Materi ini disampaikan pada kuliah umum Prof. Heddy di Unnes tahun 2019. Materi tentang kebudayaan dan berbagai paradigma baik untuk penelitian

1. BUDAYA
PARADIGMA dan
EPISTEMOLOGI ILMU
SOSIAL-BUDAYA
HEDDY SHRI AHIMSA-PUTRA
ANTROPOLOGI BUDAYA
FAKULTAS ILMU BUDAYA
2020

2. BUDAYA - 3
DALAM ILMU SOSIAL - BUDAYA
- PARADIGMA :
- SUDUT PANDANG ( PERSPECTIVE ) =
- PENDEKATAN ( APPROACH ) =
- KERANGKA TEORI (THEORETICAL FRAMEWORK ) =
- KERANGKA PEMIKIRAN ( FRAME OF THINKING ) =
- KERANGKA KONSEPTUAL (CONCEPTUAL FRAMEWORK )
KAJIAN : MELALUI PERSPEKTIF / PARADIGMA TERTENTU
FENOMENA BUDAYA : DITELITI LEWAT PERSPEKTIF /
PARADIGMA TERTENTU

3. BUDAYA - 4
PARADIGMA = OBJEK FORMAL = KERANGKA
PEMIKIRAN
“KEMISKINAN”, “AGAMA”, “PARIWISATA” = OBJEK
MATERIAL = OBJEK YANG DIPELAJARI
PARADIGMA :
Seperangkat konsep yang berhubungan satu sama lain
secara logis, membentuk sebuah kerangka pemikiran,
yang berfungsi untuk memahami, menafsirkan dan
menjelaskan kenyataan dan/ atau masalah yang
dihadapi (Ahimsa-Putra, 2009)
PARADIGMA :
- SEPERANGKAT UNSUR; SEJUMLAH UNSUR
(KONSEP)
- UNSUR-UNSUR SALING BERHUBUNGAN
- HUBUNGAN PADA TATARAN LOGIKA (PIKIRAN)

4. BUDAYA - 16
PARADIGMA-PARADIGMA DALAM KAJIAN BUDAYA
1. PARADIGMA EVOLUSI KEBUDAYAAN
(EVOLUTIONISM)
2. PARADIGMA DIFFUSI KEBUDAYAAN
(DIFFUSIONISM)
3. PARADIGMA PARTIKULARISME HISTORIS
(HISTORICAL PARTICULARISM)
4. PARADIGMA KEPRIBADIAN KEBUDAYAAN
(CULTURE AND PERSONALITY)
5. PARADIGMA PERBANDINGAN KEBUDAYAAN
(CROSS-CULTURAL COMPARISON )
6. PARADIGMA ANALYSIS VARIABEL
(VARIABLE ANALYSIS)

5. BUDAYA - 16
7. PARADIGMA FUNGSIONALISME-(STRUKTURAL)
(FUNCTIONAL-STRUCTURALISM)
8. PARADIGMA TAFSIR KEBUDAYAAN
(INTERPRETIVE)
9. PARADIGMA ETNOSAINS (ETHNOSCIENCE)
10. PARADIGMA STRUKTURALISME
(STRUCTURALISM)
11. PARADIGMA MATERIALISME BUDAYA
(CULTURAL MATERIALISM)
12. PARADIGMA MATERIALISME HISTORIS
(HISTORICAL MATERIALISM)
13. PARADIGMA KONSTRUKSIONISME
(CONSTRUCTIONISM)
14. PARADIGMA POST-MODERNISME
(POST-MODERNISM)
15. PARADIGMA FEMINISME (FEMINISM)
16. PARADIGMA POST-KOLONIAL (POST-COLONIAL)

6. BUDAYA - 13
KAJIAN : MELALUI PERSPEKTIF / PARADIGMA TERTENTU
KEBUDAYAAN
(BUDAYA)
EVOLUSIONISME
DIFFUSIONISME
FUNGSIONALISME-
STRUKTURAL
FENOMENOLOGI /
ETNOSAINS
TAFSIR
KEBUDAYAAN
STRUKTURALISME -
LEVI-STRAUSS
MATERIALISME-
HISTORIS
POST-
MODERNISME

