Kerajaan-kerajaan Hindu dan Buddha pertama kali bermunculan di Indonesia pada abad ke-4 Masehi, di antaranya Kerajaan Kutai di Kalimantan Timur dan Kerajaan Tarumanagara di Jawa Barat. Pada abad-abad berikutnya berdiri kerajaan-kerajaan besar seperti Sriwijaya di Sumatera dan Majapahit di Jawa Timur. Kerajaan-kerajaan ini berlangsung hingga abad ke-15 ketika kerajaan-keraja
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Makalah kerajaan kerajaan hindu-budha di indonesia
1. Makalah Kerajaan-Kerajaan Hindu-Budha di Indonesia Page 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia mulai berkembang pada zaman kerajaan Hindu-Buddha berkat
hubungan dagang dengan negara-negara tetangga maupun yang lebih jauh seperti
India, Tiongkok, dan wilayah Timur Tengah. Agama Hindu masuk ke Indonesia
diperkirakan pada awal tarikh Masehi, dibawa oleh para musafir dari India antara
lain: Maha Resi Agastya, yang di Jawa terkenal dengan sebutan Batara Guru atau
Dwipayana dan juga para musafir dari Tiongkok yakni musafir Budha Pahyien.
Pada abad ke-4 di Jawa Barat terdapat kerajaan yang bercorak Hindu-
Buddha, yaitu kerajaan Tarumanagara yang dilanjutkan dengan Kerajaan Sunda
sampai abad ke-16.
Pada masa ini pula muncul dua kerajaan besar, yakni Sriwijaya dan
Majapahit. Pada masa abad ke-7 hingga abad ke-14, kerajaan Buddha Sriwijaya
berkembang pesat di Sumatra. Penjelajah Tiongkok I-Tsing mengunjungi
ibukotanya Palembang sekitar tahun 670. Pada puncak kejayaannya, Sriwijaya
menguasai daerah sejauh Jawa Tengah dan Kamboja. Abad ke-14 juga menjadi
saksi bangkitnya sebuah kerajaan Hindu di Jawa Timur, Majapahit. Patih
Majapahit antara tahun 1331 hingga 1364, Gajah Mada, berhasil memperoleh
kekuasaan atas wilayah yang kini sebagian besarnya adalah Indonesia beserta
hampir seluruh Semenanjung Melayu. Warisan dari masa Gajah Mada termasuk
2. Makalah Kerajaan-Kerajaan Hindu-Budha di Indonesia Page 2
kodifikasi hukum dan pembentukan kebudayaan Jawa, seperti yang terlihat dalam
wiracarita Ramayana.
Masuknya ajaran Islam pada sekitar abad ke-12, melahirkan kerajaan-
kerajaan bercorak Islam yang ekspansionis, seperti Samudera Pasai di Sumatera
dan Demak di Jawa. Munculnya kerajaan-kerajaan tersebut, secara perlahan-lahan
mengakhiri kejayaan Sriwijaya dan Majapahit, sekaligus menandai akhir dari era
ini.
B. Rumusan Masalah
Adapun Rumusan Masalah dari makalah ini adalah Bagaimana proses
masuknya kerajaan-kerajaan Hindu-Budha di Indonesia?
C. Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah untuk mengetahui proses masuknya
kerajaan-kerajaan Hindu-Budha di Indonesia
D. Manfaat
Adapun manfaat dari makalah ini adalah untuk mengetahui proses
masuknya kerajaan-kerajaan Hindu-Budha di Indonesia
3. Makalah Kerajaan-Kerajaan Hindu-Budha di Indonesia Page 3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kerajaan Kutai
Kerajaan Kutai atau Kerajaan Kutai Martadipura (Martapura) merupakan
kerajaan Hindu yang berdiri sekitar abad ke-4 Masehi di Muara Kaman,
Kalimantan Timur. Diperkirakan kerajaan kutai merupakan kerajaan Hindu tertua
di Indonesia. Kerajaan ini dibangun oleh Kudungga. Diduga ia belum menganut
agama Hindu.
Peninggalan terpenting kerajaan Kutai adalah 7 Prasasti Yupa, dengan
huruf Pallawa dan bahasa Sansekerta, dari abad ke-4 Masehi. Salah satu Yupa
mengatakan bahwa “Maharaja Kundunga mempunyai seorang putra bernama
Aswawarman yang disamakan dengan Ansuman (Dewa Matahari). Aswawarman
mempunyai tiga orang putra. yang paling terkemuka adalah Mulawarman.” Salah
satu prasastinya juga menyebut kata Waprakeswara yaitu tempat pemujaan
terhadap Dewa Syiwa.
