Dokumen tersebut membahas penelitian tentang aktivitas antibakteri campuran propolis dan garam kelapa terhadap bakteri penyebab plak gigi, Streptococcus mutans. Propolis dan garam kelapa diekstrak dan dicampur dengan berbagai konsentrasi untuk diuji aktivitas antibakterinya menggunakan metode hitungan cawan. Hasilnya, campuran propolis 6,25% dan garam kelapa 1 M memiliki aktivitas antibakteri tertinggi terhadap S. mutans diband
1. ~ '"-___ I
I _
PS Farmasi - FMIPA UNPAK 116 - 159 ISSN: 2087-9164
2. Fitofarmaka, Vol. 2. No.2. Deirmber 2 12 ISSN : 2087-9164
~DLrillm~JurnaI Il miah F armasi
Pelindung
Pirnpinan Redaksi
Redaksi Pelaksana
Devvan Redaksi
Alamat Redaksi
Susunan Redaksi
: Dekan 'akulta . Matematika dan I1mu Pengetahuan Alam NPAK
: KeLUaProgram SLUill Farmasi FMIPA UNl'AK
. Dra. Bina LolIita Sad. MPd. Apt
!lira 1irctIlti. TP, J.f.Si.
Dr. S.Y. SrieHahayu,IvLSi.
: Dr. 1ri Par~ji
drh.Min Rachmini,vati, PhD.
Dr. drh.Hera . 1aheshwarL tvLSc.
Siti Sa'diah, NISi Apt.
. Program Studi Farmasi HPA.. Universitas Pakuan
Jin. Pakuan PO Box 4 2 Bogar
Telp : (0251) 8349324
Fa: : (025 1) 83"75.47
Email: farmajAlloo.com
3. Fitofarmaka, VoL2, No.2. D.;':;e.mber 20J2 ISS!,! : 2087-9164
UCAPAN TERIMA KASIH
Fitofarmaka Mengucapkan terima kasih kepada
Mitra Bestariyang telah mcmbeIikan kontribusi atas terbttnya
Jurnal Fitofarmaka Vol. 2 No 2 De::;ember 2012
Berikut ini adalah nama Mitra Bestari Vol. 2 No 2 Desember 2012
Dr. A.A. Harmita, Apt. (Universitas Indonesia)
Dr. BernJ EIIYJ, M i. Apt. (Uni"er~ita:) 1 ndonesia )
Dr. Nisa Rachmania Mubarik, M.Si (Istitut Pertanian Bogar)
4. Filofarmaka, Vol. 2, No 2, De:oembtr 2012 IS , 2087-9164
PENGANTAR REDAKSI
Fitofarmaka adalah jurnal ilmjah yang dHerbitkan untuk mengakornodasi
tulisan hasil penelitian bagi sivitasakademika farmasi Universitas Pakuan
khususnya dan instansilain di Iuar Universitas Pakuan pada urnumnya, Jurnal ini
rnernuat artikel primer yang bersumber langsung dari hasil penelitian Ilmu
Farmasi.
Fitofarmaka diterbitkan dua kali dalam setahunya itu pada bulan Juni dan
Desember oleh Pl'Ogram Studt Farmasi, Fakuhas Matematika dan Hmu
Pengetal'lUan Alam,Universitas Pakuan,
Semoga Jurnal ini bermanfaat bagi perkembangan hasanah ilmu
pengetahuan,
Bogar, Desem ber 2012
Redaksi
5. Fitofarmaka, 01 2, No.2. D-::it-mbe-r 20 12 ISSN : 2087-9164
[?mm[DJillillffi
Jurnalllmiah Farmasi
DAFTARISI
SusunanRedaksi ............................................................... ......................................
Ucapan Terima Kasih....................................................................................................
Pengantar Redaksi ........................................................................................................
Daftar lsi ........................................................................................................................
