SlideShare a Scribd company logo
1 of 11
Download to read offline
Vol. 15, No.2, Agustus 2001
RANCANG BANGUN ALAT DAN PENGUKURAN NILAI
DIELEKTRIK PADA KISARAN FREKUENSI RADIO
Instrument Design and Measul'8llient ofDIelectrIc PrvfJettlas.
Within Radio Frequent:yRIIIIfI8
Harmen
1
,Armansyah H. Tambunan, Edy Hartulistiyoso2,1 Dews MadeSubrata2
•
Abstnlct
Dielectric properties indicate the ability of a system to stole, transmit and
reflect electromagnetic wave energy. Recently, the utilization of the properlies in
agriculture field tends to increase. For example, dielectric dIying of biological
material is based on the product's ability to absOI'b eIecI.rotnagneI tridiation and
convert it into heat. In addition, /ower energy application of the propetty can be
utilized for non-destructive measurement of water content. For a more broad
application, measurement of the property and the influencing factors is
i~peM~. -
The objectives of this experiment were to design an instrument for measuring
dielectric properties in radio frequency range and to detennine the dielectric
properties of white pepper. The instrument was designed based on Q-meter
method, which consists of oScil/ator, LRC circuit and capacitance meter. At the
LRC circuit, with L=3.543 pH, the designed instrument can be used within a
frequency range of 8 MHz to 22 MHz, where the peak teSOIJance capacitance was
ranged from 21,72 pF to 177.49 pF. Application ofthe instrument in measuring the
dielectric properties of white pepper showed that the value was fluctuated at
frequencies less than 12 MHz. Accordingly, it was concluded that the instrument is
appOcabie .for measuring dielectric properties of biological materials at frequency
range of 14 to 22 MHz. It was also found that dielectric properties of whiie pepper
were higher at higher moisture content.
PENDAHUl.,UAN
Latar Belakang
Sifat dielektrik adalah karakteristik
suatu bahan yang mencirikan
potensinya dalam memberi respon
terhadap pemanasan dielektrik, dan
menggambarkan kemampuan bahan
tersebut untuk menyimpan,
menyalurkan dan memantulkan energi
gelombang elektromagnetik.
Pemanfaatan sifat dielektrik ini
cenderung meningkat dt bidang
pertanian. Penerapan. pada
pengeringan bahan biologik didasarkan
pada kemampuan bahan untuk
menyerap radiasi geIornbang
e1etromaknetik dan mengubahnya
menjadi panas. Pada tingkat energi
yang lebih rendah, sifat dielektrik dapat
dimanfaatkan untuk pengukuran kadar
air secara non des1ruktif. Dengan
demikian informasi mengenai sifat
dielektrik bahan bioIogik serta berbagai
faktor yang mempengaruhinya, seperti
pengaruh frekuensi, kadar air,
temperatur, densitas, komposisi kimia,
geometri dan ketak-homogenan bahan.
sangat penting untuk meningkatkan
pemanfaatannya. Suatu rnasaIah yang
serfng dltemukan daIam pemanfaatan
sifat dieIekIrik produk-produk pertanian
1 Stat Pengajar pada Politeknik Pertanian Negeri Batfldai lampung.
2 Stat pengajar pada Jurusan Teknik Pertanian, Fattta IPB, Bogar
-,-:-~----------------"----------
100
adalah kurangnya pengetahuan akan
keterkaitannya dengan sifat fisik
lainnya. Meningkatnya pengetahuan
mengenai sifat dielektrik tersebut
diharapkan dapat membuka
kemungkinan penerapan dan
pemantaatan yang lebih luas.
Pengukuran sifat dielektrik bahan
biologik, khususnya pada kirasan
frekuensi radio (10 hingga 100 MHz)
masih terbatas akibat dari keterbatasan
alat maupun prinsip pengukurannya.
Ada beberapa tehnik pengukuran nilai
sitat dielektrik yang dapat digunakan,
seperti General radio type 1608-A,
Impedansi bridge, Booton 160-A Q-
meter dan Booton 250-A RX~rneter.
Teknik-teknik pengukuran tersebut
digunakan untuk untuk kisaran
frekuensi entara 250 Hz - 50 Mhz yang
termasuk dalam kisaran frekuensi
rendah. Pengukuran nilai sifat
dielektrik, dan penentuan faktor-faktor
yang mempengaruhinya, dengan
bermacam-macam metoda pengukuran
harus tetap rnengacu pada prinsip
dasarnya, yaitu nilai dielektrik
merupakan perbandingan kapasitansi
bahan dengan udara. Diantara
berbagai tehnik pengukuran tersebut.
metoda Booton 160-A Q-meter yang
bekerja pada kisaran frekuensi 50 Hz-
50 MHz adalah yang paling sederhana,
dapat dibuat sendiri dengan biaya
murah, dan dapat menggunakan alat
ukur yang umum ditemukan.
Pada penelitian ini akan dilakukan
pengukuran untuk melihat pengaruh
frekuensi dan kadar air bahan terh~
nilai sitat dielektrik lada. Biji lada
merupakan hasil pertan!an rempah-
rempah daerah tropik yang banyak
digunakan untuk obat~batan dan
bumbu-bumbuan. Karena khasiatnya
yang cukup tinggi, pengeringan lada
sering menjadi taktor penting.
Pengeringan lada secara konveksi
dengan pemanasan biasa diduga dapat
merusak atau mtmgurangi zat aktif atau
minyak atsiri yang ada didalam bahan.
Penerapan pengeringan dieleldrik,
dengan mengenakan gelombang
eIektromagnetik langsung ke posi$i.
moIekuI air daIam bahao dapat
mengurangi kerusakan tersebut.
-Karena geIombang e1~tik
dapat langsung mempen~hi air,
yang rnerupakan zat yang berisifat
polar, proses pengertngan tersebut
rnengurangi kemungkinan kerusakan
atau penguapan zat lain yang bersifat
non-poIar. Untuk penerapan tersebut,
dipertukan pengetahuan yang lengkap
tentang sifat dlelekbik lada.
Tujuan Penelltlan
Tujuan peneUtian ini adalah:
1. Merancang dan mengujj klnerje alat
ukur nisi sifat dielektrik bahan bialoglk
pada kisaran hkuenal radiO.
2. MempeIajari pengaruh frekuasi
temadap niIai sifat dielektrik lada.
IIanfaat Penelillan.
Manfaat penel'dian ini adalah untuk
menyediakal aIat ukur nilai 8ifat
dlelaldrik pads Idsaran frekuensi radiO
dan deIa dasai' m9ngenai sifat dielektrik
!ada.
TlNJAUAN PUSTAKA
Pennitivitas &tau slfat dielektrik
digambart<an sebagai suatIJ permitivitas
relatif komplek yang rnerupakan nilai
pembagi antara permitivitas absolut
dengan permitivitas ruang hampe,
(NyfOrs & Vainikainen, 1989 dalam
Ryynanen,1995):
Gabs =&'&0 (1)
dimana:
GeM =permitivitas absolut bahan (F/m)
Eo =~ ruang hampa (=
8.854x10-12
F/m)
E = permltivltas relatif bahan
Permitivitas biasa dinyatakan dalam
bentuk blangan kompleks yang terdiri
dari komponen nyata dan khayal, yaitu
(Risman, 1991 dalam Ryynanen, 1995):
&=&'-j&"=lsle-i6 (2)
101
Vol. 15, No.2, Agustus 2001
dirnana
c,: ': tetapan dielektrik (dielectric
constanr,
e" =~ktOr kehilangan dielektrik
(dfelectric loss facto"
j =unit imajiner( .J-1 )
o = sudut hilang dielektrik (dielectric
loss tangent)
Komponen nyata permitivitas
tersebut disebut sebagai tetapan
dielektrik s', yang menunjukkan
kemampuan bahan untuk rnenyimpan
energi listrik. Sedangkan komponen
khayal disebut sebagai faktor
kehilangan dielektrik s" yang
menyatakan kemampuan bahan untuk
menghamburkai'llmelepaskan energi
dan mengkonversinya menjadi panas,
yang nilainya selalu positif dan
biasanya lebih keeil dari nilai tetapan
dielektrik. Menurut Mohsenin (1984),
tetapan dielektrik dapat didefinisikan
sebagai perbandingan antara
kapasitansi bahan, C, dengan
kapasitansiruang hampa atau vakum,
Co.
C
E = (3)
CO
E'=
E
(4)
E 0
Menurut Mohsenin (1984)
pengukuran nilai dielektrik bahan-
bahan biologik dapat dilakukan dengan
menggunakan metoda Q-meter, yang
terdiri atas 3 fungsi dasar yaitu osilator,
komponen resonansi (kondensator
variabel Cv) dan voltmeter VTVM untuk
pembacaan tegangan, seperti
ditunjukkan pada Garnbar 1. Osilator
yang berfungsi sebagai sumber
tegangan (e) memberikan suatu
tegangan konstan dan frekuensi yang
sesuai ke rangkaian LRC. Dengan
adanya induktor L, kondensator
variable dapat diatur sedemikian rupa
102
c
Gambar 1. Komponen fungsional
dasar Q-meter (Mohsenin, 1984).
hingga terjadi suatu keadaan
resonansi. Pada saat resonansi:
XL =Xc
1 e
(j)L = --dan1 =-
aCv R
E=IOJL= raC.,
E= (~)(j)L
E L
;=OJR=Q
(5)
Metode Q-meter dapat mengukur
nilai konduktivitas arus AC (0), faktor