B. Kerajaan Tarumanegara
4. Makalah Kerajaan-Kerajaan Hindu-Budha di Indonesia Page 4
Kerajaan Tarumanegera di Jawa Barat hampir bersamaan waktunya
dengan Kerajaan Kutai. Kerajaan Tarumanegara didirikan oleh Rajadirajaguru
Jayasingawarman pada tahun 358, yang kemudian digantikan oleh putranya,
Dharmayawarman (382 – 395). Maharaja Purnawarman adalah raja Tarumanegara
yang ketiga (395 – 434 M). Menurut Prasasti Tugu pada tahun 417 ia
memerintahkan penggalian Sungai Gomati dan Candrabaga sepanjang 6112
tombak (sekitar 11 km).
Dari kerajaan Tarumanegara ditemukan sebanyak 7 buah prasasti. Lima
diantaranya ditemukan di daerah Bogor. Satu ditemukan di desa Tugu, Bekasi dan
satu lagi ditemukan di desa Lebak, Banten Selatan. Prasasti-prasasti yang
merupakan sumber sejarah Kerajaan Tarumanegara tersebut adalah sebagai
berikut :
1. Prasasti Kebon Kopi,
2. Prasasti Tugu,
3. Prasasti Munjul atau Prasasti Cidanghiang,
4. Prasasti Ciaruteun, Ciampea, Bogor
5. Prasasti Muara Cianten, Ciampea, Bogor
6. Prasasti Jambu, Bogor
5. Makalah Kerajaan-Kerajaan Hindu-Budha di Indonesia Page 5
7. Prasasti Pasir Awi, Bogor.
C. Kerajaan Kalingga atau Holing
Keberadaan kerajaan ini diketahui dari kitab sejarah Dinasti Tang (618-
906). Diperkirakan Kerajaan Ho-ling atau Kaling terletak di Jawa Tengah Nama
ini diperkirakan berasal dari nama sebuah kerajaan di India Talingga. Tidak
ditemukan peninggalan yang berupa prasasti dari kerajaan ini. Menurut berita
Cina, kotanya dikelilingi dengan pagar kayu rajanya beristana di rumah yang
bertingkat, yang ditutup dengan atap; tempat duduk sang raja terbuat dari gading.
Orang-orangnya sudah pandai tulis-menulis dan mengenali ilmu perbinatangan.
Dalam berita Cina tersebut adanya ratu His-mo atau sima, yang memerintah pada
tahun 674. Beliau terkenal sebagai raja yang tegas, jujur, dan bijaksana. Hukum
dilaksanakan dengan tegas
6. Makalah Kerajaan-Kerajaan Hindu-Budha di Indonesia Page 6
D. Kerajaan Sriwijaya
Sriwijaya merupakan kerajaan yang bercorak agama Budha. Raja yang
pertamanya bernama Sri Jaya Naga, sedangkan raja yang paling terkenal adalah
Raja Bala Putra Dewa.
Letaknya yang strategis di Selat Malaka (Palembang) yang merupakan
jalur pelayaran dan perdagangan internasional.Keadaan alam Pulau Sumatera dan
sekitarnya pada abad ke-7 berbeda dengan keadaan sekarang. Sebagian besar
pantai timur baru terbentuk kemudian. Oleh karena itu Pulau Sumatera lebih
sempit bila dibandingkan dengan sekarang, sebaliknya Selat Malaka lebih lebar
dan panjang.
E. Kerajaan Mataram Kuno ( Hindu-Budha )
Kerajaan Mataram diketahui dari Prasasti Canggal yang berangka tahun
732 Masehi yang ditulis dalam huruf Pallawa dan bahasa Sansekerta. Dalam
prasasti itu disebutkan bahwa pada mulanya Jawa (Yawadwipa) diperintah oleh
Raja Sanna. Setelah ia wafat Sanjaya naik tahta sebagai penggantinya. Sanjaya
adalah putra Sannaha (saudara perempuan Sanna).
