SlideShare a Scribd company logo
1 of 27
Download to read offline
Versi 271204                                                                                              Pd XX-XXXX-XXXX


                      Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang
                          Kawasan Perkotaan dan Sub Urban

1   Ruang lingkup

Ruang lingkup pedoman meliputi pengendalian pemanfaatan ruang di kawasan
perkotaan dan sub urban. Materi pedoman mencakup tentang ketentuan umum dan
ketentuan teknis untuk pengendalian pemanfaatan ruang di kawasan perkotaan dan sub
urban.

Pedoman ini akan bermanfaat bagi :
a. Pemerintah Kota dan Kabupaten sebagai rujukan dalam rangka menyusun peraturan-
   peraturan kebijakan pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang kawasan
   perkotaan dan sub urban;
b. Masyarakat sebagai acuan/arahan dalam mengawasi pemanfaatan ruang di kawasan
   perkotaan dan sub urban.
Tujuan pedoman ini adalah untuk memberikan acuan kepada para stakeholder dalam rangka
pengendalian pemanfaatan ruang di kawasan perkotaan dan sub urban.


                                                            LAUT

                                                                                               Sayung
      Ke Kendal/Jakarta
                                  Tugu                                              Genuk
                      Kaliwu
                                                            CBD                                         Ke Demak/Surabaya




                                               Gunungpati                              Peduru
                                                                                             Mranggen

                                  Boja                                                              Karangawen
                                                              Banyumanik



       Keterangan :
                                          Ungaran                          Bergas
                 Urban
                                   Pringapus
                 Sub Urban
                                                             Ke Solo
                 Urban Sprawl    Ke Yogyakarta




                           Gambar 1      Lokasi kawasan perkotaan dan sub urban


2   Acuan normatif

Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Kawasan Perkotaan dan Sub Urban, disusun
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yaitu :
Undang Undang R.I No. 24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang.
Undang-Undang R.I No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah.

                                                            1 dari 1
Versi 271204                                                         Pd XX-XXXX-XXXX

Peraturan Pemerintah R.I No. 47 Tahun 1997 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Nasional.
Peraturan Pemerintah R.I No. 69 Tahun 1996 tentang Pelaksanaan Hak dan Kewajiban
serta Bentuk dan Tatacara Peran Serta Masyarakat Dalam Penataan Ruang.
Peraturan Pemerintah R.I No. 16 Tahun 2004 tentang Penatagunaan Tanah.
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota yang telah disahkan melalui Peraturan
Daerah.



3     Istilah dan definisi

3.1
ruang
wadah yang meliputi ruang daratan, ruang lautan, dan ruang udara sebagai satu kesatuan
wilayah, tempat manusia dan makhluk lainnya hidup dan melakukan kegiatan serta
memelihara kelangsungan hidupnya (UU No. 24/1992)

3.2
tata ruang
wujud struktural dan pola pemanfaatan ruang, baik direncanakan maupun tidak (UU No.
24/1992)

3.3
penataan ruang
proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang
(UU No. 24/1992)

3.4
rencana tata ruang
hasil perencanaan tata ruang (UU No. 24/1992)

3.5
pemanfaatan ruang
rangkaian program kegiatan pelaksanaan pembangunan yang memanfaatkan ruang menurut
jangka waktu yang ditetapkan di dalam rencana tata ruang (penjelasan UU No. 24/1992)

3.6
pengendalian pemanfaatan ruang
pengendalian pemanfaatan ruang diselenggarakan melalui kegiatan pengawasan dan
penertiban (UU No. 24/1992)

3.7
kawasan lindung
kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi kelestarian lingkungan hidup
yang mencakup sumber aya alam dan sumber daya buatan (UU No. 24/1992)

3.8
                                       2 dari 2
Versi 271204                                                              Pd XX-XXXX-XXXX

kawasan budidaya
kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk dibudidayakan atas dasar kondisi dan
potensi sumber daya aalam, sumber daya manusia, dam sumber daya buatan (UU No.
24/1992)

3.9
kawasan perkotaan
kawasan yang mempunyai kegiatan utama bukan pertanian dengan susunan fungsi
kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa
pemerintahan, pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi (UU No. 24/1992)

3.10
sub urban
kawasan pinggiran kota (Kamus Besar Bahasa Indonesia, W.J.S. Porwadarminta)

daerah perumahan yang lokasinya di pinggiran kota (a residential district located on the
outskirts of a city - WordNet Dictionary)

kawasan yang terletak di bagian tepi suatu kota yang pemanfaatan ruangnya relatif lebih
rendah intensitasnya, biasanya digunakan sebagai daerah perumahan, pertanian, industri
dan campuran (a residential district located on the outskirts of a city - WordNet Dictionary)

3.11
kota
kawasan perkotaan yang berstatus Daerah Otonom

3.12
pengawasan
usaha untuk menjaga kesesuaian pemanfaatan ruang dengan fungsi ruang yang telah
ditetapkan dalam rencana tata ruang (penjelasan UU No. 24/1992)

3.13
penertiban
usaha untuk mengambil tindakan agar pemanfaatan ruang yang direncanakan dapat
terwujud (penjelasan UU No. 24/1992)

3.14
pelaporan
kegiatan memberi informasi secara obyektif mengenai pemanfaatan ruang baik yang sesuai
maupun yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang (penjelasan UU No. 24/1992)

3.15
pemantauan
upaya atau perbuatan untuk mengamati, dan memeriksa dengan cermat perubahan
pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang (penjelasan UU
No.24/1992).

3.16

                                         3 dari 3
Versi 271204                                                           Pd XX-XXXX-XXXX

evaluasi
usaha untuk menilai kemajuan kegiatan pemanfaatan ruang dalam mencapai tujuan rencana
tata ruang (penjelasan UU No. 24/1992)
3.17
ijin pemanfaatan ruang
ijin yang berkaitan dengan lokasi, kualitas ruang, dan tata bangunan yang sesuai dengan
peraturan perundangan undangan, hukum adat, dan kebiasaan yang berlaku (penjelasan UU
No. 24/1992)


4     Ketentuan umum

Pengendalian pemanfaatan ruang merupakan bagian dari kegiatan penataan ruang yang
dipersiapkan sejak awal proses perencanaan tata ruang. Konsep pengendalian dimulai
sebelum rencana tata ruang diimplementasikan dengan memasukkan indikator pencapaian
hasil, sebagai dasar-dasar kriteria yang diperlukan, pada saat rencana dilaksanakan dan
sesudah implementasi. Pengendalian pemanfaatan ruang diselenggarakan melalui kegiatan
pengawasan dan penertiban terhadap pemanfaatan ruang.


4.1     Pengawasan
Pengawasan terhadap pemanfaatan ruang diselenggarakan dalam bentuk pelaporan,
pemantauan, dan evaluasi. Berdasarkan waktunya, pengawasan dibedakan menjadi 2 (dua)
yaitu :
a. Pengawasan selama proses pembangunan (construction), bertujuan untuk mencegah
   terjadinya kelambatan atau masa idle (non-performing) yang berdampak negatif.
b. Pengawasan selama masa pemanfaatan, bertujuan untuk mencegah terjadinya
   penyimpangan kegiatan yang dilaksanakan dari perijinan yang telah diterbitkan.
Kegiatan pengawasan pada umumnya dilakukan melalui 3 (tiga) pendekatan, yaitu :
a. Pengawasan by-process, artinya fokus pengawasan ditekankan pada proses perubahan
   pemanfaatan ruang. Apakah proses perubahan pemanfaatan ruang yang belangsung
   sesuai dengan rencana peruntukan
b. Pengawasan by-time, artinya waktu pengawasan dapat dilakukan secara periodik
   maupun acak. Pengawasan periodik berguna untuk mengikuti dinamika perkembangan
   karakteristik dampak yang dihasilkan dari terjadinya perubahan pemanfaatan ruang.
c. Pengawasan by-place, artinya pengawasan dilakukan pada tempat-tempat yang
   mungkin mendorong terjadinya pelanggaran rencana pemanfaatan ruang.

4.1.1      Pelaporan
Pelaporan berfungsi sebagai salah satu sumber informasi bagi pemerintah atau instansi
yang berwenang dalam memantau dan mengevaluasi pemanfaatan ruang sebagaimana
yang telah ditetapkan dalam rencana tata ruang sebuah kawasan.
Pelaporan tidak hanya berupa laporan pelanggaran atas rencana tata ruang, tetapi juga
segala hal yang menyangkut pemanfaatan ruang, baik yang sesuai maupun yang tidak
sesuai dengan rencana tata ruang. Oleh sebab itu, pelaporan pemanfaatan ruang dilakukan
oleh dua pihak, yaitu pihak pengguna ruang itu sendiri, dan pihak-pihak di luar pengguna,
yaitu masyarakat luas, baik yang berada di sekitar kawasan pemanfaatan maupun bukan.
Pelaporan yang dilakukan oleh pengguna berguna sebagai input untuk menilai sampai
sejauhmana pemanfaatan ruang direalisasikan sebagaimana rencana tata ruang yang
                                        4 dari 4
Versi 271204                                                           Pd XX-XXXX-XXXX

berlaku. Adapun pelaporan yang dilakukan oleh pihak-pihak di luar pengguna berguna
sebagai penyeimbang informasi sekaligus sebagai kontrol terhadap laporan yang dibuat oleh
pengguna ruang.

Subyek pelaporan adalah pihak-pihak yang memiliki hak dan/atau kewajiban untuk
melaporkan hal-hal yang menyangkut pemanfaatan ruang. Subyek yang memiliki kewajiban
untuk itu adalah pihak pengguna ruang, sedangkan subyek yang memiliki hak untuk
melaporkan segala hal yang menyangkut pelanggaran terhadap rencana tata ruang dan/atau
dinilai telah menimbulkan dampak yang tidak dikehendaki oleh masyarakat adalah anggota
masyarakat secara umum.

Obyek pelaporan adalah aspek-aspek yang terkait dengan pemanfaatan ruang, baik itu
aspek fisik maupun non-fisik. Aspek fisik menyangkut konstruksi fisik, seperti bangunan;
sedangkan non-fisik (sosial-ekonomi) menyangkut pengaruh/dampak negatif dan positif
pemanfaatan ruang terhadap kehidupan sosial-ekonomi masyarakat. Hal-hal yang harus
dilaporkan dalam aspek non-fisik menyangkut masalah tanggapan dan penilaian
masyarakat, serta pengaruh yang ditimbulkan oleh pemanfaatan ruang terhadap kehidupan
sosial-ekonomi masyarakat.

Mekanisme pelaporan adalah tata cara dan prosedur pelaporan yang harus dilalui oleh
pelapor, baik pengguna ruang itu sendiri maupun masyarakat umum.

Bentuk pelaporan adalah format pelaporan standar-formal (baku) yang diberlakukan oleh
instansi pemerintah dan instansi terkait lainnya yang berwenang dalam pengendalian
pemanfaatan ruang. Bentuk pelaporan disampaikan secara tertulis dan tidak tertulis.
Pelaporan tertulis disampaikan oleh pihak pengguna ruang, sedangkan pelaporan tertulis
atau tidak tertulis disampaikan oleh masyarakat umum.
Pelaporan disampaikan kepada : Dinas Tata Ruang / Dinas Tata Kota / Dinas Pekerjaan
Umum atau instansi lain yang berfungsi mengendalikan pemanfaatan ruang.
Tahapan pelaporan adalah tahap-tahap pelaporan yang harus dilakukan oleh pengguna
ruang selama proses kegiatan pelaksanaan pemanfaatan ruang dilakukan. Pelaporan
pemanfaatan ruang dilakukan dalam tiga tahap:
a) Tahap Pra Konstruksi, yakni pelaporan rencana final pemanfaatan ruang. Dalam tahap
   ini pihak pengguna ruang menyampaikan semua rencana pemanfaatan ruang yang telah
   mendapat persetujuan atau ijin dari pemerintah atau instansi yang berwenang. Pada
   tahap ini pihak pengguna diharuskan mengisi formulir yang telah disediakan oleh
   pemerintah atau instansi terkait.
b) Tahap Konstruksi, yakni pelaporan yang disampaikan pada tahap pelaksanaan
   pemanfaatan ruang. Pelaporan pada tahap ini berguna sebagai input bagi pelaksanaan
   evaluasi terhadap rencana pemanfaatan ruang yang sesuai dengan rencana tata ruang.
   Itu artinya, hasil laporan pada tahap ini akan menentukan apakah pelaksanaan
   pemanfaatan ruang perlu ditinjau kembali untuk disesuaikan kembali dengan rencana
   atau terus dilanjurtkan.
c) Tahap Pasca Konstruksi, yakni pelaporan hasil akhir dari pelaksanaan pemanfaatan
   ruang. Pelaporan yang disampaikan pada tahap ini berupa hasil akhir dari pelaksanaan
   pemanfaatan ruang. Sepeti halnya pada tahap konstruksi (tahap kedua), pelaporan
   berguna sebagai input bagi proses evaluasi dan peninjauan kembali terhadap
   kesesuaian antara rencana dan pelaksanaan akhir pemanfaatan ruang.

4.1.2    Pemantauan
Pemantauan adalah aktivitas yang bertujuan mengamati dan mengikuti serta
mendokumentasikan perubahan status/kondisi suatu proyek dipandang dari aspek tertentu
yang diinginkan selama selang waktu tertentu.
                                        5 dari 5
Versi 271204                                                              Pd XX-XXXX-XXXX

Pemantauan dilakukan oleh instansi pemerintah yang berwenang di bidang tata ruang di
wilayah administrasi kabupaten/kota. Contoh : Dinas Tata Kota, Dinas Permukiman dan Tata
Ruang, dan lain-lain.
Pemantauan dilakukan secara berkala minimal 1 tahun sekali sebagai :
- kegiatan rutin
- tindak lanjut adanya laporan dari masyarakat atau instansi terkait perihal adanya dugaan
  penyimpangan/ketidaksesuaian pembangunan fisik dengan rencana tata ruang
- pembangunan fisik (pra konstruksi, konstruksi, pasca konstruksi)
Upaya mengamati, mengawasi, dan memeriksa dengan cermat perubahan kualitas tata
ruang dan lingkungan, mensyaratkan pemantauan dilakukan dengan peninjauan di
lapangan.
Obyek lokasi wilayah pemantauan dapat dibedakan :
a. Menurut wilayah administrasi :
   - termasuk wilayah administrasi kota, atau
   - termasuk wilayah administrasi kabupaten
b. Menurut kondisi lahan terakhir :
   - wilayah terbangun (built up areas) misalnya untuk memantau kegiatan renovasi,
     revitalisasi/peremajaan, atau perubahan fungsi ruang seperti dari kawasan perumahan
     ke kawasan perdagangan, dan lain-lain.
   - Wilayah/lahan kosong (misalnya dari kawasan pertanian menjadi kawasan industri atau
     tanah kosong/telantar menjadi kawasan perumahan dan permukiman)
Pemantauan dapat dilakukan dengan 2 (dua) cara, yaitu :
1. Pemantauan yang dilakukan secara formal, berfungsi untuk mendapatkan suatu
   informasi yang diproses dari sumber data eksternal dan internal. Pemantauan formal ini
   menghasilkan laporan periodik (informasi yang diperoleh akan meningkatkan efektifitas
   keputusan untuk perencanaan, pengarahan, dan pengendalian aktivitas.
2. Pemantauan yang dilakukan secara informal, pemantauan yang biasanya digunakan
   untuk memecahkan masalah lokal atau sering dikatakan pengindikasian cepat.
   Pemantauan informal dapat dilakukan melalui kontak personal dan kunjungan lapangan.
Pemantauan mencakup 3 (tiga) periode :
1. Masa pra konstruksi, dilaksanakan bersamaan dalam masa studi kelayakan.
2. Masa konstruksi
3. Masa pasca konstruksi.


4.1.3    Evaluasi
Evaluasi merupakan kegiatan untuk membandingkan data tentang keadaan suatu kawasan
dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW). Tujuan evaluasi adalah untuk mengetahui
apakah suatu kegiatan telah mencapai sasaran sesuai tujuan atau belum.
Waktu evaluasi :
a. Evaluasi dilakukan pada masa pra konstruksi, masa konstruksi, dan masa pasca
   konstruksi.
         Pra konstruksi dilakukan minimal 1 (satu) kali bersamaan dengan studi kelayakan /
         DED.
         Konstruksi dilakukan minimal 1 (satu) kali pada saat pembangunan berjalan 40 –
         50 %.
         Pasca konstruksi dilakukan minimal 3 (tiga) kali, masing-masing 1 (satu) kali setiap
         tahun (akhir tahun I, akhir tahun II, dan akhir tahun IV).
b. Dalam mengevaluasi digunakan indikator dan tolok ukur sebagai alat evaluasi.
   Indikator dalam melakukan evaluasi adalah :
          Konversi lahan;

                                         6 dari 6
Versi 271204                                                             Pd XX-XXXX-XXXX

            Dominasi fungsi;
            Hubungan fungsional antar kegiatan dan antar kawasan;
            Konflik pemanfaatan ruang dalam satu kawasan.
      Data yang diperlukan :
           Pra konstruksi :
           - gambaran umum kawasan
           - tujuan dan sasaran pembangunan
           - kondisi awal lingkungan
           Konstruksi :
           - perubahan rancangan (jika ada)
           - progress pembangunan
           - laporan manajemen konstruksi
           Pasca konstruksi :
           - perubahan lingkungan di kawasan
           - efek yang terjadi
           - pemanfaatan hasil pembangunan
Lembaga yang melakukan evaluasi adalah lembaga yang berwenang di bidang penataan
ruang (Dinas Tata Ruang & Permukiman atau Dinas Tata Kota atau Dinas Pekerjaan
Umum). Dalam pelaksanaannya pimpinan lembaga menunjuk Tim Evaluasi minimal 3 orang
yang berkemampuan dan dipimpin oleh minimal eselon III pada lembaga tersebut.
Hasil dari kegiatan evaluasi adalah rekomendasi untuk tindak lanjut yang tertuang dalam
laporan hasil evaluasi.
Alat yang digunakan dalam mengevaluasi adalah :
- RTRW (yang telah disahkan dengan Perda)
- Ijin yang dikeluarkan oleh pemerintah/dinas terkait
- Amdal (jika ada)
- Kriteria lokasi dan standar teknis yang berlaku di bidang penataan ruang
Obyek yang dievaluasi adalah hasil pelaporan dan hasil pemantauan yang dilakukan oleh
aparat dan masyarakat.


4.2     Penertiban
Penertiban terhadap pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang
diselenggarakan dalam bentuk pengenaan sanksi sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
Bentuk sanksi adalah sanksi administrasi, sanksi perdata, dan sanksi pidana. Pengenaan
sanksi dilakukan berdasarkan ketentuan-ketentuan tentang sanksi baik pelanggaran
maupun kejahatan yang diatur dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Penertiban dilakukan melalui pemeriksaan dan penyelidikan atas pelanggaran pemanfaatan
ruang. Penertiban dapat dilakukan selama tahap konstruksi maupun tahap pemanfaatan.
Perijinan merupakan langkah awal sebagai dasar dalam kegiatan pengawasan dan
penertiban. Suatu ijin diberikan kepada pemohon dengan dasar rencana tata ruang.
Berdasarkan perijinan kegiatan pengawasan dan penertibab dalam pemanfaatan ruang
dapat dilaksanakan sampai dengan pengenaan sanksi atau dengan insentif dan disinsentif.
Beberapa bentuk pengendalian pemanfaatan ruang melalui mekanisme perijinan antara lain:
Ijin Pemanfaatan Ruang (IPR), Surat Ijin Penambangan Daerah (SPID), Ijin Lokasi, Ijin
Mendirikan Bangunan (IMB), dan Ijin Undang-Undang Gangguan/HO.