11
III
iv
1
2
KARAKTERISASI DAN IDENTIFIKASJ KOMPONEN KlMIA RIMPANG
KUNYIT (Curcuma domest1ea Val.) SEBAGAI INHfBlTOR BAKTERJ
Herson Cahaya Himawan ,VinsensiusSwjana, Laura Prawira
PENGARUH PENAMBAHAN EK STRAK DA UN TEB HIJ AU
(Camelia sinensis (L). Kuntze Var. Assamica)SEBAGAI ANTIOKSIDAN
PADASEDlAAN GEL
Haryalo Susilo, Dwi Indriati, Astri Rustianti
] 16-125
126-136
3 CAMPURAN PROPOLlS DAN GARAM KELAPA SEBAGAI BAHAN
ANTIBAKTERJ PLAK GIGI MIXED PROPOLIS AND COCONUT SALT AS A
DENT AL PL A Q U E A NTIB ACT ERI A L AGENT
Akhmad Endang Zainal Hasan, 1 Made Arlika, Henry Adiprabo'wo
137-145
4 unEFEKTIVITAS EKSTRAK ETANOLDAUN LIDAH MERTUA (Sansevieria
tr ijasc iala Pr a in ) TERHADAP KHAMIR Candida a l bicans
Darn Kamala, Ike Yulia, Rita Pehrianti
146-152
5 OPTIMASI KONDISJ UNTUK RENDEiVlEN HASIL EKSTRAKSI KULIT
MANGGIS (Garcinia mangos/ana L)Optimization of Conditions for Yield
Ext rac tion of Mangosteen Pericarp (Garc inia m angos tana L.)
Akhmad Endang Zainol Hasan, Husain Nashrianfo, Rani Novia Juhaeni
153-159
6. Fitofarmaka, Vol. 2, No.2, Desember 2012 ISSN : 2087-9164
CAMPURAN PROPOLIS DAN GARAM KELAPA SEBAGAI
BAHAN ANTIBAKTERI PLAK GIGI
MIXED PROPOLIS AND COCONUTSALT AS A DENTAL PLAQUE
ANTIBACTERIAL AGENT
Akhmad Endang Zainal Hasan, I Made Anika, Henry Adiprabowo
Departemen Biokimia, lnstitut Pertanian Bogor
ABSTRAK
Karies gigi merupakao masaJah kesehatan yang umum terjadi di kalangan
masyarakat Indonesia. Faktor yang paling banyak menyebabkan karies gigi adalah pJak gigi.
Bakteri yang dominan daJam plak gigi adalah Streptococcus mutans. Salah satn bahan
antibakteri karic,genik yang biasa dipakai da!am pasta gigi saat ini adalah fluol·. Penggunaan
pasta gigi berfluor dapat menimbulkan fluorosis yaitu pelemahlln email gigi bila dipakai
dalam konselltrasi yang berlebihan. Propolis dan garam kelapn merupakan bahal1 alami
yang berpotensi sebagai 3ntibakteri pengganti fluor. Penelitian bertujuan U!ltuk menguji
aktivitas antibakteri dari campuran propolis dan garam ke!apa dan memballdingkan
keefektifannya dengan antibakteri NaF yang terdapat dala," pasta gigi komersial. Uji
aktivitas antibakteri S. mutans dilakulGln dengan metode hitlngan cawan yaHii
penghitllngan jumlah baktcri yang tumbuh di media contoh dalam cawan petri. Propolis
kasar diekstrak dengan alkoliol dan didapatkan rendemen sebesar 8.52 '10. Hasil penelitian
menunjukkan babwa campuran propolis 6.25% dall garam kelapa 1 11 mempunyai
kemampuan paling besar sebagai sntibakteri dan dapat menghambat S. mutans lebih baik
daripada NaF 0.3%. Keefektifan propolis-garam terhadap NsF 0.3% sebesai' 203.880;{,.
Kata kunc; : propolis. garam kelapa, anlibakteri, antikaries gigi, Streptococcus mutans,
ABSTRACT
Dental caries is a common health problem for Indonesian people. In many cases,
plaque is a major cause of dental caries. Predominant bacteria tliat cause plaque is
Streptococcus mutans. Nowadays, fluor is a common antibacterial substance in toothpaste.
However, excessive amount of fluor may cause fluorosis characterized by demineralization of
enamel. Therefore, it is important to find another substance to substitute fluor as an
antibacterial agent. The propolis and coconut salt ar~ natural substances having good
potential as antibacteria for fuor replecer. propolis and coconut salt. The aim of the present
study was to determine the antibacterial activity of propolis and coconut salt mixture and
compare its effectiveness with the commercial toothpaste antibacterial substance, NaF.