7. Makalah Kerajaan-Kerajaan Hindu-Budha di Indonesia Page 7
Prasasti Mantyasih (Prasasti Kedu) yang di dikeluarkan oleh Raja
Balitung pada tahun 907 memuat daftar raja-raja keturunan Sanjaya, sebagai
berikut :
1. Rakai Mataram Sang Ratu Sanjaya
2. Sri Maharaja Rakai Panangkaran
3. Sri Maharaja Rakai Panunggalan
4. Sri Maharaja Rakai Warak
5. Sri Maharaja Rakai Garung
6. Sri Maharaja Rakai Pikatan
7. Sri Maharaja Rakai Kayuwangi
8. Sri Maharaja Rakai Watuhumalang
9. Sri Maharaja Watukura Dyah Balitung
Prasasti Kelurak, 782 M di desa Kelurak disebutkan bahwa Raja
Dharanindra membangun arca Majusri ( candi sewu). Pengganti raja Dharanindra,
adalah Samaratungga. Samaratungga digantikan oleh putrinya bernama
Pramodawardhani. Dalam Prasasti Sri Kahulunan ( gelar Pramodawardhani)
berangka tahun 842 M di daerah Kedu, dinyatakan bahwa Sri Kahulunan
8. Makalah Kerajaan-Kerajaan Hindu-Budha di Indonesia Page 8
meresmikan pemberian tanah untuk pemeliharaan candi Borobudur yang sudah
dibangun sejak masa pemerintahan Samaratungga.
Pramodhawardhani menikah dengan Rakai Pikatan yang beragama Hindu.
Adik Pramodhawardhani, Balaputradewa menentang pernikahan itu. Pada tahun
856 Balaputradewa berusaha merebut kekuasaan dari Rakai Pikatan, namun
usahanya itu gagal. Setelah pemerintahan Rakai Pikatan, Mataram menunjukkan
kemunduran. Sejak pemerintahan Raja Balitung banyak mengalihkan perhatian ke
wilayah Jawa Timur. Raja-raja setelah Balitung adalah :
1. Daksa (910 – 919). Ia telah menjadi rakryan mahamantri I hino (jabatan
terttinggi sesudah raja) pada masa pemerintahan Balitung.
2. Rakai Layang Dyah Tulodong (919 – 924)
3. Wawa yang bergelar Sri Wijayalokanamottungga (924 – 929)
Wawa merupakan raja terakhir kerajaan Mataram. Pusat kerajaan
kemudian dipindahkan oleh seorang mahapatihnya (Mahamantri I hino) bernama
Mpu Sindok ke Jawa Timur.
F. Kerajaan Medang Kamulan (Kahuripan)
Mpu Sindok yang menjabat sebagai mahamantri i hino pada masa
pemerintahan Raja Wawa memindahkan pusat pemerintahan ke Jawa Timur
tersebut. Pada tahun 929 M, Mpu Sindok naik tahta dengan gelar Sri Maharaja
Rakai Hino Sri Isana Wikramadharmattunggadewa. la mendirikan dinasti baru,
yaitu Dinasti Isana. Pu Sindok memerintah sampai dengan tahun 947. Pengganti-
9. Makalah Kerajaan-Kerajaan Hindu-Budha di Indonesia Page 9
penggantinya dapat diketahui dari prasasti yang dikeluarkan oleh Airlangga, yaitu
Prasasti Calcuta.
Berdasarkan berita Cina diperoleh keterangan bahwa Raja Dharmawangsa
pada tahun 990 – 992 M melakukan serangan terhadap Kerajaan Sriwijaya. Pada
tahun 1016, Airlangga datang ke Pulau Jawa untuk meminang putri
Dharmawangsa. Namun pada saat upacara pernikahan berlangsung kerajaan
mendapat serangan dari Wurawuri dari Lwaram yang bekerjasama dengan
Kerajaan Sriwijaya. Peristiwa ini disebut peristiwa Pralaya. Selama dalam
pengassingan ia menyusun kekuatan. Setelah berhasil menaklukkan raja Wurawari
pada tahun 1032 dan mengalahkan Raja Wijaya dari Wengker Pada tahun 1035 ia
berhasil mengembalikan kekuasaan. Airlangga wafat pada tahun 1049 dan
disemayamkan di Parthirtan Belahan, di lereng gunung Penanggungan.
G. Kerajaan Kediri
Pada akhir pemerintahannya Airlangga kesulitan dalam menunjuk
penggantinya, sebab Putri Mahkotanya bernama Sanggramawijaya menolak
menggantikan menjadi raja. la memilih menjadi seorang pertapa. Maka tahta
diserahkan kepada kedua orang anak laki-lakinya, yaitu Jayengrana dan
Jayawarsa. Untuk menghindari perselisihan di antara keduanya maka kerajaan di
bagi dua atas bantuan Mpu Barada yaitu Jenggala dengan ibukotanya Kahuripan
dan Panjalu dengan ibukotanya Daha (Kadiri).
