SlideShare a Scribd company logo
1 of 8
Download to read offline
1
ANALISIS EFEKTIVITAS MESIN PADA LINI PRODUKSI MENGGUNAKAN METODE
OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) BERDASARKAN PRINSIP TOTAL
PRODUCTIVE MAINTENANCE (TPM)
(Studi Kasus Pada Mesin Ball Tea di PT Kabepe Chakra)
Aysha Herdiwan1
, Sri Widyanesti ST., MM2
1
Prodi S1 Manajemen Bisnis Telekomunikasi dan Informatika, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas
Telkom
2
Prodi S1 Manajemen Bisnis Telekomunikasi dan Informatika, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas
Telkom
ayshaherdiwan@gmail.com, widiyanesti.sri@gmail.com
Abstrak
Total Productive Maintenance (TPM) merupakan suatu pendekatan dalam Preventive Maintenance yang
dapat digunakan perusahaan untuk mengevaluasi efektivitas fasilitas perusahaan. Evaluasi tersebut
dilakukan untuk meningkatkan nilai Overall Equipment Effectiveness (OEE) fasilitas dan mengeliminasi
kerugian utama yang dikenal dengan The Six Big Losses. TPM merupakan pendekatan maintenance yang
berfokus pada peralatan sehingga cocok untuk diterapkan pada perusahaan manufaktur dan pabrik-
pabrik produksi. Penelitian ini dilakukan pada mesin Ball Tea di PT Kabepe Chakra yang merupakan
mesin produksi untuk mengeringkan teh. Perhitungan nilai OEE dilakukan berdasarkan data pada bulan
Januari-Desember 2014, hasil perhitungan menunjukan bahwa nilai OEE sebesar 59.30897433% dan
masih berada di bawah standar World Class. Perhitungan Six Big Losses mesin menunjukan bahwa
persentase kerugian mesin yang paling dominan terjadi pada mesin adalah Set-up and Adjustment Loss
yaitu sebesar 42.6768183%. Hasil penelitian ini kemudian dapat digunakan untuk menunjukan bahwa
efektivitas mesin Ball Tea masih harus dilakukan perbaikan dengan cara berfokus mengeliminasi kerugian
yang paling dominan.
Keywords: Preventive Maintenance, TPM, OEE, The Six Big Losses
Abstract
Total Productive Maintenance (TPM) is an approach of Preventive Maintenance that can be used by companies
to evaluate the effectiveness of the company's facilities. The evaluation is done to increase the value of Overall
Equipment Effectiveness (OEE) of the facilities and eliminate major losses, known as The Six Big Losses. TPM
is a maintenance approach that focuses on equipment that is suitable to be applied in the manufacturing and
production plants. This study was conducted on Ball Tea machine at PT Kabepe Chakra which is a production
machine for drying tea. OEE value calculation is done based on data from January to December 2014, the
results showed that the value of the OEE calculation is 59.30897433%, which is still under the standards of
World Class. Six Big Losses calculation shows that the percentage of the most dominant machine’s loss is Set-
up and Adjustment Loss which is equal to 42.6768183%. These results can be used to show that the effectiveness
of Ball Tea machine still needs to be improved by focusing on eliminating the most dominant loss.
Keywords: Preventive Maintenance, TPM, OEE, The Six Big Losses
1. Pendahuluan
Seiring dengan perkembangan teknologi, kegiatan produksi saat ini lebih banyak dilaksanakan dengan
menggunakan mesin produksi Bahkan beberapa pengusaha saat ini sudah ada yang beralih ke mesin untuk
produksi [14]. Namun kinerja mesin tidak mungkin akan terus stabil jika digunakan secara terus menerus
dalam waktu yang lama. Mesin pabrik merupakan bagian penting untuk memperlancar proses produksi, itulah
sebabnya perawatan adalah hal yang tidak boleh dilewatkan [16]. Salah satu metode proses maintenance yang
dikembangkan untuk meningkatkan produktivitas adalah Total Productive Maintenance (TPM). Indikator
kesuksesan implementasi TPM diukur dengan OEE (Overall Equipment Effectiveness) [15].
Overall Equipment Effectiveness (OEE) adalah suatu metrik best practice yang mengidentifikasi
persentase waktu produksi yang direncanakan yang benar-benar produktif [18]. Nilai OEE 100% merupakan
2
produksi yang sempurna Nilai OEE 85% dianggap sebagai standar manufaktur kelas dunia. Nilai OEE 60%
merupakan nilai tipikal untuk perusahaan manufaktur. Nilai OEE 40% merupakan nilai yang rendah namun
banyak dimiliki oleh perusahaan manufaktur. Nilai OEE tersebut dapat dengan mudah diperbaiki melalui
langkah-langkah sederhana spesifikasi [12].
Penggunaan mesin dan peralatan sendiri terus meningkat. Pasar yang sangat potensial bagi industri mesin
dalam negeri adalah industri makanan dan minuman. Industri makanan dan minuman tiap tahunnya, selalu
melakukan pembelanjaan barang modal sekitar 15-20 persen dari anggarannya untuk melakukan perbaikan
mesin [6]. Besarnya persentase penggunaan anggaran perbaikan mesin tersebut menunjukan rendahnya nilai
efektivitas mesin sehingga masih banyak ruang untuk dilakukan perbaikan terhadap mesin pada industri
makanan dan minuman di Indonesia.
Salah satu perusahaan industri makanan dan minuman di Indonesia, tepatnya di Jawa Barat yaitu
perusahaan produksi teh, PT Kabepe Chakra. PT Kabepe Chakra menggunakan teknologi mesin produksi
dalam pengolahan tehnya. Proses pengolahan teh tersebut terbagi pada beberapa stasiun, setiap stasiun
tersebut masing-masing mengolah teh rata-rata sebanyak 91.792,58 kg per bulannya dengan jam kerja
operasional mesin tertinggi terdapat pada stasiun pengeringan yang menggunakan mesin Ball Tea yaitu
mencapai 24 jam sehari yang akan mempengaruhi efektivitas mesin[9]. Karena itu untuk menjaga kinerja dan
efektivitas mesin, perlu dilakukan kegiatan maintenance yang sesuai agar kegiatan tersebut mampu
meminimalisir segala macam bentuk kerugian.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat efetkivitas mesin Ball Tea yang digunakan perusahaan
dan kerugian-kerugian yang ada pada mesin sehingga perusahaan mampu berfokus dalam mengeliminasi
kerugian yang paling dominan terlebih dahulu untuk meningkatkan nilai OEE nya. Berdasarkan latar belakang
masalah, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimana tingkat efektivitas atau Overall
Equipment Effectiveness (OEE) mesin Ball Tea pada stasiun pengeringan di pabrik PT Kabepe Chakra? dan
kerugian-kerugian apa saja yang terdapat pada mesin Ball Tea pada stasiun pengeringan di pabrik PT Kabepe
Chakra?
2. Dasar Teori dan Metodologi
2.1 Dasar Teori
Preventive Maintenance
Pemeliharaan (maintenance) mencakup semua aktivitas yang berkaitan dalam mempertahankan peralatan
sistem agar tetap dapat bekerja. Pemeliharaan pencegahan (preventive maintenance) mencakup pemeriksaan
dan pemeliharaan rutin dan menjaga fasilitas tetap dalam kondisi baik. Aktivitas ini dimaksudkan untuk
membangun sebuah sistem yang akan menemukan kegagalan potensial dan membuat perubahan atau
perbaikan yang akan mencegah kegagalan. Penekanan pemeliharaan pencegahan adalah pada pemahaman
proses dan tetap membuatnya berjalan tanpa adanya gangguan [8].
Total Productive Maintenance
Total Productive Maintenance (TPM) adalah pemeliharaan produktif yang dilaksanakan oleh seluruh
pegawai melalui aktivitas kelompok kecil [10]. Definisi TPM secara lengkap meliputi lima unsur berikut [10]:
1. TPM bertujuan untuk memaksimalkan efektivitas peralatan (Overall Equipment Effectiveness).
2. TPM membuat sistem PM yang detil untuk memperpanjang umur peralatan.
3. TPM diimplementasikan oleh berbagai departemen (mesin, operasi, pemeliharaan).
4. TPM melibatkan setiap pegawai, dari manajemen puncak hingga pegawai bawah.
5. TPM berdasarkan promosi dari PM melalui manajemen motivasi: autonomous small group activities.
Overall Equipment Effectiveness
TPM memiliki suatu alat pengukuran untuk mempertimbangkan poin-poin penting di dalamnya yaitu
Overall Equipment Effectiveness (OEE). OEE merupakan hasil dari availability, performance, dan quality [4].
Rumus untuk menghitung nilai OEE adalah:
OEE= Availability x Performace x Quality (1)
Availability Rate merupakan rasio dari jumlah waktu yang dapat digunakan oleh mesin untuk
menghasilkan produk yang berkualitas dibagi dengan total waktu mesin bekerja. Rumus matematika dari
Availability adalah:
3
=
	
