4. Higiene Perusahaan (Industrional Hygiene) :
Pengenalan (recognition), evaluasi (evaluation),
pengawasan/ pengendalian (control) faktor-faktor
atau tekanan-tekanan di lingkungan yang timbul
di dalam atau dari tempat kerja
menyebabkan sakit, mengganggu kenyamanan
menimbulkan in efisiensi baik bagi tenaga kerja
maupun bagi penduduk di dalam lingkungan
masyarakat
Sasaran : lingkungan
Bersifat : teknik
5. Kesehatan Kerja (Occupational Health) :
Pengembangan prinsip-prinsip dan praktek
dari kedokteran kerja (Occupational
medicine) untuk memadukan kegiatan-
kegiatan yang bersifat mencegah atau
membangun dari seluruh anggota tim
kesehatan kerja
Sasaran : manusia
Bersifat : medis
6. Keselamatan Kerja (Occupational Safety) :
Keselamatan yang bertalian dengan mesin,
pesawat, alat kerja, bahan dan proses
pengolahannya, landasan tempat kerja dan
lingkungannya serta cara-cara melakukan
pekerjaan
7. UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1970 TENTANG KESELAMATAN KERJA
(Policy Nasional) menyatakan bahwa Menteri Ketenagakerjaan :
a. Mengatur pelaksanaan K3 secara nasional di segala tempat kerja di semua
sektor;
b. Menyusun pedoman teknis pelaksanaan K3 terkait SDM pengawasan,
pemeriksaan, pengujian dan pengesahan mesin, pesawat, alat, perkakas,
peralatan atau instalasi yang berbahaya di tempat kerja.;
c. Penunjukan pejabat atau pegawai/karyawan sebagai Ahli K3 yang tugasnya
melaksanakan pengawasan secara langsung pada instansi pemerintah dan
perusahaan/tempat kerja.
K3 DI TEMPAT KERJA :
Bahwa setiap TENAGA KERJA berhak mendapatkan perlindungan atas
keselamatan dalam melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan dan
meningkatkan produksi serta Produktivitas Nasional;
Bahwa setiap ORANG LAIN yang berada di tempat kerja, perlu dijamin pula
keselamatan-nya;
Bahwa setiap sumber produksi perlu dipakai dan dipergunakan secara aman
dan effisien;
8. TEMPAT KERJA
( Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 )
1. ADANYA TEMPAT DIMANA DILAKUKAN SUATU PEKERJAAN
ATAU USAHA BAIK BERSIFAT EKONOMIS MAUPUN SOSIAL
2. ADANYA TENAGA KERJA YANG MELAKUKAN PEKERJAAN
DIDALAMNYA BAIK TERUS MENERUS MAUPUN HANYA PADA
WAKTU-WAKTU TERTENTU SAJA
3. ADANYA SUMBER BAHAYA :
1. MEKANIK / MESIN
2. LISTRIK
3. PELEDAKAN (BEJANA UAP, BAHAN KIMIA )
4. KONSTRUKSI BANGUNAN.
5. KEBAKARAN
6. PENYAKIT AKIBAT KERJA (LINGKUNGAN KERJA )
9. SYARAT KESELAMATAN TEMPAT KERJA
PASAL 3 AYAT 1 UNDANG-UNDANG NOOMOR 1 TAHUN 1970
a. mencegah dan mengurangi kecelakaan;
b. mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran;
c. mencegah dan mengurangi bahaya peledakan;
d. memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu kebakaran
atau kejadian-kejadian lain yang berbahaya;
e. memberi pertolongan pada kecelakaan;
f. memberi alat-alat perlindungan diri pada para pekerja;
g. mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebar luasnya suhu,
kelembaban,debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca, sinar
radiasi, suara dan getaran;
h. mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja baik fisik
maupun psikis, peracunan, infeksi dan penularan.
i. memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai;
10. Segala sesuatu termasuk situasi atau
tindakan yang berpotensi menimbulkan
kecelakaan atau cedera pada manusia,
kerusakan atau gangguan lainnya
HAZARD
(Potensi Bahaya)
10
11. HAZARD
Adalah suatu obyek dimana
terdapat energi, zat atau
kondisi kerja yang potensial
dapat mengancam
keselamatan
Hazard dapat berupa:
bahan-bahan, bagian-bagian
mesin, bentuk energi, metode
kerja atau situasi kerja.
