SlideShare a Scribd company logo
1 of 14
Download to read offline
BAB        II

                           TINJAUAN PUSTAKA




2.1 Karotenoid



     Karotenoid adalah suatu kelompok pigmen yang berwarna kuning, orange, atau

merah orange, yang ditemukan pada tumbuhan, kulit, cangkang / kerangka luar

(eksoskeleton) hewan air serta hasil laut lainnya seperti molusca (calm, oyster,

scallop), crustacea (lobster, kepiting, udang) d an ikan (salmon, trout, sea beam,

kakap merah dan tuna). Karotenoid juga banyak ditemukan pada kelompok bakteri,

jamur, ganggang dan tanaman hijau. (Desiana, 2000).


Pigmen karotenoid mempunyai struktur alifatik atau alisiklik yang pada umumnya

disusun oleh delapan unit isoprena, dimana kedua gugus metil yang dekat pada

molekul pusat terletak pada posisi C1 dan C6, sedangkan gugus metil lainnya terletak

pada posisi C1 dan C5 serta diantaranya terdapat ikatan ganda terkonjugasi.




                     Gambar 2.1 Rumus struktur β-karoten




                                                             Universitas Sumatera Utara
8



Semua senyawa karotenoid mengandung sekurang-kurangnya empat gugus metil dan

selalu terdapat ikatan ganda terkonjugasi diantara gugus metil tersebut.    Adanya

ikatan ganda terkonjugasi dalam ikatan karotenoid menandakan adanya gugus

kromofora yang menyebabkan terbentuknya warna pada karotenoid. Semakin banyak

ikatan ganda terkonjugasi, maka makin pekat warna pada karotenoid tersebut yang

mengarah ke warna merah. (Heriyanto dkk, 2009. Wikipedia, 2010)


Karotenoid dibentuk oleh penggabungan delapan unit isoprene (C5H8) atau 2-metil-

1,3-butadiena dimana isoprena yang membentuk karotenoid ini berikatan secara

“kepala-ekor” kecuali pada pusat molekul berikatan secara “ekor-kor” sehingga

menjadikan molekul kerotenoid simetris sesuai dengan struktur berikut :




                   Gambar 2.2 Ikatan kepala – ekor pada isoprena




                    Gambar 2.3 Ikatan ekor – ekor pada isoprena

                                         (Rodriguez,1997, Gross, 1991, Dutta, 2005)


Istilah karoten digunakan untuk beberapa zat yang memiliki rumus molekul C40H56.

Secara kimia, karoten adalah terpena yang disintesa secara biokimia dari delapan

satuan isoprena C5H8




                                                            Universitas Sumatera Utara
9



Karotenoid mempunyai sifat-sifat tertentu, diantaranya tidak larut dalam air, larut

sedikit dalam minyak, larut dalam hidrokarbon alifatik dan aromatik seperti heksana

dan benzene serta larut dalam kloroform dan metilen klorida. Karotenoid harus selalu

disimpan dalam ruangan gelap (tidak ada cahaya) dan dalam ruangan vakum, pada

suhu -20 0C. Karotenoid yang terbaik disimpan dalam bentuk padatan kristal dan

didalamnya terdapat pelarut hidrokarbon seperti petroleum, heksana atau benzena.

Hal ini bertujuan untuk meminimalkan resiko kontaminasi dengan air sebelum

dianalisa lebih lanjut.


Berdasarkan unsur-unsur penyusunnya karotenoid dapat digolongkan dalam dua

kelompok pigmen yaitu karoten dan xantofil. Karoten mempunyai susunan kimia

yang hanya terdiri dari C dan H seperti α-karoten,        β-karoten dan γ-karoten.

Sedangkan xantofil terdiri dari atom-atom C, H dan O. Contoh senyawa yang

termasuk dalam xantofil antara lain : cantaxanthin, astaxanthin, rodoxanthin dan

torularhodin. (Gama, 2005)



Karotenoid alami (juga dikenal sebagai ekstrak karoten) secara alami memberikan

pigmen warna pada berbagai tumbuhan termasuk buah-buahan dan sayuran.

Karotenoid berperan penting bagi kesehatan dan kelangsungan hidup manusia.

Karotenoid dapat meningkatkan sistem immun, perlindungan terhadap kanker dan

juga berfungsi sebagai antioksidan. (Suwandi, 1991, Dutta, dkk., 2005)




                                                            Universitas Sumatera Utara
10



Karotenoid mempunyai sifat sifat tidak larut dalam air, tetapi larut dalam lemak,

mudah diisomerisasi dan dioksidasi, menyerap cahaya, meredam oksigen singlet,

memblok reaksi radikal bebas dan dapat berikatan dengan permukaan hidrofobik

Karotenoid berada dalam lemak bersama-sama dengan klorofil. (Dutta, dkk., 2005.)




2.2 Minyak Kelapa Sawit.


      Minyak yang dihasilkan dari bagian kulit atau sabut kelapa sawit dikenal

dengan nama Crude Palm Oil ( CPO ). Minyak kelapa sawit digunakan sebagai

bahan mentah minyak dan lemak pangan untuk menghasilkan minyak goreng,

shortening, margarin, dan minyak makan lainnya. Minyak sawit mengandung asam

lemak jenuh dan asam lemak tidak jenuh yang ikatannya mudah dipisahkan dengan

alkali. (Pasaribu, 2004)


Minyak kelapa sawit yang diperoleh dari pengolahan buah kelapa sawit ( Elaeis

guinensis jacq ) terdiri dari gliserida campuran yang merupakan ester dari gliserol

dan asam lemak rantai panjang. Umumnya, komposisi asam lemak minyak sawit

seperti terlihat pada Tabel 2.1 berikut ini :




                                                           Universitas Sumatera Utara
11



              Tabel 2.1 Komposisi Asam Lemak dalam Minyak Sawit


       Nama Asam Lemak               Rumus Asam Lemak                 Komposisi
       Laurat                                C12:0                       0,2 %
       Myristat                              C14:0                       1,1 %
       Palmitat                              C16:0                      44,0 %
       Stearat                               C18:0                       4,5 %
       Oleat                                 C18:1                      39,2 %
       Linoleat                              C18:2                      10,1 %
       Lainnya                                -                          0,9 %

                                                                        (Pahan, I. 2008)


Selain dari asam lemak, minyak sawit masih memiliki komponen minor. Kandungan

minor minyak kelapa sawit dapat dilihat pada Tabel 2.2 berikut ini.



