SlideShare a Scribd company logo
1 of 18
MENGAPA PENTING MENGELOLA PERBATASAN
1. Perbatasan sebagai bagian dari wilayah negara dimana pengelolaannya
tidak terlepas dari kebijakan maupun peraturan yang bersifat nasional
sehingga dapat tercipta lingkungan yang kondusif baik untuk
kepentingan masyarakat, bangsa, dan Negara (one regulation concept).
2. Perubahan pendekatan keamanan ke pendekatan kesejahteraan. (
Transformasi geo-politik dan geo-ekonomi dunia)
3. pendekatan pemberdayaan melalui penciptaan kegiatan produktif
masyarakat di wilayah perbatasan dalam berbagai sektor, khususnya
sektor industri, perdagangan, pendidikan, dan pariwisata.
4. keterlibatan sektor swasta dalam mengembangkan wilayah
perbatasan/program CSR (corporate social responsibility).
COUNT’D
5. Proses penataan ulang wilayah perbatasan dimulai dengan
pemanfaatan IPTEK dan Inovasi melalui program penguatan
Sumberdaya, Kelembagaan dan Jaringan.
6. Penguatan sumberdaya dapat dilakukan melalui penguatan
SDM melalui pelatihan, pendampingan, penguatan kurikulum
akademi vocational, serta technopreneurship.
7. Penguatan kelembagaan melalui Desa Inovasi, Science
Technology Park, pembentukan pusat-pusat pertumbuhan
ekonomi berbasis Iptek serta pengembangan local champion.
8. Sedangkan jaringan dapat ditingkatkan melalui peningkatan
klaster industri, klaster inovasi, serta peningkatan dan
penyelarasan terhadap perkembangan global.
NILAI STRATEGIS WILAYAH PERBATASAN
Nilai strategis bagi suatu Negara dalam mendukung
keberhasilan pembangunan, hal tersebut di karenakan
kawasan perbatasan merupakan representative nilai
kedaulatan suatu Negara, bermula dari kawasan perbatasan
akan mendorong perkembangan ekonomi, sosial budaya
dan kegiatan masyarakat lainnya yang akan saling
mempengaruhi antara Negara, sehingga berdampak pada
strategi keamanan dan pertahanan Negara
ISU UTAMA DALAM PENGELOLAAN PERBATASAN
(a) Penetapan garis batas baik di darat maupun di laut; yang
berdampak pada kehidupan social ekonomi masyarakat di
perbatasan yang mengancam kedulatan Negara
(b) Pengamanan kawasan perbatasan; kesenjangan pembangunan
infrastrukur dikawasan perbatasan antar kedua negara sangat
jauh berbeda, yang berdampak pada kesenjangan sosial,
ekonomi dan kesejahteraanantara masyarakat perbatasan di
Indonesia; dan
(c) Pengembangan kawasan perbatasan yang menunjukan
perbedaan yang sangat menonjol mengakibatkan munculnya
kegiatan ekonomi iegal diantaranya illegal logging, TKI dan
penyelundupan lainnya (trafficking in persons), eksploitasi
sumber daya alam secara tidak beraturan, lemahnya sistem
pengawasan, semangat otonomi mengenai status dan
kewenangan penanganan, serta gejala degradasi nasionalisme
KETERLIBATAN PERGURUAN TINGGI BERBASIS
IT
 Katalisator dan dinamisator yang dapat memberikan pelatihan
dan pendampingan kepada masyarakat untuk menumbuhkan
dan mengembangkan motivasi berpikir dan berperilaku
“produktif” dalam mengolah sumber daya lokal yang
berwawasan lingkungan, sehingga masyarakat dapat
meningkatkan nilai tambah ekonomi dan kesejahteraan.
 Pemanfaatan TV perbatasan, penggunaan listrik tenaga surya,
program difusi teknologi atau teknologi tepat guna berbasis
pengetahuan lokal, serta kajian pembangunan teknologi