11
13. HARM
(Kerugian)
Adalah kerusakan atau bentuk
kerugian berupa kematian, cidera,
sakit fisik atau mental, kerusakan
properti, kerugian produksi,
kerusakan lingkungan atau kombinasi
dari kerugian-kerugian tadi.
13
14. adalah suatu kondisi dimana
atau kapan munculnya sumber
bahaya telah dapat dikendalikan
ke tingkat yang memadai dan ini
adalah lawan dari bahaya
(danger).
SAFE
(Aman)
14
15. DANGER
Suatu kondisi yang telah
teridentifikasi melalui
pemeriksaan/pengujian/analisis
disimpulkan telah menunjukkan
melampaui batas aman.
Danger adalah lawan dari aman
atau selamat.
15
19. BIAYA DALAM PEMBUKUAN:
KERUSAKAN PROPERTI
(BIAYA YANG TAK
DIASURANSIKAN)
BIAYA LAIN YANG
TAK DIASURANSIKAN
BIAYA KECELAKAAN DAN PENYAKIT
• Pengobatan/ Perawatan
• Gaji (Biaya Diasuransikan)
• Kerusakan gangguan
• Kerusakan peralatan dan perkakas
• Kerusakan produk dan material
• Terlambat dan ganguan produksi
• Biaya legal hukum
• Pengeluaran biaya untuk penyediaan fasilitas
dan peralatan gawat darurat
• Sewa peralatan
• Waktu untuk penyelidikan
• Gaji terusdibayar untuk waktu yang hilang
• Biaya pemakaian pekerja pengganti dan/ atau biaya
melatih
• Upah lembur
• Ekstra waktu untuk kerja administrasi
• Berkurangnya hasil produksi akibat dari sikorban
• Hilangnya bisnis dan nama baik
GUNUNG ES - BIAYA KECELAKAAN
20. Data dilaporkan dan
tercatat
Piramida Kecelakaan
Kematian/ Kec.Serius
Kecelakaan Ringan
Kerusakan Properti
Nyaris Celaka
• Perbuatan &
Kondisi Tidak
Aman
• Bahaya
21. Logika terjadinya kecelakaan
Setiap kejadian kecelakaan, ada hubungan
mata rantai sebab-akibat (Domino Squen)
LOSSES
INSIDENT
IMMIDIATE
CAUSES
BASIC
CAUSES
LACK OF
CONTROL
22. ( FRANK BIRD JR, 1970 )
LACK OF
CONTROL BASIC
CAUSES
IMMEDIATED
CAUSES
INCIDENT
/
ACCIDENT
INJURY /
DAMAGE
Lack of
Control
ORIGIN CONTACT Loss
SYMPTOM
25. LEMAHNYA
KONTROL
KERUGIAN
PENYEBAB
DASAR
PENYEBAB
LANGSUNG
INSIDEN
INSIDEN
STRUCK AGAINST menabrak/bentur benda diam/bergerak
STRUCK BY terpukul/tabrak oleh benda bergerak
FALL TO jatuh dari tempat yang lebih tinggi
FALL ON jatuh di tempat yang datar
CAUGHT IN tusuk, jepit, cubit benda runcing
CAUGHT ON terjepit,tangkap,jebak diantara obyek besar