                        Tabel 2.2 Kandungan Minor Minyak Sawit


  No                    Komponen                     Konsentrasi ( ppm )
   1              Karoten                                 500 – 700
   2              Tokoferol                               400 – 600
   3              Sterol                               Mendekati 300
   4              Phospatida                                 500
   5              Besi ( Fe )                                10
   6              Tembaga ( Cu )                             0,5
   7              Air                                    0,07 – 0,18
   8              Kotoran-kotoran                           0,01

                                                                      (Ketaren,S. 2005)




                                                             Universitas Sumatera Utara
12



2.3 Reaksi Adisi



     Reaksi adisi adalah reaksi penjenuhan atau pemutusan ikatan rangkap menjadi

ikatan tunggal.   Jadi pada reaksi adisi, ikatan rangkap pada suatu molekul atau

senyawa menerima atom atau gugus atom sehingga ikatan rangkapnya berubah

menjadi ikatan tunggal. Jadi reaksi adisi terjadi pada molekul-molekul yang memiliki

ikatan rangkap. Contoh : Reaksi adisi hidrogen ( Hidrogenasi ) pada etena dengan

katalis logam Ni : CH2 = CH2 + H2        Ni
                                                  CH3 – CH3


Pada reaksi adisi HX pada suatu alkena merupakan reaksi regioselektif yaitu suatu

reaksi dimana adisi kepada suatu alkena tak simetris produknya akan melimpah dari

pada arah yang lain.    Jadi pada reaksi regioselektif akan diperoleh dua macam

produk adisi isometrid namun produk yang satu akan lebih melimpah dari pada

produk yang lain. (Fessenden, 1986)


Adisi HX pada alkena bersifat regioselektif karena H+ dari HX menjadi terikat pada

karbon alkenil yang telah lebih banyak mengikat energi.      Alasan selektifitas ini

adalah bahwa jalur adisi ini menghasilkan karbokaktion antara yang lebih stabil

diantara dua kemungkinan.


Mekanisme adisi HX pada alkena pembentukan sebuah karbokation pada alkena yang

tidak simetris, misalnya propena.




                                                            Universitas Sumatera Utara
13




Urutan kestabilan karbokation adalah tersier > sekunder > primer.


Untuk propena, kedua posisi adisi H+ akan menghasilkan dua kemungkinan :

     1    Karbokation primer, berenergi tinggi dan kurang stabil.

     2    Karbokation sekunder, bernergi rendah dan lebih stabil.


Keadaan transisi menuju ke zat antara ini mempunyai karakter karbokation.     Oleh

karena itu, karbokation sekunder memiliki keadaaan transisi yang berenergi lebih

rendah dan dengan laju pembentukan yang lebih cepat. Adisi suatu pereaksi kepada

suatu alkena tak simetris berlangsung lewat karbokation yang lebih stabil. Hal ini

sesuai dengan aturan Markovnikov. (Polling, 1985)



2.4 Katalis



     Salah satu cara lain untuk mempercepat laju reaksi adalah dengan jalan

menurunkan energi      pengaktifan suatu reaksi. Hal ini dapat dilakukan dengan

menggunakan katalis.




                                                            Universitas Sumatera Utara
14



Suatu katalis berperan dalam reaksi tapi bukan sebagai pereaksi ataupun sebagai

produk. Katalis memungkinkan reaksi berlangsung lebih cepat atau memungkinkan

reaksi pada suhu lebih rendah akibat perubahan yang dipicunya terhadap pereaksi.


Katalis menyediakan suatu jalur pilihan dengan energi aktivasi yang lebih rendah.

Katalis mengurangi energi yang dibutuhkan agar suatu reaksi dapat berlangsung.




    Gambar 2.4 Energi pengaktifan reaksi dengan katalis dan tanpa katalis


Akhir akhir ini, katalis banyak digunakan untuk menghasilkan produk yang lebih

banyak dan dengan kualitas yang lebih baik. Banyak reaksi hanya dapat berlangsung

dengan adanya katalis. Beberapa produk kimia yang hanya dapat dihasilkan dengan

proses katalisis adalah asam sulfat, amoniak, dan karet sintetis. (Damanik, 1997)


Dalam penggunaannya, katalis dapat dibedakan ke dalam dua golongan utama: yaitu

katalis homogen dan katalis heterogen.




                                                             Universitas Sumatera Utara
15



Katalis homogen adalah katalis yang mempunyai fasa sama dengan zat yang

dikatalisis. Biasanya katalis homogen adalah berupa kompleks logam yang larut

dalam medium reaksi.


Katalis homogen dapat digunakan pada suhu dan tekanan rendah dan biasanya

spesifik untuk reaksi tertentu.


Contohnya besi (III) klorida pada reaksi penguraian hidrogen peroksida menjadi air

dan gas oksigen menurut persamaan :

                       2 H2O2 (l)   FeCl3 
                                                 2 H2O (l) + O2 (g)



Katalis heterogen adalah katalis yang ada dalam fase berbeda dengan pereaksi dalam

reaksi yang dikatalisisnya. Penggunaan katalis heterogen biasanya pada suhu dan

tekanan tinggu. Umumnya katalis heterogen berupa zat padat yang terdiri dari logam

atau oksida logam. Keuntungan penggunaan katalis heterogen adalah katalisnya dapat

dipisahkan dengan penyaringan dari produk bila reaksi telah selesai. Banyak proses

industri yang menggunakan katalis heterogen, sehingga proses dapat berlangsung

lebih cepat dan biaya produksi dapat dikurangi.


Beberapa logam ada yang dapat mengikat cukup banyak molekul-molekul gas pada

permukannya, misalnya Ni, Pt, Pd dan V. Gaya tarik menarik antara atom logam

dengan molekul gas dapat memperlemah ikatan kovalen pada molekul gas, dan

bahkan dapat memutuskan ikatan itu.         Satu contoh sederhana untuk katalisis




                                                           Universitas Sumatera Utara
16



heterogen yaitu bahwa katalis menyediakan suatu permukaan di mana pereaksi-

pereaksi ( atau substrat ) untuk sementara terjerap.         Ikatan dalam substrat-substrat

menjadi sedemikian lemah sehingga memadai terbentuknya produk baru. Ikatan atara

produk dan katalis lebih lemah, sehingga akhirnya terlepas.


Katalis dapat bekerja dengan membentuk senyawa antara atau mengabsorpsi zat

yang direaksikan. Sehingga katalis dapat meningkatkan laju reaksi, sementara katalis

itu sendiri tidak mengalami perubahan kimia secara permanen. Cara kerjanya yaitu

dengan menempel pada bagian substrat tertentu dan pada akhirnya dapat menurunkan

energi pengaktifan dari reaksi, sehingga reaksi berlangsung dengan cepat.


