SlideShare a Scribd company logo
1 of 11
UJIAN AKHIR SEMESTER
FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM
Itilah-istilah Pendidik dalam Islam
(Normatif, Filosofis dan Sosiologis)
Nama : Riska affriani nitia maha
Nim : 202127001
Jurusan : MPI Unit I
PENDAHULUAN
Sebuah kata pendidikan sudah tidak asing lagi untuk di dengar, yang mana pendidikan
merupakan suatu hal yang sangat berpengaruh dalam kehidupan di dunia ini. Tidak bisa di
pungkiri dalam sebuah pendidikan selalu terdapat tujuan yang ingin dicapai, tujuan tersebut
bisa di capai dengan adanya beberapa faktor, salah satunya dengan adanya seorang pendidik,
di dalam segi bahasa pendidik merupakan orang yang mendidik atau memberikan pendidikan,
sedangkan pendidik dalam pendidikan islam merupakan seseorang yang berkewajiban karena
tuntutan agama untuk menyalurkan ilmunya dan bertanggung jawab atas ilmu yang di dapat
dan di salurkan kepada orang lain, yang mana agama menyerahkan tanggung jawab dan amanat
pendidikan tersebut, sedangkan yang menerima amanat dan tanggung jawab sebuah pendidikan
ialah semua orang yang ada di bumi ini. Dengan kata lain pendidik merupakan suatu sifat yang
telah melekat dalam setiap jiwa manusia, seperti halnya orang tua yang wajib untuk mendidik
anaknya. Seorang pendidik harus memiliki dasar ilmu pengetahuan yang sangat banyak,
Karena setiap waktu pendidikan pasti akan berubah sesuai dengan berputarnya bumi.
Seperti yang disebutkan diatas seorang pendidik bukan hanya guru saja, tetapi juga termasuk
diri sendiri, orang tua, bahkan masyarakat/lingkungan. Dengan demikian seorang pendidik
mempunyai peranan masing-masing dalam menjalankan suatu pendidikan, dan dalam setiap
peranan tersebut harus dipertanggung jawabkan. Selain itu pendidik juga mempunyai peranan
utama dalam proses pendidikan, yaitu dengan adanya pendidik diharapkan bisa menciptakan
peserta didik yang diharapkan dalam tuntutan agama, yang lebih baik dari seseorang yang tidak
mengenal pendidikan dan dapat mempertahankan agamanya. Oleh karena itu kami disini akan
mendeskripsikan tentang semua masalah pendidik supaya bisa dijadikan perhatian dan
pelajaran bagi semua pendidik.
PEMBAHASAN
(NORMATIF)
Dalam konteks tinjauan normatif pendidikan Islam “pendidik” sering disebut dengan
murabbi, mu‟allim, mu‟addib, mudarris, dan mursyid. menurut peristilahan yang dipakai
dalam pendidikan dalam konteks Islam, Kelima istilah ini mempunyai tempat tersendiri dan
mempunyai tugas masing-masing.
Murabbi berasal dari kata dasar Rabb. Tuhan adalah sebagai Rabbal-‘alamin dan Rabb
al-nash, yakni yang menciptakan, mengatur, dan memelihara alam seisinya termasuk manusia.
Manusia sebagai khalifahNya diberi tugas untuk menumbuh kembangkan kreativitasnya agar
mampu mengkreasi, mengatur dan memelihara alam seisinya. Dari pengertian ini pendidik
adalah seseorang yang mendidik dan menyiapkan peserta didik agar mempu berkreasi,
sekaligus mengatur dan memelihara kreasinya untuk tidak menimbulkan malapetaka bagi
dirinya. Jadi murabbi adalah orang yang mendidik dan menyiapkan peserta didik agar mampu
berkreasi serta mampu mengatur dan memelihara hasil kreasinya untuk tidak menimbulkan
malapetaka bagi dirinya, masyarakat dan alam sekitarnya.
Sebagaimana dijelaskan didalam Qs. Al-Isra’: 24.
Mu’allim adalah: orang yang menguasai ilmu dan mampu mengembangkannya
sertamenjelaskan fungsinya dalam kehidupan, menjelaskan dimensi teoritis dan praktisnya,
sekaligus melakukan transfer ilmu pengetahuan, internalisasi serta implementasi.
Sebagaimana dijelaskan didalam Qs. Albaqorah: 151.
Mu’addib kata muadddib berasal dari kata adab, yang berarti moral, etika, dan adab,
atau kemajuan lahir dan batin. Jadi guru adalah orang yang beradab sekaligus memiliki peran
dan fungsi untuk membangun peradaban (civilization) yang berkualitas di masa depan. Atau
orang yang mampu menyiapkan peserta didik untuk bertanggungjawab dalam membangun
peradaban yang berkualitas di masa depan.
Mudarris kata mudarris berasal dari kata darasa-yadrusu-darsan wa durusann wa
dirasatan,yang berarti terhapus, hilang bekasnya, menghapus, menjadikan usang, melatih,
mempelajari. Dilihat dari pengertian ini, maka tugas guru adalah berusaha mencerdaskan
peserta didiknya, menghilangkan ketidaktahuan atau memberantas kebodohan mereka, serta
memilih ketidaktahuan atau memberantas kebodohan mereka, serta melatih ketrampilan
mereka sesuai dengan bakat,minat dan kemampuannya. Atau orang yang memiliki kepekaan
intelektual dan informasi serta memperbaharui pengetahuan dan keahliannya secara
berkelanjutan, dan berusaha mencerdaskan peserta didiknya, memberantas kebodohan mereka,
serta melatih keterampilan sesuai dengan bakat , minat dan kemampuannya.
Mursyid kata mursyid biasa digunakan untuk guru dalam Thariqah (Tasawuf).
Seorang mursyid (guru) beusaha menularkan penghayatan akhlak dan kepribadiannya kepada
peserta didiknya, baik yang berupa etos ibadahnya, etos kerjanya, etos belajarnya, maupun
dedikasinya yang serba Lillahi Ta’ala (karena mengharap ridha Allah semata). Dengan
demikian dalam konteks pendidikan mengandung makna bahwa guru merupakan model atau
sentral indentifikasi diri, yakni pusat anutan dan teladan bahkan konsultan bagi pesrta didiknya.
Atau orang yang mampu menjadi model atau sentral identifikasi diri atau menjadi pusat anutan,
teladan dan konsultan bagi peserta didiknya.1
Sebagaimana teori Barat, pendidik dalam Islam adalah orang-orang yang bertanggung
jawab terhadap perkembangan peserta didiknya dengan upaya mengembangkan seluruh
potensi peserta didik, baik potensi afektif (rasa), kognitif (cipta), maupun psikomotorik
(karsa).2
Pendidik berarti juga orang dewasa yang bertanggung jawab memberi pertolongan
pada peserta didiknya dalam perkembangan jasmani dan rohaninya, agar mencapai tingkat
kedewasaan, mampu berdiri sendiri dan memenuhi tingkat kedewasaannya, mampu mandiri
dalam memenuhi tugasnya sebagai hamba dan khalifah Allah SWT. Dan mampu melaksanakan
tugas sebagai makhluk social dan sebagai makhluk individu yang mandiri.3
Pendidik pertama
dan utama adalah orangtua sendiri. Mereka berdua yang bertanggung jawab penuh atas
kemajuan perkembangan anak kandungnya, karena sukses tidaknya anak sangat tergantung
kepada pengasuhan, perhatian, dan pendidikannya. Kesuksesan anak kandung merupakan
cermin atas kusuksesan orangtua juga. Firman Allah SWT.
“Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka”. (QS. At-Tahrim: 6)
Pendidik disini adalah mereka yang memberikan pelajaran peserta didik, yang
memegang suatu mata pelajaran tertentu di sekolah.4
Orang tua sebagai pendidik pertama Dan
utama terhadap anak-anaknya, tidak selamanya memiliki waktu yang leluasa dalam mendidik
anak-anaknya. Selain karena kesibukan kerja, tingkat efektifitas dan efisiensi pendidikan tidak
1
Ramayulis,Filsafat Pendidikan Islam,(Jakarta:Kalam Mulia, 2010),h.139-143
2
Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1992), h. 74-75
3
Suryosubrata B., Beberapa Aspek Dasar Kependidikan, (Jakarta: Bina Aksara, 1983), h.26
4
Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1992), h. 75
akan baik jika pendidikan hanya dikelola secara alamiah. Oleh karena itu, anak lazimnya
dimasukkan ke dalam lembaga sekolah. Penyerahan peserta didik ke lembaga sekolah bukan
berarti melepaskan tanggung jawab orangtua sebagai pendidik yang pertama dan utama, tetapi
orangtua tetap mempunyai saham yang besar dalam membina dan mendidik anak kandungnya.
Oleh karena itu, pendidik memiliki kedudukan yang tinggi. Dalam hadits disebutkan :
“Jadilah engkau sebagai guru atau pelajar atau pendengar atau kekasih, dan janganlah engkau
menjadi orang yang kelima, sehingga engkau menjadi rusak”.Bahkan Islam menempatkan