tenaga (PF) atau tan 0 dan tetapan
dielektrik (s). Pengukuran sifat
dielektrik bahan dilakukan dengan
mengatur nilai variabel kondensator C
sehingga pada pembacaan voltmeter
(VTVM) memberikan nilai maksimum.
Dari pembacaan tersebut diperoleh nilai
Q dan C, yang dicatat sebagai nilai Q1
dan C1. Kemudian bahan contoh
dirangkai secara paralel dengan
rangkaian, dan dengan cara yang sama
diperoleh nilai Q2 dan C2.
Suatu plat kondensor paralei
rnempunyai bahan dielektrik yang
besamya dapat dihitung dengan
menggunakan persamaan:
A
Cd = ,EoE' (6)
d
Dimana
&t.tt. KETEKNIKAN PERTANIAN
Dimana
Cd =Kapasitas kondensor (farads)
A = luas total dua plat kondensor
(em2)
d =jarak antara dua plat (em)
Dari persamaan diatas diperoleh:
Cdd
E' = - (7)
EAo
dimana Cd =C1 - C2. Tahanan bahan
dielektrik, Rd dalam ohm adalah:
R d ~ ( ~ ) (; ) (8)
Nilai ax bahan ditentukan melalui
persamaan:
Q
x
~[ OJ.Q2 !Cl-C2] (9)
OJ. -Q2 C1
Untuk nilai Qx>10 maka nRai faktor
tenaga (PF) adalah:
PF=~=_l
fDEoE' Qx
(10)
Konduktifitas diperoleh dari nDai ax
melalui persamaan,
Rd= Qx
roCd
1 roCd (J)EoE
U=-=-=-- (11)
Rd Qx Qx
Biasanya, parameter yang
digunakan dalam menggambarkan sifat
elektromagnetik bahan adaIah
konduktivitas arus AC (0'), permitivitas
atau sifat dielektrik dan permiabiIiIas
magnetik (J.l). Hubungan antara
konduktifitas arus AC dengan sKat
dielektrik adalah sebagai berikut:
U = 211/EoE"
E"= u/211/Eo
(12)
(13)
METODA PENEL.ITIAN..
Pendekatan RancaftPn .
Skema rangkaian stat ukur niJajsifat
dielektrikbahan biologikberd~
metoda Q-meter ditunjukkan....
Gambar 2. Komponen utama si$tim.Int'
tardiri dati (a) osilator, (b) ran,g1QWln
LRC, (c) alat ukur kapasitansi, (d)
multimeter digital, (e) Wadah contoh
dan (f) pencacah frekuensi.
a. 0sHat0r berfungsi sebagai sumber
tegangan yang memberikan frekuensi
dengan tegangan yang sesuai ke
rangkaian LRC. Pada rancangan ini,
osiIator yang dibuat adalah type
variable frequency oscilator (VFO)
rnenggunakan transistor sebagai
penguat dengan sumbar tegangan 12
volt.
b. Afat ukur kapasitansi berfungsi untuk
mengukur kapasitansi kondensator
variabeI ~ teljadi resonansi.Alat ini
dibuat dengan menggunakan IC 555
dan dapat mengukur kapasitas dari100
pf-10 J.lF (Suyanto, 1999)
c. Rangkaian LRC merupakan bagian
yang panting untuk melihat nilai Q dan
C bahan yang akan diukur. Rangkaian
LRC; Rancangan rangkaian LRC dibuat
berdasarkan rumus:
XL=Xc
1
OJL=- (14)
roC
C=_l_(J)2L
Uitan L dibuat berdasarkan
pendekatan rumus induktansi koD udara
(Noersasongko, 1997) sebagai berikut:
a2
n2
L(pH) =9a +lOb (15)
dimana
L =Induktansi (microhenry)
a = Diameter koil (inci)
b =Panjang liIitan kawat (inci)
n =Jumlah liIitan kawat
1m
Vol. 15. No.2. Agustus 2001
d. W~'ComOtt.· s8bagai tempat
bahan yang akan diukur. Wadah contoh
merupakan dUEl'tempeng sejajar· yang
tMJuat: ,dSrI, tembaga.~ dan bagian
~;_p*isolator. Wadah ini
b8r'b1gsJ' S8b8g8i kondensator pada
rangkalan.Ukurah wadah (Iuas dan
j8t8k antar plat) dibuat sesuai dengah
kebutuhan ketelitian pembacaan.
e. AIat bantu pengukuran yang
digunakan. antara lain adalah AC
voltmeter digital untuk rnengukur
tegangan (Q) saat resonansi pada
rangkaian LRC. ampeitneter digital
untuk mengufttir kapaslt8S koridei1satOi"
variabel yang dJgtiriakanpSda
rangkaian LRC. pei1cacah trekUehSi
untuk mengUfc:tJr frekuenslyang
diberikan osllatOr kepada rarigkaian
LRC.
Sasaran kisaran fritkuensi sesual
dengan teknlk pengukuran Booton 160-
A Q-meter adalan 3 MHz - 50 MHz.
Pencacah
Frekuensi
Prosedur Pangukuran
Untuk mendapatkan nUai sifat
dielektrik bahan dlperlukan
pengamatan Q1. C1. C1. dan C2.
dengan prosedur sebagai berlkut:
1. Mengatur kondensator Cv pada
rangkaian LRC (Gambar 2) sehingga
dldapatkan nHai Q maksimUm. Nilai
tersebut dicatat sebagai 01 dan C1.
2. Bahan dimasukkan kedalam wadah
sample. dan penurunan nUai 0 yang
dihasilkan datal ~ 02.
3. Kondensator diatur kembali hingga
mencapai hiiai makslrrlum. sampel
dikeluarkan. dan riilai C yang diukur
d~tat sebagaI C2 .
Perhitungah nHai tetapan dielekbik (£')
dan faktor kehUangan dielektrik (£1
dilakukan dengan algoritma seperti
pada Gambar 3.
0CMicr0
Gambar 2. Skema alat ukur nilai sifat dielekbik.
104
~ KETEKNIKAN PERTANIAN
Gambar 3. A/goritma perhitungan nilai
dielektrik
HASIL DAN PEMBAHASAN
Rancangan Bangun Alat Pengukur
Sifat Dielektrlk
A/at pengukur sifat dielektrik hasil
rancangan ditunjukkan pada Gambar'4.
Secara spesifik, rancangan masing-
masing komponen dijelaskan sebagai
berikut:
VoltMeter
1. Osilator; Pada penelman 'iniO$lator
yang dibuat adalah osilator frekuensi
variabel (VFO) dengan transistor
sebagai komponen aktifnya (~ri1bar
5). Prinsip kerja osilator ini adatah
sebagai berikut: Sinyal dari ge4van_
frekuensi gelombang sinusoidal yang-
dihasil dari liIitan L1, L3, C2, C3 dan C4
dikuatkan dengan transistor T2 dan T3.
Pada penelitian ini dirancang 4
rangkaian osilator yang dapat
membangkitkan selang frekuensi
berbeda seperti ditunjukkan pada Tabel
Perbedaan selang frekuensi yang
dicapai oIeh rnasing-rnasing rangkaian
osilator tersebut diperoleh dengan
rnengubah komponen-komponen C2,
C3,C4,C5,C6,C7, L1, L2, L3,L4,dan
L5.
Tabel 1. Selang frekuensi yang
dibangkitkan oleh osilator.
Rangkaian Selang frekuensl
1. 3.47 -12.28 MHz
2. 7.02 - 16.64 MHz
3. 17.53 - 29.65 MHz
4. 28.24 - 39.45 MHz
Gambar 4. A/at ukur nilai sifat dielektrik.
i 105
Vol. 15, No.2, Agustus 2001
r-~----~----------r-~Ar-'------~------r---~~--+12V
L5
~--~--~--~~----~----~------~------~--~------OV
Gambar 5. Rangkaian elektronik untuk membangkitkan gelombang radio.
+9V
Gambar 6. Skema Alat ukur kapasitansi
2. Alat ukur kapasitansi kondensator.
Pada dasarnya alat ini menggunakan 2
buah pewaktu (timer) IC 555, dimana
Ie 1 berfungsi untuk mentriger Ie 2
dengan periode tertentu, sedangkan IC
2 digunakan untuk mengukur kuat arus
yang dikeluarkan alat pengukur
kapasitansi ini (Gambar 6). Arus yang
keluar dari alat ditentukan oleh interaksi
antara tahanan R5 dan VR sebagai R
dengan kondensator, ex, sebagai
variabel kondensator sesuai dengan
hubungan yang ditunjukkan pada
persamaan (16).
t= ex R (16)
106
Dalam hal ini, C adalah kondensator
yang akan diukur besarannya. Besar
tahanan R pada persamaan (16) diatur
sedemikian rupa, sehinga dengan
mengeser-geser kapasitomya akan
didapatkan perubahan besar arus
keluaraan. Pada prinsipnya arus yang
dikeluarkan berbentuk pulsa tinggi dan
rendah, dimana lamanya waktu t pulsa
tinggi ditentukan o/eh persamaan (16)
diatas. Rangkaian alat ukur kapasitansi
yang dirancang ditunjukkan pada
Gambar6.
3. Rangkaian LRC. Hasil rancangan
rangkaian LRC dapat dilihat pada
Gambar 7, yang terdiri dari induktor,
&Ieti. KETEKNIKAN PERTANIAN
tahanan dan kondensator variabel.
Induktor dibuat (n) 8 lilit, diameter (a)
2,60 em, panjang (b) 2,54 em, dengan
induktansi L, 3,542 JlH.
Tahanan
Gambar 7. Rangkaian LRC.
4. Wadah eontoh diraneang
berdasarkan kemampuan alat,
sehingga kapasitasnya dapat terbaca
pada selang frekuensi yang
dikehendaki. Gambar 8 menunjukkan
ukuran wadah eontoh yang dirancang
untuk penelitian ini.
Uji Teknis Instrumen
Pengujian alat ukur sitat dielektrik
bahan pertanian ini dilakukan 4 tahap,
yaitu pengujian alat ukur kapasitansi,
pengujian osilator, pengujian rangkaian
LRC.
1. Pengujian alat ukur kapasitansi
Alat ukur kapasitansi terdiri dari
perangkat elektronik dan alat
tambahan berupa Digital DC
q, 5.2 em
1t:=1====~~II £ d 1.0 em
Gambar 8. Ukuran wadah eontoh.
Ampermeter. Digital DC Ampermeter
adalah alat peraga untuk melihat
perubahan kapasitas kondensator
terhadap besarnya perubahan arus
listrik. Sesuai dengan kondesator
variabel yang digunakan, . J~ng
mempunyai selang kapasitansi an~a 7
sampai 356 pF. DC Amperme* yart9
digunakan mempuny.Cili .'~~g
pengukuran dari 0 sampai .. ~QOO
Mieroamper. Alat uku(' kapa$itiiOSi