informasi dan komunikasi (TIK) untuk desa di perbatasan
GEO-EKONOMI
Peran geo-ekonomi yang sangat strategis bagi kemajuan
dan kemakmuran Indonesia.
1. Kekayaan alam (perikanan, terumbu karang, hutan
mangrove, rumput laut, dan produk-produk
bioteknologi),
2. Sumberdaya tak terbarukan (seperti minyak dan gas
bumi, timah, bijih besi, bauksit, dan mineral lainnya),
energi kelautan (seperti pasang-surut, gelombang,
angin, dan OTEC (Ocean Thermal Energy Conversion),
3. Jasa - jasa lingkungan kelautan seperti untuk pariwisata
bahari, transportasi laut, dan sumber keragaman hayati .
LANDASAN HUKUM PENGELOLAAN
PERBATASAN NEGARA
1. Undang-Undang No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional;
2. Peraturan Presiden No. 78 Tahun 2005 tentang Pulau-Pulau
Kecil Terluar;
3. Undang-Undang No. 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara
Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional;
4. Undang-Undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN 2005-2025);
5. Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;
6. Undang-Undang No. 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan
Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil;
7. Peraturan Pemerintah No. 26 Tahun 2008 tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN);
8. Undang-Undang No. 43 Tahun 2008 tentang Wilayah Negara;
9. Undang-Undang No. 5 Tahun 2010 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN 2010-2014);
10. Peraturan Presiden No. 12 Tahun 2010 tentang Badan Nasional
Pengelola Perbatasan.
11. Peraturan Pemerintah No. 62 tahun 2010 tentang Pemanfaatan
Pulau-Pulau Kecil Terluar.
TEORI PERBATASAN
Perbatasan secara umum adalah sebuah garis demarkasi antara dua
Negara yang berdaulat. Pada awalnya perbatasan sebuah Negara atau
state border dibentuk dengan lahirnya Negara. Sebelumnya penduduk
yang tinggal di wilayah tertentu tidak merasakan perbedaan itu, bahkan
tidak jarang mereka berasal dari etnis yang sama. Namun dengan
munculnya Negara mereka terpisahkan dan dengan adanya tuntutan
Negara itu mereka mempunyai kewarganegaraan yang berbeda (Rijal
Darmaputera,2009: 3)
Perbatasan disebut flontier karena posisinya yang terletak di depan front
dari suatu Negara, sedangkan istilah boundary digunakan karena
fungsinya yang mengikat atau membatasi (bound or limit) suatu unit
politik, dalam hal ini adalah Negara. (Suryo Sakti Hadiwijoyo,2011: 63).
Perbatasan antara Negara (international boundaries) dapat pula
digolongkan berdasarkan pada morfologinya atau proses
terbentuknya
1. Perbatasan yang berupa pegunungan
Berupa pegunungan bersifat lebih stabil. Akan tetapi dengan
kemajuan teknologi, khususnya dibidang teknologi militer dan
penerbangan perbatasan berupa pegunungan bukan merupakan
jaminan yang aman bagi kelangsungan hidup suatu Negara.
2. Perbatasan yang berupa sungai dan laut
Berupa sungai, perairan dalam maupun laut, lautan sebagai
salah satu unsur fisik geografis mempunyai peranan besar
terhadap budaya maupun struktur politik suatu Negara. sungai
memegang peranan penting sebagai sarana transportasi yang
mendukung dalam pengembangan sektor perekonomian suatu
Negara, selain itu ditinjau dari aspek pertahanan, sungai dapat
berperan sebagai barier yang cukup efektif dalam menghadapi