7. BUDAYA - 6
TIDAK ADA PARADIGMA YANG SEMPURNA / LENGKAP
SEBUAH PARADIGMA HANYA MEMPERHATIKAN MASALAH
TERTENTU
SEBUAH PARADIGMA BARU AKAN MUNCUL KETIKA
PARADIGMA YANG ADA TIDAK DAPAT MENJAWAB
PERTANYAAN / MASALAH YANG BARU
JADI : SETIAP PARADIGMA MEMILIKI MASALAHNYA
SENDIRI-SENDIRI
TIDAK ADA PARADIGMA YANG DAPAT MENJAWAB SEMUA
PERTANYAAN / MASALAH

8. BUDAYA - 5
UNSUR-UNSUR PARADIGMA (KERANGKA PEMIKIRAN)
(1) ASUMSI DASAR (BASIC ASSUMPTIONS)
(2) NILAI-NILAI (VALUES)
(3) MODEL (ANALOGY; PERUMPAMAAN; GAMBARAN)
(4) MASALAH YANG DITELITI (PROBLEMS)
(5) KONSEP-KONSEP (CONCEPTS; KEY WORDS)
(6) METODE PENELITIAN (METHODS OF RESEARCH)
(7) METODE ANALISIS (METHODS OF ANALYSIS)
(8) TEORI (THEORY)
(9) REPRESENTASI (REPRESENTATION)
(Ahimsa-Putra, 2009)
UNSUR-UNSUR : IMPLISIT DAN EKSPLISIT
- UNSUR IMPLISIT = TIDAK DINYATAKAN / DIKETAHUI
- PADA TATARAN UNCONSCIOUS (NIRSADAR)

9. SOSIAL - 5
SKEMA 1. UNSUR-UNSUR PARADIGMA ILMU SOSIAL-BUDAYA
representasi (etnografi)
hasil analisis (teori)
metode analisis
selalu
eksplisit
metode penelitian
konsep-konsep
masalah yang diteliti
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
model
tidak selalu
eksplisit
asumsi dasar nilai-nilai
Sumber : Ahimsa-Putra, 2009

10. BUDAYA - 6
UNSUR-UNSUR YANG HARUS EKSPLISIT / HARUS
DINYATAKAN
(1) MASALAH YANG DITELITI (PROBLEMS; HYPOTHESIS)
(2) KONSEP-KONSEP (CONCEPTS; KEY WORDS)
(3) METODE PENELITIAN (METHODS OF RESEARCH)
(4) METODE ANALISIS (METHODS OF ANALYSIS)
(5) TEORI (THEORY)
(6) REPRESENTASI (REPRESENTATION)
UNSUR-UNSUR YANG IMPLISIT = TIDAK DINYATAKAN /
TIDAK DISADARI UMUMNYA ADA PADA TATARAN
UNCONSCIOUS (NIRSADAR)
UNSUR-UNSUR YANG IMPLISIT PERLU DIKETAHUI

11. BUDAYA - 7
UNSUR-UNSUR YANG IMPLISIT HARUS DIBUAT EKSPLISIT,
AGAR :
- DAPAT DITELAAH SECARA KRITIS
- DAPAT DIKETAHUI KELEBIHAN DAN KEKURANGANNYA
- DAPAT DIKETAHUI KELOGISANNYA
- DAPAT DIKETAHUI TINGKAT KEBENARANNYA
UNSUR-UNSUR YANG IMPLISIT
(1) ASUMSI DASAR (BASIC ASSUMPTIONS)
(2) NILAI-NILAI (VALUES)
(3) MODEL (ANALOGY; PERUMPAMAAN; GAMBARAN)

12. BUDAYA - 6
UNSUR-UNSUR PARADIGMA (KERANGKA
PEMIKIRAN)
(1) ASUMSI DASAR (BASIC ASSUMPTIONS)
- PANDANGAN-PANDANGAN YANG DIANGGAP
BENAR
- PANDANGAN-PANDANGAN INI BERASAL :
- TEORI-TEORI YANG SUDAH MAPAN (JELAS
KEBENARANNYA)
- RENUNGAN FILOSOFIS YANG DIANGGAP BENAR
- PANDANGAN INI MENJADI DASAR UNTUK
MENGKAJI
FENOMENA / GEJALA SOSIAL-BUDAYA

13. SASTRA - 25
(2) NILAI-NILAI (VALUES)
- PATOKAN / KRITERIA UNTUK MENENTUKAN :
- YANG BAIK DAN YANG BURUK
- YANG BOLEH DAN YANG TIDAK BOLEH DILAKUKAN
- NILAI-NILAI INI BERKENAAN DENGAN A.L. :
- PEMILIHAN MASALAH
- KEGIATAN KEILMUAN
- PENELITIAN
- PENULISAN KARYA ILMIAH, DSB.

