SlideShare a Scribd company logo
1 of 5
Download to read offline
EKSTRAKSI DIOKSIN DALAM LIMBAH AIR BUANGAN 
INDUSTRI PULP DAN KERTAS DENGAN PELARUT TOLUEN 
Martunus, Zuchra Helwani 
Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Riau, Pekanbaru 28293 
Email: martunusche@yahoo.co.id 
Dioxins are a class of chemicals that were contained in wastewater of pulp and paper in-dustry, 
health. The goal of this research is to investigate the capability of extraction process in 
order to separate dioxins in wastewater of pulp and paper industry. This research was con-ducted 
The effect of solvent to feed ratio (S/F), agitation speed and time of extraction were stud-ied 
respectively. The results showed that dioxins was separated to 3.4177 x 10-2 gmol/ml 
or 72%. Furthermore, the best result achieved at 30oC and atmospheric pressure operation 
were S/F was 0.55, time extraction was 40 minutes and agitation speed of extraction was 
425 rpm respectively. 
Key words: dioxins, liquid-liquid extraction, toluene 
PENDAHULUAN 
ABSTRACT 
which they are toxic substances to be on the danger for environmental and human 
with liquid-liquid extraction using mixer settler extractor. The toluene and waste-water 
of pulp and paper industry systems, with the toluene as solvent phase were studied. 
Dioksin adalah senyawa yang terdapat dalam air 
limbah buangan industri pulp dan kertas yang meng-gunakan 
klorin pada proses bleaching atau yang 
disebut dengan proses kraft. Klorin akan bereaksi 
dengan senyawa organik dalam kayu membentuk 
senyawa beracun seperti dioksin. Konsentrasi diok-sin 
dalam air buangan industri pulp dan kertas dapat 
mencapai 450 gr per tahun. Dioksin adalah senyawa 
organik yang sukar terdegradasi dan konsentrasinya 
akan berlipat ganda jika masuk ke dalam rantai 
makanan karena adanya proses biomagnifikasi 
(Amiroza dkk., 1999; Becher & Fleschjanys, 1998; 
Elliot dkk., 2004; EC, 2000; Muir & Servo, 1996; 
Rini, 2002). 
Dioksin adalah salah satu jenis organoklorin 
yang memiliki empat klor, dua oksigen dan dua cin-cin 
benzen. Klor adalah unsur halogen yang sangat 
reaktif sehingga mudah bereaksi dengan senyawa 
organik atau senyawa lainnya. Sebagian besar or-ganoklorin 
menimbulkan efek racun seperti dioksin 
dan furan. Senyawa kimia mematikan ini ditemukan 
dalam konsentrasi tinggi di daerah masyarakat pe-sisir 
yang memiliki pabrik pulp and kertas. 
(Amiroza dkk., 1999; EC, 2000; Rini, 2002). 
Dioksin sering digunakan untuk menyatakan 
tiga senyawa kimia dengan toksisitas akut yaitu di-oksin, 
furan dan poliklorodipenil (PCBs) yang se-muanya 
mempunyai dua cincin benzen dan 4 klor. 
Dioksin yang paling beracun adalah 2,3,7,8- 
tetrakloro dibenzo-p-dioksin (TCDD). Struktur 
molekul dan sifat fisis dioksin ditampilkan pada 
Gambar 1 dan Tabel 1 di bawah ini (EC, 2000; Tabb 
& Cretney, 2004; Vine dkk., 2000). 
Dioksin dapat menimbulkan berbagai gangguan 
kesehatan seperti kanker, cacat lahir, endometriosis, 
penurunan jumlah spermatozoa dan gangguan 
perkembangan janin. Dioksin juga menyebabkan 
kerusakan genetis dan penurunan daya tahan. Pada 
konsentrasi berkisar antara 1mikrogram sampai be-berapa 
mikrogram saja dapat menyebabkan kematian 
pada hewan (Becher & Fleschjanys, 1998; Tabb & 
Cretney, 2004; Rini, 2002). 
Jurnal Sains dan Teknologi 6(1), Maret 2007: 1-4 
Gambar 1. Struktur molekul dioksin dan furan 
Tabel 1. Sifat fisis dan kimia dioksin 
Sifat Fisis dan Kimia Parameter 
Rumus kimia,C2H2nCln n = 1 sampai 4 
Flash point 170-380oC 
Konduktivitas panas tinggi 
Warna tidak berwarna 
Kelarutan dalam air tidak larut
2 
larut di dalam campuran. 
2. kemampuan tinggi untuk diambil kembali. 
3. perbedaan berat jenis antara ekstrk dan rafinat 
lebih besar. 
4. pelarut dan larutan yang akan diekstraksi harus 
tidak mudah campur. 
5. tidak mudah bereaksi dengan zat yang akan diek-straksi. 
6. tidak merusak alat secara korosi. 
7. tidak mudah terbakar, tidak beracun dan 
harganya relatif murah. 
Pada penelitian ini ekstraksi dioksin dilakukan 
dengan pelarut toluen yang sifat fisisnya sebagai 
berikut: densitas 0,865 kg/l; viskositas 0,584 mm2/s; 
tekanan kritis 41,06 bar; suhu kritis 591,8oK; tidak 
larut dalam air (Anonim, 2002). Berdasarkan 
kriteria pelarut maka toluene dapat digunakan 
untuk mengekstraksi dioksin dalam air limbah 
buangan industri pulp dan kertas. 
Ada tiga faktor penting yang berpengaruh 
dalam peningkatan karakteristik hasil dalam 
ekstraksi cair-cair yaitu (Martunus dkk., 2006; 
Martunus & Helwani, 2004; 2005; 2006): 
1. Perbandingan pelarut-umpan (S/F). 
Kenaikan jumlah pelarut (S/F) yang digunakan 
akan meningkatan hasil ekstraksi tetapi harus 
ditentukan titik (S/F) yang minimum agar proses 
ekstraksi menjadi lebih ekonomis. 
2. Waktu ekstraksi. 
Ekstraksi yang efisien adalah maksimumnya 
pengambilan solut dengan waktu ekstraksi yang 
lebih cepat. 
3. Kecepatan pengadukan. 
Untuk ekstraksi yang efisien maka pengadukan 
yang baik adalah yang memberikan hasil 
ekstraksi maksimum dengan kecepatan 
pengadukan minimum, sehingga konsumsi energi 
menjadi minimum. 
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan 
menentukan kemampuan proses ekstraksi berbasis 
pelarut toluen dapat digunakan untuk memisahkan 
dioksin dalam limbah air buangan industri pulp and 
kertas dengan melihat pengaruh perbandingan 
pelarut terhadap umpan (S/F), kecepatan 
pengadukan dan waktu ekstraksi terhadap hasil 
ekstraksi. 
METODE PENELITIAN 
Bahan 
Bahan yang digunakan dalam penelitian adalah 
toluen buatan Merck (Jerman) sebagai pelarut, diok-sin 
buatan Merck (Jerman) dan air limbah buangan 
Jurnal Sains dan Teknologi 6(1), Maret 2007: 1-5 
Penelitian untuk mengurangi kadar dioksin dalam 
limbah buangan industri pulp and kertas telah ban-yak 
dilakukan dan pada umumnya dilakukan dengan 
cara/metode insinerator (Kumagai, 2003; Öberg & 