ancaman agresi dari Negara yang berbatasan.
FUNGSI PERBATASAN
1. Fungsi Konstitutif
Perbatasan menetapkan posisi konstitutif Negara
tertentu di dalam komunitas international dimana Suatu
Negara memiliki kedaulatan penuh atas wilayah yang
merupakan teritorialnya sebagaimana ditetapkan oleh
perbatasan yang ada.
2. Fungsi identitas Nasional
Perbatasan memiliki fungsi pengikat secara emosional
terhadap komunitas yang ada dalam teritori tertentu.
Kesamaan pengalaman dan sejarah, secara langsung
maupun tidak langsung telah mengikat masyarakat
secara emosional untuk mengklaim identitas dan wilayah
tertentu.
3. Fungsi militer strategis
Dalam konteks ini perbatasan berfungsi untuk memenuhi
kebutuhan militer strategis suatu Negara, terutama
pembangunan sistem pertahanan laut, darat dan udara
untuk menjaga diri dari ancaman eksternal.
4. Fungsi Ekonomis
Negara melakukan kontrol terhadap arus modal,
perdagangan antarnegara, investasi asing, pergerakan
barang antarnegara. Fungsi ekonomis perbatasan juga
memberikan patokan bagi suatu Negara untuk
melakukan eksplorasi sumber-sumber alam secara legal
pada wilayah tertentu.
5. Fungsi persatuan nasional
Untuk menjaga persatuan dan kesatuan nasional, para
pemimpin Negara biasanya mengombinasikan simbol dan
jargon dengan konsep teritori dan perbatasan. Konsep
konsep seperti kekuatan maritime dan kekuatan darat
biasanya dipakai untuk mendorong warga agar menjadi
persatuan dan kesatuan nasional.
6. Fungsi pembangunan Negara bangsa
Memberikan kekuatan bagi Negara untuk menentukan
bagaimana sejarah bangsa dibentuk, menentukan simbol-
simbol apa yang dapat diterima secara luas, dan
menentukan identitas bersama secara normatif maupun
kultural.
7. Fungsi pencapaian kepentingan domestik
Perbatasan berfungsi untuk memberikan batas geografis bagi
upaya Negara untuk mencapai kepentingan nasional di bidang
politik, sosial, ekonomi, pendidikan, pembangunan infrastruktur,
konservasi energi, dan sebagainya. Perbatasan juga menetapkan
sampai sebatas mana Negara dapatmelakukan segala upayanya
untuk mencapai kepentingan nasionalnya. (Gunawatyi Wuryandari
)
PERAN PEMERINTAH DAN PIHAK LAIN DALAM
PENGEMBANGAN KAWASAN PERBATASAN
NO PIHAK TERKAIT PERANAN
1. PEMERINTAH PUSAT PENYUSUNAN KEBIJAKAN UMUM
2. PEMERINTAH
PROVINSI
MENGKKORDINASIKAN SEMUA RENCANA
KERJASAMA PENGEMBANGAN ANTAR
KAB/KOTA
3. PEMERINTAH
KABUPATEN/KOTA
MENYUSUN PERENCANAAN
4. PIHAK LAINNYA PT : Menjembatani kepenringan pemerintah dan
masyarakat
LSM : Kontrol
Swasta : investasi
MODEL PENGEMBANGAN EKONOMI WILAYAH
PERBATASAN (BY. RUSTIADI, 2007)
No. Wilayah Tujuan Contoh
1. Sistem
ekologi
Pengelolaan wilayah SD
berkelanjutan, identifikasi carrying
capacity kawasan, siklus alam
aliran SD, biomasa energi, limbah,
dll
Penelolaan DAS,
cagar alam,
ekonsistem mangrove.
2. Sistem
Ekonomi
Percepatan pertumbuhan wilayah,
produktifitas dan mobilisasi SD,
efisiensi
Wilayah
pengembangan,
kawasan andalan,
KAPET, kawasan
agropolitan, kawasan
cepat tumbuh
3. Sistem sosial Pewilayahan menurut
sistem budaya, optimalisasi
interaksi sossial,
community development,
keberimbangan,
pemerataan dan keadilan,
distribusi penguasaan SD,
pengelolaan konflik
Kawsan adat,
perlindungan/p
elestarian
budaya,
pengelolaan
kawasan publik
kota

