SlideShare a Scribd company logo
1 of 14
Download to read offline
BAB I
Pengertian
A. Pengertian Arsip
Arsip adalah naskah – naskah yang dibuat dan diterima oleh lembaga
Negara dan Badan – badan Pemerintahan, maupun naskah – naskah yang
dibuat dan diterima oleh Badan – badan swasta dan/atau perorangan, dalam
bentuk corak apapun baik dalam keadaan tunggal maupun kelompok dalam
rangka pelaksanaan kegiatan pemerintahan dan dalam pelaksanaan kehidupan
kebangsaan.
Kearsipan atau filing adalah proses kegiatan pengurusan atau
pengaturan arsip dengan memprgunakan suatu sistem tertentu, sehingga arsip
–arsip dapat ditemukan kembali dengan mudah dan cepat apabila sewaktu –
waktu diperlukan.
Jadi, arsip adalah wujud atau bentuk barang atau bendanya yang
berupa naskah – naskah, baik dalam keadaan tunggal maupun kelompok.
Sedangkan kearsipan atau filing adalah aktivitas atau kegiatannya, yaitu
kegiatan yang berhubungan dengan pengurusan atau pengaturan arsip
Berdasarkan Undang – Undang Nomor 7 tahun 1971 tentang
Ketentuan-ketentuan Pokok Kearsipan, pasal 1 ayat a dan ayat b, menetapkan
bahwa yang dimaksud dengan arsip adalah :
a. Naskah-naskah yang dibuat dan diterima oleh Lembaga-lembaga Negara
dan Badan-badan Pemerintahan dalam bentuk corak apa pun, baik dalam
keadaan tunggal maupun berkelompok, dalam rangka pelaksanaan
kegiatan pemerintahan.
b. Naskah-naskah yang dibuat dan diterima oleh Badan-badan Swasta dan
atau perorangan, dalam bentuk corak apa pun, baik dalam keadaan tunggal
maupun berkelompok, dalam rangka pelaksanaan kehidupan kebangsaan.
Selain dari pengertian di atas, arsip dapat diartikan pula sebagai
suatu badan (agency) yang melakukan segala kegiatan pencatatan
penanganan, penyimpanan dan pemeliharaan surat-surat/warkat-warkat yang
mempunyai arti penting baik kedalam maupun keluar, baik yang menyangkut
soal-soal pemerintahan maupun non-pemerintahan, dengan menerapkan
kebijaksanaan dan system tertentu yang dapat dipertanggung jawabkan.
Manajemen kearsipan adalah bagaimana seseorang/sebuah
organisasi dalam mengelola, menyusun, menjaga, merawat arsip yang ada
dalam organisasinya. Dimana arsip merupakan memori/”daya ingat” suatu
organisasi atas kejadian – kejadian yang dialami.
B. MACAM – MACAM SISTEM FILING
Sistem yang dipergunakan dalam pengurusan atau pengaturan arsip
dinamakan sistem filing (filing sistem). Sistem filing disebut juga dengan
istilah sistem kearsipan. Ada beberapa macam sistem filing, Atmosudirdjo
(1982:161 – 168) mengatakan bahwa pada pokoknya sistem kearsipn terdiri
dari 2 bagian, yaitu:
1. Sistem pengaturtertiban atau arrangement system.
2. Sistem perawatsimpanan atau safe keeping system.
1. Sistem pengaturtertiban atau (arrangement system)
Sistem pengaturtertiban disebut juga dengan berbagai istilah, misalnya :
- Sistem klasifikasi,
- Sistem klasifikasi arsip, dan
- Sistem klasifikasi kearsipan.
Selanjutnya sistem pengaturtertiban atau sistem klasifikasi dibedakan
menjadi beberapa macam yaitu :
a. Sistem klasifikasi Numerikal Seri (Menurut nomor)
Sistem klasifikasi numerikal adalah sistem penyimpanan arsip dengan
mempergunakan kode nomor. Jadi, kode yang dipergunakan dalam
penyimpanan arsip adalah nomor.
b. Sistem klasifikasi alfabetis (Menurut abjad)
Sistem klasifikasi alfabetis adalah sistem penyimpanan arsip dengan
memprgunakan abjad sebagai kode penyimpanan.
2. Sistem perawatsimpanan (safe keeping system)
Yang dimaksud dengan sistem perawatsimpanan arsip adalah
sistem yang dipergunakan dalam pemeliharaan dan pengamanan arsip.
Penyimpanan yang aman terhadap arsip sangat penting, mengingat
mempunyai peranan penting bagi kelangsungan hidup.
3. Sistem Filing
Ada 5 dasar pokok sistem bagi penyelenggaraan filing yang dapat
dipergunakan, yaitu :
1. Sistem abjad atau alfabet
Suatu sistem untuk menyusun arsip menurut abjad nama orang, atau
organisasi dengan berpedoman pada indeks. Misalnya :
- Nama biasa yang tidak tergolong nama keluarga/marga/baptis,
nama ditulis :
Nila Dwi - dalam indeks N
Eko Prima - dalam indeks E
- Nama perseorangan yang memakai nama keluarga, maka ditulis :
Moreno Suprapto - dalam indeks S
Henry Fayol - dalam indeks F
- Nama instansi pemerintah yang diutamakan adalah kata pengenal
yang terpenting dari instansi tersebut, sedangkan bentuk organisasi
dijadikan unit terakhir.
Departmen Pertahanan Nasional - dalam indeks P
Lembaga Administrasi Negara - dalam indeks A
- Pada beberapa instansi pemerintahan atau nama wilayah yang
diutamakan ialah nama tempat/daerah.
Kota Surabaya - dalam indeks S
Kabupaten Kutorejo - dalam indeks K
2. Sistem subjek
Tata cara penyimpanan arsip dengan mempergunakan pokok masalah
sebagai pedoman pengaturannya. Misalnya : masalah kepegawaian,
cuti, kenaikan pangkat, lamaran, keuangan, gaji, dsb.
3. Sistem geografis
Sistem penyimpanan arsip berdasarkan wilayah/daerah asal arsip.
Misalnya : negara, propinsi, ibukota propinsi, kabupaten/kotamadya,
pulau, kepulauan, dsb.
4. Sistem nomor
Dalam sistem ini dipergunakan sebagai pedoman mengatur arsip
adalah urutan angka. Sistem ini biasa dipergunakan oleh organisasi-
organisasi yang bergerak di bidang profesional tertentu, misalnya
kantor akuntan, kantor pengacara, kantor kontraktor, dsb. Sistem
nomor ini merupakan sistem filling yang tidak langsung, karena
sebelum menemukan nomor-nomor yang diperlukan arsip lebih
dahulu harus membuat daftar kelompok masalah-masalah, kelompok-
kelompok pokok permasalahan seperti pada sistem subjek, baru
kemudian diberi nomor di belakangnya.
Umpamanya:
Kepegawaian 12
Cuti 12,1
Kenaikan Pangkat 12,2
Lamaran 12,3
Suatu organisasi yang bergerak di dalam usaha perdagangan mesin
mesin kantor juga dapat mempergunakan sistem nomor ini,
umpamanya:
Mesin kalkulator 14
Fasit 14,1
Monroe 14,2
Ordner 14,3
Underwood 14,4
5. Sistem kronologis