dirancang sehingga pada kapa$itanSi
kondensator variabel maksimul11,{aSS
pF) pembacaan pada ampermeter
menunjukkan maksimum (2000 miero
amper), dengan cara mengatur tahanan
VR pada Gambar 6. Untuk keperluan
pengukuran, alat 1m dikalibrasi
berdasarkan regresi linier seperti yang
ditunjukkan pada Gambar 9.
,=3.8I!I52x+ 127.44
R'=Q99B5
o 50 100 150 2IXl 2!Il 300 350
I--DalBI'r(JJo.Ial -lia-(DID~ I
lIuan.......dlrllIIIIIlJIFI
Gambar 9. Grafik hubungan label
ukuran kapasitor dengan kuat arus.
2. Pengujian Osilator
Osilator dibuat berdasarkan pada
rancangan pemancar radio 80 meter
band (+) pada trekuensi 3,7 MHz
(Sarwo Edy, et al., 1996). Frekuensi
gelombang sinus yang dibangkitkan
oleh osilator dipengaruhi oleh besamya
induktansi l dan kapasitansi C sesuai
dengan persamaan (17).
1
fr = 27r.JLC
(17)
Berdasarkan persamaan diatas,
perubahan nilai l dan C: akan
menyebabkan terjadinya perubahan
keluaran trekuensi yang dihasilkan oleft
osilator. Pengujian osilator ditujukan
terhadap besamya setang frekuensi
yang dapat dihasilkan dengan cara
mengatur kondensator variabet (;2 dari
skema rangkaian Gambar 5.
107
Vol. 15, No.2, Agustus 2001
3: 'P-engujlan rangkaian lRC.
lP8nguji8n ~ian lRC dilakukan
~ berikut· Pertama, rangkaian
I,;R(tdlbuatsesuai dengan rancangan
~ionald~.' Pengujian dilakukan
dengari tnengeser-geser kapasitor
variabel Sepertl pada skema rangkaian
alatt.kur dielektrik pada Gambar 4, dan
memastikan apakah terlihat tegangan
yang maksium pada alat ae volt meter
ketika kapasitor mencapai kapasitansi
tertentu. Hal ini dilakukan untuk setiap
tingkat frekuensi.
Pengukuran Nilal Dlelektrik fada
Pengukuran nilai wt dielektrik lada
dilakukan dengan ulangan sebanyak 5
kali pada masing contoh, pada kadar
air 13,8 % dan 19,2 %. Pengukuran
dilakukan pada frekuensi 8, 10, 12, 14,
16, 18, 20, 22 MHz. Hasil pengukuran
nilai e' ditunjukkan pada Gambar 10
dan nilai e" ditunjukkan pada Gambar
11.
8 1) 12 14 15 18 :D 2l
Gambar 10. Grafik pengaruh frekuensi
tei1ladap tetapan dielektrik (e') lada KA
.13.82 %
8
-.. 7
~ 6
5
..'c 3
[2uC2~~~~~S 1
~ 0
Gambar 11. Grafik pengaruh frekuensi
terhadap nilai faktor kehilangan
dielektrik (e") lada KA 13,82 %
108
Dari gambar tersebut terlihat
bahwa keragaman nilai e' sangat besar
pada frekuensi 8 dan 12 Mhz, yaitu
antara 0.275 hingga 6,81. Meskipun
keragaman nilai e' pada frekuensi 10
MHz adalah kecil, diduga ketelitian alat
ukur nilai dielektrik yang dirancang ini
kurang memadai pada frekuensi-
frekuensi rendah, Ada beberapa faktor
yang mempengaruhi ketelitian
pengamatan ini; antara lain faktor
pembacaan alat, dan kepekaan alat itu
sendiri. Hal ini disebabkan oleh
kestabilan anm<a peragaan alat yang
sangat rend'ah sehingga sulit
menentukan pada kapasitansi berapa
sebenamya puncak resonansi terjadi.
Sebagaimana hafl'lya keragaman nilai
tetapan dielektrik (e'), keragaman nilai
faktor kehilangan diefektrik e" pada
frekuensi >14 MHz lebih baik dari pada
frekuensi-frekuensi yang lebih rehdah.
Keragatnan hasil pengukuran nilai
tetapan dielektrik dan faktor kehilangan
dielektrik yang relatif besar pada
frekuensi-frekuensi rendah juga diamati
pada ulangan dengan kadar air
berbeda (Gambar 12 dan Gambar 13).
Hal ini menunjukkan bahwa alat ukur
nilai dielektrik yang dirancang lebih
layak digunakan pada kisaran frekuensi
14 MHz hingga 22 MHz.
Gambar 12. Grafik pengaruh
frekuensi terhadap tetapan
dielektrik{e') lada kadar air 19,18 %
~ KETEKNIKAN PERTANIAN
Gambar 13. Grafik pengaru
frekuensi terhadap nilai fakto
kehilangan dielektrik (E") lada kada
air 19,18 %
5 y=.Q9746l11(x) +3.1400
RI=O.3845
Y=-O.9994ln(x) + 2.8823
RI=0.481
8 10 12 14 16 18 2J 22
Fr8cuensi (M-t)
--+- 13. ___ 1 ,1
_1Lg. (KA 19,18) • • • .1Lg. (KA 13.82)
Gambar 14. Grafik pengaruh frekuens
terhadap rata-rata nilai konstant
dielektrik (E')
Pada Gambar 14 diperlihatkan
pengaruh frekuensi terhadap rata-rata
tetapan dielektrik E' dan faktor
kehilangan dielektrik En lada pada kadar
air 13,8% dan 19,2 %.
Dari Gambar 14 terlihat bahwa nilai
tetapan dielektrik lada pada kada air
19,2% lebih tinggi dibandingkan
dengan lada kadar ,air 13,8 %. Sitat fisik
bahan (bulk density dan seed density)
pada masing masing kadar air tersebut
ditunjukkan pada Tabel4.
Tabel 4. Berat jenis lada berdasarkan
kadar air
Kadar air Bulk density Seed density
(%bb) (gr/cm3) (gr/cm3)
13,8 0,58 1,13
19,2 0,55 1,10
Sifat dielektrik" ' $lIattt"bahan
dipengaruhi oleh interaksi massa bahan
dengan medan el*omagnetik.
Semakin tinggi densita8''bahan sernakln
besar nilai sifat dieJektrlt<Hya: 5eoara
teoritis, semakin tinggi kedar ail"' ef8u
semakin rendah densitas bahan,maklrli
besar pula nilai tetapan dielektrlk E' dan
faktor kehilangan dielektrik En. Dengan
kata lain, tetapan dielektrik E' dan faktor
kehilangan dielektrik E" dipengaruh;
oleh kadar air bahan tersebut.
Berdasarkan Wratten (1950) dalam
Mohsenin (1984), tetapan dielektrik E'
beras naik seiring dengan
meningkatnya kadar air. Pada frekuens;
27 MHz, pada kadar air 21.1 %, 15.4
%, dan 10.0 % berturut turut tetapan
dielektrik beras E'adalah 4.5, 3.7, dan
3.2, dan faktor kehilangan dielektriknya
E" adalah 0.87, 0.4, 0.3.
Pada Gambar 15 ditunjukkan
perbandingan rata-rata nilai faktor
kehilangan dielektrik En lada pada kadar
air 13,8 % (bb) dan kadar air 1~,2 %
(bb). Gambar tersebut memperlihatkan
bahwa nilai faktor kehilangan dielektrik
En. lada pada kadar air 19,18 % lebih
tingg; dibandingkan dengan lada kadar
air 13,82 %. Dari gambar tersebut juga
terlihat bahwa faktor kehilangan
dielektrik E" lada menurun seiring
dengan meningkatnya frekuensi.
y=,().01~x) +0.0416
, R" =0.5345
10 12 14 16 18 20 22
~
Gambar 15. Grafik pen~uh frekuensi
terhadap rata-rata I' ntlai laktor
kehilangan dielektrik (e") lada.
Vol. 15, No.2, Agustus 2001
'.' KESIIIPULAN DAN SARAN
~ y8ng dapat diambil dari
~ ini.~·68bagai berikut:
1. ~.p8{9Jkur.i dielektrik dengan
metoda Q-meter dan kemampuan
pembangIdIan geIombang. sinus
(0sJat0r) pads kisaran frekuensi 3.47
MHz sampai 39,45 MHz telah berhasil
dirancang bangun.
2. Uji kinerja alat pengukur nilai
dielektrik yang dirancang bangun
tersebut menunjukkan bahwa alat yang
dirancang tersebut hanya dianggap
layakuntuk pengukuran pada seIang
frekuensi 14 - 22 MHz.
3. Jika dlihat garis kecenderungan
grafik, makin tinggi frekuensi makS
makin menurun tetapan dieleldrik dan
faktor kehilangan dielektrik lada. .
4. Peningkatan kadar air atau
penurunan densitas menghasiIkan
peningkatan nilai tetapan dieIeIdrik dan
faktor kehilangan dieIektrik.
Berdasarkan hasil yang ~.
disarankan untuk mengkaji
kemungkinan mengubah arus ya1g
keluar dart rangkaian RLC dari arus AC
m8njadi DC untuk meningkalkan
ketelitian aIat.
DAFTAR PUSTAKA
Malvino, AP., 1996. Prinsip-prinsip
eJektronika. Penerbit Ertangga.
Edisi ke-3. Jlid 2. Jakarta.
Plant. M. and Stuart. J.. 1985. Ilmu
Teknik Instrumentasi. PT.
Gramedia. Jakarta.
Mohsenin. N.N. 1984. EIecIromagnetic
Radiation Properties of Food and
Agricultural Product. Gordon and
Breach .Science Publisher. New
York.
Noersasongko. W.• 1997. Teknik Dasar
Komunikasi Radio. CV Gunung
Mas. Pekalongan.
Jones, P.R., Rowley, AT., 1996.
110
Dielectric Drying. Drying
Technology - An International
Journal, 14(5), pp. 1063 - 1096.
Ryynanen. S. 1995. The
Electromagnetic properties of Food
of ·Materials: A Review. The Basic
Principles. J. Food Engginering 26,
pp. 409-429.
Sarwo Edy, Supriyo. 1996. Merakit
sendiri Pemancar jaIur 80 meter.
Penerbit PT Elex Media
Komputindo. Jakarta.
Suyatno, N.A, 1999. Rancangan alat
pengukuran nilai sifat dielektrik,
Skripsi. Jurusan Teknik Pertanian,
FATETA;.IPB.
Tambunan. A.H.. Suyatno, N.A.,
Hannen. 2000. Oesain dan uji
teknis aJat pengukur nlai dielektrik
berdasarkan metoda Q-meter.
BuJetin Keteknikan Pertanian.14(2),
pp.108-111.

