SlideShare a Scribd company logo
1 of 24
LAHAN
KERING
Group 4:
Citra Tuz Jannah
Bagas Phamungka
Danil
Riani Sagala
Risky Lestari
Suhaiba Siregar
Timoteus Gultom
Sari Ramadhani
POINT PEMBAHASAN
 JENIS LAHAN KERING DI INDONESIA
 DATA LAHAN KERING
 MANFAAT LAHAN KERING
 PRINSIP PENGELOLAAN LAHAN KERING
 UPAYA PENGELOLAAN LAHAN KERING
 DAMPAK PERUBAHAN IKLIM TERHADAP LAHAN KERING DI INDONESIA
 PERATURAN PERUNDANG UNDANGAN TENTANG LAHAN KERING
PENGERTIAN LAHAN KERING
Lahan kering secara umum didefinisikan sebagai
suatu hamparan lahan yang tidak pernah digenangi
atau tergenang air pada sebagian besar waktu
dalam setahun
LAHAN KERING secara
umum didefinisikan sebagai
suatu hamparan lahan yang
tidak pernah digenangi atau
tergenang air pada sebagian
besar waktu dalam setahun
JENIS LAHAN KERING DI INDONESIA
Lahan Kering Dataran Rendah Iklim Basah
Tanah ini dikenal sebagai
tanah masam, dengan ciri
utama pH masam, kadar Al
tinggi, fiksasi P tinggi,
sementara kandungan
basa-basa dapat tukar dan
KTK rendah
Umumnya tanah ini telah
berkembang lanjut dan telah
mengalami proses
pelapukan dan pencucian
hara (kation-kation basa)
secara intensif
Didominasi oleh tanah
Podsolik Merah Kuning
atau termasuk Ultisols,
Oxisols, dan Inceptisols
berdasarkan Soil
Taxonomy
Lahan Kering Dataran Rendah Iklim Kering
Tanah berkembang dari
bahan induk batukapur,
batugamping, sedimen
dan bahan volkanik
dengan tingkat pencucian
basa tergolong rendah,
sehingga mengandung
basa-basa dengan
kejenuhan basa > 60%
(eutrik)
Secara umum lahan ini
mempunyai tingkat
kesuburan lebih baik
dibandingkan lahan kering
beriklim basah.
pH tanah netral dan
cenderung agak alkalis,
bahkan pada tanah-tanah
dengan bahan induk
batugamping atau
batukapur pH > 7,5
(alkalis).
didominasi oleh tanah
Inceptisols, Alfisols,
Mollisols, Entisols, dan
Vertisols
Lahan Kering Dataran Tinggi Iklim Basah
Di daerah volkan,
ditemukan Andisols
dengan tekstur lebih kasar
dan warna lebih hitam
Sayuran banyak
diusahakan pada lahan
berlereng curam (> 25%),
tanpa usaha konservasi
yang memadai, sehingga
proses erosi sulit dihindari.
Kualitas lahan Andisols
lebih baik dibandingkan
Ultisols, Oxisols atau
Inceptisols, sehingga
banyak diusahakan untuk
tanaman sayuran dataran
tinggi (> 700 m dpl),
seperti tomat, wortel,
kentang, dan aneka
sayuran daun
didominasi oleh tanah
Ultisols, Oxisols, dan
Inceptisols, yang
mempunyai reaksi tanah
masam dan umumnya
berada pada lereng yang
curam
Lahan Kering Dataran Tinggi Iklim Kering
Sebaran dan luasannya
terbatas, umumnya di
Jawa Timur, Bali, dan Nusa
Tenggara
Tanah umumnya dangkal,
berbatu dan banyak
singkapan batuan,
diusahakan untuk tanaman
sayuran dan tanaman
tahunan, namun pilihan
komoditasnya lebih
terbatas karena tanahnya
dangkal dan berbatu.
Tanah berkembang dari
bahan induk batukapur
dan sedimen berkapur
menghasilkan tanah
dengan pH netral sampai
alkalis
Didominasi oleh tanah
Alfisols, Inceptisols,
Mollisols dan Andisols
dengan tingkat kesuburan
yang lebih baik
DATA LAHAN KERING DI INDONESIA
Pulau
Potensi Lahan
TotalTanaman
Pangan (TP)
Tanaman
Sayuran (TS)
Tanaman
Tahunan (TT)
Pengembalaan
Ternak (PT)
Sumatera 10.812.354 40.203 17.703.303 - 28.555.860
Jawa 1.909.124 1.008.677 5.868.687 - 8.786.487
Bali dan Nusa
Tenggara
1.139.258 44.449 2.515.790 586.335 4.285.831
Kalimantan 7.333.249 - 22.940.823 206.452 30.480.524
