Ulumul Qur'an adalah ilmu yang mempelajari Al-Qur'an, termasuk sejarah turunnya, bahasa Arabnya, tata cara menafsirkannya, dan cabang-cabangnya seperti ilmu qiraat, nasikh mansukh, makki-madani. Tujuannya agar memahami petunjuk syariat Islam secara tepat. Ulumul Qur'an bermula dari Rasulullah saw dan sahabat, kemudian berkembang pada masa khalifah Utsman.
2. PENGERTIAN ULUMUL QUR’AN
Al-qur’an adalah kalammullah yang diturunkan kepada nabi
muhammad lewat perantara malaikat Jibril sebagai mu’jizat. Al-
Qur’an adalah sumber ilmu bagi kaum muslimin yang merupakan
dasar-dasar hukum yang mencakup segala hal, baik aqidah, ibadah,
etika, mu’amalah dan sebagainya.
اَنْلَّزَنَو
ََْكيَلَع
ََـبَتِكْلا
اًناَيْبِت
َ
ُِلكِل
َ
ءَْىش
َىدَهَو
َ
ًةَمْحَرَو
ىَْرشُبَو
ََينِمِلْسُمْلِل Dan Kami turunkan
kepadamu Al Kitab (Al Quran) untuk menjelaskan segala sesuatu dan
petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang
berserah diri.(Q.S.An-Nahl 89)
3. Al-Qur’an diturunkan dalam bahasa Arab. Karena itu, ada
anggapan bahwa setiap orang yang mengerti bahasa Arab
dapat mengerti isi Al-qur’an. Lebih dari itu, ada orang yang
merasa telah dapat memahami dan menafsirkan Al-qur’an
dengan bantuan terjemahnya sekalipun tidak mengerti bahasa
Arab. Padahal orang Arab sendiri banyak yang tidak mengerti
kandungan Al-Qur’an. Bahkan di antara para sahabat dan tabi’in
ada yang salah memahami Al-Qur’an karena tidak memiliki
kemampuan untuk memahaminya. Oleh karena itu, untuk dapat
mengetahui isi kandungan Al-Qur’an diperlukanlah sebuah ilmu
yang mempelajari bagaimana, tata cara menafsiri Al-Qur’an.
Yaitu Ulumul Qur’an atau Ulm at tafsir.
4. Kata ‘Uluum jamak dari kata ‘ilmu. ‘Ilmu berarti al-fahmu walidraak
(“paham dan menguasai”). Kemudian arti kata ini berubah menjadi
masalah-masalah yang beraneka ragam yang disusun secara ilmiah.
Jadi; yang dimaksud dengan ‘ULUUMUL QUR’AN ialah yang
membahas masalah-masalah yang berhubungan dengan Qur’an dari
segi asbaabun nuzuul, an-Nasikh wal mansukh, al-muhkam wal
mutasyaabih, al-Makki wal Madani, dan lain sebagainya yang
berhubungan dengan Qur’an. Terkadang ilmu ini dinamakan
juga USUULUT TAFSIIR (“dasar-dasar tafsir”), karena yang dibahas
berkaitan dengan beberapa masalah yang harus diketahui oleh
seorang mufasir sebagai sandaran dalam menafsirkan Qur’an.
6. Ulumul Qur'an pada masa Nabi dan Sahabat
Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya
sangat mengetahui makna-makna Al-Qur'an dan
ilmu-ilmunya, sebagaimana pengetahuan para
ulama sesudahnya. Hal itu disebabkan karena
Rasulullah yang menerima wahyu dari sisi Allah
SWT, juga mendapatkan rahmat-Nya yang berupa
jaminan dari Allah bahwa kalian pasti bisa
mengumpulkan wahyu itu ke dalam dada beliau.
