1. Nama : Dandi Prayogo
NIM : 1183020025
Kelas : 3A Muamalah
Hikmah dan Filsafah
Dalam tradisi intelektual Islam, kita temukan tiga istilah yang umum untuk filsafat.
Pertama, istilah hikmah,yang tampaknya sengaja dipakaiagar terkesan bahwa filsafat itu bukan
barang asing, akan tetapi berasal dari dan bermuara pada al-Qur’an. Al-‘Amiri, misalnya, menulis
bahwa hikmah berasal dari Allah, dan diantara manusia yang pertama dianugrahi hikmah oleh
Allah ialah Luqman al-Hakim. Disebutnya ketujuh filsuf Yunani kuno itu sebagai ahli hikmah (al-
hukama’ as-sab‘ah)–yakni Thales, Solon, Pittacus, Bias, Cleobulus, Myson dan Chilon.
Demikian pula al-Kindi, yang menerangkan bahwa ‘falsafah’ itu artinya hubb al-hikmah
(cinta pada kearifan). Sementara Ibn Sina menyatakan bahwa: hikmah adalah kesempurnaan jiwa
manusia tatkala berhasil menangkap makna segala sesuatu dan mampu menyatakan kebenaran
dengan pikiran dan perbuatannya sebatas kemampuannya sebagai manusia (istikmal an-nafs al-
insaniyyah bi tashawwur al-umur wa t-tashdiq bi l-haqa’iq an-nazhariyyah wa l-‘amaliyyah ‘ala
qadri thaqat al-insan). Siapa berhasil menggapai ‘hikmah’ sedemikian makaiatelah mendapat
anugerah kebaikan berlimpah, ujar Ibn Sina.
Sudah barang tentu tidak semua orang setuju dengan istilah ini. Imam al-Ghazali termasuk
yang menentangnya. Menurut beliau, lafaz ‘hikmah’ telah dikorupsi untuk kepentingan filsuf,
karena ‘hikmah’ yang dimaksud dalam kitab suci al-Qur’an itu bukan filsafat, melainkan Syari‘at
Islam yang diturunkan Allah kepada para nabi dan rasul.
Yang kedua adalah istilah falsafah, yang diserap ke dalam kosakata Arab melalui
terjemahan karya-karya Yunani kuno. Definisinya diberikan oleh al-Kindi: filsafat adalah ilmu
yang mempelajari hakikat segala sesuatu sebatas kemampuan manusia. Filsafat teoritis mencari
kebenaran, manakala filsafat praktis mengarahkan pelakunya agar ikut kebenaran. Berfilsafat itu
berusaha meniru perilaku Tuhan. Filsafat merupakan usaha manusia mengenal dirinya. Demikian
tulis al-Kindi.
Secara etimologi, kata al-hikmah mengandung empat pengertian, antara lain:
1. Al-`Ilm wa al-fiqh (Ilmu dan pemahaman) atau al-`ilmu ma`a al-`amal (ilmu yang disertai
amal kebajikan)
2. Itqān al-Umûr (Keakuratan masalah)
3. Kata-kata bermanfaat yang dapat mencegah kejahilan dan kedunguan.
4. Tercegah dari kerusakan.
Dari segi teoritis ilmiah.
Dari segi ini, hikmah dimengerti sebagai ketelitian terhadap sesuatu yang berada di balik
yang tersurat, mengetahui keterikatan antara sebab akibat, baik yang berbentuk hukum alam
maupun hukum perintah dan larangan, atau yang bersifat qadar hukum sosial ataupun yang
berbentuk hukum syariah.
Dari segi amal praktis.
Dari segi ini, hikmah diartikan dengan makna meletakan sesuatu di tempatnya yang tepat.
Dari segi amal praktis, menurut `Ali Muhammad al-Shallābī, hikmah memiliki tiga tingkatan,
yaitu:
a. Memberikan sesuatu haknya masing-masing, tidak melampaui batas, tidak tergesa-gesa
dari waktunya dan tidak pula mengakhirkan watunya. Segala hal memiliki derajat dan hak-
hak yang dikandungnya, memiliki batas dan target yang harus digapai dan tidak boleh
2. dilampaui, memiliki waktu yang tidak boleh didahului atau ditunda. Di sinilah hikmah
berarti menjaga tiga segi hal tersebut.
b. Mengenal keadilan Allah dalam ancaman-Nya, kebaikan Allah dalam janji-Nya serta
keadilan-Nya dalam hukum-hukum Allah, baik yang bersifat syar`i maupun hukum alam
yang berlaku kepada makhluk-makhluk-Nya, karena di dalamnya tak ada kezaliman dan
penyelewengan. Allah Swt berfirman:
c. Sesungguhnya Allah tidak menganiaya seseorang walaupun sebesar zarrah, dan jika ada
kebajikan sebesar zarrah, niscaya Allah akan melipat gandakannya dan memberikan dari
sisi-Nya pahala yang besar. (Qs. An-Nisa [4]: 40)
d. Bashīrah (kemampuan mumpuni), yaitu kekuatan daya tangkap, kecerdasan, ilmu dan
keahlian.
Konsep Filsafat Ekonomi Islam
Filsafat ekonomi Islam didasarkan pada konsep triangle: yakni filsafat Tuhan, manusia
dan alam. Kunci filsafat ekonomi Islam terletak pada manusia dengan Tuhan, alam dan manusia
lainnya. Dimensi filsafat ekonomi Islam inilah yang membedakan ekonomi Islam dengan sistem
ekonomi lainnya kapitalisme dan sosialisme. Filsafat ekonomi yang Islami, memiliki paradigma
yang relevan dengan nilai-nilai logis, etis dan estetis yang Islami yang kemudian difungsionalkan
ke tengah tingkah laku ekonomi manusia. Dari filsafat ekonomi ini diturunkan juga nilai-nilai
instrumental sebagai perangkat peraturan permainan (rule of game) suatu kegiatan.
