4. Berpikir kritis merupakan suatu
proses berpikir kognitif dengan
menggabungkan kemampuan
intelektual dan kemampuan
berpikir untuk mempelajari
berbagai disiplin ilmu dalam
kehidupan, sehingga bentuk
ketrampilan berpikir yang
dibutuhkan pun akan berbeda
untuk masing–masing disiplin ilmu.
5. • Mampu membuat simpulan dan solusi yang
akurat
• Berpikir terbuka dengan sistematis
• Berkomunikasi secara efektif dalam
menyelesaikan suatu masalah yang
kompleks
Berpikir kritis merupakan cara untuk membuat
pribadi yang terarah, disiplin, terkontrol, dan
korektif terhadap diri sendiri. Hal ini tentu saja
membutuhkan kemampuan komunikasi
efektifdan metode penyelesaian masalah serta
komitmen untuk mengubah paradigma
egosentris dan sosiosentris kita.Saat kita mulai
untuk berpikirkritis, ada beberapa hal yang
perlu kita perhatikan disini, yaitu :
6. • Mulailah denganberpikir apa dan kenapa,
lalu carilah arah yang tepat untuk jawaban
dari pertanyaan tersebut.
• Tujuan pertanyaan akan apa dan kenapa
• Informasi yang spesifik untuk menjawab
pertanyaan diatas.
• Kriteria standar yang ditetapkan
untuk memenuhi jawaban atas
pertanyaan.
• Kejelasan dari solusi permasalahan/
pertanyaan.
• Konsekuensi yang mungkin terjadidari
pilihan yang kita inginkan.
• Mengevaluasi kembalihasil pemikiran kita
untuk mendapatkan hasil yang maksimal.
7. Beberapa kriteria yang dapat kita jadikan
standar dalam proses berpikir kritis ini
adalah kejelasan (clarity), tingkat akurasi
(accuracy), tingkat kepresisian (precision),
relevansi (relevance), logika berpikir yang
digunakan (logic), keluasan sudut pandang
(breadth), kedalaman berpikir (depth),
kejujuran (honesty), kelengkapan informasi
(information) dan bagaimana implikasi dari
solusi yang kita kemukakan (implication).
Kriteria-kriteria di atas tentunya harus
menggunakan elemen-elemen penyusun
kerangka berpikir suatu gagasan atau ide.
Sebuah gagasan/ide harus menjawab
beberapahal sebagai berikut:
Tujuan dari sebuah gagasan/ide:
1. Pertanyaan dari suatu masalah
terhadap gagasan/ide
2. Sudut pandang dari gagasan/ide
3. Informasi yang muncul dari
gagasan/ide
4. Interpretasi dan kesimpulan
yang mungkin muncul.
5. Konsep pemikiran dari
gagasan/ide tersebut
6. Implikasi dan konsekuensi
7. Asumsi yang digunakan dalam
memunculkan gagasan/ide
tersebut
8. Wade (1995)mengidentifikasi delapan karakteristik berpikir kritis,
yakni meliputi:
(1) kegiatan merumuskan pertanyaan,
(2) membatasi permasalahan,
(3) menguji data-data,
(4) menganalisis berbagai pendapat dan bias,
(5) menghindari pertimbangan yang sangatemosional,
(6) menghindari penyederhanaan berlebihan,
(7) mempertimbangkan berbagaiinterpretasi, dan
(8) mentoleransi ambiguitas.
9. A. Keterampilan Menganalisis
Keterampilan menganalisis merupakan suatu keterampilan
menguraikan sebuah struktur ke dalam komponen-komponen
agar mengetahui pengorganisasian struktur dengan tujuan
memahami sebuah konsep global dengan cara menguraikan
atau merinci globalitastersebut ke dalam bagian-bagian yang
rinci. Kata-kata operasional yang mengindikasikan keterampilan
berpikir analitis, diantaranya: menguraikan, membuat
diagram,mengidentifikasi, menggambarkan, menghubungkan,
memerinci, dsb.
10. B. Keterampilan Mensintesis
Keterampilan mensintesis merupakan keterampilan yang
berlawanan dengan keteramplian menganallsis.Keterampilan
mensintesis adalah keterampilan menggabungkan bagian-
bagian menjadi sebuah bentukan atau susunan yang
baru.Pertanyaan sintesis menuntut pembaca untuk
menyatupadukan semua informasi yang diperoleh dari materi
bacaannya, sehingga dapat menciptakan ide-ide baru yang
tidak dinyatakan secara eksplisit di dalam bacaannya.