	
100 =
	 	
	
	100	 (2)
Performance Efficiency atau kinerja sebuah alat diartikan sebagai rasio dari jumlah produk yang dibuat
dibagi dengan jumlah produk yang seharusnya bisa dihasilkan (Borris, 2006:31). Berikut merupakan rumus
dari Performance Efficiency:
	 = 	
	 	×	 	 	
	
	100% (3)
Rate Of Quality, arti dari kualitas produk adalah rasio dari jumlah produk yang dapat diterima dibagi
keseluruhan jumlah produk yang dibuat (termasuk produk yang gagal). Rumus untuk menghitung nilai Quality
Product adalah:
	 	 =
	 	 	 	 	
	 	 	
	× 100% (4)
OEE Industry Standard merupakan sasaran kelas dunia yang diakui dimana untuk setiap faktor OEE nya
memiliki nilai yang berbeda-beda dari yang lainnya, hal tersebut ditunjukan pada tabel berikut [17]:
Tabel 1
OEE Factor World Class
Availability 90.0%
Performance 95.0%
Quality 99.9%
OEE 85.0%
Sumber : Vorne Industries (2008)
The Six Big Losses
Fasilitas mengalami kerugian dari sesuatu yang mencegah mereka beroperasi secara efektif dan masalah
yang disebabkan oleh kesalahan dan masalah operasional. TPM berusaha untuk menghilangkan kerugian
(“The Six Big Losses”) yang merupakan penghalang utama terhadap efektivitas peralatan untuk mencapai
OEE [10]. Langkah-langkah perhitungan kerugian mengacu pada penelitian yang telah dilakukan sebelumnya
[7]
a. Kegagalan peralatan (Equipment Failure): Akibat kerusakan (breakdown)
Equipment Failure Losses=
	 	
	
(5)
b. Pengaturan dan penyesuaian (Setup and adjustment): Akibat pergantian mesin yang mati
Setup and adjustment Losses=
	 	 	 	 	
	
	100
(6)
c. Waktu menganggur dan kemacetan kecil (Idling and minor stoppages): Akibat operasi yang abnormal
dari sensor, terhalangnya pekerjaan mesin, dan lain-lain.
Idling and minor stoppages=
	
	
	100 (7)
d. Pengurangan kecepatan (Reduced speed): Akibat perbedaan antara kecepatan peralatan yang dicatat
dengan kecepatan sesungguhnya
Reduced speed=
	 ( 	 	 	× 	
	
100 (8)
e. Cacat dalam Proses (Defect in Process): Akibat adanya catatan dan kualitas buruk yang harus diperbaiki.
Defect in Process=	
	 	 	 	
	 	
100	 (9)
f. Pengurangan Hasil (Reduced yield): Waktu yang dibutuhkan dari start-up mesin hingga proses produksi
yang stabil.
4
Reduced Yield= 	
	 	 	 	
