LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA
“SKELETON”
Disusun oleh:
Nama : Afra Taufiqah
NIM : 1414042004
Kelompok : III
Kelas : Pendidikan Biologi
Asisten : Mangngemba Daeng Paropo, S.Pd
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2017
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tubuh manusia terdiri dari berbagai sistem, diantaranya adalah sistem rangka, sistem pencernaan, sistem peredaran darah, sistem pernafasan, sistem syaraf, sistem penginderaan, sistem otot, dll. Sistem-sistem tersebut saling terkait antara satu dengan yang lainnya dan berperan dalam menyokong kehidupan manusia. Akan tetapi dalam ergonomi, sistem yang paling berpengaruh adalah sistem otot, sistem rangka, dan sistem syaraf. Ketiga sistem ini sangat berpengaruh dalam ergonomi karena manusia yang memegang peran sebagai pusat dalam ilmu ergonomi/ person centered ergonomics.
Salah satu ciri mahluk hidup atau organisme adalah bergerak. Manusia yang merupakan bagian dari mahluk hidup juga melakukan gerakan dalam menjalankan aktivitasnya. Dalam melakukan pergerakan, seseorang membutuhkan tulang dan otot untuk bergerak. Tulang tidak dapat bergerak sendiri apa bila tidak digerakkan oleh otot. Gerakan adalah hasil interaksi antar tulang, otot dan persendian tulang. Dari ketiga unsur tersebut digabungkan menjadi sistem rangka. Kerangka manusia tersusun atas tulang-tulang baik tulang yang panjang maupun tulang yang pendek. Tulang-tulang tersebut membentuk rangka dalam (endoskeleton). Endoskeleton terbagi atas dua bagian yaitu rangka sumbu (aksial) dan rangka anggota apendikular. Rangka aksial meliputi engkorak, tulang belakang, tulang dada dan tulang rusuk. Sedangkan rangka anggota meliputi gelang bahu, gelang pinggul dengan rangka anggota dalam.
Sistem rangka merupakan suatu sistem yang dibangun oleh struktur-struktur keras dari tubuh yang sifatnya menyokong dan melindungi. Sistem ini meliputi eksoskeleton, dan endoskeleton. Sistem rangka adalah suatu sistem organ yang memberikan dukungan fisik pada makhluk hidup. Sistem rangka umumnya dibagi menjadi tiga tipe: eksternal, internal, dan basis cairan (rangka hidrostatik), walaupun sistem rangka hidrostatik dapat pula dikelompokkan secara terpisah dari dua jenis lainnya karena tidak adanya struktur penunjang.
Adapun hal yang melatar belakangi sehingga praktikum ini diadakan adalah untuk mengetahui lebih jelas mengenai kerangka tubuh pada menusia beserta bagian-bagiannya.
B. Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum ini adalah mengidentifikasi sistem rangka penyusun tubuh manusia.
C. Manfaat Praktikum
Untuk mengetahui sistem rangka penyusun tubuh manusia
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Sistem rangka adalah suatu sistem organ yang memberikan dukungan fisik pada makhluk hidup. Sistem rangka umumnya dibagi menjadi tiga tipe: eksternal, internal, dan basis cairan (rangka hidrostatik), walaupun sistem rangka hidrostatik dapat pula dikelompoaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
1. LAPORAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN KELUARGA
BERENCANA PADA NY.S UMUR 28 THN
AKSEPTOR KB SUNTIK 3 BULAN DENGAN
KENAIKAN BERAT BADAN
DI BLUD PUSKESMAS BAAMANG 1
SAMPIT
Disusun Oleh :
Arbatina
NIM PO.62.24.2.23.945
Pembimbing Lahan : Nurita, S.Tr.Keb.,Bd
Pembimbing Institusi 1 : Greiny Arisani, SST.,M.Kes
Pembimbing Institusi 2 : Noordiati.,SST.,MPH
2. • Kontrasepsi di Negara Indonesia saat ini tersedia banyak metode atau alat kontrasepsi meliputi: Intra
Uterin Device (IUD), suntik, pil, implant, kontrasepsi tetap, kondom. Salah satu kontrasepsi yang
populer di Indonesia adalah kontrasepsi suntik. Kontrasepsi suntik yang digunakan adalah Noretisteron
Enentat (NETEN), Depo Medroksi Progesteron Acetat (DMPA) dan Cyclofem (BKKBN, 2021).