14. BUDAYA - 7
(3) MODEL (ANALOGY; PERUMPAMAAN;
GAMBARAN)
- PERUMPAMAAN MENGENAI GEJALA YANG
DITELITI
MIS. : KEBUDAYAAN ITU SEPERTI “ORGANISME“
KEBUDAYAAN ITU SEPERTI “BAHASA“
KEBUDAYAAN ITU SEPERTI “TEKS“
- MODEL INI BERSIFAT MENYEDERHANAKAN
- MODEL UNTUK MEMUDAHKAN MEMAHAMI
GEJALA)
- TIDAK ADA MODEL YANG SALAH
- MODEL :
- SESUAI / KURANG SESUAI DENGAN KENYATAAN
- PRODUKTIF / KURANG PRODUKTIF

15. BUDAYA - 7
(4) MASALAH YANG DITELITI (PROBLEMS)
MASALAH INI BISA BERUPA :
- PERTANYAAN (UNTUK DIJAWAB)
- HIPOTESA (UNTUK DIBUKTIKAN)
PERUMUSAN MASALAH / HIPOTESA SANGAT PENTING
:
- MENENTUKAN KONSEP-KONSEP YANG AKAN
DIPAKAI
- MENENTUKAN METODE (PENELITIAN DAN ANALISIS)
- MENENTUKAN HASIL ANALISIS
MERUMUSKAN MASALAH PERLU MEMPERHATIKAN :
- RELEVANSI TEORETIS
- IMPLIKASI METODOLOGIS
- IMPLIKASI WAKTU, TENAGA DAN BIAYA

16. SOSIAL - 5
SKEMA 1. UNSUR-UNSUR PARADIGMA ILMU SOSIAL-BUDAYA
representasi (etnografi)
hasil analisis (teori)
metode analisis
selalu
eksplisit
metode penelitian
konsep-konsep
masalah yang diteliti
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
model
tidak selalu
eksplisit
asumsi dasar nilai-nilai
Sumber : Ahimsa-Putra, 2009

17. BUDAYA - 8
ASUMSI-ASUMSI DASAR (BASIC ASSUMPTIONS) :
- MERUPAKAN FONDASI DARI PARADIGMA
- PANDANGAN YANG DIANGGAP BENAR
- PANDANGAN FILOSOFIS, “IDEOLOGIS“
- PANDANGAN INI SEBAGIAN BESAR BERSIFAT
“UNCONSCIOUS“ (TIDAK DISADARI)
- UNTUK MENGETAHUI ASUMSI DASAR
(EPISTEMOLOGI)
- PERLU MENGETAHUI ALISAN-ALIRAN FILSAFAT
- PERLU REFLEKSI
- PERLU MENGETAHUI UNSUR-UNSUR ASUMSI
DASAR

18. BUDAYA - 8
UNSUR-UNSUR “ASUMSI DASAR“
PANDANGAN MENGENAI :
- DUNIA DAN POSISI MANUSIA DI DALAMNYA
- HAKEKAT MANUSIA : APA ITU MANUSIA ?
- PERILAKU MANUSIA
- GEJALA SOSIAL-BUDAYA
- DISIPLIN/CABANG ILMU TERTENTU
- ILMU SOSIAL-BUDAYA
- ILMU PENGETAHUAN
- DSB.
FILSAFAT ILMU DARI PARADIGMA-PARADIGMA
PANDANGAN FILOSOFIS DALAM SEBUAH
PARADIGMA