	 	
100	 (10)
2.2 Metode Penelitian
Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini merupakan penelitian dasar (Basic Research). Penelitian dasar adalah pengetahuan
umum sebagai alat untuk memecahkan masalah praktika, walaupun ia tidak memberikan jawaban yang
menyeluruh untuk tiap masalah tersebut [11].
Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan metode campuran berdasarkan jenis data dan
pengolahannya. Penelitian metode campuran merupakan pendekatan penelitian yang mengkombinasikan atau
mengasosiasikan bentuk kualitatif dan bentuk kuantitatif [5]. Pendekatan kualitatif pada penelitian ini
digunakan pada saat mengumpulkan data primer dari hasil wawancara untuk menemukan suatu ide dari
masalah yang mungkin terjadi pada mesin yang dapat mengakibatkan kerugian pada proses produksi.
Wawancara dilakukan terhadap tiga narasumber berbeda (triangulasi sumber) agar data yang didapat valid.
Narasumber dipilih berdasarkan pertimbangan akan pengetahuannya terhadap mesin, yaitu bagian produksi,
teknisi mesin dan bagian umum. Pendekatan kuantitatif pada penelitian ini digunakan pada saat proses
pengolahan data sekunder untuk menghitung nilai Overall Equipment Effectiveness dan identifikasi kerugian
(Losses). Data sekunder yang dibutuhkan yaitu Loading Time, Down time, Planned Downtime, Number of
defect (reduced yield/reject and rework component, Output, Theoritical Cycle Time, dan Actual Cycle Time.
Data sekunder yang digunakan yaitu data mesin Ball Tea pada tahun 2014. Mesin tersebut dipilih atas
pertimbangan besarnya pengaruh mesin tersebut terhadap kualitas produk, frekuensi penggunaan mesin, dan
frekuensi kerusakannya.
Teknik Analisis Data
Fishbone Diagram pada penelitian ini digunakan untuk mengolah hasil wawancara mengenai kondisi dan
kinerja mesin untuk menggali dan mempelajari penyebab-penyebab masalah yang mungkin dapat
menyebabkan kerugian pada mesin. Teknik penggunaan Fishbone Diagram ini mengacu pada penelitian
sebelumnya [7,13]. Penyebab biasanya dipecah menjadi penyebab utama dari methods, material,
measurement, people, equipment, dan environment [3].
Menghitung persentase OEE dengan mengalikan ketiga faktor penyusun OEE yaitu availability,
performance, dan Quality berdasarkan rumus masing-masing. Hasil perhitungan kemudian dibandingkan
pencapaiannya dengan standar OEE kelas dunia. Perhitungan nilai OEE ini telah dilakukan pada beberapa
penelitian sebelumnya [1,2,7,13].
Menghitung enam kerugian utama menggunakan rumusnya masing-masing sesuai teori The Six Big
Losses. Mengurutkan persentase kerugian mana yang paling besar atau dominan yang digambarkan melalui
diagram Pareto sehingga dapat dianalisis penyebab serta perbaikan dapat difokuskan pada kerugian tersebut.
Penggunaan diagram pareto untuk mengurutkan persentase kerugian, sesuai dengan penelitian [7,13].
3. Pembahasan
3.1 Analisis Akar Masalah Pada Mesin
Analisis akar masalah ini dilakukan untuk mengetahui karakteristik kualitas mesin Ball Tea, sehingga
dapat diidentifikasi masalah-masalah penyebab kerugian serta pengurangan efektivitas pada mesin Ball Tea,
data yang digunakan merupakan hasil wawancara. Berikut merupakan Fishbone diagram:
5
Gambar 1 Analisis Fishbone Diagram
Sumber: Olah Data Penelitian
Diagram Fishbone pada gambar 1 menunjukan bahwa akar masalah penyebab rendahnya nilai OEE mesin
Ball Tea dapat diidentifikasi dalam empat kategori yaitu Material/Sparepart, Mesin, Manusia, dan Metode.
Penyebab masalah pada faktor material/Sparepart yaitu sparepart mengalami kerusakan akibat aus, spare-
part yang digunakan tidak orisinil, spare-part kadang tidak tersedia dalam stok perusahaan, dan bahan baku
teh yang keras dapat merusak mesin.
Masalah pada faktor mesin yaitu karena mesin memiliki jam kerja yang palig tinggi sehingga
membutuhkan perawatan khusus, kemudian mesin memiliki waktu delay yang tinggi sehingga jam kerja yang
tersedia menjadi berkurang, gangguan Teknis sering terjadi pada mesin, dimana mesin sering mengalami
breakdown.
Masalah pada faktor Manusia yaitu operator mesin kadang masih kurang kesadaran akan pentingnya
pengecekan mesin, operator tidak mengecek dan melapor pada bagian teknisi saat ada keanehan pada mesin.
Operator mesin juga masih ada yang kurang pengetahuannya, saat mesin mengalami kemacetan mereka
mengotak-atik mesin tanpa adanya pengetahuan dan prosedur yang jelas.
Masalah pada faktor metode pemrosesan yaitu pemutaran bahan baku menggunakan Roll menimbulkan
getaran yang sangat kuat, sehingga lama kelamaan Roll akan kendor dan kinerjanya menurun, mesin juga
dipasang pada suhu yang sangat tinggi untuk mengeringkan daun teh sehingga jika tidak dirawat dengan benar
mesin akan menjadi cepat rusak.
Masalah tersebut kemudian disesuaikan dengan teori Total Productive Maintenance yang berfokus pada
mesin untuk melakukan perhitungan OEE dan Six Big Losses secara lebih jelas
3.2 Perhitungan OEE Mesin Ball Tea Tahun 2014
Hasil perhitungan menunjukan nilai Availability hanya berkisar antara 63.43251534% hingga
76.27044025%, rata-rata tingkat ketersediaan mesin (Availability) pada tahun 2014 sebesar 71.98308554%
masih di bawah standar dunia yaitu 90%. Nilai Performance Efficiency berkisar antara 77.01207446% hingga
87.19239741%, rata-rata tingkat efisiensi kinerja mesin pada tahun 2014 yaitu 84.20532961%, nilai tersebut
masih berada dibawah standar kelas dunia yaitu 95%. Nilai Quality pada mesin berkisar antara 88.18502203%
hingga 99.49253731%, meskipun pada bulan Januari, April, Mei, dan September nilai Quality mesin sudah
memenuhi standar kelas dunia yaitu diatas 99%, namun jika dirata-ratakan dalam setahun nilai Quality nya
menjadi 97.82385727% dan tidak memenuhi standar yaitu 99%. Kombinasi ketiga faktor tersebut
menghasilkan rata-rata nilai OEE sebesar 59.30897433%. Nilai tersebut memang belum memenuhi standar
kelas dunia yaitu 85% dan masih harus dilakukan banyak perbaikan, namun menurut Vorne Industries (2013),
nilai OEE tersebut sudah cukup baik untuk standar pabrik, karena rata-rata mesin pabrik umumnya masih
menghasilkan nilai OEE sebesar 35% hingga 45%. Hasil perhitungan OEE dan ketiga faktornya dapat dilihat
pada tabel berikut:
Tabel 2 Hasil Perhitungan OEE Mesin Ball Tea 2014
Rendahnya Nilai OEE
Mesin Ball Tea
Manusia
Metode
Material/Spare-part
Mesin
Sparepart rusak/aus
Sparepart tidak orisinil
Kurangnya kesadaran
operator
Kurangnya pengetahuan
operator
Waktu delay tinggi
Jam kerja tinggi
Sparepart tidak tersedia
Bahan baku (daun teh) keras
Proses pemutaran daun teh
Terus-menerus
Suhu yang digunakan tinggi
Gangguan teknis
Bulan
Availability
(%)
Performance
Efficiency (%)
Rate Of Quality
Product (%)
OEE (%)
Januari 66.3317901 86.3098526 99.08974359 56.72974056
Februari 74.0178571 81.1684437 97.33375474 58.47728541
Maret 72.4725807 84.81716947 98.47434393 60.5313831
6
Sumber: Olah Data Penelitian
Pemenuhan kriteria nilai OEE pada mesin Ball Tea pada tahun 2014 di PT Kabepe Chakra yang telah
didapat berdasarkan perhitungan adalah sebagai berikut:
Tabel 3 Perbandingan Nilai OEE
Faktor OEE Hasil World Class
Memenuhi atau Tidak
Memenuhi Standar
Availability 71.98308554% 90% Tidak
Performance Efficiency 84.20532961% 95% Tidak
Rate Of Quality 97.82385727% 99% Tidak
OEE 59.30897433% 85% Tidak
Sumber: Olah Data Penelitian
3.3 Perhitungan Six Big Losses
Persentase kerugian pada mesin yang mengakibatkan mesin tidak dapat bekerja secara optimal dihitung
sesuai teori The Six Big Losses dan diurutkan berdasarkan persentasenya sebagai berikut:
a. Kerugian yang paling dominan yaitu kerugian penyetelan mesin (Set-up and Adjustment Loss). Persentase
kerugian set-up and adjustment pada tahun 2014 yaitu sebesar 42.6768183%, hal tersebut disebabkan
karena lamanya waktu penyetelan mesin saat pemanasan dan pada saat jadwal penghentian mesin,
sehingga menghasilkan total waktu set-up and adjustment yang tinggi.
b. Kerugian pada urutan kedua yaitu kerugian akibat mesin menganggur dan kemacetan kecil (Idling and
Minor Stoppage). Total persentase kerugian ini pada tahun 2014 adalah 37.64026012%. Kerugian ini
disebabkan karena adanya waktu mesin yang tidak produktif dimana mesin tidak dapat bekerja
c. Kerugian pada urutan ketiga yaitu kerugian pengurangan kecepatan (Reduced Speed Loss) dengan total
persentase sebesar 17.40147292%. Kerugian ini terjadi akbiat mesin beroperasi dibawah standar
kecepatan.
d. Kerugian pada urutan keempat yaitu kerugian akibat adanya produk yang gagal (Scrap/Yield Loss). Scrap
yang dihasilkan mesin berupa pucuk teh yang tidak dapat dikirim karena hangus saat proses pengeringan
dalam mesin Ball Tea. Perhitungan kerugian berdasarkan data produksi tahun 2014 menghasilkan
persentase Scrap Loss sebesar 1.932404534%.
e. Persentase kerugian yang terendah yaitu kerugian akibat kerusakan mesin (Equipment Failure Loss),
dengan total persentase 0.349044149% pada tahun 2014. Kerusakan yang terjadi hanya berupa kerusakan
kecil pada beberapa part mesin, seperti rantai, kopling, roll, dan sebagainya, yang perbaikannya tidak
membutuhkan waktu lama.
Tabel berikut menunjukan hasil perhitungan Six Big Losses mesin Ball Tea tahun 2014:
Tabel 4 Hasil Pengurutan Persentase Six Big Losses Mesin Ball Tea
April 72.3919355 85.33948307 99.09662289 61.22080705
Mei 63.4325153 87.19239741 99.49253731 55.02766172
Juni 72.1370968 77.01207446 88.18502203 48.99054936
Juli 76.2704403 84.88017506 99.28865063 64.27796641
Agustus 73.059375 84.09234144 97.70553064 60.02767816
September 75.7840909 85.09401146 99.45838218 64.138446
Oktober 73.0984375 85.08376934 98.89847241 61.5098119
November 72.3790323 84.58643272 98.19812581 60.11968285
Desember 72.421875 84.88780454 98.66510114 60.65667939
Rata-rata 71.98308554% 84.20532961 97.82385727 59.30897433
7
No Six Big Losses
Total Time Loss
(Jam)
Persentase
(%)
Persentase Kumulatif
(%)
1 Set up and Adjustment 2,092 42.67681828 42.6768183
2
Idling and Minor
Stoppage
1,845.11
37.64026012 80.3170784
3 Reduced Speed Loss 853.013013 17.40147292 97.7185513
4 Scrap/Yield Loss 94.72567189 1.932404534 99.6509559
5 Equipment Failure Loss 17.11 0.349044149 100
6 Rework Loss 0 0 100
Total 4,902
Sumber: Olah Data Penelitian
Urutan persentase Six Big Losses pada mesin digambarkan dalam Diagram Pareto agar lebih jelas sebagai
berikut:
Gambar 2 Diagram Pareto Persentase Six Big Losses
Sumber: Olah Data Penelitian
4. Kesimpulan
a. Rata-rata tingkat Efektivitas Mesin Ball Tea bulan Januari-Desember 2014 yaitu 59.30897433%, tingkat
efektivitas mesin Ball Tea tersebut masih di bawah standar kelas yaitu 85%. Efektivitas mesin Ball Tea
yang tidak memenuhi standar menunjukan bahwa mesin Ball Tea memiliki total kerugian sebesar
40.69102567% yang berarti bahwa masih banyak hal yang harus diperbaiki agar kinerjanya menjadi lebih
baik, karena sesuai dengan tujuan TPM yaitu untuk meningkatkan OEE dengan cara mengurangi kerugian
yang terjadi pada mesin.
b. Identifikasi kerugian pada mesin Ball Tea tahun 2014 Set-up and Adjustment (42.67681828%), Idling
and Minor Stoppage (37.64026012%), Reduced Speed (17.40147292%), Scrap/Reduced Yield
(1.932404534%), dan terakhir Equipmnet Failure Loss (0.349044149%). Adanya kerugian tersebut
disebabkan oleh banyaknya waktu delay dan defect product. Kerugian The Six Big Losses yang tidak
teridentifikasi yaitu Re-work Loss. Perusahaan dapat meningkatkan nilai OEE dengan berfokus
mengeliminasi kerugian yang paling dominan yaitu Set-up and Adjustment. Manajemen pemeliharaan
yang dapat diterapkan untuk mengurangi kerugian pada mesin berdasarkan pilar TPM yaitu edukasi dan
pelatihan, pilar autonomous maintenance pemeliharaan secara mandiri), planned maintenance
(perawatan pencegahan terencana), dan focused improvement (pengembangan sistem pemeliharaan yang
terfokus).
Daftar Pustaka
42.6768183
80.3170784
97.7185513 99.6509559 100 100
0
20
40
60
80
100
120
0
500
1000
1500
2000
2500
Set up and
Adjustment
Idling and
Minor
Stoppage
Reduced
Speed Loss
Scrap/Yield
Loss
Equipment
Failure
Loss
Rework
Loss
Persentase Six Big Losses
Total Time Loss (Jam) Persentase Kumulatif (%)
8
[1] Afefy, Islam H. (2013). Implementation of Total Productive Maintenance and Overall Equipment
Effectiveness Evaluation.
[2] Almeanazel, Osama T. R. (2010). Total Productive Maintenance Review and Overall Equipment
Effectiveness Measurement
[3] Besterfield, D. H, et al. (2003). Total Quality Managemetn. New Jersey : Pearson Education.
[4] Borris, Steven. (2006). Total Productive Maintenance. McGraw-Hill: United States of America
[5] Creswell, John W. (2010). Research Design : Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed (Edisi 3).
Yogyakarta: Pustaka Pelajar
[6] Dharmawan, Thomas. (2008). Pakai Mesin Lokal Dapat Insentif,
http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2008/12/03/19554088/Pakai.Mesin.Lokal.Dapat.Insentif..
(diakses tanggal 17 Maret 2015)
[7] Hasriyono, Miko. (2009). Evaluasi Efektivitas Mesin Dengan Penerapan Total Productive
Maintenance (TPM) Di PT Hadi Baru.
[8] Heizer, Jay dan Barry Render. (2005). Manajemen Operasi (edisi 7). Jakarta: Salemba Empat
[9] Kabepe Chakra (2014). About Us,
http://www.chakratea.com/index.php?option=com_content&view=article&id=1&Itemid=3, (diakses
tanggal 29 November 2014)
[10] Nakajima, Seiichi. (1988). Introduction to TPM Total: Productive Maintenance. Productivity Press:
Cambridge.
[11] Nazir, Mohammad. (2005). Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia
[12] OEE Industry Standard (2014). OEE – Overall Equipment Effectiveness: The OEE Industry Standard,
http://oeeindustrystandard.oeefoundation.org/, (diakses tanggal 29 November 2014)
[13] Rinawati, Dyah Ika dan Nadia C. D. (2014). Analisis Penerapan Total Productive Maintenance (TPM)
Menggunakan Overall Equipment Effectiveness (OEE) dan Six Big Losses Pada Mesin Cavitec di PT
Essentra Surabaya.
[14] Rusadi, Idris (2013). Upah Buruh Naik, Pengusaha Beralih ke Mesin Hindari Kerugian,
http://www.merdeka.com/uang/upah-buruh-naik-pengusaha-beralih-ke-mesin-hindari-kerugian.html,
(diakses tanggal 30 Oktober 2014)
[15] Shift Indonesia (2012). Mengenal Total Productive Maintenance (TPM) Sebagai Metode Perbaikan
Praktis, http://shiftindonesia.com/lean-manufacturingmengenal-total-productive-maintenance-tpm-
sebagai-metode-perbaikan-praktis/, (diakses tanggal 29 November 2014)
[16] Vibrasindo. (2015). Manajemen Pemeliharaan Mesin Pabrik,
http://www.vibrasindo.com/blogvibrasi/detail/26/manajemen-pemeliharaan-mesin-pabrik , (diakses
tanggal 17 Maret 2015)
[17] Vorne Industries. (2008). The Fast Guide to OEE. United State of America: Vorne Industries.
[18] Vorne Industries. (2013). Overall Equipment Effectiveness,
http://www.leanproduction.com/oee.html, (diakses tanggal 29 November 2014)