Bergströn, 1986; Pranghofer & Fritsky, 2001; Salak-hov 
& Efendiev, 2000). Metode ini memiliki be-berapa 
kelemahan, yaitu (Kumagai, 2003; Prang-hofer 
& Fritsky, 2001): 
1. membutuhkan pengolahan awal umpan 
2. tidak ekonomis karena limbah harus diubah terle-bih 
dahulu dalam fasa padat atau gas 
3. gas hasil pembakaran masih mengadung klorin 
4. menyebabkan pencemaran udara. 
Ekstraksi adalah metode pemisahan suatu zat 
terlarut dengan menggunakan pelarut. Metode ini 
lebih memungkinkan dibandingkan metode insinera-tor 
untuk menghilangkan dioksin dalam limbah cair 
industri pulp and kertas. Karena limbah dalam fasa 
cair maka digunakan proses ekstraksi cair-cair. 
Pemilihan pelarut yang cocok merupakan faktor 
penting untuk mendukung keberhasilan dalam proses 
ekstraksi cair-cair. Ekstraksi dioksin dilakukan den-gan 
menggunakan pelarut toluen, pemilihan ini ber-dasarkan 
sifat kimia dan fisisnya sehingga sesuai 
dengan kriteria pelarut. 
Ekstraksi cair-cair adalah proses pemisahan 
suatu komponen dari fasa cair ke fasa cair lainnya. 
Operasi ekstraksi cair-cair terdiri dari beberapa 
tahap, yaitu (Laddha & Degaleesan, 1976): 
1. kontak antara pelarut (solvent) dengan fasa cair 
yang mengandung zat terlarut (diluent), kemudian 
zat terlarut akan berpindah dari fasa diluent ke 
fasa pelarut. 
2. pemisahan fasa yang tidak saling larut yaitu fasa 
yang banyak mengandung pelarut disebut fasa 
ekstrak dan fasa yang banyak mengandung pela-rut 
asal disebut fasa rafinat. 
Aplikasi ekstraksi cair-cair telah digunakan se-cara 
luas dalam industri kimia, yaitu industri kimia 
organik dan industri kimia anorganik (Laddha & De-galeesan, 
1976). 
Saat ini penelitian-penelitian menggunakan 
proses ekstraksi cair-cair ditujukan untuk mengambil 
senyawa (zat-zat) kimia baru atau menemukan pela-rut 
baru yang memberikan hasil ekstraksi lebih baik 
(Martunus & Helwani, 2004; 2005). 
Untuk mencapai proses ekstraksi cair-cair yang 
baik, pelarut yang digunakan harus memenuhi krite-ria 
sebagai berikut (Martunus & Helwani, 2004; 
2005): 
1. kemampuan tinggi melarutkan komponen zat ter-
3 
Rejeksi Zat Organik Air Gambut (Syarfi & Herman) 
duktivitas dan konsentrasi dioksin dalam toluen 
yang diperoleh dibuat dalam bentuk persamaan yang 
akan digunakan dalam penelitian utama. 
Penelitian utama 
Air limbah buangan industri pulp dan kertas (F) 
dengan volum 100 ml dimasukkan ke dalam tangki 
dan diaduk sampai homogen, kemudian memasukan 
pelarut toluen (S) ke dalam tangki dengan S/F = 
0,25. Limbah tersebut dan pelarut tersebut diaduk 
dengan kecepatan pengadukan 300 rpm dan waktu 
ekstraksi 30 menit, kemudian memisahkan fasa raf-inat 
dan fasa ekstrak dalam soklet. Ekstrak diambil 
untuk ditentukan konduktivitasnya dengan konduk-tivitimeter. 
Dengan cara yang sama dilakukan pada 
berbagai S/F yaitu ; 0,35; 0,45; 0,48; 0,50; 0,55; 
0,75 dan 1. Setelah S/F optimum diperoleh yaitu 
0,55, penelitian kemudian dilanjutkan pada variasi 
waktu ekstraksi (menit) (10; 20; 25; 30; 35; 40; 45; 
60) dan kecepatan pengadukan tetap yaitu 300 rpm. 
Tahap akhir dilakukan dengan memvariasikan kece-patan 
pengadukan (rpm) yaitu 100; 200; 300; 350; 
400; 425; 450; 500 pada S/F optimum = 0,55 dan 
waktu ekstraksi optimum = 40 menit yang telah 
diperoleh sebelumnya, sehingga diperoleh data ke-cepatan 
pengadukan optimum yaitu 425 rpm. Hasil 
penelitian dalam bentuk konduktivitas dioksin ini, 
harus diubah ke dalam bentuk konsentrasi dengan 
menggunakan persamaan yang diperoleh pada 
penelitian kurva baku sebelumnya. 
HASIL DAN PEMBAHASAN 
Kurva baku dioksin dalam toluen 
Hubungan konduktivitas dioksin dan konsentrasi 
dioksin dalam toluen dapat dilihat pada Gambar 3. 
Hasil regresi linear diperoleh persamaan sebagai 
berikut: 
CD = 79,3325k-2,2292 
dengan: 
CD : konsentrasi dioksin (gmol/ml). 
k : konduktivitas larutan (Siemen/cm). 
Persamaan tersebut digunakan untuk menentukan 
konsentrasi dioksin dalam larutan campuran dioksin 
dan toluen pada penelitian utama. 
Pengaruh S/F 
Pengaruh S/F dapat dilihat pada Gambar 4 den-gan 
kondisi operasi sebagai berikut: 
Umpan (F) : 100 ml 
Waktu pengadukan : 30 menit 
Kecepatan pengadukan : 300 rpm 
unit bleaching PT. RAPP (Riau) sebagai umpan 
(diluent). Sifat fisis pelarut dan diluen dapat dilihat 
pada Tabel 2. 
Tabel 2. Sifat fisis pelarut dan diluen pada 30oC 
Sifat Fisis Pelarut Diluen 
ρ, kg/l 0,865 1 
μ, cP 0,584 1 
Alat 
Skema alat penelitian ini dapat dilihat pada Gam-bar 
2, Alat-alat yang digunakan adalah : 
1. tangki berbaffle terbuat dari bahan plastic dengan 
diameter 12 cm, tinggi 12 cm dan lebar baffle 1 
cm. 
2. batang pengaduk stainless steel dengan panjang 
50 cm dan diameter 0,5 cm. 
3. daun pengaduk berbentuk flat blade turbine 
dengan diameter 5 cm dan lebar daun 1 cm. 
Prosedur Penelitian 
Penentuan kurva baku konsentrasi dioksin 
Pada tahap ini dilakukan penelitian untuk menen-tukan 
kurva standar hubungan konsentrasi dioksin 
dalam toluen terhadap skala pada alat konduktiv-itimeter. 
Mula-mula campuran dioksin dan toluen 
dengan perbandingan volum tertentu (3 ml/ 100 ml) 
diaduk dan diukur konduktivitasnya. Dengan lang-kah 
yang sama, pengukuran dilakukan pada berba-gai 
perbandingan volum campuran dioksin dan 
toluen yaitu 0,04; 0,05; 0,06; 0,07; 0.08. Data kon- 
4 
6 
3 
2 
1 1 
Keterangan : 
5 
1. tangki 
2. baffle 
3. batang pengaduk 
4. motor 
5. daun pengaduk 
6. statif 
Gambar 2. Rangkaian alat penelitian
4 
Jurnal Sains dan Teknologi 6(1), Maret 2007: 1-5 
Berdasarkan hasil yang ditampilkan pada Gam-bar 
4. terlihat bahwa semakin besar S/F maka se-makin 
banyak dioksin yang dapat diekstraksi mulai 
dari S/F 0,25 sampai 0,55. Pada S/F 0,55 dioksin 
yang terambil adalah 2,2674.10-2 gmol/ml untuk 100 
ml air limbah, ini merupakan hasil optimum yang 
diperoleh karena pada S/F lebih besar dari 0,55 jum-lah 