More Related Content

Similar to MENGELOLA PERBATASAN

ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI MARITIM KELOMPOK 6.pdf
ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI MARITIM KELOMPOK 6.pdfILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI MARITIM KELOMPOK 6.pdf
ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI MARITIM KELOMPOK 6.pdfDurilSefryd
 
Buku-I_Menata-Ruang-Laut-Indonesia_Final_22032021.pdf
Buku-I_Menata-Ruang-Laut-Indonesia_Final_22032021.pdfBuku-I_Menata-Ruang-Laut-Indonesia_Final_22032021.pdf
Buku-I_Menata-Ruang-Laut-Indonesia_Final_22032021.pdfCiwingComunity
 
PPT WAWASAN KEMARITIMAN KELOMPOK VII (7).pptx
PPT WAWASAN KEMARITIMAN KELOMPOK VII (7).pptxPPT WAWASAN KEMARITIMAN KELOMPOK VII (7).pptx
PPT WAWASAN KEMARITIMAN KELOMPOK VII (7).pptxayuasriwaty
 
WAWASAN KEMARITIMAN
WAWASAN KEMARITIMANWAWASAN KEMARITIMAN
WAWASAN KEMARITIMANharjunode
 
Nur reza ip teori pembangunan (1) (1) (1).pptx
Nur reza ip teori pembangunan (1) (1) (1).pptxNur reza ip teori pembangunan (1) (1) (1).pptx
Nur reza ip teori pembangunan (1) (1) (1).pptxNurReza12
 
Analisis Stabilitas Ketahanan Nasional Indonesia
Analisis Stabilitas Ketahanan Nasional IndonesiaAnalisis Stabilitas Ketahanan Nasional Indonesia
Analisis Stabilitas Ketahanan Nasional IndonesiaErvina Nurjanah
 
PENDIDIKAN BERBASIS KEUNGGULAN LOKAL
PENDIDIKAN BERBASIS KEUNGGULAN LOKALPENDIDIKAN BERBASIS KEUNGGULAN LOKAL
PENDIDIKAN BERBASIS KEUNGGULAN LOKALSujud Marwoto
 
PPT TEORI RARA (1).pptx
PPT TEORI RARA (1).pptxPPT TEORI RARA (1).pptx
PPT TEORI RARA (1).pptxRaraDuta
 
NITA EKA WAHYUNI ( 21102001 ) IP REG..pdf
NITA EKA WAHYUNI ( 21102001 ) IP REG..pdfNITA EKA WAHYUNI ( 21102001 ) IP REG..pdf
NITA EKA WAHYUNI ( 21102001 ) IP REG..pdfNitaEkaWahyuni
 
Presentation kelompok 5
Presentation kelompok 5Presentation kelompok 5
Presentation kelompok 5mailanbastari1
 
PERMASALAHAN Tata ruang, konservasi dan kerentanan wilayah pesisir.pdf
PERMASALAHAN Tata ruang, konservasi dan kerentanan wilayah pesisir.pdfPERMASALAHAN Tata ruang, konservasi dan kerentanan wilayah pesisir.pdf
PERMASALAHAN Tata ruang, konservasi dan kerentanan wilayah pesisir.pdfssuser2d53881
 
Jurnal Pemberdayaan Masyarakat Nelayan Oleh Kelompok Nelayan di Desa Palang K...
Jurnal Pemberdayaan Masyarakat Nelayan Oleh Kelompok Nelayan di Desa Palang K...Jurnal Pemberdayaan Masyarakat Nelayan Oleh Kelompok Nelayan di Desa Palang K...
Jurnal Pemberdayaan Masyarakat Nelayan Oleh Kelompok Nelayan di Desa Palang K...MOH AFIFI A. JAMI'
 
PPT PEMBERDAYAAN MASYARAKAT NELAYAN
PPT PEMBERDAYAAN MASYARAKAT NELAYANPPT PEMBERDAYAAN MASYARAKAT NELAYAN
PPT PEMBERDAYAAN MASYARAKAT NELAYANMOH AFIFI A. JAMI'
 
Strategi peningkatan dan pengawasan
Strategi peningkatan dan pengawasanStrategi peningkatan dan pengawasan
Strategi peningkatan dan pengawasanpra_yoga2305
 
Ketahanan Nasional PPT Mata Kuliah Kewarganegaraan
Ketahanan Nasional PPT Mata Kuliah KewarganegaraanKetahanan Nasional PPT Mata Kuliah Kewarganegaraan
Ketahanan Nasional PPT Mata Kuliah Kewarganegaraanssusercd466e
 
PPT_UTS TEORI PEMBANGUNAN_TITIK SUMARNIK_NIM 211102048.pdf
PPT_UTS TEORI PEMBANGUNAN_TITIK SUMARNIK_NIM 211102048.pdfPPT_UTS TEORI PEMBANGUNAN_TITIK SUMARNIK_NIM 211102048.pdf
PPT_UTS TEORI PEMBANGUNAN_TITIK SUMARNIK_NIM 211102048.pdfTitikSumarnik1
 
Awik-awik pesisir laut dan pulau kecil
Awik-awik pesisir laut dan pulau kecilAwik-awik pesisir laut dan pulau kecil
Awik-awik pesisir laut dan pulau kecilLalu Sabardi
 

Similar to MENGELOLA PERBATASAN (20)

ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI MARITIM KELOMPOK 6.pdf
ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI MARITIM KELOMPOK 6.pdfILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI MARITIM KELOMPOK 6.pdf
ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI MARITIM KELOMPOK 6.pdf
 