Sulawesi 1.905.998 26.974 6.190.556 996.285 9.119.813
Maluku 824.533 5.194 3.689.136 560.256 5.079.119
Papua 5.468.840 - 7.808.768 67.434 13.345.042
Indonesia 29.393.356 1.125.497 66.717.062 2.416.761 99.652.676
% 29,50 1,13 66,95 2,43 100,00
Dari luas lahan kering di Indonesia yang
mencapai 144,47 juta ha, sekitar 99,65
juta ha (68,98%) merupakan lahan
potensial untuk pertanian, sedangkan
sisanya sekitar + 44,82 juta ha tidak
potensial untuk pertanian yang
sebagian besar terdapat di kawasan
hutan. Berdasarkan hasil analisis
potensi lahan, sekitar 29,39 juta ha
(29,50%) potensial untuk tanaman
pangan lahan kering, sekitar 1,12 juta
ha (1,13%)
MANFAAT LAHAN KERING
DI INDONESIA
Pada lahan ini tanaman yang dihasilkan
umunya tidak terlalu membutuhkan
air yang banyak dan tergenang, ada
juga jenis ladang tadah hujan yang
hanya menggantungkan pada
ketersediaan air hujan
Kebun, pada daerah yang disebut kebun
biasanya dekat dengan pemukiman
warga, sehingga tidak membutuhkan
air yang berlebih bahkan genangan
LADANG
Pada daerah gurun bisa
dikatakan tidak ada air
akan tetapi masih tetap
ada tumbuhan karena
air hujan yang jatuh
sudah cukup untuk
menumbuhkan
GURUN
PRINSIP PENGELOLAAN
LAHAN KERING
DI INDONESIA
Dalam pengelolaan lahan kering ada beberapa
tindakan dalam konservasi lahan kering antara lain:
Metode Biologis Metode KimiaMetode Sipil
UPAYA PENGELOLAAN
LAHAN KERING
DI INDONESIA
METODE KONSERVASI
PEMAKAIAN PUPUK
ORGANIK
KONSERVASI
EMBUNG
PENGATURAN POLA
TANAM
DAMPAK PERUBAHAN
IKLIM TERHADAP
LAHAN KERING
DI INDONESIA
DAMPAK PERUBAHAN IKLIM
dapat memicu kebakaran lahan,
baik langsung maupun tidak
langsung, yang berdampak
terhadap penurunan hasil.
Mundurnya awal musim
hujan dan makin
panjangnya periode musim
kemarau
kegagalan panen dan
tanaman, penurunan IP
yang berujung pada
penurunan produktivitas
dan produksi
peningkatan frekuensi,
luas, dan bobot/intensitas
kekeringan
kerusakan sumberdaya
lahan pertanian
peningkatan intensitas
gangguan
organisme
pengganggu
tanaman
Pergeseran pola hujan sangat mempengaruhi
sumberdaya dan infrastruktur pertanian,
bergesernya waktu taman, musim dan pola tanam,
serta degradasi lahan
PERATURAN PERUNDANG
UNDANGAN TENTANG
LAHAN KERING
UNDANG-UNDANG REPUBLIK
INDONESIA NOMOR 41
TAHUN 2009 TENTANG
PERLINDUNGAN LAHAN
PERTANIAN PANGAN
BERKELANJUTAN
Pasal 5
Huruf C.
Yang dimaksud dengan “lahan
tidak beririgasi” meliputi
sawah tadah hujan dan lahan
kering.
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 16 TAHUN 2004 TENTANG
PENATAGUNAAN TANAH
Pasal 4
Ayat (2)
Kawasan budidaya meliputi: kawasan hutan yang
mencakup kawasan hutan produksi terbatas,
kawasan hutan produksi tetap,kawasan hutan
yang dapat dikonversi; Kawasan hutan rakyat;
kawasan pertanian yang mencakup kawasan
pertanian lahan basah, kawasan pertanian lahan
kering, kawasan tanaman tahunan/perkebunan,
kawasan peternakan, kawasan perikanan;
kawasan pertambangan yang mencakup
golongan bahan galian strategis, golongan bahan
galian vital atau golongan bahan galian yang
tidak termasuk kedua golongan tersebut;
kawasan peruntukan industry; kawasan
pariwisata; dan kawasan pemukiman.
CREDITS:
This presentation template was created by
Slidesgo, including icons by Flaticon, and
infographics & images by Freepik.
Please keep this slide for attribution.
THANKS!

