SlideShare a Scribd company logo
1 of 44
Rehabilitasi Medik Pada
Atelektasis Paru
Perioperatif
Supervisor:
Dr. dr. Th. Isye Mogi, Sp.KFR.K.R.(K), SH, M.Kes
dr. Masrianti, Sp.KFR.K.R.(K)
Residen:
dr. Kiki Stefanus
Pendahuluan
● Insiden atelektasis paru yang cukup tinggi terutama pasca bedah abdomen dan
toraks mencapai angka hingga 9-40%
● Rehabilitasi memegang peranan penting dalam pencegahan primer maupun
sekunder dan kuratif dari atelektasis paru perioperatif
● Rehabilitasi dimulai dari pra operasi sampai pascaoperasi
● Dengan intervensi rehabilitasi yang tepat dan pendekatan multidisiplin, diharapkan
angka morbiditas dan beban anggaran untuk perawatan atelektasis paru
pascaoperatif dapat ditekan
Anatomi paru dan saluran napas
Fisiologi Paru Paru
Kurva disosiasi Hb dan Keseimbangan Asam Basa
Jenis Volume Paru Paru
Atelektasis Perioperatif
Definisi: Atelektasis perioperatif mengacu pada kolaps atau kolaps parsial
jaringan paru-paru yang terjadi pada periode sekitar prosedur pembedahan.
Hal ini dapat terjadi selama induksi anestesi, intraoperatif, dan pada
periode pasca operasi
Patofisiologi
Sedative Agent,
Neuromuscular
Blocking Agent
(NMBA)
Obstruksi jalan napas
Obstruksi jalan napas
Nitrogen berfungsi
sebagai pengisi ruang
alveoli
Alveoli Kolaps
Penyumbatan saluran
nafas oleh sputum
Tekanan parsial
oksigen dan nitrogen
alveoli terus berkurang
Respon vasokonstriksi
dan inflamasi akibat
hipoksia
Peningkatan resistensi
jalan napas
Hipertensi Pulmonal
Agen Sedasi dan Neuromuscular Blocking Agent
Sedative Agent
Depresi Pernapasan Sentral
Relaksasi Otot Pernapasan
NMBA
Kelumpuhan otot pernapasan
diafragma dan interkostal
Faktor Resiko
Lokasi Pembedahan
Prosedur Bedah yang Lama
Imobilitas
Nyeri dan terbatasnya inspirasi
Penyakit paru paru yang sebelumnya sudah ada
Obesitas
Merokok
Usia yang semakin tua
Operasi paru paru sebelumnya
Diagnosa Atelektasis Perioperatif
Anamnesa
Sesak, batuk, nyeri dada, baru menjalani operasi, memiliki riwayat penyakit
paru paru
Pemeriksaan Fisik
Inspeksi: Pola napas cepat dangkal, sianosis, gerak dada asimetris, deviasi
trakea
Palpasi: Penurunan ekspansi dada, penurunan vokal fremitus pada daerah
dengan atelektasis
Perkusi: Redup pada daerah atelektasis
Auskultasi: menurun sampai hilangnya suara napas
Single Breath Count Test
Tes ekspansi dada
Pemeriksaan Penunjang
Pencitraan (rontgen, CT scan, MRI), Pulmonary Function Test, Bronkoskopi,
AGD
Studi Pencitraan Pada Atelektasis
Pulmonary Function Test
Pulmonary Function Test
Manajemen Rehabilitasi Medik
Manajemen Rehabilitasi Medik
01 Prehabilitation 02
Rehabilitasi Pasca
Operasi
03 Pencegahan
Prehabilitation
Berhanti Merokok
Metode CURE
Latihan
Terapeutik
Mengatasi kondisi
medis yang sering
menyertai
Anemia defisiensi
besi, Frailty dan
Malnutrisi
• Inspiratory Muscle
Training
• Latihan Aerobik
Inspiratory Muscle Training
• Inspiratory Muscle Training (IMT) adalah bentuk latihan
yang secara khusus menargetkan dan memperkuat otot-
otot yang terlibat dalam proses inspirasi
• Tujuan utama IMT adalah untuk meningkatkan kekuatan,
daya tahan, dan efisiensi otot inspirasi, seperti diafragma
dan otot interkostal, untuk meningkatkan fungsi
pernapasan.
• Frekuensi 2-3x/minggu, durasi 10-30 menit setiap
sesinya
• Menggunakan alat Inspiratory Threshold Loading Device
dengan intensitas 60-80% dari tekanan inspirasi
maksimal
• Repetisi 6x dan 6 set setiap sesinya
Rehabilitasi Pasca Operasi
Positioning Mobilisasi dan
Early Weaning
Airway Clearance
Technique
Positioning
Jenis Posisi Efek yang menguntungkan dari posisi
Semi Fowler dan Fowler • Peningkatan Ekspansi Dada
• Mengurangi kompresi paru paru
• Mengurangi beban kerja pernapasan
• Mencegah aspirasi
Posisi lateral (Good Lung Down) • Meningkatkan matching perfusi
ventilasi dengan redistribusi
vaskularisasi
Posisi Prone • Meningkatkan matching perfusi
ventilasi dengan redistribusi
vaskularisasi yang merata di seluruh
