanik
Jepit cam dengan jari-jarimu dan cobalah memutarnya. Cam tersebut hanya boleh berputar pada
satu arah saja.
Pada waktu cam berputar, resistansi pegas dapat terasa dan akan meningkat bersamaan dengan
meningkatnya rotasi.
Gerakan cam tanpa resistansi menunjukkan bahwa alat tersebut aus dan harus diperbaiki.
Gambar 42. Mengetes Alat Advance
Alat tersebut harus diperbaiki bila camnya dapat bergerak secara berlebihan ke atas dan ke
bawah porosnya. Oli yang berlebihan di seputar alat advance menunjukkkan bushes pada poros
distributornyaaus. Untuk memastikan bahwa olinya berasal dari engine clan bukan karena
pelumasan yang berlebihan lakukan pemeriksaan dengan sangat hati-hati.
Gambar 43. Pelumasan
– Bersihkan clan lumasilah distributornya.
– Laplah plat breaker clan cam dengan kain yang sudah dibasahi solvent.
– Keringkanlah dengan lap lainnya.
– Teteskan satu atau dua kali oli cair untuk melumasi bagianbagiannya (parts).
Gambar 44. Membersihkan Point-point
– Membersihkan kontak point
– Kikirlah merata masing-masing permukaan kontak dengan kikir pengapian clan
kemudian gosoklah dengan kain ampelas atau batu carborundum
– Cucilah point-point dengan solvent dan keringkanlah dengan kain bersih
– Pastikan bahwa permukaan-permukaan kontak seluruhnya bersih
7. Pemasangan point-point ke dalam distributor
– Berikan sedikit gemuk yang titik cairnya tinggi pada rubbing block dari moving point.
– Tempatkan kontak poin pada posisinya yang tepat, masukkan skrupskrup penahan dan
kencangkan perlahan-lahan.
– Hubungkan kabel tegangan rendah ke kontak poin untuk memastikan bahwa semua
terminalnya kencang.
– Tempatkan kabel-kabel tegangan rendah sehingga kabel-kabel tersebut tidak menggesek
komponen/part lainnya.
Gambar 45. Pemeriksaan Point Alignment (kesejajaran point)
a) Periksalah penjajaran pennukaan-permukaan kontak. Bengkokkan point-point yang telah pas
terpasang dengan alat khusus atau sepasang tang berhidung panjang untuk mensejajarkannya
dengan moving point.
Gambar 46. Mengatur Celah Point
b) Atur celah point
– Putarlah engine sampai rubbing block pada moving point berada pada point tertinggi dari
cam lobe
– tempatkan feeler gauge diantara kontak point atau rubbing block sebagaimana ditentukan
oleh pabriknya dan longgarkan skrup-skrup penguat
– Aturlah kontak-kontaknya
– Kencangkan skrup-skrup dan periksalah celahnya dengan feeler gauge.
– Feeler gauge tersebut harus masuk tepat diantara kontak pointnya
– Untuk mengatur kembali celah, longgarkan skrup sebagian (hanya dengan jari) dan gerakkan
point yang telah ditentukan tersebut sehingga menghasilkan celah yang sesuai
– Kencangkan skrup-skrupnya.
c) Pasanglah rotor button.
Paskan penutup debu (bila terpasang) sebelum memasang button.
d) Pasanglah tutup distributor dan kabel-kabel tegangan tinggi. Pastikan tutupnya ditempatkan
dengan benar pada badan distributor.
Catatan:
Servis system pengapian belumlah selesai sampai sudut dwell dan timing (waktu) pengapian
telah diperiksa dan disetel.
8. Memeriksa dan mengatur sudut dwelt
Lakukan hal berikut:
a) Pastikan bahwa semua alat dan perlengkapan tidak ada di sekitar engine
b) Hidupkan engine dan biarkan sampai mencapai temperatur pengoperasiannya
c) Matikan engine dan hubungkan meter dwell ke system pengapian sesuai dengan instruksi
pabrik pembuatnya
d) Hidupkan engine dan bacalah bacaan sudut dwellnya
e) Aturlah sudut dwell bila sudut tersebut tidak sesuai dengan spesiflkasi dari pabriknya
Catatan:
Untuk memperbesar sudut dwell kecilkan celah point. Untuk memperkecil dwell besarkan celah
point.
9. Pengaturan Saat Pengapian (Ignition Timing)
Gambar 47. Menentukan tanda timing (Timing Marks)
Ignition timing dapat dicek dan diatur dengan cara:
– Metoda Statis
– Metoda Stroboscope (timing Light)
1) Untuk mengecek dan mengatur waktu dengan menggunakan metoda statis
– Putar puli engine sampai tanda timing sejajar dengan tanda yang telah ditentukan pada
engine. Aturlah sesuai dengan spesifikasi pabrik pembuatnya.
– Sambungkan satu kabel dari lampu pengetes ke terminal distributor dari coil pengapian
dan kabel lainnya ke massa (earth) yang sesuai.
-Kunci kontak di “ON”.
-Longgarkan klem distributor dan putarlah badan terminal distributor dari koil pengapian dan
kabel lain ke pembumian yang sesuai.
-Pindahkan distributor ke arah rotasi sampai lampu hidup dan kencangkan klem.
-Matikan pengapian dan lepaskan lampu test.
2) Untuk mengecek dan mengatur saat pengapian dengan menggunakan metoda stroboscope
(timing light)
-Hidupkan engine dan biarkan sampai mencapai temperatur pengoperasian.
-Matikan engine dan hubungkan timing light dan tachometer ke system pengapian sesuai dengan
instruksi pabrik pembuatnya.
-Lepaskan sambungan dan sambungkan selang vacuum yang ada di distributor.
-Bersihkan tanda-tanda timing dengan sehelai kain.Bila perlu perbaiki graduation lines (alur-alur
graduasi) dengan cat.
-Hidupkan engine dan aturfah kecepatan idle ke jarak yang telah ditentukan.
Gambar 48. Pengecekan Saat Pengapian
-Arahkan timing light ke tanda-tanda timing
Penanganannya harus sangat berhati-hati agar jangan sampai tanganmu, atau timing light
bersinggungan dengan bagian-bagian yang berputar.
-Periksalah dan aturlah saat pengapian
Longgarkan klem distributor dan putarlah badan distributor sesuai dengan arah rotasinya sampai
saat pengapian yang ditetapkan tercapai. Kencangkan klem dan cek kembali saat pengapiannya.
Gambar 50. Mengatur Saat
Gambar 49. Mengatur saat pengapian
Catatan:
Saat pengapiannya tepat bila tanda timing segaris dengan tanda trining yang terdapat pada
badan engine sesuai spesifikasi pabriknya.
-Matikan engine
-Lepaskan selang vacuum dan hubungkan selang tersebut ke distributor
-Hidupkan engine dan aturlah putaran idle (langsam) sesuai putaran yang ditetapkan
-Matikan engine dan lepaskan tachometer dan timing light. Lakukan road test terhadap
kendaraan
Catatan:
Dengarkan bila ada suara yang tidak normal, seperti ‘ketukan'(‘pinking’).
c. Rangkuman
Ceklah dan gantilah satu kabel setiap saat untuk mencegah susunan pengapian tertukar. Inhibitor
uap lembab seringkali tersemprot ke kabel-kabel dan konektor-konektornya. Beberapa distributor
mempunyai penutup debu diantara bagian sekunder dan bagian primernya. Penutup debu ini
harus dipasang sebelum rotor dipasang. Kondisi engine dapat ditentukan degan cara
membedakan busi dengan tabel kondisi busi.
Servis ini dapat dilakukan pada saat bagian (section) bertegangan tinggi distributornya diganti
pada beberapa distributor, terminal pada sisi badan harus dilonggarkan agar kabelnya dapat
dilepaskan. Selalulah mengganti point-point sesuai jadwal waktu servisnya. Pada hampir semua
kasus perangkat point yang sangat berkarat atau pitted harus diperbaharui. Jangan memutar
engine pada kipas angin bila businya terpasang karena kipas anginnya dapat rusak. Saat
pengapiannya tepat bila tanda timing segaris dengan tanda timing yang terdapat pada badan
engine sesuai spesifikasi pabriknya. Bila kompresi engine menyebabkan pengengkolan engine
sulit dilakukan, lepaskan semua busi. Metoda pelepasan dan pemasangan distributor juga
diterapkan pada system pengapian elektronik. Pada beberapa kasus poros penggerak distributor
harus dilepaskan sebelum cam assembly dibongkar. Cara melepaskan shaft akan dijelaskan
kemudian.
Jangan melepaskan pad sebelum melepaskan cam assembly karena pad tsb, berfungsi untuk
mencegah circlip terlepas keluar. Beberapa distributor tidak mempunyai bushing dan badannya
bertindak sebagai permukaan bantalan. Bila celahnya terlalu besar badan distributornya harus
diganti. Lumasi semua titik tumpu dengan pelumas yang sesuai. Pastikan bandul-bandul, pegas-
pegas dan pena tumpu dipasang mengikuti tanda yang telah dibuat, feeler gauge yang digunakan
harus jenis non-magnetik.
d. Tugas
Pada penilaian unjuk kerja yang akan dilakukan Siswa dipersyaratkan menampilkan kemampuan
sesuai dengan urutan tugas yang disusun dalam analiisis pokok bahasan, untuk itu disarankan
kepada Siswa selalu berkonsultasi dengan Guru/Pembimbing dalam melaksanakan suatu tugas
dan revisi terhadap teori yang dipelajari.
Untuk mendapatkan kemampuan yang sesuai dengan kriteria standar yang harus di capai oleh
Siswa yang dianggap kompeten adalah Persyaratan Memperbaiki System Pengapian dan
komponennya dimana sistem perbaikan ditentukan berdasarkan spesifikasi pabrik. Memperbaiki
Sistem Pengapian dan Komponennya sesuai dengan Prosedur Operasi Standar dimana dalam
pengerjaannya sesuai dengan undang-undang K 3 (keselamatan dan kesehatan kerja).
e. Tes Formatif
1. Bagaimana cara mengatur celah dari Busi?
2. Sebutkan langkah-langkah menyetel kontak poin?
3. Jelaskan cara mengetes advance mekanik?
4. Jelaskan langkah menyetel sudut dwell?
5. Jelaskan mengatur waktu pengapian dengan metode statis?
f. Kunci Jawaban
1. Cara mengatur celah busi:
(a) Pilihlah ukuran kawat yang telah direkomendasi pabrik pembuatnya.
(b) Bengkokkan elektroda massa sampai sight resistance (resistansi yang terlihat) terasa pada
wire gauge pada saat elektroda tersebut melewati celah.
2. Cara mengatur celah point adalah:
(a) Putarlah engine sampai rubbing block pada moving point berada pada point tertinggi dari
cam lobe.
(b) Tempatkan feeler gauge diantara kontak point atau rubbing block sebagaimana ditentukan
oleh pabriknya dan longgarkan skrup-skrup penguat.
(c) Aturlah kontak-kontaknya.
(d) Kencangkan skrup-skrup dan periksalah celahnya dengan feeler gauge.
(e) Feeler gauge tersebut harus masuk tepat diantara kontak pointnya.
(f) Untuk mengatur kembali celah, longgarkan skrup sebagian (hanya dengan jari) dan
gerakkan kontak point yang telah ditentukan tersebut sehingga menghasilkan celah yang sesuai.
(g) Kencangkan skrup-skrup.
3. Cara mengetes advancer mekanik
Jepit cam dengan jari jarimu dan cobalah memutarnya. Cam tersebut hanya boleh berputar pada
satu arah saja.
Pada waktu cam berputar, resistansi pegas dapat terasa dan akan meningkat bersamaan dengan
meningkatnya rotasi.
Gerakan cam tanpa resistansi menunjukkan bahwa alat tersebut aus dan harus diperbaiki.
Alat tersebut harus diperbaiki bila camnya dapat bergerak secara berlebihan ke atas dan ke
bawah porosnya. 0li yang berlebihan di seputar alat advance menunjukkan bushing pada poros
distributomya aus. Untuk memastikan bahwa olinya berasal dari engine dan bukan karena
pelumasan yang berlebihan lakukan pemeriksaan dengan sangat hati-hati.
4. Langkah memeriksa dan mengatur sudut dwell adalah:
(a) Pastikan bahwa semua alat dan perlengkapan tidak ada di sekitar engine.
(b) Hidupkan engine dan biarkan sampai mencapai temperatur pengoperasiannya.
(c) Matikan engine dan hubungkan meter dwell ke system pengapian sesuai dengan
instruksi pabrik pembuatnya.
(d) Hidupkan engine dan bacalah bacaan sudut dwellnya.
(e) Aturlah sudut dwell bila sudut tersebut tidak sesuai dengan spesifikasi dari pabriknya.
5. Langkah mengecek dan mengatur waktu dengan menggunakan metoda statis:
(a) Putar puli engine sampai tanda timing sejajar dengan tanda yang telah ditentukan pada
engine. Aturlah sesuai dengan spesifikasi pabrik pembuatnya.
(b) Sambungkan satu kabel dari lampu pengetes ke terminal distributor dari coil pengapian
dan kabel lainnya ke massa (earth) yang sesuai.
(c) Kunci kontak di “ON”.
(d) Longgarkan klem distributor dan putarlah badan terminal distributor dari koil pengapian
dan kabel lain ke massa yang sesuai.
(e) Pindahkan distributor ke arah rotasi sampai lampu hidup dan kencangkan
klem.
(f) Matikan pengapian dan lepaskan lampu test.
g. Lembar Kerja
1. Alat dan Bahan
– Volt meter
– Obeng + (Kembang ) dan – (Min)
– Kunci Pas
– Kunci Ring
– Dial gauge
– Dwell tester
– Timing Light
– Feeler gauge
– Ware gauge (pengukur celah busi)
– Satu unit died Engine
2. Keselamatan kerja
– Persiapkan tempat kerja yang bersih
– Gunakan pakaian kerja
– Simpan alat pada tempat yang aman
– Gunakan alat sesuai dengan fungsinya
3. Langkah Kerja
a. Persiapkan alat dan bahan yang akan dipergunakan praktik
b. Lakukan pemeriksaan dan penyetelan komponen sistem pengapian
c. Perhatikan instruksi praktikum yang disampaikan oleh Guru/Instruktur
d. Lakukan sesuai dengan buku manual
e. Lakukan diskusi tentang pemeriksaan dan penyetelan komponen sistem pengapian
f. Buatlah catatan penting tentang kegiatan praktik secara ringkas dan jelas
g. Setelah selesai bereskan kembali alat-alat dan bahan yang telah di gunakan
4. Tugas
a. Buatlah laporan praktik secara ringkas clan jelas!
b. Buatlah rangkuman pengetahuan yang baru Anda peroleh
c. Jika belum mengerti pelajari kembali dan tanyakan pada Instruktur
BAB. III
EVALUASI
A. KRITERIA DAN INSTRUMEN PENILAIAN
1. Kriteria Penilaian Pengetahuan
(Tes formatif):
a. Siswa dapat skor 7 (tujuh) bila tingkat kebenaran jawaban tiap item soal antara 70 %
s/d 80 %.
b. Siswa dapat skor 8 (delapan) bila tingkat kebenaran jawaban tiap item soal antara 81 %
s/d 90 %.
c. Siswa dapat skor 9 (sembilan) bila tingkat kebenaran jawaban tiap item soal antara 91
% s/d 100 %.
d. Setiap item soal harus mendapat nilai minimal 7 (tujuh).
e. Bila belum mencapai nilai tujuh Siswa wajib belajar kembali dan mengulang pada item
tersebut.
B. PERTANYAAN
1.
Jelaskan tujuan system pengapian pada kendaraan?
2.
Gambarkan rangkaian system pengapian konvensional?
3. Jelaskan fungsi setiap komponen system pengapian berikut!
a. Coil Pengapian
b. Distributor
c. Kondensor
d. Busi
4. Jelaskan kerja coil pengapian saat kontak poin tertutup dan saat kontak poin terbuka!
5. Jelaskan mengapa sudut Dwell yang tepat penting untuk mendapatkan pengapian yang
baik!
6. Jelaskan keuntungan system pengapian elektronik!
7. Pada gambar di bawah ini tunjukkan komponen yang digunakan pada kontruksi sensor
posisi poros engkol dudukan distributor.
8. Jelaskan cara kerja sensor Hall yang mengacu pada sudu rotary untuk
menghasilkan sinyal out-put!
9. Jelaskan bagaimana system EST mengendalikan saat penyalaan!
10. Jelaskan cara kerja Sistem pengapian CDI!
11. Jelaskan cara kerja flywheel system pengapian magneto!
12. Jelaskan mengapa system pengapian harus distel sesuai dengan jadwal dan spesifikasi yang
ditetapkan pabrik!
13. Identifikasi hal-hal apa saja yang perlu diperiksa selama prosedur servis untuk semua
komponen yang ada dalam daftar
– Tutup didistributor
– Rotor
– Busi
14. Jelaskan langkah-langkah menyetel saat pengapian dengan menggunakan timing light!
15. Jelaskan langkah-langkah penggantian distributor!
Kunci Jawaban
1. Tujuan system pengapian pada kendaraan.
Jawaban:
– Untuk menyediakan percikan bunga api untuk membakar bahan bakar di dalam ruang
pembakaran.
– Untuk menyediakan percikan bunga api pada saat yang paling tepat untuk mendapatkan
unjuk kerja engine terbaik pada seluruh kondisi engine.
2. Gambar di bawah ini menunjukan komponen sistem pengapian konvensional.
Keterangan:
1. Batere 2. Kunci Kontak 3. Coil Pengapian 4. Distributor 5.
Kapasitor 6. Kontak poin
7. Busi 8. Kabel Busi
Jawaban:
Agar secara otomatis merubah saat pengapian sesuai perubahan putaran engine.
3. Jelaskan fungsi setiap komponen system pengapian berikut!
Jawaban:
a. Coil Pengapian: Untuk merubah tegangan rendah menjadi tegangan tinggi untuk dapat
menghasiljan percikan bunga api.
b. Distributor: Dudukan Cam dan kontak poin. Dudukan untuk perangkat pemaju pengapian.
Mendistribusikan listrik tegangan tinggi pada busi yang tepat (sesuai urut-urutan pengapian).
c. Kondensor: Menbantu kolapnya medan magnet dan mencegah terjadinya percikan bunga
api pada kontak poin.
d. Busi: Menghasilkan percikan bunga api untuk menyulut/membakar campuran udara/bahan
bakar.
4. Jelaskan kerja coil pengapian saat kontak poin tertutup dan terbuka!
Jawaban:
Arus (istrik mengalir melalui rangkaian primer dan tiiitan primer coil menghasilkan induksi
medan magnet di sekeliling lilitan coil (inti coil)
Pada saat kontak poin terbuka arus primer berhenti, medan magnet kolap. kolapnya medan
magnet menghasilkan induksi tegangan tinggi pada lilitan sekunder.
5. Jelaskan mengapa sudut Dwelt yang tepat penting untuk mendapatkan pengapian yang baik!
Jawaban:
Sudut Dwell yang tepat penting untuk menghasilkan kejenuhan medan magnet coil pengapian
dan mengurangi kerusakan kontak poin.
6. Jelaskan keuntungan system pengapian elektronik!
Jawaban:
a. Tidak menggunakan kontak poin
b. Tidak memerlukan perawatan kontak poin
c. Sudut Dwell ditentukan oleh unit pengapian
d. Saat penyalaan lebih tepat
e. Percikan bunga api lebih lama dan lebih besar
7. Pada gambar di bawah ini tunjukkan komponen yang digunakan pada kontruksi sensor posisi
poros engkol dudukan distributor.
Jawaban:
8. Jelaskan cara kerja sensor Hall yang mengacu pada sudu rotary untuk menghasilakan sinyal
out-put!
Jawaban:
Jika tidak ada sudu yang berada di cefah medan magnet menyebabkan munculnya tegangan Hall.
Jika sudu berada pada celah elemen Hall terlindung dari medan magnet, tidak muncul tegangan
Hall.
9. Jelaskan bagaimana system EST mengendalikan saat penyalaan!
Jawaban:
Sistem EST menggunakan beberapa sensor untuk memantau kondisi kerja engine. Modul
menghitung saat pengapian yang dibutuhkan dan memberikan sinyal ke coil pengapian untuk
memberikan pengendalian pengapian.
10. Jelaskan cara kerja Sistem pengapian CDI!
Jawaban:
Transformator meningkatkatkan tegangan sumber 12 volt menjadi 400 volt untuk mengisi
kapasitor penyimpan. Pada saat penyalaan therystor dipicu, kapasitor mengosongkan muatannya
melalui lilitan primer menghasilkan pembentukan medan magnet yang sangat cepat, yang
menyebabkan kenaikan tegangan pada lilitan sekunder yang menghasilkan tegangan tinggi yang
diaiirkan ke busi.
11. Jelaskan cara kerja flywheel system pengapian magneto!
Jawaban:
Saat flywheel berputar magnet menginduksi tegangan pada liiitan primer, arus mengalir
membentuk medan magnet di sekeliling coil pengapian. Saat kontak poin terbuka arus terhenti,
medan magnet kolap menginduksi tegangan tinggi pada iilitan sekunder dan menghasilkan
tegangan tinggi yang dialirkan ke busi.
12. Jelaskan mengapa system pengapian harus disetel sesuai dengan FO dan spesifikasi yang
ditetapkan pabrik!
Jawaban:
Untuk menjamin kemampuan kerja sistem
13. Identifikasi hal-hal apa saja yang perlu diperiksa selama prosedur servis untuk semua
komponen yang ada dalam daftar
Jawaban:
– Kabel tegangan tinggi
Keretakan, terbakar, atau insulasi rusak
– Kabel tegangan rendah
a) Terbakar, insulasi retak atau
rusak
b) inti kawat terurai atau rusak pada
terminalnya
c) Kekuatan sambungan terminal
terhadap dudukannya
– Coil Pengapian
a) Kebocoran oli
b) Insulasi atau retak pecah
c) Kerusakan eksternal
– Tutup distributor
a) Retak, insulasi pecah, clip rusak
atau lemah
b) Terminal terbakar atau rusak
c) Sambungan karbon kendor atau
rusak
d) Memeriksa korosi pada puncak
tutup bagian dalam
– Rotor
a) Blade kendor atau rusak
b) Insulasi retak atau karbon retak
c) Klip pengikat patah atau rusak
– Busi
a) Kerusakan Insulator
b) Ekektroda eroded
c) Sil rusak
d) Ulir rusak
e) Insulasi retak
14. Jelaskan langkah-langkah menyetel saat timing light!
Jawaban:
1. Operasikan engine sampai mencapai temperatur kerja
2. Matikan engine dan pasang timing light
3. Lepas sambungan selang vacuum
4. Bersihkan tanda timing pada poros pulley
5. Hidupkan engine
6. Arahkan timing light pada tanda timing, Periksa dan stel saat pengapian
7. Kencangkan baut pengikat distributor dan periksa ulang saat pengapian
15. Jelaskan langkah-langkah penggantian distributor!
Jawaban:
1. Posisikan rotor sehingga balde-nya berada tepat segaris dengan bagian puncak badan
disributor
2. Bila rotor bergerak saat busi dikeluarkan, tentukan posisi baru penunjukan rotor
3. Sejajarkan tanda yang terdapat di badan didtributor dan blok engine dan masukkan
distributor
4. Mungkin perlu menggerakkan sedikit badan rotor maju atau mundur untuk memungkinkan
penggerak distributor terkait
5. Tepatkan posisi klem dan masukkan baut pengikat
6. Kencangkan baut pengikat dengan tangan
7. Sambungkan kabel tegangan rendah ke distributor
8. Pasang kembali tutup distributor dan kabel tegangan tinggi
9. Sambungkan kembali kabel negatip ke batere
10. Stel saat pembakaran sesuai spesifikasi pabrik
11. Kencangkan baut pengikat distributor sesuai spesifikasi pengencangan
12. Pastikan pipa vacuum dihubungkan ke unit advanver setelah saat pengapian di setel.
C. KRITERIA KELULUSAN
ASPEK SKOR (0-10) BOBOT NILAI KETERANGAN
Sikap 2
Syarat kelulusan, nilai
minimal 70 dengan nilai
setiap aspek, minimal 7
Pengetahuan 4
Keterampilan 4
Nilai Akhir
Kriteria kelulusan:
70 s/d 79 : Memenuhi kriteria minimal dengan bimbingan
80 s/d 89 : Memenuhi kriteria minimal tanpa bimbingan
90 s/d 100 : Diatas minimal tanpa bimbingan
Kriteria Unjuk
Kerja
Aspek yang harus
dilakukan
Hasil pemeriksaan
dan pengukuran
Kesimpulan
Memeriksa
ignition coil
1.1. Melepas
rangkaian kelistrikan
Kriteria Unjuk
Kerja
Aspek yang harus
dilakukan
Hasil pemeriksaan
dan pengukuran
Kesimpulan
pada ignition coil
1.2. Memeriksa
tahanan external resistor
1.3. Memeriksa
tahanan primary
1.4. Memeriksa
nilai tahan secondary coil
1.5. Memeriksa
tahanan body
Melepas dan
Membongkar
distributor
2.1.
Melepas
selang-selang vacuum
2.2.
Melepas
distributor dari mesin
2.3.
Melepas
kabel tegangan tinggi
– Memeriksa
nilai tahanan kabel coil
– Memeriksa
Nilai tahanan kabel busi
No.1
– Memeriksa
Nilai tahanan busi No.2
– Memeriksa
Nilai tahanan busi No.3
Kriteria Unjuk
Kerja
Aspek yang harus
dilakukan
Hasil pemeriksaan