More Related Content

What's hot

Management of coastal marginal areas into agricultural cultivation
Management of coastal marginal areas into agricultural cultivationManagement of coastal marginal areas into agricultural cultivation
Management of coastal marginal areas into agricultural cultivationyudha Adipratama
 
Keunggulan Tanah di Indonesia
Keunggulan Tanah di IndonesiaKeunggulan Tanah di Indonesia
Keunggulan Tanah di IndonesiaShofi Hawa
 
Analisis ekonomi sumber daya pada tanah
Analisis ekonomi sumber daya pada tanahAnalisis ekonomi sumber daya pada tanah
Analisis ekonomi sumber daya pada tanahCut Ajja Hani
 
Bab iii metode pengelolaan tanah
Bab iii metode pengelolaan tanahBab iii metode pengelolaan tanah
Bab iii metode pengelolaan tanahAndrew Hutabarat
 
Tugas pak makruf
Tugas pak makrufTugas pak makruf
Tugas pak makrufAbdiHalim1
 
Andrew hidayat memelihara lingkungan dengan pengaturan tata ruang penggunaan...
Andrew hidayat  memelihara lingkungan dengan pengaturan tata ruang penggunaan...Andrew hidayat  memelihara lingkungan dengan pengaturan tata ruang penggunaan...
Andrew hidayat memelihara lingkungan dengan pengaturan tata ruang penggunaan...Andrew Hidayat
 
PELESTARIAN SUMBER DAYA LAHAN KERING
 PELESTARIAN SUMBER DAYA LAHAN KERING PELESTARIAN SUMBER DAYA LAHAN KERING
PELESTARIAN SUMBER DAYA LAHAN KERINGDzuhri06
 
KONSERVASI TANAH DAN AIR
KONSERVASI TANAH DAN AIRKONSERVASI TANAH DAN AIR
KONSERVASI TANAH DAN AIREDIS BLOG
 
Pemanfaatan Lahan Gabut Menjadi Perkebunan
Pemanfaatan Lahan Gabut Menjadi PerkebunanPemanfaatan Lahan Gabut Menjadi Perkebunan
Pemanfaatan Lahan Gabut Menjadi PerkebunanLestari Moerdijat
 
Manajemen rawa-terpadu
Manajemen rawa-terpaduManajemen rawa-terpadu
Manajemen rawa-terpadupdatarawa
 