pendidi setingkat dengan derajat seorang Rasul. Al Syaukir bersyair :
“Berdiri dan hormatilah guru dan berilah penghargaan, seorang guru itu hampir saja
merupakan seorang Rasul”.
Perhatikan QS. At Taubah:122
‫و‬َ‫م‬ َ‫ا‬ َ‫وا‬ََ َ‫ا‬ ‫م‬ُ‫ؤ‬ْ‫م‬‫م‬‫ُم‬‫ؤ‬ْ‫م‬ َ ‫ل‬َ‫ي‬‫َو‬ََ ‫م‬‫وا‬‫م‬‫ا‬‫م‬َْ‫ق‬‫م‬ َ‫ل‬ ‫م‬َُ‫ل‬ََ ‫م‬‫ف‬‫م‬‫م‬َ‫و‬َ‫ا‬َْ ُ‫م‬ ‫ؤ‬َ ِ‫ل‬َ‫ي‬ ‫م‬‫و‬‫م‬َ ‫ؤ‬‫ن‬‫م‬ْ‫م‬‫م‬ ‫م‬ْ ‫ط‬ ‫ل‬َ‫ا‬‫م‬َْ َ‫ة‬ َ ‫م‬ُ‫ؤ‬‫ت‬َ‫ا‬َ‫ه‬َ‫ق‬‫م‬ ‫ف‬‫م‬َ ‫ُلف‬‫م‬ِّ َ َ‫ا‬‫ؤ‬ِ‫م‬ُ‫م‬ْ‫ؤ‬‫ق‬‫م‬ َ‫ا‬ ‫م‬َُ‫ي‬ َ‫م‬‫م‬ْ‫ؤ‬‫ت‬ ََ‫ذ‬‫م‬َ َ ‫م‬ُ‫ؤ‬‫ع‬َ‫و‬ َِ
‫م‬ْ‫مت‬‫ق‬َ ‫م‬َ ‫ل‬ ‫م‬ْ‫ؤ‬‫ت‬َّ‫ل‬َ‫م‬ َ‫ة‬ َ‫ا‬ ‫م‬‫ا‬‫ؤ‬َُِ‫نم‬َ‫ل‬
“Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semaunya (ke media perang). Mengapa
tidak pergi dari setiap golongan golongan di antara beberapa orang mereka untuk
memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada
kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka dapat menjaga mereka”.
(FILOSOFIS) DAN (SOSIOLOGIS)
1. Ustadz dan Ustadzah
Pengertian "ustad" dan "ustadzah" berkaitan dengan budaya dan tradisi Islam. Kedua
kata tersebut digunakan untuk menyebut individu yang memiliki pengetahuan dan pemahaman
yang mendalam tentang agama Islam dan yang juga mampu memberikan pengajaran,
bimbingan, dan nasihat kepada umat Islam.
Kata Ustadz / Ustadzah berasal dari kata “ustazun-assatizatun” yang artinya guru
besar.5
Istilah "ustad" berasal dari bahasa Arab "ustādh" yang secara harfiah berarti "guru" atau
"pengajar". Dalam konteks Islam, seorang ustad adalah seorang laki-laki yang memiliki
pengetahuan yang luas tentang ajaran Islam, termasuk Al-Qur'an, hadis, syariat, fiqih, dan
topik-topik terkait agama. Seorang ustad umumnya memiliki kemampuan untuk memberikan
5
Mahmud Yunus, Kamus Arab Indonesia, (Jakarta: Ciputat, 2010), 40.
ceramah, khutbah, pengajaran, dan bimbingan kepada komunitas Muslim. Mereka juga dapat
membantu menjawab pertanyaan atau memberikan nasihat kepada individu
yang membutuhkan. Sedangkan Istilah "ustadzah" digunakan untuk menyebut perempuan
yang memiliki pengetahuan dan pemahaman yang mendalam tentang ajaran Islam. Meskipun
dalam tradisi Islam terdapat perbedaan pendapat mengenai peran dan fungsi perempuan dalam
memberikan pengajaran agama kepada komunitas, beberapa masyarakat Islam mengakui peran
penting ustadzah dalam memberikan pengajaran dan bimbingan kepada perempuan dan anak-
anak perempuan. Ustadzah umumnya memiliki pengetahuan tentang Al-Qur'an, hadis, fiqih,
dan topik-topik terkait Islam. Mereka dapat memberikan ceramah, pengajaran, dan nasihat
kepada komunitas Muslim, terutama kepada perempuan dan anak-anak perempuan.
Kata "ustad" dan "ustadzah" umumnya digunakan dalam konteks pengajaran,
bimbingan, dan ceramah agama dalam masyarakat Muslim. Berikut adalah beberapa contoh
tempat atau situasi di mana kata-kata tersebut sering digunakan di Pondok pesantren,sekolah
agama ,penceramah,prigran radio atu telivisi konsultasi agama dll.
Berikut ini adalah beberapa contoh tokoh ustad dan ustadzah di Indonesia yaitu Ustad
Abdul Somad ,Ustadz Felix Siauw ,Ustadz Yahya Waloni , Ustadzah Mamah Dedeh
Ustadzah Umi Pipik dll.
2. Kyai
Kyai adalah orang yang memiliki ilmu agama (Islam) plus amal dan akhlak yang sesuai
dengan ilmunya. Menurut Saiful Akhyar Lubis, menyatakan bahwa “Kyai adalah tokoh sentral
dalam suatu pondok pesantren, maju mundurnya pondok pesantren ditentukan oleh wibawa
dan kharisma sang kyai. Karena itu, tidak jarang terjadi, apabila sang kyai di salah satu pondok
pesantren wafat, maka pamor pondok pesantren tersebut merosot karena kyai yang
menggantikannya tidak sepopuler kyai yang telah wafat itu”6
Menurut Abdullah ibnu Abbas, kyai adalah orang-orang yang mengetahui bahwa Allah
SWT adalah Dzat yang berkuasa atas segala sesuatu.7
Kata "kyai" umumnya digunakan dalam budaya Jawa dan dalam konteks pesantren di
Indonesia. Berikut adalah beberapa contoh situasi atau tempat di mana kata "kyai" sering
digunakan di Pondok Pesantren, Majelis Ta'lim. Masjid: Kyai sering diundang untuk
6
Saiful Akhyar Lubis, Konseling Islami Kyai dan Pesantren, (Yogyakarta, eLSAQ Press, 2007), h. 169.
7
Hamdan Rasyid, Bimbingan Ulama; Kepada Umara dan Umat (Jakarta: Pustaka Beta, 2007), h. 18.
memberikan ceramah, khutbah, atau ceramah pengajian di masjid. Mereka menyampaikan
pengajaran agama dan memberikan nasihat kepada jamaah yang hadir. Acara Keagamaan:
Kyai sering diundang untuk memberikan ceramah dan nasihat agama dalam acara-acara
keagamaan seperti pengajian, peringatan hari besar Islam, atau peringatan kematian.
Konsultasi Agama dll.
Berikut adalah beberapa contoh tokoh kyai di Indonesia yaitu KH. Hasyim Asy'ari, KH.
Abdurrahman Wahid (Gus Dur), KH. Ma'ruf Amin, KH. Maimoen Zubair dll.
3. Abi
Istilah Abi merupakan penyebutan ayah dalam bahasa arab, di indonesia istilah abi banyak
di gunakan terutama pangilan seorang anak untuk ayah, panggilan ini merupakan salah satu
bentuk penghormatan dan kedekantan antara orang tua dan anaknya, kemudian kata abi ini juga
sering di gunkan di dalam pondok pesantren, abi merupakan salah satu istilah penyebutan
pendidik yang banyak di gunakan di berbagai penjuru dunia. Kata abi ini juga sama dengan
ustadz hanya yakni sebagi penyebutan bagi seseorang yang telah mendidik. Salah satu dari
pada nya di Indonesia, di Indonesia sendiri seseorang yang di sebut abi yaitu seperti guru
agama, dai’ penceramah, guru madrasah, guru ngaji al- qur’an, guru ngaji kitab seperti di
pesantren, kemudian seseorang yang di sebut ustadz yaitu pengasuh atau pimpinan pondok
pesantren.
4. Abuya
Abuya adalah sebutan yang digunakan dalam budaya Minangkabau, Sumatera Barat,
Indonesia, untuk merujuk kepada seorang tokoh agama, pemimpin adat, atau pemuka
masyarakat yang dihormati dan dianggap memiliki pengetahuan yang mendalam serta
spiritualitas yang tinggi. Istilah "abuya" umumnya digunakan sebagai panggilan hormat kepada
tokoh tersebut.
Abuya merupakan istilah panggilan kepada orang tua laki-laki atau bapak Panggilan abuya
ini juga sering di gunakan dalam lingkungan pondok pesantren, abuya merupakan salah satu
istilah penyebutan pendidik di Indonesia. di Indonesia sendiri seseorang yang di sebut abuya
yaitu seperti guru agama, dai’ penceramah, guru madrasah, guru ngaji al- qur’an, guru ngaji
kitab seperti di pesantren, kemudian seseorang yang di sebut abuya ini yaitu pengasuh atau
pimpinan pondok pesantren.
Istilah abuya ini sering di gunkan di dalam pesantren sebagai istilah panggilan hormat
peserta didik nya kepada guru nya. Pesantren lukman Bandar tonga ini merupakan contoh
lembaga pendidikan islam yang mana guru/pendidik dalam pesantren itu dipanggil dengan
sebutan abuya.
Adapun tokoh Buya yaitu ( Buya Haji Abdul Malik Karim Amrullah (Buya Hamka)
5. Gus
Gus adalah sebutan atau gelar yang ditujukan kepada anak muda keturunan kyai di
Jawa. Gus ini merupakan anak kandung kyai. Ketika dia naik menjadi pengurus
pesantren menggantikan ayahnya, dia akan bergelar kyai. Selain kepada anak kandung,
gus juga bisa disematkan kepada anak laki-laki mantu kyai pengasuh pesntren. Mantu
kyai akan dipanggil Gus meskipun tidak memiliki garis keturunan kyai. Seorang gus
bisa ditahbiskan jadi kiai. Pada tahap ini, seseorang yang dipanggil gus itu bisa
menerimanya bisa juga tidak, terserah dia. Kalau lebih suka dipanggil gus, maka dia
bisa tetap bergelar gus daripada kyai meskipun sudah naik kedudukan menjadi kepala
pesantren warisan ayahnya.
Analogi gelar Gus seperti gelar putra mahkota kepada keturunan raja sebagai
pewaris tahta. Si putra mahkota kelak akan berganti gelar menjadi raja, tapi bisa juga
dia menolaknya. Akan tetapi, tetap akan dianggap sebagai
putra mahkota yang sebenarnya. Di Madura, "Gus" lebih dikenal dengan sebutan "Lora".
