SlideShare a Scribd company logo
1 of 35
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG
FAKULTAS TEKNIK. PRODI SIPIL
Berdasarkan SK Menteri Pendidikan Nasional RI No. 109/0/0/2009
JL. Perintis Kemerdekaan I/33 Cikokol - Tangerang Telp. 55793251, 55772949, 55793802, 55736926
KULIAH KE (5&6) : PERHITUNGAN PONDASI DANGKAL(UTS)
DOSEN PENGAMPU : Ir. H.SUGENG PURWANTO.,MT.MM
Hitungan pondasi
Hitungan pondasi harus dibuat dan direncanakan pada keadaan yang
paling aman bagi konstruksi bangunan tersebut, artinya beban
bangunan yang dipakai harus yang terbesar dan sebaliknya kekuatan
daya dukung tanah di bawah pondasi dipakai kekuatan daya dukung
tanah yang terkecil.
Rumus Pondasi =P / σ t
Keterangan:
P = Beban bangunan yang didukung oleh pondasi, yaitu:
Berat pasangan bata termasuk kolom praktisnya
Berat Atap
Berat Plafond
Berat Balok Sloof, dan Balok Keliling Atas
Berat sendiri Pondasi
Berat tanah di atas Pondasi
σtn = kemampuan daya dukung tanah yang diijinkan
untuk dipakai mendukung beban bangunan di atasnya.
Apabila tidak dilakukan penyelidikan tanah untuk menge
-tahui kekuatannya, maka daya dukung tanah yang boleh
dipakai sebesar-besarnya adalah σtn 1 kg/cm2(=10t/m2)
Kemampuan daya dukung tanah yang dipakai adalah
yang terletak langsung di bawah pondasi.
Keadaan Konsistensi Tanah Daya Dukung Tanah (
Sangat Lembek σt = 0,0 - 0,3
Lembek σt = 0,3 - 0,6
Sedang σt = 0,6 - 1,2
Keras σt = 1,2 - 2,4
Sangat Keras σt = 2,4 - 4,8
Keras Sekali σt > 4,8
p
A. Beban terpusat
1. Beban atap
a. Penutup atap (luas 3m x 6m) = (3 x 6)m² x 50 kg/m² = 900 kg
b. Rangka atap :
gording/nok 4x8/12 = 4(0,08 x 0,12 x 3,00)m³ x 900 kg/m³ = 104 kg
sprit 8/12 = (0,08 x 0,12 x 4,60)m³ x 900 kg/m³ = 40 kg
skur 8/12 = (0,08 x 0,12 x 1,90)m³ x 900 kg/m³ = 17 kg
penggantung 2 x 6/12 = 2(0,06 x 0,12 x 1,70)m³ x 900 kg/m³ = 23 kg
balok tarik 8/12 = (0,18 x 0,12 x 4,30)m³ x 900 kg/m³ = 38 kg
pengapit 2 x 6/12 = 2(0,06 x 0,12 x 1,18)m³ x 900 kg/m³ = 24 kg
balok pengunci 8/12 = (0,08 x 0,12 x 1,80)m³ x 900 kg/m³ = 16 kg
ikatan angin 2 x 6/12 = 2(0,06 x 0,12 x 4,00)m³ x 900 kg/m³ = 52 kg
tupai-tupai 2 x 8/12 = 2(0,08 x 0,12 x 0,40)m³ x 900 kg/m³ = 7 kg
c. Muatan hidup 100 kg/gording = 4 x 100= 400 kg
d. Muatan angin diabaikan
Beban atap = p1=1.621 kg
Catatan = panjang elemen kuda-kuda diketahui dari mengukur panjang tiap
elemen pada gambar detail kuda-kuda
2. beban plafond asbes
a. plafond ruangan
asbes (3 x 4)m² x 11 kg/m² = 132 kg
rangka (3 x 4)m² x 7 kg/m² = 84 kg
b. Plafond tririsan
asbes (1 x 3)m² x 11 kg/m² = 33 kg
rangka (1 x 3)m² x 7 kg/m² = 21 kg
Beban plafond : p2 = 270 kg
3. Beban ring balk 15/20 = (0,15 x 0,20 x 3,00)m³ x 2.400 kg/m³ = 216 kg
4. Beban balok latai 15/20 = (0,15 x 0,20 x 3,00)m³ x 2.400 kg/m³ = 216 kg
5. Beban kolom 15/20 = (0,15 x 0,20 x 3,80)m³ x 2.400 kg/m³ = 274 kg
6. Beban tembok diatas balok latai = (0,15 x 0,60 x 3,00) x 1.700 kg/m³ = 459 kg
Beban pasangan beton dan tembok (3 s.d 6) p3=1.165 kg
jumlah beban terpusat = P= P1 + P2 + P3 = 1.621 + 270 + 1.165 = 3.056 kg
Beban terpusat P itu disalurkan ke pondasi melalui balok pengikat menjadi
beban terbagi rata (dengan simbol q). Rumus yang digunakan adalah q=P/l,
dimana l adalah panjang penyaluran beban secara linear. Biasanya i sama
dengan jarak kolom. Pada l=3m
Dengan demikian beban terbagi rata yang terjadi karena beban terpusat itu
adalah :
q1=3.056 kg/3m = 1.018,67 kg/m' dibulatkan 1.019 kg/m' (m' = meter panjang)
B. Beban terbagi rata
Beban terbagi rata selain berasal dari beban terpusat tersebut diatas juga dari
balok pengikat dan tembok diatas pondasi. Apabila diatas pondasi dipasang
pintu dan jendela, pasangan pintu dan jendela diperhitungkan sebagai
pasangan tembok bata dengan tebal 1/2 batu.
1. Tembok bata 1/2 batu = (0,15 x 2,80 x 1,00)m³ x 1.700 kg/m³ = 714 kg/m'
2. Balok pengikat 15/20 = (0,15 x 0,20 x 1,00)m³ x 2.400 kg/m³ = 72 kg/m'
Beban pondasi = q2 = 786 kg/m’
C. Beban pondasi
Di estimasikan lebar alas pondasi 60 cm = 0,60 m
a.Bobot sendiri pondasi(0,30+0,60)/2 mx1,30mx1,00mx2.200kg/m³=1.287kg/m’
b. Urug pasir dibawah pondasi = (0,10 x 0,60 x 1,00)m³ x 1.600 kg/m³ = 96 kg/m'
Beban pondasi = q3 = 1.383 kg/m'
D. Beban total
Beban tptal adalah beban keseluruhan yang harus disalurkan oleh pondasi ke
tanah dibawahnya
Beban total Q = q1 + q2 + q3 = (1.019 + 786 + 1.383) kg/m’ = 3.188 kg/m'
Langkah2 : menghitung daya desak (desakan) pondasi ke tanah akibat beban,
dan membadingkan desakan itu dengan daya dukung tanah untuk
mengetahui pondasi ambles tidak, dan efesien atau tidak.
Pada setiap perhitungan konstruksi terutama untuk pondasi, selalu/biasa
digunakan angka keamanan untuk keperluan mengantisipasi keadaan yang tak
terduga, misalnya daya dukung tanah disatu tempat yang lebih kecil daripada
daya dukung tanah di tempat penyelidikan. Dengan angka keamanan ini
dimaksudkan agar pondasi yang dibuat tidak ambles. Pada contoh ini faktor
keamanan ditentukan sebesar 50 % sehingga angka keamanannya adalah 1,5.
Faktor anka keamanan 1,5 - 3
Rumus yang digunakan adalah σ = (n x Q)/F
Keterangan :
σ= Daya desak (desakan) yang terjadi oleh pondasi ke tanah akibat beban
n= angka keamanan
Q= beban total yang harus disalurkan ke tanah atau didukung oleh tanah
F= luas alas pondasi
σ= (1,5 x 3.188 kg/m')/(0,6m x 1m) = 7970kg/m‘= 0,797 kg/cm² dibulatkan
0,8 kg/cm² σ= 0,8 kg/cm² < σtn = 1,00 kg/cm² (Ok Aman)
Pada perhitungan itu selisih antara σ dan σth adalah 0,20 kg/cm2 atau
sebesar 20% merupakan selisih maksimum masih dalam anggapan efesien.
Desain pondasi yang paling efesien jika selisih antara keduanya adalah 0.
Cukup efesien jika maksimum selisihnya sebesar 10%.
Jika diinginkan lebih efesien harus dilakukan perhitungan ulang, terutama
pada estimasi lebar alas pondasi.
Estimasi dari lebar alas pondasi itu adalah 50 cm=0,5m.
Dimisalkan
Bobot sendiri pondasi itu adalah = (0,30 + 0,50)/2 x 1,30 x 1,00 m³/m' x
2.200 kg/m³ = 1.144 kg/m'
Bobot pasir dibawah pondasi = (0,10 x 0,50 x 1,00)m³/m' x 1.600 kg/m³ =
80 kg/m‘ → 1.144 kg/m‘ + 80 kg/m‘ = 1.224 kg/m'
Dengan demikian Q = 1.014 kg/m' + 786 kg/m' +1.224 kg/m' = 3.024 kg/m'
Σ=(1,5x3.024kg/m')/(0,5mx1m)=9072kg/m²=0,91kg/cm²<σth=1,00 kg/cm²
σ =0.91 kg/cm² < σth = 1,00 kg/cm² (Aman dan efesien