• Dampak yang biasa ditimbulkan kontrasepsi DMPA yaitu kenaikan berat badan, ini disebabkan karena
kandungan pada DMPA yaitu hormon progesteron dapat merangsang pusat pengendalian nafsu makan
di hipotalamus sehingga menyebabkan terjadinya peningkatan berat badan, dengan adanya nafsu
makan yang lebih banyak dari biasanya tubuh akan kelebihan zat-zat gizi, kelebihan zat gizi oleh
hormon progesterone dirubah menjadi lemak dan disimpan dibawah kulit. Perubahan berat badan ini
akibat adanya penumpukan lemak yang berlebih hasil sintesa dari karbodidrat menjadi lemak. Selain
dari kenaikan berat badan pemberian kontrasepsi suntik sering menimbulkan gangguan haid
(Amenorhea). Amenorhea dapat disebabkan karena progesterin dalam komponen DMPA menekan LH
sehingga endometrium menjadi lebih dangkal dan atropis dengan kelenjar-kelenjar yang tidak aktif
(Rahayu tri Budi, 2021).
Latar Belakang
3. Tinjauan Teori
Konsep dasar Keluarga Berencana :
Keluarga berencana adalah upaya mewujudkan keluarga berkualitas
melalui promosi, perlindungan dan bantuan dalam hak-hak
reproduksi untuk membentuk keluarga dengan usia kawin yang
ideal, mengatur jumlah, jarak kehamilan, membina ketahanan serta
kesejahteraan anak (Cahyani, 2021).
Menurut World Health Organitation (WHO) Keluarga
Berencana (KB) merupakan sebuah tindakan yang dapat
membantu keluarga atau pasangan suami istri untuk
mendapatkan objektif tertentu, seperti mengatur interval di
antara kehamilan, menghindari kelahiran yang tidak
diinginkan, mengontrol waktu saat kelahiran dalam
hubungan suami istri dan menentukan jumlah anak dalam
keluarga (BKKBN, 2021).
4. Tinjauan Teori
1.Pengertian Kontrasepsi
Kontrasepsi atau antikonsepsi adalah upaya mencegah
terjadinya konsepsi dengan memakai cara, alat atau obat-
obatan. Salah satu metode kontrasepsi modern adalah
kontrasepsi hormonal. Kontrasepsi hormonal adalah alat
atau obat kontrasepsi yang bertujuan untuk mencegah
terjadinya kehamilan dengan menggunakan bahan baku
preparat estrogen dan progesteron. Beberapa jenis
kontrasepsi dengan metode hormonal yaitu suntik, pil, dan
implan (Mega Wijayanegara, 2020).
2.Macam-Macam Kontrasepsi
a. Kontrasepsi tanpa alat
• Coitus interruptus (senggama terputus)
• Sistem kalender (pantang berkala)
• Metode suhu basal tubuh
• Metode pengamatan lendir/mukosa serviks/ovulasi
• Metode menyusui tanpa haid /lactational amenorrhea Method
b. Kontrasepsi dengan alat
• Kondom
• Diafragma
• Spermisida
5. Tinjauan Teori
3. Metode Kontrasepsi Efektif
Kontrasepsi hormonal
1) Oral kontrasepsi
- Pil oral kombinasi pil KB yang mengandung hormone estrogen dan progesteron yang diproduksi secara alami oleh wanita.
- Pil mini hanya berisi progestin (Huda, 2022).
2) Implant
• Implant adalah alat kontrasepsi yang terdiri dari enam kapsul kecil berisi hormon lovonorgestrel yang dipasang di bawah kulit lengan
atas bagian dalam (Huda, 2022).
3) IUD/AKDR
• IUD/AKDR adalah bahan inert sintetik (dengan atau tanpa unsur tambahan untuk sinergi efektivitas) (Huda, 2022).