19. BUDAYA - 9
ASUMSI-ASUMSI DASAR = PANDANGAN
FILOSOFIS =
EPISTEMOLOGI DAN ONTOLOGI
EPISTEMOLOGI = TEORI TENTANG
PENGETAHUAN
ONTOLOGI = TEORI TENTANG HAL YANG DITELITI
EPISTEMOLOGI + ONTOLOGI = “ EPISTEMOLOGI “
FILSAFAT ILMU
ALIRAN-ALIRAN EPISTEMOLOGI :
1) HISTORISISME 5) HERMENEUTIK
2) POSITIVISME 6)
STRUKTURALISME
3) FENOMENOLOGI 7) POST-
MODERNISME

20. BUDAYA - 12
POSITIVISME :
- DIPELOPORI OLEH AUGUST COMTE, FILSUF
PRANCIS
- BUKU COURSE IN GENERAL PHILOSOPHY
- TEORI AUGUST COMTE :
- PERKEMBANGAN PEMIKIRAN MANUSIA MELALUI
TIGA TAHAP : TEOLOGIS  METAFISIS  POSITIF
- TAHAP POSITIF :
TAHAP MUNCULNYA ILMU PENGETAHUAN, YANG
MEMPELAJARI FENOMENA EMPIRIS 
PENGETAHUAN
TIDAK LAGI NORMATIF, ABSOLUT  EMPIRIS,
RELATIF
- ILMU PENGETAHUAN = PENGETAHUAN YANG

21. BUDAYA - 12
- POSITIVISME KINI SEMAKIN BERKEMBANG :
- CORAK PRANCIS - FILOSOFIS
- CORAK JERMAN - METODOLOGIS
- CORAK AMERIKA - INSTRUMEN
PANDANGAN FILOSOFIS TETAP PENTING KARENA
MENJADI DASAR BAGI ILMU PENGETAHUAN,
TERUTAMA ILMU ALAM (NATURAL SCIENCES)
POSITIVISME DARI AUGUST COMTE
MENGEKSPLISITKAN PANDANGAN-PANDANGAN
(ASUMSI-ASUMSI) YANG SELAMA BERSIFAT
IMPLISIT  ASUMSI-ASUMSI DAPAT DIKRITISI 
ALIRAN FILSAFAT BARU

22. BUDAYA - 13
POSITIVISME ( I ) :
1) HANYA ADA SATU DUNIA – BERSIFAT OBJEKTIF
DUNIA MERUPAKAN REALITAS EMPIRIS, OBJEKTIF
2) DUNIA TERDIRI DARI UNSUR-UNSUR UNSUR-UNSUR
TERSEBUT SALING BERHUBUNGAN
3) HUBUNGAN-HUBUNGAN TERSEBUT BERSIFAT DINAMIS
BISA BERUBAH DARI WAKTU KE WAKTU
4) DINAMIKA TERSEBUT MEMILIKI REGULARITY
(KETERULANGAN) YANG DAPAT DIPELAJARI
5) ILMU PENGETAHUAN MEMPELAJARI UNSUR, RELASI
ANTARUNSUR DAN DINAMIKANYA

23. BUDAYA - 13
POSITIVISME ( II ) :
6) MANUSIA MERUPAKAN BAGIAN DARI DUNIA (ALAM)
7) FENOMENA DALAM KEHIDUPAN MANUSIA SEPERTI
FENOMENA ALAM : - BERSIFAT EMPIRIS
- ADA KETERULANGAN
8) PERILAKU MANUSIA SEPERTI PERILAKU MAHLUK LAIN
(HEWAN), SEPERTI GEJALA ALAM :
- BERSIFAT EMPIRIS
- ADA KETERULANGAN
9) ADA KETERULANGAN  ADA “HUKUM“ DI BALIKNYA
ADA HUKUM YANG MENGATUR, TETAPI TIDAK
DIKETAHUI

24. BUDAYA - 14
POSITIVISME ( III ) :
10) HUKUM DAPAT DIKETAHUI LEWAT ILMU
PENGETAHUAN  ILMU PENGETAHUAN ADALAH
PENGETAHUAN YANG SEBENARNYA
12) ILMU PENGETAHUAN HANYA SATU (TIDAK ADA
ILMU
ALAM ATAU ILMU SOSIAL  SEMUA ADALAH ILMU
ALAM
13) ILMU PENGETAHUAN ADALAH KOMBINASI
(GABUNGAN) DARI “REASON AND OBSERVATION”
14) “ILMU SOSIAL” DAPAT MENGGUNAKAN METODE
DAN
PROSEDUR KEILMUAN DARI “ILMU-ILMU ALAM”