lapang paru
Drainase Postural
Definisi: Drainase postural adalah posisi pasien dengan segmen paru-paru dimana
terdapat sekresi lebih tinggi sehingga gravitasi memiliki efek maksimal
memfasilitasi drainase sekresi saluran napas dari saluran trakeobronkial.
Didasarkan pada konsep mobilisasi sekresi yang dibantu gravitasi.
Drainase Postural
Prosedur
• Tentukan ada atau tidaknya kontraindikasi
• Pasien disanggah dan dimiringkan sesuai dengan target posisi dari lobus paru yang
akan dievakuasi sekretnya. Lobus target ditempatkan di posisi superior dari carina
• Drainase postural dapat diulang 4-6 kali per hari dengan durasi rata-rata 10-15 menit
per posisi
• Nilai respon pasien terhadap posisi (adanya keluhan, perubahan hemodinamik)
Kontraindikasi Drainase Postural
Distress pernafasan berat Pasien dengan distress pernafasan berat belum
tentu bisa menolerir perubahan posisi tubuh
Ketidakstabilan Hemodinamik Contohnya pasien dengan hipertensi yang tidak
terkontrol dan aritmia jantung yang tidak stabil
Prosedur operasi yang baru dilakukan Pasien yang baru menjalani prosedur operasi
pada bagian tubuh tertentu belum tentu dapat
menolerir perubahan posisi karena nyeri
Cedera kepala dan leher Pasien dengan cedera kepala dan leher
beresiko tinggi dengan perubahan posisi
Perkusi Dinding Dada
Definisi: Perkusi adalah teknik manual yang digunakan untuk meningkatkan
pembersihan jalan napas dengan memobilisasi sekresi dalam satu atau lebih
segmen paru-paru ke saluran udara yang lebih sentral.
Teknik Perkusi Dada
• Dilakukan dengan menangkupkan tangan antara dada pasien dan tangan
tenaga kesehatan secara ritmis bergantian di atas segmen paru-paru di mana
sekresi berada
• Dilakukan selama kedua fase pernapasan, fase inspirasi dan ekspirasi.
• menghindari pada tonjolan tulang seperti tulang belakang skapula, klavikula,
proses spinosus vertebra.
• Perkusi tidak boleh dilakukan di atas jaringan payudara
Kontraindikasi Perkusi Dada
• Fraktur Costae atau Osteoporosis berat
• Laju Nadi <40x/menit atau >120x/menit
• Di atas area tumor
• Pasien dengan emboli paru
• Pasien yang rentan perdarahan
• Angina tidak stabil
• Nyeri di daerah dinding dada
• Tekanan darah sistolik <90mmHg atau lebih dari 180mmHg (precaution)
Positive Expiratory Pressure
• Pada ACT menggunakan alat PEP, pasien menghembuskan napas terhadap
resistor, menghasilkan tekanan selama ekspirasi yang biasanya berkisar
antara 10 hingga 20 cm H2O.
Mekanisme PEP
• Menghasilkan ventilasi kolateral
• Mempertahankan patensi saluran udara dengan memperpanjang durasi
adanya tekanan saat ekspirasi
• Aliran udara ekspirasi yang tersedia dapat mendorong sekret ke arah saluran
udara yang lebih proksimal
Positive Expiratory Pressure
Kontraindikasi
 Pneumotoraks yang belum ditatalaksana (absolut)
 Pasien dengan serangan asma akut atau PPOK eksaserbasi akut tidak dapat
mentolerir peningkatan kerja pernapasan
 Tekanan intrakranial > 20mm Hg
 Hemoptisis aktif
 Sinusitis akut atau epistaksis
 Pecahnya membran timpani atau patologi telinga bagian dalam lainnya yang
diketahui atau dicurigai
Prosedur
 Terdapat 2 fase: mucous loosening dan mucous evacuation
 Pasien diposisikan duduk dengan punggung lurus dan dagu sedikit ke atas
 Ambil napas dalam-dalam dan tahan selama 2 sampai 3 detik.
 Saat pasien menahan napas, letakkan corong di mulut atau masker di mulut dan
hidung pasien.
 Minta pasien bernapas dengan kecepatan tetap selama 4 hingga 6 detik, posisi pipi
sedatar mungkin
 Lepaskan corong dari mulut atau masker dari wajah.
 Kemudian batuk keras untuk menggerakan sekret. Ludahkan sekret, jangan
menelan sekret.
Active Cycle of Breathing Technique
• Definisi: Active Cycle of Breathing Techniques (ACBT) adalah teknik
pernapasan aktif yang dilakukan oleh pasien dan dapat digunakan untuk
memobilisasi dan membersihkan sekresi paru berlebih dan umumnya
meningkatkan fungsi paru-paru
