Pondasi harus dirancang untuk memikul beban bangunan secara aman dengan mempertimbangkan daya dukung tanah. Dokumen menjelaskan perhitungan pondasi dangkal untuk memastikan tegangan pada tanah dan geser satu arah dan dua arah sesuai dengan daya dukung tanah yang diijinkan.
1. UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG
FAKULTAS TEKNIK. PRODI SIPIL
Berdasarkan SK Menteri Pendidikan Nasional RI No. 109/0/0/2009
JL. Perintis Kemerdekaan I/33 Cikokol - Tangerang Telp. 55793251, 55772949, 55793802, 55736926
KULIAH KE (5&6) : PERHITUNGAN PONDASI DANGKAL(UTS)
DOSEN PENGAMPU : Ir. H.SUGENG PURWANTO.,MT.MM
2. Hitungan pondasi
Hitungan pondasi harus dibuat dan direncanakan pada keadaan yang
paling aman bagi konstruksi bangunan tersebut, artinya beban
bangunan yang dipakai harus yang terbesar dan sebaliknya kekuatan
daya dukung tanah di bawah pondasi dipakai kekuatan daya dukung
tanah yang terkecil.
Rumus Pondasi =P / σ t
Keterangan:
P = Beban bangunan yang didukung oleh pondasi, yaitu:
Berat pasangan bata termasuk kolom praktisnya
Berat Atap
Berat Plafond
Berat Balok Sloof, dan Balok Keliling Atas
Berat sendiri Pondasi
Berat tanah di atas Pondasi
3.
4. σtn = kemampuan daya dukung tanah yang diijinkan
untuk dipakai mendukung beban bangunan di atasnya.
Apabila tidak dilakukan penyelidikan tanah untuk menge
-tahui kekuatannya, maka daya dukung tanah yang boleh
dipakai sebesar-besarnya adalah σtn 1 kg/cm2(=10t/m2)
Kemampuan daya dukung tanah yang dipakai adalah
yang terletak langsung di bawah pondasi.
Keadaan Konsistensi Tanah Daya Dukung Tanah (
Sangat Lembek σt = 0,0 - 0,3
Lembek σt = 0,3 - 0,6
Sedang σt = 0,6 - 1,2
Keras σt = 1,2 - 2,4
Sangat Keras σt = 2,4 - 4,8
Keras Sekali σt > 4,8
8. A. Beban terpusat
1. Beban atap
a. Penutup atap (luas 3m x 6m) = (3 x 6)m² x 50 kg/m² = 900 kg
b. Rangka atap :
gording/nok 4x8/12 = 4(0,08 x 0,12 x 3,00)m³ x 900 kg/m³ = 104 kg
sprit 8/12 = (0,08 x 0,12 x 4,60)m³ x 900 kg/m³ = 40 kg
skur 8/12 = (0,08 x 0,12 x 1,90)m³ x 900 kg/m³ = 17 kg
penggantung 2 x 6/12 = 2(0,06 x 0,12 x 1,70)m³ x 900 kg/m³ = 23 kg
balok tarik 8/12 = (0,18 x 0,12 x 4,30)m³ x 900 kg/m³ = 38 kg
pengapit 2 x 6/12 = 2(0,06 x 0,12 x 1,18)m³ x 900 kg/m³ = 24 kg
balok pengunci 8/12 = (0,08 x 0,12 x 1,80)m³ x 900 kg/m³ = 16 kg
ikatan angin 2 x 6/12 = 2(0,06 x 0,12 x 4,00)m³ x 900 kg/m³ = 52 kg
tupai-tupai 2 x 8/12 = 2(0,08 x 0,12 x 0,40)m³ x 900 kg/m³ = 7 kg
c. Muatan hidup 100 kg/gording = 4 x 100= 400 kg
d. Muatan angin diabaikan
Beban atap = p1=1.621 kg
Catatan = panjang elemen kuda-kuda diketahui dari mengukur panjang tiap
elemen pada gambar detail kuda-kuda
9. 2. beban plafond asbes
a. plafond ruangan
asbes (3 x 4)m² x 11 kg/m² = 132 kg
rangka (3 x 4)m² x 7 kg/m² = 84 kg
b. Plafond tririsan
asbes (1 x 3)m² x 11 kg/m² = 33 kg
rangka (1 x 3)m² x 7 kg/m² = 21 kg
Beban plafond : p2 = 270 kg
3. Beban ring balk 15/20 = (0,15 x 0,20 x 3,00)m³ x 2.400 kg/m³ = 216 kg
4. Beban balok latai 15/20 = (0,15 x 0,20 x 3,00)m³ x 2.400 kg/m³ = 216 kg