25. BUDAYA - 15
POSITIVISME ( IV ) :
15) ILMU SOSIAL BERTUJUAN MERUMUSKAN HUKUM-
HUKUM DI BALIK GEJALA SOSIAL-BUDAYA
16) ADANYA HUKUM  MELAKUKAN PREDIKSI 
MENGHINDARI MALAPETAKA, BENCANA
POSITIVISME DALAM ILMU SOSIAL-BUDAYA :
PANDANGAN YANG MENGATAKAN BAHWA METODE
DAN PROSEDUR ILMU ALAM DAPAT DIGUNAKAN
UNTUK MEMPELAJARI FENOMENA SOSIAL-BUDAYA
ILMU SOSIAL-BUDAYA YANG POSITIVISTIK DIANGGAP
SEBAGAI ILMU SOSIAL-BUDAYA YANG ILMIAH
(SCIENTIFIC)

26. BUDAYA - 15
FENOMENOLOGI (PHENOMENOLOGY )
(I)
PANDANGAN FILSAFAT POSITIF TIDAK DISETUJUI
OLEH EDMUND HUSSERL, FILSUF JERMAN, ORANG
YAHUDI
HUSSERL BERANGKAT DARI PANDANGAN TENTANG
MANUSIA :
1) MANUSIA : MAHLUK YANG MEMILIKI KESADARAN
2) KESADARAN TENTANG SESUATU  KESADARAN
BAHWA DIRINYA SADAR (CONSCIOUSNESS OF
BEING
CONSCIOUS)  KESADARAN TENTANG
KESADARAN

27. BUDAYA - 15
FENOMENOLOGI ( II )
3) ALAM TIDAK MEMILIKI KESADARAN
GUNUNG TIDAK MEMILIKI KESADARAN
FLORA - FAUNA TIDAK MEMILIKI KESADARAN
4) ADA OBJEK DAN ADA SUBJEK  KEBERADAAN
OBJEK
TERGANTUNG PADA SUBJEK
5) FENOMENA ADALAH REALITAS EMPIRIS YANG
HADIR
DALAM KESADARAN MANUSIA, BUKAN REALITAS
EMPIRIS YANG DI LUAR SANA
6) PERILAKU SUBJEK (MANUSIA) DIBIMBING /
DIPENGARUHI OLEH KESADARANNYA

28. BUDAYA - 15
FENOMENOLOGI ( III )
7) FENOMENOLOGI BERTUJUAN MENDESKRIPSIKAN
FENOMENA SEBAGAIMANA DIA HADIR DALAM
KESADARAN MANUSIA
8) KESADARAN MANUSIA TERBENTUK MELALUI
BAHASA
9) BAHASA ADALAH FENOMENA KOLEKTIF, SOSIAL,
INTERSUBJEKTIF  KESADARAN MANUSIA
ADALAH
KESADARAN SOSIAL, KOLEKTIF, INTERSUBJEKTIF
10) FENOMENA SOSIAL-BUDAYA BERBEDA DENGAN
FENOMENA ALAM  ADA KESADARAN YANG
INTERSUBJEKTIF

29. BUDAYA - 15
FENOMENOLOGI ( III )
11) ILMU SOSIAL-BUDAYA BERBEDA DENGAN ILMU
ALAM
 ILMU SOSIAL-BUDAYA MEMERLUKAN METODE
DAN
PROSEDUR PENELITIAN YANG BERBEDA DENGAN
ILMU ALAM
12) ILMU ALAM TIDAK MEMERLUKAN WAWANCARA
KARENA TIDAK MENELITI TENTANG KESADARAN
ILMU SOSIAL-BUDAYA MEMERLUKAN WAWANCARA
KARENA KESADARAN TIDAK DAPAT DIAMATI
(UNOBSERVABLE)  KESADARAN TERWUJUD
PALING JELAS DAN AKURAT MELALUI BAHASA 
ILMU SOSIAL-BUDAYA MEMERLUKAN METODE YAN
BERBEDA