• Setiap komponen dapat digunakan secara individual atau sebagai bagian
dari siklus ACBT tergantung pada masalah pasien
Active Cycle of Breathing Technique
Spirometri Insentif
• Tujuan spirometri insentif adalah untuk memfasilitasi napas dalam lambat dan kontinyu
• Dasar spirometri insentif adalah pasien mengambil inspirasi maksimal yang
berkelanjutan (Sustained Maximal Inspiration/SMI)
• SMI adalah inspirasi yang lambat dan mendalam dari Kapasitas Residual Fungsional
hingga tercapai kapasitas paru-paru total
• Alat ini memberikan umpan balik visual individu mengenai aliran dan volume
• 2 tipe: Flow based dan Volume based
Spirometri Insentif
Indikasi Kontraindikasi
Skrining pra-operasi pasien yang berisiko
komplikasi pasca operasi bertujuan untuk
mendapatkan baseline aliran dan volume
inspirasi.
Pasien yang tidak mengerti instruksi (gangguan
kognitif berat, pasien anak yang tidak bisa
mengikuti instruksi)
Adanya atelektasis paru Pasien dengan distress pernafasan
Kondisi predisposisi terhadap atelektasis (tirah
baring lama, post op abdomen dan toraks,
pembedahan pada pasien PPOK)
Pasien yang tidak dapat inspirasi dalam karena
nyeri, disfungsi diafragma atau analgesia opiat
Pasien dengan kapasitas inspirasi kurang dari
2,5 liter
Pasien dengan penyakit neuromuskuler atau
cedera tulang belakang
Spirometri Insentif
Mobilisasi Dini
• Mobilisasi dini adalah teknik yang digunakan dalam pengelolaan atelektasis
paru-paru, yang melibatkan mobilisasi awal dan progresif pasien, biasanya dalam
24 - 48 jam pertama rawat inap.
• Prosedur meliputi: Penilaian, Perencanaan, Edukasi, Bantuan, Perkembangan
bertahap, Komunikasi.
Mobilisasi Dini
1 Penilaian Menilai resiko jatuh dan tingkat ADL yang dapat dicapai
pasien
2 Perencanaan Sesuai dengan penilaian tim tenaga kesehatan, akan
ditentukan target mobilisasi, metode latihan, dan
pembatasan aktivitas
3 Edukasi Edukasi kepada keluarga dan pasien mengenai manfaat
mobilisasi
4 Bantuan Penggunaan alat bantu mobilisasi dan ambulasi seperti
modalitas, ortosis, atau alat bantu jalan
5 Perkembangan bertahap Penyesuaian perencanaan dan evaluasi ulang melalui
penilaian berkala
6 Komunikasi Komunikasi kepada pasien, keluarga dan tenaga
kesehatan lainnya
Weaning Ventilator Dini
1 Penilaian Pasien dinilai untuk menentukan kesiapan mereka untuk
weaning ventilator. Melibatkan evaluasi status pernapasan
mereka, tingkat oksigenasi, dan faktor klinis lainnya.
2 Uji Pernapasan Spontan Mengurangi tingkat dukungan yang diberikan oleh
ventilator sedcara bertahap dan menggunakan uji
pernapasan spontan untuk menilai kemampuan pasien
untuk bernapas sendiri.
3 Pemantauan Tanda-tanda gangguan pernapasan, seperti pernapasan
cepat, penurunan kadar oksigen, atau peningkatan kerja
pernapasan
4 Pengurangan support
ventilator lebih lanjut
Penurunan tekanan parsial oksigen, frekuensi pernafasan
5 Ekstubasi Supply oksigen tambahan harus tersedia
Pencegahan Atelektasis Operatif
1 Rehabilitasi praoperatif Terapi pernafasan, konseling gizi, psikologi, spirometry
insentif
2 Optimalisasi pra-operasi Menatalaksana penyakit yang mendasari
3 Tindakan intraoperatif Penggunaan ventilasi dengan volume tidal rendah untuk
mengurangi resiko cedera paru-paru, penggunaan PEEP
yang cukup
4 Weaning ventilator dini
dan ekstubasi
Kesimpulan
• Atelektasis paru perioperatif mengacu pada kolapsnya jaringan paru-paru saat
atau setelah operasi
• Rehabilitasi medis memiliki peran penting dalam pencegahan dan manajemen
atelektasis paru perioperatif.
• Tujuan rehabilitasi medis pada atelektasis paru perioperatif adalah untuk
meningkatkan fungsi pernapasan, mencegah kerusakan paru-paru lebih lanjut,
dan mempercepat pemulihan
• Intervensi dini dan pendekatan multidisiplin yang melibatkan dokter spesialis
rehabilitasi medik, terapis pernapasan, ahli terapi fisik, dan profesional kesehatan
lainnya dapat efektif dalam mencegah dan mengelola kondisi ini.
Terimakasih