5. Beban kolom 15/20 = (0,15 x 0,20 x 3,80)m³ x 2.400 kg/m³ = 274 kg
6. Beban tembok diatas balok latai = (0,15 x 0,60 x 3,00) x 1.700 kg/m³ = 459 kg
Beban pasangan beton dan tembok (3 s.d 6) p3=1.165 kg
jumlah beban terpusat = P= P1 + P2 + P3 = 1.621 + 270 + 1.165 = 3.056 kg
Beban terpusat P itu disalurkan ke pondasi melalui balok pengikat menjadi
beban terbagi rata (dengan simbol q). Rumus yang digunakan adalah q=P/l,
dimana l adalah panjang penyaluran beban secara linear. Biasanya i sama
dengan jarak kolom. Pada l=3m
Dengan demikian beban terbagi rata yang terjadi karena beban terpusat itu
adalah :
q1=3.056 kg/3m = 1.018,67 kg/m' dibulatkan 1.019 kg/m' (m' = meter panjang)
10. B. Beban terbagi rata
Beban terbagi rata selain berasal dari beban terpusat tersebut diatas juga dari
balok pengikat dan tembok diatas pondasi. Apabila diatas pondasi dipasang
pintu dan jendela, pasangan pintu dan jendela diperhitungkan sebagai
pasangan tembok bata dengan tebal 1/2 batu.
1. Tembok bata 1/2 batu = (0,15 x 2,80 x 1,00)m³ x 1.700 kg/m³ = 714 kg/m'
2. Balok pengikat 15/20 = (0,15 x 0,20 x 1,00)m³ x 2.400 kg/m³ = 72 kg/m'
Beban pondasi = q2 = 786 kg/m’
C. Beban pondasi
Di estimasikan lebar alas pondasi 60 cm = 0,60 m
a.Bobot sendiri pondasi(0,30+0,60)/2 mx1,30mx1,00mx2.200kg/m³=1.287kg/m’
b. Urug pasir dibawah pondasi = (0,10 x 0,60 x 1,00)m³ x 1.600 kg/m³ = 96 kg/m'
Beban pondasi = q3 = 1.383 kg/m'
D. Beban total
Beban tptal adalah beban keseluruhan yang harus disalurkan oleh pondasi ke
tanah dibawahnya
Beban total Q = q1 + q2 + q3 = (1.019 + 786 + 1.383) kg/m’ = 3.188 kg/m'
11. Langkah2 : menghitung daya desak (desakan) pondasi ke tanah akibat beban,
dan membadingkan desakan itu dengan daya dukung tanah untuk
mengetahui pondasi ambles tidak, dan efesien atau tidak.
Pada setiap perhitungan konstruksi terutama untuk pondasi, selalu/biasa
digunakan angka keamanan untuk keperluan mengantisipasi keadaan yang tak
terduga, misalnya daya dukung tanah disatu tempat yang lebih kecil daripada
daya dukung tanah di tempat penyelidikan. Dengan angka keamanan ini
dimaksudkan agar pondasi yang dibuat tidak ambles. Pada contoh ini faktor
keamanan ditentukan sebesar 50 % sehingga angka keamanannya adalah 1,5.
Faktor anka keamanan 1,5 - 3
Rumus yang digunakan adalah σ = (n x Q)/F
Keterangan :
σ= Daya desak (desakan) yang terjadi oleh pondasi ke tanah akibat beban
n= angka keamanan
Q= beban total yang harus disalurkan ke tanah atau didukung oleh tanah
F= luas alas pondasi
σ= (1,5 x 3.188 kg/m')/(0,6m x 1m) = 7970kg/m‘= 0,797 kg/cm² dibulatkan
0,8 kg/cm² σ= 0,8 kg/cm² < σtn = 1,00 kg/cm² (Ok Aman)
12. Pada perhitungan itu selisih antara σ dan σth adalah 0,20 kg/cm2 atau
sebesar 20% merupakan selisih maksimum masih dalam anggapan efesien.
Desain pondasi yang paling efesien jika selisih antara keduanya adalah 0.
Cukup efesien jika maksimum selisihnya sebesar 10%.
Jika diinginkan lebih efesien harus dilakukan perhitungan ulang, terutama
pada estimasi lebar alas pondasi.
Estimasi dari lebar alas pondasi itu adalah 50 cm=0,5m.