30. BUDAYA - 18
FENOMENOLOGI (IV)
13) PENJELASAN TENTANG POLA-POLA PERILAKU
MANUSIA / GEJALA SOSIAL-BUDAYA YANG TIDAK
MEMPERHATIKAN ASPEK KESADARAN MANUSIA
MERUPAKAN PENJELASAN YANG “ETNOSENTRIS”,
DAN TIDAK SESUAI DENGAN REALITAS
PANDANGAN FENOMENOLOGI KURANG DISETUJUI
OLEH SEBAGIAN ILMUWAN
- KESADARAN TIDAK DAPAT DIKETAHUI
- PENGETAHUAN TENTANG KESADARAN MERUPAKAN
HASIL INTERPRETASI ATAS “PENJELASAN” SUBJEK
- JADI : INTERPRETASI-LAH YANG LEBIH TEPAT

31. BUDAYA - 18
HERMENEUTIKA (HERMENEUTICS) ( I )
BERASAL DARI KATA “HERMES”, TOKOH DALAM
MITOLOGI YUNANI  TUGAS: MENJELASKAN
SABDA
PARA DEWA UNTUK MANUSIA  HERMENEUTIKOS

“TO CLARIFY”, MENERANGKAN, MENJELASKAN
SABDA DEWA  TEKS KITAB SUCI
HERMENETIKA BERAWAL DARI TRADISI PARA
PENDETA
NASRANI YANG BERUSAHA MEMAHAMI TEKS
TAURAT
DAN INJIL  HERMENEUTIKA = KAJIAN TEKS 
ILMU

32. BUDAYA - 18
HERMENEUTIKA ( II )
BAGAIMANA HERMENEUTIKA BISA MASUK DALAM
ILMU SOSIAL-BUDAYA ?
MENGAPA HERMENEUTIKA DIANGGAP PERLU UNTUK
ILMU SOSIAL-BUDAYA ?
BERAWAL DARI FILSAFAT SIMBOL YANG
DIKEMBANGKAN OLEH ERNST CASSIRER
BUKU AN ESSAY ON MAN
(MANUSIA DAN KEBUDAYAAN)
1) MANUSIA ADALAH ANIMAL SYMBOLICUM

33. BUDAYA - 18
HERMENEUTIKA ( II )
MANUSIA ADALAH ANIMAL, TETAPI BERBEDA
DENGAN ANIMAL LAINNYA  KARENA
KEMAMPUANNYA MELAKUKAN “SIMBOLISASI”
(PELAMBANGAN)
APA ITU “SIMBOL” ?
SIMBOL ADALAH SEGALA SESUATU YANG DIBERI
MAKNA
LAMBANG : PELAMBANG DAN LINAMBANG
HUBUNGAN PELAMBANG DAN LINAMBANG
BERSIFAT ARBITRER

34. SASTRA - 25
MATUR NUWUN
TERIMA KASIH

35. BUDAYA - 18
PARADIGMA EVOLUSIONISME (EVOLUSI KEBUDAYAAN) (4)
TEORI EVOLUSI KEBUDAYAAN MENYADARKAN, BAHWA :
- GEJALA SOSIAL-BUDAYA DAPAT DIPELAJARI SECARA RASIONAL
- KAJIAN GEJALA SOSIAL-BUDAYA AKAN DAPAT MENGHASILKAN
TEORI-TEORI („HUKUM-HUKUM“)
- KRITIK TERHADAP CARA BERFIKIR MASYARAKAT
KRITIK TERHADAP TEORI EVOLUSI :
- TEORI BERSIFAT "SPEKULATIF”
- TEORI BERSIFAT ETNOSENTRIS
- KURANG MEMPERHATIKAN FAKTOR PERUBAHAN DARI LUAR
UPAYA-UPAYA MEMPERBAIKI “TEORI EVOLUSI”
- J.H.STEWARD : - EVOLUSI MULTILINIER
- L. WHITE : - EVOLUSI UNIVERSAL
- R.L.CARNEIRO : - EVOLUSI DIFFERENSIAL