More Related Content

Similar to Rehabilitasi Medik Pada Atelektasis Paru Perioperatif

Setting awal venti untuk tentiran.pdf
Setting awal venti untuk tentiran.pdfSetting awal venti untuk tentiran.pdf
Setting awal venti untuk tentiran.pdfIvanVeriswan
 
Ventilasi mekanik
Ventilasi mekanikVentilasi mekanik
Ventilasi mekanikJumadi Madi
 
BHD_bantuan_hidup_dasar_keperawatan.pptx
BHD_bantuan_hidup_dasar_keperawatan.pptxBHD_bantuan_hidup_dasar_keperawatan.pptx
BHD_bantuan_hidup_dasar_keperawatan.pptxReginaClaudia10
 
ASUHAN PRE DAN PASCA BEDAH KEBIDANAN.pptx
ASUHAN PRE DAN PASCA BEDAH KEBIDANAN.pptxASUHAN PRE DAN PASCA BEDAH KEBIDANAN.pptx
ASUHAN PRE DAN PASCA BEDAH KEBIDANAN.pptxawaldarmawan3
 
TEKNOLOGI SISTEM PERNAPASAN (PPT XI MIPA 2).pptx
TEKNOLOGI SISTEM PERNAPASAN (PPT XI MIPA 2).pptxTEKNOLOGI SISTEM PERNAPASAN (PPT XI MIPA 2).pptx
TEKNOLOGI SISTEM PERNAPASAN (PPT XI MIPA 2).pptxMutia840738
 
BANTUAN HIDUP DASAR PADA IBU HAMIL.pptx
BANTUAN HIDUP DASAR PADA IBU HAMIL.pptxBANTUAN HIDUP DASAR PADA IBU HAMIL.pptx
BANTUAN HIDUP DASAR PADA IBU HAMIL.pptxsaeriisaeri
 
Pemeriksaan Fisik Sistem Pernafasan
Pemeriksaan Fisik Sistem PernafasanPemeriksaan Fisik Sistem Pernafasan
Pemeriksaan Fisik Sistem Pernafasanpjj_kemenkes
 
Pemeriksaan Fisik Sistem Pernafasan
Pemeriksaan Fisik Sistem PernafasanPemeriksaan Fisik Sistem Pernafasan
Pemeriksaan Fisik Sistem Pernafasanpjj_kemenkes
 

Similar to Rehabilitasi Medik Pada Atelektasis Paru Perioperatif (20)

Ventilasi Mekanik
Ventilasi MekanikVentilasi Mekanik
Ventilasi Mekanik
 
Setting awal venti untuk tentiran.pdf
Setting awal venti untuk tentiran.pdfSetting awal venti untuk tentiran.pdf
Setting awal venti untuk tentiran.pdf
 
Fisioterapi dada
Fisioterapi dadaFisioterapi dada
Fisioterapi dada
 
Ventilasi mekanik
Ventilasi mekanikVentilasi mekanik
Ventilasi mekanik
 
Fisioterapi Dada
Fisioterapi DadaFisioterapi Dada
Fisioterapi Dada
 
Asuhan keperawatan pada asma brochial
Asuhan keperawatan pada asma brochialAsuhan keperawatan pada asma brochial
Asuhan keperawatan pada asma brochial
 