dioksin yang dapat dipisahkan cenderung tetap 
sekitar 2,2674 .10-2 gmol/ml. 
Pengaruh waktu ekstraksi 
Pengaruh waktu ekstraksi dapat dilihat pada 
Gambar 5. Gambar 5 menunjukkan bahwa penamba-han 
waktu 10 menit menyebabkan dioksin yang da-pat 
dipisahkan naik sekitar 0,0354 gmol/ml. 
Pengaruh waktu ekstraksi tersebut hanya terjadi 
pada kisaran 10 sampai 40 menit, pada waktu 40 
menit dioksin yang terambil adalah 3,4177.10-2 
gmol/ml. Ini merupakan waktu optimum karena pada 
waktu di atas 40 menit jumlah dioksin yang 
terekstraksi cenderung konstan. 
Pengaruh kecepatan pengadukan (N) 
Berdasarkan Gambar 6, terlihat bahwa makin 
tinggi kecepatan pengadukan maka makin banyak 
jumlah dioksin yang terekstraksi. Kisaran pengadu-kan 
yang dilakukan adalah 100 sampai 500 rpm, 
pada kisaran 150 sampai 425 rpm jumlah dioksin 
yang dapat dipisahkan meningkat dari 1,474.10-2 
sampai 3,4177.10-2 gmol/mol. Pada kecepatan pen-gadukan 
lebih dari 425 rpm jumlah dioksin yang 
terekstraksi cenderung tetap sekitar 3,4177.10-2 
gmol/ml. Pada kondisi ini merupakan kecepatan pen-gadukan 
optimum yang dicapai. 
KESIMPULAN 
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, maka 
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 
1. proses Ekstraksi dapat digunakan untuk menghi-langkan 
dioksin dari air limbah buangan industri 
pulp and kertas. 
2. toluen dapat digunakan sebagai pelarut untuk 
mengekstraksi dioksin dari air limbah buangan 
industri pulp and kertas. 
3. kondisi ekstraksi yang relatif baik pada 30oC dan 
1 atm adalah : 
 perbandingan S/F = 0,55 
 waktu ekstraksi = 40 menit 
 kecepatan pengadukan (N) = 425 rpm 
2 
1.6 
1.2 
0.8 
0.4 
0 
65.2 65.4 65.6 65.8 66 
10-2 x Konduktivitas larutan, Siemen/cm 
10-1 x Konsentrasi dioksin, gmol/ml 
Gambar 3. Kurva baku konsentrasi dioksin 
dalam toluen 
2.5 
2 
1.5 
1 
0 0.25 0.5 0.75 1 1.25 
S/F 
10-2 x Konsentrasi dioksin, 
gmol/ml 
Gambar 4. Pengaruh S/F terhadap konsentrasi 
dioksin yang dapat diekstraksi 
4 
3.4 
2.8 
2.2 
1.6 
1 
0 20 40 60 80 
Waktu, menit 
10-2 x Konsentrasi dioksin, 
gmol/ml 
Gambar 5. Pengaruh waktu ekstraksi 
terhadap CD pada S/F optimum 
4 
3.5 
3 
2.5 
2 
1.5 
1 
0.5 
0 
0 100 200 300 400 500 600 
Kecepatan pengadukan, rpm 
10-2 x Konsentrasi dioksin, 
gmol/ml 
Gambar 6. Pengaruh kecepatan pengadukan 
pada S/F dan waktu optimum
5 
Rejeksi Zat Organik Air Gambut (Syarfi & Herman) 
Martunus, Fermi, M.I. & Helwani, Z. 2006. Kece-patan 
Pengadukan Minimum Sistim Kerosin-Asam 
Asetat-Air dalam Ekstraktor Tangki Berpengaduk 
(ETB). J. Sain dan Teknologi (EMAS). 16[2]: 37-46. 
Martunus & Helwani, Z. 2006. Kecepatan Pengadukan 
Minimum Sistim Refinery Palm Oil (RPO)-Asam 
Asetat-Air dalam Ekstraktor Tangki Berpengaduk 
(ETB). J. Optimum. 7[2]: 174-184. 
Muir, C.G. & Servo, R.M. 1996. Bioaccumulation of 
Bleached Kraft Pulp Mill Related Organic Chemistry 
By Fish. < http://www.ec.gc.ca/English/Indicator/ 
issus/Toxic/tables.htm [akses 20 April 2004]. 
Öberg, T. & Bergströn, J. 1986. Dioxins from Scandi-navian 
Waste Combustion Plants. Chemosphere. 15[9 
-12]: 2041-2044. 
Pranghofer, G.G. & Fritsky, K.J. 2001. Destruction of 
Polychlorinated Dibenzo-p-dioxins and Dibemofil in 
Fabric Filters,. in 3rd International Symposium on 
Incinerator and Flue Gas Treatment Technologies. 
Brussel. 
Rini, D.S. 2002. Minimisasi Limbah dalam Industri Pulp 
and Paper. Gresik: Ecologycal Observation and Wet-land 
Conservation:.<http://www.cgs.com/Volume 1/ 
part 1/dioxin.htm> [akses 20 April 2004]. 
Salakhov, M.S. & Efendiev, A.A. 2000. Ecologycal 
Dioxins Danger Burning of Organic Halides and 
Ways of Its Prevention. Journal of Qafqas University. 
6: 75-78 
Tabb, M.B. & Cretney, W.J. 2004. Dioxins and Furans 
in Crab Hepatoponerease: Use of Principal Compo-nent 
analysis to Classify Congener Pattern and Deter-mine 
Linkages to Contaminant Source. <http:// 
www.europa.eu.Int./comm/environt/dioxins/stage 1/ 
fires.pdf [akses 28 April 2004]. 
Vine, F.M., Stein, L., Weige, K., Schroeden, J., 
Dagnan, D., Tse Chui, J.K. & Backer, L. 2000. 
Plasma 1,1-Dichloro-2,2-bis Ethylene (DDE) Levels 
and Immune Response. American J. Epidemilogy. 1 
[1]: 153. 
Pada kondisi ini jumlah dioksin yang dapat 
dipisahkan adalah 3,4177.10-2 gmol/ml untuk tiap 
100 ml air limbah atau sekitar 72%. 
Ucapan terima kasih 
Penulis mengucapkan terima kasih kepada 
LEMLIT UNRI yang telah mendanai penelitian ini 
dengan biaya SPP/DPP. 
DAFTAR PUSTAKA 
Amiroza, Z.K., Kuflov, E.A., Lozhkina, E.A. & 
Halilov, R.R. 1999. Result of determination of Poly-chlorinated 
Dibenzo-p-dioxin and Dibenzofurans in 
Snow Cover of Ufa City: <http://ec.gc.ca/NWRI/ 
Regulations.htm.> [akses 20 April 2004]. 
Anonim. 2002. Data sheet: Toluene. IS2.2.16. Nether-lands: 
Shell International Chemicals B.V. 
Becher, H. & Fleschjanys, D. 1998. Dioxin and Furan: 
Efidemilogic Assesment of cancer Risks and Other 
Human Health Effect. Enviromental Helath Perspec-tive. 
106. 
Elliot, J.E., Martin, P.A., Bellward, G.D. & Norstrom, 
R.J. 2004. Persitant Pulp Mill Pollutants in Wildlife. 
<http://www.Princeton.com/chap.3/dioxin.pdf> 
[akses 20 April 2004]. 
European Commission (EC). 2000. Assesment Dietary 
Intake of Dioxins and Related PCBs by the Popula-tion 
of EU Member Status. Brussel: Health & Con-sumen 
Protection Directorate General. 
Kumagai, H. 2003. Exposure Evaluation of Dioxins in 
Municipal Waste Incinerator Workers. Industrial 
Health. 41: 167-174 
Laddha, G.S. & Degaleesan, T.S. 1976. Transport 
Phenomena in Liquid-Liquid Extraction . New Delhi: 
Tata McGraw-Hill Publishing Co. Ltd. 
Martunus & Helwani, Z. 2004. Ekstraksi Senyawa Aro-matis 
dari Heavy Gas Oil (HGO) dengan Pelarut Di-etilen 
Glikol (DEG). J. Si. Tek. 3[2]: 46-50. 
Martunus & Helwani, Z. 2005. Ekstraksi Senyawa Aro-matis 
dari Heavy Gas Oil (HGO) dengan Pelarut 
Trietilen Glikol (TEG). J. Si. Tek. 4[2]: 34-37.

