SlideShare a Scribd company logo
1 of 22
Pengertian
Eklampsi dalam bahasa yunani
ialah “halilintar” karena serangan
kejang-kejang timbul tiba-tiba
seperti petir.
Eklampsi merupakan kondisi
lanjutan dari preeklampsi yang
tidak teratasi dengan baik. Selain
mengalami gejala preeklampsi
eklampsi merupakan penyakit akut
dengan kejang dan demam dalam
wanita hamil dan wanita nifas,
disertai dengan hipertensi, odem,
ETIOLOGI
Eklampsia merupakan komplikasi yang berat dan mengancam nyawa
seseorang. Tanda-tanda serangan eklampsia ada tapi perubahannya sangat cepat
dan ditandai dengan adanya kejang. “Sebelum kejang, ada tanda. Misalnya,
ketegangan di daerah otot muka. Tetapi, itu terjadi sekian detik sebelum
kejang yang sifatnya kaku dan lemas.
Sebagian besar eklampsia adalah lanjutan perburukan, ada yang berat,
ada juga yang ringan. Eklampsia merupakan kumpulan gejala, yang utama
tekanan darah tinggi dan adanya protein dalam urin. Pada eklampsia ringan,
tekanan darah 140/90 s.d. < 160/110 dan kadar protein semikuantitatif positif
2; eklampsia berat, tekanan darah > 160/110 dan kadar protein semikuantitatif
lebih dari positif 2. “Lebih dari positif dua berarti kebocoran protein lebih
banyak dan itu menunjukkan tingkat kebocoran ginjal lebih parah dibandingkan
eklampsia ringan,”
Next...
Faktor yang mungkin menyebabkan Eklampsi
Klasifikasi dan Macam-macam
Eklampsi
1.Eklampsia ante partum ialah eklampsi
yang terjadi sebelum persalinan (paling
sering setelah 20 minggu kehamilan)
2.Eklampsia intrapartum ialah eklampsia
sewaktu persalinan.
3.Eklampsia postpartum, eklampsia
setelah persalinan.
Klasifikasi Menurut saat terjadinya eklampsia kita mengenal istilah:
Komplikasi
• Pada Ibu:
1. CVA ( Cerebro Vascular Accident )
2. Edema paru
3. Gagal ginjal
4. Gagal hepar
5. Gangguan fungsi adrenal
6. DIC ( Dissemined Intrevasculer
Coagulopaathy )
7. Payah jantung.
8. Lidah tergigit (kejang)
9. Merangsang persalinan
10. Gangguan pernafasan
• Pada Anak :
1. Prematuritas
2. Gawat janin
3. IUGR (Intra.Uterine Growth
Retardation)
4. Kematianjanin dalam rahim.
Faktor predisposisi
• Primigravida, kehamilan ganda, diabetes
melitus, hipertensi essensial kronik, mola
hidatidosa, hidrops fetalis, bayi besar, obesitas,
riwayat pernah menderita preeklampsia atau
eklamsia, riwayat keluarga pernah menderita
preeklampsia atau eklamsia, lebih sering
dijumpai pada penderita preeklampsia dan
eklampsia.
Organ-organ yang mengalami
perubahan akibat eklampsi
1. Otak
• Pada eklampsi, resistensi pembuluh
darah meninggi, ini terjadi pula pada
pembuluh darah otak. Edema yang
terjadi pada otak dapat menimbulkan
kelainan serebral dan gangguan visus,
bahkan pada keadaan lanjut dapat
terjadi perdarahan.
2. Plasenta dan rahim.
• Aliran darah menurun ke plasenta dan
menyebabkan gangguan plasenta,
sehingga terjadi gangguan pertumbuhan
janin dan karena kekurangan oksigen
terjadi gawat janin. Pada penyakit
eklampsi sering terjadi peningkatan
tonus rahim dan kepekaannya terhadap
3. Ginjal.
• Filtrasi glomelurus berkurang oleh
karena aliran ke ginjal menurun.
Hal ini menyebabakan filtrasi