Pedosfer x6 2012
Pedosfer x6 2012Pedosfer x6 2012
Pedosfer x6 2012Paranody
 
Makalah_58 Pada dasarnya konservasi lahan diarahkan untuk memulihkan
Makalah_58 Pada dasarnya konservasi lahan diarahkan untuk memulihkanMakalah_58 Pada dasarnya konservasi lahan diarahkan untuk memulihkan
Makalah_58 Pada dasarnya konservasi lahan diarahkan untuk memulihkanBondan the Planter of Palm Oil
 
Konservasi tanah dan air
Konservasi tanah dan airKonservasi tanah dan air
Konservasi tanah dan aircietera
 
Makalah konservasi tanah dan air UNSRI
Makalah konservasi tanah dan air UNSRIMakalah konservasi tanah dan air UNSRI
Makalah konservasi tanah dan air UNSRIRizki Chairunnisya
 
Konservasi mekanik dan kimia
Konservasi mekanik dan kimiaKonservasi mekanik dan kimia
Konservasi mekanik dan kimiaNurul Aulia
 

What's hot (19)

Management of coastal marginal areas into agricultural cultivation
Management of coastal marginal areas into agricultural cultivationManagement of coastal marginal areas into agricultural cultivation
Management of coastal marginal areas into agricultural cultivation
 
Keunggulan Tanah di Indonesia
Keunggulan Tanah di IndonesiaKeunggulan Tanah di Indonesia
Keunggulan Tanah di Indonesia
 
Lahan pasang surut
Lahan pasang surutLahan pasang surut
Lahan pasang surut
 
Analisis ekonomi sumber daya pada tanah
Analisis ekonomi sumber daya pada tanahAnalisis ekonomi sumber daya pada tanah
Analisis ekonomi sumber daya pada tanah
 
Bab iii metode pengelolaan tanah
Bab iii metode pengelolaan tanahBab iii metode pengelolaan tanah
Bab iii metode pengelolaan tanah
 
Pekarangan 1 bu vivi
Pekarangan 1 bu viviPekarangan 1 bu vivi
Pekarangan 1 bu vivi
 
Tugas pak makruf
Tugas pak makrufTugas pak makruf
Tugas pak makruf
 
Andrew hidayat memelihara lingkungan dengan pengaturan tata ruang penggunaan...
Andrew hidayat  memelihara lingkungan dengan pengaturan tata ruang penggunaan...Andrew hidayat  memelihara lingkungan dengan pengaturan tata ruang penggunaan...
Andrew hidayat memelihara lingkungan dengan pengaturan tata ruang penggunaan...
 
Pelestarian tanah
Pelestarian tanahPelestarian tanah
Pelestarian tanah
 
PELESTARIAN SUMBER DAYA LAHAN KERING
 PELESTARIAN SUMBER DAYA LAHAN KERING PELESTARIAN SUMBER DAYA LAHAN KERING
PELESTARIAN SUMBER DAYA LAHAN KERING
 
Air tanah
Air tanahAir tanah
Air tanah
 
KONSERVASI TANAH DAN AIR
KONSERVASI TANAH DAN AIRKONSERVASI TANAH DAN AIR
KONSERVASI TANAH DAN AIR
 
Pemanfaatan Lahan Gabut Menjadi Perkebunan
Pemanfaatan Lahan Gabut Menjadi PerkebunanPemanfaatan Lahan Gabut Menjadi Perkebunan
Pemanfaatan Lahan Gabut Menjadi Perkebunan
 
Manajemen rawa-terpadu
Manajemen rawa-terpaduManajemen rawa-terpadu
Manajemen rawa-terpadu
 
Pedosfer x6 2012
Pedosfer x6 2012Pedosfer x6 2012
Pedosfer x6 2012
 
Makalah_58 Pada dasarnya konservasi lahan diarahkan untuk memulihkan
Makalah_58 Pada dasarnya konservasi lahan diarahkan untuk memulihkanMakalah_58 Pada dasarnya konservasi lahan diarahkan untuk memulihkan
Makalah_58 Pada dasarnya konservasi lahan diarahkan untuk memulihkan
 