BHD.pptx
BHD.pptxBHD.pptx
BHD.pptx
 
BHD BHL.ppt
BHD BHL.pptBHD BHL.ppt
BHD BHL.ppt
 
BHD_bantuan_hidup_dasar_keperawatan.pptx
BHD_bantuan_hidup_dasar_keperawatan.pptxBHD_bantuan_hidup_dasar_keperawatan.pptx
BHD_bantuan_hidup_dasar_keperawatan.pptx
 
ASUHAN PRE DAN PASCA BEDAH KEBIDANAN.pptx
ASUHAN PRE DAN PASCA BEDAH KEBIDANAN.pptxASUHAN PRE DAN PASCA BEDAH KEBIDANAN.pptx
ASUHAN PRE DAN PASCA BEDAH KEBIDANAN.pptx
 
OKSIGENASI (2).ppt
OKSIGENASI (2).pptOKSIGENASI (2).ppt
OKSIGENASI (2).ppt
 
Postural Drainage
Postural DrainagePostural Drainage
Postural Drainage
 
Postural Drainage
Postural DrainagePostural Drainage
Postural Drainage
 
Postural Drainage
Postural DrainagePostural Drainage
Postural Drainage
 
TEKNOLOGI SISTEM PERNAPASAN (PPT XI MIPA 2).pptx
TEKNOLOGI SISTEM PERNAPASAN (PPT XI MIPA 2).pptxTEKNOLOGI SISTEM PERNAPASAN (PPT XI MIPA 2).pptx
TEKNOLOGI SISTEM PERNAPASAN (PPT XI MIPA 2).pptx
 
Algoritma acls
Algoritma aclsAlgoritma acls
Algoritma acls
 
Oksigenasi
OksigenasiOksigenasi
Oksigenasi
 
BANTUAN HIDUP DASAR PADA IBU HAMIL.pptx
BANTUAN HIDUP DASAR PADA IBU HAMIL.pptxBANTUAN HIDUP DASAR PADA IBU HAMIL.pptx
BANTUAN HIDUP DASAR PADA IBU HAMIL.pptx
 
Pemeriksaan Fisik Sistem Pernafasan
Pemeriksaan Fisik Sistem PernafasanPemeriksaan Fisik Sistem Pernafasan
Pemeriksaan Fisik Sistem Pernafasan
 
Pemeriksaan Fisik Sistem Pernafasan
Pemeriksaan Fisik Sistem PernafasanPemeriksaan Fisik Sistem Pernafasan
Pemeriksaan Fisik Sistem Pernafasan
 

Recently uploaded

KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxDianaayulestari2
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesNadrohSitepu1
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfhurufd86
 
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikaPresentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikassuser1cc42a
 
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptAcephasan2
 
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanWebinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanDevonneDillaElFachri
 
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxPPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxAcephasan2
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptKianSantang21
 
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptxgizifik
 
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptx
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptxDiagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptx
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptxMelisaBSelawati
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabayaajongshopp
 
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa HalusinasiMateri Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasiantoniareong
 
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUNPPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUNYhoGa3
 
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxmarodotodo
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAcephasan2
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxwisanggeni19
 
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptxpenyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptxagussudarmanto9
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diriandi861789
 
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptxFarmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptxIrfanNersMaulana
 
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiBLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiNezaPurna
 

Recently uploaded (20)

KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
 
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikaPresentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
 
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
 
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanWebinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
 
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxPPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
 
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
 
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptx
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptxDiagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptx
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptx
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
 
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa HalusinasiMateri Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
 
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUNPPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUN
 
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
 
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptxpenyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
 
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptxFarmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
 
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiBLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
 

