Dokumen tersebut membahas sejarah agama dan kerajaan-kerajaan besar di Indonesia seperti Sriwijaya dan Majapahit, masuknya berbagai agama ke Indonesia, perjuangan melawan kolonialisme Belanda menuju kemerdekaan, dan sidang BPUPKI yang menetapkan Pancasila sebagai dasar negara.
3. Sejarah Masuknya Agama di Indonesia
Agama merupakan sistem atau prinsip kepercayaan kepada Tuhan atau
dewa atau yang lain dengan ajaran kebaktian dan kewajiban-kewajiban
yang saling berikatan dengan kepercayaan tersebut.
Agama diindonesia memegang peran penting dalam kehidupan
masyarakat. Hal ini dinyatakan dalam ideology bangsa Indonesia yaitu,
Pancasila. Pada sila pertama “Ketuhanan Yang Maha Esa”.
4. Presentase Agama di Indonesia
Dalam perkiraan
Kementerian Dalam Negeri
pada tahun 2021, penduduk
Indonesia berjumlah 272,32
juta jiwa dengan 86,88%
beragama Islam, 10,58%
Kristen (7,49% Kristen
Protestan, 3,09% Kristen
Katolik), 1,71% Hindu,
0,75% Buddha, 0,03%
Konghucu, dan 0,05%
agama lainnya
AGAMA
Islam Protestan Katolik Hindu
Buddha Konghucu Agama Lain
5. Agama di Indonesia
Agama yang pertama kali masuk ke Indonesia adalah Hindu dan Buddha,
masuk pada abad ke-2 dan abad ke-4 Masehi oleh pedagang dari India saat
datang ke Sumatra, Jawa, dan Sulawesi.
Islam masuk ke Indonesia pada abad ke-13 melalui pedagang Gujarat, India.
Namun ilmuan tetap mempertahankan teori dari Arab dan Persia. Islam
menyebar sampai pantai barat Sumatra kemudian berkembang ke timur pulau
Jawa.
Kristen Katolik dibawa masuk ke Indonesia oleh bangsa Portugis, Khusunya
di Pulau Flores dan Timor. Kristen Protestan pertama kali diperkenalkan oleh
bangsa Belanda selama masa kolonial Belanda (VOC), pada abad ke-16M
dengan pengaruh ajaran Calvinis dan Lutheran.
6. Agama Asli Nusantara
Sebelum agama Hindu-Buddha Nusantara sudah memiliki
agama sendiri di setiap daerahnya seperti :
No Nama Agama Persebaran Agama
1. Sunda Wiwitan Sunda (Banten)
2. Kejawen Jawa
3. Djawa Sunda Cirebon Timur
4. Permalim Batak, Sumatra Utara
5. Kaharingan Dayak, Kalimantan
6. Naurus Serem, Maluku
7. Marapu Sumba, Nusa Tenggara Timur
7. SEJARAH KERAJAAN DI INDONESIA
Sejarah Indonesia selalu menyebutkan bahwa ada dua kerajaan
besar yang melambangkan kemegahan dan kejayaan masa lalu
yaitu Sriwijaya dan Majapahit.
Kerajan sriwijaya atau dengan nama lain Srivijaya yang terletak di
Pulau Sumatra. Kerajaan Sriwijaya pertama kali dipimpin oleh Sri
Jayanegara, dan masa kejayaan Sriwijaya ketika kepemimpinan
berada ditangan Raja Balaputra Dewa.
Kerajaan ini menjadi pusat penyebarluasan agama Buddha pada
abad ke-8 sampai 12 Masehi. Kekuatan kerajaan dipengaruhi dari
perdagangan laut, karna menguasa selat Malaka kerajaanpun
memiliki hubungan dagang yang erat dengan negara Malaysia,
China, dan India.
8. Kerajaan Majapahit merupakan kerajaan terbesar ke-2 setelah
kerajaan Sriwijaya, dengan dasar agama Hindu yang berdiri di tahun
1293 hingga tahun 1500. Majapahit menjadi kerajaan berpengaruh
dengan menguasai beberapa wilayah di Indonesia, diantaranya yaitu
: Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Sumbawa, Lombok, dan
Timor-Timur. Majapahit terkenal dengan Sumpah Palapa, sebagai
bukti pengabdian Gajah Mada pada Majapahit. Dengan
meninggalnya patih Gajah Mada, kemudian disusul Hayam Wuruk
menjadi awal keruntuhan Kerajaan Majapahit. Namun pada tahun
1518-1521 kepemimpinan Majapahit berada ditangan Adipati Unus
dari Demak dan sejak saat itu kerajaan Majapahit berubah dari
kerajaan Hindu menjadi kerajaan Islam.
9. KOLONIALISME DI INDONESIA
Belanda pertama kali mendarat di wilayah Banten pada tahun 1596
dibawah kepemimpinan Cornelis de Houtman. Tujuan Belanda yakni
untuk berdagang dan mendapatkan rempah-rempah dengan harga
murah.