More Related Content

What's hot

Teknik management pemeliharaan
Teknik management pemeliharaan Teknik management pemeliharaan
Teknik management pemeliharaan Khairul Fadli
 
Teknik Manajemen dan Perawatan Mesin
Teknik Manajemen dan Perawatan MesinTeknik Manajemen dan Perawatan Mesin
Teknik Manajemen dan Perawatan MesinPolin Panggabean
 
Kelompok 1 bab 17 pemeliharaan dan keandalan
Kelompok 1 bab 17 pemeliharaan dan keandalanKelompok 1 bab 17 pemeliharaan dan keandalan
Kelompok 1 bab 17 pemeliharaan dan keandalanFinolaTrisnisa1
 
Bab II Konsep Dasar Perawatan
Bab II Konsep Dasar PerawatanBab II Konsep Dasar Perawatan
Bab II Konsep Dasar PerawatanAulia Nurhady
 
Materi kuliah manajemen industri2
Materi kuliah manajemen industri2Materi kuliah manajemen industri2
Materi kuliah manajemen industri2Lilis Ruwetz
 
New microsoft office word document (2)
New microsoft office word document (2)New microsoft office word document (2)
New microsoft office word document (2)Syad Bakrie
 
materi kuliah Pengorganisasian manajemen perawatan
materi kuliah Pengorganisasian manajemen perawatanmateri kuliah Pengorganisasian manajemen perawatan
materi kuliah Pengorganisasian manajemen perawatanHamid Abdillah
 
Pengantar Perawatan dan Perbaikan Mesin (preventif, korektif dan running main...
Pengantar Perawatan dan Perbaikan Mesin (preventif, korektif dan running main...Pengantar Perawatan dan Perbaikan Mesin (preventif, korektif dan running main...
Pengantar Perawatan dan Perbaikan Mesin (preventif, korektif dan running main...Hamid Abdillah
 
Mengenal total productive maintenance (tpm) sebagai metode perbaikan praktis
Mengenal total productive maintenance (tpm) sebagai metode perbaikan praktisMengenal total productive maintenance (tpm) sebagai metode perbaikan praktis
Mengenal total productive maintenance (tpm) sebagai metode perbaikan praktisRiady Oetomo
 

What's hot (20)

Maintenance and reliability
Maintenance and reliabilityMaintenance and reliability
Maintenance and reliability
 
Tpm (translate)
Tpm (translate)Tpm (translate)
Tpm (translate)
 
Pemeliharaan (Maintenance)
Pemeliharaan (Maintenance)Pemeliharaan (Maintenance)
Pemeliharaan (Maintenance)
 
Teknik management pemeliharaan
Teknik management pemeliharaan Teknik management pemeliharaan
Teknik management pemeliharaan
 
Teknik Manajemen dan Perawatan Mesin
Teknik Manajemen dan Perawatan MesinTeknik Manajemen dan Perawatan Mesin
Teknik Manajemen dan Perawatan Mesin
 
Produksi maintenant
Produksi maintenantProduksi maintenant
Produksi maintenant
 
10. perawatan mesin dan peralatan
10. perawatan mesin dan peralatan10. perawatan mesin dan peralatan
10. perawatan mesin dan peralatan
 
Manajemen perawatan industri
Manajemen perawatan industriManajemen perawatan industri
Manajemen perawatan industri
 
Metode perawatan mesin
Metode perawatan mesinMetode perawatan mesin
Metode perawatan mesin
 
Kelompok 1 bab 17 pemeliharaan dan keandalan
Kelompok 1 bab 17 pemeliharaan dan keandalanKelompok 1 bab 17 pemeliharaan dan keandalan
Kelompok 1 bab 17 pemeliharaan dan keandalan
 
Bab II Konsep Dasar Perawatan
Bab II Konsep Dasar PerawatanBab II Konsep Dasar Perawatan
Bab II Konsep Dasar Perawatan
 
Fever patch plester penurun demam panas dari rohto
Fever patch plester penurun demam panas dari rohtoFever patch plester penurun demam panas dari rohto
Fever patch plester penurun demam panas dari rohto
 
TPM OEE
TPM OEETPM OEE
TPM OEE
 
Materi kuliah manajemen industri2
Materi kuliah manajemen industri2Materi kuliah manajemen industri2
Materi kuliah manajemen industri2
 
New microsoft office word document (2)
New microsoft office word document (2)New microsoft office word document (2)
New microsoft office word document (2)
 
materi kuliah Pengorganisasian manajemen perawatan
materi kuliah Pengorganisasian manajemen perawatanmateri kuliah Pengorganisasian manajemen perawatan
materi kuliah Pengorganisasian manajemen perawatan
 
Pengantar Perawatan dan Perbaikan Mesin (preventif, korektif dan running main...
Pengantar Perawatan dan Perbaikan Mesin (preventif, korektif dan running main...Pengantar Perawatan dan Perbaikan Mesin (preventif, korektif dan running main...
Pengantar Perawatan dan Perbaikan Mesin (preventif, korektif dan running main...
 
Kelompok 2 bab 17
Kelompok 2 bab 17Kelompok 2 bab 17
Kelompok 2 bab 17
 
Makalah jit
Makalah jitMakalah jit
Makalah jit
 
Mengenal total productive maintenance (tpm) sebagai metode perbaikan praktis
Mengenal total productive maintenance (tpm) sebagai metode perbaikan praktisMengenal total productive maintenance (tpm) sebagai metode perbaikan praktis
Mengenal total productive maintenance (tpm) sebagai metode perbaikan praktis
 

Similar to 15.04.1036_jurnal_eproc.pdf

Konsep Dasar TPM (Total Productive Maintenance) _Training "TOTAL PRODUCTIVE M...
Konsep Dasar TPM (Total Productive Maintenance) _Training "TOTAL PRODUCTIVE M...Konsep Dasar TPM (Total Productive Maintenance) _Training "TOTAL PRODUCTIVE M...
Konsep Dasar TPM (Total Productive Maintenance) _Training "TOTAL PRODUCTIVE M...Kanaidi ken
 
Peranan managemen dan filosofi perawatan dalam merawat mesin
Peranan managemen dan filosofi perawatan dalam merawat mesinPeranan managemen dan filosofi perawatan dalam merawat mesin
Peranan managemen dan filosofi perawatan dalam merawat mesinakbarali_
 
Fungsi & Manfaat Penerapan TPM _Training "TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE (TPM)".
Fungsi & Manfaat Penerapan TPM _Training "TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE (TPM)".Fungsi & Manfaat Penerapan TPM _Training "TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE (TPM)".
Fungsi & Manfaat Penerapan TPM _Training "TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE (TPM)".Kanaidi ken
 
Landasan teori manajemen pemeliharaanunikom b
Landasan teori manajemen pemeliharaanunikom b Landasan teori manajemen pemeliharaanunikom b
Landasan teori manajemen pemeliharaanunikom b Tri Mordianto
 
Total productive maintenance
Total productive maintenanceTotal productive maintenance
Total productive maintenanceYesica Adicondro
 