Suatu reaksi yang menggunakan katalis disebut reaksi katalis dan prosesnya disebut

katalisme. misalnya :

     2 KClO3 (g)            MnO2 
                                     2KCl (s) + 3 O2 (g)

     H2 (g) + Cl2 (g)       arang 
                                     2 HCl(g)


Secara umum proses suatu reaksi kimia dengan penambahan katalis dapat dijelaskan

sebagai berikut. Zat A dan zat B yang direaksikan membentuk zat AB dimana zat C

sebagai katalis. A      +    B                    AB   (reaksi lambat)

Bila tanpa katalis diperlukan      energi pengaktifan yang tinggi dan terbentuknya zat

AB lambat.    Namun, dengan adanya katalis C, maka terjadilah reaksi :




                                                                   Universitas Sumatera Utara
17



A + C                     AC (reaksi cepat) Energi pengaktifan diturunkan, maka

AC terbentuk cepat dan seketika itu juga AC bereaksi dengan B membentuk

senyawa ABC.         AC + B                 ABC       (reaksi cepat).


Energi pengaktifan reaksi ini rendah sehingga dengan cepat terbentuk ABC yang

kemudian mengurai menjadi AB dan C. sesuai reaksi ABC                     AB + C

(reaksi cepat)



Ada dua macam katalis, yaitu katalis positif (katalisator) yang berfungsi

mempercepat reaksi, dan katalis negatif (inhibitor) yang berfungsi memperlambat

laju reaksi. Katalis positif berperan menurunkan energi pengaktifan, dan membuat

orientasi molekul sesuai untuk terjadinya tumbukan. Akibatnya molekul gas yang

teradsorpsi pada permukaan logam ini menjadi lebih reaktif daripada molekul gas

yang tidak terabsorbsi. Prinsip ini adalah kerja dari katalis heterogen, yang banyak

dimanfaatkan untuk mengkatalisis reaksi-reaksi gas.



2.5 Logam Transisi Sebagai Katalis.


      Logam transisi yang dapat mengkatalis reaksi kimia merupakan dasar yang

sangat penting dalam proses industri seperti pada reaksi hidrogenasi, karbonilasi dan

reaksi polimerisasi bertekanan rendah untuk etilena dan propena. Semua proses ini

berlangsung secara heterogen dimana suatu bahan yang padat digunakan sebagai

katalis ( Cotton, F.A, dkk, 2004 )




                                                              Universitas Sumatera Utara
18



Unsur unsur transisi mempunyai sifat-sifat tertentu yaitu :

      1    Semua unsur transisi adalah logam.

      2    Hampir semua unsur transisi bersifat keras, kuat, titik lelehnya tinggi, titik

           didih tinggi serta penghantar panas dan listrik yang baik.

      3    Unsur tansisi dapat membentuk campuran satu dengan yang lain dan

           dengan unsur yang mirip logam

      4    Banyak diantaranya cukup elektropositif sehingga dapat larut dalam asam

           mineral, walau beberapa diantaranya bersifat mulia sehingga tidak

           terpengaruh oleh asam.

      5    Senyawa unsur transisi umumnya berwarna dengan valensi yang beragam

           dan memiliki beberapa macam valensi.

      6    Karena kulit yang terisi elektron sebagian, maka unsur ini kebanyakan

           bersifat paramagnetik.


Pada beberapa kasus, logam transisi yang memiliki berbagai valensi dapat

membentuk suatu senyawa intermediet yang tidak stabil, pada kasus lain, logam

transisi memberikan reaksi permukaanyang sesuai. sehingga banyak logam logam

unsur transisi dan senyawanya bersifat katalitik.

Beberapa logam transisi yang berguna sebagai katalis adalah sebagai berikut :


Ni        Raney nikel, pada proses reduksi seperti pembuatan heksametilendiamin,

          pembuatan H2 dari NH3 dan mereduksi antraquinon menjadi antraquinol

          pada H2O2.




                                                               Universitas Sumatera Utara
19



Komplek Ni digunakan pada sintesis Reppe ( polimerisasi alkena menghasilkan

         benzene atau siklooktatetraena).

Pd       Digunakan untuk reaksi hidrogenasi

PdCl2    Pada proses Wacker untuk mengubah etilena menjadi methanol

Cu       Digunakan pada proses langsung untuk pembuatan (CH3)2SiCl2

CuCl2    Pada proses Deacon untuk membuat Cl2 dari HCl (Lee, J.D., 1994)



Salah satu kegunaan yang penting dari unsur-unsur transisi dalam reaksi katalitik

adalah untuk mengatomisasi molekul-molekul diatomik dan menyalurkan atom-atom

tersebut pada reaktan yang lain dan reaksi intermediet.   Gas H2, O2, N2 dan Co

adalah molekul diatomik yang penting.       Kekuatan ikatan H, O, N dan C pada

permukaan logam-logam transisi memberikan daya dorong temodinamik untuk

atomisasi dan juga untuk pelepasan atom dalam reaksi dengan molekul-molekul yang

lain.   Permukaan logam juga memiliki sifat-sifat yang unik lainnya yang dapat

mengkatalisis serangkaian reaksi-reaksi kompleks yang dimulai dengan disosiasi

adsorbsi yang diikuti dengan penataan ulang kompleks melalui formasi dan

pemutusan ikatan, yang terakhir proses adsorbsi dari produk (Hegedus, dkk. 1987)



2.6 Paladium Sebagai Katalis.


Paladium yang terletak pada golongan VIII B golongan logam transisi memiliki

konfigurasi elektron (Kr) 4d10, 5s0. Berwarna agak putih keperakan dan merupakan




                                                           Universitas Sumatera Utara
20



anggota dari logam platinum bersama dengan           Platinum, Rhodium, Ruthenium,

Iridium, dan paladium adalah salah satu logam mulia yang mudah mengalami korosi

ketika terkena panas. Paladium banyak digunakan sebagai katalis. perhiasan dan juga

digunakan sebagai salah satu bahan reaktor nuklir.


Salah satu senyawa paladium yang dapat digunakan sebagai katalis adalah paladium

klorida PdCl2.    Paladium klorida berupa padatan brwarna merah. Dalam tipe α,

atom paladium yang berkoordinasi empat membentuk rantai 1-dimensi dengan

jembatan ganda klorin. Dihidratnya menyerap air dan larut dalam air, etanol, aseton,

dsb.