Esdk
EsdkEsdk
Esdk
 
Buku-I_Menata-Ruang-Laut-Indonesia_Final_22032021.pdf
Buku-I_Menata-Ruang-Laut-Indonesia_Final_22032021.pdfBuku-I_Menata-Ruang-Laut-Indonesia_Final_22032021.pdf
Buku-I_Menata-Ruang-Laut-Indonesia_Final_22032021.pdf
 
PPT WAWASAN KEMARITIMAN KELOMPOK VII (7).pptx
PPT WAWASAN KEMARITIMAN KELOMPOK VII (7).pptxPPT WAWASAN KEMARITIMAN KELOMPOK VII (7).pptx
PPT WAWASAN KEMARITIMAN KELOMPOK VII (7).pptx
 
WAWASAN KEMARITIMAN
WAWASAN KEMARITIMANWAWASAN KEMARITIMAN
WAWASAN KEMARITIMAN
 
Nur reza ip teori pembangunan (1) (1) (1).pptx
Nur reza ip teori pembangunan (1) (1) (1).pptxNur reza ip teori pembangunan (1) (1) (1).pptx
Nur reza ip teori pembangunan (1) (1) (1).pptx
 
Analisis Stabilitas Ketahanan Nasional Indonesia
Analisis Stabilitas Ketahanan Nasional IndonesiaAnalisis Stabilitas Ketahanan Nasional Indonesia
Analisis Stabilitas Ketahanan Nasional Indonesia
 
PENDIDIKAN BERBASIS KEUNGGULAN LOKAL
PENDIDIKAN BERBASIS KEUNGGULAN LOKALPENDIDIKAN BERBASIS KEUNGGULAN LOKAL
PENDIDIKAN BERBASIS KEUNGGULAN LOKAL
 
PPT TEORI RARA (1).pptx
PPT TEORI RARA (1).pptxPPT TEORI RARA (1).pptx
PPT TEORI RARA (1).pptx
 
NITA EKA WAHYUNI ( 21102001 ) IP REG..pdf
NITA EKA WAHYUNI ( 21102001 ) IP REG..pdfNITA EKA WAHYUNI ( 21102001 ) IP REG..pdf
NITA EKA WAHYUNI ( 21102001 ) IP REG..pdf
 
Presentation kelompok 5
Presentation kelompok 5Presentation kelompok 5
Presentation kelompok 5
 
PERMASALAHAN Tata ruang, konservasi dan kerentanan wilayah pesisir.pdf
PERMASALAHAN Tata ruang, konservasi dan kerentanan wilayah pesisir.pdfPERMASALAHAN Tata ruang, konservasi dan kerentanan wilayah pesisir.pdf
PERMASALAHAN Tata ruang, konservasi dan kerentanan wilayah pesisir.pdf
 
Paper pkn
Paper pknPaper pkn
Paper pkn
 
Jurnal Pemberdayaan Masyarakat Nelayan Oleh Kelompok Nelayan di Desa Palang K...
Jurnal Pemberdayaan Masyarakat Nelayan Oleh Kelompok Nelayan di Desa Palang K...Jurnal Pemberdayaan Masyarakat Nelayan Oleh Kelompok Nelayan di Desa Palang K...
Jurnal Pemberdayaan Masyarakat Nelayan Oleh Kelompok Nelayan di Desa Palang K...
 
PPT PEMBERDAYAAN MASYARAKAT NELAYAN
PPT PEMBERDAYAAN MASYARAKAT NELAYANPPT PEMBERDAYAAN MASYARAKAT NELAYAN
PPT PEMBERDAYAAN MASYARAKAT NELAYAN
 
Strategi peningkatan dan pengawasan
Strategi peningkatan dan pengawasanStrategi peningkatan dan pengawasan
Strategi peningkatan dan pengawasan
 
Ketahanan Nasional PPT Mata Kuliah Kewarganegaraan
Ketahanan Nasional PPT Mata Kuliah KewarganegaraanKetahanan Nasional PPT Mata Kuliah Kewarganegaraan
Ketahanan Nasional PPT Mata Kuliah Kewarganegaraan
 