Dalam sistem ini, arsip disimpan menurut urutan tanggal yang
tercantum dalam surat. Surat yang datang lebih akhir ditempatkan
pada yang paling depan, tanpa melihat masalah atau perihal surat atau
bahan, dam selanjutnya dikelompokkan.
C. Tata Cara Mengarsip Surat
Dalam suatu organisasi diperlukan seseorang yang bertugas untuk
mengelola/mengurus surat – surat yang masuk maupun keluar dalam suatu
organisasi atau suatu instansi baik negeri maupun swasta. Tata cara
mengarsip surat sebagai berikut :
1. Penyortiran surat
Mensortir surat – surat penting yang sebagian besar berupa surat –
surat dinas pemerintahan, surat – surat dinas dari perusahaan, dan surat –
surat dinas dari perorangan. Semua surat tersebut dipisahkan dari surat –
surat yang kurang penting dengan cara :
a. Meneliti asal ( sumber ) surat tersebut. Sumber surat dapat dilihat
dari mana si pengirim, alamat, atau stempel pos. Misalnya : satu
amplop putih dari sebuah bank dengan tanda rahasia di bawah, dan
tanda segera di atasnya.
b. Meneliti cara pengiriman surat. Cara pengiriman surat yang
dipergunakan oleh pengirim dapat juga memberikan petunjuk apakah
surat tersebut tergolong penting atau tidak. Misalnya : Surat dengan
stempel segera/ stempel kilat.
2. Penyortiran selanjutnya
Surat – surat penting yang telah disortir, hendaknya dipisahkan lagi
menurut beberapa macam kelompok. Agar letaknya teratur, setiap
kelompok surat hendaknya ditempatkan tersendiri di dalam folder – folder
atau alat lain yang sejenisnya. Kelompok – kelompok yang dimaksud
adalah :
a. Surat – surat dinas.
b. Surat – surat dinas dari instansi pemerintah
c. Surat – surat dari kantor – kantor swasta
d. Surat – surat daroi perorangan
3. Pembukaan sampul ( amplop )
Hal ini perlukan agar surat tetap dalam keadaan rapi, tidak rusak,
sobek, atau yang lainnya. Untuk itu dalam membuka sampul / amplop
surat harus berhati – hati.
4. Pengeluaran surat dari dalam sampul
Setelah semua surat dikeluarkan dari dalam sampul kemudian
dibuka dan diratakan / dirapikan lipatan – lipatannya. Lalu kaitkan sampul
pada suratnya dan tempatkan pada kotak surat terbuka.
5. Penelitian surat
Surat – surat yang telah terbuka tadi, kemudian satu persatu diteliti
untuk memastikan apakah tanda – tanda/ciri – ciri surat sama dengan yang
terdapat dalam sampulnya. Jika terdapat alamat dalam yang betul dan
sesuai dengan sampulnya dan setelah surat diberi stempel tanggal
diterimanya surat sesuai dengan sampul, maka sampul dapat disingkirkan.
Jika pada surat tidak terdapat alamat dalam, maka sampul tetep
dikaitkan pada surat atau membuat salinan alamat pengirimnya (disalin
dari sampul) pada form dan dikaitkan pada surat. Sampul dapat
disingkirkan. Setelah itu dikelompokkan lagi menurut daerah, asalnya,
ataupun masalah yang sama dari surat tersebut.
6. Pembacaan surat dan penyampaiannya
Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah surat tersebut penting
atau biasa saja. Selain itu, untuk memisahkan surat – surat mana yang
perlu/harus disampaikan langsung pada pimpinan atau kepada unit/bagian
pengelolaan yang dituju oleh surat tersebut.
7. Pencatatan surat
a. Kartu Kendali
b. Buku Agenda
c. Buku Pembantu Agenda
Keterangan – keterangan yang dicatat dalam Kartu Kendali maupun Buku
Agenda :
 Tanggal hari diterimanya (surat masuk) atau dikirimkannya (surat
keluar) surat.
 Nomor urut agenda. Untuk surat masuk di catat pula nomor suratnya.
 Asal surat (instansi, perorangan) untuk surat masuk; Alamat yang
dituju untuk surat keluar.
 Perihal dan persoalan (isi) surat secara ringkas.
 Tanggal yang tercantum di dalam surat.
 Catatan (keterangan) lain tentang kedudukan surat di dalam
pemrosesannya, misalnya : disampaikan kepada pejabat/unit tertentu
untuk ditangani.
 Jika instansi telah menggunakan sistem pola klasifikasi atau sistem
pengkodean, maka kode dan nama masalah ( subject heading ) dicatat
pula.
 Lampiran, disebut macam dan jumlahnya.
 Pengolah. Unit yang fungsional bertanggung jawab atau yang ditunjuk
untuk menggarap tindak lanjut atau memproses penyelesaian masalah
daripada syarat bersangkutan.
8. Langkah akhir penanganan surat.
Surat-surat yang masih digarap atau yang telah dilakukan tindak
lanjutnya, tetapi belum dianggap tuntas sehingga sewaktu-waktu dalam
waktu yang tidak lama diperlukan lagi, selama itu pula disimpan oleh unit
pengelolah yang menggarap atau bertanggung jawab atas tindak lanjut
surat bersangkutan.
Tata penyimpanan arsip aktif maupun arsip inaktif menggunakan
sistem penataan berkas disesuaikan dengan kepentingan instansi
bersangkutan agar memudahkan pengendaliannya
D. Ciri - ciri dan Sistem Kearsipan yang Baik
Pasal 3 Undang - Undang No.7 tahun 1971 mengatakan bahwa
tujuan kearsipan ialah menjamin keselamatan bahan pertanggung jawaban
nasional tentang perencanaan,pelaksanaan dan penyelenggaraan kehidupan
kebangsaan serta untuk menyediakan bahan pertanggung jawaban bagi
kegiatan pemerintah.
Untuk mencapai tujuan tersebut, setiap instansi (baik pemerintah
maupun swasta) harus mampu menjalankan suatu sistem kearsipan yang baik.
Sistem kearsipan yang dijalankan oleh suatu instansi dikatakan baik apabila
mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
1. Mudah dilaksanakan.
Tidak menimbulkan kesulitan, baik dalam penyimpanan, pengambilan
maupun dalam pengembalian arsip.
2. Mudah dimengerti
Tidak menimbulkan banyak kesalahan dalam pelaksanaannya. Dengan
kata lain, sistem kearsipan harus sederhana.
3. Murah dan ekonomis
Dalam arti tidak berlebihan, baik dalam pengeluaran dana/biaya maupun
dalam pemakaian tenaga, peralatan atau perlengkapan arsip.
4. Tidak memakan tempat
Tempat penyimpanan dapat berupa ruangan, bangunan (gudang arsip), rak
arsip, almari, dan sebagainya.
5. Mudah dicapai
Memungkinkan arsip – arsip yang disimpan mudah dan cepat ditemukan,