dan pengukuran
Kesimpulan
– Memeriksa
Nilai tahanan busi No.4
2.4.
Melepas
tutup distributor
– Memeriksa
tutup distributor dari
keretakan
2.5.
Melepas
Rotor
– Memeriksa
Rotor terhadap keretakan
2.6.
Melepas
Condensor
– Memeriksa
Condensor
2.7.
Melepas
Platina
– Memeriksa
Permukaan platina
2.8.
Melepas
Vacum advancer
– Memeriksa
Kriteria Unjuk
Kerja
Aspek yang harus
dilakukan
Hasil pemeriksaan
dan pengukuran
Kesimpulan
Vacum advancer (utama
& tambahan)
2.9.
Memeriksa
plat dudukan platina
– Memeriksa
Kerja gerak dari plat
dudukan platina
2.10.Memeriksa
Kerja sentrifugal advance
Melepas semua
busi
3.1. Memeriksa
Kondisi busi
– Memeriksa keausan
elektrode busi
– Memeriksa keretakan
isolator busi
3.2. Membersihkan
Endapan karbon pada
busi
3.3. Mengukur
celah busi
Memasang busi
4.1. Memasang
busi dengan benar (torsi
kekencangan sesuai, tidak
miring)
Merakit
distributor sesuai
SOP
5.1. Memasang
Plat dudukan platina
dengan benar
5.2. Memasang
vacum
5.3. Memasang,
Kriteria Unjuk
Kerja
Aspek yang harus
dilakukan
Hasil pemeriksaan
dan pengukuran
Kesimpulan
memeriksa kontak platina
dan menyetel celah
platina sesuai SOP
5.4. Memasang
condensor
5.5. Memasang
Distributor ke mesin
(sesuai SOP & repair
manual)
5.6. Memasang
Selang-selang vacum
5.7. Memasang
tutup distributor
5.8. Memasang
Kabel busi sesuai FO
dengan benar
Memasang
rangkaian coil
6.1. Memasang
Kabel-kabel dengan
benar
– Positif coil
– Negatif coil
– Kabel external resistor
coil
6.2. Memasang
Kabel tegangan tinggi
dari coil ke distributor
Menyetel dan
mengukur sudut
dwell & timing
7.1. Membaca,
Mengukur & menyetel
sudut dwell sesuai
spesifikasi
7.2. Menyetel
Kriteria Unjuk
Kerja
Aspek yang harus
dilakukan
Hasil pemeriksaan
dan pengukuran
Kesimpulan
Timming pengapian
sesuai SOP & repair
manual = dwell OK RPM
OK timming
BAB. IV
PENUTUP
Peserta diklat yang telah mencapai syarat kelulusan minimal dapat melanjutkan ke modul
berikutnya, sebaliknya apabila peserta diklat dinyatakan tidak lulus maka, peserta diklat tersebut
harus mengulang modul ini clan tidak di perkenankan untuk melanjutkan ke modul yang
selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
– Automotive Mechanics-Fifth Edition-Volume 2-May and Crouse. ISBN: O-07-
452920-X
– Automotive Electricity and Electronics-Gregory’s Scientific Publication. ISBN: 0-
85566669-2
– Electronics for Motor Mechanics-Stackpoole, Morrison and Gregory. ISBN: 0-582-
86821-1
– Anonim. 1995 new step 1 iraning manual. Jakarta, PT. Toyota astra motor
– Wardan Suyanto (1989) Teori Motor Bensin. Jakarta depdikbud: dirjen Dikti,
proyek pengembangan LPTK.
SISTEM PENGAPIAN
PRINSIP KERJA SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL
Berikut akan dijelaskan mengenai prinsip kerja sistem pengapian konvensional.
Prinsip kerja sistem pengapian konvensional ada dua kondisi yaitu kondisi saat kunci kontak ON
platina menutup dan Aliran arus listrik pada saat platina membuka.
1) Pada saat kunci kontak ON, Platina menutup
Aliran Arus Listrik Saat Konci Kontak ON, Platina Menutup
Aliran arusnya adalah sebagai berikut:
Baterai —-> Kunci kontak —-> Primer koil —-> Platina —-> Massa.
Akibat aliran listrik pada primer koil, maka inti koil menjadi magnet.
2) Saat platina membuka
Aliran Arus Saat
Platina terbuka
Saat platina membuka, arus listrik melalui primer koil terputus, terjadi induksi tegangan tinggi
pada sekunder koil, sehingga arus akan mengalir seperti dibawah ini:
Sekunder koil —-> Kabel tegangan tinggi —-> Tutup distributor —-> Rotor —-> Kabel
tegangan tinggi (kabel busi) —-> Busi —-> Massa.
Akibat aliran listrik tegangan tinggi dari sekunder koil, mampu meloncati tahanan udara antara
elektroda tengah dengan elektroda massa pada busi dan menimbulkan percikan bunga api.
KOMPONEN SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL PADA MOBIL
Sistem pengapian konvensional terdiri dari beberapa komponen. Berikut akan dijelaskan apa saja
komponen sistem pengapian beserta dengan fungsi masing-masing komponen sistem pengapian.
1. Baterai
Baterai berfungsi sebagai sumber energi listrik.
2.Kunci Kontak
Kunci kontak berfungsi untuk memutuskan dan menghubungkan listrik pada rangkaian atau
mematikan dan menghidupkan sistem. Kunci kontak pada kendaraan memiliki 3 atau lebih
terminal.
Terminal utama pada kontak adalah terminal B atau AM dihubungkan ke baterai, Terminal IG
dihubungkan ke (+) koil pengapian dan beban lain yang membutuhkan, terminal ST
dihubungkan ke selenoid starter. Jika kunci kontak tersebut memiliki 4 terminal maka terminal
yang ke 4 yaitu terminal ACC yang dihubungkan ke accesoris kendaraan, seperti: radio, tape dan
lain-lainnya.
2. Koil Pengapian
Koil pengapian berfungsi sebagai step up trafo, yaitu menaikan tegangan dari tegangan baterai
12 Volt menjadi tegangan tinggi lebih dari 15.000 Volt. Koil pengapian terdiri dari: inti besi
lunak, primer koil, sekunder koil, rumah koil dan terminal koil.
Hubungan terminal Pada Kunci Kontak
2. Koil Pengapian
Koil pengapian berfungsi sebagai step up trafo, yaitu menaikan tegangan dari tegangan baterai
12 Volt menjadi tegangan tinggi lebih dari 15.000 Volt. Koil pengapian terdiri dari: inti besi
lunak, primer koil, sekunder koil, rumah koil dan terminal koil.
Konstruksi Koil Pengapian
3. Distributor
Distributor berfungsi untuk mendistribusikan induksi tegangan tinggi sekunder koil ke busi
sesuai dengan urutan pengapian motor atau FO (firing order).
Distributor merupakan tempat sebagian besar sistem pengapian. Komponen yang ada pada
distributor antara lain: platina (kontak breaker), kondensor, nok kontak pemutus arus, centrifugal
advancer, vacum advancer, rotor distributor dan tutup distributor.
MERAWAT SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL
Kinerja sistem pengapian sangat besar pengaruhnya terhadap kesempurnaan proses pembakaran
di dalam silinder, dengan sistem pengapian yang baik akan diperoleh performa mesin optimal
dan pemakaian bahan bakar yang hemat. Agar kinerja sistem pengapian selalu dalam kondisi
baik maka sistem ini perlu dirawat dengan baik. Perawatan sistem pengapian dengan cara
membersihkan, melumasi dan menyetel komponen atau mesin.
Sistem Pengapian Konvensional
Komponen sistem pengapian yang cepat kotor adalah busi, platina, ujung rotor dan terminal pada
tutup distributor. Bagian tersebut diatas perlu diperiksa dan dibersihkan kotorannya
menggunakan amplas.
Bagian sistem pengapian yang perlu diberi pelumas adalah Nok dan Rubbing block, Poros Nok
dan Centrifugal Advancer.
Penyetelan sistem pengapian meliputi penyetelan celah busi, celah platina atau besar sudut dwell,
dan penyetelan saat pengapian.
Bagi pemilik kendaraan perawatan dapat dilakukan sendiri dengan alat yang terdapat pada
kelengkapan kendaraan, alat dan bahan yang diperlukan, yaitu:
 Bahan : Grease (pelumas); amplas.
 Alat : Kunci busi; kunci ring nomor 10, 12, 19; obeng (+); obeng (-); feeler gauge; lampu
12 volt dengan dua kabel; multimeter.
Selain alat diatas pada bengkel yang baik menggunakan beberapa alat, diantaranya:
 Spark plug cleaner and tester, merupakan alat untuk membersihkan dan memeriksa busi.
 Spark plug gauge, untuk mengukur dan menyetel celah busi.
 Tune up tester, untuk mengukur putaran dan sudut dweel.
 Timing tester, untuk mengetahui saat pengapian.
 Condensor tester, berfungsi untuk memeriksa kapasitas kondensor.
Langkah kerja dalam merawat sistem pengapian adalah sebagai berikut:
1. Memeriksa secara visual kelainan pada komponen dan rangkaian sistem pengapian.
2. Memeriksa, membersihkan dan menyetel celah busi.
3. Memeriksa dan membersihkan kabel tegangan tinggi.
4. Memeriksa, membersihkan rotor dan tutup distributor.
5. Memeriksa nok, centrifugal advancer dan vacum advancer.
6. Memeriksa koil pengapian.
7. Memeriksa, membersihkan dan menyetel celah platina atau menyetel sudut dwell.
SISTEM PENGAPIAN
1. Fungsi SistemPengapian
Fungsi dari sistempengapianpadakendaraanadalahmenyediakanpercikanbungaapi listrikpadabusi
untukmembakarcampuranudara/bahanbakar di dalamruang bakar engine padaakhirlangkah
kompresi.
Gambar 1. SistemPengapiandenganCoil PengapianKonvensional
2. Nama-nama komponensistempengapianserta fungsinya
a. Baterai (Battery)
Sebagai sumberaruslistrikdenganteganganrendah(12Volt).
b. Kunci Kontak(IgnitionSwitch)
Untuk memutusataumenghubungkanaruslistrikdari baterai ke koil.
c. Koil (IgnitionCoil)
Menaikkantegangandari 12 Voltteganganbatterymenjadi tegangantinggiyangbesarnya10.000 –
20.000 Volt.
d. Kontakpemutus/platina(breakerpoint)
Untuk menghubungkandanmemutuskanarusprimerdari baterai ke kunci kontakke koil sampai ke
massa.
e. Kondensor/kondensator(condensor)
Untuk menyimpaninduksi sendiri padakumparanprimerkoil yangbesarnya300 – 400 Volt,mencegah
percikanbungaapi pada platina,sertamempercepatpenuhnyaarusprimerpadasaat platinamenutup.
f. Distributor
Berfungsi membagikan(mendistribusikan) arustegangantinggi yangdi hasilkan(dibangkitkan)oleh
kumparanskunderpadakoil ke busi padatiap- tiap silindersesuai denganurutanpengapian.
Bagian- bagianini terdiri dari:
– Cam (nok)
Membukabreakerpoint(platina) padasudutcamshafttyang tepatuntukmasing-masingselinder.
– Centrifugal governoradvancer
Memajukansaat pengapiansesuai denganputaranmesin
– VacuumAdvancer
Memajukansaat pengapiansesuai denganbebanmesin(vacuumIntake manifold)
– Rotor
Membagikanaruslistriktegangantinggi yangdi hasilkanolehigantioncoil ketiap- tiapbusi.
– DistributorCap
Membagikanaruslistriktegangantinggi dari rotorke kabel tegangantinggi untukmasing- masing
selinder.
g. Kabel tegangantinggi
Mengalirkanaruslistriktegangantinggi dari koil ke busi
h. Busi
Memercikkanbungaapi listrikdi ruangbakar padaakhir langkahkompresi sehinggaterjadipembakaran
campuran bahanbakar dan udara
3. Cara Kerja sistempengapian
a. Kunci kontak ON platina dalam kondisi menutup
Aruslistrikakanmengalirdari (+) batterymenujuke sekringkemudianke terminal Bkunci kontakà IG
kunci kontakà (+) koil à kumparanprimerkoil à(-) koil à platinaàmassa.
Akibatnyapadakumparanprimerkoil timbul kemagnetanyangmempengaruhi kumparanskunderkoil
Gambar 2. Cara kerjasistempengapiankonvensional
Keterangan:
1. Kumparanprimerkoil 7. Battery
2. Kumparanskunderkoil 8. Kunci kontak
3. Koil 9. Distributor
4. kondensor 10. Kabel busi/kabeltegangantinggi
5. Platina(kontak pemutus) 11. Busi
6. Sekring
b. Platina mulai terbuka
Aruslistrikdari batteryke kunci kontakke koil ke platinasampai ke massamenjadi terputus.Akibatnya
pada kumparanprimerdanskunderkoil terjadi induksi.
Pada kumparanskunderkoil terjadi induksitegangantinggi yangbesarnya10.000 – 20.000 Voltyang
dialirkanke distributordanke masing-masingbusi sehinggabusi dapatmeloncatkanbungaapi listrik.
Pada kumparanprimerkoil terjadi induksi sendiri yangbesarnya300 – 400 Voltyang selanjutnya
disimpandi kondensor.
4. PrinsipKerja Koil Pengapian
Konstruksi.
Gambar 3 : Konstruksi Coil Pengapian
Coil pengapianterdiri dari rumahlogamyangmeliputilembarpelapislogamuntukmengurangi
kebocoranmedanmagnet. Lilitansekunder,yamgmempunyaililitanlebihkurang20.000 lilitankawat
tembagahalusdililitkansecaralangsungke inti besi yangdilaminasi dandisambungkanke terminal
tegangantinggi yangterdapatpada bagiantutupcoil.Karenategangantinggi diberikanpadainti besi,
inti harusdiisolasi olehtutupdaninsolatortambahandiberikandi bagiandasar.
Lilitanprimer,terdiri dari 200 – 500 lilitankawattembagayangrelatif tebal,di tempatkandekatdengan
bagianluar sekelililnglilitaansekunder.Panjangdanlebarkawatakanmenyebabkanresistansi lilitan
primerberubahtergantungpadapenggunaannya.
Coil pengapianadalahtransformatorpeningkattegangan.Coil menghasilkanpulsa-pulsategangantinggi
yang dikirimkanke busi-busi untukmenyulut campuranbahanbakar/udaradi tabungengine.
Lilitanprimercoil,menyimpanenerjidalambentukmedanmagnit. Padawaktuyangditentukankontak
pointerbuka,arusprimerberhenti mengalirdanmedanmagnitkolapmemotongcoil sekunder
menghasilkantegangantinggi ke dalamnya.Tegangansekundermenyalakanbusi.
5. Kondensor
Gambar 4. Kondensor Dipasang Pada Distributor.
Kondensormencegahpercikanbungaapi padapoin-poinpadasaatpoin-pointersebutmulai membuka.
Arusyang berlebihanmengalirke dalamkondensorpadasaatpoin-pointerpisah.
SebuahKondensorterdiridari beberapalembarkertastimahmasing-masinglapisandiberi isolasikertas
paraffin,lembartersebutdigulungdenganketatsehinggaberbentuksilinder,masing-masingkumpulan
platdihubungkandengansatukawatsebagai kutubpositif dannegative.Kondensorbiasanyadipasang
didalamdistributordanadajugayang dipasangdiluardistributor.
Kondensoritudiperlukankarena:
– Poin-poinmembukadanmenutupsecaramekanis;gerakantersebutsangatlambatdibandingkan
dengankecepatanaliranarus.
– Poin-pointersebuthanyamembukasedikit.
– Tegangandi dalamcoil dapat menjadi sangattinggi.
Tanpa kondensor,yangterjadi adalah:
– Teganganinduksi di dalamlilitanprimermenjadisangattinggi mendorongarusmeloncati celah
membakarpermukaankontakpoin.
Aliranarustidakdapat cepat berhenti,danmedanmagnitkolapsangatlambat.Karenanyategangan
sekunderterlalurendahuntukmenyalakanbusi.
6. Pengendali/PemajuPengapianSentrifugal
Untuk mendapatkansaatpemajuanyangdiperlukansaatputaranengine naik,distributormempunyai
mekanisme sentrifugal yangterdiri dari duabuahpemberatyangmempunyaititiktumpudi bagaian
bawahdistributor.Keduapemberatini ditahanpadadudukannyaolehpegasdanberputardengan
sumbudistributor.Jikakecepatanputarnaik,pemberatterlemparke arahluar(karenapengaruhgaya
sentrifugal)melawantarikanpegasdanakhirnyamemajukanbubungankontakpoin.
Gambar 5: Salah satu contoh Mekanisme Pemaju Pengapian jenis Sentrifugal.
Bubungandapatbergerakbebaspada porosdistributordansaatpemberatbergerakke arah luarakibat
gaya sentrifugal,bubunganbergeser,atauberputar,searahdenganperputaranporos.Hal ini membuat
bubungankontakpoinbersinggunganlebihcepatdengankontakpoin,dengandemikianterjadilah
pemajuanpengapian.
7. Pengendali PengapianVacuum
Interval waktuantarasaat terjadinyapenyalaandansaatdiperolehtekanankompresi maksimumadalah
tidaktetap,tetapi berubah-ubahsesuai kecepatanpembakaran.
– Jikacampuran kaya dantekanankompresi tinggi,diaakanterbakardengansangatcepatsewaktudi
sulut.
– Jikacampuran miskindantekanankompresi rendah,campuranakanterbakardenganlambat.
Walaupun perbandingan kompresi tidak berubah-ubah pada suatu engine, jumlah campuran
udara/bahan bakar di dalam silinder (pada awal langkah kompresi) berubah-ubah sesuai posisi
pembukaan katup throttle, dengan demikian terjadi perubahan pada tekanan kompresi pada
rentang kerja engine.
Gambar 6 : Konstruksi vacuum advancer
Mekanisme pengendali pemajuanpengapianvacuumterdiridari unitdiafragmavacuum, dihubungkan
denganpelatdudukandistributordansisilaindiafragmadihubungkandengansaluranvacuum
karburatormelalui selangvacuum.
Diafragmaditahanpada posisinyaolehpegas.Pelatdudukandankontakpoinakanberputarsaat
diafragmaberhubungandengankevacuumansaluranmasukengine.
Cara Kerja
Pembukaankatupgas/throttle yangkecil akanmemberikantingkatkevacuuman yangtinggi pada
diafragmayangmengakibatkanpelatdudukanberputarmempercepatsaat pengapian.Saatpembukaan
katupthrottle membukasemakinlebar,pengaruhkevacuumanakanmenurunmengurangi pemajuan
saat pengapian.Pembukaanpenuhkatupthrottleakanmemberikantekananudaraluar(tidakada
kevacuuman) terhadapdiafragmamengakibatkantidakterjadipemajuansaatpengapian.
Catatan:
Kerjasama antara pemaju pengapiansentrifugaldan kevacuuman secara otomatismemberikan
perubahan yang pastiterhadap saat pengapian pada setiap rentang kerja engine.
8. Sudut Dwell
SudutDwell adalahbesarnyasudutputaranbubungandistributorsaatkontakpoinmenutup.Sudut
Dwell yangtepatsangatpentingpadacoil pengapian.Coil pengapian,agardapatberkerjadenganbaik
memerlukanwaktualiranarusyangmengalirpadalilitanprimercukuplamaagarmampu
membangkitkanmedanmagnetyangkuatdi sekitarnya.Kekuatanmedanmagnetdigunakanuntuk
memotonglilitansekunderagarmenghasilkanteganganyangdiperlukanuntukmenyalakanbusi.
Gambar 7 : SudutDwell
Celahkontakpoindapatmerubahsudutdwell.Celahkontakpoinyangsempitakanmenaikkansudut
dwell.Ini berarti kontakpointertutuplebihcepatdanmunutupnyaterlambatdanini meningkatkan
sudutdwell.
Besarnyasudutdwell dapatdi tentukandenganrumus:
60% x 360/n.
n = jumlahselinder.
Sudutdwell yangterlalubesardapatmenimbulkankerugian.Kontakpoinmenutuplebihcepatdapat
mempengaruhi kerjacoil pengapiandankondensormenyebabkanpembakaranyangjelekdankontak
pointerbakarkarenapercikanyangberlebihan.
Celahyangbesaratau sudutdwell yangkecil,menyebabkankontakpoinmenutuplambatdanmembuka
lebihcepat,coil tidakpunyawaktuuntukmemperolehkejenuhanmedanmagnetdengandemikian
menimbulkanpembakaranyangjelek.
9. Busi
Busi bergunauntukmenghasilkanbungaapi denganmenggunakantegangantinggi yangdihasilkanoleh
koil.Bungaapi yang dihasilkanolehbusi kemudiandi pergunakanuntukmemulai pembakaran
campuran bahanbakar denganudara yangtelahdi kompresikandi dalamselinder.
Konstruksi busi
Pada busi terdapat dua buah
elektroda yaitu elektroda
tengan dan samping
elektroda tengah mengalirkan arus listrik dari distributor yang kemudian akan melompat menuju
elektroda samping.
Isolatoryangada pada busi untukmencegahbocornyaaruslistriktegangantinggi,sehinggatetap
mengalirmel;alui elektrodatengahdanelektrodasampingteruske masasambil menghasilkanbunga
api dari elektrodatengahke elektrodasamping.
10. Nilai panas busi
Yang dimaksuddengannilai panasbusi adalahkemampuanmeradiasikansejumlahpanasolehbusi.Busi
yang meradiasikanpanasyanglebihbanyakdisebutbusi dinginsebabbusi tersebutakantetapdingin,
sedangkanbusi yangmeradiasikanbusi panassedikitdisebutdenganbusi panas.
Busi dinginmempunyaiujunginsulatoryanglebihpendekkarenapermukaanpersinggungandenganapi
lebihkecil danjalurradiasi panasnyapendek,makaperambatanpanassangatbaikdantempratur
elektrodatengahtidakakannaikterlalutinggi.
Sedangkanbusi panasmempunyai ujunginsulatoryangpanjangdan
permukaansinggungdenganapi yangluassehinggajaluirperambatanpanasmenjadi panjangdan
radiasi panasmenjadi kecil.Akibatnyaterpraturelektrodatengahmenjadi naik.
Gambar8. konstruksibusi
Nilai panasbusi jugadapatditentukandengannomoryangada padabusi,semakintinggi angkaatau
nomorsuatu busi makasemakintinggi nilai panasbusi
Gambar 9. Busi tipe panas dan busi tipe dingin
c. Rangkuman
Distributorberfungsimembagikan(mendistribusikan) arustegangantinggi yangdi hasilkan
(dibangkitkan) olehkumparanskunderpadaignitioncoil ke busi padatiap- tiapselindersesuai dengan
urutan pengapian
Coil pengapianterdiri dari rumahlogamyammeliputilembarpelapislogamuntukmengurangi
kebocoranmedanmagnet.Lilitansekunder,yangmempunyaililitanlebihkurang20.000 lilitankawat
tembagahalusdililitkansecaralangsungke inti besi yangdilaminasi dandisambungkanke terminal
tegangantinggi yangterdapatpada bagiantutupcoil.
Lilitanprimer,terdiri dari 200 – 500 lilitankawattembagayangrelatif tebal,di tempatkandekatdengan
bagianluar sekelililnglilitaansekunder.Panjangdanlebarkawatakanmenyebabkanresistansi lilitan
primerberubahtergantungpadapenggunaannya.
Rangkaianprimermerupakanjaluruntukarusteganganrendahdari baterai (lihatdiagram) danterdiri
dari komponen-komponenberikut:
– SaklarPengapian
– LilitanPrimerCoil
– KontakPoinDistributor
– Kondensor
Rangkaiansekundermerupakanjaluruntukarustegangantinggi yangditingkatkanolehcoil danterdiri
dari komponen-komponenberikut:
– LilitanSekunderCoil
– LenganRotor Distributor
– Tutup Distributor
– Busi-Busi
Kondensormencegah percikanbungaapi padakontakpoinpada saat kontakpointersebutmulai
membuka.Arusyangberlebihanmengalirke dalamkondensorpadasaatkontakpointerpisah.
SudutDwell adalahbesarnyasudutputaranbubungandistributorsaatkontakpoinmenutup.Besarnya
sudutdwell dapatdi tentukandenganrumus:
60% x 360/n.
n = jumlahselinder
Sudutdwell yangterlalubesar,Kontakpoinmenutuplebihcepatdandapatmempengaruhi kerjacoil
pengapian.Yangmenyebabkanpembakaranyangjelekdankontakpointerbakarkarenapercikanyang
berlebihan.
Celahkontakpointyangbesaratau sudutdwell yangkecil,menyebabkankontakpoinmenutuplambat
dan membukalebihcepat,coil tidakpunyawaktuuntukmemperolehkejenuhanmedanmagnetdengan
demikianmenimbulkanpembakaran yangjelek.
Mekanisme sentrifugal advancerberpungsiuntukmemajukansaatpengapiansesuai dengan
pertambahanputaranmesin.
Mekanisme Vakumadvancerberpungsi untukmemundurkanataumemajukansaatpengapianpadasaat
bebanmesinbertambahatauberkurang.
Busi mengeluarkanaruslistriktegangantinggi menajdi loncatanbungaapi melalui elektroda.
Nilai panasbusi adalahkemampuanmeradiasikansejumlahpanasolehbusi.Nilaipanasbusi dapat
ditentukandengannomoryangadapada busi,semakintinggi angkaataunomorsuatubusi maka
semakintinggi nilai panasbusi.
SistemPengapianElektronik
PerbandinganRangkaian Pengapian
Perbedaan utama antara pengapian elektronik dengan yang menggunakan kontak poin adalah
pada bagian rangkaian primer. Kontak poin digantikan oleh pembangkit sinyal elektronik dan
sebuah unit pengendali pengapian elektronik. Pembangkit sinyal digunakan untuk memberikan
impuls listrik untuk memberikan sinyal saat pengapian pada unti pengendali pengapian
elektronik. Unit pengendali akan mensaklarkan rangkaian primer pengapian sebagai sinyal oleh
pembangkit sinyal.
Gambar 10 : Perbandingan rangkaian.
Keuntungansistempengapianelektronik.
– Tidakmenggunakankontakpoin.
– Tidakmemerlukanperawatankontakpoin.
– SudutDwell ditetapkanolehunitpengapian.
– Saat pengapianlebihtepat.
SISTEM PENGAPIAN
SISTEM PENGAPIAN
SISTEM PENGAPIAN
SISTEM PENGAPIAN
SISTEM PENGAPIAN
SISTEM PENGAPIAN
SISTEM PENGAPIAN