More Related Content

What's hot

Laporan rekristalisasi
Laporan rekristalisasiLaporan rekristalisasi
Laporan rekristalisasiwd_amaliah
 
Salep mata sulfasetamida
Salep mata sulfasetamidaSalep mata sulfasetamida
Salep mata sulfasetamidaershahasan
 
ISOLASI GLIKOSIDA FLAVONOID DAUN KETELA POHON
ISOLASI GLIKOSIDA FLAVONOID DAUN KETELA POHONISOLASI GLIKOSIDA FLAVONOID DAUN KETELA POHON
ISOLASI GLIKOSIDA FLAVONOID DAUN KETELA POHONTri Setyo Ningsih
 
Laporan Praktikum Pemurnian
Laporan Praktikum PemurnianLaporan Praktikum Pemurnian
Laporan Praktikum PemurnianErnalia Rosita
 
LAPORAN DISOLUSI OBAT FARMASI FISIKA
LAPORAN DISOLUSI OBAT FARMASI FISIKALAPORAN DISOLUSI OBAT FARMASI FISIKA
LAPORAN DISOLUSI OBAT FARMASI FISIKARezkyNurAziz
 
Laporan disolusi partikulat
Laporan disolusi partikulatLaporan disolusi partikulat
Laporan disolusi partikulatNurlina Manik
 
Pemisahaan dan pemurnian
Pemisahaan dan pemurnianPemisahaan dan pemurnian
Pemisahaan dan pemurnianPanji Wijaksono
 
Jurnal 4-kajian-sifat-fisikokimia-ekstrak-rumput-laut-coklat-sargassum
Jurnal 4-kajian-sifat-fisikokimia-ekstrak-rumput-laut-coklat-sargassumJurnal 4-kajian-sifat-fisikokimia-ekstrak-rumput-laut-coklat-sargassum
Jurnal 4-kajian-sifat-fisikokimia-ekstrak-rumput-laut-coklat-sargassumMarsono Tarmadi
 
Bu Ainur - Proses Pengelantangan H2O2
Bu Ainur - Proses Pengelantangan H2O2Bu Ainur - Proses Pengelantangan H2O2
Bu Ainur - Proses Pengelantangan H2O2aji indras
 
Pemisahan campuran full (KIMIA : PEMISAHAN CAMPURAN)
Pemisahan campuran full (KIMIA : PEMISAHAN CAMPURAN)Pemisahan campuran full (KIMIA : PEMISAHAN CAMPURAN)
Pemisahan campuran full (KIMIA : PEMISAHAN CAMPURAN)Dedi Setiadi
 
Laporan tetap mikum penegenceran
Laporan tetap mikum penegenceranLaporan tetap mikum penegenceran
Laporan tetap mikum penegenceranReza Fahlevi
 
Laporan Analisa Pangan acara 4 lemak
Laporan Analisa Pangan acara 4 lemakLaporan Analisa Pangan acara 4 lemak
Laporan Analisa Pangan acara 4 lemakMelina Eka
 
Ekstraksi dingin (Perkolasi dan Maserasi)
Ekstraksi dingin (Perkolasi dan Maserasi)Ekstraksi dingin (Perkolasi dan Maserasi)
Ekstraksi dingin (Perkolasi dan Maserasi)christianelsadeny
 
PENCELUPAN KAIN KAPAS SECARA BATCHING (CPB) DENGAN ZAT WARNA REAKTIF DINGIN
PENCELUPAN KAIN KAPAS SECARA BATCHING (CPB) DENGAN ZAT WARNA REAKTIF DINGINPENCELUPAN KAIN KAPAS SECARA BATCHING (CPB) DENGAN ZAT WARNA REAKTIF DINGIN
PENCELUPAN KAIN KAPAS SECARA BATCHING (CPB) DENGAN ZAT WARNA REAKTIF DINGINaji indras
 

What's hot (20)

LAPORAN ALSIN FIX
LAPORAN ALSIN FIXLAPORAN ALSIN FIX
LAPORAN ALSIN FIX
 
Laporan rekristalisasi
Laporan rekristalisasiLaporan rekristalisasi
Laporan rekristalisasi
 
Salep mata sulfasetamida
Salep mata sulfasetamidaSalep mata sulfasetamida
Salep mata sulfasetamida
 
ISOLASI GLIKOSIDA FLAVONOID DAUN KETELA POHON
ISOLASI GLIKOSIDA FLAVONOID DAUN KETELA POHONISOLASI GLIKOSIDA FLAVONOID DAUN KETELA POHON
ISOLASI GLIKOSIDA FLAVONOID DAUN KETELA POHON
 
Laporan Praktikum Pemurnian
Laporan Praktikum PemurnianLaporan Praktikum Pemurnian
Laporan Praktikum Pemurnian
 
Laporan praktikum kimia tri rahmatiani gani
Laporan praktikum kimia tri rahmatiani ganiLaporan praktikum kimia tri rahmatiani gani
Laporan praktikum kimia tri rahmatiani gani
 
LAPORAN DISOLUSI OBAT FARMASI FISIKA
LAPORAN DISOLUSI OBAT FARMASI FISIKALAPORAN DISOLUSI OBAT FARMASI FISIKA
LAPORAN DISOLUSI OBAT FARMASI FISIKA
 
Laporan lengkap ekstraksi
Laporan lengkap ekstraksiLaporan lengkap ekstraksi
Laporan lengkap ekstraksi
 
Laporan disolusi partikulat
Laporan disolusi partikulatLaporan disolusi partikulat
Laporan disolusi partikulat
 
Stabilitas Obat
Stabilitas ObatStabilitas Obat
Stabilitas Obat
 
Makalah seminar
Makalah seminar Makalah seminar
Makalah seminar
 
Pemisahaan dan pemurnian
Pemisahaan dan pemurnianPemisahaan dan pemurnian
Pemisahaan dan pemurnian
 
Jurnal 4-kajian-sifat-fisikokimia-ekstrak-rumput-laut-coklat-sargassum
Jurnal 4-kajian-sifat-fisikokimia-ekstrak-rumput-laut-coklat-sargassumJurnal 4-kajian-sifat-fisikokimia-ekstrak-rumput-laut-coklat-sargassum
Jurnal 4-kajian-sifat-fisikokimia-ekstrak-rumput-laut-coklat-sargassum
 
Bu Ainur - Proses Pengelantangan H2O2
Bu Ainur - Proses Pengelantangan H2O2Bu Ainur - Proses Pengelantangan H2O2
Bu Ainur - Proses Pengelantangan H2O2
 
