EHRA adalah survei partisipatif yang bertujuan mengumpulkan data primer tentang sanitasi dan higienitas di tingkat kelurahan untuk pengembangan program dan advokasi. Survei ini melibatkan masyarakat dan berbagai stakeholder untuk memperoleh pemahaman menyeluruh tentang fasilitas sanitasi, perilaku masyarakat, dan isu-isu terkait untuk disertakan dalam penyusunan strategi sanitasi kota. EHRA dilaksanakan secara terstru
Mengenal Studi EHRA sebagai langkah awal menjadikan isu sanitasi visible. EHRA merupakan survei rumah tangga, kuantitatif dan fokus pada urusan sanitasi dan perilaku hidup bersih dan sehat, dan analisisnya berskala kabupaten/kota.
Mengenal Studi EHRA sebagai langkah awal menjadikan isu sanitasi visible. EHRA merupakan survei rumah tangga, kuantitatif dan fokus pada urusan sanitasi dan perilaku hidup bersih dan sehat, dan analisisnya berskala kabupaten/kota.
Mengelola Studi EHRA menjelaskan bagaimana merencanakan dan mengorganisasikan sumberdaya dalam pelaksanaan survei, entry data, dan pengolahan data secara efisien dan efektif agar pelaksanaan pekerjaan dapat berjalan dengan lancar, tepat waktu dan tepat sasaran.
Aspek Kelembagaan dan Pendanaan Sanitasi dalam Program PPSP 2015-2019infosanitasi
Aspek Kelembagaan dan Pendanaan Sanitasi dalam Program PPSP 2015-2019, Direktur Perkotaan, Direktorat Jenderal Pembangunan Daerah, Kementrian Dalam Negeri
Usulan Program dan Kegiatan dalam Memorandum Program Sanitasiinfosanitasi
Usulan Program dan Kegiatan dalam Memorandum Program Sanitasi sebagai dokumen pusat dalam rangka penyusunan RPI2JM ( Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah), Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementrian Pekerjaan Umum
Target Pembangunan Sanitasi Nasional 2015-2019infosanitasi
Target Pembangunan Sanitasi Nasional 2015 2019. Air Limbah dan Persampahan, Penyehatan Lingkungan Permukiman, Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Strategi, Kebijakan, Target dan Sasaran Pembangunan Sanitasi (Air Limbah dan ...infosanitasi
Platform Pembangunan Sanitasi 2015-2019 Strategi, Kebijakan, Tujuan, Sasaran dan Target Pembangunan Sanitasi (Air Limbah dan Persampahan). Selain pembangunan fisik infrastruktur sanitasi, juga aspek non-fisik seperti kelembagaan, pengaturan, PHBS, dll.
Daftar Kabupaten/Kota Peserta Program PPSP 2015infosanitasi
Daftar Kabupaten/Kota Peserta Program PPSP 2015 berdasarkan Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri No. 648-565/Kep/Bangda/2014 tentang Penetapan Kabupaten/Kota sebagai Pelaksana Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) Tahun 2015.
Permen PU 01 2014 Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataa...
3 Survei EHRA (Environmental Health Risk Assessment)
1. APA ITU EHRA?
EHRA (Environmental Health Risk Assessment) adalah sebuah survai partisipatif di tingkat
kota yang bertujuan untuk mengetahui kondisi sarana dan prasarana sanitasi,
kesehatan/higinitas, serta perilaku masyarakat yang dapat dimanfaatkan untuk
pengembangan program sanitasi dan advokasi di tingkat kota hingga kelurahan
MENGAPA EHRA PERLU DILAKUKAN?
• Untuk melengkapi/menyempurnakan data primer tentang sanitasi dan higinitas di tingkat
kelurahan yang dianggap tidak memadai.
• Untuk mengangkat isu sanitasi dan higinitas di tingkat kelurahan supaya mendapatkan
perhatian yang selayaknya. Selama ini isu sanitasi dan higinitas dianggap kurang
penting seperti tertangkap pada proses Musrenbang.
• Untuk meningkatkan pengetahuan dan memperluas cakrawala Pokja/masyarakat
tentang isu sanitasi dan higinitas. Ini akan menambah “amunisi” untuk proses advokasi
isu sanitasi dan higinitas bagi semua stakeholder.
• Untuk membuka lebar-lebar ruang dialog tentang isu-isu sanitasi dan higinitas di antara
semua stakeholder, termasuk masyarakat dan pengambil keputusan.
APA TUJUAN DAN MANFAAT EHRA?
• Tujuan
Mendapatkan gambaran jelas tentang sarana dan prasarana sanitasi dan perilaku
masyarakat yang berisiko terhadap kesehatan tingkat kota berdasarkan data primer.
• Manfaat
Hasil survai digunakan sebagai salah satu bahan penyusunan Buku Putih Sanitasi Kota
dan Strategi Sanitasi Kota (SSK)
APA SAJA PRINSIP-PRINSIP EHRA?
• Partisipatif (melibatkan masyarakat), tetapi harus tetap kredibel di mata pengambil
keputusan.
– Survei kuantitatif yang ketat
• Kolaboratif (bekerja sama)
– Anggota Pokja
– Kader di masyarakat, dan
– Konsultan
• Sadar jender, yaitu membuka ruang partisipasi seluas-luasnya bagi kaum
perempuan.
• Mengambil pelajaran dari survai sebagai bahan advokasi.
APA SAJA YANG DITANYAKAN DAN DILIHAT MELALUI EHRA?
