Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdf
Keuangan Negara (E_Ryandi Dewa Syaputra).pdf
1. 1
TUGAS KEUANGAN NEGARA
Studi Kasus Penyimpangan Keuangan Daerah di Papua
Disusun oleh:
Nama :Ryandi Dewa Syaputra
NIM :220605501025
Kelas :E
ILMU ADMINISTRASI NEGARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN HUKUM
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2023/2024
2. 2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan karunia-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan Paper bertemakan “Penyimpangan Atas Pengelolaan
Keuangan Daerah Pada Pemerintahan Indonesia”. Saya menyadari bahwa dalam penulisan
Paper ini masih banyak kekurangan baik dari segi susunan maupun tata bahasa. Oleh sebab
itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar saya dapat
memperbaiki Paper ini menjadi lebih baik ke depannya. Akhir kata kami ucapkan, kami
harap semoga Paper ini dapat memberikan manfaat kepada para pembaca.
Penulis
Makassar, 26 September 2023
3. 3
Daftar Isi
COVER........................................................................................................................... 1
Kata pengantar.............................................................................................................. 2
Daftar isi......................................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................... 4
A. Latar belakang...................................................................................................... 4
B. Rumusan masalah................................................................................................. 4
C. Tujuan................................................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................. 5
A. Definisi korupsi..................................................................................................... 5
B. Contoh kasus......................................................................................................... 5
C. Dampak yang ditimbulkan.................................................................................... 6
BAB III PENUTUP......................................................................................................... 7
A. Kesimpulan........................................................................................................... 7
B. Saran..................................................................................................................... 7
Daftar pustaka................................................................................................................ 8
4. 4
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Korupsi merupakan gejala masyarakat yang sangat sulit untuk diberantas. Sejarah
membuktikan, hampir setiap Negara dihadapkan pada masalah korupsi. Tak hanya
menjangkiti pejabat publik yang menyalahgunakan kewenangannya kini korupsi juga
mewabah pada perorangan, menyikapi keadaan ekonomi yang kian memburuk, tak sedikit
yang menilai bahwa berbagai permasalahan yang timbul adalah karena telah berurat-akarnya
praktik-praktik kolusi, korupsi, dan nepotisme (KKN). Praktik tercela ini disinyalir sudah
menjadi bagian dari budaya, sehingga dalam pikiran banyak orang terkesan sebagai sesuatu
yang lumrah untuk dikerjakan, meskipun secara moral dan hukum diakui sebagai hal yang
salah.
Tindak pidana korupsi sudah mengkristal dalam sendi-sendi kehidupan bangsa Indonesia.
Tidak hanya mengancam perekonomian Negara, nyatanya korupsi juga dapat mengancam
lingkungan hidup, lembaga-lembaga demokrasi. Hak-hak asasi manusia dan hak-hak dasar
kemerdekaan, dan yang paling buruk adalah menghambat jalannya pembangunan dan
semakin memperparah kemiskinan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu korupsi?
2. Apa contoh korupsi?
3. Apa dampak yang ditimbulkan korupsi?
C. Tujuan
1. Mengetahui definisi korupsi
2. Mengetahui contoh kasus di Indonesia
3. Mengetahui dampak yang ditimbulkan korupsi
5. 5
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi Korupsi
Korupsi adalah suatu bentuk ketidakjujuran atau tindak pidana yang dilakukan oleh seseorang
atau suatu organisasi yang dipercayakan dalam suatu jabatan kekuasaan, untuk memperoleh
keuntungan yang haram atau penyalahgunaan kekuasaan untuk keuntungan pribadi
seseorang. Korupsi dapat melibatkan banyak kegiatan yang meliputi penyuapan, penjualan
pengaruh dan penggelapan dan mungkin juga melibatkan praktik yang legal di banyak
negara. Korupsi politik terjadi ketika pejabat atau pegawai pemerintah lainnya bertindak
dengan kapasitas resmi untuk keuntungan pribadi. Korupsi paling umum terjadi di
kleptokrasi, oligarki, negara-narkoba, dan negara bagian mafia.
B. Contoh Kasus
Kasus Korupsi Gubernur Papua Lukas Enembe
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengungkap kronologi perkara suap yang menyeret
nama Gubernur Papua, Lukas Enembe.
Ketua KPK Firli Bahuri mengungkapkan perkara Lukas Enembe bermula ketika perusahaan
milik tersangka RL yaitu PT TBP (Tabi Bangun Papua) mengerjakan proyek multiyears di
lingkungan Pemerintah Provinsi Papua.
“Lukas diduga ikut terlibat hingga berperan aktif dalam beberapa kegiatan pengadaan proyek
infrastruktur di Dinas PUTR Pemprov Papua dengan memenangkan perusahaan tersebut,”
ujar Firli dalam konferensi pers, Rabu (11/1/2023).
Firli menjelaskan RL dan LE diduga melakukan komunikasi, pertemuan hingga pemberian
sejumlah uang sebelum proses pelelangan berlangsung. Tujuan pemberian uang itu untuk
memenangkan perusahaan milik RL.
Singkat cerita, RL kemudian mendapatkan paket proyek pada tahun anggaran 2019-2021
antara lain proyek multiyears peningkatan jalan Entrop-Hamadi dengan nilai proyek Rp14, 8
miliar.