Antibacterial activity test against S. mutans was conducted by using the plate count method
that is by measuring the amount of bal."teria growing in the medium on petri dish. Crude
propolis was extracted using ethanol and resulted in yiefd of 8.52%. The resuIt of the present
study indicated that a mixture of 6.250/0 propolis and 1 M coconut salt show best antibacterial
activity and can inhibit S. mufans better than 0.3% NaF. The effectiveness of the coconut salt
propolis mixture as antibacterial agent was 203.88% of that NaF 0.3%.
Kata kunci: Cryptocarpa Massoy, toksisitas, ontibakteri, antioksidan dan analisis
kromatograJi.
137
7. Fitofarmaka, Vol. 2, No.2, Desember 2012: 137-145
PENDAHULUAN
Masalah kesehatan gigi di
Indonesia merupakan masalah kesehatan
yang penting. Gangguan kesehatan gigi
yang sering kali teIjadi adalah karies gigi
dan penyakit yang terdapat pada jaringan
pendukung gigi. Penelitian epidemiologis
yang dilakukan oleh Direktorat Kesehatan
Gigi RI pada tahun 1982 menemukan 70%
penduduk Indonesia menderita penyakit
gigi berlubang (Rusiawati 1991). Gigi
berlubang berawal dari plak gigi.
Bakteri yang dominan dalam
pembentukkan plak gtgt adalah
Streptococcus mutans (Libeirio et al.
2011). Bakteri tersebut memiliki
kemarnpuan untuk menyintesis sukrosa,
glukosa, atan karbohidrat lain m..:qjaoi
polisakarida ekstraselular dan asam
(PanJaitan 2000). Sukrosa akan didegradasi
oleh s.mutans menjadi g!ukosa dan
fh.Iktosa yang <;elanjutnya akan diubah
seeara fermentasi menjadi polisakarida
(dekstran dan lruktan) dan asam dengan
bantuan dekstransukrase dan fruktanase
yang dihasilkan oleh bakteri tersebut.
Asam yang terbcntuk dari hasil fennentasi
ini akan memhantu proses pemasakan plak
(Day 2003). Hal ini teIjadi karena S.
mutans dapat melakukan fermentasi
heterolaktik yang memproduksi asarn
organik seperti fonnat, asetat dan etanol
(Roeslan 1996). Asarn yang dihasjlkan
tersebut mengakibatkan turunnya pH
pennukaan gigi dan mengakibatkan proses
pemasakau plak. Plak gigi yang tidak
segera dibersihkan akan menyebabkan
karies gigi.
Salah satu cara yang paling umum
dilakukan dalam menghambat
pembentukan plak adalah menggosok gigi
deDgan menggllnakan pasta gigi. Pasta gigi
mengandung antibakteri yaitu fluor dalllm
bentuk natrium fluorida (NaF). staDium
fluorida daD natrium monofluorofosfat.
Penggunaan pasta gigi berfluor tersebut
menimbulkan suatu dilema. Hal ini
disebabkan dapat timbul efek samping
berupa fluorosis atau pelemahan email gigi
terutama bila dipakai dalam konsentrasi
yang berlebih. Fluorosis email gigi dapat
menimbulkan lubang-Iubang dangkal pada
pennukaan gigi. Pada lubang tersebut
kemudian timbul plak gigi dan teIjadi
karies gigi. Oleh karena itu diperlukan
upaya meneari ballan alternatif pengbranti
fluor sebagai antibakteri dalam pasta gigi.
Menurut Fatoni (2009), Tukan
(2009) dan Hasan et al. (2006) propolis
dari leball madu Trigona spp telah terbukti
berpotensi sebagai antimikroba baik
terhadap bakteri Gram positif maupun
Gram negatif Libeirio el al. (2011)
menemukan bahwa propoiis asal Melipol7fl
sp dapat menghambat pertumbuhar: bakteri
penyebab plak gigi. Demikian pula hasil
penelitian Hasan el ai. (2011) menemukan
bahwa propolis Trigona spp mampu
menghambat pertumbuhan bakteri S
mutans sebagai bakteri penyebab caries
gtgt.
Penggunaan garam sebagai
antibakteri seeara tradisional telah sering
dilakukan oleh masyarakat di Indonesia.
Proses pengawetan ikan dengan
menarnbahkan gararn secara berlebih
berfimgsi sebagai pengawet ikan.