Contoh yang lain dapat diberikan disini adalah penentuan lebar alas
pondasi yang harus mendukung gunung-gunung dari tembok bata tebal
1/2 batu
A. Beban terpusat
1. Beban atap
Penutup atap = 900 kg
Gording = 104 kg
Muatan hidup = 400 kg
Jumlah beban atap (A1) = 1.404 kg
2. Beban balok gunung-gunung = (0,15x0,15x 5,00)m³ x 2.400 kg/m³ = 360 kg(A2)
3. beban kolom = (0,15 x 0,20)(3,80 + 6,8)m³ x 2.400 kg/m³ = 574 kg(A3)
Jumlah beban terpusat (A1 + A2 + A3) : 1.404+360+574= 2.338 kg (P)
Disalurkan ke pondasi sebesar q1=P/l = 2.338 kg/4m' = 584,5 ~585 kg/m'
I = 4m
B. Beban terbagi rata
1. Beban plafond = (3,00 x 5,00)/4 x 1m² x 18 kg/cm² = 68 kg/m'
2. Balok beton 2 x 15/20 = 2 (0,15 x 0,20 x 1,00)m³ x 2.400 kg/m³ = 144 kg/m'
3. Tembok = ((3,8+6,8)/2 x 4,00 x 0,15)/4 x 1.700 kg/m³ = 1.352 kg/m'
Beban q2 = 1.564 kg/m'
C. Beban pondasi
Di estimasikan lebar alas pondasi 55 cm
1. Bobot sendiri pondasi=((0,30+0,50)/2 x1,30x1)m³x2.200 kg/m³=1.216kg/m’
2. Urug di bawah pondasi = (0,10 x 0,55 x 1,00)m³ x 1.600 kg/m³ = 88 kg/m'
Beban q3 = 1216 + 88 =1.304 kg/m'
D. Beban total
Beban total Q=q1+q2+q3=585 kg/m’+1.564kg/m' + 1.304 kg/m' = 3.453 kg/m'
σ = ((1,5 x 3.453) kg)/55cm x 100cm = 0,942 kg/cm² dibulatkan 0,95 kg/cm²
σ = 0,95 kg/cm² ≤ σtn = 1,00 kg/cm² (Aman dan efesien)
Pondasi adalah bagian dari struktur bangunan yang berada paling bawah
yang berfungsi untuk menyalurkan beban bangunan di atasnya ke tanah dasar
dibawahnya. Pondasi secara umum dapat dibedakan menjadi dua yaitu :
1. Pondasi dangkal, yaitu jika kedalaman pondasi kurang atau sama dengan
lebar pondasi (D≤B).
2. Pondasi dalam, yaitu jika kedalaman pondasi dari muka tanah lebih dari
lima kali lebar pondasi (D≤5B).
Pondasi telapak bujur sangkar pada
Pondasi memikul beban dari kolom akibat
beban mati sebesar 1300 kN dan beban
hidup 700 kN
Mutu beton f’c= 20 MPa dan mutu baja
tulangan fy= 400 MPa. Daya dukung ijin
tanah sebesar 250 kN/m². Pada pondasi
terdapat timbunan tanah setebal 0,6 m
dengan berat jenis tanah dianggap
sebesar 16 kN/m³.
1.Perhitungan tegangan tanah Pondasi harus memiliki luas
penampang yang cukup sehingga beban-beban yang
diterima oleh tanah menghasil kan tegangan yang masih
lebih kecil daripada tegangan ijin tanah.
Beban kolom = 1300 + 700 = 2000 kN
Berat pondasi = 3(3)(0,6)(24) = 129,6 kN
Berat tanah = (32 – 0,62)(0,6)(16) = 82,944 kN
Beban total pada tanah = 2212,544 kN
Tegangan pada tanah = 2212,544 = 245,83 kN/m²< 250 kN/m²OK
3x3
1. Perhitungan geser satu arah dan dua arah Untuk memperhitungkan pengaruh geser
satu arah dan dua arah (pons) dihitung besarnya tinggi efektif rerata dari pondasi
d rerata = tebal pondasi – selimut – 1diameter tulangan = 600 – 75 – 19 = 506 mm
Tegangan tanah ultimit akibat beban terfaktor besarnya adalah
p ult = 1,2(1.300) + 1,6(700) = 297,78 kN/m2
3 x 3
Berdasarkan area beban untuk geser satu arah pada Gambar, maka besarnya geser satu arah
terfaktor adalah
Vu1 = p ult × area efektif = 297,78 × 0,694 × 3 = 619,98 kN
ФVn = Ф (0,17λ√Ф f’c.ƅd) = 0,75(0,17)(1,0)(√20)(3000)(506) = 865.559,55 N
= 865,56 kN > Vu = 619,98 kN .........OK
Contoh 2
•Rencanakansuatupondasitelapakbujursangkar
yangmemikulbebanmati875kNdanbebanhidup
700kNdarisuatukolomstrukturberukuran400×4
00mm2.Teganganijintanah all=250kN/m2.Ting
gitimbunantanah0,6mdenganberatjenistanahs
ebesar15kN/m3.Mutubetonf’c=20MPa,mutub
ajatulanganfy=400MPa.
Penentuan dimensi telapak Untuk menentukan dimensi telapak pondasi, maka harus
diperkirakan dahulu berat sendiri pondasi serta berat timbunan tanah. Diasumsikan
pondasi memiliki ketebalan 600 mm, sedangkan berat timbunan tanah setinggi 0,6 m
menimbulkan beban pada tanah sebesar 0,6(15) = 9 kN/m2. Sehingga tegangan ijin
tanah netto adalah :
pnetto = 250 – 0,6(24) – 9 = 226,6 kN/m²
A perlu = = 875+700 = 6,95m²
266,6
Maka dapat dipilih ukuran telapak sebesar 2750 × 2750 mm2 (A = 7,56 m²)
Selanjutnya untuk perhitungan disain penampang pondasi telapak beton bertulang,
harus dihitung beban terfaktor, Pu :
Pu = 1,2(875) + 1,6(700) = 2.170 kN
p ult = 2.170 = 286,94 kN/m²
2,75x2,75
Geser dua arah:Vu₂=p ult(area)=286,94(2,752–0,9062)=
=1.934,45 kN Nilai kuat geser pons dua arah untuk beton
ditentukan dari nilai terkecil antara :
maka :
ФVn =0,75Vn=0,75(2.706.248,32)=2.029.686,24 N=2.029,67 KN>Vu2 OK
ФVn =N=2.029,67 KN > 1.934,45 Kn......OK
Dengan demikian tebal pondasi sebesar 600 mm cukup untuk digunakan dalam
kasus ini
Geser Dua Arah
Perhitungan Daya Dukung Tanah
Setelah dilakukan penyelidikan dilanjutkan dengan perhitungan daya dukung tanah di
lokasi tempat bangunan akan dibangun. Daya dukung tanah adalah kemampuan tanah
untuk memikul tekanan atau beban maksimum yang diizinkan untuk bekerja pada
pondasi. Untuk mendapat tegangan yang diizinkan dipakai dalam perencanaan pondasi,
besarnya beban dibagi dengan faktor keamanan (safety factor).
Faktor aman 3 adalah sangat penting untuk menanggulangi ketidak tentuan kondisi tanah
dasar.
Ada beberapa metode untuk menghitung daya dukung tanah, metode yang paling sering
digunakan adalah metode dari Terzaghi. Analisis daya dukung didasarkan kondisi general
shear failure, yang dikemukakan Terzaghi (1943) dengan anggapan pondasi berbentuk
memanjang tak terhingga dengan lebar lebar B dan terletak di atas tanah homogen.
dengan : qult = daya dukung ultimit/ batas
c = kohesi .
Df = kedalaman pondasi
B = lebar pondasi
γ = berat volume tanah
Nc,Nq,N γ = faktor daya dukung tanah (Tabel 2.1)
Untuk pondasi berbentuk bujur sangkar dan lingkaran, persamaan daya dukung
batas yang disarankan oleh Terzaghi adalah sebagai berikut:
1. Pondasi bujur sangkar : qult = 1,3 c Nc + Df γ Nq + 0,4 γ B Nγ .... (2.3)
2. Pondasi lingkaran : qult = 1,3 c Nc + Df γ Nq + 0,3 γ B Nγ , dengan
B adalah diameter pondasi (untuk lingkaran)………....…………..…..... (2.4)
Persamaan di atas digunakan dengan anggapan bahwa jenis keruntuhan tanah di
bawah pondasi adalah keruntuhan geser umum (general shear failure). Sedangkan
untuk kondisi keruntuhan geser setempat (local shear failure) persamaan untuk pondasi
memanjang dinyatakan dengan:
q’ult = c’ N’c + Df γ N’q + 0,5 γ B N’ γ ……………………………..………..….. (2.5)
dengan c’ = ⅔ c dan tan Ø’ = ⅔
Persamaannya:
qult = c Nc + Df ? Nq + 0,5 γ B N γ …………..…..... (2.2)
