SlideShare a Scribd company logo
1 of 30
Pemberdayaan Lembaga
Adat untuk Keberlanjutan
Pemanfaatan Sumber
Daya Laut, Pesisir dan
Pulau Kecil
Pasilitasi Intermediasi Revitalisasi Kearifan
Lokal Dalam Pembangunan Budaya Bahari.
Mataram, 22 September 2015
• Kesejahteraan Masyarakat KP
• Kelestarian Sumberdaya KP
MENGELOLA
SUMBERDAYA
KELAUTAN DAN
PERIKANAN
SECARA
BERKELANJUTAN
MENINGKATKAN
DAYA SAING DAN
KEBERLANJUTAN
USAHA
KELAUTAN DAN
PERIKANAN
MENGEMBANGKAN
KOMPETENSI SDM
DAN IPTEK INOVATIF
REFORMASI BIROKRASI
TUJUAN
PILAR 1
RENCANA STRATEGIS PEMBANGUNAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
TAHUN 2015-2019
PILAR 2 PILAR 3
2
3
1. MENGELOLA SUMBERDAYA KELAUTAN DAN
PERIKANAN SECARA BERKELANJUTAN
Pemberantasan IUU Fishing (Moratorium, Transhipment, penertiban VMS, dll)
Penertiban perizinan usaha perikanan
Penerapan manajemen kuota penangkapan
Perlindungan species tertentu (ikan napoleon dan penyu)
Larangan penangkapan species tertentu (kepiting dan lobster bertelur) dan
perlindungan spawning ground
Rehabilitasi ekosistem pesisir dan pengelolaan kawasan konservasi perairan
Pengembangan kawasan ekowisata maritim
Pengembangan sistem karantina ikan
Pengaturan alat tangkap ramah lingkungan dan penertiban rumpon di ZEEI
• 125 Armada penangkapan ikan > 30 GT di wilayah perbatasan sampai
2019
• Cold storage di 100 sentra nelayan dalam rangka SLIN sampai 2019
• Sistem Informasi Nelayan Pintar di 100 sentra nelayan sampai 2019
• Jaminan pasokan BBM untuk nelayan (berkoordinasi dengan Kementerian
ESDM untuk pasokan ke SPDN dan relokasi BBM ke LPG)
• Sertifikasi Hak atas Tanah Nelayan/Pembudidaya 30.000 per tahun
Gerakan Nelayan
hebat
• Penerapan Cara Budidaya Ikan yang Baik (CBIB) 20.000
pembudidaya sampai 2019
• Penjaminan mutu benih di Unit Pembenihan Rakyat (UPR) dan
unit pembenihan lainnya pada 900 unit pembenihan sampai
2019
• Pengembangan 100 Kebun Bibit rumput laut dengan kultur
jaringan sampai 2019
• Penerapan teknologi biofloc budidaya lele dan patin di 24 lokasi
sampai 2019
Gerakan
kemandirian
Pembudidaya
Ikan
• Penanaman mangrove 3 juta batang per tahun
• Pembangunan sabuk pantai 7,5 km sampai 2016
• Pembangunan rekayasa hybrid 25 km sampai 2016
Gerakan Cinta
Laut dan
Rehabilitasi
Kawasan Pesisir
di PANTURA Jawa
RINCIAN QUICK WIN 2015-2019
1
2
3
• Lomba bazaar aneka masakan hasil laut di 35 lokasi per tahun
• Lomba inovasi menu masakan hasil laut di 35 lokasi per tahun
• Pendirian dan penataan 25 sentra kuliner masakan hasil laut di kota pesisir
sampai 2019 (berkoordinasi dengan Kementerian UKM)
Gerakan
Ekonomi Kuliner
Rakyat Kreatif
dari Hasil Laut
• Pembangunan 20 techno park berbasis litbang KP sampai tahun 2019
• Pembangunan 4 techno park berbasis vokasional sampai tahun 2019
Pembangunan
Techno Park
berbasis
perikanan rakyat
• Operasional kapal pengawas di WPP wilayah timur dan barat (minimal 210
hari layar per tahun)
Operasi
pengawasan laut
di perairan
perbatasan
• Pengembangan 5 sentra wisata bahari berbasis gugus pulau sampai 2019
• Partisipasi dalam Pekan Wisata Maritim (berkoordinasi dengan
Kementerian Pariwisata)
Pariwisata
• Penyediaan LPG untuk 600.000 nelayan sampai 2019
(berkoordinasi dengan Kementerian ESDM)
Energi
RINCIAN QUICK WIN 2015-2019
4
5
6
7
8
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
Dasar Hukum :
 Pasal 18 ayat 2 UUD 1945, 'Pemerintahan daerah Provinsi, daerah Kabupaten, dan Kota
mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas
pembantuan.'
 UURI Nomor 23 tahun 2014. Tentang Pemerintahan Daerah
 UU No. 6 Tahun 2014 Tentang Desa
 Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara
Pemerintah, Pemerintah Daerah Propinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota
 Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan
Pemerintah.
1. Mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat, melalui :
 Peningkatan pelayanan,
 Pemberdayaan dan peran serta masyarakat.
2. Meningkatkan daya saing daerah, dengan memperhatikan:
 Prinsip demokrasi,
 Pemerataan,
 Keadilan,
 Keistimewaan dan kekhususan, serta
 Potensi dan keanekaragaman daerah dalam sistem NKRI
Maksud Pemberdayaan Masyarakat :
INISIATIF PEMBANGUNAN DARI MASYARAKAT
(BOTTOM UP)
PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
INISIATIF PEMBANGUNAN UMUMNYA
BUKAN DARI MASYARAKAT (TOP DOWN)
 PROGRAM / KEGIATAN ?
 TATA KELOLA ?
 SUMBER PENDANAAN ?
 PROGRAM / KEGIATAN ?
 TATA KELOLA?
 SUMBER PENDANAAN ?
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
Dasar Hukum :
 Pasal 18 ayat 2 UUD 1945, 'Pemerintahan daerah Provinsi, daerah Kabupaten, dan Kota mengatur
dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan.'
 UU RI Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah
 PP. Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah,
Pemerintah Daerah Propinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota
 Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan
Pemerintah.
 Undang-Undang RI No. 6 Th 2014 Tentang Desa
1. Mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat, melalui :
 Peningkatan pelayanan,
 Pemberdayaan dan peran serta masyarakat.
2. Meningkatkan daya saing daerah, dengan memperhatikan:
 Prinsip demokrasi,
 Pemerataan,
 Keadilan,
 Keistimewaan dan kekhususan, serta
 Potensi dan keanekaragaman daerah dalam sistem NKRI
Maksud Pemberdayaan :
(UU 32/2004, Penjelasan Umum)
KONSEP PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PESISIR
•
Dalam pengelolaan lingkungan di wilayah pesisir isu utamanya
adalah masih sangat besarnya jumlah masyarakat yang kurang
mampu (penghasilan dibawah standar rata-rata yang ditentukan)
dan masih harus menghadapi masalah kesehatan, kekurangan air
bersih, abrasi, dan sulitnya mengcapai tingkat pendidikan yang
layak, hal ini disebabkan belum dikelola dengan baik.
• Kualitas lingkungan dan daya dukung, sarana dan prasarana
terbatas,. demikian pula tingkat aksesibilitas dan dana yang tersedia
termasuk program pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan,
lingkungan sosial maupun lingkungan alam yang merupakan hal
utama dalam menentukan arah pemberdayaan.
• Konsep pemberdayaan adalah upaya menjadikan suasana
kemanusiaan yang adil dan beradab menjadi semakin efektif efisien
secara struktural, baik dalam kehidupan keluarga masyarakat,
negara, regional maupun Internasional, termasuk dalam bidang
politik ekonomi, maupun lainnya.
PENTINGNYA PEMBERDAYAAN
PENGERTIAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
• Pemberdayaan masyarakat adalah upaya untuk
mentransformasikan pertumbuhan masyarakat sebagai kekuatan
nyata masyarakat, untuk melindungi dan memperjuangkan nilai-nilai
dan kepentingan didalam arena segenap aspek kehidupan.
Pemberdayaan masyarakat mempunyai arti meningkatkan
kemampuan atau meningkatkan kemandirian masyarakat.
Pemberdayaan masyarakat bukan hanya meliputi penguatan
individu tetapi juga pranata-pranata sosialnya.
• Secara fungsional, pemberdayaan masyarakat adalah upaya
melegitimasi dan memperkokoh segala bentuk gerakan masyarakat
yang ada, gerakan kesejateraan mandiri masyarakat dengan ujng