Penggunaan garam sebagai antibakteri
pada mulut merupakan kebiasaan
masyarakat dengan cara berkllmur air
garam untuk mengatasi radang gusi atau
sakit gigi. Menurut Wolinsky dan Lott
(1986) sodium klorida (NaCl) atau garrun
dapat menghambat pertumbuhan bakteri
penyebab plak gigi. Garam yang berasal
dari Pantai Kusamba, Bali dan disebut
138
8. Fitofarmaka, Vol. 2, No.2, Desember 2012 ISSN : 2087-9164
garam kelapa merupakan garam yang
bersih dan terbebas dari bahan pengotor
walauplUl tanpa proses pemumian. Garam
ini disenangi orang Jepang (Arics 2006).
Campuran propolis dan garam
(kelapa) sebagai bahan untuk mengatasi
plak gigi belmn dilakukan. Oleh karena itu
penelitian ini bertujuan menguji aktivitas
antibakteri dari campuran propolis dan
garam kelapa terhadap bakteri S mutans
penyebab plak gigi.
BAHAN DAN METODE
Bahan dan Alat
Baban-bahan yang digunakan adalah
150 gram propolis kasar Trigona spp yang
berasal dari Pandeglang Banten, garam
kelapa dari pantai Kusamba Bali,
Streptococcus mutans, NaCl, media padat
pepton yeast glucose (PYG), etanol, dan
NaF. Alat yang digonakan adalah laminar
a;r flowcabinet, inkubator, autoklaf,
quebec colony counter dan rotavapor.
Metode
Ekstrak Propolis
Propolis yang digunakan
merupakan hasil ekstraksi sarang lebah
Trigona spp menggtmakan metode
Matienw dan Lamorena (2004) dan Hasan
et al. (2007) dengan modifikasi.
Uji Aktivitas Antibakteri Metode
Hitungan Cawan
Uji aktivitas antibakteri dilaku.'<:an
dengan menggunakan metode hitungan
cawan (cawan tuang/pour plate) (Fardiaz
1989). Kontrol positif yang digunakan NaF
0.3% dan kontrol negalifi1ya akuades.
Contoh bahan yang digunakan adalah
propolis dengan konsentrasi 6.25% v/v,
sesuai dengan nilai KHTM-nya (Hasan et
al. 2011) dan 3.13% v~v, garam kelapa
(dengan kosentrasi 2 mM, 10 mM, 100
mM dan I M), dan campuran garam kelapa
dan propolis dengan konsentrasi propolis
6.25% dan garam kelapa I M.
Sebanyak satu ose biakan bakteri
s.mutans masukkan dalam 10 mL PYG
cair lalu diinkubasi pada suhu 37°C selama
24 jam. Sebanyak 1% inokulum (30 ilL)
bakteri dari biakan bakteri S. mutans yang
sudah diinkubasi selama 24 jam
dimasukkan ke dalam 3 mL PYG cair
steril yang mengandung contoh dengan
konsentrasi tertentu lalu diinkubasi selama
24 jam pada suhu 37°C. Setelah 24 jam
masing-masing biakan bakteri dari
berbagai contoh tersebut dilakukan
pengencerall seri sampai 1 x 10-4 dengan
menggunakan lamtan NaCI 0.9%.
Sebanyak 100 ~lL biakan bakteri hasil
pengenceran tersebut dipipet ke dal:lm
cawal] petri lalu ditllang<an media PYG
padat pada suhu sekitar 47-50 0C, dan
dibiarkan sampai memadat, kemudian
diinkubasi pada suhu 37°C selama 24 jam.
Bakteri yang tumbuh bempa koloni-koloni
dihitung dengan mellggtmakan quebec
colony counter.
Analisis Statistik
Analisis statistik yang digunakan
adalah rancangan percobaan dua faktor
dalam Rancangan Acak Lengkap (RAL).
Model ra.'lcangannya : Yijk = J,.l + ai + pj +
{a~)ij + Eijk , dengan Yijk nilai pengamatan
pada fak.1or A taraf ke-i, faktor B taraf ke-j,
dan ulangan ke k, J.l = komponen aditif dari
rataan, {!i = pengaruh utama peubah A, ~j
pengaruh utama peubah B, (a~)ij
komponen interaksi peubah A dan peubah
B, dan Eijk galat atau pengamh acak yang
menyebar nonnal (0,<1)
139
9. Fitofarmaka, Vol. 2, No.2, Desember 2012 : 137-145
Raneangan ini digunakan pada uji
antibakteri metode hitungan cawan. Data
yang diperoleh dianalisis dengan Anova
(Analysis of variance) pada tingkat
kepereayaan 95% dan taraf a 0.05. Uji
lanjut yang digunakan adalah tgi Duncan,
semua data dianalisis dengan program
SPSS 15.0.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Potensi Propolis dalam Menghambat
Pertumbuhan Bakteri
Tiap bakteri memiliki sensitivitas
terhadap antibakteri yang berbeda. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa ekstrak
propolis, garam kelapa dan eampuran
400
300
200
100
o
keduanya memiliki potensi antibakteri S.