CAUGHT BETWEEN terpotong, hancur, remuk
CONTACT WITH listrik, kimia, radiasi, panas, dingin
OVERSTRESS terlalu berat, cepat, tinggi, besar
EQUIPMENT FAILURE kegagalan mesin, peralatan
EVIRONMENTAL RELEASE masalah pencemaran
26. LEMAHNYA
KONTROL
KERUGIAN
PENYEBAB
DASAR
PENYEBAB
LANGSUNG
INSIDEN
SEBAB
LANGSUNG
PELINDUNG/PEMBATAS TIDAK LAYAK
APD KURANG, TIDAK LAYAK
PERALATAN RUSAK
RUANG KERJA SEMPIT/TERBATAS
SISTEM PERINGATAN KURANG
BAHAYA KEBAKARAN
KEBERSIHAN KERAPIAN KURANG
KEBISINGAN
TERPAPAR RADIASI
TEMPERATUR EXTRIM
PENERANGAN TIDAK LAYAK
VENTILASI TIDAK LAYAK
LINGKUNGAN TIDAK AMAN
OPERASI TANPA OTORISASI
GAGAL MEMPERINGATKAN
GAGAL MENGAMANKAN
KECEPATAN TIDAK LAYAK
MEMBUAT ALAT PENGAMAN
TIDAK BERFUNGSI
PAKAI ALAT RUSAK
PAKAI APD TIDAK LAYAK
PEMUATAN TIDAK LAYAK
PENEMPATAN TIDAK LAYAK
MENGANGKAT TIDAK LAYAK
POSISI TIDAK AMAN
SERVIS ALAT BEROPERASI
BERCANDA, MAIN-MAIN
MABOK ALKOHOL, OBAT
GAGAL MENGIKUTI PROSEDUR
27. LEMAHNYA
KONTROL
KERUGIAN
PENYEBAB
DASAR
PENYEBAB
LANGSUNG
INSIDEN
SEBAB
DASAR
PENGAWASAN / KEPEMIMPINAN
ENGINEERING
PENGADAAN (PURCHASING)
KURANG PERALATAN
MAINTENANCE
STANDAR KERJA
SALAH PAKAI/SALAH
MENGGUNAKAN
KEMAMPUAN FISIK ATAU
PHISIOLOGI TIDAK LAYAK
KEMAMPUAN MENTAL TIDAK LAYAK
STRESS FISIK ATAU PHISIOLOGI
STRESS MENTAL
KURANG PENGETAHUAN
KURANG KEAHLIAN
MOTIVASI TIDAK LAYAK
30. Eliminasi
Menghilangkan bahan-bahan yang berbahaya dari proses
produksi
Substitusi
Mengganti bahan berbahaya dengan bahan yang lebih
aman atau lebih rendah toksisitasnya
Isolasi
Menghalangi transfer faktor bahaya yang ditimbulkan oleh
proses produksi ke tenaga kerja
31. Perubahan Proses
Memperbaiki proses produksi yang memiliki paparan
bahaya tinggi dengan proses produksi yang lebih rendah
paparannya
Pengaman Mesin
Pemasangan pengaman pada mesin dan peralatan kerja
Ventilasi
Umum: memberikan suplai udara segar ke dalam tempat
kerja/ mengencerkan polutan
Setempat: menyalurkan polutan hasil proses produksi ke
luar tempat kerja
32. Pengaturan waktu kerja
Permenakertrans Nomor: Per-13/MEN/X/2011
Rotasi / Mutasi
Dilakukan apabila tenaga kerja telah mengalami
penurunan produktivitas (jenuh, pengaruh faktor bahaya
lingkungan)