tombak LSM, gerakan protes masyarakat terhadap dominasi dan
intervensi birokrasi negara, kesewenangan dunia industri, gerakan
moral, yang bermaksud memberikan baju moral kepada kekuatan
(force) telanjang yang menjadi andalan hubungan sosial dan tiga
dekade terakhir
PENTINGNYA PEMBERDAYAAN
Upaya pemberdayaan rakyat mencakup TIGA-P yaitu,
A. Pendampingan yang dapat menggerakkan partisipasi total masyarakat,
B. Penyuluhan dapat merespon dan memantau perubahan – perubahan yang terjadi
di masyarakat dan
C. Pelayanan yang berfungsi sebagai pengendali ketepatan distribusi aset
sumberdaya fisik dan non fisik yang diperlukan oleh masyarakat.
Strategi pemberdayaan masyarakat digunakan dalam pendekatan pembangunan yang
berpusat pada rakyat (People Centered Development). Pendekatan ini menyadari
tentang betapa pentingnya kapasitas masyarakat untuk meningkatkan kemandirian
dan kekuatan internal yang ditempuh melalui kesanggupan melakukan kontrol internal
atas sumberdaya materi dan non material yang penting melalui retribusi modal atau
kepemilikan.
Strategi utama dalam pemberdayaan masyarakat yaitu:
A. penguatan akses mencakup akses hukum, akses inpormasi, dan akses ekonomi,
B. Penguatan hak yang mengcakup: hak akses (right of access) kawasan wisata
pesisir, hak pemanfaatan (right of withadrawal), dan hak pengelolaan (right of
management),
C. Penguatan kelembagaan untuk menentukan arah kebijakan pemberdayaan
masyarakat dalam pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan yang
mengcakup: nilai sosial, norma, organisasi (players of the game), kontrol
(control), insentif, dan kebutuhan(needs).
TITIK BERAT
1. Peningkatan ketrampilan dan
pengetahuan keluarga nelayan (laki-laki
dan perempuan) dalam pengolahan hasil
ikan pasca panen.
2. Menciptakan diversifikasi usaha produktif
alternatif selain usaha nelayan baik di
sektor pertanian maupun pariwisata.
3. Peningkatan pemahaman masyarakat
pesisir tentang kebijakan-kebijakan terkait
dengan pesisir dan laut dan norma-norma
lokal (hukumadat).
4. Pengembangan Peraturan Desa
tentang tata kelola pesisir dan laut.
5. Pemerintah Daerah memfasilitasi
nelayan dalam mengakses modal
usaha dari lembaga keuangan dan
skema perkreditan rakyat.
6. Menyediakan informasi iklim yang
mudah dan murah diakses oleh
nelayan, seperti melalui SMS gateway.
Mengembangkan tata kelola ruang
hidup dengan pendekatan hulu-hilir.
PENGERTIAN
1. Lembaga adat merupakan kata yang berasal dari gabungan antara
kata lembaga dan kata adat. Kata lembaga dalam bahasa Inggris
disebut dengan institution yang berarti pendirian, lembaga, adat
dan kebiasaan.
2. Dari pengertian literatur tersebut, lembaga dapat diartikan sebagai
sebuah istilah yang menunjukkan kepada pola perilaku manusia
yang mapan terdiri dari interaksi sosial yang memiliki struktur
dalam suatu kerangka nilai yang relevan.
3. Sehingga lembaga adat adalah pola perilaku masyarakat adat yang
mapan yang terdiri dari interaksi sosial yang memiliki struktur
dalam suatu kerangka nilai adat yang relevan.
PENGERTIAN LEMBAGA ADAT
Pengertian lembaga adat menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 5 Tahun 2007 tentang Pedoman Penataan Lembaga
Kemasyarakatan, Lembaga Adat adalah Lembaga Kemasyarakatan
baik yang sengaja dibentuk maupun yang secara wajar telah tumbuh
dan berkembang di dalam sejarah masyarakat atau dalam suatu
masyarakat hukum adat tertentu dengan wilayah hukum dan hak atas
harta kekayaan di dalam hukum adat tersebut, serta berhak dan
berwenang untuk mengatur, mengurus dan menyelesaikan berbagai
permasalahan kehidupan yang berkaitan dengan dan mengacu pada
adat istiadat dan hukum adat yang berlaku
Kemudian yang dimaksud dengan lembaga adat menurut PERDA
Kabupaten Sumbawa Nomor 23 Tahun 2007 tentang lembaga adat
ialah lembaga kemasyarakatan yang dibentuk untuk membantu
Pemerintah Daerah dan merupakan mitra dalam memberdayakan,
melestarikan dan mengembangkan adat istiadat yang dapat
mendukung pembangunan.
FUNGSI
Bersama pemerintah merencanakan, mengarahkan, mensinergikan program pembangunan agar
sesuai dengan tata nilai adat istiadat dan kebiasaan-kebiasaan yang berkembang dalam
masyarakat demi terwujudnya keselarasan, keserasian, keseimbangan, keadilan dan kesejahteraan
masyarakat.
Selain itu, Lembaga adat berfungsi sebagai alat kontrol keamanan, ketenteraman, kerukunan, dan
ketertiban masyarakat, baik preventif maupun represif, antara lain:
a. Menyelesaikan masalah sosial kemasyarakatan;
b. Penengah (Hakim Perdamaian) mendamaikan sengketa yang timbul di masyarakat.
Kemudian, lembaga adat juga memiliki fungsi lain yaitu :
a. Membantu pemerintah dalam kelancaran dan pelaksanaan pembangunan di segala bidang
terutama dalam bidang keagamaan, kebudayaan dan kemasyarakatan.
b. Melaksanakan hukum adat dan istiadat dalam desa adatnya
c. Memberikan kedudukan hukum menurut adat terhadap hal-hal yang berhubungan dengan
kepentingan hubungan sosial kepadatan dan keagamaan.
d. Membina dan mengembangkan nilai-nilai adat dalam rangka memperkaya, melestarikan dan
mengembangkan kebudayaan nasional pada umumnya dan kebudayaan adat khususnya.
e. Menjaga, memelihara dan memanfaatkan kekayaan desa adat untuk kesejahteraan masyarakat
desa adat
Wewenang Lembaga Adat
Lembaga adat memiliki wewenang yang meliputi :
a) Mewakili masyarakat adat dalam pengurusan kepentingan masyarakat
adat tersebut.
b) Mengelola hak-hak dan/aau harta kekayaan adat untuk meningkatkan
kemajuan dan taraf hidup masyarakat ke arah yang lebih baik.
c) Menyelesaikan perselisihan yang menyangkut perkara adat istiadat dan
kebiasaan-kebiasaan masyarakat sepanjang penyelesaiannya tidak
bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
d) Memusyawarahkan berbagai hal yang menyangkut masalah-
masalah adat dan agama untuk kepentingan desa adat.
e) Sebagai penengah dalam kasus-kasus adat yang tidak dapat di
selesaikan pada tingkat desa
f) Membantu penyelenggaraan upacara keagamaan di kecamatan,
kabupaten/ kota desa adat tersebut berada.
a. Menjadi fasilitator dan mediator dalam penyelesaian perselisihan yang menyangkut adat istiadat
dan kebiasaan masyarakat.
b. Memberdayakan, mengembangkan, dan melestarikan adat istiadat dan kebiasaan-kebiasaan
masyarakat dalam rangka memperkaya budaya daerah sebagai bagian yang tak terpisahkan
dari budaya nasional.
c. Menciptakan hubungan yang demokratis dan harmonis serta obyektif antara Ketua Adat,
Pemangku Adat, Pemuka Adat dengan Aparat Pemerintah pada semua tingkatan pemerintahan
di Kabupaten daerah adat tersebut.
d. Membantu kelancaran roda pemerintahan, pelaksanaan pembangunan dan/atau harta kekayaan
lembaga adat dengan tetap memperhatikan kepentingan masyarakat hukum adat setempat.
e. Memelihara stabilitas nasional yang sehat dan dinamis yang dapat memberikan peluang yang
luas kepada aparat pemerintah terutama pemerintah desa/kelurahan dalam pelaksanaan
pembangunan yang lebih berkualitas dan pembinaan masyarakat yang adil dan demokratis.
f. Menciptakan suasana yang dapat menjamin terpeliharanya kebinekaan masyarakat adat dalam