MAKALAH OPTIMASI JADI
MAKALAH OPTIMASI JADIMAKALAH OPTIMASI JADI
MAKALAH OPTIMASI JADIzuhal istiadi
 
13. Man Pemeliharaan Sarana & Prasarana Resort - Total Productive Maintenance...
13. Man Pemeliharaan Sarana & Prasarana Resort - Total Productive Maintenance...13. Man Pemeliharaan Sarana & Prasarana Resort - Total Productive Maintenance...
13. Man Pemeliharaan Sarana & Prasarana Resort - Total Productive Maintenance...Irwan Haribudiman
 
Presentasi 8 pengintegrasian perawatan atau pemeliharaan
Presentasi 8 pengintegrasian perawatan atau pemeliharaanPresentasi 8 pengintegrasian perawatan atau pemeliharaan
Presentasi 8 pengintegrasian perawatan atau pemeliharaanEdi Sutanto
 
Penerapan Total Productive Maintenance (TPM) _Training "TOTAL PRODUCTIVE MAIN...
Penerapan Total Productive Maintenance (TPM) _Training "TOTAL PRODUCTIVE MAIN...Penerapan Total Productive Maintenance (TPM) _Training "TOTAL PRODUCTIVE MAIN...
Penerapan Total Productive Maintenance (TPM) _Training "TOTAL PRODUCTIVE MAIN...Kanaidi ken
 
Link MATERI & RENCANA Training _"TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE (TPM)".
Link MATERI & RENCANA Training _"TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE (TPM)".Link MATERI & RENCANA Training _"TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE (TPM)".
Link MATERI & RENCANA Training _"TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE (TPM)".Kanaidi ken
 
PRINSIP PELACAKAN KERUSAKAN.pptx
PRINSIP PELACAKAN KERUSAKAN.pptxPRINSIP PELACAKAN KERUSAKAN.pptx
PRINSIP PELACAKAN KERUSAKAN.pptxEndiNurholiludin
 
"Prosedur dan Proses Total Productive Maintenance (TPM)" _Materi Training..
"Prosedur dan Proses Total Productive Maintenance (TPM)" _Materi Training.."Prosedur dan Proses Total Productive Maintenance (TPM)" _Materi Training..
"Prosedur dan Proses Total Productive Maintenance (TPM)" _Materi Training..Kanaidi ken
 
2d-ppt-perawatan-dan-perbaikan-mesin.ppt
2d-ppt-perawatan-dan-perbaikan-mesin.ppt2d-ppt-perawatan-dan-perbaikan-mesin.ppt
2d-ppt-perawatan-dan-perbaikan-mesin.pptRastraArifPradana
 
Beberapa Penyebab Gagalnya Penerapan TPM _Training "TOTAL PRODUCTIVE MAINTENA...
Beberapa Penyebab Gagalnya Penerapan TPM _Training "TOTAL PRODUCTIVE MAINTENA...Beberapa Penyebab Gagalnya Penerapan TPM _Training "TOTAL PRODUCTIVE MAINTENA...
Beberapa Penyebab Gagalnya Penerapan TPM _Training "TOTAL PRODUCTIVE MAINTENA...Kanaidi ken
 

Similar to 15.04.1036_jurnal_eproc.pdf (20)

Jurnal
JurnalJurnal
Jurnal
 
Konsep Dasar TPM (Total Productive Maintenance) _Training "TOTAL PRODUCTIVE M...
Konsep Dasar TPM (Total Productive Maintenance) _Training "TOTAL PRODUCTIVE M...Konsep Dasar TPM (Total Productive Maintenance) _Training "TOTAL PRODUCTIVE M...
Konsep Dasar TPM (Total Productive Maintenance) _Training "TOTAL PRODUCTIVE M...
 
Total Productive Maintenance
Total Productive MaintenanceTotal Productive Maintenance
Total Productive Maintenance
 
Peranan managemen dan filosofi perawatan dalam merawat mesin
Peranan managemen dan filosofi perawatan dalam merawat mesinPeranan managemen dan filosofi perawatan dalam merawat mesin
Peranan managemen dan filosofi perawatan dalam merawat mesin
 
Fungsi & Manfaat Penerapan TPM _Training "TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE (TPM)".
Fungsi & Manfaat Penerapan TPM _Training "TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE (TPM)".Fungsi & Manfaat Penerapan TPM _Training "TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE (TPM)".
Fungsi & Manfaat Penerapan TPM _Training "TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE (TPM)".
 
Landasan teori manajemen pemeliharaanunikom b
Landasan teori manajemen pemeliharaanunikom b Landasan teori manajemen pemeliharaanunikom b
Landasan teori manajemen pemeliharaanunikom b
 
Maintenance Practices
Maintenance PracticesMaintenance Practices
Maintenance Practices
 
Total productive maintenance
Total productive maintenanceTotal productive maintenance
Total productive maintenance
 
Kelompok 2 bab 17
Kelompok 2 bab 17Kelompok 2 bab 17
Kelompok 2 bab 17
 
MAKALAH OPTIMASI JADI
MAKALAH OPTIMASI JADIMAKALAH OPTIMASI JADI
MAKALAH OPTIMASI JADI
 
13. Man Pemeliharaan Sarana & Prasarana Resort - Total Productive Maintenance...
13. Man Pemeliharaan Sarana & Prasarana Resort - Total Productive Maintenance...13. Man Pemeliharaan Sarana & Prasarana Resort - Total Productive Maintenance...
13. Man Pemeliharaan Sarana & Prasarana Resort - Total Productive Maintenance...
 
Presentasi 8 pengintegrasian perawatan atau pemeliharaan
Presentasi 8 pengintegrasian perawatan atau pemeliharaanPresentasi 8 pengintegrasian perawatan atau pemeliharaan
Presentasi 8 pengintegrasian perawatan atau pemeliharaan
 
manajement preventive maintenance
manajement preventive maintenancemanajement preventive maintenance
manajement preventive maintenance
 
Journal rcm
Journal rcmJournal rcm
Journal rcm
 
Penerapan Total Productive Maintenance (TPM) _Training "TOTAL PRODUCTIVE MAIN...
Penerapan Total Productive Maintenance (TPM) _Training "TOTAL PRODUCTIVE MAIN...Penerapan Total Productive Maintenance (TPM) _Training "TOTAL PRODUCTIVE MAIN...
Penerapan Total Productive Maintenance (TPM) _Training "TOTAL PRODUCTIVE MAIN...
 
Link MATERI & RENCANA Training _"TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE (TPM)".
Link MATERI & RENCANA Training _"TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE (TPM)".Link MATERI & RENCANA Training _"TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE (TPM)".
Link MATERI & RENCANA Training _"TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE (TPM)".
 
PRINSIP PELACAKAN KERUSAKAN.pptx
PRINSIP PELACAKAN KERUSAKAN.pptxPRINSIP PELACAKAN KERUSAKAN.pptx
PRINSIP PELACAKAN KERUSAKAN.pptx
 
"Prosedur dan Proses Total Productive Maintenance (TPM)" _Materi Training..
"Prosedur dan Proses Total Productive Maintenance (TPM)" _Materi Training.."Prosedur dan Proses Total Productive Maintenance (TPM)" _Materi Training..
"Prosedur dan Proses Total Productive Maintenance (TPM)" _Materi Training..
 
2d-ppt-perawatan-dan-perbaikan-mesin.ppt
2d-ppt-perawatan-dan-perbaikan-mesin.ppt2d-ppt-perawatan-dan-perbaikan-mesin.ppt
2d-ppt-perawatan-dan-perbaikan-mesin.ppt
 
Beberapa Penyebab Gagalnya Penerapan TPM _Training "TOTAL PRODUCTIVE MAINTENA...
Beberapa Penyebab Gagalnya Penerapan TPM _Training "TOTAL PRODUCTIVE MAINTENA...Beberapa Penyebab Gagalnya Penerapan TPM _Training "TOTAL PRODUCTIVE MAINTENA...
Beberapa Penyebab Gagalnya Penerapan TPM _Training "TOTAL PRODUCTIVE MAINTENA...
 