More Related Content

Similar to RANCANG BANGUN ALAT DAN PENGUKURAN NILAI DIELEKTRIK PADA KISARAN FREKUENSI RADIO Instrument Design and Measul'8llient of DIelectrIc PrvfJettlas . Within Radio Frequent:yRIIIIfI8

1 kuliah-pendahuluan-kaii-b-rev
1 kuliah-pendahuluan-kaii-b-rev1 kuliah-pendahuluan-kaii-b-rev
1 kuliah-pendahuluan-kaii-b-revSatria Arimbawa
 
Tugas kelompok termodinamika
Tugas kelompok termodinamikaTugas kelompok termodinamika
Tugas kelompok termodinamikaFatahillah Agung
 
ANALISIS LAJU PENUAAN ISOLASI KERTAS MENGGUNAKAN ESTER BASED OIL PADA TRANSFO...
ANALISIS LAJU PENUAAN ISOLASI KERTAS MENGGUNAKAN ESTER BASED OIL PADA TRANSFO...ANALISIS LAJU PENUAAN ISOLASI KERTAS MENGGUNAKAN ESTER BASED OIL PADA TRANSFO...
ANALISIS LAJU PENUAAN ISOLASI KERTAS MENGGUNAKAN ESTER BASED OIL PADA TRANSFO...SyamsirAbduh2
 
Remote Sensing Technologies & Data Processing Algorithms (Krapivin et al. 2015)
Remote Sensing Technologies & Data Processing Algorithms (Krapivin et al. 2015)Remote Sensing Technologies & Data Processing Algorithms (Krapivin et al. 2015)
Remote Sensing Technologies & Data Processing Algorithms (Krapivin et al. 2015)Anisa Aulia Sabilah
 
Laporan pengukuran tahanan tanah
Laporan pengukuran tahanan tanahLaporan pengukuran tahanan tanah
Laporan pengukuran tahanan tanahmahfudi55
 
acara iv kesetimbangan kimia
acara iv kesetimbangan kimiaacara iv kesetimbangan kimia
acara iv kesetimbangan kimiabanachan
 
Tugas Kelompok 4 - Teknik Tegangan Tinggi - Prof.Ir. Syamsir Abduh , MM, Ph.D...
Tugas Kelompok 4 - Teknik Tegangan Tinggi - Prof.Ir. Syamsir Abduh , MM, Ph.D...Tugas Kelompok 4 - Teknik Tegangan Tinggi - Prof.Ir. Syamsir Abduh , MM, Ph.D...
Tugas Kelompok 4 - Teknik Tegangan Tinggi - Prof.Ir. Syamsir Abduh , MM, Ph.D...Rio Afdhala
 
Ppt cu dan nikel fix
Ppt cu dan nikel fixPpt cu dan nikel fix
Ppt cu dan nikel fixIsponi Umayah
 
Teknologi dan lingkungan
Teknologi dan lingkunganTeknologi dan lingkungan
Teknologi dan lingkunganMuhammad Subhan
 
Laporan Praktikum LR03
Laporan Praktikum LR03Laporan Praktikum LR03
Laporan Praktikum LR03userindo
 

Similar to RANCANG BANGUN ALAT DAN PENGUKURAN NILAI DIELEKTRIK PADA KISARAN FREKUENSI RADIO Instrument Design and Measul'8llient of DIelectrIc PrvfJettlas . Within Radio Frequent:yRIIIIfI8 (20)

Bab 1
Bab 1Bab 1
Bab 1
 
7.2.8.09.02
7.2.8.09.027.2.8.09.02
7.2.8.09.02
 
DIELEKTRIK PADA TEKNIK TEGANGAN TINGGI
DIELEKTRIK PADA TEKNIK TEGANGAN TINGGI DIELEKTRIK PADA TEKNIK TEGANGAN TINGGI
DIELEKTRIK PADA TEKNIK TEGANGAN TINGGI
 
1 kuliah-pendahuluan-kaii-b-rev
1 kuliah-pendahuluan-kaii-b-rev1 kuliah-pendahuluan-kaii-b-rev
1 kuliah-pendahuluan-kaii-b-rev
 
Tugas kelompok termodinamika
Tugas kelompok termodinamikaTugas kelompok termodinamika
Tugas kelompok termodinamika
 
ANALISIS LAJU PENUAAN ISOLASI KERTAS MENGGUNAKAN ESTER BASED OIL PADA TRANSFO...
ANALISIS LAJU PENUAAN ISOLASI KERTAS MENGGUNAKAN ESTER BASED OIL PADA TRANSFO...ANALISIS LAJU PENUAAN ISOLASI KERTAS MENGGUNAKAN ESTER BASED OIL PADA TRANSFO...
ANALISIS LAJU PENUAAN ISOLASI KERTAS MENGGUNAKAN ESTER BASED OIL PADA TRANSFO...
 
Remote Sensing Technologies & Data Processing Algorithms (Krapivin et al. 2015)
Remote Sensing Technologies & Data Processing Algorithms (Krapivin et al. 2015)Remote Sensing Technologies & Data Processing Algorithms (Krapivin et al. 2015)
Remote Sensing Technologies & Data Processing Algorithms (Krapivin et al. 2015)
 
Gustir 25-29
Gustir 25-29Gustir 25-29
Gustir 25-29
 
Laporan pengukuran tahanan tanah
Laporan pengukuran tahanan tanahLaporan pengukuran tahanan tanah
Laporan pengukuran tahanan tanah
 
acara iv kesetimbangan kimia
acara iv kesetimbangan kimiaacara iv kesetimbangan kimia
acara iv kesetimbangan kimia
 
Kapasitor
KapasitorKapasitor
Kapasitor
 
Tugas Kelompok 4 - Teknik Tegangan Tinggi - Prof.Ir. Syamsir Abduh , MM, Ph.D...
Tugas Kelompok 4 - Teknik Tegangan Tinggi - Prof.Ir. Syamsir Abduh , MM, Ph.D...Tugas Kelompok 4 - Teknik Tegangan Tinggi - Prof.Ir. Syamsir Abduh , MM, Ph.D...
Tugas Kelompok 4 - Teknik Tegangan Tinggi - Prof.Ir. Syamsir Abduh , MM, Ph.D...
 
Ppt cu dan nikel fix
Ppt cu dan nikel fixPpt cu dan nikel fix
Ppt cu dan nikel fix
 
Kapasitor
KapasitorKapasitor
Kapasitor
 
Kapasitor
KapasitorKapasitor
Kapasitor
 
Kapasitor
KapasitorKapasitor
Kapasitor
 
Teknologi dan lingkungan
Teknologi dan lingkunganTeknologi dan lingkungan
Teknologi dan lingkungan
 
MODUL 7 IPA -.pptx
MODUL 7 IPA -.pptxMODUL 7 IPA -.pptx
MODUL 7 IPA -.pptx
 
Laporan Praktikum LR03
Laporan Praktikum LR03Laporan Praktikum LR03
Laporan Praktikum LR03
 
12
1212
12
 

More from Repository Ipb

Proceedings icaia 2015_yandra_367-373
Proceedings icaia 2015_yandra_367-373Proceedings icaia 2015_yandra_367-373
Proceedings icaia 2015_yandra_367-373Repository Ipb
 
Proceedings icaia 2015_yandra_367-373
Proceedings icaia 2015_yandra_367-373Proceedings icaia 2015_yandra_367-373
Proceedings icaia 2015_yandra_367-373Repository Ipb
 
SUPERABSORBEN HASIL PENCANGKOKAN DAN PENAUTAN SILANG FRAKSI ONGGOK DENGAN AKR...
SUPERABSORBEN HASIL PENCANGKOKAN DAN PENAUTAN SILANG FRAKSI ONGGOK DENGAN AKR...SUPERABSORBEN HASIL PENCANGKOKAN DAN PENAUTAN SILANG FRAKSI ONGGOK DENGAN AKR...
SUPERABSORBEN HASIL PENCANGKOKAN DAN PENAUTAN SILANG FRAKSI ONGGOK DENGAN AKR...Repository Ipb
 
TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...
TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...
TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...Repository Ipb
 
TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...
TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...
TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...Repository Ipb
 
PEMBUATAN ARANG DARI SAMPAH ORGANIK DENGAN CARA KARBONISASI MENGGUNAKAN REAKT...
PEMBUATAN ARANG DARI SAMPAH ORGANIK DENGAN CARA KARBONISASI MENGGUNAKAN REAKT...PEMBUATAN ARANG DARI SAMPAH ORGANIK DENGAN CARA KARBONISASI MENGGUNAKAN REAKT...
PEMBUATAN ARANG DARI SAMPAH ORGANIK DENGAN CARA KARBONISASI MENGGUNAKAN REAKT...Repository Ipb
 
IDENTIFIKASI SENYAWABIOAKTIFANTIFEEDANT DARIASAPCAIRHASILPIROLISISSAMPAHORGAN...
IDENTIFIKASI SENYAWABIOAKTIFANTIFEEDANT DARIASAPCAIRHASILPIROLISISSAMPAHORGAN...IDENTIFIKASI SENYAWABIOAKTIFANTIFEEDANT DARIASAPCAIRHASILPIROLISISSAMPAHORGAN...
IDENTIFIKASI SENYAWABIOAKTIFANTIFEEDANT DARIASAPCAIRHASILPIROLISISSAMPAHORGAN...Repository Ipb
 
THERMAL EFFECT ON APATITE CRYSTAL SYNTHESIZED FROM EGGSHELL’S CALCIUM
THERMAL EFFECT ON APATITE CRYSTAL SYNTHESIZED FROM EGGSHELL’S CALCIUMTHERMAL EFFECT ON APATITE CRYSTAL SYNTHESIZED FROM EGGSHELL’S CALCIUM
THERMAL EFFECT ON APATITE CRYSTAL SYNTHESIZED FROM EGGSHELL’S CALCIUMRepository Ipb
 
STUDI PRODUKSI PEKTIN ASETAT SEBAGAI BAHAN BAKU LEMBARAN BIOPLASTIK
STUDI PRODUKSI PEKTIN ASETAT SEBAGAI BAHAN BAKU LEMBARAN BIOPLASTIKSTUDI PRODUKSI PEKTIN ASETAT SEBAGAI BAHAN BAKU LEMBARAN BIOPLASTIK
STUDI PRODUKSI PEKTIN ASETAT SEBAGAI BAHAN BAKU LEMBARAN BIOPLASTIKRepository Ipb
 
THERMOGAVIMETRIC-DIFFERENTIAL ANALYSIS PADA MINERAL TULANG MANUSIA
THERMOGAVIMETRIC-DIFFERENTIAL ANALYSIS PADA MINERAL TULANG MANUSIATHERMOGAVIMETRIC-DIFFERENTIAL ANALYSIS PADA MINERAL TULANG MANUSIA
THERMOGAVIMETRIC-DIFFERENTIAL ANALYSIS PADA MINERAL TULANG MANUSIARepository Ipb
 
SINTESIS POLIOL SEBAGAI BAHAN DASAR PEMBENTUK POLIURETAN BERBASIS MINY AK JAR...
SINTESIS POLIOL SEBAGAI BAHAN DASAR PEMBENTUK POLIURETAN BERBASIS MINY AK JAR...SINTESIS POLIOL SEBAGAI BAHAN DASAR PEMBENTUK POLIURETAN BERBASIS MINY AK JAR...
SINTESIS POLIOL SEBAGAI BAHAN DASAR PEMBENTUK POLIURETAN BERBASIS MINY AK JAR...Repository Ipb
 
