2. Evaluasi adalah proses menggambarkan, memperoleh, dan
memberikan informasi yang berguna untuk menilai alternatif
keputusan. Evaluasi menggunakan informasi hasil pengukuran
dan penilaian. Hasil pengukuran berbentuk skor (angka) yang
kemudian skor ini dinilai danditafsirkan berdasarkan aturan
untuk ditentukan tingkat kemampuan seseorang
Model Evaluasi
3. Model CIPP
Model CIPP ini dikembangkan oleh Stufflebeam di
Ohion State University. CIPP yang merupakan
sebuah singkatan dari huruf awal empat buah kata,
yaitu:
Context evaluation : evaluasti terhadap konteks,
Input evaluation : evaluasi terhadap masukan,
Process evaluation : evaluasi terhadap proses,
Product evaluation : evaluasi terhadap hasil.
4. Evaluasi CIPP
Input Process
Context
Evaluasi konteks, yakni
strategi implementasi
kurikulum ditinjau dari segi
efektivitas dengan merinci
Lingkungan, kebutuhan yang
tidak terpenuhi, populasi dan
sampel yang dilayani, dan
tujuan proyek.
Evaluasi input adalah untuk
menentukan bagaimana
memanfaatkan input dalam
mencapai tujuan program
yakni manusia dan fasilitas)
yang mampu dan berguna
dalam pelaksanaan suatu
pogram pendidikan
Evaluasi proses diarahkan
pada seberapa jauh kegiatan
yang diilaksanakan di dalam
program sudah terlaksana
sesuai dengan rencana.
Product
Evaluasi ini dimaksudkan
untuk mengukur pencapaian
tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya, berdasarkan
standar dan kriteria tertentu.
E
5. T u j u a n E v a l u a s i
C I P P
konteks evaluation
untuk membantu administrator merencanakan keputusan, menentukan kebutuhan
program, dan merumuskan tujuan program.
Input evaluation
untuk membantu mengatur keputusan, menentukan sumber, alternatif apa yang akan
diambil, apa rencana dan strategi untuk mencapai kebutuhan, dan bagaimana
prosedur kerja untuk mencapainya
Process evaluation
Untuk membantu melaksanakan keputusan. Pertanyaan yang harus anda jawab
adalah sejauh mana suatu rencana telah di laksanakan, apakah rencana tersebut
sesuai dengan prosedur kerja, dan apa yang harus diperbaiki
Product evaluation
bertujuan untuk membantu keputusan selanjutnya. Pertanyaan yang harus anda jawab
adalah hasil apa yang telah dicapai dan apa yang dilakukan setelah program berjalan
@reallygreatsite
6. Menurut Stufflebeam ada 9 check list yang perlu
dipertimbangkan dalam model evaluasi CIPP,
diantaranya yaitu:
Efektivitas
Pengaruh
transfortabilitas Evaluasimeta Final
Skills
@reallygreatsite
Proses
Konteks
Berkelanjutan
Masukan
7. STAKE
Model Stake adalah model evaluasi yang menekankan adanya dua dasar kegiatan dalam evaluasi
yaitu descriptions dan judgement dan membedakan adanya tiga tahap dalam program
pendidikan, yaitu antecedents (context), transaction (process), dan outcomes (output).
Stake mengatakan bahwa apabila evaluator akan menilai suatu progam pendidikan, melakukan
perbandingan yang relatif antara satu program dengan yang lain, atau perbandingan yang absolut
(satu program dengan standard) (Farida Yusuf Tayinapis, 2008: 22).
8. Proses evaluasi stake
Model Stake menekankan pada adanya
pelaksanaan dua hal pokok, yaitu
(1) deskripsi (description)
(2) pertimbangan (judgments), serta
memberdayakan tiga tahap dalam evaluasi
program yaitu :
(1) anteseden (antecedents/ context),
(2) transaksi (transaction/ process),
(3) keluaran (output- outcomes).
Cara kerja model evaluasi Stake, evaluator
mengumpulkan data mengenai apa yang
diinginkan pengembang program baik yang
berhubungan dengan kondisi awal, transaksi,
dan hasil. Data dapat dikumpulkan melalui
studi dokumen dapat pula melalui wawancara.
Analisis logis diperlukan dalam memberikan
pertimbangan mengenai keterkaitan antara
prasyarat awal, transaksi, dan hasil dari kotak-
kotak tujuan. Evaluator harus dapat
menentukan apakah prasyarat awal yang telah
dikemukakan pengembang program akan
tercapai dengan rencana transaksi yang
dikemukakan. Atau sebetulnya ada model
transaksi lain yang lebih efektif.
9. Demikian pula mengenai hubungan antara transaksi dengan
hasil yang diharapkan. Analisis kedua adalah analisis empirik.
Dasar bekerja sama dengan analisis logis tapi data yang
digunakan adalah data empirik.