rangka memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa.
g. Membina dan melestarikan budaya dan adat istiadat serta hubungan antar tokoh adat dengan
Pemerintah Desa dan Lurah.
h. Mengayomi adat istiadat
i. Memberikan saran usul dan pendapat ke berbagai pihak perorangan, kelompok/lembaga
maupun pemerintah tentang masalah adat
j. Melaksanakan keputusan-keputusan paruman dengan aturan yang di tetapkan
k. Membantu penyuratan awig-awig
l. Melaksanakan penyuluhan adat istiadat secara menyeluruh
TUGAS LEMBGA ADAT
PEMBINAAN
A. Pembinaan desa adat dapat dilaksanakan dengan pola
melaksanakan ceramah-ceramah pembinaan desa adat,
penyuluhan, penyuratan awig-awig desa adat pada setiap
tahunnya, yang pada dasarnya bertujuan untuk mencapai ,
melestarikan kesejahteraan masyarakat, dan mewujudkan
hubungan manusia dengan manusia sesama makhluk ciptaan
Tuhan.
B. Selain itu pembinaan lembaga adat sebagai usaha
melestarikan adat istiadat serta memperkaya khasanah
kebudayaan masyarakat, Aparat Pemerintah pada semua
tingkatan mempunyai kewajiban untuk membina dan
mengembangkan adat istiadat yang hidup dan bermanfaat
dalam pembangunan dan ketahanan nasional
KELEMBAGAAN PADA MASYARAKAT SASAK
waris KADANG
KRAMA
waris KADANGKRAMA
ROANG
b. Krama gubuk, yaitu bentuk krama adat yang ber-anggotakan seluruh
masyarakat dalam suatu gubuk (dasan, dusun, kampung) tanpa kecuali.
Keanggotaan krama tidak memandang bulu asalkan secara adat dan
administratif yang bersangkutan adalah pen-duduk yang sah di dalamgubuk.
c. Krama desa, yaitu majelis adat tingkat desa, terdiri
dari Pemusungan(Kepala Desa Adat), Juru Arah (Pembantu Kepala
Desa), Lang-Lang Desa (Kepala Keamanan Desa), Jaksa (Hakim
Desa), Luput (Koordinator Kesejahteraan Desa), Kiai Penghulu.
Dari penerapan karma dalam kehidupan etnis Sasak itu, telah ikut mendorong
lahirnya berbagai bentuk kearifan lokal dalam kumunitas yang mengandung
nilai-nilai yang masih cocok dengan kehidupan kekinian, dan relefan
diwariskan.
a. Krama banjar lebih banyak bergerak pada banjar yang terkait urusan
orang hidup dan orang yang mati. Jenisnya antara lain krama banjar
subak, krama banjar merariq, krama banjar mate, dan krama banjar haji
KEARIPAN BATUR SASAK
1. jot/perasak(saling memberi atau mengantarkan makanan),
2. Saling pesilaq(saling undang untuk suatu hajatan keluarga),
3. Saling pelangarin (saling layat jika ada kerabat/sahabat yang
meninggal), ayoin (saling mengunjungi),
4. Saling ajinan (saling menghormati atau saling menghargai terhadap pebedaan,
menghargai adanya kelebihan dan kekurangan yang dimilki oleh seseorang atau
kelompok tertentu),
5. Saling jangoq (silaturrahmi saling menjenguk jika ada di antara sahabat sedang
mendapat atau mengalami musibah),
6. Saling bait (saling ambil-ambilan dalam adat perkawinan),
7. Saling wales/bales (saling balas silaturrahmi, kunjungan atau semu budi
(kebaikan) yang pernah terjadi karena kedekatan-persahabatan),
8. Saling tembung/sapak(saling tegur sapa jika bertemu atau bertatap muka antar
seorang dengan orang lain dengan tidak membedakan suku atau agama)
9. Saling saduq (saling mempercayai dalam pergaulan dan persahabatan, terutama
membangun peranakan Sasak Jati (persaudaraan Sasak sejati) di antara sesama
sanak (saudara) Sasak dan antarorang Sasak dengan batur luah(non Sasak),
10. Saling ilingan/peringet, yaitu saling mengingatkan satu sama lain antara
seseorang (kerabat/ sahabat) dengan tulus hati demi kebaikan dalam menjamin
persaudaraan/silaturrahmi.
Bidang politik, sosial, kemasyarakatan, tercermin dari 10
(sepuluh) macam saling sebagai pengikat tali silaturrahmi
masyarakat Sasak, yaitu
Ada tiga praktik kearifan lokal (tiga saling) yaitu:
 saling peliwat (suatu bentuk tolong-menolong
terhadap seseorang yang sedang mengalami
kesusahan
 saling liliq/gentik (suatu bentuk menolong kawan
dengan membantu membayar hutang tanggungan
sahabat atau kawan, dengan tidak
memberatkannya dalam bentuk bunga atau ikatan
lainnya yang mengikat), dan
 saling sangkul/sangkol/sangkon (saling menolong
dengan memberikan bantuan material terhadap
kawan yang sedang menerima musibah).
BIDANG EKONOMI
Tercermin dari :
saling tulung (bentuk tolong menolong dalam
membajak menggaru sawah ladang para petani);
saling serok (saling tolong dalam menanami sawah
ladang); saur alap(saling tolong dalam mengolah
sawah ladang, seperti dalam hal
ngekiskis/membersihkan rerumputan dengan alat
potong kikis ataungoma/ngome/mencabuti rumput;
besesiru/besiru yaitu nilai kearifan lokal ini juga
hampir sama dengan saur alap, yaitu pekerjaan
gotong royong bekerja di sawah dari menanam bibit
sampai pane
BIDANG ADAT BUDAYA
TAU SAMAWA memiliki Konsep diri yang selalu
mengutamakan rasa saleng/saling dan ilaq- harga diri
1. Saleng sakiki (saling membantu : yaitu secara bersama+sama mengatasi dan
memecahkan setiap persoalan yang dihadapi)
2. Saleng pedi (saling mengasihi yaitu sikap empati terhadap penderitaan orang
lain)
3. Saleng satingi (saling menghormati! Lebih-lebih kepada tamu siapapun dia)
4. Saleng satotang (saling mengingatkan satu sama lain)
5. Saleng sadu (saling percaya yang didasari oleh rasa malu apabila berbuat
curang)
6. Saleng sayang (yang muncul dari kebiasaan sehari+hari dari rasa saling
mempercayai)
7. Saleng tulung wujud kebiasaan kegotongroyongan dalam masyarakat
8. Saleng beme (saling membina diri antara satu dan yang lain)
9. Saleng ango( saling mengun ungi yang tidak terbatas hanya pada saat sakit
dan adanya musibah tetapi setiap saat sebagai wu ud rasa saling
menyayangi)
10. Saleng santuret (suasana demokratis dalam dimensi kekelurgaan dan
persaudaraan.)
KEARIPAN MASYARAKAT
(MBOJO) BIMA-DOMPU
Maja Labo Dahu merupakan falsafah kehidupan yang
mengandung nilai-nilai luhur yang dijadikan pedoman oleh Pemerintah dan
seluruh masyarakat. Nilai-nilai luhur yang bersumber dari Maja Labo Dahu
ialah
1.Tohompara nahu sura dou labo danana
2.Edera Nahu sura dou Marimpa
3.Renta ba rera, kapoda ba ade karawi ba weki
4.Nggahi Rawi Pahu
Keempat nilai luhur dari Maja Labo Dahu disebut di atas pada hakekatnya
merupakan perpaduan yang tidak bisa dipisahkan satu dengan lainnya.
“Tahompara nahu sura dou labo dana” (ikhlas berkorban) yang berarti
“biarkan aku menderita asalkan demi masyarakat dan negara”. Falsafah
tersebut mampu mengobarkan semangat pengabdian untuk membina
kebersamaan.
“Edera nahu sura dou marimpa”, yang berarti “saya
tidak penting (bukan yang utama), yang utama dan
penting adalah masyarakat secara keseluruhan”.
Falsafah ini pada hakekatnya mewajibkan sultan untuk
memperhatikan kepentingan masyarakat banyak tanpa
mempedulikan kepentingan pribadi atau golongannya.
Sultan dan seluruh masyarakat harus berpedoman
pada nilai-nilai luhur “Nggahi Rawi Pahu” yang
mengandung pengertian bahwa apa yang telah
diikrarkan harus dapat diwujudkan menjadi kenyataan.
1. Piara Nggahi Ro Eli : memelihara
perkataan
2. Piara Ruku Ro Rawi : Memelihara prilaku
3. Piara Ngaha Ro Nono : Memelihara
makanan dan minuman
4. Dou Ma Labo Dana : mengumpulkan
harapan untuk membangun masyarat