diambil, dan dikembalikan apabila sewaktu – waktu diperlukan lagi.
6. Fleksibel
Sistem pengarsipan ini dapat diterapkan di setiap organisasi dan dapat
mengikuti perkembangan organisasi
7. Cocok bagi organisasi
Sistem kersipan yang dilaksanakan hendaknya cocok atau sesuai dengan
jenis dan ruang lingkup kegiatan organisasi.
8. Dapat mencegah kerusakan dan kehilangan arsip
Sistem kearsipan yang dilaksanakan harus dapat mencegah campur tangan
orang – orang yang tidak bertanggung jawab, tidak berwenang bertugas
dalam bidang kearsipan. Termasuk pengaruh lainnya.
9. Mempermudah pengawasan.
Sistem kearsipan yang dilaksanakan dibantu dengan mempergunakan
berbagai macam perlengkapan, misalnya : kartu indeks, lembar pengantar,
lembar tunjuk silang, kartu pinjam arsip ( out slip ), dan sebagainya.
Dengan demikian, sistem kearsipan perlu direncanakan terlebih
dahulu, maksudnya ialah :
a. Jangan sampai sitem kearsipan yang dilaksanakan tidak cocok dengan
jenis dan luas lingkupnya kegiatan organisasi
b. Jangan sampai sistem kearsipan yang dilaksanakan menimbulkan
kesulitan bagi para pegawai kearsipan, karena sulit di mengerti
c. Jangan sampai sistem kearsipan yang dilaksanakan menyulitkan dalam
hal penyimpanan, penemuan, pengembalian, pemeliharaan dan
perawatan arsip
d. Jangan sampai sistem kearsipan yang dilaksanakan menimbulkan
pemborosan, baik dalam hal tenaga, biaya/dana maupun peralatan atau
perlengkapan yang dipergunakan
e. Jangan sampai ada suatu arsip yang masih mempunyai nilai kegunaan
atau nilai pakai dan perlu disimpan secara permanen, tetapi ikut
dipindahkan dari arsip aktif ke arsip tak aktif dan kemudian di
musnahkan.
E. Masalah - masalah di bidang kearsipan
1. Penemuan kembali secara cepat dan tepat terhadap arsip-arsip apabila
sewaktu-waktu di perlukan kembali, baik oleh pihak pimpinan
organisasi yang bersangkuta maupun oleh organisasi lainnya.
2. Hilangnya arsip-arsip sebagai akibat dari sistem penyimpanan yang
kurang sistematis, sistem pemeliharaan dan pengamanan yang kurang
sempurna, serta peminjaman atau pemakaian arsip oleh pimpinan atau
oleh satuan organisasi lainnya, yang jangka waktunya lama, sehingga
arsip lupa dikembalikan kepada unit kearsipan.
3. Bertambahnya terus-menerus arsip-arsip ke dalam bagian kearsipan
tanpa diikuti dengan penyingkiran dan penyusutan yang mengakibatkan
tempat penyimpanan tidak mencukupi.
4. Tatakerja keasipan yang tidak mengikuti perkembangan ilmu kearsipan
modern karena para pegawai kearsipan yang tidak cakap dan kurang
adanya bimbingan yang teratur dari pihak pimpinan dan dari para ahli
kearsipan.
5. Peralatan kearsipan yang tidak memadai, tidak mengikuti
perkembangan ilmu kearsipan modern, karena kurangnya dana yang
tersedia, serta karena para pegawai kearsipan yang kurang cakap.
6. Kurang adanya kesadaran para pegawai terhadap peranan dan
pentingnya arsip-arsip bagi organisasi, sehingga sistem penimpanan,
pemeliharaan dan perawatan arsip kurang mendapat perhatian yang
semestinya.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Implementasi
Rumah sakit pemerintahan X sering mengalami kesulitan dalam
penemuan kembali arsip pasiennya karena data yang disimpan tidak
beraturan dan semua berkas dijadikan satu dengan senua berkas yang ada.
Rumah sakit tersebut membutuhkan waktu yang sangat lama untuk
kegiatan pencariandata/berkas yang dibutuhkan.
B. Pembahasan
Dari masalah di atas dapat diketahui bahwa di Rumah Sakit
tersebut tidak memiliki sistem/manajemen kearsipan yang bisa dikatakan
belum baik. Bahkan pihak rumah sakit belum mengetahui cara
pengarsipan yang baik dan benar. Pertama – tama yang harus dilakukan
oleh pihak Rumah Sakit ( juru arsip yang ada di dalam organisasi tersebut)
adalam mensortir data – data pasien yang telah mendaftarkan diri mereka,
misalnya berdasarkan tanggal berapa mereka mendaftarkan diri, nama
pasien, alamatnya, dan sebagainya. Setelah itu, data pasien dipilah – pilah
berdasarkan sistem penyimpanan abjad. Langkah berikutnya, masukkan
tiap – tiap data pasien ke dalam snelhechter dan diberi label agar rapi
datanya. Kemudian masukkan data – data tersebut kedalam filing cabinet
atau kotak berkas sesuai dengan urutan abjadnya. Dengan begini sewaktu
– waktu apabila ada pasien yang membutuhkan data kesehatannya ( record
of health) dapat dengan mudah dicari dan ditemukan datannya apabila
sewaktu – waktu diperlukan datanya.
Dengan seiring perkembangan teknologi, pihak Rumah Sakit
dapat mengentri data para pasiennya ke dalam sistem database dengan
menggunakan komputer namun dengan sistem pengarsipan abjad, atau
sistem nomor yang sejenis dengan nomor induk pasien atau dapat juga
dengan menggunakan semacam barcode pada kartu berobat pasien. Jika
ingin mencari data pasien, petugas administrasi tinggal menscan barcode
tersebut atau dengan mengetik nomor induk pasien. Lalu keluarlah data –
data yang diperlukan oleh pasien tersebut.
BAB III
Kesimpulan
Dengan adanya manajemen kearsipan, suatu organisasi dapat
dengan baik dalam mengelola sumber ingatan dalam organisasinya sehingga arsip
dapat ditemukan kembali dengan mudah dan cepat apabila sewaktu – watu
diperlukan. Baik organisasi publik maupun swasta perlu atau sangat dianjurkan
untuk mengelola, mengatur arsip ( baik berupa tulisan, film, rekaman, gambar,
dan lain sebagainya) yang mereka terima ataupun yang mereka keluarkan selama
kegiatan keorganisasian tersebut berlangsung.
Dari keseluruhan sistem kearsipan, sistem abjad selalu
dipergunakan sebagai kelengkapan sistem yang dipilih. Sistem ini dianggap lebih
mudah dari sistem yang lainnya, arsip memilih sistem subjek, maka dalam
penyusunan subjeknya juru arsip selalu harus menyusunnya lagi menurut urutan
abjadnya. Sistem abjad merupakan dasar bagi semua sistem filing sebab lebih
efektif dan efisien dalam mengaplikasikannya.