4) Kontrasepsi suntik
- Kontrasepsi suntikan progestin
- Suntikan kombinasi
5) Kontrasepsi mantap (sterilisasi)
- Tubektomi
- Vasektomi
6. Tinjauan Teori
A.Kontrasepsi Suntik 3 Bulan
Kontrasepsi suntik adalah alat kontrasepsi berupa cairan yang berisi hormon progesterone yang disuntikan ke dalam tubuh wanita secara
periodik atau yang mengandung kombinasi hormone estrogen dan progesterone (israyani, 2021).
B. Jenis
a. Depo medroxyprogesteron asetat (DMPA) mengandung 150 mg DMPA yang diberikan setiap 3 bulan dengan cara di suntik
intramuskular (di daerah bokong).
b. Depo noristeron enantat (Depo Noristerat) yang mengandung 200 mg Noretindron enantat, diberikan setiap 2 bulan dengan cara
disuntik intramuskular.
C. Efek Samping
a. Pemberian kontrasepsi suntikan sering menimbulkan gangguan haid (amenorea). Gangguan haid ini biasanya bersifat sementara dan
sedikit sekali mengganggu kesehatan.
b. Dapat terjadi efek samping seperti peningkatan berat badan, sakit kepala, dan nyeri payudara. Efek samping ini jarang, tidak
berbahaya, dan cepat hilang.
c. Karena terlambat kembalinya kesuburan, penjelasan perlu diberikan pada ibu usia muda yang ingin menunda kehamilan, atau bagi
ibu yang merencanakan kehamilan berikutnya dalam waktu dekat.
7. EBM Asuhan Kebidanan pada Keluarga Berencana
Pengaruh senam aerobik low impact pada penurunan berat badan akseptor KB suntik 3 Bulan DMPA
(Addaruqutni Nurfatin Awaliyah dan Yuli Irnawati, 2023 )
Terapi Aromayoga Untuk Menurunkan Berat Badan Pada Akseptor Kb Suntik (Ferina Ismaya dkk
,2023)
Hubungan Latihan Fisik (Aerobik) Dengan Peningkatan Berat Badan Ibu Akseptor Kb Hormonal
(Fitriana dan Maulia Isnaini ,2020)
Pengaruh Senam Zumba Terhadap Penurunan Efek Samping Kenaikan Berat Badan Pada Akseptor
Kb Suntik 3 Bulan (Ferika Rahmawatia dan Yuli Irnawati ,2023)
Pengaruh Pemberian Teh Hijau (Camellia Sinensis) Terhadap Berat Badan Pada Peserta Kontrasepsi
Suntik Depo Progestin ( Jumrawati ,2021 )
8. TINJAUAN
KASUS
A. Judul Kasus
Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana Pada Ny.S
Usia 28 tahun Akseptor Suntik KB 3 Bulan dengan
kenaikan Berat badan di Puskesmas Baamang 1 Sampit
B.Pelaksanaan
● Hari / Tanggal : Selasa, 24 Januari 2024
● Pukul : 10.00 WIB
● Tempat : Puskesmas Baamang 1Sampit
● Pengkaji : Arbatina
9. Identitas /Biodata
Identitas Ibu Identitas Suami
Nama : Ny. S Nama : Tn. A
Umur : 28 Th Umur : 29 Th
Jenis Kelamin : P Jenis Kelamin : LK
Suku/Bangsa : Banjar/Indonesia Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : S1
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : PNS
Alamat : Jl. Merak Alamat : Jl. Merak
10. Subjektif
- Ibu mengatakan semenjak menggunakan kontrasepsi 3 bulan, berat badannya setiap bulan semakin bertambah dan ibu merasa
cemas karena tidak percaya diri.
- Ibu mengatakan selama menjadi akseptor suntik 3 bulan mengalami peningkatan berat badan sejak Oktober 2023 yang lalu
- Ibu mengatakan Berat badan ibu sebelum menggunakan suntik 3 bulan adalah 50 kg dan berat badan ibu sekarang 58 kg
- Ibu mengatakan belum punya rencana untuk hamil lagi
- Ibu mengatakan menggunakan Kontrasepsi suntik 3 bulan selama 1 tahun dan sebelumnya belum pernah menggunakan
kontrasepsi
- Ibu mengatakan dirinya dan keluarganya tidak pernah dan tidak memiliki riwayat penyakit menular, menurun dan menahun.