Pekerjaan evaluator berikutnya adalah mengadakan analisis
congruence (kesesuaian) antara apa yang dikemukakan dalam
tujuan (inten) dengan apa yang terjadi dalam kegiatan
(observasi). Perlu diperhatikan apakah yang telah
direncanakan dalam tujuan sesuai dengan pelaksanaanya di
lapangan atau terjadi penyimpanganpenyimpangan.
Apabila analisis contingency dan congruence tersebut telah
selesai, maka evaluator menyerahkannya kepada tim yang
terdiri dari para ahli dan orang yang terllibat dalam program.
Tim ini yang akan meneliti kesahihan hasil analilsis evaluator
dan memberikan persepsinya mengenai faktor penting baik
dalam contingency maupun congruence. Tugas evaluator
berikutnya adalah memberikan pertimbangan mengenai
program yang sedang dikaji. Untuk itu, evaluator memerlukan
standar.
10. Menurut Stake, ketika evaluator tengah mempertimbangkan program
pendidikan, mereka mau tidak mau harus melakukan dua perbandingan,
yaitu:
1. Membandingkan kondisi hasil evaluasi program terentu dengan yang terjadi di program lain,
dengan objek sasaran yang sama.
2. Membandingkan kondisi hasil pelaksanaan
program dengan standar yang diperunukan
bagi program yang bersangkutan, didasarkan
pada tujuan yang akan dicapai.
11. Lkin (UCLA)
Evaluasi model UCLA hampir sama dengan model CIPP, model evaluasi ini dikembangkan
oleh Alkin yang mendefinisikan evaluasi sebagai suatu proses meyakinkan keputusan, memilih
informasi yang tepat, mengumpulkan dan menganalisis informasi sehingga dapat melaporkan
ringkasan data yang berguna bagi pembuat keputusan dalam memilih beberapa alternative. Ia
mengemukakan lima macam evaluasi, yakni: Sistem Assesment, Program Planning, Program
Implementation, Program Iprovement, Program Certification.
Menurut Alikin, evaluasi adalah suatu proses menyakinkan keputusan , memilih informasi yang
tepat, mengumpulkan, dan menganalisa informasi sehingga dapat melaporkan ringkasan data
yang berguna bagi pembuat keputusan dalam memilih beberapa alternatif. Model ini
digunakan untuk menilai program.
Dalam merumuskan model evaluasi program yang disusunnya, Alkin membuat batasan
konstruk evaluasi sebagai suatu proses penentuan area yang akan di evaluasi, pemilihan
informasi yang cocok untuk di evaluasi, pengumpulan dan analisis informasi serta penyusunan
laporan atau ringkasan data yang berguna bagi pengambil keputusan dalam memilih alternatif
yang berguna yang tepat dari berbagi alternatif yang ada.
12. kirkpatrick
kirkpatrick adalah salah seorang ahli evaluasi program pelatihan dalam bidang pengembangan
sumber daya manusia (SDM).
Model evaluasi yang dikembangkan oleh Kirkpatrick dikenal dengan istilah Kirkpatrick Four Levels
Evaluation Model. Evaluasi terhadap efektivitas program pelatihan atau training menurut
Kirkpatrick (1998) mencakup empat level evaluasi, yaitu: level 1 reaction, level 2 learning, level
3 behavior, dan level 4 result.
Pertama, adalah reaction.
Dalam evaluasi level 1 ini, Anda akan meminta para peserta training untuk memberikan
evaluasi. Evaluasi yang diberikan bersifat sederhana, yaitu terkait poin – poin tertentu pada
training yang sudah dilaksanakan. Poin yang akan dinilai seperti kualitas trainer, kejelasan materi
training, kualitas print out materi training, ambience ruangan training, dll.
13. Selanjutnya yang kedua adalah Learning.
Dalam evaluasi level 2 ini, Anda akan meminta peserta training untuk mengerjakan test
atau pelatihan sebelum dan setelah pelatihan berlangsung. Pemberian pre-test dan post-test
bertujuan untuk dapat melihat presentase efektivitas pembelajaran materi yang diserap oleh
peserta training. Mudahnya adalah, seberapa paham peserta training terhadap materi yang
sudah diberikan oleh trainer pada training tersebut.
Yang ketiga adalah, Behavior.
Evaluasi secara komprehensif pasca training berlangsung, adalah cara yang cukup efektif untuk
dapat melihat dampak atau perubahan pada behavior seseorang. Waktu yang biasa dilakukan
untuk melakukan evaluasi ini adalah 90 hari (3 bulan ) setelah kegiatan training berlangsung.
14. Untuk yang keempat adalah Results.
Dalam evaluasi level 4 empat ini, Anda akan mengukur seberapa besar training memberikan dampak
pada kinerja karyawan dan pencapaian target karyawan di sebuah perusahaan.