“Kemudian, proyek multiyears rehabilitasi sarana dan prasarana penunjang PAUD Integrasi
dengan nilai proyek Rp13,3 miliar dan proyek multiyears penataan lingkungan venue
menembak outdoor AURI dengan nilai proyek Rp12,9 miliar,” ucap Firli.
Adapun usai penetapan pemenang proyek, kedua belah pihak setuju untuk pembagian
persentase fee proyek hingga mencapai 14 persen dari nilai kontrak setelah dikurangi nilai
PPh dan PPN. Uang itu diduga diterima Enembe dan beberapa pejabat di Pemprov Papua.
Firli juga menjelaskan bahwa Lukas Enembe diduga menerima uang dari RL sebesar Rp1
miliar.“Lukas Enembe diduga menerima pemberian lain sebagai gratifikasi yang
berhubungan dengan jabatannya yang berdasarkan bukti permulaan sejauh ini berjumlah
sekitar Rp10 miliar,” jelas Firli.
Atas perbuatannya, tersangka disangkakan melanggar pasal 12 huruf a atau b atau pasal 11
dan pasal 12B Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang
6. 6
Perubahan atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi.
C. Dampak Yang ditimbulkan Korupsi
Korupsi memberikan dampak buruk dalam berbagai bidang kehidupan manusia, terutama di
bidang perekonomian. Berikut adalah dampak-dampak dari korupsi, yaitu:
1. Menurunkan tingkat investasi
Menurut Mauro dalam buku Corruption and Growth: The Quarterly Journal of
Economics 110 (1995), korupsi menurunkan tingkat investasi suatu negara.
Hal ini dikarenakan investor akan merasa khawatir jika menaruh investasi di negara
dengan kasus korupsi yang banyak. Investor akan menilai bahwa hasil keuntungan
yang didapat tidak akan maksimal, karena banyak dana yang dikorupsi. Selain
keuntungan tidak maksimal, investasi yang ditanam akan turun dan memperlambat
laju pertumbuhan ekonomi.
2. Menciptakan kesenjangan sosial
Korupsi berdampak pada semakin lebarnya kesenjangan sosial. Menurut Bowles
dalam buku Corruption: Encyclopedia of Law and Economics (2000), secara umum
korupsi terbagi menjadi tiga jenis yaitu suap, pungli, dan juga penggelapan.
Singkatnya korupsi memindahkan kekayaan publik ke saku koruptor.
Korupsi menyebabkan masyarakat miskin menjadi semakin miskin, dan para koruptor
semakin kaya. Hal tersebut menciptakan kesenjangan sosial, di mana jumlah
pendapatan para koruptor jauh beda dengan pendapatan masyarakat.
3. Menciptakan kemiskinan
Kesenjangan pendapatan antara para koruptor dan rakyat mengakibatkan kemiskinan
relatif. Namun, secara keseluruhan perilaku korupsi akan meningkatkan kemiskinan
absolut. Di mana akan semakin banyak orang yang tidak mampu memenuhi
kebutuhan hidupnya.
Meningkatnya kemiskinan akan melahirkan banyak dampak buruk dan masalah sosial
seperti krisis kepercayaan masyarakat, meningkatnya tindak kejahatan juga kekerasan,
serta meningkatnya kasus bunuh diri.
4. Menghambat pembangunan
Menurut Ibnu Santoso dalam buku Memburu Tikus-Tikus Otonom (2011) korupsi
menyebabkan berbagai proyek pembangunan dan fasilitas umum berkualitas rendah
serta tidak sesuai dengan kebutuhan yang semestinya.
Dalam kasus Lukas Enembe ini sendiri, telah merugikan negara sebesar Rp. 81,9 miliar. Hal
ini tentu sangat merugikan dan juga pastinya semakin mendukungkan kepercayaan
masyarakat terhadap pejabat-pejabat pemerintah.
7. 7
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
Korupsi adalah suatu bentuk ketidakjujuran atau tindak pidana yang dilakukan oleh seseorang
atau suatu organisasi yang dipercayakan dalam suatu jabatan kekuasaan, untuk memperoleh
keuntungan yang haram atau penyalahgunaan kekuasaan untuk keuntungan pribadi
seseorang.
Korupsi dapat melibatkan banyak kegiatan yang meliputi penyuapan, penjualan pengaruh dan
penggelapan dan mungkin juga melibatkan praktik yang legal di banyak negara.
Korupsi memberikan dampak buruk dalam berbagai bidang kehidupan manusia, terutama di
bidang perekonomian. Berikut adalah dampak-dampak dari korupsi, yaitu:
1. Menurunkan tingkat investasi
2. Menciptakan kesenjangan sosial
3. Menciptakan kemiskinan
4. Menghambat pembangunan
5. Menurunkan kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah
B. Saran
Seharusnya hukum terhadap tindak korupsi di Indonesia itu lebih dipertegas lagi bukannya
malah mendapatkan keringanan. Hal inilah yang menyebabkan tingkat korupsi di Indonesia
masih tinggi yaitu karena lemahnya hukum terhadap korupsi. Selain itu tingkat transparansi
tentang pengelolaan keuangan daerah maupun negara harus selalu transparan atau tidak ada
yang ditutup-tutupi sehingga masyarakat dapat mengetahui tentang hasil-hasil yang telah
dibangun dari keuangan negara atau daerah.