dengan c’ = ⅔c dan tan Ø’ =⅔
Untuk tanah non kohesif digunakan pedoman:
1. Local shear failure terjadi bila Ф ≤ 28°
2. General shear failure terjadi bila Ф > 28°
General Failure
Local Shear Failure
Punching Shear Failure
faktor daya dukung (Nc,Nq,N γ,N’c,N’q,N’ γ) diberikan dalam gambar 2.4 dan tabel 2.1.
Pengaruh Muka Air Tanah terhadap Daya Dukung Tanah
Pengaruh muka air tanah terhadap daya dukung tanah:
1. Jika muka air tanah sangat dalam jika dibandingkan lebar pondasi (z >B)
qult = c Nc + Df γb Nq + 0,5 γb B N………………………………....... (2.8)
2. Jika muka air tanah terletak di atas:
qult = c Nc + [γ’ (Df - dw) + γ dw] Nq + 0,5 γ’ B N................................. (2.9)
3. Jika muka air tanah berada di dasar pondasi (dw=0)
qult = c Nc + Df γ’ Nq + 0,5 γ’ B N
4. Jika muka air tanahnya terletak pada kedalaman z dari bawah dasar pondasi (z < B),
qult = c Nc + Df γ b Nq + 0,5 γ r B N ....................................................... (2.10)
dengan:
qult = daya dukung ultimit tanah
c = nilai kohesi tanah
Nc, Nq, Nf = faktor – faktor daya dukung tanah
Df = kedalman pondasi
B = lebar pondasi
γb = berat volume tanah basah
γ’ = berat volume tanah efektif
= γ – γair.............................................................................. (2.11)
dw = kedalaman muka air tanah dari permukaan
γr = berat volume tanah rata – rata
= γ’ + (z/B)(γ – γ’) ................................................................. (2.12)
Pada suatu bangunan direncanakan dengan pondasi menerus seperti pada
gambar.
Hitunglah daya dukung tanah, bila angka keamanan (safety faktor) = 2.5
ϕ = 25°
c = 1.2 t/m2
Df = 40 cm = 0,4 m
B = 60 cm = 0,6 m
γ = 1.6 t/m3
γw = 1 t/m3
Contoh.1
Karena . = Ф25•
< Ф 28•
, maka digunakan rumus Terzaghi untuk
kondisi local shear failure.
Dari tabel daya dukung Terzaghi untuk kondisi local shear failure
diperoleh:
N
’c = 14,8; N
’q = 5,6; N
’ γ = 3,2
γ ' = γ – γw = 1,6 – 1 = 0,6 t/m3
q’ult = c’ N’c + Df γ N’q + 0,5 γ B N’γ
= 1,2 ×2/3× 14,8 + 0,4 × 1,6 × 5,6 + 0,5 × 1,6 × 0,6 × 3,2
= 16,96 t/m2
Daya dukung tanah yang diijinkan:
q’all = (1/SF) q’ult
= (1/2,5) × 16,96
= 6,784 t/m2
Contoh soal 2:
Pada suatu bangunan direncanakan dengan pondasi menerus terendam seperti pada
gambar. Hitunglah daya dukung tanah, bila angka keamanan (safety faktor) = 2.5
ϕ = 25°; c = 1,2 t/m2; Df = 40 cm = 0,4 m
B = 60 cm = 0,6 m; γ = 1,6 t/m3; γw = 1 t/m3
Karena ϕ = 25° < 28°, maka digunakan rumus Terzaghi untuk kondisi local shear
failure. Dari tabel daya dukung Terzaghi untuk kondisi local shear failure diperoleh:
N’c = 14,8; N’q = 5,6; N’γ = 3,2
γ' = γ – γw = 1,6 – 1 = 0,6 t/m3
q’ult = c’ N’c + Df γ’ N’q + 0,5 γ’ B N’
= 1,2 ×2/3× 14,8 + 0,4 × 0,6 × 5,6 + 0,5 × 0,6 × 0,6 × 3,2
= 11,84 + 1,344 + 0,576 = 13,76 t/m2
Daya dukung tanah yang diijinkan: q’all = (1/SF) q’ult
= (1/2,5) × 13,76 = 5,504 t/m2
Perancangan struktur pondasi didasarkan pada beban momen dan beban aksial
yang terjadi sehingga mengakibatkan terjadinya gaya tekan pada dasar pondasi yang
disalurkan ke tanah tanah. Jika :
1. Jika resultan beban berhimpit dengan pusat berat luasan pondasi, tekanan pada
dasar pondasi dapat dianggap disebarkan sama keseluruh luasan pondasi, dengan
persamaan: p = V/A
............................................................................................................ (3.1)
Sebaliknya tanah akan memberikan desakan pada pelat pondasi sebesar nilai q yaitu:
q = p …………………………………………………………………………….(3.2)
2. Jika resultan beban eksentris (bekerja tidak pada pusat berat) dan terdapat momen
yang harus didukung oleh pondasi, maka analisisnya adalah sebagai berikut:
a. Akibat beban V maka akan bekerja gaya desak ke atas terbagi rata pada dasar
pondasi sebesar: q= V/A
b. Gaya perlawanan akibat momen (M) oleh tanah:
Pt = ½ ( ½bx q₂ ) by ……………………………………………….…….(3.4)
Mt = ⅙ bx² by q₂
Nilai P minimum ≥ 0, agar pada dasar pondasi terjadi tegangan desak saja karena
tanah tidak bisa menerima tegangan tarik.
Jika P minimum = 0, maka:
e = ⅙ bx ……………………………….…………………………………….(3.14)
e ≤ ⅙ bx;
ϕ = 15°; c = 1.2 t/m²; Df = 130 cm = 1,3 m; γ tanah = 1.6 t/m³ = 1600 kg/m³
γ beton = 2.4 t/m³ = 2400 kg/m³; V = 3460 kg = 3,46 t; M = 1244 kg m = 1,244 t m
Tebal pelat pondasi = 0.3 m; Faktor keamanan (SF) = 3
Jawaban:
1. Menghitung daya dukung tanah di bawah pondasi:
Ambil lebar pondasi 1 meter.
ϕ = 15° < 28° maka kondisinya adalah local shear failure.
q’ult = 1,3 c’ N’c + Df γ N’q + 0,4 γ B N’ γ
N’c = 9,7; N’q = 2,7; N’ γ = 0,9
q’ult = 1,3 c’ N’c + Df γ N’q + 0,4 ? B N’ γ
= 1,3 × 2/3 × 1,2 × 9,7 + 1,3 × 1,6 × 2,7 + 0,4 × 1,6 × 1 × 0,9
= 10,088 + 5,616 + 0,576 = 16,28 t/m²
q all=q ult/SF = 16,28 /3 = = 5,427 t/m²
Diketahui suatu konstruksi pondasi
telapak dengan bentuk seperti gambar
dan dengan pembebanan dan data
tanah sebagai berikut:
Contoh soal.3
2. Menghitung beban merata diatas pondasi (q total):
q pelat pondasi = 0,3 × 2.4 = 0.72 t
q tanah = 1.2 × 1.6 = 1.92 t
q total = 0.72 + 1.92 = 2.64 t
3. Menghitung lebar ukuran pelat pondasi:
Untuk perhitungan ukuran pelat pondasi dilakukan dengan coba-coba,
diambil ukuran pondasi 1 × 1 meter.
P maksimum = 3,46 + 7,464 + 2,64 = 13,564 t/m2
P minimum = 3,46 - 7,464 + 2,64
= -1,364 t/m2 (terjadi tegangan tarik pada dasar pondasi)
Karena terjadi tegangan tarik pada dasar pondasi maka perlu diperlebar, dipakai
ukuran pondasi 1,5 m
4. Dipakai ukuran pondasi 1,5 × 1,5 m
q’ult = 1,3 c’ N’c + Df γ N’q + 0,4 γ B N’ γ
= 1,3 × 2/3 × 1,2 × 9,7 + 1,3 × 1,6 × 2,7 + 0,4 × 1,6 × 1,5 × 0,9
= 10,088 + 5,616 + 0,864 = 16,568 t/m²
q all=q ult/SF = 16,568/3 = 5,523 t/m²
P maksimum = 1,538 + 2,212 + 2,64 = 6,89 t/m2
P minimum = 3,46 – 2,212 + 2,64 = 3,888 t/m2 (OK)
q all = 5,523 t/m2 < P maksimum = 6,89 t/m2 ( tidak OK) perluas ukuran pondasi.
5. Dipakai ukuran pondasi 1,7 × 1,7 m
q’ult= 1,3 c’ N’c + Df γ N’q + 0,4 γ B N’γ
= 1,3 × 2/3 × 1,2 × 9,7 + 1,3 × 1,6 × 2,7 + 0,4 × 1,6 × 1,7 × 0,9
= 10,088 + 5,616 + 0,9792 = 16,683 t/m2
q all=q ult/SF = 16,683/3 = 5,561 t/m2
P maksimum = 1,197 + 1,514 + 2,64 = 5,351 t/m2
P minimum = 1,197 – 1,514 + 2,64 = 2,323 t/m2 (OK)
q all = 5,523 t/m2 >P maksimum = 5,351 t/m2 ( OK)
ukuran pondasi memenuhi syarat.
KULIAH(4&5) HITUNGAN PONDASI.UTS .pptx