Konservasi tanah dan air
Konservasi tanah dan airKonservasi tanah dan air
Konservasi tanah dan air
 
Makalah konservasi tanah dan air UNSRI
Makalah konservasi tanah dan air UNSRIMakalah konservasi tanah dan air UNSRI
Makalah konservasi tanah dan air UNSRI
 
Konservasi mekanik dan kimia
Konservasi mekanik dan kimiaKonservasi mekanik dan kimia
Konservasi mekanik dan kimia
 

Similar to OPTIMASI LAHAN

Similar to OPTIMASI LAHAN (20)

Dbt 4-media-tanam
Dbt 4-media-tanamDbt 4-media-tanam
Dbt 4-media-tanam
 
media-tanam.ppt
media-tanam.pptmedia-tanam.ppt
media-tanam.ppt
 
budidaya
budidayabudidaya
budidaya
 
Pengantar Ilmu Pertanian
Pengantar Ilmu PertanianPengantar Ilmu Pertanian
Pengantar Ilmu Pertanian
 
Group 1 l ahan sawah
Group 1 l ahan sawahGroup 1 l ahan sawah
Group 1 l ahan sawah
 
Kelompok 4 lahan gambut
Kelompok 4 lahan gambutKelompok 4 lahan gambut
Kelompok 4 lahan gambut
 
Desertifikasi
DesertifikasiDesertifikasi
Desertifikasi
 
Erosi tanah dan dampaknya terhadap kehidupan
Erosi tanah dan dampaknya terhadap kehidupanErosi tanah dan dampaknya terhadap kehidupan
Erosi tanah dan dampaknya terhadap kehidupan
 
PELESTARIAN SUMBERDAYA LAHAN GAMBUT
PELESTARIAN SUMBERDAYA LAHAN GAMBUTPELESTARIAN SUMBERDAYA LAHAN GAMBUT
PELESTARIAN SUMBERDAYA LAHAN GAMBUT
 
PPT EKOLAKER GODAM.pptx
PPT EKOLAKER GODAM.pptxPPT EKOLAKER GODAM.pptx
PPT EKOLAKER GODAM.pptx
 
Tanah gambut
Tanah gambut Tanah gambut
Tanah gambut
 
Acara 4 fix tekben
Acara 4 fix tekbenAcara 4 fix tekben
Acara 4 fix tekben
 
Tanah Masam 2023.pptx
Tanah Masam 2023.pptxTanah Masam 2023.pptx
Tanah Masam 2023.pptx
 
Chapter ii tanaman sawi
Chapter ii tanaman sawiChapter ii tanaman sawi
Chapter ii tanaman sawi
 
Pedosfer
PedosferPedosfer
Pedosfer
 
Ppt lahan kering kel.2
Ppt lahan kering kel.2Ppt lahan kering kel.2
Ppt lahan kering kel.2
 
Pedosfer
PedosferPedosfer
Pedosfer
 
Mekanika Tanah I (Teori Klasifikasi Tanah)
Mekanika Tanah I (Teori Klasifikasi Tanah)Mekanika Tanah I (Teori Klasifikasi Tanah)
Mekanika Tanah I (Teori Klasifikasi Tanah)
 
Persentasi padi6(Lahan kering)
Persentasi padi6(Lahan kering)Persentasi padi6(Lahan kering)
Persentasi padi6(Lahan kering)
 
Lahan pasang surut
Lahan pasang surutLahan pasang surut
Lahan pasang surut
 

Recently uploaded

04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023DodiSetiawan46
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anakbekamalayniasinta
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfIndri117648
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 

Recently uploaded (20)

