UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
Resume Hakikat Peserta didik dalam islam
1. RESUME
Hakikat Peserta Didik dalam Islam
Rizky Ade Aulia (202127009)
Secara etimologi, murid berarti “orang yang menghendaki”. Sedangkan menurut
artiterminologi, murid adalah pencari hakikat di bawah bimbingan dan arahan
seorang pembimbing spiritual {mursyid}”. Sedangkan thalib dalam bahasa berarti
“orang yang mencari”, sedang menurut istilah tasawuf adalah “penempuh jalan
spiritual, yang berusaha keeras menempuh dirinya untuk mencapai derajat sufi”.
Penyebutan murid ini juga dipakai untuk menyebut peserta didik pada sekolah
tingkat dasar dan menengah, sementara sementara untuk perguruan tinggi lazimnya
disebut dengan mahasiswa.
Istilah murid atau thalib sesungguhnya memiliki kedalaman makna daripada
penyebutan siswa. Artinya, dalam proses pendidikan itu terdapat individu yang
secara sungguh-sungguh menghendaki dan mencari ilmu pengetahuan. Hal ini
menunjukan bahwa istilah murid dan thalib menghendaki adanya keaktifan pada
peserta didik dalam proses belajar mengajar, bukan pada pendidik.
Hasan Basri,dalam perspektif filsafat pendidikan Islam, berpendapat bahwa hakikat
peserta didik terdiri dari beberapa macam a. Peserta didik adalah darah daging
sendiri, orang tua adalah pendidik bagi anak-anaknya maka semua keturunannya
menjadi anak didiknya di dalam keluarga. b. Peserta didik adalah semua anak yang
berada di bawah bimbingan pendidik di lembaga pendidikan formal maupun non
formal, seperti disekolah, pondok pesantren, tempat pelatihan, sekolah
keterampilan, tempat pengajian anakanak seperti TPA, majelis taklim, dan sejenis,
bahwa peserta pengajian di masyarakat yang dilaksanakan seminggu sekali atau
sebulan sekali, semuanya orang-orang yang menimba ilmu yang dapat dipandang
sebagai anak didik c. Peserta didik secara khusus adalah orang –orang yang belajar
di lembaga pendidikan tertentu yang menerima bimbingan, pengarahan, nasihat,
pembelajaran dan berbagai hal yang berkaitan dengan proses kependidikan.
Dasar-dasar kebutuhan anak untuk memperoleh pendidikan, secara kodrati anak
membutuhkan dari orang tuanya. Dasar-dasar kodrati ini dapat dimengerti dari
kebutuhan-kebutuhan dasar yang dimiliki oleh setiap anak dalam kehidupannya,
dalam hal ini keharusan untuk mendapatkan pendidikan itu jika diamati lebih jauh
sebenarnya mengandung aspek-aspek kepentingan, antara lain:
1. Aspek Paedogogis
Dalam aspek ini para pendidik mendorang manusia sebagai animal educandum,
makhluk yang memerlukan pendidikan. Dalam kenyataannya manusia dapat
dikategorikan sebagai animal, artinya binatang yang dapat dididik, sedangkan
binatang pada umumnya tidak dapat dididik, melainkan hanya dilatih secara dasar.
2. Aspek Sosiologi dan Kultural
2. Menurut ahli sosiologi, pada prinsipnya manusia adalah moscrus, yaitu makhluk
yang berwatak dan berkemampuan dasar untuk hidup bermasyarakat.
3. Aspek Tauhid
Aspek tauhid ini adalah aspek pandangan yang mengakui bahwa manusia adalah
makhluk yang berketuhanan, menurut para ahli disebut homodivinous (makhluk
yang percaya adanya tuhan) atau disebut juga homoriligius (makhluk yang
beragama).
Adab dan Tugas Peserta Didik dalam perspektif islam
Menurut Sa’id Hawa yang dikutip oleh Tafsir menjelaskan adab dan tugas murid
sebagai berikut:
1. Murid harus mendahulukan kesucian jiwa sebelum yang lainnya. Artinya seorang
murid harus suci dari akhlak yang jelek.
2. Murid harus mengurangi keterikatannya dengan kesibukan duniawiah karena
dengan kesibukannya akan melengahkannya dari menuntut ilmu.
3. Tidak sombong terhadap orang yang berilmu, tidak bertindak sewenang-wenang
terhadap guru. Artinya seorang murid harus tawadhu terhadap guru yang berakhlak
baik.
4. Orang menekuni ilmu pada tahap awal harus menjaga diri dari mendengarkan
perbedaaan pendapat atau kkhilafiah antar mazhab karena hal itu akan
membingungkan pikirannya.
5. Penuntut ilmu harus mendahulukan menekuni ilmu yang paling penting untuk
dirinya.
6. Tidak menekuni ilmu sekaligus,melainkan berurutan dari yang paling penting.
7. Hendaklah mengetahui ciri-ciri ilmu yang palping mulia, itu diketahui dari hasil
belajarnya, dan kekuatan dalilnya.
Adapun tugas ugas utama yang harus dilakukan peserta didik ini, Rasulullah saw
melalui salah satu hadis menegaskan: menuntut ilmu merupakan kewajiban bagi
setiap muslim dan muslimat. Proses menuntut atau mempelajari al-ilmu itu dapat
dilakukan dengan berbagai cara, seperti membaca, baik yang tersurat maupun yang
tersirat, mengeksplorasi, meneliti, dan mencermati fenomena diri, alam semesta,
dan sejarah umat manusial berkontemplasi, berpikir, atau menalar, berdialog,
berdiskusi atau bermusyarah, mencontoh atau meneladani, mendengarkan nasehat,
bimbingan, pengajaran dan peringatan, bimbingan, pengajaran dan peringatan,
memetik ibrah atau hikmah, melatih atau membiasakan diri, dan masih banyak lagi
aktivitas belajar lainnya yang harus dilakukan setiap peserta didik untuk meraih al-
ilm dan mengamalkannya dalam kehidupan.