Dimisalkan
Bobot sendiri pondasi itu adalah = (0,30 + 0,50)/2 x 1,30 x 1,00 m³/m' x
2.200 kg/m³ = 1.144 kg/m'
Bobot pasir dibawah pondasi = (0,10 x 0,50 x 1,00)m³/m' x 1.600 kg/m³ =
80 kg/m‘ → 1.144 kg/m‘ + 80 kg/m‘ = 1.224 kg/m'
Dengan demikian Q = 1.014 kg/m' + 786 kg/m' +1.224 kg/m' = 3.024 kg/m'
Σ=(1,5x3.024kg/m')/(0,5mx1m)=9072kg/m²=0,91kg/cm²<σth=1,00 kg/cm²
σ =0.91 kg/cm² < σth = 1,00 kg/cm² (Aman dan efesien
Contoh yang lain dapat diberikan disini adalah penentuan lebar alas
pondasi yang harus mendukung gunung-gunung dari tembok bata tebal
1/2 batu
13. A. Beban terpusat
1. Beban atap
Penutup atap = 900 kg
Gording = 104 kg
Muatan hidup = 400 kg
Jumlah beban atap (A1) = 1.404 kg
2. Beban balok gunung-gunung = (0,15x0,15x 5,00)m³ x 2.400 kg/m³ = 360 kg(A2)
3. beban kolom = (0,15 x 0,20)(3,80 + 6,8)m³ x 2.400 kg/m³ = 574 kg(A3)
Jumlah beban terpusat (A1 + A2 + A3) : 1.404+360+574= 2.338 kg (P)
Disalurkan ke pondasi sebesar q1=P/l = 2.338 kg/4m' = 584,5 ~585 kg/m'
I = 4m
14. B. Beban terbagi rata
1. Beban plafond = (3,00 x 5,00)/4 x 1m² x 18 kg/cm² = 68 kg/m'
2. Balok beton 2 x 15/20 = 2 (0,15 x 0,20 x 1,00)m³ x 2.400 kg/m³ = 144 kg/m'
3. Tembok = ((3,8+6,8)/2 x 4,00 x 0,15)/4 x 1.700 kg/m³ = 1.352 kg/m'
Beban q2 = 1.564 kg/m'
C. Beban pondasi
Di estimasikan lebar alas pondasi 55 cm
1. Bobot sendiri pondasi=((0,30+0,50)/2 x1,30x1)m³x2.200 kg/m³=1.216kg/m’
2. Urug di bawah pondasi = (0,10 x 0,55 x 1,00)m³ x 1.600 kg/m³ = 88 kg/m'
Beban q3 = 1216 + 88 =1.304 kg/m'
D. Beban total
Beban total Q=q1+q2+q3=585 kg/m’+1.564kg/m' + 1.304 kg/m' = 3.453 kg/m'
σ = ((1,5 x 3.453) kg)/55cm x 100cm = 0,942 kg/cm² dibulatkan 0,95 kg/cm²
σ = 0,95 kg/cm² ≤ σtn = 1,00 kg/cm² (Aman dan efesien)
15. Pondasi adalah bagian dari struktur bangunan yang berada paling bawah
yang berfungsi untuk menyalurkan beban bangunan di atasnya ke tanah dasar
dibawahnya. Pondasi secara umum dapat dibedakan menjadi dua yaitu :
1. Pondasi dangkal, yaitu jika kedalaman pondasi kurang atau sama dengan
lebar pondasi (D≤B).
2. Pondasi dalam, yaitu jika kedalaman pondasi dari muka tanah lebih dari
lima kali lebar pondasi (D≤5B).
16.
17. Pondasi telapak bujur sangkar pada
Pondasi memikul beban dari kolom akibat
beban mati sebesar 1300 kN dan beban
hidup 700 kN
Mutu beton f’c= 20 MPa dan mutu baja
tulangan fy= 400 MPa. Daya dukung ijin
tanah sebesar 250 kN/m². Pada pondasi
terdapat timbunan tanah setebal 0,6 m
dengan berat jenis tanah dianggap
sebesar 16 kN/m³.
1.Perhitungan tegangan tanah Pondasi harus memiliki luas
penampang yang cukup sehingga beban-beban yang
diterima oleh tanah menghasil kan tegangan yang masih
lebih kecil daripada tegangan ijin tanah.