Karenanya, di Madura, seorang putra kyai besar akan dipanggil Lora bukan Gus. Akan
tetapi, maksud dan tujuannya sama yakni gelar yang tersemat kepada putra keturunan
kyai.
Kata gus sering di gunakan di pesantren, komunitas santri, majelis taqlim,
lingkungan masyarakat dll.
Adapun tokoh dari gus yaitu : Gus Dur (KH. Abdurrahman Wahid), Gus Mus (KH.
Mustofa Bisri) dll.
6. Syeikh
Syekh (atau Syaikh) adalah gelar kehormatan yang diberikan kepada seorang ulama atau
tokoh agama Islam yang memiliki pengetahuan yang mendalam dan otoritas dalam bidang
keilmuan agama. Gelar ini mengindikasikan tingkat keilmuan, pengalaman, dan kebijaksanaan
seseorang dalam Islam.
Syekh sering digunakan untuk merujuk kepada tokoh yang menjadi otoritas keagamaan
dalam suatu komunitas atau lembaga pendidikan Islam. Mereka umumnya memiliki
pengetahuan yang luas tentang Al-Qur'an, hadis, fiqh, tafsir, dan berbagai disiplin keilmuan
Islam lainnya. Syekh juga sering berperan sebagai guru spiritual dan pemimpin dalam
komunitas Islam.
Kata syekh sering digunaka di pesantren, majelis taqlim, fatwa, masjid dll.
Adapun tokoh syekh yaitu : Syekh Abdul Qadir Jaelani, Syekh Datuk Kahfi, Syekh Siti
Jenar, Syekh Yusuf Tajul Khalwati dll.
7. Teungku
Teungku (Tgk.) secara umum merupakan gelar sapaan bagi laki-laki dewasa di Aceh.
Setiap laki-laki dewasa dari suku Aceh dapat disapa dengan sapaan teungku, seperti ditegaskan
dalam hadih maja "Aceh teungku, Meulayu abang, Cina toke, kaphe tuan". Pepatah tersebut
dalam Bahasa Indonesia dapat ditafsirkan bahwa orang Aceh bergelar teungku,
orang Melayu bergelar abang, orang Cina bergelar tauke, dan orang Eropa bergelar tuan.
Meskipun demikian, secara khusus teungku juga merupakan gelar kepakaran dalam
keagamaan di Aceh misalnya; Teungku Chik di Tiro dan Teungku Hasan Krueng Kalee . Gelar
kepakaran teungku juga dapat disandang oleh wanita misalnya Teungku Nyak Fakinah.
Sebagai pembedaan gender pemakai, gelar teungku bagi wanita sering dilengkapi dengan
sebutan teungku nyak.
Selain itu, gelar teungku juga digunakan pada wanita yang menandakan statusnya sebagai
anak perempuan sultan. Sedangkan untuk anak laki-laki raja digelar tuwanku (Twk.).
Adapun tokoh teungku yaitu : Teungku Abdullah Syafi'I, Teungku Muhammad Daud
Beureueh) dll
8. Walid
Kata "walid" dalam konteks bahasa Arab merujuk kepada "ayah" atau "bapak" dalam
bahasa Indonesia. Walid adalah kata yang digunakan untuk menyebut seorang ayah secara
umum.
Dalam budaya Arab dan Islam, kedudukan seorang ayah (walid) sangat dihormati dan
memiliki tanggung jawab penting dalam memimpin, melindungi, dan memelihara keluarga.
Ayah dianggap sebagai figur otoritas dan pemimpin dalam keluarga, yang memberikan
bimbingan, nasehat, dan keamanan kepada anggota keluarga.
Pengertian "walid" juga dapat melibatkan peran sebagai pembimbing spiritual dan
pendidik dalam keluarga. Ayah bertanggung jawab untuk memberikan pendidikan agama,
nilai-nilai moral, dan pendidikan umum kepada anak-anaknya.
9. Habib
Istilah habib ini merupakan gelar yang sangat hormat, istilah habib ini di berikan kepada
orang yang memiliki pengetahuan agama yang luas/mendalam, serta dapat mengamalkannya
kemudian dapat dapat mengabdi secara tulus di tengah-tengah masyarakat. Pada dasarnya
habib ini adalah gelar kehormatan yang di berikan kepada para keturunan nabi
Muhammad saw, yaitu dari keturunan Husain dan Fatimah Zahra.
Di Indonesia Habib merupakan salah satu istilah penyebutan untuk pendidik atau
pendakwah, panggilan habib ini juga banyak di gunakan di berbagai penjuru dunia. Salah satu
dari pada nya di Indonesia, di Indonesia sendiri seseorang yang di panggil habib yminsalnya
seperti seperti guru agama, dai’ penceramah, guru madrasah, guru ngaji al- qur’an, guru ngaji
kitab seperti di pesantren, kemudian seseorang yang di sebut habib yaitu pengasuh atau
pimpinan pondok pesantren.
10. Dai
Da'i adalah sebutan bagi orang yang melakukan dakwah. Peringkat da'i yang tertinggi diberikan
oleh Allah kepada Nabi Muhammad diikuti oleh para ulama dan cendekiawan. Da'i dilakukan dengan dua
jenis motif yaitu motif alasan dan motif tujuan. Persyaratan untuk menjadi da'i adalah memiliki kesehatan
jiwa yang sehat, memahami perilaku manusia dan mampu mengikuti perubahan sosial. Da'i dapat
berdakwah menggunakan metode konvensional. Peran da'i dalam dakwah adalah sebagai pemersatu
umat muslim di dalam suatu masyarakat.
11. Ulama
Ulama adalah istilah dalam agama Islam yang merujuk kepada seorang cendekiawan, ahli
ilmu agama, dan pakar dalam bidang studi Islam. Ulama adalah mereka yang memiliki
pengetahuan yang mendalam tentang ajaran agama Islam, termasuk Al-Qur'an, hadis, tafsir,
fiqh (hukum Islam), ushul fiqh (prinsip-prinsip hukum Islam), akidah (teologi), sejarah Islam,
dan disiplin ilmu Islam lainnya.
Berikut adalah beberapa contoh tokoh ulama terkenal di Indonesia yaitu KH. Hasyim
Asy'ari: Pendiri Nahdlatul Ulama (NU), KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur), KH. Ma'ruf
Amin: Mantan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) dll.
12. Ajengan
Ajengan adalah sebutan dalam budaya Sunda, Jawa Barat, Indonesia, untuk merujuk
kepada seorang guru agama Islam atau pemuka agama setempat. Istilah "ajengan" sering
digunakan secara akrab dan hormat untuk menyapa atau merujuk kepada seorang guru agama
Islam dalam konteks masyarakat Sunda.
Ajengan biasanya merupakan figur yang dihormati dan dianggap memiliki pengetahuan
dan kearifan dalam agama Islam. Mereka berperan dalam memberikan pengajaran agama,
memberikan nasihat, dan membimbing umat dalam kehidupan beragama.
Adapun tokoh dari ajengan yaitu ( Ahmad Sanusi Dan Tafsir Raudlhah Al-A’irfan ) dll.
13. Abun
"Abun" / dalam bahasa Arab artinya tidak selalu ayah atau bapak kandung, kadang dipakai
untuk paman, kakek atau laqob (julukan) seperti Abu Jahal, Abu Hurairoh dan lain-lain,
sebagaimana juga kata "Bapak" dalam bahasa Indonesia, kadang dipakai untuk ayah kandung
tapi juga bapak dalam arti kiasan seperti Bapak pembangunan dan lain-lain. Di Indonesia istilah
abun ini banyak digunakan yaitu seperti panggilan terhadap pemimpin podok pesantren, istilah
ini banyak di gunakan sebagai panggilan para santri di pesantren kepada pimpinan pesantren
tersebut.
14. Buyya
Istilah Buyya ini sebenarnya berasal dari kata abi, atau abuya dalam bahasa Arab yang
berarti ayahku atau orang yang di hormati.gelaran ini merujuk kepada orang yang alim dalam
ilmu agama, seseorang digelar buya terutama kerana kefahamannya yang mendalam tentang
ilmu agama. Istilah buya juga serupa sebagaimana kiai di Jawa.
PENUTUP
Pendidik dalam sudut pandang islam adalah orang yang memberi informasi tentang
pembenaran ilmu pengetahuan atau orang yang melakukan pembinaan mental dan karakter
yang mulia, atau peneliti yang menghasilkan temuan dalam bidang agama dan bisa disebut juga
orang yang memiliki pengetahuan agama yang luas. Sehingga kedudukan seorang pendidik
dalam islam sangat dimuliakan oleh Allah SWT, sebagaimana yang telah banyak disinggung
di dalam Al-Qur’an dan As-Sunah.
Begitu pula dengan peran dan tugas pendidik yang sangat banyak, seorang pendidik harus
mampu menjadi public figure bagi peserta didiknya, harus mampu mengawasi, membina dan
juga membimbing sehingga peserta didik dapat mengambil nilai-nilai moral yang positif dari
pendidik tersebut. Juga seorang pendidik harus memiliki kompetensi yang mampuni guna
untuk menunjang kesuksesan dalam proses belajar mengajar. Sehingga seorang pendidik harus
dapat memiliki beberapa potensi yang sudah ditetapkan didalam Undang-Undang guru dan
dosen diantaranya kompetensi paedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi kepribadian
dan kompetensi sosial. Ini lah beberapa kompetensi yang harus dimiliki oleh pendidik yang
profesional.