More Related Content

What's hot

Pemberdayaan masyarakat berbasis_kearifa (1)
Pemberdayaan masyarakat berbasis_kearifa (1)Pemberdayaan masyarakat berbasis_kearifa (1)
Pemberdayaan masyarakat berbasis_kearifa (1)adhinpol
 
Strategi dan kebijakan pemberdayaan usaha ekonomi masyarakat
Strategi dan kebijakan pemberdayaan usaha ekonomi masyarakatStrategi dan kebijakan pemberdayaan usaha ekonomi masyarakat
Strategi dan kebijakan pemberdayaan usaha ekonomi masyarakatPekerja Sosial Masyarakat
 
Praswil 14 rthPERENCANAAN WILAYAH KOTA
Praswil 14 rthPERENCANAAN WILAYAH KOTA Praswil 14 rthPERENCANAAN WILAYAH KOTA
Praswil 14 rthPERENCANAAN WILAYAH KOTA suningterusberkarya
 
Potensi desa dan perkembangan desa
Potensi desa dan perkembangan desaPotensi desa dan perkembangan desa
Potensi desa dan perkembangan desaAyuu Ebbol
 
Bahan Presentasi Assiten 1 Gubernur Kaltim pada Acara FGD Mendesak Pengesahan...
Bahan Presentasi Assiten 1 Gubernur Kaltim pada Acara FGD Mendesak Pengesahan...Bahan Presentasi Assiten 1 Gubernur Kaltim pada Acara FGD Mendesak Pengesahan...
Bahan Presentasi Assiten 1 Gubernur Kaltim pada Acara FGD Mendesak Pengesahan...erikasiluq
 
Buku Membangun Desa Wisata
Buku Membangun Desa WisataBuku Membangun Desa Wisata
Buku Membangun Desa WisataTV Desa
 
Draft Perda Adat Revisi Pasca Rapat Tanggal 7 Juli 2014
Draft Perda Adat Revisi Pasca Rapat Tanggal 7 Juli 2014Draft Perda Adat Revisi Pasca Rapat Tanggal 7 Juli 2014
Draft Perda Adat Revisi Pasca Rapat Tanggal 7 Juli 2014erikasiluq
 
Bab 2 tujuan kebijkan dan strategi
Bab 2 tujuan kebijkan dan strategiBab 2 tujuan kebijkan dan strategi
Bab 2 tujuan kebijkan dan strategiDeki Zulkarnain
 
Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah
Naskah Akademik Rancangan Peraturan DaerahNaskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah
Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daeraherikasiluq
 
Digital 129140 t 24950 respon risiko--literatur
Digital 129140 t 24950 respon risiko--literaturDigital 129140 t 24950 respon risiko--literatur
Digital 129140 t 24950 respon risiko--literaturafif fifku
 
Pemberdayaan Masyarakat Desa
Pemberdayaan Masyarakat DesaPemberdayaan Masyarakat Desa
Pemberdayaan Masyarakat DesaDadang Solihin
 
Tenure conferene siaran pers penutupan mts
Tenure conferene   siaran pers penutupan mtsTenure conferene   siaran pers penutupan mts
Tenure conferene siaran pers penutupan mtsPanji Kharisma Jaya
 
Draft kriteria ekowisata gnf
Draft kriteria ekowisata gnfDraft kriteria ekowisata gnf
Draft kriteria ekowisata gnfAnas Nashrullah
 
Strategi pengembangan potensi desa nurul
Strategi pengembangan potensi desa nurulStrategi pengembangan potensi desa nurul
Strategi pengembangan potensi desa nurulnurulaulia_
 
Artikel Sosiologi Lingkungan Lina Febriani (L1C018050)
Artikel Sosiologi Lingkungan Lina Febriani (L1C018050)Artikel Sosiologi Lingkungan Lina Febriani (L1C018050)
Artikel Sosiologi Lingkungan Lina Febriani (L1C018050)LinaFebriani
 

What's hot (19)

Kabar jkpp 16
Kabar jkpp 16Kabar jkpp 16
Kabar jkpp 16
 
Pemberdayaan masyarakat berbasis_kearifa (1)
Pemberdayaan masyarakat berbasis_kearifa (1)Pemberdayaan masyarakat berbasis_kearifa (1)
Pemberdayaan masyarakat berbasis_kearifa (1)
 
Strategi dan kebijakan pemberdayaan usaha ekonomi masyarakat
Strategi dan kebijakan pemberdayaan usaha ekonomi masyarakatStrategi dan kebijakan pemberdayaan usaha ekonomi masyarakat
Strategi dan kebijakan pemberdayaan usaha ekonomi masyarakat
 
Praswil 14 rthPERENCANAAN WILAYAH KOTA
Praswil 14 rthPERENCANAAN WILAYAH KOTA Praswil 14 rthPERENCANAAN WILAYAH KOTA
Praswil 14 rthPERENCANAAN WILAYAH KOTA
 
Potensi desa dan perkembangan desa
Potensi desa dan perkembangan desaPotensi desa dan perkembangan desa
Potensi desa dan perkembangan desa
 
Pemanfaatan dana desa
Pemanfaatan dana desaPemanfaatan dana desa
Pemanfaatan dana desa
 
Bahan Presentasi Assiten 1 Gubernur Kaltim pada Acara FGD Mendesak Pengesahan...
Bahan Presentasi Assiten 1 Gubernur Kaltim pada Acara FGD Mendesak Pengesahan...Bahan Presentasi Assiten 1 Gubernur Kaltim pada Acara FGD Mendesak Pengesahan...
Bahan Presentasi Assiten 1 Gubernur Kaltim pada Acara FGD Mendesak Pengesahan...
 
Buku Membangun Desa Wisata
Buku Membangun Desa WisataBuku Membangun Desa Wisata
Buku Membangun Desa Wisata
 
Draft Perda Adat Revisi Pasca Rapat Tanggal 7 Juli 2014
Draft Perda Adat Revisi Pasca Rapat Tanggal 7 Juli 2014Draft Perda Adat Revisi Pasca Rapat Tanggal 7 Juli 2014
Draft Perda Adat Revisi Pasca Rapat Tanggal 7 Juli 2014
 
Bab 2 tujuan kebijkan dan strategi
Bab 2 tujuan kebijkan dan strategiBab 2 tujuan kebijkan dan strategi
Bab 2 tujuan kebijkan dan strategi
 
Pelatihan pendamping & tpd
Pelatihan  pendamping & tpdPelatihan  pendamping & tpd
Pelatihan pendamping & tpd
 
Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah
Naskah Akademik Rancangan Peraturan DaerahNaskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah
Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah
 
Msp03sosped
Msp03sospedMsp03sosped
Msp03sosped
 
Digital 129140 t 24950 respon risiko--literatur
Digital 129140 t 24950 respon risiko--literaturDigital 129140 t 24950 respon risiko--literatur
Digital 129140 t 24950 respon risiko--literatur
 
Pemberdayaan Masyarakat Desa
Pemberdayaan Masyarakat DesaPemberdayaan Masyarakat Desa
Pemberdayaan Masyarakat Desa
 
Tenure conferene siaran pers penutupan mts
Tenure conferene   siaran pers penutupan mtsTenure conferene   siaran pers penutupan mts
Tenure conferene siaran pers penutupan mts
 
Draft kriteria ekowisata gnf
Draft kriteria ekowisata gnfDraft kriteria ekowisata gnf
Draft kriteria ekowisata gnf
 
Strategi pengembangan potensi desa nurul
Strategi pengembangan potensi desa nurulStrategi pengembangan potensi desa nurul
Strategi pengembangan potensi desa nurul
 
Artikel Sosiologi Lingkungan Lina Febriani (L1C018050)
Artikel Sosiologi Lingkungan Lina Febriani (L1C018050)Artikel Sosiologi Lingkungan Lina Febriani (L1C018050)
Artikel Sosiologi Lingkungan Lina Febriani (L1C018050)
 