1. Sumber air (minum, cuci, mandi, kelangkaan air)
2. Perilaku cuci tangan pakai sabun
3. Pembuangan sampah (cara utama, frekuensi pengangkutan, pemilahan)
4. Jamban dan perilaku buang air besar (BAB); Pembuangan kotoran anak
5. Kondisi jalan dan drainase serta pengalaman banjir
BAGAIMANA METODOLOGI EHRA?
Pada dasarnya metoda EHRA mencakup kegiatan seperti: pengumpulan data, sampling,
dan analisis.
Bagaimana pengumpulan data dilakukan?
• Ada dua metode pengumpulan data yang dilakukan:
– Wawancara/interview
– Pengamatan/observasi
• Dapat diselesaikan 30 - 40 menit per rumah tangga
• Unit of respondent adalah ibu (perempuan menikah atau janda) berusia antara 18 – 60
tahun. Pemilihan ibu berdasarkan urutan/tabel prioritas sebagai berikut: (1) kepala
rumah tangga (orang tua tunggal/janda); (2) istri kepala rumah tangga, (3) anak rumah
tangga, dan (4) adik/kakak kepala rumah tangga.
2. • Ibu diasumsikan lebih mengetahui kondisi rumah
• Jumlah enumerator adalah 2 orang per kelurahan
Bagaimana sampling dilakukan?
• Dilakukan secara acak/random bertahap dan sistematis
• Satuan sampling primer (primary sampling unit) adalah Rukun Tetangga (RT)
• Pemilihan rumah di RT terpilih dilakukan dengan cara
– Random sistematis: berdasarkan angka loncatan mulai dari angka acak tertentu
(bila daftar rumah tangga tersedia/ rumah ditata rapih)
• Responden adalah Ibu yang dipilih berdasarkan tabel prioritas. Urutuan prioritas adalah
– Status (kepala keluarga, istri, anak, adik/kakak kepala rumah tangga)
responden utama
– Usia responden tambahan bila ada beberapa orang
Sampling: kota besar & sedang
• Satuan sampling primer (primary sampling unit) adalah Rukun Tetangga (RT)
• Mencakup semua kelurahan dengan jumlah RT diambil secara disproposional
– 8 RT per kelurahan
– 40 rumat tangga per kelurahan
– Setiap RT diambil 5 rumah
Quality Control (QC)
• Survai - Spot check 5% dari total diambil acak menggunakan kuesioner khusus.
• Data entry - Entry check sebesar 5% dari total kuesioner yang diproses.
Peran (contoh Kota Tegal)
• Koordinator kegiatan : Pokja
• Ketua pelaksana : Pokja
• Koordinator survai : Pokja
• Koordinator data entri : Pokja
• Supervisor lapangan : PLKB
• Enumerator : Kader
• Data entri tim : Mahasiswa
• Fasilitator pelatihan : Tim ISSDP Jakarta
• Kompilasi data : Tim ISSDP Jakarta
Untuk survai, langkah-langkah apa sajakah yang harus ditempuh?
• Pelatihan tenaga enumerator survai (pelatihan kader) – 2 hari
– Peserta: enumerator/kader kelurahan yang disurvai, supervisor, Tim Pokjasan
– Pada hari II pelatihan dilakukan tryout kuesioner di kelurahan terdekat
– Untuk kota besar disarankan dilakukan dalam 2 angkatan atau dua kelas paralel
• Pelaksanaan Survai
– Oleh kader di masing-masing kelurahan (3 – 5 hari), 2 orang per kelurahan
– Supervisor memonitor pelaksanaan survai
– Supervisor melakukan spot check
• Check kuesioner dan cleaning data oleh supervisor
• Pelatihan dan pelaksanaan data entry oleh petugas data entry (sekitar 1 minggu)
– Tersedia lab komputer. Minimal ruang dengan 6-10 komputer untuk pelatihan
– Pelatihan data entry (Program SPSS): sekitar 4 jam
• Pengolahan data (oleh Tim ISSDP Jakarta)
• Presentasi umpan balik:
– Peserta: Pokjasan, enumerator (minimal perwakilan), Dinas terkait, Tim ISSDP
• Penulisan laporan Studi EHRA
Bagaimana mengorganisasi survai?
• Koordinator Survai adalah Pokja
– Bertanggungjawab atas kelancaran pelaksanaan survai
– Pemberitahuan/ijin ke kelurahan yang disurvai
3. • Koordinator Wilayah/Kecamatan adalah Pokja
– Jumlah Koordinator disesuaikan dengan kebutuhan
• Supervisor
– Alternatif: Tenaga Puskesmas, mahasiswa, pegawai honorer
– Lincah/energik, memiliki dan bisa mengendarai sepeda motor
– Relatif mengenal wilayah yang akan disupervisi
– Diperlukan seorang Koordinator Supervisor
– Satu orang supervisor bertanggungjawab antara 5 – 6 kelurahan
• Enumerator
– Kader kelurahan (kader PKK/Dawis/Posyandu) direkomendasikan, 2 (dua) orang
per kelurahan
– Diutamakan perempuan, sehat jasmani rohani, dan lebih baik bila bisa
mengendarai sepeda motor
• Tenaga Data Entry
– Staf Bapeda/Dinas lain atau mahasiswa
– Diutamakan yang memiliki komputer untuk dapat mengerjakan data entry di
rumah
– Satu petugas data entry mengerjakan 8 – 10 kelurahan
– Diperlukan koordinator data entry
• Tenaga Pendukung/Administrasi
– Staf Bapeda/POKJA dibantu Tim ISSDP Kota/Provinsi
– Mengorganisir pelatihan
– Pengadaan logistik survai