                                         7 dari 7
Versi 271204                                                            Pd XX-XXXX-XXXX


5     Ketentuan teknis

5.1       Pengawasan

Kegiatan yang dilakukan dalam pengawasan :
   Pelaku pembangunan melaporkan kegiatan yang dilakukan secara berkala kepada
   pemberi perijinan;
   Lembaga pembahas melakukan pengecekan lapangan terhadap realisasi pembangunan
   yang dilakukan.
   Sosialisasi kepada masyarakat tentang pentingnya peran pemantauan yang dilakukan.
Bentuk-bentuk kegiatan pengawasan :
a. Mekanisme insentif dan disinsentif, meliputi penyediaan sarana dan prasarana serta
   financial insentive. Penyediaan sarana dan prasarana dilakukan dengan memberlakukan
   perijinan untuk pembangunan atau pemberian jaringan. Financial insentive dilakukan
   melalui pajak dan mekanisme bank. Contoh :
       Pengenaan pajak yang cukup tinggi untuk lahan kosong
       Pemberian insentif untuk lahan kosong yang dimanfaatkan untuk lahan hijau
       Mekanisme bank bisa menerapkan suatu sistem deposit bahwa setiap lahan kosong
       yang tidak terbangun dalam 2 tahun, baik individu maupun developer harus
       menyerahkan deposit ke bank sampai lahan tersebut dibangun.
       Mengarahkan ijin sarana prasarana ke kawasan prioritas
       Tidak mengijinkan pembangunan sarana dan prasarana pada kawasan pemukiman
       liar
       Pajak lahan kosong
       Keringanan/bebas pajak untuk lahan kosong yang diubah menjadi lahan hijau

b. Pemantauan terhadap kegiatan pemanfaatan ruang yang berdampak negatif terhadap
   kondisi lalu lintas.
   Kegiatan yang dilakukan :
      Penetapan penerapan desentralisasi dan peran antara Pemerintah Pusat dan Daerah
      yang perlu diperjelas.
      Penetapan ongestion pricing maupun infrastructure pricing yang tepat sasaran dan
      layak dilaksanakan serta efektif.

c. Pemberian wewenang pengawasan pada tingkat kelurahan (distribusi wewenang)
   Kegiatan yang dilakukan :
      Mekanisme pengawasan secara formal di kelurahan
      Pemberian wewenang untuk memberikan surat peringatan
      Pemberian wewenang untuk mengusulkan mekanisme penertiban untuk
      pelanggaran-pelanggaran.

5.1.1    Pelaporan
Format laporan ditunjukkan pada Lampiran A.
Prosedur pelaporan dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu :
a. Prosedur Pelaporan oleh Pengguna Ruang
      1. Pra Konstruksi
            Pihak pengguna ruang menyampaikan laporan seluruh rencana detail
            pemanfaatan ruang kepada instansi pemerintah dan instansi terkait lainnya yang
            berwenang dalam pengendalian pemanfaatan ruang.



                                         8 dari 8
Versi 271204                                                             Pd XX-XXXX-XXXX

           Selain kepada pemerintah dan instansi terkait lainnya, pihak pemanfaat juga
           berkewajiban mempublikasikan/menginformasikan rencana pemanfaatan ruang
           kepada masyarakat luas melalui kegiatan uji publik.
           Format pelaporan pada tahap pra konstruksi mengikuti ketentuan yang telah
           dibuat oleh instansi pemerintah atau instansi terkait yang berwenang dalam
           pengendalian pemanfaatan ruang.

   2. Konstruksi
           Pihak pengguna ruang menyampaikan laporan proses pelaksanaan kegiatan
           pemanfaatan ruang kepada instansi pemerintah dan instansi terkait lainnya yang
           berwenang dalam pengendalian pemanfaatan ruang.
           Selain menyampaikan laporan proses pelaksanaan kegiatan pemanfaatan ruang,
           pihak pengguna juga berkewajiban melaporkan tanggapan masyarakat – baik
           negatif maupun positif – terhadap kegiatan pelaksanaan pemanfaatan ruang.
           Format pelaporan pada tahap pra konstruksi mengikuti ketentuan yang telah
           dibuat oleh instansi pemerintah atau instansi terkait yang berwenang dalam
           pengendalian pemanfaatan ruang.

   3. Pasca Konstruksi
           Pihak pengguna ruang menyampaikan laporan hasil akhir pelaksanaan kegiatan
           pemanfaatan ruang kepada instansi pemerintah dan instansi terkait lainnya yang
           berwenang dalam pengendalian pemanfaatan ruang.
           Selain kepada pemerintah dan instansi terkait lainnya, pihak pengguna juga
           berkewajiban mempublikasikan/menginformasikan hasil akhir pelaksanaan
           kegiatan pemanfaatan ruang kepada masyarakat luas.
           Format pelaporan pada tahap pasca konstruksi dan mekanisme publikasi kepada
           masyarakat mengikuti ketentuan yang telah dibuat oleh instansi pemerintah atau
           instansi terkait yang berwenang dalam pengendalian pemanfaatan ruang.
b. Prosedur Pelaporan oleh Masyarakat Umum
   Pelaporan oleh masyarakat umum bisa dilakukan kapan pun selama dalam pelaksanaan
   kegiatan pemanfaatan ruang dinilai ada hal-hal yang tidak sesuai dengan rencana
   pemanfaatan tata ruang yang berlaku. Prosedur pelaporan yang dilakukan oleh
   masyarakat umum dapat dilakukan melalui dua cara, yakni tertulis dan tidak tertulis.
   Pelaporan tertulis dapat ditempuh melalui dua cara. Pertama, mengisi formulir pelaporan
   yang telah disediakan oleh instansi pemerintah atau instansi terkait lainnya yang
   berwenang dalam pengendalian pemanfaatan ruang. Kedua, menyampaikan laporan
   berdasarkan format surat penulisan laporan sendiri. Media pelaporan tertulis yang kedua
   bisa menggunakan teknologi internet atau membuka kotak pos pengaduan. Pelaporan
   tidak tertulis bisa dilakukan melalui media interaktif – telepon atau radio – yang dibuat
   oleh instansi pemerintah dan instansi terkait lainnya yang berwenang dalam
   pengendalian pemanfaatan ruang.


5.1.2   Pemantauan
Alat kerja kegiatan pemantauan adalah :
a. Peta RTRW Kota dan atau Kabupaten;
b. Peta rencana rinci tata ruang (bila ada);
c. Dokumen petunjuk pelaksanaan rencana tata ruang;
d. Dokumen Peraturan Daerah tentang RTRW Kota dan atau Kabupaten;
e. Peta penggunaan lahan tahun terakhir;
f. Peta dasar wilayah kota dan atau kabupaten;


                                         9 dari 9
Versi 271204                                                             Pd XX-XXXX-XXXX

g. Ijin yang dikeluarkan instansi yang berwenang (menyangkut pembangunan fisik di lokasi
   tertentu). Ijin-ijin ini dapat berupa :
   - ijin lokasi
   - ijin peruntukan penggunaan lahan
   - ijin mendirikan bangunan
   - ijin penggunaan bangunan
   - ijin pariwisata
   - AMDAL
Tingkat ketelitian peta yang digunakan dalam kegiatan pemantauan disesuaikan dengan
kebutuhan, misalnya pembangunan fisik dengan luas yang kecil memerlukan peta rencana
yang berskala besar (contoh 1 cm2 pada peta wilayah skala 1:25.000 mewakili luas 6,25 Ha,
atau 1 cm2 pada wilayah skala 1:10.000 mewakili luas 1 Ha di lapangan). Sedangkan
pembangunan fisik skala besar seperti kompleks perumahan, kawasan industri, kawasan
pariwisata yang memiliki luas minimal 25 Ha, dapat merujuk pada peta RTRW Kota yang
berskala minimal 1:50.000.
Informasi yang diperlukan dalam pemantauan yaitu :
1. Pengumpulan informasi mengenai tolok ukur tertentu.
2. Pengumpulan informasi mengenai data sosial ekonomi dan kesehatan masyarakat,
     kualitas lingkungan, dan sebagainya.
3. Pengumpulan informasi mengenai persepsi masyarakat pengguna dan penerima
     manfaat melalui metode kuesioner.
Pengambilan data pemantauan mengandalkan pengumpulan data sekunder, berbentuk
dokumen termasuk juga catatan pada saat studi, perencanaan, penilaian, dan perancangan
kegiatan-kegiatan evaluasi sebelum dan selama pelaksanaan/penyelenggaraan kegiatan.
Pemantauan dilakukan berdasarkan dimensi waktu tertentu (dilakukan secara periodik).
Dalam pelaksanaannya, dikembangkan indikator manfaat dan tolak ukur berdasarkan kurun
waktu tersebut, sehingga periodisasi pemantauan akan sangat tergantung dari karakter
setiap parameter dan indikator tersebut.


5.1.3   Evaluasi
a. Dalam melaksanakan evaluasi, digunakan format evaluasi (lampiran C) yang diisi sesuai
   dengan hasil pelaporan dan pemantauan.
b. Sebelum mengisi format evaluasi, perlu dikaji kasus yang terjadi di lapangan dengan
   mengisi format A/B/C/D pada lampiran B untuk mengetahui indikator yang dievaluasi.
c. Dalam melakukan evaluasi digunakan :
   1. - RTRW Kabupaten/Kota yang telah disahkan
        - RDTR Kawasan di dalam Kabupaten/Kota, jika telah tersedia.
   2. Ijin
   3. Amdal (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan)
         RKL (Rencana Kelola Lingkungan)
         RPL (Rencana Pemantauan Lingkungan)
         ANDAL (Analisis Dampak Lingkungan)
   4. Kriteria lokasi dan standar teknis (lihat tabel pada lampiran D)
d. Pelaksana Evaluasi



                                        10 dari 10
Versi 271204                                                            Pd XX-XXXX-XXXX

      Tim evaluasi yang ditunjuk oleh pimpinan lembaga (Dinas Tata Ruang & Permukiman
      atau Dinas Tata Kota atau Dinas Pekerjaan Umum) yang beranggotakan minimal 3 rang
      yang berkemampuan dan dipimpin oleh minimal eselon III pada lembaga tersebut.
      Evaluasi dilakukan segera setelah pemantauan dilakukan dan harus diselesaikan dalam
      waktu maksimal 2 bulan.
e. Rekomendasi dari hasil evaluasi dapat berupa kajian lebih lanjut yang harus dilakukan
   oleh tim yang lebih besar dan melibatkan instansi lain yang lebih luas.
f.    Hasil evaluasi diumumkan kepada masyarakat, minimal ditempel pada papan
      pengumuman pada lembaga yang berwenang di bidang penataan ruang serta
      menyampaikan (melalui kurir maupun kantor pos) kepada pelapor.


5.2      Penertiban
Tahap-tahap yang dilakukan dalam proses penertiban adalah :
a) Peringatan
      Penerbitan lembar evaluasi yang berisikan perbedaan antara perijinan dan realisasi.
      Pemberitahuan tindakan perbaikan yang harus dilakukan oleh pelaku pembangunan.
b) Sanksi
      Biaya tambahan dikenakan dalam jangka waktu tertentu sampai denagn pelaku
      pembangunan memperbaiki penyimpangan yang terjadi.
      Peniadaan fasilitas yang diperlukan bagi keberlangsungan kegiatan yang diberikan
      sanksi.
c) Pencabutan Ijin dan Proses Hukum (Legal Action)
      Pencabutan dilakukan melalui serangkaian proses peringatan sebelumnya;
      Pencabutan dilakukan secara sepihak, berdasarkan dokumen perijinan dan hasil
      evaluasi/pengawasan;
      Proses banding dimungkinkan bagi kedua belah pihak.
Tingkatan penindakan dalam penertiban :
1) Peringatan Tertulis
   - Penindakan terhadap pelanggaran aktivitas industri yang secara nyata dan terbukti
       sah telah menyalahi ketentuan perijinan.
   - Pelaku pelanggaran hanya diberi surat peringatan sekali dan diharuskan
       memperbaiki kerusakan yang dihasilkan dalam tempo waktu yang telah ditetapkan
       sebelumnya.
   - Bila sampai jatuh tempo belum dilakukan perbaikan maka penindakan dapat
       ditingkatkan ke penindakan berikutnya.
2) Pengenaan Denda Langsung
   - Penindakan yang berupa penjatuhan denda secara langsung begitu diketahui
       pelanggaran yang dilakukan sudah terkategorikan berat dan berbahaya.
   - Pengenaan denda langsung juga bisa diberikan ketika pelaku pelanggaran terbukti
       tidak mengindahkan surat peringatan tertulis.
3) Pemutusan Sanksi Pengadilan, yaitu penindakan bagi pelaku pelanggaran berat dan
   berbahaya serta menimbulkan kerusakan yang luas.
4) Pencabutan Ijin Lokasi dan Ijin Usaha
   - Tingkatan penindakan terberat yang memiliki konsekuensi pada penutupan usaha.
   - Dilakukan jika pelaku pelanggaran yang sudah diganjar putusan pengadilan masih
       tetap saja melakukannya.
Lokasi penindakan dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu :
1) Penindakan di tempat kejadian (on site punishment)
   - Dilakukan begitu hasil pengawasan menunjukkan pelaku industri melakukan
       pelanggaran.


                                        11 dari 11
Versi 271204                                                          Pd XX-XXXX-XXXX

    - Kriteria penindakan : kategori pelanggaran relatif ringan sampai dengan
      berat/berbahaya, namun pelakunya menunjukkan itikad baik untuk memperbaiki
      kerusakan yang ditimbulkan dan tidak akan mengulangi kesalahannya.
   - Jenis penindakan : pemberian surat peringatan dan pengenaan denda langsung.
2) Penindakan di majelis pengadilan (trial by court)
   - Dilakukan ketika indikasi pelanggaran yang telah dilakukan tergolong berat dan
      pelakunya tidak menunjukkan itikad baik memperbaiki kerusakan lingkungan dan
      kesalahannya.
   - Jenis penindakan : pemutusan sanksi pengadilan serta pemutusan ijin lokasi dan ijin
      usaha.
Bentuk-bentuk kegiatan penertiban :
-   Penerbitan Surat Peringatan yang disertai lembar evaluasi yang berisikan pelanggaran
    yang dilakukan;
-   Pemberitahuan tindakan perbaikan yang harus dilakukan;
-   Penyusunan dan penetapan kriteria pelanggaranyang berdampak penting;
-   Penyusunan dan penetapan kriteria pelanggaranyang berdampak strategis;
-   Penetapan jenis sanksi finansial;
-   Penetapan sanksi kegiatan yang betingkat.
-   Penetapan besaran denda atas ketidakberhasilan pembangunan;
-   Penetapan kriteria yang dapat diperpanjang masa ijin lokasinya.
-   Membentuk otoritas kelembagaan yang jelas untuk penanganan masalah transportasi
    perkotaan dan pinggiran kota.
-   Pemberlakuan standar peralatan dan prosedur instalasi.
-   Pemasangan alat pengukur konsumsi energi dan air bersih.
-   Pemberian prioritas/penundaan ijin kepada insutri yang memenuhi ketentuan.
-   Pemberlakuakn standar manajemen industri.
-   Pengenaan tarif pajak dan retribusi perbaikan lingkungan.
-   Penetapan kewajiban perbaikan lingkungan dan pembangunan infrastruktur publik.
-   Penentuan batas maksimum wilayah terkena dampak.


6   Kelembagaan

Kelembagaan mencakup lembaga-lembaga yang memiliki wewenang dalam pengendalian
pemanfaatan ruang. Lembaga-lembaga yang dimaksud meliputi instansi pemerintah dan
institusi-institusi terkait lainnya yang berwenang dalam pengendalian pemanfaatan ruang,
antara lain :
-   Bapeda (rekomendasi/ijin prinsip)
-   Dinas Pekerjaan Umum/Tata Ruang (ijin/IMB)
-   BPN




                                        12 dari 12
Versi 271204                                                                                                          Pd XX-XXXX-XXXX

                                                             Lampiran A

                                                               (normatif)

                                                          Format laporan
                                            (yang disampaikan secara lisan)



                   Catatan Laporan Masyarakat (yang disampaikan secara lisan)
Nama Pelapor                                    : .............................................................................................
No. KTP                                         : .............................................................................................
   Nama wilayah/kawasan                             .............................................................................................
   yang dilaporkan                                  .............................................................................................
   Materi laporan                                   .............................................................................................
   pemanfataan ruang                                .............................................................................................
   Pemanfaatan ruang                                .............................................................................................
   menurut rencana                                  .............................................................................................
Nama penerima laporan                           : .............................................................................................
Jabatan                                         : .............................................................................................
   Kesesuaian/bias antara                           .............................................................................................
   perencanaan tata ruang                           .............................................................................................
   dengan pemanfaatan                               .............................................................................................
   rencana tata ruang
  Rencana tindak
  Lanjut                                        :   .............................................................................................
  Laporan diteruskan                            :   .............................................................................................
  Kepada                                        :   .............................................................................................
  Tanggal                                       :   .............................................................................................
Atau :
   Laporan telah diselesaikan                       .............................................................................................
   sebagai
Atau :
   ..........................................


                                                                                         .......................,                    200...

                                                                                                                    ttd



                                                                                           (nama jelas penerima laporan)




                                                              13 dari 13
Versi 271204                                                                      Pd XX-XXXX-XXXX

                                                 Lampiran B
                                                  (normatif)
         Format evaluasi pemanfaatan lahan di kawasan perkotaan dan sub urban


A. Konversi Lahan (10xx)
 a         b               c                           d           e              f            g
No  Fungsi Kawasan        Luas                   Persentase       Luas      Persentase      Selisih
                       Kawasan                    ({c : total   eksisting       luas     antara c dan
                       (menurut                      luas        (km2)       eksisting     e (km2) *)
                         RTRW /                   kawasan                    ({e : total
                       Perda tgl.                perkotaan}x                    luas
                       …..) (km2)                   100%)                    kawasan
                                                                            perkotaan }
                                                                              x100%)
 1. Kawasan        Lindung
    (1001)
 2. Kawasan Budidaya
     a. perumahan dan
         permukiman
         (1002)
     b. perdagangan
         (1003)
     c. industri (1004)
     d. fasilitas    sosial
         (pendidikan,
         kesehatan,
         peribadatan,
         rekreasi,
         olahraga) (1005)
     e. perkantoran
         (1006)
      f. terminal
         angkutan darat,
         laut,       udara
         (1007)
     g. pertanian (1008)
     h. pemakaman
         (1009)
      i. tempat
         pembuangan
         akhir (1010)
*)   bila c ≥ e : tidak terjadi konversi lahan
     bila c < e : terjadi konversi lahan


(1001) • Luas kawasan lindung menurut RTRW (Perda No. …………….. ) adalah ……….
         km2 atau ……. % dari total luas kawasan perkotaan.
       • Sampai dengan tanggal ……….. bulan ……….. tahun …….., luas kawasan
         lindung adalah …. km2 atau ……. % dari total luas kawasan perkotaan.
(1002) • Luas kawasan perumahan dan permukiman menurut RTRW (Perda No.
         …………….. ) adalah ………. km2 atau ……. % dari total luas kawasan
         perkotaan.

                                                 14 dari 14
Versi 271204                                                         Pd XX-XXXX-XXXX


         • Sampai dengan tanggal ……….. bulan ……….. tahun …….., luas kawasan
           perumahan dan permukiman yang sudah terbangun adalah …. km2 atau ……. %
           dari total luas kawasan perkotaan.
(1003)   • Luas kawasan perdagangan menurut RTRW (Perda No. …………….. ) adalah
           ………. km2 atau ……. % dari total luas kawasan perkotaan.
         • Sampai dengan tanggal ……….. bulan ……….. tahun …….., luas kawasan
           perdagangan yang sudah terbangun adalah …. km2 atau ……. % dari total luas
           kawasan perkotaan.
(1004)   • Luas kawasan industri menurut RTRW (Perda No. …………….. ) adalah ……….
           km2 atau ……. % dari total luas kawasan perkotaan.
         • Sampai dengan tanggal ……….. bulan ……….. tahun …….., luas kawasan
           industri yang sudah terbangun adalah …. km2 atau ……. % dari total luas
           kawasan perkotaan.
(1005)   • Luas fasilitas sosial menurut RTRW (Perda No. …………….. ) adalah ………. km2
           atau ……. % dari total luas kawasan perkotaan.
         • Sampai dengan tanggal ……….. bulan ……….. tahun …….., luas fasilitas sosial
           yang sudah terbangun adalah …. km2 atau ……. % dari total luas kawasan
           perkotaan.
(1006)   • Luas kawasan perkantoran menurut RTRW (Perda No. …………….. ) adalah
           ………. km2 atau ……. % dari total luas kawasan perkotaan.
         • Sampai dengan tanggal ……….. bulan ……….. tahun …….., luas kawasan
           perkantoran yang sudah terbangun adalah …. km2 atau ……. % dari total luas
           kawasan perkotaan.
(1007)   • Luas kawasan terminal angkutan darat, laut, dan udara menurut RTRW (Perda
           No. …….. ) adalah ………. km2 atau ……. % dari total luas kawasan perkotaan.
         • Sampai dengan tanggal ……….. bulan ……….. tahun …….., luas kawasan
           terminal angkutan darat, laut, dan udara yang sudah terbangun adalah …. km2
           atau ……. % dari total luas kawasan perkotaan.
(1008)   • Luas kawasan pertanian menurut RTRW (Perda No. …………….. ) adalah
           ………. km2 atau ……. % dari total luas kawasan perkotaan.
         • Sampai dengan tanggal ……….. bulan ……….. tahun …….., luas kawasan
           pertanian yang sudah terbangun adalah …. km2 atau ……. % dari total luas
           kawasan perkotaan.
(1009)   • Luas kawasan pemakaman menurut RTRW (Perda No. …………….. ) adalah
           ………. km2 atau ……. % dari total luas kawasan perkotaan.
         • Sampai dengan tanggal ……….. bulan ……….. tahun …….., luas kawasan
           pemakaman yang sudah terbangun adalah …. km2 atau ……. % dari total luas
           kawasan perkotaan.
(1010)   • Luas kawasan tempat pembuangan akhir menurut RTRW (Perda No.
           …………….. ) adalah ………. km2 atau ……. % dari total luas kawasan
           perkotaan.
         • Sampai dengan tanggal ……….. bulan ……….. tahun …….., luas kawasan
           tempat pembuangan akhir yang sudah terbangun adalah …. km2 atau ……. %
           dari total luas kawasan perkotaan.