Pemeriksaan kesehatan
Awal kerja, berkala, khusus
Pelatihan K3
Awal kerja, seluruh tenaga kerja, khusus
33. Pemeliharaan peralatan dan fasilitas kerja
Dilakukan berkala sesuai jadwal untuk efisiensi dan
efektifitas kerja
Pelaksanaan SOP
Semua aktivitas proses produksi dilaksanakan sesuai
prosedur standar secara berurutan
Pemasangan rambu-rambu K3
Papan peringatan, poster, batas area aman dan dan
safety induction sesuai faktor bahaya
Audit dan inspeksi
Alat untuk memastikan efektifitas SMK3 dilakukan secara
konsisten
35. PELAPORAN KECELAKAAN KERJA
TUJUAN
Mengevaluasi secara objektif kasus kecelakaan kerja
Mengevaluasi efektivitas program K3
Menentukan tingkat permasalahan K3 pada UnitKerja,
Plant, Departemen/Bagian, Area tertentu
Analisis kecelakaan dan PAK terhadap kasus yang
spesifik
Mendorong Supervisor agar lebih tertarik terhadap K3
Menyediakan data dan fakta tentang masalah K3
kepada P2K3
Mengukur efektivitas penggunaan alat-alat K3
36. ALAT PENGUKUR PELAKSANAAN K3
INSPEKSI
Primary tools
Menemukan potensi bahaya
Menggambarkan kondisi/ jarang perbuatan
PENYELIDIKAN KECELAKAAN
Mengidentifikasi perbuatan dan kondisi berbahaya
PENCATATAN DAN PELAPORAN
Tingkat kekerapan (FR), tingkat keparahan (SR), jenis, akibat dan
penyebab kecelakaan
STATISTIK KECELAKAAN KERJA
Trend kinerja K3
Masalah K3 pada masa lalu
37. KENAPA HARUS DICATAT DAN DILAPORKAN ?
Persyaratan Peraturan Per-Undang-undangan
(Permenaker No.:Per-03/Men/1998)
Bukti Keabsahan Data
Mengukur Kinerja
Mengenal Bahaya di Tempat Kerja
Tindakan Koreksi
Mengelola Pelaksanaan K3 di Tempat Kerja
Penghargaan K3
Penentuan TingkatPre mi Asuransi
Bukti Otentik dalam Pengajuan Proses Verbal
38. KASUS KECELAKAAN YANG DICATAT DAN DILAPORKAN
KECELAKAAN DITEMPAT KERJA yang menimbulkan :
• Kematian
• Sakit akibat kerja
• Cidera :
Perawatan dan Pengobatan
Hilang Kesadaran
Hambatan Kerja/Gerakan
Ditransfer ke Pekerjaan lain
• KECELAKAAN KERJA : 2 X 24 JAM
• PENYAKIT AKIBAT KERJA : 14 HARI SETELAH DIAGNOSA
DITEGAKKAN
39. PENCATATAN DAN PELAPORAN
KECELAKAAN
LAPORAN P3K Dikirim kepada 1. Unit Kerja yang bersangkutan
2. Dep. Personalia
3. Dep./Bagian K3
LAPORAN KECELAKAAN KERJA
Disampaikan : 1. Manajemen Perusahaan
2. Dinas Tenaga Kerja
3. Perusahaan Asuransi
42. HIRARKI PENGENDALIAN POTENSI
BAHAYA K3
Pengendalian Teknis ( Engineering Control)
1. Eliminasi
2. Substitusi
3. Isolasi
4. Perubahan Proses
5. Ventilasi
Pengendalian Administratif
1. Pengurangan waktu kerja
2. Rotasi, Mutasi
Alat Pelindung Diri
44. LANDASAN HUKUM
Undang-undang No.1 tahun 1970.
• Pasal 3 ayat (1) butir f : Dengan peraturan perundangan ditetapkan
syarat - syarat k3 untuk memberikan APD
• Pasal 9 ayat (1) butir c : Pengurus diwajibkan menunjukkan dan
menjelaskan pada tiap tenaga kerja baru tentang APD .
• Pasal 12 butir b : Dengan peraturan perundangan diatur kewajiban dan
atau hak tenaga kerja untuk memakai APD .
• Pasal 12 butir e : menyatakan keberatan kerja bila meragukan APD yang
diberikan .
• Pasal 13 : wajib menggunakan APD yang diwajibkan
• Pasal 14 butir c : Pengurus diwajibkan menyediakan APD yg diwajibkan
secara cuma-cuma
45. LANDASAN HUKUM
• Konvensi ILO No. 120 (UU No. 3 Tahun 1969 ) tentang Higiene dalam
perniagaan dan kantor-kantor.
• Perlindungan pekerja dari bahan, proses, dan teknik berbahaya dan
penyediaan APD. ( pasal 17)
46. LANDASAN HUKUM
Instruksi Menteri Tenaga Kerja No. Ins.2/M/BW/BK/1984 tentang
Pengesahan Alat Pelindung Diri
• Setiap produk APD yang dibuat/dihasilkan didalam negeri harus
melalui/memiliki sertifikat kelayakan dari Direktorat BNKK & Hyperkes
Depnakertrans
• Produk APD dari luar negeri memiliki sertifikat kelayakan yang senilai
dengan standar di Indonesia dapat beredar dengan rekomendasi dari
direktorat BNKK & Hyperkes Depnakertrans.
47. LANDASAN HUKUM
Surat Edaran No. SE. 05/BW/1997 tentang Penggunaan APD
• Untuk menjamin APD yg digunakan efektif dan sesuai dgn bhy lingkungan
kerja yg dihadapi maka perlu proses penilaian dan pengesahan.
• semua alat pelindung diri yang diedarkan dan digunakan di seluruh
Indonesia harus sudah terdaftar dan disetujui oleh Depnakertrans.
Surat Edaran No. SE. 06/BW/1997 tentang Pendaftaran APD
• Edaran bagi distributor untuk mendaftarkan APD yang diproduksi
• Hampir semua Peraturan-peraturan menyangkut syarat-syarat K3
mewajibkan pemakaian APD.
48. 1. Permenakertrans No.Per-01 / MEN / 1981
• Pasal 4 ayat (3) menyebutkan kewajiban pengurus menyediakan alat
pelindung diri dan wajib bagi tenaga kerja untuk
menggunakannya untuk pencegahan penyakit akibat kerja.