More Related Content

What's hot

Konstruksi Sarang Laba-Laba (KSLL) Balaikota Pusat Pemerintahan Tangerag Selatan
Konstruksi Sarang Laba-Laba (KSLL) Balaikota Pusat Pemerintahan Tangerag SelatanKonstruksi Sarang Laba-Laba (KSLL) Balaikota Pusat Pemerintahan Tangerag Selatan
Konstruksi Sarang Laba-Laba (KSLL) Balaikota Pusat Pemerintahan Tangerag SelatanNur Hayati Rahman
 
21173129 power-point-bangunan-jembatan-teknik-sipil
21173129 power-point-bangunan-jembatan-teknik-sipil21173129 power-point-bangunan-jembatan-teknik-sipil
21173129 power-point-bangunan-jembatan-teknik-sipilgaffarudin
 
Perencanaan pondasi telapak persegi beton bertulang
Perencanaan pondasi telapak persegi beton bertulangPerencanaan pondasi telapak persegi beton bertulang
Perencanaan pondasi telapak persegi beton bertulangAfret Nobel
 
Menghitung Respon Spektrum Gempa
Menghitung Respon Spektrum GempaMenghitung Respon Spektrum Gempa
Menghitung Respon Spektrum GempaRafi Perdana Setyo
 
Bahan ajar pondasi 2
Bahan ajar pondasi 2Bahan ajar pondasi 2
Bahan ajar pondasi 2pakkamba
 
Modul 1- mekanika teknik, statika dan mekanika dasar
Modul 1-  mekanika teknik, statika dan mekanika dasarModul 1-  mekanika teknik, statika dan mekanika dasar
Modul 1- mekanika teknik, statika dan mekanika dasarMOSES HADUN
 
Bahan Dinding (Materi: Bahan Bangunan)
Bahan Dinding (Materi: Bahan Bangunan)Bahan Dinding (Materi: Bahan Bangunan)
Bahan Dinding (Materi: Bahan Bangunan)Vini Andayani
 
Baja tulangan beton SNI 2052-2014
Baja tulangan beton SNI 2052-2014Baja tulangan beton SNI 2052-2014
Baja tulangan beton SNI 2052-2014WSKT
 
Uji Kompetensi Ahli Muda Teknik Jalan Jenjang 7 MOSES HADUN.pptx
Uji Kompetensi Ahli Muda Teknik Jalan Jenjang 7 MOSES HADUN.pptxUji Kompetensi Ahli Muda Teknik Jalan Jenjang 7 MOSES HADUN.pptx
Uji Kompetensi Ahli Muda Teknik Jalan Jenjang 7 MOSES HADUN.pptxmoses hadun
 
Makalah teknik sipil
Makalah teknik sipilMakalah teknik sipil
Makalah teknik sipiljustotemon
 
Analisa pondasi eksiting tangki
Analisa pondasi eksiting tangkiAnalisa pondasi eksiting tangki
Analisa pondasi eksiting tangkiRomli Nahuddin
 
Ho pengawasan pelaksanaan jembatan
Ho pengawasan pelaksanaan jembatanHo pengawasan pelaksanaan jembatan
Ho pengawasan pelaksanaan jembatanMohamadTontroPrastow
 
Metode rancang bangun (Design-Bulid)
Metode rancang bangun (Design-Bulid)Metode rancang bangun (Design-Bulid)
Metode rancang bangun (Design-Bulid)Andis Iskandar
 
Kegagalan dalam konstruksi bangunan gedung
Kegagalan dalam konstruksi bangunan gedungKegagalan dalam konstruksi bangunan gedung
Kegagalan dalam konstruksi bangunan gedungHerLiana Sidabutar
 

What's hot (20)

Konstruksi Sarang Laba-Laba (KSLL) Balaikota Pusat Pemerintahan Tangerag Selatan
Konstruksi Sarang Laba-Laba (KSLL) Balaikota Pusat Pemerintahan Tangerag SelatanKonstruksi Sarang Laba-Laba (KSLL) Balaikota Pusat Pemerintahan Tangerag Selatan
Konstruksi Sarang Laba-Laba (KSLL) Balaikota Pusat Pemerintahan Tangerag Selatan
 
21173129 power-point-bangunan-jembatan-teknik-sipil
21173129 power-point-bangunan-jembatan-teknik-sipil21173129 power-point-bangunan-jembatan-teknik-sipil
21173129 power-point-bangunan-jembatan-teknik-sipil
 
Perencanaan pondasi telapak persegi beton bertulang
Perencanaan pondasi telapak persegi beton bertulangPerencanaan pondasi telapak persegi beton bertulang
Perencanaan pondasi telapak persegi beton bertulang
 
Menghitung Respon Spektrum Gempa
Menghitung Respon Spektrum GempaMenghitung Respon Spektrum Gempa
Menghitung Respon Spektrum Gempa
 
Metode kerja
Metode kerjaMetode kerja
Metode kerja
 
Perkerasan kaku
Perkerasan kakuPerkerasan kaku
Perkerasan kaku
 
Bahan ajar pondasi 2
Bahan ajar pondasi 2Bahan ajar pondasi 2
Bahan ajar pondasi 2
 
Diktat b-air
Diktat b-airDiktat b-air
Diktat b-air
 
Modul 1- mekanika teknik, statika dan mekanika dasar
Modul 1-  mekanika teknik, statika dan mekanika dasarModul 1-  mekanika teknik, statika dan mekanika dasar
Modul 1- mekanika teknik, statika dan mekanika dasar
 
Bahan Dinding (Materi: Bahan Bangunan)
Bahan Dinding (Materi: Bahan Bangunan)Bahan Dinding (Materi: Bahan Bangunan)
Bahan Dinding (Materi: Bahan Bangunan)
 
Sni tiang pancang
Sni tiang pancangSni tiang pancang
Sni tiang pancang
 
Baja tulangan beton SNI 2052-2014
Baja tulangan beton SNI 2052-2014Baja tulangan beton SNI 2052-2014
Baja tulangan beton SNI 2052-2014
 
Hidrolika
HidrolikaHidrolika
Hidrolika
 
Uji Kompetensi Ahli Muda Teknik Jalan Jenjang 7 MOSES HADUN.pptx
Uji Kompetensi Ahli Muda Teknik Jalan Jenjang 7 MOSES HADUN.pptxUji Kompetensi Ahli Muda Teknik Jalan Jenjang 7 MOSES HADUN.pptx
Uji Kompetensi Ahli Muda Teknik Jalan Jenjang 7 MOSES HADUN.pptx
 
Makalah teknik sipil
Makalah teknik sipilMakalah teknik sipil
Makalah teknik sipil
 