                                      15 dari 15
Versi 271204                                                          Pd XX-XXXX-XXXX

B. Dominasi Fungsi (20xx)
  a                 b                              c                      d
 No          Fungsi Kawasan                Luas lahan yang Persentase luas lahan yang
                                           digunakan untuk digunakan untuk kegiatan
                                            kegiatan non b   non b dalam kawasan b
                                           dalam kawasan b ({c : total luas kawasan b }
                                                 (km2)                 x100%)
 1. Kawasan Lindung (2001)
 2. Kawasan Budidaya
    a. perumahan       dan  permukiman
       (2002)
    b. perdagangan (2003)
    c. industri (2004)
    d. fasilitas sosial     (pendidikan,
       kesehatan, peribadatan, rekreasi,
       olahraga) (2005)
    e. perkantoran (2006)
    f. terminal angkutan darat, laut,
       udara (2007)
    g. pertanian (2008)
    h. pemakaman (2009)
    i. tempat pembuangan akhir (2010)

(2001) • Sampai dengan tanggal ….. bulan …….. tahun ….., luas kawasan lindung adalah
         …. km2 atau …. % dari total luas kawasan perkotaan.Luas lahan yang digunakan
         untuk kegiatan non lindung dalam kawasan lindung adalah …. km2 atau % dari
         total luas kawasan perkotaan.
(2002) • Sampai dengan tanggal ….. bulan ….. tahun ….., luas kawasan perumahan dan
         permukiman yang sudah terbangun adalah …. km2 atau …. % dari total luas
         kawasan perkotaan.
       • Luas lahan yang digunakan untuk kegiatan non perumahan dan permukiman
         dalam kawasan perumahan dan permukiman adalah …. km2 atau % dari total
         luas kawasan perkotaan.
(2003) • Sampai dengan tanggal ….. bulan ….. tahun ….., luas kawasan perdagangan
         yang sudah terbangun adalah …. km2 atau ……. % dari total luas kawasan
         perkotaan.Luas lahan yang digunakan untuk kegiatan non perdagangan dalam
         kawasan perdagangan adalah …. km2 atau % dari total luas kawasan perkotaan.
(2004) • Sampai dengan tanggal ….. bulan ……. tahun ….., luas kawasan industri yang
         sudah terbangun adalah …. km2 atau …. % dari total luas kawasan perkotaan.
       • Luas lahan yang digunakan untuk kegiatan non industri dalam kawasan industri
         adalah …. km2 atau % dari total luas kawasan perkotaan.
(2005) • Sampai dengan tanggal ……. bulan ….. tahun ….., luas fasilitas sosial yang
         sudah terbangun adalah …. km2 atau …. % dari total luas kawasan perkotaan.
       • Luas lahan yang digunakan untuk kegiatan non fasilitas sosial dalam fasilitas
         sosial adalah …. km2 atau % dari total luas kawasan perkotaan.
(2006) • Sampai dengan tanggal ….. bulan ….. tahun ….., luas kawasan perkantoran
         yang sudah terbangun adalah …. km2 atau …… % dari total luas kawasan
         perkotaan.
       • Luas lahan yang digunakan untuk kegiatan non perkantoran dalam kawasan
         perkantoran adalah …. km2 atau % dari total luas kawasan perkotaan.
(2007) • Sampai dengan tanggal ….. bulan ….. tahun ….., luas kawasan terminal
         angkutan darat, laut, dan udara yang sudah terbangun adalah …. km2 atau …. %
         dari total luas kawasan perkotaan.

                                     16 dari 16
Versi 271204                                                             Pd XX-XXXX-XXXX


       • Luas lahan yang digunakan untuk kegiatan non terminal angkutan darat, laut, dan
         udara dalam kawasan terminal angkutan darat, laut, dan udara adalah …. km2
         atau % dari total luas kawasan perkotaan.
(2008) • Sampai dengan tanggal ….. bulan ….. tahun ….., luas kawasan pertanian yang
         sudah terbangun adalah …. km2 atau …. % dari total luas kawasan perkotaan.
       • Luas lahan yang digunakan untuk kegiatan non pertanian dalam kawasan
         pertanian adalah …. km2 atau % dari total luas kawasan perkotaan.
(2009) • Sampai dengan tanggal …. bulan ….. tahun ……., luas kawasan pemakaman
         yang sudah terbangun adalah …. km2 atau …. % dari total luas kawasan
         perkotaan.
       • Luas lahan yang digunakan untuk kegiatan non pemakaman dalam kawasan
         pemakaman adalah …. km2 atau % dari total luas kawasan perkotaan.
(2010) • Sampai dengan tanggal ….. bulan ….. tahun ….., luas kawasan tempat
         pembuangan akhir yang sudah terbangun adalah …. km2 atau …. % dari total
         luas kawasan perkotaan.
       • Luas lahan yang digunakan untuk kegiatan non tempat pembuangan akhir dalam
         kawasan tempat pembuangan akhir adalah …. km2 atau % dari total luas
         kawasan perkotaan.

C. Hubungan Fungsional antar kegiatan dan antar kawasan (30xx)
  a                     b                                c                     d
 No              Fungsi Kawasan              Kegiatan lain di sekitar   Gangguan yang
                                                 kawasan b yang       ditimbulkan (misal :
                                              mengganggu kegiatan polusi udara, polusi
                                                   di kawasan b            suara, dsb)
 1. Kawasan Lindung (3001)                   1.1 ………….
                                             1.2 ………….
 2. Kawasan Budidaya
    a. perumahan dan permukiman (3002) a.1. ………….
                                             a.2. ………….
    b. perdagangan (3003)                    b.1. ………….
                                             b.2. ………….
     c. industri (3004)                      c.1. ………….
                                             c.2. ………….
    d. fasilitas    sosial     (pendidikan, d.1. ………….
         kesehatan, peribadatan, rekreasi,
         olahraga) (3005)
                                             d.2. ………….
    e. perkantoran (3006)                    e.1. ………….
                                             e.2. ………….
     f. terminal angkutan darat, laut, udara f.1. ………….
         (3007)
                                             f.2. ………….
    g. pertanian (3008)                      g.1. ………….
                                             g.2. ………….
    h. pemakaman (3009)                      h.1. ………….
                                             h.2. ………….
      i. tempat pembuangan akhir (3010)      i.1. ………….
                                             i.2. ………….




                                       17 dari 17
Versi 271204                                                            Pd XX-XXXX-XXXX

D.   Konflik Pemanfaatan Ruang dalam satu kawasan (40xx)
 a                     b                            c                           d
No                 Fungsi Kawasan               Kegiatan lain di dalam   Gangguan yang
                                                   kawasan b yang      ditimbulkan (misal :
                                                mengganggu kegiatan polusi udara, polusi
                                                    di kawasan b            suara, dsb)
 1. Kawasan Lindung (4001)                      1.1 ………….
                                                1.2 ………….
 2. Kawasan Budidaya
    a. perumahan dan permukiman (4002)              a.1. ………….
                                                    a.2. ………….
     b.    perdagangan (4003)                       b.1. ………….
                                                    b.2. ………….
      c.   industri (4004)                          c.1. ………….
                                                    c.2. ………….
     d.    fasilitas sosial (pendidikan, kesehatan, d.1. ………….
           peribadatan, rekreasi, olahraga) (4005)
                                                    d.2. ………….
     e.    perkantoran (4006)                       e.1. ………….
                                                    e.2. ………….
      f.   terminal angkutan darat, laut, udara f.1. ………….
           (4007)
                                                    f.2. ………….
     g.    pertanian (4008)                         g.1. ………….
                                                    g.2. ………….
     h.    pemakaman (4009)                         h.1. ………….
                                                    h.2. ………….
      i.   tempat pembuangan akhir (4010)           i.1. ………….
                                                    i.2. ………….




                                        18 dari 18
Versi 271204                                                                          Pd XX-XXXX-XXXX

                                      Lampiran C
                                       (normatif)

                                    Format evaluasi


I.   Waktu Evaluasi
     a. Pra konstruksi   Studi kelayakan            (sudah / dalam proses / belum selesai)
                         DED                        (sudah / dalam proses / belum selesai)
     b. Konstruksi       Pembangunan berjalan       10-30% / 31-50% / 51-90%
     c. Pasca konstruksi Tahun I pemanfaatan
                         Tahun II pemanfaatan
                         Tahun IV pemanfaatan

II. Hasil evaluasi sesuai indikator yang dikaji
     a. Konversi lahan
     b. Dominasi fungsi
     c. Hubungan fungsionl antar kegiatan dan antar kawasan
     d. Konflik pemanfaatan ruang dalam satu kawasan.
III. Kesimpulan
     (hasil analisis yang dilakukan pada butir II)
IV. Rekomendasi
     (saran tindak dari kesimpulan)

                                                    ............................,            200....

                                                                                ttd



                                                                   Ketua Tim Evaluasi




                                      19 dari 19
Versi 271204                                                                             Pd XX-XXXX-XXXX

                                                 Lampiran D

                                                  (normatif)

                                 Kriteria lokasi dan standar teknis


                                           Kriteria Lokasi
 Jenis Kawasan                                                                             Standar Teknis
                         Kriteria Teknis                     Kriteria Ruang
Kawasan Hutan    a. Skoring fisik wilayah:         Kawasan hutan produksi:          Penebangan pohon di dalam
                        < 125 disebut hutan        a. Memberikan dampak             kawasan hutan dilakukan pada
                        produksi tetap atau           perkembangan terhadap         radius atau jarak lebih dari :
                        hutan produksi yang           pusat pengolahan hasil           500 meter dari tepi waduk
                        dapat dikonversi              hutan seperti kawasan            atau danau;
                        125-175 disebut hutan         industri.                        200 meter dari tepi mata air
                        produksi terbatas          b. Memiliki akses terhadap          dan kiri kanan sungai di
                 b. Tidak merupakan kawasan           pasar lokal, regional,           daerah rawa;
                    lindung;                          nasional dan internasional       100 meter dari kiri kanan
                 c. Berada di luar hutan suaka        (pelabuhan laut, angkutan        tepi sungai;
                    alam dan hutan wisata;            sungai, jalan raya, kereta
                                                                                       50 meter dari kiri kanan
                 d. Mempunyai satuan                  api).
                                                                                       tepi anak sungai;
                    bentangan sekurang-            c. Didukung oleh ketersediaan
                    kurangnya 0,25 Ha (pada           tenaga kerja.                    2 kali kedalaman jurang
                    ketelitian skala peta 1 :      d. Tidak berdampak negatif          dari tepi jurang;
                    10.000);                          terhadap kualitas                130 kali selisih pasang
                 e. Bisa berfungsi sebagai            sumberdaya lingkungan dan        tertinggi dan pasang
                    kawasan penyangga.                sumberdaya air (sungai,          terendah dari tepi pantai.
                                                      mata air, dan air tanah).     Khusus untuk kawasan hutan
                                                   e. Di dalam radius pelayanan     produksi terbatas :
                                                      jaringan jalan, sungai, dan
                                                                                    a. Dilengkapi dengan
                                                      permukiman/industri
                                                                                       bangunan berupa fasilitas
                                                      pengolahan hasil hutan.
                                                                                       bagi pengelolaan hutan
                                                   Kawasan hutan kota :                produksi dan fasilitas
                                                   a. Berfungsi sebagai kawasan        pariwisata;
                                                      lindung.                      b. Kedalaman efektif lapisan
                                                   b. Diarahkan pada lokasi yang       atas tanah > 60 cm;
                                                      memiliki tingkat polusi       c. Ketinggian lahan > 1000 m
                                                      tinggi, dan atau pinggiran       dpl kecuali lahan yang
                                                      kota, bantaran sungai/laut.      sudah diperuntukkan bagi
                                                                                       tanaman teh baik pada
                                                   Kawasan hutan rakyat :
                                                                                       lahan MOU maupun
                                                   a. Memberikan dampak
                                                                                       masyarakat;
                                                      perkembangan terhadap
                                                      pusat pengolahan hasil        d. Kemiringan lereng > 40%;
                                                      hutan seperti kawasan         e. Iklim tipe A menurut
                                                      industri.                        Oldeman.
                                                   b. Mempunyai hubungan
                                                      fungsional yang erat dengan
                                                      pasar lokal, regional,
                                                      nasional dan internasional
                                                      (pelabuhan laut, angkutan
                                                      sungai, jalan raya, kereta
                                                      api).
                                                   c. Mempunyai hubungan
                                                      fungsional yang erat dengan
                                                      ketersediaan tenaga kerja.
                                                   d. Tidak berdampak negatif
                                                      terhadap kualitas
                                                      sumberdaya lingkungan dan
                                                      sumberdaya air (sungai,
                                                      mata air, dan air tanah).

Kawasan          Lihat lampiran D1                 a. Memberikan dampak             Kawasan pertanian lahan
Pertanian                                             perkembangan terhadap         basah:

                                                 20 dari 20
Versi 271204                                           Pd XX-XXXX-XXXX

                     pusat pengolahan hasil      a. Pola tanam : monokultur,
                     pertanian seperti kawasan      tumpangsari, campuran
                     industri, dan kawasan          tumpang gilir.
                     peternakan.                 b. Pola pertanaman :
                b.   Memiliki akses terhadap          Padi+ikan,
                     pasar lokal, regional,           padi+ikan+palawija
                     nasional dan internasional.      Padi+ikan –
                c.   Didukung oleh ketersediaan       ikan+padi+ikan
                     tenaga kerja dan prasarana       Padi – padi holtikultura
                     irigasi/sumber air.              Padi holtikultura
                d.   Mempunyai hubungan               Padi
                     fungsional yang erat dengan      holtikultura+palawija
                     permukiman pedesaan,             Padi – holtikultura –
                     industri pengolahan hasil        holtikultura
                     pertanian, perkebunan,      c. Tindakan konservasi :
                     kehutanan, peternakan, dan       Vegetatif :
                     perikanan.                       - Pola tanam sepanjang
                e.   Radius pelayanan jaringan           tahun
                     jalan regional dan lokal.        - Penanaman tanaman
                                                         panen atas air
                                                         tersedia dengan
                                                         jumlah dan mutu yang
                                                         memadai yaitu 5-20
                                                         Lt/dtk/ha untuk mina
                                                         padi, mutu air bebas
                                                         polusi, suhu 23-30°C,
                                                         oksigen pelarut 3-7
                                                         ppm, amoniak 0,1 ppm
                                                         dan pH 5-7.
                                                      Mekanik : pembuatan
                                                      pematang, teras, dan
                                                      saluran drainase.
                                                Kawasan pertanian lahan
                                                kering :
                                                a. Kemiringan 0 – 6 %
                                                      Tindakan konservasi
                                                      secara vegetatif ringan.
                                                      Tanpa tindakan
                                                      konservasi secara
                                                      mekanik.
                                                b. Kemiringan 8 – 15 %
                                                      Tindakan konservasi
                                                      secara vegetatif ringan
                                                      sampai berat yaitu :
                                                      pergiliran tanaman,
                                                      penanaman menurut
                                                      kontur, pupuk hijau,
                                                      pengembalian bahan
                                                      organik , tanaman
                                                      penguat keras, dll.
                                                      Tindakan konservasi
                                                      secara mekanik (ringan) :
                                                      teras gulud didertai
                                                      tanaman penguat teras.
                                                      Tindakan konservasi
                                                      secara mekanik (berat) :
                                                      teras gulud dengan
                                                      interval tinggi 0,75-1,5 m
                                                      dilengkapi tanaman
                                                      penguat, dan saluran
                                                      pembuang air ditanami
                                                      rumput
                                                c. Kemiringan 15 – 40 %
                                                      Tindakan konservasi
                                                      secara vegetatif (berat) :
                                                      pergiliran tanaman,

               21 dari 21
Versi 271204                                                                           Pd XX-XXXX-XXXX

                                                                                      penanaman menurut
                                                                                      kontur, pemberian mulsa
                                                                                      sisa tanaman, pupuk
                                                                                      kandang, pupuk hijau,
                                                                                      sisispan tanaman
                                                                                      tahunan atau batu
                                                                                      penguat teras dan
                                                                                      rokrak.
                                                                                      Tindakan konservasi
                                                                                      secara mekanik (berat) :
                                                                                      teras bangku yang
                                                                                      dilengkapi tanaman atau
                                                                                      batu penguat teras dan
                                                                                      rokrak, saluran
                                                                                      pembuangan air ditanami
                                                                                      rumput.
                                                                                 Kawasan pertanian tanaman
                                                                                 tahunan :
                                                                                 a. Kemiringan 0 – 6 %
                                                                                      Pola tanam : monokultur,
                                                                                      tumpang sari, interkultur
                                                                                      atau campuran.
                                                                                      Tindakan konservasi :
                                                                                      - Vegetatif : tanaman
                                                                                         penutup tanah,
                                                                                         penggunaan mulsa,
                                                                                         pengolahan tanah
                                                                                         minimum atau nol
                                                                                         (zero tillage), dll.
                                                                                      - Mekanik : tidak perlu
                                                                                 b. Kemiringan 8 – 25 %
                                                                                      Pola tanam : monokultur,
                                                                                      tumpang sari, interkultur
                                                                                      atau campuran.
                                                                                      Tindakan konservasi :
                                                                                      - Vegetatif : tanaman
                                                                                         penutup tanah,
                                                                                         penggunaan mulsa,
                                                                                         pengolahan tanah
                                                                                         minimum atau nol
                                                                                         (zero tillage), dll.
                                                                                      - Mekanik : saluran
                                                                                         drainase, rorak teras
                                                                                         bangku diperkuat
                                                                                         dengan tanaman
                                                                                         penguat atau rumput,
                                                                                         dll.
                                                                                 c. Kemiringan 25 – 40 %
                                                                                      Pola tanam : monokultur,
                                                                                      interkultur atau
                                                                                      campuran.
                                                                                      Tindakan konservasi :
                                                                                      - Vegetatif : tanaman
                                                                                         penutup tanah,
                                                                                         penggunaan mulsa,
                                                                                         pengolahan tanah
                                                                                         minimum atau nol
                                                                                         (zero tillage), dll.
                                                                                      - Mekanik : saluran
                                                                                         drainase, rorak teras
                                                                                         individu, dll.