2. Permenakertrans No.Per.03 / Men / 1982
– Pasal 2 butir I menyebutkan memberikan nasehat mengenai
perencanaan dan pembuatan tempat kerja, pemilihan alat pelindung diri
yang diperlukan dan gizi serta penyelenggaraan makanan
ditempat kerja
LANDASAN HUKUM
49. • Kepmenaker No. Kep. 187/1999
• LDKB dan Label : APD yang digunakan
• Per. 05/per/1996
• 6.1.7. APD disediakan dan layak pakai
• 6.1.8. APD dipastikan telah dinyatakan layak pakai sesuai standar dan atau per uu an yg berlaku.
• Per.04/Men/1987
• Pasal 4, (2) b. 3) menunjukan dan menjelaskan ttg APD
• Per.03/Men/1985
• Pasal 4, 8,9, 10,11,12, 14,17,
• Per. 04/Men 1985
• Psl 125,126,127
• Per 01/Men/1980
• Psl 66, psl 80, 83,86, 87, 95, 99.
• Per.01/Men/1978
• Psl 3. 4.e., psl 5, psl 7, , psl 8,9, 11
• Dll.
LANDASAN HUKUM
50. INTERNATIONAL + ASIAN STANDARD
SINGAPORE STANDARD
QUALITY
SINGAPORE STANDARD
EUROPE STANDARD
AUSTRALIA /
N. ZEALAND STANDARD
AMERICAN STANDARD
MALAYSIA STANDARD
53. PELINDUNG KAKI
luka akibat terbentur dan tertusuk
luka akibat tumpahan dan percikan
luka terjepit
luka tersengat listrik
luka akibat kondisi cuaca (panas,
dingin & lembab)
luka akibat tergelincir
Pelindung kaki digunakan untuk melindungi kaki anda dari
kemungkinan :
55. PELINDUNG KAKI
Sarana Pelindung pada Safety Shoes
Besi pelindung jari
Oil resistant
Slippery resistant
Steel midsole
Bahan kulit
Pelindung mata kaki
Electrical shock
resistance
56. Contoh kerusakan pada Safety Shoes
PELINDUNG KAKI
• berlubang
• perekat yang jelek
• sol yang patah
• sol yang aus
• kekuatan berkurang akibat minyak / oli
DAFTAR ISI
58. Kepala merupakan organ tubuh yang terdiri atas :
PELINDUNG KEPALA
mata yang memungkinkan kita
untuk melihat
telinga yang memungkinkan kita
untuk mendengar
hidung yang memungkinkan kita
untuk mencium
mulut yang memungkinkan kita
untuk makan dan berbicara
otak yang memungkinkan kita
untuk berpikir
59. PELINDUNG KEPALA
tertimpa & terbentur material
terkena kejutan listrik
• percikan, tumpahan dan tetesan
Bahaya yang dapat melukai bagian kepala adalah
antara lain :
63. PELINDUNG PENDENGARAN
Seringkali seseorang mengira dirinya
telah berhasil “beradaptasi” dengan
lingkungan yang bising manakala tidak
merasa terganggu lagi dengan “tingkat
kebisingan” yang pada awalnya sangat
mengganggu dirinya. Jika hal yang
sama terjadi pada anda,
HATI-HATI! Mungkin fungsi
pendengaran anda mulai terganggu...