More Related Content

Similar to Istilah pendidik dalam islam.docx

Fungsi pendidikan islam.pptx
Fungsi pendidikan islam.pptxFungsi pendidikan islam.pptx
Fungsi pendidikan islam.pptxAslamAriya
 
Fungsi pendidikan islam.pptx
Fungsi pendidikan islam.pptxFungsi pendidikan islam.pptx
Fungsi pendidikan islam.pptxAlamAssiroj
 
Makalah pendidik dlm pendidikan islam
Makalah pendidik dlm pendidikan islamMakalah pendidik dlm pendidikan islam
Makalah pendidik dlm pendidikan islamYuliana Aminulloh
 
Review Jurnal Hakikat Pendidik Dalam Islam.pdf
Review Jurnal Hakikat Pendidik Dalam Islam.pdfReview Jurnal Hakikat Pendidik Dalam Islam.pdf
Review Jurnal Hakikat Pendidik Dalam Islam.pdfUlfa Izzah
 
Etika pendidikan dalam islam.pdf
Etika pendidikan dalam islam.pdfEtika pendidikan dalam islam.pdf
Etika pendidikan dalam islam.pdfMuksal Mina
 
Terminologi pendidikan dalam islam
Terminologi pendidikan dalam islamTerminologi pendidikan dalam islam
Terminologi pendidikan dalam islamMuktarIsnanHasibuan
 
Terminologi Pendidikan Dalam Islam.docx
Terminologi Pendidikan Dalam Islam.docxTerminologi Pendidikan Dalam Islam.docx
Terminologi Pendidikan Dalam Islam.docxWildatlZuhra
 
peranan guru pendidikan islam
peranan guru pendidikan islam  peranan guru pendidikan islam
peranan guru pendidikan islam Mohd Kamal Jusoh
 
48 peranan guru pendidikan islam menerusi falsafah pendidikan islam
48 peranan guru pendidikan islam menerusi falsafah pendidikan islam 48 peranan guru pendidikan islam menerusi falsafah pendidikan islam
48 peranan guru pendidikan islam menerusi falsafah pendidikan islam Mohd Kamal Jusoh
 
Hakikat Pendidik dalam Islam
Hakikat Pendidik dalam IslamHakikat Pendidik dalam Islam
Hakikat Pendidik dalam IslamRizkyAdeaulia
 
Peserta Didik Dalam Pendidikan Islam
Peserta Didik Dalam Pendidikan IslamPeserta Didik Dalam Pendidikan Islam
Peserta Didik Dalam Pendidikan Islamvivid rohmaniyah
 
HAKIKAT PENDIDIK DALAM ISLAM
HAKIKAT PENDIDIK DALAM ISLAMHAKIKAT PENDIDIK DALAM ISLAM
HAKIKAT PENDIDIK DALAM ISLAMMuksal Mina
 
Makalah ilmu pendidikan klmpok 3
Makalah ilmu pendidikan klmpok 3Makalah ilmu pendidikan klmpok 3
Makalah ilmu pendidikan klmpok 3FENY DYAH
 
Resume Paper 2.docx
Resume Paper 2.docxResume Paper 2.docx
Resume Paper 2.docxWildatlZuhra
 
PROJEK AKHIR LMCP1112_AZIEM A175575.pptx
PROJEK AKHIR LMCP1112_AZIEM A175575.pptxPROJEK AKHIR LMCP1112_AZIEM A175575.pptx
PROJEK AKHIR LMCP1112_AZIEM A175575.pptxAziemShazwan1
 
Muh hafidz guru dan profesinya dalam perspektif islam 3
Muh hafidz   guru dan profesinya dalam perspektif islam 3Muh hafidz   guru dan profesinya dalam perspektif islam 3
Muh hafidz guru dan profesinya dalam perspektif islam 3Cha Aisyah
 
Projek Akhir - LMCP1112
Projek Akhir - LMCP1112Projek Akhir - LMCP1112
Projek Akhir - LMCP1112Amirul Hakimin
 

Similar to Istilah pendidik dalam islam.docx (20)

Fungsi pendidikan islam.pptx
Fungsi pendidikan islam.pptxFungsi pendidikan islam.pptx
Fungsi pendidikan islam.pptx
 
Fungsi pendidikan islam.pptx
Fungsi pendidikan islam.pptxFungsi pendidikan islam.pptx
Fungsi pendidikan islam.pptx
 
Makalah pendidik dlm pendidikan islam
Makalah pendidik dlm pendidikan islamMakalah pendidik dlm pendidikan islam
Makalah pendidik dlm pendidikan islam
 
Review Jurnal Hakikat Pendidik Dalam Islam.pdf
Review Jurnal Hakikat Pendidik Dalam Islam.pdfReview Jurnal Hakikat Pendidik Dalam Islam.pdf
Review Jurnal Hakikat Pendidik Dalam Islam.pdf
 
Etika pendidikan dalam islam.pdf
Etika pendidikan dalam islam.pdfEtika pendidikan dalam islam.pdf
Etika pendidikan dalam islam.pdf
 
Terminologi pendidikan dalam islam
Terminologi pendidikan dalam islamTerminologi pendidikan dalam islam
Terminologi pendidikan dalam islam
 
Terminologi Pendidikan Dalam Islam.docx
Terminologi Pendidikan Dalam Islam.docxTerminologi Pendidikan Dalam Islam.docx
Terminologi Pendidikan Dalam Islam.docx
 
peranan guru pendidikan islam
peranan guru pendidikan islam  peranan guru pendidikan islam
peranan guru pendidikan islam
 
48 peranan guru pendidikan islam menerusi falsafah pendidikan islam
48 peranan guru pendidikan islam menerusi falsafah pendidikan islam 48 peranan guru pendidikan islam menerusi falsafah pendidikan islam
48 peranan guru pendidikan islam menerusi falsafah pendidikan islam
 