natrium melalui glomelurus
menurun, sebagai akibatnya
terjadilah retensi garam dan air.
Filtasi glomerulus dapat turun
sampai 50% dari normal sehingga
pada keadaaan lanjut dapat terjadi
oliguria dan anuria.
4. Paru-paru
• Kematian ibu dalam masalah
eklampsi lebih sering disebabkan
oleh edema paru yang
meninbulkan drkompensasi kordis.
5. Mata
• Dapat dijumpai adanya edema
retina dan spasem pembuluh
darah. Bila terdapat hal-hal
tersebut, maka harus dicurigai
terjadinya eklampsi atau
preeklampsi berat. Pada eklampsi
ablasio retina yang disebabkan
edema intra-olu;er dan merupakan
salah satu indikasi untuk
melakukan terminasi kehamilan.
Gejala lain yang menandakan
adanya eklampsi adalah
ditemukanya skotoma, diplopia,
dan ambliopia. Hal ini desebabkan
6. Keseimbangan air dan
elektrolit.
• Pada preeklampsii berat dan
eklampsi , kadar gula darah naik
sementara, asam laktat dan asam
organic lainya naik, sehingga
cadangan alkali akan turun.
Keadaan ini biasanya disebabkan
oleh kejang-kejang. Setelah
konvulsi selesai, zat-zat organik
dioksidasi, dan dilepaskan
natrium yang lalu bereaksi
dengan karbonik sehingga
terbentuk natrium bikarbonat.
Dengan demikian cadangan alkali
dapat kembali pulih normal.
• Oleh beberapa penulis atau ahli
Pencegahan
• 1. Memberikan informasi dan edukasi
kepada masyarakat, bahwa eklampsi
bukanlah suatu penyakit kemasukan
(magis), seperti banyak disangka oleh
masyarakat awam.
• 2. Meningkatkan jumlah poliklinik
(balai) pemeriksaan ibu hamil serta
mengusahakan agar semua ibu hamil
memeriksakan kehamilannya sejak
hamil muda.
• 3. Pelayanan kebidanan bermutu,
yaitu pada tiap-tiap pemeriksaan
kehamilan diamati tanda-tansa
preeklampsi dan mengobatinya sedini
mungkin.
Penatalaksaan
Prinsip penatalaksanaan :
1. Penderita eklampsi harus dirawat inap di rumah sakit.
2. Pengangkutan ke rumah sakit.
Sebelum dikirim, berikan obat penenang untuk
mencegah serangan kejang-kejang selama dalam
perjalanan, yaitu pethidin 100 mg atau luminal 200 mg
atau morfin 10 mg.
3.Tujuan perawatan di rumah sakit ialah menghentikan
konvulsi, mengurangi vasospasme, meningkatkan
dieresis, mencegah infeksi, memberikan pengobatan
yang cepat dan tepat, serta melakukan terminasi
kehamilan setelah 4 jam serangan kejang yang terakhir,
dengan tidak memperhitungkan tuanya kehamilan.
4. Sesampainya di rumah sakit, pertolongan pertama
adalah :
a) Membersihkan dan melapangkan jalan pernapasan.
b) Menghindarkan lidah tergigit dengan mennberikan
tough spatel.
c) Pemberian oksigen
d) Pemasangan infuse dektrosa atauglukosa
10%,20%,40%.
e) Menjaga agar jangan sampai terjadi trauma, serta
dipasang kateter tetap(dauer catheter).
5. Observasi penderita
• Observasi penderita dilakukan di dalam kamar
isolasi yang tenag, dengan lampu redup(tidak
terang), jauh dari kebisingan dan rangsangan .
kemudian dibuat catatan setiap 30 menit berisi
tensi, nadi, respirasi, suhu badan. Reflex, dan
dieresis. Bila memungkinkan dilakukan
funduskopi sekalli sehari. Juga dicatat tingkat
kesadaran danjumlah kejang yang terjadi.
Pemberiaan cairan disesuaikan dengan jumlah
dieresis, pada umumnya 2 liter dalam 24 jam.