- Ibu mengatakan jarang mengerjakan aktivitas rumah tangga sehari-hari karena mempunyai ART
- Ibu mengatakan makan 3x sehari dengan porsi sedang, dan minum air putih secukupnya serta suka mengkonsumsi makanan
manis dan berlemak, serta minuman manis
- Ibu mengatakan jarang berolahraga karena tidak ada fasilitas olahraga didekat rumah
- Ibu mengatakan tidur siang 2 jam, malam 8 jam sehari
11. a. Pemeriksaan umum
1) Keadaan umum : baik
2) TD : 110/80 mmHg
3) Pernapasan : 22 x/menit
4) TB :150 cm
5) BB Sebelumnya : 50 Kg
6) BB Sekarang : 58 Kg
7) Suhu tubuh : 36,5 C
8) Nadi : 86 x/menit
a. Pemeriksaan fisik
1) Kepala dan wajah : tidak ada oedema, tidak
ada nyeri tekan
2) Payudara : simetris, putting susu menonjol,
tidak ada cairan abnormal yang keluar
3) Abdomen : tidak ada bekas luka operasi
4) Genetalia : Normal Tidak ada keluhan
5) Anus : tidak ada hemoroid
Data Objektif
12. analisis
Diagnosa : Ny.S P1A0 usia 28 tahun Akseptor Suntik 3 bulan
Masalah : Cemas karena kenaikan berat badan
Kebutuhan : KIE untuk mengatasi kenaikan berat badan
13. PENATALAKSANAAN
1. Melakukan komunikasi terapeutik pada ibu.
Evaluasi/Ibu telah melakukan komunikasi terapuetik dengan bidan
Rasional : Komunikasi terapeutik diterapkan oleh perawat dalam berhubungan dengan pasien untuk
meningkatkan rasa saling percaya, dan apabila tidak diterapkan akan mengganggu hubungan
terapeutik yang berdampak pada ketidaknyamanan pasien. Pasien akan merasa puas ketika kinerja
layanan kesehatan yang diperolehnya sama atau melebihi harapannya dan sebaliknya, ketidakpuasan
atau perasaan kecewa pasien akan muncul apabila kinerja layanan kesehatan yang diperolehnya itu
tidak sesuai dengan harapannya (Lestari, Rachmawati and Hariati, 2023).
14. 2.Menjelaskan hasil pemeriksaan bahwa ibu mengalami kenaikan berat badan yaitu sebanyak 8 kg
dari berat badan awal memakai adalah 50 kg dan sekarang menjadi 58 kg
Evaluasi/ibu mengetahui telah mengalami kenaikan berat badan sebanyak 8 kg
Rasional : Salah satu hal yang wajib dipenuhi oleh petugas kesehatan adalah hak pasien atas
informasi tentang kondisi penyakitnya, hasil pengkajian yang dilakukan termasuk diagnosis
penyakitnya dan rencana asuhan yang akan diberikan (Ramdani, 2021)
PENATALAKSANAAN
15. 3.Menjelaskan penyebab kecemasan yang dialami klien karena peningkatan berat badannya yaitu
merupakan hal fisiologis yang dialami bagi akseptor kb DMPA yakni hormone progesterone
mempercepat perubahan karbohidrat dan gula menjadi lemak juga menyebabkan nafsu makan
bertambah dan menurunkan aktifitas fisik sehingga menyebabkan berat badan bertambah.