Bila PdCl2 dilarutkan dalam asam klorida, akan terbentuk [PdCl4]2- berkoordinasi

empat bujur sangkar. PdCl2 digunakan dalam katalis proses Wacker dan juga sebagai

katalis dalam berbagai reaksi organik. Salah satu diantaranya adalah pembuatan

etanal dari etena. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :




                                                                     (Miessler, 1990)

Salah satu bidang yang penting dalam kimia anorganik saat ini antara lain sintesis

organik yang menggunakan senyawa kompleks dan organologam, katalis homogen,

bioanorganik untuk mengelusidasi reaksi biologis yang melibatkan logam dan

mempelajari sifat padatan seperti katalisis padatan, hantaran, kemagnetan dan sifat

optis.




                                                              Universitas Sumatera Utara

More Related Content

What's hot

Laporan praktikum hidrolisis protein enzimatis
Laporan praktikum hidrolisis protein enzimatisLaporan praktikum hidrolisis protein enzimatis
Laporan praktikum hidrolisis protein enzimatisParid Nurahman
 
Amina dan amida
Amina dan amidaAmina dan amida
Amina dan amidaalditeuku1
 
Protein (kimia hasil pertanian)
Protein (kimia hasil pertanian)Protein (kimia hasil pertanian)
Protein (kimia hasil pertanian)DaveWattimena
 
Asam karbosilat dan turunannya
Asam karbosilat dan turunannyaAsam karbosilat dan turunannya
Asam karbosilat dan turunannyaalditeuku1
 
LIPID Kelas B Klmpok A (FMIPA UHO)
LIPID Kelas B Klmpok A (FMIPA UHO)LIPID Kelas B Klmpok A (FMIPA UHO)
LIPID Kelas B Klmpok A (FMIPA UHO)Retno Cahyaningrum
 
KIMIA PANGAN - PROTEIN/UNIVERSITAS PASUNDAN
KIMIA PANGAN - PROTEIN/UNIVERSITAS PASUNDANKIMIA PANGAN - PROTEIN/UNIVERSITAS PASUNDAN
KIMIA PANGAN - PROTEIN/UNIVERSITAS PASUNDANWulan Marayani
 
Percobaan III ASAM AMINO DAN PROTEIN
Percobaan III ASAM AMINO DAN PROTEINPercobaan III ASAM AMINO DAN PROTEIN
Percobaan III ASAM AMINO DAN PROTEINFadlian18
 
Asam amino, protein dan enzim
Asam amino, protein dan enzimAsam amino, protein dan enzim
Asam amino, protein dan enzimNor Hidayati
 
Laporan Biokimia Praktikum Protein: Uji Unsur-Unsur Protein, Uji Kelarutan Al...
Laporan Biokimia Praktikum Protein: Uji Unsur-Unsur Protein, Uji Kelarutan Al...Laporan Biokimia Praktikum Protein: Uji Unsur-Unsur Protein, Uji Kelarutan Al...
Laporan Biokimia Praktikum Protein: Uji Unsur-Unsur Protein, Uji Kelarutan Al...UNESA
 
FITOKIMIA POLIKETIDA
FITOKIMIA POLIKETIDAFITOKIMIA POLIKETIDA
FITOKIMIA POLIKETIDAALLKuliah
 

What's hot (20)

Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
 
praktikum biokimia
praktikum biokimiapraktikum biokimia
praktikum biokimia
 
Etilen, betakaroten, squalen
Etilen, betakaroten, squalenEtilen, betakaroten, squalen
Etilen, betakaroten, squalen
 
17 31-1-sm
17 31-1-sm17 31-1-sm
17 31-1-sm
 
Protein
ProteinProtein
Protein
 
Laporan praktikum hidrolisis protein enzimatis
Laporan praktikum hidrolisis protein enzimatisLaporan praktikum hidrolisis protein enzimatis
Laporan praktikum hidrolisis protein enzimatis
 
Amina dan amida
Amina dan amidaAmina dan amida
Amina dan amida
 
N butillitium
N butillitiumN butillitium
N butillitium
 
Protein (kimia hasil pertanian)
Protein (kimia hasil pertanian)Protein (kimia hasil pertanian)
Protein (kimia hasil pertanian)
 
Protein
ProteinProtein
Protein
 
Uji Millon
Uji MillonUji Millon
Uji Millon
 
Asam karbosilat dan turunannya
Asam karbosilat dan turunannyaAsam karbosilat dan turunannya
Asam karbosilat dan turunannya
 
LIPID Kelas B Klmpok A (FMIPA UHO)
LIPID Kelas B Klmpok A (FMIPA UHO)LIPID Kelas B Klmpok A (FMIPA UHO)
LIPID Kelas B Klmpok A (FMIPA UHO)
 
KIMIA PANGAN - PROTEIN/UNIVERSITAS PASUNDAN
KIMIA PANGAN - PROTEIN/UNIVERSITAS PASUNDANKIMIA PANGAN - PROTEIN/UNIVERSITAS PASUNDAN
KIMIA PANGAN - PROTEIN/UNIVERSITAS PASUNDAN
 
Percobaan III ASAM AMINO DAN PROTEIN
Percobaan III ASAM AMINO DAN PROTEINPercobaan III ASAM AMINO DAN PROTEIN
Percobaan III ASAM AMINO DAN PROTEIN
 
Chapter ii
Chapter iiChapter ii
Chapter ii
 
Asam amino, protein dan enzim
Asam amino, protein dan enzimAsam amino, protein dan enzim
Asam amino, protein dan enzim
 
6. protein
6. protein6. protein
6. protein
 
Laporan Biokimia Praktikum Protein: Uji Unsur-Unsur Protein, Uji Kelarutan Al...
Laporan Biokimia Praktikum Protein: Uji Unsur-Unsur Protein, Uji Kelarutan Al...Laporan Biokimia Praktikum Protein: Uji Unsur-Unsur Protein, Uji Kelarutan Al...
Laporan Biokimia Praktikum Protein: Uji Unsur-Unsur Protein, Uji Kelarutan Al...
 