Kisah tentang kerajaan ini termuat dalam Prasasti Banjaran (1052 M) yang
menjelaskan kemenangan Panjalu atas Jenggala dan prasasti Hantang (1052 M)
10. Makalah Kerajaan-Kerajaan Hindu-Budha di Indonesia Page 10
yang menjelaskan Panjalu pada masa Jayabaya. Selain itu, ada kakawin
Bharatayuda karya Mpu Sedah dan Panuluh tahun 1156 M yang menceritakan
kemenangan Kediri/Panjalu atas Janggala. Berita Cina yang berjudul Ling-mai-
tai-ta yang ditulis oleh Cho-ku-fei tahun 1178 M dan kitab Chu-fan-chi yang
ditulis oleh Chau-Ju-Kua tahun 1225 M.
Raja pertama yang muncul dalam pentas sejarah adalah Sri Jayawarsa
dengan prasastinya yang berangka tahun 1104 M. Selanjutnya berturut-turut raja-
raja yang berkuasa di Kadiri adalah sebagai berikut : Kameswara (±1115 – 1130),
Jayabaya (±1130 – 1160), 1135), Sarweswara (±1160 – 1170), Aryyeswara
(±1170 – 1180), Gandra (1181), Srengga (1190-1200) dan Kertajaya (1200 –
1222).
Pada tahun 1222 terjadilah Perang Ganter antara Ken arok dengan
Kertajaya. Ken Arok dengan bantuan para Brahmana (pendeta) berhasil
mengalahkan Kertajaya di Ganter (Pujon, Malang).
H. Kerajaan Singasari
Kerajaan Singasari didirikan oleh Ken Arok. Dalam kitab Pararaton Ken
Arok digambarkan sebagai seorang pencuri dan perampok yang sakti, sehingga
menjadi buronan tentara Tumapel. Setelah mendapatkan bantuan dari seorang
Brahmana, Ken Arok dapat mengabdi kepada Akuwu (bupati) di Tumapel
bernama Tunggul Ametung. Setelah berhasil membunuh Tunggul Ametung tahun,
Ken Arok menggantikannya sebagai penguasa Tumapel. Ia juga menjadikan Ken
11. Makalah Kerajaan-Kerajaan Hindu-Budha di Indonesia Page 11
Dedes, istri Tunggul Ametung, sebagai permaisurinya. Pada waktu itu Tumapel
masih berada di bawah kekuasaan Kerajaan Kadiri.
Setelah merasa memiliki kekuatan yang cukup, Ken Arok berusaha untuk
melepaskan diri dari Kediri. Pada tahun 1222 M terjadilah perang Ganter antara
Ken Arok dengan Kertajaya. Akhirnya Ken Arok berhasil mengalahkan
Kertajaya, raja Kadiri terakhir di ganter (pujon, Malang). Ia kemudian naik tahta
sebagai raja Singasari dan mendirikan dinasti baru yaitu Dinasti Girinda.
Tidak lama kemudian, Ken Dedes melahirkan seorang putra bernama
Anusapati hasil pernikahannya dengan Tunggul Ametung. Sedangkan dari istri
yang lain, yaitu Ken Umang, Ken Arok mempunyai seorang putra bernama
Tohjaya. Pada tahun 1227, Ken Arok dibunuh oleh Anusapati. Hal ini dilakukan
sebagai balas dendam atas kematian ayahnya, Tunggul Ametung. Anusapati
mengantikan berkuasa di Singasari. Ia memerintah selama 21 tahun. Sampai
akhirnya ia dibunuh oleh Tohjaya, juga sebagai balas dendam atas kematian
ayahnya.
Tohjaya naik tahta. Ia memerintah dalam waktu sangat singkat. Ia
kemudian terbunuh oleh Ranggawuni (putra Anusapati). Pada tahun 1248
Ranggawuni naik tahta dengan gelar Srijaya Wisnuwardhana. Pada tahun 1254
Wisnuwardhana mengangkat putranya Kertanegara sebagai Yuwaraja atau Raja
Muda. Wisnuwardana wafat pada tahun 1268 di Mandragiri.