mutans terlihat dari sedikitnya jumlah
koloni bakteri yang terbentuk. Gambar 2
memmjukkan jumJah sel bakteri per mL
yang dapat hidup setelah ditambahkan
contoh. Aktivitas antibakteri berbanding
terbalik dengan jumlah scI bakterilmL,
makin keeil jumlah sel bakteri/mL yang
tumbuh maka menunjukkan aktivitas
antibakteri contoh yang makin besar.
Biakan bakteri yang ditambahkan akuades
sebagai kontrol negatif dapat dinlmbuhi
bakteri paling banyak, karena tidak ada
senyawa yang mampu meng.ltambat
pertumbuhan bakteri di dalam akuades.
Propolis
6,25%
Akuades NaF 0,3% Propolis
3,13%
Perlakuan
Gambar 2. Hubungan propolis, akuades dan NaF 0.3% terhadap jumlah sel
pada penentuan aktivitas antibakteri.
Biakan bakteri yang mengandung
NaF 0.3% sebagai kontrol positif,
ditumbuhi bakteri paling sedikit
dibandingkan akuades dan propolis. Hal ini
disebabkan NaF 0.3% sebagai kontrol
positif mampu menghambat pertumbuhan
bakteri. Hal ini didukung oleh Hoffmans
(1977), daiam Panjaitan (2000)
menyatakan bahwa pemakaian fluor tmtuk
meneegah karjes gigi telab dilakukan seJak
lama, fluor scbagai bahan aplikasi topikal
telah terbukti menghambat pertumbuhan
mikroorganisme dan pembennikan asam
oieh mikroorganisme plak gigi. Kcuntunga
lain dalam pemakaian NaF adalah stabil
dalam wadah plastik, baunya tidak terlalll
enak .tetapi diterima, tidak menimbulkan
iritasl dan tidak meninggalkan warna pada
gigi (Tinanoff et at. 1984).
Aktivitas antibakteri NaF 0.3%)
sangat besar dibandingkan akuades,
propolis 3.13% dan propolis 6.25%.
140
10. Fitofarmaka, Vol. 2, No.2, Desember 2012 ISSN : 2087-9164
Propolis 6.25% mempunyai aktivitas
antibakteri lebih besar dibanding propolis
3.13% karena konsentrasi propolis yang
dikandung di dalam media biakan bak'1eri
lebih besar. Makin besar konsentrasi
propolis rnaka aktivitas antibakterinya
makin besar karena senyawa aktif untuk
menghambat bakteri yang dikandungnya
rnakin banyak. Hal ini menunjukkan
propolis memiliki aktivitas antibakteri
sesuai dengan Draper's Super Bee Apiaries
(2007) yang rnenyebutkan propolis
melawan bakteri berbahaya dan bersifat
antibakteri karena memiliki senyawa
senyawa aktif yang marnpu mengbarnbat
pertumbuhan bakteri seperti flavonoid.
Namun berdasarkan analisis statistika
antara propolis 3.13% dan propolis 6.25%
tidak berbeda secara nyatadalam
menghambat pertumbuhan bakteri.
Berd~sarkan analisisstatistik
terdapat penurunan jumlah sd/mL secara
nyata oleh NnF 0.3% pada tingkat
kepercayaan 95%. Hal ini menandakan
bahwa NaF 0.3% masih sebagai antibakteri
yang paling baik dibandingkan akuades,
propolis 3.13%, dan propolis 6.25%.
Walaupun NaF 0.3% paling baik dalam
menghambat pertumbuhan bakteri, namun
konsentrasi ini terlalu tinggi di dalam pasta
gigi. Menllnlt Badan Standardisasi
Nasional (2003), pada pasta gigi kadar
fluor yaJlg disyaratkan adalah sebesar 800
1500 ppm yang setara dengan 0.08-0.15%.