Pertanyaan sintesisini memberi kesempatan untuk berpikir
bebas terkontrol
11. C. Keterampilan Mengenal & Memecahkan Masalah
Keterampilan ini merupakan keterampilan aplikatif konsep
kepada beberapapengertian baru.Keterampilan ini menuntut
pembaca untuk memahami bacaan dengan kritis sehinga
setelah kegiatan membaca selesai siswa mampu menangkap
beberapa pikiran pokok bacaan, sehingga mampu mempola
sebuah konsep.Tujuan keterampilan ini bertujuan agar pembaca
mampu memahami dan menerapkan konsep-konsep ke dalam
permasalahan atau ruang lingkup baru
12. D. Keterampilkan Menyimpulkan
Keterampilan menyimpulkan ialah kegiatan akal pikiran manusia
berdasarkan pengertian/pengetahuan (kebenaran) yang
dimilikinya, dapat beranjak mencapai pengetahuan yang baru
yang lain Berdasarkan pendapat tersebut dapat dipahami
bahwa keterampilan ini menuntut pembacauntuk mampu
menguraikan dan memahami berbagai aspek secara bertahap
agar menjadi suatu formula baru yaitu sebuah simpulan. Proses
pemikiran manusiaitu sendiri, dapat menempuh dua cara, yaitu :
deduksi dan induksi. Jadi, kesimpulan = sebuah proses berpikir
yang memberdayakan pengetahuannya sedemikian rupa guna
menghasilkan sebuah pemikiran atau pengetahuan yang baru.
13. E. Keterampilan Mengevaluasi
Keterampilan ini menuntut pemikiran yang matang dalam
menentukan nilai sesuatu dengan berbagai kriteriayang ada.
Keterampilan menilaimenghendaki pembaca agar memberikan
penilaian tentang nilai yang diukur dengan menggunakan
standar tertentu
Dalam taksonomi belajar, menurut Bloom, keterampilan
mengevaluasi merupakan tahap berpikir kognitif yang paling
tinggi. Pada tahap ini siswa ituntutagar ia mampu mensinergikan
aspek-aspek kognitif lainnya dalammenilai sebuah fakta atau
konsep
14. • Memperhatikan detil secara menyeluruh
• Identifikasi kecenderungan dan pola, seperti memetakan
informasi, identifikasi kesamaandan ketidaksamaan, dll
• Mengulangi pengamatan untuk memastikan tidak ada yang
terlewatkan
• Melihat informasiyang didapat dari berbagai sudut pandang
• Memilih solusi-solusi yang lebih disukaisecara obyektif
• Mempertimbangkan dampakdan konsekuensi jangkapanjang
dari solusiyang dipilih
15. • Menentukan tujuan
• Menyususn pertanyaan atau membuat kerangka
masalah
• Menujukan bukti
• Menganalisis konsep
• Asumsi
16. Dalam memberikan asuhan
persalinan kala I, yaitu salah
satunyamemantau kemajuan
persalinan dengan menggunakan
partograf, ternyata bidan
menemukan bahwa tidak
terjadikemajuan persalinan dan
grafik pembukaanserviks hampir
melewati garis waspada. Di sini
bidan langsung berfikir kritis.
17. Untuk mengetahui penyebab dari
tidak majunya persalinan
▪Apa penyebab terjadinya ketidakmajuan
persalinan Ibu tersebut?
▪Bagaimanakah kekuatanmengejan ibu ?
▪Adakah kelainanjalan lahir ?
▪Bagaimana dengan letak janin?
Penyebab persalinan lama dikarenakan:
✓Kelainan his
✓Kekuatan mengejankurang kuat
✓Kelainan letak janin atau kondisi janin
✓Kelainan jalan lahir
18. Dari hasil pemeriksaaan, kekuatan mengejan ibu
baik, ibu belum lelah dan tidak sesak nafas. Pada
palpasi kontraksi uterus ibu adekuat. Tidak ada
masalahdengan kondisi janin ataupun letak janin,
presentasi kepala.
19. Berdasarkan kasus, kemajuan persalinan
berjalan sangat lama. Kemajuan persalinan
bisa berjalan lama karena pengaruh kelainan
his, kelainan letak janin, kelainanjalan lahir dan
kekuatan mengejan kurang kuat. Dari hasil
pemeriksaan semuanya baik-baik saja, kecuali
kelainan jalan lahir yang belum terdeteksi.
Kemajuan persalinan berjalan lama dikarenakan
kelainan jalan lahir, yaitu bentuk panggul ibu
yang sempit, sehingga kemajuan persalinan
tidak berjalan dengan normal. Tindakan
selanjutnya yang dilakukan bidan adalah
merujuk,agar bisa dilakukan persalinan secara
caesar.