More Related Content

What's hot (13)

Macam sistem kearsipan
Macam sistem kearsipanMacam sistem kearsipan
Macam sistem kearsipan
 
ARSIP DAN JENIS JENIS ARSIP
ARSIP DAN  JENIS JENIS ARSIPARSIP DAN  JENIS JENIS ARSIP
ARSIP DAN JENIS JENIS ARSIP
 
menerapkan prosedur pencatatan surat_dokumen masuk dan keluar
menerapkan prosedur pencatatan surat_dokumen masuk dan keluarmenerapkan prosedur pencatatan surat_dokumen masuk dan keluar
menerapkan prosedur pencatatan surat_dokumen masuk dan keluar
 
Modul 12 dan 13 peny arsip dan pemeliharaan
Modul 12 dan 13 peny arsip dan pemeliharaanModul 12 dan 13 peny arsip dan pemeliharaan
Modul 12 dan 13 peny arsip dan pemeliharaan
 
Menangani surat-masuk-surat-keluar menggunakan kartu endali
Menangani surat-masuk-surat-keluar menggunakan kartu endaliMenangani surat-masuk-surat-keluar menggunakan kartu endali
Menangani surat-masuk-surat-keluar menggunakan kartu endali
 
Manajemen dokumentasi
Manajemen dokumentasiManajemen dokumentasi
Manajemen dokumentasi
 
Filing sistem subjek xi ap SMK N 1 Mempawah Hilir
Filing sistem subjek xi ap SMK N 1 Mempawah HilirFiling sistem subjek xi ap SMK N 1 Mempawah Hilir
Filing sistem subjek xi ap SMK N 1 Mempawah Hilir
 
3.4. menerapkan penanganan surat masuk
3.4. menerapkan penanganan surat masuk3.4. menerapkan penanganan surat masuk
3.4. menerapkan penanganan surat masuk
 
Prosedur pengurusan surat
Prosedur pengurusan suratProsedur pengurusan surat
Prosedur pengurusan surat
 
Pengarsipan
PengarsipanPengarsipan
Pengarsipan
 
Sistem filing
Sistem filingSistem filing
Sistem filing
 
Penerimaan dan Penyortiran Surat Masuk Sistem Buku Agenda
Penerimaan dan Penyortiran Surat Masuk Sistem Buku AgendaPenerimaan dan Penyortiran Surat Masuk Sistem Buku Agenda
Penerimaan dan Penyortiran Surat Masuk Sistem Buku Agenda
 
penataan arsip
penataan arsippenataan arsip
penataan arsip
 

Similar to Manajemen kearsipan

dokumen.tips_materi-ldk-osis-administrasi-dan-kesekretariatan.pptx
dokumen.tips_materi-ldk-osis-administrasi-dan-kesekretariatan.pptxdokumen.tips_materi-ldk-osis-administrasi-dan-kesekretariatan.pptx
dokumen.tips_materi-ldk-osis-administrasi-dan-kesekretariatan.pptx
muslihhebat8
 
dokumen.tips_materi-ldk-osis-administrasi-dan-kesekretariatan.pptx
dokumen.tips_materi-ldk-osis-administrasi-dan-kesekretariatan.pptxdokumen.tips_materi-ldk-osis-administrasi-dan-kesekretariatan.pptx
dokumen.tips_materi-ldk-osis-administrasi-dan-kesekretariatan.pptx
muslihhebat8
 
dokumen.tips_materi-ldk-osis-administrasi-dan-kesekretariatan.pptx
dokumen.tips_materi-ldk-osis-administrasi-dan-kesekretariatan.pptxdokumen.tips_materi-ldk-osis-administrasi-dan-kesekretariatan.pptx
dokumen.tips_materi-ldk-osis-administrasi-dan-kesekretariatan.pptx
muslihhebat8
 
dokumen.tips_materi-ldk-osis-administrasi-dan-kesekretariatan (1).pptx
dokumen.tips_materi-ldk-osis-administrasi-dan-kesekretariatan (1).pptxdokumen.tips_materi-ldk-osis-administrasi-dan-kesekretariatan (1).pptx
dokumen.tips_materi-ldk-osis-administrasi-dan-kesekretariatan (1).pptx
mamansurahman22
 
Materi ldk osis .administrasi dan kesekretariatan
Materi ldk osis .administrasi dan kesekretariatanMateri ldk osis .administrasi dan kesekretariatan
Materi ldk osis .administrasi dan kesekretariatan
Rosim Nyerupa
 