7. Setelah periode pertama berlalu, datanglah masa pemerintahan
kahlifah Utsman bin Affan. Negara-negara Islam pun telah berkembang
luas. Orang-orang Arab murni telah bercampur baur dengan orang-
orang asing yang tidak kenal bahasa Arab. Percampuran bangsa dan
akulturasi kebudayaan ini menimbulkan kekhawatiran-kekhawatiran.
Karena itu, Kholifah Utsman bin Affan memerintahkan
Kaum muslimin agar seluruh ayat-ayat Al-Qur'an yang telah
dikumpulkan pada masa Kholifah Abu Bakar itu dikumpulkan lagi dalam
satu mushhaf, kemudian di kenal dengan nama Mushhaf Utsman.
Dengan usahanya itu, berarti Kholifah Utsman bin Affan telah
meletakkan dasar pertama, yang kita namakan Ilmu Rasmil Qur'an atau
Rasmil Utsmani.
Perintis Dasar Ulumul Qur'an
8. Ulumul Qur’an itu sendiri bermula dari Rasulullah SAW, tetapi saat itu
Rasulullah S.A.W tidak mengizinkan mereka menuliskan sesuatu dari dia
selain Qur’an, karena ia khawatir Qur’an akan tercampur dengan yang lain. “
Muslim meriwayatkan dari Abu Sa’id al-khudri, bahwa rasulullah S.A.W
berkata :
“Janganlah kamu tulis dari aku; barang siapa yang menuliskan
dari aku selain Qur’an, hendaklah dihapus. Dan ceritakan apa
yang dariku; dan itu tiada halangan baginya. Dan barang siapa
yang sengaja berdusta atas namaku, ia akan menempati tempatnya
di api neraka.”
Sekalipun sesudah itu, Rasulullah S.A.W baru mengizinkan kepada sebagian
sahabat untuk menulis hadist, tetapi hal yang berhubungan dengan Qur’an,
para sahabat menulis tetap didasarkan pada riwayat yang melalui petunjuk di
zaman Rasulullah S.A.W., dimasa kekhalifahan Abu Bakar dan Umar r.a.
PERKEMBANGAN ULUMUL QUR’A
9. Secara garis besar Ulumul Qur’an terbagi dua, yaitu:
a. Ilmu yang berhubungan dengan riwayat semata mata, seperti
ilmu qira’at, tempat turunnya ayat-ayat al-qur’an, waktu
turunnya, dan sebab-sebabnya.
b. Ilmu yang berhubungan dirayah, yakni ilmu yang diperoleh
dengan jalan penelaahan secara mendalam seperti memahami
lafal yang gharib (asing pengertiannya) serta mengetahui
makna ayat yang berhubungan dengan hukum.
Tujuan mempelajari ulumul qur’an ini adalah untuk memperoleh
keahlian dalam mengistimbath hukum syara’, baik mengenai
keyakinan atau I’tiqad, amalan, budi pekerti, maupun lainnya.
Cabang-Cabang ulumul Qur’an
10. Dari pembahasan yang telah disebutkan di atas dapat disimpulkan
bahwa kata Ulumul Qur’an secara etimologi berasal dari bahasa Arab
yang terdiri dari dua kata, yaitu “ulum” dan “Al-Qur’an”. Kata ulum
adalah bentuk jama’ dari kata “ilmu” yang berarti ilmu-ilmu. Kata ulum
yang disandarkan kepada kata Al-Qur’an telah memberikan pengertian
bahwa ilmu ini merupakan kumpulan sejumlah ilmu yang berhubungan
dengan Al-Qur’an, baik dari segi keberadaanya sebagai Al-Qur’an
maupun dari segi pemahaman terhadap petunjuk yang terkandung di
dalamnya. Sedangkan secara terminologi dapat disimpulkan bahwa
ulumul qur’an adalah ilmu yang membahas hal-hal yang berhubungan
dengan Al-Qur’an, baik dari aspek keberadaanya sebagai Al-Qur’an
maupun aspek pemahaman kandunganya sebagai pedoman dan
petunjuk bagi manusia.
Kesimpulan