More Related Content

What's hot

Proteksi sistem tenaga_listrik
Proteksi sistem tenaga_listrikProteksi sistem tenaga_listrik
Proteksi sistem tenaga_listrikKhairul Jakfar
 
20 010-2-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 010-2-pelatihan cbt otomotif engine (3)20 010-2-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 010-2-pelatihan cbt otomotif engine (3)Eko Supriyadi
 
Rpp bb konv 1 ktsp
Rpp bb konv 1 ktspRpp bb konv 1 ktsp
Rpp bb konv 1 ktspEngKzL
 
Bab. 0 opkr.20 001-2 b perawatan engine bensin
Bab. 0  opkr.20 001-2 b perawatan engine bensinBab. 0  opkr.20 001-2 b perawatan engine bensin
Bab. 0 opkr.20 001-2 b perawatan engine bensinArdye Screamo
 
20 010-3-pelatihan cbt otomotif engine (2)
20 010-3-pelatihan cbt otomotif engine (2)20 010-3-pelatihan cbt otomotif engine (2)
20 010-3-pelatihan cbt otomotif engine (2)Eko Supriyadi
 
20 017-6-pelatihan cbt otomotif engine (1)
20 017-6-pelatihan cbt otomotif engine (1)20 017-6-pelatihan cbt otomotif engine (1)
20 017-6-pelatihan cbt otomotif engine (1)Eko Supriyadi
 
20 017-3-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 017-3-pelatihan cbt otomotif engine (3)20 017-3-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 017-3-pelatihan cbt otomotif engine (3)Eko Supriyadi
 
20 017-6-pelatihan cbt otomotif engine (2)
20 017-6-pelatihan cbt otomotif engine (2)20 017-6-pelatihan cbt otomotif engine (2)
20 017-6-pelatihan cbt otomotif engine (2)Eko Supriyadi
 
Mid manajemen lab dan bengkel
Mid manajemen lab dan bengkelMid manajemen lab dan bengkel
Mid manajemen lab dan bengkellapalutu
 
20 014-1-pelatihan cbt otomotif engine (2)
20 014-1-pelatihan cbt otomotif engine (2)20 014-1-pelatihan cbt otomotif engine (2)
20 014-1-pelatihan cbt otomotif engine (2)Eko Supriyadi
 
20 017-4-pelatihan cbt otomotif engine (2)
20 017-4-pelatihan cbt otomotif engine (2)20 017-4-pelatihan cbt otomotif engine (2)
20 017-4-pelatihan cbt otomotif engine (2)Eko Supriyadi
 
20 010-1-pelatihan cbt otomotif engine (2)
20 010-1-pelatihan cbt otomotif engine (2)20 010-1-pelatihan cbt otomotif engine (2)
20 010-1-pelatihan cbt otomotif engine (2)Eko Supriyadi
 
20 010-3-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 010-3-pelatihan cbt otomotif engine (3)20 010-3-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 010-3-pelatihan cbt otomotif engine (3)Eko Supriyadi
 
20 011-1-pelatihan cbt otomotif engine (2)
20 011-1-pelatihan cbt otomotif engine (2)20 011-1-pelatihan cbt otomotif engine (2)
20 011-1-pelatihan cbt otomotif engine (2)Eko Supriyadi
 
20 017-3-pelatihan cbt otomotif engine (2)
20 017-3-pelatihan cbt otomotif engine (2)20 017-3-pelatihan cbt otomotif engine (2)
20 017-3-pelatihan cbt otomotif engine (2)Eko Supriyadi
 
20 017-7-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 017-7-pelatihan cbt otomotif engine (3)20 017-7-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 017-7-pelatihan cbt otomotif engine (3)Eko Supriyadi
 
20 010-3-pelatihan cbt otomotif engine (1)
20 010-3-pelatihan cbt otomotif engine (1)20 010-3-pelatihan cbt otomotif engine (1)
20 010-3-pelatihan cbt otomotif engine (1)Eko Supriyadi
 
20 012-1-pelatihan cbt otomotif engine (2)
20 012-1-pelatihan cbt otomotif engine (2)20 012-1-pelatihan cbt otomotif engine (2)
20 012-1-pelatihan cbt otomotif engine (2)Eko Supriyadi
 
20 017-1-pelatihan cbt otomotif engine (2)
20 017-1-pelatihan cbt otomotif engine (2)20 017-1-pelatihan cbt otomotif engine (2)
20 017-1-pelatihan cbt otomotif engine (2)Eko Supriyadi
 
20 014-1-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 014-1-pelatihan cbt otomotif engine (3)20 014-1-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 014-1-pelatihan cbt otomotif engine (3)Eko Supriyadi
 

What's hot (20)

Proteksi sistem tenaga_listrik
Proteksi sistem tenaga_listrikProteksi sistem tenaga_listrik
Proteksi sistem tenaga_listrik
 
20 010-2-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 010-2-pelatihan cbt otomotif engine (3)20 010-2-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 010-2-pelatihan cbt otomotif engine (3)
 
Rpp bb konv 1 ktsp
Rpp bb konv 1 ktspRpp bb konv 1 ktsp
Rpp bb konv 1 ktsp
 
Bab. 0 opkr.20 001-2 b perawatan engine bensin
Bab. 0  opkr.20 001-2 b perawatan engine bensinBab. 0  opkr.20 001-2 b perawatan engine bensin
Bab. 0 opkr.20 001-2 b perawatan engine bensin
 
20 010-3-pelatihan cbt otomotif engine (2)
20 010-3-pelatihan cbt otomotif engine (2)20 010-3-pelatihan cbt otomotif engine (2)
20 010-3-pelatihan cbt otomotif engine (2)
 
20 017-6-pelatihan cbt otomotif engine (1)
20 017-6-pelatihan cbt otomotif engine (1)20 017-6-pelatihan cbt otomotif engine (1)
20 017-6-pelatihan cbt otomotif engine (1)
 
20 017-3-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 017-3-pelatihan cbt otomotif engine (3)20 017-3-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 017-3-pelatihan cbt otomotif engine (3)
 
20 017-6-pelatihan cbt otomotif engine (2)
20 017-6-pelatihan cbt otomotif engine (2)20 017-6-pelatihan cbt otomotif engine (2)
20 017-6-pelatihan cbt otomotif engine (2)
 
Mid manajemen lab dan bengkel
Mid manajemen lab dan bengkelMid manajemen lab dan bengkel
Mid manajemen lab dan bengkel
 
20 014-1-pelatihan cbt otomotif engine (2)
20 014-1-pelatihan cbt otomotif engine (2)20 014-1-pelatihan cbt otomotif engine (2)
20 014-1-pelatihan cbt otomotif engine (2)
 
20 017-4-pelatihan cbt otomotif engine (2)
20 017-4-pelatihan cbt otomotif engine (2)20 017-4-pelatihan cbt otomotif engine (2)
20 017-4-pelatihan cbt otomotif engine (2)
 
20 010-1-pelatihan cbt otomotif engine (2)
20 010-1-pelatihan cbt otomotif engine (2)20 010-1-pelatihan cbt otomotif engine (2)
20 010-1-pelatihan cbt otomotif engine (2)
 
20 010-3-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 010-3-pelatihan cbt otomotif engine (3)20 010-3-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 010-3-pelatihan cbt otomotif engine (3)
 
20 011-1-pelatihan cbt otomotif engine (2)
20 011-1-pelatihan cbt otomotif engine (2)20 011-1-pelatihan cbt otomotif engine (2)
20 011-1-pelatihan cbt otomotif engine (2)
 
20 017-3-pelatihan cbt otomotif engine (2)
20 017-3-pelatihan cbt otomotif engine (2)20 017-3-pelatihan cbt otomotif engine (2)
20 017-3-pelatihan cbt otomotif engine (2)
 
20 017-7-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 017-7-pelatihan cbt otomotif engine (3)20 017-7-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 017-7-pelatihan cbt otomotif engine (3)
 
20 010-3-pelatihan cbt otomotif engine (1)
20 010-3-pelatihan cbt otomotif engine (1)20 010-3-pelatihan cbt otomotif engine (1)
20 010-3-pelatihan cbt otomotif engine (1)
 
20 012-1-pelatihan cbt otomotif engine (2)
20 012-1-pelatihan cbt otomotif engine (2)20 012-1-pelatihan cbt otomotif engine (2)
20 012-1-pelatihan cbt otomotif engine (2)
 
20 017-1-pelatihan cbt otomotif engine (2)
20 017-1-pelatihan cbt otomotif engine (2)20 017-1-pelatihan cbt otomotif engine (2)
20 017-1-pelatihan cbt otomotif engine (2)
 
20 014-1-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 014-1-pelatihan cbt otomotif engine (3)20 014-1-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 014-1-pelatihan cbt otomotif engine (3)
 

Similar to SISTEM PENGAPIAN

Modul penggunaan dan pemeliharaan hidrometer
Modul penggunaan dan pemeliharaan hidrometerModul penggunaan dan pemeliharaan hidrometer
Modul penggunaan dan pemeliharaan hidrometerLeo Sausul
 
20 011-1-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 011-1-pelatihan cbt otomotif engine (3)20 011-1-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 011-1-pelatihan cbt otomotif engine (3)Eko Supriyadi
 
20 012-1-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 012-1-pelatihan cbt otomotif engine (3)20 012-1-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 012-1-pelatihan cbt otomotif engine (3)Eko Supriyadi
 
Rpp kelas xi otomotif 003 b kikin
Rpp kelas xi otomotif   003 b kikinRpp kelas xi otomotif   003 b kikin
Rpp kelas xi otomotif 003 b kikinEKO SUPRIYADI
 
Rpp kelas xi otomotif 012 b kikin
Rpp kelas xi otomotif   012 b kikinRpp kelas xi otomotif   012 b kikin
Rpp kelas xi otomotif 012 b kikinEKO SUPRIYADI
 
20 010-2-pelatihan cbt otomotif engine (1)
20 010-2-pelatihan cbt otomotif engine (1)20 010-2-pelatihan cbt otomotif engine (1)
20 010-2-pelatihan cbt otomotif engine (1)Eko Supriyadi
 
Memperbaiki reparasi radio
Memperbaiki reparasi radioMemperbaiki reparasi radio
Memperbaiki reparasi radioEko Supriyadi
 
20 011-1-pelatihan cbt otomotif engine (1)
20 011-1-pelatihan cbt otomotif engine (1)20 011-1-pelatihan cbt otomotif engine (1)
20 011-1-pelatihan cbt otomotif engine (1)Eko Supriyadi
 
Uraian CPL 5 2015.pdf
Uraian CPL 5 2015.pdfUraian CPL 5 2015.pdf
Uraian CPL 5 2015.pdfharpitojasri
 
Rpp kelas xi otomotif 010 b kikin
Rpp kelas xi otomotif   010 b kikinRpp kelas xi otomotif   010 b kikin
Rpp kelas xi otomotif 010 b kikinEKO SUPRIYADI
 
PENGGUNAAN DAN PEMELIHARAAN ALAT UKUR.pdf
PENGGUNAAN DAN PEMELIHARAAN ALAT UKUR.pdfPENGGUNAAN DAN PEMELIHARAAN ALAT UKUR.pdf
PENGGUNAAN DAN PEMELIHARAAN ALAT UKUR.pdfssuserc213ed
 
Materi ajar perbaikan peripheral dan job sheet
Materi ajar perbaikan peripheral dan job sheetMateri ajar perbaikan peripheral dan job sheet
Materi ajar perbaikan peripheral dan job sheetSilver Krissan
 
Rpp kelas xi otomotif 002 b kikin
Rpp kelas xi otomotif   002 b kikinRpp kelas xi otomotif   002 b kikin
Rpp kelas xi otomotif 002 b kikinEKO SUPRIYADI
 
1. Menerapkan cara perawatan sistem utama Engine dan mekanisme katup.doc
1. Menerapkan cara perawatan sistem utama Engine dan mekanisme katup.doc1. Menerapkan cara perawatan sistem utama Engine dan mekanisme katup.doc
1. Menerapkan cara perawatan sistem utama Engine dan mekanisme katup.docsmknegeri1sitinjo
 
Rpp kkpmi kd 11
Rpp kkpmi  kd 11Rpp kkpmi  kd 11
Rpp kkpmi kd 11Iim Rohim
 
Panduan kerja-praktek-teknik-mesin-universitas-lampung-lengkap
Panduan kerja-praktek-teknik-mesin-universitas-lampung-lengkapPanduan kerja-praktek-teknik-mesin-universitas-lampung-lengkap
Panduan kerja-praktek-teknik-mesin-universitas-lampung-lengkapRaden Arum Setia Priadi
 
20 017-7-pelatihan cbt otomotif engine (1)
20 017-7-pelatihan cbt otomotif engine (1)20 017-7-pelatihan cbt otomotif engine (1)
20 017-7-pelatihan cbt otomotif engine (1)Eko Supriyadi
 
20 012-1-pelatihan cbt otomotif engine (1)
20 012-1-pelatihan cbt otomotif engine (1)20 012-1-pelatihan cbt otomotif engine (1)
20 012-1-pelatihan cbt otomotif engine (1)Eko Supriyadi
 
50 011-4-pelatihan cbt otomotif electrical (2)
50 011-4-pelatihan cbt otomotif electrical (2)50 011-4-pelatihan cbt otomotif electrical (2)
50 011-4-pelatihan cbt otomotif electrical (2)Eko Supriyadi
 

Similar to SISTEM PENGAPIAN (20)

Bab 1
Bab 1Bab 1
Bab 1
 
Modul penggunaan dan pemeliharaan hidrometer
Modul penggunaan dan pemeliharaan hidrometerModul penggunaan dan pemeliharaan hidrometer
Modul penggunaan dan pemeliharaan hidrometer
 
20 011-1-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 011-1-pelatihan cbt otomotif engine (3)20 011-1-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 011-1-pelatihan cbt otomotif engine (3)
 
20 012-1-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 012-1-pelatihan cbt otomotif engine (3)20 012-1-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 012-1-pelatihan cbt otomotif engine (3)
 
Rpp kelas xi otomotif 003 b kikin
Rpp kelas xi otomotif   003 b kikinRpp kelas xi otomotif   003 b kikin
Rpp kelas xi otomotif 003 b kikin
 
Rpp kelas xi otomotif 012 b kikin
Rpp kelas xi otomotif   012 b kikinRpp kelas xi otomotif   012 b kikin
Rpp kelas xi otomotif 012 b kikin
 
20 010-2-pelatihan cbt otomotif engine (1)
20 010-2-pelatihan cbt otomotif engine (1)20 010-2-pelatihan cbt otomotif engine (1)
20 010-2-pelatihan cbt otomotif engine (1)
 
Memperbaiki reparasi radio
Memperbaiki reparasi radioMemperbaiki reparasi radio
Memperbaiki reparasi radio
 
20 011-1-pelatihan cbt otomotif engine (1)
20 011-1-pelatihan cbt otomotif engine (1)20 011-1-pelatihan cbt otomotif engine (1)
20 011-1-pelatihan cbt otomotif engine (1)
 
Uraian CPL 5 2015.pdf
Uraian CPL 5 2015.pdfUraian CPL 5 2015.pdf
Uraian CPL 5 2015.pdf
 
Rpp kelas xi otomotif 010 b kikin
Rpp kelas xi otomotif   010 b kikinRpp kelas xi otomotif   010 b kikin
Rpp kelas xi otomotif 010 b kikin
 
PENGGUNAAN DAN PEMELIHARAAN ALAT UKUR.pdf
PENGGUNAAN DAN PEMELIHARAAN ALAT UKUR.pdfPENGGUNAAN DAN PEMELIHARAAN ALAT UKUR.pdf
PENGGUNAAN DAN PEMELIHARAAN ALAT UKUR.pdf
 
Materi ajar perbaikan peripheral dan job sheet
Materi ajar perbaikan peripheral dan job sheetMateri ajar perbaikan peripheral dan job sheet
Materi ajar perbaikan peripheral dan job sheet
 
Rpp kelas xi otomotif 002 b kikin
Rpp kelas xi otomotif   002 b kikinRpp kelas xi otomotif   002 b kikin
Rpp kelas xi otomotif 002 b kikin
 
1. Menerapkan cara perawatan sistem utama Engine dan mekanisme katup.doc
1. Menerapkan cara perawatan sistem utama Engine dan mekanisme katup.doc1. Menerapkan cara perawatan sistem utama Engine dan mekanisme katup.doc
1. Menerapkan cara perawatan sistem utama Engine dan mekanisme katup.doc
 
Rpp kkpmi kd 11
Rpp kkpmi  kd 11Rpp kkpmi  kd 11
Rpp kkpmi kd 11
 
Panduan kerja-praktek-teknik-mesin-universitas-lampung-lengkap
Panduan kerja-praktek-teknik-mesin-universitas-lampung-lengkapPanduan kerja-praktek-teknik-mesin-universitas-lampung-lengkap
Panduan kerja-praktek-teknik-mesin-universitas-lampung-lengkap
 
20 017-7-pelatihan cbt otomotif engine (1)
20 017-7-pelatihan cbt otomotif engine (1)20 017-7-pelatihan cbt otomotif engine (1)
20 017-7-pelatihan cbt otomotif engine (1)
 
20 012-1-pelatihan cbt otomotif engine (1)
20 012-1-pelatihan cbt otomotif engine (1)20 012-1-pelatihan cbt otomotif engine (1)
20 012-1-pelatihan cbt otomotif engine (1)
 
50 011-4-pelatihan cbt otomotif electrical (2)
50 011-4-pelatihan cbt otomotif electrical (2)50 011-4-pelatihan cbt otomotif electrical (2)
50 011-4-pelatihan cbt otomotif electrical (2)
 