Geo politik
Geo politikGeo politik
Geo politik
 
PPT_UTS TEORI PEMBANGUNAN_TITIK SUMARNIK_NIM 211102048.pdf
PPT_UTS TEORI PEMBANGUNAN_TITIK SUMARNIK_NIM 211102048.pdfPPT_UTS TEORI PEMBANGUNAN_TITIK SUMARNIK_NIM 211102048.pdf
PPT_UTS TEORI PEMBANGUNAN_TITIK SUMARNIK_NIM 211102048.pdf
 
Awik-awik pesisir laut dan pulau kecil
Awik-awik pesisir laut dan pulau kecilAwik-awik pesisir laut dan pulau kecil
Awik-awik pesisir laut dan pulau kecil
 

Recently uploaded

konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.pptkonsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.pptAchmadHasanHafidzi
 
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahKeseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN IPIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN IAccIblock
 
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfKESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfNizeAckerman
 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.pptsantikalakita
 
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYAKREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYARirilMardiana
 
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptxPPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptximamfadilah24062003
 
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIAKONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIAAchmadHasanHafidzi
 
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen StrategikKonsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategikmonikabudiman19
 
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelBab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelAdhiliaMegaC1
 
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptPengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptAchmadHasanHafidzi
 
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptxfitriamutia
 
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptxBAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptxTheresiaSimamora1
 
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.pptKonsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.pptAchmadHasanHafidzi
 
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal KerjaPengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerjamonikabudiman19
 

Recently uploaded (16)

konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.pptkonsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
 
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahKeseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
 
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN IPIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
 
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfKESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
 
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
 
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYAKREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
 
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptxPPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
 
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIAKONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
 
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen StrategikKonsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
 
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelBab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
 
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptPengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
 
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
 
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptxBAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
 
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.pptKonsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
 
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal KerjaPengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
 