Analisa pondasi eksiting tangki
Analisa pondasi eksiting tangkiAnalisa pondasi eksiting tangki
Analisa pondasi eksiting tangki
 
Ho pengawasan pelaksanaan jembatan
Ho pengawasan pelaksanaan jembatanHo pengawasan pelaksanaan jembatan
Ho pengawasan pelaksanaan jembatan
 
Metode rancang bangun (Design-Bulid)
Metode rancang bangun (Design-Bulid)Metode rancang bangun (Design-Bulid)
Metode rancang bangun (Design-Bulid)
 
Kegagalan dalam konstruksi bangunan gedung
Kegagalan dalam konstruksi bangunan gedungKegagalan dalam konstruksi bangunan gedung
Kegagalan dalam konstruksi bangunan gedung
 
Bab 1 sondir
Bab 1 sondirBab 1 sondir
Bab 1 sondir
 

Similar to KULIAH(4&5) HITUNGAN PONDASI.UTS .pptx

Lampiran perhit, pondasi
Lampiran perhit, pondasiLampiran perhit, pondasi
Lampiran perhit, pondasialpian nur
 
Contoh wingwall
Contoh wingwallContoh wingwall
Contoh wingwalltanchul
 
Laporan tugas struktur baja
Laporan tugas struktur bajaLaporan tugas struktur baja
Laporan tugas struktur bajatanchul
 
2. Perancangan Fondasi Dalam_CPT
2. Perancangan Fondasi Dalam_CPT 2. Perancangan Fondasi Dalam_CPT
2. Perancangan Fondasi Dalam_CPT tenggom
 
Tugas Besar Pondasi II
Tugas Besar Pondasi IITugas Besar Pondasi II
Tugas Besar Pondasi IIRendi Fahreza
 
Desain fondasi-tiang-pancang1
Desain fondasi-tiang-pancang1Desain fondasi-tiang-pancang1
Desain fondasi-tiang-pancang1Syah Rin
 
Teori Desain Pondasi Tapak.pdf
Teori Desain Pondasi Tapak.pdfTeori Desain Pondasi Tapak.pdf
Teori Desain Pondasi Tapak.pdfSetiawanHendron
 
Laporan Struktur Rumah Tinggal
Laporan Struktur Rumah TinggalLaporan Struktur Rumah Tinggal
Laporan Struktur Rumah TinggalAli Hasan
 
183013186 contoh-perhitungan-gempa-statik-ekuivalen
183013186 contoh-perhitungan-gempa-statik-ekuivalen183013186 contoh-perhitungan-gempa-statik-ekuivalen
183013186 contoh-perhitungan-gempa-statik-ekuivalenafat civik
 
Pembebanan jembatan rangka (revisi profil baja)
Pembebanan jembatan rangka (revisi profil baja) Pembebanan jembatan rangka (revisi profil baja)
Pembebanan jembatan rangka (revisi profil baja) NitaMewaKameliaSiman
 
Beton prategang
Beton prategangBeton prategang
Beton prategangPoten Novo
 
Pelat lantai kendaraan
Pelat lantai kendaraanPelat lantai kendaraan
Pelat lantai kendaraanAgam Agam
 
Tugas besar tahan gempa
Tugas besar tahan gempaTugas besar tahan gempa
Tugas besar tahan gemparomyyoel
 

Similar to KULIAH(4&5) HITUNGAN PONDASI.UTS .pptx (20)

Lampiran perhit, pondasi
Lampiran perhit, pondasiLampiran perhit, pondasi
Lampiran perhit, pondasi
 
Contoh wingwall
Contoh wingwallContoh wingwall
Contoh wingwall
 
Laporan tugas struktur baja
Laporan tugas struktur bajaLaporan tugas struktur baja
Laporan tugas struktur baja
 
2. Perancangan Fondasi Dalam_CPT
2. Perancangan Fondasi Dalam_CPT 2. Perancangan Fondasi Dalam_CPT
2. Perancangan Fondasi Dalam_CPT
 
perhitungan-atap
perhitungan-atapperhitungan-atap
perhitungan-atap
 
Tugas Besar Pondasi II
Tugas Besar Pondasi IITugas Besar Pondasi II
Tugas Besar Pondasi II
 
Desain fondasi-tiang-pancang1
Desain fondasi-tiang-pancang1Desain fondasi-tiang-pancang1
Desain fondasi-tiang-pancang1
 
1 pondasi
1 pondasi1 pondasi
1 pondasi
 
1 pondasi
1 pondasi1 pondasi
1 pondasi
 
Teori Desain Pondasi Tapak.pdf
Teori Desain Pondasi Tapak.pdfTeori Desain Pondasi Tapak.pdf
Teori Desain Pondasi Tapak.pdf
 
Laporan Struktur Rumah Tinggal
Laporan Struktur Rumah TinggalLaporan Struktur Rumah Tinggal
Laporan Struktur Rumah Tinggal
 
STRUKTUR JEMBATAN
STRUKTUR JEMBATANSTRUKTUR JEMBATAN
STRUKTUR JEMBATAN
 
1. analisis slab lantai jembatan
1. analisis slab lantai jembatan1. analisis slab lantai jembatan
1. analisis slab lantai jembatan
 
183013186 contoh-perhitungan-gempa-statik-ekuivalen
183013186 contoh-perhitungan-gempa-statik-ekuivalen183013186 contoh-perhitungan-gempa-statik-ekuivalen
183013186 contoh-perhitungan-gempa-statik-ekuivalen
 
Struktur Tahan Gempa
Struktur Tahan GempaStruktur Tahan Gempa
Struktur Tahan Gempa
 
Pembebanan jembatan rangka (revisi profil baja)
Pembebanan jembatan rangka (revisi profil baja) Pembebanan jembatan rangka (revisi profil baja)
Pembebanan jembatan rangka (revisi profil baja)
 
Beton prategang
Beton prategangBeton prategang
Beton prategang
 
Desain fondasi-tiang-pancang1
Desain fondasi-tiang-pancang1Desain fondasi-tiang-pancang1
Desain fondasi-tiang-pancang1
 
Pelat lantai kendaraan
Pelat lantai kendaraanPelat lantai kendaraan
Pelat lantai kendaraan
 
Tugas besar tahan gempa
Tugas besar tahan gempaTugas besar tahan gempa
Tugas besar tahan gempa
 

Recently uploaded

rekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdf
rekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdfrekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdf
rekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdfssuser40d8e3
 
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open StudioSlide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studiossuser52d6bf
 
2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptx
2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptx2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptx
2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptxAnnisaNurHasanah27
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaRenaYunita2
 
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptxAnnisaNurHasanah27
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++FujiAdam
 
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxPembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxmuhammadrizky331164
 
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.pptSonyGobang1
 
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptxMuhararAhmad
 

Recently uploaded (9)

rekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdf
rekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdfrekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdf
rekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdf
 
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open StudioSlide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
 
2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptx
2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptx2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptx
2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptx
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
 
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
 
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxPembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
 