SISTEM PENGAPIAN

  • 1. BAB. I PENDAHULUAN A. Deskripsi Modul perbaikan sistem pengapian dan komponennya bertujuan untuk mempersiapkan Siswa menjadi pelaksana pemeriksaan sistem pengapian yang memiliki pengetahuan dan keterampilan melakukan rutinitas pemeriksaan sistem pengapian. Modul ini terdiri atas tiga kegitan belajar. Kegiatan belajar 1 membahas tentang fungsi dan cara kerja komponen sistem pengapian konvensional. Kegiatan belajar 2 membahas sistem pengapian elektronik dan macammacamnya. Kegiatan belajar 3 membahas tentang: Perbaikan dan penyetelan komponen sistem pengapian. Setelah mempelajari modul diharapkan peserta diklat memperoleh pengetahuan dan keterampilan sebagai berikut: – Memberikan dasar-dasar pengetahuan dan keterampilan tentang pekerjaan pemeriksaan sistem pengapian. – Sasarannya adalah segala macam pekerjaan yang menggunakan proses pemeriksaan sistem pengapian yang ada di industri maupun dibengkelbengkel kerja meliputi: a) Menyiapkan peralatan b) Mengoperasikan paralatan dan menyiapkan alat-alat Bantu c) Melakukan pemeriksaan sistem pengapian – Penekanan pembelajaran dari unit ini adalah hal-hal Araktik tentang melakukan rutinitas pemeriksaan sistem pengapian sesuai dengan spesifikasi pabrik. – Kondisi keselamatan dan kesehatan kerja yang selalu diperhatikan. – Penggunaan alat-alat yang sesuai dengan fungsi dan kegunaannya. – Bekerja berdasarkan prosedur operasi standar – Lingkungan kerja yang sehat dan aman dengan sirkulasi tata udara yang memadai. B. Prasyarat Sebelum memulai modul ini, peserta diklat pada Bidang Keahlian Mekanik Otomotif harus sudah menyelesaikan modul-modul prasyarat seperti terlihat dalam diagram pencapaian
  • 2. kompetensi maupun peta kedudukan modul. Prasyarat mempelajari modul OPKR-50-011B antara lain adalah OPKR-50-008B. C. Petunjuk Penggunaan Modul 1. Rambu-rambu belajar bagi Peserta Diklat Untuk memperoleh hasil belajar secara maksimal, dalam menggunakan modul ini maka langkah- langkah yang perlu dilaksanakan antara lain: a. Bacalah dan pahami dengan seksama uraian-uraian materi yang ada pada masing-masing kegiatan belajar. Bila ada materi yang kurang jelas, peserta diklat dapat bertanya pada Guru atau Instruktur yang mengampu kegiatan beiajar. b. Kerjakan tugas test formatif (soal latihan) untuk mengetahui seberapa besar pemahaman yang telah dimiliki terhadap materi-materi yang dibahas dalam setiap kegiatan belajar. c. Untuk kegiatan belajar yang terdiri dari teori clan praktik, perhatikanlah hal-hal berikut ini: 1) Perhatikan petunjuk-petunjuk keselamatan kerja yang berlaku 2) Pahami setiap langkah kerja (prosedur praktikum) dengan baik 3) Sebelum melaksanakan praktikum, identifikasi (tentukan) peralatan dan bahan yang diperlukan dengan cermat 4) Gunakan alat sesuai prosedur pemakaian yang benar 5) Untuk melakukan kegiatan praktikum yang belum jelas, harus meminta izin Guru atau Instruktur terlebih dahulu 6) Setelah selesai, kembalikan alat dan bahan ke tempatnya. d. Jika belum menguasai level materi yang diharapkan, ulangi lagi pada kegiatan belajar sebelumnya atau bertanyalah kepada Guru atau Instruktur yang mengampu kegiatan pembelajaran yang bersangkutan. 2. Peran bagi Guru/Instruktur pengampu: 1. Membantu peserta diklat dalam merencanakan proses belajar 2. Membimbing peserta diklat melalui tugas-tugas pelatihan yang dijelaskan dalam tahap belajar 3. Membantu peserta diklat dalam memahami konsep, praktik baru, dan menjawab pertanyaan peserta diklat mengenai proses belajar peserta diklat
  • 3. 4. Membantu peserta diklat untuk menentukan clan mengakses sumber tambahan lain yang diperlukan untuk belajar 5. Mengorganisasikan kegiatan belajar kelompok 6. Merencanakan seorang ahli/pendamping Guru dari tempat kerja untuk membantu jika diperlukan 7. Mencatat kemajuan belajar Siswa 8. Melakukan penilaian 9. Menjelaskan kepada Siswa, bagian-bagian yang perlu diulang/ diperbaiki dan merundingkan rencana pemelajaran selanjutnya. D. Tujuan Akhir Tujuan akhir dari kegiatan belajar pada modul ini adalah: 1. Memberikan dasar-dasar pengetahuan clan keterampilan tentang melakukan pemeriksaan sistem pengapian. 2. Sasarannya adalah segala macam pekerjaan yang berhubungan dengan melakukan pemeriksaan sistem pengapian, yang terdiri dari: a. Menyiapkan peralatan yang akan digunakan b. Menyiapkan seperangkat sistem pengapian/Analiyzer engine c. Menentukan peralatan tambahan yang akan digunakan d. Melakukan kegiatan pemeriksaan sistem pengapian 3. Penekanan pembelajaran adalah pada hal-hal praktik tentang melakukan kegiatan pemeriksaan sistem pengapian sesuai buku manual kendaraan. 4. Kondisi keselamatan dan kesehatan kerja yang selalu diperhatikan. 5. Penggunaan alat-alat yang sesuai dengan fungsi clan kegunaannya. 6. Bekerja berdasarkan prosedur operasi standar. 7. Lingkungan kerja yang sehat dan aman dengan sirkulasi tata udara yang memadai.
  • 4. E. Kompetensi Bidang Keahlian : Teknik Mesin Program Keahlian : Teknik Mekanik Otomotif Kompetensi : Perbaikan Sistem Pengapian Kode : OPKR-50-011B Alokasi Waktu : 60 Jam Pembelajaran @ 45 menit SUB KOMPETEN SI KRITERIA UNJUK KERJA LINGKU P BELAJA R MATERI POKOK PEMBELAJARAN SIKA P PENGETAHUA N KETERAMPILA N Memperbaiki Sistem Pengapian dan Komponennya  Sistem Pengapian diperbaiki tanpa menyebabkan kerusakan terhadap komponen atau sistem lainnya  Mengakses informasi yang benar tentang spesifikasi pabrik yang dapat dipahami  Perbaikan, penyetelan dan penggantian komponen dilaksanakan dengan menggunakan peralatan, teknik dan material yang sesuai  Sistem pengapian diuji dan hasilnya dicatat menurut prosedur dan kebijakan perusahaan
  • 5. SUB KOMPETEN SI KRITERIA UNJUK KERJA LINGKU P BELAJA R MATERI POKOK PEMBELAJARAN SIKA P PENGETAHUA N KETERAMPILA N  Perbaikan seluruhnya dilaksanakan sesuai dengan SOP, Undang- undang K3 dan Prosedur/kebijak an Pemerintah  Konstruksi dan prinsip sistem kerja pengapian  Analisa kerusakan komponen sistem pengapian  Prosedur perbaikan sistem pengapian  Standar prosedur keselamatan kerja  Melaksanakan tugas rutin dengan prosedur yang ditetapkan dimana kemajuan, keterampilan seseorang diawasi secara berkala oleh pengawas  Melaksanakan tugas yang lebih luas dan sulit dengan peningkatan kemandirian dan tanggung jawab individu. Hasil pekerjaan diperiksa oleh
  • 6. SUB KOMPETEN SI KRITERIA UNJUK KERJA LINGKU P BELAJA R MATERI POKOK PEMBELAJARAN SIKA P PENGETAHUA N KETERAMPILA N pengawas  Melaksanakan tugas kompleks dan non rutin  Menjadi mandiri dan tanggung jawab pada pekerjaan lain  Konstruksi dan cara kerja sistem pengapian sesuai penggunaanya  Prosedur pengukuran dan pengujian  Persyaratan keamanan kendaraan, perlengkapan dan keselamatan diri  Pola pengapian  Mengumpulkan, menganalisa dan mengorganisasi- kan informasi  Merencanakan dan mengorganisasi- kan kegiatan  Penggunaan gagasan teknis dan matematis  Pemecahan masalah  Penggunaan teknologi F. Cek Kemampuan
  • 7. Sebelum mempelajari modul OPKR-50-011B, isilah dengan cek list (√) kemampuan yang telah dimiliki peserta diklat dengan sikap jujur dan dapat dipertanggungjawabkan: KOMPETENSI/ SUB KOMPETENSI PERNYATAAN JAWABAN BILA JAWABAN “YA” KERJAKANYA TIDAK Memperbaiki sistem pengapian dan komponennya Saya dapat menjelaskan fungsi dan cara kerja komponen sistem pengapian elektronik. Soal Tes Formatif 1. Saya dapat menjelaskan macam-macam dan cara kerja sistem pengapian elektronik. Soal Tes Formatif 2. Saya dapat melakukan perbaikan dan penyetelan sistem pengapian. Soal Tes Formatif 3. Apabila peserta diklat menjawab Tidak, pelajari modul ini. BAB. II PEMELAJARAN A. RENCANA BELAJAR PESERTA DIKLAT Suatu kegiatan pendidikan clan latihan (Diklat) menjadi jelas dan terlihat titik bidiknya hingga dapat membuahkan hasil kompetensi clan sub kompetensi yang baik bagi para peserta Diklat, maka peserta Diklat terlebih dahuiu harus menentukan sasaran dengan menjabarkan sebuah rencana kegiatan belajar. Untuk itu isilah format berikut ini sesuai maksud dari masing-masing kolom pada table di bawah ini. lakukanlah konsultasi secara kontinyu kepada Guru/Pembimbing. Kompetensi : Perbaikan Sistem Pengapian Sub Kompetensi : Memperbaiki Sistem Pengapian dan Komponennya Kode Modul : OPKR 50.011B Alokasi Waktu : 60 Jam Pembelajaran Tahun Pelajaran : …………/……………..
  • 8. Jenis Kegiatan Tanggal Waktu Tempat Belajar Alasan Perubahan Paraf Guru Memperbaiki Sistem Pengapian dan Komponennya 1.1. Sistem Pengapian Diperbaiki tanpa menyebabkan kerusakan terhadap komponen atau sistem lainnya. 1.2. Mengakses Informasi yang benar dari spesifikasi pabrik dan dapat dipahami. 1.3. Pelaksanaan perbaikan, penyetelan dan penggantian komponen dilaksanakan dengan menggunakan peralatan, teknik dan material yang sesuai. PesertaDiklat harus selalu mengkonsultasikan setiap pengisian uraian pada Guru/pembimbing tentang “Jenis Kegiatan, Tanggal, Waktu, Tempat, dan alasan perubahaan” untuk mendapatkan kompetensi atau sub kompetensi yang sesuai dengan standard kompetensi prosedur pelaksanaan/SOP. B. KEGIATAN BELAJAR Kegiatan Belajar 1. Sistem Pengapian Diperbaiki Tanpa Menyebabkan Kerusakan Terhadap Komponen Atau Ssistem Lainnya
  • 9. a. Tujuan Kegiatan Pembelajaran Setelah selesai pembelajaran modul ini tanpa bantuan Guru/Pembimbing para peserta diklat diharapkan dapat: 1. Menjelaskan fungsi sistem pengapian 2. Menjelaskan fungsi komponen-komponen pengapian 3. Menjelaskan cara kerja koil pengapian 4. Menjelaskan cara kerja kondensor 5. Menjelaskan cara kerja mekanisme sistem edvancer pengapian 6. Menjelaskan pengertian sudut dwell 7. Membedakan nilai panas busi b. Uraian Materi 1. Tujuan Sistem Pengapian Tujuan penggunaan system pengapian pada kendaraan adalah menyediakan percikan bunga api bertegangan tinggi pada busi untuk membakar campuran udara/bahan bakar di dalam ruang bakar engine. Gambar 1. Sistem Pengapian Konvesional 2. Fungsi bagian-bagian komponen Baterai a. Baterai Menyediakan arus listrik tegangan rendah untuk ignation coil. b. Ignation Coil Menaikan tegangan yang di terima dari baterai menjadi tegangan tinggi yang diperlukan untuk pengapian. c. Distributor
  • 10. Berfungsi membagikan (mendistribusikan) arus tegangan tinggi yang dihasilkan (dibangkitkan) oleh kumparan skunder pada ignation coil ke busi pada tiap-tiap selinder sesuai dengan urutan pengapian. Bagian-bagian ini terdiri dari: – Cam (nok) Membuka Kontak point (platina) pada sudut cam shaftt yang tepat untuk masing-masing selinder. – Kontak point Memutuskan arus listrik yang mengalir melalui kumparan primer dari ignation coil untuk menghasilkan arus listrik tegangan tinggi. – Capasitor (condensor) Menyerap lompatan bunga api yang terjadi antara breaker point pada Saat membuka dengan tujuan menaikan tegangan coil skunder. – Centrifugal governor advancer Memajukan saat pengapian sesuai dengan putaran mesin. – Vacuum Advancer Memajukan saat pengapian sesuai dengan beban mesin (vacuum Intake manifold) – Rotor Membagikan arus listrik tegangan tinggi yang di hasilkan oleh ignation coil ke tiap-tiap busi. – Distributor Cap Membagikan arus listrik tegangan tinggi dari rotor ke kabel tegangan tinggi untuk masing- masing selinder. d. Kabel tegangan tinggi Mengalirkan arus listrik tegangan tinggi dari ignation coil ke busi. e. Busi Mengeluarkan arus listrik tegangan tinggi menajdi loncatan bunga api melalui elektroda.
  • 11. 3. Prosedur Cara Kerja dan Karakteristik Komponen Pengapian a. Coil Pengapian Konstruksi Gambar 2. Konstruksi Coil Pengapian yang umum Coil pengapian terdiri dari rumah logam yang meliputi lembar pelapis logam untuk mengurangi kebocoran medan magnet. Lilitan sekunder, yamg mempunyai lilitan lebih kurang 20.000 lilitan kawat tembaga halus dililitkan secara langsung ke inti besi yang dilaminasi dan disambungkan ke terminal tegangan tinggi yang terdapat pada bagian tutup coil. Karena tegangan tinggi diberikan pada inti besi, inti harus diisolasi oleh tutup dan insolator tambahan diberikan di bagian dasar. Lilitan primer, terdiri dari 200-500 lilitan kawat tembaga yang relatif tebal, di tempatkan dekat dengan bagian luar sekelililng lilitan sekunder. Panjang dan lebar kawat akan menyebabkan resistansi lilitan primer berubah tergantung pada penggunaannya. Coil pengapian adalah transformator peningkat tegangan. Coil menghasilkan pulsa-pulsa tegangan tinggi yang dikirimkan ke busi-busi untuk menyulut campuran bahan bakar/udara di tabung engine. Lilitan primer coil, menyimpan energi dalam bentuk medan magnet. Pada waktu yang ditentukan kontak poin terbuka, arus primer berhenti mengalir dan medan magnet kolap memotong coil sekunder menghasilkan tegangan tinggi ke dalamnya. Tegangan sekunder menyalakan busi. Cara Kerja Sistem Pengapian § Rangkaian Primer Gambar 3. Rangkaian Primer Sistem Pengapian Rangkaian primer merupakan jalur untuk arus tegangan rendah dari baterai (lihat diagram) dan terdiri dari komponen-komponen berikut: – Saklar Pengapian Lilitan – Lilitan Primer Coil – Kontak Poin Distributor – Kondensor
  • 12. § Rangkaian Sekunder Gambar 4. Rangkaian Sekunder Sistem Pengapian Rangkaian sekunder merupakan jalur untuk arus tegangan tinggi yang ditingkatkan oleh coil dan terdiri dari komponen-komponen berikut: – Lilitan Sekunder Coil – Lengan Rotor Distributor – Tutup Distributor – Busi-Busi § Cara Kerja Pengapian induktif a. Cara Kerja Kontak Poin tertutup Arus dari baterai mengalir melalui lilitan-lilitan primer coil, membentuk medan magnit, metalui kontak poin ke massa. Distributor Gambar 5. Cara Keya Pengapian Poin-Poin Tertutup b. Cara Kerja Pengapian Kontak Poin Terbuka Pada saat poin-poin terbuka oleh bubungan pemutus yang berputar, aliran arus primer terputus. Medan magnit di sekitar lilitan primer coil kolap dan menyebabkan tegangan tinggi (4000- 30.000 volt) pada lititan-lilitan sekunder. Sentakan tegangan tinggi ini ‘mendorong’ arus melalui kabel coil tegangan tinggi ke distributor dan kemudian ke busi-busi. Siklus keseluruhan ini terjadi 50 sampai 150 kali per detik tergantung pada kecepatan engine. Distributor Gambar 6. Cara Kerja Pengapian Kontak-Poin Terbuka b. Kondensor
  • 13. Konden sor Gambar 7. Konden sor Dipasan g Pada Distribu tor Kondensor mencegah percikan bunga api pada poin-poin pada saat poin-poin tersebut mulai membuka. Arus yang berlebihan mengalir ke dalam kondensor pada saat poin-poin terpisah. Sebuah Kondensor terdiri dari beberapa lembar kertas timah masing-masing lapisan diberi isolasi kertas paraffin, lembar tersebut digulung dengan ketat sehingga berbentuk silinder, masing- masing kumpulan plat dihubungkan dengan satu kawat sebagai kutub positif dan negatif. Kondensor biasanya dipasang didalam distributor dan ada juga yang dipasang diluar distributor. Kondensor itu diperlukan karena: – Poin-poin membuka dan menutup secara mekanis; gerakan tersebut sangat lambat dibandingkan dengan kecepatan aliran arus – Poin-poin tersebut hanya membuka sedikit – Tegangan di dalam coil dapat menjadi sangat tinggi Tanpa kondensor, yang terjadi adalah: – Tegangan induksi di dalam lilitan primer menjadi sangat tinggi mendorong arus meloncati celah membakar permukaan kontak poin. Aliran arus tidak dapat cepat berhenti, dan medan magnit kolap sangat lambat. Karenanya tegangan sekunder terlalu rendah untuk menyalakan busi. Cara Kerja Kondensor Tahap 1. Poin Tertutup
  • 14. Gamb rar 8. Cara Kerja Kond ensor Konta k- Poin Tertutup. Dan Osiloskop MenunjukkanTegangan Kondensor Arus mengalir melalui lilitan primer ke masa melalui poin yang tertutup. Medan magnit terbentuk di sekeliling coil pengapian. Pola osiloskop mengilustrasikan perubahan polaritas tegangan pada rangkaian kondensor coil. Tingkat tegangan adalah 12 V pada satu arah. Tahap 2. Poin Terbuka Gambar 9. Cara Kerja Kondensor Poin Terbuka. Dan Ositoskop Tegangan Kondenwr Naik Medan magnit kolap, menginduksi tegangan ke dalam lilitan sekunder. Karena medan magnit juga kolap memotong lilitan primer maka tegangan tinggi (kira-kira 300 V) diinduksi kedalamnya juga. Tegangan ini akan menyebabkan arus mengalir ke dalam kondensor. Tegangan kondensor akan naik sampai tegangannya sama dengan tegangan coil. Tahap 3. Gambar 10. Pengosongan Kondensor dan Osiloskop Tegangan Kondensor turun Tegangan primer mulai menurun. Tegangan kondensor sekarang akan mendorong balik arus listrik kembali ke lilitan primer coil, hal ini memaksa medan magnet yang kolap mengalami kolap lebih cepat yang akan menghasilkan percikan bunga api sekunder yang lebih besar. Gaya medan magnet yang kolap menghasilkan tegangan induksi dengan arah yang berlawanan. Tahap 4 Gambar 11. Langkah Pengisian/dan Osiloskop Pengosongan Kondensor
  • 15. Berkaitan dengan pengaruh medan magnet kondensor dan arus pada lilitan sekunder, gerak gaya listrik balik dihasilkan pada lilitan primer beberapa kali. Arus akan mengalir masuk dan keluar pada kondensor melalui lilitan sampai energi listriknya hilang. Hal ini menimbulkan efek osilasi. c. Pengendali Pengapian Sentrifugal Untuk mendapatkan saat pemajuan yang diperlukan saat putaran engine naik, distributor mempunyai mekanisme sentrifugal yang terdiri dari dua buah pemberat yang mempunyai titik tumpu di bagian bawah distributor. Kedua pemberat ini ditahan pada dudukannya oleh pegas dan berputar dengan sumbu distributor. Jika kecepatan putar naik, pemberat terlempar ke arah luar (karena pengaruh gaya sentrifugal) melawan tarikan pegas dan akhirnya memajukan bubungan kontak point. Gambar 12. Salah satu contoh Mekanisme Pemaju Pengapian Jenis Sentrifugal Bubungan dapat bergerak bebas pada poros distributor dan saat pemberat bergerak ke arah luar akibat gaya sentrifugal, bubungan bergeser, atau berputar, searah dengan perputaran poros. Hal ini membuat bubungan kontak poin bersinggungan lebih cepat dengan kontak poin, dengan demikian terjadilah pemajuan pengapian. d. Pengendali Pengapian Vacuum Interval waktu antara saat terjadinya penyalaan dan saat diperoleh tekanan kompresi maksimum adalah tidak tetap, tetapi berubah-ubah sesuai kecepatan pembakaran. – Jika campuran kaya dan tekanan kompresi tinggi, dia akan terbakar dengan sangat cepat sewaktu di sulut – Jika campuran miskin dan tekanan kompresi rendah, campuran akan terbakar dengan lambat Walaupun perbandingan kompresi tidak berubah-ubah pada suatu engine, jumlah campuran udara/bahan bakar di dalam silinder (pada awal langkah kompresi) berubah-ubah sesuai posisi pembukaan katup throttle, dengan demikian terjadi perubahan pada tekanan kompresi pada rentang kerja engine. Mekanisme pengendali pemajuan pengapian vacuum terdiri dari unit diafragma vacuum, dihubungkan dengan pelat dudukan distributor dan sisi lain diafragma dihubungkan dengan saluran vacuum karburator melalui selang vacuum. Diafragma ditahan pada posisinya oleh pegas. Pelat dudukan dan kontak poin akan berputar saat diafragma berhubungan dengan kevacuuman saluran masuk engine.
  • 16. § Cara Kerja Pembukaan katup throttle yang kecil akan memberikan tingkat kevacuuman yang tinggi pada diafragma yang mengakibatkan pelat dudukan berputar mempercepat saat pengapian. Saat pembukaan katup throttle membuka semakin lebar, pengaruh kevacuuman akan menurun mengurangi pemajuan saat pengapian. Pembukaan penuh katup throttle akan memberikan tekanan udara luar (tidak ada kevacuuman) terhadap diafragma mengakibatkan tidak terjadi pemajuan saat pengapian. Catatan: Kerjasama antara pemaju pengapian sentrifugal dan kevacuuman secara otomatis memberikan perubahan yang pasti terhadap saat pengapian pada setiap rentang kerja engine. Sudut Dwell Sudut Dwell adalah besarnya sudut putaran bubungan distributor saat kontak poin menutup. Sudut Dwell yang tepat sangat penting pada coil pengapian. Coil pengapian, agar dapat bekerja dengan baik memerlukan waktu aliran arus yang mengalir pada lilitan primer cukup lama agar mampu membangkitkan medan magnet yang kuat di sekitarnya. Kekuatan medan magnet digunakan untuk memotong liiitan sekunder agar menghasilkan tegangan yang diperlukan untuk menyalakan busi. a. b. c. Gambar 13. Sudut Dwell Keterangan: a) Kontak Poin Tertutup b) Celah Kontak Poin Besar, sudut Dwell kecil