Namun banyak dijumpai bahwa pasta gigi
mengandung komponen fluor (NaF)
sebesar 0.2-0.3% (Hartono 1988).
Efektifitas antibakteri propolis 6.25%
terhadap NaF 0.3% sebesar 35.89% tetapi
masih lebih tinggi bila dibandingkan
dengan akuades. Berdasarkan analisis
statistika pengaruh propohs 6.25% di
dalam biakan bakteri dibandLTlgkan dengan
akuades dalam mengbambat pertumbuhan
bakteri berbeda secara nyata (p<0.05).
Potensi Garam dalarn Menghambat
Pertumbuhan Bakteri
Gambar 3 menunjukkan
perbandingan aktivitas antibakteri oleh
garam keJapa berbagai konsentrasi,
akuades, dan NaF 0.3%. Diantara
konsentrasi garam kelapa, diperoleh bahwa
konsentrasi gararn I 11 di dalarn biakan
bakteri memiliki aktivitas antibakteri
paling bagus karena lebih baik dalam
mengbambat perturnbuhan bakteri. Cara
keIja dari garam ini ada1ah teljadinya
tekanan osrnosa antara cairan sel dan
larutan garam. Larutan ga!"am merupakan
larutan hipertonis akan menalik cairan sel
sehingga mengganggll kelangsungan
kehidupall bakteri (PriJantqjo 1996). Makin
besar konsentrasi garam maka makin bes(lr
dalam mengbambat bakteri karena tekanan
osmosisnya makin bcsar yang menyebab
kan cairan sel bakteri akan tertarik ke!uar
se1 sehingga bakteri mengkerut dan mati.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
makin besar konsentrasi garam kelapa
makajumJab sel bakteri Illakm turun.
Larutan garam keJapa dalam
konSl!ntrasi rendah SUdall mampu
mengbambat pertumbuhan hakteri. C'nrram
kelapa 2 mM di dalam biakan bakteri
sudah memperlihatkan aktivitas antibakteri
bila dibandingkan dcngan akuades.
Menurut Day (2003), konsentrasi NaCI 2
mM rnampu mengh;;mbal aktivitas
dekstransukrase S 171U fans. Jika
dekstransukrase atau fiuktansukrase
dihambat maka produk~i dekstran atau
fruktan oleh bakteri juga terhambat
sehingga rnernpengaillhipertumbuhan
bakteri. Penelitian Wolinsky dan Lott
(1986) menunjukkan bahwa konsentrasi
141
11. Fitofarmaka, Vol. 2, No.2, Desember 2012: 137-145
0.5 M larutan sodium klorida, sodium
bikarbonat (NaHCO)), dan magnesium
sulfat (MgS04) dapat menghambat
pertumbuhan bakteri treponema sampai
periode 96 jam. Larutan garam anorganik
juga dapat mempengaruhi pergerakan
bakteri. Pada konsentrasi 0.5 M sodium
klorida tidak ada pergerakan bakteri sarna
sekali. Larutan sodium klorida dan sodium
bikarbonat dengan konsentrasi 0.5 ?vi
efektif lmmk menghambat pertumbuhan
serta pergerakan dari bah.1"eri secara in
vitro. Hambatan pertwnbuhan dan
pergerakan bakteri ditentukan oleh
konsentrasi larutan bukan oleh Jems
garamnya. O!eh karena itu pada pemakaian
larutan garam anorganik unmk t~juan
tempi perlu ditentukan besarnya
konsentrasi dan lama pemakajan sehingga
permmbuhan baktcri dapat dihambat
(Wolinsky & Lott 1986). Keyes dan Rams
(] 983) sangat menduklmg pcmakaian
larutan garam untuk membatasi
pembentukan koioni dari ba."i(teri.
Penelitian Rams ef al (1984) membuktikan
-g 350
bahwa sodium bikarbonat (0.74 M),
sodium klorida (5.3 M), dan magnesium
suItat (2.6 M) dapat mempengaruhi
toksisitas bakteri.
Aktivitas antibakteri oleh garam
kelapa seperti terlihat pada Gambar 3,
belum mampu menandingi kemampuan
NaF 0.3% da]am menghambat
pertumbuhan bakteri. Berdasarkan analisis
statistik, media biakan bakteri yang
mengandung NaF 0.3% memmjukkan
penunman jum]ah S. mutans secara nyata
(p<0.05). Diantara konsentrasi garam
kelapa, berdasarkan analisis statistika tidak
menunjukkan penunman jurn)ah sel bakteri
secara nyata kecuali pada konsentrasi :2
mM dan 1 M yang berbeda secara nyata
(p<O.05). Efektifitas antibakteri garam
kelapa 1 M terhadap NaF 0.3% sebesar
26.99% tetapi Jebih besar aktlvitas
antibakierinya dibandingkan akuades.