Rehabilitasi Medik Pada Atelektasis Paru Perioperatif

  • 1. Rehabilitasi Medik Pada Atelektasis Paru Perioperatif Supervisor: Dr. dr. Th. Isye Mogi, Sp.KFR.K.R.(K), SH, M.Kes dr. Masrianti, Sp.KFR.K.R.(K) Residen: dr. Kiki Stefanus
  • 2. Pendahuluan ● Insiden atelektasis paru yang cukup tinggi terutama pasca bedah abdomen dan toraks mencapai angka hingga 9-40% ● Rehabilitasi memegang peranan penting dalam pencegahan primer maupun sekunder dan kuratif dari atelektasis paru perioperatif ● Rehabilitasi dimulai dari pra operasi sampai pascaoperasi ● Dengan intervensi rehabilitasi yang tepat dan pendekatan multidisiplin, diharapkan angka morbiditas dan beban anggaran untuk perawatan atelektasis paru pascaoperatif dapat ditekan
  • 3. Anatomi paru dan saluran napas
  • 5. Kurva disosiasi Hb dan Keseimbangan Asam Basa
  • 7. Atelektasis Perioperatif Definisi: Atelektasis perioperatif mengacu pada kolaps atau kolaps parsial jaringan paru-paru yang terjadi pada periode sekitar prosedur pembedahan. Hal ini dapat terjadi selama induksi anestesi, intraoperatif, dan pada periode pasca operasi
  • 9. Obstruksi jalan napas Nitrogen berfungsi sebagai pengisi ruang alveoli Alveoli Kolaps Penyumbatan saluran nafas oleh sputum Tekanan parsial oksigen dan nitrogen alveoli terus berkurang Respon vasokonstriksi dan inflamasi akibat hipoksia Peningkatan resistensi jalan napas Hipertensi Pulmonal
  • 10. Agen Sedasi dan Neuromuscular Blocking Agent Sedative Agent Depresi Pernapasan Sentral Relaksasi Otot Pernapasan NMBA Kelumpuhan otot pernapasan diafragma dan interkostal
  • 11. Faktor Resiko Lokasi Pembedahan Prosedur Bedah yang Lama Imobilitas Nyeri dan terbatasnya inspirasi Penyakit paru paru yang sebelumnya sudah ada Obesitas Merokok Usia yang semakin tua Operasi paru paru sebelumnya
  • 12. Diagnosa Atelektasis Perioperatif Anamnesa Sesak, batuk, nyeri dada, baru menjalani operasi, memiliki riwayat penyakit paru paru Pemeriksaan Fisik Inspeksi: Pola napas cepat dangkal, sianosis, gerak dada asimetris, deviasi trakea Palpasi: Penurunan ekspansi dada, penurunan vokal fremitus pada daerah dengan atelektasis Perkusi: Redup pada daerah atelektasis Auskultasi: menurun sampai hilangnya suara napas Single Breath Count Test Tes ekspansi dada Pemeriksaan Penunjang Pencitraan (rontgen, CT scan, MRI), Pulmonary Function Test, Bronkoskopi, AGD
  • 13. Studi Pencitraan Pada Atelektasis
  • 17. Manajemen Rehabilitasi Medik 01 Prehabilitation 02 Rehabilitasi Pasca Operasi 03 Pencegahan
  • 18. Prehabilitation Berhanti Merokok Metode CURE Latihan Terapeutik Mengatasi kondisi medis yang sering menyertai Anemia defisiensi besi, Frailty dan Malnutrisi • Inspiratory Muscle Training • Latihan Aerobik
  • 19. Inspiratory Muscle Training • Inspiratory Muscle Training (IMT) adalah bentuk latihan yang secara khusus menargetkan dan memperkuat otot- otot yang terlibat dalam proses inspirasi • Tujuan utama IMT adalah untuk meningkatkan kekuatan, daya tahan, dan efisiensi otot inspirasi, seperti diafragma dan otot interkostal, untuk meningkatkan fungsi pernapasan. • Frekuensi 2-3x/minggu, durasi 10-30 menit setiap sesinya • Menggunakan alat Inspiratory Threshold Loading Device dengan intensitas 60-80% dari tekanan inspirasi maksimal • Repetisi 6x dan 6 set setiap sesinya
  • 20. Rehabilitasi Pasca Operasi Positioning Mobilisasi dan Early Weaning Airway Clearance Technique
  • 21. Positioning Jenis Posisi Efek yang menguntungkan dari posisi Semi Fowler dan Fowler • Peningkatan Ekspansi Dada • Mengurangi kompresi paru paru • Mengurangi beban kerja pernapasan • Mencegah aspirasi Posisi lateral (Good Lung Down) • Meningkatkan matching perfusi ventilasi dengan redistribusi vaskularisasi Posisi Prone • Meningkatkan matching perfusi ventilasi dengan redistribusi vaskularisasi yang merata di seluruh lapang paru