Kadar protein urin diperiksa dalam 24 jam
kuantatif.
6. Regim-regim pengobatan :
a) Regim sufas magnesikus.
• Kegunaan MgSO4 adalah untuk mengurangi
kepekaan syaraf pust agar dapat mencegah
konvulsi, menurunkan tekanan darah,
• Dosis inisial yang diberikan ialah 8 g
dalam larutan 40 % secara IM ;
selanjutnya tiap 6 jam 4 g, dengan
syarat, refleks patella masih (+),
pernafasan 16 / lebih per menit, diuresis
harus melebihi 600 ml / hari ; selain IM,
sulfas magnesicus dapat diberikan
secara intravena; dosis inisial yang
diberikan adalah 4 g 40% MgSO4 dalam
larutan 10 ml intravena secara perlahan-
lahan, diikuti 8 g IM dan selalu
disediakan kalsium glukonas 1 g dalam
10 ml sebagai antidotum.
b) Regim sodium pentotal.
• Kerja pentotal sodium adalah untuk
menghentikan kejang dengan segera.
Obat ini hanya diberikan di rumah sakit,
karena cukup berbahaya, dapat
menghentikan nafas (apnea). Dosis
inisial suntikan intravena perlahan-lahan
c) Regim valium (diazepam).
• Dengan dosis 40 mg dalam 500 cc
glukosa 10% dengan tetesan 30 tetes
per menit. Seterusnya diberikan setiap
2 jam 10 mg dalam infuse atau
suntikan i.m, sampai tidak ada kejang.
Obat ini cukup aman.
d) Regim litik koktil (lytic cocktail)
• Pethidin (100 mg) +
chlorpromazine(50 mg) + promezathin
(50 mg),
• dilarutkan dalam glukosa 5 % 500 ml
dan diberikan secara infus IV. Jumlah
tetesan disesuaikan dengan keadaan
dan tensi penderita. Maka dari itu,
tensi dan nadi diukur tiap 5 menit
dalam waktu setengah jam pertama
e) Regim stroganoff
· Pertama kali morfin 20
mg subkutan.
· ½ jam setelah langkah 1 MgSO4
15% 40 cc subcutan.
· 2 jam setelah langkah 1 morfin
20 mg subcutan.
· 5 ½ jam setelah langkah 1 MgSO4
15% 20-40cc subcutan.
· 11 ½ jam setelah langkah 1 MgSO4
15% 10 cc subcutan.
· 19 jam setelah langkah 1 MgSO4
15% 10 cc subcutan.
• Lama pengobatan ini adalah 19 jam, cara ini
sekarang sudah jarang dipakai.
7. Pemberian antibiotika
• Untuk mencegah infeksi diberikan antibiotika dosis
8. Penanganan obtetrik
Setelah pengobatan terdahulu, dilakukan
penilaian tentang status
obstetrikuspenderita : keadaan janin,
keadaan serviks dan sebagainya. Setelah
kejang dapat diatasi, keadaan umum
penderita diperbaiki, kemudian
direncanakan untuk mengakhiri
kehamilan atau mempercepat jalannya
persalinan dengan cara yang aman.
Kesimpulan
Eklampsia adalah bentuk kelanjutan dari
preeclampsia yang disertai dengan keadaan
kejang tonik-klonik (grand mal ) yang disusul
dengan koma. Kejang di sini bukan akibat
kelainan neurologis (saraf) dan dapat muncul
sebelum, selama, dan setelah kehamilan.
Namun kejang yang timbul lebih dari 48 jam
postpartum, terutama pada nulipara, dapat
dijumpai sampai 10 hari postpartum.
Sedangkan yang dimaksud dengan
preeclampsia adalah hipertensi disertai
proteinuridan edema (penimbunan cairan
dalam cairan tubuh sehingga ada
pembengkakan pada tungkaidan kaki) akibat
kehamilan setelah usia kehamilan 20 minggu
atau segera setelah persalinan.Gejala ini
dapat timbul sebelum 20 minggu bila terjadi
penyakit trofoblastik (kelainan plasenta).Fatal
coma tanpa kejang juga bisa diartikan