Similar to Pemberdayaan Lembaga Adat untuk Keberlanjutan

Membangkitkan etos maritim
Membangkitkan etos maritimMembangkitkan etos maritim
Membangkitkan etos maritimArya Bima
 
Pesisir 11 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR
Pesisir 11 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIRPesisir 11 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR
Pesisir 11 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIRsuningterusberkarya
 
Paparan staf ahli_menteri_bidang_kemasyarakatan_dan_hubungan_antar_lembaga
Paparan staf ahli_menteri_bidang_kemasyarakatan_dan_hubungan_antar_lembagaPaparan staf ahli_menteri_bidang_kemasyarakatan_dan_hubungan_antar_lembaga
Paparan staf ahli_menteri_bidang_kemasyarakatan_dan_hubungan_antar_lembagaudinbelang1
 
Administrasi dan Kebijakan Publik dalam Perencanaan Pembangunan DKI
Administrasi dan Kebijakan Publik dalam Perencanaan Pembangunan DKIAdministrasi dan Kebijakan Publik dalam Perencanaan Pembangunan DKI
Administrasi dan Kebijakan Publik dalam Perencanaan Pembangunan DKIDadang Solihin
 
Kebijakan pembangunan wilayah pesisir dan lautan
Kebijakan pembangunan wilayah pesisir dan lautanKebijakan pembangunan wilayah pesisir dan lautan
Kebijakan pembangunan wilayah pesisir dan lautanPepen Mahale
 
Proposal bantuan boat
Proposal bantuan boatProposal bantuan boat
Proposal bantuan boatabdi Rahman
 
Bahan kuliah presentasi
Bahan kuliah presentasiBahan kuliah presentasi
Bahan kuliah presentasiTedi Harun
 
Pencanangan Citarum Bestari
Pencanangan Citarum BestariPencanangan Citarum Bestari
Pencanangan Citarum Bestarijournalist
 
jurnal tranformasi masyarakat pesisir
jurnal tranformasi masyarakat pesisir jurnal tranformasi masyarakat pesisir
jurnal tranformasi masyarakat pesisir Universitas Brawijaya
 
Kelompok 2 PPT_Resensi Jurnal.pptx
Kelompok 2 PPT_Resensi Jurnal.pptxKelompok 2 PPT_Resensi Jurnal.pptx
Kelompok 2 PPT_Resensi Jurnal.pptxUliCristina
 
Visi Dan Misi
Visi Dan MisiVisi Dan Misi
Visi Dan Misiideva
 
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT NELAYAN OLEH KELOMPOK NELAYAN DI DESA PALANG KECAMATA...
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT NELAYAN OLEH KELOMPOK NELAYAN DI DESA PALANG KECAMATA...PEMBERDAYAAN MASYARAKAT NELAYAN OLEH KELOMPOK NELAYAN DI DESA PALANG KECAMATA...
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT NELAYAN OLEH KELOMPOK NELAYAN DI DESA PALANG KECAMATA...MOH AFIFI A. JAMI'
 
Revolusi Biru & Minapolitan
Revolusi Biru & MinapolitanRevolusi Biru & Minapolitan
Revolusi Biru & MinapolitanArya Bima
 
Perencanaan BUM Desa
Perencanaan BUM DesaPerencanaan BUM Desa
Perencanaan BUM DesaFormasi Org
 
Kebijakan Pemerintah dan Tantangan Revolusi Mental
Kebijakan Pemerintah  dan Tantangan Revolusi MentalKebijakan Pemerintah  dan Tantangan Revolusi Mental
Kebijakan Pemerintah dan Tantangan Revolusi MentalDadang Solihin
 
Marwan jafar (presentasi_menteri_di_pelatihan_si_de_ka)[1]
Marwan jafar (presentasi_menteri_di_pelatihan_si_de_ka)[1]Marwan jafar (presentasi_menteri_di_pelatihan_si_de_ka)[1]
Marwan jafar (presentasi_menteri_di_pelatihan_si_de_ka)[1]Sutardjo ( Mang Ojo )
 
Ppt program RAG
Ppt program RAGPpt program RAG
Ppt program RAGAndiyasa
 
Presentasi visualisasi
Presentasi visualisasiPresentasi visualisasi
Presentasi visualisasihanshallan
 

Similar to Pemberdayaan Lembaga Adat untuk Keberlanjutan (20)

Membangkitkan etos maritim
Membangkitkan etos maritimMembangkitkan etos maritim
Membangkitkan etos maritim
 
Pembangunan kelautan dalam
Pembangunan kelautan dalamPembangunan kelautan dalam
Pembangunan kelautan dalam
 
Pesisir 11 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR
Pesisir 11 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIRPesisir 11 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR
Pesisir 11 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR
 
Paparan staf ahli_menteri_bidang_kemasyarakatan_dan_hubungan_antar_lembaga
Paparan staf ahli_menteri_bidang_kemasyarakatan_dan_hubungan_antar_lembagaPaparan staf ahli_menteri_bidang_kemasyarakatan_dan_hubungan_antar_lembaga
Paparan staf ahli_menteri_bidang_kemasyarakatan_dan_hubungan_antar_lembaga
 
Administrasi dan Kebijakan Publik dalam Perencanaan Pembangunan DKI
Administrasi dan Kebijakan Publik dalam Perencanaan Pembangunan DKIAdministrasi dan Kebijakan Publik dalam Perencanaan Pembangunan DKI
Administrasi dan Kebijakan Publik dalam Perencanaan Pembangunan DKI
 
Kebijakan pembangunan wilayah pesisir dan lautan
Kebijakan pembangunan wilayah pesisir dan lautanKebijakan pembangunan wilayah pesisir dan lautan
Kebijakan pembangunan wilayah pesisir dan lautan
 
Proposal bantuan boat
Proposal bantuan boatProposal bantuan boat
Proposal bantuan boat
 
Bahan kuliah presentasi
Bahan kuliah presentasiBahan kuliah presentasi
Bahan kuliah presentasi
 
Pencanangan Citarum Bestari
Pencanangan Citarum BestariPencanangan Citarum Bestari
Pencanangan Citarum Bestari
 
jurnal tranformasi masyarakat pesisir
jurnal tranformasi masyarakat pesisir jurnal tranformasi masyarakat pesisir
jurnal tranformasi masyarakat pesisir
 
Kelompok 2 PPT_Resensi Jurnal.pptx
Kelompok 2 PPT_Resensi Jurnal.pptxKelompok 2 PPT_Resensi Jurnal.pptx
Kelompok 2 PPT_Resensi Jurnal.pptx
 
Visi Dan Misi
Visi Dan MisiVisi Dan Misi
Visi Dan Misi
 
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT NELAYAN OLEH KELOMPOK NELAYAN DI DESA PALANG KECAMATA...
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT NELAYAN OLEH KELOMPOK NELAYAN DI DESA PALANG KECAMATA...PEMBERDAYAAN MASYARAKAT NELAYAN OLEH KELOMPOK NELAYAN DI DESA PALANG KECAMATA...
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT NELAYAN OLEH KELOMPOK NELAYAN DI DESA PALANG KECAMATA...
 