64. Kehilangan pendengaran
merupakan proses yang
berlangsung lama dan
cenderung tidak terdeteksi
dengan cepat
dibandingkan kecelakaan
lainnya
PELINDUNG PENDENGARAN
65. Cara memasang sumbat telinga/ear plug:
• Dengan tangan berputar melalui
belakang kepala atau cara lainnya yang
lebih mudah, tariklah daun telinga
belakang anda ke arah belakang dan atas
• Masukkan ear plug ke dalam lubang
telinga
• Tekan masuk ear plug ke dalam lubang
telinga dengan gerakan memutar
• Ketika telah terpasang, tunggulah
beberapa detik untuk memastikan bahwa
ear plug telah terpasang dengan baik
PELINDUNG PENDENGARAN
66. Cara memasang ear muff :
• pastikan ear muff terpasang
dengan erat disekeliling telinga
anda
• pertimbangkan untuk
menggunakan juga ear plug secara
bersama - sama jika anda memakai
kacamata, alat bantu dengar,
terdapat rambut pada wajah yang
akan menurunkan keefektifan
rapatnya lapisan yang berada di
sekeliling telinga atau ingin
mendapatkan hasil peredaman
yang lebih maksimal
PELINDUNG PENDENGARAN
68. Bahaya yang dapat melukai mata adalah :
PELINDUNG MATA
1. debu, serbuk, uap logam
(fumes) dan spary (mists)
material kecil dapat masuk
kedalam mata dan
merusaknya. Proses seperti
penggerindaan, pemahatan,
pemaluan dan penyemprotan
dapat menghasilkan partikel
kecil yang dapat melukai mata
69. Bahaya yang dapat melukai mata adalah :
PELINDUNG MATA
racun, gas, uap dan
cairan berbahaya benda / partikel yang terbang
benda besar Spark & logam cair
70. Bahaya yang dapat melukai mata adalah :
PELINDUNG MATA
arus listrik
suhu dan bahaya
pancaran sinar
sinar Lasers
74. 1. Luka (Trauma)
Anda dapat mengalami luka (trauma)
pada tangan anda dengan beberapa
cara seperti :
• Peralatan atau mesin dengan
bagian yang tajam yang dapat
memotong tangan anda
• Obeng, paku, pahat yang dapat
melubangi / melukai tangan anda
• Peralatan atau mesin yang dapat
meremukkan tangan dan jari anda
PELINDUNG TANGAN
Kerusakan pada tangan dapat disebabkan antara lain
oleh :
75. 2. Terpapar (terkena)
Pada saat bekerja anda dapat
terpapar (terkena) bahan
kimia, arus listrik, tersengat
binatang, terkena suhu panas
atau dingin dan lain
sebagainya. Beberapa bahan
kimia dapat terserap masuk ke
dalam aliran darah melalui
kulit tangan
PELINDUNG TANGAN
Kerusakan pada tangan dapat disebabkan antara lain
oleh :
76. 3. Gerakan yang berulang /
ergonomi
Ketika anda melakukan gerakan
yang sama berulang – ulang
untuk jangka waktu yang lama,
maka anda mengalami resiko
bahaya gerakan berulang yaitu
rasa kaku dan mati rasa yang
biasanya disertai dengan rasa
sakit, pegal dan kesulitan tangan
untuk memegang barang
PELINDUNG TANGAN
Kerusakan pada tangan dapat disebabkan antara lain
oleh :
77. • pengendalian teknis seperti dengan
penggunaan kunci dan tag
• pemasangan pagar dan cover pelindung
• menjaga keteraturan barang – barang
dan perlengkapan kerja untuk mencegah
mencederai tangan
• menjaga kesehatan dan kebersihan
tangan
• menggunakan alat pelindung diri yang
sesuai dan benar
PELINDUNG TANGAN
usaha – usaha pencegahan perlu dilakukan seperti :
78. Sarung tangan katun
PELINDUNG TANGAN
Beberapa macam pelindung tangan yang disediakan perusahaan :
Sarung tangan katun
kombinasi kulit
Sarung tangan kulit
Sarung tangan karet
Sarung tangan anti gores
• Sarung tangan karet
sekali pakai (disposable)
• Sarung tangan tahan
panas
• Sarung tangan tegangan
tinggi
80. SABUK PENGAMAN/SAFETY BELT
Safety belt digunakan untuk pekerjaan
di ketinggian lebih dari 1.8 meter dan
kaki dapat berpijak dengan baik
81. Cara penggunaannya adalah :
1. Kencangkan safety belt disekeliling pinggang anda
sehingga tidak akan slip / bergerak di badan anda ketika
anda terjatuh
2. Masukkan tali pinggang ke dalam kait besi dengan benar
dan tempatkan bagian tali penyangga di sisi badan
3. Pasang tali penyangga ke penopang yang kuat dan aman
untuk menahan beban kejut dari badan anda, dengan
lokasi sejauh mungkin di atas pinggang anda untuk
meminimalkan jarak anda terjatuh
4. Jangan pasang tali penyangga ke tempat yang memiliki
sisi – sisi tajam atau terpapar panas dan percikan api
5. Jangan menggunakan tali pinggang dan tali penyangga
dengan merk dan model yang berbeda
6. Safety belt yang telah mengalami beban kejut yang tinggi
harus segera diganti dengan yang baru
SABUK PENGAMAN/SAFETY BELT