EKSTRAK SAPOGENIN AKAR KUNING SEBAGAI HEPATOPROTEKTOR PADA MENCIT YANG DIINDU...
EKSTRAK SAPOGENIN AKAR KUNING SEBAGAI HEPATOPROTEKTOR PADA MENCIT YANG DIINDU...EKSTRAK SAPOGENIN AKAR KUNING SEBAGAI HEPATOPROTEKTOR PADA MENCIT YANG DIINDU...
EKSTRAK SAPOGENIN AKAR KUNING SEBAGAI HEPATOPROTEKTOR PADA MENCIT YANG DIINDU...Repository Ipb
 
PENGARUH EKSTRAK BANGLE (Zingiber cassumunar Roxb.) TERHADAP AKTIVITAS ENZIM ...
PENGARUH EKSTRAK BANGLE (Zingiber cassumunar Roxb.) TERHADAP AKTIVITAS ENZIM ...PENGARUH EKSTRAK BANGLE (Zingiber cassumunar Roxb.) TERHADAP AKTIVITAS ENZIM ...
PENGARUH EKSTRAK BANGLE (Zingiber cassumunar Roxb.) TERHADAP AKTIVITAS ENZIM ...Repository Ipb
 
BRlKET AMPAS SAGU SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF
BRlKET AMPAS SAGU SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIFBRlKET AMPAS SAGU SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF
BRlKET AMPAS SAGU SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIFRepository Ipb
 
STUDI IN VIVO KHASIAT ANTIINFLAMASI EKSTRAK HERBA SURUHAN (PEPEROMIA PELLUCID...
STUDI IN VIVO KHASIAT ANTIINFLAMASI EKSTRAK HERBA SURUHAN (PEPEROMIA PELLUCID...STUDI IN VIVO KHASIAT ANTIINFLAMASI EKSTRAK HERBA SURUHAN (PEPEROMIA PELLUCID...
STUDI IN VIVO KHASIAT ANTIINFLAMASI EKSTRAK HERBA SURUHAN (PEPEROMIA PELLUCID...Repository Ipb
 
POTENSI MINYAK ATSIRI DAUN Cinnamomum multiflorum SEBAGAI INSEKTISIDA NAB A T...
POTENSI MINYAK ATSIRI DAUN Cinnamomum multiflorum SEBAGAI INSEKTISIDA NAB A T...POTENSI MINYAK ATSIRI DAUN Cinnamomum multiflorum SEBAGAI INSEKTISIDA NAB A T...
POTENSI MINYAK ATSIRI DAUN Cinnamomum multiflorum SEBAGAI INSEKTISIDA NAB A T...Repository Ipb
 
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GOLONGAN FLAVONOID DAUN DANDANG GENDIS (Clinacanthus...
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GOLONGAN FLAVONOID DAUN DANDANG GENDIS (Clinacanthus...ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GOLONGAN FLAVONOID DAUN DANDANG GENDIS (Clinacanthus...
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GOLONGAN FLAVONOID DAUN DANDANG GENDIS (Clinacanthus...Repository Ipb
 
Metode Spektrofotometri UV-Vis Untuk Penentuan Barium dalam Tanah Liat dengan...
Metode Spektrofotometri UV-Vis Untuk Penentuan Barium dalam Tanah Liat dengan...Metode Spektrofotometri UV-Vis Untuk Penentuan Barium dalam Tanah Liat dengan...
Metode Spektrofotometri UV-Vis Untuk Penentuan Barium dalam Tanah Liat dengan...Repository Ipb
 
HIGH PERFORMANCE LIQUID CHROMATOGRAPHY PROFilE OF TEMPUYUNG Sonchus arvensis ...
HIGH PERFORMANCE LIQUID CHROMATOGRAPHY PROFilE OF TEMPUYUNG Sonchus arvensis ...HIGH PERFORMANCE LIQUID CHROMATOGRAPHY PROFilE OF TEMPUYUNG Sonchus arvensis ...
HIGH PERFORMANCE LIQUID CHROMATOGRAPHY PROFilE OF TEMPUYUNG Sonchus arvensis ...Repository Ipb
 

More from Repository Ipb (20)

Proceedings icaia 2015_yandra_367-373
Proceedings icaia 2015_yandra_367-373Proceedings icaia 2015_yandra_367-373
Proceedings icaia 2015_yandra_367-373
 
Peta ipb
Peta ipbPeta ipb
Peta ipb
 
Proceedings icaia 2015_yandra_367-373
Proceedings icaia 2015_yandra_367-373Proceedings icaia 2015_yandra_367-373
Proceedings icaia 2015_yandra_367-373
 
SUPERABSORBEN HASIL PENCANGKOKAN DAN PENAUTAN SILANG FRAKSI ONGGOK DENGAN AKR...
SUPERABSORBEN HASIL PENCANGKOKAN DAN PENAUTAN SILANG FRAKSI ONGGOK DENGAN AKR...SUPERABSORBEN HASIL PENCANGKOKAN DAN PENAUTAN SILANG FRAKSI ONGGOK DENGAN AKR...
SUPERABSORBEN HASIL PENCANGKOKAN DAN PENAUTAN SILANG FRAKSI ONGGOK DENGAN AKR...
 
TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...
TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...
TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...
 
TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...
TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...
TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...
 
PEMBUATAN ARANG DARI SAMPAH ORGANIK DENGAN CARA KARBONISASI MENGGUNAKAN REAKT...
PEMBUATAN ARANG DARI SAMPAH ORGANIK DENGAN CARA KARBONISASI MENGGUNAKAN REAKT...PEMBUATAN ARANG DARI SAMPAH ORGANIK DENGAN CARA KARBONISASI MENGGUNAKAN REAKT...
PEMBUATAN ARANG DARI SAMPAH ORGANIK DENGAN CARA KARBONISASI MENGGUNAKAN REAKT...
 
IDENTIFIKASI SENYAWABIOAKTIFANTIFEEDANT DARIASAPCAIRHASILPIROLISISSAMPAHORGAN...
IDENTIFIKASI SENYAWABIOAKTIFANTIFEEDANT DARIASAPCAIRHASILPIROLISISSAMPAHORGAN...IDENTIFIKASI SENYAWABIOAKTIFANTIFEEDANT DARIASAPCAIRHASILPIROLISISSAMPAHORGAN...
IDENTIFIKASI SENYAWABIOAKTIFANTIFEEDANT DARIASAPCAIRHASILPIROLISISSAMPAHORGAN...
 
THERMAL EFFECT ON APATITE CRYSTAL SYNTHESIZED FROM EGGSHELL’S CALCIUM
THERMAL EFFECT ON APATITE CRYSTAL SYNTHESIZED FROM EGGSHELL’S CALCIUMTHERMAL EFFECT ON APATITE CRYSTAL SYNTHESIZED FROM EGGSHELL’S CALCIUM
THERMAL EFFECT ON APATITE CRYSTAL SYNTHESIZED FROM EGGSHELL’S CALCIUM
 
STUDI PRODUKSI PEKTIN ASETAT SEBAGAI BAHAN BAKU LEMBARAN BIOPLASTIK
STUDI PRODUKSI PEKTIN ASETAT SEBAGAI BAHAN BAKU LEMBARAN BIOPLASTIKSTUDI PRODUKSI PEKTIN ASETAT SEBAGAI BAHAN BAKU LEMBARAN BIOPLASTIK
STUDI PRODUKSI PEKTIN ASETAT SEBAGAI BAHAN BAKU LEMBARAN BIOPLASTIK
 
THERMOGAVIMETRIC-DIFFERENTIAL ANALYSIS PADA MINERAL TULANG MANUSIA
THERMOGAVIMETRIC-DIFFERENTIAL ANALYSIS PADA MINERAL TULANG MANUSIATHERMOGAVIMETRIC-DIFFERENTIAL ANALYSIS PADA MINERAL TULANG MANUSIA
THERMOGAVIMETRIC-DIFFERENTIAL ANALYSIS PADA MINERAL TULANG MANUSIA
 
SINTESIS POLIOL SEBAGAI BAHAN DASAR PEMBENTUK POLIURETAN BERBASIS MINY AK JAR...
SINTESIS POLIOL SEBAGAI BAHAN DASAR PEMBENTUK POLIURETAN BERBASIS MINY AK JAR...SINTESIS POLIOL SEBAGAI BAHAN DASAR PEMBENTUK POLIURETAN BERBASIS MINY AK JAR...
SINTESIS POLIOL SEBAGAI BAHAN DASAR PEMBENTUK POLIURETAN BERBASIS MINY AK JAR...
 
EKSTRAK SAPOGENIN AKAR KUNING SEBAGAI HEPATOPROTEKTOR PADA MENCIT YANG DIINDU...
EKSTRAK SAPOGENIN AKAR KUNING SEBAGAI HEPATOPROTEKTOR PADA MENCIT YANG DIINDU...EKSTRAK SAPOGENIN AKAR KUNING SEBAGAI HEPATOPROTEKTOR PADA MENCIT YANG DIINDU...
EKSTRAK SAPOGENIN AKAR KUNING SEBAGAI HEPATOPROTEKTOR PADA MENCIT YANG DIINDU...
 
PENGARUH EKSTRAK BANGLE (Zingiber cassumunar Roxb.) TERHADAP AKTIVITAS ENZIM ...
PENGARUH EKSTRAK BANGLE (Zingiber cassumunar Roxb.) TERHADAP AKTIVITAS ENZIM ...PENGARUH EKSTRAK BANGLE (Zingiber cassumunar Roxb.) TERHADAP AKTIVITAS ENZIM ...
PENGARUH EKSTRAK BANGLE (Zingiber cassumunar Roxb.) TERHADAP AKTIVITAS ENZIM ...
 
BRlKET AMPAS SAGU SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF
BRlKET AMPAS SAGU SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIFBRlKET AMPAS SAGU SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF
BRlKET AMPAS SAGU SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF
 
STUDI IN VIVO KHASIAT ANTIINFLAMASI EKSTRAK HERBA SURUHAN (PEPEROMIA PELLUCID...
STUDI IN VIVO KHASIAT ANTIINFLAMASI EKSTRAK HERBA SURUHAN (PEPEROMIA PELLUCID...STUDI IN VIVO KHASIAT ANTIINFLAMASI EKSTRAK HERBA SURUHAN (PEPEROMIA PELLUCID...
STUDI IN VIVO KHASIAT ANTIINFLAMASI EKSTRAK HERBA SURUHAN (PEPEROMIA PELLUCID...
 