04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 

OPTIMASI LAHAN

  • 1. LAHAN KERING Group 4: Citra Tuz Jannah Bagas Phamungka Danil Riani Sagala Risky Lestari Suhaiba Siregar Timoteus Gultom Sari Ramadhani
  • 2. POINT PEMBAHASAN  JENIS LAHAN KERING DI INDONESIA  DATA LAHAN KERING  MANFAAT LAHAN KERING  PRINSIP PENGELOLAAN LAHAN KERING  UPAYA PENGELOLAAN LAHAN KERING  DAMPAK PERUBAHAN IKLIM TERHADAP LAHAN KERING DI INDONESIA  PERATURAN PERUNDANG UNDANGAN TENTANG LAHAN KERING
  • 3. PENGERTIAN LAHAN KERING Lahan kering secara umum didefinisikan sebagai suatu hamparan lahan yang tidak pernah digenangi atau tergenang air pada sebagian besar waktu dalam setahun
  • 4. LAHAN KERING secara umum didefinisikan sebagai suatu hamparan lahan yang tidak pernah digenangi atau tergenang air pada sebagian besar waktu dalam setahun
  • 5. JENIS LAHAN KERING DI INDONESIA
  • 6. Lahan Kering Dataran Rendah Iklim Basah Tanah ini dikenal sebagai tanah masam, dengan ciri utama pH masam, kadar Al tinggi, fiksasi P tinggi, sementara kandungan basa-basa dapat tukar dan KTK rendah Umumnya tanah ini telah berkembang lanjut dan telah mengalami proses pelapukan dan pencucian hara (kation-kation basa) secara intensif Didominasi oleh tanah Podsolik Merah Kuning atau termasuk Ultisols, Oxisols, dan Inceptisols berdasarkan Soil Taxonomy
  • 7. Lahan Kering Dataran Rendah Iklim Kering Tanah berkembang dari bahan induk batukapur, batugamping, sedimen dan bahan volkanik dengan tingkat pencucian basa tergolong rendah, sehingga mengandung basa-basa dengan kejenuhan basa > 60% (eutrik) Secara umum lahan ini mempunyai tingkat kesuburan lebih baik dibandingkan lahan kering beriklim basah. pH tanah netral dan cenderung agak alkalis, bahkan pada tanah-tanah dengan bahan induk batugamping atau batukapur pH > 7,5 (alkalis). didominasi oleh tanah Inceptisols, Alfisols, Mollisols, Entisols, dan Vertisols
  • 8. Lahan Kering Dataran Tinggi Iklim Basah Di daerah volkan, ditemukan Andisols dengan tekstur lebih kasar dan warna lebih hitam Sayuran banyak diusahakan pada lahan berlereng curam (> 25%), tanpa usaha konservasi yang memadai, sehingga proses erosi sulit dihindari. Kualitas lahan Andisols lebih baik dibandingkan Ultisols, Oxisols atau Inceptisols, sehingga banyak diusahakan untuk tanaman sayuran dataran tinggi (> 700 m dpl), seperti tomat, wortel, kentang, dan aneka sayuran daun didominasi oleh tanah Ultisols, Oxisols, dan Inceptisols, yang mempunyai reaksi tanah masam dan umumnya berada pada lereng yang curam
  • 9. Lahan Kering Dataran Tinggi Iklim Kering Sebaran dan luasannya terbatas, umumnya di Jawa Timur, Bali, dan Nusa Tenggara Tanah umumnya dangkal, berbatu dan banyak singkapan batuan, diusahakan untuk tanaman sayuran dan tanaman tahunan, namun pilihan komoditasnya lebih terbatas karena tanahnya dangkal dan berbatu. Tanah berkembang dari bahan induk batukapur dan sedimen berkapur menghasilkan tanah dengan pH netral sampai alkalis Didominasi oleh tanah Alfisols, Inceptisols, Mollisols dan Andisols dengan tingkat kesuburan yang lebih baik
  • 10.
  • 11. DATA LAHAN KERING DI INDONESIA