More Related Content

Similar to EKLAMPSI

Kegawat Daruratan Syock Obstetric
Kegawat Daruratan Syock ObstetricKegawat Daruratan Syock Obstetric
Kegawat Daruratan Syock ObstetricUFDK
 
Case report anestesi
Case report anestesiCase report anestesi
Case report anestesiGhea Pradana
 
Kegawat Daruratan Kehamilan Lanjut
Kegawat Daruratan Kehamilan LanjutKegawat Daruratan Kehamilan Lanjut
Kegawat Daruratan Kehamilan LanjutUFDK
 
7 hipertensi dalam kehamilan
7 hipertensi dalam kehamilan7 hipertensi dalam kehamilan
7 hipertensi dalam kehamilanVrilisda Sitepu
 
17291060 modul-batuk-pbl
17291060 modul-batuk-pbl17291060 modul-batuk-pbl
17291060 modul-batuk-pblRyryy Part II
 
asuhan kehamilan,persalinan dan nifas dengan penyakit ginjal
asuhan kehamilan,persalinan dan nifas dengan penyakit ginjal asuhan kehamilan,persalinan dan nifas dengan penyakit ginjal
asuhan kehamilan,persalinan dan nifas dengan penyakit ginjal jessika amelia
 
Satuan acara penyuluhan pteklamsia
Satuan acara penyuluhan pteklamsiaSatuan acara penyuluhan pteklamsia
Satuan acara penyuluhan pteklamsiaMJM Networks
 
Satuan acara penyuluhan pteklamsia
Satuan acara penyuluhan pteklamsiaSatuan acara penyuluhan pteklamsia
Satuan acara penyuluhan pteklamsiaMJM Networks
 
Deteksi dini kehamilan, komplikasi dan penyakit masa
Deteksi dini kehamilan, komplikasi dan penyakit masaDeteksi dini kehamilan, komplikasi dan penyakit masa
Deteksi dini kehamilan, komplikasi dan penyakit masaRofi'ah Muwafaqoh
 
Kejang pada bayi baru lahir
Kejang pada bayi baru lahirKejang pada bayi baru lahir
Kejang pada bayi baru lahirKindal
 
Kb2 preeklampsia dan eklampsia
Kb2 preeklampsia dan eklampsiaKb2 preeklampsia dan eklampsia
Kb2 preeklampsia dan eklampsiapjj_kemenkes
 
Referat asfiksia neonatorum desi pupu final
Referat asfiksia neonatorum desi pupu finalReferat asfiksia neonatorum desi pupu final
Referat asfiksia neonatorum desi pupu finalSuzika Dewi
 

Similar to EKLAMPSI (20)

Kegawat Daruratan Syock Obstetric
Kegawat Daruratan Syock ObstetricKegawat Daruratan Syock Obstetric
Kegawat Daruratan Syock Obstetric
 
Case report anestesi
Case report anestesiCase report anestesi
Case report anestesi
 
Kegawat Daruratan Kehamilan Lanjut
Kegawat Daruratan Kehamilan LanjutKegawat Daruratan Kehamilan Lanjut
Kegawat Daruratan Kehamilan Lanjut
 
PILONEFRITIS
PILONEFRITISPILONEFRITIS
PILONEFRITIS
 
Kasus hpp
Kasus hppKasus hpp
Kasus hpp
 
7 hipertensi dalam kehamilan
7 hipertensi dalam kehamilan7 hipertensi dalam kehamilan
7 hipertensi dalam kehamilan
 
Toxicology
ToxicologyToxicology
Toxicology
 
17291060 modul-batuk-pbl
17291060 modul-batuk-pbl17291060 modul-batuk-pbl
17291060 modul-batuk-pbl
 
Obstetric_Emergencies
Obstetric_EmergenciesObstetric_Emergencies
Obstetric_Emergencies
 
asuhan kehamilan,persalinan dan nifas dengan penyakit ginjal
asuhan kehamilan,persalinan dan nifas dengan penyakit ginjal asuhan kehamilan,persalinan dan nifas dengan penyakit ginjal
asuhan kehamilan,persalinan dan nifas dengan penyakit ginjal
 
Emergency o&g
Emergency o&gEmergency o&g
Emergency o&g
 
Satuan acara penyuluhan pteklamsia
Satuan acara penyuluhan pteklamsiaSatuan acara penyuluhan pteklamsia
Satuan acara penyuluhan pteklamsia
 
Satuan acara penyuluhan pteklamsia
Satuan acara penyuluhan pteklamsiaSatuan acara penyuluhan pteklamsia
Satuan acara penyuluhan pteklamsia
 
Eklamsia lengkap
Eklamsia lengkapEklamsia lengkap
Eklamsia lengkap
 
Eklamsia lengkap
Eklamsia lengkapEklamsia lengkap
Eklamsia lengkap
 
Fr 02 Reaksi Media Kontras
Fr 02 Reaksi Media KontrasFr 02 Reaksi Media Kontras
Fr 02 Reaksi Media Kontras
 
Deteksi dini kehamilan, komplikasi dan penyakit masa
Deteksi dini kehamilan, komplikasi dan penyakit masaDeteksi dini kehamilan, komplikasi dan penyakit masa
Deteksi dini kehamilan, komplikasi dan penyakit masa
 
Kejang pada bayi baru lahir
Kejang pada bayi baru lahirKejang pada bayi baru lahir
Kejang pada bayi baru lahir
 