Dari semua tingkatan level evaluasi, results atau mengukur hasil akhir dari sebuah training ini
kemungkinan akan menjadi evaluasi yang paling komprehensif, dan memakan waktu serta perhatian
yang lebih besar dari evaluasi level – level sebelumnya. Tantangan terbesarnya adalah mampu
menunjukan hasil secara kuantitatif dan dapat terukur dengan jelas, yaitu pencapaian target peserta
training pasca mengikuti sebuah kegiatan training.
Pada akhirnya di evaluasi level 4 ini Anda akan menjawab pertanyaan, “Apakah training mampu
memberikan dampak terhadap pencapaian target yang perusahaan sudah tetapkan ?”. Apakah training
dapat memberikan dampak positif pada perkembangan dan pertumbuhan sebuah perusahaan ?.
Sebagai contoh, terdapat beberapa perilaku dan hasil yang biasanya diharapkan perusahaan untuk
menunjang perkembangan dan pertumbuhan bisnisnya. Dalam sebuah training perilaku dan hasil ini
lah yang diharapkan evaluasinya sampai dengan level 4 atau results. Yaitu : sales strategy skill training
yang berdampak pada meningkatnya penjualan produk perusahaan, service excellence training yang
berdampak pada meningkatnya kepuasan pelanggan atau customer perusahaan, dll.
15. Model Evaluasi Alkin (UCLA)
Evaluasi model UCLA hampir sama dengan model CIPP, model evaluasi ini dikembangkan oleh
Alkin yang mendefinisikan evaluasi sebagai suatu proses meyakinkan keputusan, memilih informasi
yang tepat, mengumpulkan dan menganalisis informasi sehingga dapat melaporkan ringkasan data
yang berguna bagi pembuat keputusan dalam memilih beberapa alternative. Ia mengemukakan
lima macam evaluasi, yakni: Sistem Assesment, Program Planning, Program Implementation,
Program Iprovement, Program Certification.
Menurut Alikin, evaluasi adalah suatu proses menyakinkan keputusan , memilih informasi yang
tepat, mengumpulkan, dan menganalisa informasi sehingga dapat melaporkan ringkasan data yang
berguna bagi pembuat keputusan dalam memilih beberapa alternatif. Model ini digunakan untuk
menilai program.
Dalam merumuskan model evaluasi program yang disusunnya, Alkin membuat batasan konstruk
evaluasi sebagai suatu proses penentuan area yang akan di evaluasi, pemilihan informasi yang
cocok untuk di evaluasi, pengumpulan dan analisis informasi serta penyusunan laporan atau
ringkasan data yang berguna bagi pengambil keputusan dalam memilih alternatif yang berguna
yang tepat dari berbagi alternatif yang ada.
16. Alkin mengemukakan terdapat lima macam evaluasI
PROGRAM PLANING
PROGRAM IMPLEMENTATION
SISTEM ASSESMENT
memberikan informasi tentang keadaan atau posisi sistem
membantu pemilihan program tertentu yang mungkin akan berhasil memenuhi kebutuhan program. Dalam program planning dapat dilakukan
melalui evaluasi internal dan evaluasi eksternal. Evaluasi internal dilakukan dengan cara menilai ketepatan, kesesuaian dan kebermaknaan
subsub program yang dirumuskan dalam kaitannya dengan tujuan program yang dinilai, baik dari segi konstruksi, kepraktisan dan biaya.
Sedangkan evaluasi eksternal adalah evaluasi yang dilakukan sesudah suatu program diimplementasikan.
yang menyiapkan informasi apakah program sudah diperkenalkan kepada kelompok tertentu yang tepat seperti yang
direncanakan.
PROGRAM IMPROVMENT
yaitu program yang memberikan informasi tentang bagaimana program berfungsi, bagaimana program bekerja, apakah dalam menuju
pencapaian tujuan ada hal-hal atau masalah-masalah baru yang muncul. Dengan kata lain evaluator mengidentifikasi masalah-masalah
yang muncul, mengumpulkan dan menganalisis data serta menyerahkan pada pengambil keputusan untuk melakukan perbaikan
pelaksanaan program dengan segera.
PROGRAM CETIFICATION
yang memberikan informasi tentang nilai atau guna program. Dalam contoh penerapan metode pembelajaran, model ini
dimaksudkan untuk mengevaluasi apakah metode yang diterapkan memberikan dampak positif.
17. K E L E B I H A N D A N K E K U R A N G A N
M O D E L A L K I N
Adapun kelebihan dari model Alkin adalah keterkaitan dengan sistem dengan seksama
melalui variabel-variabel yang ada dalam komponen masukan, proses, dan keluaran.
Sedangkan kelemahan model Alkin adalah keterbatasannya dalam fokus kajian tertentu
saja.
@reallygreatsite