Materi Kearsipan Manual.pdf
Materi Kearsipan Manual.pdfMateri Kearsipan Manual.pdf
Materi Kearsipan Manual.pdf
rahmantoyuri
 
Revisi adm keuangan & non desa mandiri 1
Revisi adm keuangan & non desa mandiri 1Revisi adm keuangan & non desa mandiri 1
Revisi adm keuangan & non desa mandiri 1
Bbpp Ketindan
 

Similar to Manajemen kearsipan (20)

Menentukan sistem kearsipan
Menentukan sistem kearsipanMenentukan sistem kearsipan
Menentukan sistem kearsipan
 
Manajemen Kearsipan
Manajemen KearsipanManajemen Kearsipan
Manajemen Kearsipan
 
Kearsipan 4.ppt
Kearsipan 4.pptKearsipan 4.ppt
Kearsipan 4.ppt
 
Makalah kearsipan
Makalah kearsipanMakalah kearsipan
Makalah kearsipan
 
dokumen.tips_materi-ldk-osis-administrasi-dan-kesekretariatan.pptx
dokumen.tips_materi-ldk-osis-administrasi-dan-kesekretariatan.pptxdokumen.tips_materi-ldk-osis-administrasi-dan-kesekretariatan.pptx
dokumen.tips_materi-ldk-osis-administrasi-dan-kesekretariatan.pptx
 
dokumen.tips_materi-ldk-osis-administrasi-dan-kesekretariatan.pptx
dokumen.tips_materi-ldk-osis-administrasi-dan-kesekretariatan.pptxdokumen.tips_materi-ldk-osis-administrasi-dan-kesekretariatan.pptx
dokumen.tips_materi-ldk-osis-administrasi-dan-kesekretariatan.pptx
 
dokumen.tips_materi-ldk-osis-administrasi-dan-kesekretariatan.pptx
dokumen.tips_materi-ldk-osis-administrasi-dan-kesekretariatan.pptxdokumen.tips_materi-ldk-osis-administrasi-dan-kesekretariatan.pptx
dokumen.tips_materi-ldk-osis-administrasi-dan-kesekretariatan.pptx
 
dokumen.tips_materi-ldk-osis-administrasi-dan-kesekretariatan (1).pptx
dokumen.tips_materi-ldk-osis-administrasi-dan-kesekretariatan (1).pptxdokumen.tips_materi-ldk-osis-administrasi-dan-kesekretariatan (1).pptx
dokumen.tips_materi-ldk-osis-administrasi-dan-kesekretariatan (1).pptx
 
dokumen.tips_materi-ldk-osis-administrasi-dan-kesekretariatan.pdf
dokumen.tips_materi-ldk-osis-administrasi-dan-kesekretariatan.pdfdokumen.tips_materi-ldk-osis-administrasi-dan-kesekretariatan.pdf
dokumen.tips_materi-ldk-osis-administrasi-dan-kesekretariatan.pdf
 
ADM DAN KESEKRETARIATAN.pptx
ADM DAN KESEKRETARIATAN.pptxADM DAN KESEKRETARIATAN.pptx
ADM DAN KESEKRETARIATAN.pptx
 
Sistem Kearsipan Perhotelan dan Pariwisata
Sistem Kearsipan Perhotelan dan PariwisataSistem Kearsipan Perhotelan dan Pariwisata
Sistem Kearsipan Perhotelan dan Pariwisata
 
Materi ldk osis .administrasi dan kesekretariatan
Materi ldk osis .administrasi dan kesekretariatanMateri ldk osis .administrasi dan kesekretariatan
Materi ldk osis .administrasi dan kesekretariatan
 
Materi Kearsipan Manual.pdf
Materi Kearsipan Manual.pdfMateri Kearsipan Manual.pdf
Materi Kearsipan Manual.pdf
 
Kesekretariatan
KesekretariatanKesekretariatan
Kesekretariatan
 
2._pengelolaan arsip aktif.pdf
2._pengelolaan arsip aktif.pdf2._pengelolaan arsip aktif.pdf
2._pengelolaan arsip aktif.pdf
 
Kearsipan makalah
Kearsipan makalahKearsipan makalah
Kearsipan makalah
 
Resume profesi pendidikan bagian xi
Resume profesi pendidikan bagian xiResume profesi pendidikan bagian xi
Resume profesi pendidikan bagian xi
 
Mnjmn perkntoran
Mnjmn perkntoranMnjmn perkntoran
Mnjmn perkntoran
 
Kearsipan
KearsipanKearsipan
Kearsipan
 
Revisi adm keuangan & non desa mandiri 1
Revisi adm keuangan & non desa mandiri 1Revisi adm keuangan & non desa mandiri 1
Revisi adm keuangan & non desa mandiri 1
 

Recently uploaded

1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 20241. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
DessyArliani
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
IvvatulAini
 

Recently uploaded (20)

KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
 
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanTopik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 20241. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
 
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptxPPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
 
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaKonseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
 
Penyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMM
Penyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMMPenyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMM
Penyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMM
 
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptxPrakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
 