Pemisahan campuran full (KIMIA : PEMISAHAN CAMPURAN)
Pemisahan campuran full (KIMIA : PEMISAHAN CAMPURAN)Pemisahan campuran full (KIMIA : PEMISAHAN CAMPURAN)
Pemisahan campuran full (KIMIA : PEMISAHAN CAMPURAN)
 
Laporan tetap mikum penegenceran
Laporan tetap mikum penegenceranLaporan tetap mikum penegenceran
Laporan tetap mikum penegenceran
 
Laporan Analisa Pangan acara 4 lemak
Laporan Analisa Pangan acara 4 lemakLaporan Analisa Pangan acara 4 lemak
Laporan Analisa Pangan acara 4 lemak
 
Aplikasi bioteknologi 1
Aplikasi bioteknologi 1Aplikasi bioteknologi 1
Aplikasi bioteknologi 1
 
Ekstraksi dingin (Perkolasi dan Maserasi)
Ekstraksi dingin (Perkolasi dan Maserasi)Ekstraksi dingin (Perkolasi dan Maserasi)
Ekstraksi dingin (Perkolasi dan Maserasi)
 
PENCELUPAN KAIN KAPAS SECARA BATCHING (CPB) DENGAN ZAT WARNA REAKTIF DINGIN
PENCELUPAN KAIN KAPAS SECARA BATCHING (CPB) DENGAN ZAT WARNA REAKTIF DINGINPENCELUPAN KAIN KAPAS SECARA BATCHING (CPB) DENGAN ZAT WARNA REAKTIF DINGIN
PENCELUPAN KAIN KAPAS SECARA BATCHING (CPB) DENGAN ZAT WARNA REAKTIF DINGIN
 

Similar to 1 85-1-pb

Skripsi ekstraksi antioksidan_(_likopen_)_dari_buah_tomat_dengan_menggunakan_...
Skripsi ekstraksi antioksidan_(_likopen_)_dari_buah_tomat_dengan_menggunakan_...Skripsi ekstraksi antioksidan_(_likopen_)_dari_buah_tomat_dengan_menggunakan_...
Skripsi ekstraksi antioksidan_(_likopen_)_dari_buah_tomat_dengan_menggunakan_...Beby Offduty
 
Pencemaran dan Kerusakan dalam Perspektif Green Industry
Pencemaran dan Kerusakan dalam Perspektif Green IndustryPencemaran dan Kerusakan dalam Perspektif Green Industry
Pencemaran dan Kerusakan dalam Perspektif Green IndustryRindi Sulistyani
 
Jurnal rekayasa kimia dan lingkungan
Jurnal rekayasa kimia dan lingkunganJurnal rekayasa kimia dan lingkungan
Jurnal rekayasa kimia dan lingkunganFadilah Akbar
 
Penanggulangan limbah lndustri
Penanggulangan limbah lndustriPenanggulangan limbah lndustri
Penanggulangan limbah lndustriIkhwan To
 
Mekanisme kerja lumpur aktif
Mekanisme kerja lumpur aktifMekanisme kerja lumpur aktif
Mekanisme kerja lumpur aktif1106499
 
Anaerobik digester
Anaerobik digesterAnaerobik digester
Anaerobik digesterIffa M.Nisa
 
Seminar of Practical Working Monica Allen Gunawan 111203031 Teknik Kimia
Seminar of Practical Working Monica Allen Gunawan 111203031 Teknik KimiaSeminar of Practical Working Monica Allen Gunawan 111203031 Teknik Kimia
Seminar of Practical Working Monica Allen Gunawan 111203031 Teknik KimiaMonica Allen Gunawan
 
Rangkuman jurnal lca pabrik semen pt
Rangkuman jurnal lca pabrik semen ptRangkuman jurnal lca pabrik semen pt
Rangkuman jurnal lca pabrik semen ptyahyakurnia23
 
Ekstraksi daun sirsak dengan pelarut etanol
Ekstraksi daun sirsak dengan pelarut etanolEkstraksi daun sirsak dengan pelarut etanol
Ekstraksi daun sirsak dengan pelarut etanolFarhan Yuzevan
 
Laporan organik acara iv
Laporan organik acara ivLaporan organik acara iv
Laporan organik acara ivmuhlisun_azim
 
Metode AOP untuk Mengolah Limbah Resi Cair
Metode AOP untuk Mengolah Limbah Resi CairMetode AOP untuk Mengolah Limbah Resi Cair
Metode AOP untuk Mengolah Limbah Resi CairYuke Puspita
 
laporan DDPA (destilasi zat cair)
laporan DDPA (destilasi zat cair)laporan DDPA (destilasi zat cair)
laporan DDPA (destilasi zat cair)Fadly SaNdi
 
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 4 gravimetri
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 4 gravimetriITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 4 gravimetri
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 4 gravimetriFransiska Puteri
 

Similar to 1 85-1-pb (20)

1884 3673-1-sm
1884 3673-1-sm1884 3673-1-sm
1884 3673-1-sm
 
Skripsi ekstraksi antioksidan_(_likopen_)_dari_buah_tomat_dengan_menggunakan_...
Skripsi ekstraksi antioksidan_(_likopen_)_dari_buah_tomat_dengan_menggunakan_...Skripsi ekstraksi antioksidan_(_likopen_)_dari_buah_tomat_dengan_menggunakan_...
Skripsi ekstraksi antioksidan_(_likopen_)_dari_buah_tomat_dengan_menggunakan_...
 
Pencemaran dan Kerusakan dalam Perspektif Green Industry
Pencemaran dan Kerusakan dalam Perspektif Green IndustryPencemaran dan Kerusakan dalam Perspektif Green Industry
Pencemaran dan Kerusakan dalam Perspektif Green Industry
 
Jurnal rekayasa kimia dan lingkungan
Jurnal rekayasa kimia dan lingkunganJurnal rekayasa kimia dan lingkungan
Jurnal rekayasa kimia dan lingkungan
 
Penanggulangan limbah lndustri
Penanggulangan limbah lndustriPenanggulangan limbah lndustri
Penanggulangan limbah lndustri
 
6563 15871-1-pb
6563 15871-1-pb6563 15871-1-pb
6563 15871-1-pb
 
17562 19158-1-pb
17562 19158-1-pb17562 19158-1-pb
17562 19158-1-pb
 
Mekanisme kerja lumpur aktif
Mekanisme kerja lumpur aktifMekanisme kerja lumpur aktif
Mekanisme kerja lumpur aktif
 
Anaerobik digester
Anaerobik digesterAnaerobik digester
Anaerobik digester
 
Hal 2 8
Hal 2 8Hal 2 8
Hal 2 8
 
Seminar of Practical Working Monica Allen Gunawan 111203031 Teknik Kimia
Seminar of Practical Working Monica Allen Gunawan 111203031 Teknik KimiaSeminar of Practical Working Monica Allen Gunawan 111203031 Teknik Kimia
Seminar of Practical Working Monica Allen Gunawan 111203031 Teknik Kimia
 
Rangkuman jurnal lca pabrik semen pt
Rangkuman jurnal lca pabrik semen ptRangkuman jurnal lca pabrik semen pt
Rangkuman jurnal lca pabrik semen pt
 
Ekstraksi daun sirsak dengan pelarut etanol
Ekstraksi daun sirsak dengan pelarut etanolEkstraksi daun sirsak dengan pelarut etanol
Ekstraksi daun sirsak dengan pelarut etanol
 
Presentasi poli propilena (pp)
Presentasi poli propilena (pp)Presentasi poli propilena (pp)
Presentasi poli propilena (pp)
 