Revolusi Biru & Minapolitan
Revolusi Biru & MinapolitanRevolusi Biru & Minapolitan
Revolusi Biru & Minapolitan
 
Perencanaan BUM Desa
Perencanaan BUM DesaPerencanaan BUM Desa
Perencanaan BUM Desa
 
Kebijakan Pemerintah dan Tantangan Revolusi Mental
Kebijakan Pemerintah  dan Tantangan Revolusi MentalKebijakan Pemerintah  dan Tantangan Revolusi Mental
Kebijakan Pemerintah dan Tantangan Revolusi Mental
 
Marwan jafar (presentasi_menteri_di_pelatihan_si_de_ka)[1]
Marwan jafar (presentasi_menteri_di_pelatihan_si_de_ka)[1]Marwan jafar (presentasi_menteri_di_pelatihan_si_de_ka)[1]
Marwan jafar (presentasi_menteri_di_pelatihan_si_de_ka)[1]
 
Kesiapan Desa menghadapi MEA
Kesiapan Desa menghadapi MEAKesiapan Desa menghadapi MEA
Kesiapan Desa menghadapi MEA
 
Ppt program RAG
Ppt program RAGPpt program RAG
Ppt program RAG
 
Presentasi visualisasi
Presentasi visualisasiPresentasi visualisasi
Presentasi visualisasi
 