Evaluasi/ibu telah mengetahui penyebab kenaikan berat badan nya
Rasional : Kenaikan berat badan rata-rata untuk setiap tahun bervariasi antara 2,3-2,9 kg. Penyebab
Kenaikan berat badan, kemungkinan disebabkan karena hormon progesteron mempermudah
perubahan karbohidrat dan gula menjadi lemak, sehingga lemak di bawah kulit bertambah, selain itu
hormon progesteron juga menyebabkan nafsu makan bertambah dan menurunkan aktivitas fisik,
akibatnya pemakaian suntikan dapat menyebabkan berat badan bertambah serta disebabkan juga ibu
tidak melakukan latihan fisik (aerobik) secara rutin dan kurangnya menjaga pola makan yang sehat
serta teratur (Jujuren Sitepu, 2022).
PENATALAKSANAAN
16. 4. Menjelaskan kepada ibu tentang efek kontrasepsi suntik 3 bulan diantaranya :
a. Gangguan haid
b. Penambahan berat badan disebabkan nafsu makan meningkat dikarenakan hormone progesterone
merangsang pusat pengendalian nafsu makan di hipotalamus
c. Terlambatnya kembali kesuburan setelah pemakaian
d. Pada penggunaan jangka panjang menurunkan libido, jerawat, dan menurunkan kepadatan tulang
Evaluasi/Ibu telah mengetahui efek samping kontrasepsi suntik 3 bulan
PENATALAKSANAAN
17. Rasional : Efek samping kontrasepsi suntik adalah suatu pengaruh atau dampak negatif yang
ditimbulkan oleh kontrasepsi suntik. Adapun efek samping yang sering terjadi yaitu gangguan haid,
berat badan bertambah, keputihan, dan sakit kepala. Pemakaian kontrasepsi suntik bulanan maupun
tri bulanan mempunyai efek samping utama yaitu perubahan berat badan. Banyak akseptor
kontrasepsi, terutama akseptor KB suntik 3 bulan yang merasa cemas mengenai efek samping yang
mungkin terjadi. Adapun efek samping lain yang ditimbulkan bahwa semakin lama ibu menggunakan
alat kontrasepsi KB suntik 3 bulan maka akan berpengaruh terhadap peningkatan/penurunan berat
badan (Sari and Afridah, 2020).
PENATALAKSANAAN
18. 5. Menganjurkan ibu untuk melakukan Aktivitas fisik untuk mengatasi kenaikan berat badan seperti senam aerobic,
Kegiatan menggerakan seluruh otot yang mengutamakan otot besar untuk meningkatkan kerja jantung dan paru-paru
dan dilakukan secara berkesinambungan disebut dengan senam aerobik low impact. Senam bisa dilaksanakan
seminggu 3 kali selama 8 minggu. dilakukan selama 3 kali dalam satu minggu atau setiap hari jika memungkinkan.
Evaluasi/Ibu bersedia mengikuti anjuran mencoba senam aerobic dirumah
Rasional : Senam aerobik sebagai salah satu bentuk senam yang kompleks, gerakan yang dilakukan memerlukan
koordinasi yang cukup dari bagian-bagian tubuh, baik dari kepala sampai kaki. Senam aerobik memiliki ciri-ciri
latihan yang dilakukan dengan terus-menerus, gerak yang dinamis, melibatkan otot-otot besar, jumlah kalori yang
dibakar setiap kali latihan kurang lebih 500-1000 kalori. Olahraga aerobik merupakan salah satu olahraga yang
sangat efektif untuk menurunkan berat badan. Ini karena dengan kemampuannya membakar kalori dan lemak di
dalam tubuh. jika dilakukan secara rutin dilakukan 3 kali dalam seminggu dan ibu selalu menjaga pola makan yang
bergizi dan sehat (Awaliyah, Irnawati and Hesti, 2023).
PENATALAKSANAAN
19. 6. Menjelaskan dan menganjurkan kepada ibu untuk diet rendah kalori dengan mengurangi konsumsi
lemak, lebih banyak mengonsumsi protein seperti :daging tanpa lemak, ayam tanpa kulit, telur,
daging asap dan susu serta mengurangi penggunaan garam pada makanan, banyak mengonsumsi serat
seperti : segala jenis sayuran boleh dimakan namun hindari makanan yang bersantan.