Manajemen kearsipan

  • 1. BAB I Pengertian A. Pengertian Arsip Arsip adalah naskah – naskah yang dibuat dan diterima oleh lembaga Negara dan Badan – badan Pemerintahan, maupun naskah – naskah yang dibuat dan diterima oleh Badan – badan swasta dan/atau perorangan, dalam bentuk corak apapun baik dalam keadaan tunggal maupun kelompok dalam rangka pelaksanaan kegiatan pemerintahan dan dalam pelaksanaan kehidupan kebangsaan. Kearsipan atau filing adalah proses kegiatan pengurusan atau pengaturan arsip dengan memprgunakan suatu sistem tertentu, sehingga arsip –arsip dapat ditemukan kembali dengan mudah dan cepat apabila sewaktu – waktu diperlukan. Jadi, arsip adalah wujud atau bentuk barang atau bendanya yang berupa naskah – naskah, baik dalam keadaan tunggal maupun kelompok. Sedangkan kearsipan atau filing adalah aktivitas atau kegiatannya, yaitu kegiatan yang berhubungan dengan pengurusan atau pengaturan arsip Berdasarkan Undang – Undang Nomor 7 tahun 1971 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Kearsipan, pasal 1 ayat a dan ayat b, menetapkan bahwa yang dimaksud dengan arsip adalah : a. Naskah-naskah yang dibuat dan diterima oleh Lembaga-lembaga Negara dan Badan-badan Pemerintahan dalam bentuk corak apa pun, baik dalam keadaan tunggal maupun berkelompok, dalam rangka pelaksanaan kegiatan pemerintahan. b. Naskah-naskah yang dibuat dan diterima oleh Badan-badan Swasta dan atau perorangan, dalam bentuk corak apa pun, baik dalam keadaan tunggal maupun berkelompok, dalam rangka pelaksanaan kehidupan kebangsaan.
  • 2. Selain dari pengertian di atas, arsip dapat diartikan pula sebagai suatu badan (agency) yang melakukan segala kegiatan pencatatan penanganan, penyimpanan dan pemeliharaan surat-surat/warkat-warkat yang mempunyai arti penting baik kedalam maupun keluar, baik yang menyangkut soal-soal pemerintahan maupun non-pemerintahan, dengan menerapkan kebijaksanaan dan system tertentu yang dapat dipertanggung jawabkan. Manajemen kearsipan adalah bagaimana seseorang/sebuah organisasi dalam mengelola, menyusun, menjaga, merawat arsip yang ada dalam organisasinya. Dimana arsip merupakan memori/”daya ingat” suatu organisasi atas kejadian – kejadian yang dialami. B. MACAM – MACAM SISTEM FILING Sistem yang dipergunakan dalam pengurusan atau pengaturan arsip dinamakan sistem filing (filing sistem). Sistem filing disebut juga dengan istilah sistem kearsipan. Ada beberapa macam sistem filing, Atmosudirdjo (1982:161 – 168) mengatakan bahwa pada pokoknya sistem kearsipn terdiri dari 2 bagian, yaitu: 1. Sistem pengaturtertiban atau arrangement system. 2. Sistem perawatsimpanan atau safe keeping system. 1. Sistem pengaturtertiban atau (arrangement system) Sistem pengaturtertiban disebut juga dengan berbagai istilah, misalnya : - Sistem klasifikasi, - Sistem klasifikasi arsip, dan - Sistem klasifikasi kearsipan. Selanjutnya sistem pengaturtertiban atau sistem klasifikasi dibedakan menjadi beberapa macam yaitu :
  • 3. a. Sistem klasifikasi Numerikal Seri (Menurut nomor) Sistem klasifikasi numerikal adalah sistem penyimpanan arsip dengan mempergunakan kode nomor. Jadi, kode yang dipergunakan dalam penyimpanan arsip adalah nomor. b. Sistem klasifikasi alfabetis (Menurut abjad) Sistem klasifikasi alfabetis adalah sistem penyimpanan arsip dengan memprgunakan abjad sebagai kode penyimpanan. 2. Sistem perawatsimpanan (safe keeping system) Yang dimaksud dengan sistem perawatsimpanan arsip adalah sistem yang dipergunakan dalam pemeliharaan dan pengamanan arsip. Penyimpanan yang aman terhadap arsip sangat penting, mengingat mempunyai peranan penting bagi kelangsungan hidup. 3. Sistem Filing Ada 5 dasar pokok sistem bagi penyelenggaraan filing yang dapat dipergunakan, yaitu : 1. Sistem abjad atau alfabet Suatu sistem untuk menyusun arsip menurut abjad nama orang, atau organisasi dengan berpedoman pada indeks. Misalnya : - Nama biasa yang tidak tergolong nama keluarga/marga/baptis, nama ditulis : Nila Dwi - dalam indeks N Eko Prima - dalam indeks E - Nama perseorangan yang memakai nama keluarga, maka ditulis : Moreno Suprapto - dalam indeks S Henry Fayol - dalam indeks F
  • 4. - Nama instansi pemerintah yang diutamakan adalah kata pengenal yang terpenting dari instansi tersebut, sedangkan bentuk organisasi dijadikan unit terakhir. Departmen Pertahanan Nasional - dalam indeks P Lembaga Administrasi Negara - dalam indeks A - Pada beberapa instansi pemerintahan atau nama wilayah yang diutamakan ialah nama tempat/daerah. Kota Surabaya - dalam indeks S Kabupaten Kutorejo - dalam indeks K 2. Sistem subjek Tata cara penyimpanan arsip dengan mempergunakan pokok masalah sebagai pedoman pengaturannya. Misalnya : masalah kepegawaian, cuti, kenaikan pangkat, lamaran, keuangan, gaji, dsb. 3. Sistem geografis Sistem penyimpanan arsip berdasarkan wilayah/daerah asal arsip. Misalnya : negara, propinsi, ibukota propinsi, kabupaten/kotamadya, pulau, kepulauan, dsb. 4. Sistem nomor Dalam sistem ini dipergunakan sebagai pedoman mengatur arsip adalah urutan angka. Sistem ini biasa dipergunakan oleh organisasi- organisasi yang bergerak di bidang profesional tertentu, misalnya kantor akuntan, kantor pengacara, kantor kontraktor, dsb. Sistem nomor ini merupakan sistem filling yang tidak langsung, karena sebelum menemukan nomor-nomor yang diperlukan arsip lebih dahulu harus membuat daftar kelompok masalah-masalah, kelompok- kelompok pokok permasalahan seperti pada sistem subjek, baru kemudian diberi nomor di belakangnya.