15.04.1036_jurnal_eproc.pdf

  • 1. 1 ANALISIS EFEKTIVITAS MESIN PADA LINI PRODUKSI MENGGUNAKAN METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) BERDASARKAN PRINSIP TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE (TPM) (Studi Kasus Pada Mesin Ball Tea di PT Kabepe Chakra) Aysha Herdiwan1 , Sri Widyanesti ST., MM2 1 Prodi S1 Manajemen Bisnis Telekomunikasi dan Informatika, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Telkom 2 Prodi S1 Manajemen Bisnis Telekomunikasi dan Informatika, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Telkom ayshaherdiwan@gmail.com, widiyanesti.sri@gmail.com Abstrak Total Productive Maintenance (TPM) merupakan suatu pendekatan dalam Preventive Maintenance yang dapat digunakan perusahaan untuk mengevaluasi efektivitas fasilitas perusahaan. Evaluasi tersebut dilakukan untuk meningkatkan nilai Overall Equipment Effectiveness (OEE) fasilitas dan mengeliminasi kerugian utama yang dikenal dengan The Six Big Losses. TPM merupakan pendekatan maintenance yang berfokus pada peralatan sehingga cocok untuk diterapkan pada perusahaan manufaktur dan pabrik- pabrik produksi. Penelitian ini dilakukan pada mesin Ball Tea di PT Kabepe Chakra yang merupakan mesin produksi untuk mengeringkan teh. Perhitungan nilai OEE dilakukan berdasarkan data pada bulan Januari-Desember 2014, hasil perhitungan menunjukan bahwa nilai OEE sebesar 59.30897433% dan masih berada di bawah standar World Class. Perhitungan Six Big Losses mesin menunjukan bahwa persentase kerugian mesin yang paling dominan terjadi pada mesin adalah Set-up and Adjustment Loss yaitu sebesar 42.6768183%. Hasil penelitian ini kemudian dapat digunakan untuk menunjukan bahwa efektivitas mesin Ball Tea masih harus dilakukan perbaikan dengan cara berfokus mengeliminasi kerugian yang paling dominan. Keywords: Preventive Maintenance, TPM, OEE, The Six Big Losses Abstract Total Productive Maintenance (TPM) is an approach of Preventive Maintenance that can be used by companies to evaluate the effectiveness of the company's facilities. The evaluation is done to increase the value of Overall Equipment Effectiveness (OEE) of the facilities and eliminate major losses, known as The Six Big Losses. TPM is a maintenance approach that focuses on equipment that is suitable to be applied in the manufacturing and production plants. This study was conducted on Ball Tea machine at PT Kabepe Chakra which is a production machine for drying tea. OEE value calculation is done based on data from January to December 2014, the results showed that the value of the OEE calculation is 59.30897433%, which is still under the standards of World Class. Six Big Losses calculation shows that the percentage of the most dominant machine’s loss is Set- up and Adjustment Loss which is equal to 42.6768183%. These results can be used to show that the effectiveness of Ball Tea machine still needs to be improved by focusing on eliminating the most dominant loss. Keywords: Preventive Maintenance, TPM, OEE, The Six Big Losses 1. Pendahuluan Seiring dengan perkembangan teknologi, kegiatan produksi saat ini lebih banyak dilaksanakan dengan menggunakan mesin produksi Bahkan beberapa pengusaha saat ini sudah ada yang beralih ke mesin untuk produksi [14]. Namun kinerja mesin tidak mungkin akan terus stabil jika digunakan secara terus menerus dalam waktu yang lama. Mesin pabrik merupakan bagian penting untuk memperlancar proses produksi, itulah sebabnya perawatan adalah hal yang tidak boleh dilewatkan [16]. Salah satu metode proses maintenance yang dikembangkan untuk meningkatkan produktivitas adalah Total Productive Maintenance (TPM). Indikator kesuksesan implementasi TPM diukur dengan OEE (Overall Equipment Effectiveness) [15]. Overall Equipment Effectiveness (OEE) adalah suatu metrik best practice yang mengidentifikasi persentase waktu produksi yang direncanakan yang benar-benar produktif [18]. Nilai OEE 100% merupakan
  • 2. 2 produksi yang sempurna Nilai OEE 85% dianggap sebagai standar manufaktur kelas dunia. Nilai OEE 60% merupakan nilai tipikal untuk perusahaan manufaktur. Nilai OEE 40% merupakan nilai yang rendah namun banyak dimiliki oleh perusahaan manufaktur. Nilai OEE tersebut dapat dengan mudah diperbaiki melalui langkah-langkah sederhana spesifikasi [12]. Penggunaan mesin dan peralatan sendiri terus meningkat. Pasar yang sangat potensial bagi industri mesin dalam negeri adalah industri makanan dan minuman. Industri makanan dan minuman tiap tahunnya, selalu melakukan pembelanjaan barang modal sekitar 15-20 persen dari anggarannya untuk melakukan perbaikan mesin [6]. Besarnya persentase penggunaan anggaran perbaikan mesin tersebut menunjukan rendahnya nilai efektivitas mesin sehingga masih banyak ruang untuk dilakukan perbaikan terhadap mesin pada industri makanan dan minuman di Indonesia. Salah satu perusahaan industri makanan dan minuman di Indonesia, tepatnya di Jawa Barat yaitu perusahaan produksi teh, PT Kabepe Chakra. PT Kabepe Chakra menggunakan teknologi mesin produksi dalam pengolahan tehnya. Proses pengolahan teh tersebut terbagi pada beberapa stasiun, setiap stasiun tersebut masing-masing mengolah teh rata-rata sebanyak 91.792,58 kg per bulannya dengan jam kerja operasional mesin tertinggi terdapat pada stasiun pengeringan yang menggunakan mesin Ball Tea yaitu mencapai 24 jam sehari yang akan mempengaruhi efektivitas mesin[9]. Karena itu untuk menjaga kinerja dan efektivitas mesin, perlu dilakukan kegiatan maintenance yang sesuai agar kegiatan tersebut mampu meminimalisir segala macam bentuk kerugian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat efetkivitas mesin Ball Tea yang digunakan perusahaan dan kerugian-kerugian yang ada pada mesin sehingga perusahaan mampu berfokus dalam mengeliminasi kerugian yang paling dominan terlebih dahulu untuk meningkatkan nilai OEE nya. Berdasarkan latar belakang masalah, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimana tingkat efektivitas atau Overall Equipment Effectiveness (OEE) mesin Ball Tea pada stasiun pengeringan di pabrik PT Kabepe Chakra? dan kerugian-kerugian apa saja yang terdapat pada mesin Ball Tea pada stasiun pengeringan di pabrik PT Kabepe Chakra? 2. Dasar Teori dan Metodologi 2.1 Dasar Teori Preventive Maintenance Pemeliharaan (maintenance) mencakup semua aktivitas yang berkaitan dalam mempertahankan peralatan sistem agar tetap dapat bekerja. Pemeliharaan pencegahan (preventive maintenance) mencakup pemeriksaan dan pemeliharaan rutin dan menjaga fasilitas tetap dalam kondisi baik. Aktivitas ini dimaksudkan untuk membangun sebuah sistem yang akan menemukan kegagalan potensial dan membuat perubahan atau perbaikan yang akan mencegah kegagalan. Penekanan pemeliharaan pencegahan adalah pada pemahaman proses dan tetap membuatnya berjalan tanpa adanya gangguan [8]. Total Productive Maintenance Total Productive Maintenance (TPM) adalah pemeliharaan produktif yang dilaksanakan oleh seluruh pegawai melalui aktivitas kelompok kecil [10]. Definisi TPM secara lengkap meliputi lima unsur berikut [10]: 1. TPM bertujuan untuk memaksimalkan efektivitas peralatan (Overall Equipment Effectiveness). 2. TPM membuat sistem PM yang detil untuk memperpanjang umur peralatan. 3. TPM diimplementasikan oleh berbagai departemen (mesin, operasi, pemeliharaan). 4. TPM melibatkan setiap pegawai, dari manajemen puncak hingga pegawai bawah. 5. TPM berdasarkan promosi dari PM melalui manajemen motivasi: autonomous small group activities. Overall Equipment Effectiveness TPM memiliki suatu alat pengukuran untuk mempertimbangkan poin-poin penting di dalamnya yaitu Overall Equipment Effectiveness (OEE). OEE merupakan hasil dari availability, performance, dan quality [4]. Rumus untuk menghitung nilai OEE adalah: OEE= Availability x Performace x Quality (1) Availability Rate merupakan rasio dari jumlah waktu yang dapat digunakan oleh mesin untuk menghasilkan produk yang berkualitas dibagi dengan total waktu mesin bekerja. Rumus matematika dari Availability adalah:
  • 3. 3 = 100 = 100 (2) Performance Efficiency atau kinerja sebuah alat diartikan sebagai rasio dari jumlah produk yang dibuat dibagi dengan jumlah produk yang seharusnya bisa dihasilkan (Borris, 2006:31). Berikut merupakan rumus dari Performance Efficiency: = × 100% (3) Rate Of Quality, arti dari kualitas produk adalah rasio dari jumlah produk yang dapat diterima dibagi keseluruhan jumlah produk yang dibuat (termasuk produk yang gagal). Rumus untuk menghitung nilai Quality Product adalah: = × 100% (4) OEE Industry Standard merupakan sasaran kelas dunia yang diakui dimana untuk setiap faktor OEE nya memiliki nilai yang berbeda-beda dari yang lainnya, hal tersebut ditunjukan pada tabel berikut [17]: Tabel 1 OEE Factor World Class Availability 90.0% Performance 95.0% Quality 99.9% OEE 85.0% Sumber : Vorne Industries (2008) The Six Big Losses Fasilitas mengalami kerugian dari sesuatu yang mencegah mereka beroperasi secara efektif dan masalah yang disebabkan oleh kesalahan dan masalah operasional. TPM berusaha untuk menghilangkan kerugian (“The Six Big Losses”) yang merupakan penghalang utama terhadap efektivitas peralatan untuk mencapai OEE [10]. Langkah-langkah perhitungan kerugian mengacu pada penelitian yang telah dilakukan sebelumnya [7] a. Kegagalan peralatan (Equipment Failure): Akibat kerusakan (breakdown) Equipment Failure Losses= (5) b. Pengaturan dan penyesuaian (Setup and adjustment): Akibat pergantian mesin yang mati Setup and adjustment Losses= 100 (6) c. Waktu menganggur dan kemacetan kecil (Idling and minor stoppages): Akibat operasi yang abnormal dari sensor, terhalangnya pekerjaan mesin, dan lain-lain. Idling and minor stoppages= 100 (7) d. Pengurangan kecepatan (Reduced speed): Akibat perbedaan antara kecepatan peralatan yang dicatat dengan kecepatan sesungguhnya Reduced speed= ( × 100 (8) e. Cacat dalam Proses (Defect in Process): Akibat adanya catatan dan kualitas buruk yang harus diperbaiki. Defect in Process= 100 (9) f. Pengurangan Hasil (Reduced yield): Waktu yang dibutuhkan dari start-up mesin hingga proses produksi yang stabil.
  • 4. 4 Reduced Yield= 100 (10) 2.2 Metode Penelitian Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian dasar (Basic Research). Penelitian dasar adalah pengetahuan umum sebagai alat untuk memecahkan masalah praktika, walaupun ia tidak memberikan jawaban yang menyeluruh untuk tiap masalah tersebut [11]. Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan metode campuran berdasarkan jenis data dan pengolahannya. Penelitian metode campuran merupakan pendekatan penelitian yang mengkombinasikan atau mengasosiasikan bentuk kualitatif dan bentuk kuantitatif [5]. Pendekatan kualitatif pada penelitian ini digunakan pada saat mengumpulkan data primer dari hasil wawancara untuk menemukan suatu ide dari masalah yang mungkin terjadi pada mesin yang dapat mengakibatkan kerugian pada proses produksi. Wawancara dilakukan terhadap tiga narasumber berbeda (triangulasi sumber) agar data yang didapat valid. Narasumber dipilih berdasarkan pertimbangan akan pengetahuannya terhadap mesin, yaitu bagian produksi, teknisi mesin dan bagian umum. Pendekatan kuantitatif pada penelitian ini digunakan pada saat proses pengolahan data sekunder untuk menghitung nilai Overall Equipment Effectiveness dan identifikasi kerugian (Losses). Data sekunder yang dibutuhkan yaitu Loading Time, Down time, Planned Downtime, Number of defect (reduced yield/reject and rework component, Output, Theoritical Cycle Time, dan Actual Cycle Time. Data sekunder yang digunakan yaitu data mesin Ball Tea pada tahun 2014. Mesin tersebut dipilih atas pertimbangan besarnya pengaruh mesin tersebut terhadap kualitas produk, frekuensi penggunaan mesin, dan frekuensi kerusakannya. Teknik Analisis Data Fishbone Diagram pada penelitian ini digunakan untuk mengolah hasil wawancara mengenai kondisi dan kinerja mesin untuk menggali dan mempelajari penyebab-penyebab masalah yang mungkin dapat menyebabkan kerugian pada mesin. Teknik penggunaan Fishbone Diagram ini mengacu pada penelitian sebelumnya [7,13]. Penyebab biasanya dipecah menjadi penyebab utama dari methods, material, measurement, people, equipment, dan environment [3]. Menghitung persentase OEE dengan mengalikan ketiga faktor penyusun OEE yaitu availability, performance, dan Quality berdasarkan rumus masing-masing. Hasil perhitungan kemudian dibandingkan pencapaiannya dengan standar OEE kelas dunia. Perhitungan nilai OEE ini telah dilakukan pada beberapa penelitian sebelumnya [1,2,7,13]. Menghitung enam kerugian utama menggunakan rumusnya masing-masing sesuai teori The Six Big Losses. Mengurutkan persentase kerugian mana yang paling besar atau dominan yang digambarkan melalui diagram Pareto sehingga dapat dianalisis penyebab serta perbaikan dapat difokuskan pada kerugian tersebut. Penggunaan diagram pareto untuk mengurutkan persentase kerugian, sesuai dengan penelitian [7,13]. 3. Pembahasan 3.1 Analisis Akar Masalah Pada Mesin Analisis akar masalah ini dilakukan untuk mengetahui karakteristik kualitas mesin Ball Tea, sehingga dapat diidentifikasi masalah-masalah penyebab kerugian serta pengurangan efektivitas pada mesin Ball Tea, data yang digunakan merupakan hasil wawancara. Berikut merupakan Fishbone diagram:
  • 5. 5 Gambar 1 Analisis Fishbone Diagram Sumber: Olah Data Penelitian Diagram Fishbone pada gambar 1 menunjukan bahwa akar masalah penyebab rendahnya nilai OEE mesin Ball Tea dapat diidentifikasi dalam empat kategori yaitu Material/Sparepart, Mesin, Manusia, dan Metode. Penyebab masalah pada faktor material/Sparepart yaitu sparepart mengalami kerusakan akibat aus, spare- part yang digunakan tidak orisinil, spare-part kadang tidak tersedia dalam stok perusahaan, dan bahan baku teh yang keras dapat merusak mesin. Masalah pada faktor mesin yaitu karena mesin memiliki jam kerja yang palig tinggi sehingga membutuhkan perawatan khusus, kemudian mesin memiliki waktu delay yang tinggi sehingga jam kerja yang tersedia menjadi berkurang, gangguan Teknis sering terjadi pada mesin, dimana mesin sering mengalami breakdown. Masalah pada faktor Manusia yaitu operator mesin kadang masih kurang kesadaran akan pentingnya pengecekan mesin, operator tidak mengecek dan melapor pada bagian teknisi saat ada keanehan pada mesin. Operator mesin juga masih ada yang kurang pengetahuannya, saat mesin mengalami kemacetan mereka mengotak-atik mesin tanpa adanya pengetahuan dan prosedur yang jelas. Masalah pada faktor metode pemrosesan yaitu pemutaran bahan baku menggunakan Roll menimbulkan getaran yang sangat kuat, sehingga lama kelamaan Roll akan kendor dan kinerjanya menurun, mesin juga dipasang pada suhu yang sangat tinggi untuk mengeringkan daun teh sehingga jika tidak dirawat dengan benar mesin akan menjadi cepat rusak. Masalah tersebut kemudian disesuaikan dengan teori Total Productive Maintenance yang berfokus pada mesin untuk melakukan perhitungan OEE dan Six Big Losses secara lebih jelas 3.2 Perhitungan OEE Mesin Ball Tea Tahun 2014 Hasil perhitungan menunjukan nilai Availability hanya berkisar antara 63.43251534% hingga 76.27044025%, rata-rata tingkat ketersediaan mesin (Availability) pada tahun 2014 sebesar 71.98308554% masih di bawah standar dunia yaitu 90%. Nilai Performance Efficiency berkisar antara 77.01207446% hingga 87.19239741%, rata-rata tingkat efisiensi kinerja mesin pada tahun 2014 yaitu 84.20532961%, nilai tersebut masih berada dibawah standar kelas dunia yaitu 95%. Nilai Quality pada mesin berkisar antara 88.18502203% hingga 99.49253731%, meskipun pada bulan Januari, April, Mei, dan September nilai Quality mesin sudah memenuhi standar kelas dunia yaitu diatas 99%, namun jika dirata-ratakan dalam setahun nilai Quality nya menjadi 97.82385727% dan tidak memenuhi standar yaitu 99%. Kombinasi ketiga faktor tersebut menghasilkan rata-rata nilai OEE sebesar 59.30897433%. Nilai tersebut memang belum memenuhi standar kelas dunia yaitu 85% dan masih harus dilakukan banyak perbaikan, namun menurut Vorne Industries (2013), nilai OEE tersebut sudah cukup baik untuk standar pabrik, karena rata-rata mesin pabrik umumnya masih menghasilkan nilai OEE sebesar 35% hingga 45%. Hasil perhitungan OEE dan ketiga faktornya dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 2 Hasil Perhitungan OEE Mesin Ball Tea 2014 Rendahnya Nilai OEE Mesin Ball Tea Manusia Metode Material/Spare-part Mesin Sparepart rusak/aus Sparepart tidak orisinil Kurangnya kesadaran operator Kurangnya pengetahuan operator Waktu delay tinggi Jam kerja tinggi Sparepart tidak tersedia Bahan baku (daun teh) keras Proses pemutaran daun teh Terus-menerus Suhu yang digunakan tinggi Gangguan teknis Bulan Availability (%) Performance Efficiency (%) Rate Of Quality Product (%) OEE (%) Januari 66.3317901 86.3098526 99.08974359 56.72974056 Februari 74.0178571 81.1684437 97.33375474 58.47728541 Maret 72.4725807 84.81716947 98.47434393 60.5313831