MENGELOLA PERBATASAN

  • 1.
  • 2. MENGAPA PENTING MENGELOLA PERBATASAN 1. Perbatasan sebagai bagian dari wilayah negara dimana pengelolaannya tidak terlepas dari kebijakan maupun peraturan yang bersifat nasional sehingga dapat tercipta lingkungan yang kondusif baik untuk kepentingan masyarakat, bangsa, dan Negara (one regulation concept). 2. Perubahan pendekatan keamanan ke pendekatan kesejahteraan. ( Transformasi geo-politik dan geo-ekonomi dunia) 3. pendekatan pemberdayaan melalui penciptaan kegiatan produktif masyarakat di wilayah perbatasan dalam berbagai sektor, khususnya sektor industri, perdagangan, pendidikan, dan pariwisata. 4. keterlibatan sektor swasta dalam mengembangkan wilayah perbatasan/program CSR (corporate social responsibility).
  • 3. COUNT’D 5. Proses penataan ulang wilayah perbatasan dimulai dengan pemanfaatan IPTEK dan Inovasi melalui program penguatan Sumberdaya, Kelembagaan dan Jaringan. 6. Penguatan sumberdaya dapat dilakukan melalui penguatan SDM melalui pelatihan, pendampingan, penguatan kurikulum akademi vocational, serta technopreneurship. 7. Penguatan kelembagaan melalui Desa Inovasi, Science Technology Park, pembentukan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi berbasis Iptek serta pengembangan local champion. 8. Sedangkan jaringan dapat ditingkatkan melalui peningkatan klaster industri, klaster inovasi, serta peningkatan dan penyelarasan terhadap perkembangan global.
  • 4. NILAI STRATEGIS WILAYAH PERBATASAN Nilai strategis bagi suatu Negara dalam mendukung keberhasilan pembangunan, hal tersebut di karenakan kawasan perbatasan merupakan representative nilai kedaulatan suatu Negara, bermula dari kawasan perbatasan akan mendorong perkembangan ekonomi, sosial budaya dan kegiatan masyarakat lainnya yang akan saling mempengaruhi antara Negara, sehingga berdampak pada strategi keamanan dan pertahanan Negara
  • 5. ISU UTAMA DALAM PENGELOLAAN PERBATASAN (a) Penetapan garis batas baik di darat maupun di laut; yang berdampak pada kehidupan social ekonomi masyarakat di perbatasan yang mengancam kedulatan Negara (b) Pengamanan kawasan perbatasan; kesenjangan pembangunan infrastrukur dikawasan perbatasan antar kedua negara sangat jauh berbeda, yang berdampak pada kesenjangan sosial, ekonomi dan kesejahteraanantara masyarakat perbatasan di Indonesia; dan (c) Pengembangan kawasan perbatasan yang menunjukan perbedaan yang sangat menonjol mengakibatkan munculnya kegiatan ekonomi iegal diantaranya illegal logging, TKI dan penyelundupan lainnya (trafficking in persons), eksploitasi sumber daya alam secara tidak beraturan, lemahnya sistem pengawasan, semangat otonomi mengenai status dan kewenangan penanganan, serta gejala degradasi nasionalisme
  • 6. KETERLIBATAN PERGURUAN TINGGI BERBASIS IT  Katalisator dan dinamisator yang dapat memberikan pelatihan dan pendampingan kepada masyarakat untuk menumbuhkan dan mengembangkan motivasi berpikir dan berperilaku “produktif” dalam mengolah sumber daya lokal yang berwawasan lingkungan, sehingga masyarakat dapat meningkatkan nilai tambah ekonomi dan kesejahteraan.  Pemanfaatan TV perbatasan, penggunaan listrik tenaga surya, program difusi teknologi atau teknologi tepat guna berbasis pengetahuan lokal, serta kajian pembangunan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) untuk desa di perbatasan
  • 7. GEO-EKONOMI Peran geo-ekonomi yang sangat strategis bagi kemajuan dan kemakmuran Indonesia. 1. Kekayaan alam (perikanan, terumbu karang, hutan mangrove, rumput laut, dan produk-produk bioteknologi), 2. Sumberdaya tak terbarukan (seperti minyak dan gas bumi, timah, bijih besi, bauksit, dan mineral lainnya), energi kelautan (seperti pasang-surut, gelombang, angin, dan OTEC (Ocean Thermal Energy Conversion), 3. Jasa - jasa lingkungan kelautan seperti untuk pariwisata bahari, transportasi laut, dan sumber keragaman hayati .
  • 8. LANDASAN HUKUM PENGELOLAAN PERBATASAN NEGARA 1. Undang-Undang No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional; 2. Peraturan Presiden No. 78 Tahun 2005 tentang Pulau-Pulau Kecil Terluar; 3. Undang-Undang No. 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional; 4. Undang-Undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN 2005-2025);
  • 9. 5. Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang; 6. Undang-Undang No. 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil; 7. Peraturan Pemerintah No. 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN); 8. Undang-Undang No. 43 Tahun 2008 tentang Wilayah Negara; 9. Undang-Undang No. 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN 2010-2014); 10. Peraturan Presiden No. 12 Tahun 2010 tentang Badan Nasional Pengelola Perbatasan. 11. Peraturan Pemerintah No. 62 tahun 2010 tentang Pemanfaatan Pulau-Pulau Kecil Terluar.