Etika guru
Etika guruEtika guru
Etika guru
 
Hakikat Pendidik dalam Islam
Hakikat Pendidik dalam IslamHakikat Pendidik dalam Islam
Hakikat Pendidik dalam Islam
 
Ilmu Pendidikan Islam
Ilmu Pendidikan IslamIlmu Pendidikan Islam
Ilmu Pendidikan Islam
 
Peserta Didik Dalam Pendidikan Islam
Peserta Didik Dalam Pendidikan IslamPeserta Didik Dalam Pendidikan Islam
Peserta Didik Dalam Pendidikan Islam
 
HAKIKAT PENDIDIK DALAM ISLAM
HAKIKAT PENDIDIK DALAM ISLAMHAKIKAT PENDIDIK DALAM ISLAM
HAKIKAT PENDIDIK DALAM ISLAM
 
Makalah ilmu pendidikan klmpok 3
Makalah ilmu pendidikan klmpok 3Makalah ilmu pendidikan klmpok 3
Makalah ilmu pendidikan klmpok 3
 
Resume Paper 2.docx
Resume Paper 2.docxResume Paper 2.docx
Resume Paper 2.docx
 
PROJEK AKHIR LMCP1112_AZIEM A175575.pptx
PROJEK AKHIR LMCP1112_AZIEM A175575.pptxPROJEK AKHIR LMCP1112_AZIEM A175575.pptx
PROJEK AKHIR LMCP1112_AZIEM A175575.pptx
 
Muh hafidz guru dan profesinya dalam perspektif islam 3
Muh hafidz   guru dan profesinya dalam perspektif islam 3Muh hafidz   guru dan profesinya dalam perspektif islam 3
Muh hafidz guru dan profesinya dalam perspektif islam 3
 
Projek Akhir - LMCP1112
Projek Akhir - LMCP1112Projek Akhir - LMCP1112
Projek Akhir - LMCP1112
 
Resume kel 4 dst.docx
Resume kel 4 dst.docxResume kel 4 dst.docx
Resume kel 4 dst.docx
 

More from Riska Affriany

7.Hakikat Metode Pendidikan dalam Islam .doc
7.Hakikat Metode Pendidikan dalam Islam .doc7.Hakikat Metode Pendidikan dalam Islam .doc
7.Hakikat Metode Pendidikan dalam Islam .docRiska Affriany
 
6.Hakikat kurikulum pendidikan dalam islam.doc
6.Hakikat kurikulum pendidikan dalam islam.doc6.Hakikat kurikulum pendidikan dalam islam.doc
6.Hakikat kurikulum pendidikan dalam islam.docRiska Affriany
 
5.haikiat tujuan pendidikan dalam islam.doc
5.haikiat tujuan pendidikan dalam islam.doc5.haikiat tujuan pendidikan dalam islam.doc
5.haikiat tujuan pendidikan dalam islam.docRiska Affriany
 
3. Hakikat Pendidik Dalam Islam
3. Hakikat Pendidik Dalam Islam 3. Hakikat Pendidik Dalam Islam
3. Hakikat Pendidik Dalam Islam Riska Affriany
 
2. Terminologi pendidikan dalam islam
2. Terminologi pendidikan dalam islam2. Terminologi pendidikan dalam islam
2. Terminologi pendidikan dalam islamRiska Affriany
 
1. Filsafat pendidikan.doc
1. Filsafat pendidikan.doc1. Filsafat pendidikan.doc
1. Filsafat pendidikan.docRiska Affriany
 
FILSAFAT PENDIDIKAN Kel 4
FILSAFAT PENDIDIKAN Kel 4FILSAFAT PENDIDIKAN Kel 4
FILSAFAT PENDIDIKAN Kel 4Riska Affriany
 

More from Riska Affriany (8)

UTS Filsafatt
UTS FilsafattUTS Filsafatt
UTS Filsafatt
 
7.Hakikat Metode Pendidikan dalam Islam .doc
7.Hakikat Metode Pendidikan dalam Islam .doc7.Hakikat Metode Pendidikan dalam Islam .doc
7.Hakikat Metode Pendidikan dalam Islam .doc
 
6.Hakikat kurikulum pendidikan dalam islam.doc
6.Hakikat kurikulum pendidikan dalam islam.doc6.Hakikat kurikulum pendidikan dalam islam.doc
6.Hakikat kurikulum pendidikan dalam islam.doc
 
5.haikiat tujuan pendidikan dalam islam.doc
5.haikiat tujuan pendidikan dalam islam.doc5.haikiat tujuan pendidikan dalam islam.doc
5.haikiat tujuan pendidikan dalam islam.doc
 
3. Hakikat Pendidik Dalam Islam
3. Hakikat Pendidik Dalam Islam 3. Hakikat Pendidik Dalam Islam
3. Hakikat Pendidik Dalam Islam
 
2. Terminologi pendidikan dalam islam
2. Terminologi pendidikan dalam islam2. Terminologi pendidikan dalam islam
2. Terminologi pendidikan dalam islam
 
1. Filsafat pendidikan.doc
1. Filsafat pendidikan.doc1. Filsafat pendidikan.doc
1. Filsafat pendidikan.doc
 
FILSAFAT PENDIDIKAN Kel 4
FILSAFAT PENDIDIKAN Kel 4FILSAFAT PENDIDIKAN Kel 4
FILSAFAT PENDIDIKAN Kel 4
 

Recently uploaded

Metode penelitian Deskriptif atau Survei
Metode penelitian Deskriptif atau SurveiMetode penelitian Deskriptif atau Survei
Metode penelitian Deskriptif atau Surveikustiyantidew94
 
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptx
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptxPPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptx
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptxnursariheldaseptiana
 
SKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS Aceh
SKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS AcehSKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS Aceh
SKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS AcehBISMIAULIA
 
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptx
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptxkesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptx
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptxAhmadSyajili
 
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet RiyadiManajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet RiyadiCristianoRonaldo185977
 
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompokelmalinda2
 
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptxMARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptxmariaboisala21
 
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxMATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxrikosyahputra0173
 
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.pptpertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.pptAhmadSyajili
 

Recently uploaded (9)

Metode penelitian Deskriptif atau Survei
Metode penelitian Deskriptif atau SurveiMetode penelitian Deskriptif atau Survei
Metode penelitian Deskriptif atau Survei
 
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptx
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptxPPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptx
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptx
 
SKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS Aceh
SKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS AcehSKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS Aceh
SKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS Aceh
 
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptx
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptxkesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptx
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptx
 
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet RiyadiManajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
 
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok
 
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptxMARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
 
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxMATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
 
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.pptpertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
 