FITOKIMIA POLIKETIDA
FITOKIMIA POLIKETIDAFITOKIMIA POLIKETIDA
FITOKIMIA POLIKETIDA
 

Similar to KAROTENOID DALAM MINYAK SAWIT

ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 5 Esterifikasi
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 5 EsterifikasiITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 5 Esterifikasi
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 5 EsterifikasiFransiska Puteri
 
Aldehid and keton
Aldehid and ketonAldehid and keton
Aldehid and ketonalditeuku1
 
Pengaruh derajat deasetilasi khitosan dari kulit udang terhadap aplikasinya s...
Pengaruh derajat deasetilasi khitosan dari kulit udang terhadap aplikasinya s...Pengaruh derajat deasetilasi khitosan dari kulit udang terhadap aplikasinya s...
Pengaruh derajat deasetilasi khitosan dari kulit udang terhadap aplikasinya s...dha4ni1
 
PPT METPEN KIMFIS.pptx
PPT METPEN KIMFIS.pptxPPT METPEN KIMFIS.pptx
PPT METPEN KIMFIS.pptxPutriBua
 
Study literatur kompleksometri
Study literatur kompleksometriStudy literatur kompleksometri
Study literatur kompleksometriDevitaAirin
 
Pemanfaatan minyak biji kapuk randu
Pemanfaatan minyak biji kapuk randuPemanfaatan minyak biji kapuk randu
Pemanfaatan minyak biji kapuk randuAkhi Setiawan
 
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 1 identifikasi 1
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 1 identifikasi 1ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 1 identifikasi 1
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 1 identifikasi 1Fransiska Puteri
 
Acara 5 esterifikasi puji nur haji
Acara 5 esterifikasi puji nur hajiAcara 5 esterifikasi puji nur haji
Acara 5 esterifikasi puji nur hajiPuji Nur Haji
 
Andi Hartomo Yusuf-Skripsi-FMIPA-Naskah Ringkas-2015
Andi Hartomo Yusuf-Skripsi-FMIPA-Naskah Ringkas-2015Andi Hartomo Yusuf-Skripsi-FMIPA-Naskah Ringkas-2015
Andi Hartomo Yusuf-Skripsi-FMIPA-Naskah Ringkas-2015Laurensius Andi H. Yusuf
 
Buku Pintar MIGAS INDONESIA - Kilang minyak bumi
Buku Pintar MIGAS INDONESIA - Kilang minyak bumiBuku Pintar MIGAS INDONESIA - Kilang minyak bumi
Buku Pintar MIGAS INDONESIA - Kilang minyak bumiAriyandi Yuda Prahara
 
PPT KIMIA ASAM LEMAK KELOMPOK 5.pptx
PPT KIMIA ASAM LEMAK KELOMPOK 5.pptxPPT KIMIA ASAM LEMAK KELOMPOK 5.pptx
PPT KIMIA ASAM LEMAK KELOMPOK 5.pptxrizki50702
 
Laporan tetap metil ester (1)
Laporan tetap metil ester (1)Laporan tetap metil ester (1)
Laporan tetap metil ester (1)nabila zarwan
 

Similar to KAROTENOID DALAM MINYAK SAWIT (20)

KELOMPOK 5(KETON).pptx
KELOMPOK 5(KETON).pptxKELOMPOK 5(KETON).pptx
KELOMPOK 5(KETON).pptx
 
Bab 5 senyawa organik
Bab 5 senyawa organikBab 5 senyawa organik
Bab 5 senyawa organik
 
2 aldehid dan keton
2 aldehid dan keton2 aldehid dan keton
2 aldehid dan keton
 
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 5 Esterifikasi
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 5 EsterifikasiITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 5 Esterifikasi
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 5 Esterifikasi
 
Aldehid and keton
Aldehid and ketonAldehid and keton
Aldehid and keton
 
Pengaruh derajat deasetilasi khitosan dari kulit udang terhadap aplikasinya s...
Pengaruh derajat deasetilasi khitosan dari kulit udang terhadap aplikasinya s...Pengaruh derajat deasetilasi khitosan dari kulit udang terhadap aplikasinya s...
Pengaruh derajat deasetilasi khitosan dari kulit udang terhadap aplikasinya s...
 
PPT METPEN KIMFIS.pptx
PPT METPEN KIMFIS.pptxPPT METPEN KIMFIS.pptx
PPT METPEN KIMFIS.pptx
 
Study literatur kompleksometri
Study literatur kompleksometriStudy literatur kompleksometri
Study literatur kompleksometri
 
Pemanfaatan minyak biji kapuk randu
Pemanfaatan minyak biji kapuk randuPemanfaatan minyak biji kapuk randu
Pemanfaatan minyak biji kapuk randu
 
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 1 identifikasi 1
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 1 identifikasi 1ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 1 identifikasi 1
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 1 identifikasi 1
 
Acara 5 esterifikasi puji nur haji
Acara 5 esterifikasi puji nur hajiAcara 5 esterifikasi puji nur haji
Acara 5 esterifikasi puji nur haji
 
Aseton ( b 1)
Aseton ( b 1)Aseton ( b 1)
Aseton ( b 1)
 
Eter
EterEter
Eter
 
Lemak
LemakLemak
Lemak
 
Andi Hartomo Yusuf-Skripsi-FMIPA-Naskah Ringkas-2015
Andi Hartomo Yusuf-Skripsi-FMIPA-Naskah Ringkas-2015Andi Hartomo Yusuf-Skripsi-FMIPA-Naskah Ringkas-2015
Andi Hartomo Yusuf-Skripsi-FMIPA-Naskah Ringkas-2015
 
Bab 1
Bab 1Bab 1
Bab 1
 
Makalah asam karbonat
Makalah asam karbonatMakalah asam karbonat
Makalah asam karbonat
 
Buku Pintar MIGAS INDONESIA - Kilang minyak bumi
Buku Pintar MIGAS INDONESIA - Kilang minyak bumiBuku Pintar MIGAS INDONESIA - Kilang minyak bumi
Buku Pintar MIGAS INDONESIA - Kilang minyak bumi
 
PPT KIMIA ASAM LEMAK KELOMPOK 5.pptx
PPT KIMIA ASAM LEMAK KELOMPOK 5.pptxPPT KIMIA ASAM LEMAK KELOMPOK 5.pptx
PPT KIMIA ASAM LEMAK KELOMPOK 5.pptx
 
Laporan tetap metil ester (1)
Laporan tetap metil ester (1)Laporan tetap metil ester (1)
Laporan tetap metil ester (1)
 

Recently uploaded

AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMIGustiBagusGending
 
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdfaksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdfwalidumar
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...MetalinaSimanjuntak1
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxNurindahSetyawati1
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxdpp11tya
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxPurmiasih
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...Kanaidi ken
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptxMateri IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptxmuhammadkausar1201
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...asepsaefudin2009
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdfanitanurhidayah51
 