  • 10. TEORI PERBATASAN Perbatasan secara umum adalah sebuah garis demarkasi antara dua Negara yang berdaulat. Pada awalnya perbatasan sebuah Negara atau state border dibentuk dengan lahirnya Negara. Sebelumnya penduduk yang tinggal di wilayah tertentu tidak merasakan perbedaan itu, bahkan tidak jarang mereka berasal dari etnis yang sama. Namun dengan munculnya Negara mereka terpisahkan dan dengan adanya tuntutan Negara itu mereka mempunyai kewarganegaraan yang berbeda (Rijal Darmaputera,2009: 3) Perbatasan disebut flontier karena posisinya yang terletak di depan front dari suatu Negara, sedangkan istilah boundary digunakan karena fungsinya yang mengikat atau membatasi (bound or limit) suatu unit politik, dalam hal ini adalah Negara. (Suryo Sakti Hadiwijoyo,2011: 63).
  • 11. Perbatasan antara Negara (international boundaries) dapat pula digolongkan berdasarkan pada morfologinya atau proses terbentuknya 1. Perbatasan yang berupa pegunungan Berupa pegunungan bersifat lebih stabil. Akan tetapi dengan kemajuan teknologi, khususnya dibidang teknologi militer dan penerbangan perbatasan berupa pegunungan bukan merupakan jaminan yang aman bagi kelangsungan hidup suatu Negara. 2. Perbatasan yang berupa sungai dan laut Berupa sungai, perairan dalam maupun laut, lautan sebagai salah satu unsur fisik geografis mempunyai peranan besar terhadap budaya maupun struktur politik suatu Negara. sungai memegang peranan penting sebagai sarana transportasi yang mendukung dalam pengembangan sektor perekonomian suatu Negara, selain itu ditinjau dari aspek pertahanan, sungai dapat berperan sebagai barier yang cukup efektif dalam menghadapi ancaman agresi dari Negara yang berbatasan.
  • 12. FUNGSI PERBATASAN 1. Fungsi Konstitutif Perbatasan menetapkan posisi konstitutif Negara tertentu di dalam komunitas international dimana Suatu Negara memiliki kedaulatan penuh atas wilayah yang merupakan teritorialnya sebagaimana ditetapkan oleh perbatasan yang ada. 2. Fungsi identitas Nasional Perbatasan memiliki fungsi pengikat secara emosional terhadap komunitas yang ada dalam teritori tertentu. Kesamaan pengalaman dan sejarah, secara langsung maupun tidak langsung telah mengikat masyarakat secara emosional untuk mengklaim identitas dan wilayah tertentu.
  • 13. 3. Fungsi militer strategis Dalam konteks ini perbatasan berfungsi untuk memenuhi kebutuhan militer strategis suatu Negara, terutama pembangunan sistem pertahanan laut, darat dan udara untuk menjaga diri dari ancaman eksternal. 4. Fungsi Ekonomis Negara melakukan kontrol terhadap arus modal, perdagangan antarnegara, investasi asing, pergerakan barang antarnegara. Fungsi ekonomis perbatasan juga memberikan patokan bagi suatu Negara untuk melakukan eksplorasi sumber-sumber alam secara legal pada wilayah tertentu.
  • 14. 5. Fungsi persatuan nasional Untuk menjaga persatuan dan kesatuan nasional, para pemimpin Negara biasanya mengombinasikan simbol dan jargon dengan konsep teritori dan perbatasan. Konsep konsep seperti kekuatan maritime dan kekuatan darat biasanya dipakai untuk mendorong warga agar menjadi persatuan dan kesatuan nasional. 6. Fungsi pembangunan Negara bangsa Memberikan kekuatan bagi Negara untuk menentukan bagaimana sejarah bangsa dibentuk, menentukan simbol- simbol apa yang dapat diterima secara luas, dan menentukan identitas bersama secara normatif maupun kultural.
  • 15. 7. Fungsi pencapaian kepentingan domestik Perbatasan berfungsi untuk memberikan batas geografis bagi upaya Negara untuk mencapai kepentingan nasional di bidang politik, sosial, ekonomi, pendidikan, pembangunan infrastruktur, konservasi energi, dan sebagainya. Perbatasan juga menetapkan sampai sebatas mana Negara dapatmelakukan segala upayanya untuk mencapai kepentingan nasionalnya. (Gunawatyi Wuryandari )
  • 16. PERAN PEMERINTAH DAN PIHAK LAIN DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN PERBATASAN NO PIHAK TERKAIT PERANAN 1. PEMERINTAH PUSAT PENYUSUNAN KEBIJAKAN UMUM 2. PEMERINTAH PROVINSI MENGKKORDINASIKAN SEMUA RENCANA KERJASAMA PENGEMBANGAN ANTAR KAB/KOTA 3. PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA MENYUSUN PERENCANAAN 4. PIHAK LAINNYA PT : Menjembatani kepenringan pemerintah dan masyarakat LSM : Kontrol Swasta : investasi
  • 17. MODEL PENGEMBANGAN EKONOMI WILAYAH PERBATASAN (BY. RUSTIADI, 2007) No. Wilayah Tujuan Contoh 1. Sistem ekologi Pengelolaan wilayah SD berkelanjutan, identifikasi carrying capacity kawasan, siklus alam aliran SD, biomasa energi, limbah, dll Penelolaan DAS, cagar alam, ekonsistem mangrove. 2. Sistem Ekonomi Percepatan pertumbuhan wilayah, produktifitas dan mobilisasi SD, efisiensi Wilayah pengembangan, kawasan andalan, KAPET, kawasan agropolitan, kawasan cepat tumbuh
  • 18. 3. Sistem sosial Pewilayahan menurut sistem budaya, optimalisasi interaksi sossial, community development, keberimbangan, pemerataan dan keadilan, distribusi penguasaan SD, pengelolaan konflik Kawsan adat, perlindungan/p elestarian budaya, pengelolaan kawasan publik kota