Evaluasi/ibu mengerti dan beredia melakukan diet rendah kalori
Rasional: Diet rendah kalori adalah diet yang diberikan untuk menurunkan berat badan pada
penderita obesitas dengan membatasi kandungan energinya dibawah kebutuhan normal, cukup
vitamin, cukup mineral dan banyak mengandung serat (Pratiwi, Pratamaningtyas and Rahayu, 2023).
PENATALAKSANAAN
20. 7. Menjelaskan kepada ibu apabila berat badan ibu tidak mengalami penurunan setelah melakukan
olahraga teratur dan menjaga pola makan, maka ibu dianjurkan untuk konseling beralih ke
kontrasepsi lain yang tidak mengandung hormonal.
Evaluasi/ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan
Rasional : Konseling ABPK merupakan media pendidikan KB dengan tujuan memberdayakan klien
memilih metode yang sesuai dengan kebutuhan dan situasi. Petugas kesehatan dapat berperan aktif
dalam melayani klien untuk memberikan informasi yang tepat mengenai metode kontrasepsi
pasangan suami istri dan meningkatkan partisipasi keluarga dalam pelayanan KB dan dapat
mengoptimalkan penggunaan metode yang tepat (Kurnia, 2023).
PENATALAKSANAAN
21. 8. Memberikan dukungan moril pada ibu supaya tidak cemas bahwa berat badannya akan turun jika ibu
melakukan anjuran yang diberikan
Evaluasi/Ibu merasa senang dan tidak terlalu cemas ketika mendapat dukungan moril
Rasional : Kecemasan adalah gambaran keadaan pasien dari mulai khawatir, takut, gelisah dengan disertai
berbagai keluhan fisik.dukungan moril berperan penting dalam mengurangi depresi dan kecemasan sehingga
pasien akan merasa percaya diri apabila telah diberikan dukungan (Jujuren Sitepu, 2022).
9. Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang jika ada keluhan.
Evaluasi/Ibu bersedia mengikuti anjuran
Rasional : Kepatuhan kunjungan ulang merupakan faktor penting dalam keberhasilan KB suntik 3
bulan.untuk mendapatkan informasi dan edukasi yang berkaitan dengan keluhan atau melakukan konseling
secara langsung dengan bidan atau petugas kesehatan (Adriani, Junay Darmawati and Lidya Fransisca,
2022).
PENATALAKSANAAN
22. Pembahasan
Berdasarkan data subjektif pada Ny.S didapatkan bahwa ibu mengatakan semenjak
menggunakan kontrasepsi 3 bulan, berat badannya setiap bulan semakin bertambah
dan ibu merasa cemas karena tidak percaya diri. selama menjadi akseptor suntik 3
bulan mengalami peningkatan berat badan sejak Oktober 2023 yang lalu. Berat badan
ibu sebelum menggunakan suntik 3 bulan adalah 50 kg dan berat badan ibu sekarang
58 kg. Pada hasil pemeriksaan secara subjektif ibu mengatakan jarang mengerjakan
aktivitas rumah tangga sehari-hari karena mempunyai ART, dan secukupnya serta
suka mengkonsumsi makanan manis dan berlemak, serta minuman manis, juga jarang
berolahraga karena tidak ada fasilitas olahraga didekat rumah. Pada hasil
pemeriksaan secara objektif tanda-tanda vital ibu normal, pemeriksaan fisik ibu
normal.
23. Pembahasan
Bila ditinjau dari Evidence Based, asuhan kebidanan yang dapat diberikan yaitu pemberian KIE kepada ibu cara
mengatasi kenaikan berat badan karena efek samping dari akseptor suntik 3 bulan. Efek samping kontrasepsi suntik
adalah suatu pengaruh atau dampak negatif yang ditimbulkan oleh kontrasepsi suntik. Adapun efek samping yang sering
terjadi yaitu gangguan haid, berat badan bertambah, keputihan, dan sakit kepala. Pemakaian kontrasepsi suntik bulanan
maupun tri bulanan mempunyai efek samping utama yaitu perubahan berat badan. Banyak akseptor kontrasepsi, terutama
akseptor KB suntik 3 bulan yang merasa cemas mengenai efek samping yang mungkin terjadi. Adapun efek samping lain
yang ditimbulkan bahwa semakin lama ibu menggunakan alat kontrasepsi KB suntik 3 bulan maka akan berpengaruh
terhadap peningkatan/penurunan berat badan (Pratiwi, Pratamaningtyas and Rahayu, 2023).