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdfDiskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdfHendroGunawan8
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfNurulHikmah50658
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 

Recently uploaded (20)

AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
 
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdfaksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptxMateri IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdfDiskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 

KAROTENOID DALAM MINYAK SAWIT

  • 1. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Karotenoid Karotenoid adalah suatu kelompok pigmen yang berwarna kuning, orange, atau merah orange, yang ditemukan pada tumbuhan, kulit, cangkang / kerangka luar (eksoskeleton) hewan air serta hasil laut lainnya seperti molusca (calm, oyster, scallop), crustacea (lobster, kepiting, udang) d an ikan (salmon, trout, sea beam, kakap merah dan tuna). Karotenoid juga banyak ditemukan pada kelompok bakteri, jamur, ganggang dan tanaman hijau. (Desiana, 2000). Pigmen karotenoid mempunyai struktur alifatik atau alisiklik yang pada umumnya disusun oleh delapan unit isoprena, dimana kedua gugus metil yang dekat pada molekul pusat terletak pada posisi C1 dan C6, sedangkan gugus metil lainnya terletak pada posisi C1 dan C5 serta diantaranya terdapat ikatan ganda terkonjugasi. Gambar 2.1 Rumus struktur β-karoten Universitas Sumatera Utara
  • 2. 8 Semua senyawa karotenoid mengandung sekurang-kurangnya empat gugus metil dan selalu terdapat ikatan ganda terkonjugasi diantara gugus metil tersebut. Adanya ikatan ganda terkonjugasi dalam ikatan karotenoid menandakan adanya gugus kromofora yang menyebabkan terbentuknya warna pada karotenoid. Semakin banyak ikatan ganda terkonjugasi, maka makin pekat warna pada karotenoid tersebut yang mengarah ke warna merah. (Heriyanto dkk, 2009. Wikipedia, 2010) Karotenoid dibentuk oleh penggabungan delapan unit isoprene (C5H8) atau 2-metil- 1,3-butadiena dimana isoprena yang membentuk karotenoid ini berikatan secara “kepala-ekor” kecuali pada pusat molekul berikatan secara “ekor-kor” sehingga menjadikan molekul kerotenoid simetris sesuai dengan struktur berikut : Gambar 2.2 Ikatan kepala – ekor pada isoprena Gambar 2.3 Ikatan ekor – ekor pada isoprena (Rodriguez,1997, Gross, 1991, Dutta, 2005) Istilah karoten digunakan untuk beberapa zat yang memiliki rumus molekul C40H56. Secara kimia, karoten adalah terpena yang disintesa secara biokimia dari delapan satuan isoprena C5H8 Universitas Sumatera Utara
  • 3. 9 Karotenoid mempunyai sifat-sifat tertentu, diantaranya tidak larut dalam air, larut sedikit dalam minyak, larut dalam hidrokarbon alifatik dan aromatik seperti heksana dan benzene serta larut dalam kloroform dan metilen klorida. Karotenoid harus selalu disimpan dalam ruangan gelap (tidak ada cahaya) dan dalam ruangan vakum, pada suhu -20 0C. Karotenoid yang terbaik disimpan dalam bentuk padatan kristal dan didalamnya terdapat pelarut hidrokarbon seperti petroleum, heksana atau benzena. Hal ini bertujuan untuk meminimalkan resiko kontaminasi dengan air sebelum dianalisa lebih lanjut. Berdasarkan unsur-unsur penyusunnya karotenoid dapat digolongkan dalam dua kelompok pigmen yaitu karoten dan xantofil. Karoten mempunyai susunan kimia yang hanya terdiri dari C dan H seperti α-karoten, β-karoten dan γ-karoten. Sedangkan xantofil terdiri dari atom-atom C, H dan O. Contoh senyawa yang termasuk dalam xantofil antara lain : cantaxanthin, astaxanthin, rodoxanthin dan torularhodin. (Gama, 2005) Karotenoid alami (juga dikenal sebagai ekstrak karoten) secara alami memberikan pigmen warna pada berbagai tumbuhan termasuk buah-buahan dan sayuran. Karotenoid berperan penting bagi kesehatan dan kelangsungan hidup manusia. Karotenoid dapat meningkatkan sistem immun, perlindungan terhadap kanker dan juga berfungsi sebagai antioksidan. (Suwandi, 1991, Dutta, dkk., 2005) Universitas Sumatera Utara
  • 4. 10 Karotenoid mempunyai sifat sifat tidak larut dalam air, tetapi larut dalam lemak, mudah diisomerisasi dan dioksidasi, menyerap cahaya, meredam oksigen singlet, memblok reaksi radikal bebas dan dapat berikatan dengan permukaan hidrofobik Karotenoid berada dalam lemak bersama-sama dengan klorofil. (Dutta, dkk., 2005.) 2.2 Minyak Kelapa Sawit. Minyak yang dihasilkan dari bagian kulit atau sabut kelapa sawit dikenal dengan nama Crude Palm Oil ( CPO ). Minyak kelapa sawit digunakan sebagai bahan mentah minyak dan lemak pangan untuk menghasilkan minyak goreng, shortening, margarin, dan minyak makan lainnya. Minyak sawit mengandung asam lemak jenuh dan asam lemak tidak jenuh yang ikatannya mudah dipisahkan dengan alkali. (Pasaribu, 2004) Minyak kelapa sawit yang diperoleh dari pengolahan buah kelapa sawit ( Elaeis guinensis jacq ) terdiri dari gliserida campuran yang merupakan ester dari gliserol dan asam lemak rantai panjang. Umumnya, komposisi asam lemak minyak sawit seperti terlihat pada Tabel 2.1 berikut ini : Universitas Sumatera Utara
  • 5. 11 Tabel 2.1 Komposisi Asam Lemak dalam Minyak Sawit Nama Asam Lemak Rumus Asam Lemak Komposisi Laurat C12:0 0,2 % Myristat C14:0 1,1 % Palmitat C16:0 44,0 % Stearat C18:0 4,5 % Oleat C18:1 39,2 % Linoleat C18:2 10,1 % Lainnya - 0,9 % (Pahan, I. 2008) Selain dari asam lemak, minyak sawit masih memiliki komponen minor. Kandungan minor minyak kelapa sawit dapat dilihat pada Tabel 2.2 berikut ini. Tabel 2.2 Kandungan Minor Minyak Sawit No Komponen Konsentrasi ( ppm ) 1 Karoten 500 – 700 2 Tokoferol 400 – 600 3 Sterol Mendekati 300 4 Phospatida 500 5 Besi ( Fe ) 10 6 Tembaga ( Cu ) 0,5 7 Air 0,07 – 0,18 8 Kotoran-kotoran 0,01 (Ketaren,S. 2005) Universitas Sumatera Utara