Beban kolom = 1300 + 700 = 2000 kN
Berat pondasi = 3(3)(0,6)(24) = 129,6 kN
Berat tanah = (32 – 0,62)(0,6)(16) = 82,944 kN
Beban total pada tanah = 2212,544 kN
Tegangan pada tanah = 2212,544 = 245,83 kN/m²< 250 kN/m²OK
3x3
18. 1. Perhitungan geser satu arah dan dua arah Untuk memperhitungkan pengaruh geser
satu arah dan dua arah (pons) dihitung besarnya tinggi efektif rerata dari pondasi
d rerata = tebal pondasi – selimut – 1diameter tulangan = 600 – 75 – 19 = 506 mm
Tegangan tanah ultimit akibat beban terfaktor besarnya adalah
p ult = 1,2(1.300) + 1,6(700) = 297,78 kN/m2
3 x 3
Berdasarkan area beban untuk geser satu arah pada Gambar, maka besarnya geser satu arah
terfaktor adalah
Vu1 = p ult × area efektif = 297,78 × 0,694 × 3 = 619,98 kN
ФVn = Ф (0,17λ√Ф f’c.ƅd) = 0,75(0,17)(1,0)(√20)(3000)(506) = 865.559,55 N
= 865,56 kN > Vu = 619,98 kN .........OK
22. Geser dua arah:Vu₂=p ult(area)=286,94(2,752–0,9062)=
=1.934,45 kN Nilai kuat geser pons dua arah untuk beton
ditentukan dari nilai terkecil antara :
maka :
ФVn =0,75Vn=0,75(2.706.248,32)=2.029.686,24 N=2.029,67 KN>Vu2 OK
ФVn =N=2.029,67 KN > 1.934,45 Kn......OK
Dengan demikian tebal pondasi sebesar 600 mm cukup untuk digunakan dalam
kasus ini
Geser Dua Arah
23. Perhitungan Daya Dukung Tanah
Setelah dilakukan penyelidikan dilanjutkan dengan perhitungan daya dukung tanah di
lokasi tempat bangunan akan dibangun. Daya dukung tanah adalah kemampuan tanah
untuk memikul tekanan atau beban maksimum yang diizinkan untuk bekerja pada
pondasi. Untuk mendapat tegangan yang diizinkan dipakai dalam perencanaan pondasi,
besarnya beban dibagi dengan faktor keamanan (safety factor).
Faktor aman 3 adalah sangat penting untuk menanggulangi ketidak tentuan kondisi tanah
dasar.
Ada beberapa metode untuk menghitung daya dukung tanah, metode yang paling sering
digunakan adalah metode dari Terzaghi. Analisis daya dukung didasarkan kondisi general
shear failure, yang dikemukakan Terzaghi (1943) dengan anggapan pondasi berbentuk
memanjang tak terhingga dengan lebar lebar B dan terletak di atas tanah homogen.
24. dengan : qult = daya dukung ultimit/ batas
c = kohesi .
Df = kedalaman pondasi
B = lebar pondasi
γ = berat volume tanah
Nc,Nq,N γ = faktor daya dukung tanah (Tabel 2.1)
Untuk pondasi berbentuk bujur sangkar dan lingkaran, persamaan daya dukung
batas yang disarankan oleh Terzaghi adalah sebagai berikut:
1. Pondasi bujur sangkar : qult = 1,3 c Nc + Df γ Nq + 0,4 γ B Nγ .... (2.3)
2. Pondasi lingkaran : qult = 1,3 c Nc + Df γ Nq + 0,3 γ B Nγ , dengan
B adalah diameter pondasi (untuk lingkaran)………....…………..…..... (2.4)
Persamaan di atas digunakan dengan anggapan bahwa jenis keruntuhan tanah di
bawah pondasi adalah keruntuhan geser umum (general shear failure). Sedangkan
untuk kondisi keruntuhan geser setempat (local shear failure) persamaan untuk pondasi
memanjang dinyatakan dengan:
q’ult = c’ N’c + Df γ N’q + 0,5 γ B N’ γ ……………………………..………..….. (2.5)
dengan c’ = ⅔ c dan tan Ø’ = ⅔
Persamaannya:
qult = c Nc + Df ? Nq + 0,5 γ B N γ …………..…..... (2.2)
dengan c’ = ⅔c dan tan Ø’ =⅔
Untuk tanah non kohesif digunakan pedoman:
1. Local shear failure terjadi bila Ф ≤ 28°
2. General shear failure terjadi bila Ф > 28°
26. faktor daya dukung (Nc,Nq,N γ,N’c,N’q,N’ γ) diberikan dalam gambar 2.4 dan tabel 2.1.