Berdasarkan analisis statistika garam
keiapa I M secam nyata menunmkan
jum1ah bakteri dibandingkan dengan
akuades (p<O.05).
C)
g 300 4--===-------------------------------------
~ 250
-....J 200
l§ 150
<D
U) 100
..c
co 50
E::s 0
..., AAuades NaF 0,3% G 2 m M G 10 m M G 100 m M G 1 M
Perlakuan
Gambar 3. Hubungan berbagai konsentrasi garam kelapa (G), akuades dan NaF 0.3%
terhadap jUlpJah sel pada penenman aktivitas antibakteri.
142
12. Fitofarmaka, Vol. 2, No.2, Desember 2012 ISSN : 2087-9164
180 ?._r:nJl.lltO.mM.
0 160C>
C>
140C>
C>
T""
120
.!'!.
-' 100
E
80-;;en 60
..c
nJ
40
E::::I 20..,
0
Perlakuan
Gambar 4. Hubungan berbagai perbandingan konsentrasi campuran propolis (P) dan
garam kelapa (0) terhadap jumlah sel pada penentuan aktivitas antibakteri.
Potensi Campuran Propolis dan Garam lebih efektif daripada NaF 0.3% sehingga
Kelapa dalam Mengbambat berpotensi digunakan sebagai pengganti
Pertumbuban Bakteri fluor di dalam pasta gigi. Keefektifan
Oambar 4 menunjukkan campuran garam kelapa 1 M dan propolis
perbandingan konsentrasicampuran 6.25% terhadap NaF 0.3% sebesar
propolis dan garam kelapa dalam 203.88%. Hal ini menunjukkan bahwa
menghambat pertumbuhan bakteri. Secara kemampuan campuran garam keJapa I M
umum, peningkatan konsentrasi propolis dan propolis 6.2S% dua kali lipat lebih
dan garam keiapa akan meningkatkan besar dibandingkan kemampuan NaF 0.3%
potensi antibakteri. Hal ini ditunjukkan dalam menghambat pertumbuhan bakteri.
oleh propolis sebelum dicampurkan garam Hal ini menunjukkan bahwa propolis
kelapa masih mcmiliki aktivitas antibakteri bersinergi dengan garam dalam
yang relatif kedl, namun setelah menghambat peltumbuhan bakteri
ditambahkan garam kelapa yang semakin penyebab plak gigi. Kesinergisan propolis
besar konsentrasinya maka aktivitas ini sesuai dengan pemyataan FeamJy
antibakterinya meningkat ditandai turunnya (200S). Tapi berdasarkan analisis
jwnlah sel bakteri per mL statistika, jumJah bakteri pada perlakuan
Campuran propolis 6.2S% dan garam NaF 0.3% dan campuran propolis 6.25%
kelapa I M memiliki aktivitas antibakteri dan garam kelapa 1 M tidak berbeda nyata.
terbesar dibanding campuran lainnya Hal W~laupun demikian, mengingat pengaruh
ini disebabkan oleh konsentrasi kedua jelek dariNaF atau tluor lain yang
hahan tersebut paling tinggi sehingga berlebih, maka disarankan untuk
aktivitas antibakterinya maksimuITI. mengganti dengan campuran gararn dan
Campuran propohs 6.2S% dan gararn propolis.
kelapa 1 M memiliki aktivitas antibakteri
yang lebih tinggi dibandingkan NaF 0.3%
Hal ini menunjilkkan bahwa campuran
propolis 6.2S% dan garam kelapa 1 M
143
13. Fitofannaka, Vol. 2, No.2, Desember 2012: 137-145
KESIMPULAN
Campuran propolis 6.25% dan garam
ketapa 1 M berpotensi sebagai antibakteri
Smutans dan dapat menggantikan NaF.
Efektifitas campuran propolis 6,25% dan
garam ke1apa 1 M dibandingkan NaF 0,3%
sebesar 203,88%.