Istilah pendidik dalam islam.docx

  • 1. UJIAN AKHIR SEMESTER FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM Itilah-istilah Pendidik dalam Islam (Normatif, Filosofis dan Sosiologis) Nama : Riska affriani nitia maha Nim : 202127001 Jurusan : MPI Unit I PENDAHULUAN Sebuah kata pendidikan sudah tidak asing lagi untuk di dengar, yang mana pendidikan merupakan suatu hal yang sangat berpengaruh dalam kehidupan di dunia ini. Tidak bisa di pungkiri dalam sebuah pendidikan selalu terdapat tujuan yang ingin dicapai, tujuan tersebut bisa di capai dengan adanya beberapa faktor, salah satunya dengan adanya seorang pendidik, di dalam segi bahasa pendidik merupakan orang yang mendidik atau memberikan pendidikan, sedangkan pendidik dalam pendidikan islam merupakan seseorang yang berkewajiban karena tuntutan agama untuk menyalurkan ilmunya dan bertanggung jawab atas ilmu yang di dapat dan di salurkan kepada orang lain, yang mana agama menyerahkan tanggung jawab dan amanat pendidikan tersebut, sedangkan yang menerima amanat dan tanggung jawab sebuah pendidikan ialah semua orang yang ada di bumi ini. Dengan kata lain pendidik merupakan suatu sifat yang telah melekat dalam setiap jiwa manusia, seperti halnya orang tua yang wajib untuk mendidik anaknya. Seorang pendidik harus memiliki dasar ilmu pengetahuan yang sangat banyak, Karena setiap waktu pendidikan pasti akan berubah sesuai dengan berputarnya bumi. Seperti yang disebutkan diatas seorang pendidik bukan hanya guru saja, tetapi juga termasuk diri sendiri, orang tua, bahkan masyarakat/lingkungan. Dengan demikian seorang pendidik mempunyai peranan masing-masing dalam menjalankan suatu pendidikan, dan dalam setiap peranan tersebut harus dipertanggung jawabkan. Selain itu pendidik juga mempunyai peranan utama dalam proses pendidikan, yaitu dengan adanya pendidik diharapkan bisa menciptakan peserta didik yang diharapkan dalam tuntutan agama, yang lebih baik dari seseorang yang tidak mengenal pendidikan dan dapat mempertahankan agamanya. Oleh karena itu kami disini akan mendeskripsikan tentang semua masalah pendidik supaya bisa dijadikan perhatian dan pelajaran bagi semua pendidik.
  • 2. PEMBAHASAN (NORMATIF) Dalam konteks tinjauan normatif pendidikan Islam “pendidik” sering disebut dengan murabbi, mu‟allim, mu‟addib, mudarris, dan mursyid. menurut peristilahan yang dipakai dalam pendidikan dalam konteks Islam, Kelima istilah ini mempunyai tempat tersendiri dan mempunyai tugas masing-masing. Murabbi berasal dari kata dasar Rabb. Tuhan adalah sebagai Rabbal-‘alamin dan Rabb al-nash, yakni yang menciptakan, mengatur, dan memelihara alam seisinya termasuk manusia. Manusia sebagai khalifahNya diberi tugas untuk menumbuh kembangkan kreativitasnya agar mampu mengkreasi, mengatur dan memelihara alam seisinya. Dari pengertian ini pendidik adalah seseorang yang mendidik dan menyiapkan peserta didik agar mempu berkreasi, sekaligus mengatur dan memelihara kreasinya untuk tidak menimbulkan malapetaka bagi dirinya. Jadi murabbi adalah orang yang mendidik dan menyiapkan peserta didik agar mampu berkreasi serta mampu mengatur dan memelihara hasil kreasinya untuk tidak menimbulkan malapetaka bagi dirinya, masyarakat dan alam sekitarnya. Sebagaimana dijelaskan didalam Qs. Al-Isra’: 24. Mu’allim adalah: orang yang menguasai ilmu dan mampu mengembangkannya sertamenjelaskan fungsinya dalam kehidupan, menjelaskan dimensi teoritis dan praktisnya, sekaligus melakukan transfer ilmu pengetahuan, internalisasi serta implementasi. Sebagaimana dijelaskan didalam Qs. Albaqorah: 151. Mu’addib kata muadddib berasal dari kata adab, yang berarti moral, etika, dan adab, atau kemajuan lahir dan batin. Jadi guru adalah orang yang beradab sekaligus memiliki peran dan fungsi untuk membangun peradaban (civilization) yang berkualitas di masa depan. Atau orang yang mampu menyiapkan peserta didik untuk bertanggungjawab dalam membangun peradaban yang berkualitas di masa depan. Mudarris kata mudarris berasal dari kata darasa-yadrusu-darsan wa durusann wa dirasatan,yang berarti terhapus, hilang bekasnya, menghapus, menjadikan usang, melatih, mempelajari. Dilihat dari pengertian ini, maka tugas guru adalah berusaha mencerdaskan peserta didiknya, menghilangkan ketidaktahuan atau memberantas kebodohan mereka, serta memilih ketidaktahuan atau memberantas kebodohan mereka, serta melatih ketrampilan
  • 3. mereka sesuai dengan bakat,minat dan kemampuannya. Atau orang yang memiliki kepekaan intelektual dan informasi serta memperbaharui pengetahuan dan keahliannya secara berkelanjutan, dan berusaha mencerdaskan peserta didiknya, memberantas kebodohan mereka, serta melatih keterampilan sesuai dengan bakat , minat dan kemampuannya. Mursyid kata mursyid biasa digunakan untuk guru dalam Thariqah (Tasawuf). Seorang mursyid (guru) beusaha menularkan penghayatan akhlak dan kepribadiannya kepada peserta didiknya, baik yang berupa etos ibadahnya, etos kerjanya, etos belajarnya, maupun dedikasinya yang serba Lillahi Ta’ala (karena mengharap ridha Allah semata). Dengan demikian dalam konteks pendidikan mengandung makna bahwa guru merupakan model atau sentral indentifikasi diri, yakni pusat anutan dan teladan bahkan konsultan bagi pesrta didiknya. Atau orang yang mampu menjadi model atau sentral identifikasi diri atau menjadi pusat anutan, teladan dan konsultan bagi peserta didiknya.1 Sebagaimana teori Barat, pendidik dalam Islam adalah orang-orang yang bertanggung jawab terhadap perkembangan peserta didiknya dengan upaya mengembangkan seluruh potensi peserta didik, baik potensi afektif (rasa), kognitif (cipta), maupun psikomotorik (karsa).2 Pendidik berarti juga orang dewasa yang bertanggung jawab memberi pertolongan pada peserta didiknya dalam perkembangan jasmani dan rohaninya, agar mencapai tingkat kedewasaan, mampu berdiri sendiri dan memenuhi tingkat kedewasaannya, mampu mandiri dalam memenuhi tugasnya sebagai hamba dan khalifah Allah SWT. Dan mampu melaksanakan tugas sebagai makhluk social dan sebagai makhluk individu yang mandiri.3 Pendidik pertama dan utama adalah orangtua sendiri. Mereka berdua yang bertanggung jawab penuh atas kemajuan perkembangan anak kandungnya, karena sukses tidaknya anak sangat tergantung kepada pengasuhan, perhatian, dan pendidikannya. Kesuksesan anak kandung merupakan cermin atas kusuksesan orangtua juga. Firman Allah SWT. “Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka”. (QS. At-Tahrim: 6) Pendidik disini adalah mereka yang memberikan pelajaran peserta didik, yang memegang suatu mata pelajaran tertentu di sekolah.4 Orang tua sebagai pendidik pertama Dan utama terhadap anak-anaknya, tidak selamanya memiliki waktu yang leluasa dalam mendidik anak-anaknya. Selain karena kesibukan kerja, tingkat efektifitas dan efisiensi pendidikan tidak 1 Ramayulis,Filsafat Pendidikan Islam,(Jakarta:Kalam Mulia, 2010),h.139-143 2 Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1992), h. 74-75 3 Suryosubrata B., Beberapa Aspek Dasar Kependidikan, (Jakarta: Bina Aksara, 1983), h.26 4 Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1992), h. 75
