Dokumen tersebut membahas mengenai uji coba produk pengembangan yang dilakukan oleh Kelompok 11. Uji coba ini bertujuan untuk mengetahui mutu dari hasil desain pembelajaran yang akan dilaksanakan dan mencakup evaluasi formatif, evaluasi satu-satu, evaluasi kelompok kecil, serta uji lapangan dengan melibatkan 15-30 orang siswa.
Dalam studi evaluasi banyak ditemukan model-model evaluasi dengan format dan sistematika yang berbeda. Sebagai berikut :
1. Evaluasi Model Kirkpatrick
2. Evaluasi model CIPP
3. Evaluasi model Brinkerhoff
4. Evaluasi model Stake (Model Countenance)
5. Evaluasi Model Wheel (roda)
6. Evaluasi Model Provus
7. Evaluasi Model Stake
Presentasi sidang thesis implementasi mutu pendidikan Asep Supriatna
model evaluasi CIPP (Context, Input, Process, Product dengan pendekatan penelitian deskriptif kualitatif tentang evaluasi implementasi standar mutu pendidikan di SMK Negeri 1 Kota Cimahi
Dalam studi evaluasi banyak ditemukan model-model evaluasi dengan format dan sistematika yang berbeda. Sebagai berikut :
1. Evaluasi Model Kirkpatrick
2. Evaluasi model CIPP
3. Evaluasi model Brinkerhoff
4. Evaluasi model Stake (Model Countenance)
5. Evaluasi Model Wheel (roda)
6. Evaluasi Model Provus
7. Evaluasi Model Stake
Presentasi sidang thesis implementasi mutu pendidikan Asep Supriatna
model evaluasi CIPP (Context, Input, Process, Product dengan pendekatan penelitian deskriptif kualitatif tentang evaluasi implementasi standar mutu pendidikan di SMK Negeri 1 Kota Cimahi
2. Anggota Kelompok :
- Ahmad Nawawi
- Habibina Fachriawan
- Gusti Sarah Farida
- M. Fahmi
3. menurut arti katanya, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1994)
tertulis bahwa kata ‘uji’ diartikan sebagai percobaan untuk mengetahui
mutu sesuatu. Sedangkan kata ‘coba’ adalah pengujian sesuatu sebelum
dipakai atau dilakukan
5. Uji coba yang digunakan membuktikan keefektifan itu disebut
dengan evaluasi formatif. Menurut Atwi Suparman (1997: 211)
definisi dari evaluasi formatif adalah proses menyediakan dan
menggunakan informasi untuk dijadikan dasar pengambilan
keputusan dalam rangka meningkatkan kualitas produk atau
program pembelajaran
6. EVALUASI FORMATIF
Tujuan dari evaluasi formatif adalah menemukan kelemahan-
kelemahan dalam sebuah desain pembelajaran.
7. Menurut Dick & Carey (2001: 286-295), model evaluasi formatif
terdiri dari tiga bentuk sebagai berikut:
EVAlUASI SATU-SATU (ONE-TO-ONE EVALUATION)
EVALAUASI KELOMPOK KECIL (SMALL GROUP EVALUATION)
UJI LAPANGAN (FIELD EVALUATION)
8. EVALUASI
Sebelum masuk ketahap evaluasi, ada yang namanya
Review ahli. Review ahli adalah proses di mana seorang
atau beberapa ahli melakukan review terhadap bentuk
media pembelajaran yang masih dalam rancangan,
seperti yang masih berupa naskah atau storyboard.
9. EVAlUASI SATU-SATU (ONE-TO-ONE EVALUATION)
Evaluasi satu-satu adalah evaluasi yang melibatkan seorang siswa
untuk mereview hasil desain pembelajaran yang sedang
dikembangkan dengan didampingi oleh seorang evaluator.
Menurut Atwi Suparman (1997: 213-214), evaluasi yang dimaksudkan
untuk mendapatkan komentar siswa ini digunakan untuk
mengindentifikasi dan mengurangi kesalahan-kesalahan yang secara
nyata terdapat dalam hasil desain pembelajaran.
10. menurut Tessmer (1996) dalam http://www.teknologipendidikan.net, untuk
memilih subyek dalam evaluasi satu-satu, ada beberapa karakteristik
yang dapat dijadikan patokan, yaitu:
PENGETAHUAN SISWA
KEMAMPUAN SISWA
MINAT SISWA
KETERWAKILAN SISWA
KEPRIBADIAN SISWA
11. EVALAUASI KELOMPOK KECIL (SMALL GROUP EVALUATION)
Evaluasi kelompok kecil adalah evaluasi yang dilakukan terhadap
sekelompok siswa yang mengevaluasi pengembangan desain
pembelajaran yang belum selesai.
Menurut Morrison, Ross & Kemp (2001: 275-276), evaluasi ini
digunakan untuk mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan dari desain
pembelajaran yang sedang dikembangkan untuk memperoleh hasil yang
baik sebelum masuk pada tahap final.
12. Menurut Afwi Suparman (1997:215) alat-alat yang bisa
digunakan dalam evaluasi kelompok
Kecil antara lain :
DOKUMENTASI HASIL REWIEW
TEST
WAWANCARA
KUESIONER
13. UJI LAPANGAN (FIELD EVALUATION)
Uji lapangan adalah evaluasi yang dilakukan terhadap suatu media
pembelajaran yang sudah selesai dikembangkan tapi masih membutuhkan
atau memungkinkan untuk direvisi akhir.
Menurut Atwi Suparman (1997: 216), perbedaan yang mendasar dari uji
lapangan ini dengan evaluasi sebelumnya adalah produk, lingkungan
pelaksanaan, dan pelaksanaan uji coba dibuat semirip mungkin dengan
keadaan pada populasi sasaran
14. karena dengan jumlah ini akan representatif dengan target populasi dan
materi yang diuji-cobakan. Adapun karakteristik siawa dan alat
pengukurannya bisa disesuikan dengan yang digunakan dalam evaluasi
kelompok kecil. Selain itu, yang perlu diperhatikan adalah informasi yang
perlu digali dalam uji lapangan. Tentunya hal ini akan lebih banyak
menekankan pada masalah implementasi.
Jumlah sisawa yang dilibatkan pada uji coba ini:
-Menurut Atwi Suparman (1997: 216) sekitar 15-30 orang
-Menurut Dick & Carey (2001:291) jumlahnya 30 orang
Editor's Notes
Mendengar kata ‘uji coba’ tentunya akan mengingatkan pada sesuatu yang akan dites tingkat kemampuan atau daya gunanya.
Sehingga uji coba bisa diartikan kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui mutu sesuatu, sebelum ia digunakan atau dipakai dalam aplikasi senyatanya.
Sehingga pertanyaan tentang efektifitas untuk mencapai tujuan pembelajaran dengan desain pembelajaran yang dimaksud bisa terbukti dan dapat diamati secara langsung dan dapat diukur secara ilmiah.
Dan dengan adanya kekurangan itu nantinya bisa direvisi dan akhirnya bisa mendapatkan suatu bentuk pembelajaran yang efektif dan efesian. Untuk mengetahui kelemahan-kelemahan atau bahkan kelebihannya, diperlukan suatu tahapan atau prosedur yang bisa dipakai dalam pelaksanaannya.
Diharapkan dengan adanya review ahli ini dapat memberi masukan yang dapat meningkatkan kualitas desain pembelajaran yang ingin dihasilkan.
Kemudian dengan adanya hasil evaluasi ini langsung digunakan untuk merevisi hasil desain pembelajaran yang sedang dikembangkan.