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
 
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
 

KULIAH(4&5) HITUNGAN PONDASI.UTS .pptx

  • 1. UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG FAKULTAS TEKNIK. PRODI SIPIL Berdasarkan SK Menteri Pendidikan Nasional RI No. 109/0/0/2009 JL. Perintis Kemerdekaan I/33 Cikokol - Tangerang Telp. 55793251, 55772949, 55793802, 55736926 KULIAH KE (5&6) : PERHITUNGAN PONDASI DANGKAL(UTS) DOSEN PENGAMPU : Ir. H.SUGENG PURWANTO.,MT.MM
  • 2. Hitungan pondasi Hitungan pondasi harus dibuat dan direncanakan pada keadaan yang paling aman bagi konstruksi bangunan tersebut, artinya beban bangunan yang dipakai harus yang terbesar dan sebaliknya kekuatan daya dukung tanah di bawah pondasi dipakai kekuatan daya dukung tanah yang terkecil. Rumus Pondasi =P / σ t Keterangan: P = Beban bangunan yang didukung oleh pondasi, yaitu: Berat pasangan bata termasuk kolom praktisnya Berat Atap Berat Plafond Berat Balok Sloof, dan Balok Keliling Atas Berat sendiri Pondasi Berat tanah di atas Pondasi
  • 3.
  • 4. σtn = kemampuan daya dukung tanah yang diijinkan untuk dipakai mendukung beban bangunan di atasnya. Apabila tidak dilakukan penyelidikan tanah untuk menge -tahui kekuatannya, maka daya dukung tanah yang boleh dipakai sebesar-besarnya adalah σtn 1 kg/cm2(=10t/m2) Kemampuan daya dukung tanah yang dipakai adalah yang terletak langsung di bawah pondasi. Keadaan Konsistensi Tanah Daya Dukung Tanah ( Sangat Lembek σt = 0,0 - 0,3 Lembek σt = 0,3 - 0,6 Sedang σt = 0,6 - 1,2 Keras σt = 1,2 - 2,4 Sangat Keras σt = 2,4 - 4,8 Keras Sekali σt > 4,8
  • 5. p
  • 6.
  • 7.
  • 8. A. Beban terpusat 1. Beban atap a. Penutup atap (luas 3m x 6m) = (3 x 6)m² x 50 kg/m² = 900 kg b. Rangka atap : gording/nok 4x8/12 = 4(0,08 x 0,12 x 3,00)m³ x 900 kg/m³ = 104 kg sprit 8/12 = (0,08 x 0,12 x 4,60)m³ x 900 kg/m³ = 40 kg skur 8/12 = (0,08 x 0,12 x 1,90)m³ x 900 kg/m³ = 17 kg penggantung 2 x 6/12 = 2(0,06 x 0,12 x 1,70)m³ x 900 kg/m³ = 23 kg balok tarik 8/12 = (0,18 x 0,12 x 4,30)m³ x 900 kg/m³ = 38 kg pengapit 2 x 6/12 = 2(0,06 x 0,12 x 1,18)m³ x 900 kg/m³ = 24 kg balok pengunci 8/12 = (0,08 x 0,12 x 1,80)m³ x 900 kg/m³ = 16 kg ikatan angin 2 x 6/12 = 2(0,06 x 0,12 x 4,00)m³ x 900 kg/m³ = 52 kg tupai-tupai 2 x 8/12 = 2(0,08 x 0,12 x 0,40)m³ x 900 kg/m³ = 7 kg c. Muatan hidup 100 kg/gording = 4 x 100= 400 kg d. Muatan angin diabaikan Beban atap = p1=1.621 kg Catatan = panjang elemen kuda-kuda diketahui dari mengukur panjang tiap elemen pada gambar detail kuda-kuda
  • 9. 2. beban plafond asbes a. plafond ruangan asbes (3 x 4)m² x 11 kg/m² = 132 kg rangka (3 x 4)m² x 7 kg/m² = 84 kg b. Plafond tririsan asbes (1 x 3)m² x 11 kg/m² = 33 kg rangka (1 x 3)m² x 7 kg/m² = 21 kg Beban plafond : p2 = 270 kg 3. Beban ring balk 15/20 = (0,15 x 0,20 x 3,00)m³ x 2.400 kg/m³ = 216 kg 4. Beban balok latai 15/20 = (0,15 x 0,20 x 3,00)m³ x 2.400 kg/m³ = 216 kg 5. Beban kolom 15/20 = (0,15 x 0,20 x 3,80)m³ x 2.400 kg/m³ = 274 kg 6. Beban tembok diatas balok latai = (0,15 x 0,60 x 3,00) x 1.700 kg/m³ = 459 kg Beban pasangan beton dan tembok (3 s.d 6) p3=1.165 kg jumlah beban terpusat = P= P1 + P2 + P3 = 1.621 + 270 + 1.165 = 3.056 kg Beban terpusat P itu disalurkan ke pondasi melalui balok pengikat menjadi beban terbagi rata (dengan simbol q). Rumus yang digunakan adalah q=P/l, dimana l adalah panjang penyaluran beban secara linear. Biasanya i sama dengan jarak kolom. Pada l=3m Dengan demikian beban terbagi rata yang terjadi karena beban terpusat itu adalah : q1=3.056 kg/3m = 1.018,67 kg/m' dibulatkan 1.019 kg/m' (m' = meter panjang)
  • 10. B. Beban terbagi rata Beban terbagi rata selain berasal dari beban terpusat tersebut diatas juga dari balok pengikat dan tembok diatas pondasi. Apabila diatas pondasi dipasang pintu dan jendela, pasangan pintu dan jendela diperhitungkan sebagai pasangan tembok bata dengan tebal 1/2 batu. 1. Tembok bata 1/2 batu = (0,15 x 2,80 x 1,00)m³ x 1.700 kg/m³ = 714 kg/m' 2. Balok pengikat 15/20 = (0,15 x 0,20 x 1,00)m³ x 2.400 kg/m³ = 72 kg/m' Beban pondasi = q2 = 786 kg/m’ C. Beban pondasi Di estimasikan lebar alas pondasi 60 cm = 0,60 m a.Bobot sendiri pondasi(0,30+0,60)/2 mx1,30mx1,00mx2.200kg/m³=1.287kg/m’ b. Urug pasir dibawah pondasi = (0,10 x 0,60 x 1,00)m³ x 1.600 kg/m³ = 96 kg/m' Beban pondasi = q3 = 1.383 kg/m' D. Beban total Beban tptal adalah beban keseluruhan yang harus disalurkan oleh pondasi ke tanah dibawahnya Beban total Q = q1 + q2 + q3 = (1.019 + 786 + 1.383) kg/m’ = 3.188 kg/m'
  • 11. Langkah2 : menghitung daya desak (desakan) pondasi ke tanah akibat beban, dan membadingkan desakan itu dengan daya dukung tanah untuk mengetahui pondasi ambles tidak, dan efesien atau tidak. Pada setiap perhitungan konstruksi terutama untuk pondasi, selalu/biasa digunakan angka keamanan untuk keperluan mengantisipasi keadaan yang tak terduga, misalnya daya dukung tanah disatu tempat yang lebih kecil daripada daya dukung tanah di tempat penyelidikan. Dengan angka keamanan ini dimaksudkan agar pondasi yang dibuat tidak ambles. Pada contoh ini faktor keamanan ditentukan sebesar 50 % sehingga angka keamanannya adalah 1,5. Faktor anka keamanan 1,5 - 3 Rumus yang digunakan adalah σ = (n x Q)/F Keterangan : σ= Daya desak (desakan) yang terjadi oleh pondasi ke tanah akibat beban n= angka keamanan Q= beban total yang harus disalurkan ke tanah atau didukung oleh tanah F= luas alas pondasi σ= (1,5 x 3.188 kg/m')/(0,6m x 1m) = 7970kg/m‘= 0,797 kg/cm² dibulatkan 0,8 kg/cm² σ= 0,8 kg/cm² < σtn = 1,00 kg/cm² (Ok Aman)
  • 12. Pada perhitungan itu selisih antara σ dan σth adalah 0,20 kg/cm2 atau sebesar 20% merupakan selisih maksimum masih dalam anggapan efesien. Desain pondasi yang paling efesien jika selisih antara keduanya adalah 0. Cukup efesien jika maksimum selisihnya sebesar 10%. Jika diinginkan lebih efesien harus dilakukan perhitungan ulang, terutama pada estimasi lebar alas pondasi. Estimasi dari lebar alas pondasi itu adalah 50 cm=0,5m. Dimisalkan Bobot sendiri pondasi itu adalah = (0,30 + 0,50)/2 x 1,30 x 1,00 m³/m' x 2.200 kg/m³ = 1.144 kg/m' Bobot pasir dibawah pondasi = (0,10 x 0,50 x 1,00)m³/m' x 1.600 kg/m³ = 80 kg/m‘ → 1.144 kg/m‘ + 80 kg/m‘ = 1.224 kg/m' Dengan demikian Q = 1.014 kg/m' + 786 kg/m' +1.224 kg/m' = 3.024 kg/m' Σ=(1,5x3.024kg/m')/(0,5mx1m)=9072kg/m²=0,91kg/cm²<σth=1,00 kg/cm² σ =0.91 kg/cm² < σth = 1,00 kg/cm² (Aman dan efesien Contoh yang lain dapat diberikan disini adalah penentuan lebar alas pondasi yang harus mendukung gunung-gunung dari tembok bata tebal 1/2 batu