DAFfAR PUSTAKA
Arixs. 2006. Garam kelapa disenangi
Jepang. h!!p:llwww.wisatanet.com/
templete/index.php?wil=4&id=OOOOO
0000000581. [23 lanuari 2006]. I3adan
Standardisasi Nasional. 2003.
Penerapan SNI pasta gigi. J Warta
Standardisasi 29: I.
Day F. 2003. Pengaruh giukosa, fruktosa.
sukiOsa, sorbitoL dan aspartam
terhadap pertumbuhan Streptococclis
mulans dan produksi dekstran
[skripsi]. Bogor: Fakultas
Matematika dan llmu Pengetahuan
Alam, Institut Pertanian Boger.
Draper's Super Bee Apiaries. 2007. Bee
propolis.
http://vvww.draperbee.comlinfo/
propolis.htm. [27 April 2007].
Fardiaz S. 1989. lvfikrobiolog; Pangan.
Bogor: PAU Pangan dan Gizi,
Institut Pertanian Bogor.
Fearnly 1. 2005. Bee Propolis:
Natural Healing from The
Hive. London: Souvenir ltd.
Hasan AEZ, 1M Artika, Popi AK, M
Lasmayanti. 20J 1. Propolis sebagai
alternatif ballan antikalies gigi.
Chemistry' Progress. 4(1), 45-53.
Hasan AEZ, 1M Artika, Kasno, AD
Anggraini. 2006. Uji Aktivitas
.A.ntibakteri Propolis Lcbah Madu
Trigona spp. Di dalam : Arifin B, T
Wukirsari, S Gunawan, WT
Wahyuni. Seminar Nasional HKJ:
Bogor, 12 September 2006.
Departemen Kimia, FMIPA IPB dan
Himpunan Kunia Indonesia. 204
215.
Hartono SWA. 1988. Macarn-macam
bahan untuk perawatan gigi yang
sensitif J Medika 7: 618-621.
Keyes PH, Rams TE. 1983. A rationale for
the management of periodontal
diseases, rapid identification of
microbial "therapeutic targets" with
phase-contrast microscopy. J Am
Dent Assos. 106: 803-8 i2.
Liberio SA, ALA Pereira, RP Dutra, S
Reis, MJAM Araujo, et a1. 2011.
Antimic-robial activity against oral
pathogens and immunomodulatory
effects aml toxicity ofgeovropolis
produced by the stingless bee
Melipona fasciculate Smith. BMC
Complementary and Alternative
Medicine. 1i(108): 1-10.
Matienzo AC, Lamorena M. 2004.
Extraction and initial characterization
of propolis from stingless bees
(Trigona biroi Friese). Di dalam:
Proceeding of the 1h Asian
Apicultural Association Conference
and Hj" BEENEI' Symposium and
Technofora; Los Banos, 23-27
Febmari 2004. Los Banos: Univ
Philippines: 321-329.
Panjaitan M. 2000. Hambatan natrium
fluorida dan varnish fluorida
terhadap pembentukan asam sust!
oleh mihoorganisme pJak gigi. J
Cermin Dunia Kedokleran 126: 40
44.
144
14. Fitofarmaka, Vol. 2, No.2, Desember 2012 ISSN: 2087-9164
Prijantojo, 1996. Pengaruh klinis pasta
sodium khlorida dan soditun
bikarbonat terhadap radang gingiva. J
Cermin Dunia Kedokteran 108: 58
61.
Rams TE, Keyes PH, Jenson AB. 1984.
Morphological effects of inorganic
salts chloramine T and citric-acid
subgingival plaque bacteria.
Quintessence Int 8: 835.
Roeslan BO. 1996. Karakteristik
Streptococcus mutanspenyebab
karies gigi. Majalah lImiah
Kedokteran Gigi Usakti 10: 112-123.
Rusiawati Y. 1991. Diet yang dapat
merusak gigi pada anak-anak. J
Cermin Dunia Kedokteran 73: 45-47.
Tinanoff N, B Klock, DA Camosci, r...'IA
Manwll. 1984. Microbiologic effect
of SnF2 and NaF mouthrinses in
subject with high caries activity:
result after one year. J Dent Res 68:
907-911.
Wolinsky LE, Lott F. 1986. Effect ofthe
inorganic salts sodium chloride,
sodium bicarbonate and magnesium
sulfate upon the growth and motility
of Tripo-nema vincentii. J
Feriodontol. 57(3):172-17
]45