27. Pengaruh Muka Air Tanah terhadap Daya Dukung Tanah
Pengaruh muka air tanah terhadap daya dukung tanah:
1. Jika muka air tanah sangat dalam jika dibandingkan lebar pondasi (z >B)
qult = c Nc + Df γb Nq + 0,5 γb B N………………………………....... (2.8)
2. Jika muka air tanah terletak di atas:
qult = c Nc + [γ’ (Df - dw) + γ dw] Nq + 0,5 γ’ B N................................. (2.9)
3. Jika muka air tanah berada di dasar pondasi (dw=0)
qult = c Nc + Df γ’ Nq + 0,5 γ’ B N
4. Jika muka air tanahnya terletak pada kedalaman z dari bawah dasar pondasi (z < B),
qult = c Nc + Df γ b Nq + 0,5 γ r B N ....................................................... (2.10)
dengan:
qult = daya dukung ultimit tanah
c = nilai kohesi tanah
Nc, Nq, Nf = faktor – faktor daya dukung tanah
Df = kedalman pondasi
B = lebar pondasi
γb = berat volume tanah basah
γ’ = berat volume tanah efektif
= γ – γair.............................................................................. (2.11)
dw = kedalaman muka air tanah dari permukaan
γr = berat volume tanah rata – rata
= γ’ + (z/B)(γ – γ’) ................................................................. (2.12)
28. Pada suatu bangunan direncanakan dengan pondasi menerus seperti pada
gambar.
Hitunglah daya dukung tanah, bila angka keamanan (safety faktor) = 2.5
ϕ = 25°
c = 1.2 t/m2
Df = 40 cm = 0,4 m
B = 60 cm = 0,6 m
γ = 1.6 t/m3
γw = 1 t/m3
Contoh.1
29. Karena . = Ф25•
< Ф 28•
, maka digunakan rumus Terzaghi untuk
kondisi local shear failure.
Dari tabel daya dukung Terzaghi untuk kondisi local shear failure
diperoleh:
N
’c = 14,8; N
’q = 5,6; N
’ γ = 3,2
γ ' = γ – γw = 1,6 – 1 = 0,6 t/m3
q’ult = c’ N’c + Df γ N’q + 0,5 γ B N’γ
= 1,2 ×2/3× 14,8 + 0,4 × 1,6 × 5,6 + 0,5 × 1,6 × 0,6 × 3,2
= 16,96 t/m2
Daya dukung tanah yang diijinkan:
q’all = (1/SF) q’ult
= (1/2,5) × 16,96
= 6,784 t/m2
30. Contoh soal 2:
Pada suatu bangunan direncanakan dengan pondasi menerus terendam seperti pada
gambar. Hitunglah daya dukung tanah, bila angka keamanan (safety faktor) = 2.5
ϕ = 25°; c = 1,2 t/m2; Df = 40 cm = 0,4 m
B = 60 cm = 0,6 m; γ = 1,6 t/m3; γw = 1 t/m3
Karena ϕ = 25° < 28°, maka digunakan rumus Terzaghi untuk kondisi local shear
failure. Dari tabel daya dukung Terzaghi untuk kondisi local shear failure diperoleh:
N’c = 14,8; N’q = 5,6; N’γ = 3,2
γ' = γ – γw = 1,6 – 1 = 0,6 t/m3
q’ult = c’ N’c + Df γ’ N’q + 0,5 γ’ B N’
= 1,2 ×2/3× 14,8 + 0,4 × 0,6 × 5,6 + 0,5 × 0,6 × 0,6 × 3,2
= 11,84 + 1,344 + 0,576 = 13,76 t/m2
Daya dukung tanah yang diijinkan: q’all = (1/SF) q’ult
= (1/2,5) × 13,76 = 5,504 t/m2
31. Perancangan struktur pondasi didasarkan pada beban momen dan beban aksial
yang terjadi sehingga mengakibatkan terjadinya gaya tekan pada dasar pondasi yang
disalurkan ke tanah tanah. Jika :
1. Jika resultan beban berhimpit dengan pusat berat luasan pondasi, tekanan pada
dasar pondasi dapat dianggap disebarkan sama keseluruh luasan pondasi, dengan
persamaan: p = V/A
............................................................................................................ (3.1)
Sebaliknya tanah akan memberikan desakan pada pelat pondasi sebesar nilai q yaitu:
q = p …………………………………………………………………………….(3.2)
2. Jika resultan beban eksentris (bekerja tidak pada pusat berat) dan terdapat momen
yang harus didukung oleh pondasi, maka analisisnya adalah sebagai berikut:
a. Akibat beban V maka akan bekerja gaya desak ke atas terbagi rata pada dasar
pondasi sebesar: q= V/A
b. Gaya perlawanan akibat momen (M) oleh tanah:
Pt = ½ ( ½bx q₂ ) by ……………………………………………….…….(3.4)
Mt = ⅙ bx² by q₂
Nilai P minimum ≥ 0, agar pada dasar pondasi terjadi tegangan desak saja karena
tanah tidak bisa menerima tegangan tarik.