  • 6. 12 2.3 Reaksi Adisi Reaksi adisi adalah reaksi penjenuhan atau pemutusan ikatan rangkap menjadi ikatan tunggal. Jadi pada reaksi adisi, ikatan rangkap pada suatu molekul atau senyawa menerima atom atau gugus atom sehingga ikatan rangkapnya berubah menjadi ikatan tunggal. Jadi reaksi adisi terjadi pada molekul-molekul yang memiliki ikatan rangkap. Contoh : Reaksi adisi hidrogen ( Hidrogenasi ) pada etena dengan katalis logam Ni : CH2 = CH2 + H2 Ni  CH3 – CH3 Pada reaksi adisi HX pada suatu alkena merupakan reaksi regioselektif yaitu suatu reaksi dimana adisi kepada suatu alkena tak simetris produknya akan melimpah dari pada arah yang lain. Jadi pada reaksi regioselektif akan diperoleh dua macam produk adisi isometrid namun produk yang satu akan lebih melimpah dari pada produk yang lain. (Fessenden, 1986) Adisi HX pada alkena bersifat regioselektif karena H+ dari HX menjadi terikat pada karbon alkenil yang telah lebih banyak mengikat energi. Alasan selektifitas ini adalah bahwa jalur adisi ini menghasilkan karbokaktion antara yang lebih stabil diantara dua kemungkinan. Mekanisme adisi HX pada alkena pembentukan sebuah karbokation pada alkena yang tidak simetris, misalnya propena. Universitas Sumatera Utara
  • 7. 13 Urutan kestabilan karbokation adalah tersier > sekunder > primer. Untuk propena, kedua posisi adisi H+ akan menghasilkan dua kemungkinan : 1 Karbokation primer, berenergi tinggi dan kurang stabil. 2 Karbokation sekunder, bernergi rendah dan lebih stabil. Keadaan transisi menuju ke zat antara ini mempunyai karakter karbokation. Oleh karena itu, karbokation sekunder memiliki keadaaan transisi yang berenergi lebih rendah dan dengan laju pembentukan yang lebih cepat. Adisi suatu pereaksi kepada suatu alkena tak simetris berlangsung lewat karbokation yang lebih stabil. Hal ini sesuai dengan aturan Markovnikov. (Polling, 1985) 2.4 Katalis Salah satu cara lain untuk mempercepat laju reaksi adalah dengan jalan menurunkan energi pengaktifan suatu reaksi. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan katalis. Universitas Sumatera Utara
  • 8. 14 Suatu katalis berperan dalam reaksi tapi bukan sebagai pereaksi ataupun sebagai produk. Katalis memungkinkan reaksi berlangsung lebih cepat atau memungkinkan reaksi pada suhu lebih rendah akibat perubahan yang dipicunya terhadap pereaksi. Katalis menyediakan suatu jalur pilihan dengan energi aktivasi yang lebih rendah. Katalis mengurangi energi yang dibutuhkan agar suatu reaksi dapat berlangsung. Gambar 2.4 Energi pengaktifan reaksi dengan katalis dan tanpa katalis Akhir akhir ini, katalis banyak digunakan untuk menghasilkan produk yang lebih banyak dan dengan kualitas yang lebih baik. Banyak reaksi hanya dapat berlangsung dengan adanya katalis. Beberapa produk kimia yang hanya dapat dihasilkan dengan proses katalisis adalah asam sulfat, amoniak, dan karet sintetis. (Damanik, 1997) Dalam penggunaannya, katalis dapat dibedakan ke dalam dua golongan utama: yaitu katalis homogen dan katalis heterogen. Universitas Sumatera Utara
  • 9. 15 Katalis homogen adalah katalis yang mempunyai fasa sama dengan zat yang dikatalisis. Biasanya katalis homogen adalah berupa kompleks logam yang larut dalam medium reaksi. Katalis homogen dapat digunakan pada suhu dan tekanan rendah dan biasanya spesifik untuk reaksi tertentu. Contohnya besi (III) klorida pada reaksi penguraian hidrogen peroksida menjadi air dan gas oksigen menurut persamaan : 2 H2O2 (l) FeCl3    2 H2O (l) + O2 (g) Katalis heterogen adalah katalis yang ada dalam fase berbeda dengan pereaksi dalam reaksi yang dikatalisisnya. Penggunaan katalis heterogen biasanya pada suhu dan tekanan tinggu. Umumnya katalis heterogen berupa zat padat yang terdiri dari logam atau oksida logam. Keuntungan penggunaan katalis heterogen adalah katalisnya dapat dipisahkan dengan penyaringan dari produk bila reaksi telah selesai. Banyak proses industri yang menggunakan katalis heterogen, sehingga proses dapat berlangsung lebih cepat dan biaya produksi dapat dikurangi. Beberapa logam ada yang dapat mengikat cukup banyak molekul-molekul gas pada permukannya, misalnya Ni, Pt, Pd dan V. Gaya tarik menarik antara atom logam dengan molekul gas dapat memperlemah ikatan kovalen pada molekul gas, dan bahkan dapat memutuskan ikatan itu. Satu contoh sederhana untuk katalisis Universitas Sumatera Utara
  • 10. 16 heterogen yaitu bahwa katalis menyediakan suatu permukaan di mana pereaksi- pereaksi ( atau substrat ) untuk sementara terjerap. Ikatan dalam substrat-substrat menjadi sedemikian lemah sehingga memadai terbentuknya produk baru. Ikatan atara produk dan katalis lebih lemah, sehingga akhirnya terlepas. Katalis dapat bekerja dengan membentuk senyawa antara atau mengabsorpsi zat yang direaksikan. Sehingga katalis dapat meningkatkan laju reaksi, sementara katalis itu sendiri tidak mengalami perubahan kimia secara permanen. Cara kerjanya yaitu dengan menempel pada bagian substrat tertentu dan pada akhirnya dapat menurunkan energi pengaktifan dari reaksi, sehingga reaksi berlangsung dengan cepat. Suatu reaksi yang menggunakan katalis disebut reaksi katalis dan prosesnya disebut katalisme. misalnya : 2 KClO3 (g) MnO2   2KCl (s) + 3 O2 (g) H2 (g) + Cl2 (g) arang    2 HCl(g) Secara umum proses suatu reaksi kimia dengan penambahan katalis dapat dijelaskan sebagai berikut. Zat A dan zat B yang direaksikan membentuk zat AB dimana zat C sebagai katalis. A + B AB (reaksi lambat) Bila tanpa katalis diperlukan energi pengaktifan yang tinggi dan terbentuknya zat AB lambat. Namun, dengan adanya katalis C, maka terjadilah reaksi : Universitas Sumatera Utara