POTENSI MINYAK ATSIRI DAUN Cinnamomum multiflorum SEBAGAI INSEKTISIDA NAB A T...
POTENSI MINYAK ATSIRI DAUN Cinnamomum multiflorum SEBAGAI INSEKTISIDA NAB A T...POTENSI MINYAK ATSIRI DAUN Cinnamomum multiflorum SEBAGAI INSEKTISIDA NAB A T...
POTENSI MINYAK ATSIRI DAUN Cinnamomum multiflorum SEBAGAI INSEKTISIDA NAB A T...
 
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GOLONGAN FLAVONOID DAUN DANDANG GENDIS (Clinacanthus...
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GOLONGAN FLAVONOID DAUN DANDANG GENDIS (Clinacanthus...ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GOLONGAN FLAVONOID DAUN DANDANG GENDIS (Clinacanthus...
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GOLONGAN FLAVONOID DAUN DANDANG GENDIS (Clinacanthus...
 
Metode Spektrofotometri UV-Vis Untuk Penentuan Barium dalam Tanah Liat dengan...
Metode Spektrofotometri UV-Vis Untuk Penentuan Barium dalam Tanah Liat dengan...Metode Spektrofotometri UV-Vis Untuk Penentuan Barium dalam Tanah Liat dengan...
Metode Spektrofotometri UV-Vis Untuk Penentuan Barium dalam Tanah Liat dengan...
 
HIGH PERFORMANCE LIQUID CHROMATOGRAPHY PROFilE OF TEMPUYUNG Sonchus arvensis ...
HIGH PERFORMANCE LIQUID CHROMATOGRAPHY PROFilE OF TEMPUYUNG Sonchus arvensis ...HIGH PERFORMANCE LIQUID CHROMATOGRAPHY PROFilE OF TEMPUYUNG Sonchus arvensis ...
HIGH PERFORMANCE LIQUID CHROMATOGRAPHY PROFilE OF TEMPUYUNG Sonchus arvensis ...
 

Recently uploaded

MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxbkandrisaputra
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptxMiftahunnajahTVIBS
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 

Recently uploaded (20)

MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 

RANCANG BANGUN ALAT DAN PENGUKURAN NILAI DIELEKTRIK PADA KISARAN FREKUENSI RADIO Instrument Design and Measul'8llient of DIelectrIc PrvfJettlas . Within Radio Frequent:yRIIIIfI8

