1. K ELOMPOK 1 :
N A N D A
DHITA
N A ILA
FEB Y
RAPID RURAL APRAISAL
2. SEJARAH RAPID RURAL APPRAISAL
(RRA)
• Rapid Rural Appraisal (RRA) mulai dikembangkan sejak
awal dasawarsa 1970-an
• sebagai proses belajar yang dilakukan oleh “orang luar”
yang lebih efektif dan efisien
• khususnya tentang pertanian, yang tidak mungkin
dilakukan melalui survei yang luas atau pengamatan
singkat oleh orang kota
3. • merupakan metode penilaian keadaan desa yang secara
cepat, yang dalam praktik dilakukan oleh “orang luar”
dan sedikit melibatkan Masyarakat
• sering dikatakan sebagai tehnik penelitian yang “cepat
dan kasar/kotor”
• Tetapi dinilai masih lebih baik dibanding tehnik-tehnik
kuantitatif klasik
METODE RAPID RURAL APPRAISAL
(RRA)
5. RRA ADALAH PENGGABUNGAN
TEHNIK YANG TERDIRI DARI:
• Review/telaahan data sekunder, termasuk peta wilayah
dan pengamatan lapang secara ringkas.
• Observasi/ pengamatan lapang secara langsung.
• Wawancara dengan informan kunci dan lokakarya.
• Pemetaan dan pembuatan diagram/grafik.
• Studi kasus, sejarah lokal, dan biografi.
• Kecenderungan-kecenderungan.
• Pembuatan kuesioner sederhana yang singkat.
• Pembuatan laporan lapang secara cepat.
6. METODA RAPID RURAL APPRAISAL
(RRA)
• Metoda RRA digunakan untuk pengumpulan informasi
secara akurat dalam waktu yang terbatas ketika
keputusan tentang pembangunan perdesaan harus
diambil segera
• Saat ini banyak program pembangunan yang
dilaksanakan sebelum adanya kegiatan pengumpulan
semua informasi di daerah sasaran
• Konsekuensinya, banyak program pembangunan yang
gagal atau tidak dapat diterima oleh kelompok sasaran
7. • Meskipun Program tersebut sudah direncanakan dengan
matang
• Ini karena masyarakat tidak diikut sertakan dalam
pemilihan prioritas pemecahan masalah mereka
• Metode RRA merupakan proses belajar yang intensif
untuk memahami kondisi perdesaan, dilakukan
berulang-ulang, dan cepat
• Untuk itu diperlukan cara kerja diluar kebiasaan untuk
memahami kondisi pedesaan
8. • Cara kerja tersebut dipusatkan pada pemahaman pada
tingkat komunitas lokal yang digabungkan dengan
pengetahuan ilmiah
• Komunikasi dan kerjasama diantara masyarakat desa
dan aparat perencana dan pelaksana pembangunan
(development agent)
• adalah sangat penting, dalam kerangka untuk
memahami masalah-masalah di pedesaan
• Di samping itu, metoda RRA juga berguna dalam
memonitor kecenderungan perubahan-perubahan di
pedesaan yang membuat ketidakpastian
9. MENURUT SOMESH KUMAR (1991)
ASPEK-ASPEK RRA
• Menghormati masyarakat
• Mendorong masyarakat untuk mengeluarkan dan
berbagi gagasan atau pendapat
• Mengajukan pertanyaan
• Mendengar dengan penuh perhatian
• Membuat catatan
10. PRINSIP-PRINSIP YANG HARUS
DIPERHATIKAN DALAM RRA, YAITU:
• Efektivitas dan efisiensi, kaitannya dengan biaya, waktu,
dengan perolehan informasi yang dapat dipercaya yang
dapat digunakan dibanding sekadar jumah dan
ketepatan serta relevansi informasi yang dibutuhkan
• Hindari bias, melalui: introspeksi, dengarkan, tanyakan
secara berulang-ulang, tanyakan kepada kelompok
termiskin
• Triangulasi sumber informasi dan libatkan tim multi-
disiplin untuk bertanya dalam beragam perspektif
11. • Belajar dari dan bersama masyarakat
• Belajar cepat melalui eksplorasi, cross-check dan jangan
terpaku pada bekuan yang telah disiapkan.
12. TEKNIK UNTUK MELAKUKAN RRA
• Menentukan responden yang berasal dari masyarakat yang
akan diwawancarai.
• Dilakukan dengan wawancara kepada masyarakat secara
acak dan menempatkan responden untuk lebih aktif dalam
wawancara semi terstruktur. Diupayakan saat melakukan
wawancara menghindari keterlibatan tokoh masyarakat,
perangkat desa dengan tujuan mencari kebenaran informasi
yang didapat lebih maksimal.
• Teknik penggalian informasi yang kreatif saat wawancara,
tujuannya masyarakat tidak merasa jenuh ketika di
wawancara. Dan menghindari pertanyaan yang mungkin
sensitif bagi responden.