Pada tahun 1599 yang saat itu Maluku masih dikuasai Portugis,
Belanda berhasil mendatangkan rempah-rempah. Untuk
mendapatkan tujuannya Belanda mendirikan banteng pertahanan
yang diberi nama Benteng Afar. tak hanya itu disaat yang bersamaan
kapal dagang Belanda mulai memperkuat diri dengan mendirikan
Verenigde Oost-Indische Compagnie (VOC), yakni Kongsi Dagang.
10. Namun monopoli perdangan yang dilakukan bangsa Belanda hanya
mendatangkan kerugian bagi rakyat Indonesia. Akibar revolusi Prancis
tahun 1789, kekuasaan VOC berubah dari pemerintah ke Kolonial
Belanda. Setahun kemudian, VOC bubar karena gelombang revolusi
ini serta agresi Inggris ke Indonesia.
Tahun 1808, Herman Willem Daendels, diangkat menjadi Gubernur
Jenderal Hindia Belanda. Di bawah kepemimpinanya, dia membagi
Pulau Jawa menjadi sembilan daerah dan menerapkan sistem
perbudakan dan kerja paksa yang disebut rodi. Kemudian pada tahun
1811 Ia pun digantikan oleh Gubernur Jenderal Jansens. pada
akhirnya pada 1942 Belanda menyerahkan Indonesia kepada Jepang
tanpa syarat dalam perjanjian Kalijati.
11. PERGERAKAN MENUJU KEMERDEKAAN
Pada abad ke-19 perlawanan terhadap Belanda masih bersifat lokal
(kedaerahan). Perlawanan masih bersifat negatif seperti mengundurkan
diri ke daerah yang belum terjangkau kekuasaan kolonial ataupun
mencari perlindungan pada kekuatan gaib.
Dan sesudah tahun 1900 sifat perlawanan mengalami perubahan yaitu,
perlawanan bersifat nasional, perlawanan positif dengan senjata, taktik
modern, diplomasi (model Barat). Perlawanan juga diorganisir lebih baik,
juga mulai memikirkan masa depan bangsa.
12. Peristiwa sejarah yang menguatkan nasionalisme Indonesia adalah
Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1928. Sumpah Pemuda merupakan
kebulatan tekad para pemuda yang mewakili masing-masing daerah pada
Kongres Pemuda II di Jakarta untuk menyatakan diri sebagai satu tanah
air, satu bangsa dan satu bahasa. Realisasi dari sumpah tersebut terjadi
fusi (peleburan) berbagai organisasi pemuda lokal menjadi satu wadah,
yaitu Indonesia Muda pada tahun 1930.
Pada 8 Desember 1941 Jepang mengalahkan Sekutu di Pearl Harbour ,
Jepang berjanji akan membebaskan Indonesia dari penjajahan, naumun
pada kenyataannya Jepang merampas kehormatan rakyat. Janji Jepang
baru terealisasikan setelah terdesak oleh sekutu, pada April 1944.
13. SIDANG BPUPKI
Pada tanggal 29 April 1945 jepang menepati janji ke-2 nya berupa
kemerdekaan tanpa syarat. Sebagai tindak lanjutnya dibentuklah
BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia)
atau dalam Bahasa jepang Dokuritsu Zyunbi Tioosakai yang bertugas
menyelidiki usaha-usaha persiapan kemerdekaan Indonesia. Yang
diketuai oleh Dr. KRT. Radjiman Wediodiningrat, dengan jumlah
anggotanya 60 orang.
Sidang pertama BPUPKI, pada tanggal 29 Mei – 1 Juni 1945)
membahas rumusan dasar negara yang didapatkan dari usualan 3
tokoh yaitu: Mr. Muh. Yamin, Mr. Soepomo, Drs. Moh. Hatta, dan Ir.
Soekarno. Dan didapatkan hasil dasar Negara Indonesia adalah
Pancasila dan menetapkan tanggal 1 juni 1945 sebagai hari lahir
Pancasila
14. Sidang kedua BPUPKI, 10-17 Juli 1945. membahas rancangan
undang-undang dasar, wilayah, bentuk negara, dan kewarganegaraan.
Yang dijalankan oleh Panitia kecil yang diketuai oleh Ir. Soekarno.
Pada 16 Juli 1945, BPUPKI menetujuan rancangan undang-
undang dasar negara, seperti pembukaan dan batang tubuh yang
disusun atas pasal. BPUPKI dibubarkan pada tanggal 7 Agustus 1945.
Sebagai gantinya Jepang membentuk Panitia Persiapan Kemerdekaan
Indonesia (PKKI) atau Dokuritsu Zyunbi Iinkai yang diketuai oleh Ir.
Soekarno.