Pada tahun 1268 Kertanegara naik tahta. la merupakan raja terbesar
kerajaan Singasari. Kertanegara merupakan raja pertama yang bercita-cita
menyatukan Nusantara. Pada tahun 1275, Kertanegara mengirimkan Ekspedisi
12. Makalah Kerajaan-Kerajaan Hindu-Budha di Indonesia Page 12
Pamalayu ke Sumatera (Jambi) dipimpin oleh Kebo Anabrang. Ekspedisi ini
bertujuan menuntut pengakuan Sriwijaya dan Malayu atas kekuasaan Singasari.
Ekspedisi ini juga untuk mengurangi pengaruh Kubilai Khan dari Cina di
Nusantara.
Ekspedisi ini menimbulkan rasa khawatir raja Mongol tersebut. Oleh
karena itu pada tahun 1289 Kubilai Khan mengirimkan utusan bernama Meng-chi
menuntut Singasari mengakui kekuasaan Kekaisaran Mongol atas Singasari.
Kertanegara menolak tegas, bahkan utusan Cina itu dilukai mukanya. Perlakukan
tersebut dianggap sebagai penghinaan dan tantangan perang.
Untuk menghadapi kemungkinan serangan dari tentara Mongol pasukan
Singasari disiagakan dan dikirim ke berbagai daerah di Laut Jawa dan di Laut
Cina Selatan. Sehingga pertahanan di ibukota lemah. Hal ini dimanfaatkan oleh
pihak-pihak yang tidak senang terhadap Kertanegara, diantaranya Jayakatwang
penguasa Kadiri dan Arya Wiraraja (bupati Madura). Pasukan Kediri berhasil
menduduki istana dan membunuh Kertanegara.
I. Kerajaan Majapahit
Setelah Kertanegara terbunuh oleh Jayakatwang, 1292. Raden Wijaya
menantu Kertanegara berhasil melarikan diri ke Madura untuk minta bantuan
Arya Wiraraja, bupati Sumenep. Atas nasihat Arya Wiraraja, Raden Wijaya
menyerahkan diri kepada Jayakatwang. Atas jaminan dari Arya Wiraraja, Raden
Wijaya diterima dan diperbolehkan membuka hutan Tarik yang terletak di dekat
13. Makalah Kerajaan-Kerajaan Hindu-Budha di Indonesia Page 13
Sungai Brantas. Dengan bantuan orang-orang Madura, pembukaan hutan Tarik
dibuka dan diberi nama Majapahit.
Kemudian datanglah pasukan Tartar yang dikirim Kaisar Kubilai Khan
untuk menghukum raja Jawa. Walaupun sudah mengetahui Kertanegara sudah
meninggal, tentara Tartar bersikeras mau menghukum raja Jawa. Hal ini
dimanfaatkan oleh Raden Wijaya untuk membalas dendam kepada Jayakatwang.
Jayakatwang berhasil dihancurkan. Pada waktu tentara Tartar hendak kembali
kepelabuhan, Raden Wijaya menghancurkan tentaraTartar, Setelah berhasil
mengusir tentara Tartar, Raden Wijaya dinobatkan sebagai Raja Majapahit dengan
gelar Sri Kertarajasa Jayawardhana pada tahun 1293.
J. Kerajaan Tulang Bawang
Sebelum Sriwijaya berkembang menjadi kerajaan besar, diduga di wilayah
ujung Pulau Sumatra bagian selatan (Provinsi Lampung)telah berdiri kerajaan
yang bercorak hindu. Berita tentang kerajaan Tulang Bawang berasal dari abad
ke-5, yaitu dari kitab Liu-sung-Shu, sebuah kitab sejarah pada masa pemerintahan
Kaisar Liu Sung (420 – 479). Kitab ini menceritakan bahwa pada tahun 499 M
sebuah kerajaan yang terletak di wilayah Nusantara bagian barat yangbernama
P’o-hung atau P’u-huang mengirimkan utusan dan upeti ke negeri Cina. Dalam
sumber sejarah Cina yang lain, yaitu kitab T’ai-p’ing-huang-yu-chi yang ditulis
pada tahun 976 M – 983 M, disebutkan bahwa kerajaan yang bernama T’o-lang-
p’p-huang yang oleh G. Ferrand disarankan untuk diidentifikasikan dengan
14. Makalah Kerajaan-Kerajaan Hindu-Budha di Indonesia Page 14
Tulang Bawang yang terletak di daerah pantai tenggara Pulau Sumatra, di selatan
sungai Musi.