  • 17. c) Celah kontak Poin kecil, sudut Dwell besar Celah kontak poin dapat merubah sudut dwell. Celah kontak poin yang sempit akan menaikkan sudut dwell. Ini berarti kontak poin tertutup lebih cepat dan menutupnya terlambat dan ini meningkatkan sudut dwell. Besarnya sudut dwell dapat di tentukan dengan rumus: 60% x 360/n. n = jumlah selinder. Sudut dwell yang terlalu besar dapat menimbulkan kerugian. Kontak poin menutup lebih cepat dapat mempengaruhi kerja coil pengapian dan kondensor menyebabkan pembakaran yang jelek dan kontak poin terbakar karena percikan yang berlebihan. Celah yang besar atau sudut dwell yang kecil, menyebabkan kontak poin menutup lambat dan membuka lebih cepat, coil tidak punya waktu untuk memperoleh kejenuhan medan magnet dengan demikian menimbulkan pembakaran yang jelek. e. Busi Busi berguna untuk menghasilkan bunga api dengan menggunakan tegangan tinggi yang dihasilkan oleh koil. Bunga api yang dihasilkan oleh busi kemudian di pergunakan untuk memulai pembakaran campuran bahan bakar dengan udara yang telah di kompresikan di dalam selinder. § Konstruksi busi Gambar 14. Konstruksi Busi Pada busi terdapat dua buah elektroda yaitu elektroda tengah dan samping elektroda tengah mengalirkan arus listrik dari distributor yang kemudian akan melompat menuju elektroda samping. Isolator yang ada pada busi untuk mencegah bocornya arus listrik tegangan tinggi, sehingga tetap mengalir melalui elektroda tengah dan elektroda samping terus ke masa sambil menghasilkan bunga api dari elektroda tengah ke elektroda samping. § Nilai panas busi Yang dimaksud dengan nilai panas busi adalah kemampuan meradiasikan sejumlah panas oleh busi. Busi yang meradiasikan panas yang lebih banyak disebut busi dingin sebab busi tersebut akan tetap dingin, sedangkan busi yang meradiasikan panas sedikit disebut dengan busi panas.
  • 18. Busi dingin mempunyai ujung isolator yang lebih pendek karena permukaan persinggungan dengan api lebih kecil dan jalur radiasi panasnya pendek, maka perambatan panas sangat baik dan temperatur elektroda tengah tidak akan naik terlalu tinggi. Sedangkan busi panas mempunyai ujung isolator yang panjang dan permukaan singgung dengan api yang luas sehingga jalur perambatan panas menjadi panjang dan radiasi panas menjadi kecil. Akibatnya temperatur elektroda tengah menjadi naik. Nilai panas busi juga dapat ditentukan dengan nomor yang ada pada busi, semakin tinggi angka atau nomor suatu busi maka semakin tinggi nilai panas busi. c. Rangkuman Distributor berfungsi membagikan (mendistribusikan) arus tegangan tinggi yang dihasilkan (dibangkitkan) oleh kumparan sekunder pada ignation coil ke busi pada tiap-tiap selinder sesuai dengan urutan pengapian. Coil pengapian terdiri dari rumah logam yang meliputi lembar pelapis logam untuk mengurangi kebocoran medan magnet. Lilitan sekunder, yang mempunyai lilitan lebih kurang 20.000 lilitan kawat tembaga halus dililitkan secara langsung ke inti besi yang dilaminasi dan disambungkan ke terminal tegangan tinggi yang terdapat pada bagian tutup coil. Lilitan primer, terdiri dari 200-500 lilitan kawat tembaga yang relatif tebal, ditempatkan dekat dengan bagian luar sekeliling lilitan sekunder. Panjang dan lebar kawat akan menyebabkan resistansi lilitan primer berubah tergantung pada penggunaannya. Rangkaian primer merupakan jalur untuk arus tegangan rendah dari baterai (lihat diagram) dan terdiri dari komponen-komponen berikut: – Saklar Pengapian – Lilitan Primer Coil – Kontak Point Distributor – Kondensor Rangkaian sekunder merupakan jalur untuk arus tegangan tinggi yang ditingkatkan oleh coil dan terdiri dari komponen-komponen berikut: – Lilitan Sekunder Coil – Lengan Rotor Distributor – Tutup Distributor – Busi-busi
  • 19. Kondensor mencegah percikan bunga api pada kontak poin pada saat kontak poin tersebut mulai membuka. Arus yang berlebihan mengalir ke dalam kondensor pada saat kontak point terpisah. Sudut Dwell adalah besarnya sudut putaran bubungan distributor saat kontak poin menutup. Besarnya sudut dwell dapat ditentukan dengan rumus: Sudut Dwell = 60 % x 360 n n = jumlah selinder Sudut dwell yang terlalu besar, Kontak poin menutup lebih cepat dan dapat mempengaruhi kerja coil pengapian. Yang menyebabkan pembakaran yang jelek dan kontak poin terbakar karena percikan yang berlebihan. Celah kontak point yang besar atau sudut dwell yang kecil, menyebabkan kontak poin menutup lambat dan membuka lebih cepat, coil tidak punya waktu untuk memperoleh kejenuhan medan magnet dengan demikian menimbulkan pembakaran yang jelek. Mekanisme sentrifugal advancer berfungsi untuk memajukan saat pengapian sesuai dengan pertambahan putaran mesin. Mekanisme Vacuum advancer berfungsi memajukan saat pengapian pada saat beban mesin bertambah atau berkurang. Busi mengeluarkan arus listrik tegangan tinggi menjadi loncatan bunga api melalui elektroda. Nilai panas busi adalah kemampuan meradiasikan sejumlah panas oleh busi. Nilai panas busi dapat ditentukan dengan nomor yang ada pada busi, semakin tinggi angka atau nomor suatu busi maka semakin tinggi nilai panas busi. d. Tugas 1. Pelajari modul sistem pengapian konvensional secara seksama! 2. Gambarkan rangkaian sistem pengapian konvensional! 3. Buatlah analisa gangguan sistem pengapian! 4. Lakukan kegiatan praktik sesuai dengan buku panduan (manual book)! 5. Diskusikan dengan teman tentang hal-hal yang baru Anda dapatkan! e. Tes Formatif 1. Jelaskan fungsi dari sistem pengapian pada kendaraan?
  • 20. 2. Gambarkan rangkaian sistem pengapian konvensional? 3. Sebutkan fungsi dari komponen sistem pengapian berikut: a. Baterai b. Coil c. Distributor d. Busi 4. Sebutkan komponen-komponen dari rangkaian sekunder merupakan jalur untuk arus tegangan tinggi yang ditingkatkan oleh coil? 5. Jelaskan cara kerja Coil pangapian pada tertutup dan terbuka? 6. Apa fungsi dari kondensor pada sistem pengapian? 7. Jelaskan cara kerja Vacuum advancer? 8. Jelaskan fungsi sentrifugal advancer? 9. Jelaskan kerugian yang diakibatkan jika sudut dwell terlalu besar? 10. Jelaskan perbedaan busi panas dengan busi dingin? f. Kunci Jawaban 1. Fungsi sistem Pengapian adalah menyediakan percikan bunga api bertegangan tinggi pada busi untuk membakar campuran udara/bahan bakar di dalam ruang bakar engine. 2. Gambar rangkaian sistem pengapian konvensioal. 3. Fungsi komponen pengapian: – Baterai menyediakan arus listrik tegangan rendah untuk ignition coil – Ignition Coil menaikan tegangan yang di teria dari baterai menjadi tegangan tinggi yang diperlukan untuk pengapian – Distributor membagikan (mendistribusikan) arus tegangan tinggi yang dihasilkan (dibangkitkan) oleh kumparan sekunder pada ignation coil ke busi pada tiap-tiap selinder sesuai dengan urutan pangapian
  • 21. – Busi mengeluarkan arus listrik tegangan tinggi menjadi loncatan bunga api melalui elektroda 4. Rangkaian sekunder merupakan jalur untuk arus tegangan tinggi yang ditingkatkan oleh coil dan terdiri dari komponen-komponen berikut: – Lilitan Sekunder Coil – Rotor – Tutup Distributor – Busi-busi 5. Cara kerja coil pengapian pada saat: a. Cara kerja-Poin tertutup Arus dari baterai mengalir melalui lilitan-lilitan primer coil, membentuk medan magnit, melalui kontak poin ke masa. b. Cara kerja Pengapian Poin-poin terbuka Pada saat poin-poin terbuka oleh bubungan pemutus yang berputar, aliran arus primer terputus. Medan magnit di sekitar lilitan primer coil kolap dan menyebabkan tegangan tinggi pada lilitan- lilitan sekunder. Sentakan tegangan tinggi ini ‘mendorong’ arus melalui kabel coil tegangan tinggi ke distributor dan kemudian ke busi-busi. 6. Fungsi kondensor adalah mencegah percikan bunga api pada kontak poin pada saat kontak poin tersebut mulai membuka, dengan cara menyerap arus induksi dini dari kumparan primer coil. 7. Cara kerja vacuum adalah: Pada saat pembukaan katup throttle kecil akan memberikan tingkat kevacuuman yang tinggi pada diafragma yang mengakibatkan pelat dudukan berputar mempercepat saat pengapian. Saat pembukaan katup throttle membuka semakin lebar, pengaruh kevacuuman akan menurun mengurangi pemajuan saat pengapian. Pembukaan penuh katup throttle akan memberikan tekanan udara luar (tidak ada kevacuuman) terhadap diafragma mengakibatkan tidak terjadi pemajuan saat pengapian. 8. Sentrifugal advancer berfungsi Untuk memajukan pengapian yang diperlukan saat putaran engine naik. 9. Akibat Sudut dwell yang terlalu besar adalah:
  • 22. Kontak poin menutup lebih cepat dan dapat mempengaruhi kerja coil pengapian. Yang menyebabkan pembakaran yang tidak sempurna dan kontak poin terbakar karena percikan yang berlebihan. 10. Perbedaan Busi panas dengan busi dingin adalah: – Busi panas adalah busi yang mempunyai ujung isolator yang panjang dan permukaan singgung dengan api yang luas sehingga jalur perambatan panas sangat lambat sehingga meradiasikan panas yang lebih sedikit ke kepala selinder. – Busi dingin busi yang mempunyai ujung insulator yang lebih pendek sehingga permukaan persinggungan dengan api lebih kecil dan jalur radiasi panasnya pendek, maka perambatan panas sangat baik dan temperatur elektroda tengah tidak akan naik terlalu tinggi. g. Lembar Kerja 1. Alat dan bahan a) 1 Unit engine stand b) Peralatan tangan c) Tool box d) Avo meter e) Lap/majun f) Dwell tester g) Tacho meter h) Timming light 2. Keselamatan kerja a) Gunakanlah peralatan sesuai dengan fungsinya b) Ikuti instruksi dari Instruktur c) Ataupun prosedur kerja yang tertera pada lembar kerja
  • 23. d) Mintalah izin dari Instruktur Anda bila hendak melakukan pekerjaan yang tidak tertera pada lembar kerja e) Bila perlu mintalah buku manual 3. Langkah kerja a) Persiapkan alat dan bahan praktik sesuai yang dibutuhkan b) Perhatikan instruksi praktik yang disampaikan oleh Guru/Instruktur c) Lakukan pemeriksaan dan pemeliharaan sistem pengapian d) Perhatikan komponen-komponen sistem pengapian e) Gambarkan wearing sistem pengapian sesuai dengan bahan yang dipraktikkan f) Diskusikan dan buatlah catatan penting kegiatan praktik g) Setelah selesai praktik bereskan kembali peralatan dan bahan yang telah digunakan. 4. Tugas a) Buatlah laporan praktikum secara ringkas dan jelas! b) Buatlah rangkuman pengetahuan yang baru Anda peroleh setelah mempelajari materi kegiatan pelajaran c) Jika belum mengerti tanyakan pada Instruktur dan pelajari kembali materi Kegiatan Belajar 2. Mengakses Informasi Yang Benar Dari Spesifikasi Pabrik Dan Dapat Dipahami a. Tujuan Kegiatan Pembelajaran Setelah mempelajari kegiatan belajar ini, peserta diklat diharapkan dapat: 1. Membedakan rangkaian pengapian elektronik dengan pengapian konvensional 2. Memjelaskan keuntungan sistem pengapian elektronik 3. Menyebutkan macam-macam pegapian elektronik
  • 24. 4. Menjelaskan kontruksi clan cara kerja sistem pengapian elektronik b. Uraian materi 1. Perbandingan Rangkaian Pengapian Perbedaan utama antara pengapian elektronik dengan yang menggunakan kontak poin adalah pada bagian rangkaian primer. Kontak poin digantikan oleh pembangkit sinyal elektronik dlan sebuah unit pengendaii pengapian elektronik. Pembangkit sinyal digunakan untuk memberikan impuls listrik untuk memberikan sinyal saat pengapian pada inti pengendali pengapian elektronik. Unit pengendali akan mensaklarkan rangkaian primer pengapian sebagai sinyal oleh pembangkit sinyal. Gambar 15. Perbandingan Rangkaian Keuntungan sistem pengapian elektronik: § Tidak menggunakan kontak poin § Tidak memerlukan perawatan kontak poin § Sudut Dwell ditetapkan oleh unit pengapian § Saat pengapian lebih tepat § Percikan bunga api lebih besar dan lebih lama sangat berguna untuk mengendalikan emisi gas buang. v Pembangkit Pulsa sistem pengapian elektronik Ada beberapa cara untuk menghasilkan pulsa sinyal pada distributor:
  • 25. 1. Pembangkit pulsa 2. Pembangkit efek Hall 3. Sensor optik 1. Sensor Penghimpun Magnet (Pembangkit Pulsa) a. Konstruksi Sensor penghimpun magnet (Magnetic Pick-Up Sensor) terdiri dari lilitan kawat dan inti magnet permanen. Magnet permanen membentuk medan magnet di sekeliling lilitan kawat. b. Cara kerja Ketika benda logam mengganggu keseimbangan medan magnet, tegangan listrik terbentuk pada lilitan kawat. Tegangan ini dibangkitkan pada lilitan kawat. Sinyal tegangan ini diperkuat oleh mikrokomputer. Gambar 16. konstruksi Sensor posisi poros engkol Sensor posisi poros engkol (CP, Crankshaft position) adalah salah satu contoh dari penghimpun magnet. Sensor CP mempunyai perangkat penghimpun magnet. Sensor CP biasanya di tempatkan pada blok engine. Cincin pulsa poros engkol ditempatkan pada poros engkol. Tonjolan logam ditempatkan di bagian pinggiran cincin pulsa. Saat cincin pulsa berputar, tonjolan sejajar dengan ujung sensor posisi poros engkol. Tonjolan logam tersebut memotong medan magnet. Gangguan terhadap medan magnet membangkitkan tegangan sinyal tegangan pada lilitan kawat. Sinyal tegangan ini diperkuat oleh ECU. Penghimpun magnet yang digunakan pada system pengendali elektronik mencakup: – Sensor posisi poros engkol – Sensor kecepatan kendaraan – Penghimpun saat pengapian Tegangan yang dihasilkan pembangkit pulsa adalah arus bolak-balik (AC). Saat kecepatan meningkat, tegangan dan frekuensinya juga meningkat. CPU memantau frekuensi sinyal untuk menghitung kecepatan poros dan posisinya.
  • 26. Gambar 17. Bentuk gelombang pembangkit pulsa Perubahan terjadi dalam perencanaan pembangkit pulsa, tetapi semuanya menggunakan dasar kerja yang sama. Gambar 18. Perubahan Rancangan Pembangkit Pulsa 2. Pembangkit Efek Hall a. Dasar Kerja efek Hall Efek hall adalah nama yang diberikan berdasarkan E.H. Hall yang menemukan efek ini pada tahun 1879. Bahan semi konduktor tipis yang berbentuk garis (pembangkit hall) mempunyai aliran arus konstan yang mengalirinya. Ketika medan magnet didekatkan pada pembangkit hall sehingga medan magnet tegak lurus terhadap bahan semi konduktor (pembangkit hall), akan muncul tegangan rendah pada sisi semi konduktor yang berbentuk garis. Tegangan ini disebut “Tegangan Hall”. Saat magnet dijauhkan tegangan hall akan turun pada titik nol. Kedua hal tersebut di atas, arus yang konstan dan medan magnet yang tegak lurus terhadap bahan semi konduktor diperlukan untuk membangkitkan tegangan hall. Jika salah satu atau keduanya tidak ada maka tegangan hall tidak akan dapat dihasilkan. Gambiar 19. Tidak ada magnet, tidak ada efek hall Gambar 20. Kemagnetan 900 tegangan hall muncul
  • 27. Bentuk gelombang output sensor hall disebut gelombang digital sebab perubahan magnet terhadap bahan semi konduktor yang berbentuk garis dari 90° akan mematikan tegangan hall. Tegangan keluaran adalah “Ada atau tidak Ada”. Signal Outpu t: V1 = Kecep atan Renda h V2 = Kecep atan Tinggi Gambar 21. Prinsip Kerja Sensor Kecepatan dan Sinyal Keluarannya Sensor yang ditempatkan pada distributor digunakan untuk menentukan putaran engine dan saat pengapian. Saat poros distributor berputar, sensor memberikan sinyal kepada mikrokomputer informasi tentang posisi poros distributor. Gambar 22. Konstruksi/Tempat Sensor PenghimpunPengapian Sensor ini terdiri dari tutup sudu yang berputar dan saklar efek Hall. Tutup sudu yang berputar di tempatkan di bagian atas poros distributor. Saklar efek Hall berada di bagian dasar distributor. Gambar 23. Tutup Sudu berputar, sakelar efek hall Tutup sudu berputar clan sakelar efek Hall ditempatkan sedemikian rupa sehingga sudu-sudu dapat melalui celah sakelar saat sudu-sudu berputar. Bila tidak ada sudu yang berada di celah medan magnet menyebabkan munculnya tegangan hall. Bila sudu berada diantara celah, medan magnet terhalang dari bagian sensor. Tidak akan ada tegangan Hall yang muncul. Frekuensi (kecepatan) tegangan sinyal akan tergantung pada putaran poros dan jumlah sudu-sudu. Lebar sinyal akan beragam tergantung pada ukuran sudu.
  • 28. 3. Sensor Posisi Poros Engkol Optik Hampir sama dengan sensor Hall, sensor posisi poros engkoi optik menggunakan piringan yang secara langsung dihubungkan dengan poros pemutar. Sebagai pengganti sudu, piringan dilengkapi dengan lubang-lubang yang posisinya berhubungan dengan derajat perputaran. Contoh: – 90° untuk engine 4 silinder – 60° untuk engine 6 silinder – 45° untuk engine V 8 silinder Sensor-sensor modern mungkin mempunyai perputaran poros 360°. Gambar 24. Sensor Posisi Poros Engkol Optik Ditempatkan pada setiap sisi piringan sebuah LED (Light Emitting Diode) dan sebuah Phototransistor. Lubang pada piringan memungkinkan cahaya dari LED mencapai phototransistor, digunakan sebagai sensor. Output phototransistor diperkuat untuk memberikan sinyal tegangan ke ECU. Gambar 25. Output Pulsa 2. Sistem Pewaktu Pengapian Elektronik (EST) Sistem pewaktu pengapian elektronik menggantikan system pemaju saat pengapian konvensional yaitu sistem sentrifugal dan vacuum. Ini memberikan saat pengapian yang optimum yang diperlukan oleh engine yang dipengaruhi oleh kecepatan, beban, temperatur pendingin engine, posisi throttle dan kondisi kerja motor starter dan kompresor system penyejuk udara. Sistem ini terdiri dari: 1) Distributor dengan pembangkit sinyal 2) Sensor Tekanan mutlak manifold (MAP) 3) Sensor Temperatur pendingin engine 4) Sakelar posisi throttle 5) Modul Pengendali Elektronik
  • 29. 6) Coil Pengapian 7) Kabel Tegangan Tinggi 8) Busi 9) Masukan dari rangkaian solenoid motor starter 10) Masukan dari rangkaian kompling kompresor AC Gambar 26. Sistem EST Sensor-sensor memberikan informasi kerja engine kepada modul, yang akan menghitung saat pengapian yang diperlukan dan merubah sinyal keluaran kepada coil pengapian untuk memberikan pengendaiian saat pengapian. § Alternatif Sistem Pengapian a) Capacitor Discharge Ignition (CDI) CDI berkerja dengan prinsip kerja yang berbeda dengnan system pengapian yang telah dijelaskan sebelumnya. Ini dikembangkan untuk engine yang mempunyai unjuk kerja yang tinggi. Perbedaan utama dengan system pengapian elektronik adalah pada kapasitor penyimpan dan cara kerja modul elektronik. Cara Kerja Modul elektronik mengendalikan perubahan catudaya 12 V ke 400 V yang digunakan untuk mengisi kapasitor penyimpan yang besar. 400 V diperlukan untuk mencapai tingkat energi yang diperlukan untuk mengoperasikan system. 1.Batere 2.Kunci Kontak 3. Kotak Pemicu 3a.Bagian Pengisian 3b.Bagian Pengendali 3c.Pembentuk Pulsa 4.Transfarmator Pengapian 5. Pembangkit Pulsa jenis Induksi 6.Distributor D.Dioda C.Kaparitor Penyimpan The.Theristar dengan gerbang G L1. Lilitan Primer L2. Lilitan Sekunder Gambar 27. Diagram Rangkaian. CDI yang tidak memakai kontak poin dengan Pulsa Induktif System Generator dalam Distributor Pada titik pengapian theristor dipicu, muatan kapasitor dikosongkan melalui lilitan utama coil pengapian. Kecepatan pertumbuhan medan magnit jauh lebih cepat daripada system pengapian tradisional dengan efek tegangan yang cepat terjadi pada lilitan sekunder untuk menghasilkan bunga api untuk busi. Begitu muatan kapasitor dikosongkan theristor mati untuk kemudian memulai kembali siklus pengapian.
  • 30. v Keuntungan-keuntungan: a) System CDI tidak tergantung waktu (sudut dwell) untuk memastikan magnetic coil pengapian terpenuhi sepenuhnya. b) Dapat beroperasi pada frekuensi yang jauh lebih tinggi dibandingkan system pengapian elektronik dan kontak tradisional. b) Sistem Pengapian Magnet § Tujuan Sistem pengapian magnet bekerja tidak tergantung pada sumber baterai dan memberikan tegangan tinggi yang diperlukan untuk membakar campuran udara/bahan bakar di dalam ruang pembakaran. § Penerapan Sistem magnet dikenal sangat kompak, bobotnya ringan dan sangat sesuai untuk digunakan pada engine yang dirancang untuk menggerakkan: (a) Kendaraan kecil (b) Perangkat daya (c) Sepeda motor (d) Kendaraan salju (e) Pemotong rumput (f) Mesin gergaji (g) Engine untuk perahu motor (h) Mesin pertanian (i) Engine stasioner § Konstruksi Gambar 28. Konstruksi Fly Wheel Magnet Sistem magnet ini terdiri dari:
  • 31. (a) Fly-wheel baja yang berputar yang dilengkapi dengan magnet permanen, dipasangkan pada poros engkol engine. Gambar 29. Pelat dudukan Magnet (b) Pelat dudukan yang tidak bergerak (tetap) menyangga armatur pengapian (coil), kontak poin clan kapasitor. (Sistem yang dikendalikan elektronik mempunyai pembangkit pulsa yang dipasangkan pada pelat dudukan. Cara Kerja Medan magnet yang terdapat pada fly-wheel sejajar dengan inti armatur pengapian. Pada saat fly-wheel berputar tegangan AC diinduksikan pada rangkaian primer. Gambar 30. Kerja magnet saat kontak poin tertutup Saat kontak poin tertutup arus induksi mengalir pada lilitan primer armatur pengapian menghasilkan medan magnet. Gambar 31. Kerja Magnet saat kontak poin terbuka Dalam waktu yang singkat kontak poin terbuka dan aliran arus induksi berhenti, medan magnet kolap dan menghasilkan induksi tegangan tinggi pada lilitan sekunder coil, menghasilkan percikan bunga api pada busi.
  • 32. Catatan: Untuk mendapatkan output yang maksimal, system magnet dirancang untuk membuka kontak poin saat arus induksi maksimum mengalir pada lilitan primer coil. Beragam bentuk rancangan akan kita temui sesuai dengan bentuk rancangan engine dan penggunaan perangkat pemicu elektronik. Sistem magnet juga dapat digunakan pada engine bersilinder banyak, menggantikan distributor tradisional atau digerakkan oleh poros bubungan engine. Gambar 32. Unit Magnet untuk engine bersilinder banyak c. Rangkuman Perbedaan utama antara pengapian elektronik dengan yang menggunakan kontak poin adalah pada bagian rangkaian primer. Kontak poin digantikan oleh pembangkit sinyal elektronik dan sebuah unit pengendali pengapian elektronik. Pembangkit sinyal digunakan untuk memberikan impuls listrik untuk memberikan sinyal saat pengapian pada inti pengendali pengapian elektronik. Unit pengendali akan mensaklarkan rangkaian primer pengapian sebagai sinyal oleh pembangkit sinyal. Keuntungan system pengapian elektronik: 1. Tidak menggunakan kontak poin 2. Tidak memerlukan perawatan kontak poin 3. Sudut Dwell ditetapkan oleh unit pengapian 4. Saat pengapian lebih tepat 5. Percikan bunga api lebih besar dan lebih lama sangat berguna untuk mengendalikan emisi gas buang
  • 33. cara untuk menghasilkan pulsa sinyal pada distributor: 1. Pembangkit pulsa 2. Pembangkit efek hall 3. Sensor optik Sensor penghimpun magnet (Magnetic Pick-up Sensor) terdiri dari lilitan kawat dan inti magnet permanen. Magnet permanen membentuk medan magnet di sekeliling lilitan kawat. Ketika benda logam mengganggu keseimbangan medan magnet, tegangan listrik terbentuk pada lilitan kawat. Tegangan ini dibangkitkan pada lilitan kawat. Sinyal tegangan ini diperkuat oleh mikrokomputer. Bahan semi konduktor tipis yang berbentuk garis (pembangkit hall) mempunyai aliran arus konstan yang mengalirinya. Ketika medan magnet didekatkan pada pembangkit hall sehingga medan magnet tegak lurus terhadap bahan semi konduktor (pembangkit hall), akan muncul tegangan rendah pada sisi semi konduktor yang berbentuk garis. Tegangan ini disebut “Tegangan Hall”. Saat magnet dijauhkan tegangan hall akan turun pada titik nol. Kedua hal tersebut di atas, arus yang konstan dan medan magnet yang tegak lurus terhadap bahan semi konduktor diperlukan untuk membangkitkan tegangan hall. Jika salah satu atau keduanya tidak ada maka tegangan hall tidak akan dapat dihasiikan. Sistem pengapian CDI berkerja dengan prinsip kerja yang berbeda dengan system pengapian elektronik yang lain. Sistem ini dikembangkan untuk engine yang mempunyai unjuk kerja yang tinggi. Perbedaan utama dengan sistem pengapian elektronik adalah pada kapasitor penyimpan dan cara kerja modul elektronik. d. Tugas 1. Pelajari sistem pengapian elektronik secara seksama! 2. Gambarkan rangkaian sistem pengapian elektronik! 3. Buatlah analisa gangguan pada sistem pengapian elektronik! 4. Diskusikan dengan teman tentang hal-hal yang baru Anda dapatkan mengenai sistem pengapian dan kendala-kendalanya! e. Test Formatif
  • 34. 1. Sebutkan keuntungan pengapian elektronik? 2. Sebutkan komponen sensor penghimpun magnet (Magnetic Pick-up Sensor)? 3. Sebutkan macam-macam sensor pengendali elektronik ECU menghimpun magnet? 4. Jelaskan cara kerja pembangkit hall efek! 5. Sebutkan keunggulan dan kelemahan sistem pengapian CDI! f. Kunci Jawaban 1. Keuntungan system pengapian elektronik: – Tidak menggunakan kontak poin – Tidak memerlukan perawatan kontak poin – Sudut Dwell ditetapkan oleh unit pengapian – Saat pengapian tebih tepat – Percikan bunga api lebih besar dan lebih lama sangat berguna untuk mengendalikan emisi gas buang 2. Komponen Sensor penghimpun magnet (Magnetic Pick-up Sensor) adalah: lilitan kawat dan inti magnet permanen. Magnet permanen membentuk medan magnet di sekeliling lilitan kawat. 3. Sinyal tegangan ini diperkuat oleh ECU.Penghimpun magnet yang digunakan pada system pengendali elektronik mencakup: – Sensor posisi poros engkol – Sensor kecepatan kendaraan – Penghimpun saat pengapian 4. Cara kerja pembangkit pulsa Hall efek adalah tutup sudu berputar dan sakelar efek Hall ditempatkan sedemikian rupa sehingga sudu-sudu dapat melalui celah sakelar saat sudu-sudu berputar. Bila tidak ada sudu yang berada di celah medan magnet menyebabkan munculnya tegangan hall. Bila sudu berada diantara celah, medan magnet terhalang dari bagian sensor.
  • 35. Tidak akan ada tegangan Hall yang muncul. Frekuensi (kecepatan) tegangan sinyal akan tergantung pada putaran poros dan jumlah sudu-sudu. Lebar sinyal akan beragam tergantung pada ukuran sudu. 5. Keungulan dan kelemahan sistem pengapian CD: Keunggulan-keunggulan: a) System CDI tidak tergantung waktu (sudut dwell) untuk memastikan magnetic coil pengapian terpenuhi sepenuhnya. b) Dapat beroperasi pada frekuensi yang jauh lebih tinggi dibandingkan system pengapian elektronik dan kontak tradisional. Kelemahan-Kelemahan: Untuk banyak aplikasi durasi bunga api terlalu singkat untuk memperoleh pengaian yang dapat diandalkan. g. Lembar Kerja 1. Alat dan bahan – 1 Unit engine stand – Peralatan tangan – Avo meter – Lap/majun – Tool box – Tacho meter – Dwell tester – Timming light 2. Keselamatan kerja – Gunakanlah peralatan sesuai dengan fungsinya – Ikuti instruksi dari Instruktur – Ataupun prosedur kerja yang tertera pada lembar kerja
  • 36. – Mintalah izin dari Instruktur Anda bila hendak melakukan pekerjaan yang tidak tertera pada lembar kerja – Bila perlu mintalah buku manual 3. Langkah kerja – Persiapkan alat dan bahan praktik sesuai yang di butuhkan – Perhatikan instruksi Praktik yang disampaikan oleh oleh Guru/Instruktur – Lakukan pemeriksaan dan pemeliharaan sistem pengapian – Perhatikan komponen-komponen sistem pengapian – Gambarkan wiring sistem pengapian sesuai dengan bahan yang dipraktikkan – Diskusikan dan buatlah catataan penting kegiatan praktik – Setelah selesai praktik bereskan kembali peralatan dan bahan yang telah digunakan 4. Tugas 1. Buatlah laporan praktikum secara ringkas dan jelas! 2. Buatlah rangkuman pengetahuan yang baru Anda peroleh setelah mempelajari materi kegiatan pelajaran 3. Jika belum mengerti tanyakan pada Instruktur dan pelajari kembali materi Kegiatan Belajar 3. Pelaksanaan Perbaikan, Penyetelan Dan Penggantian Komponen Dilaksanakan Dengan Menggunakan Peralatan, Teknik Dan Material Yang Sesuai a. Tujuan Kegiatan Pembelajaran Setelah selesai pemelajaran modul ini tanpa bantuan Guru/Pembimbing para peserta diklat diharapkan dapat: 1. Melakukan pemeriksaan sitem pengapian 2. Melakukan penyetelan sistem pengapian berdasarkan SOP 3. Melakukan service/perbaikan sistem pengapian 4. Melepas dan memasang distributor
  • 37. 5. Memeriksa urutan pengapian (FO) 6. Menggunakan alat uji sistem pengapian b. Uraian materi Sistem pengapian kendaraan bermotor sangatlah tahan uji, tetapi sebagaimana ditetapkan pabrik pembuatnya, pemeliharaannya harus dilakukan secara berkala agar tetap tahan uji. Untuk memeriksa system pengapian lakukan hal berikut: 1. Secara visual periksalah – Kabel-kabel tegangan tinggi, apakah isolasinya robek, terbakar atau aus – Kabel-kabel tegangan rendah, apakah terbakar, aus atau retak dan rusak atau bagian- bagian tengah pada terminal-terminalnya berjuntai – Koil pengapian oli bocor, retak atau isolasinya teriris dan kontainer bagian luarnya rusak – Tutup distributornya retak, isolasinya teriris dan lemah atau klip (jepitan) pengkelemnya patah – Selang-selang vacuumnya retak, terbakar atau ada tanda-tanda aus 2. Secara phisik periksalah sambungan-sambungan – Perlahan-lahan tarik atau tekan masing-masing kabel listrik (baik yang bertegangan tinggi maupun yang bertegangan rendah) untuk memastikan bahwa kabel-kabel tersebut terpasang dengan kuat pada sambungannya – Dengan cara yang sama periksalah sambungan-sambungan selang vacuum – Pastikan bahwa coil pengapian dan resistor ballast terkelem kuat pada engine atau pada panel di bawah bonet – Periksalah saklar pengapian – Haruslah dipasang dengan kencang di panel instrument – Kuncinya tidak boleh longgar pada barrelnya dan gerakan untuk semua tahap pengoperasian harus positif 3. Menservis bagian systempengapian yang berbegangan tinggi – Lepaskan tutup distributor dan kabel-kabel tegangan tinggi
  • 38. – Lepaskan tombol rotor Gambar 33. Servis Rotor Button (tombol rotor) Cabutlah secara langsung dari distributor shaftnya, periksalah rotor button bila: a. Bilahnya aus atau longgar b. Karbon tracking atau isolasinya retak c. Lug atau locating clip atau atau rusak – Bersihkan rotor button – Keriklah karbon dari ujung bilahnya tetapi jangan melepaskan logamnya – Laplah buttonnya dengan kain yang bersih Gambar 34. Pemeriksaan Cap (Tutup) Bagian Dalam – Periksalah bagian dalam dari distributor cap a. Bila terminal-terminalnya aus atau terbakar b. Bila kontak karbonnya rusak, aus atau longgar c. Karbon tracking – Bersihkan distributor cap dan kabel-kabel tegangan tinggi.
  • 39. Gambar 35. Pemeriksaan Kontak-Kontak Tegangan tinggi – Periksalah kontak diantara kabel tegangan tinggi dan terminal distributor cap – Bebaskan peiindung kabel dengan memelintirnya pada cap tower – Cabutlah kabel keluar tower sambil memegang pelindungnya – Periksalah bagian dalam dari cap tower dan terminal kabel tegangan tinggi bila terjadi korosi – Dengan hati-hati keriklah setiap karat dari contact points – Pasanglah kabel dan pelindung ke distributor cap. Pastikan bahwa kabel terpasang dengan kuat di dalam capnya – Ulangi proses sepera ini pada kabel-kabel yang lain Catatan; Ceklah dan gantilah satu kabel setiap saat untuk mencegah susunan pengapian tertukar. Inhibitor uap lembab seringkali tersemprot ke kabel-kabel dan konektor-konektomya. – Periksalah resistasi kabel-kabel tegangan tinggi – Ganti kabel-kabel bila resistansinya telah melampaui batas yang ditentukan – Pasanglah rottor button – Luruskan locating lug atau klip di bagian dalam rotor dengan alur pada poros distributornya – Tekanlah rotor pada porosnya dan pastikan bahwa rotor tersebut terpasang dengan kuat pada cam lobes – Periksalah apakah rotor berada tepat pada porosnya dan harus kencang Catatan;
  • 40. Beberapa distributor mempunyai penutup debu diantara bagian sekunder dan bagian primernya. Penutup debu ini harus dipasang sebelum rotor dipasang. – Pasangfah tutup distributor tetapi jangan menghubungkan kabelkabel tegangan tinggi ke busi – Lepaskan busi – Periksalah busi terhadap: 1. Isolasinya rusak atau retak 2. Kerusakan elektroda-elektrodanya 3. Jumlahnya, wamanya, penampilan endapan karbon 4. Kerusakan seal atau thread (ulir)nya Gambiar 36. Kerusakan Busi Yang Dapat Dilihat Catatan; Kondisi engine dapat ditentukan dengan cara membedakan busi dengan tabel kondisi busi. Warna dan Kondisi Elektroda Kondisi Engine yang dapat diindikasi Bersih, kekuning-kuningan, coklat atau putih kusam Kondisi baik, tingkat panas stekernya pas Lapisan permukaan melepuh Campuran bahan baker terlalu encer; steker tidak terpasang dengan tepat; katup-katup engine bocor Elektroda-elektroda dan permukaan steker kotor oleh oli Stekernya macet; silinder-silindernya, kendali katup dan piston-pistonnya aus
  • 41. Elektroda-elektroda dan permukaan steker tercemar/kotor oleh jelaga Campuran bahan baker terlalu pekat, celah terlalu lebar diantara elektroda-elektroda busi, tingkat panas stekernya tidak tepat – Bersihkan busi Gambar 37. Mengikir Elektroda Busi – Kikirlah elektroda-elektroda busi – Gunakan kikir dengan ujung-ujungnya yang kecil untuk menipiskan kedua elektroda – Buanglah busi bila pengikiran ringan (kedalaman 0.10 mm) gagal menghilangkan erosinya Gambar 38. Pengaturan Celah Busi – Aturlah celah-celah busi a) Pilihlah ukuran kawat yang telah direkomendasi pabrik pembuatnya b) Bengkokkan elektroda massa sampai sight resistance (resistansi yang terlihat) terasa pada wire gauge pada saat elektroda tersebut melewati celah. – Cuc i dan keri ngkan busi a) Cucilah busi-busi dengan solvent dan keringkanlah busi-busi tersebut dengan udara tekan b) Lindungi mata anda dengan kacamata las bila menggunakan penyemprot udara – Pasanglah busi-busi tersebut ke dalam kepala silinder. Hubungkan kabel-kabel tegangan tinggi. – Tekan kabel-kabel tegangan tinggi ke penjepit-penjepitnya. Masukkan pelindung- pelindung pada busi dan tekanlah pelindung tersebut kuat pada tempatnya. Peringatan: Jangan mengetok elektroda pusat atau mengaturnya.
  • 42. – Ceklah firing order (susunan pembakaran) pada kabel-kabel tegangan tinggi untuk memastikan bahwa kabel-kabel tersebut telah dipasang pada busi yang sesuai/tepat. – Pasanglah koil kabel tegangan tinggi. 4. Memeriksa susunan pembakaran – Pastikan firing order dari engine. – Seringkali firing order tersebut timbul pada inlet manifold tetapi bila tidak dapat ditemukan, baca lagi manual bengkelnya. – Pastikan posisi silinder nomor satu dalam balok silinder. – Untuk kebanyakan deretan engine-engine, silinder nomor satu berada di depan balok dan silinder-silinder lainnya ada di bagian belakang. Pada beberapa engine nomor silinder menyembul pada kepala silinder, atau pada manifold dekat dengan businya masingmasing. Bila meragukan, bacalah kembali manual bengkel dari pabriknya. – Ikuti alur kabel tegangan tinggi yang dihubungkan pada busi nomor satu kembali menuju tutup distributor. – Dalam mengarahkan rotasi rotor, ikuti alur kabel tegangan tinggi berikutnya ke busi. Gambar 39. Pemeriksaan Firing Order – Nomor silinder harus cocok dengan nomor berikutnya pada firing order. – Periksalah arah rotasi dari rotor. – Lepaskan kabel tegangan tinngi dan sambunglah kabel terebut ke busi dari silindernya. – Ulangi sampai semua silinder tetah diperiksa. 5. Menservis bagian systempengapian yang bertegangan rendah Catatan: Servis ini dapat dilakukan pada saat bagian (section) bertegangan tinggi sedang diservis. Servis tersebut dilakukan sebelum rotor dan tutup distributornya diganti. – Lepaskan tutup distributur dengan kabel-kabel tegangan tingginya – Lepaskan rotor
  • 43. – Lepaskan penutup debu bila dilengkapi – Lepaskan contact breaker points – Lepaskan skrup-skrup yang mengencangkan point-point pada plat breaker – Lepaskan sambungan kabel tegangan rendah dari point-pointnya. Kunci pas pengapian atau obeng mungkin diperlukan. Gambar 40. Memeriksa kontak poin Catatan: Pada beberapa distributor, terminal pada sisi badan harus dilonggarkan agar kabelnya dapat dilepaskan. – Tariklah kontak point dari distributor. Gambar 41. Memeriksa Kontak Poin Catatan: Gantilah kontak point sesuai jadwal waktu servisnya.
  • 44. – Periksalah kontak point. – Kontak point bila lebih dari 1/3 daerah permukaan kontak terbakar atau pitted. – Pastikan bahwa pegasnya dengan kuat terpasang pada lever moving kontak point. Jangan mencoba untuk mengkeling ulang pegas ke lever, pasang point baru. – Bila kabel tegangan rendah disambungkan ke kontak point, pastikan bahwa kabel tersebut tidak telanjang, terjuntai atau putus dan karenanya harus dengan tepat diisolasi dari point yang tepat. – Pastikan bahwa moving points bebas bergerak pada pivotnya. – Periksalah kabel-kabel tegangan rendah dalam distributor. – Kabel plat breaker tidak boleh terjuntai atau putus dab secara kuat harus disambungkan pada badan dan plat breakernya. – Periksalah bila cam aus atau kasar. – Pastikan bahwa kapasitornya kencang, kondisi kabelnya baik dan kontak listrik mounting clampnya baik. 6. Mengetes alat advance mekanik Jepit cam dengan jari-jarimu dan cobalah memutarnya. Cam tersebut hanya boleh berputar pada satu arah saja. Pada waktu cam berputar, resistansi pegas dapat terasa dan akan meningkat bersamaan dengan meningkatnya rotasi. Gerakan cam tanpa resistansi menunjukkan bahwa alat tersebut aus dan harus diperbaiki.
  • 45. Gambar 42. Mengetes Alat Advance Alat tersebut harus diperbaiki bila camnya dapat bergerak secara berlebihan ke atas dan ke bawah porosnya. Oli yang berlebihan di seputar alat advance menunjukkkan bushes pada poros distributornyaaus. Untuk memastikan bahwa olinya berasal dari engine clan bukan karena pelumasan yang berlebihan lakukan pemeriksaan dengan sangat hati-hati. Gambar 43. Pelumasan – Bersihkan clan lumasilah distributornya. – Laplah plat breaker clan cam dengan kain yang sudah dibasahi solvent. – Keringkanlah dengan lap lainnya. – Teteskan satu atau dua kali oli cair untuk melumasi bagianbagiannya (parts). Gambar 44. Membersihkan Point-point – Membersihkan kontak point
  • 46. – Kikirlah merata masing-masing permukaan kontak dengan kikir pengapian clan kemudian gosoklah dengan kain ampelas atau batu carborundum – Cucilah point-point dengan solvent dan keringkanlah dengan kain bersih – Pastikan bahwa permukaan-permukaan kontak seluruhnya bersih 7. Pemasangan point-point ke dalam distributor – Berikan sedikit gemuk yang titik cairnya tinggi pada rubbing block dari moving point. – Tempatkan kontak poin pada posisinya yang tepat, masukkan skrupskrup penahan dan kencangkan perlahan-lahan. – Hubungkan kabel tegangan rendah ke kontak poin untuk memastikan bahwa semua terminalnya kencang. – Tempatkan kabel-kabel tegangan rendah sehingga kabel-kabel tersebut tidak menggesek komponen/part lainnya. Gambar 45. Pemeriksaan Point Alignment (kesejajaran point) a) Periksalah penjajaran pennukaan-permukaan kontak. Bengkokkan point-point yang telah pas terpasang dengan alat khusus atau sepasang tang berhidung panjang untuk mensejajarkannya dengan moving point.
  • 47. Gambar 46. Mengatur Celah Point b) Atur celah point – Putarlah engine sampai rubbing block pada moving point berada pada point tertinggi dari cam lobe – tempatkan feeler gauge diantara kontak point atau rubbing block sebagaimana ditentukan oleh pabriknya dan longgarkan skrup-skrup penguat – Aturlah kontak-kontaknya – Kencangkan skrup-skrup dan periksalah celahnya dengan feeler gauge. – Feeler gauge tersebut harus masuk tepat diantara kontak pointnya – Untuk mengatur kembali celah, longgarkan skrup sebagian (hanya dengan jari) dan gerakkan point yang telah ditentukan tersebut sehingga menghasilkan celah yang sesuai – Kencangkan skrup-skrupnya. c) Pasanglah rotor button. Paskan penutup debu (bila terpasang) sebelum memasang button. d) Pasanglah tutup distributor dan kabel-kabel tegangan tinggi. Pastikan tutupnya ditempatkan dengan benar pada badan distributor. Catatan: Servis system pengapian belumlah selesai sampai sudut dwell dan timing (waktu) pengapian telah diperiksa dan disetel.