Laporan organik acara iv
Laporan organik acara ivLaporan organik acara iv
Laporan organik acara iv
 
Metode AOP untuk Mengolah Limbah Resi Cair
Metode AOP untuk Mengolah Limbah Resi CairMetode AOP untuk Mengolah Limbah Resi Cair
Metode AOP untuk Mengolah Limbah Resi Cair
 
laporan DDPA (destilasi zat cair)
laporan DDPA (destilasi zat cair)laporan DDPA (destilasi zat cair)
laporan DDPA (destilasi zat cair)
 
D
DD
D
 
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 4 gravimetri
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 4 gravimetriITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 4 gravimetri
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 4 gravimetri
 
TOKSIKOLOGI HIPERKES
TOKSIKOLOGI HIPERKESTOKSIKOLOGI HIPERKES
TOKSIKOLOGI HIPERKES
 

1 85-1-pb

  • 1. EKSTRAKSI DIOKSIN DALAM LIMBAH AIR BUANGAN INDUSTRI PULP DAN KERTAS DENGAN PELARUT TOLUEN Martunus, Zuchra Helwani Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Riau, Pekanbaru 28293 Email: martunusche@yahoo.co.id Dioxins are a class of chemicals that were contained in wastewater of pulp and paper in-dustry, health. The goal of this research is to investigate the capability of extraction process in order to separate dioxins in wastewater of pulp and paper industry. This research was con-ducted The effect of solvent to feed ratio (S/F), agitation speed and time of extraction were stud-ied respectively. The results showed that dioxins was separated to 3.4177 x 10-2 gmol/ml or 72%. Furthermore, the best result achieved at 30oC and atmospheric pressure operation were S/F was 0.55, time extraction was 40 minutes and agitation speed of extraction was 425 rpm respectively. Key words: dioxins, liquid-liquid extraction, toluene PENDAHULUAN ABSTRACT which they are toxic substances to be on the danger for environmental and human with liquid-liquid extraction using mixer settler extractor. The toluene and waste-water of pulp and paper industry systems, with the toluene as solvent phase were studied. Dioksin adalah senyawa yang terdapat dalam air limbah buangan industri pulp dan kertas yang meng-gunakan klorin pada proses bleaching atau yang disebut dengan proses kraft. Klorin akan bereaksi dengan senyawa organik dalam kayu membentuk senyawa beracun seperti dioksin. Konsentrasi diok-sin dalam air buangan industri pulp dan kertas dapat mencapai 450 gr per tahun. Dioksin adalah senyawa organik yang sukar terdegradasi dan konsentrasinya akan berlipat ganda jika masuk ke dalam rantai makanan karena adanya proses biomagnifikasi (Amiroza dkk., 1999; Becher & Fleschjanys, 1998; Elliot dkk., 2004; EC, 2000; Muir & Servo, 1996; Rini, 2002). Dioksin adalah salah satu jenis organoklorin yang memiliki empat klor, dua oksigen dan dua cin-cin benzen. Klor adalah unsur halogen yang sangat reaktif sehingga mudah bereaksi dengan senyawa organik atau senyawa lainnya. Sebagian besar or-ganoklorin menimbulkan efek racun seperti dioksin dan furan. Senyawa kimia mematikan ini ditemukan dalam konsentrasi tinggi di daerah masyarakat pe-sisir yang memiliki pabrik pulp and kertas. (Amiroza dkk., 1999; EC, 2000; Rini, 2002). Dioksin sering digunakan untuk menyatakan tiga senyawa kimia dengan toksisitas akut yaitu di-oksin, furan dan poliklorodipenil (PCBs) yang se-muanya mempunyai dua cincin benzen dan 4 klor. Dioksin yang paling beracun adalah 2,3,7,8- tetrakloro dibenzo-p-dioksin (TCDD). Struktur molekul dan sifat fisis dioksin ditampilkan pada Gambar 1 dan Tabel 1 di bawah ini (EC, 2000; Tabb & Cretney, 2004; Vine dkk., 2000). Dioksin dapat menimbulkan berbagai gangguan kesehatan seperti kanker, cacat lahir, endometriosis, penurunan jumlah spermatozoa dan gangguan perkembangan janin. Dioksin juga menyebabkan kerusakan genetis dan penurunan daya tahan. Pada konsentrasi berkisar antara 1mikrogram sampai be-berapa mikrogram saja dapat menyebabkan kematian pada hewan (Becher & Fleschjanys, 1998; Tabb & Cretney, 2004; Rini, 2002). Jurnal Sains dan Teknologi 6(1), Maret 2007: 1-4 Gambar 1. Struktur molekul dioksin dan furan Tabel 1. Sifat fisis dan kimia dioksin Sifat Fisis dan Kimia Parameter Rumus kimia,C2H2nCln n = 1 sampai 4 Flash point 170-380oC Konduktivitas panas tinggi Warna tidak berwarna Kelarutan dalam air tidak larut
  • 2. 2 larut di dalam campuran. 2. kemampuan tinggi untuk diambil kembali. 3. perbedaan berat jenis antara ekstrk dan rafinat lebih besar. 4. pelarut dan larutan yang akan diekstraksi harus tidak mudah campur. 5. tidak mudah bereaksi dengan zat yang akan diek-straksi. 6. tidak merusak alat secara korosi. 7. tidak mudah terbakar, tidak beracun dan harganya relatif murah. Pada penelitian ini ekstraksi dioksin dilakukan dengan pelarut toluen yang sifat fisisnya sebagai berikut: densitas 0,865 kg/l; viskositas 0,584 mm2/s; tekanan kritis 41,06 bar; suhu kritis 591,8oK; tidak larut dalam air (Anonim, 2002). Berdasarkan kriteria pelarut maka toluene dapat digunakan untuk mengekstraksi dioksin dalam air limbah buangan industri pulp dan kertas. Ada tiga faktor penting yang berpengaruh dalam peningkatan karakteristik hasil dalam ekstraksi cair-cair yaitu (Martunus dkk., 2006; Martunus & Helwani, 2004; 2005; 2006): 1. Perbandingan pelarut-umpan (S/F). Kenaikan jumlah pelarut (S/F) yang digunakan akan meningkatan hasil ekstraksi tetapi harus ditentukan titik (S/F) yang minimum agar proses ekstraksi menjadi lebih ekonomis. 2. Waktu ekstraksi. Ekstraksi yang efisien adalah maksimumnya pengambilan solut dengan waktu ekstraksi yang lebih cepat. 3. Kecepatan pengadukan. Untuk ekstraksi yang efisien maka pengadukan yang baik adalah yang memberikan hasil ekstraksi maksimum dengan kecepatan pengadukan minimum, sehingga konsumsi energi menjadi minimum. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menentukan kemampuan proses ekstraksi berbasis pelarut toluen dapat digunakan untuk memisahkan dioksin dalam limbah air buangan industri pulp and kertas dengan melihat pengaruh perbandingan pelarut terhadap umpan (S/F), kecepatan pengadukan dan waktu ekstraksi terhadap hasil ekstraksi. METODE PENELITIAN Bahan Bahan yang digunakan dalam penelitian adalah toluen buatan Merck (Jerman) sebagai pelarut, diok-sin buatan Merck (Jerman) dan air limbah buangan Jurnal Sains dan Teknologi 6(1), Maret 2007: 1-5 Penelitian untuk mengurangi kadar dioksin dalam limbah buangan industri pulp and kertas telah ban-yak dilakukan dan pada umumnya dilakukan dengan cara/metode insinerator (Kumagai, 2003; Öberg & Bergströn, 1986; Pranghofer & Fritsky, 2001; Salak-hov & Efendiev, 2000). Metode ini memiliki be-berapa kelemahan, yaitu (Kumagai, 2003; Prang-hofer & Fritsky, 2001): 1. membutuhkan pengolahan awal umpan 2. tidak ekonomis karena limbah harus diubah terle-bih dahulu dalam fasa padat atau gas 3. gas hasil pembakaran masih mengadung klorin 4. menyebabkan pencemaran udara. Ekstraksi adalah metode pemisahan suatu zat terlarut dengan menggunakan pelarut. Metode ini lebih memungkinkan dibandingkan metode insinera-tor untuk menghilangkan dioksin dalam limbah cair industri pulp and kertas. Karena limbah dalam fasa cair maka digunakan proses ekstraksi cair-cair. Pemilihan pelarut yang cocok merupakan faktor penting untuk mendukung keberhasilan dalam proses ekstraksi cair-cair. Ekstraksi dioksin dilakukan den-gan menggunakan pelarut toluen, pemilihan ini ber-dasarkan sifat kimia dan fisisnya sehingga sesuai dengan kriteria pelarut. Ekstraksi cair-cair adalah proses pemisahan suatu komponen dari fasa cair ke fasa cair lainnya. Operasi ekstraksi cair-cair terdiri dari beberapa tahap, yaitu (Laddha & Degaleesan, 1976): 1. kontak antara pelarut (solvent) dengan fasa cair yang mengandung zat terlarut (diluent), kemudian zat terlarut akan berpindah dari fasa diluent ke fasa pelarut. 2. pemisahan fasa yang tidak saling larut yaitu fasa yang banyak mengandung pelarut disebut fasa ekstrak dan fasa yang banyak mengandung pela-rut asal disebut fasa rafinat. Aplikasi ekstraksi cair-cair telah digunakan se-cara luas dalam industri kimia, yaitu industri kimia organik dan industri kimia anorganik (Laddha & De-galeesan, 1976). Saat ini penelitian-penelitian menggunakan proses ekstraksi cair-cair ditujukan untuk mengambil senyawa (zat-zat) kimia baru atau menemukan pela-rut baru yang memberikan hasil ekstraksi lebih baik (Martunus & Helwani, 2004; 2005). Untuk mencapai proses ekstraksi cair-cair yang baik, pelarut yang digunakan harus memenuhi krite-ria sebagai berikut (Martunus & Helwani, 2004; 2005): 1. kemampuan tinggi melarutkan komponen zat ter-
  • 3. 3 Rejeksi Zat Organik Air Gambut (Syarfi & Herman) duktivitas dan konsentrasi dioksin dalam toluen yang diperoleh dibuat dalam bentuk persamaan yang akan digunakan dalam penelitian utama. Penelitian utama Air limbah buangan industri pulp dan kertas (F) dengan volum 100 ml dimasukkan ke dalam tangki dan diaduk sampai homogen, kemudian memasukan pelarut toluen (S) ke dalam tangki dengan S/F = 0,25. Limbah tersebut dan pelarut tersebut diaduk dengan kecepatan pengadukan 300 rpm dan waktu ekstraksi 30 menit, kemudian memisahkan fasa raf-inat dan fasa ekstrak dalam soklet. Ekstrak diambil untuk ditentukan konduktivitasnya dengan konduk-tivitimeter. Dengan cara yang sama dilakukan pada berbagai S/F yaitu ; 0,35; 0,45; 0,48; 0,50; 0,55; 0,75 dan 1. Setelah S/F optimum diperoleh yaitu 0,55, penelitian kemudian dilanjutkan pada variasi waktu ekstraksi (menit) (10; 20; 25; 30; 35; 40; 45; 60) dan kecepatan pengadukan tetap yaitu 300 rpm. Tahap akhir dilakukan dengan memvariasikan kece-patan pengadukan (rpm) yaitu 100; 200; 300; 350; 400; 425; 450; 500 pada S/F optimum = 0,55 dan waktu ekstraksi optimum = 40 menit yang telah diperoleh sebelumnya, sehingga diperoleh data ke-cepatan pengadukan optimum yaitu 425 rpm. Hasil penelitian dalam bentuk konduktivitas dioksin ini, harus diubah ke dalam bentuk konsentrasi dengan menggunakan persamaan yang diperoleh pada penelitian kurva baku sebelumnya. HASIL DAN PEMBAHASAN Kurva baku dioksin dalam toluen Hubungan konduktivitas dioksin dan konsentrasi dioksin dalam toluen dapat dilihat pada Gambar 3. Hasil regresi linear diperoleh persamaan sebagai berikut: CD = 79,3325k-2,2292 dengan: CD : konsentrasi dioksin (gmol/ml). k : konduktivitas larutan (Siemen/cm). Persamaan tersebut digunakan untuk menentukan konsentrasi dioksin dalam larutan campuran dioksin dan toluen pada penelitian utama. Pengaruh S/F Pengaruh S/F dapat dilihat pada Gambar 4 den-gan kondisi operasi sebagai berikut: Umpan (F) : 100 ml Waktu pengadukan : 30 menit Kecepatan pengadukan : 300 rpm unit bleaching PT. RAPP (Riau) sebagai umpan (diluent). Sifat fisis pelarut dan diluen dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Sifat fisis pelarut dan diluen pada 30oC Sifat Fisis Pelarut Diluen ρ, kg/l 0,865 1 μ, cP 0,584 1 Alat Skema alat penelitian ini dapat dilihat pada Gam-bar 2, Alat-alat yang digunakan adalah : 1. tangki berbaffle terbuat dari bahan plastic dengan diameter 12 cm, tinggi 12 cm dan lebar baffle 1 cm. 2. batang pengaduk stainless steel dengan panjang 50 cm dan diameter 0,5 cm. 3. daun pengaduk berbentuk flat blade turbine dengan diameter 5 cm dan lebar daun 1 cm. Prosedur Penelitian Penentuan kurva baku konsentrasi dioksin Pada tahap ini dilakukan penelitian untuk menen-tukan kurva standar hubungan konsentrasi dioksin dalam toluen terhadap skala pada alat konduktiv-itimeter. Mula-mula campuran dioksin dan toluen dengan perbandingan volum tertentu (3 ml/ 100 ml) diaduk dan diukur konduktivitasnya. Dengan lang-kah yang sama, pengukuran dilakukan pada berba-gai perbandingan volum campuran dioksin dan toluen yaitu 0,04; 0,05; 0,06; 0,07; 0.08. Data kon- 4 6 3 2 1 1 Keterangan : 5 1. tangki 2. baffle 3. batang pengaduk 4. motor 5. daun pengaduk 6. statif Gambar 2. Rangkaian alat penelitian