Pemberdayaan Lembaga Adat untuk Keberlanjutan

  • 1. Pemberdayaan Lembaga Adat untuk Keberlanjutan Pemanfaatan Sumber Daya Laut, Pesisir dan Pulau Kecil Pasilitasi Intermediasi Revitalisasi Kearifan Lokal Dalam Pembangunan Budaya Bahari. Mataram, 22 September 2015
  • 2. • Kesejahteraan Masyarakat KP • Kelestarian Sumberdaya KP MENGELOLA SUMBERDAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN SECARA BERKELANJUTAN MENINGKATKAN DAYA SAING DAN KEBERLANJUTAN USAHA KELAUTAN DAN PERIKANAN MENGEMBANGKAN KOMPETENSI SDM DAN IPTEK INOVATIF REFORMASI BIROKRASI TUJUAN PILAR 1 RENCANA STRATEGIS PEMBANGUNAN KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN 2015-2019 PILAR 2 PILAR 3 2
  • 3. 3 1. MENGELOLA SUMBERDAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN SECARA BERKELANJUTAN Pemberantasan IUU Fishing (Moratorium, Transhipment, penertiban VMS, dll) Penertiban perizinan usaha perikanan Penerapan manajemen kuota penangkapan Perlindungan species tertentu (ikan napoleon dan penyu) Larangan penangkapan species tertentu (kepiting dan lobster bertelur) dan perlindungan spawning ground Rehabilitasi ekosistem pesisir dan pengelolaan kawasan konservasi perairan Pengembangan kawasan ekowisata maritim Pengembangan sistem karantina ikan Pengaturan alat tangkap ramah lingkungan dan penertiban rumpon di ZEEI
  • 4. • 125 Armada penangkapan ikan > 30 GT di wilayah perbatasan sampai 2019 • Cold storage di 100 sentra nelayan dalam rangka SLIN sampai 2019 • Sistem Informasi Nelayan Pintar di 100 sentra nelayan sampai 2019 • Jaminan pasokan BBM untuk nelayan (berkoordinasi dengan Kementerian ESDM untuk pasokan ke SPDN dan relokasi BBM ke LPG) • Sertifikasi Hak atas Tanah Nelayan/Pembudidaya 30.000 per tahun Gerakan Nelayan hebat • Penerapan Cara Budidaya Ikan yang Baik (CBIB) 20.000 pembudidaya sampai 2019 • Penjaminan mutu benih di Unit Pembenihan Rakyat (UPR) dan unit pembenihan lainnya pada 900 unit pembenihan sampai 2019 • Pengembangan 100 Kebun Bibit rumput laut dengan kultur jaringan sampai 2019 • Penerapan teknologi biofloc budidaya lele dan patin di 24 lokasi sampai 2019 Gerakan kemandirian Pembudidaya Ikan • Penanaman mangrove 3 juta batang per tahun • Pembangunan sabuk pantai 7,5 km sampai 2016 • Pembangunan rekayasa hybrid 25 km sampai 2016 Gerakan Cinta Laut dan Rehabilitasi Kawasan Pesisir di PANTURA Jawa RINCIAN QUICK WIN 2015-2019 1 2 3
  • 5. • Lomba bazaar aneka masakan hasil laut di 35 lokasi per tahun • Lomba inovasi menu masakan hasil laut di 35 lokasi per tahun • Pendirian dan penataan 25 sentra kuliner masakan hasil laut di kota pesisir sampai 2019 (berkoordinasi dengan Kementerian UKM) Gerakan Ekonomi Kuliner Rakyat Kreatif dari Hasil Laut • Pembangunan 20 techno park berbasis litbang KP sampai tahun 2019 • Pembangunan 4 techno park berbasis vokasional sampai tahun 2019 Pembangunan Techno Park berbasis perikanan rakyat • Operasional kapal pengawas di WPP wilayah timur dan barat (minimal 210 hari layar per tahun) Operasi pengawasan laut di perairan perbatasan • Pengembangan 5 sentra wisata bahari berbasis gugus pulau sampai 2019 • Partisipasi dalam Pekan Wisata Maritim (berkoordinasi dengan Kementerian Pariwisata) Pariwisata • Penyediaan LPG untuk 600.000 nelayan sampai 2019 (berkoordinasi dengan Kementerian ESDM) Energi RINCIAN QUICK WIN 2015-2019 4 5 6 7 8
  • 6. PEMBERDAYAAN MASYARAKAT Dasar Hukum :  Pasal 18 ayat 2 UUD 1945, 'Pemerintahan daerah Provinsi, daerah Kabupaten, dan Kota mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan.'  UURI Nomor 23 tahun 2014. Tentang Pemerintahan Daerah  UU No. 6 Tahun 2014 Tentang Desa  Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Propinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota  Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintah. 1. Mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat, melalui :  Peningkatan pelayanan,  Pemberdayaan dan peran serta masyarakat. 2. Meningkatkan daya saing daerah, dengan memperhatikan:  Prinsip demokrasi,  Pemerataan,  Keadilan,  Keistimewaan dan kekhususan, serta  Potensi dan keanekaragaman daerah dalam sistem NKRI Maksud Pemberdayaan Masyarakat :
  • 7. INISIATIF PEMBANGUNAN DARI MASYARAKAT (BOTTOM UP) PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT INISIATIF PEMBANGUNAN UMUMNYA BUKAN DARI MASYARAKAT (TOP DOWN)  PROGRAM / KEGIATAN ?  TATA KELOLA ?  SUMBER PENDANAAN ?  PROGRAM / KEGIATAN ?  TATA KELOLA?  SUMBER PENDANAAN ?
  • 8. PEMBERDAYAAN MASYARAKAT Dasar Hukum :  Pasal 18 ayat 2 UUD 1945, 'Pemerintahan daerah Provinsi, daerah Kabupaten, dan Kota mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan.'  UU RI Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah  PP. Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Propinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota  Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintah.  Undang-Undang RI No. 6 Th 2014 Tentang Desa 1. Mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat, melalui :  Peningkatan pelayanan,  Pemberdayaan dan peran serta masyarakat. 2. Meningkatkan daya saing daerah, dengan memperhatikan:  Prinsip demokrasi,  Pemerataan,  Keadilan,  Keistimewaan dan kekhususan, serta  Potensi dan keanekaragaman daerah dalam sistem NKRI Maksud Pemberdayaan : (UU 32/2004, Penjelasan Umum)
  • 9. KONSEP PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PESISIR • Dalam pengelolaan lingkungan di wilayah pesisir isu utamanya adalah masih sangat besarnya jumlah masyarakat yang kurang mampu (penghasilan dibawah standar rata-rata yang ditentukan) dan masih harus menghadapi masalah kesehatan, kekurangan air bersih, abrasi, dan sulitnya mengcapai tingkat pendidikan yang layak, hal ini disebabkan belum dikelola dengan baik. • Kualitas lingkungan dan daya dukung, sarana dan prasarana terbatas,. demikian pula tingkat aksesibilitas dan dana yang tersedia termasuk program pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan, lingkungan sosial maupun lingkungan alam yang merupakan hal utama dalam menentukan arah pemberdayaan. • Konsep pemberdayaan adalah upaya menjadikan suasana kemanusiaan yang adil dan beradab menjadi semakin efektif efisien secara struktural, baik dalam kehidupan keluarga masyarakat, negara, regional maupun Internasional, termasuk dalam bidang politik ekonomi, maupun lainnya. PENTINGNYA PEMBERDAYAAN
  • 10. PENGERTIAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT • Pemberdayaan masyarakat adalah upaya untuk mentransformasikan pertumbuhan masyarakat sebagai kekuatan nyata masyarakat, untuk melindungi dan memperjuangkan nilai-nilai dan kepentingan didalam arena segenap aspek kehidupan. Pemberdayaan masyarakat mempunyai arti meningkatkan kemampuan atau meningkatkan kemandirian masyarakat. Pemberdayaan masyarakat bukan hanya meliputi penguatan individu tetapi juga pranata-pranata sosialnya. • Secara fungsional, pemberdayaan masyarakat adalah upaya melegitimasi dan memperkokoh segala bentuk gerakan masyarakat yang ada, gerakan kesejateraan mandiri masyarakat dengan ujng tombak LSM, gerakan protes masyarakat terhadap dominasi dan intervensi birokrasi negara, kesewenangan dunia industri, gerakan moral, yang bermaksud memberikan baju moral kepada kekuatan (force) telanjang yang menjadi andalan hubungan sosial dan tiga dekade terakhir PENTINGNYA PEMBERDAYAAN
  • 11. Upaya pemberdayaan rakyat mencakup TIGA-P yaitu, A. Pendampingan yang dapat menggerakkan partisipasi total masyarakat, B. Penyuluhan dapat merespon dan memantau perubahan – perubahan yang terjadi di masyarakat dan C. Pelayanan yang berfungsi sebagai pengendali ketepatan distribusi aset sumberdaya fisik dan non fisik yang diperlukan oleh masyarakat. Strategi pemberdayaan masyarakat digunakan dalam pendekatan pembangunan yang berpusat pada rakyat (People Centered Development). Pendekatan ini menyadari tentang betapa pentingnya kapasitas masyarakat untuk meningkatkan kemandirian dan kekuatan internal yang ditempuh melalui kesanggupan melakukan kontrol internal atas sumberdaya materi dan non material yang penting melalui retribusi modal atau kepemilikan. Strategi utama dalam pemberdayaan masyarakat yaitu: A. penguatan akses mencakup akses hukum, akses inpormasi, dan akses ekonomi, B. Penguatan hak yang mengcakup: hak akses (right of access) kawasan wisata pesisir, hak pemanfaatan (right of withadrawal), dan hak pengelolaan (right of management), C. Penguatan kelembagaan untuk menentukan arah kebijakan pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan yang mengcakup: nilai sosial, norma, organisasi (players of the game), kontrol (control), insentif, dan kebutuhan(needs).
  • 12. TITIK BERAT 1. Peningkatan ketrampilan dan pengetahuan keluarga nelayan (laki-laki dan perempuan) dalam pengolahan hasil ikan pasca panen. 2. Menciptakan diversifikasi usaha produktif alternatif selain usaha nelayan baik di sektor pertanian maupun pariwisata. 3. Peningkatan pemahaman masyarakat pesisir tentang kebijakan-kebijakan terkait dengan pesisir dan laut dan norma-norma lokal (hukumadat).
  • 13. 4. Pengembangan Peraturan Desa tentang tata kelola pesisir dan laut. 5. Pemerintah Daerah memfasilitasi nelayan dalam mengakses modal usaha dari lembaga keuangan dan skema perkreditan rakyat. 6. Menyediakan informasi iklim yang mudah dan murah diakses oleh nelayan, seperti melalui SMS gateway. Mengembangkan tata kelola ruang hidup dengan pendekatan hulu-hilir.
  • 14. PENGERTIAN 1. Lembaga adat merupakan kata yang berasal dari gabungan antara kata lembaga dan kata adat. Kata lembaga dalam bahasa Inggris disebut dengan institution yang berarti pendirian, lembaga, adat dan kebiasaan. 2. Dari pengertian literatur tersebut, lembaga dapat diartikan sebagai sebuah istilah yang menunjukkan kepada pola perilaku manusia yang mapan terdiri dari interaksi sosial yang memiliki struktur dalam suatu kerangka nilai yang relevan. 3. Sehingga lembaga adat adalah pola perilaku masyarakat adat yang mapan yang terdiri dari interaksi sosial yang memiliki struktur dalam suatu kerangka nilai adat yang relevan. PENGERTIAN LEMBAGA ADAT
  • 15. Pengertian lembaga adat menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 5 Tahun 2007 tentang Pedoman Penataan Lembaga Kemasyarakatan, Lembaga Adat adalah Lembaga Kemasyarakatan baik yang sengaja dibentuk maupun yang secara wajar telah tumbuh dan berkembang di dalam sejarah masyarakat atau dalam suatu masyarakat hukum adat tertentu dengan wilayah hukum dan hak atas harta kekayaan di dalam hukum adat tersebut, serta berhak dan berwenang untuk mengatur, mengurus dan menyelesaikan berbagai permasalahan kehidupan yang berkaitan dengan dan mengacu pada adat istiadat dan hukum adat yang berlaku Kemudian yang dimaksud dengan lembaga adat menurut PERDA Kabupaten Sumbawa Nomor 23 Tahun 2007 tentang lembaga adat ialah lembaga kemasyarakatan yang dibentuk untuk membantu Pemerintah Daerah dan merupakan mitra dalam memberdayakan, melestarikan dan mengembangkan adat istiadat yang dapat mendukung pembangunan.