  • 4. akan baik jika pendidikan hanya dikelola secara alamiah. Oleh karena itu, anak lazimnya dimasukkan ke dalam lembaga sekolah. Penyerahan peserta didik ke lembaga sekolah bukan berarti melepaskan tanggung jawab orangtua sebagai pendidik yang pertama dan utama, tetapi orangtua tetap mempunyai saham yang besar dalam membina dan mendidik anak kandungnya. Oleh karena itu, pendidik memiliki kedudukan yang tinggi. Dalam hadits disebutkan : “Jadilah engkau sebagai guru atau pelajar atau pendengar atau kekasih, dan janganlah engkau menjadi orang yang kelima, sehingga engkau menjadi rusak”.Bahkan Islam menempatkan pendidi setingkat dengan derajat seorang Rasul. Al Syaukir bersyair : “Berdiri dan hormatilah guru dan berilah penghargaan, seorang guru itu hampir saja merupakan seorang Rasul”. Perhatikan QS. At Taubah:122 ‫و‬َ‫م‬ َ‫ا‬ َ‫وا‬ََ َ‫ا‬ ‫م‬ُ‫ؤ‬ْ‫م‬‫م‬‫ُم‬‫ؤ‬ْ‫م‬ َ ‫ل‬َ‫ي‬‫َو‬ََ ‫م‬‫وا‬‫م‬‫ا‬‫م‬َْ‫ق‬‫م‬ َ‫ل‬ ‫م‬َُ‫ل‬ََ ‫م‬‫ف‬‫م‬‫م‬َ‫و‬َ‫ا‬َْ ُ‫م‬ ‫ؤ‬َ ِ‫ل‬َ‫ي‬ ‫م‬‫و‬‫م‬َ ‫ؤ‬‫ن‬‫م‬ْ‫م‬‫م‬ ‫م‬ْ ‫ط‬ ‫ل‬َ‫ا‬‫م‬َْ َ‫ة‬ َ ‫م‬ُ‫ؤ‬‫ت‬َ‫ا‬َ‫ه‬َ‫ق‬‫م‬ ‫ف‬‫م‬َ ‫ُلف‬‫م‬ِّ َ َ‫ا‬‫ؤ‬ِ‫م‬ُ‫م‬ْ‫ؤ‬‫ق‬‫م‬ َ‫ا‬ ‫م‬َُ‫ي‬ َ‫م‬‫م‬ْ‫ؤ‬‫ت‬ ََ‫ذ‬‫م‬َ َ ‫م‬ُ‫ؤ‬‫ع‬َ‫و‬ َِ ‫م‬ْ‫مت‬‫ق‬َ ‫م‬َ ‫ل‬ ‫م‬ْ‫ؤ‬‫ت‬َّ‫ل‬َ‫م‬ َ‫ة‬ َ‫ا‬ ‫م‬‫ا‬‫ؤ‬َُِ‫نم‬َ‫ل‬ “Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semaunya (ke media perang). Mengapa tidak pergi dari setiap golongan golongan di antara beberapa orang mereka untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka dapat menjaga mereka”. (FILOSOFIS) DAN (SOSIOLOGIS) 1. Ustadz dan Ustadzah Pengertian "ustad" dan "ustadzah" berkaitan dengan budaya dan tradisi Islam. Kedua kata tersebut digunakan untuk menyebut individu yang memiliki pengetahuan dan pemahaman yang mendalam tentang agama Islam dan yang juga mampu memberikan pengajaran, bimbingan, dan nasihat kepada umat Islam. Kata Ustadz / Ustadzah berasal dari kata “ustazun-assatizatun” yang artinya guru besar.5 Istilah "ustad" berasal dari bahasa Arab "ustādh" yang secara harfiah berarti "guru" atau "pengajar". Dalam konteks Islam, seorang ustad adalah seorang laki-laki yang memiliki pengetahuan yang luas tentang ajaran Islam, termasuk Al-Qur'an, hadis, syariat, fiqih, dan topik-topik terkait agama. Seorang ustad umumnya memiliki kemampuan untuk memberikan 5 Mahmud Yunus, Kamus Arab Indonesia, (Jakarta: Ciputat, 2010), 40.
  • 5. ceramah, khutbah, pengajaran, dan bimbingan kepada komunitas Muslim. Mereka juga dapat membantu menjawab pertanyaan atau memberikan nasihat kepada individu yang membutuhkan. Sedangkan Istilah "ustadzah" digunakan untuk menyebut perempuan yang memiliki pengetahuan dan pemahaman yang mendalam tentang ajaran Islam. Meskipun dalam tradisi Islam terdapat perbedaan pendapat mengenai peran dan fungsi perempuan dalam memberikan pengajaran agama kepada komunitas, beberapa masyarakat Islam mengakui peran penting ustadzah dalam memberikan pengajaran dan bimbingan kepada perempuan dan anak- anak perempuan. Ustadzah umumnya memiliki pengetahuan tentang Al-Qur'an, hadis, fiqih, dan topik-topik terkait Islam. Mereka dapat memberikan ceramah, pengajaran, dan nasihat kepada komunitas Muslim, terutama kepada perempuan dan anak-anak perempuan. Kata "ustad" dan "ustadzah" umumnya digunakan dalam konteks pengajaran, bimbingan, dan ceramah agama dalam masyarakat Muslim. Berikut adalah beberapa contoh tempat atau situasi di mana kata-kata tersebut sering digunakan di Pondok pesantren,sekolah agama ,penceramah,prigran radio atu telivisi konsultasi agama dll. Berikut ini adalah beberapa contoh tokoh ustad dan ustadzah di Indonesia yaitu Ustad Abdul Somad ,Ustadz Felix Siauw ,Ustadz Yahya Waloni , Ustadzah Mamah Dedeh Ustadzah Umi Pipik dll. 2. Kyai Kyai adalah orang yang memiliki ilmu agama (Islam) plus amal dan akhlak yang sesuai dengan ilmunya. Menurut Saiful Akhyar Lubis, menyatakan bahwa “Kyai adalah tokoh sentral dalam suatu pondok pesantren, maju mundurnya pondok pesantren ditentukan oleh wibawa dan kharisma sang kyai. Karena itu, tidak jarang terjadi, apabila sang kyai di salah satu pondok pesantren wafat, maka pamor pondok pesantren tersebut merosot karena kyai yang menggantikannya tidak sepopuler kyai yang telah wafat itu”6 Menurut Abdullah ibnu Abbas, kyai adalah orang-orang yang mengetahui bahwa Allah SWT adalah Dzat yang berkuasa atas segala sesuatu.7 Kata "kyai" umumnya digunakan dalam budaya Jawa dan dalam konteks pesantren di Indonesia. Berikut adalah beberapa contoh situasi atau tempat di mana kata "kyai" sering digunakan di Pondok Pesantren, Majelis Ta'lim. Masjid: Kyai sering diundang untuk 6 Saiful Akhyar Lubis, Konseling Islami Kyai dan Pesantren, (Yogyakarta, eLSAQ Press, 2007), h. 169. 7 Hamdan Rasyid, Bimbingan Ulama; Kepada Umara dan Umat (Jakarta: Pustaka Beta, 2007), h. 18.
  • 6. memberikan ceramah, khutbah, atau ceramah pengajian di masjid. Mereka menyampaikan pengajaran agama dan memberikan nasihat kepada jamaah yang hadir. Acara Keagamaan: Kyai sering diundang untuk memberikan ceramah dan nasihat agama dalam acara-acara keagamaan seperti pengajian, peringatan hari besar Islam, atau peringatan kematian. Konsultasi Agama dll. Berikut adalah beberapa contoh tokoh kyai di Indonesia yaitu KH. Hasyim Asy'ari, KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur), KH. Ma'ruf Amin, KH. Maimoen Zubair dll. 3. Abi Istilah Abi merupakan penyebutan ayah dalam bahasa arab, di indonesia istilah abi banyak di gunakan terutama pangilan seorang anak untuk ayah, panggilan ini merupakan salah satu bentuk penghormatan dan kedekantan antara orang tua dan anaknya, kemudian kata abi ini juga sering di gunkan di dalam pondok pesantren, abi merupakan salah satu istilah penyebutan pendidik yang banyak di gunakan di berbagai penjuru dunia. Kata abi ini juga sama dengan ustadz hanya yakni sebagi penyebutan bagi seseorang yang telah mendidik. Salah satu dari pada nya di Indonesia, di Indonesia sendiri seseorang yang di sebut abi yaitu seperti guru agama, dai’ penceramah, guru madrasah, guru ngaji al- qur’an, guru ngaji kitab seperti di pesantren, kemudian seseorang yang di sebut ustadz yaitu pengasuh atau pimpinan pondok pesantren. 4. Abuya Abuya adalah sebutan yang digunakan dalam budaya Minangkabau, Sumatera Barat, Indonesia, untuk merujuk kepada seorang tokoh agama, pemimpin adat, atau pemuka masyarakat yang dihormati dan dianggap memiliki pengetahuan yang mendalam serta spiritualitas yang tinggi. Istilah "abuya" umumnya digunakan sebagai panggilan hormat kepada tokoh tersebut. Abuya merupakan istilah panggilan kepada orang tua laki-laki atau bapak Panggilan abuya ini juga sering di gunakan dalam lingkungan pondok pesantren, abuya merupakan salah satu istilah penyebutan pendidik di Indonesia. di Indonesia sendiri seseorang yang di sebut abuya yaitu seperti guru agama, dai’ penceramah, guru madrasah, guru ngaji al- qur’an, guru ngaji kitab seperti di pesantren, kemudian seseorang yang di sebut abuya ini yaitu pengasuh atau pimpinan pondok pesantren.
  • 7. Istilah abuya ini sering di gunkan di dalam pesantren sebagai istilah panggilan hormat peserta didik nya kepada guru nya. Pesantren lukman Bandar tonga ini merupakan contoh lembaga pendidikan islam yang mana guru/pendidik dalam pesantren itu dipanggil dengan sebutan abuya. Adapun tokoh Buya yaitu ( Buya Haji Abdul Malik Karim Amrullah (Buya Hamka) 5. Gus Gus adalah sebutan atau gelar yang ditujukan kepada anak muda keturunan kyai di Jawa. Gus ini merupakan anak kandung kyai. Ketika dia naik menjadi pengurus pesantren menggantikan ayahnya, dia akan bergelar kyai. Selain kepada anak kandung, gus juga bisa disematkan kepada anak laki-laki mantu kyai pengasuh pesntren. Mantu kyai akan dipanggil Gus meskipun tidak memiliki garis keturunan kyai. Seorang gus bisa ditahbiskan jadi kiai. Pada tahap ini, seseorang yang dipanggil gus itu bisa menerimanya bisa juga tidak, terserah dia. Kalau lebih suka dipanggil gus, maka dia bisa tetap bergelar gus daripada kyai meskipun sudah naik kedudukan menjadi kepala pesantren warisan ayahnya. Analogi gelar Gus seperti gelar putra mahkota kepada keturunan raja sebagai pewaris tahta. Si putra mahkota kelak akan berganti gelar menjadi raja, tapi bisa juga dia menolaknya. Akan tetapi, tetap akan dianggap sebagai putra mahkota yang sebenarnya. Di Madura, "Gus" lebih dikenal dengan sebutan "Lora". Karenanya, di Madura, seorang putra kyai besar akan dipanggil Lora bukan Gus. Akan tetapi, maksud dan tujuannya sama yakni gelar yang tersemat kepada putra keturunan kyai. Kata gus sering di gunakan di pesantren, komunitas santri, majelis taqlim, lingkungan masyarakat dll. Adapun tokoh dari gus yaitu : Gus Dur (KH. Abdurrahman Wahid), Gus Mus (KH. Mustofa Bisri) dll. 6. Syeikh Syekh (atau Syaikh) adalah gelar kehormatan yang diberikan kepada seorang ulama atau tokoh agama Islam yang memiliki pengetahuan yang mendalam dan otoritas dalam bidang keilmuan agama. Gelar ini mengindikasikan tingkat keilmuan, pengalaman, dan kebijaksanaan seseorang dalam Islam.