Kawasan Industri   a.   Memiliki aksesibilitas       a. Memberikan dampak        a. Ketentuan penggunaan
                        cukup baik;                     perkembangan terhadap       lahan untuk kawasan
                   b.   Perlu diperhatikan faktor       pusat produksi seperti      industri adalah :
                        jarak terhadap lokasi           kawasan pertanian ,

                                                    22 dari 22
Versi 271204                                                                                 Pd XX-XXXX-XXXX

                     permukiman dan jarak              pertambangan, perikanan,               Lahan untuk industri
                     terhadap pelayanan                dan peternakan.                        70%
                     fasilitas dan prasarana;     b.   Mempunyai hubungan                     Lahan untuk jaringan
                c.   Sebaiknya terletak pada           fungsional yang erat dengan            jalan 10 %
                     kawasan budidaya non              pasar lokal, regional,                 Lahan untuk jaringan
                     pertanian dan non                 nasional dan internasional.            utilitas 5 %
                     permukiman, terutama         c.   Mempunyai hubungan
                                                                                              Lahan untuk fasilitas
                     industri skala menengah           fungsional yang erat dengan
                                                                                              umum 5 %
                     dan besar (untuk                  konsumen dan bahan baku
                     mencegah timbulnya           d.   Memiliki akses yang tinggi             Lahan untuk ruang
                     dampak negatif);                  dengan jaringan jalan                  terbuka hijau 10%
                d.   Bisa berlokasi di dekat           regional, atau sekitar jalan   b.   Jaringan jalan dalam
                     sungai yang bukan                 regional untuk menampung            kawasan industri :
                     merupakan sumber air              angkutan berat (klasifikasi            Jalan kelas satu, satu
                     minum air langsung                Jalan Kelas A ≥ 10.000 ton).           jalur dengan dua arah,
                     maupun sumber air baku       e.   Mempunyai hubungan                     lebar perkerasan
                     untuk air minum, dengan           fungsional yang erat dengan            minimum 8 meter;
                     terlebih dahulu melakukan         ketersediaan tenaga kerja.             Jalan kelas dua, satu
                     pengolahan air buangan;      f.   Di luar wilayah permukiman             jalur dengan dua arah,
                e.   Untuk beberapa jenis              penduduk/permukiman                    lebar perkerasan
                     industri (industri                perkotaan dan hutan                    minimum 7 meter;
                     kecil/industri rumah              lindung minimal jarak 3-20             Jalan kelas tiga, lebar
                     tangga) bisa berbaur              km (batas harus jelas, dapat           perkerasan minimum 4
                     dengan kegiatan                   dipisahkan oleh hutan dan              meter;
                     permukiman,                       atau perkebunan).              c.   Luas lahan disesuaikan
                     perdagangan, dan             g.   Antara kawasan industri             dengan jenis industrinya;
                     pertanian;                        dengan kawasan                 d.   Kebutuhan air bersih bagi
                f.   Tidak berada pada                 perumahan perlu                     setiap kegiatan industri
                     kawasan pertanian,                dikembangkan suatu                  baik sebagai bahan baku
                     kawasan hutan produksi,           kawasan penyangga (buffer           maupun bahan penolong
                     dan kawasan lindung               zone).                              membutuhkan kualitas dan
                     (berdasarkan Keppres No.     h.   Tidak berdampak negatif             kuantitas yang berbeda;
                     33 Tahun 1990).                   terhadap kualitas              e.   Ketersediaan energi listrik
                                                       sumberdaya air seperti              bagi setiap kegiatan
                                                       sungai, mata air, air tanah,        industri memiliki tingkat
                                                       waduk dan udara.                    kebutuhan berbeda baik
                                                                                           sebagai alat penerangan,
                                                                                           energi penggerak mesin
                                                                                           maupun keperluan lainnya;
                                                                                      f.   Kebutuhan tenaga kerja
                                                                                           disesuaikan dengan jenis
                                                                                           industrinya;
                                                                                      g.   Setiap jenis industri
                                                                                           memiliki limbah cair
                                                                                           dengan tingkat polutansi
                                                                                           yang berbeda. Industri
                                                                                           yang memiliki potensi
                                                                                           limbah cair dengan kadar
                                                                                           polutansi tinggi
                                                                                           dialokasikan berjauhan
                                                                                           dengan kawasan
                                                                                           permukiman dan pertanian.
                                                                                      h.   Building coverage (areal
                                                                                           yang dapat dibangun)
                                                                                           ditentukan berdasarkan
                                                                                           kemampuan daya dukung
                                                                                           lahan dimana industri
                                                                                           tersebut dialokasikan.

Kawasan         a.   Mempunyai kemiringan     a. Memberikan dampak                                    -
Pariwisata           tanah yang memungkinkan     perkembangan terhadap
                     dibangun tanpa              pusat produksi seperti
                     memberikan dampak           kawasan pertanian,
                     negatif terhadap            perikanan, dan perkebunan.
                     kelestarian lingkungan;  b. Memiliki akses terhadap
                b.   Mempunyai struktur tanah    pasar lokal, regional,

                                                 23 dari 23
Versi 271204                                                                             Pd XX-XXXX-XXXX

                     yang stabil;                    nasional dan internasional.
                c.   Memiliki daya tarik          c. Didukung oleh ketersediaan
                     tertentu;                       tenaga kerja.
                d.   Beriklim sejuk/tropis;       d. Jauh dari kegiatan yang
                e.   Luas lahan minimal 100          memproduksi polusi tinggi.
                     Ha;                          e. Didukung oleh prasarana
                f.   Didukung oleh prasarana         dan sarana penunjang serta
                     dan sarana.                     pelengkapnya.
                                                  f. Mempunyai hubungan
                                                     fungsional yang erat dengan
                                                     kawasan industri
                                                     kecil/handcraft, pusat
                                                     budaya
                                                     masyarakat/kesenian,
                                                     bangunan pertunjukkan.

Kawasan         a.   Tingkat kelerengan : <15% a. Memberikan dampak                Kawasan permukiman
Permukiman      b.   Drainase : tidak pernah        perkembangan terhadap          perkotaan:
                     tergenang.                     pusat produksi seperti         a. Prasarana drainase :
                c.   Kualitas air tanah : tawar.    kawasan pertanian,                   Tidak pada daerah rawa;
                d.   Tekstur tanah : halus          pertambangan, perikanan,             Koefisien pengaliran air
                     sedang                         peternakan, kehutanan.               permukaan (surface run
                                                 b. Memiliki aksesibilitas yang          off) tidak lebih dari 25%;
                                                    cukup baik terhadap wilayah          Pada lereng/tanah yang
                                                    sekitarnya.                          peka terhadap erosi
                                                 c. Didukung oleh ketersediaan           harus ada rekayasa
                                                    prasarana dan sarana                 teknis sehingga
                                                    penunjang seperti rumah              kekeruhan drainase tidak
                                                    sakit, sekolah, pasar,               mencapai 50 ppm Si.O2;
                                                    fasilitas sosial dan fasilitas       Harus
                                                    umum.                                mempertimbangkan
                                                 d. Tidak berdampak negatif              badan sungai yang ada
                                                    terhadap kualitas                    sebagai saluran
                                                    lingkungan dan kualitas              penerima;
                                                    sumberdaya air.                      Perhitungan drainase
                                                 e. Berada di luar kawasan               berdasarkan banjir 10
                                                    yang berfungsi lindung.              tahunan.
                                                                                   b. Prasarana air bersih
                                                                                         Pengambilan air baku
                                                                                         diutamakan dari air
                                                                                         permukaan;
                                                                                         Untuk meningkatkan
                                                                                         recharge air tanah
                                                                                         dianjurkan membuat
                                                                                         sumur 2 resapan
                                                                                         terutama pada tanah
                                                                                         yang stabil dan
                                                                                         mempunyai daya serap
                                                                                         tinggi;
                                                                                         Perhitungan kebutuhan
                                                                                         air rata-rata 100
                                                                                         lt/org/hari;
                                                                                         Pelayanan air bersih
                                                                                         perkotaan mencapai
                                                                                         75%.
                                                                                         Kapasitas minimum
                                                                                         sambungan rumah 60
                                                                                         liter/orang/hari, dan
                                                                                         sambungan kran umum
                                                                                         30 liter/orang/hari.
                                                                                   c. Prasarana air kotor
                                                                                         Buangan air kotor sistem
                                                                                         on site harus menjamin
                                                                                         tidak akan menimbulkan
                                                                                         polusi air tanah;
                                                                                         Jarak sumur resapan,

                                                24 dari 24
Versi 271204                        Pd XX-XXXX-XXXX

                                   septik tank dengan
                                   sumur minimum 10 m;
                                   Bagi permukiman padat,
                                   dibuat septik tank secara
                                   kolektif atau sistem
                                   jaringan tertutup;
                                   Bagi lokasi yang sudah
                                   ada sistem jaringan
                                   utama agar terintegrasi
                                   dengan sistem yang ada.
                            d.   Harus tersedia tempat-
                                 tempat pengumpulan
                                 sampah :
                                   Penampungan dari
                                   rumah tangga 40 lt/kk
                                   Container/gerobak
                                   kapasitas 0,5 m3/100 kk
                                   Station transfer dengan
                                   perhitungan 0,05 m3/kk
                            e.   Jaringan jalan arteri
                                 sekunder :
                                   Kecepatan minimum 30
                                   km/jam;
                                   Badan jalan tidak kurang
                                   dari 8 m;
                                   Tidak terganggu lalu
                                   lintas lambat.
                            f.   Jaringan jalan kolektor
                                 sekunder :
                                   Kecepatam minimum 20
                                   km/jam;
                                   Badan jalan tidak kurang
                                   dari 7 m.
                            g.   Jaringan jalan lokal
                                 sekunder :
                                   Kecepatam minimum 10
                                   km/jam;
                                   Badan jalan tidak kurang
                                   dari 3,5 - 5 m.
                            h.   Jaringan jalan lingkungan :
                                   Jalan setapak min. 1,20
                                   m dilengkapi saluran
                                   drainase;
                                   Jalan kendaraan min.
                                   Lebar perkerasan 3,4 m
                                   dan lebar jalan min. 6 m;
                                   Dilengkapi dengan
                                   saluran drainase;
                                   Terintegrasi dengan
                                   sistem jaringan jalan
                                   lingkungan lainnya.
                            i.   Pemakaman umum :
                                   Umat Islam 2x1,50 m2;
                                                        2
                                   Non Islam 2x1,50 m ;
                                   Tersedia lapangan parkir
                                   dan fasilitas penunjang
                                   lainnya.
                            j.   Ketentuan teknis
                                 bangunan:
                                   Building Coverage Ratio
                                   (BOR) max. 60% di
                                   dalam batas kota (Perda)
                                   dan 35% di luar batas
                                   kota;
                                   GSB, GPP, KDB, dan
                                   ketinggian bangunan.

               25 dari 25
Versi 271204                      Pd XX-XXXX-XXXX


                            k. Kepadatan bangunan
                               maksimum 50 bangunan
                               rumah/ha dan dilengkapi
                               utilitas umum yang
                               memadai.
                            Kawasan permukiman
                            pedesaan :
                            a. Kemiringan lahan 0-25 %;
                            b. Terbatas bagi pelayanan
                               penduduk setempat/petani;
                            c. BOR maksimum 10%;
                            d. KDB, KLB, BOR, GSB,
                               GSP, dan ketinggian
                               bangunan;
                            e. Berada pada tanah yang
                               stabil;
                            f. Air baku minimal 60
                               lt/org/hr.




               26 dari 26
Versi 271204                                                                  Pd XX-XXXX-XXXX

                                           Lampiran D1
                                             (normatif)

                               Kriteria teknis kawasan pertanian


                                       Pertanian Lahan      Pertanian Lahan     Pertanian
           Kriteria Teknis                  Basah                Kering     Tanaman Tahunan
Iklim :
Kelembaban                      (%)       33 - 90                29 - 32          42 - 75
Curah Hujan                    (mm) A, B, C (Schmidt &          350 - 600       1200 - 1600
                                     Ferguson, 1951)
Sifat Fisik Tanah :
Drainase                             agak baik s/d agak       baik s/d agak    baik s/d agak
                                        terhambat              terhambat        terhambat
Tekstur                                   h, ah, s               h, ah, s         h, ah, s
Bahan Kasar                      (%)       < 15                   < 15             < 35
Kedalaman Tanah                 (cm)       > 30                   > 30             > 60
Ketebalan Gambut                (cm)       < 200                  < 200            < 200
Kematangan Gambut                      saprik, hemik          saprik, hemik    saprik, hemik
Retensi Hara :
Kejenuhan Basa             (%)                > 30                > 30             > 30
Kemasaman Tanah (pH)                        5,5 - 8,2           5,6 - 7,6        5,2 - 7,5
Kapasitas Tukar Kation   (Cmol)               > 12                > 12             > 12
Kandungan
C-Organik                  (%)                > 0,8               > 0,8            > 0,8
Toksisitas :
Kedalaman Bahan Sulfidik
                          (cm)                > 50                > 50             > 50
Salinitas                (dS/m)               <4                  <4               <4
Bahaya Erosi :
Lereng                     (%)                 <8                 < 15             < 40
Tingkat Bahaya Erosi                            r                  sd               sd
Bahaya Banjir :
Genangan                                   F0,F11,F12,        F0,F11,F12,      F0,F11,F12,
                                            F21,F23            F21,F23          F21,F23
Penyiapan Lahan :
Batuan di Permukaan         (%)     < atau = 25                < atau = 25      < atau = 25
Singkapan Batuan            (%)     < atau = 25                < atau = 25      < atau = 25
Sumber : Pulitbangtanak, Departemen Pertanian
Keterangan :
Tekstur Tanah         Bahaya Erosi            Kelas Bahaya Banjir (F)
ak = agak kasar       Sr = sangat ringan      F0 Tanpa
s = sedang            r = ringan              F1 Ringan
ah = agak halus       sd = sedang             F2 Sedang
h = halus             b = berat               F3 Agak Berat
k = kasar             sb = sangat berat       F4 Berat




                                            27 dari 27

More Related Content

What's hot

Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan R...
Peraturan Pemerintah Nomor  15 Tahun  2010 tentang Penyelenggaraan Penataan R...Peraturan Pemerintah Nomor  15 Tahun  2010 tentang Penyelenggaraan Penataan R...
Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan R...Oswar Mungkasa
 
Kedudukan rtrw kabupaten kota dalam pembangunan
Kedudukan rtrw kabupaten kota dalam pembangunanKedudukan rtrw kabupaten kota dalam pembangunan
Kedudukan rtrw kabupaten kota dalam pembangunanEvant Manö
 
Sistem Kelembagaan dan Organisasi di Daerah
Sistem Kelembagaan dan Organisasi di DaerahSistem Kelembagaan dan Organisasi di Daerah
Sistem Kelembagaan dan Organisasi di DaerahAlhilal Furqan
 
KPP : Kebijakan Tata Ruang dan Implementasinya di Kota Malang
KPP : Kebijakan Tata Ruang dan Implementasinya di Kota MalangKPP : Kebijakan Tata Ruang dan Implementasinya di Kota Malang
KPP : Kebijakan Tata Ruang dan Implementasinya di Kota MalangSeptinia Silviana
 
Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
Undang-Undang Nomor  26 Tahun  2007 tentang Penataan RuangUndang-Undang Nomor  26 Tahun  2007 tentang Penataan Ruang
Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan RuangOswar Mungkasa
 
Perencanaan Tata Ruang
Perencanaan Tata RuangPerencanaan Tata Ruang
Perencanaan Tata RuangSri Wahyuni
 
Audit, Pengawasan dan Pengendalian Pemanfaatan Ruang
Audit, Pengawasan dan Pengendalian Pemanfaatan RuangAudit, Pengawasan dan Pengendalian Pemanfaatan Ruang
Audit, Pengawasan dan Pengendalian Pemanfaatan Ruangushfia
 
PLKJ Rencana Umum Tata Ruang Kota (RUTRK)
PLKJ Rencana Umum Tata Ruang Kota (RUTRK)PLKJ Rencana Umum Tata Ruang Kota (RUTRK)
PLKJ Rencana Umum Tata Ruang Kota (RUTRK)Sulthan Isa
 
Materi sosialisasi penataan ruang
Materi sosialisasi penataan ruangMateri sosialisasi penataan ruang
Materi sosialisasi penataan ruangArikha Nida
 
130704 pelatihan tr
130704 pelatihan tr130704 pelatihan tr
130704 pelatihan trYustus Rona
 
PERDA NO 1/2014 TTG RDTR DAN PERATURAN ZONASI DKI JAKARTA
PERDA NO 1/2014 TTG RDTR DAN PERATURAN ZONASI DKI JAKARTAPERDA NO 1/2014 TTG RDTR DAN PERATURAN ZONASI DKI JAKARTA
PERDA NO 1/2014 TTG RDTR DAN PERATURAN ZONASI DKI JAKARTAjoihot
 
Sinkronisasi tata ruang dan perencanaan regional2
Sinkronisasi tata ruang dan perencanaan regional2Sinkronisasi tata ruang dan perencanaan regional2
Sinkronisasi tata ruang dan perencanaan regional2Febie Yandra
 
Proses Penyusunan Perencanaan Sistem Pengelolaan Persampahan (bagian 3/3)
Proses Penyusunan Perencanaan Sistem Pengelolaan Persampahan (bagian 3/3)Proses Penyusunan Perencanaan Sistem Pengelolaan Persampahan (bagian 3/3)
Proses Penyusunan Perencanaan Sistem Pengelolaan Persampahan (bagian 3/3)Joy Irman
 
Permasalahan tata ruang dalam pembangunan (1)
Permasalahan tata ruang dalam pembangunan (1)Permasalahan tata ruang dalam pembangunan (1)
Permasalahan tata ruang dalam pembangunan (1)FithrohPutri
 
Bahan Paparan Rtrw Dki 2010 2030 [Compatibility Mode]
Bahan Paparan Rtrw Dki 2010 2030 [Compatibility Mode]Bahan Paparan Rtrw Dki 2010 2030 [Compatibility Mode]
Bahan Paparan Rtrw Dki 2010 2030 [Compatibility Mode]Elisa Sutanudjaja
 
TPS 3R (Reduce, Reuse & Recycle) Berbasis Masyarakat
TPS 3R (Reduce, Reuse & Recycle) Berbasis MasyarakatTPS 3R (Reduce, Reuse & Recycle) Berbasis Masyarakat
TPS 3R (Reduce, Reuse & Recycle) Berbasis MasyarakatJoy Irman
 
Permen PU Nomor 3 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Prasarana Dan Sarana Per...
Permen PU Nomor 3 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Prasarana Dan Sarana Per...Permen PU Nomor 3 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Prasarana Dan Sarana Per...
Permen PU Nomor 3 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Prasarana Dan Sarana Per...Penataan Ruang
 
Jalan arteri primer
Jalan arteri primerJalan arteri primer
Jalan arteri primerRezha Azhar
 

What's hot (20)

Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan R...
Peraturan Pemerintah Nomor  15 Tahun  2010 tentang Penyelenggaraan Penataan R...Peraturan Pemerintah Nomor  15 Tahun  2010 tentang Penyelenggaraan Penataan R...
Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan R...
 
Monday's gerung
Monday's gerungMonday's gerung
Monday's gerung
 
Kedudukan rtrw kabupaten kota dalam pembangunan
Kedudukan rtrw kabupaten kota dalam pembangunanKedudukan rtrw kabupaten kota dalam pembangunan
Kedudukan rtrw kabupaten kota dalam pembangunan
 
Sistem Kelembagaan dan Organisasi di Daerah
Sistem Kelembagaan dan Organisasi di DaerahSistem Kelembagaan dan Organisasi di Daerah
Sistem Kelembagaan dan Organisasi di Daerah
 
KPP : Kebijakan Tata Ruang dan Implementasinya di Kota Malang
KPP : Kebijakan Tata Ruang dan Implementasinya di Kota MalangKPP : Kebijakan Tata Ruang dan Implementasinya di Kota Malang
KPP : Kebijakan Tata Ruang dan Implementasinya di Kota Malang
 
Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
Undang-Undang Nomor  26 Tahun  2007 tentang Penataan RuangUndang-Undang Nomor  26 Tahun  2007 tentang Penataan Ruang
Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
 
Perencanaan Tata Ruang
Perencanaan Tata RuangPerencanaan Tata Ruang
Perencanaan Tata Ruang
 
Audit, Pengawasan dan Pengendalian Pemanfaatan Ruang
Audit, Pengawasan dan Pengendalian Pemanfaatan RuangAudit, Pengawasan dan Pengendalian Pemanfaatan Ruang
Audit, Pengawasan dan Pengendalian Pemanfaatan Ruang
 
PLKJ Rencana Umum Tata Ruang Kota (RUTRK)
PLKJ Rencana Umum Tata Ruang Kota (RUTRK)PLKJ Rencana Umum Tata Ruang Kota (RUTRK)
PLKJ Rencana Umum Tata Ruang Kota (RUTRK)
 
Materi sosialisasi penataan ruang
Materi sosialisasi penataan ruangMateri sosialisasi penataan ruang
Materi sosialisasi penataan ruang
 
130704 pelatihan tr
130704 pelatihan tr130704 pelatihan tr
130704 pelatihan tr
 
PERDA NO 1/2014 TTG RDTR DAN PERATURAN ZONASI DKI JAKARTA
PERDA NO 1/2014 TTG RDTR DAN PERATURAN ZONASI DKI JAKARTAPERDA NO 1/2014 TTG RDTR DAN PERATURAN ZONASI DKI JAKARTA
PERDA NO 1/2014 TTG RDTR DAN PERATURAN ZONASI DKI JAKARTA
 
Sinkronisasi tata ruang dan perencanaan regional2
Sinkronisasi tata ruang dan perencanaan regional2Sinkronisasi tata ruang dan perencanaan regional2
Sinkronisasi tata ruang dan perencanaan regional2
 
23
2323
23
 
Proses Penyusunan Perencanaan Sistem Pengelolaan Persampahan (bagian 3/3)
Proses Penyusunan Perencanaan Sistem Pengelolaan Persampahan (bagian 3/3)Proses Penyusunan Perencanaan Sistem Pengelolaan Persampahan (bagian 3/3)
Proses Penyusunan Perencanaan Sistem Pengelolaan Persampahan (bagian 3/3)
 
Permasalahan tata ruang dalam pembangunan (1)
Permasalahan tata ruang dalam pembangunan (1)Permasalahan tata ruang dalam pembangunan (1)
Permasalahan tata ruang dalam pembangunan (1)
 
Bahan Paparan Rtrw Dki 2010 2030 [Compatibility Mode]
Bahan Paparan Rtrw Dki 2010 2030 [Compatibility Mode]Bahan Paparan Rtrw Dki 2010 2030 [Compatibility Mode]
Bahan Paparan Rtrw Dki 2010 2030 [Compatibility Mode]
 
TPS 3R (Reduce, Reuse & Recycle) Berbasis Masyarakat
TPS 3R (Reduce, Reuse & Recycle) Berbasis MasyarakatTPS 3R (Reduce, Reuse & Recycle) Berbasis Masyarakat
TPS 3R (Reduce, Reuse & Recycle) Berbasis Masyarakat
 
Permen PU Nomor 3 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Prasarana Dan Sarana Per...
Permen PU Nomor 3 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Prasarana Dan Sarana Per...Permen PU Nomor 3 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Prasarana Dan Sarana Per...
Permen PU Nomor 3 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Prasarana Dan Sarana Per...
 