36. BUDAYA - 18
MUNCUL PARADIGMA DIFFUSIONISME (DIFFUSI KEBUDAYAAN)
PARADIGMA DIFFUSIONISME (PENYEBARAN KEBUDAYAAN), MUNCUL DI
AWAL ABAD 20, MASIH TETAP DIGUNAKAN
W.J.PERRY DAN E.P.SMITH MENGEMUKAKAN :
- HELIOLITHIC THEORY
- MESIR KUNO : PUSAT PERADABAN
ASUMSI-ASUMSI DASAR PARADIGMA DIFFUSI KEBUDAYAAN :
- MANUSIA ADALAH MAHLUK PENGEMBAN KEBUDAYAAN
- KEBUDAYAAN DAPAT BERPINDAH TEMPAT
- KEBUDAYAAN YANG MEMILIKI KEMIRIPAN SATU SAMA LAIN
TELAH MENGALAMI KONTAK /HUBUNGAN YANG TIMBAL-BALIK

37. BUDAYA - 18
PARADIGMA DIFFUSIONISME (DIFFUSI KEBUDAYAAN) (2)
MODEL DALAM PARADIGMA DIFFUSI KEBUDAYAAN :
- KEBUDAYAAN SEPERTI MATA AIR – MEMILIKI SUMBER DAN DAPAT
MENYEBAR / MENGALIR KEMANA-MANA
- KEBUDAYAAN SEPERTI SEBUAH KOLAM TENANG YANG DI TENGAHNYA DI
LEMPAR BATU, YANG KEMUDIAN MEMUNCULKAN GELOMBANG YANG
MENYEBAR KE TEPI KOLAM
KRITIK TERHADAP TEORI DIFFUSI INGGRIS :
- TEORI BERSIFAT SPEKULATIF
- DATA KURANG AKURAT DAN KURANG LENGKAP

38. BUDAYA - 18
PARADIGMA DIFFUSIONISME (DIFFUSI KEBUDAYAAN) (3)
UPAYA MEMPERBAIKI TEORI DIFFUSI INGGRIS :
- W.SCHMIDT : - ALIRAN DIFFUSI JERMAN
- A.L. KROEBER : - ALIRAN DIFFUSI AMERIKA
- GLOBALISASI
KRITIK TERHADAP PARADIGMA EVOLUSI DAN DIFFUSI
- KURANG DAPAT DITERAPKAN PADA MASY. SEDERHANA
- MEMERLUKAN DATA KEBUDAYAAN YANG RINCI
- METODOLOGI MEMILIKI BEBERAPA KELEMAHAN

39. BUDAYA - 19
PARADIGMA FUNGSIONALISME-(STRUKTURAL) (1)
MENELITI / MEMPELAJARI FUNGSI-(STRUKTURAL) KEBUDAYAAN /
UNSUR KEBUDAYAAN
ASUMSI-ASUMSI DASAR PARADIGMA FUNGSIONALISME :
- SEGALA SESUATU MEMILIKI FUNGSI
- FUNGSI “MENJELASKAN” KEBERADAAN SESUATU
1. BRONISLAW MALINOWSKI : “FUNGSIONALISME BIOLOGIS”
KEBUDAYAAN BERFUNGSI MEMENUHI KEBUTUHAN DASAR (BASIC
NEEDS) MANUSIA
PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR MENIMBULKAN KEBUTUHAN-
KEBUTUHAN SEKUNDER, YANG JUGA HARUS DIPENUHI OLEH
KEBUDAYAAN
2. A.R.RADCLIFFE-BROWN : “FUNGSIONALISME INSTITUSIONAL”
KEBUDAYAAN BERFUNGSI UNTUK KEBERLANGSUNGAN STRUKTUR
SOSIAL SUATU MASYARAKAT

40. BUDAYA - 20
PARADIGMA FUNGSIONALISME-(STRUKTURAL) : (2)
MODEL :
- MASYARAKAT / KEBUDAYAAN SEPERTI ORGANISME
(CULTURE AS AN ORGANISM)
- MASYARAKAT / KEBUDAYAAN SEPERTI MESIN
(CULTURE IS LIKE A MACHINE)
- MASYARAKAT /KEBUDAYAAN MERUPAKAN SEBUAH SISTEM
(CULTURE IS A SYSTEM)
- MASYARAKAT / KEBUDAYAAN TERDIRI DARI BERBAGAI UNSUR
- UNSUR-UNSUR SALING BERHUBUNGAN SECARA FUNGSIONAL
- PERUBAHAN PADA SATU UNSUR AKAN MEMBAWA PERUBAHAN
PADA UNSUR YANG LAIN / SELURUH SISTEM
PERTANYAAN PENELITIAN :
- APA FUNGSI SUATU UNSUR BUDAYA TERTENTU?
(TUJUAN MENENTUKAN HUBUNGAN FUNGSIONAL UNSUR
BUDAYA TERTENTU DENGAN UNSUR BUDAYA YANG LAIN)