  • 48. 8. Memeriksa dan mengatur sudut dwelt Lakukan hal berikut: a) Pastikan bahwa semua alat dan perlengkapan tidak ada di sekitar engine b) Hidupkan engine dan biarkan sampai mencapai temperatur pengoperasiannya c) Matikan engine dan hubungkan meter dwell ke system pengapian sesuai dengan instruksi pabrik pembuatnya d) Hidupkan engine dan bacalah bacaan sudut dwellnya e) Aturlah sudut dwell bila sudut tersebut tidak sesuai dengan spesiflkasi dari pabriknya Catatan: Untuk memperbesar sudut dwell kecilkan celah point. Untuk memperkecil dwell besarkan celah point. 9. Pengaturan Saat Pengapian (Ignition Timing) Gambar 47. Menentukan tanda timing (Timing Marks) Ignition timing dapat dicek dan diatur dengan cara: – Metoda Statis – Metoda Stroboscope (timing Light) 1) Untuk mengecek dan mengatur waktu dengan menggunakan metoda statis – Putar puli engine sampai tanda timing sejajar dengan tanda yang telah ditentukan pada engine. Aturlah sesuai dengan spesifikasi pabrik pembuatnya. – Sambungkan satu kabel dari lampu pengetes ke terminal distributor dari coil pengapian dan kabel lainnya ke massa (earth) yang sesuai.
  • 49. -Kunci kontak di “ON”. -Longgarkan klem distributor dan putarlah badan terminal distributor dari koil pengapian dan kabel lain ke pembumian yang sesuai. -Pindahkan distributor ke arah rotasi sampai lampu hidup dan kencangkan klem. -Matikan pengapian dan lepaskan lampu test. 2) Untuk mengecek dan mengatur saat pengapian dengan menggunakan metoda stroboscope (timing light) -Hidupkan engine dan biarkan sampai mencapai temperatur pengoperasian. -Matikan engine dan hubungkan timing light dan tachometer ke system pengapian sesuai dengan instruksi pabrik pembuatnya. -Lepaskan sambungan dan sambungkan selang vacuum yang ada di distributor. -Bersihkan tanda-tanda timing dengan sehelai kain.Bila perlu perbaiki graduation lines (alur-alur graduasi) dengan cat. -Hidupkan engine dan aturfah kecepatan idle ke jarak yang telah ditentukan.
  • 50. Gambar 48. Pengecekan Saat Pengapian -Arahkan timing light ke tanda-tanda timing Penanganannya harus sangat berhati-hati agar jangan sampai tanganmu, atau timing light bersinggungan dengan bagian-bagian yang berputar. -Periksalah dan aturlah saat pengapian Longgarkan klem distributor dan putarlah badan distributor sesuai dengan arah rotasinya sampai saat pengapian yang ditetapkan tercapai. Kencangkan klem dan cek kembali saat pengapiannya. Gambar 50. Mengatur Saat Gambar 49. Mengatur saat pengapian Catatan: Saat pengapiannya tepat bila tanda timing segaris dengan tanda trining yang terdapat pada badan engine sesuai spesifikasi pabriknya. -Matikan engine -Lepaskan selang vacuum dan hubungkan selang tersebut ke distributor -Hidupkan engine dan aturlah putaran idle (langsam) sesuai putaran yang ditetapkan -Matikan engine dan lepaskan tachometer dan timing light. Lakukan road test terhadap kendaraan Catatan:
  • 51. Dengarkan bila ada suara yang tidak normal, seperti ‘ketukan'(‘pinking’). c. Rangkuman Ceklah dan gantilah satu kabel setiap saat untuk mencegah susunan pengapian tertukar. Inhibitor uap lembab seringkali tersemprot ke kabel-kabel dan konektor-konektornya. Beberapa distributor mempunyai penutup debu diantara bagian sekunder dan bagian primernya. Penutup debu ini harus dipasang sebelum rotor dipasang. Kondisi engine dapat ditentukan degan cara membedakan busi dengan tabel kondisi busi. Servis ini dapat dilakukan pada saat bagian (section) bertegangan tinggi distributornya diganti pada beberapa distributor, terminal pada sisi badan harus dilonggarkan agar kabelnya dapat dilepaskan. Selalulah mengganti point-point sesuai jadwal waktu servisnya. Pada hampir semua kasus perangkat point yang sangat berkarat atau pitted harus diperbaharui. Jangan memutar engine pada kipas angin bila businya terpasang karena kipas anginnya dapat rusak. Saat pengapiannya tepat bila tanda timing segaris dengan tanda timing yang terdapat pada badan engine sesuai spesifikasi pabriknya. Bila kompresi engine menyebabkan pengengkolan engine sulit dilakukan, lepaskan semua busi. Metoda pelepasan dan pemasangan distributor juga diterapkan pada system pengapian elektronik. Pada beberapa kasus poros penggerak distributor harus dilepaskan sebelum cam assembly dibongkar. Cara melepaskan shaft akan dijelaskan kemudian. Jangan melepaskan pad sebelum melepaskan cam assembly karena pad tsb, berfungsi untuk mencegah circlip terlepas keluar. Beberapa distributor tidak mempunyai bushing dan badannya bertindak sebagai permukaan bantalan. Bila celahnya terlalu besar badan distributornya harus diganti. Lumasi semua titik tumpu dengan pelumas yang sesuai. Pastikan bandul-bandul, pegas- pegas dan pena tumpu dipasang mengikuti tanda yang telah dibuat, feeler gauge yang digunakan harus jenis non-magnetik. d. Tugas Pada penilaian unjuk kerja yang akan dilakukan Siswa dipersyaratkan menampilkan kemampuan sesuai dengan urutan tugas yang disusun dalam analiisis pokok bahasan, untuk itu disarankan kepada Siswa selalu berkonsultasi dengan Guru/Pembimbing dalam melaksanakan suatu tugas dan revisi terhadap teori yang dipelajari. Untuk mendapatkan kemampuan yang sesuai dengan kriteria standar yang harus di capai oleh Siswa yang dianggap kompeten adalah Persyaratan Memperbaiki System Pengapian dan komponennya dimana sistem perbaikan ditentukan berdasarkan spesifikasi pabrik. Memperbaiki Sistem Pengapian dan Komponennya sesuai dengan Prosedur Operasi Standar dimana dalam pengerjaannya sesuai dengan undang-undang K 3 (keselamatan dan kesehatan kerja).
  • 52. e. Tes Formatif 1. Bagaimana cara mengatur celah dari Busi? 2. Sebutkan langkah-langkah menyetel kontak poin? 3. Jelaskan cara mengetes advance mekanik? 4. Jelaskan langkah menyetel sudut dwell? 5. Jelaskan mengatur waktu pengapian dengan metode statis? f. Kunci Jawaban 1. Cara mengatur celah busi: (a) Pilihlah ukuran kawat yang telah direkomendasi pabrik pembuatnya. (b) Bengkokkan elektroda massa sampai sight resistance (resistansi yang terlihat) terasa pada wire gauge pada saat elektroda tersebut melewati celah. 2. Cara mengatur celah point adalah: (a) Putarlah engine sampai rubbing block pada moving point berada pada point tertinggi dari cam lobe. (b) Tempatkan feeler gauge diantara kontak point atau rubbing block sebagaimana ditentukan oleh pabriknya dan longgarkan skrup-skrup penguat. (c) Aturlah kontak-kontaknya. (d) Kencangkan skrup-skrup dan periksalah celahnya dengan feeler gauge. (e) Feeler gauge tersebut harus masuk tepat diantara kontak pointnya. (f) Untuk mengatur kembali celah, longgarkan skrup sebagian (hanya dengan jari) dan gerakkan kontak point yang telah ditentukan tersebut sehingga menghasilkan celah yang sesuai. (g) Kencangkan skrup-skrup. 3. Cara mengetes advancer mekanik Jepit cam dengan jari jarimu dan cobalah memutarnya. Cam tersebut hanya boleh berputar pada satu arah saja.
  • 53. Pada waktu cam berputar, resistansi pegas dapat terasa dan akan meningkat bersamaan dengan meningkatnya rotasi. Gerakan cam tanpa resistansi menunjukkan bahwa alat tersebut aus dan harus diperbaiki. Alat tersebut harus diperbaiki bila camnya dapat bergerak secara berlebihan ke atas dan ke bawah porosnya. 0li yang berlebihan di seputar alat advance menunjukkan bushing pada poros distributomya aus. Untuk memastikan bahwa olinya berasal dari engine dan bukan karena pelumasan yang berlebihan lakukan pemeriksaan dengan sangat hati-hati. 4. Langkah memeriksa dan mengatur sudut dwell adalah: (a) Pastikan bahwa semua alat dan perlengkapan tidak ada di sekitar engine. (b) Hidupkan engine dan biarkan sampai mencapai temperatur pengoperasiannya. (c) Matikan engine dan hubungkan meter dwell ke system pengapian sesuai dengan instruksi pabrik pembuatnya. (d) Hidupkan engine dan bacalah bacaan sudut dwellnya. (e) Aturlah sudut dwell bila sudut tersebut tidak sesuai dengan spesifikasi dari pabriknya. 5. Langkah mengecek dan mengatur waktu dengan menggunakan metoda statis: (a) Putar puli engine sampai tanda timing sejajar dengan tanda yang telah ditentukan pada engine. Aturlah sesuai dengan spesifikasi pabrik pembuatnya. (b) Sambungkan satu kabel dari lampu pengetes ke terminal distributor dari coil pengapian dan kabel lainnya ke massa (earth) yang sesuai. (c) Kunci kontak di “ON”. (d) Longgarkan klem distributor dan putarlah badan terminal distributor dari koil pengapian dan kabel lain ke massa yang sesuai. (e) Pindahkan distributor ke arah rotasi sampai lampu hidup dan kencangkan klem. (f) Matikan pengapian dan lepaskan lampu test. g. Lembar Kerja 1. Alat dan Bahan – Volt meter
  • 54. – Obeng + (Kembang ) dan – (Min) – Kunci Pas – Kunci Ring – Dial gauge – Dwell tester – Timing Light – Feeler gauge – Ware gauge (pengukur celah busi) – Satu unit died Engine 2. Keselamatan kerja – Persiapkan tempat kerja yang bersih – Gunakan pakaian kerja – Simpan alat pada tempat yang aman – Gunakan alat sesuai dengan fungsinya 3. Langkah Kerja a. Persiapkan alat dan bahan yang akan dipergunakan praktik b. Lakukan pemeriksaan dan penyetelan komponen sistem pengapian c. Perhatikan instruksi praktikum yang disampaikan oleh Guru/Instruktur d. Lakukan sesuai dengan buku manual e. Lakukan diskusi tentang pemeriksaan dan penyetelan komponen sistem pengapian f. Buatlah catatan penting tentang kegiatan praktik secara ringkas dan jelas g. Setelah selesai bereskan kembali alat-alat dan bahan yang telah di gunakan
  • 55. 4. Tugas a. Buatlah laporan praktik secara ringkas clan jelas! b. Buatlah rangkuman pengetahuan yang baru Anda peroleh c. Jika belum mengerti pelajari kembali dan tanyakan pada Instruktur BAB. III EVALUASI A. KRITERIA DAN INSTRUMEN PENILAIAN 1. Kriteria Penilaian Pengetahuan (Tes formatif): a. Siswa dapat skor 7 (tujuh) bila tingkat kebenaran jawaban tiap item soal antara 70 % s/d 80 %. b. Siswa dapat skor 8 (delapan) bila tingkat kebenaran jawaban tiap item soal antara 81 % s/d 90 %. c. Siswa dapat skor 9 (sembilan) bila tingkat kebenaran jawaban tiap item soal antara 91 % s/d 100 %. d. Setiap item soal harus mendapat nilai minimal 7 (tujuh). e. Bila belum mencapai nilai tujuh Siswa wajib belajar kembali dan mengulang pada item tersebut. B. PERTANYAAN 1. Jelaskan tujuan system pengapian pada kendaraan? 2. Gambarkan rangkaian system pengapian konvensional? 3. Jelaskan fungsi setiap komponen system pengapian berikut!
  • 56. a. Coil Pengapian b. Distributor c. Kondensor d. Busi 4. Jelaskan kerja coil pengapian saat kontak poin tertutup dan saat kontak poin terbuka! 5. Jelaskan mengapa sudut Dwell yang tepat penting untuk mendapatkan pengapian yang baik! 6. Jelaskan keuntungan system pengapian elektronik! 7. Pada gambar di bawah ini tunjukkan komponen yang digunakan pada kontruksi sensor posisi poros engkol dudukan distributor. 8. Jelaskan cara kerja sensor Hall yang mengacu pada sudu rotary untuk menghasilkan sinyal out-put! 9. Jelaskan bagaimana system EST mengendalikan saat penyalaan! 10. Jelaskan cara kerja Sistem pengapian CDI! 11. Jelaskan cara kerja flywheel system pengapian magneto! 12. Jelaskan mengapa system pengapian harus distel sesuai dengan jadwal dan spesifikasi yang ditetapkan pabrik! 13. Identifikasi hal-hal apa saja yang perlu diperiksa selama prosedur servis untuk semua komponen yang ada dalam daftar – Tutup didistributor – Rotor – Busi 14. Jelaskan langkah-langkah menyetel saat pengapian dengan menggunakan timing light! 15. Jelaskan langkah-langkah penggantian distributor! Kunci Jawaban 1. Tujuan system pengapian pada kendaraan.
  • 57. Jawaban: – Untuk menyediakan percikan bunga api untuk membakar bahan bakar di dalam ruang pembakaran. – Untuk menyediakan percikan bunga api pada saat yang paling tepat untuk mendapatkan unjuk kerja engine terbaik pada seluruh kondisi engine. 2. Gambar di bawah ini menunjukan komponen sistem pengapian konvensional. Keterangan: 1. Batere 2. Kunci Kontak 3. Coil Pengapian 4. Distributor 5. Kapasitor 6. Kontak poin 7. Busi 8. Kabel Busi Jawaban: Agar secara otomatis merubah saat pengapian sesuai perubahan putaran engine. 3. Jelaskan fungsi setiap komponen system pengapian berikut! Jawaban: a. Coil Pengapian: Untuk merubah tegangan rendah menjadi tegangan tinggi untuk dapat menghasiljan percikan bunga api.
  • 58. b. Distributor: Dudukan Cam dan kontak poin. Dudukan untuk perangkat pemaju pengapian. Mendistribusikan listrik tegangan tinggi pada busi yang tepat (sesuai urut-urutan pengapian). c. Kondensor: Menbantu kolapnya medan magnet dan mencegah terjadinya percikan bunga api pada kontak poin. d. Busi: Menghasilkan percikan bunga api untuk menyulut/membakar campuran udara/bahan bakar. 4. Jelaskan kerja coil pengapian saat kontak poin tertutup dan terbuka! Jawaban: Arus (istrik mengalir melalui rangkaian primer dan tiiitan primer coil menghasilkan induksi medan magnet di sekeliling lilitan coil (inti coil) Pada saat kontak poin terbuka arus primer berhenti, medan magnet kolap. kolapnya medan magnet menghasilkan induksi tegangan tinggi pada lilitan sekunder. 5. Jelaskan mengapa sudut Dwelt yang tepat penting untuk mendapatkan pengapian yang baik! Jawaban: Sudut Dwell yang tepat penting untuk menghasilkan kejenuhan medan magnet coil pengapian dan mengurangi kerusakan kontak poin. 6. Jelaskan keuntungan system pengapian elektronik! Jawaban: a. Tidak menggunakan kontak poin b. Tidak memerlukan perawatan kontak poin c. Sudut Dwell ditentukan oleh unit pengapian d. Saat penyalaan lebih tepat e. Percikan bunga api lebih lama dan lebih besar 7. Pada gambar di bawah ini tunjukkan komponen yang digunakan pada kontruksi sensor posisi poros engkol dudukan distributor. Jawaban:
  • 59. 8. Jelaskan cara kerja sensor Hall yang mengacu pada sudu rotary untuk menghasilakan sinyal out-put! Jawaban: Jika tidak ada sudu yang berada di cefah medan magnet menyebabkan munculnya tegangan Hall. Jika sudu berada pada celah elemen Hall terlindung dari medan magnet, tidak muncul tegangan Hall. 9. Jelaskan bagaimana system EST mengendalikan saat penyalaan! Jawaban: Sistem EST menggunakan beberapa sensor untuk memantau kondisi kerja engine. Modul menghitung saat pengapian yang dibutuhkan dan memberikan sinyal ke coil pengapian untuk memberikan pengendalian pengapian. 10. Jelaskan cara kerja Sistem pengapian CDI! Jawaban: Transformator meningkatkatkan tegangan sumber 12 volt menjadi 400 volt untuk mengisi kapasitor penyimpan. Pada saat penyalaan therystor dipicu, kapasitor mengosongkan muatannya melalui lilitan primer menghasilkan pembentukan medan magnet yang sangat cepat, yang menyebabkan kenaikan tegangan pada lilitan sekunder yang menghasilkan tegangan tinggi yang diaiirkan ke busi. 11. Jelaskan cara kerja flywheel system pengapian magneto! Jawaban: Saat flywheel berputar magnet menginduksi tegangan pada liiitan primer, arus mengalir membentuk medan magnet di sekeliling coil pengapian. Saat kontak poin terbuka arus terhenti, medan magnet kolap menginduksi tegangan tinggi pada iilitan sekunder dan menghasilkan tegangan tinggi yang dialirkan ke busi. 12. Jelaskan mengapa system pengapian harus disetel sesuai dengan FO dan spesifikasi yang ditetapkan pabrik!
  • 60. Jawaban: Untuk menjamin kemampuan kerja sistem 13. Identifikasi hal-hal apa saja yang perlu diperiksa selama prosedur servis untuk semua komponen yang ada dalam daftar Jawaban: – Kabel tegangan tinggi Keretakan, terbakar, atau insulasi rusak – Kabel tegangan rendah a) Terbakar, insulasi retak atau rusak b) inti kawat terurai atau rusak pada terminalnya c) Kekuatan sambungan terminal terhadap dudukannya – Coil Pengapian a) Kebocoran oli b) Insulasi atau retak pecah c) Kerusakan eksternal – Tutup distributor a) Retak, insulasi pecah, clip rusak atau lemah b) Terminal terbakar atau rusak c) Sambungan karbon kendor atau rusak d) Memeriksa korosi pada puncak tutup bagian dalam – Rotor
  • 61. a) Blade kendor atau rusak b) Insulasi retak atau karbon retak c) Klip pengikat patah atau rusak – Busi a) Kerusakan Insulator b) Ekektroda eroded c) Sil rusak d) Ulir rusak e) Insulasi retak 14. Jelaskan langkah-langkah menyetel saat timing light! Jawaban: 1. Operasikan engine sampai mencapai temperatur kerja 2. Matikan engine dan pasang timing light 3. Lepas sambungan selang vacuum 4. Bersihkan tanda timing pada poros pulley 5. Hidupkan engine 6. Arahkan timing light pada tanda timing, Periksa dan stel saat pengapian 7. Kencangkan baut pengikat distributor dan periksa ulang saat pengapian 15. Jelaskan langkah-langkah penggantian distributor! Jawaban: 1. Posisikan rotor sehingga balde-nya berada tepat segaris dengan bagian puncak badan disributor 2. Bila rotor bergerak saat busi dikeluarkan, tentukan posisi baru penunjukan rotor
  • 62. 3. Sejajarkan tanda yang terdapat di badan didtributor dan blok engine dan masukkan distributor 4. Mungkin perlu menggerakkan sedikit badan rotor maju atau mundur untuk memungkinkan penggerak distributor terkait 5. Tepatkan posisi klem dan masukkan baut pengikat 6. Kencangkan baut pengikat dengan tangan 7. Sambungkan kabel tegangan rendah ke distributor 8. Pasang kembali tutup distributor dan kabel tegangan tinggi 9. Sambungkan kembali kabel negatip ke batere 10. Stel saat pembakaran sesuai spesifikasi pabrik 11. Kencangkan baut pengikat distributor sesuai spesifikasi pengencangan 12. Pastikan pipa vacuum dihubungkan ke unit advanver setelah saat pengapian di setel. C. KRITERIA KELULUSAN ASPEK SKOR (0-10) BOBOT NILAI KETERANGAN Sikap 2 Syarat kelulusan, nilai minimal 70 dengan nilai setiap aspek, minimal 7 Pengetahuan 4 Keterampilan 4 Nilai Akhir Kriteria kelulusan: 70 s/d 79 : Memenuhi kriteria minimal dengan bimbingan 80 s/d 89 : Memenuhi kriteria minimal tanpa bimbingan 90 s/d 100 : Diatas minimal tanpa bimbingan Kriteria Unjuk Kerja Aspek yang harus dilakukan Hasil pemeriksaan dan pengukuran Kesimpulan Memeriksa ignition coil 1.1. Melepas rangkaian kelistrikan
  • 63. Kriteria Unjuk Kerja Aspek yang harus dilakukan Hasil pemeriksaan dan pengukuran Kesimpulan pada ignition coil 1.2. Memeriksa tahanan external resistor 1.3. Memeriksa tahanan primary 1.4. Memeriksa nilai tahan secondary coil 1.5. Memeriksa tahanan body Melepas dan Membongkar distributor 2.1. Melepas selang-selang vacuum 2.2. Melepas distributor dari mesin 2.3. Melepas kabel tegangan tinggi – Memeriksa nilai tahanan kabel coil – Memeriksa Nilai tahanan kabel busi No.1 – Memeriksa Nilai tahanan busi No.2 – Memeriksa Nilai tahanan busi No.3
  • 64. Kriteria Unjuk Kerja Aspek yang harus dilakukan Hasil pemeriksaan dan pengukuran Kesimpulan – Memeriksa Nilai tahanan busi No.4 2.4. Melepas tutup distributor – Memeriksa tutup distributor dari keretakan 2.5. Melepas Rotor – Memeriksa Rotor terhadap keretakan 2.6. Melepas Condensor – Memeriksa Condensor 2.7. Melepas Platina – Memeriksa Permukaan platina 2.8. Melepas Vacum advancer – Memeriksa
  • 65. Kriteria Unjuk Kerja Aspek yang harus dilakukan Hasil pemeriksaan dan pengukuran Kesimpulan Vacum advancer (utama & tambahan) 2.9. Memeriksa plat dudukan platina – Memeriksa Kerja gerak dari plat dudukan platina 2.10.Memeriksa Kerja sentrifugal advance Melepas semua busi 3.1. Memeriksa Kondisi busi – Memeriksa keausan elektrode busi – Memeriksa keretakan isolator busi 3.2. Membersihkan Endapan karbon pada busi 3.3. Mengukur celah busi Memasang busi 4.1. Memasang busi dengan benar (torsi kekencangan sesuai, tidak miring) Merakit distributor sesuai SOP 5.1. Memasang Plat dudukan platina dengan benar 5.2. Memasang vacum 5.3. Memasang,
  • 66. Kriteria Unjuk Kerja Aspek yang harus dilakukan Hasil pemeriksaan dan pengukuran Kesimpulan memeriksa kontak platina dan menyetel celah platina sesuai SOP 5.4. Memasang condensor 5.5. Memasang Distributor ke mesin (sesuai SOP & repair manual) 5.6. Memasang Selang-selang vacum 5.7. Memasang tutup distributor 5.8. Memasang Kabel busi sesuai FO dengan benar Memasang rangkaian coil 6.1. Memasang Kabel-kabel dengan benar – Positif coil – Negatif coil – Kabel external resistor coil 6.2. Memasang Kabel tegangan tinggi dari coil ke distributor Menyetel dan mengukur sudut dwell & timing 7.1. Membaca, Mengukur & menyetel sudut dwell sesuai spesifikasi 7.2. Menyetel