Salah satu Aktivitas fisik untuk mengatasi kenaikan berat badan seperti senam aerobic. Senam aerobik sebagai salah satu
bentuk senam yang kompleks, gerakan yang dilakukan memerlukan koordinasi yang cukup dari bagian-bagian tubuh, baik dari
kepala sampai kaki. Senam aerobik memiliki ciri-ciri latihan yang dilakukan dengan terus-menerus, gerak yang dinamis,
melibatkan otot-otot besar, jumlah kalori yang dibakar setiap kali latihan kurang lebih 500-1000 kalori. Olahraga aerobik
merupakan salah satu olahraga yang sangat efektif untuk menurunkan berat badan. Ini karena dengan kemampuannya membakar
kalori dan lemak di dalam tubuh. jika dilakukan secara rutin dilakukan 3 kali dalam seminggu dan ibu selalu menjaga pola makan
yang bergizi dan sehat. Sangat dianjurkan karena Senam aerobik merupakan olahraga yang dapat dilakukan secara massal, murah,
meriah, menyenangkan dan memberikan manfaat yang langsung dan nyata.
24. Kesimpulan
Setelah dilaksanakan asuhan kebidanan secara menyeluruh dengan menggunakan manajemen asuhan
kebidanan SOAP maka penulis dapat menyimpulkan. Telah diberikan asuhan kebidanan fisiologis holistik
pada
Keluarga berencana berdasarkan evidance based, yang diperoleh dari data subjektif dan data objektif. Data
subjektif di peroleh dari wawancara dengan klien dimana klien mengatakan ingin mengatasi keluhan
kenaikabn berat badan yang dialaminya dan data objektif data yang didapat ketika melakukan pemeriksaan
langsung pada Ny.S sehingga ditetapkan diagnosa dan cara mengatasinya. Dalam evaluasi asuhan kebidanan
yang diberikan pada Ny.S yaitu memberikan KIE tentang penanganan cara mengatasi kenaikan berat badan
keputihan yang dialami ibu dengan menggunakan aktivitas fisik seperti senam aerobik Evaluasi : ibu
mengerti dengan penjelasan yang diberikan.
.
25. Kesimpulan
Dalam asuhan kebidanan ini dapat berjalan dengan baik karena tidak adanya factor
hambatan, akan tetapi selalu didukung oleh beberapa faktor, yaitu :
1. Adanya kerja sama yang baik antara bidan dengan ibu klien
2. Ibu kooperatif dalam prosedur tindakan yang dijalankan petugas
3. Ibu klien mengerti tentang makna imunisasi dan mengerti tujuan dari asuhan yang
diberikan
4. Adanya sarana adan prasarana yang memadai
26. Saran
1. Bagi klien Diharapkan dapat mengatasi keputihan yang dialami ibu .
2. Bagi Penulis Diharapkan dapat digunakan sebagai bahan kajian dan literatur untuk meningkatkan dan
mengembangkan mutu pembelajaran dalam asuhan kebidanan berdasarkan evidance based midwifery pada
keluarga berencana akseptor kb suntik 3 bulan dengan kenaikan berat badan.
3. Bagi Lahan Praktik Diharapkan dapat digunakan sebagai bahan acuan untuk dapat meningkatkan mutu
pelayanan asuhan kebidanan berdasarkan evidance based midwifery pada keluarga berencana akseptor kb
suntik 3 bulan dengan kenaikan berat badan.
4. Bagi Institusi Diharapkan dapat digunakan sebagai referensi bagi mahasiswa dalam meningkatkan proses
pembelajaran dan asuhan kebidanan berdasarkan kajian langsung dengan klien serta penerapan asuhan
kebidanan fisiologis holistik pada keluarga berencana akseptor kb suntik 3 bulan dengan kenaikan berat
badan berdasarkan evidance based midwifery.