Kb2 preeklampsia dan eklampsia
Kb2 preeklampsia dan eklampsiaKb2 preeklampsia dan eklampsia
Kb2 preeklampsia dan eklampsia
 
Referat asfiksia neonatorum desi pupu final
Referat asfiksia neonatorum desi pupu finalReferat asfiksia neonatorum desi pupu final
Referat asfiksia neonatorum desi pupu final
 

Recently uploaded

Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diriandi861789
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfhurufd86
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdfMeboix
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptKianSantang21
 
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosikarbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosizahira96431
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxwisanggeni19
 
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanWebinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanDevonneDillaElFachri
 
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa HalusinasiMateri Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasiantoniareong
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAcephasan2
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensissuser1cc42a
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinanDwiNormaR
 
CAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docx
CAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docxCAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docx
CAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docxPuskesmasTete
 
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdfPPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdfSeruniArdhia
 
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptxgizifik
 
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikaPresentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikassuser1cc42a
 
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxmarodotodo
 
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptxpenyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptxagussudarmanto9
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabayaajongshopp
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfMeboix
 
630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx
630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx
630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptxAyu Rahayu
 

Recently uploaded (20)

Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
 
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosikarbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
 
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanWebinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
 
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa HalusinasiMateri Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensi
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
 
CAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docx
CAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docxCAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docx
CAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docx
 
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdfPPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
 
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
 
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikaPresentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
 
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
 
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptxpenyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
 
630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx
630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx
630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx
 

