3. Baridwan (2010)
Piutang dagang adalah piutang yang timbul dari
penjualan barang-barang atau jasa yang dihasilkan oleh
perusahaan.
Pengertin Piutang
4. Jusup (2005)
Piutang sebagai hak untuk menagih sejumlah uang dari
si penjual kepada si pembeli yang timbul karena adanya
transaksi.
Pengertin Piutang
5. Reeve et al. (2009)
Piutang yang dihasilkan dari penjualan secara kredit atas
barang dan jasa biasanya diklasifikasikan sebagai
piutang usaha atau wesel tagih.
Pengertin Piutang
6. Weygandt et al . (2007)
Piutang sebagai jumlah yang dapat ditagih dalam
bentuk tunai dari seseorang atau perusahaa lain.
Pengertin Piutang
7. Kieso et al. (2008)
Piutang adalah klaim uang,barang atau jasa kepada
pelanggan atau pihak-pihak lainnya.
Pengertin Piutang
9. Baridwan (2010)
berpendapat bahwa penyajian neraca digunakan dasar
pengukuran Nilai Realisas/ Penyelesaian.
Penilaian piutang
10. Jusup (2005)
menyatakan bahwa kerugian piutang merupakan hal
yang normal dan merupakan resiko yang sudah
selayaknya bagi perusahaan yang melakukan penjualan
secara kredit.
Penilaian piutang
11. Reeve dkk (2009)
berpendapat tidak ada aturan umum untuk
menentukkan kapan sebuah piutang dianggap tidaak
tertagih
Penilaian piutang
13. Ada 2 pendekatan yang dapat digunakan dalam metode
ini yaitu :
1.Atas dasar jumlah penjualan atau
2.Atas dasar jumlah piutang
Metode Cadangan (Metode tidak
langsung)
14. Metode ini kerugian piutang diperhitungkan
berdasarkan persentase tertentu dari penjulan kredit.
Atas dasar jumlah penjualan
15. Adapun pencatatan kerugian piutang tersebut adalah
sebagai berikut :
Biaya Kerugian Piutang Rp xxxx
Cadangan Kerugian Piutang Rp xxxx
16. 1. Cadangan kerugian piutang dinakikan hingga persentase
tertentu dari total piutang
2. Penentuan jumlah kerugian piutang dihitung dari analisa
umur piutang
Atas dasar jumlah piutang
17. Dalam metode penghapusan langsung setiap akhir
periode tidak dibuat taksiran yang tidak tertagih , tetapi
kerugian piutang diakui langsung pada saat piutang
tersebut benar-benar tidak bisa ditagih.
Metode pengahapusan Langsung
18. Apabila diketahui terdapat piutang yang tidak dapat
ditagih maka dibuat jurnal sebagi berikut :
Biaya Kerugian Piutang Rp xxxxx
Piutang Rp xxxxx
19. Piutang kepada debitur yang telah dihapus,
kemungkinan dapat diterima kembali. Jumlah yang
dapat diterima kembali mungkin hanya sebagian,
mungkin seluruhnya.
Penerimaan Kembali piutang yang
Telah di hapus
20. Jurnal untuk mencatat penerimaan kembali piutang yang telah
dihapus adalah sebagai berikut :
a. Jika perusahaan menggunakan metode cadangan
Piutang Dagang Rp xxxxxx
Cadangan Kerugian piutang Rp xxxxxx
21. b. Jika perusahaan menggunakan metode penghapusan
langsung
1.Apabila penerimaan kembali piutang terjadi pada periode
yang sama dengan periode dimana piutang tersebut dihapus
Piutang dagang Rp xxxxx
Kerugian Piutang Rp xxxxx
22. 2.Apabila penerimaan kembali piutang terjadi pada
periode berikutnya
Piutang dagang Rp xxxxx
Penerimaan Kembali piutang Rp xxxxx