Jalan arteri primer
Jalan arteri primerJalan arteri primer
Jalan arteri primer
 

Viewers also liked

πολιτικη κουζινα βαρβαρα,ιωαννα ιωαννιδου γ2
πολιτικη κουζινα  βαρβαρα,ιωαννα ιωαννιδου γ2πολιτικη κουζινα  βαρβαρα,ιωαννα ιωαννιδου γ2
πολιτικη κουζινα βαρβαρα,ιωαννα ιωαννιδου γ24Gym Glyfadas
 
高中部上學期月考一學生+教師版
高中部上學期月考一學生+教師版高中部上學期月考一學生+教師版
高中部上學期月考一學生+教師版deborahzefong
 
高中部上學期月考三學生+教師版
高中部上學期月考三學生+教師版高中部上學期月考三學生+教師版
高中部上學期月考三學生+教師版deborahzefong
 
高中部下學期月考二考卷檢討3
高中部下學期月考二考卷檢討3高中部下學期月考二考卷檢討3
高中部下學期月考二考卷檢討3deborahzefong
 
優良事蹟與相關證件
優良事蹟與相關證件優良事蹟與相關證件
優良事蹟與相關證件deborahzefong
 
高中部下學期月考二檢討投影片2
高中部下學期月考二檢討投影片2高中部下學期月考二檢討投影片2
高中部下學期月考二檢討投影片2deborahzefong
 
國中部5 4~6-3小考(學生版)
國中部5 4~6-3小考(學生版)國中部5 4~6-3小考(學生版)
國中部5 4~6-3小考(學生版)deborahzefong
 
國中部5-4~6-3小考(教師版)
國中部5-4~6-3小考(教師版)國中部5-4~6-3小考(教師版)
國中部5-4~6-3小考(教師版)deborahzefong
 
台灣氣候變遷科學報告2011精簡版
台灣氣候變遷科學報告2011精簡版台灣氣候變遷科學報告2011精簡版
台灣氣候變遷科學報告2011精簡版deborahzefong
 
國中部4 1~4-4講義教師版
國中部4 1~4-4講義教師版國中部4 1~4-4講義教師版
國中部4 1~4-4講義教師版deborahzefong
 
國中部ch7重點(教師版)
國中部ch7重點(教師版)國中部ch7重點(教師版)
國中部ch7重點(教師版)deborahzefong
 
福衛三號原理介紹
福衛三號原理介紹福衛三號原理介紹
福衛三號原理介紹deborahzefong
 
El retrato de dorian gray
El retrato de dorian grayEl retrato de dorian gray
El retrato de dorian grayBryan Andres
 

Viewers also liked (20)

πολιτικη κουζινα βαρβαρα,ιωαννα ιωαννιδου γ2
πολιτικη κουζινα  βαρβαρα,ιωαννα ιωαννιδου γ2πολιτικη κουζινα  βαρβαρα,ιωαννα ιωαννιδου γ2
πολιτικη κουζινα βαρβαρα,ιωαννα ιωαννιδου γ2
 
高中部上學期月考一學生+教師版
高中部上學期月考一學生+教師版高中部上學期月考一學生+教師版
高中部上學期月考一學生+教師版
 
高中部上學期月考三學生+教師版
高中部上學期月考三學生+教師版高中部上學期月考三學生+教師版
高中部上學期月考三學生+教師版
 
高中部下學期月考二考卷檢討3
高中部下學期月考二考卷檢討3高中部下學期月考二考卷檢討3
高中部下學期月考二考卷檢討3
 
體罰
體罰體罰
體罰
 
優良事蹟與相關證件
優良事蹟與相關證件優良事蹟與相關證件
優良事蹟與相關證件
 
高中部下學期月考二檢討投影片2
高中部下學期月考二檢討投影片2高中部下學期月考二檢討投影片2
高中部下學期月考二檢討投影片2
 
國中部5 4~6-3小考(學生版)
國中部5 4~6-3小考(學生版)國中部5 4~6-3小考(學生版)
國中部5 4~6-3小考(學生版)
 
國中部5-4~6-3小考(教師版)
國中部5-4~6-3小考(教師版)國中部5-4~6-3小考(教師版)
國中部5-4~6-3小考(教師版)
 
100年學測地科
100年學測地科100年學測地科
100年學測地科
 
台灣氣候變遷科學報告2011精簡版
台灣氣候變遷科學報告2011精簡版台灣氣候變遷科學報告2011精簡版
台灣氣候變遷科學報告2011精簡版
 
國中部4 1~4-4講義教師版
國中部4 1~4-4講義教師版國中部4 1~4-4講義教師版
國中部4 1~4-4講義教師版
 
國中部ch7重點(教師版)
國中部ch7重點(教師版)國中部ch7重點(教師版)
國中部ch7重點(教師版)
 
輔導課
輔導課輔導課
輔導課
 
福衛三號原理介紹
福衛三號原理介紹福衛三號原理介紹
福衛三號原理介紹
 
Acuerdo consejo gmu
Acuerdo consejo gmuAcuerdo consejo gmu
Acuerdo consejo gmu
 
Frágua
FráguaFrágua
Frágua
 
El aparato locomotor sol garcía
El aparato locomotor sol garcíaEl aparato locomotor sol garcía
El aparato locomotor sol garcía
 
A.p nata. e mort.
A.p   nata. e mort.A.p   nata. e mort.
A.p nata. e mort.
 
El retrato de dorian gray
El retrato de dorian grayEl retrato de dorian gray
El retrato de dorian gray
 

Similar to PEDOMAN PENGENDALIAN

Permen pu no 20 tahun 2011 (lampiran 1)
Permen pu no 20 tahun 2011 (lampiran 1)Permen pu no 20 tahun 2011 (lampiran 1)
Permen pu no 20 tahun 2011 (lampiran 1)jamestravolta
 
Permen PU Nomor 20 Tahun 2011 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata ...
Permen PU Nomor 20 Tahun 2011 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata ...Permen PU Nomor 20 Tahun 2011 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata ...
Permen PU Nomor 20 Tahun 2011 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata ...Penataan Ruang
 
Pengembangan Kawasan Perkotaan
Pengembangan Kawasan PerkotaanPengembangan Kawasan Perkotaan
Pengembangan Kawasan PerkotaanSigit Pramulia
 
Bab 1 pendahuluan
Bab 1 pendahuluanBab 1 pendahuluan
Bab 1 pendahuluanmuhfidzilla
 
PERGUB DKI JAKARTA NOMOR 182 TAHUN 2012 TENTANG PANDUAN RANCANG KOTA PENGEMBA...
PERGUB DKI JAKARTA NOMOR 182 TAHUN 2012 TENTANG PANDUAN RANCANG KOTA PENGEMBA...PERGUB DKI JAKARTA NOMOR 182 TAHUN 2012 TENTANG PANDUAN RANCANG KOTA PENGEMBA...
PERGUB DKI JAKARTA NOMOR 182 TAHUN 2012 TENTANG PANDUAN RANCANG KOTA PENGEMBA...joihot
 
Permasalahan tata ruang dalam pembangunan (1)
Permasalahan tata ruang dalam pembangunan (1)Permasalahan tata ruang dalam pembangunan (1)
Permasalahan tata ruang dalam pembangunan (1)FithrohPutri
 
158065 id-memahami-penataan-ruang-wilayah-propinsi
158065 id-memahami-penataan-ruang-wilayah-propinsi158065 id-memahami-penataan-ruang-wilayah-propinsi
158065 id-memahami-penataan-ruang-wilayah-propinsiYKN
 
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/KotaPedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/KotaPenataan Ruang
 
2016_ustek_MateksKRGMJ_1.doc
2016_ustek_MateksKRGMJ_1.doc2016_ustek_MateksKRGMJ_1.doc
2016_ustek_MateksKRGMJ_1.docbambang480612
 
BP Cekban - Paparan Diskusi Penguatan Pengendalian Pemanfaatan Ruang (Pedoman...
BP Cekban - Paparan Diskusi Penguatan Pengendalian Pemanfaatan Ruang (Pedoman...BP Cekban - Paparan Diskusi Penguatan Pengendalian Pemanfaatan Ruang (Pedoman...
BP Cekban - Paparan Diskusi Penguatan Pengendalian Pemanfaatan Ruang (Pedoman...GinaRahmanKusumawan
 
KESERASIAN PENATAAN RUANG ANTAR WILAYAKESERASIAN WILAYAH DI KAWASAN JABODETAB...
KESERASIAN PENATAAN RUANG ANTAR WILAYAKESERASIAN WILAYAH DI KAWASAN JABODETAB...KESERASIAN PENATAAN RUANG ANTAR WILAYAKESERASIAN WILAYAH DI KAWASAN JABODETAB...
KESERASIAN PENATAAN RUANG ANTAR WILAYAKESERASIAN WILAYAH DI KAWASAN JABODETAB...Fitri Indra Wardhono
 
Paparan Sesditjen ASPI Univ Bosowa Makassar 17 Februari 2023.pptx
Paparan Sesditjen ASPI Univ Bosowa Makassar 17 Februari 2023.pptxPaparan Sesditjen ASPI Univ Bosowa Makassar 17 Februari 2023.pptx
Paparan Sesditjen ASPI Univ Bosowa Makassar 17 Februari 2023.pptxAndiAkbar42
 
Bahan Ekspos Lapdal RDTR Kisaran_last.pptx
Bahan Ekspos Lapdal RDTR Kisaran_last.pptxBahan Ekspos Lapdal RDTR Kisaran_last.pptx
Bahan Ekspos Lapdal RDTR Kisaran_last.pptxsrimuharrani2
 
Konsep & Teknik Perencanaan Daerah - LPEM
Konsep & Teknik Perencanaan Daerah - LPEMKonsep & Teknik Perencanaan Daerah - LPEM
Konsep & Teknik Perencanaan Daerah - LPEMFitri Indra Wardhono
 
Bab 2 konsep dan kriteria penyusunan
Bab 2 konsep dan kriteria penyusunanBab 2 konsep dan kriteria penyusunan
Bab 2 konsep dan kriteria penyusunanNendi Subakti
 

Similar to PEDOMAN PENGENDALIAN (20)

Permen pu no 20 tahun 2011 (lampiran 1)
Permen pu no 20 tahun 2011 (lampiran 1)Permen pu no 20 tahun 2011 (lampiran 1)
Permen pu no 20 tahun 2011 (lampiran 1)
 
Permen PU Nomor 20 Tahun 2011 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata ...
Permen PU Nomor 20 Tahun 2011 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata ...Permen PU Nomor 20 Tahun 2011 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata ...
Permen PU Nomor 20 Tahun 2011 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata ...
 
Pengembangan Kawasan Perkotaan
Pengembangan Kawasan PerkotaanPengembangan Kawasan Perkotaan
Pengembangan Kawasan Perkotaan
 
Bab 1 pendahuluan
Bab 1 pendahuluanBab 1 pendahuluan
Bab 1 pendahuluan
 
PERGUB DKI JAKARTA NOMOR 182 TAHUN 2012 TENTANG PANDUAN RANCANG KOTA PENGEMBA...
PERGUB DKI JAKARTA NOMOR 182 TAHUN 2012 TENTANG PANDUAN RANCANG KOTA PENGEMBA...PERGUB DKI JAKARTA NOMOR 182 TAHUN 2012 TENTANG PANDUAN RANCANG KOTA PENGEMBA...
PERGUB DKI JAKARTA NOMOR 182 TAHUN 2012 TENTANG PANDUAN RANCANG KOTA PENGEMBA...
 
Permasalahan tata ruang dalam pembangunan (1)
Permasalahan tata ruang dalam pembangunan (1)Permasalahan tata ruang dalam pembangunan (1)
Permasalahan tata ruang dalam pembangunan (1)
 
158065 id-memahami-penataan-ruang-wilayah-propinsi
158065 id-memahami-penataan-ruang-wilayah-propinsi158065 id-memahami-penataan-ruang-wilayah-propinsi
158065 id-memahami-penataan-ruang-wilayah-propinsi
 
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/KotaPedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota
 
2016_ustek_MateksKRGMJ_1.doc
2016_ustek_MateksKRGMJ_1.doc2016_ustek_MateksKRGMJ_1.doc
2016_ustek_MateksKRGMJ_1.doc
 
BP Cekban - Paparan Diskusi Penguatan Pengendalian Pemanfaatan Ruang (Pedoman...
BP Cekban - Paparan Diskusi Penguatan Pengendalian Pemanfaatan Ruang (Pedoman...BP Cekban - Paparan Diskusi Penguatan Pengendalian Pemanfaatan Ruang (Pedoman...
BP Cekban - Paparan Diskusi Penguatan Pengendalian Pemanfaatan Ruang (Pedoman...
 
02.Tahun 2004.pdf
02.Tahun 2004.pdf02.Tahun 2004.pdf
02.Tahun 2004.pdf
 
KESERASIAN PENATAAN RUANG ANTAR WILAYAKESERASIAN WILAYAH DI KAWASAN JABODETAB...
KESERASIAN PENATAAN RUANG ANTAR WILAYAKESERASIAN WILAYAH DI KAWASAN JABODETAB...KESERASIAN PENATAAN RUANG ANTAR WILAYAKESERASIAN WILAYAH DI KAWASAN JABODETAB...
KESERASIAN PENATAAN RUANG ANTAR WILAYAKESERASIAN WILAYAH DI KAWASAN JABODETAB...
 
1 pendahuluan
1 pendahuluan1 pendahuluan
1 pendahuluan
 
Paparan Sesditjen ASPI Univ Bosowa Makassar 17 Februari 2023.pptx
Paparan Sesditjen ASPI Univ Bosowa Makassar 17 Februari 2023.pptxPaparan Sesditjen ASPI Univ Bosowa Makassar 17 Februari 2023.pptx
Paparan Sesditjen ASPI Univ Bosowa Makassar 17 Februari 2023.pptx
 
Bahan Ekspos Lapdal RDTR Kisaran_last.pptx
Bahan Ekspos Lapdal RDTR Kisaran_last.pptxBahan Ekspos Lapdal RDTR Kisaran_last.pptx
Bahan Ekspos Lapdal RDTR Kisaran_last.pptx
 
Eksum
EksumEksum
Eksum
 
RUTRK GARUT
RUTRK GARUTRUTRK GARUT
RUTRK GARUT
 
Konsep & Teknik Perencanaan Daerah - LPEM
Konsep & Teknik Perencanaan Daerah - LPEMKonsep & Teknik Perencanaan Daerah - LPEM
Konsep & Teknik Perencanaan Daerah - LPEM
 
Bab 2 konsep dan kriteria penyusunan
Bab 2 konsep dan kriteria penyusunanBab 2 konsep dan kriteria penyusunan
Bab 2 konsep dan kriteria penyusunan
 
1 pendahuluan
1 pendahuluan1 pendahuluan
1 pendahuluan
 

More from Rezha Azhar

More from Rezha Azhar (6)

7 pengangkutan sampah
7 pengangkutan sampah7 pengangkutan sampah
7 pengangkutan sampah
 
A10tli
A10tliA10tli
A10tli
 
7 pengangkutan sampah
7 pengangkutan sampah7 pengangkutan sampah
7 pengangkutan sampah
 