EKLAMPSI

  • 1.
  • 2. Pengertian Eklampsi dalam bahasa yunani ialah “halilintar” karena serangan kejang-kejang timbul tiba-tiba seperti petir. Eklampsi merupakan kondisi lanjutan dari preeklampsi yang tidak teratasi dengan baik. Selain mengalami gejala preeklampsi eklampsi merupakan penyakit akut dengan kejang dan demam dalam wanita hamil dan wanita nifas, disertai dengan hipertensi, odem,
  • 3. ETIOLOGI Eklampsia merupakan komplikasi yang berat dan mengancam nyawa seseorang. Tanda-tanda serangan eklampsia ada tapi perubahannya sangat cepat dan ditandai dengan adanya kejang. “Sebelum kejang, ada tanda. Misalnya, ketegangan di daerah otot muka. Tetapi, itu terjadi sekian detik sebelum kejang yang sifatnya kaku dan lemas. Sebagian besar eklampsia adalah lanjutan perburukan, ada yang berat, ada juga yang ringan. Eklampsia merupakan kumpulan gejala, yang utama tekanan darah tinggi dan adanya protein dalam urin. Pada eklampsia ringan, tekanan darah 140/90 s.d. < 160/110 dan kadar protein semikuantitatif positif 2; eklampsia berat, tekanan darah > 160/110 dan kadar protein semikuantitatif lebih dari positif 2. “Lebih dari positif dua berarti kebocoran protein lebih banyak dan itu menunjukkan tingkat kebocoran ginjal lebih parah dibandingkan eklampsia ringan,”
  • 5. Faktor yang mungkin menyebabkan Eklampsi
  • 6. Klasifikasi dan Macam-macam Eklampsi 1.Eklampsia ante partum ialah eklampsi yang terjadi sebelum persalinan (paling sering setelah 20 minggu kehamilan) 2.Eklampsia intrapartum ialah eklampsia sewaktu persalinan. 3.Eklampsia postpartum, eklampsia setelah persalinan. Klasifikasi Menurut saat terjadinya eklampsia kita mengenal istilah:
  • 7.
  • 8. Komplikasi • Pada Ibu: 1. CVA ( Cerebro Vascular Accident ) 2. Edema paru 3. Gagal ginjal 4. Gagal hepar 5. Gangguan fungsi adrenal 6. DIC ( Dissemined Intrevasculer Coagulopaathy ) 7. Payah jantung. 8. Lidah tergigit (kejang) 9. Merangsang persalinan 10. Gangguan pernafasan • Pada Anak : 1. Prematuritas 2. Gawat janin 3. IUGR (Intra.Uterine Growth Retardation) 4. Kematianjanin dalam rahim.
  • 9. Faktor predisposisi • Primigravida, kehamilan ganda, diabetes melitus, hipertensi essensial kronik, mola hidatidosa, hidrops fetalis, bayi besar, obesitas, riwayat pernah menderita preeklampsia atau eklamsia, riwayat keluarga pernah menderita preeklampsia atau eklamsia, lebih sering dijumpai pada penderita preeklampsia dan eklampsia.
  • 10. Organ-organ yang mengalami perubahan akibat eklampsi 1. Otak • Pada eklampsi, resistensi pembuluh darah meninggi, ini terjadi pula pada pembuluh darah otak. Edema yang terjadi pada otak dapat menimbulkan kelainan serebral dan gangguan visus, bahkan pada keadaan lanjut dapat terjadi perdarahan. 2. Plasenta dan rahim. • Aliran darah menurun ke plasenta dan menyebabkan gangguan plasenta, sehingga terjadi gangguan pertumbuhan janin dan karena kekurangan oksigen terjadi gawat janin. Pada penyakit eklampsi sering terjadi peningkatan tonus rahim dan kepekaannya terhadap
  • 11. 3. Ginjal. • Filtrasi glomelurus berkurang oleh karena aliran ke ginjal menurun. Hal ini menyebabakan filtrasi natrium melalui glomelurus menurun, sebagai akibatnya terjadilah retensi garam dan air. Filtasi glomerulus dapat turun sampai 50% dari normal sehingga pada keadaaan lanjut dapat terjadi oliguria dan anuria. 4. Paru-paru • Kematian ibu dalam masalah eklampsi lebih sering disebabkan oleh edema paru yang meninbulkan drkompensasi kordis.
  • 12. 5. Mata • Dapat dijumpai adanya edema retina dan spasem pembuluh darah. Bila terdapat hal-hal tersebut, maka harus dicurigai terjadinya eklampsi atau preeklampsi berat. Pada eklampsi ablasio retina yang disebabkan edema intra-olu;er dan merupakan salah satu indikasi untuk melakukan terminasi kehamilan. Gejala lain yang menandakan adanya eklampsi adalah ditemukanya skotoma, diplopia, dan ambliopia. Hal ini desebabkan
  • 13. 6. Keseimbangan air dan elektrolit. • Pada preeklampsii berat dan eklampsi , kadar gula darah naik sementara, asam laktat dan asam organic lainya naik, sehingga cadangan alkali akan turun. Keadaan ini biasanya disebabkan oleh kejang-kejang. Setelah konvulsi selesai, zat-zat organik dioksidasi, dan dilepaskan natrium yang lalu bereaksi dengan karbonik sehingga terbentuk natrium bikarbonat. Dengan demikian cadangan alkali dapat kembali pulih normal. • Oleh beberapa penulis atau ahli
  • 14. Pencegahan • 1. Memberikan informasi dan edukasi kepada masyarakat, bahwa eklampsi bukanlah suatu penyakit kemasukan (magis), seperti banyak disangka oleh masyarakat awam. • 2. Meningkatkan jumlah poliklinik (balai) pemeriksaan ibu hamil serta mengusahakan agar semua ibu hamil memeriksakan kehamilannya sejak hamil muda. • 3. Pelayanan kebidanan bermutu, yaitu pada tiap-tiap pemeriksaan kehamilan diamati tanda-tansa preeklampsi dan mengobatinya sedini mungkin.