  • 8. Syekh sering digunakan untuk merujuk kepada tokoh yang menjadi otoritas keagamaan dalam suatu komunitas atau lembaga pendidikan Islam. Mereka umumnya memiliki pengetahuan yang luas tentang Al-Qur'an, hadis, fiqh, tafsir, dan berbagai disiplin keilmuan Islam lainnya. Syekh juga sering berperan sebagai guru spiritual dan pemimpin dalam komunitas Islam. Kata syekh sering digunaka di pesantren, majelis taqlim, fatwa, masjid dll. Adapun tokoh syekh yaitu : Syekh Abdul Qadir Jaelani, Syekh Datuk Kahfi, Syekh Siti Jenar, Syekh Yusuf Tajul Khalwati dll. 7. Teungku Teungku (Tgk.) secara umum merupakan gelar sapaan bagi laki-laki dewasa di Aceh. Setiap laki-laki dewasa dari suku Aceh dapat disapa dengan sapaan teungku, seperti ditegaskan dalam hadih maja "Aceh teungku, Meulayu abang, Cina toke, kaphe tuan". Pepatah tersebut dalam Bahasa Indonesia dapat ditafsirkan bahwa orang Aceh bergelar teungku, orang Melayu bergelar abang, orang Cina bergelar tauke, dan orang Eropa bergelar tuan. Meskipun demikian, secara khusus teungku juga merupakan gelar kepakaran dalam keagamaan di Aceh misalnya; Teungku Chik di Tiro dan Teungku Hasan Krueng Kalee . Gelar kepakaran teungku juga dapat disandang oleh wanita misalnya Teungku Nyak Fakinah. Sebagai pembedaan gender pemakai, gelar teungku bagi wanita sering dilengkapi dengan sebutan teungku nyak. Selain itu, gelar teungku juga digunakan pada wanita yang menandakan statusnya sebagai anak perempuan sultan. Sedangkan untuk anak laki-laki raja digelar tuwanku (Twk.). Adapun tokoh teungku yaitu : Teungku Abdullah Syafi'I, Teungku Muhammad Daud Beureueh) dll 8. Walid Kata "walid" dalam konteks bahasa Arab merujuk kepada "ayah" atau "bapak" dalam bahasa Indonesia. Walid adalah kata yang digunakan untuk menyebut seorang ayah secara umum. Dalam budaya Arab dan Islam, kedudukan seorang ayah (walid) sangat dihormati dan memiliki tanggung jawab penting dalam memimpin, melindungi, dan memelihara keluarga.
  • 9. Ayah dianggap sebagai figur otoritas dan pemimpin dalam keluarga, yang memberikan bimbingan, nasehat, dan keamanan kepada anggota keluarga. Pengertian "walid" juga dapat melibatkan peran sebagai pembimbing spiritual dan pendidik dalam keluarga. Ayah bertanggung jawab untuk memberikan pendidikan agama, nilai-nilai moral, dan pendidikan umum kepada anak-anaknya. 9. Habib Istilah habib ini merupakan gelar yang sangat hormat, istilah habib ini di berikan kepada orang yang memiliki pengetahuan agama yang luas/mendalam, serta dapat mengamalkannya kemudian dapat dapat mengabdi secara tulus di tengah-tengah masyarakat. Pada dasarnya habib ini adalah gelar kehormatan yang di berikan kepada para keturunan nabi Muhammad saw, yaitu dari keturunan Husain dan Fatimah Zahra. Di Indonesia Habib merupakan salah satu istilah penyebutan untuk pendidik atau pendakwah, panggilan habib ini juga banyak di gunakan di berbagai penjuru dunia. Salah satu dari pada nya di Indonesia, di Indonesia sendiri seseorang yang di panggil habib yminsalnya seperti seperti guru agama, dai’ penceramah, guru madrasah, guru ngaji al- qur’an, guru ngaji kitab seperti di pesantren, kemudian seseorang yang di sebut habib yaitu pengasuh atau pimpinan pondok pesantren. 10. Dai Da'i adalah sebutan bagi orang yang melakukan dakwah. Peringkat da'i yang tertinggi diberikan oleh Allah kepada Nabi Muhammad diikuti oleh para ulama dan cendekiawan. Da'i dilakukan dengan dua jenis motif yaitu motif alasan dan motif tujuan. Persyaratan untuk menjadi da'i adalah memiliki kesehatan jiwa yang sehat, memahami perilaku manusia dan mampu mengikuti perubahan sosial. Da'i dapat berdakwah menggunakan metode konvensional. Peran da'i dalam dakwah adalah sebagai pemersatu umat muslim di dalam suatu masyarakat. 11. Ulama Ulama adalah istilah dalam agama Islam yang merujuk kepada seorang cendekiawan, ahli ilmu agama, dan pakar dalam bidang studi Islam. Ulama adalah mereka yang memiliki pengetahuan yang mendalam tentang ajaran agama Islam, termasuk Al-Qur'an, hadis, tafsir, fiqh (hukum Islam), ushul fiqh (prinsip-prinsip hukum Islam), akidah (teologi), sejarah Islam, dan disiplin ilmu Islam lainnya.
  • 10. Berikut adalah beberapa contoh tokoh ulama terkenal di Indonesia yaitu KH. Hasyim Asy'ari: Pendiri Nahdlatul Ulama (NU), KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur), KH. Ma'ruf Amin: Mantan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) dll. 12. Ajengan Ajengan adalah sebutan dalam budaya Sunda, Jawa Barat, Indonesia, untuk merujuk kepada seorang guru agama Islam atau pemuka agama setempat. Istilah "ajengan" sering digunakan secara akrab dan hormat untuk menyapa atau merujuk kepada seorang guru agama Islam dalam konteks masyarakat Sunda. Ajengan biasanya merupakan figur yang dihormati dan dianggap memiliki pengetahuan dan kearifan dalam agama Islam. Mereka berperan dalam memberikan pengajaran agama, memberikan nasihat, dan membimbing umat dalam kehidupan beragama. Adapun tokoh dari ajengan yaitu ( Ahmad Sanusi Dan Tafsir Raudlhah Al-A’irfan ) dll. 13. Abun "Abun" / dalam bahasa Arab artinya tidak selalu ayah atau bapak kandung, kadang dipakai untuk paman, kakek atau laqob (julukan) seperti Abu Jahal, Abu Hurairoh dan lain-lain, sebagaimana juga kata "Bapak" dalam bahasa Indonesia, kadang dipakai untuk ayah kandung tapi juga bapak dalam arti kiasan seperti Bapak pembangunan dan lain-lain. Di Indonesia istilah abun ini banyak digunakan yaitu seperti panggilan terhadap pemimpin podok pesantren, istilah ini banyak di gunakan sebagai panggilan para santri di pesantren kepada pimpinan pesantren tersebut. 14. Buyya Istilah Buyya ini sebenarnya berasal dari kata abi, atau abuya dalam bahasa Arab yang berarti ayahku atau orang yang di hormati.gelaran ini merujuk kepada orang yang alim dalam ilmu agama, seseorang digelar buya terutama kerana kefahamannya yang mendalam tentang ilmu agama. Istilah buya juga serupa sebagaimana kiai di Jawa.
  • 11. PENUTUP Pendidik dalam sudut pandang islam adalah orang yang memberi informasi tentang pembenaran ilmu pengetahuan atau orang yang melakukan pembinaan mental dan karakter yang mulia, atau peneliti yang menghasilkan temuan dalam bidang agama dan bisa disebut juga orang yang memiliki pengetahuan agama yang luas. Sehingga kedudukan seorang pendidik dalam islam sangat dimuliakan oleh Allah SWT, sebagaimana yang telah banyak disinggung di dalam Al-Qur’an dan As-Sunah. Begitu pula dengan peran dan tugas pendidik yang sangat banyak, seorang pendidik harus mampu menjadi public figure bagi peserta didiknya, harus mampu mengawasi, membina dan juga membimbing sehingga peserta didik dapat mengambil nilai-nilai moral yang positif dari pendidik tersebut. Juga seorang pendidik harus memiliki kompetensi yang mampuni guna untuk menunjang kesuksesan dalam proses belajar mengajar. Sehingga seorang pendidik harus dapat memiliki beberapa potensi yang sudah ditetapkan didalam Undang-Undang guru dan dosen diantaranya kompetensi paedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial. Ini lah beberapa kompetensi yang harus dimiliki oleh pendidik yang profesional.