  • 5. Umpamanya: Kepegawaian 12 Cuti 12,1 Kenaikan Pangkat 12,2 Lamaran 12,3 Suatu organisasi yang bergerak di dalam usaha perdagangan mesin mesin kantor juga dapat mempergunakan sistem nomor ini, umpamanya: Mesin kalkulator 14 Fasit 14,1 Monroe 14,2 Ordner 14,3 Underwood 14,4 5. Sistem kronologis Dalam sistem ini, arsip disimpan menurut urutan tanggal yang tercantum dalam surat. Surat yang datang lebih akhir ditempatkan pada yang paling depan, tanpa melihat masalah atau perihal surat atau bahan, dam selanjutnya dikelompokkan. C. Tata Cara Mengarsip Surat Dalam suatu organisasi diperlukan seseorang yang bertugas untuk mengelola/mengurus surat – surat yang masuk maupun keluar dalam suatu organisasi atau suatu instansi baik negeri maupun swasta. Tata cara mengarsip surat sebagai berikut : 1. Penyortiran surat Mensortir surat – surat penting yang sebagian besar berupa surat – surat dinas pemerintahan, surat – surat dinas dari perusahaan, dan surat –
  • 6. surat dinas dari perorangan. Semua surat tersebut dipisahkan dari surat – surat yang kurang penting dengan cara : a. Meneliti asal ( sumber ) surat tersebut. Sumber surat dapat dilihat dari mana si pengirim, alamat, atau stempel pos. Misalnya : satu amplop putih dari sebuah bank dengan tanda rahasia di bawah, dan tanda segera di atasnya. b. Meneliti cara pengiriman surat. Cara pengiriman surat yang dipergunakan oleh pengirim dapat juga memberikan petunjuk apakah surat tersebut tergolong penting atau tidak. Misalnya : Surat dengan stempel segera/ stempel kilat. 2. Penyortiran selanjutnya Surat – surat penting yang telah disortir, hendaknya dipisahkan lagi menurut beberapa macam kelompok. Agar letaknya teratur, setiap kelompok surat hendaknya ditempatkan tersendiri di dalam folder – folder atau alat lain yang sejenisnya. Kelompok – kelompok yang dimaksud adalah : a. Surat – surat dinas. b. Surat – surat dinas dari instansi pemerintah c. Surat – surat dari kantor – kantor swasta d. Surat – surat daroi perorangan 3. Pembukaan sampul ( amplop ) Hal ini perlukan agar surat tetap dalam keadaan rapi, tidak rusak, sobek, atau yang lainnya. Untuk itu dalam membuka sampul / amplop surat harus berhati – hati.
  • 7. 4. Pengeluaran surat dari dalam sampul Setelah semua surat dikeluarkan dari dalam sampul kemudian dibuka dan diratakan / dirapikan lipatan – lipatannya. Lalu kaitkan sampul pada suratnya dan tempatkan pada kotak surat terbuka. 5. Penelitian surat Surat – surat yang telah terbuka tadi, kemudian satu persatu diteliti untuk memastikan apakah tanda – tanda/ciri – ciri surat sama dengan yang terdapat dalam sampulnya. Jika terdapat alamat dalam yang betul dan sesuai dengan sampulnya dan setelah surat diberi stempel tanggal diterimanya surat sesuai dengan sampul, maka sampul dapat disingkirkan. Jika pada surat tidak terdapat alamat dalam, maka sampul tetep dikaitkan pada surat atau membuat salinan alamat pengirimnya (disalin dari sampul) pada form dan dikaitkan pada surat. Sampul dapat disingkirkan. Setelah itu dikelompokkan lagi menurut daerah, asalnya, ataupun masalah yang sama dari surat tersebut. 6. Pembacaan surat dan penyampaiannya Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah surat tersebut penting atau biasa saja. Selain itu, untuk memisahkan surat – surat mana yang perlu/harus disampaikan langsung pada pimpinan atau kepada unit/bagian pengelolaan yang dituju oleh surat tersebut. 7. Pencatatan surat a. Kartu Kendali b. Buku Agenda c. Buku Pembantu Agenda Keterangan – keterangan yang dicatat dalam Kartu Kendali maupun Buku Agenda :
  • 8.  Tanggal hari diterimanya (surat masuk) atau dikirimkannya (surat keluar) surat.  Nomor urut agenda. Untuk surat masuk di catat pula nomor suratnya.  Asal surat (instansi, perorangan) untuk surat masuk; Alamat yang dituju untuk surat keluar.  Perihal dan persoalan (isi) surat secara ringkas.  Tanggal yang tercantum di dalam surat.  Catatan (keterangan) lain tentang kedudukan surat di dalam pemrosesannya, misalnya : disampaikan kepada pejabat/unit tertentu untuk ditangani.  Jika instansi telah menggunakan sistem pola klasifikasi atau sistem pengkodean, maka kode dan nama masalah ( subject heading ) dicatat pula.  Lampiran, disebut macam dan jumlahnya.  Pengolah. Unit yang fungsional bertanggung jawab atau yang ditunjuk untuk menggarap tindak lanjut atau memproses penyelesaian masalah daripada syarat bersangkutan. 8. Langkah akhir penanganan surat. Surat-surat yang masih digarap atau yang telah dilakukan tindak lanjutnya, tetapi belum dianggap tuntas sehingga sewaktu-waktu dalam waktu yang tidak lama diperlukan lagi, selama itu pula disimpan oleh unit pengelolah yang menggarap atau bertanggung jawab atas tindak lanjut surat bersangkutan. Tata penyimpanan arsip aktif maupun arsip inaktif menggunakan sistem penataan berkas disesuaikan dengan kepentingan instansi bersangkutan agar memudahkan pengendaliannya
  • 9. D. Ciri - ciri dan Sistem Kearsipan yang Baik Pasal 3 Undang - Undang No.7 tahun 1971 mengatakan bahwa tujuan kearsipan ialah menjamin keselamatan bahan pertanggung jawaban nasional tentang perencanaan,pelaksanaan dan penyelenggaraan kehidupan kebangsaan serta untuk menyediakan bahan pertanggung jawaban bagi kegiatan pemerintah. Untuk mencapai tujuan tersebut, setiap instansi (baik pemerintah maupun swasta) harus mampu menjalankan suatu sistem kearsipan yang baik. Sistem kearsipan yang dijalankan oleh suatu instansi dikatakan baik apabila mempunyai ciri-ciri sebagai berikut : 1. Mudah dilaksanakan. Tidak menimbulkan kesulitan, baik dalam penyimpanan, pengambilan maupun dalam pengembalian arsip. 2. Mudah dimengerti Tidak menimbulkan banyak kesalahan dalam pelaksanaannya. Dengan kata lain, sistem kearsipan harus sederhana. 3. Murah dan ekonomis Dalam arti tidak berlebihan, baik dalam pengeluaran dana/biaya maupun dalam pemakaian tenaga, peralatan atau perlengkapan arsip. 4. Tidak memakan tempat Tempat penyimpanan dapat berupa ruangan, bangunan (gudang arsip), rak arsip, almari, dan sebagainya. 5. Mudah dicapai Memungkinkan arsip – arsip yang disimpan mudah dan cepat ditemukan, diambil, dan dikembalikan apabila sewaktu – waktu diperlukan lagi. 6. Fleksibel Sistem pengarsipan ini dapat diterapkan di setiap organisasi dan dapat mengikuti perkembangan organisasi 7. Cocok bagi organisasi Sistem kersipan yang dilaksanakan hendaknya cocok atau sesuai dengan jenis dan ruang lingkup kegiatan organisasi.