Jika P minimum = 0, maka:
e = ⅙ bx ……………………………….…………………………………….(3.14)
e ≤ ⅙ bx;
32. ϕ = 15°; c = 1.2 t/m²; Df = 130 cm = 1,3 m; γ tanah = 1.6 t/m³ = 1600 kg/m³
γ beton = 2.4 t/m³ = 2400 kg/m³; V = 3460 kg = 3,46 t; M = 1244 kg m = 1,244 t m
Tebal pelat pondasi = 0.3 m; Faktor keamanan (SF) = 3
Jawaban:
1. Menghitung daya dukung tanah di bawah pondasi:
Ambil lebar pondasi 1 meter.
ϕ = 15° < 28° maka kondisinya adalah local shear failure.
q’ult = 1,3 c’ N’c + Df γ N’q + 0,4 γ B N’ γ
N’c = 9,7; N’q = 2,7; N’ γ = 0,9
q’ult = 1,3 c’ N’c + Df γ N’q + 0,4 ? B N’ γ
= 1,3 × 2/3 × 1,2 × 9,7 + 1,3 × 1,6 × 2,7 + 0,4 × 1,6 × 1 × 0,9
= 10,088 + 5,616 + 0,576 = 16,28 t/m²
q all=q ult/SF = 16,28 /3 = = 5,427 t/m²
Diketahui suatu konstruksi pondasi
telapak dengan bentuk seperti gambar
dan dengan pembebanan dan data
tanah sebagai berikut:
Contoh soal.3
33. 2. Menghitung beban merata diatas pondasi (q total):
q pelat pondasi = 0,3 × 2.4 = 0.72 t
q tanah = 1.2 × 1.6 = 1.92 t
q total = 0.72 + 1.92 = 2.64 t
3. Menghitung lebar ukuran pelat pondasi:
Untuk perhitungan ukuran pelat pondasi dilakukan dengan coba-coba,
diambil ukuran pondasi 1 × 1 meter.
P maksimum = 3,46 + 7,464 + 2,64 = 13,564 t/m2
P minimum = 3,46 - 7,464 + 2,64
= -1,364 t/m2 (terjadi tegangan tarik pada dasar pondasi)
Karena terjadi tegangan tarik pada dasar pondasi maka perlu diperlebar, dipakai
ukuran pondasi 1,5 m
4. Dipakai ukuran pondasi 1,5 × 1,5 m
q’ult = 1,3 c’ N’c + Df γ N’q + 0,4 γ B N’ γ
= 1,3 × 2/3 × 1,2 × 9,7 + 1,3 × 1,6 × 2,7 + 0,4 × 1,6 × 1,5 × 0,9
= 10,088 + 5,616 + 0,864 = 16,568 t/m²
q all=q ult/SF = 16,568/3 = 5,523 t/m²
34. P maksimum = 1,538 + 2,212 + 2,64 = 6,89 t/m2
P minimum = 3,46 – 2,212 + 2,64 = 3,888 t/m2 (OK)
q all = 5,523 t/m2 < P maksimum = 6,89 t/m2 ( tidak OK) perluas ukuran pondasi.
5. Dipakai ukuran pondasi 1,7 × 1,7 m
q’ult= 1,3 c’ N’c + Df γ N’q + 0,4 γ B N’γ
= 1,3 × 2/3 × 1,2 × 9,7 + 1,3 × 1,6 × 2,7 + 0,4 × 1,6 × 1,7 × 0,9
= 10,088 + 5,616 + 0,9792 = 16,683 t/m2
q all=q ult/SF = 16,683/3 = 5,561 t/m2
P maksimum = 1,197 + 1,514 + 2,64 = 5,351 t/m2
P minimum = 1,197 – 1,514 + 2,64 = 2,323 t/m2 (OK)
q all = 5,523 t/m2 >P maksimum = 5,351 t/m2 ( OK)
ukuran pondasi memenuhi syarat.