K. Kerajaan Kota Kapur
Dari hasil penelitian arkeologi yang dilakukan di Kota Kapur, Pulau
Bangka, pada tahun 1994, diperoleh suatu petunjuk tentang adanya kemungkinan
berdiri sebuah pusat pemerintahan sebelum kerajaan Sriwijaya berdiri. Pusat
pemerintahan ini menemukan temuan – temuan arkeologi berupa sisa – sisa
sebuah candi hindu (waisnawa) terbuat dari batu bersama arca – arca dari batu
diantaranya 2 buah arca batu wisnu yang di buat sekitar abad 5 - 7 M. Dari
peninggalan arkeologi tersebut dapat disimpulkan bahwa kerajaan Kota Kapur
bercorak Hindu Waisnawa.
L. Kerajaan Buleleng dan Kerajaan Dinasti Warmadewa di Bali
Menurut berita dari Cina di sebelah timur kerajaan Kalingga ada daerah
Po-li atau Dwa-pa-tan yang dapat disamakan dengan Bali. Dalam sejarah kerajaan
Bali, nama Buleleng mulai terkenal setelah periode kekuasaan Majapahit. Pada
zaman kuno, sebenarnya Buleleng sudah berkembang. Pada masa perkembangan
Dinasti Warmadewa, Buleleng diperkirakan menjadi salah satu daerah
kekuasaannya. Letak kerajaan Buleleng yang berada di sekitar pantai dengan
mudah menjadikan Buleleng sebagai pusat perdagangan laut. Perdagangan dengan
daerah sebrang berkembang pesat pada masa Dinasti Warmadewa yang
diperintah.
15. Makalah Kerajaan-Kerajaan Hindu-Budha di Indonesia Page 15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendapat mengenai proses masuk dan berkembangnya kebudayaan Hindu-
Budha di Indonesia, yaitu hipotesis Waisya, Hipotesis Ksatria, Hipotesis
Brahmana dan teori Arus Balik. Masuk dan berkembangnya agama dan
kebudayaan Hindu-Budha membawa pengaruh besar di berbagai bidang.
Kerajaan-kerajaan yang bercorak Hindu-Budha merupakan salah satu bukti
adanya pengaruh kebudayaan Hindu-Budha di Indonesia. Setiap kerajaan
dipimpin oleh seorang raja yang memiliki kekuasaan mutlak dan turun-temurun.
Kerajaan-kerajaan itu antara lain : Kerajaan Kutai, Kerajaan Tarumanegara,
Kerajaan Sriwijaya, Mataram Kuno, Kerajaan Singhasari, Kerajaan Majapahit.
Masuknya kebudayaan India ke Indonesia telah membawa pengaruh terhadap
perkembangan kebudayaaan di Indonesia. Namun kebudayaan asli Indonesia tidak
begitu luntur. Kebudayaan yang datang dari India mengalami proses penyesuaian
dengan kebudayaan, maka terjadilah proses akulturasi kebudayaan.
B. Saran
Kebudayaan yang berkembang di Indoneisa pada tahap awal diyakini
berasal dari India. Pengaruh itu diduga mulai masuk pada awal abad masehi.
Apabila kita membandingkan peninggalan sejarah yang ada di Indonesia akan
ditemukan kemiripan itu. Sebelum kenal dengan kebudayaan India, bangunan
16. Makalah Kerajaan-Kerajaan Hindu-Budha di Indonesia Page 16
yang kita miliki masih sangat sederhana. Saat itu belum dikenal arsitektur
bangunan seperti candi atau keraton. Tata kota di pusat kerajaan juga dipengaruhi
kebudayaan hindu. Demikian pula dalam hal kebudayaan yang lain seperti
peribadatan dan kesastraan.Kita harus menjaga kelestarian dan budaya-budaya
yang ditinggalkan agama Hindu-Budha.
17. Makalah Kerajaan-Kerajaan Hindu-Budha di Indonesia Page 17
DAFTAR PUSTAKA
Nasrudin Muh, Warsito S.W, Nursa’ban Muh, Mari Belajar IPS VII, Jakarta :
Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, 2008
Iwan Setiawan dkk, Wawasan Sosial, Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen
Pendidikan Nasional Indonesia, 2008
Rickflefs, M. C. Sejarah Indonesia Modern. Yogyaarta : Gajah Mada
university Press, 1998
Armia, “Makalah Kerajaan Hindu-Budha di Indonesia”,
http://armia11ips104.blogspot.com/2012/10/makalah-kerajaan-
hindu-budha-di.html, 17-04-2018