  • 10. 8. Dapat mencegah kerusakan dan kehilangan arsip Sistem kearsipan yang dilaksanakan harus dapat mencegah campur tangan orang – orang yang tidak bertanggung jawab, tidak berwenang bertugas dalam bidang kearsipan. Termasuk pengaruh lainnya. 9. Mempermudah pengawasan. Sistem kearsipan yang dilaksanakan dibantu dengan mempergunakan berbagai macam perlengkapan, misalnya : kartu indeks, lembar pengantar, lembar tunjuk silang, kartu pinjam arsip ( out slip ), dan sebagainya. Dengan demikian, sistem kearsipan perlu direncanakan terlebih dahulu, maksudnya ialah : a. Jangan sampai sitem kearsipan yang dilaksanakan tidak cocok dengan jenis dan luas lingkupnya kegiatan organisasi b. Jangan sampai sistem kearsipan yang dilaksanakan menimbulkan kesulitan bagi para pegawai kearsipan, karena sulit di mengerti c. Jangan sampai sistem kearsipan yang dilaksanakan menyulitkan dalam hal penyimpanan, penemuan, pengembalian, pemeliharaan dan perawatan arsip d. Jangan sampai sistem kearsipan yang dilaksanakan menimbulkan pemborosan, baik dalam hal tenaga, biaya/dana maupun peralatan atau perlengkapan yang dipergunakan e. Jangan sampai ada suatu arsip yang masih mempunyai nilai kegunaan atau nilai pakai dan perlu disimpan secara permanen, tetapi ikut dipindahkan dari arsip aktif ke arsip tak aktif dan kemudian di musnahkan. E. Masalah - masalah di bidang kearsipan 1. Penemuan kembali secara cepat dan tepat terhadap arsip-arsip apabila sewaktu-waktu di perlukan kembali, baik oleh pihak pimpinan organisasi yang bersangkuta maupun oleh organisasi lainnya.
  • 11. 2. Hilangnya arsip-arsip sebagai akibat dari sistem penyimpanan yang kurang sistematis, sistem pemeliharaan dan pengamanan yang kurang sempurna, serta peminjaman atau pemakaian arsip oleh pimpinan atau oleh satuan organisasi lainnya, yang jangka waktunya lama, sehingga arsip lupa dikembalikan kepada unit kearsipan. 3. Bertambahnya terus-menerus arsip-arsip ke dalam bagian kearsipan tanpa diikuti dengan penyingkiran dan penyusutan yang mengakibatkan tempat penyimpanan tidak mencukupi. 4. Tatakerja keasipan yang tidak mengikuti perkembangan ilmu kearsipan modern karena para pegawai kearsipan yang tidak cakap dan kurang adanya bimbingan yang teratur dari pihak pimpinan dan dari para ahli kearsipan. 5. Peralatan kearsipan yang tidak memadai, tidak mengikuti perkembangan ilmu kearsipan modern, karena kurangnya dana yang tersedia, serta karena para pegawai kearsipan yang kurang cakap. 6. Kurang adanya kesadaran para pegawai terhadap peranan dan pentingnya arsip-arsip bagi organisasi, sehingga sistem penimpanan, pemeliharaan dan perawatan arsip kurang mendapat perhatian yang semestinya.
  • 12. BAB II PEMBAHASAN A. Implementasi Rumah sakit pemerintahan X sering mengalami kesulitan dalam penemuan kembali arsip pasiennya karena data yang disimpan tidak beraturan dan semua berkas dijadikan satu dengan senua berkas yang ada. Rumah sakit tersebut membutuhkan waktu yang sangat lama untuk kegiatan pencariandata/berkas yang dibutuhkan. B. Pembahasan Dari masalah di atas dapat diketahui bahwa di Rumah Sakit tersebut tidak memiliki sistem/manajemen kearsipan yang bisa dikatakan belum baik. Bahkan pihak rumah sakit belum mengetahui cara pengarsipan yang baik dan benar. Pertama – tama yang harus dilakukan oleh pihak Rumah Sakit ( juru arsip yang ada di dalam organisasi tersebut) adalam mensortir data – data pasien yang telah mendaftarkan diri mereka, misalnya berdasarkan tanggal berapa mereka mendaftarkan diri, nama pasien, alamatnya, dan sebagainya. Setelah itu, data pasien dipilah – pilah berdasarkan sistem penyimpanan abjad. Langkah berikutnya, masukkan tiap – tiap data pasien ke dalam snelhechter dan diberi label agar rapi datanya. Kemudian masukkan data – data tersebut kedalam filing cabinet atau kotak berkas sesuai dengan urutan abjadnya. Dengan begini sewaktu – waktu apabila ada pasien yang membutuhkan data kesehatannya ( record of health) dapat dengan mudah dicari dan ditemukan datannya apabila sewaktu – waktu diperlukan datanya. Dengan seiring perkembangan teknologi, pihak Rumah Sakit dapat mengentri data para pasiennya ke dalam sistem database dengan
  • 13. menggunakan komputer namun dengan sistem pengarsipan abjad, atau sistem nomor yang sejenis dengan nomor induk pasien atau dapat juga dengan menggunakan semacam barcode pada kartu berobat pasien. Jika ingin mencari data pasien, petugas administrasi tinggal menscan barcode tersebut atau dengan mengetik nomor induk pasien. Lalu keluarlah data – data yang diperlukan oleh pasien tersebut.
  • 14. BAB III Kesimpulan Dengan adanya manajemen kearsipan, suatu organisasi dapat dengan baik dalam mengelola sumber ingatan dalam organisasinya sehingga arsip dapat ditemukan kembali dengan mudah dan cepat apabila sewaktu – watu diperlukan. Baik organisasi publik maupun swasta perlu atau sangat dianjurkan untuk mengelola, mengatur arsip ( baik berupa tulisan, film, rekaman, gambar, dan lain sebagainya) yang mereka terima ataupun yang mereka keluarkan selama kegiatan keorganisasian tersebut berlangsung. Dari keseluruhan sistem kearsipan, sistem abjad selalu dipergunakan sebagai kelengkapan sistem yang dipilih. Sistem ini dianggap lebih mudah dari sistem yang lainnya, arsip memilih sistem subjek, maka dalam penyusunan subjeknya juru arsip selalu harus menyusunnya lagi menurut urutan abjadnya. Sistem abjad merupakan dasar bagi semua sistem filing sebab lebih efektif dan efisien dalam mengaplikasikannya.