  • 16.
  • 17. FUNGSI Bersama pemerintah merencanakan, mengarahkan, mensinergikan program pembangunan agar sesuai dengan tata nilai adat istiadat dan kebiasaan-kebiasaan yang berkembang dalam masyarakat demi terwujudnya keselarasan, keserasian, keseimbangan, keadilan dan kesejahteraan masyarakat. Selain itu, Lembaga adat berfungsi sebagai alat kontrol keamanan, ketenteraman, kerukunan, dan ketertiban masyarakat, baik preventif maupun represif, antara lain: a. Menyelesaikan masalah sosial kemasyarakatan; b. Penengah (Hakim Perdamaian) mendamaikan sengketa yang timbul di masyarakat. Kemudian, lembaga adat juga memiliki fungsi lain yaitu : a. Membantu pemerintah dalam kelancaran dan pelaksanaan pembangunan di segala bidang terutama dalam bidang keagamaan, kebudayaan dan kemasyarakatan. b. Melaksanakan hukum adat dan istiadat dalam desa adatnya c. Memberikan kedudukan hukum menurut adat terhadap hal-hal yang berhubungan dengan kepentingan hubungan sosial kepadatan dan keagamaan. d. Membina dan mengembangkan nilai-nilai adat dalam rangka memperkaya, melestarikan dan mengembangkan kebudayaan nasional pada umumnya dan kebudayaan adat khususnya. e. Menjaga, memelihara dan memanfaatkan kekayaan desa adat untuk kesejahteraan masyarakat desa adat
  • 18. Wewenang Lembaga Adat Lembaga adat memiliki wewenang yang meliputi : a) Mewakili masyarakat adat dalam pengurusan kepentingan masyarakat adat tersebut. b) Mengelola hak-hak dan/aau harta kekayaan adat untuk meningkatkan kemajuan dan taraf hidup masyarakat ke arah yang lebih baik. c) Menyelesaikan perselisihan yang menyangkut perkara adat istiadat dan kebiasaan-kebiasaan masyarakat sepanjang penyelesaiannya tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. d) Memusyawarahkan berbagai hal yang menyangkut masalah- masalah adat dan agama untuk kepentingan desa adat. e) Sebagai penengah dalam kasus-kasus adat yang tidak dapat di selesaikan pada tingkat desa f) Membantu penyelenggaraan upacara keagamaan di kecamatan, kabupaten/ kota desa adat tersebut berada.
  • 19. a. Menjadi fasilitator dan mediator dalam penyelesaian perselisihan yang menyangkut adat istiadat dan kebiasaan masyarakat. b. Memberdayakan, mengembangkan, dan melestarikan adat istiadat dan kebiasaan-kebiasaan masyarakat dalam rangka memperkaya budaya daerah sebagai bagian yang tak terpisahkan dari budaya nasional. c. Menciptakan hubungan yang demokratis dan harmonis serta obyektif antara Ketua Adat, Pemangku Adat, Pemuka Adat dengan Aparat Pemerintah pada semua tingkatan pemerintahan di Kabupaten daerah adat tersebut. d. Membantu kelancaran roda pemerintahan, pelaksanaan pembangunan dan/atau harta kekayaan lembaga adat dengan tetap memperhatikan kepentingan masyarakat hukum adat setempat. e. Memelihara stabilitas nasional yang sehat dan dinamis yang dapat memberikan peluang yang luas kepada aparat pemerintah terutama pemerintah desa/kelurahan dalam pelaksanaan pembangunan yang lebih berkualitas dan pembinaan masyarakat yang adil dan demokratis. f. Menciptakan suasana yang dapat menjamin terpeliharanya kebinekaan masyarakat adat dalam rangka memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa. g. Membina dan melestarikan budaya dan adat istiadat serta hubungan antar tokoh adat dengan Pemerintah Desa dan Lurah. h. Mengayomi adat istiadat i. Memberikan saran usul dan pendapat ke berbagai pihak perorangan, kelompok/lembaga maupun pemerintah tentang masalah adat j. Melaksanakan keputusan-keputusan paruman dengan aturan yang di tetapkan k. Membantu penyuratan awig-awig l. Melaksanakan penyuluhan adat istiadat secara menyeluruh TUGAS LEMBGA ADAT
  • 20.
  • 21. PEMBINAAN A. Pembinaan desa adat dapat dilaksanakan dengan pola melaksanakan ceramah-ceramah pembinaan desa adat, penyuluhan, penyuratan awig-awig desa adat pada setiap tahunnya, yang pada dasarnya bertujuan untuk mencapai , melestarikan kesejahteraan masyarakat, dan mewujudkan hubungan manusia dengan manusia sesama makhluk ciptaan Tuhan. B. Selain itu pembinaan lembaga adat sebagai usaha melestarikan adat istiadat serta memperkaya khasanah kebudayaan masyarakat, Aparat Pemerintah pada semua tingkatan mempunyai kewajiban untuk membina dan mengembangkan adat istiadat yang hidup dan bermanfaat dalam pembangunan dan ketahanan nasional
  • 22. KELEMBAGAAN PADA MASYARAKAT SASAK waris KADANG KRAMA waris KADANGKRAMA ROANG
  • 23. b. Krama gubuk, yaitu bentuk krama adat yang ber-anggotakan seluruh masyarakat dalam suatu gubuk (dasan, dusun, kampung) tanpa kecuali. Keanggotaan krama tidak memandang bulu asalkan secara adat dan administratif yang bersangkutan adalah pen-duduk yang sah di dalamgubuk. c. Krama desa, yaitu majelis adat tingkat desa, terdiri dari Pemusungan(Kepala Desa Adat), Juru Arah (Pembantu Kepala Desa), Lang-Lang Desa (Kepala Keamanan Desa), Jaksa (Hakim Desa), Luput (Koordinator Kesejahteraan Desa), Kiai Penghulu. Dari penerapan karma dalam kehidupan etnis Sasak itu, telah ikut mendorong lahirnya berbagai bentuk kearifan lokal dalam kumunitas yang mengandung nilai-nilai yang masih cocok dengan kehidupan kekinian, dan relefan diwariskan. a. Krama banjar lebih banyak bergerak pada banjar yang terkait urusan orang hidup dan orang yang mati. Jenisnya antara lain krama banjar subak, krama banjar merariq, krama banjar mate, dan krama banjar haji KEARIPAN BATUR SASAK
  • 24. 1. jot/perasak(saling memberi atau mengantarkan makanan), 2. Saling pesilaq(saling undang untuk suatu hajatan keluarga), 3. Saling pelangarin (saling layat jika ada kerabat/sahabat yang meninggal), ayoin (saling mengunjungi), 4. Saling ajinan (saling menghormati atau saling menghargai terhadap pebedaan, menghargai adanya kelebihan dan kekurangan yang dimilki oleh seseorang atau kelompok tertentu), 5. Saling jangoq (silaturrahmi saling menjenguk jika ada di antara sahabat sedang mendapat atau mengalami musibah), 6. Saling bait (saling ambil-ambilan dalam adat perkawinan), 7. Saling wales/bales (saling balas silaturrahmi, kunjungan atau semu budi (kebaikan) yang pernah terjadi karena kedekatan-persahabatan), 8. Saling tembung/sapak(saling tegur sapa jika bertemu atau bertatap muka antar seorang dengan orang lain dengan tidak membedakan suku atau agama) 9. Saling saduq (saling mempercayai dalam pergaulan dan persahabatan, terutama membangun peranakan Sasak Jati (persaudaraan Sasak sejati) di antara sesama sanak (saudara) Sasak dan antarorang Sasak dengan batur luah(non Sasak), 10. Saling ilingan/peringet, yaitu saling mengingatkan satu sama lain antara seseorang (kerabat/ sahabat) dengan tulus hati demi kebaikan dalam menjamin persaudaraan/silaturrahmi. Bidang politik, sosial, kemasyarakatan, tercermin dari 10 (sepuluh) macam saling sebagai pengikat tali silaturrahmi masyarakat Sasak, yaitu
  • 25. Ada tiga praktik kearifan lokal (tiga saling) yaitu:  saling peliwat (suatu bentuk tolong-menolong terhadap seseorang yang sedang mengalami kesusahan  saling liliq/gentik (suatu bentuk menolong kawan dengan membantu membayar hutang tanggungan sahabat atau kawan, dengan tidak memberatkannya dalam bentuk bunga atau ikatan lainnya yang mengikat), dan  saling sangkul/sangkol/sangkon (saling menolong dengan memberikan bantuan material terhadap kawan yang sedang menerima musibah). BIDANG EKONOMI
  • 26. Tercermin dari : saling tulung (bentuk tolong menolong dalam membajak menggaru sawah ladang para petani); saling serok (saling tolong dalam menanami sawah ladang); saur alap(saling tolong dalam mengolah sawah ladang, seperti dalam hal ngekiskis/membersihkan rerumputan dengan alat potong kikis ataungoma/ngome/mencabuti rumput; besesiru/besiru yaitu nilai kearifan lokal ini juga hampir sama dengan saur alap, yaitu pekerjaan gotong royong bekerja di sawah dari menanam bibit sampai pane BIDANG ADAT BUDAYA
  • 27. TAU SAMAWA memiliki Konsep diri yang selalu mengutamakan rasa saleng/saling dan ilaq- harga diri 1. Saleng sakiki (saling membantu : yaitu secara bersama+sama mengatasi dan memecahkan setiap persoalan yang dihadapi) 2. Saleng pedi (saling mengasihi yaitu sikap empati terhadap penderitaan orang lain) 3. Saleng satingi (saling menghormati! Lebih-lebih kepada tamu siapapun dia) 4. Saleng satotang (saling mengingatkan satu sama lain) 5. Saleng sadu (saling percaya yang didasari oleh rasa malu apabila berbuat curang) 6. Saleng sayang (yang muncul dari kebiasaan sehari+hari dari rasa saling mempercayai) 7. Saleng tulung wujud kebiasaan kegotongroyongan dalam masyarakat 8. Saleng beme (saling membina diri antara satu dan yang lain) 9. Saleng ango( saling mengun ungi yang tidak terbatas hanya pada saat sakit dan adanya musibah tetapi setiap saat sebagai wu ud rasa saling menyayangi) 10. Saleng santuret (suasana demokratis dalam dimensi kekelurgaan dan persaudaraan.)
  • 28. KEARIPAN MASYARAKAT (MBOJO) BIMA-DOMPU Maja Labo Dahu merupakan falsafah kehidupan yang mengandung nilai-nilai luhur yang dijadikan pedoman oleh Pemerintah dan seluruh masyarakat. Nilai-nilai luhur yang bersumber dari Maja Labo Dahu ialah 1.Tohompara nahu sura dou labo danana 2.Edera Nahu sura dou Marimpa 3.Renta ba rera, kapoda ba ade karawi ba weki 4.Nggahi Rawi Pahu Keempat nilai luhur dari Maja Labo Dahu disebut di atas pada hakekatnya merupakan perpaduan yang tidak bisa dipisahkan satu dengan lainnya. “Tahompara nahu sura dou labo dana” (ikhlas berkorban) yang berarti “biarkan aku menderita asalkan demi masyarakat dan negara”. Falsafah tersebut mampu mengobarkan semangat pengabdian untuk membina kebersamaan.
  • 29. “Edera nahu sura dou marimpa”, yang berarti “saya tidak penting (bukan yang utama), yang utama dan penting adalah masyarakat secara keseluruhan”. Falsafah ini pada hakekatnya mewajibkan sultan untuk memperhatikan kepentingan masyarakat banyak tanpa mempedulikan kepentingan pribadi atau golongannya. Sultan dan seluruh masyarakat harus berpedoman pada nilai-nilai luhur “Nggahi Rawi Pahu” yang mengandung pengertian bahwa apa yang telah diikrarkan harus dapat diwujudkan menjadi kenyataan.
  • 30. 1. Piara Nggahi Ro Eli : memelihara perkataan 2. Piara Ruku Ro Rawi : Memelihara prilaku 3. Piara Ngaha Ro Nono : Memelihara makanan dan minuman 4. Dou Ma Labo Dana : mengumpulkan harapan untuk membangun masyarat