Famtreedrain
FamtreedrainFamtreedrain
Famtreedrain
 
Famtreesampah
FamtreesampahFamtreesampah
Famtreesampah
 
Teknik presentasi
Teknik presentasiTeknik presentasi
Teknik presentasi
 

PEDOMAN PENGENDALIAN

  • 1. Versi 271204 Pd XX-XXXX-XXXX Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Kawasan Perkotaan dan Sub Urban 1 Ruang lingkup Ruang lingkup pedoman meliputi pengendalian pemanfaatan ruang di kawasan perkotaan dan sub urban. Materi pedoman mencakup tentang ketentuan umum dan ketentuan teknis untuk pengendalian pemanfaatan ruang di kawasan perkotaan dan sub urban. Pedoman ini akan bermanfaat bagi : a. Pemerintah Kota dan Kabupaten sebagai rujukan dalam rangka menyusun peraturan- peraturan kebijakan pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang kawasan perkotaan dan sub urban; b. Masyarakat sebagai acuan/arahan dalam mengawasi pemanfaatan ruang di kawasan perkotaan dan sub urban. Tujuan pedoman ini adalah untuk memberikan acuan kepada para stakeholder dalam rangka pengendalian pemanfaatan ruang di kawasan perkotaan dan sub urban. LAUT Sayung Ke Kendal/Jakarta Tugu Genuk Kaliwu CBD Ke Demak/Surabaya Gunungpati Peduru Mranggen Boja Karangawen Banyumanik Keterangan : Ungaran Bergas Urban Pringapus Sub Urban Ke Solo Urban Sprawl Ke Yogyakarta Gambar 1 Lokasi kawasan perkotaan dan sub urban 2 Acuan normatif Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Kawasan Perkotaan dan Sub Urban, disusun berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yaitu : Undang Undang R.I No. 24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang. Undang-Undang R.I No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah. 1 dari 1
  • 2. Versi 271204 Pd XX-XXXX-XXXX Peraturan Pemerintah R.I No. 47 Tahun 1997 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional. Peraturan Pemerintah R.I No. 69 Tahun 1996 tentang Pelaksanaan Hak dan Kewajiban serta Bentuk dan Tatacara Peran Serta Masyarakat Dalam Penataan Ruang. Peraturan Pemerintah R.I No. 16 Tahun 2004 tentang Penatagunaan Tanah. Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota yang telah disahkan melalui Peraturan Daerah. 3 Istilah dan definisi 3.1 ruang wadah yang meliputi ruang daratan, ruang lautan, dan ruang udara sebagai satu kesatuan wilayah, tempat manusia dan makhluk lainnya hidup dan melakukan kegiatan serta memelihara kelangsungan hidupnya (UU No. 24/1992) 3.2 tata ruang wujud struktural dan pola pemanfaatan ruang, baik direncanakan maupun tidak (UU No. 24/1992) 3.3 penataan ruang proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang (UU No. 24/1992) 3.4 rencana tata ruang hasil perencanaan tata ruang (UU No. 24/1992) 3.5 pemanfaatan ruang rangkaian program kegiatan pelaksanaan pembangunan yang memanfaatkan ruang menurut jangka waktu yang ditetapkan di dalam rencana tata ruang (penjelasan UU No. 24/1992) 3.6 pengendalian pemanfaatan ruang pengendalian pemanfaatan ruang diselenggarakan melalui kegiatan pengawasan dan penertiban (UU No. 24/1992) 3.7 kawasan lindung kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber aya alam dan sumber daya buatan (UU No. 24/1992) 3.8 2 dari 2
  • 3. Versi 271204 Pd XX-XXXX-XXXX kawasan budidaya kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber daya aalam, sumber daya manusia, dam sumber daya buatan (UU No. 24/1992) 3.9 kawasan perkotaan kawasan yang mempunyai kegiatan utama bukan pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi (UU No. 24/1992) 3.10 sub urban kawasan pinggiran kota (Kamus Besar Bahasa Indonesia, W.J.S. Porwadarminta) daerah perumahan yang lokasinya di pinggiran kota (a residential district located on the outskirts of a city - WordNet Dictionary) kawasan yang terletak di bagian tepi suatu kota yang pemanfaatan ruangnya relatif lebih rendah intensitasnya, biasanya digunakan sebagai daerah perumahan, pertanian, industri dan campuran (a residential district located on the outskirts of a city - WordNet Dictionary) 3.11 kota kawasan perkotaan yang berstatus Daerah Otonom 3.12 pengawasan usaha untuk menjaga kesesuaian pemanfaatan ruang dengan fungsi ruang yang telah ditetapkan dalam rencana tata ruang (penjelasan UU No. 24/1992) 3.13 penertiban usaha untuk mengambil tindakan agar pemanfaatan ruang yang direncanakan dapat terwujud (penjelasan UU No. 24/1992) 3.14 pelaporan kegiatan memberi informasi secara obyektif mengenai pemanfaatan ruang baik yang sesuai maupun yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang (penjelasan UU No. 24/1992) 3.15 pemantauan upaya atau perbuatan untuk mengamati, dan memeriksa dengan cermat perubahan pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang (penjelasan UU No.24/1992). 3.16 3 dari 3
  • 4. Versi 271204 Pd XX-XXXX-XXXX evaluasi usaha untuk menilai kemajuan kegiatan pemanfaatan ruang dalam mencapai tujuan rencana tata ruang (penjelasan UU No. 24/1992) 3.17 ijin pemanfaatan ruang ijin yang berkaitan dengan lokasi, kualitas ruang, dan tata bangunan yang sesuai dengan peraturan perundangan undangan, hukum adat, dan kebiasaan yang berlaku (penjelasan UU No. 24/1992) 4 Ketentuan umum Pengendalian pemanfaatan ruang merupakan bagian dari kegiatan penataan ruang yang dipersiapkan sejak awal proses perencanaan tata ruang. Konsep pengendalian dimulai sebelum rencana tata ruang diimplementasikan dengan memasukkan indikator pencapaian hasil, sebagai dasar-dasar kriteria yang diperlukan, pada saat rencana dilaksanakan dan sesudah implementasi. Pengendalian pemanfaatan ruang diselenggarakan melalui kegiatan pengawasan dan penertiban terhadap pemanfaatan ruang. 4.1 Pengawasan Pengawasan terhadap pemanfaatan ruang diselenggarakan dalam bentuk pelaporan, pemantauan, dan evaluasi. Berdasarkan waktunya, pengawasan dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu : a. Pengawasan selama proses pembangunan (construction), bertujuan untuk mencegah terjadinya kelambatan atau masa idle (non-performing) yang berdampak negatif. b. Pengawasan selama masa pemanfaatan, bertujuan untuk mencegah terjadinya penyimpangan kegiatan yang dilaksanakan dari perijinan yang telah diterbitkan. Kegiatan pengawasan pada umumnya dilakukan melalui 3 (tiga) pendekatan, yaitu : a. Pengawasan by-process, artinya fokus pengawasan ditekankan pada proses perubahan pemanfaatan ruang. Apakah proses perubahan pemanfaatan ruang yang belangsung sesuai dengan rencana peruntukan b. Pengawasan by-time, artinya waktu pengawasan dapat dilakukan secara periodik maupun acak. Pengawasan periodik berguna untuk mengikuti dinamika perkembangan karakteristik dampak yang dihasilkan dari terjadinya perubahan pemanfaatan ruang. c. Pengawasan by-place, artinya pengawasan dilakukan pada tempat-tempat yang mungkin mendorong terjadinya pelanggaran rencana pemanfaatan ruang. 4.1.1 Pelaporan Pelaporan berfungsi sebagai salah satu sumber informasi bagi pemerintah atau instansi yang berwenang dalam memantau dan mengevaluasi pemanfaatan ruang sebagaimana yang telah ditetapkan dalam rencana tata ruang sebuah kawasan. Pelaporan tidak hanya berupa laporan pelanggaran atas rencana tata ruang, tetapi juga segala hal yang menyangkut pemanfaatan ruang, baik yang sesuai maupun yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang. Oleh sebab itu, pelaporan pemanfaatan ruang dilakukan oleh dua pihak, yaitu pihak pengguna ruang itu sendiri, dan pihak-pihak di luar pengguna, yaitu masyarakat luas, baik yang berada di sekitar kawasan pemanfaatan maupun bukan. Pelaporan yang dilakukan oleh pengguna berguna sebagai input untuk menilai sampai sejauhmana pemanfaatan ruang direalisasikan sebagaimana rencana tata ruang yang 4 dari 4
  • 5. Versi 271204 Pd XX-XXXX-XXXX berlaku. Adapun pelaporan yang dilakukan oleh pihak-pihak di luar pengguna berguna sebagai penyeimbang informasi sekaligus sebagai kontrol terhadap laporan yang dibuat oleh pengguna ruang. Subyek pelaporan adalah pihak-pihak yang memiliki hak dan/atau kewajiban untuk melaporkan hal-hal yang menyangkut pemanfaatan ruang. Subyek yang memiliki kewajiban untuk itu adalah pihak pengguna ruang, sedangkan subyek yang memiliki hak untuk melaporkan segala hal yang menyangkut pelanggaran terhadap rencana tata ruang dan/atau dinilai telah menimbulkan dampak yang tidak dikehendaki oleh masyarakat adalah anggota masyarakat secara umum. Obyek pelaporan adalah aspek-aspek yang terkait dengan pemanfaatan ruang, baik itu aspek fisik maupun non-fisik. Aspek fisik menyangkut konstruksi fisik, seperti bangunan; sedangkan non-fisik (sosial-ekonomi) menyangkut pengaruh/dampak negatif dan positif pemanfaatan ruang terhadap kehidupan sosial-ekonomi masyarakat. Hal-hal yang harus dilaporkan dalam aspek non-fisik menyangkut masalah tanggapan dan penilaian masyarakat, serta pengaruh yang ditimbulkan oleh pemanfaatan ruang terhadap kehidupan sosial-ekonomi masyarakat. Mekanisme pelaporan adalah tata cara dan prosedur pelaporan yang harus dilalui oleh pelapor, baik pengguna ruang itu sendiri maupun masyarakat umum. Bentuk pelaporan adalah format pelaporan standar-formal (baku) yang diberlakukan oleh instansi pemerintah dan instansi terkait lainnya yang berwenang dalam pengendalian pemanfaatan ruang. Bentuk pelaporan disampaikan secara tertulis dan tidak tertulis. Pelaporan tertulis disampaikan oleh pihak pengguna ruang, sedangkan pelaporan tertulis atau tidak tertulis disampaikan oleh masyarakat umum. Pelaporan disampaikan kepada : Dinas Tata Ruang / Dinas Tata Kota / Dinas Pekerjaan Umum atau instansi lain yang berfungsi mengendalikan pemanfaatan ruang. Tahapan pelaporan adalah tahap-tahap pelaporan yang harus dilakukan oleh pengguna ruang selama proses kegiatan pelaksanaan pemanfaatan ruang dilakukan. Pelaporan pemanfaatan ruang dilakukan dalam tiga tahap: a) Tahap Pra Konstruksi, yakni pelaporan rencana final pemanfaatan ruang. Dalam tahap ini pihak pengguna ruang menyampaikan semua rencana pemanfaatan ruang yang telah mendapat persetujuan atau ijin dari pemerintah atau instansi yang berwenang. Pada tahap ini pihak pengguna diharuskan mengisi formulir yang telah disediakan oleh pemerintah atau instansi terkait. b) Tahap Konstruksi, yakni pelaporan yang disampaikan pada tahap pelaksanaan pemanfaatan ruang. Pelaporan pada tahap ini berguna sebagai input bagi pelaksanaan evaluasi terhadap rencana pemanfaatan ruang yang sesuai dengan rencana tata ruang. Itu artinya, hasil laporan pada tahap ini akan menentukan apakah pelaksanaan pemanfaatan ruang perlu ditinjau kembali untuk disesuaikan kembali dengan rencana atau terus dilanjurtkan. c) Tahap Pasca Konstruksi, yakni pelaporan hasil akhir dari pelaksanaan pemanfaatan ruang. Pelaporan yang disampaikan pada tahap ini berupa hasil akhir dari pelaksanaan pemanfaatan ruang. Sepeti halnya pada tahap konstruksi (tahap kedua), pelaporan berguna sebagai input bagi proses evaluasi dan peninjauan kembali terhadap kesesuaian antara rencana dan pelaksanaan akhir pemanfaatan ruang. 4.1.2 Pemantauan Pemantauan adalah aktivitas yang bertujuan mengamati dan mengikuti serta mendokumentasikan perubahan status/kondisi suatu proyek dipandang dari aspek tertentu yang diinginkan selama selang waktu tertentu. 5 dari 5
  • 6. Versi 271204 Pd XX-XXXX-XXXX Pemantauan dilakukan oleh instansi pemerintah yang berwenang di bidang tata ruang di wilayah administrasi kabupaten/kota. Contoh : Dinas Tata Kota, Dinas Permukiman dan Tata Ruang, dan lain-lain. Pemantauan dilakukan secara berkala minimal 1 tahun sekali sebagai : - kegiatan rutin - tindak lanjut adanya laporan dari masyarakat atau instansi terkait perihal adanya dugaan penyimpangan/ketidaksesuaian pembangunan fisik dengan rencana tata ruang - pembangunan fisik (pra konstruksi, konstruksi, pasca konstruksi) Upaya mengamati, mengawasi, dan memeriksa dengan cermat perubahan kualitas tata ruang dan lingkungan, mensyaratkan pemantauan dilakukan dengan peninjauan di lapangan. Obyek lokasi wilayah pemantauan dapat dibedakan : a. Menurut wilayah administrasi : - termasuk wilayah administrasi kota, atau - termasuk wilayah administrasi kabupaten b. Menurut kondisi lahan terakhir : - wilayah terbangun (built up areas) misalnya untuk memantau kegiatan renovasi, revitalisasi/peremajaan, atau perubahan fungsi ruang seperti dari kawasan perumahan ke kawasan perdagangan, dan lain-lain. - Wilayah/lahan kosong (misalnya dari kawasan pertanian menjadi kawasan industri atau tanah kosong/telantar menjadi kawasan perumahan dan permukiman) Pemantauan dapat dilakukan dengan 2 (dua) cara, yaitu : 1. Pemantauan yang dilakukan secara formal, berfungsi untuk mendapatkan suatu informasi yang diproses dari sumber data eksternal dan internal. Pemantauan formal ini menghasilkan laporan periodik (informasi yang diperoleh akan meningkatkan efektifitas keputusan untuk perencanaan, pengarahan, dan pengendalian aktivitas. 2. Pemantauan yang dilakukan secara informal, pemantauan yang biasanya digunakan untuk memecahkan masalah lokal atau sering dikatakan pengindikasian cepat. Pemantauan informal dapat dilakukan melalui kontak personal dan kunjungan lapangan. Pemantauan mencakup 3 (tiga) periode : 1. Masa pra konstruksi, dilaksanakan bersamaan dalam masa studi kelayakan. 2. Masa konstruksi 3. Masa pasca konstruksi. 4.1.3 Evaluasi Evaluasi merupakan kegiatan untuk membandingkan data tentang keadaan suatu kawasan dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW). Tujuan evaluasi adalah untuk mengetahui apakah suatu kegiatan telah mencapai sasaran sesuai tujuan atau belum. Waktu evaluasi : a. Evaluasi dilakukan pada masa pra konstruksi, masa konstruksi, dan masa pasca konstruksi. Pra konstruksi dilakukan minimal 1 (satu) kali bersamaan dengan studi kelayakan / DED. Konstruksi dilakukan minimal 1 (satu) kali pada saat pembangunan berjalan 40 – 50 %. Pasca konstruksi dilakukan minimal 3 (tiga) kali, masing-masing 1 (satu) kali setiap tahun (akhir tahun I, akhir tahun II, dan akhir tahun IV). b. Dalam mengevaluasi digunakan indikator dan tolok ukur sebagai alat evaluasi. Indikator dalam melakukan evaluasi adalah : Konversi lahan; 6 dari 6
  • 7. Versi 271204 Pd XX-XXXX-XXXX Dominasi fungsi; Hubungan fungsional antar kegiatan dan antar kawasan; Konflik pemanfaatan ruang dalam satu kawasan. Data yang diperlukan : Pra konstruksi : - gambaran umum kawasan - tujuan dan sasaran pembangunan - kondisi awal lingkungan Konstruksi : - perubahan rancangan (jika ada) - progress pembangunan - laporan manajemen konstruksi Pasca konstruksi : - perubahan lingkungan di kawasan - efek yang terjadi - pemanfaatan hasil pembangunan Lembaga yang melakukan evaluasi adalah lembaga yang berwenang di bidang penataan ruang (Dinas Tata Ruang & Permukiman atau Dinas Tata Kota atau Dinas Pekerjaan Umum). Dalam pelaksanaannya pimpinan lembaga menunjuk Tim Evaluasi minimal 3 orang yang berkemampuan dan dipimpin oleh minimal eselon III pada lembaga tersebut. Hasil dari kegiatan evaluasi adalah rekomendasi untuk tindak lanjut yang tertuang dalam laporan hasil evaluasi. Alat yang digunakan dalam mengevaluasi adalah : - RTRW (yang telah disahkan dengan Perda) - Ijin yang dikeluarkan oleh pemerintah/dinas terkait - Amdal (jika ada) - Kriteria lokasi dan standar teknis yang berlaku di bidang penataan ruang Obyek yang dievaluasi adalah hasil pelaporan dan hasil pemantauan yang dilakukan oleh aparat dan masyarakat. 4.2 Penertiban Penertiban terhadap pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang diselenggarakan dalam bentuk pengenaan sanksi sesuai dengan peraturan perundang- undangan yang berlaku. Bentuk sanksi adalah sanksi administrasi, sanksi perdata, dan sanksi pidana. Pengenaan sanksi dilakukan berdasarkan ketentuan-ketentuan tentang sanksi baik pelanggaran maupun kejahatan yang diatur dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku. Penertiban dilakukan melalui pemeriksaan dan penyelidikan atas pelanggaran pemanfaatan ruang. Penertiban dapat dilakukan selama tahap konstruksi maupun tahap pemanfaatan. Perijinan merupakan langkah awal sebagai dasar dalam kegiatan pengawasan dan penertiban. Suatu ijin diberikan kepada pemohon dengan dasar rencana tata ruang. Berdasarkan perijinan kegiatan pengawasan dan penertibab dalam pemanfaatan ruang dapat dilaksanakan sampai dengan pengenaan sanksi atau dengan insentif dan disinsentif. Beberapa bentuk pengendalian pemanfaatan ruang melalui mekanisme perijinan antara lain: Ijin Pemanfaatan Ruang (IPR), Surat Ijin Penambangan Daerah (SPID), Ijin Lokasi, Ijin Mendirikan Bangunan (IMB), dan Ijin Undang-Undang Gangguan/HO. 7 dari 7
  • 8. Versi 271204 Pd XX-XXXX-XXXX 5 Ketentuan teknis 5.1 Pengawasan Kegiatan yang dilakukan dalam pengawasan : Pelaku pembangunan melaporkan kegiatan yang dilakukan secara berkala kepada pemberi perijinan; Lembaga pembahas melakukan pengecekan lapangan terhadap realisasi pembangunan yang dilakukan. Sosialisasi kepada masyarakat tentang pentingnya peran pemantauan yang dilakukan. Bentuk-bentuk kegiatan pengawasan : a. Mekanisme insentif dan disinsentif, meliputi penyediaan sarana dan prasarana serta financial insentive. Penyediaan sarana dan prasarana dilakukan dengan memberlakukan perijinan untuk pembangunan atau pemberian jaringan. Financial insentive dilakukan melalui pajak dan mekanisme bank. Contoh : Pengenaan pajak yang cukup tinggi untuk lahan kosong Pemberian insentif untuk lahan kosong yang dimanfaatkan untuk lahan hijau Mekanisme bank bisa menerapkan suatu sistem deposit bahwa setiap lahan kosong yang tidak terbangun dalam 2 tahun, baik individu maupun developer harus menyerahkan deposit ke bank sampai lahan tersebut dibangun. Mengarahkan ijin sarana prasarana ke kawasan prioritas Tidak mengijinkan pembangunan sarana dan prasarana pada kawasan pemukiman liar Pajak lahan kosong Keringanan/bebas pajak untuk lahan kosong yang diubah menjadi lahan hijau b. Pemantauan terhadap kegiatan pemanfaatan ruang yang berdampak negatif terhadap kondisi lalu lintas. Kegiatan yang dilakukan : Penetapan penerapan desentralisasi dan peran antara Pemerintah Pusat dan Daerah yang perlu diperjelas. Penetapan ongestion pricing maupun infrastructure pricing yang tepat sasaran dan layak dilaksanakan serta efektif. c. Pemberian wewenang pengawasan pada tingkat kelurahan (distribusi wewenang) Kegiatan yang dilakukan : Mekanisme pengawasan secara formal di kelurahan Pemberian wewenang untuk memberikan surat peringatan Pemberian wewenang untuk mengusulkan mekanisme penertiban untuk pelanggaran-pelanggaran. 5.1.1 Pelaporan Format laporan ditunjukkan pada Lampiran A. Prosedur pelaporan dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu : a. Prosedur Pelaporan oleh Pengguna Ruang 1. Pra Konstruksi Pihak pengguna ruang menyampaikan laporan seluruh rencana detail pemanfaatan ruang kepada instansi pemerintah dan instansi terkait lainnya yang berwenang dalam pengendalian pemanfaatan ruang. 8 dari 8