  • 22. Drainase Postural Definisi: Drainase postural adalah posisi pasien dengan segmen paru-paru dimana terdapat sekresi lebih tinggi sehingga gravitasi memiliki efek maksimal memfasilitasi drainase sekresi saluran napas dari saluran trakeobronkial. Didasarkan pada konsep mobilisasi sekresi yang dibantu gravitasi.
  • 23. Drainase Postural Prosedur • Tentukan ada atau tidaknya kontraindikasi • Pasien disanggah dan dimiringkan sesuai dengan target posisi dari lobus paru yang akan dievakuasi sekretnya. Lobus target ditempatkan di posisi superior dari carina • Drainase postural dapat diulang 4-6 kali per hari dengan durasi rata-rata 10-15 menit per posisi • Nilai respon pasien terhadap posisi (adanya keluhan, perubahan hemodinamik)
  • 24. Kontraindikasi Drainase Postural Distress pernafasan berat Pasien dengan distress pernafasan berat belum tentu bisa menolerir perubahan posisi tubuh Ketidakstabilan Hemodinamik Contohnya pasien dengan hipertensi yang tidak terkontrol dan aritmia jantung yang tidak stabil Prosedur operasi yang baru dilakukan Pasien yang baru menjalani prosedur operasi pada bagian tubuh tertentu belum tentu dapat menolerir perubahan posisi karena nyeri Cedera kepala dan leher Pasien dengan cedera kepala dan leher beresiko tinggi dengan perubahan posisi
  • 25.
  • 26. Perkusi Dinding Dada Definisi: Perkusi adalah teknik manual yang digunakan untuk meningkatkan pembersihan jalan napas dengan memobilisasi sekresi dalam satu atau lebih segmen paru-paru ke saluran udara yang lebih sentral.
  • 27. Teknik Perkusi Dada • Dilakukan dengan menangkupkan tangan antara dada pasien dan tangan tenaga kesehatan secara ritmis bergantian di atas segmen paru-paru di mana sekresi berada • Dilakukan selama kedua fase pernapasan, fase inspirasi dan ekspirasi. • menghindari pada tonjolan tulang seperti tulang belakang skapula, klavikula, proses spinosus vertebra. • Perkusi tidak boleh dilakukan di atas jaringan payudara
  • 28. Kontraindikasi Perkusi Dada • Fraktur Costae atau Osteoporosis berat • Laju Nadi <40x/menit atau >120x/menit • Di atas area tumor • Pasien dengan emboli paru • Pasien yang rentan perdarahan • Angina tidak stabil • Nyeri di daerah dinding dada • Tekanan darah sistolik <90mmHg atau lebih dari 180mmHg (precaution)
  • 29. Positive Expiratory Pressure • Pada ACT menggunakan alat PEP, pasien menghembuskan napas terhadap resistor, menghasilkan tekanan selama ekspirasi yang biasanya berkisar antara 10 hingga 20 cm H2O.
  • 30. Mekanisme PEP • Menghasilkan ventilasi kolateral • Mempertahankan patensi saluran udara dengan memperpanjang durasi adanya tekanan saat ekspirasi • Aliran udara ekspirasi yang tersedia dapat mendorong sekret ke arah saluran udara yang lebih proksimal
  • 32. Kontraindikasi  Pneumotoraks yang belum ditatalaksana (absolut)  Pasien dengan serangan asma akut atau PPOK eksaserbasi akut tidak dapat mentolerir peningkatan kerja pernapasan  Tekanan intrakranial > 20mm Hg  Hemoptisis aktif  Sinusitis akut atau epistaksis  Pecahnya membran timpani atau patologi telinga bagian dalam lainnya yang diketahui atau dicurigai
  • 33. Prosedur  Terdapat 2 fase: mucous loosening dan mucous evacuation  Pasien diposisikan duduk dengan punggung lurus dan dagu sedikit ke atas  Ambil napas dalam-dalam dan tahan selama 2 sampai 3 detik.  Saat pasien menahan napas, letakkan corong di mulut atau masker di mulut dan hidung pasien.  Minta pasien bernapas dengan kecepatan tetap selama 4 hingga 6 detik, posisi pipi sedatar mungkin  Lepaskan corong dari mulut atau masker dari wajah.  Kemudian batuk keras untuk menggerakan sekret. Ludahkan sekret, jangan menelan sekret.
  • 34. Active Cycle of Breathing Technique • Definisi: Active Cycle of Breathing Techniques (ACBT) adalah teknik pernapasan aktif yang dilakukan oleh pasien dan dapat digunakan untuk memobilisasi dan membersihkan sekresi paru berlebih dan umumnya meningkatkan fungsi paru-paru • Setiap komponen dapat digunakan secara individual atau sebagai bagian dari siklus ACBT tergantung pada masalah pasien