  • 12. Pulau Potensi Lahan TotalTanaman Pangan (TP) Tanaman Sayuran (TS) Tanaman Tahunan (TT) Pengembalaan Ternak (PT) Sumatera 10.812.354 40.203 17.703.303 - 28.555.860 Jawa 1.909.124 1.008.677 5.868.687 - 8.786.487 Bali dan Nusa Tenggara 1.139.258 44.449 2.515.790 586.335 4.285.831 Kalimantan 7.333.249 - 22.940.823 206.452 30.480.524 Sulawesi 1.905.998 26.974 6.190.556 996.285 9.119.813 Maluku 824.533 5.194 3.689.136 560.256 5.079.119 Papua 5.468.840 - 7.808.768 67.434 13.345.042 Indonesia 29.393.356 1.125.497 66.717.062 2.416.761 99.652.676 % 29,50 1,13 66,95 2,43 100,00
  • 13. Dari luas lahan kering di Indonesia yang mencapai 144,47 juta ha, sekitar 99,65 juta ha (68,98%) merupakan lahan potensial untuk pertanian, sedangkan sisanya sekitar + 44,82 juta ha tidak potensial untuk pertanian yang sebagian besar terdapat di kawasan hutan. Berdasarkan hasil analisis potensi lahan, sekitar 29,39 juta ha (29,50%) potensial untuk tanaman pangan lahan kering, sekitar 1,12 juta ha (1,13%)
  • 15. Pada lahan ini tanaman yang dihasilkan umunya tidak terlalu membutuhkan air yang banyak dan tergenang, ada juga jenis ladang tadah hujan yang hanya menggantungkan pada ketersediaan air hujan Kebun, pada daerah yang disebut kebun biasanya dekat dengan pemukiman warga, sehingga tidak membutuhkan air yang berlebih bahkan genangan LADANG Pada daerah gurun bisa dikatakan tidak ada air akan tetapi masih tetap ada tumbuhan karena air hujan yang jatuh sudah cukup untuk menumbuhkan GURUN
  • 17. Dalam pengelolaan lahan kering ada beberapa tindakan dalam konservasi lahan kering antara lain: Metode Biologis Metode KimiaMetode Sipil
  • 21. DAMPAK PERUBAHAN IKLIM dapat memicu kebakaran lahan, baik langsung maupun tidak langsung, yang berdampak terhadap penurunan hasil. Mundurnya awal musim hujan dan makin panjangnya periode musim kemarau kegagalan panen dan tanaman, penurunan IP yang berujung pada penurunan produktivitas dan produksi peningkatan frekuensi, luas, dan bobot/intensitas kekeringan kerusakan sumberdaya lahan pertanian peningkatan intensitas gangguan organisme pengganggu tanaman Pergeseran pola hujan sangat mempengaruhi sumberdaya dan infrastruktur pertanian, bergesernya waktu taman, musim dan pola tanam, serta degradasi lahan
  • 23. UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2009 TENTANG PERLINDUNGAN LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN Pasal 5 Huruf C. Yang dimaksud dengan “lahan tidak beririgasi” meliputi sawah tadah hujan dan lahan kering. PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2004 TENTANG PENATAGUNAAN TANAH Pasal 4 Ayat (2) Kawasan budidaya meliputi: kawasan hutan yang mencakup kawasan hutan produksi terbatas, kawasan hutan produksi tetap,kawasan hutan yang dapat dikonversi; Kawasan hutan rakyat; kawasan pertanian yang mencakup kawasan pertanian lahan basah, kawasan pertanian lahan kering, kawasan tanaman tahunan/perkebunan, kawasan peternakan, kawasan perikanan; kawasan pertambangan yang mencakup golongan bahan galian strategis, golongan bahan galian vital atau golongan bahan galian yang tidak termasuk kedua golongan tersebut; kawasan peruntukan industry; kawasan pariwisata; dan kawasan pemukiman.
  • 24. CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, including icons by Flaticon, and infographics & images by Freepik. Please keep this slide for attribution. THANKS!