2. Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalan
seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit sehingga
kelak jika terpapar penyakit tidak akan menderita penyakit
tersebut.
Menurut WHO, ada 1,5 juta anak mengalami kematian tiap
tahunnya oleh Penyakit yang sebetulnya bisa dicegah
dengan imunisasi.
3. PD3I
(Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi)
HEPATITIS B
DIFTERI
CAMPAK
TBC
Hib
PERTUSIS
TETANUS
POLIO
4. TBC
Disebabkan oleh Mycobacterium Tuberculosis.
Menular lewat bersin/batuk.
Gejala penyakit lemah badan, penurunan berat badan,
demam, dan keluar keringat pada malam hari.
Gejala selanjutnya batuk terus menerus, nyeri dada, dan
(mungkin) batuk darah.
Selain paru-paru, bakteri ini juga menyerang selaput otak, tulang,
kelenjar getah bening, dan usus dan gejalanya tergantung pada
organ tubuh yang diserang.
TBC dapat menyebabkan kelemahan dan kematian.
5.
6.
7. TBC
Disebabkan oleh Corynebacterium diptheriae.
Menular lewat kontak fisik dan pernapasan.
Bakteri ini menyerang tenggorokan, kotak suara dan saluran
udara menuju paru-paru.
Gejala radang tenggorokan, hilang nafsu makan, demam
ringan, dalam 2-3 hari timbul selaput putih kebiruan pada
tenggorokan dan tonsil.
Difteri dapat menimbulkan komplikasi berupa gangguan
pernafasan yang berakibat kematian.
10. Dikenal dengan batuk rejan/batuk 100 hari.
Disebabkan oleh Bordotella Pertusis
Menular melalui batuk/bersin penderita
Pertusis ditandai dengan pilek, mata merah, bersin, demam,
batuk ringan yang lama kelamaan dapat menimbulkan batuk
menggigil yang cepat dan keras.
Komplikasi pertusis berupa pneumonia bacterialis yang dapat
menyebabkan kematian.
11.
12.
13. Disebabkan Clostridium Tetani yang menghasilkan neurotoksin.
Penyakit ini tidak menyebar dari orang ke orang tetapi melalui
kotoran yang masuk ke dalam luka yang dalam.
Gejala pada bayi ditandai tidak mau menetek antara 3-28 hari,
disertai kejang hebat dan tubuh menjadi kaku.
Pada orang dewasa kaku otot pada rahang, kaku leher, kesulitan
menelan, kaku otot perut, berkeringat dan demam.
Komplikasi tetanus berupa patah tulang akibat kejang, pneumonia
dan infeksi lain yang dapat menyebabkan kematian.
14.
15.
16. Disebabkan oleh virus Hepatitis B yang merusak hati
Menular terutama melalui suntikan yang tidak aman, dari ibu
ke bayi selama proses persalinan, melalui hubungan seksual.
Infeksi pada anak tidak menimbulkan gejala. Gejala pada
dewasa berupa lemah, gangguan perut, urin kuning seperti
teh, muka pucat bahkan warna kuning terlihat pd mata & kulit.
Hepatitis ini dapat bersifat kronis dan menimbulkan Chirrosis
hepatis, kanker hati, dan kematian
17.
18.
19. Disebabkan bakteri Haemophilus Influenza type B (Hib).
Penularan melalui kontak dengan penderita Hib.
Sebelum ditemukannya vaksin Hib, penyakit Hib merupakan
penyebab utama radang selaput otak (meningitis) pada anak di
bawah 5 tahun. Meningitis menyebabkan kerusakan otak dan
medulla spinalis. Hib juga menyebabkan pneumonia, infeksi
berat di tenggorokan, infeksi pada persendian, tulang dan
selaput jantung, bahkan kematian.
20.
21.
22. Lumpuh layuh akut pada anak dibawah 15 tahun.
Disebabkan oleh virus Polio strain 1,2,3 yang menyerang
system syaraf pusat.
Menular melalui tinja yang terkontaminasi virus Polio.
Kelumpuhan terjadi pada minggu pertama sakit, diawali dengan
demam dan nyeri otot.
Kematian bisa terjadi jika otot-otot pernapasan terinfeksi dan
tidak segera ditangani.
23.
24.
25. Disebabkan oleh virus measles melalui droplet bersin/batuk
penderita.
Gejala awal demam, bercak kemerahan, batuk, pilek dan
konjungtivitis. Selanjutnya timbul ruam pada muka dan leher,
kemudian menyebar ke tubuh, tangan dan kaki.
Komplikasi campak berupa diare hebat, peradangan pada telinga
dan infeksi saluran nafas (pneumonia).
26.
27.
28. Vaksin adalah suatu produk biologis yang tebuat dari
kuman, komponen kuman, atau racun kuman yang telah
dilemahkan atau dimatikan dan akan menimnulkan
kekebalan spesifik secara aktif terhadap penyakit tertentu
29. Untuk memberikan kekebalan aktif terhadap infeksi yang
disebabkan oleh virus Hepatitis B
Kontraindikasi :
• Hipersensitif terhadap komponen vaksin
• Penderita infeksi berat yang disertai kejang
Efeksamping : Reaksi lokal seperti rasa sakit, kemerahan dan
pembengkakan di sekitar tempat penyuntikan. Reaksi bersifat
ringan dan biasanya hilang setelah 2 hari.
30. TBC
Untuk memberikan kekebalan aktif terhadap TBC
Kontraindikasi :
• Adanya penyakit kulit yang berat dan menahun.
• Mereka yang sedang menderita TBC
Efeksamping :
• Tidak menyebabkan demam
• Meninggalkan tanda parut di tempat suntikan
• Kadang-kadang terjadi pembesaran kelenjar di leher dan atau
ketiak.
31. Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap penyakit difteri,
pertusis, tetanus, Hepatitis B, dan Hib
Kontraindikasi:
• Mengalami gejala-gejala parah pada dosis pertama
• Penderita infeksi berat yang disertai kejang
Efek samping:
• Demam
• Bengkak / kemerahan ditempat suntikan
32. Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap poliomyelitis.
Kontraindikasi:
• Penderita Immune deficiency
Efek samping:
Pada umumnya tidak ada efek samping
33. Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap penyakit campak
Kontraindikasi:
• Penderita Immune deficiency
Efek samping:
Demam ringan dan kemerahan selama 3 hari yang dapat terjadi
hari 8-12 hari setelah vaksinasi
34.
35. Imunisasi lanjutan merupakan kegiatan yang bertujuan untuk
melengkapi imunisasi dasar pada bayi yang diberikan kepada anak
Batita, anak usia sekolah, dan wanita usia subur (WUS) termasuk
ibu hamil.
Imunisasi lanjutan ini tak kalah pentingnya untuk pencegahan
penyakit pada anak.