  • 13. A. Beban terpusat 1. Beban atap Penutup atap = 900 kg Gording = 104 kg Muatan hidup = 400 kg Jumlah beban atap (A1) = 1.404 kg 2. Beban balok gunung-gunung = (0,15x0,15x 5,00)m³ x 2.400 kg/m³ = 360 kg(A2) 3. beban kolom = (0,15 x 0,20)(3,80 + 6,8)m³ x 2.400 kg/m³ = 574 kg(A3) Jumlah beban terpusat (A1 + A2 + A3) : 1.404+360+574= 2.338 kg (P) Disalurkan ke pondasi sebesar q1=P/l = 2.338 kg/4m' = 584,5 ~585 kg/m' I = 4m
  • 14. B. Beban terbagi rata 1. Beban plafond = (3,00 x 5,00)/4 x 1m² x 18 kg/cm² = 68 kg/m' 2. Balok beton 2 x 15/20 = 2 (0,15 x 0,20 x 1,00)m³ x 2.400 kg/m³ = 144 kg/m' 3. Tembok = ((3,8+6,8)/2 x 4,00 x 0,15)/4 x 1.700 kg/m³ = 1.352 kg/m' Beban q2 = 1.564 kg/m' C. Beban pondasi Di estimasikan lebar alas pondasi 55 cm 1. Bobot sendiri pondasi=((0,30+0,50)/2 x1,30x1)m³x2.200 kg/m³=1.216kg/m’ 2. Urug di bawah pondasi = (0,10 x 0,55 x 1,00)m³ x 1.600 kg/m³ = 88 kg/m' Beban q3 = 1216 + 88 =1.304 kg/m' D. Beban total Beban total Q=q1+q2+q3=585 kg/m’+1.564kg/m' + 1.304 kg/m' = 3.453 kg/m' σ = ((1,5 x 3.453) kg)/55cm x 100cm = 0,942 kg/cm² dibulatkan 0,95 kg/cm² σ = 0,95 kg/cm² ≤ σtn = 1,00 kg/cm² (Aman dan efesien)
  • 15. Pondasi adalah bagian dari struktur bangunan yang berada paling bawah yang berfungsi untuk menyalurkan beban bangunan di atasnya ke tanah dasar dibawahnya. Pondasi secara umum dapat dibedakan menjadi dua yaitu : 1. Pondasi dangkal, yaitu jika kedalaman pondasi kurang atau sama dengan lebar pondasi (D≤B). 2. Pondasi dalam, yaitu jika kedalaman pondasi dari muka tanah lebih dari lima kali lebar pondasi (D≤5B).
  • 16.
  • 17. Pondasi telapak bujur sangkar pada Pondasi memikul beban dari kolom akibat beban mati sebesar 1300 kN dan beban hidup 700 kN Mutu beton f’c= 20 MPa dan mutu baja tulangan fy= 400 MPa. Daya dukung ijin tanah sebesar 250 kN/m². Pada pondasi terdapat timbunan tanah setebal 0,6 m dengan berat jenis tanah dianggap sebesar 16 kN/m³. 1.Perhitungan tegangan tanah Pondasi harus memiliki luas penampang yang cukup sehingga beban-beban yang diterima oleh tanah menghasil kan tegangan yang masih lebih kecil daripada tegangan ijin tanah. Beban kolom = 1300 + 700 = 2000 kN Berat pondasi = 3(3)(0,6)(24) = 129,6 kN Berat tanah = (32 – 0,62)(0,6)(16) = 82,944 kN Beban total pada tanah = 2212,544 kN Tegangan pada tanah = 2212,544 = 245,83 kN/m²< 250 kN/m²OK 3x3
  • 18. 1. Perhitungan geser satu arah dan dua arah Untuk memperhitungkan pengaruh geser satu arah dan dua arah (pons) dihitung besarnya tinggi efektif rerata dari pondasi d rerata = tebal pondasi – selimut – 1diameter tulangan = 600 – 75 – 19 = 506 mm Tegangan tanah ultimit akibat beban terfaktor besarnya adalah p ult = 1,2(1.300) + 1,6(700) = 297,78 kN/m2 3 x 3 Berdasarkan area beban untuk geser satu arah pada Gambar, maka besarnya geser satu arah terfaktor adalah Vu1 = p ult × area efektif = 297,78 × 0,694 × 3 = 619,98 kN ФVn = Ф (0,17λ√Ф f’c.ƅd) = 0,75(0,17)(1,0)(√20)(3000)(506) = 865.559,55 N = 865,56 kN > Vu = 619,98 kN .........OK
  • 19.
  • 20. Contoh 2 •Rencanakansuatupondasitelapakbujursangkar yangmemikulbebanmati875kNdanbebanhidup 700kNdarisuatukolomstrukturberukuran400×4 00mm2.Teganganijintanah all=250kN/m2.Ting gitimbunantanah0,6mdenganberatjenistanahs ebesar15kN/m3.Mutubetonf’c=20MPa,mutub ajatulanganfy=400MPa. Penentuan dimensi telapak Untuk menentukan dimensi telapak pondasi, maka harus diperkirakan dahulu berat sendiri pondasi serta berat timbunan tanah. Diasumsikan pondasi memiliki ketebalan 600 mm, sedangkan berat timbunan tanah setinggi 0,6 m menimbulkan beban pada tanah sebesar 0,6(15) = 9 kN/m2. Sehingga tegangan ijin tanah netto adalah : pnetto = 250 – 0,6(24) – 9 = 226,6 kN/m² A perlu = = 875+700 = 6,95m² 266,6 Maka dapat dipilih ukuran telapak sebesar 2750 × 2750 mm2 (A = 7,56 m²) Selanjutnya untuk perhitungan disain penampang pondasi telapak beton bertulang, harus dihitung beban terfaktor, Pu : Pu = 1,2(875) + 1,6(700) = 2.170 kN p ult = 2.170 = 286,94 kN/m² 2,75x2,75
  • 21.
  • 22. Geser dua arah:Vu₂=p ult(area)=286,94(2,752–0,9062)= =1.934,45 kN Nilai kuat geser pons dua arah untuk beton ditentukan dari nilai terkecil antara : maka : ФVn =0,75Vn=0,75(2.706.248,32)=2.029.686,24 N=2.029,67 KN>Vu2 OK ФVn =N=2.029,67 KN > 1.934,45 Kn......OK Dengan demikian tebal pondasi sebesar 600 mm cukup untuk digunakan dalam kasus ini Geser Dua Arah
  • 23. Perhitungan Daya Dukung Tanah Setelah dilakukan penyelidikan dilanjutkan dengan perhitungan daya dukung tanah di lokasi tempat bangunan akan dibangun. Daya dukung tanah adalah kemampuan tanah untuk memikul tekanan atau beban maksimum yang diizinkan untuk bekerja pada pondasi. Untuk mendapat tegangan yang diizinkan dipakai dalam perencanaan pondasi, besarnya beban dibagi dengan faktor keamanan (safety factor). Faktor aman 3 adalah sangat penting untuk menanggulangi ketidak tentuan kondisi tanah dasar. Ada beberapa metode untuk menghitung daya dukung tanah, metode yang paling sering digunakan adalah metode dari Terzaghi. Analisis daya dukung didasarkan kondisi general shear failure, yang dikemukakan Terzaghi (1943) dengan anggapan pondasi berbentuk memanjang tak terhingga dengan lebar lebar B dan terletak di atas tanah homogen.
  • 24. dengan : qult = daya dukung ultimit/ batas c = kohesi . Df = kedalaman pondasi B = lebar pondasi γ = berat volume tanah Nc,Nq,N γ = faktor daya dukung tanah (Tabel 2.1) Untuk pondasi berbentuk bujur sangkar dan lingkaran, persamaan daya dukung batas yang disarankan oleh Terzaghi adalah sebagai berikut: 1. Pondasi bujur sangkar : qult = 1,3 c Nc + Df γ Nq + 0,4 γ B Nγ .... (2.3) 2. Pondasi lingkaran : qult = 1,3 c Nc + Df γ Nq + 0,3 γ B Nγ , dengan B adalah diameter pondasi (untuk lingkaran)………....…………..…..... (2.4) Persamaan di atas digunakan dengan anggapan bahwa jenis keruntuhan tanah di bawah pondasi adalah keruntuhan geser umum (general shear failure). Sedangkan untuk kondisi keruntuhan geser setempat (local shear failure) persamaan untuk pondasi memanjang dinyatakan dengan: q’ult = c’ N’c + Df γ N’q + 0,5 γ B N’ γ ……………………………..………..….. (2.5) dengan c’ = ⅔ c dan tan Ø’ = ⅔ Persamaannya: qult = c Nc + Df ? Nq + 0,5 γ B N γ …………..…..... (2.2) dengan c’ = ⅔c dan tan Ø’ =⅔ Untuk tanah non kohesif digunakan pedoman: 1. Local shear failure terjadi bila Ф ≤ 28° 2. General shear failure terjadi bila Ф > 28°