  • 4. 4 Jurnal Sains dan Teknologi 6(1), Maret 2007: 1-5 Berdasarkan hasil yang ditampilkan pada Gam-bar 4. terlihat bahwa semakin besar S/F maka se-makin banyak dioksin yang dapat diekstraksi mulai dari S/F 0,25 sampai 0,55. Pada S/F 0,55 dioksin yang terambil adalah 2,2674.10-2 gmol/ml untuk 100 ml air limbah, ini merupakan hasil optimum yang diperoleh karena pada S/F lebih besar dari 0,55 jum-lah dioksin yang dapat dipisahkan cenderung tetap sekitar 2,2674 .10-2 gmol/ml. Pengaruh waktu ekstraksi Pengaruh waktu ekstraksi dapat dilihat pada Gambar 5. Gambar 5 menunjukkan bahwa penamba-han waktu 10 menit menyebabkan dioksin yang da-pat dipisahkan naik sekitar 0,0354 gmol/ml. Pengaruh waktu ekstraksi tersebut hanya terjadi pada kisaran 10 sampai 40 menit, pada waktu 40 menit dioksin yang terambil adalah 3,4177.10-2 gmol/ml. Ini merupakan waktu optimum karena pada waktu di atas 40 menit jumlah dioksin yang terekstraksi cenderung konstan. Pengaruh kecepatan pengadukan (N) Berdasarkan Gambar 6, terlihat bahwa makin tinggi kecepatan pengadukan maka makin banyak jumlah dioksin yang terekstraksi. Kisaran pengadu-kan yang dilakukan adalah 100 sampai 500 rpm, pada kisaran 150 sampai 425 rpm jumlah dioksin yang dapat dipisahkan meningkat dari 1,474.10-2 sampai 3,4177.10-2 gmol/mol. Pada kecepatan pen-gadukan lebih dari 425 rpm jumlah dioksin yang terekstraksi cenderung tetap sekitar 3,4177.10-2 gmol/ml. Pada kondisi ini merupakan kecepatan pen-gadukan optimum yang dicapai. KESIMPULAN Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. proses Ekstraksi dapat digunakan untuk menghi-langkan dioksin dari air limbah buangan industri pulp and kertas. 2. toluen dapat digunakan sebagai pelarut untuk mengekstraksi dioksin dari air limbah buangan industri pulp and kertas. 3. kondisi ekstraksi yang relatif baik pada 30oC dan 1 atm adalah :  perbandingan S/F = 0,55  waktu ekstraksi = 40 menit  kecepatan pengadukan (N) = 425 rpm 2 1.6 1.2 0.8 0.4 0 65.2 65.4 65.6 65.8 66 10-2 x Konduktivitas larutan, Siemen/cm 10-1 x Konsentrasi dioksin, gmol/ml Gambar 3. Kurva baku konsentrasi dioksin dalam toluen 2.5 2 1.5 1 0 0.25 0.5 0.75 1 1.25 S/F 10-2 x Konsentrasi dioksin, gmol/ml Gambar 4. Pengaruh S/F terhadap konsentrasi dioksin yang dapat diekstraksi 4 3.4 2.8 2.2 1.6 1 0 20 40 60 80 Waktu, menit 10-2 x Konsentrasi dioksin, gmol/ml Gambar 5. Pengaruh waktu ekstraksi terhadap CD pada S/F optimum 4 3.5 3 2.5 2 1.5 1 0.5 0 0 100 200 300 400 500 600 Kecepatan pengadukan, rpm 10-2 x Konsentrasi dioksin, gmol/ml Gambar 6. Pengaruh kecepatan pengadukan pada S/F dan waktu optimum
  • 5. 5 Rejeksi Zat Organik Air Gambut (Syarfi & Herman) Martunus, Fermi, M.I. & Helwani, Z. 2006. Kece-patan Pengadukan Minimum Sistim Kerosin-Asam Asetat-Air dalam Ekstraktor Tangki Berpengaduk (ETB). J. Sain dan Teknologi (EMAS). 16[2]: 37-46. Martunus & Helwani, Z. 2006. Kecepatan Pengadukan Minimum Sistim Refinery Palm Oil (RPO)-Asam Asetat-Air dalam Ekstraktor Tangki Berpengaduk (ETB). J. Optimum. 7[2]: 174-184. Muir, C.G. & Servo, R.M. 1996. Bioaccumulation of Bleached Kraft Pulp Mill Related Organic Chemistry By Fish. < http://www.ec.gc.ca/English/Indicator/ issus/Toxic/tables.htm [akses 20 April 2004]. Öberg, T. & Bergströn, J. 1986. Dioxins from Scandi-navian Waste Combustion Plants. Chemosphere. 15[9 -12]: 2041-2044. Pranghofer, G.G. & Fritsky, K.J. 2001. Destruction of Polychlorinated Dibenzo-p-dioxins and Dibemofil in Fabric Filters,. in 3rd International Symposium on Incinerator and Flue Gas Treatment Technologies. Brussel. Rini, D.S. 2002. Minimisasi Limbah dalam Industri Pulp and Paper. Gresik: Ecologycal Observation and Wet-land Conservation:.<http://www.cgs.com/Volume 1/ part 1/dioxin.htm> [akses 20 April 2004]. Salakhov, M.S. & Efendiev, A.A. 2000. Ecologycal Dioxins Danger Burning of Organic Halides and Ways of Its Prevention. Journal of Qafqas University. 6: 75-78 Tabb, M.B. & Cretney, W.J. 2004. Dioxins and Furans in Crab Hepatoponerease: Use of Principal Compo-nent analysis to Classify Congener Pattern and Deter-mine Linkages to Contaminant Source. <http:// www.europa.eu.Int./comm/environt/dioxins/stage 1/ fires.pdf [akses 28 April 2004]. Vine, F.M., Stein, L., Weige, K., Schroeden, J., Dagnan, D., Tse Chui, J.K. & Backer, L. 2000. Plasma 1,1-Dichloro-2,2-bis Ethylene (DDE) Levels and Immune Response. American J. Epidemilogy. 1 [1]: 153. Pada kondisi ini jumlah dioksin yang dapat dipisahkan adalah 3,4177.10-2 gmol/ml untuk tiap 100 ml air limbah atau sekitar 72%. Ucapan terima kasih Penulis mengucapkan terima kasih kepada LEMLIT UNRI yang telah mendanai penelitian ini dengan biaya SPP/DPP. DAFTAR PUSTAKA Amiroza, Z.K., Kuflov, E.A., Lozhkina, E.A. & Halilov, R.R. 1999. Result of determination of Poly-chlorinated Dibenzo-p-dioxin and Dibenzofurans in Snow Cover of Ufa City: <http://ec.gc.ca/NWRI/ Regulations.htm.> [akses 20 April 2004]. Anonim. 2002. Data sheet: Toluene. IS2.2.16. Nether-lands: Shell International Chemicals B.V. Becher, H. & Fleschjanys, D. 1998. Dioxin and Furan: Efidemilogic Assesment of cancer Risks and Other Human Health Effect. Enviromental Helath Perspec-tive. 106. Elliot, J.E., Martin, P.A., Bellward, G.D. & Norstrom, R.J. 2004. Persitant Pulp Mill Pollutants in Wildlife. <http://www.Princeton.com/chap.3/dioxin.pdf> [akses 20 April 2004]. European Commission (EC). 2000. Assesment Dietary Intake of Dioxins and Related PCBs by the Popula-tion of EU Member Status. Brussel: Health & Con-sumen Protection Directorate General. Kumagai, H. 2003. Exposure Evaluation of Dioxins in Municipal Waste Incinerator Workers. Industrial Health. 41: 167-174 Laddha, G.S. & Degaleesan, T.S. 1976. Transport Phenomena in Liquid-Liquid Extraction . New Delhi: Tata McGraw-Hill Publishing Co. Ltd. Martunus & Helwani, Z. 2004. Ekstraksi Senyawa Aro-matis dari Heavy Gas Oil (HGO) dengan Pelarut Di-etilen Glikol (DEG). J. Si. Tek. 3[2]: 46-50. Martunus & Helwani, Z. 2005. Ekstraksi Senyawa Aro-matis dari Heavy Gas Oil (HGO) dengan Pelarut Trietilen Glikol (TEG). J. Si. Tek. 4[2]: 34-37.