  • 1. Vol. 15, No.2, Agustus 2001 RANCANG BANGUN ALAT DAN PENGUKURAN NILAI DIELEKTRIK PADA KISARAN FREKUENSI RADIO Instrument Design and Measul'8llient ofDIelectrIc PrvfJettlas. Within Radio Frequent:yRIIIIfI8 Harmen 1 ,Armansyah H. Tambunan, Edy Hartulistiyoso2,1 Dews MadeSubrata2 • Abstnlct Dielectric properties indicate the ability of a system to stole, transmit and reflect electromagnetic wave energy. Recently, the utilization of the properlies in agriculture field tends to increase. For example, dielectric dIying of biological material is based on the product's ability to absOI'b eIecI.rotnagneI tridiation and convert it into heat. In addition, /ower energy application of the propetty can be utilized for non-destructive measurement of water content. For a more broad application, measurement of the property and the influencing factors is i~peM~. - The objectives of this experiment were to design an instrument for measuring dielectric properties in radio frequency range and to detennine the dielectric properties of white pepper. The instrument was designed based on Q-meter method, which consists of oScil/ator, LRC circuit and capacitance meter. At the LRC circuit, with L=3.543 pH, the designed instrument can be used within a frequency range of 8 MHz to 22 MHz, where the peak teSOIJance capacitance was ranged from 21,72 pF to 177.49 pF. Application ofthe instrument in measuring the dielectric properties of white pepper showed that the value was fluctuated at frequencies less than 12 MHz. Accordingly, it was concluded that the instrument is appOcabie .for measuring dielectric properties of biological materials at frequency range of 14 to 22 MHz. It was also found that dielectric properties of whiie pepper were higher at higher moisture content. PENDAHUl.,UAN Latar Belakang Sifat dielektrik adalah karakteristik suatu bahan yang mencirikan potensinya dalam memberi respon terhadap pemanasan dielektrik, dan menggambarkan kemampuan bahan tersebut untuk menyimpan, menyalurkan dan memantulkan energi gelombang elektromagnetik. Pemanfaatan sifat dielektrik ini cenderung meningkat dt bidang pertanian. Penerapan. pada pengeringan bahan biologik didasarkan pada kemampuan bahan untuk menyerap radiasi geIornbang e1etromaknetik dan mengubahnya menjadi panas. Pada tingkat energi yang lebih rendah, sifat dielektrik dapat dimanfaatkan untuk pengukuran kadar air secara non des1ruktif. Dengan demikian informasi mengenai sifat dielektrik bahan bioIogik serta berbagai faktor yang mempengaruhinya, seperti pengaruh frekuensi, kadar air, temperatur, densitas, komposisi kimia, geometri dan ketak-homogenan bahan. sangat penting untuk meningkatkan pemanfaatannya. Suatu rnasaIah yang serfng dltemukan daIam pemanfaatan sifat dieIekIrik produk-produk pertanian 1 Stat Pengajar pada Politeknik Pertanian Negeri Batfldai lampung. 2 Stat pengajar pada Jurusan Teknik Pertanian, Fattta IPB, Bogar -,-:-~----------------"---------- 100
  • 2. adalah kurangnya pengetahuan akan keterkaitannya dengan sifat fisik lainnya. Meningkatnya pengetahuan mengenai sifat dielektrik tersebut diharapkan dapat membuka kemungkinan penerapan dan pemantaatan yang lebih luas. Pengukuran sifat dielektrik bahan biologik, khususnya pada kirasan frekuensi radio (10 hingga 100 MHz) masih terbatas akibat dari keterbatasan alat maupun prinsip pengukurannya. Ada beberapa tehnik pengukuran nilai sitat dielektrik yang dapat digunakan, seperti General radio type 1608-A, Impedansi bridge, Booton 160-A Q- meter dan Booton 250-A RX~rneter. Teknik-teknik pengukuran tersebut digunakan untuk untuk kisaran frekuensi entara 250 Hz - 50 Mhz yang termasuk dalam kisaran frekuensi rendah. Pengukuran nilai sifat dielektrik, dan penentuan faktor-faktor yang mempengaruhinya, dengan bermacam-macam metoda pengukuran harus tetap rnengacu pada prinsip dasarnya, yaitu nilai dielektrik merupakan perbandingan kapasitansi bahan dengan udara. Diantara berbagai tehnik pengukuran tersebut. metoda Booton 160-A Q-meter yang bekerja pada kisaran frekuensi 50 Hz- 50 MHz adalah yang paling sederhana, dapat dibuat sendiri dengan biaya murah, dan dapat menggunakan alat ukur yang umum ditemukan. Pada penelitian ini akan dilakukan pengukuran untuk melihat pengaruh frekuensi dan kadar air bahan terh~ nilai sitat dielektrik lada. Biji lada merupakan hasil pertan!an rempah- rempah daerah tropik yang banyak digunakan untuk obat~batan dan bumbu-bumbuan. Karena khasiatnya yang cukup tinggi, pengeringan lada sering menjadi taktor penting. Pengeringan lada secara konveksi dengan pemanasan biasa diduga dapat merusak atau mtmgurangi zat aktif atau minyak atsiri yang ada didalam bahan. Penerapan pengeringan dieleldrik, dengan mengenakan gelombang eIektromagnetik langsung ke posi$i. moIekuI air daIam bahao dapat mengurangi kerusakan tersebut. -Karena geIombang e1~tik dapat langsung mempen~hi air, yang rnerupakan zat yang berisifat polar, proses pengertngan tersebut rnengurangi kemungkinan kerusakan atau penguapan zat lain yang bersifat non-poIar. Untuk penerapan tersebut, dipertukan pengetahuan yang lengkap tentang sifat dlelekbik lada. Tujuan Penelltlan Tujuan peneUtian ini adalah: 1. Merancang dan mengujj klnerje alat ukur nisi sifat dielektrik bahan bialoglk pada kisaran hkuenal radiO. 2. MempeIajari pengaruh frekuasi temadap niIai sifat dielektrik lada. IIanfaat Penelillan. Manfaat penel'dian ini adalah untuk menyediakal aIat ukur nilai 8ifat dlelaldrik pads Idsaran frekuensi radiO dan deIa dasai' m9ngenai sifat dielektrik !ada. TlNJAUAN PUSTAKA Pennitivitas &tau slfat dielektrik digambart<an sebagai suatIJ permitivitas relatif komplek yang rnerupakan nilai pembagi antara permitivitas absolut dengan permitivitas ruang hampe, (NyfOrs & Vainikainen, 1989 dalam Ryynanen,1995): Gabs =&'&0 (1) dimana: GeM =permitivitas absolut bahan (F/m) Eo =~ ruang hampa (= 8.854x10-12 F/m) E = permltivltas relatif bahan Permitivitas biasa dinyatakan dalam bentuk blangan kompleks yang terdiri dari komponen nyata dan khayal, yaitu (Risman, 1991 dalam Ryynanen, 1995): &=&'-j&"=lsle-i6 (2) 101
  • 3. Vol. 15, No.2, Agustus 2001 dirnana c,: ': tetapan dielektrik (dielectric constanr, e" =~ktOr kehilangan dielektrik (dfelectric loss facto" j =unit imajiner( .J-1 ) o = sudut hilang dielektrik (dielectric loss tangent) Komponen nyata permitivitas tersebut disebut sebagai tetapan dielektrik s', yang menunjukkan kemampuan bahan untuk rnenyimpan energi listrik. Sedangkan komponen khayal disebut sebagai faktor kehilangan dielektrik s" yang menyatakan kemampuan bahan untuk menghamburkai'llmelepaskan energi dan mengkonversinya menjadi panas, yang nilainya selalu positif dan biasanya lebih keeil dari nilai tetapan dielektrik. Menurut Mohsenin (1984), tetapan dielektrik dapat didefinisikan sebagai perbandingan antara kapasitansi bahan, C, dengan kapasitansiruang hampa atau vakum, Co. C E = (3) CO E'= E (4) E 0 Menurut Mohsenin (1984) pengukuran nilai dielektrik bahan- bahan biologik dapat dilakukan dengan menggunakan metoda Q-meter, yang terdiri atas 3 fungsi dasar yaitu osilator, komponen resonansi (kondensator variabel Cv) dan voltmeter VTVM untuk pembacaan tegangan, seperti ditunjukkan pada Garnbar 1. Osilator yang berfungsi sebagai sumber tegangan (e) memberikan suatu tegangan konstan dan frekuensi yang sesuai ke rangkaian LRC. Dengan adanya induktor L, kondensator variable dapat diatur sedemikian rupa 102 c Gambar 1. Komponen fungsional dasar Q-meter (Mohsenin, 1984). hingga terjadi suatu keadaan resonansi. Pada saat resonansi: XL =Xc 1 e (j)L = --dan1 =- aCv R E=IOJL= raC., E= (~)(j)L E L ;=OJR=Q (5) Metode Q-meter dapat mengukur nilai konduktivitas arus AC (0), faktor tenaga (PF) atau tan 0 dan tetapan dielektrik (s). Pengukuran sifat dielektrik bahan dilakukan dengan mengatur nilai variabel kondensator C sehingga pada pembacaan voltmeter (VTVM) memberikan nilai maksimum. Dari pembacaan tersebut diperoleh nilai Q dan C, yang dicatat sebagai nilai Q1 dan C1. Kemudian bahan contoh dirangkai secara paralel dengan rangkaian, dan dengan cara yang sama diperoleh nilai Q2 dan C2. Suatu plat kondensor paralei rnempunyai bahan dielektrik yang besamya dapat dihitung dengan menggunakan persamaan: A Cd = ,EoE' (6) d Dimana
  • 4. &t.tt. KETEKNIKAN PERTANIAN Dimana Cd =Kapasitas kondensor (farads) A = luas total dua plat kondensor (em2) d =jarak antara dua plat (em) Dari persamaan diatas diperoleh: Cdd E' = - (7) EAo dimana Cd =C1 - C2. Tahanan bahan dielektrik, Rd dalam ohm adalah: R d ~ ( ~ ) (; ) (8) Nilai ax bahan ditentukan melalui persamaan: Q x ~[ OJ.Q2 !Cl-C2] (9) OJ. -Q2 C1 Untuk nilai Qx>10 maka nRai faktor tenaga (PF) adalah: PF=~=_l fDEoE' Qx (10) Konduktifitas diperoleh dari nDai ax melalui persamaan, Rd= Qx roCd 1 roCd (J)EoE U=-=-=-- (11) Rd Qx Qx Biasanya, parameter yang digunakan dalam menggambarkan sifat elektromagnetik bahan adaIah konduktivitas arus AC (0'), permitivitas atau sifat dielektrik dan permiabiIiIas magnetik (J.l). Hubungan antara konduktifitas arus AC dengan sKat dielektrik adalah sebagai berikut: U = 211/EoE" E"= u/211/Eo (12) (13) METODA PENEL.ITIAN.. Pendekatan RancaftPn . Skema rangkaian stat ukur niJajsifat dielektrikbahan biologikberd~ metoda Q-meter ditunjukkan.... Gambar 2. Komponen utama si$tim.Int' tardiri dati (a) osilator, (b) ran,g1QWln LRC, (c) alat ukur kapasitansi, (d) multimeter digital, (e) Wadah contoh dan (f) pencacah frekuensi. a. 0sHat0r berfungsi sebagai sumber tegangan yang memberikan frekuensi dengan tegangan yang sesuai ke rangkaian LRC. Pada rancangan ini, osiIator yang dibuat adalah type variable frequency oscilator (VFO) rnenggunakan transistor sebagai penguat dengan sumbar tegangan 12 volt. b. Afat ukur kapasitansi berfungsi untuk mengukur kapasitansi kondensator variabeI ~ teljadi resonansi.Alat ini dibuat dengan menggunakan IC 555 dan dapat mengukur kapasitas dari100 pf-10 J.lF (Suyanto, 1999) c. Rangkaian LRC merupakan bagian yang panting untuk melihat nilai Q dan C bahan yang akan diukur. Rangkaian LRC; Rancangan rangkaian LRC dibuat berdasarkan rumus: XL=Xc 1 OJL=- (14) roC C=_l_(J)2L Uitan L dibuat berdasarkan pendekatan rumus induktansi koD udara (Noersasongko, 1997) sebagai berikut: a2 n2 L(pH) =9a +lOb (15) dimana L =Induktansi (microhenry) a = Diameter koil (inci) b =Panjang liIitan kawat (inci) n =Jumlah liIitan kawat 1m
  • 5. Vol. 15. No.2. Agustus 2001 d. W~'ComOtt.· s8bagai tempat bahan yang akan diukur. Wadah contoh merupakan dUEl'tempeng sejajar· yang tMJuat: ,dSrI, tembaga.~ dan bagian ~;_p*isolator. Wadah ini b8r'b1gsJ' S8b8g8i kondensator pada rangkalan.Ukurah wadah (Iuas dan j8t8k antar plat) dibuat sesuai dengah kebutuhan ketelitian pembacaan. e. AIat bantu pengukuran yang digunakan. antara lain adalah AC voltmeter digital untuk rnengukur tegangan (Q) saat resonansi pada rangkaian LRC. ampeitneter digital untuk mengufttir kapaslt8S koridei1satOi" variabel yang dJgtiriakanpSda rangkaian LRC. pei1cacah trekUehSi untuk mengUfc:tJr frekuenslyang diberikan osllatOr kepada rarigkaian LRC. Sasaran kisaran fritkuensi sesual dengan teknlk pengukuran Booton 160- A Q-meter adalan 3 MHz - 50 MHz. Pencacah Frekuensi Prosedur Pangukuran Untuk mendapatkan nUai sifat dielektrik bahan dlperlukan pengamatan Q1. C1. C1. dan C2. dengan prosedur sebagai berlkut: 1. Mengatur kondensator Cv pada rangkaian LRC (Gambar 2) sehingga dldapatkan nHai Q maksimUm. Nilai tersebut dicatat sebagai 01 dan C1. 2. Bahan dimasukkan kedalam wadah sample. dan penurunan nUai 0 yang dihasilkan datal ~ 02. 3. Kondensator diatur kembali hingga mencapai hiiai makslrrlum. sampel dikeluarkan. dan riilai C yang diukur d~tat sebagaI C2 . Perhitungah nHai tetapan dielekbik (£') dan faktor kehUangan dielektrik (£1 dilakukan dengan algoritma seperti pada Gambar 3. 0CMicr0 Gambar 2. Skema alat ukur nilai sifat dielekbik. 104