Aspek Ontologi Ekonomi islam (apa yang di pelajari dalam ekonomi islam/objek)
Ontologi dalam ekonomi islam menggunakan petunjuk -- petunjuk allah berupa wahyu (
Al -- quran), as-sunnah, qiyas, ijma, ijtihad seta serta ayat -- ayat kauniyah yang bertebaran di
jagat raya. Ekonomi islam membahas ini membahas dua disiplin ilmu secara bersamaan. Dua
disiplin ilmu tersebut adalah ilmu ekonomi dan fiqih muamalat. Dengan demikian, dalam ilmu
ekonomi konvensional kegiatan ekonomi itu hanya untuk kepentingan diri sendiri ( self Interest
). Sedangkan dalam ekonomi islam membahas perilaku manusia dalam kehidupan ekonomi
dalam rangka mengabdi dan mencari ridha allah.
Epistimologi (Bagaimana mempelajari ekonomi islam dengan menggunakan metode
tertentu)
Dalam pandangan Islam, kebenaran dan kebaikan mutlak hanya berasal dari Allah, baik
yang berbentuk ayat qauliyah ataupun kauniyah. Sebagian dari ayatqauliyah dapat secara
langsung dipahami sebagai kebenaran, namun sebagian ayat lainnya masih memerlukan
penafsiran untuk memahaminya. Di sisi lain, kebenaran dapat bersumber dari fenomena alam
semesta atau ayat kauniyah. Ayatkauniyah ini berfungsi sebagai pendukung dan penguat
kebenaran yang disampaikan melalui ayat-ayat qauliyah.
Aksiologi (apa nilai guna/manfaat dari mempelajari ekonomi Islam)
Sistem ekonomi syariah mengajarkan tegaknya nilai-nilai keadilan, kejujuran,
transparansi, anti korupsi dan eksploitasi. Artinya, misi utama ekonomi syariah ialah tegaknya
nilai-nilai akhlak moral dalam aktivitas bisnis baik individu, perusahaan ataupun Negara. Dalam
perspektif keyakinan seorang muslim setiap aktivitas apa pun yang didasarkan pada tuntunan
syariah akan membawa manfaat bagi kehidupannya.
Istilah "filsafat" berasal dari bahasa Yunani "philosophia", yang merupakan gabungan
dari dua kata: philos, yang berarti cinta atau philein, yang berarti mencintai, dan sophia, yang
3. berarti kebijaksanaan. Dengan demikian, secara etimologis, filsafat berarti cinta atau mencintai
kebijaksanaan.
Menurut Pyithagoras, hanya Tuhan mempunyai kebijaksanaan yang sesungguhnya.
Tugas manusia di dunia adalah mencari kebijaksanaan dan mencintai pengetahuan. Itulah
sebabnya, filsuf adalah pencari hikmat atau pencita kebijaksanan.
Pythagoras dan Plato (428 -- 348 SM) menggunakan kata Philosophos untuk mengejek
kaum sofis yang menganggap diri tahu jawaban untuk semua pertanyaan. Islam bukan sekedar
menawarkan pedoman-pedoman moral teoritis guna membangun sistem ekonomi, tapi juga
mengemukakan suatu metodologi yang layak untuk menerapkan pedoman-pedoman dengan
keabsahan cara dan juga legitimasi tujuan dengan landasan atas pertimbangan etika yang jelas
dan dapat bemakna di dalam keseluruan kerangka tata sosial, dengan pendekatan terhadap sistem
ekonomi ini sangat relevan dan amat mendesak untuk di alamatkan pada syari'ah dengan filsafat
ekonomi Islam.
Objek Kajian Filsafat Ekonomi
Ilmu ekonomi Islam pada dasarnya merupakan perpaduan antara dua jenis ilmu yaitu
ilmu ekonomi dan ilmu agama Islam (fiqh mu'amalat). Sebagaimana layaknya ilmu-ilmu lain,
ilmu eknomi Islam juga memiliki dua objek kajian yaitu objek formal dan objek material. Objek
formal ilmu ekonomi Islam adalah seluruh sistem produksi dan distribusi barang dan jasa yang
dilakukan oleh pelaku bisnis baik dari aspek prediksi tentang laba rugi yang akan dihasilkan
maupun dari aspek legalitas sebuah transaksi. Sedangkan objek materialnya adalah seluruh ilmu
yang terkait dengan ilmu ekonomi Islam.
Dengan mengetahui objek formal dan material sebuah ilmu, maka akan dapat ditelusuri
eksistensinya melalui tiga pendekatan yang selalu dipergunakan dalam filsafat umum yaitu
pendekatan ontologis, epistemologis, dan aksiologis . Pendekatan ontologis dijadikan sebagai
acuan untuk menentukan hakikat dari ilmu ekonomi Islam. Sedangkan pendekatan epistemologis
dipergunakan untuk melihat prinsip-prinsip dasar, ciri-ciri, dan cara kerja ilmuekonomi Islam.
Dan pendekatan aksiologis diperlukan untuk melihat fungsi dan kegunaan ilmu ekonomi Islam
dalam menyelesaikan berbagai persoalan yang dihadapi manusia dalam kehidupan sehari-hari .