  • 9. Versi 271204 Pd XX-XXXX-XXXX Selain kepada pemerintah dan instansi terkait lainnya, pihak pemanfaat juga berkewajiban mempublikasikan/menginformasikan rencana pemanfaatan ruang kepada masyarakat luas melalui kegiatan uji publik. Format pelaporan pada tahap pra konstruksi mengikuti ketentuan yang telah dibuat oleh instansi pemerintah atau instansi terkait yang berwenang dalam pengendalian pemanfaatan ruang. 2. Konstruksi Pihak pengguna ruang menyampaikan laporan proses pelaksanaan kegiatan pemanfaatan ruang kepada instansi pemerintah dan instansi terkait lainnya yang berwenang dalam pengendalian pemanfaatan ruang. Selain menyampaikan laporan proses pelaksanaan kegiatan pemanfaatan ruang, pihak pengguna juga berkewajiban melaporkan tanggapan masyarakat – baik negatif maupun positif – terhadap kegiatan pelaksanaan pemanfaatan ruang. Format pelaporan pada tahap pra konstruksi mengikuti ketentuan yang telah dibuat oleh instansi pemerintah atau instansi terkait yang berwenang dalam pengendalian pemanfaatan ruang. 3. Pasca Konstruksi Pihak pengguna ruang menyampaikan laporan hasil akhir pelaksanaan kegiatan pemanfaatan ruang kepada instansi pemerintah dan instansi terkait lainnya yang berwenang dalam pengendalian pemanfaatan ruang. Selain kepada pemerintah dan instansi terkait lainnya, pihak pengguna juga berkewajiban mempublikasikan/menginformasikan hasil akhir pelaksanaan kegiatan pemanfaatan ruang kepada masyarakat luas. Format pelaporan pada tahap pasca konstruksi dan mekanisme publikasi kepada masyarakat mengikuti ketentuan yang telah dibuat oleh instansi pemerintah atau instansi terkait yang berwenang dalam pengendalian pemanfaatan ruang. b. Prosedur Pelaporan oleh Masyarakat Umum Pelaporan oleh masyarakat umum bisa dilakukan kapan pun selama dalam pelaksanaan kegiatan pemanfaatan ruang dinilai ada hal-hal yang tidak sesuai dengan rencana pemanfaatan tata ruang yang berlaku. Prosedur pelaporan yang dilakukan oleh masyarakat umum dapat dilakukan melalui dua cara, yakni tertulis dan tidak tertulis. Pelaporan tertulis dapat ditempuh melalui dua cara. Pertama, mengisi formulir pelaporan yang telah disediakan oleh instansi pemerintah atau instansi terkait lainnya yang berwenang dalam pengendalian pemanfaatan ruang. Kedua, menyampaikan laporan berdasarkan format surat penulisan laporan sendiri. Media pelaporan tertulis yang kedua bisa menggunakan teknologi internet atau membuka kotak pos pengaduan. Pelaporan tidak tertulis bisa dilakukan melalui media interaktif – telepon atau radio – yang dibuat oleh instansi pemerintah dan instansi terkait lainnya yang berwenang dalam pengendalian pemanfaatan ruang. 5.1.2 Pemantauan Alat kerja kegiatan pemantauan adalah : a. Peta RTRW Kota dan atau Kabupaten; b. Peta rencana rinci tata ruang (bila ada); c. Dokumen petunjuk pelaksanaan rencana tata ruang; d. Dokumen Peraturan Daerah tentang RTRW Kota dan atau Kabupaten; e. Peta penggunaan lahan tahun terakhir; f. Peta dasar wilayah kota dan atau kabupaten; 9 dari 9
  • 10. Versi 271204 Pd XX-XXXX-XXXX g. Ijin yang dikeluarkan instansi yang berwenang (menyangkut pembangunan fisik di lokasi tertentu). Ijin-ijin ini dapat berupa : - ijin lokasi - ijin peruntukan penggunaan lahan - ijin mendirikan bangunan - ijin penggunaan bangunan - ijin pariwisata - AMDAL Tingkat ketelitian peta yang digunakan dalam kegiatan pemantauan disesuaikan dengan kebutuhan, misalnya pembangunan fisik dengan luas yang kecil memerlukan peta rencana yang berskala besar (contoh 1 cm2 pada peta wilayah skala 1:25.000 mewakili luas 6,25 Ha, atau 1 cm2 pada wilayah skala 1:10.000 mewakili luas 1 Ha di lapangan). Sedangkan pembangunan fisik skala besar seperti kompleks perumahan, kawasan industri, kawasan pariwisata yang memiliki luas minimal 25 Ha, dapat merujuk pada peta RTRW Kota yang berskala minimal 1:50.000. Informasi yang diperlukan dalam pemantauan yaitu : 1. Pengumpulan informasi mengenai tolok ukur tertentu. 2. Pengumpulan informasi mengenai data sosial ekonomi dan kesehatan masyarakat, kualitas lingkungan, dan sebagainya. 3. Pengumpulan informasi mengenai persepsi masyarakat pengguna dan penerima manfaat melalui metode kuesioner. Pengambilan data pemantauan mengandalkan pengumpulan data sekunder, berbentuk dokumen termasuk juga catatan pada saat studi, perencanaan, penilaian, dan perancangan kegiatan-kegiatan evaluasi sebelum dan selama pelaksanaan/penyelenggaraan kegiatan. Pemantauan dilakukan berdasarkan dimensi waktu tertentu (dilakukan secara periodik). Dalam pelaksanaannya, dikembangkan indikator manfaat dan tolak ukur berdasarkan kurun waktu tersebut, sehingga periodisasi pemantauan akan sangat tergantung dari karakter setiap parameter dan indikator tersebut. 5.1.3 Evaluasi a. Dalam melaksanakan evaluasi, digunakan format evaluasi (lampiran C) yang diisi sesuai dengan hasil pelaporan dan pemantauan. b. Sebelum mengisi format evaluasi, perlu dikaji kasus yang terjadi di lapangan dengan mengisi format A/B/C/D pada lampiran B untuk mengetahui indikator yang dievaluasi. c. Dalam melakukan evaluasi digunakan : 1. - RTRW Kabupaten/Kota yang telah disahkan - RDTR Kawasan di dalam Kabupaten/Kota, jika telah tersedia. 2. Ijin 3. Amdal (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan) RKL (Rencana Kelola Lingkungan) RPL (Rencana Pemantauan Lingkungan) ANDAL (Analisis Dampak Lingkungan) 4. Kriteria lokasi dan standar teknis (lihat tabel pada lampiran D) d. Pelaksana Evaluasi 10 dari 10
  • 11. Versi 271204 Pd XX-XXXX-XXXX Tim evaluasi yang ditunjuk oleh pimpinan lembaga (Dinas Tata Ruang & Permukiman atau Dinas Tata Kota atau Dinas Pekerjaan Umum) yang beranggotakan minimal 3 rang yang berkemampuan dan dipimpin oleh minimal eselon III pada lembaga tersebut. Evaluasi dilakukan segera setelah pemantauan dilakukan dan harus diselesaikan dalam waktu maksimal 2 bulan. e. Rekomendasi dari hasil evaluasi dapat berupa kajian lebih lanjut yang harus dilakukan oleh tim yang lebih besar dan melibatkan instansi lain yang lebih luas. f. Hasil evaluasi diumumkan kepada masyarakat, minimal ditempel pada papan pengumuman pada lembaga yang berwenang di bidang penataan ruang serta menyampaikan (melalui kurir maupun kantor pos) kepada pelapor. 5.2 Penertiban Tahap-tahap yang dilakukan dalam proses penertiban adalah : a) Peringatan Penerbitan lembar evaluasi yang berisikan perbedaan antara perijinan dan realisasi. Pemberitahuan tindakan perbaikan yang harus dilakukan oleh pelaku pembangunan. b) Sanksi Biaya tambahan dikenakan dalam jangka waktu tertentu sampai denagn pelaku pembangunan memperbaiki penyimpangan yang terjadi. Peniadaan fasilitas yang diperlukan bagi keberlangsungan kegiatan yang diberikan sanksi. c) Pencabutan Ijin dan Proses Hukum (Legal Action) Pencabutan dilakukan melalui serangkaian proses peringatan sebelumnya; Pencabutan dilakukan secara sepihak, berdasarkan dokumen perijinan dan hasil evaluasi/pengawasan; Proses banding dimungkinkan bagi kedua belah pihak. Tingkatan penindakan dalam penertiban : 1) Peringatan Tertulis - Penindakan terhadap pelanggaran aktivitas industri yang secara nyata dan terbukti sah telah menyalahi ketentuan perijinan. - Pelaku pelanggaran hanya diberi surat peringatan sekali dan diharuskan memperbaiki kerusakan yang dihasilkan dalam tempo waktu yang telah ditetapkan sebelumnya. - Bila sampai jatuh tempo belum dilakukan perbaikan maka penindakan dapat ditingkatkan ke penindakan berikutnya. 2) Pengenaan Denda Langsung - Penindakan yang berupa penjatuhan denda secara langsung begitu diketahui pelanggaran yang dilakukan sudah terkategorikan berat dan berbahaya. - Pengenaan denda langsung juga bisa diberikan ketika pelaku pelanggaran terbukti tidak mengindahkan surat peringatan tertulis. 3) Pemutusan Sanksi Pengadilan, yaitu penindakan bagi pelaku pelanggaran berat dan berbahaya serta menimbulkan kerusakan yang luas. 4) Pencabutan Ijin Lokasi dan Ijin Usaha - Tingkatan penindakan terberat yang memiliki konsekuensi pada penutupan usaha. - Dilakukan jika pelaku pelanggaran yang sudah diganjar putusan pengadilan masih tetap saja melakukannya. Lokasi penindakan dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu : 1) Penindakan di tempat kejadian (on site punishment) - Dilakukan begitu hasil pengawasan menunjukkan pelaku industri melakukan pelanggaran. 11 dari 11
  • 12. Versi 271204 Pd XX-XXXX-XXXX - Kriteria penindakan : kategori pelanggaran relatif ringan sampai dengan berat/berbahaya, namun pelakunya menunjukkan itikad baik untuk memperbaiki kerusakan yang ditimbulkan dan tidak akan mengulangi kesalahannya. - Jenis penindakan : pemberian surat peringatan dan pengenaan denda langsung. 2) Penindakan di majelis pengadilan (trial by court) - Dilakukan ketika indikasi pelanggaran yang telah dilakukan tergolong berat dan pelakunya tidak menunjukkan itikad baik memperbaiki kerusakan lingkungan dan kesalahannya. - Jenis penindakan : pemutusan sanksi pengadilan serta pemutusan ijin lokasi dan ijin usaha. Bentuk-bentuk kegiatan penertiban : - Penerbitan Surat Peringatan yang disertai lembar evaluasi yang berisikan pelanggaran yang dilakukan; - Pemberitahuan tindakan perbaikan yang harus dilakukan; - Penyusunan dan penetapan kriteria pelanggaranyang berdampak penting; - Penyusunan dan penetapan kriteria pelanggaranyang berdampak strategis; - Penetapan jenis sanksi finansial; - Penetapan sanksi kegiatan yang betingkat. - Penetapan besaran denda atas ketidakberhasilan pembangunan; - Penetapan kriteria yang dapat diperpanjang masa ijin lokasinya. - Membentuk otoritas kelembagaan yang jelas untuk penanganan masalah transportasi perkotaan dan pinggiran kota. - Pemberlakuan standar peralatan dan prosedur instalasi. - Pemasangan alat pengukur konsumsi energi dan air bersih. - Pemberian prioritas/penundaan ijin kepada insutri yang memenuhi ketentuan. - Pemberlakuakn standar manajemen industri. - Pengenaan tarif pajak dan retribusi perbaikan lingkungan. - Penetapan kewajiban perbaikan lingkungan dan pembangunan infrastruktur publik. - Penentuan batas maksimum wilayah terkena dampak. 6 Kelembagaan Kelembagaan mencakup lembaga-lembaga yang memiliki wewenang dalam pengendalian pemanfaatan ruang. Lembaga-lembaga yang dimaksud meliputi instansi pemerintah dan institusi-institusi terkait lainnya yang berwenang dalam pengendalian pemanfaatan ruang, antara lain : - Bapeda (rekomendasi/ijin prinsip) - Dinas Pekerjaan Umum/Tata Ruang (ijin/IMB) - BPN 12 dari 12
  • 13. Versi 271204 Pd XX-XXXX-XXXX Lampiran A (normatif) Format laporan (yang disampaikan secara lisan) Catatan Laporan Masyarakat (yang disampaikan secara lisan) Nama Pelapor : ............................................................................................. No. KTP : ............................................................................................. Nama wilayah/kawasan ............................................................................................. yang dilaporkan ............................................................................................. Materi laporan ............................................................................................. pemanfataan ruang ............................................................................................. Pemanfaatan ruang ............................................................................................. menurut rencana ............................................................................................. Nama penerima laporan : ............................................................................................. Jabatan : ............................................................................................. Kesesuaian/bias antara ............................................................................................. perencanaan tata ruang ............................................................................................. dengan pemanfaatan ............................................................................................. rencana tata ruang Rencana tindak Lanjut : ............................................................................................. Laporan diteruskan : ............................................................................................. Kepada : ............................................................................................. Tanggal : ............................................................................................. Atau : Laporan telah diselesaikan ............................................................................................. sebagai Atau : .......................................... ......................., 200... ttd (nama jelas penerima laporan) 13 dari 13
  • 14. Versi 271204 Pd XX-XXXX-XXXX Lampiran B (normatif) Format evaluasi pemanfaatan lahan di kawasan perkotaan dan sub urban A. Konversi Lahan (10xx) a b c d e f g No Fungsi Kawasan Luas Persentase Luas Persentase Selisih Kawasan ({c : total eksisting luas antara c dan (menurut luas (km2) eksisting e (km2) *) RTRW / kawasan ({e : total Perda tgl. perkotaan}x luas …..) (km2) 100%) kawasan perkotaan } x100%) 1. Kawasan Lindung (1001) 2. Kawasan Budidaya a. perumahan dan permukiman (1002) b. perdagangan (1003) c. industri (1004) d. fasilitas sosial (pendidikan, kesehatan, peribadatan, rekreasi, olahraga) (1005) e. perkantoran (1006) f. terminal angkutan darat, laut, udara (1007) g. pertanian (1008) h. pemakaman (1009) i. tempat pembuangan akhir (1010) *) bila c ≥ e : tidak terjadi konversi lahan bila c < e : terjadi konversi lahan (1001) • Luas kawasan lindung menurut RTRW (Perda No. …………….. ) adalah ………. km2 atau ……. % dari total luas kawasan perkotaan. • Sampai dengan tanggal ……….. bulan ……….. tahun …….., luas kawasan lindung adalah …. km2 atau ……. % dari total luas kawasan perkotaan. (1002) • Luas kawasan perumahan dan permukiman menurut RTRW (Perda No. …………….. ) adalah ………. km2 atau ……. % dari total luas kawasan perkotaan. 14 dari 14
  • 15. Versi 271204 Pd XX-XXXX-XXXX • Sampai dengan tanggal ……….. bulan ……….. tahun …….., luas kawasan perumahan dan permukiman yang sudah terbangun adalah …. km2 atau ……. % dari total luas kawasan perkotaan. (1003) • Luas kawasan perdagangan menurut RTRW (Perda No. …………….. ) adalah ………. km2 atau ……. % dari total luas kawasan perkotaan. • Sampai dengan tanggal ……….. bulan ……….. tahun …….., luas kawasan perdagangan yang sudah terbangun adalah …. km2 atau ……. % dari total luas kawasan perkotaan. (1004) • Luas kawasan industri menurut RTRW (Perda No. …………….. ) adalah ………. km2 atau ……. % dari total luas kawasan perkotaan. • Sampai dengan tanggal ……….. bulan ……….. tahun …….., luas kawasan industri yang sudah terbangun adalah …. km2 atau ……. % dari total luas kawasan perkotaan. (1005) • Luas fasilitas sosial menurut RTRW (Perda No. …………….. ) adalah ………. km2 atau ……. % dari total luas kawasan perkotaan. • Sampai dengan tanggal ……….. bulan ……….. tahun …….., luas fasilitas sosial yang sudah terbangun adalah …. km2 atau ……. % dari total luas kawasan perkotaan. (1006) • Luas kawasan perkantoran menurut RTRW (Perda No. …………….. ) adalah ………. km2 atau ……. % dari total luas kawasan perkotaan. • Sampai dengan tanggal ……….. bulan ……….. tahun …….., luas kawasan perkantoran yang sudah terbangun adalah …. km2 atau ……. % dari total luas kawasan perkotaan. (1007) • Luas kawasan terminal angkutan darat, laut, dan udara menurut RTRW (Perda No. …….. ) adalah ………. km2 atau ……. % dari total luas kawasan perkotaan. • Sampai dengan tanggal ……….. bulan ……….. tahun …….., luas kawasan terminal angkutan darat, laut, dan udara yang sudah terbangun adalah …. km2 atau ……. % dari total luas kawasan perkotaan. (1008) • Luas kawasan pertanian menurut RTRW (Perda No. …………….. ) adalah ………. km2 atau ……. % dari total luas kawasan perkotaan. • Sampai dengan tanggal ……….. bulan ……….. tahun …….., luas kawasan pertanian yang sudah terbangun adalah …. km2 atau ……. % dari total luas kawasan perkotaan. (1009) • Luas kawasan pemakaman menurut RTRW (Perda No. …………….. ) adalah ………. km2 atau ……. % dari total luas kawasan perkotaan. • Sampai dengan tanggal ……….. bulan ……….. tahun …….., luas kawasan pemakaman yang sudah terbangun adalah …. km2 atau ……. % dari total luas kawasan perkotaan. (1010) • Luas kawasan tempat pembuangan akhir menurut RTRW (Perda No. …………….. ) adalah ………. km2 atau ……. % dari total luas kawasan perkotaan. • Sampai dengan tanggal ……….. bulan ……….. tahun …….., luas kawasan tempat pembuangan akhir yang sudah terbangun adalah …. km2 atau ……. % dari total luas kawasan perkotaan. 15 dari 15
  • 16. Versi 271204 Pd XX-XXXX-XXXX B. Dominasi Fungsi (20xx) a b c d No Fungsi Kawasan Luas lahan yang Persentase luas lahan yang digunakan untuk digunakan untuk kegiatan kegiatan non b non b dalam kawasan b dalam kawasan b ({c : total luas kawasan b } (km2) x100%) 1. Kawasan Lindung (2001) 2. Kawasan Budidaya a. perumahan dan permukiman (2002) b. perdagangan (2003) c. industri (2004) d. fasilitas sosial (pendidikan, kesehatan, peribadatan, rekreasi, olahraga) (2005) e. perkantoran (2006) f. terminal angkutan darat, laut, udara (2007) g. pertanian (2008) h. pemakaman (2009) i. tempat pembuangan akhir (2010) (2001) • Sampai dengan tanggal ….. bulan …….. tahun ….., luas kawasan lindung adalah …. km2 atau …. % dari total luas kawasan perkotaan.Luas lahan yang digunakan untuk kegiatan non lindung dalam kawasan lindung adalah …. km2 atau % dari total luas kawasan perkotaan. (2002) • Sampai dengan tanggal ….. bulan ….. tahun ….., luas kawasan perumahan dan permukiman yang sudah terbangun adalah …. km2 atau …. % dari total luas kawasan perkotaan. • Luas lahan yang digunakan untuk kegiatan non perumahan dan permukiman dalam kawasan perumahan dan permukiman adalah …. km2 atau % dari total luas kawasan perkotaan. (2003) • Sampai dengan tanggal ….. bulan ….. tahun ….., luas kawasan perdagangan yang sudah terbangun adalah …. km2 atau ……. % dari total luas kawasan perkotaan.Luas lahan yang digunakan untuk kegiatan non perdagangan dalam kawasan perdagangan adalah …. km2 atau % dari total luas kawasan perkotaan. (2004) • Sampai dengan tanggal ….. bulan ……. tahun ….., luas kawasan industri yang sudah terbangun adalah …. km2 atau …. % dari total luas kawasan perkotaan. • Luas lahan yang digunakan untuk kegiatan non industri dalam kawasan industri adalah …. km2 atau % dari total luas kawasan perkotaan. (2005) • Sampai dengan tanggal ……. bulan ….. tahun ….., luas fasilitas sosial yang sudah terbangun adalah …. km2 atau …. % dari total luas kawasan perkotaan. • Luas lahan yang digunakan untuk kegiatan non fasilitas sosial dalam fasilitas sosial adalah …. km2 atau % dari total luas kawasan perkotaan. (2006) • Sampai dengan tanggal ….. bulan ….. tahun ….., luas kawasan perkantoran yang sudah terbangun adalah …. km2 atau …… % dari total luas kawasan perkotaan. • Luas lahan yang digunakan untuk kegiatan non perkantoran dalam kawasan perkantoran adalah …. km2 atau % dari total luas kawasan perkotaan. (2007) • Sampai dengan tanggal ….. bulan ….. tahun ….., luas kawasan terminal angkutan darat, laut, dan udara yang sudah terbangun adalah …. km2 atau …. % dari total luas kawasan perkotaan. 16 dari 16