20. Ketika bidan memberikan asuhan
persalinan kala II, ternyataia
menemukan terjadi distosia bahu,
yaitu setelah kepala bayi lahir,
bahu bayi tertahan dan tidak
dapat di lahirkan. Lalu bidan
berfikir kritis untuk melahirkan
bahu bayi tersebut.
21. Untuk melahirkan bahu yang
tertahan tersebut.
✓ Apa saja komplikasi distosia bahu pada janin?
✓ Tindakan apa yang harus segera dilakukan oleh
bidan tersebut?
Komplikasi distosia bahu pada janin adalah
fraktur tulang (klavikula dan humerus), cidera
fleksus brakhialis, dan hipoksia yang dapat
menyebabkan kerusakan permanen di otak.
Fraktur tulang pada umumnya dapat sembuh
sempurna tanpa sekuele apabila didiagnosis
dan diterapi dengan .memadai.
22. Pada asuhan persalinan kala II terjadi distosia
bahu pada janin. Menurut teori, komplikasi
distosia bahu pada janin adalah fraktur tulang
(klavikula dan humerus), cidera fleksus
brakhialis, dan hipoksia yang dapat
menyebabkan kerusakan permanen di otak.
Maka hal yang harus dilakukan bidan adalah
jangan melakukan tarikan atau dorongan.
sebelum memastikan bahwa bahu posterior
sudah masuk ke panggul. Bahu posterior yang
belum melewati PAP akan semakin sulit
dilahirkan bila dilakukan tarikan pada kepala.
Untuk mengendorkan ketegangan yang
menyulitkan bahu posterior masuk panggul
tersebut, dapat dilakukan: Episiotomi yang
luas, posisi mc. Robert atau posisi dada-lutut.
23. Bayi dengan distosia bahu dapat
ditolong oleh bidan dengan tindakan
episiotomi dan posisi Mc. Robert serta
kolaborasi dengan tenaga kesehatan
lain.
24.
25. Untuk melahirkan plasenta dalam
waktu 30 menit setelah bayi
lahir.
·Apakah kandung kemih Ibu kosong?
·Apakah ada tanda-tanda pelepasan plasenta ?
·Berapa lama plasenta lepas setelah bayi lahir ?
Bila kandung kemih Ibu penuh, pada
inspeksi uterus akan tampak menonjol di
bagian sebelah kanan perut bagian bawah
karena uterus tersebut terdorongoleh
kandung kemih yang penuh. Hal ini dapat
mengganggu kontraksi uterus Ibu.
26. Berdasarkan hasil pemeriksaan kandung
kemih Ibu tidak penuh, dan sudah ada
tanda-tanda pelepasan plasenta pada
menitke 10. Hal ini sesuai dengan teori
bahwa Ibu berada dalam kala III
persalinan yang normal.
Ibu berada dalam kala III normal.
Plasenta sudah lahir sebelum 30
menit.
27.
28. Untuk memastikan Ibu berada dalam
kala IV yang normal.
✓Apakah plasenta dan selaput ketuban lengkap?
✓Bagaimana kontraksi uterus?
✓Berapakah TFU Ibu setelah plasenta lahir?
✓Apakah kandung kemih Ibu penuh?
✓Bagaimana pengeluaran darah pervaginam Ibu?
✓Bagaimana tanda-tanda vital Ibu?
✓Apakah ada laserasi pada jalan lahir?
29. Pada kala IV normal, plasenta dan
selaput ketuban lahir lengkap,
kandung kemih kosong, kontraksi
uterus baik, pengeluaran darah
pervaginam dalam batas normal (±
100-200 cc), TTV Ibu dalam batas
normal dan laserasi jalan lahir tidak
ada. Pemantauan dini dan lanjutan
pada kala IV dalam batas normal,
menunjukkan bahwa kala IV berjalan
dengan normal.
30. Berdasarkan hasil pemantauan pada kala
IV baik dini maupun lanjutan, plasenta dan
selaputketuban Ibu lahir lengkap,
kandungkemih Ibu kosong,kontraksi uterus
baik, pengeluaran darah pervaginam dalam
batas normal (± 150 cc), TTV Ibu dalam
batas normal dan tidak terjadi laserasi
jalan lahirpada Ibu. Hal ini sesuaidengan
teori mengena ikala IV normal.
Kala IV dalam kasus ini berada dalam
keadaan normal.
31. Kemampuan dalam berpikir kritis memberikan
arahan yang tepat dalam berpikir dan bekerja, dan
membantu dalam menentukan keterkaitan
sesuatu dengan yang lainnya dengan lebih akurat.
Oleh sebab itu kemampuan berpikir kritis sangat
dibutuhkan dalam pemecahan masalah/
pencarian solusi, dan pengelolaan proyek.