  • 67. Kriteria Unjuk Kerja Aspek yang harus dilakukan Hasil pemeriksaan dan pengukuran Kesimpulan Timming pengapian sesuai SOP & repair manual = dwell OK RPM OK timming BAB. IV PENUTUP Peserta diklat yang telah mencapai syarat kelulusan minimal dapat melanjutkan ke modul berikutnya, sebaliknya apabila peserta diklat dinyatakan tidak lulus maka, peserta diklat tersebut harus mengulang modul ini clan tidak di perkenankan untuk melanjutkan ke modul yang selanjutnya. DAFTAR PUSTAKA – Automotive Mechanics-Fifth Edition-Volume 2-May and Crouse. ISBN: O-07- 452920-X – Automotive Electricity and Electronics-Gregory’s Scientific Publication. ISBN: 0- 85566669-2 – Electronics for Motor Mechanics-Stackpoole, Morrison and Gregory. ISBN: 0-582- 86821-1 – Anonim. 1995 new step 1 iraning manual. Jakarta, PT. Toyota astra motor – Wardan Suyanto (1989) Teori Motor Bensin. Jakarta depdikbud: dirjen Dikti, proyek pengembangan LPTK.
  • 68. SISTEM PENGAPIAN PRINSIP KERJA SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL Berikut akan dijelaskan mengenai prinsip kerja sistem pengapian konvensional. Prinsip kerja sistem pengapian konvensional ada dua kondisi yaitu kondisi saat kunci kontak ON platina menutup dan Aliran arus listrik pada saat platina membuka. 1) Pada saat kunci kontak ON, Platina menutup Aliran Arus Listrik Saat Konci Kontak ON, Platina Menutup Aliran arusnya adalah sebagai berikut: Baterai —-> Kunci kontak —-> Primer koil —-> Platina —-> Massa. Akibat aliran listrik pada primer koil, maka inti koil menjadi magnet. 2) Saat platina membuka
  • 69. Aliran Arus Saat Platina terbuka Saat platina membuka, arus listrik melalui primer koil terputus, terjadi induksi tegangan tinggi pada sekunder koil, sehingga arus akan mengalir seperti dibawah ini: Sekunder koil —-> Kabel tegangan tinggi —-> Tutup distributor —-> Rotor —-> Kabel tegangan tinggi (kabel busi) —-> Busi —-> Massa. Akibat aliran listrik tegangan tinggi dari sekunder koil, mampu meloncati tahanan udara antara elektroda tengah dengan elektroda massa pada busi dan menimbulkan percikan bunga api. KOMPONEN SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL PADA MOBIL Sistem pengapian konvensional terdiri dari beberapa komponen. Berikut akan dijelaskan apa saja komponen sistem pengapian beserta dengan fungsi masing-masing komponen sistem pengapian. 1. Baterai Baterai berfungsi sebagai sumber energi listrik. 2.Kunci Kontak Kunci kontak berfungsi untuk memutuskan dan menghubungkan listrik pada rangkaian atau mematikan dan menghidupkan sistem. Kunci kontak pada kendaraan memiliki 3 atau lebih terminal. Terminal utama pada kontak adalah terminal B atau AM dihubungkan ke baterai, Terminal IG dihubungkan ke (+) koil pengapian dan beban lain yang membutuhkan, terminal ST dihubungkan ke selenoid starter. Jika kunci kontak tersebut memiliki 4 terminal maka terminal yang ke 4 yaitu terminal ACC yang dihubungkan ke accesoris kendaraan, seperti: radio, tape dan lain-lainnya.
  • 70. 2. Koil Pengapian Koil pengapian berfungsi sebagai step up trafo, yaitu menaikan tegangan dari tegangan baterai 12 Volt menjadi tegangan tinggi lebih dari 15.000 Volt. Koil pengapian terdiri dari: inti besi lunak, primer koil, sekunder koil, rumah koil dan terminal koil. Hubungan terminal Pada Kunci Kontak 2. Koil Pengapian Koil pengapian berfungsi sebagai step up trafo, yaitu menaikan tegangan dari tegangan baterai 12 Volt menjadi tegangan tinggi lebih dari 15.000 Volt. Koil pengapian terdiri dari: inti besi lunak, primer koil, sekunder koil, rumah koil dan terminal koil. Konstruksi Koil Pengapian 3. Distributor Distributor berfungsi untuk mendistribusikan induksi tegangan tinggi sekunder koil ke busi sesuai dengan urutan pengapian motor atau FO (firing order). Distributor merupakan tempat sebagian besar sistem pengapian. Komponen yang ada pada distributor antara lain: platina (kontak breaker), kondensor, nok kontak pemutus arus, centrifugal advancer, vacum advancer, rotor distributor dan tutup distributor.
  • 71. MERAWAT SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL Kinerja sistem pengapian sangat besar pengaruhnya terhadap kesempurnaan proses pembakaran di dalam silinder, dengan sistem pengapian yang baik akan diperoleh performa mesin optimal dan pemakaian bahan bakar yang hemat. Agar kinerja sistem pengapian selalu dalam kondisi baik maka sistem ini perlu dirawat dengan baik. Perawatan sistem pengapian dengan cara membersihkan, melumasi dan menyetel komponen atau mesin. Sistem Pengapian Konvensional Komponen sistem pengapian yang cepat kotor adalah busi, platina, ujung rotor dan terminal pada tutup distributor. Bagian tersebut diatas perlu diperiksa dan dibersihkan kotorannya menggunakan amplas. Bagian sistem pengapian yang perlu diberi pelumas adalah Nok dan Rubbing block, Poros Nok dan Centrifugal Advancer. Penyetelan sistem pengapian meliputi penyetelan celah busi, celah platina atau besar sudut dwell, dan penyetelan saat pengapian. Bagi pemilik kendaraan perawatan dapat dilakukan sendiri dengan alat yang terdapat pada kelengkapan kendaraan, alat dan bahan yang diperlukan, yaitu:  Bahan : Grease (pelumas); amplas.  Alat : Kunci busi; kunci ring nomor 10, 12, 19; obeng (+); obeng (-); feeler gauge; lampu 12 volt dengan dua kabel; multimeter. Selain alat diatas pada bengkel yang baik menggunakan beberapa alat, diantaranya:  Spark plug cleaner and tester, merupakan alat untuk membersihkan dan memeriksa busi.  Spark plug gauge, untuk mengukur dan menyetel celah busi.
  • 72.  Tune up tester, untuk mengukur putaran dan sudut dweel.  Timing tester, untuk mengetahui saat pengapian.  Condensor tester, berfungsi untuk memeriksa kapasitas kondensor. Langkah kerja dalam merawat sistem pengapian adalah sebagai berikut: 1. Memeriksa secara visual kelainan pada komponen dan rangkaian sistem pengapian. 2. Memeriksa, membersihkan dan menyetel celah busi. 3. Memeriksa dan membersihkan kabel tegangan tinggi. 4. Memeriksa, membersihkan rotor dan tutup distributor. 5. Memeriksa nok, centrifugal advancer dan vacum advancer. 6. Memeriksa koil pengapian. 7. Memeriksa, membersihkan dan menyetel celah platina atau menyetel sudut dwell. SISTEM PENGAPIAN 1. Fungsi SistemPengapian Fungsi dari sistempengapianpadakendaraanadalahmenyediakanpercikanbungaapi listrikpadabusi untukmembakarcampuranudara/bahanbakar di dalamruang bakar engine padaakhirlangkah kompresi. Gambar 1. SistemPengapiandenganCoil PengapianKonvensional 2. Nama-nama komponensistempengapianserta fungsinya a. Baterai (Battery) Sebagai sumberaruslistrikdenganteganganrendah(12Volt). b. Kunci Kontak(IgnitionSwitch) Untuk memutusataumenghubungkanaruslistrikdari baterai ke koil. c. Koil (IgnitionCoil) Menaikkantegangandari 12 Voltteganganbatterymenjadi tegangantinggiyangbesarnya10.000 – 20.000 Volt. d. Kontakpemutus/platina(breakerpoint) Untuk menghubungkandanmemutuskanarusprimerdari baterai ke kunci kontakke koil sampai ke massa. e. Kondensor/kondensator(condensor) Untuk menyimpaninduksi sendiri padakumparanprimerkoil yangbesarnya300 – 400 Volt,mencegah percikanbungaapi pada platina,sertamempercepatpenuhnyaarusprimerpadasaat platinamenutup.
  • 73. f. Distributor Berfungsi membagikan(mendistribusikan) arustegangantinggi yangdi hasilkan(dibangkitkan)oleh kumparanskunderpadakoil ke busi padatiap- tiap silindersesuai denganurutanpengapian. Bagian- bagianini terdiri dari: – Cam (nok) Membukabreakerpoint(platina) padasudutcamshafttyang tepatuntukmasing-masingselinder. – Centrifugal governoradvancer Memajukansaat pengapiansesuai denganputaranmesin – VacuumAdvancer Memajukansaat pengapiansesuai denganbebanmesin(vacuumIntake manifold) – Rotor Membagikanaruslistriktegangantinggi yangdi hasilkanolehigantioncoil ketiap- tiapbusi. – DistributorCap Membagikanaruslistriktegangantinggi dari rotorke kabel tegangantinggi untukmasing- masing selinder. g. Kabel tegangantinggi Mengalirkanaruslistriktegangantinggi dari koil ke busi h. Busi Memercikkanbungaapi listrikdi ruangbakar padaakhir langkahkompresi sehinggaterjadipembakaran campuran bahanbakar dan udara 3. Cara Kerja sistempengapian a. Kunci kontak ON platina dalam kondisi menutup Aruslistrikakanmengalirdari (+) batterymenujuke sekringkemudianke terminal Bkunci kontakà IG kunci kontakà (+) koil à kumparanprimerkoil à(-) koil à platinaàmassa. Akibatnyapadakumparanprimerkoil timbul kemagnetanyangmempengaruhi kumparanskunderkoil Gambar 2. Cara kerjasistempengapiankonvensional Keterangan:
  • 74. 1. Kumparanprimerkoil 7. Battery 2. Kumparanskunderkoil 8. Kunci kontak 3. Koil 9. Distributor 4. kondensor 10. Kabel busi/kabeltegangantinggi 5. Platina(kontak pemutus) 11. Busi 6. Sekring b. Platina mulai terbuka Aruslistrikdari batteryke kunci kontakke koil ke platinasampai ke massamenjadi terputus.Akibatnya pada kumparanprimerdanskunderkoil terjadi induksi. Pada kumparanskunderkoil terjadi induksitegangantinggi yangbesarnya10.000 – 20.000 Voltyang dialirkanke distributordanke masing-masingbusi sehinggabusi dapatmeloncatkanbungaapi listrik. Pada kumparanprimerkoil terjadi induksi sendiri yangbesarnya300 – 400 Voltyang selanjutnya disimpandi kondensor. 4. PrinsipKerja Koil Pengapian Konstruksi. Gambar 3 : Konstruksi Coil Pengapian Coil pengapianterdiri dari rumahlogamyangmeliputilembarpelapislogamuntukmengurangi kebocoranmedanmagnet. Lilitansekunder,yamgmempunyaililitanlebihkurang20.000 lilitankawat tembagahalusdililitkansecaralangsungke inti besi yangdilaminasi dandisambungkanke terminal tegangantinggi yangterdapatpada bagiantutupcoil.Karenategangantinggi diberikanpadainti besi, inti harusdiisolasi olehtutupdaninsolatortambahandiberikandi bagiandasar. Lilitanprimer,terdiri dari 200 – 500 lilitankawattembagayangrelatif tebal,di tempatkandekatdengan bagianluar sekelililnglilitaansekunder.Panjangdanlebarkawatakanmenyebabkanresistansi lilitan primerberubahtergantungpadapenggunaannya. Coil pengapianadalahtransformatorpeningkattegangan.Coil menghasilkanpulsa-pulsategangantinggi yang dikirimkanke busi-busi untukmenyulut campuranbahanbakar/udaradi tabungengine. Lilitanprimercoil,menyimpanenerjidalambentukmedanmagnit. Padawaktuyangditentukankontak pointerbuka,arusprimerberhenti mengalirdanmedanmagnitkolapmemotongcoil sekunder menghasilkantegangantinggi ke dalamnya.Tegangansekundermenyalakanbusi. 5. Kondensor
  • 75. Gambar 4. Kondensor Dipasang Pada Distributor. Kondensormencegahpercikanbungaapi padapoin-poinpadasaatpoin-pointersebutmulai membuka. Arusyang berlebihanmengalirke dalamkondensorpadasaatpoin-pointerpisah. SebuahKondensorterdiridari beberapalembarkertastimahmasing-masinglapisandiberi isolasikertas paraffin,lembartersebutdigulungdenganketatsehinggaberbentuksilinder,masing-masingkumpulan platdihubungkandengansatukawatsebagai kutubpositif dannegative.Kondensorbiasanyadipasang didalamdistributordanadajugayang dipasangdiluardistributor. Kondensoritudiperlukankarena: – Poin-poinmembukadanmenutupsecaramekanis;gerakantersebutsangatlambatdibandingkan dengankecepatanaliranarus. – Poin-pointersebuthanyamembukasedikit. – Tegangandi dalamcoil dapat menjadi sangattinggi. Tanpa kondensor,yangterjadi adalah: – Teganganinduksi di dalamlilitanprimermenjadisangattinggi mendorongarusmeloncati celah membakarpermukaankontakpoin. Aliranarustidakdapat cepat berhenti,danmedanmagnitkolapsangatlambat.Karenanyategangan sekunderterlalurendahuntukmenyalakanbusi. 6. Pengendali/PemajuPengapianSentrifugal Untuk mendapatkansaatpemajuanyangdiperlukansaatputaranengine naik,distributormempunyai mekanisme sentrifugal yangterdiri dari duabuahpemberatyangmempunyaititiktumpudi bagaian bawahdistributor.Keduapemberatini ditahanpadadudukannyaolehpegasdanberputardengan sumbudistributor.Jikakecepatanputarnaik,pemberatterlemparke arahluar(karenapengaruhgaya sentrifugal)melawantarikanpegasdanakhirnyamemajukanbubungankontakpoin. Gambar 5: Salah satu contoh Mekanisme Pemaju Pengapian jenis Sentrifugal. Bubungandapatbergerakbebaspada porosdistributordansaatpemberatbergerakke arah luarakibat gaya sentrifugal,bubunganbergeser,atauberputar,searahdenganperputaranporos.Hal ini membuat bubungankontakpoinbersinggunganlebihcepatdengankontakpoin,dengandemikianterjadilah pemajuanpengapian. 7. Pengendali PengapianVacuum Interval waktuantarasaat terjadinyapenyalaandansaatdiperolehtekanankompresi maksimumadalah tidaktetap,tetapi berubah-ubahsesuai kecepatanpembakaran.
  • 76. – Jikacampuran kaya dantekanankompresi tinggi,diaakanterbakardengansangatcepatsewaktudi sulut. – Jikacampuran miskindantekanankompresi rendah,campuranakanterbakardenganlambat. Walaupun perbandingan kompresi tidak berubah-ubah pada suatu engine, jumlah campuran udara/bahan bakar di dalam silinder (pada awal langkah kompresi) berubah-ubah sesuai posisi pembukaan katup throttle, dengan demikian terjadi perubahan pada tekanan kompresi pada rentang kerja engine. Gambar 6 : Konstruksi vacuum advancer Mekanisme pengendali pemajuanpengapianvacuumterdiridari unitdiafragmavacuum, dihubungkan denganpelatdudukandistributordansisilaindiafragmadihubungkandengansaluranvacuum karburatormelalui selangvacuum. Diafragmaditahanpada posisinyaolehpegas.Pelatdudukandankontakpoinakanberputarsaat diafragmaberhubungandengankevacuumansaluranmasukengine. Cara Kerja Pembukaankatupgas/throttle yangkecil akanmemberikantingkatkevacuuman yangtinggi pada diafragmayangmengakibatkanpelatdudukanberputarmempercepatsaat pengapian.Saatpembukaan katupthrottle membukasemakinlebar,pengaruhkevacuumanakanmenurunmengurangi pemajuan saat pengapian.Pembukaanpenuhkatupthrottleakanmemberikantekananudaraluar(tidakada kevacuuman) terhadapdiafragmamengakibatkantidakterjadipemajuansaatpengapian. Catatan: Kerjasama antara pemaju pengapiansentrifugaldan kevacuuman secara otomatismemberikan perubahan yang pastiterhadap saat pengapian pada setiap rentang kerja engine. 8. Sudut Dwell SudutDwell adalahbesarnyasudutputaranbubungandistributorsaatkontakpoinmenutup.Sudut Dwell yangtepatsangatpentingpadacoil pengapian.Coil pengapian,agardapatberkerjadenganbaik memerlukanwaktualiranarusyangmengalirpadalilitanprimercukuplamaagarmampu membangkitkanmedanmagnetyangkuatdi sekitarnya.Kekuatanmedanmagnetdigunakanuntuk memotonglilitansekunderagarmenghasilkanteganganyangdiperlukanuntukmenyalakanbusi. Gambar 7 : SudutDwell Celahkontakpoindapatmerubahsudutdwell.Celahkontakpoinyangsempitakanmenaikkansudut dwell.Ini berarti kontakpointertutuplebihcepatdanmunutupnyaterlambatdanini meningkatkan sudutdwell.
  • 77. Besarnyasudutdwell dapatdi tentukandenganrumus: 60% x 360/n. n = jumlahselinder. Sudutdwell yangterlalubesardapatmenimbulkankerugian.Kontakpoinmenutuplebihcepatdapat mempengaruhi kerjacoil pengapiandankondensormenyebabkanpembakaranyangjelekdankontak pointerbakarkarenapercikanyangberlebihan. Celahyangbesaratau sudutdwell yangkecil,menyebabkankontakpoinmenutuplambatdanmembuka lebihcepat,coil tidakpunyawaktuuntukmemperolehkejenuhanmedanmagnetdengandemikian menimbulkanpembakaranyangjelek. 9. Busi Busi bergunauntukmenghasilkanbungaapi denganmenggunakantegangantinggi yangdihasilkanoleh koil.Bungaapi yang dihasilkanolehbusi kemudiandi pergunakanuntukmemulai pembakaran campuran bahanbakar denganudara yangtelahdi kompresikandi dalamselinder. Konstruksi busi Pada busi terdapat dua buah elektroda yaitu elektroda tengan dan samping elektroda tengah mengalirkan arus listrik dari distributor yang kemudian akan melompat menuju elektroda samping. Isolatoryangada pada busi untukmencegahbocornyaaruslistriktegangantinggi,sehinggatetap mengalirmel;alui elektrodatengahdanelektrodasampingteruske masasambil menghasilkanbunga api dari elektrodatengahke elektrodasamping. 10. Nilai panas busi Yang dimaksuddengannilai panasbusi adalahkemampuanmeradiasikansejumlahpanasolehbusi.Busi yang meradiasikanpanasyanglebihbanyakdisebutbusi dinginsebabbusi tersebutakantetapdingin, sedangkanbusi yangmeradiasikanbusi panassedikitdisebutdenganbusi panas. Busi dinginmempunyaiujunginsulatoryanglebihpendekkarenapermukaanpersinggungandenganapi lebihkecil danjalurradiasi panasnyapendek,makaperambatanpanassangatbaikdantempratur elektrodatengahtidakakannaikterlalutinggi. Sedangkanbusi panasmempunyai ujunginsulatoryangpanjangdan permukaansinggungdenganapi yangluassehinggajaluirperambatanpanasmenjadi panjangdan radiasi panasmenjadi kecil.Akibatnyaterpraturelektrodatengahmenjadi naik. Gambar8. konstruksibusi
  • 78. Nilai panasbusi jugadapatditentukandengannomoryangada padabusi,semakintinggi angkaatau nomorsuatu busi makasemakintinggi nilai panasbusi Gambar 9. Busi tipe panas dan busi tipe dingin c. Rangkuman Distributorberfungsimembagikan(mendistribusikan) arustegangantinggi yangdi hasilkan (dibangkitkan) olehkumparanskunderpadaignitioncoil ke busi padatiap- tiapselindersesuai dengan urutan pengapian Coil pengapianterdiri dari rumahlogamyammeliputilembarpelapislogamuntukmengurangi kebocoranmedanmagnet.Lilitansekunder,yangmempunyaililitanlebihkurang20.000 lilitankawat tembagahalusdililitkansecaralangsungke inti besi yangdilaminasi dandisambungkanke terminal tegangantinggi yangterdapatpada bagiantutupcoil. Lilitanprimer,terdiri dari 200 – 500 lilitankawattembagayangrelatif tebal,di tempatkandekatdengan bagianluar sekelililnglilitaansekunder.Panjangdanlebarkawatakanmenyebabkanresistansi lilitan primerberubahtergantungpadapenggunaannya. Rangkaianprimermerupakanjaluruntukarusteganganrendahdari baterai (lihatdiagram) danterdiri dari komponen-komponenberikut: – SaklarPengapian – LilitanPrimerCoil – KontakPoinDistributor – Kondensor Rangkaiansekundermerupakanjaluruntukarustegangantinggi yangditingkatkanolehcoil danterdiri dari komponen-komponenberikut: – LilitanSekunderCoil – LenganRotor Distributor – Tutup Distributor – Busi-Busi Kondensormencegah percikanbungaapi padakontakpoinpada saat kontakpointersebutmulai membuka.Arusyangberlebihanmengalirke dalamkondensorpadasaatkontakpointerpisah. SudutDwell adalahbesarnyasudutputaranbubungandistributorsaatkontakpoinmenutup.Besarnya sudutdwell dapatdi tentukandenganrumus:
  • 79. 60% x 360/n. n = jumlahselinder Sudutdwell yangterlalubesar,Kontakpoinmenutuplebihcepatdandapatmempengaruhi kerjacoil pengapian.Yangmenyebabkanpembakaranyangjelekdankontakpointerbakarkarenapercikanyang berlebihan. Celahkontakpointyangbesaratau sudutdwell yangkecil,menyebabkankontakpoinmenutuplambat dan membukalebihcepat,coil tidakpunyawaktuuntukmemperolehkejenuhanmedanmagnetdengan demikianmenimbulkanpembakaran yangjelek. Mekanisme sentrifugal advancerberpungsiuntukmemajukansaatpengapiansesuai dengan pertambahanputaranmesin. Mekanisme Vakumadvancerberpungsi untukmemundurkanataumemajukansaatpengapianpadasaat bebanmesinbertambahatauberkurang. Busi mengeluarkanaruslistriktegangantinggi menajdi loncatanbungaapi melalui elektroda. Nilai panasbusi adalahkemampuanmeradiasikansejumlahpanasolehbusi.Nilaipanasbusi dapat ditentukandengannomoryangadapada busi,semakintinggi angkaataunomorsuatubusi maka semakintinggi nilai panasbusi. SistemPengapianElektronik PerbandinganRangkaian Pengapian Perbedaan utama antara pengapian elektronik dengan yang menggunakan kontak poin adalah pada bagian rangkaian primer. Kontak poin digantikan oleh pembangkit sinyal elektronik dan sebuah unit pengendali pengapian elektronik. Pembangkit sinyal digunakan untuk memberikan impuls listrik untuk memberikan sinyal saat pengapian pada unti pengendali pengapian elektronik. Unit pengendali akan mensaklarkan rangkaian primer pengapian sebagai sinyal oleh pembangkit sinyal. Gambar 10 : Perbandingan rangkaian. Keuntungansistempengapianelektronik. – Tidakmenggunakankontakpoin. – Tidakmemerlukanperawatankontakpoin. – SudutDwell ditetapkanolehunitpengapian. – Saat pengapianlebihtepat.