  • 6. 6 Sumber: Olah Data Penelitian Pemenuhan kriteria nilai OEE pada mesin Ball Tea pada tahun 2014 di PT Kabepe Chakra yang telah didapat berdasarkan perhitungan adalah sebagai berikut: Tabel 3 Perbandingan Nilai OEE Faktor OEE Hasil World Class Memenuhi atau Tidak Memenuhi Standar Availability 71.98308554% 90% Tidak Performance Efficiency 84.20532961% 95% Tidak Rate Of Quality 97.82385727% 99% Tidak OEE 59.30897433% 85% Tidak Sumber: Olah Data Penelitian 3.3 Perhitungan Six Big Losses Persentase kerugian pada mesin yang mengakibatkan mesin tidak dapat bekerja secara optimal dihitung sesuai teori The Six Big Losses dan diurutkan berdasarkan persentasenya sebagai berikut: a. Kerugian yang paling dominan yaitu kerugian penyetelan mesin (Set-up and Adjustment Loss). Persentase kerugian set-up and adjustment pada tahun 2014 yaitu sebesar 42.6768183%, hal tersebut disebabkan karena lamanya waktu penyetelan mesin saat pemanasan dan pada saat jadwal penghentian mesin, sehingga menghasilkan total waktu set-up and adjustment yang tinggi. b. Kerugian pada urutan kedua yaitu kerugian akibat mesin menganggur dan kemacetan kecil (Idling and Minor Stoppage). Total persentase kerugian ini pada tahun 2014 adalah 37.64026012%. Kerugian ini disebabkan karena adanya waktu mesin yang tidak produktif dimana mesin tidak dapat bekerja c. Kerugian pada urutan ketiga yaitu kerugian pengurangan kecepatan (Reduced Speed Loss) dengan total persentase sebesar 17.40147292%. Kerugian ini terjadi akbiat mesin beroperasi dibawah standar kecepatan. d. Kerugian pada urutan keempat yaitu kerugian akibat adanya produk yang gagal (Scrap/Yield Loss). Scrap yang dihasilkan mesin berupa pucuk teh yang tidak dapat dikirim karena hangus saat proses pengeringan dalam mesin Ball Tea. Perhitungan kerugian berdasarkan data produksi tahun 2014 menghasilkan persentase Scrap Loss sebesar 1.932404534%. e. Persentase kerugian yang terendah yaitu kerugian akibat kerusakan mesin (Equipment Failure Loss), dengan total persentase 0.349044149% pada tahun 2014. Kerusakan yang terjadi hanya berupa kerusakan kecil pada beberapa part mesin, seperti rantai, kopling, roll, dan sebagainya, yang perbaikannya tidak membutuhkan waktu lama. Tabel berikut menunjukan hasil perhitungan Six Big Losses mesin Ball Tea tahun 2014: Tabel 4 Hasil Pengurutan Persentase Six Big Losses Mesin Ball Tea April 72.3919355 85.33948307 99.09662289 61.22080705 Mei 63.4325153 87.19239741 99.49253731 55.02766172 Juni 72.1370968 77.01207446 88.18502203 48.99054936 Juli 76.2704403 84.88017506 99.28865063 64.27796641 Agustus 73.059375 84.09234144 97.70553064 60.02767816 September 75.7840909 85.09401146 99.45838218 64.138446 Oktober 73.0984375 85.08376934 98.89847241 61.5098119 November 72.3790323 84.58643272 98.19812581 60.11968285 Desember 72.421875 84.88780454 98.66510114 60.65667939 Rata-rata 71.98308554% 84.20532961 97.82385727 59.30897433
  • 7. 7 No Six Big Losses Total Time Loss (Jam) Persentase (%) Persentase Kumulatif (%) 1 Set up and Adjustment 2,092 42.67681828 42.6768183 2 Idling and Minor Stoppage 1,845.11 37.64026012 80.3170784 3 Reduced Speed Loss 853.013013 17.40147292 97.7185513 4 Scrap/Yield Loss 94.72567189 1.932404534 99.6509559 5 Equipment Failure Loss 17.11 0.349044149 100 6 Rework Loss 0 0 100 Total 4,902 Sumber: Olah Data Penelitian Urutan persentase Six Big Losses pada mesin digambarkan dalam Diagram Pareto agar lebih jelas sebagai berikut: Gambar 2 Diagram Pareto Persentase Six Big Losses Sumber: Olah Data Penelitian 4. Kesimpulan a. Rata-rata tingkat Efektivitas Mesin Ball Tea bulan Januari-Desember 2014 yaitu 59.30897433%, tingkat efektivitas mesin Ball Tea tersebut masih di bawah standar kelas yaitu 85%. Efektivitas mesin Ball Tea yang tidak memenuhi standar menunjukan bahwa mesin Ball Tea memiliki total kerugian sebesar 40.69102567% yang berarti bahwa masih banyak hal yang harus diperbaiki agar kinerjanya menjadi lebih baik, karena sesuai dengan tujuan TPM yaitu untuk meningkatkan OEE dengan cara mengurangi kerugian yang terjadi pada mesin. b. Identifikasi kerugian pada mesin Ball Tea tahun 2014 Set-up and Adjustment (42.67681828%), Idling and Minor Stoppage (37.64026012%), Reduced Speed (17.40147292%), Scrap/Reduced Yield (1.932404534%), dan terakhir Equipmnet Failure Loss (0.349044149%). Adanya kerugian tersebut disebabkan oleh banyaknya waktu delay dan defect product. Kerugian The Six Big Losses yang tidak teridentifikasi yaitu Re-work Loss. Perusahaan dapat meningkatkan nilai OEE dengan berfokus mengeliminasi kerugian yang paling dominan yaitu Set-up and Adjustment. Manajemen pemeliharaan yang dapat diterapkan untuk mengurangi kerugian pada mesin berdasarkan pilar TPM yaitu edukasi dan pelatihan, pilar autonomous maintenance pemeliharaan secara mandiri), planned maintenance (perawatan pencegahan terencana), dan focused improvement (pengembangan sistem pemeliharaan yang terfokus). Daftar Pustaka 42.6768183 80.3170784 97.7185513 99.6509559 100 100 0 20 40 60 80 100 120 0 500 1000 1500 2000 2500 Set up and Adjustment Idling and Minor Stoppage Reduced Speed Loss Scrap/Yield Loss Equipment Failure Loss Rework Loss Persentase Six Big Losses Total Time Loss (Jam) Persentase Kumulatif (%)
  • 8. 8 [1] Afefy, Islam H. (2013). Implementation of Total Productive Maintenance and Overall Equipment Effectiveness Evaluation. [2] Almeanazel, Osama T. R. (2010). Total Productive Maintenance Review and Overall Equipment Effectiveness Measurement [3] Besterfield, D. H, et al. (2003). Total Quality Managemetn. New Jersey : Pearson Education. [4] Borris, Steven. (2006). Total Productive Maintenance. McGraw-Hill: United States of America [5] Creswell, John W. (2010). Research Design : Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed (Edisi 3). Yogyakarta: Pustaka Pelajar [6] Dharmawan, Thomas. (2008). Pakai Mesin Lokal Dapat Insentif, http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2008/12/03/19554088/Pakai.Mesin.Lokal.Dapat.Insentif.. (diakses tanggal 17 Maret 2015) [7] Hasriyono, Miko. (2009). Evaluasi Efektivitas Mesin Dengan Penerapan Total Productive Maintenance (TPM) Di PT Hadi Baru. [8] Heizer, Jay dan Barry Render. (2005). Manajemen Operasi (edisi 7). Jakarta: Salemba Empat [9] Kabepe Chakra (2014). About Us, http://www.chakratea.com/index.php?option=com_content&view=article&id=1&Itemid=3, (diakses tanggal 29 November 2014) [10] Nakajima, Seiichi. (1988). Introduction to TPM Total: Productive Maintenance. Productivity Press: Cambridge. [11] Nazir, Mohammad. (2005). Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia [12] OEE Industry Standard (2014). OEE – Overall Equipment Effectiveness: The OEE Industry Standard, http://oeeindustrystandard.oeefoundation.org/, (diakses tanggal 29 November 2014) [13] Rinawati, Dyah Ika dan Nadia C. D. (2014). Analisis Penerapan Total Productive Maintenance (TPM) Menggunakan Overall Equipment Effectiveness (OEE) dan Six Big Losses Pada Mesin Cavitec di PT Essentra Surabaya. [14] Rusadi, Idris (2013). Upah Buruh Naik, Pengusaha Beralih ke Mesin Hindari Kerugian, http://www.merdeka.com/uang/upah-buruh-naik-pengusaha-beralih-ke-mesin-hindari-kerugian.html, (diakses tanggal 30 Oktober 2014) [15] Shift Indonesia (2012). Mengenal Total Productive Maintenance (TPM) Sebagai Metode Perbaikan Praktis, http://shiftindonesia.com/lean-manufacturingmengenal-total-productive-maintenance-tpm- sebagai-metode-perbaikan-praktis/, (diakses tanggal 29 November 2014) [16] Vibrasindo. (2015). Manajemen Pemeliharaan Mesin Pabrik, http://www.vibrasindo.com/blogvibrasi/detail/26/manajemen-pemeliharaan-mesin-pabrik , (diakses tanggal 17 Maret 2015) [17] Vorne Industries. (2008). The Fast Guide to OEE. United State of America: Vorne Industries. [18] Vorne Industries. (2013). Overall Equipment Effectiveness, http://www.leanproduction.com/oee.html, (diakses tanggal 29 November 2014)