41. BUDAYA - 20
PARADIGMA FUNGSIONALISME-(STRUKTURAL) (3)
TEORI FUNGSIONALISME MALINOWSKI
- FUNGSI MITOS : SEBAGAI SOCIAL CHARTER (PIAGAM SOSIAL)
- FUNGSI RITUIL : MEMPERKOKOH INTEGRASI SOSIAL
KRITIK TERHADAP TEORI DAN PARADIGMA FUNGSIONALSME
- KURANG MENAMPILKAN DIMENSI MAKNAWI
- TIDAK DAPAT DIBUKTIKAN SECARA EMPIRIS
- LEBIH MERUPAKAN “TAFSIR” PENELITI
- KURANG MEMPERHATIKAN PANDANGAN INFORMAN
DALAM ANTROPOLOGI USAHA MEMPERBAIKI FUNGSIONALISME
MELAHIRKAN PARADIGMA BARU

42. BUDAYA - 20
PARADIGMA ETNOSAINS (1)
ASUMSI-ASUMSI DASAR ETNOSAINS :
- MANUSIA MEMILIKI PERANGKAT PENGETAHUAN
- PERANGKAT PENGETAHUAN DIGUNAKAN UNTUK MEMBIMBING
- PENGETAHUAN TERWUJUD MELALUI BAHASA
- SEBAGIAN BESAR PENGETAHUAN BERSIFAT KOLEKTIF
MODEL :
- KEBUDAYAAN ITU SEPERTI BAHASA
TEORI ETNOSAINS :
- SISTEM KLASIFIKASI TERTENTU DALAM BUDAYA TERTENTU

43. BUDAYA - 16
PARADIGMA-PARADIGMA DALAM ANTROPOLOGI BUDAYA :
1. PARADIGMA EVOLUSI KEBUDAYAAN (EVOLUTIONISM)
2. PARADIGMA DIFFUSI KEBUDAYAAN (DIFFUSIONISM)
3. PARADIGMA PARTIKULARISME HISTORIS
(HISTORICAL PARTICULARISM)
4. PARADIGMA KEPRIBADIAN KEBUDAYAAN
(CULTURE AND PERSONALITY)
5. PARADIGMA PERBANDINGAN KEBUDAYAAN
(CROSS-CULTURAL COMPARISON )
6. PARADIGMA ANALYSIS VARIABEL (VARIABLE ANALYSIS)
7. PARADIGMA FUNGSIONALISME-(STRUKTURAL)
(FUNCTIONAL-STRUCTURALISM)
8. PARADIGMA TAFSIR KEBUDAYAAN (INTERPRETIVE)
9. PARADIGMA ETNOSAINS (ETHNOSCIENCE)
10. PARADIGMA STRUKTURALISME (STRUCTURALISM)
11. PARADIGMA AKTOR (ACTOR-ORIENTED)
12. PARADIGMA MATERIALISME BUDAYA
(CULTURAL MATERIALISM)

44. BUDAYA - 17
13. PARADIGMA MATERIALISME HISTORIS
(HISTORICAL MATERIALISM)
14. PARADIGMA FENOMENOLOGI (PHENOMENOLOGY)
15. PARADIGMA POST-MODERNISME (POST-MODERNISM)
ADANYA BERBAGAI PARADIGMA MENUNJUKKAN BAHWA DALAM
ANTROPOLOGI BUDAYA TELAH TERJADI BANYAK REVOLUSI ILMU
PENGETAHUAN
MUNCULNYA PARADIGMA BARU TIDAK MENIADAKAN PARADIGMA
YANG LAMA
MASING-MASING PARADIGMA HANYA MENJAWAB MASALAH-
MASALAH TERTENTU
TIDAK ADA PARADIGMA YANG “KUNO”, “KETINGGALAN ZAMAN”
PARADIGMA BUKANLAH “FASHION”

45. SASTRA - 25
MATUR NUWUN
TERIMA KASIH