  • 17. Versi 271204 Pd XX-XXXX-XXXX • Luas lahan yang digunakan untuk kegiatan non terminal angkutan darat, laut, dan udara dalam kawasan terminal angkutan darat, laut, dan udara adalah …. km2 atau % dari total luas kawasan perkotaan. (2008) • Sampai dengan tanggal ….. bulan ….. tahun ….., luas kawasan pertanian yang sudah terbangun adalah …. km2 atau …. % dari total luas kawasan perkotaan. • Luas lahan yang digunakan untuk kegiatan non pertanian dalam kawasan pertanian adalah …. km2 atau % dari total luas kawasan perkotaan. (2009) • Sampai dengan tanggal …. bulan ….. tahun ……., luas kawasan pemakaman yang sudah terbangun adalah …. km2 atau …. % dari total luas kawasan perkotaan. • Luas lahan yang digunakan untuk kegiatan non pemakaman dalam kawasan pemakaman adalah …. km2 atau % dari total luas kawasan perkotaan. (2010) • Sampai dengan tanggal ….. bulan ….. tahun ….., luas kawasan tempat pembuangan akhir yang sudah terbangun adalah …. km2 atau …. % dari total luas kawasan perkotaan. • Luas lahan yang digunakan untuk kegiatan non tempat pembuangan akhir dalam kawasan tempat pembuangan akhir adalah …. km2 atau % dari total luas kawasan perkotaan. C. Hubungan Fungsional antar kegiatan dan antar kawasan (30xx) a b c d No Fungsi Kawasan Kegiatan lain di sekitar Gangguan yang kawasan b yang ditimbulkan (misal : mengganggu kegiatan polusi udara, polusi di kawasan b suara, dsb) 1. Kawasan Lindung (3001) 1.1 …………. 1.2 …………. 2. Kawasan Budidaya a. perumahan dan permukiman (3002) a.1. …………. a.2. …………. b. perdagangan (3003) b.1. …………. b.2. …………. c. industri (3004) c.1. …………. c.2. …………. d. fasilitas sosial (pendidikan, d.1. …………. kesehatan, peribadatan, rekreasi, olahraga) (3005) d.2. …………. e. perkantoran (3006) e.1. …………. e.2. …………. f. terminal angkutan darat, laut, udara f.1. …………. (3007) f.2. …………. g. pertanian (3008) g.1. …………. g.2. …………. h. pemakaman (3009) h.1. …………. h.2. …………. i. tempat pembuangan akhir (3010) i.1. …………. i.2. …………. 17 dari 17
  • 18. Versi 271204 Pd XX-XXXX-XXXX D. Konflik Pemanfaatan Ruang dalam satu kawasan (40xx) a b c d No Fungsi Kawasan Kegiatan lain di dalam Gangguan yang kawasan b yang ditimbulkan (misal : mengganggu kegiatan polusi udara, polusi di kawasan b suara, dsb) 1. Kawasan Lindung (4001) 1.1 …………. 1.2 …………. 2. Kawasan Budidaya a. perumahan dan permukiman (4002) a.1. …………. a.2. …………. b. perdagangan (4003) b.1. …………. b.2. …………. c. industri (4004) c.1. …………. c.2. …………. d. fasilitas sosial (pendidikan, kesehatan, d.1. …………. peribadatan, rekreasi, olahraga) (4005) d.2. …………. e. perkantoran (4006) e.1. …………. e.2. …………. f. terminal angkutan darat, laut, udara f.1. …………. (4007) f.2. …………. g. pertanian (4008) g.1. …………. g.2. …………. h. pemakaman (4009) h.1. …………. h.2. …………. i. tempat pembuangan akhir (4010) i.1. …………. i.2. …………. 18 dari 18
  • 19. Versi 271204 Pd XX-XXXX-XXXX Lampiran C (normatif) Format evaluasi I. Waktu Evaluasi a. Pra konstruksi Studi kelayakan (sudah / dalam proses / belum selesai) DED (sudah / dalam proses / belum selesai) b. Konstruksi Pembangunan berjalan 10-30% / 31-50% / 51-90% c. Pasca konstruksi Tahun I pemanfaatan Tahun II pemanfaatan Tahun IV pemanfaatan II. Hasil evaluasi sesuai indikator yang dikaji a. Konversi lahan b. Dominasi fungsi c. Hubungan fungsionl antar kegiatan dan antar kawasan d. Konflik pemanfaatan ruang dalam satu kawasan. III. Kesimpulan (hasil analisis yang dilakukan pada butir II) IV. Rekomendasi (saran tindak dari kesimpulan) ............................, 200.... ttd Ketua Tim Evaluasi 19 dari 19
  • 20. Versi 271204 Pd XX-XXXX-XXXX Lampiran D (normatif) Kriteria lokasi dan standar teknis Kriteria Lokasi Jenis Kawasan Standar Teknis Kriteria Teknis Kriteria Ruang Kawasan Hutan a. Skoring fisik wilayah: Kawasan hutan produksi: Penebangan pohon di dalam < 125 disebut hutan a. Memberikan dampak kawasan hutan dilakukan pada produksi tetap atau perkembangan terhadap radius atau jarak lebih dari : hutan produksi yang pusat pengolahan hasil 500 meter dari tepi waduk dapat dikonversi hutan seperti kawasan atau danau; 125-175 disebut hutan industri. 200 meter dari tepi mata air produksi terbatas b. Memiliki akses terhadap dan kiri kanan sungai di b. Tidak merupakan kawasan pasar lokal, regional, daerah rawa; lindung; nasional dan internasional 100 meter dari kiri kanan c. Berada di luar hutan suaka (pelabuhan laut, angkutan tepi sungai; alam dan hutan wisata; sungai, jalan raya, kereta 50 meter dari kiri kanan d. Mempunyai satuan api). tepi anak sungai; bentangan sekurang- c. Didukung oleh ketersediaan kurangnya 0,25 Ha (pada tenaga kerja. 2 kali kedalaman jurang ketelitian skala peta 1 : d. Tidak berdampak negatif dari tepi jurang; 10.000); terhadap kualitas 130 kali selisih pasang e. Bisa berfungsi sebagai sumberdaya lingkungan dan tertinggi dan pasang kawasan penyangga. sumberdaya air (sungai, terendah dari tepi pantai. mata air, dan air tanah). Khusus untuk kawasan hutan e. Di dalam radius pelayanan produksi terbatas : jaringan jalan, sungai, dan a. Dilengkapi dengan permukiman/industri bangunan berupa fasilitas pengolahan hasil hutan. bagi pengelolaan hutan Kawasan hutan kota : produksi dan fasilitas a. Berfungsi sebagai kawasan pariwisata; lindung. b. Kedalaman efektif lapisan b. Diarahkan pada lokasi yang atas tanah > 60 cm; memiliki tingkat polusi c. Ketinggian lahan > 1000 m tinggi, dan atau pinggiran dpl kecuali lahan yang kota, bantaran sungai/laut. sudah diperuntukkan bagi tanaman teh baik pada Kawasan hutan rakyat : lahan MOU maupun a. Memberikan dampak masyarakat; perkembangan terhadap pusat pengolahan hasil d. Kemiringan lereng > 40%; hutan seperti kawasan e. Iklim tipe A menurut industri. Oldeman. b. Mempunyai hubungan fungsional yang erat dengan pasar lokal, regional, nasional dan internasional (pelabuhan laut, angkutan sungai, jalan raya, kereta api). c. Mempunyai hubungan fungsional yang erat dengan ketersediaan tenaga kerja. d. Tidak berdampak negatif terhadap kualitas sumberdaya lingkungan dan sumberdaya air (sungai, mata air, dan air tanah). Kawasan Lihat lampiran D1 a. Memberikan dampak Kawasan pertanian lahan Pertanian perkembangan terhadap basah: 20 dari 20
  • 21. Versi 271204 Pd XX-XXXX-XXXX pusat pengolahan hasil a. Pola tanam : monokultur, pertanian seperti kawasan tumpangsari, campuran industri, dan kawasan tumpang gilir. peternakan. b. Pola pertanaman : b. Memiliki akses terhadap Padi+ikan, pasar lokal, regional, padi+ikan+palawija nasional dan internasional. Padi+ikan – c. Didukung oleh ketersediaan ikan+padi+ikan tenaga kerja dan prasarana Padi – padi holtikultura irigasi/sumber air. Padi holtikultura d. Mempunyai hubungan Padi fungsional yang erat dengan holtikultura+palawija permukiman pedesaan, Padi – holtikultura – industri pengolahan hasil holtikultura pertanian, perkebunan, c. Tindakan konservasi : kehutanan, peternakan, dan Vegetatif : perikanan. - Pola tanam sepanjang e. Radius pelayanan jaringan tahun jalan regional dan lokal. - Penanaman tanaman panen atas air tersedia dengan jumlah dan mutu yang memadai yaitu 5-20 Lt/dtk/ha untuk mina padi, mutu air bebas polusi, suhu 23-30°C, oksigen pelarut 3-7 ppm, amoniak 0,1 ppm dan pH 5-7. Mekanik : pembuatan pematang, teras, dan saluran drainase. Kawasan pertanian lahan kering : a. Kemiringan 0 – 6 % Tindakan konservasi secara vegetatif ringan. Tanpa tindakan konservasi secara mekanik. b. Kemiringan 8 – 15 % Tindakan konservasi secara vegetatif ringan sampai berat yaitu : pergiliran tanaman, penanaman menurut kontur, pupuk hijau, pengembalian bahan organik , tanaman penguat keras, dll. Tindakan konservasi secara mekanik (ringan) : teras gulud didertai tanaman penguat teras. Tindakan konservasi secara mekanik (berat) : teras gulud dengan interval tinggi 0,75-1,5 m dilengkapi tanaman penguat, dan saluran pembuang air ditanami rumput c. Kemiringan 15 – 40 % Tindakan konservasi secara vegetatif (berat) : pergiliran tanaman, 21 dari 21
  • 22. Versi 271204 Pd XX-XXXX-XXXX penanaman menurut kontur, pemberian mulsa sisa tanaman, pupuk kandang, pupuk hijau, sisispan tanaman tahunan atau batu penguat teras dan rokrak. Tindakan konservasi secara mekanik (berat) : teras bangku yang dilengkapi tanaman atau batu penguat teras dan rokrak, saluran pembuangan air ditanami rumput. Kawasan pertanian tanaman tahunan : a. Kemiringan 0 – 6 % Pola tanam : monokultur, tumpang sari, interkultur atau campuran. Tindakan konservasi : - Vegetatif : tanaman penutup tanah, penggunaan mulsa, pengolahan tanah minimum atau nol (zero tillage), dll. - Mekanik : tidak perlu b. Kemiringan 8 – 25 % Pola tanam : monokultur, tumpang sari, interkultur atau campuran. Tindakan konservasi : - Vegetatif : tanaman penutup tanah, penggunaan mulsa, pengolahan tanah minimum atau nol (zero tillage), dll. - Mekanik : saluran drainase, rorak teras bangku diperkuat dengan tanaman penguat atau rumput, dll. c. Kemiringan 25 – 40 % Pola tanam : monokultur, interkultur atau campuran. Tindakan konservasi : - Vegetatif : tanaman penutup tanah, penggunaan mulsa, pengolahan tanah minimum atau nol (zero tillage), dll. - Mekanik : saluran drainase, rorak teras individu, dll. Kawasan Industri a. Memiliki aksesibilitas a. Memberikan dampak a. Ketentuan penggunaan cukup baik; perkembangan terhadap lahan untuk kawasan b. Perlu diperhatikan faktor pusat produksi seperti industri adalah : jarak terhadap lokasi kawasan pertanian , 22 dari 22
  • 23. Versi 271204 Pd XX-XXXX-XXXX permukiman dan jarak pertambangan, perikanan, Lahan untuk industri terhadap pelayanan dan peternakan. 70% fasilitas dan prasarana; b. Mempunyai hubungan Lahan untuk jaringan c. Sebaiknya terletak pada fungsional yang erat dengan jalan 10 % kawasan budidaya non pasar lokal, regional, Lahan untuk jaringan pertanian dan non nasional dan internasional. utilitas 5 % permukiman, terutama c. Mempunyai hubungan Lahan untuk fasilitas industri skala menengah fungsional yang erat dengan umum 5 % dan besar (untuk konsumen dan bahan baku mencegah timbulnya d. Memiliki akses yang tinggi Lahan untuk ruang dampak negatif); dengan jaringan jalan terbuka hijau 10% d. Bisa berlokasi di dekat regional, atau sekitar jalan b. Jaringan jalan dalam sungai yang bukan regional untuk menampung kawasan industri : merupakan sumber air angkutan berat (klasifikasi Jalan kelas satu, satu minum air langsung Jalan Kelas A ≥ 10.000 ton). jalur dengan dua arah, maupun sumber air baku e. Mempunyai hubungan lebar perkerasan untuk air minum, dengan fungsional yang erat dengan minimum 8 meter; terlebih dahulu melakukan ketersediaan tenaga kerja. Jalan kelas dua, satu pengolahan air buangan; f. Di luar wilayah permukiman jalur dengan dua arah, e. Untuk beberapa jenis penduduk/permukiman lebar perkerasan industri (industri perkotaan dan hutan minimum 7 meter; kecil/industri rumah lindung minimal jarak 3-20 Jalan kelas tiga, lebar tangga) bisa berbaur km (batas harus jelas, dapat perkerasan minimum 4 dengan kegiatan dipisahkan oleh hutan dan meter; permukiman, atau perkebunan). c. Luas lahan disesuaikan perdagangan, dan g. Antara kawasan industri dengan jenis industrinya; pertanian; dengan kawasan d. Kebutuhan air bersih bagi f. Tidak berada pada perumahan perlu setiap kegiatan industri kawasan pertanian, dikembangkan suatu baik sebagai bahan baku kawasan hutan produksi, kawasan penyangga (buffer maupun bahan penolong dan kawasan lindung zone). membutuhkan kualitas dan (berdasarkan Keppres No. h. Tidak berdampak negatif kuantitas yang berbeda; 33 Tahun 1990). terhadap kualitas e. Ketersediaan energi listrik sumberdaya air seperti bagi setiap kegiatan sungai, mata air, air tanah, industri memiliki tingkat waduk dan udara. kebutuhan berbeda baik sebagai alat penerangan, energi penggerak mesin maupun keperluan lainnya; f. Kebutuhan tenaga kerja disesuaikan dengan jenis industrinya; g. Setiap jenis industri memiliki limbah cair dengan tingkat polutansi yang berbeda. Industri yang memiliki potensi limbah cair dengan kadar polutansi tinggi dialokasikan berjauhan dengan kawasan permukiman dan pertanian. h. Building coverage (areal yang dapat dibangun) ditentukan berdasarkan kemampuan daya dukung lahan dimana industri tersebut dialokasikan. Kawasan a. Mempunyai kemiringan a. Memberikan dampak - Pariwisata tanah yang memungkinkan perkembangan terhadap dibangun tanpa pusat produksi seperti memberikan dampak kawasan pertanian, negatif terhadap perikanan, dan perkebunan. kelestarian lingkungan; b. Memiliki akses terhadap b. Mempunyai struktur tanah pasar lokal, regional, 23 dari 23
  • 24. Versi 271204 Pd XX-XXXX-XXXX yang stabil; nasional dan internasional. c. Memiliki daya tarik c. Didukung oleh ketersediaan tertentu; tenaga kerja. d. Beriklim sejuk/tropis; d. Jauh dari kegiatan yang e. Luas lahan minimal 100 memproduksi polusi tinggi. Ha; e. Didukung oleh prasarana f. Didukung oleh prasarana dan sarana penunjang serta dan sarana. pelengkapnya. f. Mempunyai hubungan fungsional yang erat dengan kawasan industri kecil/handcraft, pusat budaya masyarakat/kesenian, bangunan pertunjukkan. Kawasan a. Tingkat kelerengan : <15% a. Memberikan dampak Kawasan permukiman Permukiman b. Drainase : tidak pernah perkembangan terhadap perkotaan: tergenang. pusat produksi seperti a. Prasarana drainase : c. Kualitas air tanah : tawar. kawasan pertanian, Tidak pada daerah rawa; d. Tekstur tanah : halus pertambangan, perikanan, Koefisien pengaliran air sedang peternakan, kehutanan. permukaan (surface run b. Memiliki aksesibilitas yang off) tidak lebih dari 25%; cukup baik terhadap wilayah Pada lereng/tanah yang sekitarnya. peka terhadap erosi c. Didukung oleh ketersediaan harus ada rekayasa prasarana dan sarana teknis sehingga penunjang seperti rumah kekeruhan drainase tidak sakit, sekolah, pasar, mencapai 50 ppm Si.O2; fasilitas sosial dan fasilitas Harus umum. mempertimbangkan d. Tidak berdampak negatif badan sungai yang ada terhadap kualitas sebagai saluran lingkungan dan kualitas penerima; sumberdaya air. Perhitungan drainase e. Berada di luar kawasan berdasarkan banjir 10 yang berfungsi lindung. tahunan. b. Prasarana air bersih Pengambilan air baku diutamakan dari air permukaan; Untuk meningkatkan recharge air tanah dianjurkan membuat sumur 2 resapan terutama pada tanah yang stabil dan mempunyai daya serap tinggi; Perhitungan kebutuhan air rata-rata 100 lt/org/hari; Pelayanan air bersih perkotaan mencapai 75%. Kapasitas minimum sambungan rumah 60 liter/orang/hari, dan sambungan kran umum 30 liter/orang/hari. c. Prasarana air kotor Buangan air kotor sistem on site harus menjamin tidak akan menimbulkan polusi air tanah; Jarak sumur resapan, 24 dari 24
  • 25. Versi 271204 Pd XX-XXXX-XXXX septik tank dengan sumur minimum 10 m; Bagi permukiman padat, dibuat septik tank secara kolektif atau sistem jaringan tertutup; Bagi lokasi yang sudah ada sistem jaringan utama agar terintegrasi dengan sistem yang ada. d. Harus tersedia tempat- tempat pengumpulan sampah : Penampungan dari rumah tangga 40 lt/kk Container/gerobak kapasitas 0,5 m3/100 kk Station transfer dengan perhitungan 0,05 m3/kk e. Jaringan jalan arteri sekunder : Kecepatan minimum 30 km/jam; Badan jalan tidak kurang dari 8 m; Tidak terganggu lalu lintas lambat. f. Jaringan jalan kolektor sekunder : Kecepatam minimum 20 km/jam; Badan jalan tidak kurang dari 7 m. g. Jaringan jalan lokal sekunder : Kecepatam minimum 10 km/jam; Badan jalan tidak kurang dari 3,5 - 5 m. h. Jaringan jalan lingkungan : Jalan setapak min. 1,20 m dilengkapi saluran drainase; Jalan kendaraan min. Lebar perkerasan 3,4 m dan lebar jalan min. 6 m; Dilengkapi dengan saluran drainase; Terintegrasi dengan sistem jaringan jalan lingkungan lainnya. i. Pemakaman umum : Umat Islam 2x1,50 m2; 2 Non Islam 2x1,50 m ; Tersedia lapangan parkir dan fasilitas penunjang lainnya. j. Ketentuan teknis bangunan: Building Coverage Ratio (BOR) max. 60% di dalam batas kota (Perda) dan 35% di luar batas kota; GSB, GPP, KDB, dan ketinggian bangunan. 25 dari 25
  • 26. Versi 271204 Pd XX-XXXX-XXXX k. Kepadatan bangunan maksimum 50 bangunan rumah/ha dan dilengkapi utilitas umum yang memadai. Kawasan permukiman pedesaan : a. Kemiringan lahan 0-25 %; b. Terbatas bagi pelayanan penduduk setempat/petani; c. BOR maksimum 10%; d. KDB, KLB, BOR, GSB, GSP, dan ketinggian bangunan; e. Berada pada tanah yang stabil; f. Air baku minimal 60 lt/org/hr. 26 dari 26
  • 27. Versi 271204 Pd XX-XXXX-XXXX Lampiran D1 (normatif) Kriteria teknis kawasan pertanian Pertanian Lahan Pertanian Lahan Pertanian Kriteria Teknis Basah Kering Tanaman Tahunan Iklim : Kelembaban (%) 33 - 90 29 - 32 42 - 75 Curah Hujan (mm) A, B, C (Schmidt & 350 - 600 1200 - 1600 Ferguson, 1951) Sifat Fisik Tanah : Drainase agak baik s/d agak baik s/d agak baik s/d agak terhambat terhambat terhambat Tekstur h, ah, s h, ah, s h, ah, s Bahan Kasar (%) < 15 < 15 < 35 Kedalaman Tanah (cm) > 30 > 30 > 60 Ketebalan Gambut (cm) < 200 < 200 < 200 Kematangan Gambut saprik, hemik saprik, hemik saprik, hemik Retensi Hara : Kejenuhan Basa (%) > 30 > 30 > 30 Kemasaman Tanah (pH) 5,5 - 8,2 5,6 - 7,6 5,2 - 7,5 Kapasitas Tukar Kation (Cmol) > 12 > 12 > 12 Kandungan C-Organik (%) > 0,8 > 0,8 > 0,8 Toksisitas : Kedalaman Bahan Sulfidik (cm) > 50 > 50 > 50 Salinitas (dS/m) <4 <4 <4 Bahaya Erosi : Lereng (%) <8 < 15 < 40 Tingkat Bahaya Erosi r sd sd Bahaya Banjir : Genangan F0,F11,F12, F0,F11,F12, F0,F11,F12, F21,F23 F21,F23 F21,F23 Penyiapan Lahan : Batuan di Permukaan (%) < atau = 25 < atau = 25 < atau = 25 Singkapan Batuan (%) < atau = 25 < atau = 25 < atau = 25 Sumber : Pulitbangtanak, Departemen Pertanian Keterangan : Tekstur Tanah Bahaya Erosi Kelas Bahaya Banjir (F) ak = agak kasar Sr = sangat ringan F0 Tanpa s = sedang r = ringan F1 Ringan ah = agak halus sd = sedang F2 Sedang h = halus b = berat F3 Agak Berat k = kasar sb = sangat berat F4 Berat 27 dari 27