  • 11. 17 A + C AC (reaksi cepat) Energi pengaktifan diturunkan, maka AC terbentuk cepat dan seketika itu juga AC bereaksi dengan B membentuk senyawa ABC. AC + B ABC (reaksi cepat). Energi pengaktifan reaksi ini rendah sehingga dengan cepat terbentuk ABC yang kemudian mengurai menjadi AB dan C. sesuai reaksi ABC AB + C (reaksi cepat) Ada dua macam katalis, yaitu katalis positif (katalisator) yang berfungsi mempercepat reaksi, dan katalis negatif (inhibitor) yang berfungsi memperlambat laju reaksi. Katalis positif berperan menurunkan energi pengaktifan, dan membuat orientasi molekul sesuai untuk terjadinya tumbukan. Akibatnya molekul gas yang teradsorpsi pada permukaan logam ini menjadi lebih reaktif daripada molekul gas yang tidak terabsorbsi. Prinsip ini adalah kerja dari katalis heterogen, yang banyak dimanfaatkan untuk mengkatalisis reaksi-reaksi gas. 2.5 Logam Transisi Sebagai Katalis. Logam transisi yang dapat mengkatalis reaksi kimia merupakan dasar yang sangat penting dalam proses industri seperti pada reaksi hidrogenasi, karbonilasi dan reaksi polimerisasi bertekanan rendah untuk etilena dan propena. Semua proses ini berlangsung secara heterogen dimana suatu bahan yang padat digunakan sebagai katalis ( Cotton, F.A, dkk, 2004 ) Universitas Sumatera Utara
  • 12. 18 Unsur unsur transisi mempunyai sifat-sifat tertentu yaitu : 1 Semua unsur transisi adalah logam. 2 Hampir semua unsur transisi bersifat keras, kuat, titik lelehnya tinggi, titik didih tinggi serta penghantar panas dan listrik yang baik. 3 Unsur tansisi dapat membentuk campuran satu dengan yang lain dan dengan unsur yang mirip logam 4 Banyak diantaranya cukup elektropositif sehingga dapat larut dalam asam mineral, walau beberapa diantaranya bersifat mulia sehingga tidak terpengaruh oleh asam. 5 Senyawa unsur transisi umumnya berwarna dengan valensi yang beragam dan memiliki beberapa macam valensi. 6 Karena kulit yang terisi elektron sebagian, maka unsur ini kebanyakan bersifat paramagnetik. Pada beberapa kasus, logam transisi yang memiliki berbagai valensi dapat membentuk suatu senyawa intermediet yang tidak stabil, pada kasus lain, logam transisi memberikan reaksi permukaanyang sesuai. sehingga banyak logam logam unsur transisi dan senyawanya bersifat katalitik. Beberapa logam transisi yang berguna sebagai katalis adalah sebagai berikut : Ni Raney nikel, pada proses reduksi seperti pembuatan heksametilendiamin, pembuatan H2 dari NH3 dan mereduksi antraquinon menjadi antraquinol pada H2O2. Universitas Sumatera Utara
  • 13. 19 Komplek Ni digunakan pada sintesis Reppe ( polimerisasi alkena menghasilkan benzene atau siklooktatetraena). Pd Digunakan untuk reaksi hidrogenasi PdCl2 Pada proses Wacker untuk mengubah etilena menjadi methanol Cu Digunakan pada proses langsung untuk pembuatan (CH3)2SiCl2 CuCl2 Pada proses Deacon untuk membuat Cl2 dari HCl (Lee, J.D., 1994) Salah satu kegunaan yang penting dari unsur-unsur transisi dalam reaksi katalitik adalah untuk mengatomisasi molekul-molekul diatomik dan menyalurkan atom-atom tersebut pada reaktan yang lain dan reaksi intermediet. Gas H2, O2, N2 dan Co adalah molekul diatomik yang penting. Kekuatan ikatan H, O, N dan C pada permukaan logam-logam transisi memberikan daya dorong temodinamik untuk atomisasi dan juga untuk pelepasan atom dalam reaksi dengan molekul-molekul yang lain. Permukaan logam juga memiliki sifat-sifat yang unik lainnya yang dapat mengkatalisis serangkaian reaksi-reaksi kompleks yang dimulai dengan disosiasi adsorbsi yang diikuti dengan penataan ulang kompleks melalui formasi dan pemutusan ikatan, yang terakhir proses adsorbsi dari produk (Hegedus, dkk. 1987) 2.6 Paladium Sebagai Katalis. Paladium yang terletak pada golongan VIII B golongan logam transisi memiliki konfigurasi elektron (Kr) 4d10, 5s0. Berwarna agak putih keperakan dan merupakan Universitas Sumatera Utara
  • 14. 20 anggota dari logam platinum bersama dengan Platinum, Rhodium, Ruthenium, Iridium, dan paladium adalah salah satu logam mulia yang mudah mengalami korosi ketika terkena panas. Paladium banyak digunakan sebagai katalis. perhiasan dan juga digunakan sebagai salah satu bahan reaktor nuklir. Salah satu senyawa paladium yang dapat digunakan sebagai katalis adalah paladium klorida PdCl2. Paladium klorida berupa padatan brwarna merah. Dalam tipe α, atom paladium yang berkoordinasi empat membentuk rantai 1-dimensi dengan jembatan ganda klorin. Dihidratnya menyerap air dan larut dalam air, etanol, aseton, dsb. Bila PdCl2 dilarutkan dalam asam klorida, akan terbentuk [PdCl4]2- berkoordinasi empat bujur sangkar. PdCl2 digunakan dalam katalis proses Wacker dan juga sebagai katalis dalam berbagai reaksi organik. Salah satu diantaranya adalah pembuatan etanal dari etena. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut : (Miessler, 1990) Salah satu bidang yang penting dalam kimia anorganik saat ini antara lain sintesis organik yang menggunakan senyawa kompleks dan organologam, katalis homogen, bioanorganik untuk mengelusidasi reaksi biologis yang melibatkan logam dan mempelajari sifat padatan seperti katalisis padatan, hantaran, kemagnetan dan sifat optis. Universitas Sumatera Utara