  • 25. General Failure Local Shear Failure Punching Shear Failure
  • 26. faktor daya dukung (Nc,Nq,N γ,N’c,N’q,N’ γ) diberikan dalam gambar 2.4 dan tabel 2.1.
  • 27. Pengaruh Muka Air Tanah terhadap Daya Dukung Tanah Pengaruh muka air tanah terhadap daya dukung tanah: 1. Jika muka air tanah sangat dalam jika dibandingkan lebar pondasi (z >B) qult = c Nc + Df γb Nq + 0,5 γb B N………………………………....... (2.8) 2. Jika muka air tanah terletak di atas: qult = c Nc + [γ’ (Df - dw) + γ dw] Nq + 0,5 γ’ B N................................. (2.9) 3. Jika muka air tanah berada di dasar pondasi (dw=0) qult = c Nc + Df γ’ Nq + 0,5 γ’ B N 4. Jika muka air tanahnya terletak pada kedalaman z dari bawah dasar pondasi (z < B), qult = c Nc + Df γ b Nq + 0,5 γ r B N ....................................................... (2.10) dengan: qult = daya dukung ultimit tanah c = nilai kohesi tanah Nc, Nq, Nf = faktor – faktor daya dukung tanah Df = kedalman pondasi B = lebar pondasi γb = berat volume tanah basah γ’ = berat volume tanah efektif = γ – γair.............................................................................. (2.11) dw = kedalaman muka air tanah dari permukaan γr = berat volume tanah rata – rata = γ’ + (z/B)(γ – γ’) ................................................................. (2.12)
  • 28. Pada suatu bangunan direncanakan dengan pondasi menerus seperti pada gambar. Hitunglah daya dukung tanah, bila angka keamanan (safety faktor) = 2.5 ϕ = 25° c = 1.2 t/m2 Df = 40 cm = 0,4 m B = 60 cm = 0,6 m γ = 1.6 t/m3 γw = 1 t/m3 Contoh.1
  • 29. Karena . = Ф25• < Ф 28• , maka digunakan rumus Terzaghi untuk kondisi local shear failure. Dari tabel daya dukung Terzaghi untuk kondisi local shear failure diperoleh: N ’c = 14,8; N ’q = 5,6; N ’ γ = 3,2 γ ' = γ – γw = 1,6 – 1 = 0,6 t/m3 q’ult = c’ N’c + Df γ N’q + 0,5 γ B N’γ = 1,2 ×2/3× 14,8 + 0,4 × 1,6 × 5,6 + 0,5 × 1,6 × 0,6 × 3,2 = 16,96 t/m2 Daya dukung tanah yang diijinkan: q’all = (1/SF) q’ult = (1/2,5) × 16,96 = 6,784 t/m2
  • 30. Contoh soal 2: Pada suatu bangunan direncanakan dengan pondasi menerus terendam seperti pada gambar. Hitunglah daya dukung tanah, bila angka keamanan (safety faktor) = 2.5 ϕ = 25°; c = 1,2 t/m2; Df = 40 cm = 0,4 m B = 60 cm = 0,6 m; γ = 1,6 t/m3; γw = 1 t/m3 Karena ϕ = 25° < 28°, maka digunakan rumus Terzaghi untuk kondisi local shear failure. Dari tabel daya dukung Terzaghi untuk kondisi local shear failure diperoleh: N’c = 14,8; N’q = 5,6; N’γ = 3,2 γ' = γ – γw = 1,6 – 1 = 0,6 t/m3 q’ult = c’ N’c + Df γ’ N’q + 0,5 γ’ B N’ = 1,2 ×2/3× 14,8 + 0,4 × 0,6 × 5,6 + 0,5 × 0,6 × 0,6 × 3,2 = 11,84 + 1,344 + 0,576 = 13,76 t/m2 Daya dukung tanah yang diijinkan: q’all = (1/SF) q’ult = (1/2,5) × 13,76 = 5,504 t/m2
  • 31. Perancangan struktur pondasi didasarkan pada beban momen dan beban aksial yang terjadi sehingga mengakibatkan terjadinya gaya tekan pada dasar pondasi yang disalurkan ke tanah tanah. Jika : 1. Jika resultan beban berhimpit dengan pusat berat luasan pondasi, tekanan pada dasar pondasi dapat dianggap disebarkan sama keseluruh luasan pondasi, dengan persamaan: p = V/A ............................................................................................................ (3.1) Sebaliknya tanah akan memberikan desakan pada pelat pondasi sebesar nilai q yaitu: q = p …………………………………………………………………………….(3.2) 2. Jika resultan beban eksentris (bekerja tidak pada pusat berat) dan terdapat momen yang harus didukung oleh pondasi, maka analisisnya adalah sebagai berikut: a. Akibat beban V maka akan bekerja gaya desak ke atas terbagi rata pada dasar pondasi sebesar: q= V/A b. Gaya perlawanan akibat momen (M) oleh tanah: Pt = ½ ( ½bx q₂ ) by ……………………………………………….…….(3.4) Mt = ⅙ bx² by q₂ Nilai P minimum ≥ 0, agar pada dasar pondasi terjadi tegangan desak saja karena tanah tidak bisa menerima tegangan tarik. Jika P minimum = 0, maka: e = ⅙ bx ……………………………….…………………………………….(3.14) e ≤ ⅙ bx;
  • 32. ϕ = 15°; c = 1.2 t/m²; Df = 130 cm = 1,3 m; γ tanah = 1.6 t/m³ = 1600 kg/m³ γ beton = 2.4 t/m³ = 2400 kg/m³; V = 3460 kg = 3,46 t; M = 1244 kg m = 1,244 t m Tebal pelat pondasi = 0.3 m; Faktor keamanan (SF) = 3 Jawaban: 1. Menghitung daya dukung tanah di bawah pondasi: Ambil lebar pondasi 1 meter. ϕ = 15° < 28° maka kondisinya adalah local shear failure. q’ult = 1,3 c’ N’c + Df γ N’q + 0,4 γ B N’ γ N’c = 9,7; N’q = 2,7; N’ γ = 0,9 q’ult = 1,3 c’ N’c + Df γ N’q + 0,4 ? B N’ γ = 1,3 × 2/3 × 1,2 × 9,7 + 1,3 × 1,6 × 2,7 + 0,4 × 1,6 × 1 × 0,9 = 10,088 + 5,616 + 0,576 = 16,28 t/m² q all=q ult/SF = 16,28 /3 = = 5,427 t/m² Diketahui suatu konstruksi pondasi telapak dengan bentuk seperti gambar dan dengan pembebanan dan data tanah sebagai berikut: Contoh soal.3
  • 33. 2. Menghitung beban merata diatas pondasi (q total): q pelat pondasi = 0,3 × 2.4 = 0.72 t q tanah = 1.2 × 1.6 = 1.92 t q total = 0.72 + 1.92 = 2.64 t 3. Menghitung lebar ukuran pelat pondasi: Untuk perhitungan ukuran pelat pondasi dilakukan dengan coba-coba, diambil ukuran pondasi 1 × 1 meter. P maksimum = 3,46 + 7,464 + 2,64 = 13,564 t/m2 P minimum = 3,46 - 7,464 + 2,64 = -1,364 t/m2 (terjadi tegangan tarik pada dasar pondasi) Karena terjadi tegangan tarik pada dasar pondasi maka perlu diperlebar, dipakai ukuran pondasi 1,5 m 4. Dipakai ukuran pondasi 1,5 × 1,5 m q’ult = 1,3 c’ N’c + Df γ N’q + 0,4 γ B N’ γ = 1,3 × 2/3 × 1,2 × 9,7 + 1,3 × 1,6 × 2,7 + 0,4 × 1,6 × 1,5 × 0,9 = 10,088 + 5,616 + 0,864 = 16,568 t/m² q all=q ult/SF = 16,568/3 = 5,523 t/m²
  • 34. P maksimum = 1,538 + 2,212 + 2,64 = 6,89 t/m2 P minimum = 3,46 – 2,212 + 2,64 = 3,888 t/m2 (OK) q all = 5,523 t/m2 < P maksimum = 6,89 t/m2 ( tidak OK) perluas ukuran pondasi. 5. Dipakai ukuran pondasi 1,7 × 1,7 m q’ult= 1,3 c’ N’c + Df γ N’q + 0,4 γ B N’γ = 1,3 × 2/3 × 1,2 × 9,7 + 1,3 × 1,6 × 2,7 + 0,4 × 1,6 × 1,7 × 0,9 = 10,088 + 5,616 + 0,9792 = 16,683 t/m2 q all=q ult/SF = 16,683/3 = 5,561 t/m2 P maksimum = 1,197 + 1,514 + 2,64 = 5,351 t/m2 P minimum = 1,197 – 1,514 + 2,64 = 2,323 t/m2 (OK) q all = 5,523 t/m2 >P maksimum = 5,351 t/m2 ( OK) ukuran pondasi memenuhi syarat.