  • 35. Active Cycle of Breathing Technique
  • 36. Spirometri Insentif • Tujuan spirometri insentif adalah untuk memfasilitasi napas dalam lambat dan kontinyu • Dasar spirometri insentif adalah pasien mengambil inspirasi maksimal yang berkelanjutan (Sustained Maximal Inspiration/SMI) • SMI adalah inspirasi yang lambat dan mendalam dari Kapasitas Residual Fungsional hingga tercapai kapasitas paru-paru total • Alat ini memberikan umpan balik visual individu mengenai aliran dan volume • 2 tipe: Flow based dan Volume based
  • 37. Spirometri Insentif Indikasi Kontraindikasi Skrining pra-operasi pasien yang berisiko komplikasi pasca operasi bertujuan untuk mendapatkan baseline aliran dan volume inspirasi. Pasien yang tidak mengerti instruksi (gangguan kognitif berat, pasien anak yang tidak bisa mengikuti instruksi) Adanya atelektasis paru Pasien dengan distress pernafasan Kondisi predisposisi terhadap atelektasis (tirah baring lama, post op abdomen dan toraks, pembedahan pada pasien PPOK) Pasien yang tidak dapat inspirasi dalam karena nyeri, disfungsi diafragma atau analgesia opiat Pasien dengan kapasitas inspirasi kurang dari 2,5 liter Pasien dengan penyakit neuromuskuler atau cedera tulang belakang
  • 39. Mobilisasi Dini • Mobilisasi dini adalah teknik yang digunakan dalam pengelolaan atelektasis paru-paru, yang melibatkan mobilisasi awal dan progresif pasien, biasanya dalam 24 - 48 jam pertama rawat inap. • Prosedur meliputi: Penilaian, Perencanaan, Edukasi, Bantuan, Perkembangan bertahap, Komunikasi.
  • 40. Mobilisasi Dini 1 Penilaian Menilai resiko jatuh dan tingkat ADL yang dapat dicapai pasien 2 Perencanaan Sesuai dengan penilaian tim tenaga kesehatan, akan ditentukan target mobilisasi, metode latihan, dan pembatasan aktivitas 3 Edukasi Edukasi kepada keluarga dan pasien mengenai manfaat mobilisasi 4 Bantuan Penggunaan alat bantu mobilisasi dan ambulasi seperti modalitas, ortosis, atau alat bantu jalan 5 Perkembangan bertahap Penyesuaian perencanaan dan evaluasi ulang melalui penilaian berkala 6 Komunikasi Komunikasi kepada pasien, keluarga dan tenaga kesehatan lainnya
  • 41. Weaning Ventilator Dini 1 Penilaian Pasien dinilai untuk menentukan kesiapan mereka untuk weaning ventilator. Melibatkan evaluasi status pernapasan mereka, tingkat oksigenasi, dan faktor klinis lainnya. 2 Uji Pernapasan Spontan Mengurangi tingkat dukungan yang diberikan oleh ventilator sedcara bertahap dan menggunakan uji pernapasan spontan untuk menilai kemampuan pasien untuk bernapas sendiri. 3 Pemantauan Tanda-tanda gangguan pernapasan, seperti pernapasan cepat, penurunan kadar oksigen, atau peningkatan kerja pernapasan 4 Pengurangan support ventilator lebih lanjut Penurunan tekanan parsial oksigen, frekuensi pernafasan 5 Ekstubasi Supply oksigen tambahan harus tersedia
  • 42. Pencegahan Atelektasis Operatif 1 Rehabilitasi praoperatif Terapi pernafasan, konseling gizi, psikologi, spirometry insentif 2 Optimalisasi pra-operasi Menatalaksana penyakit yang mendasari 3 Tindakan intraoperatif Penggunaan ventilasi dengan volume tidal rendah untuk mengurangi resiko cedera paru-paru, penggunaan PEEP yang cukup 4 Weaning ventilator dini dan ekstubasi
  • 43. Kesimpulan • Atelektasis paru perioperatif mengacu pada kolapsnya jaringan paru-paru saat atau setelah operasi • Rehabilitasi medis memiliki peran penting dalam pencegahan dan manajemen atelektasis paru perioperatif. • Tujuan rehabilitasi medis pada atelektasis paru perioperatif adalah untuk meningkatkan fungsi pernapasan, mencegah kerusakan paru-paru lebih lanjut, dan mempercepat pemulihan • Intervensi dini dan pendekatan multidisiplin yang melibatkan dokter spesialis rehabilitasi medik, terapis pernapasan, ahli terapi fisik, dan profesional kesehatan lainnya dapat efektif dalam mencegah dan mengelola kondisi ini.