  • 15. Penatalaksaan Prinsip penatalaksanaan : 1. Penderita eklampsi harus dirawat inap di rumah sakit. 2. Pengangkutan ke rumah sakit. Sebelum dikirim, berikan obat penenang untuk mencegah serangan kejang-kejang selama dalam perjalanan, yaitu pethidin 100 mg atau luminal 200 mg atau morfin 10 mg. 3.Tujuan perawatan di rumah sakit ialah menghentikan konvulsi, mengurangi vasospasme, meningkatkan dieresis, mencegah infeksi, memberikan pengobatan yang cepat dan tepat, serta melakukan terminasi kehamilan setelah 4 jam serangan kejang yang terakhir, dengan tidak memperhitungkan tuanya kehamilan.
  • 16. 4. Sesampainya di rumah sakit, pertolongan pertama adalah : a) Membersihkan dan melapangkan jalan pernapasan. b) Menghindarkan lidah tergigit dengan mennberikan tough spatel. c) Pemberian oksigen d) Pemasangan infuse dektrosa atauglukosa 10%,20%,40%. e) Menjaga agar jangan sampai terjadi trauma, serta dipasang kateter tetap(dauer catheter).
  • 17. 5. Observasi penderita • Observasi penderita dilakukan di dalam kamar isolasi yang tenag, dengan lampu redup(tidak terang), jauh dari kebisingan dan rangsangan . kemudian dibuat catatan setiap 30 menit berisi tensi, nadi, respirasi, suhu badan. Reflex, dan dieresis. Bila memungkinkan dilakukan funduskopi sekalli sehari. Juga dicatat tingkat kesadaran danjumlah kejang yang terjadi. Pemberiaan cairan disesuaikan dengan jumlah dieresis, pada umumnya 2 liter dalam 24 jam. Kadar protein urin diperiksa dalam 24 jam kuantatif. 6. Regim-regim pengobatan : a) Regim sufas magnesikus. • Kegunaan MgSO4 adalah untuk mengurangi kepekaan syaraf pust agar dapat mencegah konvulsi, menurunkan tekanan darah,
  • 18. • Dosis inisial yang diberikan ialah 8 g dalam larutan 40 % secara IM ; selanjutnya tiap 6 jam 4 g, dengan syarat, refleks patella masih (+), pernafasan 16 / lebih per menit, diuresis harus melebihi 600 ml / hari ; selain IM, sulfas magnesicus dapat diberikan secara intravena; dosis inisial yang diberikan adalah 4 g 40% MgSO4 dalam larutan 10 ml intravena secara perlahan- lahan, diikuti 8 g IM dan selalu disediakan kalsium glukonas 1 g dalam 10 ml sebagai antidotum. b) Regim sodium pentotal. • Kerja pentotal sodium adalah untuk menghentikan kejang dengan segera. Obat ini hanya diberikan di rumah sakit, karena cukup berbahaya, dapat menghentikan nafas (apnea). Dosis inisial suntikan intravena perlahan-lahan
  • 19. c) Regim valium (diazepam). • Dengan dosis 40 mg dalam 500 cc glukosa 10% dengan tetesan 30 tetes per menit. Seterusnya diberikan setiap 2 jam 10 mg dalam infuse atau suntikan i.m, sampai tidak ada kejang. Obat ini cukup aman. d) Regim litik koktil (lytic cocktail) • Pethidin (100 mg) + chlorpromazine(50 mg) + promezathin (50 mg), • dilarutkan dalam glukosa 5 % 500 ml dan diberikan secara infus IV. Jumlah tetesan disesuaikan dengan keadaan dan tensi penderita. Maka dari itu, tensi dan nadi diukur tiap 5 menit dalam waktu setengah jam pertama
  • 20. e) Regim stroganoff · Pertama kali morfin 20 mg subkutan. · ½ jam setelah langkah 1 MgSO4 15% 40 cc subcutan. · 2 jam setelah langkah 1 morfin 20 mg subcutan. · 5 ½ jam setelah langkah 1 MgSO4 15% 20-40cc subcutan. · 11 ½ jam setelah langkah 1 MgSO4 15% 10 cc subcutan. · 19 jam setelah langkah 1 MgSO4 15% 10 cc subcutan. • Lama pengobatan ini adalah 19 jam, cara ini sekarang sudah jarang dipakai. 7. Pemberian antibiotika • Untuk mencegah infeksi diberikan antibiotika dosis
  • 21. 8. Penanganan obtetrik Setelah pengobatan terdahulu, dilakukan penilaian tentang status obstetrikuspenderita : keadaan janin, keadaan serviks dan sebagainya. Setelah kejang dapat diatasi, keadaan umum penderita diperbaiki, kemudian direncanakan untuk mengakhiri kehamilan atau mempercepat jalannya persalinan dengan cara yang aman.
  • 22. Kesimpulan Eklampsia adalah bentuk kelanjutan dari preeclampsia yang disertai dengan keadaan kejang tonik-klonik (grand mal ) yang disusul dengan koma. Kejang di sini bukan akibat kelainan neurologis (saraf) dan dapat muncul sebelum, selama, dan setelah kehamilan. Namun kejang yang timbul lebih dari 48 jam postpartum, terutama pada nulipara, dapat dijumpai sampai 10 hari postpartum. Sedangkan yang dimaksud dengan preeclampsia adalah hipertensi disertai proteinuridan edema (penimbunan cairan dalam cairan tubuh sehingga ada pembengkakan pada tungkaidan kaki) akibat kehamilan setelah usia kehamilan 20 minggu atau segera setelah persalinan.Gejala ini dapat timbul sebelum 20 minggu bila terjadi penyakit trofoblastik (kelainan plasenta).Fatal coma tanpa kejang juga bisa diartikan