  • 6. ~ KETEKNIKAN PERTANIAN Gambar 3. A/goritma perhitungan nilai dielektrik HASIL DAN PEMBAHASAN Rancangan Bangun Alat Pengukur Sifat Dielektrlk A/at pengukur sifat dielektrik hasil rancangan ditunjukkan pada Gambar'4. Secara spesifik, rancangan masing- masing komponen dijelaskan sebagai berikut: VoltMeter 1. Osilator; Pada penelman 'iniO$lator yang dibuat adalah osilator frekuensi variabel (VFO) dengan transistor sebagai komponen aktifnya (~ri1bar 5). Prinsip kerja osilator ini adatah sebagai berikut: Sinyal dari ge4van_ frekuensi gelombang sinusoidal yang- dihasil dari liIitan L1, L3, C2, C3 dan C4 dikuatkan dengan transistor T2 dan T3. Pada penelitian ini dirancang 4 rangkaian osilator yang dapat membangkitkan selang frekuensi berbeda seperti ditunjukkan pada Tabel Perbedaan selang frekuensi yang dicapai oIeh rnasing-rnasing rangkaian osilator tersebut diperoleh dengan rnengubah komponen-komponen C2, C3,C4,C5,C6,C7, L1, L2, L3,L4,dan L5. Tabel 1. Selang frekuensi yang dibangkitkan oleh osilator. Rangkaian Selang frekuensl 1. 3.47 -12.28 MHz 2. 7.02 - 16.64 MHz 3. 17.53 - 29.65 MHz 4. 28.24 - 39.45 MHz Gambar 4. A/at ukur nilai sifat dielektrik. i 105
  • 7. Vol. 15, No.2, Agustus 2001 r-~----~----------r-~Ar-'------~------r---~~--+12V L5 ~--~--~--~~----~----~------~------~--~------OV Gambar 5. Rangkaian elektronik untuk membangkitkan gelombang radio. +9V Gambar 6. Skema Alat ukur kapasitansi 2. Alat ukur kapasitansi kondensator. Pada dasarnya alat ini menggunakan 2 buah pewaktu (timer) IC 555, dimana Ie 1 berfungsi untuk mentriger Ie 2 dengan periode tertentu, sedangkan IC 2 digunakan untuk mengukur kuat arus yang dikeluarkan alat pengukur kapasitansi ini (Gambar 6). Arus yang keluar dari alat ditentukan oleh interaksi antara tahanan R5 dan VR sebagai R dengan kondensator, ex, sebagai variabel kondensator sesuai dengan hubungan yang ditunjukkan pada persamaan (16). t= ex R (16) 106 Dalam hal ini, C adalah kondensator yang akan diukur besarannya. Besar tahanan R pada persamaan (16) diatur sedemikian rupa, sehinga dengan mengeser-geser kapasitomya akan didapatkan perubahan besar arus keluaraan. Pada prinsipnya arus yang dikeluarkan berbentuk pulsa tinggi dan rendah, dimana lamanya waktu t pulsa tinggi ditentukan o/eh persamaan (16) diatas. Rangkaian alat ukur kapasitansi yang dirancang ditunjukkan pada Gambar6. 3. Rangkaian LRC. Hasil rancangan rangkaian LRC dapat dilihat pada Gambar 7, yang terdiri dari induktor,
  • 8. &Ieti. KETEKNIKAN PERTANIAN tahanan dan kondensator variabel. Induktor dibuat (n) 8 lilit, diameter (a) 2,60 em, panjang (b) 2,54 em, dengan induktansi L, 3,542 JlH. Tahanan Gambar 7. Rangkaian LRC. 4. Wadah eontoh diraneang berdasarkan kemampuan alat, sehingga kapasitasnya dapat terbaca pada selang frekuensi yang dikehendaki. Gambar 8 menunjukkan ukuran wadah eontoh yang dirancang untuk penelitian ini. Uji Teknis Instrumen Pengujian alat ukur sitat dielektrik bahan pertanian ini dilakukan 4 tahap, yaitu pengujian alat ukur kapasitansi, pengujian osilator, pengujian rangkaian LRC. 1. Pengujian alat ukur kapasitansi Alat ukur kapasitansi terdiri dari perangkat elektronik dan alat tambahan berupa Digital DC q, 5.2 em 1t:=1====~~II £ d 1.0 em Gambar 8. Ukuran wadah eontoh. Ampermeter. Digital DC Ampermeter adalah alat peraga untuk melihat perubahan kapasitas kondensator terhadap besarnya perubahan arus listrik. Sesuai dengan kondesator variabel yang digunakan, . J~ng mempunyai selang kapasitansi an~a 7 sampai 356 pF. DC Amperme* yart9 digunakan mempuny.Cili .'~~g pengukuran dari 0 sampai .. ~QOO Mieroamper. Alat uku(' kapa$itiiOSi dirancang sehingga pada kapa$itanSi kondensator variabel maksimul11,{aSS pF) pembacaan pada ampermeter menunjukkan maksimum (2000 miero amper), dengan cara mengatur tahanan VR pada Gambar 6. Untuk keperluan pengukuran, alat 1m dikalibrasi berdasarkan regresi linier seperti yang ditunjukkan pada Gambar 9. ,=3.8I!I52x+ 127.44 R'=Q99B5 o 50 100 150 2IXl 2!Il 300 350 I--DalBI'r(JJo.Ial -lia-(DID~ I lIuan.......dlrllIIIIIlJIFI Gambar 9. Grafik hubungan label ukuran kapasitor dengan kuat arus. 2. Pengujian Osilator Osilator dibuat berdasarkan pada rancangan pemancar radio 80 meter band (+) pada trekuensi 3,7 MHz (Sarwo Edy, et al., 1996). Frekuensi gelombang sinus yang dibangkitkan oleh osilator dipengaruhi oleh besamya induktansi l dan kapasitansi C sesuai dengan persamaan (17). 1 fr = 27r.JLC (17) Berdasarkan persamaan diatas, perubahan nilai l dan C: akan menyebabkan terjadinya perubahan keluaran trekuensi yang dihasilkan oleft osilator. Pengujian osilator ditujukan terhadap besamya setang frekuensi yang dapat dihasilkan dengan cara mengatur kondensator variabet (;2 dari skema rangkaian Gambar 5. 107
  • 9. Vol. 15, No.2, Agustus 2001 3: 'P-engujlan rangkaian lRC. lP8nguji8n ~ian lRC dilakukan ~ berikut· Pertama, rangkaian I,;R(tdlbuatsesuai dengan rancangan ~ionald~.' Pengujian dilakukan dengari tnengeser-geser kapasitor variabel Sepertl pada skema rangkaian alatt.kur dielektrik pada Gambar 4, dan memastikan apakah terlihat tegangan yang maksium pada alat ae volt meter ketika kapasitor mencapai kapasitansi tertentu. Hal ini dilakukan untuk setiap tingkat frekuensi. Pengukuran Nilal Dlelektrik fada Pengukuran nilai wt dielektrik lada dilakukan dengan ulangan sebanyak 5 kali pada masing contoh, pada kadar air 13,8 % dan 19,2 %. Pengukuran dilakukan pada frekuensi 8, 10, 12, 14, 16, 18, 20, 22 MHz. Hasil pengukuran nilai e' ditunjukkan pada Gambar 10 dan nilai e" ditunjukkan pada Gambar 11. 8 1) 12 14 15 18 :D 2l Gambar 10. Grafik pengaruh frekuensi tei1ladap tetapan dielektrik (e') lada KA .13.82 % 8 -.. 7 ~ 6 5 ..'c 3 [2uC2~~~~~S 1 ~ 0 Gambar 11. Grafik pengaruh frekuensi terhadap nilai faktor kehilangan dielektrik (e") lada KA 13,82 % 108 Dari gambar tersebut terlihat bahwa keragaman nilai e' sangat besar pada frekuensi 8 dan 12 Mhz, yaitu antara 0.275 hingga 6,81. Meskipun keragaman nilai e' pada frekuensi 10 MHz adalah kecil, diduga ketelitian alat ukur nilai dielektrik yang dirancang ini kurang memadai pada frekuensi- frekuensi rendah, Ada beberapa faktor yang mempengaruhi ketelitian pengamatan ini; antara lain faktor pembacaan alat, dan kepekaan alat itu sendiri. Hal ini disebabkan oleh kestabilan anm<a peragaan alat yang sangat rend'ah sehingga sulit menentukan pada kapasitansi berapa sebenamya puncak resonansi terjadi. Sebagaimana hafl'lya keragaman nilai tetapan dielektrik (e'), keragaman nilai faktor kehilangan diefektrik e" pada frekuensi >14 MHz lebih baik dari pada frekuensi-frekuensi yang lebih rehdah. Keragatnan hasil pengukuran nilai tetapan dielektrik dan faktor kehilangan dielektrik yang relatif besar pada frekuensi-frekuensi rendah juga diamati pada ulangan dengan kadar air berbeda (Gambar 12 dan Gambar 13). Hal ini menunjukkan bahwa alat ukur nilai dielektrik yang dirancang lebih layak digunakan pada kisaran frekuensi 14 MHz hingga 22 MHz. Gambar 12. Grafik pengaruh frekuensi terhadap tetapan dielektrik{e') lada kadar air 19,18 %
  • 10. ~ KETEKNIKAN PERTANIAN Gambar 13. Grafik pengaru frekuensi terhadap nilai fakto kehilangan dielektrik (E") lada kada air 19,18 % 5 y=.Q9746l11(x) +3.1400 RI=O.3845 Y=-O.9994ln(x) + 2.8823 RI=0.481 8 10 12 14 16 18 2J 22 Fr8cuensi (M-t) --+- 13. ___ 1 ,1 _1Lg. (KA 19,18) • • • .1Lg. (KA 13.82) Gambar 14. Grafik pengaruh frekuens terhadap rata-rata nilai konstant dielektrik (E') Pada Gambar 14 diperlihatkan pengaruh frekuensi terhadap rata-rata tetapan dielektrik E' dan faktor kehilangan dielektrik En lada pada kadar air 13,8% dan 19,2 %. Dari Gambar 14 terlihat bahwa nilai tetapan dielektrik lada pada kada air 19,2% lebih tinggi dibandingkan dengan lada kadar ,air 13,8 %. Sitat fisik bahan (bulk density dan seed density) pada masing masing kadar air tersebut ditunjukkan pada Tabel4. Tabel 4. Berat jenis lada berdasarkan kadar air Kadar air Bulk density Seed density (%bb) (gr/cm3) (gr/cm3) 13,8 0,58 1,13 19,2 0,55 1,10 Sifat dielektrik" ' $lIattt"bahan dipengaruhi oleh interaksi massa bahan dengan medan el*omagnetik. Semakin tinggi densita8''bahan sernakln besar nilai sifat dieJektrlt<Hya: 5eoara teoritis, semakin tinggi kedar ail"' ef8u semakin rendah densitas bahan,maklrli besar pula nilai tetapan dielektrlk E' dan faktor kehilangan dielektrik En. Dengan kata lain, tetapan dielektrik E' dan faktor kehilangan dielektrik E" dipengaruh; oleh kadar air bahan tersebut. Berdasarkan Wratten (1950) dalam Mohsenin (1984), tetapan dielektrik E' beras naik seiring dengan meningkatnya kadar air. Pada frekuens; 27 MHz, pada kadar air 21.1 %, 15.4 %, dan 10.0 % berturut turut tetapan dielektrik beras E'adalah 4.5, 3.7, dan 3.2, dan faktor kehilangan dielektriknya E" adalah 0.87, 0.4, 0.3. Pada Gambar 15 ditunjukkan perbandingan rata-rata nilai faktor kehilangan dielektrik En lada pada kadar air 13,8 % (bb) dan kadar air 1~,2 % (bb). Gambar tersebut memperlihatkan bahwa nilai faktor kehilangan dielektrik En. lada pada kadar air 19,18 % lebih tingg; dibandingkan dengan lada kadar air 13,82 %. Dari gambar tersebut juga terlihat bahwa faktor kehilangan dielektrik E" lada menurun seiring dengan meningkatnya frekuensi. y=,().01~x) +0.0416 , R" =0.5345 10 12 14 16 18 20 22 ~ Gambar 15. Grafik pen~uh frekuensi terhadap rata-rata I' ntlai laktor kehilangan dielektrik (e") lada.
  • 11. Vol. 15, No.2, Agustus 2001 '.' KESIIIPULAN DAN SARAN ~ y8ng dapat diambil dari ~ ini.~·68bagai berikut: 1. ~.p8{9Jkur.i dielektrik dengan metoda Q-meter dan kemampuan pembangIdIan geIombang. sinus (0sJat0r) pads kisaran frekuensi 3.47 MHz sampai 39,45 MHz telah berhasil dirancang bangun. 2. Uji kinerja alat pengukur nilai dielektrik yang dirancang bangun tersebut menunjukkan bahwa alat yang dirancang tersebut hanya dianggap layakuntuk pengukuran pada seIang frekuensi 14 - 22 MHz. 3. Jika dlihat garis kecenderungan grafik, makin tinggi frekuensi makS makin menurun tetapan dieleldrik dan faktor kehilangan dielektrik lada. . 4. Peningkatan kadar air atau penurunan densitas menghasiIkan peningkatan nilai tetapan dieIeIdrik dan faktor kehilangan dieIektrik. Berdasarkan hasil yang ~. disarankan untuk mengkaji kemungkinan mengubah arus ya1g keluar dart rangkaian RLC dari arus AC m8njadi DC untuk meningkalkan ketelitian aIat. DAFTAR PUSTAKA Malvino, AP., 1996. Prinsip-prinsip eJektronika. Penerbit Ertangga. Edisi ke-3. Jlid 2. Jakarta. Plant. M. and Stuart. J.. 1985. Ilmu Teknik Instrumentasi. PT. Gramedia. Jakarta. Mohsenin. N.N. 1984. EIecIromagnetic Radiation Properties of Food and Agricultural Product. Gordon and Breach .Science Publisher. New York. Noersasongko. W.• 1997. Teknik Dasar Komunikasi Radio. CV Gunung Mas. Pekalongan. Jones, P.R., Rowley, AT., 1996. 110 Dielectric Drying. Drying Technology - An International Journal, 14(5), pp. 1063 - 1096. Ryynanen. S. 1995. The Electromagnetic properties of Food of ·Materials: A Review. The Basic Principles. J. Food Engginering 26, pp. 409-429. Sarwo Edy, Supriyo. 1996. Merakit sendiri Pemancar jaIur 80 meter. Penerbit PT Elex Media Komputindo. Jakarta. Suyatno, N.A, 1999. Rancangan alat pengukuran nilai sifat dielektrik, Skripsi. Jurusan Teknik Pertanian, FATETA;.IPB. Tambunan. A.H.. Suyatno, N.A., Hannen. 2000. Oesain dan uji teknis aJat pengukur nlai dielektrik berdasarkan metoda Q-meter. BuJetin Keteknikan Pertanian.14(2), pp.108-111.